A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk...
Transcript of A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruheprints.umm.ac.id/43176/3/BAB II.pdf · 2019-01-11 · membentuk...
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Pekerja/Buruh
1. Pengertian Pekerja/Buruh
Menurut kamus besar bahasa indonesia buruh adalah orang yang
bekerja untuk orang lain dengan mendapatkan upah.7 Sedangkan
pengertian pekerja menurut kamus besar bahasa Indonesia yang
dimaksud dengan pekerja adalah orang yang menerima upah atas hasil
kerjanya.8
Menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud Pekerja/Buruh adalah setiap
Orang Yang bekerja dengan Menenrima Upah atau imbalan dalam bentuk
lain.
2. Hak Dan Kewajiban Pekerja/Buruh
a. Pengertian hak pekerja
Hak merupakan suatu tuntutan dan keinginan yang diperoleh
oleh subjek kerja (pengusaha dan pekerja)9.sedangkan pengertian
pekerja Dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang No.13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud pekerja/buruh adalah setiap
orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk
7 No Name, Pengertian Buruh. Dalam Kbbi.web.id/buruh. Diakses pada 4 Maret 2017 8 No Name, Pengertian pekerja, dalam Kbbi.web.id/pekerja. Diakses pada 4 Maret 2017 9Tim kompedium dibawah pimpinan Basani situmorang. 2012. kompodium hukum bidang
ketenagakerjaan, Jakarta. Badan pembinaan hukum nasional kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia. hlm. 32
16
lain10. Jadi Hak pekerja adalah suatu tuntutan dan keinginan yang
diperoleh oleh setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
b. Macam-macam hak pekerja
1) Hak atas pekerjaan
Hak atas pekerjaan merupakan suatu hak asasi manusia. Maka
sebagaiana halnya tubuh dan kehidupan merupakan salah satu
hak asasi manusia, kerja pun merupakan salah satu hak asasi
manusia. Ia melekat pada manusia sebagai manusia sejak lahir
dan tak seorang pun dapat merampasnya. 11
2) Hak atas upah yang adil
Merupakan hak legal yang diterima dan dituntut seseoang sejak
ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Karena
itu, perusahaan yang bersangutan mempunyai kewajiban untuk
memberikan upah yang adil.12
3) Hak untuk berserikat dan berkumpul
Hak berserikat buruh, merupakan hak buruh yang melekat pada
setiap pribadi pekerja/buruh. Hak berserikat itu ada untuk
mejamin jalannya dan berfungsinya organisasi buruh dalam
membela anggoatanya, berguna untuk mempermudah
10Undang-undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
11 Tim kompedium dibawah pimpinan Basani situmorang Op.cit hlm. 44-45
12 Ibid
17
pemenuhan hak buruh.13Mereka harus dijamin haknya untuk
membentuk serikat pekeja dengan tujuan untuk bersatu
memperjuangkan hak dan kepentingan semua anggota mereka.
Hak berserikat dan berkumpul merupakan salah satu syarat
penting untuk bisa menjamin hak atas upah yang adil.dan hak
untuk berserikat dan berkumpul juga sesuai dengan Prinsip
Deklarasi Philadelpia, yang kedua yang menyatakan bahwa
kebebasan mengeluarkan pendapat dan pendapat dan
kebebasan berserikat adalah penting untuk mencapai dan
mempertahankan kemajuan yang telah dicapai.14
4) Hak atas perlindungan keamanan dan kesehatan
Dalam bisnis modern sekarang ini semakin dianggap penting
bahwa para pekerja dijamin keamanan, keselamatan, dan
kesehatannya.15
5) Hak untuk diperoses hukum secara sah
Hak ini terutama berlaku ketika seorang pekerja dituduh, dan
diancam dengan hukuman tertentu karena diduga melakukan
pelanggaran atau kesalahan tertentu.16
6) Hak untuk diperlakukan secara sama
Dengan hak ini ditegaskan bahwa semua pekerja, pada
13 Asri Wijayanti. 2012, Sinkronisasi Hukum Perburuhan terhadap Konvensi ILO.
Bandung, Karya Putra Darwanti. hlm. 104 14 Ibid hlm 33 15 Ibid 16 Ibid
18
prinsipnya harus diperlakuan secara sama, secara fair. Artinya,
tidak boleh ada disriminasi dalam perusahaan entah
berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, etnis, Agama, dan
semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji maupun
peluang untuk jabatan, pelatihan, atau pendidikan lebih
lanjut.17
7) Hak atas rahasia pribadi
Kendati perusahaan punya hak tertentu untuk mengetahui
riwayat hidup dan data pribadi tertentu setiap karyawan,
karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya itu.
bahkan perusahaan harus menerima bahwa hal-hal tertentu
yang tidak boleh diketahui oleh perussahaan yang ingin tetap
dirahasiakan oleh karyawan. Umumnya yang dianggap rahasia
pribadi dan karena itu tidak perlu diketahui dan dicampuri oleh
perusahaan adalah persoalan yang menyangkut keyakinan
religi, afiliansi dan haluan politik, urusan keluarga, dan urusan
sosial lainnya.18
8) Hak atas kebebasan suara hati
Hak ini menuntut agar setiap pekerja hharus dihargai kesadaran
moralnya. Ia harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang
menurut suara hatinya adalah hal yang baik.19
17 Ibid 18 Ibid 19 Ibid
19
Menurut Pasal 79 sampai dengan Pasal 86 Undang-
Undang 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, para pekerja
diberikan hak-hak sebagai berikut :
1) Cuti tahunan
Cuti tahunan diberikan pada pekerja yang telah bekerja selama
12 bulan berturut-turut. Lamanya cuti tahunan adalah 12 hari
kerja.20
2) Istirahat panjang
Pekerja yang telah bekerja 6 tahun terus menerus pada
perusahaan yang sama, berhak mendapatkan istirahat panjang
selama 2 bulan. Istirahat panjang ini dilaksanakan pada tahun
ke 7 dan tahun ke 8 dengan masing-masing dilaksanakan
selama 1 bulan.21
3) Cuti haid
Cuti yang diberikan kepada pekerja perempuan yang merasa
sakit pada hari pertama dan hari kedua waktu haid.22
4) Cuti hamil/bersalin/keguguran
Cuti yang diberikan peada pekerja perempuan 1,5 bulan
sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Untuk
keguguran, cuti diberikan selama 1,5 bulan setelah kegugutan
20 Lihat Pasal 79 ayat (2) huruf c Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan 21 Lihat Pasal 79 ayat (2) huruf d Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan 22 Lihat Pasal 81 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
20
dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan.23
5) Cuti karena alasan mendesak
Pengusaha wajib memberikan cuti pada pekerja karena alasan
mendesak.
6) Berhak atas jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek)
Jamninan sosial tenagakerja(jamsostek) adalah suatu
perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa
uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang
atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau
keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan
kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.24
Jamsostek terdiri dari :
a) Jaminan kecelakaan kerja
b) Jaminan kematian
c) Jaminan hari tua
d) Jaminan pemeliharaan kesehatan.
c. Kewajiban pekerja
1. Memahami, mengetahui dan mematuhi aturan dan prinsip-prinsip
dalam bekerja termasuk tentang kesehatandan keselamatan kerja,
berpartisipasi dalam pelatihan, dan lain-lain.
2. Melakukan pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
prinsip-prinsip ketenagakerjaan termasuk kesehatan, dan
23 Lihat Pasal 82 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 24 Lihat Pasal 86 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
21
keselamatan kerja.
3. Menjaga ketertiban dan harmoni ditempat kerja.
4. Memberitahukan kepada pengawas ditempat kerja ketika melihat
kecelakaan kerja atau bahaya terhadap kehidupan atau kesehatan
pekerja.
B. Tinjauan Umum Tentang Pengupahan
1. Pengertian Upah
Menurut Imam Soepomo25, Upah adalah pembayaran yang diterima
buruh selama ia melakukan pekerjaan atau dipandang melakukan
pekerjaan.26
Upah menurut Pasal 1 ayat (30) Undang-Undang No.13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan yang dimaksud upah adalah hak
pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang
telah atau dilakukan.27
Penerima upah adalah buruh. Pembayar upah ada dua
kemungkinan, yaitu pengusaha atau pemberi kerja. Aturan hukum
25 Dalam Arista Trimaya. 2014, pemberlakuan upah minimum dalam sistem pengupahan
nasional untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja. Jakarta. Jurnal maslah-masalah sosial.
ASP Vol. 5 No. 1. Pusat Pengkajian, Pengelolaan Data dan Informasi (P3DI) Sekertarian Jendral
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. hlm. 14 26 Ibid
27 Lihat Pasal 1 ayat 30 Undang-Undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
22
dibayarkannya upah adalah perjanjian kerja atau kesepakatan atau
peraturan perundang-undangan. Tentang perjanjian kerja dan peraturan
perundang-undangan memang sudah semestinya. Upah dapat didasarkan
pada perjanjian kerja, sepanjang ketentuan upah Dalam perjanjian kerja
tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Jika
ternyata ketentuan upah Dalam perjanjian kerja bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan, maka yang berlaku adalah ketentuan
upah Dalam peraturan perundang-undangan.28
2. Kebijakan Pengupahan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Kebijakan adalah rangkaian konsep
dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan
suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.29 Pengertian
Pengupahan dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara,
perbuatan memberi upah.30 Jadi, kebijakan pengupahan adalah rangkaian
konsep dan asas yang menjadi garis besar dan rencana perbuatan
pemberian upah.
Menurut pasal 88 ayat (3) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut : 31
1) Upah minimum
2) Upah kerja Lembur
3) Upah tidak masuk kerja karena berhalangan
4) Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain diluar
pekrjaannya.
5) Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya.
6) Bentuk dan cara pembayaran upah
28 Abdul R. Budiono. 2009. Hukum perburuhan. Jakarta. Penerbit PT.Indeks Permata Puri
Media. hlm.29 29 No Name, Pengertian Kebijakan, dalam kbbi.web.id/bijak diakses pada 4 Maret 2017 30 No Name, pengertian Pengupahan, dalam kbbi.web.id/upah diakses pada 4 maret 2017 31Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
23
7) Denda dan potongan upah
8) Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
9) Struktur dan skala pengupahan yang proposional
10) Upah untuk pembayaran pesangon
11) Upah untuk perhitungan pajak penghasilan
Menurut Arista Trimaya dalam jurnal masalah-masalah sosial
Dalam kajian tentang Efektifitas Pemberian Upah Dalam UU No.
13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan untuk penyusunan RUU
tentang sistem pengupahan Nasional, sistem pengupahan yang ideal
adalah :32
a) Sistem upah ditetapkan oleh pemerintah melalui UMP oleh
dewan pengupahan
b) Sistem upah melalui mekanisme bipartit, dimana pemberian
upah diatas UMP melalui Peraturan Perusahaan/Peraturan
Kerja Bersama mengenai struktur dan skala upah serta
mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi. Terkait dengan
upah yang diatur secara bipartit, dilaksanakan antara pemberi
kerja dan pekerja, sesuai dengan tingkat produktivitas yang
ada. Dalam hal ini pekerja bernegosiasi dengan pemberi kerja
mengenai berapa upah tersebut harus diatas upah minimum
provinsi.
c) Upah profesional yang diperjanjikan secara perorangan dimana
pekerja dan pemberi kerja duduk sejajar. Tenaga kerja yang
mempunyai keahlian, keterampilan, dan kompetensi tertentu,
32 Arista Trimaya. 2014,Op.Cit. hlm 17
24
dapat langsung bernegosiasi kepada pemberi kerja untuk
menetapkan upah yang akan dibayar. Ini merupakan balasan
atas jasa yang sudah mereka berikan, tentunya dengan
mempertimbangkan kemampuan dan kondisi perusahaan.
Dengan keahlian yang mereka miliki pekerja menawarkan
berapa kemampuan perusahaan membayar upah.
3. Fungsi Upah Dalam hubungan kerja
Tingkat upah yang layak lebih banyak ditentukan oleh prestasi dari
para tenaga kerja. Oleh karena itu, upah ditetapkan atas dasar tugas yang
diberikan pemberi kerja dan dikerjakan tenaga kerja dengan
memperhatikan keseimbangan prestasi, kebutuhan tanaga kerja, dan
kemampuan perusahaan. Dalam menetapkan tingkat upah, prinsip
keseimbangan antara hak dan kewajiban pemberi kerja dan tenaga kerja
harus diperhatikan. Dengan demikian, pemberi pemberi kerja mempunyai
tanggung jawab untuk membayar upah tetap pada waktunya. Pemerintah
harus mengupayakan perbaikan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga
tenaga kerja akan dapat memenuhi kewajiban sesuai dengan tugas
pekerjaannya.33
Upah merupakan faktor utama bagi tenaga kerja, karena digunakan
untuk membiayai kehidupan tenaga kerja beserta keluarganya.
Imam soepomo mengatakan bahwa pada hakikatnya fungsi upah
yaitu :34
33 Ibid Hlm. 15 34 ibid
25
1) Perwujudan keadilan sosial dalam rangka memanusiakan manusia.
2) Pemenuhan kebutuhan dasar yang minimal bagi tenaga kerja pada
tingkat diamana hidup layak dari hasil pekerjaan yang dilakukan
3) Pendorong peningkatan disiplin dan produktivitas kerja.
C. Tinjauan Umum Upah minimum
1. Pengertian Upah Minimum
Upah Minimum adalah Upah Minimum adalah upah bulanan
terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan tetap yang
ditetapkan oleh gubernur sebagai jaring pengaman.35
Penetapan Upah Minimum Menurut pasal 88 ayat (4) Undang-
Undang No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan “Pemerintah
menetapkan minimum berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan
memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi”36
Dalam pasal 43 (1) PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
“penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud pasal 41 dilakukan
setiap tahun berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan
memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi”. Dalam pasal
43 ayat (5) PP No.78 tahun 2015 Tentang Pengupahan “komponen
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan jenis kebutuhan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditinjau dalam jangka waktu 5
tahun peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup layak ditinjau
35 Lihat pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun
2013 Tentang Upah Minimum 36 Lihat pasal 88 ayat (4) Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
26
dalam jangka waktu 5 tahun sekali”.37 Dalam pasal 44 ayat (2) formula
perhitungan upah minimum adalah : UMn + { UMt x ( Inflasi + %
PDBt)}.38
Hak penerimaan atas upah pada pekerja yang telah bekerja selama
7 jam sehari atau 40 jam seminggu paling rendah adalah upah minimum
atau upah minimum sektoral yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan
berlaku didaerah yang telah ditentukan, kecuali ada izin penangguhan
pelaksanaan pemberian upah minimum oleh perusahaan.39
2. Prinsip-Prinsip Dalam Kebijakan Penetapan Upah minimum di Indonesia
Dengan adanya otonomi daerah pemerintah mengatur kebijakan
ketenagakerjaan termasuk Dalamnya kebijakaan upah minimum Dalam
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang isinya
antara lain :
1) Pemerintah menetapkan upah berdasarkan kebutuhan hidup layak
(KHL) dan dengan memperhatikan memperhatikan produktivitas
serta pertumbuhan ekonomi, sehingga Upah minimum diarahkan
kepada pencapaian kebutuhan hidup layak.
2) Upah minimum dapat diterapkan :
a) Berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota
b) Berdasarkan sektor pada wilayah provinsi/kabupaten/kota. Upah
minimum sektoral dapat ditetapkan untuk kelompok lapangan
37 Lihat Pasal 43 PP No.78 Tahun 2015 tentang pengupahan 38 Lihat pasal 44 PP No.78 Tahun 2015 tentang pengupahan 39 Soedarjadi. 2009. Hak dan Kewajiban Pekerja-Pengusaha. Yogyakarta. Penerbit Pustaka
Yustisia. Hlm. 36
27
usaha beserta pembagiannya menurut klasifikasi lapangan usaha
Indonesia untuk kabupaten/kota, provinsi, beberapa provinsi atau
nasional dan tidak boleh lebih rendah dari upah minimum
regional daerah yang bersangkutan.
c) Upah minimum ditetapkan oleh Gubernur dengan
memperhatikan rekomendasi dari dewan pengupahan Provinsi,
dan/atau Bupati/Walikota.
d) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah
minimum. Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah
minimum dapat dilakukan penanguhan. Penangguhan
pelaksanaan upah minimum bagi perusahaan yang tidak mampu
dimaksudkan untuk membebaskan perusahaan yang
bersangkutan melaksanakan upah minimum yang berlaku dalam
kurun waktu tertentu. Apabila penanguhan tersebut berakhir
maka perusahaan yang bersangkutan wajib melaksanakan upah
minimum yang berlaku pada saat itu tetapi tidak wajib membayar
pemenuhan ketentuan upah minimum yang berlaku pada waktu
itu diberikan penanguhan.40
3. Perlindungan Upah Minimum
Pemerintah menetapkan upah minimum. Menurut Furqon
Karim41 upah minimum yang diatur oleh pemerintah ide awalnya
40 Devanto Shasta Pratomo dan Putu Mahardika Adi Saputra.2011. Kebijakan Upah minimum
untuk perekonomian yang berkeadilan : Tinjauan UUD 1945. Vol5 No.2. Fakultas ekonomi dan
Bisnis Universitas Brawijaya. hlm. 272 41 Dalam Asri Wijayanti. 2009. Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi. Jakarta. Penerbit
28
merupakan jaring pengaman agar perusahaan minimal
membayarkan upah dengan harapan kebutuhan dasar bagi
kehidupan pekerja relatif mendekati terjangkau. Namun pada
kenyataanya upah minimum masih jauh dari kebutuhan dasar
pekerja, sehingga belum berhasil menciptakan hubungan industrial
yang diharapkan. Konsep upah minimum yang tepat yakni
dilibatkannya pekerja yang dapat diwakili serikat pekerja.
Transparansi perusahaan menjadi kunci utama, karena pekerja tahu
betul situasi dan kondisi perusahaannya. Perusahaan dapat
menunjukkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada serikat
pekerja, dan serikat pekerja harus mampu membaca serta
menganalisis laporan keuangan dari perusahaan.42
Langkah yang dapat dilakukan untuk menuju sistem itu
adalah dengan cara kedua belah pihak melakukan perundingan atau
negosiasi. Keuntungan dari alternatif ini adalah :43
a) Upah lebih mencerminkan kemampuan perusahaan dan
kemauan pekerja, yaitu perusahaan yang mempunyai kinerja
yang baik akan memberikan kesejahteraan yang lebih baik
pula bagi pekerja.
b) Fungsi upah sebagai stimulas motivator atau dorongan
motivasi lebih tercermin, karena pekerja akan
Sinar Grafika. hlm. 110 42 Ibid 43 Ibid
29
memaksimalkan produktivitasnya agar perusahaan dapat
menghasilkan kinerja lebih baik. Karena dengan kinerja
lebih baik akan diperoleh pendapatan yang lebih baik pula.
4. Ketetentuan dalam pelaksanaan upah minimum44
1) Setiap perusahaan dilarang membayar upah pada seorang
pekerja lebih rendah dari upah minium.
2) Apabila didaerah kabupaten/kota sudah ada penetapan upah
minimum maka perusahaan dilarang membayar upah lebih
rendah dari upah minimum kota/kabupaten tersebut.
3) Bagi pekerja yang berstatus tetap, tidak tetap, dan dalam masa
percobaan, upah diberikan serendah-rendahnya sebesar upah
minimum, kecuali yang masih dalam job training minimal
80% sesuai surat edaran dirjen Binawas.
4) Upah minimum hanya berlaku bagi pekerja yang mempunyai
masa kerja kurang dari satu tahun.
5) Terhadap mereka yang sudah mempunyai masa kerja lebih dari
satu tahun untuk pemberian upah dilakukan atas dasar
kesepakatan tertulis antara pekerja/buruh/serikat pekerja
dengan pengusaha.
6) Upah pekerja harian lepas ditetapkan secara upah bulanan
yang dibayarkan berdasarkan jumlah hari kehadiran dengan
perhitungan upah sehari.
44 Soedarjadi. 2009. Op.cit. hlm 36-37
30
a) Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 hari
dalam seminggu, upah bulanan dibagi 25.
b) Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 hari
dalam seminggu, upah bulanan dibagi 21.
7) Bagi perusahaan yang telah memberikan upah lebih tinggi dari
upah minimum yang berlaku, pengusaha dilarang mengurangi
atau menurunkan upah.
8) Peninjauan besarnya upah bagi pekerja yang telah menerima
upah lebih tinggi dari upah minimum yang berlaku, dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama.
9) Dengan suatu kenaikan upah minimum pekerja diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.
Mengingat bahwa dalam kenyataan ada pengusaha yang
tidak mampu membayar pekerja dengan upah minimum yang
berlaku maka dalam pelaksanaannya mereka dapat mengajukan
penangguhan 10 hari sebelum masa berlakunya ketentuan upah
minimum dengan mengajukan permohonan pada gubernur lewat
instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan.
Upah minimum menurut Pasal 88 ayat (3) Undang-Undang
No.13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan terdiri dari :
1) Upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau
kabupaten/kota
2) Upah minimum berdasarkan sektor wilayah provinsi atau
kabupaten/kota.
31
Upah minimum di dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah
Minimum, Upah Minimum terdiri dari :
a. UMP atau UMK
b. UMSP atau UMSK.
Di dalam bab 1 ketentuan umum Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah
Minimum memuat pengertian UMP atau UMK dan UMSP atau
UMSK. pasal 1 ayat (2) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum
yang dimaksud UMP adalah Upah Minimum yang berlaku
untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. 45 Pengertian
UMK atau upah minimum kabupaten/kota dalam pasal 1 ayat
(3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum UMK adalah upah
Minimum yang berlaku di wilayah kabupaten/kota.. Upah
minimum sektoral provinsi dan upah minimum sektoral
kabupaten/kota diatur juga pengertiannya dalam pasal 1 ayat
(4) dan ayat (5) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum.
Yang dimaksud dengan UMSP adalah adalah Upah Minimum
yang berlaku secara sektoral di satu provinsi.46 Dan yang
45 Lihat pasal 1 ayat 2 Upah Minimum yang berlaku secara sektoral di wilayah
kabupaten/kota. 46 Lihat pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun
32
dimaksud dengan UMSK adalah Upah Minimum yang berlaku
secara sektoral di wilayah kabupaten/kota.47
Upah minimum tersebut ditetapkan oleh gubernur untuk
wilayah provinsi, dan oleh bupati/walikota untuk wilayah
kabupaten/kota, dengan memperhatikan rekomendasi dari dewan
pengupahan provinsi atau bupati/walikota. Dalam hal ini pengusaha
dilarang membayar upah pekerja/buruh lebih rendah dari upah
minimum yang telah ditetapkan untuk masing-masing wilayah
provinsi dan/atau kabupaten/kota. Bagi pengusaha yang karena
sesuatu hal tidak atau belum mampu membayar upah minimum yang
telah ditetapkan dapat dilakukan penangguhan selama batas jangka
waktu tertentu. 48
Dalam hal upah minimum ditetapkan atas kesepakatan
antara pengusaha pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh, tidak
boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.49
Apabila kesepakatan dimaksud lebih rendah dan
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
maka kesepakatan tersebut batal demi hukum dan pengusaha wajib
membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-
2013 Tentang Upah Minimum 47 Ibid pasal 1 ayat 5 48 Adrian Sutedi. 2009. Hukum Perburuhan. Jakarta. penerbit Sinar Grafika. hlm. 143 49 ibid
33
undangan yang berlaku. 50
5. Dewan Pengupahan
Dewan Pengupahan adalah suatu lembaga nonstruktural yang
bersifat tripartit.51 Dewan pengupahan terdiri dari wakil asosiasi
pengusaha, asosiasi pekerja, pemerintah.52Tugas dari Dewan
Pengupahan ini adalah memberikan saran dan perimbangan kepada
pemerintah dalam rangka perumusan kebijakan pengupahan dan
pengembangan sistem pengupahan nasional /provinsi /kabupaten/
kota. 53 dan akademisi.
D. Unsur, Asas, dan Syarat Perjanjian
a. Unssur-Unsur Perjanjian
Suatu perjanjian itu harus memenuhi 3 macam unsur :54
1) Essentialia, ialah unsur yang sangat esesnsi/ penting dalam
suatu perjanjian yang harus ada.
2) Naturalia, ialah unsur perjanjian yang sewajarnya ada jika
tidak dikesampingkan oleh kedua belah pihak.
3) Accidentalia, ialah unsur perjanjian yang ada jika
dikehendaki oleh kedua belah pihak.
b. Asas-Asas Perjanjian
Didalam ilmu hukum dikenal 10 asas perjanjian yaitu :55
50 Ibid 51 Tim kompedium dibawah pimpinan Basani situmorang Op.cit hlm. 23 52 Ibid hlm. 31 53 Ibid hlm. 24
54 Komariah. 2013. Hukum Perdata, Malang. Penerbit UMM press hlm. 143 55 Ibid hlm 143-146
34
1) Asas konsesualitas, artinya dengan adanya kata sepakat
antara kedua belah pihak, perjanjian sudah mengikat. Jadi
perikatan lahir sejak detik tercapainya kesepakatan.
Terhadap asas konsesualitas ini terdapat kekecualian, yakni
adanya perjanjian riil.
2) Bentuk perjanjian bebas, artinya perjanjian tidak terikat pada
bentuk tertentu. Jadi boleh diadakan secara tertulis, boleh
secara lisan dan sebagainya.
3) Kebebasan berkontrak, artinya setiap orang bebas membuat
perjanjian yang terdapat dalam Undang-Undang yang
dikenal sebagai perjanjian bernama.
4) Apa yang diperjanjikan mengikat kedua belah pihak.
Mengikat artinya masing-masing pihak dalam perjanjian
tersebut harus menghormati dan melaksanakan isi
perjanjian, serta tidak boleh melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan isi perjanjian. Isi perjanjian yang
mengikat tersebut berlaku sebagai Undagng-Undang bagi
mereka yang membuatnya.
5) Asas Persamaan, asas ini menempatkan para pihak dalam
perjanjian mempunyai persamaan derajat, dengan tidak
mengindahkan perbedaan bangsa, ras, agama, golongan,
jenis kelamin, maupun status sosial. Masing-masing pihak
wajib mengakui persamaan hak ini dan harus
35
menghormatinya.
6) Asas kepercayaan, para pihak mau mengadidkan perjanjian
karena adanya kepercayaan satu sama lain bahwa masing-
masing akan melaksanakan prestasi (Bagi Debitur) dan
tegen/kontra prestasi (bagi debitur). Tanpa adanya unsur
kepercayaan ini, tidak terjadi perjanjian antara pihak.
7) Asas keseimbangan, bahwa para pihak dalam perjanjian
masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang
seimbang. Prestasi harus seimbang dengan Tegen/ Kontra
Prestasi, kreditur mempunyai kekuatan untuk menuntut
tegen/Kontra prestasi.
8) Asas Kepatutan, asas kepatutan ini dituangkan dalam pasal
1339 KUH Pdt. Bahwa perjanjian tidak hanya mengikat
untuk hal-hal yang tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga
untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian,
diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan dan Undang-undang.
Menurut Asas ini ukuran tentang hubungan para pihak
ditentukan juga oleh rasa keadilann dalam masyarakat.
9) Asas Kepastian Hukum, Pasal 1338 KUH Pdt menegaskan
semau perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai
undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dari pasal
ini tertuang asas kepastian hukum. Karena mengakui isi
perjanjian sebagai Undang-Undang bagi para pihak yang
36
disebut denga Undag-Undang dalam arti konkrit, yakni
Undang-Undang yang lahir dari perjanjiandan hanya berlaku
kepada para pihak dalam perjanjian.
10) Asas Moral, asas ini menunjukkan adanya moral dalam
melaksanakan perikatan, sebagaimana dalam
zaakwarneming (Perwakilan tanpa kuasa) yang diatu dalam
pasal 1354 KUH Pdt. Seseorang yang mewakili urusan orang
lain dengan sukarela (moral) tanpa punya hak untuk
menuntut tegen prestasi, mempunyai kewajiban hukum
untuk meneruskan dan menyelesaikan perbuatannya.
c. Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian
1) Kata sepakat, pihak-pihak yang mengadakan perjanjian
harus bersepakat. Seia dan sekata mengenai hal-hal pokok
dari perjanjian yang diadakan itu.
2) Kecakapan untuk suatu perjanjian, pasal 1330 KUH Pdt
disebutkan orang yang tidak cakap unttuk membuat suatu
perjanjian yaitu :
a) Orang-orang yang belum dewasa
b) Mereka yang ditaruh dalam pengampuan
c) Orang perempuan yang belum kawin ( dengan
adanya UU No.1 Tahun 1974 ketentuan ini tidak
berlaku lagi)
3) Suatu hal tertentu, artinya barang yang menjadi objek
37
perjanjian paling sedikit harus dapat ditentukan jenisnya,
sedangkan jumlahnya tidak menjadi soal asalkan dapat
ditentukan kemudian.
4) Suatu sebab yang halal, sebab atau causa yang dimaksud
Undag-Undan adalah isi perjanjian itu sendiri.
E. Peraturan Perundang-Undangan Tentang Upah Minimum
1. Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang ini berisi 18 bab dengan 192 pasal. Ketentuan
Tentang Pengupahan terdapat dalam Bab X Bagian kedua dari
pasal 88 sampai pasal 98.56 Untuk pengaturan mengenai upah
minimum diatur sebagai berikut :
Pasal 88
(1) Setiap Pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
(2) Untuk mewujudakn penghasilan yang memenuhi penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang
melindungi pekerja/buruh.
(3) Pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) meliputi :
a. Upah minimum
b. Upah kerja lembur
c. Upah tidak masuk kerja karean berhalangan
d. Upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain
diluar pekerjaannya
e. Upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya
f. Bentuk dan cara pembayaran upah
g. Denda dan potongan upah
h. Hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah
i. Struktur dan skala upah yang proposional
j. Upah untuk pembayaran pesangon
k. Upah untuk perhitungan pajak penghasilan
(4) Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud
56 Lihat Undang-Undang No.1 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
38
dalam ayat (3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan
dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Pada pasal 88 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang
Keenagakerjaan mengatur mengenai hak pekerja/buruh untuk
memperoleh penghasilan yang layak. Untuk memenuhi penghasilan
yang layak pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan,
kebijakan pengupahan ini salah satunya adalah upah minimum. Dan
upah minimum ditetapkan berdasarkan kebutuhan hidup layak dan
dengan memperhatikan produktivitas pertumbuhan ekonomi.
Pasal 89
(1) Upah minimum yang dimaksud dalam ayat (3) huruf a dapat
terdiri atas :
a. Upah minimum berdasarkan wilayah Provinsi atau
Kabupaten/Kota
b. Upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah
Provinsi atau kabupaten/kota
(2) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diarahkan kepada pencapaian hidup layak.
(3) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan oleh gubernur dengan memperhatikan rekomendasi
dari Dewan Pengupahan Provinsi dan atau Bupati/Walikota
(4) Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan
hidup layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur
dengan keputusan menteri.
Dalam pasal 89 Undang-Undang No.13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan menyatakan Upah minimum ini
ditetapkan oleh gubernur dan dengan memperhatikan
rekomendasi dari dewan pengupahan, upah minimum terdiri
atas upah minimumberdasarkan provini atau kabuaten/kota,
dan upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provini
atau kabupaten/kota. Upah diarahkan untuk pencapaian hidup
39
yang layak.
Pasal 90
(1) pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah
minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 89.
(2) bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam pasal 89 dapat dilakukan
penangguhan.
(3) tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2)diatur dengan Keputusan Menteri.
Dalam Pasal 90 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan mengatur mengenai larangan pengusaha untuk
tidak membyarkan upah dibawah upah minimum yang telah
ditetapkan, apabila tidak mampu Undang-Undnag Memberi
kelonggaran untuk pengusaha dengan melakukan penangguhan.
2. Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
Dalam Peraturan Pemerintah No.78 tahun 2015 Tentang
Pengupahan ini terdapat 10 bab dan terdiri dari 65 pasal. Ketentuan
mengenai Upah minimum diatur dalam bab 5 Pasal 41 sampai
dengan pasal 50.57 Pengaturannya adalah sebagai berikut :
Pasal 41
(1) Gubernur menetapkan upah minimum sebagai jaring pengaman
(2) upah minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
upah bulanan terendah yang terdiri atas :
a. Upah tanpa tunjangan atau
b. Upah pokok termasuk tunjangan tetap
Pasal 41 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
menyatakan bahwa upah minimum merupakan jaring
pengaman, dan upah minimum terdiri atas upah tanpa
57 Peraturan Pemerintah No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
40
tunjangan atau upah pokok termasuk tunjangan
Pasal 42
(1) upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (1)
hanya berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang
dari 1 tahun
(2) Upah bagi pekerja/buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau
lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja/buruh dengan
pengusaha di perusahaan yang bersangkutan.
Pasal 42 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
menyatakan bahwa upah minimum ini berlaku untuk pekerja dengan
masa kerja kurang dari 1 tahun. Dan untuk pekerja/buruh yang masa
kerjanya kurang dari 1 tahun dirundingkan secara bipartit.
Pasal 43
(1) Penetapan upah minimum sebagaimana dimasud dalam pasal
41 dilakukan setiap tahun berdasarkan kebutuhan hidup layak
dandengan memperhatiakn produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi.
(2) Kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
merupakan standart kebutuhan untuk seorang pekerja/buruh
lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan1
bulan.
(3) Kebutuhan hidup layak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri atas beberapa komponen
(4) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas
beberapa jenis kebutuhan hidup.
(5) Komponen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan jenis
kebutuhan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditinjau
dalam jangka waktu 5 tahun.
(6) peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dilakukan oleh Menteri dengan
mempertimbangkan hasil kajian yang dilaksanakan oleh Dewan
Pengupahan Nasional.
(7) kajian yang dilaksanakan oleh Dewan Pengupahan Nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menggunakan data dan
informasi yang bersumber dari lembaga yang berwenang
dibidang statistik.
(8) Hasil peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) menjadi dasar perhitungan
upah minimum selanjutnya dengan memperhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
41
(9) ketentuan lebih lanjut mengenai kebutuhan hidup layak diatur
dengan peraturan menteri.
Dalam Padal 43 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
dalam hal penetapan upah minimum dilakukan setiap tahun
berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan
produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. kebutuhan hidup layak
merupakan standar kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang untuk
dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1 bulan. Kebutuhan
hidup layak terdiri dari beberapa komponen dan beberapa
komponen tersebut terdiri atas beberapa jenis kebutuhan hidup.
Kebutuhan yang dimaksud ditinjau setiap 5 tahun sekali.
Peninjauan komponen dan jenis kebutuhan hidup layak dilakukan
oleh menteri dengan memperhatikan hasil kajian yang
dilaksanakan oleh dewan pengupahan nasional dengan
menggunakan data dan informassi yang bersumber dari lembaga
yang berwenang dibidang statistik. Dari peninjauan KHL
selanjutnya menjadi dasar perhitungan upah minimum selanjutnya
dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Pasal 44
(1) Penetapan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 43
ayat (1) dihitung dengan menggunakan formula perhitungan upah
minimum
(2) Formula perhitungan Upah miniimum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah sebagai berikut :
UMn = UMt + (UMt x inflasi + % PDBt
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perhitungan upah minimum
dengan menggunakan formula sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diatur dengan peraturan Menteri.
42
Pasal 44 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan ini
Mengatur mengenai formula penetapan upah minimum
Pasal 45
(1) Gubernur wajib menetapkan upah minimum Provinsi
(2) penetapan upah minimum Provinsi sebagaimana imaksud pada
ayat (1) dihitung berdasarkan formula perhitungan upah
minimum sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 ayat (2).
(3) Dalam hal telah dilakukan peninjauan kebutuhan hidup layak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 ayat (5), gubernur
menetapkan upah minimum provinsi dengan memperhatikan
rekomendasi dewan pengupahan provinsi.
(4) Rekomendasi dewan pengupahan provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada hasil peninjauan
kebutuhan hidup layak yang komponen dan jenisnya ditetapkan
oleh menteri dengan memperhatikan produktivitas dan
pertumbuhan ekonomi.
Dalam Pasal 45 PP No.78 Tahun 2015 Tentang
Pengupahan ini mengatur mengenai penetapan upah minimum
provinsi yang dilakukan oleh Gubernur.
Pasal 46
(1) Gubernur dapat menetapkan upah minimum kebupaten/kota.
(2) Upah minimum kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus lebih besar dari upah minimum provinsi di
Provinsi yang bersangkutan.
Pasal 46 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
menyatakan bahwa gubernur dapat menetapkan upah minimum
kabupaten/Kota, dan upah minimum kabupaten/Kota tidak boleh
lebih randah dari Upah Minimum provinsi.
Pasal 47
(1) Penetapan upah minimum Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud dalam pasal 46 dihitung berdasarkan formula
perhitungan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam
pasal 44 ayat (2).
(2) Dalam hal telah dilakukan peninjauan kebutuhan hidup layak
43
sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 ayat (5), Gubernur
menetapkan upah minimum kabupaten/kota dengan
memperhatikan rekomendasi bupati/walikota serta saran dan
pertimbangan dewan pengupahan provinsi.
(3) Rekomendasi bupati/walikota sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berdasarkan saran dan pertimbangan dewan
pengupahan kabupaten/Kota
(4) Rekomendasi bupati/ walikota serta saran dan pertimbangan
dewan pengupahan provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan saran dan pertimbangan dewan pengupahan didasarkan
pada hasil peninjauan kebutuhan hidup layak yang komponen
dan jenisnya ditetapkan oleh menteri dan dengan
memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Pasal 47 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan, dalam
Pasal 47 ini mengatur hal yang hampir sama dengan pasal 45
yaitu mengatur mengenai penetapan upah minimum. Bedanya
disini adalah dalam pasal 47 mengatur mengenai upah minimum
untuk Kabupaten/Kota.
Pasal 49
(1) Gubernur dapat menetapkan upah minimum sektoral provinsi/atau
kabupaten/kota berdasarkan hasil kesepakatan asosiasi pengusaha
dengan serikat pekerja/serikat buruh pada sektor yang bersangkutan
(2) penetapan upah minimum sektoral sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan setelah mendapat saran dan dan pertimbangan
mengenai sektor unggulan dari dewan pengupahan provinsi atau
dewan pengupahan kabupaten/kota yang bersangkutan.
(3) Upah minimum sektoral provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus lebih besar dari upah minimum provinsi di provinsi yang
bersangkutan.
(4) Upah minimum sektoral Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus lebih besar dari Upah Minimum Kabupaten/
Kota yang bersangkutan.
Dalam pasal 49 PP No.78 Tahun 2015 Tentang pengupahan
mengatur mengaenai penetapan upah minimum
sektoral dan isisnya hampir sama dengan pasal 45 dan pasal 47.
Pasal 50 “ ketentuan lebih lanjut mengenai upah minimum
44
sektoral provinsi dan/atau Kabupaten/Kota diatur dengan Peraturan
Menteri”
Dalam Pasal 50 PP No.78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan
menyatakan bahwa ketentuan mengenai upah
minimum sektoral diatur dengan peraturan menteri.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.7 Tahun
2013 Tentang Upah Minimum
Dalam peraturan ini mengatur tentang Upah Minimum
terdiri dari 22 pasal dan 6 bab, Bab yang mengatur mengenai Upah
minimum antara lain :
a. Bab 2 berisi Tentang Dasar Dan Wewenang Penetapan Upah
Minimum. Dalam Bab ini menyatakan bahwa penetapan upah
minimum didasarkan dari KHL. Wewenang dalam penetapan
upah minimum berada pada gubernur.
b. Bab 3 Berisi Tentang Tata Cara Penetapan Upah Minimum.
Pada Bab ini mengatur mengenai tata cara penetapan upah
minimum, upah minimum ditetapkan oleh gubernur dengan
memperhatikan rekomendasi dewan pengupahan provinsi
untuk penetapan UMP, sedangkan untuk UMK ditetapkan oleh
gubernur dengan memperhatiakan rekomendasi dewan
pengupahan provinsi dan bupati/walikota. Untuk UMSP atau
UMSK dewan penguoahan melakukan penelitian mengenai
jenis perusahaan, jumlah tenaga kerja, dll.
45
c. Bab 4 Berisi Tentang Pelaksanaan Penetapan Upah Minimum.
Dalam bab ini mengatur mengenai pelaksanaan dari upah
minimum, larangan untuk pengusaha dalam pembayaran upah
minimum, kewajiban pembayaran yang harus dilakukan oleh
pengusaha.
d. Bab 5 Berisi Tentang Pengawasan. Dalam bab ini menyatakan
bahwa pengawasan dilakukan oleh pegawai pengawas
ketenagakerjaan.58
4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.21 tahun 2016 Tentang
Kebutuhan Hidup Layak
Peraturan ini mengatur tentang Kebutuhan Hidup Layak
(KHL) adalah standar kebutuhan seorang pekerja/buruh lajang
untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan 1(satu) bulan.
Komponen KHL Berupa makanan dan Minuman, sandang,
Perumahan, pendidikan, Kesehatan, Transportasi, Rekreasi dan
Tabungan Kebutuhan hidup layak sebagai dasar penetapan upah
minimum merupakan peningkatan dari kebutuhan hidup minimum.
Kebutuhan hidup layak sebagai dasar dapat dikategorikan sebagai
bahan pertimbangan utama. Dalam peraturan ini berisi 7 bab dan 15
pasal, pengaturan mengenai Upah Minimum dalam Peraturan ini
diatur antara Lain :
a. Bab II berisi Tentang Kebutuhan Hidup Layak Dalam
58 Lihat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.7 Tahun 2013 Tentang Upah
Minimum
46
Penetapan Upah Minimum. Dalam bab ini menyatakan
bahwa dalam penetapan upah minimum KHL terdapat pada
upah minimum tahun berjalan. Dari penetapan upah
minimum setiap tahun terdapat penyesuaian KHL.
b. Bab III berisi Tentang Peninjauan KHL. Dalam bab ini
menyatakan bahwa peninjauan KHL ditinjau dalam setiap 5
tahun sekali, dan peninjauan tersebut melalui 2 tahapan
yaitu pengkajian, dan penetapan hasil peninjauan KHL.
c. Bab IV berisi Tentang Penetapan Nilai KHL. Nilai KHL
dihitung mengunakan data rata-rata harga jenis KHL yang
bersumber dari lembaga yang berwenang dibidang statistik59
5. Peraturan Gubernur Jawa Timur No.121 Tahun 2016 Tentang Upah
Minimum Kabupaten/ Kota di Jawa Timur tahun 2017
Dalam peraturan ini berisi tentang besarnya upah minimum
yang harus diberlakukan dan yang harus dibayarkan oleh
pengusaha di Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur. Dalam
peraturan ini berisi 5 pasal dan lampiran besarnya jumlah upah
minimum setiap Kabupaten/Kota.pasal 2 ayat (2) mengatur bahwa
upah minimum hanya berlaku bagi pekerja yang memiliki masa
kerja kurang dari 1 tahun. Pada pasal 23 mengatur mengenai
larangan bagi pengusaha untuk tidak membayarkan upah dibawah
ketetapan Upah minimum Kabupaten/Kota. Pasal 4 mengatur
59 Lihat Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.21 tahun 2016 tentang Kebutuhan Hidup
Layak
47
mengenai apabila pengusaha tidak mampu membayarkan upah
minimum sesuai peraturan dapat melakukan penagngguhan.60
Dalam peraturan ini jumlah upah minimum Kabupaten Sidoarjo
adalah sebesar Rp. 3.290.800,00
6. Peraturan Gubernur Jawa Timur No.89 Tahun 2016 Tentang Upah
Minimum Provinsi Jawa Timur
Dalam peraturan ini berisi 5 Pasal dan lampiran yang
mengatur mengenai besarnya upah minimum yang diberlakukan
di provinsi Jawa Timur.61 Dalam peraturan ini mengatur jumlah
upah minimum Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar
Rp. 1.388.000,00. Dalam pasal 3 berisi larangan pengusaha untuk
tidak membayarkan upah dibawah ketetapan upah minimum. Pasal
4 mengatur bahwa apabila telah ditetapkan Upah minimum
Kabpaten/kota yang berlaku adalah upah minimum
Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Gubernur Jawa Timur No.6 Tahun 2017 Tentang Upah
Minimum Sektoral Kabupaten/Kota Tahun 2017
Peraturan ini berisi 4 pasal dan Lampiran besarnya upah
minimum setiap sektor usaha yang ada Kabupaten/Kota di Jawa
Timur,. Pasal 2 mengatur Tentang wilayah Kabupaten/Kota yang
harus memberlakukan upah minimum sektoral. Pasal 3 mengatur
60 Lihat Peraturan Gubernur Jawa Timur No.121 Tahun 2016 tentang Upah Minimum
Kabupaten/ Kota di Jawa Timur 61 Lihat Peraturan Gubernur Jawa Timur No.89 Tahun 2016 tentang Upah Minimum Provinsi
Jawa Timur
48
tentang larangan untuk pengusaha membayar upah dibawah upah
minimum besarnya upah minimum menurut sektoral yang ada dan
yang harus dibayarkan di Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan
Larangan untuk Pengusaha membayarkan Upah dibawah ketetapan
upah minimum sektoral.62 Besaran Upah yang harus dibayakan
menurut sektor PT.Putra Mandiri Intipact adalah sebesar
Rp. 3.521.156.
F. Tinjauan Umum Efektifitas Hukum
Menurut Achmad Ali yang dikutip oleh Saleh Muliadi, Efektifitas
hukum merupakan proses yang bertujuan agar hukum berlaku efektif.
Keadaan tersebut dapat ditinjau atas dasar beberapa tolok ukur efektifitas
diantaranya : hukumnya, penegak hukum, fasilitas, kesadaran hukum
masyarakat dan budaya hukum masyarakat. Ketiika kita ingin mengetahui
sejauh mana efektifitas dari hukum, maka kita pertama-tama harus dapat
mengukur “sejauh mana aturan hukum itu ditaati atau tidak ditaati”.63
Menurut Lawrence M. Friedmen yang dikutip oleh Salim HS dan Elies
Septiana Nurbani, mengatakan ada tiga unsur yang harus diperhatikan dalam
penegakan hukum, ketiga unsur itu meliputi struktur, substansi, dan budaya
hukum.64
62 Lihat Peraturan Gubernur Jawa Timur No.6 Tahun 017 tentang Upah Minimum Sektoral
Kabupaten/Kota Tahun 2017
63 Saleh muliadi. 2014. Efektifitas Hukum Pidana Melalui Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Di Daerah Untuk Mencapai Penegak Hukum. Palu. Jurnal Academica Fisip Untad. Vol.06 No. 02.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNTAD. Hal. 1267 64 Salim HS dan Elies Septiana Nurbani. 2013. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis
dan Disertasi. Raja Grafindo Persada. Mataram. Hal. 304-305.
49
Faktor faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono
Soekanto adalah :65
1. Faktor Hukum
Praktik penyelenggaraan hukum di lapangan ada kalanya terjadi
pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh
konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak,
sedangkan kepastian hukum merupakan suatu prosedur yang telah
ditentukan secara normatif. Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang
tidak sepenuhnya berdasar hukum merupakan sesuatu yang dapat
dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan
dengan hukum. Maka pada hakikatnya penyelenggaraan hukum bukan
hanya mencakup law enforcement, namun juga peace maintenance, karena
penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses penyerasian
antara nilai kaidah dan pola perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai
kedamaian.
2. Faktor Penegakan Hukum
Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian petugas penegak hukum
memainkan peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas
petugas kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci
keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau kepribadian
penegak hukum.
65 Soerjono Soekanto. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum Cetakan
Kelima. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Hal. 42.
50
3. Faktor sarana atau Fasilitas Pendukung
Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak dan
perangkat keras, Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak m
ungkin penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar. Sarana atau fa
silitas tersebut, antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan
dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan ya
ng cukup, dan seterusnya. Bila hal-hal itu tidak terpenuhi, maka mustahil
penegakan hukum akan mencapai tujuannya.
Dilihat dari kenyataannya di PT. Putra Mandiri Intipact tenaga men
usia yang berpendidikan dan terampil sudah terpenuhi, oerganisasi yang b
aik di PT. Putra Mandiri Intipact sudah ada berupa organisasi serikat peke
rja.dari hal tersebut bisa diketahui bahwa faktor sarana atau fasilitas pend
ukung untuk penegakan hukum sudah terpenuhi.
4. Faktor Masyarakat
Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk
mencapai kedamaiandi dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau
kelompok sedikit banyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan
yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang
tinggi, sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat
terhadap hukum, merupakan salah satu indicator berfungsinya hukum
yang bersangkutan.
51
5. Faktor Kebudayaan
Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering
membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono
Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan
masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka
berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah
suatu garis pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan
mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang dilarang.