a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002,...

89
k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK YANG MENDUKUNG? Diskusi Buku Charles Kurzman Review Diskusi | Edisi 002, Maret 2012

Transcript of a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002,...

Page 1: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

1

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

TERORISME ATAS NAMA ISLAM:MENGAPA TAK BANYAK YANG MENDUKUNG?Diskusi Buku Charles Kurzman

Review Diskusi | Edisi 002, Maret 2012

Page 2: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

2

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy TERORISME ATAS NAMA ISLAM

MENGAPA TAK BANYAK YANG MENDUKUNG?

Salam,

Diskusi ini diselenggarakan pada Kamis, 15 Maret 2012, oleh Ciputat School, salah satu komunitas diskusi yang diinisiasi oleh Democracy Project, Yayasan Abad Demokrasi lalu, Komunitas Muslim Demokratis, salah satu organ dari Yayasan Abad Demokrasi. Kali ini, tema khusus yang dibicarakan adalah sedikitnya dukungan kepada “terorisme atas nama Islam”.

Diskusi ini membahas buku baru (2011), The Missing Martyrs: Why There are So Few Muslim Terrorists? Buku ini ditulis Charles Kurzman, Profesor Sosiologi pada

Page 3: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

3

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

North Carolina University, Amerika Serikat. Selain ahli Iran dan politik Timur Tengah pada umumnya, Kurzman dikenal berkat buku yang disuntingnya, Liberal Islam: A Source Book, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan diterbitkan Yayasan Paramadina.

Diskusi ini menghadirkan narasumber Samsu Rizal Panggabean, staf pengajar pada Magister untuk Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK), UGM, Yogyakarta, dan peneliti konflik kekerasan dan perdamaian di Indonesia. Dihadiri sekitar 30 orang peserta, diskusi berlangsung di ruang pertemuan Komunitas Muslim Demokratis, Ciputat, Tangerang Selatan.

Di bawah ini adalah transkripsi lengkap diskusi di atas. Dengan tersedianya transkripsi ini, meskipun tidak hadir, mudah-mudahan para pembaca bisa menikmati hasil diskusi di atas.

Redaksi

Page 4: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

4

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

I.

Pengantar Diskusi: Ihsan Ali-Fauzi

Teman-teman sekalian. Selamat datang, assalamu’alaikum. Selamat malam untuk kita semua.

Rizal Panggabean, selamat datang di group kita di Ciputat. Mestinya tuan rumahnya Anick HT dan Denny JA, tapi mereka absen malam ini. Jadi, saya diminta Elza, wakil tuan rumah, untuk memberi sedikit sambutan.

Seperti biasa, ada teman-teman baru. Ada teman saya Jamet, misalnya. Dia ahli mengenai polisi di Indonesia, sekarang di The Asia Foundation. Mudah-mudahan banyak masukan mengenai densus dan kaitannya dengan terorisme. Juga yang lain.

Teman-teman sekalian. Ini diskusi kita yang kedua, dengan peserta agak luas. Bulan depan kita akan berdiskusi dengan narasumber Ulil Abshar Abdalla, mengenai buku Ulama in Contemporary Islam. Minggu depan insya Allah bukunya

Page 5: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

5

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

sudah diantar ke alamat Anda masing-masing. Buku ini sudah cukup lama terbit, yaitu tahun 2002, tapi sangat penting. Ini breakthrough dalam studi mengenai ulama.

Kita ingin mendiskusikan buku ini dan Ulil sudah bersedia. Tapi dia minta waktunya dimajukan seminggu. Jadi, kita berdiskusi tanggal 5 April 2012.

Nah, mengenai buku yang akan kita diskusikan malam ini, ketika saya kirimkan makalah Rizal, Ulil memberikan tanggapan yang cepat sekali. Saya berharap dia ada attachment sendiri ke forum ini.

Rumadi sudah datang: selamat datang. Kita mengundang beberapa teman muda. Ada Saidiman, Nisa, Isnur, dan Zezen. Kita berharap diskusi bisa dimulai pukul tujuh WIB. Tapi agak terlambat sedikit, karena pesawat Rizal terhambat.

Sekarang ke buku Kurzman: paper Rizal sudah dikirim ke teman-teman. Kalau belum memiliki papernya, silakan ada di sini, di atas meja. Ini mengenai mengapa jumlah terorisme di dunia sedikit. Jadi,

Page 6: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

6

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

kontraintuitif sekali tesisnya. Dia ingin bilang, “Kok kalian panik sekali dengan terorisme?” Tapi kalau dilihat dari studi yang betul-betul serius, sebenarnya memang tidak terlalu banyak.

Rizal sudah menulis di papernya: beberapa bulan lalu Kurzman dan Neil Englehart menulis satu artikel berjudul “Welcome to World Peace.” Mereka melihat, secara total sebenarnya perkembangan dunia bergerak ke arah yang lebih damai. Kurzman sedang terlibat dalam satu riset mengenai kekerasan dan terorisme di dunia yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat.

Jadi, mari kita dengarkan bukan saja apa isinya tapi juga komentar Rizal mengenai buku ini. Saya mengundang Rizal karena dia melakukan beberapa studi mengenai kekerasan di Indonesia. Jadi, di bagian akhir paper dia memberi beberapa catatan. Saya dan Rizal sering bekerja berdua, jadi tidak bisa saya deny beberapa pandangannya. Buku ini banyak sejalan dengan posisi kami untuk Indonesia. Silakan, Rizal.

Page 7: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

7

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

II

Presentasi Narasumber:

Samsu Rizal Panggabean

Terima kasih. Untuk kita di Indonesia, mungkin penulisnya tidak baru. Kurzman menulis buku Liberal Islam. Di sini dia juga ada cerita mengenai buku itu. Ketika dia merencanakan menulis buku judulnya Liberal Islam itu, teman-temannya bilang, “Pasti nanti bukumu tipis, karena sulit mencarinya.” Ternyata tebal, dan ini relevan dengan diskusi malam ini, karena kelompok itu tidak kecil. Jadi, dia juga kaget dengan hasilnya.

Dilihat dari studi-studi sosiologi, politik kekerasan, perdamaian, atau perang, dia memang orang yang ingin melihat kalau kita sedang berada dalam keadaan yang lebih aman berdasarkan statistik. Perang internasional dan perang saudara berkurang. Banyak perang saudara yang selesai karena perundingan dan bukan karena eliminasi seperti di Sri Lanka. Jadi, ketika dia mengedit satu nomor jurnal Social Forces yang khusus berbicara mengenai terorisme, di awal

Page 8: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

8

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

dia mempertanyakan sebenarnya kenapa kita belajar terorisme? Bukankah itu tidak terlalu menarik? Lebih baik mengurus yang lain. Kalau memang tujuannya menyelamatkan manusia, apa bedanya orang yang mati karena sakit malaria dengan yang mati karena sebab yang lain seperti terorisme.

Sebenarnya, dari satu sisi, itu bagus karena orang yang biasa di riset politik atau perdamaian memang lebih gampang terpengaruh kalau ada perang. Misalnya dalam konteks Indonesia: walaupun konflik antara umat Islam dan Kristen hanya terjadi dua atau tiga tahun, tapi yang menimbulkan riset banyak sekali pasti yang tiga tahun; sedangkan yang tiga ribu tahun lebih tidak ada risetnya. Sampai sekarang studi perdamaian sebenarnya dihadapkan pada persoalan bagaimana mengajukan pertanyaan yang benar. Kita selalu bertanya kenapa konflik dan perang terjadi, tapi lupa menanyakan kenapa konflik tidak terjadi atau berhenti. Padahal sebenarnya relevansinya lebih besar bagi perdamaian.

Nah, risetnya tidak mencerminkan itu [kekerasan], tapi menceritakan

Page 9: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

9

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

perdamaian. Saya masih ingat ketika dulu membuat database untuk kekerasan komunal di Indonesia tahun 2003/2004. Ketika kita kunci insiden kekerasan dilihat dari lokasi dan waktunya, 90 persen lebih orang Indonesia dengan agama, suku, dan kelas yang berbeda sebenarnya hidup berdampingan secara damai. Tapi riset dan perhatian meluku kepada aspek kekerasan di Indonesia, yang sebenarnya hanya menyangkut kira-kira 6,5 persen penduduk Indonesia.

Jadi, Kurzman sudah beberapa kali mempertanyakan insiden teroris sedikit dibandingkan dengan yang lain-lain. Korbannya juga tidak banyak dibandingkan yang lain. Cuma kadang terkesan sinis karena dia membandingkan dengan kecelakaan lalu lintas. Sebenarnya juga perlu kita perhatikan, kenapa Anda tergugah kalau ada orang mati menjadi korban karena kekerasan teroris tapi tidak karena bentuk kekerasan yang lain, seperti karena penyakit atau kemiskinan, dengan modus yang lebih struktural. Kadang-kadang seperti sinis: menyatakan lebih baik membeli kelambu (biar malaria teratasi), daripada yang lain. Riset perdamaian itu sendiri fokusnya pada

Page 10: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

10

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

perang, padahal namanya perdamaian. Dalam konteks itu, dia sepertinya mengada-ada.

Nah, satu lagi yang baru dan secara serius dibahas The Missing Martyrs sebenarnya dalam subjudul itu. Kok terorisme dari Muslim sedikit? Sama sekali sedikit kalau dibandingkan dari yang seharusnya. Seharusnya, kalau benar semua umat Islam di dunia benci Barat, dan Sayyid Qutb begitu berpengaruh dan bukunya diterjemahkan di mana-mana, dan orang bisa menjadi teroris karena internet, maka memang betul jumlah aktualnya sangat sedikit.

Saya pernah mewawancara Arga yang dipenjara di Klaten. Dia menjadi teroris dari internet. Mencari bahan-bahan dan mengecek alamat-alamat toko dari internet. Tapi jumlah yang seperti ini tidak sebanyak dari yang seharusnya.

Di bukunya Kurzman bercerita mengenai beberapa orang di New York atau di kampusnya, menggunakan mobil sebagai senjata potensial untuk aksi teror. Kalau itu bisa, kenapa serangan teroris otomotif jarang sekali? Itu pertanyaan

Page 11: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

11

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

yang sangat menarik.

Seharusnya studi perdamaian menanyakan yang seperti itu. Supaya kita bisa melihat kenapa Sragen, misalnya, aman? Kan tentang ini tidak ada yang tahu. Mahasiswa saya di Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik pun tidak tahu mau pakai teori apa untuk mempelajari itu. Bahkan kadang ini dianggap bukan masalah. Banyak sekali di Sragen atau kota-kota di Indonesia di mana agama dan suku berbeda bisa hidup berdampingan.

Tapi menurut saya jawaban Kurzman cukup menyegarkan. Ada tiga penjelasan pokok. Pertama, kenapa terorisme bisa sedikit, karena mereka sebenarnya tidak sekompak yang kita anggap. Mereka memiliki divisi internal yang besar. Itu kita sudah tahu. Di Poso kita lihat mujahidin KOMPAK dan Tanah Runtuh beberapa kali duel dan tembak menembak hanya karena soal paham agama.

Mereka juga cekcok dengan orang Jamaah Islamiyah (JI) yang menumpang di kampungnya soal qunut. Padahal, kalau di NU dan Muhammadiyah sudah

Page 12: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

12

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

tidak diributkan masalah qunut lagi, karena konon sudah pada tidak solat subuh…. Pada saat konflik di Poso, itu menjadi isu yang sangat sensitif. Jadi, Al-Khairat – semacam NU di sana, Sulteng – mengatakan, “Jangan ganggu saya, biarkanlah saya qunut.” Beberapa kali serius, sementara orang-orang JI, ustad-ustad yang dari Jawa bertanya, “Apa itu qunut? Bukankah itu bidah?” Belum lagi konteks Al Qaeda dan perpecahannya dengan Taliban: kita semua sudah tahu itu terjadi dan beberapa kali sengit. Sampai matinya Abdullah Azzam, itu terkait dengan beberapa persoalan-persoalan konflik di divisi internal di antara mereka.

Penjelasan kedua juga menarik: Yang disebut oleh Kurzman sebagai jihad lokal dan global. Saya juga menggunakan itu dengan Ihsan ketika kita riset di Poso. Karena sebenarnya selama ini kita melihat Poso dari sudut atas, dari JI. Jadi seolah-olah mereka ini, anak-anak Poso sendiri, hanya pion atau orang-orang dari JI yang dimanfaatkan untuk agenda JI. Padahal kalau kita berbicara pada combatant, mereka sebenarnya tidak terlalu peduli dengan agenda globalnya

Page 13: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

13

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

JI. Mereka anak-anak biasa, sama sekali tidak radikal, tidak solat, cukup banyak yang di antara mereka preman, mabuk, bertato banyak (dan beberapa di antara mereka, setelah menjadi saleh, ingin setrika tatoonya). Jadi, ketika mereka berbicara mengenai Islam pasti kagok: paling tahunya soal thogut dan jihad.

Saya kira, hubungan mereka dengan JI mekanismenya sederhana. Kalian (JI) datang ke sini; KOMPAK atau JI namanya, kalian datang dengan senjata, kami memerlukan senjata itu. Kalau dengan itu kami harus solat lima kali dan berhenti minum, itulah hasil dari yang harus kita lakukan. Karena tidak ada pilihan lain. Membeli senjata, mendapatkan latihan militer, akhirnya terpaksalah mereka berhenti merokok. Dan yang paling sulit itu berhenti merokok. Saya tanya, “Mana yang lebih sulit, berhenti minum atau berhenti merokok?” Menurut saya dua-duanya; tapi dalam kenyataannya di Poso merokok rupanya lebih sulit.

Kurzman juga bercerita, sebenarnya sulit orang-orang yang ingin melakukan jihad yang global itu merekrut orang-

Page 14: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

14

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

orang. Yang banyak mau ikut Hamas, Afganistan – jadi insuler, karena concern-nya sangat lokal. Dari satu sisi, mungkin dalam konteks kita di Ciputat atau Jogja: mau global atau lokal terserah, tapi ini persoalan kekerasan. Tapi karena Kurzman bicara mengenai tingkat global, ini memang satu persoalan yang sangat penting dan juga bagi kita.

Dari kasus Poso, coba kalau semua daftar teroris yang pernah dihukum atau diinterogasi dilihat nama-namanya. Lalu kita coret dari daftar itu anak-anak muda Poso yang terjerat kasus atau pasal terorisme karena membela desanya atau karena balas dendam. Maka daftar nama-nama itu sudah habis. Tinggal beberapa yang global. Mekanisme di Poso sebenarnya dendam. Kalau saya meledakkan sesuatu di Jakarta karena ingin menghancurkan Barat dan Amerika dengan membunuh orang karena saya lihat dia menyerang kampung saya atau membunuh keliarga saya. Jadi itu revenge. Itu berbeda dari segi motif.

Terakhir, ketiga, saya suka karena Kurzman bilang ada faktor Islam liberal (Islib) yang mencegah maraknya orang-

Page 15: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

15

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

orang ikut menjadi teroris. Banyak orang mengatakan Islib itu embrionik, tapi menurut Kurzman tidak. Dia bilang, Islib sudah lama dan semakin canggih secara teologi atau sophisticated. Dari keterangan Kurzman ini, mungkin kita harus baca lagi kalangan Muslim liberal lama. Generasi pertama Khayruddin, yang tiba pada pengertian bahwa agama menyerukan liberalisme. Kedua, generasi Ali Abdul Roziq: agama mengizinkan, menerima, atau membiarkan liberalisasi. Dan ketiga, generasi tahun 1990-an yang dia sebut sebagai renaisans dalam Islam liberal adalah dari orang-orang yang sudah kita kenal semua karena kita besar bersama orang-orang ini. Artinya kita dewasa membaca mereka ketika mahasiswa dulu, seperti Hasan Hanafi dan lain-lain. Jadi, orang-orang generasi ketiga ini lebih hebat lagi. Mereka lebih membuka kemungkinan karena tidak menerima ada tafsiran yang tunggal. Dia menempatkan Cak Nur di generasi ketiga.

Tiga hal itulah jawaban terhadap kenapa terorisme tidak sebanyak yang seharusnya. Nah, di akhir tulisan saya juga mengatakan, sebenarnya

Page 16: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

16

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

mungkin kita juga harus meneliti lagi atau menerapkan dan membandingkan dengan pengalaman kita di Indonesia. Itu juga yang ada dalam database saya dengan Ihsan mengenai Indonesia.

Jumlah teroris lebih sedikit dari yang seharusnya karena itu tadi, dia bilang dukungan pada Osama sama dengan dukungan terhadap Che Guevara yang simbolik, bukan berarti dia paham revolusi sebagaimana yang diajarkan Che Guevara. Repot juga kalau Anda menerima paham thogut dengan yang ada di Indonesia. Kita juga pernah mengadakan survey tentang penerimaan dan persetujuan terhadap paham-paham radikal. Agenda syiar lokal di Indonesia lebih dominan dibandingkan agenda syiar di Iran. Dan dominasi pihak lokal ini akan mengurangi jumlah dominasi dari insiden aksi teror global.

Dua minggu lalu saya ke Luwuk bersama teman mewawancarai teroris Kristen. Biasanya teroris itu Islam, jadi kemarin agak lega. Akhirnya dapat juga teroris Kristen. Ada tujuh belas anak-anak muda. Kalau kita lihat latar belakangnya

Page 17: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

17

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

jauh lebih saleh daripada sebagian besar anak muslim yang latar belakangnya pasar dan preman, sedangkan anak-anak muslim yang kaya di Poso dan Ambon, pasti disekolahkan di Makassar, Jogja, atau Ciputat.

Tinggalah yang miskin. Dan pasti itu di pasar. Tukang berantem. Ini tantangan bagi mereka. Jadi, jangan heran kalau mereka tidak ada di kandang dan juga tidak saleh. Yang saya wawancara bersama Ihsan di penjara lalu itu, kita pergi ke rumahnya, dulu dia main gitar di pasar. Ada orang solat, dia bilang untuk apa solat, kurang kerjaan. Yang menarik dari tujuh belas orang di Luwuk ini, mereka saleh dan aktif di gereja, cuma mereka sebenarnya atos menurut saya. Karena yang mereka lakukan adalah suatu malam mereka mabuk setelah penghiburan di tempat duka.

Lalu ada bus yang lewat membawa ikan orang Sulawesi, Bugis dan hampir bisa dipastikan muslim. Disuruh berhenti tidak mau lalu ngebut. Tempat berikutnya mereka stop, sudah jam sembilan malam. Lalu terjadi adu mulut karena mereka semua mabuk. Akhirnya dipukuli

Page 18: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

18

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

dan mati. Satu mati di tempat, satu lagi mati ketika mereka membawanya ke gunung untuk dikebumikan ternyata masih hidup. Mereka tidak sampai hati menguburkan orang yang masih hidup. Jadi, ditebas sekali lagi supaya mati lalu dikubur.

Tujuh belas orang tadi sebenarnya hanya terlibat di satu kasus itu. Mereka tidak setuju kenapa dijerat dengan pasal terorisme. Jadi, ini political justice. ‘Teroris itu kejam. Pakai senjata. Tapi kami tidak pakai senjata, malam itu kami hanya mabuk.’ Salah satu yang dihukum delapan tahun yang dilakukan hanya memecahkan kaca mobil dan menguburkan ikan, ada 18 viber ikan yang dibawa oleh orang Sulawesi Selatan karena baunya tidak enak. Penduduk di kampung mereka juga tidak ada yang menolong mengambil ikan, lalu dia dikebumikan ikan itu. Paling berat 18-19 tahun. Saya lihat berita acaranya, vonisnya, sebelumnya tidak ada perang dimana. Tapi kalau mau pakai yang apes, yang Islam juga banyak yang apes.

Ada yang di Riau, dia hanya orang bengkel. Kemudian dia solat, ada orang

Page 19: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

19

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

lusuh, bau, dan lapar. Dia kasih makan, tidur, dan pekerjaan. Ternyata dia DPO, kena dia delapan tahun. Hanya memberi makan dan sedekah pada orang. Dan begitu lugunya bapak itu dia bilang, ‘maaf karena saya tidak tahu maka saya merepotkan pemerintah.’ Kasihan bapak itu, orang di desa.

Satu lagi yang saya temukan di Tanjung Busa di Medan tidak bisa disebut teroris karena dia ahli komputer, jadi yang merampok bank CIMB adalah langganannya. Nomor telepon dia ada di situ. Karena diintimidasi, kena enam tahun. Dia tidak lagi tahu tentang teroris.

Anyway, intinya sebenarnya itu. Kalau kita mau setuju dengan yang disebut dengan Kurzman, agenda lokal sebenarnya bisa mengurangi jumlah teroris. Kedua, kalau mau menyelesaikan persoalan lokal, yang lokal-lokal ini bisa diselesaikan oleh masyarakat. Terakhir, Islam liberal di Indonesia lebih kuat dari Islam radikal. Dia yakin sekali. Malah dia bilang, setiap kali orang radikal merazia cafe, orang akan semakin suka dengan Islib. Itu harus kita buktikan.

Page 20: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

20

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Kalau kita lihat definisi dibukunya sebenarnya sederhana. Yang dimaksud dengan Islam liberal yaitu menerima demokrasi, HAM, kesetaraan sosial, dan toleransi. Sudah itu saja. Apapun namanya. Dia juga mengatakan nama liberal itu tidak semua orang suka. Tapi dia bilang substansinya itu. Contohnya dia bilang, mereka menyerang Bali, Dani membuat lagu. Jadi dia bilang ada beberapa dimensi dari situ. Itulah secara umum. Jadi itu hanya pengantar.

Page 21: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

21

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

II

Sessi Tanya Jawab

Ihsan Ali Fauzi

Ok, teman-teman, temanya menarik, juga presentasinya. Saya sendiri banyak hal yang saya share dengan Rizal mengenai tesisnya. Mungkin dari yang lain dulu.

Ahmad Gaus

Pertama saya minta izin dulu karena diskusi ini saya posting di twitter. Terima kasih bung Ihsan!

Rizal Panggabean, selamat datang di Ciputat School! Saya sudah baca makalah anda. Saya kira apa yang disampaikan bung Rizal bagus sekali. Bukunya sendiri belum selesai saya baca. Beberapa kilas saja, meminjam dari Chaider.

Jadi, menurut saya secara umum, apa yang disampaikan Kurzman itu menyoroti pandangan kita, pandangan Islam liberal. Sebagian benar dan sebagian salah. Kurzman sampai pada

Page 22: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

22

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

kesimpulan-kesimpulan yang menurut saya sangat oversimplikasi, cenderung menyederhanakan masalah.

Kenapa terorisme mendapat dukungan yang kecil sekali dari kelompok Islam? Dia katakan ada tiga alasan. Pertama, dukungan dari orang Islam bukan strategis tapi dukungan simbolik. Sama seperti orang mendukung Che Guevara. Menurut saya itu separuh benar.

Orang Islam ada yang mendukung terorisme bukan dukungan simbolik tapi dukungan spiritual. Itu bisa melibatkan emosi keimanan yang sangat mendalam. Jumlahnya saya tidak tahu. Tapi kalau disebutkan yang ada bukan hanya dukungan simbolik tapi juga spiritual. Orang martir, kemudian dia mati dan menjadi syuhada. Itu adalah bunyi doa kita setiap hari. Kita mendukung para syuhada itu. Jadi, menurut saya ada dukungan spritual juga dari kalangan Islam sadar atau tidak. Besar atau kecilnya saya tidak tahu tapi itu yang harus kita sadari.

Di samping itu, menurut saya, hal itu tidak terletak pada dukungan simbolik

Page 23: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

23

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

atau spiritual. Yang membuat dukungan terorisme kecil di antara orang Islam, karena saya kira sebagian besar orang Islam memahami jihad bukan sebagai ajaran sentral di dalam agama dan rukun Islam. Tetapi, ajaran pinggiran. Memang ada sebagian kecil dari orang Islam yang menganggap itu sebagai doktrin yang sentral bahkan wajib. Tapi sebagian besar menurut saya, kalangan Islam mungkin menganggap jihad sebagai fardu kifayah. Seperti memandikan mayat. Jadi, kalau ada orang yang jihad, itu sudah cukup. Tidak perlu semuanya. Orang memandikan mayat tidak perlu sekampung. Cukup dua atau tiga orang. Asal doktrin jihad tidak mati di kalangan Islam itu dianggap cukup.

Menurut saya, ini yang hidup di kalangan Islam yang tidak disadari Kurzman. Jadi, doktrin ini bukan doktrin yang sentral. Oleh karena itu, alasannya lebih mendasar dari sekadar dukungan simbolik atau strategis. Tapi ini persoalan teologi. Bahwa jihad itu bukan rukun Islam atau iman. Kalau saja menjadi rukun Islam atau iman mungkin lain soal. Jadi orang Islam, dia merasa berdosa kalau tidak melakukan solat atau haji.

Page 24: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

24

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Tapi kalau tidak jihad, dia tidak merasa berdosa.

Kedua, dia bilang ada perpecahan internal dan perbedaan paham di kalangan kelompok-kelompok radikal sendiri, contohnya Al Qaeda. Menurut saya ini juga cukup lemah. Karena kalau kelompok radikal bisa menciptakan common enemy, maka perbedaan-perbedaan paham bisa diatasi. Jadi menurut saya, ketidakmampuan kelompok-kelompok radikal dalam menciptakan musuh bersama yang solid sehingga bisa menciptakan ideologi yang kuat. Lebih gagal lagi kalau paham ini kita perluas menjadi musuh bersama umat Islam seluruh dunia. Kalau mereka bilang musuh bersama adalah Amerika, itu lebih ironis lagi. Karena sebagian besar negara-negara Muslim justru bersahabat baik dengan Amerika. Jadi, mereka gagal menciptakan musuh bersama. Sehingga tidak mendapatkan mitra di kelompok-kelompok Islam.

Kemudian yang ketiga, Kurzman terlalu membesar-besarkan peran kelompok Islam liberal. Menurut saya, di Indonesia

Page 25: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

25

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

kalaupun tidak ada Paramadina atau JIL, terorisme tidak akan tumbuh dengan baik. Bukan karena Islam liberal tapi karena budaya kekerasan tidak tumbuh dengan baik di kalangan Islam Indonesia.

Chaider Bamualim

Saya setuju dengan Gaus. Memang buku ini bagus dan banyak membuat kita berpikir. Tapi orang yang mempelajari, tidak mempelajari terorisme dengan baik, mungkin akan sampai pada kesimpulan bahwa buku ini sangat simplistik. Pertama, argumen yang tadi sempat disebut Gaus menyangkut dukungan terhadap terorisme sifatnya simbolik tidak strategis. Seharusnya dia beri rasio sekalipun kita paham makna apa maksudnya dari simbolis.

Simbolism and violence, memang itu dua hal yang berbeda dan bisa berkaitan satu sama lain tapi simbolis itu belum tentu bisa berubah menjadi aksi violence. Tapi simbolisme bisa berubah menjadi violence saat dia di-sacralized. Seperti dua preman yang berantem di Ambon, mulanya mereka melihatnya sebagai

Page 26: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

26

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Muslim dan Kristen. Makna simboliknya Muslim dan Kristen, ada identity. Tapi ketika konflik dibawa ke masjid, yang di-sacralized oleh Juergensmeyer, itu dia bisa berubah jadi violence. Justru kenapa dia meremehkan arti simbol. Atau dukungan simbolik diremehkan oleh Kurzman. Saya minta penjelasan dari pak Rizal.

Kedua, seperti kelompok-kelompok liberal yang juga bereproduksi. Tradisi otoritas kaum jihadis, mereka juga bereproduksi, contohnya Quthb, tidak menganggap jihad sebagai fardu kifayah. Tapi Abu Saad yang terpenting menganggap fardu ain. Itu dari segi otoritas dia bereproduksi. Saya memandang kaum teroris juga bereproduksi. Kenapa dibilang “missing”, seperti menyederhanakan bahwa kalau tidak ada konteksnya, dia tidak akan tumbuh. Tapi apakah dia bereproduksi atau tidak.

Seperti studi CSRC tentang konflik di Ambon. Itu generasi, seperti yang pergi ke Filipina, itu reproduksi generasi kaum jihad baru. Setelah mereka

Page 27: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

27

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

berinteraksi atau membangun jaringan dengan kelompok jihadis awal yang di Afganistan. Berarti konflik, sama dengan terorisme yang mengundang konflik, dia berreproduksi. Faktor reproduksi tidak dijelaskan. Hanya bagi saya, kalau dia ber-reproduce, ancaman itu akan selalu signifikan. Itu berati sekali selain makna simboliknya yang menurut saya sangat penting. Dengan simbolik dia bisa bertransformasi menjadi violence actions. Jadi, memang ada konteks dan sakralisasi. Itu saja.

Zuhairi Misrawi

Terima kasih. Ada tiga hal yang saya bicarakan. Pertama, saya setuju tesis Kurzman bahwa kelompok teroris adalah kelompok minoritas. Dan saya kira juga faktor yang kita rasakan bukan hanya faktor di masa lalu. Kecenderungannya memang ditolak menjadi kelompok pinggiran. Mereka bisa masuk ke tengah ketika mereka berkolaborasi dengan kekuasaan. Itu terjadi di Wahabi. Itu sejarah yang agak berbeda. Dia menjadi mainstream ketika dia mendapat dukungan dari kekuasaan karena adanya

Page 28: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

28

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

titik temu. Tapi, tesis bahwa kelompok radikal dan kelompok teroris adalah minoritas, itu dibuktikan oleh sejarah. Di luar Saudi kita lihat kecenderungannya adalah moderat hampir di semua negara Islam.

Kedua, satu hal yang tidak disampaikan Charles Kurzman bahwa pertarungan antara kelompok teroris dengan kelompok liberal atau moderat terjadi maka sebenarnya juga terjadi transformasi. Kalau kita melihat misalnya fenomena Arab Spring sekarang menandakan ternyata kelompok ekstrem juga mau berubah. Pengalaman juga di Turki dengan AKP-nya dan di Indonesia PKS bahwa ternyata kenapa teroris sedikit karena dalam Alquran ada juga yang bertaubat. Itu yang tidak tergambar.

Selanjutnya, sebenarnya di awal buku ini sudah dimulai dengan baik oleh Charles Kurzman, dengan contoh Muhammad Tahrir Azhari, bahwa dia melakukan aksi itu karena dia ingin Barat sadar bahwa kekerasan yang muncul di dunia Islam karena faktor Barat. Saya rasa Kurzman malu-malu karena ini funding-nya Barat.

Page 29: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

29

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Saya ingin mengatakan bahwa faktor terorisme dan radikal dalam Islam adalah karena, dan saya baru penelitian juga soal ikhwanul Muslimin, ternyata faktor Barat sangat luar biasa untuk menciptakan mereka sebagai sebuah kekuatan yang sangat besar. Dan bahkan ideologi, kenapa ikhwanul muslimin bisa bertahan dalam kurun waktu delapan puluh tahun karena mereka mempunyai ideologi anti imperialisme Barat.

Jadi, saya punya kesimpulan bahwa faktor Barat bukan faktor teologis tapi faktor imperialisme dan kolonialisme. Itu adalah faktor yang sangat determinan. Dan kalau kita lihat ideologi kelompok teroris di Indonesia, Abu Bakar Ba’asyir dan lainnya, ideologi yang lebih menonjol adalah Amerika atau ideologi anti Barat. Ini yang Kurzman malu-malu untuk diungkap ke permukaan soal faktor Barat.

Terakhir, soal Islam liberal. Saya tidak tahu, mungkin Charles Kurzman lebih tepat menyebutnya sebagai Islam moderat. Itu bukan karena saya punya Moderate Muslim Society. Sebenarnya

Page 30: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

30

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

lebih tepat adalah Islam moderat. Kecenderungan dunia Islam pada umumnya adalah moderat. Kalau kita lihat, moderat itu Ahlusunnah wal jamaah yang ideologinya perdamaian.

Rumadi

Saya membayangkan Kurzman sedang melaksanakan amanahnya Caknur. Dia sedang melakukan sekularisasi terorisme. Tapi memang yang saya lihat, dia sedang mengatakan terorisme itu persoalan duniawi. Tidak ada kaitan dengan persoalan agama. Tidak perlu ditransendensi. Dilakukan semuanya seolah-olah terkait dengan Tuhan. Jadi, seolah-olah dia sedang melakukan sekularisasi terhadap terorisme.

Orang melakukan sesuatu atau pengeboman dengan data-data dari Poso karena persoalan-persoalan yang sifatnya sekuler. Tapi memang di sini ada ambigu. Saya lihat misalnya, kecenderungan para agamawan secara umum. Kalau terjadi tindakan terorisme, pengeboman, kemudian diketahui bahwa aktornya adalah orang-orang yang terkait dengan

Page 31: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

31

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

persoalan teroris, agamawan biasanya merespon bahwa tindakan itu tidak ada hubungannya dengan agama. Bahwa ini adalah kejahatan. Jadi, pada persoalan ini sebenarnya agamawan juga melakukan sekularisasi terhadap pengeboman. Dan ini tidak ada persoalan dengan Tuhan. Tapi di pihak lain, ketika orang melakukan upaya pemberantasan terorisme, justru itu adalah teologisasi. Maka yang terjadi adalah pemaknaan ulang arti jihad, deradikalisasi atau interpretasi.

Ada ambigu. Di satu pihak kita ingin mengatakan ini bukan persoalan sekuler. Ini adalah persoalan kekerasan teologi yang dilakukan atas dasar pemahaman keagamaan tertentu. Dan kenapa begitu, sebenarnya sah saja, karena – kalau kita perhatikan film Prison and Paradise, misalnya – adalah keyakinan keagamaan yang mendorong orang seperti Imam Samudra atau Amrozi untuk melakukan tindakan pengeboman. Bahkan di Bali untuk melegitimasi tindakannya adalah tindakan yang otentik menurut agama.

Persoalannya kita atau agamawan tidak rela kalau agama yang dianggap sebagai

Page 32: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

32

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

sumber kebenaran justru dianggap mengotori agama. Jadi, ambigu itu yang suka terjadi. Justru kalau menurut saya, dia pihak yang ingin melakukan sekularisasi terhadap tindakan terorisme. Terorisme adalah matinya orang yang dibom sama dengan matinya orang yang ditabrak mobil di jalan raya. Jadi, tidak ada bedanya. Tapi Kurzman hanya melihat soal matinya. Bukan dia mati oleh siapa dan didorong keyakinan apa.

Samsu Rizal Panggabean

Saya sebenarnya tidak ingin membantah. Saya kira ada beberapa yang dilihat dari sudut argumennya Kurzman perlu kita kerucutkan kembali. Jadi, dia ingin menanyakan di tengah hiruk pikuk mengatakan kenapa sedikit. Sedangkan banyak orang bilang banyak konflik di Indonesia karena desentralisasi. Kalau desentralisasi terjadi dari sabang sampai merauke, kenapa sedikit konfliknya, akibat desentralisasi. Kira-kira begitu.

Dia sebenarnya menjelaskan apa yang tadi saya katakan sebagai omitted variable, dalam bahasa risetnya. Sehingga ada

Page 33: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

33

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

dukungan spiritual terhadap jihad atau terorisme, Kurzman mengatakan justru itu memperkuat argumennya: sudah ada dukungan spiritual, kenapa tidak banyak yang mau ke sana kemari dengan membawa bom di sekujur tubuhnya? Padahal ada dukungan spiritual. Padahal sudah disakralisasi habis-habisan dengan menjadikannya rukun. Kenapa masih sedikit? Dia menjelaskan dengan beberapa argumen, sudah pakai simbol agama, disakralisasi, kok tidak banyak dan frustrasi. Betapa frustrasinya mereka.

Belum lagi yang di Indonesia. Orang dilecehkan, “Kamu bukan Islam, sampai kapan bisa bergerak?” Jadi, ini pertanyaan yang penting diperhatikan. Kenapa sudah pakai argumen yang habis-habisan, tapi jumlahnya tetap sedikit.

Ihsan Ali-Fauzi

Dan Aiman al-Zawahiri kelihatan lebih marah-marah dari Osama. Dia bilang, “Apa lagi yang kurang dari korban-korban yang bergelimpangan,” dan kalian tetap tidak tergerakkan?

Page 34: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

34

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Samsu Rizal Panggabean

Dia menjelaskan memang ada beda antara dukungan simbolik dan substance. Jurangnya besar sekali. Jadi kalau kita menganggap ada otomatis link, dia bilang tidak.

Kedua, sebenarnya mereka juga tidak sekompak itu. Ketika misalnya kita tahu bahwa Laskar Jihad-nya Ja’far Umar Thalib pecah. Ketika kita ke pesantrennya, muridnya sekarang tinggal sepuluh atau dua belas orang.

Yang disebut salafi pecah. Dan yang tinggal dengan ustad Ja`far sedikit sekali. Dan sekarang dia moderat. Itu probabilitasnya, menurut Kurzman: orang liberal sulit menjadi radikal, tapi radikal bisa menjadi moderat. Tapi itu dulu zaman konflik. Sekarang dia tidak seperti itu. Pokoknya membunuh Kristen itu dua pahala. Satu, membunuh musuh Tuhan, dua membunuh NKRI.

Budhy Munawar Rachman

Di acara MPRK dulu, menarik sekali, karena ustad Ja`far bilang: kalau mau

Page 35: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

35

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

tahu kenapa orang menjadi radikal dan teroris, sebab-sebabnya dia ceritakan, yakni pengaruh Sayyid Quthb, Maududi. Bacaan-bacaan itu.

Ihsan Ali-Fauzi

Ya, tapi saya juga baca Sayyid Quthb, dan saya tidak terpengaruh. Tapi karena dia narasumber kita, ya jadi kita dengarkan saja.

Samsu Rizal Panggabean

Tapi tadi yang diangkat Rumadi poin yang benar. Jadi bagaimana negara melihat. Dari satu sisi, ini tidak ada kaitannya dengan agama. Jadi ada denial. Dikatakan tidak ada hubungannya dengan agama, tapi politik. Denial-nya, mungkin sebab-sebabnya bisa demokrasi, ekonomi, politik, dan lainnya. Tapi kenapa pada akhirnya yang dibakar masjid atau gereja.

Jadi, sebenarnya agama bisa masuk: jadi faktor mungkin dalam rangka mobilisasi, mungkin penyebab awalnya. Tapi mana mungkin kita membunuh orang lain semata-mata karena itu, tanpa ada faktor politik dan lainnya. Denial atau

Page 36: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

36

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

pengingkaran dari ulama itu. Mereka sama sekali menolak bahwa agama akan bisa. Di sini kita jadi Marxis. Agama hanya menjadi bungkus. Padahal orang yang belajar sosiolog agama juga memberikan peran terhadap otonomi agama. Tinggal kita kaji saja, tapi mungkin bukan berada dalam konteks pertanyaan Kurzman yang tadi saya ulang itu.

Lalu, apakah Islam moderat? Saya kira Kurzman akan menerima Islam moderat. Cuma bagi dia lebih jujur liberal daripada moderat.

Novriantoni Kahar

Ada beberapa kesalahpahaman soal apa yang disebut Kurzman sebagai “Muslim liberal”. Kalau kita baca buku Kurzman yang ini, atau yang sebelumnya, Liberal Islam: A Sourcebook, sebetulnya jelas sekali yang dia maksudkan. Dia tidak keliru, tapi dia membuat kriteria yang terlalu longgar untuk “Muslim liberal”. Dengan kriteria yang sangat longgar itu, otomatis banyak kelompok yang bisa masuk.

Page 37: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

37

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Di buku ini pun, dan ini yang perlu diwaspadai, Kurzman membedakan dua hal, liberal politics dan cultural conservatives. Dua kombinasi itulah yang menurutnya khas sekali di dunia Islam. Berdasarkan survey-survey Freedom House dan lainnya, negara-negara Muslim adalah negara yang paling besar dukungannya terhadap demokrasi, tapi pertanyaannya, why they are so little? Negara-negara Muslim itu mendukung demokrasi tapi mengapa sedikit sekali yang demokratis? Itu persoalannya.

Kurzman sendiri misalnya mengatakan, the dual ideals of sharia and democracy seem to be reconciled. Jadi Muslim sudah bisa mendamaikan syariah dan demokrasi. Dia benar. Kalau dibandingkan dengan Ikhwan atau beberapa kelompok Islam di Indonesia, Mesir dan di negara-negara Muslim lainnya beberapa tahun lalu, ini benar sekali. Mereka sekarang sudah bisa mendamaikan, through a combination of political liberalism and cultural conservatism, katanya. Karena itu, tidak mengherankan jika di sini partai sekular sekalipun mendukung perda syariah. Itu menurutnya khas sekali di

Page 38: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

38

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

negara-negara Muslim.

Ada buku yang baik sekali, judulnya, Egypt after Mubarak: Liberalism, Islam and Democracy in the Arab World, penulisnya Bruce K. Rutherford, tahun 2008. Dia meriset bagaimana pandangan kelompok-kelompok Islamis dan kelompok-kelompok oposisi Mesir terhadap masa depan Mesir setelah Mubarak. Dia mengamati bahwa hampir semua kelompok itu, termasuk kalangan Ikhwan dan sebagainya, punya gagasan-gagasan yang ia sebut liberalisme klasik, dalam artian mereka ingin membatasi peran negara, ingin ada independensi peradilan dan kontrol terhadap militer, tapi problemnya hampir semua dari mereka percaya bahwa negara baik dan bisa mengontrol moralitas publik. Fungsi negara adalah untuk membentuk masyarakat yang saleh.

Karena itu, kata Rutherford, berbeda dengan liberalisme Barat, mereka terlalu percaya terhadap negara. Mereka membiarkan negara begitu invasive, sampai masuk ke persoalan-persoalan pribadi. Ini yang membedakan antara liberalisme yang dianggap Kurzman ada

Page 39: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

39

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

di negara Muslim dan liberalisme yang ada di Barat.

Kedua, saya kira Kurzman benar soal data-data bahwa sangat sedikit Muslim yang teroris dan dukungan terhadapnya kecil. Dia menyebut satu istilah di buku ini yang menurut saya istilah kunci yaitu “liberal takfir”. Ini seperti Said Agil Siradj, misalnya, mengatakan bahwa “teroris itu bukan Muslim” atau Din Syamsuddin mengatakan “bukan orang beragama yang melakukan terorisme”. Dalam istilah Kurzman, itu disebut “liberal takfir”, orang-orang liberal yang coba melakukan ekskomunikasi, tidak menjustifikasi, membiarkan kalangan teroris terkurung jadi kelompok kecil dan dianggap keluar dari jamaah besar umat Islam yang disebut Zuhairi moderat tadi.

Itu benar tapi buku ini tak terlalu penting bagi kita. Buku ini sebetulnya lebih penting bagi orang-orang Barat karena Kurzman sendiri mengatakan buku ini ditujukan untuk menghilangkan rasa panik. Ia melihat selama ini terorisme lebih banyak dikaji aspek ideologinya, bukan melakukan riset yang serius. Ini semacam kritik terhadap kaum hawkish

Page 40: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

40

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Bagi kita tidak terlalu penting.

Yang lebih bahaya bagi kita bukan jihad itu sendiri. Yang bahaya bagi demokrasi liberal di negara-negara Muslim adalah amar ma’ruf nahi munkar, doktrin yang dipakai untuk “menyikat” kafe. Orang seakan-akan bertindak baik, menyuruh kebaikan dan melarang keburukan, tapi mereka tak dianggap teroris dan tak bisa dihadang oleh Densus. Kalau teroris asli itu gampang, bisa selesai oleh Densus. Tapi yang punya doktrin-doktrin penyangga cultural conservatism inilah yang lebih dominan di negara-negara Muslim yang baru demokratis seperti Mesir, Tunisia, dan Indonesia.

Budhy Munawar-Rachman

Saya ingin mengomentari yang terakhir. Kalau persis seperti itu, Kurzman berarti konsisten dengan apa yang dia kerjakan di buku Liberal Islam. Agenda dia di Liberal Islam sebenarnya ingin menunjukkan bahwa istilah “Islam liberal” itu bukan kontradiksi dalam term-nya. Masyarakat Barat yang melihat Islam dan membandingkan dengan values mereka,

Page 41: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

41

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

liberalisme, menganggap keduanya ada kontradiksi, tidak kompatibel. Agenda Kurzman di buku itu ingin menunjukkan bahwa sebenarnya di sana tidak ada kontradiksi.

Dia menunjukkan hal itu dengan survey pemikiran Islam sepanjang abad ke-20. Yang membuat kita agak heran, dan itu yang tadi disebut inkonsistensi, adalah misalnya ketika dia meletakkan Yusuf Qardhawi atau Mohammad Natsir sebagai liberal, hanya karena mendukung salah satu dari enam kriteria. Natsir misalnya mendukung demokrasi, tapi dia mungkin tidak terkait isu jender. Ada enam kriteria yang membuat seseorang dikatakan liberal, tidak perlu keenam-enamnya, cukup satu saja lumayan.

Samsu Rizal Panggabean

Natsir sebelum Dewan Dakwah memenuhi banyak kriteria. Setelah Dewan Dakwah dia mengalami penurunan.

Budhy Munawar-Rachman

Ya. Itu menarik. Dia punya suatu

Page 42: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

42

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

keprihatinan terkait bagaimana para cendekiawan Barat melihat Islam. Dia mungkin ingin agar mereka lebih proporsional dalam melihat Islam, bahwa antara Barat dan Islam tidak ada sesuatu yang konflik.

Kalau kita lihat petanya yang tadi Rizal bilang, ada tiga generasi liberalisme Islam, itu jadi sangat menarik. Artinya, values Barat dan values Islam itu memang bukan sesuatu yang harus berkonflik, melainkan semakin bertemu.

Ihsan Ali-Fauzi

Saya kira dalam diskusi soal “Islam liberal” kita sepakat semua. Maksud saya, sekalipun misalnya Kurzman keliru, seperti saya sebutkan dalam e-mail saya ke Ulil, dia misnomer saja. Tapi maksud dia, front dalam melawan Islam radikal berbentuk kekerasan itu lebar. Cuma, menurut Novri dan lainnya, penamaan hal itu dengan “Islam liberal” kurang pas. Tapi faktanya sama, dan mengenai fakta itu kita bersepakat dengan Kurzman.

Page 43: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

43

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Husni Mubarak

Saya tidak melihat Kurzman dengan kecurigaan. Ini juga sangat bermanfaat, Mas Novri. Apalagi Bang Rizal bilang sejalan fakta-faktanya. Saya ikut penelitian “Pola-pola Konflik Keagamaan di Indonesia (1990-2008)”, temuannya adalah bahwa kecenderungan protes damai itu memang lebih tinggi ketimbang protes dengan kekerasan. Protes keras seperti Front Pembela Islam (FPI) kalau dihitung dan dibanding dengan protes damai itu kecil sekali, meski bukan berarti itu tidak jadi masalah.

Kurzman membandingkan antara korban terorisme dengan korban akibat kematian lainnya, ada kecelakaan lalulintas, ada malaria, dan lainnya. Itu masalahnya struktural. Orang tidak dengan sengaja membunuh orang lain. Afriyani, misalnya, tidak sengaja ingin membunuh orang. Itu karena dia mabuk saja. Kalau dia sengaja ingin membunuh orang, setiap hari dia akan membunuh orang. Tapi faktanya tidak begitu. Soal lalulintas itu karena pemerintah saja kurang baik mengelolanya.

Page 44: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

44

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Sedangkan teroris itu taktis dan strategis. Sebelum mengebom J.W. Marriott dia melakukan pengintaian berhari-hari. Siapa yang kira-kira bisa jadi partner di dalam untuk menyelundupkan peledak agar tidak terdeteksi. Dan mereka melakukannya secara random, tidak di semua tempat, karena kemampuannya terbatas. Karena itu, kita, calon-calon korban bom, bisa jadi kena suatu hari. Aksi pengebomannya random tapi kemungkinan kita menjadi korban sangat besar. Karena itu, kita tak bisa menganggap jumlah teroris yang kecil itu tidak penting.

Kita panik karena setiap hari kita bisa jadi korban. Bayangkan, Kapolres Cirebon shalat Jumat, kena. Jangankan di hotel yang tempat maksiat, di tempat ibadah yang sakral saja dia bisa jadi korban. Saya kira kepanikan itu masuk akal.

Pertanyaan saya kepada Kurzman, yang nanti Bang Rizal bisa jelaskan, apakah teroris yang meskipun kecil dan didukung sedikit orang itu bisa diintervensi untuk berubah sehingga dia berhenti tak lagi berpikir untuk mengebom? Ini soal

Page 45: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

45

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

deradikalisasi. Seperti di film “Paradise Now”. Si “pengantin”-nya sendiri tidak selalu teologis. Di film itu digambarkan bahwa si “calon pengantin” akhirnya mengundurkan diri karena ada alasan-alasan biasa yang non-teologis.

Novriantoni Kahar

Saya kira teroris tidak pernah random. Operasi terorisme itu targeted, spesifik.

Ihsan Ali-Fauzi

Ya, itu maksudnya Husni: tidak random, dia kebalik menyebutkannya.

Nur Iman Subono

Saya beralih ke soal pendidikan. Ketika membagi apa yang ia sebut teroris global dan lokal, Kurzman coba me-list teroris-teroris global ini. Saya perhatikan mereka very educated, lulusan universitas, dan ilmu-ilmunya hard science: engineering, dokter. Saya tidak tahu analogi ini pas atau tidak tapi di Universitas Indonesia saya perhatikan begitu juga. Di fakultas-fakultas hard science inilah yang lebih banyak berkembang kelompok-kelompok

Page 46: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

46

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

semacam ini. Fakultas Kedokteran dan MIPA itu lebih berkembang yang seperti ini dan lebih cenderung agak “sektarian”, hitam-putih. Mungkin Rizal punya penjelasan lebih jauh karena saya lihat Kurzman tidak terlalu menjelaskan itu.

Kedua, kalau melihat jumlah orang meninggal karena kecelakaan atau penyakit, sebetulnya terorisme itu no big deal. Tapi memang efek psikologisnya besar. Saya coba bandingkan waktu Lady Di meninggal. Di Indonesia orang antri di Kedutaan Inggris mau memberi bunga, menangis, padahal kenal pun tidak. Di saat yang sama banyak orang kelaparan di Papua, karena waktu itu di-ekspos juga, orang tidak ada yang peduli. Maksud saya, apa kita bisa menyamakan sedemikian rupa antara kematian-kematian karena penyakit atau lainnya dengan kematian akibat terorisme yang sedikit ini? Apa kita bisa samakan begitu saja efek mental dan psikologisnya? Saya ingin tahu komentar Rizal saja.

Kurzman menyebutkan beberapa contoh di buku ini yang memperlihatkan bahwa

Page 47: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

47

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

ada teroris yang sifatnya individual saja. Dia kecewa, melihat ketidakadilan, lalu memukuli orang, sehabis itu dia melapor ke polisi. Densus seringkali mencari siapa aktor intetektualnya padahal ada orang-orang yang nekat hanya karena melihat ketidakadilan. Saya kira itu lebih banyak daripada yang sifatnya well-organized. Saya tidak tahu keadaannya sekarang, mungkin Rizal bisa bantu.

Untuk pertama kalinya saya sepakat dengan Gaus, saya tidak melihat faktor common enemy-nya di antara mereka. Padahal hampir semua orang memakai common enemy karena itulah yang paling efektif. Negara pun memakainya. Apakah mereka sedemikian rapuh seperti yang digambarkan Kurzman dengan rivalitas konflik di antara mereka? Banyak buku politik biasanya membandingkan begitu rapinya sistem sel, seperti organisasi militer atau partai komunis. Apakah sekarang rivalitas yang dibayangkan begitu melemahkan mereka? Saya tidak melihat elaborasi lebih jauh soal itu.

Saidiman Ahmad

Saya ingin melanjutkan soal kenapa

Page 48: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

48

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

faktor Islam liberal menjadi salah satu penyebab matinya teroris. Tadi disebutkan bahwa latarbelakang teroris itu adalah orang-orang yang ingin merebut simbol Islam tapi mereka tak punya cukup amunisi untuk melakukan itu karena latarbelakang pendidikan umum tadi. Sementara kelompok Islam liberal justru berasal dari pesantren-pesantren yang terdidik secara Islam dengan sangat baik. Otoritas keagamaannya dari awal memang sudah timpang sehingga mereka tak bisa merebut itu.

Saya teringat tesisnya Luthfi Assyaukanie di bukunya, Ideologi Islam dan Utopia. Pertanyaannya sama, kenapa kelompok Islam begitu sedikit dukungannya dalam politik sekarang dibanding sebelumnya. Menurutnya, kelompok-kelompok pendukung gerakan Islam ini kehilangan argumen. Dia tidak didukung oleh orang-orang yang punya otoritas untuk bicara soal agama. Sementara kelompok Islam liberal, mulai dari Cak Nur dan seterusnya, punya otoritas keagamaan.

Bahkan ini berlaku di masa lalu. Kurzman,

Page 49: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

49

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

misalnya, memasukkan Natsir sebagai salah satu tokoh Islam liberal. Itu beda sekali. Di kubu Islam dia berhadapan dengan orang seperti Kartosuwiryo yang kalah argumennya. Natsir yang begitu fasih bicara berhadapan dengan orang yang sebenarnya sekuler, tidak mengerti agama, tapi mencoba bicara soal agama.

Ada faktor kekalahan argumen dalam berkurangnya dukungan kepada mereka. Abu Bakar Ba’asyir, misalnya, dibanding tokoh-tokoh NU, jauh sekali otoritas keagamaannya. Itu tidak disebut secara eksplisit oleh Kurzman tapi saya kira itu salah satu argumennya.

Zezen Zainal Mutaqin

Saya tidak tahu bagaimana respon orang-orang di Pentagon jika baca buku ini. Mereka sudah memberi uang ratusan miliar ke dunia Muslim untuk mendiseminasikan dan mendukung gagasan “islib” dan gagasan lain dalam Islam yang kurang lebih supportive terhadap ide-ide perdamaian lewat NU, Muhammadiyah, JIL, dan sebagainya.

Kalau boleh disederhanakan, Kurzman

Page 50: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

50

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

bilang pada dasarnya Islam itu bukan teroris, dia punya obat pada dirinya sendiri untuk mengobati gejala-gejala yang deviant itu. Dia punya home-ground remedy. Sedangkan pemerintah memberi dana besar-besaran untuk mendirikan Densus dan sebagainya. Dunia lebih aman karena di bandara sekarang lebih ketat, misalnya. Dunia lebih aman karena banyak buku yang diterbitkan, dan seterusnya. Kurang lebih apa respon mereka terhadap gagasan Kurzman dalam kaitannya dengan apa yang telah mereka lakukan selama ini?

Faktanya mereka gila-gilaan. Itulah yang dikritik Kurzman di buku ini. Kata dia, itu keliru, jangan panik, justru harusnya lebih santai. Tapi bukankah justru kepanikan itu yang jangan-jangan membuat dunia ini “lebih aman”? Tanpa kepanikan, atau terlalu santai, mereka akan semakin leluasa men-training orang di madrasah, Muhammadiyah semakin ke kanan, Persis semakin ke kanan, karena tidak mendapat funding dari, katakanlah, lembaga yang bisa memberi training demokrasi di pesantren dan seterusnya.

Page 51: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

51

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Samsu Rizal Panggabean

Saya singkat-singkat saja. Seperti saya bilang, Kurzman ingin agar kita bersikap pada proporsinya. Persoalan dan ancaman terorisme riil, kita hadapi secara serius, baik di Amerika Serikat maupun Indonesia. Tapi dia bilang, jangan panik, jangan emosi, jangan terobsesi, dan tidak usah pakai macam-macam ideologi. Orang mati karena macam-macam hal.

Di sinilah misterinya. Kenapa kita kaget ketika ada seorang atau seratus orang mati karena serangan teroris tapi tidak ketika beratus orang mati karena kasus seperti Mesuji atau konflik-konflik industri lainnya? Kemanusiaan Anda didefinisikan oleh akidah atau apa? Slavoj Žižek banyak mempertanyakan hal itu, kemanusiaan kita tergugah karena apa?

Contohnya Lady Di tadi, atau ketika Mike Tyson menggigit telinga Evander Holyfield, kita terganggu. Kenapa kita terganggu? Kenapa kita lebih terganggu ketika ada orang mati di Tepi Barat daripada di Darfur, misalnya? Ada pengaruh media dan lainnya. Tapi saya kira ini merupakan pertanyaan yang

Page 52: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

52

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

masih bisa kita pertanyakan terus.

Kemanusiaan kita terusik karena teritori suatu negara atau apa? Kalau yang meninggal TKI Indonesia kita geram, tapi kalau TKI Filipina tidak. Apa dia bukan manusia? Itu pertanyaan abadi kita. Saya juga tak tahu bagaimana menjawabnya karena definisi kita macam-macam, ada agama, nasionalisme, dan lainnya.

Ihsan Ali-Fauzi

Ada satu kalimat kunci Kurzman dan contohnya sangat konkrit. Dia bilang, mari kita jangan terlalu panik sehingga yang kita pedulikan hanya security tapi mengorbankan liberty. Perimbangannya adalah antara security dan freedom atau liberty.

Pasca peristiwa 9/11, di Amerika Serikat keluar yang aneh-aneh, termasuk “Patriot Act” yang paling notorious, di mana setiap orang bisa dicek e-mail dan rekeningnya. Itu bertentangan sekali dengan prinsip liberty. Dia bilang begitu di akhir bukunya.

Page 53: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

53

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Samsu Rizal Panggabean

Dulu Johan Galtung membedakan antara direct dan structural violence. Kita memang lebih terganggu dengan kekerasan yang direct, ada ledakan dan orang berdarah-darah, daripada yang struktural, diare, malaria, yang banyak sekali membunuh orang di muka bumi ini.

Data diare tidak dihitung Kurzman. Kalau Anda lihat, dibanding AIDS yang disebut Kurzman, diare juga banyak sekali. Tapi kita tak tergugah.

Kalau kekerasannya struktural, seperti soal kesehatan, kemiskinan, pendidikan, kita tak terlalu memperhatikan, mungkin sudah nasibnya. Kalau menimpa orang seiman atau sebangsa dengan kita, kita langsung emosi. Slavoj Žižek membahas itu tapi dia juga tak memberikan jawaban. Dia cuma marah-marah saja.

Kemudian soal hard science. Di Mesir sudah ada risetnya. Dulu temuan Saad Eddin Ibrahim di Mesir juga begitu. Dia wawancarai semua radikal-radikal yang di penjara itu. Mereka umumnya memang

Page 54: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

54

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

orang-orang Ilmu Pasti. Temuan paralelnya sebetulnya ada.

Ihsan Ali-Fauzi

Farag Fouda, yang bukunya al-Haqiqah al-Gaibah itu, insinyur tapi liberal sekali pemikirannya, dan dia dibunuh. Kasus-kasus seperti itu kurang sistematik mempelajarinya tapi secara garis besar iya.

Samsu Rizal Panggabean

Ikhwanul Muslimin dulu kadang dipelesetkan “Ikhwanul Muhandisun” atau “Persaudaraan Insinyur”.

Zuhairi Misrawi

Ketua parlemen sekarang itu profesor di bidang tumbuh-tumbuhan.

Samsu Rizal Panggabean

Psikolog seperti Robert Jay Lifton atau yang sebangsanya mengatakan, orang-orang eksak itu memang lebih enak, lebih happy, karena jelas, kita “kafir”. Kita yang di ilmu sosial ini grey semua.

Page 55: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

55

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Bagi orang eksak, yang grey seperti ini agak membuat stres, sementara kita enjoy.

Persoalannya, kalau mau demokrasi, orang eksak kesulitan karena demokrasi banyak grey-nya. Persoalan demokrasi kita di Indonesia juga begitu, melihat demokrasi secara hitam-putih, salah-benar, padahal banyak abu-abunya. Gus Dur itu abu-abu semua. Kalau mau demokrat, Anda harus terbiasa dengan kawasan abu-abu, bukan dunia yang serba jelas.

Saidiman Ahmad

Orang sains biasanya, kalau serius, jadi atheis. Mereka ini mungkin lebih banyak ke masjid daripada ke laboratorium. Kenapa orang di ilmu-ilmu sains jadi radikal seperti itu, salah satu jawabannya adalah karena mereka tidak serius dengan sekolahnya. Kalau serius dia pasti atheis, dia pasti percaya teori evolusi.

Samsu Rizal Panggabean

Satu lagi terkait pertanyaan Husni, teroris sedikit tapi harus kita pikirkan bagaimana

Page 56: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

56

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

supaya mereka tobat. Kurzman bilang, kans-nya ada. Yang lebih sulit justru yang sebaliknya. Saidiman tak bisa radikal, tapi Nasir Abbas bisa menjadi tidak radikal.

Salah satu teorinya adalah disengagement. Kenapa orang yang dulu masuk kelompok radikal, baik radikal agama maupun radikal ideologi-ideologi sekuler, kemudian akhirnya keluar? Salah satu yang menarik—dan ini yang sedang coba dibuktikan Ihsan dan Julie Chernov Hwang untuk kasus Poso—adalah adanya hubungan baru dan prioritas baru.

Itu menjadi salah satu agenda riset yang kita pikirkan. Kita selalu disibukkan dengan mengapa orang menjadi teroris tapi lupa bahwa sebenarnya banyak teroris yang sudah tidak menjadi teroris lagi. Kadang-kadang berhentinya lewat perintah seperti dalam kasus Jamaah Islamiyah di Aljazair. Di sana mufti atau pemimpinnya bilang berhenti, jangan ada kekerasan, ya berhenti.

Page 57: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

57

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Ali Munhanif

Termasuk terakhir ketika pasca Luxor, Omar Abdel-Rahman declare gencatan senjata, ya sudah. Kita patut optimis ketika menganalisis kasus seperti Poso tadi. Tapi analisis mikro seperti Kurzman punya beberapa kesulitan. Problemnya seberapa jauh Kurzman memperhitungkan faktor negara sebagai unit analisis untuk melihat fenomena bahwa orang-orang yang beraksi di tingkat lokal tadi mempunyai justifikasi pada tingkat makronya.

Negara misalnya dianggap sedang terancam karena sekularisme merajalela, tapi sekularisme tidak bisa menyejahterakan kita. Asumsikan seandainya makin banyak negara yang transform menjadi jihadi state. Katakanlah setelah Taliban, Al-Shabab di Somalia bergabung dengan Al-Qaeda. Setelah itu di Nigeria, Boko, juga bergabung. Jika makin lama makin banyak, apakah kita akan seoptimis Kurzman?

Yang harus dijelaskan justru adalah kemampuan kita untuk melihat the logic

Page 58: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

58

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

of violence; menggabungkan faktor mikro, yang tadi disebut preman dan sebagainya, dengan justifikasi makronya.

Uraian Stathis Kalyvas menarik. Ketika terjadi perampokan di suatu desa di Afghanistan, ada dua berita muncul. Yang satu mengatakan bahwa itu perampokan kriminal, yang satunya lagi mengatakan itu ketua Taliban yang menjaga teritori. Artinya ada semacam kesadaran untuk membangun order dalam sebuah teritori. Kalau kita ikut Weber, bahwa negara adalah struktur yang memonopoli violence dan tax, maka dia juga bagian dari jihad.

Kalau kita hanya lihat faktor mikro saja, orang-orang Poso memang kriminal, preman, karena dendam saja. Tapi ketika kita bawa ke analisis ke tingkat yang lebih atas maka boleh jadi dia sedang bertarung untuk berebut monopoli violence, sebagai bagian dari upaya jihad, untuk mendirikan negara.

Kalau negara kita semakin kokoh, boleh jadi perang melawan terorisme akan dengan mudah seperti dibilang Kurzman. Tapi negara semakin brengsek

Page 59: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

59

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

dan korupsi merajalela. Betulkah yang individual tadi tidak semakin punya justifikasi bahwa jihad adalah sebuah alternatif terakhir untuk membuat order?

“Islib” menjadi faktor, oke. Tapi ia tidak akan berjalan baik seandainya Orde Baru tidak merancang pendidikan yang men-transform masyarakat. Jadi bukan semata-mata “islib”-nya, tapi mekanismenya harus dijelaskan juga oleh Kurzman. Orang menjadi liberal bukan hanya sekadar membaca Cak Nur seperti kita, tapi karena dia ikut pendidikan masif, urbanisasi terjadi, ada lowongan pekerjaan untuk bekerja di kota dan seterusnya. Maka ketika dia mendengar khotbah yang terus-menerus mencaci orang kafir, dia juga gerah.

Tapi asumsikan kalau seandainya pendidikan di-transform sistemnya seperti pendidikan yang ada di Taliban. Negara mendesain pendidikan sedemikian rupa sebagai bagian dari reproduksi ideologi Taliban. Kita tidak akan seoptimis Kurzman kalau melihat faktor itu karena nyatanya dunia Islam semakin lama semakin brengsek saja.

Page 60: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

60

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Arab Spring tidak menjanjikan apa-apa setelah peristiwa Gaddafi. Mesir belum stabil, kerusuhan di mana-mana. Yang saya khawatirkan adalah the fail of state.

Yang harus kita perhatikan adalah negara sebagai aktor otonom yang mempunyai peran besar dalam proses-proses deradikalisasi dan moderasi. Dengan demikian, disengagement itu bisa dilakukan dalam strategi yang lebih luas. Saya justru percaya pada orang seperti Budhy yang punya training Living Value Education (LVE). Tapi itu harus diadopsi oleh negara. Artinya, dalam pendidikan kita perlu mengadopsi civic education, Pendidikan Moral pancasila (PMP), karena tingkatnya yang sangat masif untuk melakukan transformasi yang lebih riil.

Ihsan Ali-Fauzi

Kurzman tidak bilang bahwa negara tidak berguna. Beberapa perkembangan baru dalam surveillance juga berpengaruh dalam menurunnya terorisme karena ketahuan. Teroris yang terbang ke Detroit dan menaruh bom di

Page 61: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

61

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

celana dalamnya itu ketahuan. Tingkat kemampuan negara dalam surveillance aksi-aksi terorisme semakin meningkat. Yang terakhir di New York juga ketahuan dan tidak berhasil. Tapi menurutnya itu too obvious untuk dia bahas.

Samsu Rizal Panggabean

Tapi saya kira itu tetap poin yang bagus. Negara memang harus kita perhatikan. Secara keseluruhan, negara dalam pengertian yang disebut Ali, memang tidak dibahas Kurzman.

Ihsan Ali-Fauzi

Kedua, Zezen, yang terjadi dengan strategi sekarang, yang kamu sebut dengan hawkish itu adalah ketika pesantren tiba-tiba dicurigai, Islam dicurigai dan sebagainya. Kurzman tidak menganggap bahwa itu tidak berguna sehingga dananya tidak jalan dan seterusnya. Tapi dia secara eksplisit mengatakan bahwa ada orang-orang Islam yang dia sebut sebagai Islam liberal untuk dijadikan alliance.

Bangun alliance itu dengan lebih

Page 62: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

62

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

sistematis. Jangan ada saling curiga. Let’s do it together. Jangan tidak sopan. Jangan tiba-tiba pemerintah Amerika Serikat mengirim kitab-kitab berbahasa Inggris yang dicetak di Texas ke pesantren. Itu kan menghina. Jadi bukan berarti nanti tidak ada kerjasama dengan Islam yang oleh Zuhairi disebut Islam moderat. Kerjasama tetap ada tapi bentuknya strengthen the alliance dengan yang dia sebut sebagai Islam liberal.

Budhy Munawar Rachman

Kalau begitu apa bedanya Charles Kurzman dengan Angel Rabasa di Rand Corporation yang menganalisis kelompok-kelompok Islam liberal di seluruh dunia Muslim lalu merekomendasikan pemerintah Amerika Serikat untuk bekerjasama. Itulah yang membuat Munarman marah sekali.

Ihsan Ali-Fauzi

Karena yang dimaksudnya adalah JIL dan sebagainya. Alliance di sini bukan

Page 63: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

63

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

berarti JIL saja, tapi dalam pengertian Kurzman yang luas tadi. Saya kira kita semua sepakat bahwa yang dia maksud Islam liberal di Indonesia pasti kasusnya salah. Dia misnomer. JIL tidak selebar itu. Tapi kita tahu yang dia maksud kira-kira Islam moderat itu.

Budhy Munawar Rachman

Yang dimaksud Angel Rabasa juga begitu, bukan hanya satu kelompok saja, tapi kelompok-kelompok yang moderat.

Samsu Rizal Panggabean

Dia tidak banyak berbicara mengenai implikasi kebijakan atau rekomendasinya.

Ihsan Ali-Fauzi

Ada satu lagi yang saya kira penting mengenai hard sciences dan lainnya. Kurzman menyebut studinya Saad Eddin Ibrahim tahun 1985, Anatomy of Egypt’s Militant Islamic Groups, yang belakangan juga dia update. Kurzman juga bilang bahwa yang dia maksud itu lebih umum dalam pengertian bahwa orang-orang ini, dibanding yang lainnya

Page 64: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

64

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

di dunia Islam, spiritnya lebih dekat dengan dan memanfaatkan modernitas dalam dua pengertian: pertama, lebih sadar mengenai ilmu dan teknologi, dan karena itu mereka memang banyak berasal dari hard science, meski tidak otomatis begitu; kedua, mereka lebih punya kecenderungan atau dukungan kuat ke gagasan semacam social justice yang betul-betul didapat dari gagasan modern.

Dalam hal itu, seperti disebut Nur Iman Subono tadi, mereka berasal dari sekolah modern. Jadi bukan hard science, melainkan lebih ke modern-nya. Dalam konteks itu mereka, misalnya, sangat membenci ulama-ulama yang memang feodal dan tidak bermutu.

Samsu Rizal Panggabean

Dari sudut itu, salah satu baiknya Taliban adalah mereka berani melawan kekuatan tradisional tuan tanah. Hanya mereka yang berani.

Muhammad Isnur

Beberapa hasil survey terakhir, seperti

Page 65: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

65

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

dari SETARA, cukup mengkhawatirkan karena level terorismenya mulai berubah. Ketika mulai menjadi banyak orang, dia tak lagi disebut terorisme, tapi seperti perbuatan yang terlegalkan.

Ini semakin mengerikan di beberapa daerah dan intensitasnya juga semakin keras, apalagi ketika bertemu dengan kepentingan politik. Contohnya GARIS di Jawa Barat. Ada teman Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Cianjur yang dekat dengan GARIS dan Ahmadiyah. Beberapa petinggi GARIS sendiri juga merasa kaget dan tidak siap karena tiba-tiba anak buahnya di mana-mana bergerak dengan kepentingan politik masing-masing tanpa kontrol. Itu dimafaatkan betul oleh kepala daerah. Bisa jadi terorisme dalam bahasa lain, ketika beralih jadi massa, menjadi semakin mengerikan.

Ansyaad Mbai juga mengatakan bahwa salah satu hal yang agak susah untuk dilarang adalah hate speech yang memang dipropaganda terus dan setiap orang bisa jadi terinspirasi kapan pun, siapa pun, dengan alasan apa pun, apakah itu agama, kesukuan atau lainnya. Dan

Page 66: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

66

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

itu semakin menyebar, bukan semakin mengecil.

Saidiman Ahmad

Kasus syiar kebencian, semakin tweet-nya bernada benci semakin berkurang follower-nya.

Rudy Harisyah Alam

Menurut saya agak aneh Kurzman sebagai sosiolog membandingkan kekerasan terorisme dengan kelaparan dan sebagainya. Kenapa dia tidak membandingkannya dengan korban terorisme Marxis atau terorisme politik?

Kalau dibandingkan, di mana pun yang namanya teroris sedikit. Kalau sudah banyak bukan teroris lagi. Dari situ saja sebenarnya kita sudah mengetahui bahwa sedikitnya jumlah teroris itu bukan isu penting. Faktanya seperti itu.

Kurzman cuma ingin memberi penjelasan kenapa seperti itu. Kalau kita bandingkan dengan hasil risetnya Robert Pape soal suicide bombing, lebih banyak korban teror yang dilakukan

Page 67: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

67

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Macan Tamil ketimbang teror bermotif agama. Dari sisi itu saya agak aneh.

Kedua, logika violent action itu sederhana saja, karena risky, costly mengambil tindakan ekstrim seperti terorisme, apalagi dengan bom bunuh diri. Itu logika sederhana saja. Siapa sih yang berani? Tidak akan banyak. Orang yang support tindakan kekerasan ketika mereka ditanya apakah bersedia, itu saja sudah turun angkanya, apalagi jika ditanya apakah mereka pernah melakukan atau tidak, akan jauh lebih turun lagi.

Jadi pengaruh faktor resiko terhadap menurunnya orang dari sekadar mendukung, lalu willingness untuk terlibat sampai dia betul-betul berpartisipasi, dalam berbagai survei, termasuk survei-survei yang dia sebut, sudah terbukti.

Hasil surveinya LSI juga sama. Sentimen anti Barat tinggi tapi bukan faktor yang kuat untuk kemudian bisa transform menjadi violent resistance to the west karena faktanya costly.

Lalu Kurzman meng-highlight kasus-kasus di mana teroris itu tidak terkoneksi

Page 68: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

68

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

secara substantif dengan kelompok-kelompok teroris yang terorganisasi. Di Indonesia ada kasus Muhammad Nuh di restoran A&W Kramat Jati atau mungkin yang bawa bom dengan sepeda. Kasus-kasus semacam itu pasti ada. Selalu ada orang yang terinspirasi. Karena saking kesalnya dengan Amerika Serikat, dia dengan alakadarnya melakukan upaya retaliasi.

Yang seperti itu tidak mainstream dalam terorisme. Itu hanya segelintir dari segelintir orang saja. Tapi mengapa Kurzman justru meng-highlight kisah-kisah semacam itu hanya untuk menunjukkan bahwa sebenarnya faktor ideologis itu tak begitu kuat juga dalam memotivasi. Ada banyak faktor yang bisa memotivasi tapi ada banyak hal juga yang membuat orang ketika punya kebencian terhadap seseorang, ia tidak serta merta membunuh orang itu. Saya agak mempertanyakan kenapa dia meng-highlight kasus-kasus semacam itu. Umumnya riset terorisme memang berfokus pada yang terorganisasi, soal motivasi dan sebagainya.

Page 69: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

69

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Ihsan Ali-Fauzi

Alternatifnya apa? Kalau yang seperti itu dianggap tidak serius, lalu jika Kurzman lebih memfokuskan perhatian pada yang organized one, implikasi terhadap tesisnya apa?

Rudy Harisyah Alam

Saya tidak mengatakan itu tak penting. Itu riil. Dia membalik, orang biasanya meriset yang organized, kapasitas threat-nya lebih tinggi karena mereka punya skill dan punya sumber daya dan ini juga yang diproduksi media massa, yang kemudian direproduksi oleh para think tank di Amerika Serikat untuk mendapatkan funding dan sebagainya.

Kurzman mungkin tak kebagian banyak funding. Dia kan intinya protes, kenapa terlalu dibesar-besarkan? 170 milyar dolar digelontorkan untuk perang melawan terorisme sementara perang melawan Aids hanya 25 milyar. Mungkin yang diberikan ke lembaga dia hanya sepersekian persen saja.

Makanya, betul kata Novri, buku ini

Page 70: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

70

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

penting untuk publik sana. Walaupun menurut saya, Bush tidak akan memakai analisisnya Kurzman. Itu soal lain lagi, bukan soal fact atau truth dari argumennya Kurzman. Saya tidak mengerti alternatif yang dimaksud Ihsan.

Ihsan Ali-Fauzi

Saya ada kesan kamu bilang Kurzman meng-highlight kasus-kasus yang unorganized. Dia tidak meng-highlight itu saja. Dia bicara mengenai yang terorganisir juga.

Rudy Harisyah Alam

Ya tapi tidak banyak. Bahwa dia mengangkat kasus mahasiswa North Carolina di depan itu sudah menunjukkan itu.

Ihsan Ali-Fauzi

Itu anekdotal saja. Dia mempelajari Al-Qaeda juga.

Page 71: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

71

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Rudy Harisyah Alam

Tapi kasus itu dia ulangi lagi di beberapa bab berikutnya.

Jonminofri

Saya bingung apa yang dimaksud teroris oleh Kurzman, apalagi dengan keterangan di depan tadi bahwa kalau disortir lagi akan semakin sedikit. Kalau kita lihat dari diskusi tadi, ukurannya adalah jumlah korban yang mati, kemudian dibandingkan dengan korban Aids dan sebagainya.

Tujuan terorisme itu bukan kematian tapi justru menyebarkan ketakutan. Kematian itu cara dia menyebarkan ketakutan dan korbannya tak mesti banyak. Korban teroris 9/11 itu banyak sekali karena dia ingin menebarkan ketakutan yang luar biasa. Tapi itu tak bisa memenangkan peperangan. Yang ingin disebarkan justru adalah kepanikan. Dan itulah yang terjadi.

Kurzman justru menghitung kuantitas, bukan kualitasnya. Apa sebenarnya yang ia maksud teroris yang makin sedikit itu? Kalau patokannya adalah teroris menurut

Page 72: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

72

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Amerika Serikat, Hamas akan dianggap teroris, dan itu banyak sekali. Anggota Hamas masih dianggap teroris oleh Amerika Serikat. Apakah kita sepakat mengatakan itu teroris?

Satu lagi, teroris itu menurut saya ada yang besar dulu seperti 9/11, lalu berikutnya akan timbul teroris-teroris yang skalanya lebih kecil seperti Bali, teroris sepeda, dan sebagainya. Kalau diukur dari jumlah kematian memang tak banyak tapi ketakutannya luar biasa. Sampai-sampai di Prancis orang lihat perempuan berjilbab saja sudah takut.

Irsyad Rhafsadi

Saya meneruskan pertanyaan Rudy Harisyah dan Jonminofri soal pilihan highlight dia. Kira-kira kalau dia mempertimbangkan faktor wilayah konflik dan non-konflik apakah kesimpulannya berubah atau tidak. Dalam berita hampir setiap minggu ada peristiwa teror di Irak atau di Afganistan. Kalau itu dipertimbangkan Kurzman apakah akan mengubah kesimpulan atau penjelasannya kenapa teroris Muslim sedikit.

Page 73: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

73

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Perbedaan wilayah konflik dan non-konflik itu penting. Saya teringat dengan penjelasan Mark Tessler ketika dia menanyakan apakah perempuan dan laki-laki itu berbeda sikapnya terhadap kekerasan. Dia melihat di Barat perempuan dan laki-laki itu berbeda pandangannya terhadap kekerasan. Perempuan lebih cenderung pada peace. Sementara di Timur Tengah, perempuan dan laki-laki itu kurang lebih sama saja pandangannya terhadap kekerasan. Dia coba melihat apa penyebabnya? Apakah karena ideologi, jender, geografi? Jawaban dia adalah zona konflik. Di Barat cenderung aman sehingga orang tidak terlalu intens dengan kekerasan dan konflik. Sementara di Timur Tengah orang melihat konflik sehari-hari secara dekat sehingga pandangannya terhadap kekerasan kurang lebih sama, saya setuju atau mau melakukan kekerasan kapan saja.

Menurut Bang Rizal yang tahu banyak soal wilayah konflik, kira-kira bagaimana? Kalau orang-orang yang melakukan kekerasan di wilayah konflik itu tak dimasukkan dalam data memang sedikit.

Page 74: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

74

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Apakah dia hanya mau memberi rasa nyaman ke orang Barat saja. Kalau kita katakan ke orang Afghanistan, orang Palestina, Israel, bahwa teroris sedikit, jangan panik, mereka mungkin tak akan percaya begitu saja.

Nurun Nisa

Bagaimana Kurzman memandang keluarga teroris itu sendiri? Kalau dia bilang teroris itu tidak solid saya kira itu terkait organisasinya secara institusional. Tapi secara internal keluarga itu apakah justru tidak menumbuhkan terorisme itu sendiri.

Ada riset yang fokus ke keluarga teroris. Dia mewawancara keluarga teroris. Dia justru mendapat stigma sebagai keluarga teroris. Perasaan itu lebih solid. Saya kira itu lebih kuat ketimbang membicarakan soal faksi-faksi kelompok. Itulah kenapa direproduksi dan justru akan menguat.

Samsu Rizal Panggabean

Saya mulai dari Irsyad dulu. Ada dua mungkin: pertama, Kurzman mengatakan bahwa sebagian besar

Page 75: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

75

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

gangguan yang ditimbulkan terorisme itu karena pemberitaan. Jadi efek berita besar sekali. Kalau kita sedang berada dalam situasi konflik, kita akan menjadi bagian dari pelaku juga. Kalau kita mewawancarai orang di Ambon dan Poso lalu kita membayangkan diri kita ada di sana waktu itu, kita juga akan seperti mereka. Sampai di situ betul.

Tapi dalam kenyataannya untuk kasus Indonesia, yang seperti Poso dan Ambon tidak banyak. Lebih banyak yang seperti Ciputat, Sragen, Klaten, Sawahlunto, dan lainnya. Saya ingin mengatakan bahwa sebenarnya insiden kekerasan itu sangat terkonsentrasi seara geografis dan secara waktu.

Jadi ada “inverted U-shape” ketika kekerasan ada di Indonesia. Itu kalau kita bicara kasus Indonesia, tapi bisa juga kita terapkan ke negara-negara lain seperti Nigeria dan lainnya, atau Timur Tengah sekarang. Dia mencuat tapi setelah itu selesai. Periode sebelumnya dan setelahnya yang lebih panjang itu damai. Kenapa kita terkesima kepada “inverted U-shape”? Bukan berarti kita tak perlu membicarakan atau menganalisis yang

Page 76: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

76

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

satu periode itu dari sudut waktu.

Kita tak boleh menyalahkan orang seperti Gerry van Klinken yang dihadapkan pada masalah selection bias dalam kasus. Dia ingin mengetahui kenapa perang kota terjadi di Indonesia, lalu yang dia teliti kota-kota yang perang saja. Sama dengan kita meneliti kenapa durian itu enak dan yang kita tanya hanya orang yang suka durian. Dia menghadapi case selection bias seperti itu. Bukan berarti itu tidak boleh. Tetap boleh. Tapi yang ingin saya katakan, dan ini yang dikatakan Kurzman, big picture-nya wajar-wajar saja.

Di Indonesia itu solid, baik itu database-nya Ihsan cs. maupun Varshney cs. Kekerasan di Indonesia itu sangat terkonsentrasi secara geografis. Padahal teori-teorinya macam-macam. Teori dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebut masyarakat rumput kering, mudah tersulut. Rumput keringnya di mana-mana sampai Merauke tapi kenapa yang tersulut cuma sedikit? Ada teori desentralisasi. Ada juga critical junctions-nya Jacques Bertrand. Oke, tapi kenapa highly concentrated? Kenapa hanya di beberapa kota pada suatu episode waktu

Page 77: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

77

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

saja? Itu tak bisa dijawab oleh orang-orang itu.

Selection bias dihadapi oleh Jacques Bertrand dan Gerry van Klinken. Kalau mau tahu memang jangan cuma yang suka durian saja yang ditanya. Yang tidak suka juga ditanya. Sama halnya, jangan hanya menanyakan kenapa kota ini konflik dan rusuh tapi kenapa Sragen tidak ada apa-apa, padahal di situ ada Cina dan sebagainya. Mumpung ada yang memulai dari sudut risetnya. Ini benar-benar case selection bias. Supaya tidak begitu, kita perlu strategi yang digunakan Kurzman. Kita bisa mempertanyakan temuannya.

Tadi Rudi mempertanyakan kenapa tak dibandingkan dengan teroris yang bukan agama, yang sekular, yang karena kejahatan, dan lainnya. Itu valid, boleh. Tapi bahwa itu boleh bukan berarti yang dilakukan Kurzman tidak boleh. Jadi keduanya merupakan pertanyaan riset yang sama-sama relevan, terlepas dari kenapa dia menekankan kasus-kasus yang sepertinya “kancil”, kalau memakai istilahnya Novri.

Page 78: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

78

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Soal keluarga teroris. Teorinya mengatakan begitu anaknya digantung dan mati, lalu ibunya mengatakan “aku bangga menjadi ibu-mu”. Saya dan Ihsan menemui dan mewawancarai puluhan teroris. Banyak di antara ibu teroris itu yang setiap hari berdoa supaya anaknya kembali ke jalan benar. Dalam usaha menghindari selection bias juga, kita mewawancarai ikhwan atau kombatan yang masih radikal dan yang sudah disengage. Yang tobat dan yang belum atau tidak tobat.

Salah satu yang paling mencolok dari mereka yang tobat itu adalah faktor ibu dan anak-istri. Saya memikirkan anak saya, anak saya harus sekolah, makannya apa. Kalau dulu waktu ada jihad ada yang memperhatikan tapi sekarang setelah tak ada jihad tak ada yang memberi makan anak, jadi saya harus bekerja.

Itulah yang tadi saya katakan ada pergeseran prioritas dan terbukanya hubungan baru yang menyebabkan orang yang dulu meneriakkan thaghut-thaghut ke sana kemari, sekarang,—mungkin masih tetap meneriakkan thaghut, tapi—tidak memikirkan perang

Page 79: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

79

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

lagi. Jadi akhirnya mereka radikal biasa. Itu harus digerakkan dalam alam demokrasi. Orang Klaten dan Sragen bisa saja ngomong mau melepaskan diri dari Indonesia selama tidak mengangkat senjata itu masih dibolehkan.

Soal teroris. Dari seluruh jenis cara berkonflik, teroris itu memang paling tinggi dilihat dari sudut ketidakterdugaannya. Itulah sebabnya kenapa terorisme merupakan senjata yang pasti akan ada sampai hari kiamat. Ia tidak terduga kapan dan di mana terjadinya atau siapa pelakunya. Kalau pemberontakan gampang, camp-nya di sini, pemimpinnya di sini, latihannya di sini. Kalau teroris tidak bisa diketahui sama sekali walaupun kita punya informasi intelijennya.

Dalam kasus 9/11 itu intelijen Amerika Serikat tahu bahwa di sekolah penerbangan di Florida ada satu peserta yang sangat tertarik pada mata pelajaran manuver tapi tak suka take off dan landing. Padahal semua pilot sangat peduli pada take off dan landing karena itulah yang paling penting. Informasinya sudah ada. Begitu terjadi

Page 80: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

80

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

9/11 baru disadari bahwa dia memang dulu orangnya aneh. Pantas dulu dia tak suka take off. Tapi itu sudah terjadi. Hasilnya hebat, kena pas, dan fatal. Itu sama dengan informasi soal bom dari hidro. Bedanya, ini ada konflik antar lembaga intelijen. Obama marah besar karena lembaga-lembaga intelijen di Amerika Serikat itu, kalau dalam bahasa indonesia, ego sektoralnya tinggi. Sama dengan kita.

Tapi lagi-lagi, Kurzman bilang jangan takut. Kalau kamu takut itulah yang mereka inginkan. Jangan panik karena kalau panik mereka berhasil. Ini bagian dari cara berdakwah.

Ihsan Ali-Fauzi

Saya ingin menambahkan sedikit soal keluarga. Tadi Rizal sudah ceritakan beberapa hal mengenai itu. Salah satu pertanyaan kita adalah seperti apa peran perempuan dalam terorisme di Indonesia. Tidak banyak. Yang kita punya beberapa hal menarik. Misalnya, ada perempuan tertentu yang mencari orang-orang yang sudah terlibat di dalam jihad. Kalau sudah jihad lebih keren.

Page 81: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

81

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Misalnya Farihin yang punya istri gara-gara atau ketika sudah dipenjara. Karena kalau laki-laki yang mengunjungi ke penjara itu susah, dicurigai macam-macam. Jadi lebih bagus yang mengunjungi itu perempuan. Lalu kemudian daripada perempuan menimbulkan macam-macam, lebih baik menjadi istri saja. Daripada menimbulkan fitnah jadi sitri saja. Peran perempuan di sini tidak langsung tapi cukup signifikan.

Karena tidak mau bicara sama laki-laki, akhirnya Julie yang wawancara. Ketika Julie tanya, kenapa mau sama Pak Farihin? Dia bilang, apalagi kurangnya Pak Farihin? Semuanya sudah jelas. Kalau orang lain ngomong bahwa saya bisa berjihad, belum terbukti, sementara Pak Farihin ini sudah terbukti. Perempuan punya kecenderungan tertentu ke arah heroisasi orang yang dianggap mujahid.

Samsu Rizal Panggabean

Mungkin secara seksual memang teroris itu lebih appealing.

Page 82: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

82

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Saidiman

Itu kan yang ditanya istrinya

Ihsan Ali-Fauzi

Dia tahu bahwa Farihin itu sudah punya istri, bahkan istrinya sudah dua, dan dia tetap mau. Tujuannya untuk mempermudah konsultasi. Mereka punya jaringan.

Salah satu masalah deradikalisasi adalah sejauh mana mereka masih dibantu oleh jaringannya yang lama. Itulah yang paling kunci. Kalau dia sudah tidak merasa aman dengan jaringannya yang lama baru mungkin dia disengage. Kalau tidak begitu dia tidak akan mau. Perempuan itu terkadang berguna dalam rangka itu.

Beberapa studi mengenai bom bunuh diri belakangan ini, karena makin susah laki-laki melakukan bom bunuh diri, maka perempuan yang melakukannya, antara lain karena dia memakai Burqa.

Budhy Munawar Rachman

Tapi belum ada kasusnya di Indonesia.

Page 83: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

83

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Ihsan Ali-Fauzi

Di Indonesia belum ada, tapi Checnya, Palestina ada.

Rumadi

Saya dapat informasi misalnya karena program deradikalisasi dan banyak teroris-teroris laki-laki yang masuk arus deradikalisasi, justru perempuan atau istri-istrinya yang committed untuk meneruskan perjuangan laki-laki. Kalau misalnya laki-lakinya tak mau, sudah istri-istrinya yang akan maju. Saya dapat informasi dari beberapa orang mengenai itu.

Samsu Rizal Panggabean

Salah satu hal yang harus kita antisipasi juga adalah faktor dendam. Perempuan-perempuan ini juga dendam.

Ihsan Ali-Fauzi

Saya mau mengajak Rizal untuk membahas aspek penelitian yang cukup banyak disinggung Kurzman. Tadi ada yang bilang bahwa ini adalah

Page 84: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

84

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

kegagalan ahli-ahli Timur Tengah dalam memprediksi sesuatu. Kurzman mengatakan tak mungkin memprediksi ilmu sosial. Dia menurut saya sangat humble.

Tapi dia juga bilang bahwa, tak seperti yang diduga bahwa ahli Timur Tengah itu salah memprediksi, melainkan ahli Timur Tengah itu dulu samasekali tidak didengar. Dulu ketahuan sekali misalnya bahwa yang mengerti Bahasa Arab sedikit, yang ahli Irak tidak ada, cuma itu-itu saja. Pemerintah juga tidak mau mendengarkan akademisi. Baru belakangan mereka mendengarkan kampus. Alih-alih salah memprediksi, seperti yang dituduhkan bininya Dick Cheney (Kurzman sepertinya geram sekali sama ibu itu), dia bilang kalian itu tak pernah mendengarkan kami. Kita tak pernah dimintai konsultasi sampai terjadi peristiwa itu.

Ada beberapa segi yang bisa didiskusikan, seperti soal prediktabilitas, kekuatan prognosis, dan tanggungjawab terhadap orang yang ditelitinya. Di akhir-akhir bukunya misalnya dia menyebut Raphael Patai dengan bukunya, The Arab Mind,

Page 85: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

85

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

yang bilang bahwa orang-orang Arab itu pikirannya begini dan begitu. Ini dikritik Edward Said sebagai esensialis. Orang-orang Arab dianggap pikirannya melulu seks, dan kalau mereka mau dipermalukan, urusan seksnya dipermainkan.

Seymour Hirst pernah menulis di New Yorker dan tulisannya kemudian meledak karena diketahui bahwa Dick Cheney dan Menteri Pertahanannya, Donald Rumsfeld, meminta supaya Patai di atas dibaca oleh tentara-tentara AS di Irak. Hal itu terungkap dan dilaporkan bahwa mereka memang belajar dari buku The Arab Mind untuk melakukan sesuatu yang terbongkar sebagai kasus penjara Abu Ghuraib itu, di mana orang ditindih-tindih, difoto dan sebagainya.

Nah, apakah Raphael Patai bersalah gara-gara itu? Apakah dia melakukan esensialisasi? Dia bukan hanya menulis The Arab Mind tapi juga The Jewish Mind. Di buku itu dia memberi nasihat bahwa orang Arab itu mati kutu kalau soal seksualitasnya dipermalukan dan kalau ada urusan homoseksual. Informasi itu dipakai betul untuk membuat tentara

Page 86: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

86

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

Irak yang ditangkap jadi tahanan teroris itu betul-betul malu, tujuannya untuk diinterogasi.

Nur Iman Subono

Mekanisme seperti itu tidak baru juga. Metode dalam penyiksaan biasanya seperti itu. Pada waktu kudeta militer di beberapa negara di Amerika Latin yang dilakukan adalah yang semacam itu. Laki-laki dipermalukan, didandani perempuan, mentalnya benar-benar dijatuhkan.

Ihsan Ali-Fauzi

Tapi bagaimana kita tahu bahwa laki-laki Arab itu malu kalau diperlakukan seperti itu? Nah, itu yang disediakan Raphael Patai yang kebetulan orang Yahudi, orang Israel, ahli Israel, yang memotret Arab Mind.

Edward Said dengan sadis mengatakan bahwa ini jenis ilmu pengetahuan yang memang dimaksudkan untuk menundukkan atau menaklukkan. Tidak ada variasi di kalangan Arab, cuma satu.

Page 87: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

87

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

Nah, teman-teman: Baiklah, kalau tidak ada lagi. Terima kasih teman-teman semua. Saya ingatkan lagi, bulan depan kita akan berdiskusi dengan Ulil tanggal 5 April. Buku akan segera dikirimkan oleh Husni atau Elza Taher.

Ali Munhanif

Saya ada usul. Kita dulu memang ingin belajar Islam, demokrasi, sekularisasi. Tapi kalau kita definisikan, demokrasi dan sekularisasi sebenarnya lebih luas, bukan hanya soal apakah masyarakat bisa sekuler atau tidak tapi juga misalnya soal gerakan sosial politik yang menjadi sekuler. Maksudnya seperti gerakan politik yang punya agenda revolusi lalu kemudian menanggalkan agendanya. Itu sebenarnya merupakan transformasi. Karena itu, tidak hanya terbatas pada Islam.

Ada buku bagus untuk kita buat referensi dan saya kira Nur Iman Subono bisa mempresentasikannya. Przeworsky menjadi panduan hampir semua kalangan yang ahli Islam soal transformasi Islam di bukunya, Capitalism and Social Democracy. Bagi

Page 88: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

88

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

Pe rpus t a

De

moc

racy

orang pesantren mungkin akan susah karena political economy ada diferensial dan lain-lain. Tetapi eksplanasinya jelas.

Ada dua buku di Paperstone soal sejarah electoral socialism, lalu Capitalism and Social Democracy. Selain itu, dia juga mengedit buku Analytical Marxism soal warisan Marx dan bagaimana dia menjadi basis untuk menganalisis materialisme historis yang bisa saja diterapkan terhadap gerakan-gerakan lain yang non-sosialis. Hampir semua gerakan, entah itu ethnic politics, Islam, kiri, dan sebaginya, punya karakter yang sama. Tapi dua buku pertama itulah yang paling penting untuk kita buat rujukan.

Ihsan Ali-Fauzi

Itu urusan saya dengan Nur Iman Subono nanti ya. Tapi tolong dicatat nanti tanggal 5 April. Terima kasih.[]

Page 89: a t TERORISME ATAS NAMA ISLAM - Cross Mind | I'll ... · PDF file1 Review Diskusi Edisi 002, Maret 2012 k a a n D i g i t a l P r o j e c t TERORISME ATAS NAMA ISLAM: MENGAPA TAK BANYAK

89

Review Diskusi

Edisi 002, Maret 2012

k a an Di g

i ta

l

Pro j ec t

© 2012Review diskusi ini diterbitkan olehDemocracy Project,Yayasan Abad Demokrasi.Untuk berlangganan, kunjungiwww.abad-demokrasi.com

Jika anda berminat mendapatkan naskah buku yang didiskusikan (soft file), silakan klik form permintaan pada website kami. Kode naskah: CHK001Sumber gambar cover: - www.adrianmcqueen.blogspot.com- www.epiclol.com- www.digitaljournal.com- www.wikihunk.com