A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas...

31
Politik Penempatan Aparatur di Era Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung (Studi di Kabupaten Lampung Tengah) Penyusun: Annisa Lestari 0816041017 Benny Martha 0816041021 Devita Amanda 0856041013 Vidi Prata Hastian 0856041047 Reza handika 0816041042 Wiwik Vovilia WN 0856041049 P. Studi : Ilmu Administrasi Negara M. Kuliah : Metode Penelitian Kualitatif Administrasi Publi

Transcript of A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas...

Page 1: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

Politik Penempatan Aparatur di Era Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung

(Studi di Kabupaten Lampung Tengah)

Penyusun:Annisa Lestari 0816041017Benny Martha 0816041021Devita Amanda 0856041013Vidi Prata Hastian 0856041047Reza handika 0816041042Wiwik Vovilia WN 0856041049

P. Studi : Ilmu Administrasi Negara

M. Kuliah : Metode Penelitian Kualitatif Administrasi Publi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

05 November 2010

Page 2: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memiliki suatu sistem pemerintahan yang baik tentu menjadi harapan dari kebanyakan negara baik pada negara besar maupun pada negara-negara yang tengah berkembang tema tentang penyelenggaraan tata pemerintahan memang telah lama menjadi bahan kajian studi-studi sosial khususnya pada kajian dibidang kepemerintahan dan birokrasi, studi ini kemudian menyimpulkan bahwa Sumber Daya Aparatur yang tersedia pada sebuah negara atau daerah tertentu menjadi faktor utama dalam rangka pencapaian prinsip-prinsip good governance atau tata pemerintahan yang baik.

Kesimpulan di atas sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa Manajemen Sumber Daya Aparatur (MSDA) mempunyai posisi yang sangat penting karena para aparatur mempunyai fungsi sebagai perumus, pelaksana, pengendali, maupun yang mengevaluasi pembangunan. Sebagai kunci manajemen sumber daya manusia aparatur harus mempunyai kriteria bersih, disiplin, berwibawa dalam melaksanakan tugas, selalu memikirkan efektivitas dan evisiensi kerja, tanpa manajemen sumber daya aparatur maka pembangunan suatu negara tidak akan membawa hasil yang baik.(Fanthoni dalam Barita Paskah Maria Siahaan, 2010: 11).

Indonesia sendiri tengah berupaya keras untuk memperbaiki sistem pemerintahan dalam rangka pencapaian good governance salah satu indikator keseriusan pemerintah ini ditandai dengan dikeluarkannya beberapa undang-undang dan kebijakan-kebijakan seperti arah kebijakan dalam RPJM Nasional Tahun 2005-2010 dan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang menegaskan bahwa untuk mewujudkan penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang baik haruslah menerapkan tata pemerintahan yang baik. Reformasi politik yang paling nampak dirasakan adalah direvisinya Undang-undang No. 22 tahun 1999 menjadi Undang-undang No. 32 tahun 2004 dan akhirnya direvisi kembali menjadi UU No. 12 tahun 2008 mengawali perubahan sistem politik Indonesia dari sentralisasi kearah desentralisasi. Berbagai perubahan nampak pada pelaksanaannya, dimana salah satu dari perubahan tersebut adalah pemerintah pusat telah menyerahkan sebagian urusan kepemerintahannya kepada pemerintah lokal dengan asas otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab.

Namun menjelang dua tahun pelaksanaan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, peluang keberhasilan kebijakan baru ini masih diragukan oleh banyak pihak. Keraguan itu timbul karena adanya berbagai faktor penghambat dan banyaknya indikasi negatif yang terjadi di lapangan sehingga pelaksanaan kebijakan otonomi daerah dinilai tidak berlangsung sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan. Pada politik penempatan aparatur publik di era pemilihan kepala daerah secara langsung sama sekali tidak ada kejelasan mendasar mengenai sistem yang dipakai dalam proses rekruitmen sumber daya aparatur yang nantinya akan ditempatkan pada posisi tertentu dalam struktur pemerintahan daerah, ketidak jelasan ini kemudian mengakibatkan banyak pihak berasumsi bahwa sumber daya aparatur yang ada saat ini hanyalah merupakan buah dari praktek-praktek kotor dunia perpolitikan semata. (KKN). Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) yang ada di setiap pemerintahan benar – benar hanya memberikan pertimbangan, sedangkan

Page 3: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

keputusan tentang penempatan aparatur merupakan hak prerogatif Kepala Daerah. Jika dibiarkan tentunya kondisi semacam ini akan memberikan dampak negative bagi suksesnya reformasi politik desentralisasi yang pada awalnya bertujuan agar pemerintah daerah dapat berkembang secara mandiri dengan baik sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku.Kesenjangan politik di atas terjadi atas tidak adanya manajemen yang baik dalam mengatur segala urusan-urusan pemerintahan daerah, dalam hal ini adalah manajemen yang mengatur sumber daya manusia sebagai aparatur public (MSDAP). Perencanaan suber daya manusia dirancang untuk menjamin bahwa kebutuhan organisasi akan pegawai akan terpenuhi secara tetap dan dengan tepat. Perencanaan saperti itu dapat dilakukan dengan melalui analisis kebutuhan tenaga kerja seperti dikemukakan oleh Stoner dan Freeman bahwa dalam rangka membuat perencanaan suber daya manusia melalui analisis. Perencanaan SDM merupakan fungsi yang pertama-pertama harus dilaksanakan dalam organisasi. Perencanaan SDM dalam organisasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan SDM :

Faktor internal adalah berbagai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi dan juga segala kendala yang ada dalam organisasi.

Faktor eksternal yang pada prinsipnya akan dipengaruhi oleh situasi dari luar organisasi, keluasan, ketergantungan denagan pihak lain. Faktor eksternal adalah berbagai hal yang berkaitan dengan situasi baik perkembangan, perubahan, maupuntensi, kemampuan organisasi dan kebijakan organisasi.

Kondisi faktual SDM sebagai aparatur publik secara komprehensif dilihat dari sudut pandang manajemen sumber daya aparatur publik. Dengan menggunakan sudut pandang tersebut, maka kondisi SDM aparatur publik pada Kabupaten Lampung tengah dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Belum tersusunnya perencanaan PNS yang komprehensif, integrated dan berbasis kinerja, baik secara nasional maupun institusional;

2. Pengadaan PNS belum berdasar pada kebutuhan riil;3. Penempatan PNS belum berdasar pada kompetensi jabatan;4. Pengembangan pegawai belum berdasarkan pola pembinaan karier;5. Sistem penilai kinerja belum obyeklif;6. Kenaikan pangkat dan jabatan belum berdasarkan prestasi kerja dan

kompetensi;7. Diklat PNS belum optimal dalam meningkatkan kompetensi;8. Sistem kompensasi belum berdasarkan pada prestasi kerja;9. Sistem renumerasi belum didasarkan pada tingkat kelayakan hidup;10. Sistem terminasi PNS belum tertata secara komprehensif;11. Penetapan peraturan disiplin pegawai belum dilaksanakan secara konsisten

dan konsekuen;12. Prinsip netralitas PNS belum sepenuhnya dijunjung tinggi;

Melihat kurang maksimalnya pencapaian tujuan dari pada politik desentralisasi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Politik Penempatan Aparatur Publik di Era Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung (studi pada pemerintah lampung Tengah)

Page 4: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengajukan beberapa permasalahan penelitian yaitu :

1. Bagaimanakah politik penempatan aparatur publik di era pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2009 ?

2. Faktor-faktor apasaja yang mempengaruhi mekanisme penempatan aparatur publik di era pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2009 ?

C. Tujuan Penelitian

Dari beberapa permasalahan yang diajukan oleh peneliti maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis politik penempatan aparatur publik di era pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2009.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme penempatan aparatur publik di era pemilihan kepala daerah secara langsung di Kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2009.

Page 5: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

II. Tinjauan Pustaka

1. Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam Negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Politik)

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)

politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat

politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Definisi politik : http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100917182521AAhrdyp

Ilmu Politik adalah ilmu yang memerhatikan masalah kenegaraan, dengan memperjuangkan pengertian dan pemahaman tentang negara dan keadaannya, sifat-sifat dasarnya, dalam berbagai bentuk atau manifestasi pembangunannya. (Johan Kaspar Bluntschli)

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kehidupan Negara yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, ilmu politik mempelajari negara-negara itu dalam melaksanakan tugas-tugasnya. (J. Barents)

Politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan umum untuk seluruh masyarakat. (Joyce Mitchel)

Sifat terpenting dari bidang politik adalah penggunaan kekuasaan oleh suatu golongan anggota masyarakat terhadap golongan lain. Dalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.” Idrus Affandi mendefinisikan: “Ilmu politik ialah ilmu yang mempelajari kumpulan manusia yang hidup teratur dan memiliki tujuan yang sama dalam ikatan negara. (Wirjono Projodikoro)

Ilmu politik adalah ilmu sosial yang khusus mempelajari sifat dan tujuan dari negara sejauh negara merupakan organisasi kekuasaan, beserta sifat dan tujuan dari gejala-gejala kekuasaan lain yang tak resmi, yang dapat memengaruhi negara. (Ossip K. Flechtheim)

Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh

Page 6: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

penguasa negara. Dalam beberapa aspek kehidupan, manusia sering melakukan tindakan politik, baik politik dagang, budaya, sosial, maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Demikianlah politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (private goals). Politik menyangkut kegiatan berbagai kelompok, termasuk partai politik dan kegiatan-kegiatan perseorangan (individu). (Aristoteles)

2. Sumber Daya Aparatur Publik

Aparatur merupakan suatu komunitas individu-individu yang memiliki tugas dan fungsi yang terlembagakan untuk melayani rakyat kemudian diartikan secara singkat sebagai pemikir, perencana, sekaligus pengawas jalannya kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat atas nama kepala daerah. (sanyoto dalam Barita, 2010:12)

Aparatur merupakan perangkat pemerintah yang memiliki sistem aturan dan terstruktur, yang digunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan baik ditingkat Pusat atau Daerah. (Nurcolis dalam Barita, 2010: 12)

Menurut Undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian dinyatakan bahwa pegawai negeri yaitu : setiap warga negara republik indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pemerintah Daerah

Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 2008 mengartikan kepala daerah adalah kepala daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. Daerah ototonom menurut Undang-undang tersebut adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara Indonesia.

Menurut Sanyoto dalam Barita (2010: 53) pemerintah daerah adalah pemerintah yang diselenggarakan oleh badan-badan Daerah yang dipilih secara bebas dengan tetap mengakui supremasi pemerintah nasional. Pemerintah ini diberi kekuasaan, diskresi kebebasan untuk mengambil kebijakan, tanggung jawab dan dikontrol oleh kekuasaan yang lebih tinggi.

Pemerintah daerah berperan penting dalam pelaksanaan otonomi daerah sebab selain sebagai wadah penyambung atau jembatan antara warga masyarakat dengan para pemimpin, pemerintah daerah juga berperan sebagai organ yang dipercayakan untuk mengetahui, mengatasi, memberdayakan potensi sumber daya, masalah, kendala dan kebutuhan daerahnya dan menghilangkan mekanisme pembuatan keputusan yang kurang efisien.

4. Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Sumber Daya Aparatur

Page 7: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

The Liang Gie dalam Barita (2010: 54) menjelaskan otonomi adalah wewenang untuk menyelenggarakan kepentingan sekelompok penduduk yang berdiam di dalam suatu wilayah tertentu yang mencakup mengatur, mengurus, mengendalikan, dan mengembangkan berbagai hal bagi kehidupan penduduk.

Upaya melaksanakan otonomi daerah di daerah otonom haruslah dilengkapi dengan perangkat-perangkat yang terdiri dari :

1. Pemerintah Daerah : Pemerintah daerah berfungsi sebagai kepala daerah otonom dan kepala wilayah;

2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah : Badan ini merupakan mitra dari pemerintah daerah sebagi mitra kepala daerah yang mewakili kepentingan suara rakyat di daerah tersebut. Bersama kepala daerah, DPRD menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, membuat Peraturan Daerah, serta melaksanakan pengawasan.

III. METODE PENULISAN

Page 8: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

A. Tipe Penelitian

Dalam kajian ini, tipe penelitian yang dipakai adalah tipe penelitian evaluasi deskripsi (evaluation and description research) dan bersifat studi kasus yang dikaji secara kualitatif. Penelitian evaluasi ini menekankan kepada upaya membuat pertimbangan terhadap kemanfaatan program-program dengan melakukan penjelasan (deskriptif) rasional atas evaluasi tersebut.

Menurut Moleong, (2005: 97) terdapat beberapa ciri utama penelitian kualitatif meskipun tidak semua bentuk penelitian kualitatif memperlihatkan ciri tersebut. Adapun ciri penelitian kualitatif tersebut adalah :

a. Penelitian kualitatif mempunyai setting alami sebagai sumber data langsung. b. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif.c. Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada proses kerja.d. Penelitian kualitatif cenderung menggunakan pendekatan induktif.e. Penelitian kualitatif memberi titik tekan atau batasan yang ditentukan oleh fokus.f. Penelitian kualitatif menjadikan manusia sebagai instrumen utamanya.g. Penelitian kualitatif memiliki desain yang bersifat sementara dan hasil penelitian yang dirundingkan dan disepakati bersama.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada dasarnya adalah masalah pokok yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperoleh melalui kepustakaan lainnya. (Moleong: 97).

Dengan demikian dalam penelitian ini hal-hal yang menjadi fokus penelitian ini meliputi :

1. Politik Penempatan Aparatur Publik di Era Pemilihan Kepala Daerah secara langsung pada Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah :

a. Politik penempatan aparatur publik secara umum;b. Proses penempatan aparatur publik dari dalam;

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme penempatan aparatur publik di era pemilihan kepala daerah secara langsung pada pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah :

a. Faktor Internalb. Faktor Eksternal

C. Jenis dan Sumber Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta yang ada. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima dari seseorang sebagai nara sumber baik diperoleh secara langsung maupun tidak. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa

Page 9: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

angka, kata-kata, atau citra. Dengan demikian secara sederhana sumber data merupakan sumber dari fakta yang ada.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat peneliti melalui analisis yang merujuk pada dokumen-dokumen, artikel, surat kabar dan berita-berita media terkait lainnya.

Beberapa dokumen yang didapat oleh peneliti adalah :

a. Proses Rekruitmen dan Seleksi Sumber Daya Aparatur di Era Otonomi Daerah. (Barita Paskah Maria Siahaan dalam Skripsi, 2010)

b. Strategi Pemerintah Daerah dalam Mengatasi Faktor-Faktor Penghambat Otonomi Daerah. (Hafini Mariana dalam skripsi, 2010)

D. Teknik Analisa Data

Merupakan kegiatan-kegiatan untuk menginput dan mengolah hasil survey lapangan untuk mendapatkan data primer, analisa rinci dan pengolahan dari data yang diperoleh, masalah yang timbul dan pemecahannya, kriteria/parameter yang digunakan, penelitian berbagai alternatif dan solusi yang diusulkan serta penetapan design yang akan diterapkan sesuai dengan formulir yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Telaah yang dilakukan tidak melingkupi tingkat reliabilitas dan validitas kuesioner yang dipergunakan namun hanya berfokus kepada pengolahan dan penganalisisan data primer yang terkumpul. Semua kuesioner dijadikan sebagai bahan olahan data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 10: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

A. Gambaran Umum tentang Struktur Organisasi Pemerintahan Lampung Tengah

Sejak secara resmi dimekarkan bersama 2 kabupaten/ kota lain yaitu Lampung Timur dan Kota Metro berdasarkan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1999, Kabupaten Lampung Tengah telah memiliki pembagian struktur organisasi pemerintahan yang jelas.

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Lampung Tengah, pasal 3 dinyatakan bahwa susunan, organisasi peangkat daerah terdiri dari 1 (satu) Sekretariat Daerah; 1 (satu) Sekretariat dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD); 17 (tujuhbelas) Dinas Daerah; 12 (dua belas) Lembaga Teknis Daerah (LTD); 1 (satu) Staf Bupati; dan 3 (tiga) Organisasi Perangkat Daerah Pelayanan Umum. Susunan organisasinya adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat Daerah;

2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD);

3. Dinas Daerah, terdiri dari;1. Dinas Pendidikan;2. Dinas Kesehatan;3. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan horticultura;4. Dinas Peternakan dan Pertanian;5. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;6. Dinas Perindustrian Promosi, Investasi dan Penanaman Modal7. Dinas Koperasi dan UKM;8. Dina sPerdagangan dan Pasar;9. Dinas Sosial, tenaga Kerja dan Transmigrasi;10. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;11. Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga dan Seni Budaya;12. Dinas Perhubungan;13. Dinas Bina Marga;14. Dinas Cipta Karya;15. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air;16. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah;17. Dinas Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup

4. Lembaga Teknis Daerah, terdiri dari:1. Inspektorat;2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;3. Badan Kepegawaian Daerah;4. Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah;5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Bina Pemerintahan Kampung

dan Kelurahan;7. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian;8. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlingdungan Masyarakat;9. Rumah Sakit Daerah Demang Sepulau Jaya;10. Kantor Kesatuan Polisi Pamong Praja;11. Kantor Arsip dan Perpustakaan;

Page 11: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

12. Kantor Penelitian dan Pengembangan Daerah.

5. Staf Ahli Bupati;

6. Organisasi Perangkat DaerahPelayanan Umum, terdiri dari:1. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu;2. Sekretariat KORPRI Pegawai republik Indonesia;3. Sekretariat Penanggulangan Bencana Daerah.

B. Badan dan Lembaga Teknis dalam Proses Penempatan Aparatur Publik di Lampung Tengah

1. Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

Dari struktur yang telah uraikan, salah satu Lembaga Teknis Daerah (LTD) Kabupaten lampung Tengah yang terlibat dalam proses penempatan aparatur publik ialah Badan Kepegawaian Daerah (BKD). BKD merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertugas dalam menjamin kelancaran dalam penyelenggaraan manajemen kepegawaian daerah.

Landasan dasar pembentukan BKD adalah keputusan Presiden Nomor 159 tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah

Berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 12 Tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kabupaten Lampung Tengah, pasal 48 dinyatakan bahwa:1. Badan Pegawai daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala

Daerah

2. Badan Kepegawaian daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang Kepegawaian Daerah. Tugas tersebut meliputi:

2.1.a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian daerah2.1.b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya2.1.c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya2.1.d. Pembinaan terhadap UPT2.1.e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sedangkan prinsip, tugas dan pokok Badan Kepegawaian Daerah menurut Keputusan Presiden Nomor 159 Tahun 2000 adalah:

a.a. Badan Kepegawaian Daerah berada di bawah dan bertaggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Wilayah Daerah;a.b. Tugas pokok BKD adalah membantu pejabat Pembina Kepegawaian Daerah dalam melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil daerah, yaitu:

Page 12: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

a. Menyiapkan peraturan perundang-undangan di daerah di bidang kepegawaian, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Menyiapkan kebijakan teknis pengembangan kepegawaian daerah dan lain – lain.

Sedangkan fungsi dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) adalah sebagai berikut:

1. Penyiapan penyusunan peraturan perundang – undangan daerah di bidang kepegawaian sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan pemerintah.

2. Perencanaan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil Daerah dan pegawai daerah lainnya;

3. Penyiapan kebijakasanaan teknis pengembangan kepegawaian daerah;

4. Penyiapan pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat, pemindahan, pemberian penghargaan, penerapan sanksi dan pemberhentian pegawai negerisipil di daerah dan pegawai daerah lainnya sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dalam perundang – undangan.

5. Pelayanan administrasi kepegawaian dalam pengangkatan, pemindahan, pemberhentian dalam dan dari jabatan fungsional sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan perundang-undangan.

6. Penyiapan dan penetapan pensiun pegawai negeri sipil daerah dan penetapan pesangon bagi pegawai lainnya sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan perundang – undangan.

Susunan organisasi BKD berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 2 Tahun 2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja perangkat daerah Lampung Tengah, pasala 49 menyatakan bahwa Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lampung tengah terdiri dari:

1. Kepala Badan

2. Sekretaris, terdiri dari:a. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporanb. Sub Bagian Keuanganc. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

3. Bidang Mutasi Pegawai, terdiri dari:a. Sub Bidang Mutasi Pegawaib. Sub Bidang Pengadaan dan Penempatan Pegawaic. Sub Bidang kepangkatan dan Penggajian

4. Bidang pengembangan Pegawai, terdiri dari:a. Sub Bidang Promosi Pegawaib. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

Page 13: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

5. Bidang Dokumentasi dan Informasi Kepegawaian, terdiri dari:a. Sub Bidang Pengumpulan Datab. Sub Bidang Penataan dan Pemeliharaan Dokumentasi Pegawai

6. Bidang pembinaan Pegawai, terdiri dari:a. Sub Bidang Kesejahteraan Rakyatb. Sub Bidang pemerintahan dan Pensiun Pegawai

7. Pelaksana Teknis

8. Kelompok jabatan Fungsional

2. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan

PP nomor 13 Tahun 2002 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural pada Bab III berisi tentang Pengangkatan, pemindahan dan pertimbangan dalam dan dari jabatan struktural dan Bab V mengenai penilaian dan pertimbangan pengangkatan dalam jabatan ada pasal 14 yang berisi:

3. Untuk menjamin kualitas dan obyektivitas dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai negeri Sipil dalam dan dari jabatan struktural Eselon II ke bawah di setiap instansi dibentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan, selanjutnya disebut Baperjakat.

4. Baperjakat terdiri dari:4.1.a. Baperjakat Instansi Pusat;4.1.b. Baperjakat instansi daerah Provinsi;4.1.c. Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/ Kota.

Tugas pokok Baperjakat Instansi Pusat dan baperjakat instansi daerah Propinsi/ Kabupaten/ Kota adalah memberikan pertimbangan kepada peabat pembina Kepegawaian Pusat dan Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi/ Kabupaten/ Kota dalam pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari abatan struktural.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Lampung Nomor: G/169/II.12/HK/2009 tentang Pembentukan Badan Pertimbangan Jabatan dan KepangkatanPemerintah Provinsi Lampung periode 2009-2011 maka dibentuklah Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Provinsi Lampung dengan tugas pokok sebagai berikut:

a. Memberikan pertimbangan kepada gubernur dalam rangka pengambilan keputusan tentang pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dari dan dalam jabatan struktural di lingkungan pemerintah Provinsi Lampung.

b. Memberikan pertimbangan kepada gbernur dalam pemberian kenaikan pangkat bagi pns yang menduduki jabatan struktural, menunjukkan prestasi kerja luar basa baiknya, menunujukkan penemuan baru yang

Page 14: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

bermanfaat bagi negara dan pertimbangan perpanjangan batas usia pensiun PNS yang menduduki jabaatan struktural eselon I dan II.

c. Memberikan pertimbangan kepada gubernur dalam rangka penilaian calon sekretaris daerah kabupaten/ kota dan pejabat struktural eselon II kabupaten/ kota se-provinsi Lampung sesuai dengan usulan bupati/ walikota yang bersangkutan, dan

d. Memberikan pertimbangan kepada gubernur atas usulan bupati/ walikota tentang pemberhentian sekretaris daerah kabupaten/ kota. (Atih: 2010)

C. Mekanisme Pelaksanaan Rekruitmen Pejabat Struktural di Pemerintah Provinsi Lampung

Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Lampung Nomor: G/169/II.12/2009 mekanisme atau prosedur rekruitment (rolling, promosi, mutasi, demosi) pejabat struktural di pemerintah Provinsi Lampung dilakukan melalui empat tahapan, yaitu:

1. Tahap pengusulan

Pengisisan jabatan struktural di pemerintah Kabupaten Lamung tengah dilaksanakan karena adanya formasi atau jabatan yang kosong atau belum terisi serta adanya apratur atau pegawai yang dipandang cakap untuk menduduki formasi atau jabatan yang kosong tersebut pegawai yang akan direkrut untuk mengisi jabatan struktural harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam analisis jabatan meliputi status kpegawaian, kepangkatan, kualifikasi pendidikan, penilaian prestasi kerja, kompetensi, kesehatan, senoiritas dalam pangkat,usia, dilklatpim dan pengalaman kerja. Pengusulan pejabat struktural dilakukan oleh satuan kerja (satker)

Dalam tahap pengusulan, sekretariat Baperjakat menerima usulan – usulan calon pejabat struktural yang akan menempati jabatan struktural yang kosong melalui satuan kerja (satker) masing – masing dinas terkait. Surat pengusulan calon pejabat struktural oleh kepala satuan kerja tersebut kemudian diberikan kepada tim Baperjkat untui dapat memberikan penilaian, pertimbangan dan rekomendasi/ persetujuan terhadap Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan oleh satuan kerja/ instansi tersebut.

2. Tahap verifikasi dan evaluasi kinerjaPada tahap verifikasi dan evaluasi kinerja calon – calon pejabat struktural tim baperjakat berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah untuk menyiapkan daftar nominatif pegawai/ pejabat yang potensial untuk direkrut menduduki jabatan struktural, termasuk eselon III. Daftar nominatif ini disesuaikan/ dikoordinasikan dengan bahan yang diusulkan oleh kepala instansi/ unit kerja. Kemudian tim baperjakat meminta pertimbangan dan persetujuan terhadap calon – calon pegawai yang akan direkrut menduduki jabatan struktural

Page 15: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

termasuk eselon III pada gubernur berdasarkan bahan daftar nominatif pegawai potensial yang dibuat oleh BKD.

Setelah dilakukan proses verifikasi dan evaluasi kinerja oleh sekretariat Baperjakat kemudian akan ada proses penilaian dan pertimbangan lebih lanjut. Penilaian dan pertimbangan tersebut meliputi:

a.a. Penialaian dan pertimbangan terhadap status kepegawaian kepangkatan, kualifikasi pendidikan, penilaian prestasi kerja, kompetensi, kesehatan, senoiritas dalam pangkat,usia, dilklatpim dan pengalaman kerja yang dimiliki pegawai tersebut

a.b. Penilaian dan pertimbangan untuk perekrutan pejabat struktural yang sifatnya promosi atau menduduki jabatan struktural setingkat lebih tinggi diprioritaskan bagi pegawai yang sebelumnya minimal pernah dua kali menduduki jabatan truktural pada eselon di bawahnya.

Proses penailaian oleh Baperjakat dilakukan dalam sebuah rapat yang tertutup dan rahasia sehingga tidak banyak informasi bisa didapat mengenai detil dari tahap ini.

3. Tahap rekomendasiSetelah tahap verifikasi dan evaluasi kerja tuntas, maka tim baperjakat kemudian akan memberikan rekomendasi terhadap Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan untuk menduduki jabatan struktural tersebut yang dituangkan dalam Berita Acara Evaluasi disampaikan kepada Gubernur Lampung untuk segera ditindak lanjuti. Dalam rapat tim Baperjakaat dapat berisi persetujuan, penundaan atau bahkan penolakan terhadap usulan perekrutan yang tentunya disertai dengan alasan – alasan yang obyektif.

4. Tahap penetapan keputusan pengangkatan dalam jabatan strukturalSetelah tahap pengusulan, verifikasi dan evaluasi kinerja dan rekomendasi calon pejabat struktural kemudian dalam rapat tim Baperjakat ketua baperjakat mengambil keputusan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan Gubernur sebagai Pembina.

Setelah ketua Baperjakat menetapkan keputusan maka Gubernur akan memerintahkan kepada Badan Kepegawaian Daerah untuk membuat Draf Minut Keputusan Gubernur Lampung yang berisi pengangkatan pegawai dalam Jabatan Struktural yang pada akhirnya nanti akan menjadi SK Gubernur Lampung tentang pengangkatan PNS dalam jabatan struktural. Jadi dalam tahap pengambilan keputusan ini gubernur yang memegang peranan penting. (Atih:2010)

D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penempatan Aparatur Dalam Jabatan Struktural

Page 16: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

Penempatan aparatur publik dalam jabatan struktural yang melibatkan Badan Kepegawaian Daerah, Badan Pertimbangan dan Kepala Daerah sebagai pembina, terdapat faktor – faktor yang mempengaruhi proses penempatan aparatur dalam jabatan struktural.

1. Faktor Internal

Faktor – faktor internal yang mempengaruhi proses penempatan aparatur yaitu kualitas sumber daya manusia dalam Tim Pengadaan dan Penempatan Jabatan, serta orientasi sistem birokrasi.

a. Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Tim Pengadaan dan Penempatan Jabatan.

Sumber daya manusia dalam proses penempatan aparatur sangat vital. Diperlukan orang – orang yang memahami sistematika dari proses penyeleksian, jujur dan berkompeten sehingga pejabat – pejabat yang akan menduduki suatu jabatan struktural nantinya benar – benar orang yang berkompeten di posisinya, sehingga tercapai suatu pemerintahan yang baik.

Namun, dari wawancara yang dilakukan Barita: 2010 ada indikasi adanya tindak KKN yang disebabkan kurangnya tranparansi da dalam proses penempatan baik bersumber dari dalam maupun dari luar.

b. Orientasi Sistem Birokrasi

Faktor lain yang mempengaruhi proses penempatan aparatur publik dari adalah mengenai orientasi sistem birokrasi. Kondisi aparatur yang sebelumnya berorientasi pada “spoiled system” dimaan para pejabat pemerintah ditempatkan tidak pada tempat sesuai kemampuan. Sehingga orang – orang dalam Tim yang menangani proses penempatan aparatur kurang kompeten.

2. Faktor Eksternal

a. Kurangnya pengawasan dari Masyarakat dan Media MassaDalam perspektif sosiologis, masyarakat adalah suatu komunitas yang berbudaya, terorganisasi dan memiliki kaidah normatif sebagai sarana interaksi sesama anggota masyarakat lainnya. Sebagai sarana interaksi dalam hidup sosial kemasyarakatan harus memiliki kepekaan dalam mengenali dan memahami setiap persoalan sosial kemasyarakatan sebagai subyek yang melakukan tindakan maka perilaku – perilkau menyimpang yang terjadi dalam kehidupan masyarakat harus disikapi oleh anggota masyarakat sendiri (self organization), tanpa harus ada perintah yang memaksa dari negara. Bila dikaitkan dalam proses perekrutan, masyarakat atau media harus berperan aktif dalam melakukan pengawasan atau control dalam pelaksanaannya.

b. Politik penempatan aparatur publik

Pemerintahan yang transparan dan akuntabel menajdi tuntutan masyarakat saat ini terhadap pemerintahannya yang merupakan salah

Page 17: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

satu dari tuntutan good governance. Dari hasil wawancara kepada Ketua Badan Kepegawaian Daerah Lampung Tengah, Bpk. Husein M.IP mengemukakan bahwa dalam mekanisme penempatan aparatur, Badan Kepegawaian Daerah dan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan wewenangnya terbatas pada pemberian pertimbangan kepada Kepala Daerah dalam mengajukan nama – nama calon pejabat yang akan ditempatkan, sedangkan keputusan final siapa yang menempati jabatan yang akan diisi merupakan hak preogratif Kepala Daerah yang disini adalah Bupati Lampung Tengah. Selain itu, dalam mekanismenya, dalam tahap verifikasi dan penilaian kinerja dilaksanakan dalam sebuah rapat tertutup dan rahasia. Namun Kepala BKD menegaskan bahwa Badan Kepegawaian Daerah dalam proses penempatan aparatur publik tidak ada unsur politik praktis. Hal itu disebabkan bahwa pegawai negeri dalam pemerintahan harus netral dari pengaruh politik sebagai kode etik dari pegawai negeri sipil.

2. Pembahasan

Pembahasan dilakukan berdasarkan fokus yang telah ditetapkan sebelumnya yang didapat dari hasil wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini memfokuskan pada mekanisme/ proses penempatan aparatur serta politik penempatannya dalam jabatan struktural di Kabupaten Lampung Tengah.

Terkait dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,dinyatakan bahwa pemerintahan daerah merupakan kerja sama antara pemerintah daerah dan DPRD, menurut asas otonomi dan tugas perbantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya. Kerja sama ini diarahkan kepada terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui salah satunya pelayanan publik yang dilakukan oleh kalangan birokrat.Konsep pelayanan publik haruslah diterapkan dan disesuaikan dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di daerah. Jumlah pegawai tersebut tentunya berhubungan dengan jumlah organisasi perangkat daerah. Agar pelayanan publik tersebut dapat berjalan secara maksimal maka dibutuhkan atmosfer birokrasi yang kondusif, efektif dan efisien. Mulai dari struktur birokrasi yang ramping, penempatan pejabat sesuai bidang keahlian/ kompetensinya hingga manajemen birokrasi yang tepat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani.

Pada prinsipnya sumber daya aparatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah sebab sumber daya aparatur merupakan penggerak dalam jalannya sistem kepemerintahan baik di pusat maupun di daerah (Syamsi dalam Barita, 2010:137). Namun, fakta lapangan di Kabupaten Lampung Tengah masih terbilang belum sukses mengingat masih besarnya jumlah pegawai dalam tiap instansi serta penempatan pegawai yang belum relevan. Kuantitas dari pegawai negeri sipil yang mendudiki posis – posisi dalam pemerintahan disinyalir akan terus membengkak. Indikatornya ialah dalam proses perekrutan Pegawai Negeri Sipil yang terus menerus mengalami kenaikan, sedangkan posisi/ jabatan yang tersedia tetap. Akibatnya terjadi penggemukan dalam birokrasi yang akhirnya turut mengakibatkani inefisiensi dan inefektifitas kinerja aparatur pemerintahan.

Page 18: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

Hal ini akhirnya yang membuat manajemen sumber daya aparatur menjadi penting. Tanpa adanya manajemen di bidang sumber daya aparatur yang handal maka pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan sumber – sumber lainnya itu akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif (Gomes dalam Barita 2010:138). Berpegang terhadap teori ini kemudian menjadi agenda besar bagi Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah dalam penempatan aparatur yang tepat. Relevan antara kompetensi dan posisi yang didudukinya. Hal ini sejalan dengan fungsi manajemen sumber daya aparatur secara keseluruhan adalah perencanaan, pengorganisasian dan penyusunan personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja (Handoko dalam Barita 2010: 139) dan menurut pakar lain yang menyatakan bahwa manajemen sumber daya aparatur terdapat fungsi staffing dan apabila dikembangkan lagi maka di dalam prose staffing terdapat proses recruitment; selection; promotion dan replacement (Yoder dalam Barita2010:139)

Fungsi staffing yang diartikan sebagai fungsi pengadaan pegawai dalam manajemen sumber daya aparatur telah diimplementaskan di daerah Kabupaten Lampung Tengah. Ini dilihat dari dikeluarkannya Keputusan Gubernur Provinsi Lampung Nomor: G/169/II.12/2009 mekanisme atau prosedur rekruitment (rolling, promosi, mutasi, demosi) pejabat struktural serta buku panduan yang dikeluarkan oleh BKD dalam menyusun tata cara proses rekruitmen dan seleksi yang berlangsung di Lampung Tengah. Dalam buku Panduan Pelaksanaan Administrasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2008 tersebut menjelaskan secara detail mengenai pengadaan pegawai yang diawali dengan proses rekruitmen hingga tahapan penempatan jabatan. Hal ini menjadi indikator bahwa Kabupaten Lampung Tengah dalam manajemen kepegawaian daerah khusunya fungsi staffing sumber daya aparatur publik telah berjaan sesuai pada teori manajemen sumber daya aparatur yang ada. Apabila Kabupaten Lampung Tengah mampu melaksanakan manajemen kepegawaiannya dengan baik maka kabupaten ini mampu menghasilakan pemerintahan yang baik.

Namun, bila dilihat dari berbgai hambatannya dalam proses pelaksanaan penepmpatan aparatur , Kabupaten Lampung tengah belum dapat dikatakan menjadi pemerintahan yang baik dalam hal staffing.

4.1.d. Mekanisme Penempatan Aparatur dalam Jabatan Struktural

Dalam teori manajemen kepegawaian daerah selain dari fungsi manajemen, ditegaskan pula mengenai sistem tata cara yang dianut. Indonesia berdasarkan Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 telah menganut sistem integrasi (Integrated System). Pengertian dari Integrated System adalah suatu sistem kepegawaiannya mulai dari rekruitment, penempatan, pengembangan, penilaian sampai penggajian dan pensiun ditentukan oleh pusat. Apabila hal ini dikaitkan dalam konteks kemandirian di era otonomi daerah maka akan membuat daerah menjadi lebih mengandalkan pusat dalam pengelolaan aparatur.hal ini tentu memberi batas pada ruang gerak pemerintahan daerah dalam mengembangkan mekanisme – mekanisme penempatan yang lebih

Page 19: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

baik. Tidak hanya terpaku pada satu pakem saja dalam proses pelaksanaannya.

Pada mekanisme penempatan pejabat yang diterapkan oleh Kabupaten Lampung Tengah, proses pemilihan pejabat dilakukan oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Kabupaten Lampung Tengah. Ketika Baperjakat akan melakukan pemilihan pejabat, maka Baperjakat meminta data Pegawai Negeri Sipil yang ada pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lampung Tengah. Setelah itu dilakukan proses penyeleksian calon-calon pejabat. Proses ini melibatkan banyak pihak (sesuai dengan komposisi anggota yang ada pada Baperjakat).Hal – hal yang menjadi bahan penilaian dan pertimbangan dalam proses penempatan aparatur dalam jabatan yaitu status kepegawaian kepangkatan, kualifikasi pendidikan, penilaian prestasi kerja, kompetensi, kesehatan, senoiritas dalam pangkat,usia, dilklatpim dan pengalaman kerja yang dimiliki pegawai tersebut. Selain itu juga perlu diperhaitkan pula dalam penempatan pejabat pada birokrasi pemerintahan daerah tentang sanksi indispliner yang pernah diterima, aspek relevansi dan aspek komunikasi.

Setelah proses ini selesai, maka nama yang direkomendasikan untuk ditempatkan pada jabatan yang akan diduduki, diajukan kepada bupati selaku kepala daerah. Jadi, selama ini, Baperjakat Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah terlihat sudah bekerja secara profesional dan proporsional. Baperjakat melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan yaitu Keputusan Gubernur Provinsi Lampung Nomor: G/169/II.12/2009

Namun, dari mekanisme penempatan aparatur dalam jabatan struktural tersebut perlu menjadi perhatian adalah pelaksanaan penyeleksian dan penilaian kinerja aparatur dalam jabatan struktural yang sifatnya tertutup dan rahasia. Padahal transparansi dan akuntabilitas pemerintahan saat ini menjadi tuntutan utama masyarakat dunia terhadap pemerintahannya. Ini tentunya untuk memenuhi rasa demokrasi dimana masyarakat/ rakyat seharusnya dapat berpartisipasi luas dan aktif dalam pemerintahan. Termasuk dalam pengawasan demi terwujudnya suatu pemeritahan yang baik. Pemerintahan yang baik (good governance) menuntut adanya dukungan aktif dan keselarasan antara tiga aspek penting good governance yaitu pemerintah, masyarakata dan pasar. Dan pelaksanaan proses penempatan aparatur dalam jabatan struktural tadi tentu menyalahi asas teciptanya pemerintahan yang baik. Apalagi mengingat keputusan yang akan diambil yaitu tentang siapa yang akan menjabati posisi strategis yang kelak kebijakan dan kinerjanya seara langsung atau tidak langsung akan mengenai masyarakat merupakan hal yang sangat krusial. Hal ini bertentangan dengan beberapa prinsip good governance yang diantaranya: (1) partisipasi (participation) yakni: keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung; (2) keterbukaan (transparency), yakni: keterbukaan memperoleh informasi terutama berkaitan dengan kepentingan publik agar dapat langsung diakses secara langsung bagi mereka yang mebutuhkan; (3) Efektifitas dan efisiensi (effectiveness dan efficiency), yakni: penyelenggaraan negara harus menghasilkan sesuai dengan apa yang dikehendaki dengan menggunakan sumber daya.

4.1.e. Politik Penempatan Aparatur Publik.

Page 20: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

pegawai negeri sipil merupakan orang – orang yang mengemban tugas untuk mengabdi kepada negara demi kehidupan bernegara yang sejahtera dan makmur. Untuk itu pegawai negeri sipil mesti terbebas dari dari berbagai pengaruh politik (praktis). Pegawai negeri sipil haruslah netral karena mereka memang ditugaskan untuk memenuhi kepentingan rakyat/ masyarakat, bukan kepentingan individu atau kepentingan suatu golongan atau kelompok. Hal senada juga ditegaskan oleh informan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Lampung Tengah Bpk. Husein M.I.P. namun, tentu sudah menjadi rahasia umum bahwa pemerintahan tidaklah dapat dipisahkan dengan politik. Hal ini merujuk pada hasil wawancara Barita 2010:129 terhadap informan yang menyatakan adanya intervensi politik dalam proses staffing di Kabupaten Lampung Tengah. Dalam keputusan rolling, promosi, mutasi, atau demosi beberapa pejabat eselon pada 2009 misalnya tidak semata-mata dilakukan karena persoalan penyegaran saja, akan tetapi ada intervnesi politik antar pejabat yang mempunyai kekuasaan, oleh sebab itu dalam aspek tertentu proses politik bisa mendominasi dibandingkan dengan persoalan internal birokrasi itu sendiri. Akan tetapi proses yang proporsional tetap ada, terdapat sejumlah pejabat esselon Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah yang memang sepatutnya sudah layak menempati suatu jabatan.Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya sesuai dengan mekanisme berdasarkan pakem yang telah ditetapkan bahwa Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan dan badan Kepegawaian Daerah hanya terbatas pada memberikan/ mengajukan 3 nama calon pejabat yang akan ditempatkan, sedangkan untuk penentuan final dari siapa yang akan menduduki jabatan yang ditujukan adalah hak preogratif Kepala Daerah yang merupakan jabatan politik. Hal ini berdasarkan pakem yang telah ditetapkan dalam undang – undang sehingga apa yang telah dilaksanakan oleh Tim Badan Kepegawaian Daerah dan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan telah sesuai dengan prosedur. Namun lagi – lagi wewenang dan otoritas Kepala daerah yang cukup luas apalagi setelah era otonomi daerah memacu masyarakat untuk semakin berperan aktif dalam pengawasan atau controlling sehingga kesadaran pentingnya sebuah nilai kritis serta akses terhadap perumusan kebijakan dan hal tersebut akan berimplikasi positif terhadap  terwujudnya kesejahteraan (prosperity) serta keamanan (security) yang sesuai dengan keinginan masyrakat karena itu adalah  esensi dari birokrasi sebagai  proses mekanistik  dari pemerintahan.

Page 21: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan pemaparan hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Manajemen Sumber Daya Aparatur (MSDA) mempunyai posisi yang sangat penting karena para aparatur mempunyai fungsi sebagai perumus, pelaksana, pengendali, maupun yang mengevaluasi pembangunan.

b. Badan atau lembaga teknis yang terlibat langsung dalam proses penempatan aparatur publik dalam jabatan struktural di Kabupaten Lampung Tengah adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) serta kepala Daerah yang disini ialah Bupati Lampung Tengah

c. Pemerintah kurang transparan dan akuntabel dalam proses/ mekanisme penempatan aparatur publik dalam jabatan struktural.

d. Dalam hal staffing, Kabupaten lampung Tengah masih belum cukup untuk dapat dikatakn sebagai pemerintah yang baik (good governance)

e. Mekanisme penempatan aparatur dalam jabatan struktural melaui tahap – tahap berikut:

1. Tahap pengusulan2. Tahap Verifikasi dan evaluasi kerja3. Tahap rekomendasi4. Tahap penetapan keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural

f. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses penempatan aparatur dalam jabatan struktural1. Internal

a. Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Tim Pengadaan dan Penempatan Jabatan

b. Orientasi Birokrasi2. Eksternal

a. Kurangnya pengawasan dari Masyarakat dan Media Massa

b. Politik penempatan aparatur

g. Dalam proses pelaksanaan penempatan aparatur Tim pelaksana dan yang terkait masih belum benar – benar netral.

h. Proses penempatan pejabat di satuan kerja Kabupaten Lampung Tengah berjalan relatif baik ini ditandai dengan masih dipakainya prosedur Baperjakat dan penempatan yang memaperhatikan aspek kompetensi.

B. Saran

Page 22: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

Berdasarkan kesimpulan yang menunjukkan masih ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dalam upaya menghasilkan sumber daya aparatur yang kompeten dan sesuai dengan harapan, maka penulis menyarankan sebagai berikut:

a. Sebagai kunci manajemen sumber daya manusia aparatur harus mempunyai kriteria bersih, disiplin, berwibawa dalam melaksanakan tugas, selalu memikirkan efektivitas dan efisiensi kerja, tanpa manajemen sumber daya aparatur maka pembangunan suatu negara tidak akan membawa hasil yang baik.

b. Masyarakat sebagai salah satu bagian pendukung terciptanya good governance perlu meningkatkan kesadaran untuk lebih kritis dan berperan aktif dalam proses pengawasan atau controlling .

c. Perlu adanya peningkatan dan perbaikan dalam sistem manajemen kepegawaian daerah kabupaten Lampung Tengah.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: A - Staff Official Site Unila | Blog Dosen Universitas …staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/Politik... · Web viewDalam ilmu politik selalu ada kekuasaan atau kekuatan.”

Skripsi/ Tugas Akhir:Lastari, Atih. 2010. Analisis Peran Badan Pertimbangan Jabatan dan

Kepangkatan (Baperjakat) dalam Pelaksanaan Rekruitment Pejabat Struktural di Provinsi Lampung tahun 2009. Lampung: Universitas Lampung

Siahaan, Barita Paskah Maria. 2010. Proses Rekruitmen dan Seleksi Sumber Daya Aparatur di Era Otonomi Daerah (studi pada Pemerintahan Kabupaten Lampung Tengah).Lampung: Universitas Lampung.

Dokumen:Tingkat Pemahaman Aparatur Pemerintah Kecamatan Terhadap Prinsip-Prinsip Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)

Website:Dwijono, Toto Aman. 2009. Politik Birokrasi Di Lampung(Juli 2009).

Blog.unila.ac.id weblog di akses pada 29 Oktober 2010

Muslim, M.S.Peranan Badan Kepegawaian Daerah Dalam Meningkatkan Profesionalisme Aparatur (23 juli 2009)

http://skripsi.unila.ac.id/2009/07/23/peranan-badan-kepegawaian-daerah-dalam-meningkatkan-profesionalisme-aparatur/di akses pada 29 Oktober 2010