A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk...

37
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruh 1. Pengertian Pekerja/Buruh Menurut kamus besar bahasa indonesia buruh adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah. 7 Sedangkan pengertian pekerja menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan pekerja adalah orang yang menerima upah atas hasil kerjanya. 8 Menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud Pekerja/Buruh adalah setiap Orang Yang bekerja dengan Menenrima Upah atau imbalan dalam bentuk lain. 2. Hak Dan Kewajiban Pekerja/Buruh a. Pengertian hak pekerja Hak merupakan suatu tuntutan dan keinginan yang diperoleh oleh subjek kerja (pengusaha dan pekerja) 9 .sedangkan pengertian pekerja Dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk 7 No Name, Pengertian Buruh. Dalam Kbbi.web.id/buruh. Diakses pada 4 Maret 2017 8 No Name, Pengertian pekerja, dalam Kbbi.web.id/pekerja. Diakses pada 4 Maret 2017 9 Tim kompedium dibawah pimpinan Basani situmorang. 2012. kompodium hukum bidang ketenagakerjaan, Jakarta. Badan pembinaan hukum nasional kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. hlm. 32

Transcript of A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk...

Page 1: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruh

1. Pengertian Pekerja/Buruh

Menurut kamus besar bahasa indonesia buruh adalah orang yang

bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah.7 Sedangkan

pengertian pekerja menurut kamus besar bahasa Indonesia yang

dimaksud dengan pekerja adalah orang yang menerima upah atas hasil

kerjanya.8

Menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud Pekerja/Buruh adalah setiap

Orang Yang bekerja dengan Menenrima Upah atau imbalan dalam bentuk

lain.

2. Hak Dan Kewajiban Pekerja/Buruh

a. Pengertian hak pekerja

Hak merupakan suatu tuntutan dan keinginan yang diperoleh

oleh subjek kerja (pengusaha dan pekerja)9.sedangkan pengertian

pekerja Dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud pekerja/buruh adalah setiap

orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk

7 No Name, Pengertian Buruh. Dalam Kbbi.web.id/buruh. Diakses pada 4 Maret 2017 8 No Name, Pengertian pekerja, dalam Kbbi.web.id/pekerja. Diakses pada 4 Maret 2017 9Tim kompedium dibawah pimpinan Basani situmorang. 2012. kompodium hukum bidang

ketenagakerjaan, Jakarta. Badan pembinaan hukum nasional kementrian Hukum dan Hak Asasi

Manusia. hlm. 32

Page 2: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

16

lain10. Jadi Hak pekerja adalah suatu tuntutan dan keinginan yang

diperoleh oleh setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau

imbalan dalam bentuk lain.

b. Macam-macam hak pekerja

1) Hak atas pekerjaan

Hak atas pekerjaan merupakan suatu hak asasi manusia. Maka

sebagaiana halnya tubuh dan kehidupan merupakan salah satu

hak asasi manusia, kerja pun merupakan salah satu hak asasi

manusia. Ia melekat pada manusia sebagai manusia sejak lahir

dan tak seorang pun dapat merampasnya. 11

2) Hak atas upah yang adil

Merupakan hak legal yang diterima dan dituntut seseoang sejak

ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Karena

itu, perusahaan yang bersangutan mempunyai kewajiban untuk

memberikan upah yang adil.12

3) Hak untuk berserikat dan berkumpul

Hak berserikat buruh, merupakan hak buruh yang melekat pada

setiap pribadi pekerja/buruh. Hak berserikat itu ada untuk

mejamin jalannya dan berfungsinya organisasi buruh dalam

membela anggoatanya, berguna untuk mempermudah

10Undang-undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

11 Tim kompedium dibawah pimpinan Basani situmorang Op.cit hlm. 44-45

12 Ibid

Page 3: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

17

pemenuhan hak buruh.13Mereka harus dijamin haknya untuk

membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu

memperjuangkan hak dan kepentingan semua anggota mereka.

Hak berserikat dan berkumpul merupakan salah satu syarat

penting untuk bisa menjamin hak atas upah yang adil.dan hak

untuk berserikat dan berkumpul juga sesuai dengan Prinsip

Deklarasi Philadelpia, yang kedua yang menyatakan bahwa

kebebasan mengeluarkan pendapat dan pendapat dan

kebebasan berserikat adalah penting untuk mencapai dan

mempertahankan kemajuan yang telah dicapai.14

4) Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan

Dalam bisnis modern sekarang ini semakin dianggap penting

bahwa para pekerja dijamin keamanan, keselamatan, dan

kesehatannya.15

5) Hak untuk diperoses hukum secara sah

Hak ini terutama berlaku ketika seorang pekerja dituduh, dan

diancam dengan hukuman tertentu karena diduga melakukan

pelanggaran atau kesalahan tertentu.16

6) Hak untuk diperlakukan secara sama

Dengan hak ini ditegaskan bahwa semua pekerja, pada

13 Asri Wijayanti. 2012, Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap Konvensi ILO.

Bandung, Karya Putra Darwanti. hlm. 104 14 Ibid hlm 33 15 Ibid 16 Ibid

Page 4: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

18

prinsipnya harus diperlakuan secara sama, secara fair. Artinya,

tidak boleh ada disriminasi dalam perusahaan entah

berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, etnis, Agama, dan

semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji maupun

peluang untuk jabatan, pelatihan, atau pendidikan lebih

lanjut.17

7) Hak atas rahasia pribadi

Kendati perusahaan punya hak tertentu untuk mengetahui

riwayat hidup dan data pribadi tertentu setiap karyawan,

karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya itu.

bahkan perusahaan harus menerima bahwa hal-hal tertentu

yang tidak boleh diketahui oleh perussahaan yang ingin tetap

dirahasiakan oleh karyawan. Umumnya yang dianggap rahasia

pribadi dan karena itu tidak perlu diketahui dan dicampuri oleh

perusahaan adalah persoalan yang menyangkut keyakinan

religi, afiliansi dan haluan politik, urusan keluarga, dan urusan

sosial lainnya.18

8) Hak atas kebebasan suara hati

Hak ini menuntut agar setiap pekerja hharus dihargai kesadaran

moralnya. Ia harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang

menurut suara hatinya adalah hal yang baik.19

17 Ibid 18 Ibid 19 Ibid

Page 5: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

19

Menurut Pasal 79 sampai dengan Pasal 86 Undang-

Undang 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, para pekerja

diberikan hak-hak sebagai berikut :

1) Cuti tahunan

Cuti tahunan diberikan pada pekerja yang telah bekerja selama

12 bulan berturut-turut. Lamanya cuti tahunan adalah 12 hari

kerja.20

2) Istirahat panjang

Pekerja yang telah bekerja 6 tahun terus menerus pada

perusahaan yang sama, berhak mendapatkan istirahat panjang

selama 2 bulan. Istirahat panjang ini dilaksanakan pada tahun

ke 7 dan tahun ke 8 dengan masing-masing dilaksanakan

selama 1 bulan.21

3) Cuti haid

Cuti yang diberikan kepada pekerja perempuan yang merasa

sakit pada hari pertama dan hari kedua waktu haid.22

4) Cuti hamil/bersalin/keguguran

Cuti yang diberikan peada pekerja perempuan 1,5 bulan

sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Untuk

keguguran, cuti diberikan selama 1,5 bulan setelah kegugutan

20 Lihat Pasal 79 ayat (2) huruf c Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan 21 Lihat Pasal 79 ayat (2) huruf d Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan 22 Lihat Pasal 81 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Page 6: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

20

dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.23

5) Cuti karena alasan mendesak

Pengusaha wajib memberikan cuti pada pekerja karena alasan

mendesak.

6) Berhak atas jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek)

Jamninan sosial tenagakerja(jamsostek) adalah suatu

perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa

uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang

atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau

keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan

kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.24

Jamsostek terdiri dari :

a) Jaminan kecelakaan kerja

b) Jaminan kematian

c) Jaminan hari tua

d) Jaminan pemeliharaan kesehatan.

c. Kewajiban pekerja

1. Memahami, mengetahui dan mematuhi aturan dan prinsip-prinsip

dalam bekerja termasuk tentang kesehatandan keselamatan kerja,

berpartisipasi dalam pelatihan, dan lain-lain.

2. Melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan

prinsip-prinsip ketenagakerjaan termasuk kesehatan, dan

23 Lihat Pasal 82 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 24 Lihat Pasal 86 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Page 7: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

21

keselamatan kerja.

3. Menjaga ketertiban dan harmoni ditempat kerja.

4. Memberitahukan kepada pengawas ditempat kerja ketika melihat

kecelakaan kerja atau bahaya terhadap kehidupan atau kesehatan

pekerja.

B. Tinjauan Umum Tentang Pengupahan

1. Pengertian Upah

Menurut Imam Soepomo25, Upah adalah pembayaran yang diterima

buruh selama ia melakukan pekerjaan atau dipandang melakukan

pekerjaan.26

Upah menurut Pasal 1 ayat (30) Undang-Undang No.13 Tahun

2003 Tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud upah adalah hak

pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai

imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang

ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,

atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi

pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang

telah atau dilakukan.27

Penerima upah adalah buruh. Pembayar upah ada dua

kemungkinan, yaitu pengusaha atau pemberi kerja. Aturan hukum

25 Dalam Arista Trimaya. 2014, pemberlakuan upah minimum dalam sistem pengupahan

nasional untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Jakarta. Jurnal maslah-masalah sosial.

ASP Vol. 5 No. 1. Pusat Pengkajian, Pengelolaan Data dan Informasi (P3DI) Sekertarian Jendral

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. hlm. 14 26 Ibid

27 Lihat Pasal 1 ayat 30 Undang-Undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Page 8: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

22

dibayarkannya upah adalah perjanjian kerja atau kesepakatan atau

peraturan perundang-undangan. Tentang perjanjian kerja dan peraturan

perundang-undangan memang sudah semestinya. Upah dapat didasarkan

pada perjanjian kerja, sepanjang ketentuan upah Dalam perjanjian kerja

tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Jika

ternyata ketentuan upah Dalam perjanjian kerja bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan, maka yang berlaku adalah ketentuan

upah Dalam peraturan perundang-undangan.28

2. Kebijakan Pengupahan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Kebijakan adalah rangkaian konsep

dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan

suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.29 Pengertian

Pengupahan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara,

perbuatan memberi upah.30 Jadi, kebijakan pengupahan adalah rangkaian

konsep dan asas yang menjadi garis besar dan rencana perbuatan

pemberian upah.

Menurut pasal 88 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut : 31

1) Upah minimum

2) Upah kerja Lembur

3) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan

4) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain diluar

pekrjaannya.

5) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.

6) Bentuk dan cara pembayaran upah

28 Abdul R. Budiono. 2009. Hukum perburuhan. Jakarta. Penerbit PT.Indeks Permata Puri

Media. hlm.29 29 No Name, Pengertian Kebijakan, dalam kbbi.web.id/bijak diakses pada 4 Maret 2017 30 No Name, pengertian Pengupahan, dalam kbbi.web.id/upah diakses pada 4 maret 2017 31Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Page 9: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

23

7) Denda dan potongan upah

8) Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah

9) Struktur dan skala pengupahan yang proposional

10) Upah untuk pembayaran pesangon

11) Upah untuk perhitungan pajak penghasilan

Menurut Arista Trimaya dalam jurnal masalah-masalah sosial

Dalam kajian tentang Efektifitas Pemberian Upah Dalam UU No.

13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan untuk penyusunan RUU

tentang sistem pengupahan Nasional, sistem pengupahan yang ideal

adalah :32

a) Sistem upah ditetapkan oleh pemerintah melalui UMP oleh

dewan pengupahan

b) Sistem upah melalui mekanisme bipartit, dimana pemberian

upah diatas UMP melalui Peraturan Perusahaan/Peraturan

Kerja Bersama mengenai struktur dan skala upah serta

mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi. Terkait dengan

upah yang diatur secara bipartit, dilaksanakan antara pemberi

kerja dan pekerja, sesuai dengan tingkat produktivitas yang

ada. Dalam hal ini pekerja bernegosiasi dengan pemberi kerja

mengenai berapa upah tersebut harus diatas upah minimum

provinsi.

c) Upah profesional yang diperjanjikan secara perorangan dimana

pekerja dan pemberi kerja duduk sejajar. Tenaga kerja yang

mempunyai keahlian, keterampilan, dan kompetensi tertentu,

32 Arista Trimaya. 2014,Op.Cit. hlm 17

Page 10: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

24

dapat langsung bernegosiasi kepada pemberi kerja untuk

menetapkan upah yang akan dibayar. Ini merupakan balasan

atas jasa yang sudah mereka berikan, tentunya dengan

mempertimbangkan kemampuan dan kondisi perusahaan.

Dengan keahlian yang mereka miliki pekerja menawarkan

berapa kemampuan perusahaan membayar upah.

3. Fungsi Upah Dalam hubungan kerja

Tingkat upah yang layak lebih banyak ditentukan oleh prestasi dari

para tenaga kerja. Oleh karena itu, upah ditetapkan atas dasar tugas yang

diberikan pemberi kerja dan dikerjakan tenaga kerja dengan

memperhatikan keseimbangan prestasi, kebutuhan tanaga kerja, dan

kemampuan perusahaan. Dalam menetapkan tingkat upah, prinsip

keseimbangan antara hak dan kewajiban pemberi kerja dan tenaga kerja

harus diperhatikan. Dengan demikian, pemberi pemberi kerja mempunyai

tanggung jawab untuk membayar upah tetap pada waktunya. Pemerintah

harus mengupayakan perbaikan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga

tenaga kerja akan dapat memenuhi kewajiban sesuai dengan tugas

pekerjaannya.33

Upah merupakan faktor utama bagi tenaga kerja, karena digunakan

untuk membiayai kehidupan tenaga kerja beserta keluarganya.

Imam soepomo mengatakan bahwa pada hakikatnya fungsi upah

yaitu :34

33 Ibid Hlm. 15 34 ibid

Page 11: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

25

1) Perwujudan keadilan sosial dalam rangka memanusiakan manusia.

2) Pemenuhan kebutuhan dasar yang minimal bagi tenaga kerja pada

tingkat diamana hidup layak dari hasil pekerjaan yang dilakukan

3) Pendorong peningkatan disiplin dan produktivitas kerja.

C. Tinjauan Umum Upah minimum

1. Pengertian Upah Minimum

Upah Minimum adalah Upah Minimum adalah upah bulanan

terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap yang

ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman.35

Penetapan Upah Minimum Menurut pasal 88 ayat (4) Undang-

Undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan “Pemerintah

menetapkan minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi”36

Dalam pasal 43 (1) PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

“penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud pasal 41 dilakukan

setiap tahun berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi”. Dalam pasal

43 ayat (5) PP No.78 tahun 2015 Tentang Pengupahan “komponen

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan jenis kebutuhan hidup

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditinjau dalam jangka waktu 5

tahun peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup layak ditinjau

35 Lihat pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun

2013 Tentang Upah Minimum 36 Lihat pasal 88 ayat (4) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Page 12: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

26

dalam jangka waktu 5 tahun sekali”.37 Dalam pasal 44 ayat (2) formula

perhitungan upah minimum adalah : UMn + { UMt x ( Inflasi + %

PDBt)}.38

Hak penerimaan atas upah pada pekerja yang telah bekerja selama

7 jam sehari atau 40 jam seminggu paling rendah adalah upah minimum

atau upah minimum sektoral yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan

berlaku didaerah yang telah ditentukan, kecuali ada izin penangguhan

pelaksanaan pemberian upah minimum oleh perusahaan.39

2. Prinsip-Prinsip Dalam Kebijakan Penetapan Upah minimum di Indonesia

Dengan adanya otonomi daerah pemerintah mengatur kebijakan

ketenagakerjaan termasuk Dalamnya kebijakaan upah minimum Dalam

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang isinya

antara lain :

1) Pemerintah menetapkan upah berdasarkan kebutuhan hidup layak

(KHL) dan dengan memperhatikan memperhatikan produktivitas

serta pertumbuhan ekonomi, sehingga Upah minimum diarahkan

kepada pencapaian kebutuhan hidup layak.

2) Upah minimum dapat diterapkan :

a) Berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota

b) Berdasarkan sektor pada wilayah provinsi/kabupaten/kota. Upah

minimum sektoral dapat ditetapkan untuk kelompok lapangan

37 Lihat Pasal 43 PP No.78 Tahun 2015 tentang pengupahan 38 Lihat pasal 44 PP No.78 Tahun 2015 tentang pengupahan 39 Soedarjadi. 2009. Hak dan Kewajiban Pekerja-Pengusaha. Yogyakarta. Penerbit Pustaka

Yustisia. Hlm. 36

Page 13: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

27

usaha beserta pembagiannya menurut klasifikasi lapangan usaha

Indonesia untuk kabupaten/kota, provinsi, beberapa provinsi atau

nasional dan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum

regional daerah yang bersangkutan.

c) Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur dengan

memperhatikan rekomendasi dari dewan pengupahan Provinsi,

dan/atau Bupati/Walikota.

d) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah

minimum. Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah

minimum dapat dilakukan penanguhan. Penangguhan

pelaksanaan upah minimum bagi perusahaan yang tidak mampu

dimaksudkan untuk membebaskan perusahaan yang

bersangkutan melaksanakan upah minimum yang berlaku dalam

kurun waktu tertentu. Apabila penanguhan tersebut berakhir

maka perusahaan yang bersangkutan wajib melaksanakan upah

minimum yang berlaku pada saat itu tetapi tidak wajib membayar

pemenuhan ketentuan upah minimum yang berlaku pada waktu

itu diberikan penanguhan.40

3. Perlindungan Upah Minimum

Pemerintah menetapkan upah minimum. Menurut Furqon

Karim41 upah minimum yang diatur oleh pemerintah ide awalnya

40 Devanto Shasta Pratomo dan Putu Mahardika Adi Saputra.2011. Kebijakan Upah minimum

untuk perekonomian yang berkeadilan : Tinjauan UUD 1945. Vol5 No.2. Fakultas ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya. hlm. 272 41 Dalam Asri Wijayanti. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Jakarta. Penerbit

Page 14: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

28

merupakan jaring pengaman agar perusahaan minimal

membayarkan upah dengan harapan kebutuhan dasar bagi

kehidupan pekerja relatif mendekati terjangkau. Namun pada

kenyataanya upah minimum masih jauh dari kebutuhan dasar

pekerja, sehingga belum berhasil menciptakan hubungan industrial

yang diharapkan. Konsep upah minimum yang tepat yakni

dilibatkannya pekerja yang dapat diwakili serikat pekerja.

Transparansi perusahaan menjadi kunci utama, karena pekerja tahu

betul situasi dan kondisi perusahaannya. Perusahaan dapat

menunjukkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada serikat

pekerja, dan serikat pekerja harus mampu membaca serta

menganalisis laporan keuangan dari perusahaan.42

Langkah yang dapat dilakukan untuk menuju sistem itu

adalah dengan cara kedua belah pihak melakukan perundingan atau

negosiasi. Keuntungan dari alternatif ini adalah :43

a) Upah lebih mencerminkan kemampuan perusahaan dan

kemauan pekerja, yaitu perusahaan yang mempunyai kinerja

yang baik akan memberikan kesejahteraan yang lebih baik

pula bagi pekerja.

b) Fungsi upah sebagai stimulas motivator atau dorongan

motivasi lebih tercermin, karena pekerja akan

Sinar Grafika. hlm. 110 42 Ibid 43 Ibid

Page 15: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

29

memaksimalkan produktivitasnya agar perusahaan dapat

menghasilkan kinerja lebih baik. Karena dengan kinerja

lebih baik akan diperoleh pendapatan yang lebih baik pula.

4. Ketetentuan dalam pelaksanaan upah minimum44

1) Setiap perusahaan dilarang membayar upah pada seorang

pekerja lebih rendah dari upah minium.

2) Apabila didaerah kabupaten/kota sudah ada penetapan upah

minimum maka perusahaan dilarang membayar upah lebih

rendah dari upah minimum kota/kabupaten tersebut.

3) Bagi pekerja yang berstatus tetap, tidak tetap, dan dalam masa

percobaan, upah diberikan serendah-rendahnya sebesar upah

minimum, kecuali yang masih dalam job training minimal

80% sesuai surat edaran dirjen Binawas.

4) Upah minimum hanya berlaku bagi pekerja yang mempunyai

masa kerja kurang dari satu tahun.

5) Terhadap mereka yang sudah mempunyai masa kerja lebih dari

satu tahun untuk pemberian upah dilakukan atas dasar

kesepakatan tertulis antara pekerja/buruh/serikat pekerja

dengan pengusaha.

6) Upah pekerja harian lepas ditetapkan secara upah bulanan

yang dibayarkan berdasarkan jumlah hari kehadiran dengan

perhitungan upah sehari.

44 Soedarjadi. 2009. Op.cit. hlm 36-37

Page 16: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

30

a) Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 hari

dalam seminggu, upah bulanan dibagi 25.

b) Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 hari

dalam seminggu, upah bulanan dibagi 21.

7) Bagi perusahaan yang telah memberikan upah lebih tinggi dari

upah minimum yang berlaku, pengusaha dilarang mengurangi

atau menurunkan upah.

8) Peninjauan besarnya upah bagi pekerja yang telah menerima

upah lebih tinggi dari upah minimum yang berlaku, dilakukan

sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja,

peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama.

9) Dengan suatu kenaikan upah minimum pekerja diharapkan

dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.

Mengingat bahwa dalam kenyataan ada pengusaha yang

tidak mampu membayar pekerja dengan upah minimum yang

berlaku maka dalam pelaksanaannya mereka dapat mengajukan

penangguhan 10 hari sebelum masa berlakunya ketentuan upah

minimum dengan mengajukan permohonan pada gubernur lewat

instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan.

Upah minimum menurut Pasal 88 ayat (3) Undang-Undang

No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan terdiri dari :

1) Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau

kabupaten/kota

2) Upah minimum berdasarkan sektor wilayah provinsi atau

kabupaten/kota.

Page 17: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

31

Upah minimum di dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah

Minimum, Upah Minimum terdiri dari :

a. UMP atau UMK

b. UMSP atau UMSK.

Di dalam bab 1 ketentuan umum Peraturan Menteri Tenaga

Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah

Minimum memuat pengertian UMP atau UMK dan UMSP atau

UMSK. pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum

yang dimaksud UMP adalah Upah Minimum yang berlaku

untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. 45 Pengertian

UMK atau upah minimum kabupaten/kota dalam pasal 1 ayat

(3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor

7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum UMK adalah upah

Minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota.. Upah

minimum sektoral provinsi dan upah minimum sektoral

kabupaten/kota diatur juga pengertiannya dalam pasal 1 ayat

(4) dan ayat (5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan

Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum.

Yang dimaksud dengan UMSP adalah adalah Upah Minimum

yang berlaku secara sektoral di satu provinsi.46 Dan yang

45 Lihat pasal 1 ayat 2 Upah Minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah

kabupaten/kota. 46 Lihat pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun

Page 18: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

32

dimaksud dengan UMSK adalah Upah Minimum yang berlaku

secara sektoral di wilayah kabupaten/kota.47

Upah minimum tersebut ditetapkan oleh gubernur untuk

wilayah provinsi, dan oleh bupati/walikota untuk wilayah

kabupaten/kota, dengan memperhatikan rekomendasi dari dewan

pengupahan provinsi atau bupati/walikota. Dalam hal ini pengusaha

dilarang membayar upah pekerja/buruh lebih rendah dari upah

minimum yang telah ditetapkan untuk masing-masing wilayah

provinsi dan/atau kabupaten/kota. Bagi pengusaha yang karena

sesuatu hal tidak atau belum mampu membayar upah minimum yang

telah ditetapkan dapat dilakukan penangguhan selama batas jangka

waktu tertentu. 48

Dalam hal upah minimum ditetapkan atas kesepakatan

antara pengusaha pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh, tidak

boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang telah diatur

dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.49

Apabila kesepakatan dimaksud lebih rendah dan

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

maka kesepakatan tersebut batal demi hukum dan pengusaha wajib

membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-

2013 Tentang Upah Minimum 47 Ibid pasal 1 ayat 5 48 Adrian Sutedi. 2009. Hukum Perburuhan. Jakarta. penerbit Sinar Grafika. hlm. 143 49 ibid

Page 19: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

33

undangan yang berlaku. 50

5. Dewan Pengupahan

Dewan Pengupahan adalah suatu lembaga nonstruktural yang

bersifat tripartit.51 Dewan pengupahan terdiri dari wakil asosiasi

pengusaha, asosiasi pekerja, pemerintah.52Tugas dari Dewan

Pengupahan ini adalah memberikan saran dan perimbangan kepada

pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan pengupahan dan

pengembangan sistem pengupahan nasional /provinsi /kabupaten/

kota. 53 dan akademisi.

D. Unsur, Asas, dan Syarat Perjanjian

a. Unssur-Unsur Perjanjian

Suatu perjanjian itu harus memenuhi 3 macam unsur :54

1) Essentialia, ialah unsur yang sangat esesnsi/ penting dalam

suatu perjanjian yang harus ada.

2) Naturalia, ialah unsur perjanjian yang sewajarnya ada jika

tidak dikesampingkan oleh kedua belah pihak.

3) Accidentalia, ialah unsur perjanjian yang ada jika

dikehendaki oleh kedua belah pihak.

b. Asas-Asas Perjanjian

Didalam ilmu hukum dikenal 10 asas perjanjian yaitu :55

50 Ibid 51 Tim kompedium dibawah pimpinan Basani situmorang Op.cit hlm. 23 52 Ibid hlm. 31 53 Ibid hlm. 24

54 Komariah. 2013. Hukum Perdata, Malang. Penerbit UMM press hlm. 143 55 Ibid hlm 143-146

Page 20: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

34

1) Asas konsesualitas, artinya dengan adanya kata sepakat

antara kedua belah pihak, perjanjian sudah mengikat. Jadi

perikatan lahir sejak detik tercapainya kesepakatan.

Terhadap asas konsesualitas ini terdapat kekecualian, yakni

adanya perjanjian riil.

2) Bentuk perjanjian bebas, artinya perjanjian tidak terikat pada

bentuk tertentu. Jadi boleh diadakan secara tertulis, boleh

secara lisan dan sebagainya.

3) Kebebasan berkontrak, artinya setiap orang bebas membuat

perjanjian yang terdapat dalam Undang-Undang yang

dikenal sebagai perjanjian bernama.

4) Apa yang diperjanjikan mengikat kedua belah pihak.

Mengikat artinya masing-masing pihak dalam perjanjian

tersebut harus menghormati dan melaksanakan isi

perjanjian, serta tidak boleh melakukan perbuatan yang

bertentangan dengan isi perjanjian. Isi perjanjian yang

mengikat tersebut berlaku sebagai Undagng-Undang bagi

mereka yang membuatnya.

5) Asas Persamaan, asas ini menempatkan para pihak dalam

perjanjian mempunyai persamaan derajat, dengan tidak

mengindahkan perbedaan bangsa, ras, agama, golongan,

jenis kelamin, maupun status sosial. Masing-masing pihak

wajib mengakui persamaan hak ini dan harus

Page 21: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

35

menghormatinya.

6) Asas kepercayaan, para pihak mau mengadidkan perjanjian

karena adanya kepercayaan satu sama lain bahwa masing-

masing akan melaksanakan prestasi (Bagi Debitur) dan

tegen/kontra prestasi (bagi debitur). Tanpa adanya unsur

kepercayaan ini, tidak terjadi perjanjian antara pihak.

7) Asas keseimbangan, bahwa para pihak dalam perjanjian

masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang

seimbang. Prestasi harus seimbang dengan Tegen/ Kontra

Prestasi, kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut

tegen/Kontra prestasi.

8) Asas Kepatutan, asas kepatutan ini dituangkan dalam pasal

1339 KUH Pdt. Bahwa perjanjian tidak hanya mengikat

untuk hal-hal yang tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga

untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian,

diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan dan Undang-undang.

Menurut Asas ini ukuran tentang hubungan para pihak

ditentukan juga oleh rasa keadilann dalam masyarakat.

9) Asas Kepastian Hukum, Pasal 1338 KUH Pdt menegaskan

semau perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dari pasal

ini tertuang asas kepastian hukum. Karena mengakui isi

perjanjian sebagai Undang-Undang bagi para pihak yang

Page 22: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

36

disebut denga Undag-Undang dalam arti konkrit, yakni

Undang-Undang yang lahir dari perjanjiandan hanya berlaku

kepada para pihak dalam perjanjian.

10) Asas Moral, asas ini menunjukkan adanya moral dalam

melaksanakan perikatan, sebagaimana dalam

zaakwarneming (Perwakilan tanpa kuasa) yang diatu dalam

pasal 1354 KUH Pdt. Seseorang yang mewakili urusan orang

lain dengan sukarela (moral) tanpa punya hak untuk

menuntut tegen prestasi, mempunyai kewajiban hukum

untuk meneruskan dan menyelesaikan perbuatannya.

c. Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian

1) Kata sepakat, pihak-pihak yang mengadakan perjanjian

harus bersepakat. Seia dan sekata mengenai hal-hal pokok

dari perjanjian yang diadakan itu.

2) Kecakapan untuk suatu perjanjian, pasal 1330 KUH Pdt

disebutkan orang yang tidak cakap unttuk membuat suatu

perjanjian yaitu :

a) Orang-orang yang belum dewasa

b) Mereka yang ditaruh dalam pengampuan

c) Orang perempuan yang belum kawin ( dengan

adanya UU No.1 Tahun 1974 ketentuan ini tidak

berlaku lagi)

3) Suatu hal tertentu, artinya barang yang menjadi objek

Page 23: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

37

perjanjian paling sedikit harus dapat ditentukan jenisnya,

sedangkan jumlahnya tidak menjadi soal asalkan dapat

ditentukan kemudian.

4) Suatu sebab yang halal, sebab atau causa yang dimaksud

Undag-Undan adalah isi perjanjian itu sendiri.

E. Peraturan Perundang-Undangan Tentang Upah Minimum

1. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang ini berisi 18 bab dengan 192 pasal. Ketentuan

Tentang Pengupahan terdapat dalam Bab X Bagian kedua dari

pasal 88 sampai pasal 98.56 Untuk pengaturan mengenai upah

minimum diatur sebagai berikut :

Pasal 88

(1) Setiap Pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang

memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

(2) Untuk mewujudakn penghasilan yang memenuhi penghidupan

yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang

melindungi pekerja/buruh.

(3) Pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) meliputi :

a. Upah minimum

b. Upah kerja lembur

c. Upah tidak masuk kerja karean berhalangan

d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain

diluar pekerjaannya

e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya

f. Bentuk dan cara pembayaran upah

g. Denda dan potongan upah

h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah

i. Struktur dan skala upah yang proposional

j. Upah untuk pembayaran pesangon

k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan

(4) Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud

56 Lihat Undang-Undang No.1 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Page 24: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

38

dalam ayat (3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan

dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Pada pasal 88 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang

Keenagakerjaan mengatur mengenai hak pekerja/buruh untuk

memperoleh penghasilan yang layak. Untuk memenuhi penghasilan

yang layak pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan,

kebijakan pengupahan ini salah satunya adalah upah minimum. Dan

upah minimum ditetapkan berdasarkan kebutuhan hidup layak dan

dengan memperhatikan produktivitas pertumbuhan ekonomi.

Pasal 89

(1) Upah minimum yang dimaksud dalam ayat (3) huruf a dapat

terdiri atas :

a. Upah minimum berdasarkan wilayah Provinsi atau

Kabupaten/Kota

b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah

Provinsi atau kabupaten/kota

(2) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

diarahkan kepada pencapaian hidup layak.

(3) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan oleh gubernur dengan memperhatikan rekomendasi

dari Dewan Pengupahan Provinsi dan atau Bupati/Walikota

(4) Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan

hidup layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur

dengan keputusan menteri.

Dalam pasal 89 Undang-Undang No.13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan menyatakan Upah minimum ini

ditetapkan oleh gubernur dan dengan memperhatikan

rekomendasi dari dewan pengupahan, upah minimum terdiri

atas upah minimumberdasarkan provini atau kabuaten/kota,

dan upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provini

atau kabupaten/kota. Upah diarahkan untuk pencapaian hidup

Page 25: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

39

yang layak.

Pasal 90

(1) pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah

minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 89.

(2) bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum

sebagaimana dimaksud dalam pasal 89 dapat dilakukan

penangguhan.

(3) tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(2)diatur dengan Keputusan Menteri.

Dalam Pasal 90 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan mengatur mengenai larangan pengusaha untuk

tidak membyarkan upah dibawah upah minimum yang telah

ditetapkan, apabila tidak mampu Undang-Undnag Memberi

kelonggaran untuk pengusaha dengan melakukan penangguhan.

2. Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

Dalam Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2015 Tentang

Pengupahan ini terdapat 10 bab dan terdiri dari 65 pasal. Ketentuan

mengenai Upah minimum diatur dalam bab 5 Pasal 41 sampai

dengan pasal 50.57 Pengaturannya adalah sebagai berikut :

Pasal 41

(1) Gubernur menetapkan upah minimum sebagai jaring pengaman

(2) upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

upah bulanan terendah yang terdiri atas :

a. Upah tanpa tunjangan atau

b. Upah pokok termasuk tunjangan tetap

Pasal 41 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

menyatakan bahwa upah minimum merupakan jaring

pengaman, dan upah minimum terdiri atas upah tanpa

57 Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

Page 26: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

40

tunjangan atau upah pokok termasuk tunjangan

Pasal 42

(1) upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (1)

hanya berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang

dari 1 tahun

(2) Upah bagi pekerja/buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau

lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja/buruh dengan

pengusaha di perusahaan yang bersangkutan.

Pasal 42 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

menyatakan bahwa upah minimum ini berlaku untuk pekerja dengan

masa kerja kurang dari 1 tahun. Dan untuk pekerja/buruh yang masa

kerjanya kurang dari 1 tahun dirundingkan secara bipartit.

Pasal 43

(1) Penetapan upah minimum sebagaimana dimasud dalam pasal

41 dilakukan setiap tahun berdasarkan kebutuhan hidup layak

dandengan memperhatiakn produktivitas dan pertumbuhan

ekonomi.

(2) Kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

merupakan standart kebutuhan untuk seorang pekerja/buruh

lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan1

bulan.

(3) Kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

terdiri atas beberapa komponen

(4) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas

beberapa jenis kebutuhan hidup.

(5) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan jenis

kebutuhan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditinjau

dalam jangka waktu 5 tahun.

(6) peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup sebagaimana

dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh Menteri dengan

mempertimbangkan hasil kajian yang dilaksanakan oleh Dewan

Pengupahan Nasional.

(7) kajian yang dilaksanakan oleh Dewan Pengupahan Nasional

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menggunakan data dan

informasi yang bersumber dari lembaga yang berwenang

dibidang statistik.

(8) Hasil peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup

sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menjadi dasar perhitungan

upah minimum selanjutnya dengan memperhatikan

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Page 27: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

41

(9) ketentuan lebih lanjut mengenai kebutuhan hidup layak diatur

dengan peraturan menteri.

Dalam Padal 43 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

dalam hal penetapan upah minimum dilakukan setiap tahun

berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan

produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. kebutuhan hidup layak

merupakan standar kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang untuk

dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 bulan. Kebutuhan

hidup layak terdiri dari beberapa komponen dan beberapa

komponen tersebut terdiri atas beberapa jenis kebutuhan hidup.

Kebutuhan yang dimaksud ditinjau setiap 5 tahun sekali.

Peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup layak dilakukan

oleh menteri dengan memperhatikan hasil kajian yang

dilaksanakan oleh dewan pengupahan nasional dengan

menggunakan data dan informassi yang bersumber dari lembaga

yang berwenang dibidang statistik. Dari peninjauan KHL

selanjutnya menjadi dasar perhitungan upah minimum selanjutnya

dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Pasal 44

(1) Penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 43

ayat (1) dihitung dengan menggunakan formula perhitungan upah

minimum

(2) Formula perhitungan Upah miniimum sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah sebagai berikut :

UMn = UMt + (UMt x inflasi + % PDBt

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perhitungan upah minimum

dengan menggunakan formula sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diatur dengan peraturan Menteri.

Page 28: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

42

Pasal 44 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan ini

Mengatur mengenai formula penetapan upah minimum

Pasal 45

(1) Gubernur wajib menetapkan upah minimum Provinsi

(2) penetapan upah minimum Provinsi sebagaimana imaksud pada

ayat (1) dihitung berdasarkan formula perhitungan upah

minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 ayat (2).

(3) Dalam hal telah dilakukan peninjauan kebutuhan hidup layak

sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 ayat (5), gubernur

menetapkan upah minimum provinsi dengan memperhatikan

rekomendasi dewan pengupahan provinsi.

(4) Rekomendasi dewan pengupahan provinsi sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada hasil peninjauan

kebutuhan hidup layak yang komponen dan jenisnya ditetapkan

oleh menteri dengan memperhatikan produktivitas dan

pertumbuhan ekonomi.

Dalam Pasal 45 PP No.78 Tahun 2015 Tentang

Pengupahan ini mengatur mengenai penetapan upah minimum

provinsi yang dilakukan oleh Gubernur.

Pasal 46

(1) Gubernur dapat menetapkan upah minimum kebupaten/kota.

(2) Upah minimum kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) harus lebih besar dari upah minimum provinsi di

Provinsi yang bersangkutan.

Pasal 46 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

menyatakan bahwa gubernur dapat menetapkan upah minimum

kabupaten/Kota, dan upah minimum kabupaten/Kota tidak boleh

lebih randah dari Upah Minimum provinsi.

Pasal 47

(1) Penetapan upah minimum Kabupaten/Kota sebagaimana

dimaksud dalam pasal 46 dihitung berdasarkan formula

perhitungan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam

pasal 44 ayat (2).

(2) Dalam hal telah dilakukan peninjauan kebutuhan hidup layak

Page 29: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

43

sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 ayat (5), Gubernur

menetapkan upah minimum kabupaten/kota dengan

memperhatikan rekomendasi bupati/walikota serta saran dan

pertimbangan dewan pengupahan provinsi.

(3) Rekomendasi bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) berdasarkan saran dan pertimbangan dewan

pengupahan kabupaten/Kota

(4) Rekomendasi bupati/ walikota serta saran dan pertimbangan

dewan pengupahan provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dan saran dan pertimbangan dewan pengupahan didasarkan

pada hasil peninjauan kebutuhan hidup layak yang komponen

dan jenisnya ditetapkan oleh menteri dan dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Pasal 47 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan, dalam

Pasal 47 ini mengatur hal yang hampir sama dengan pasal 45

yaitu mengatur mengenai penetapan upah minimum. Bedanya

disini adalah dalam pasal 47 mengatur mengenai upah minimum

untuk Kabupaten/Kota.

Pasal 49

(1) Gubernur dapat menetapkan upah minimum sektoral provinsi/atau

kabupaten/kota berdasarkan hasil kesepakatan asosiasi pengusaha

dengan serikat pekerja/serikat buruh pada sektor yang bersangkutan

(2) penetapan upah minimum sektoral sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan setelah mendapat saran dan dan pertimbangan

mengenai sektor unggulan dari dewan pengupahan provinsi atau

dewan pengupahan kabupaten/kota yang bersangkutan.

(3) Upah minimum sektoral provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) harus lebih besar dari upah minimum provinsi di provinsi yang

bersangkutan.

(4) Upah minimum sektoral Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus lebih besar dari Upah Minimum Kabupaten/

Kota yang bersangkutan.

Dalam pasal 49 PP No.78 Tahun 2015 Tentang pengupahan

mengatur mengaenai penetapan upah minimum

sektoral dan isisnya hampir sama dengan pasal 45 dan pasal 47.

Pasal 50 “ ketentuan lebih lanjut mengenai upah minimum

Page 30: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

44

sektoral provinsi dan/atau Kabupaten/Kota diatur dengan Peraturan

Menteri”

Dalam Pasal 50 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan

menyatakan bahwa ketentuan mengenai upah

minimum sektoral diatur dengan peraturan menteri.

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.7 Tahun

2013 Tentang Upah Minimum

Dalam peraturan ini mengatur tentang Upah Minimum

terdiri dari 22 pasal dan 6 bab, Bab yang mengatur mengenai Upah

minimum antara lain :

a. Bab 2 berisi Tentang Dasar Dan Wewenang Penetapan Upah

Minimum. Dalam Bab ini menyatakan bahwa penetapan upah

minimum didasarkan dari KHL. Wewenang dalam penetapan

upah minimum berada pada gubernur.

b. Bab 3 Berisi Tentang Tata Cara Penetapan Upah Minimum.

Pada Bab ini mengatur mengenai tata cara penetapan upah

minimum, upah minimum ditetapkan oleh gubernur dengan

memperhatikan rekomendasi dewan pengupahan provinsi

untuk penetapan UMP, sedangkan untuk UMK ditetapkan oleh

gubernur dengan memperhatiakan rekomendasi dewan

pengupahan provinsi dan bupati/walikota. Untuk UMSP atau

UMSK dewan penguoahan melakukan penelitian mengenai

jenis perusahaan, jumlah tenaga kerja, dll.

Page 31: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

45

c. Bab 4 Berisi Tentang Pelaksanaan Penetapan Upah Minimum.

Dalam bab ini mengatur mengenai pelaksanaan dari upah

minimum, larangan untuk pengusaha dalam pembayaran upah

minimum, kewajiban pembayaran yang harus dilakukan oleh

pengusaha.

d. Bab 5 Berisi Tentang Pengawasan. Dalam bab ini menyatakan

bahwa pengawasan dilakukan oleh pegawai pengawas

ketenagakerjaan.58

4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.21 tahun 2016 Tentang

Kebutuhan Hidup Layak

Peraturan ini mengatur tentang Kebutuhan Hidup Layak

(KHL) adalah standar kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang

untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1(satu) bulan.

Komponen KHL Berupa makanan dan Minuman, sandang,

Perumahan, pendidikan, Kesehatan, Transportasi, Rekreasi dan

Tabungan Kebutuhan hidup layak sebagai dasar penetapan upah

minimum merupakan peningkatan dari kebutuhan hidup minimum.

Kebutuhan hidup layak sebagai dasar dapat dikategorikan sebagai

bahan pertimbangan utama. Dalam peraturan ini berisi 7 bab dan 15

pasal, pengaturan mengenai Upah Minimum dalam Peraturan ini

diatur antara Lain :

a. Bab II berisi Tentang Kebutuhan Hidup Layak Dalam

58 Lihat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.7 Tahun 2013 Tentang Upah

Minimum

Page 32: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

46

Penetapan Upah Minimum. Dalam bab ini menyatakan

bahwa dalam penetapan upah minimum KHL terdapat pada

upah minimum tahun berjalan. Dari penetapan upah

minimum setiap tahun terdapat penyesuaian KHL.

b. Bab III berisi Tentang Peninjauan KHL. Dalam bab ini

menyatakan bahwa peninjauan KHL ditinjau dalam setiap 5

tahun sekali, dan peninjauan tersebut melalui 2 tahapan

yaitu pengkajian, dan penetapan hasil peninjauan KHL.

c. Bab IV berisi Tentang Penetapan Nilai KHL. Nilai KHL

dihitung mengunakan data rata-rata harga jenis KHL yang

bersumber dari lembaga yang berwenang dibidang statistik59

5. Peraturan Gubernur Jawa Timur No.121 Tahun 2016 Tentang Upah

Minimum Kabupaten/ Kota di Jawa Timur tahun 2017

Dalam peraturan ini berisi tentang besarnya upah minimum

yang harus diberlakukan dan yang harus dibayarkan oleh

pengusaha di Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur. Dalam

peraturan ini berisi 5 pasal dan lampiran besarnya jumlah upah

minimum setiap Kabupaten/Kota.pasal 2 ayat (2) mengatur bahwa

upah minimum hanya berlaku bagi pekerja yang memiliki masa

kerja kurang dari 1 tahun. Pada pasal 23 mengatur mengenai

larangan bagi pengusaha untuk tidak membayarkan upah dibawah

ketetapan Upah minimum Kabupaten/Kota. Pasal 4 mengatur

59 Lihat Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.21 tahun 2016 tentang Kebutuhan Hidup

Layak

Page 33: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

47

mengenai apabila pengusaha tidak mampu membayarkan upah

minimum sesuai peraturan dapat melakukan penagngguhan.60

Dalam peraturan ini jumlah upah minimum Kabupaten Sidoarjo

adalah sebesar Rp. 3.290.800,00

6. Peraturan Gubernur Jawa Timur No.89 Tahun 2016 Tentang Upah

Minimum Provinsi Jawa Timur

Dalam peraturan ini berisi 5 Pasal dan lampiran yang

mengatur mengenai besarnya upah minimum yang diberlakukan

di provinsi Jawa Timur.61 Dalam peraturan ini mengatur jumlah

upah minimum Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar

Rp. 1.388.000,00. Dalam pasal 3 berisi larangan pengusaha untuk

tidak membayarkan upah dibawah ketetapan upah minimum. Pasal

4 mengatur bahwa apabila telah ditetapkan Upah minimum

Kabpaten/kota yang berlaku adalah upah minimum

Kabupaten/Kota.

7. Peraturan Gubernur Jawa Timur No.6 Tahun 2017 Tentang Upah

Minimum Sektoral Kabupaten/Kota Tahun 2017

Peraturan ini berisi 4 pasal dan Lampiran besarnya upah

minimum setiap sektor usaha yang ada Kabupaten/Kota di Jawa

Timur,. Pasal 2 mengatur Tentang wilayah Kabupaten/Kota yang

harus memberlakukan upah minimum sektoral. Pasal 3 mengatur

60 Lihat Peraturan Gubernur Jawa Timur No.121 Tahun 2016 tentang Upah Minimum

Kabupaten/ Kota di Jawa Timur 61 Lihat Peraturan Gubernur Jawa Timur No.89 Tahun 2016 tentang Upah Minimum Provinsi

Jawa Timur

Page 34: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

48

tentang larangan untuk pengusaha membayar upah dibawah upah

minimum besarnya upah minimum menurut sektoral yang ada dan

yang harus dibayarkan di Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan

Larangan untuk Pengusaha membayarkan Upah dibawah ketetapan

upah minimum sektoral.62 Besaran Upah yang harus dibayakan

menurut sektor PT.Putra Mandiri Intipact adalah sebesar

Rp. 3.521.156.

F. Tinjauan Umum Efektifitas Hukum

Menurut Achmad Ali yang dikutip oleh Saleh Muliadi, Efektifitas

hukum merupakan proses yang bertujuan agar hukum berlaku efektif.

Keadaan tersebut dapat ditinjau atas dasar beberapa tolok ukur efektifitas

diantaranya : hukumnya, penegak hukum, fasilitas, kesadaran hukum

masyarakat dan budaya hukum masyarakat. Ketiika kita ingin mengetahui

sejauh mana efektifitas dari hukum, maka kita pertama-tama harus dapat

mengukur “sejauh mana aturan hukum itu ditaati atau tidak ditaati”.63

Menurut Lawrence M. Friedmen yang dikutip oleh Salim HS dan Elies

Septiana Nurbani, mengatakan ada tiga unsur yang harus diperhatikan dalam

penegakan hukum, ketiga unsur itu meliputi struktur, substansi, dan budaya

hukum.64

62 Lihat Peraturan Gubernur Jawa Timur No.6 Tahun 017 tentang Upah Minimum Sektoral

Kabupaten/Kota Tahun 2017

63 Saleh muliadi. 2014. Efektifitas Hukum Pidana Melalui Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Di Daerah Untuk Mencapai Penegak Hukum. Palu. Jurnal Academica Fisip Untad. Vol.06 No. 02.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTAD. Hal. 1267 64 Salim HS dan Elies Septiana Nurbani. 2013. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis

dan Disertasi. Raja Grafindo Persada. Mataram. Hal. 304-305.

Page 35: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

49

Faktor faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono

Soekanto adalah :65

1. Faktor Hukum

Praktik penyelenggaraan hukum di lapangan ada kalanya terjadi

pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh

konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak,

sedangkan kepastian hukum merupakan suatu prosedur yang telah

ditentukan secara normatif. Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang

tidak sepenuhnya berdasar hukum merupakan sesuatu yang dapat

dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan

dengan hukum. Maka pada hakikatnya penyelenggaraan hukum bukan

hanya mencakup law enforcement, namun juga peace maintenance, karena

penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses penyerasian

antara nilai kaidah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai

kedamaian.

2. Faktor Penegakan Hukum

Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian petugas penegak hukum

memainkan peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas

petugas kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci

keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian

penegak hukum.

65 Soerjono Soekanto. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum Cetakan

Kelima. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hal. 42.

Page 36: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

50

3. Faktor sarana atau Fasilitas Pendukung

Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan

perangkat keras, Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak m

ungkin penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar. Sarana atau fa

silitas tersebut, antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan

dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan ya

ng cukup, dan seterusnya. Bila hal-hal itu tidak terpenuhi, maka mustahil

penegakan hukum akan mencapai tujuannya.

Dilihat dari kenyataannya di PT. Putra Mandiri Intipact tenaga men

usia yang berpendidikan dan terampil sudah terpenuhi, oerganisasi yang b

aik di PT. Putra Mandiri Intipact sudah ada berupa organisasi serikat peke

rja.dari hal tersebut bisa diketahui bahwa faktor sarana atau fasilitas pend

ukung untuk penegakan hukum sudah terpenuhi.

4. Faktor Masyarakat

Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk

mencapai kedamaiandi dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau

kelompok sedikit banyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan

yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang

tinggi, sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat

terhadap hukum, merupakan salah satu indicator berfungsinya hukum

yang bersangkutan.

Page 37: A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu ... Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap

51

5. Faktor Kebudayaan

Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering

membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono

Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan

masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana

seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka

berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah

suatu garis pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan

mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang dilarang.