a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan...

99
1 WALIKOTA BOGOR PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan penyeleng- garaan pemerintah daerah yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan secara efektif dan efisien, fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah perlu ditingkatkan profesionalismenya sesuai dengan kewenangan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan; b. bahwa bahwa dalam rangka untuk menjamin mutu pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan mutu laporan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu adanya standar pemeriksaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Standar Pemeriksaan;

Transcript of a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan...

Page 1: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

1

WALIKOTA BOGOR

PERATURAN WALIKOTA BOGORNOMOR 46 TAHUN 2013

TENTANG

STANDAR PEMERIKSAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BOGOR

Menimbang : a. Bahwa untuk mewujudkan penyeleng-garaan pemerintah daerah yang bersih,bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme,serta untuk menjamin agar pemerintahdaerah berjalan secara efektif dan efisien,fungsi pengawasan yang dilakukan olehAparat Pengawas Intern Pemerintah perluditingkatkan profesionalismenya sesuaidengan kewenangan berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan;

b. bahwa bahwa dalam rangka untukmenjamin mutu pelaksanaanpengawasan terhadap penyelenggaraanPemerintah Daerah dan mutu laporanhasil pemeriksaan sebagaimanadimaksud pada huruf a perlu adanyastandar pemeriksaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangansebagaimana dimaksud pada huruf a danhuruf b, perlu menetapkan PeraturanWalikota tentang Standar Pemeriksaan;

Page 2: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999,tentang Penyelenggara Negara yangbersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi danNepotisme (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 75,Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4383);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003,tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004,tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah Kedua kalidengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 59, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4844) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun2005, tentang Pedoman Pembinaan dan

Page 3: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

3

Pengawasan atas PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor165, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4593);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun2008 tentang Pedoman EvaluasiPenyelenggaraan Pemerintah Daerah(Lembar Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 19, TambahanLembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4815);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun2008 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 127);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun2010, tentang Standar AkutansiPemerintah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 123);

9. Keputusan Presiden Nomor 70 Tahun2012, tentang Perubahan kedua atasPeraturan Presiden Nomor 54 tahun2010 tentang Pengadaan Barang/JasaPemerintah;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5Tahun 1997, tentang TuntutanPerbendaharaan dan Tuntutan GantiRugi Keuangan dan Barang Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor13 Tahun 2006, tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah

Page 4: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

4

sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 21 Tahun 2011 tentangPerubahan Kedua atas Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor17 Tahun 2007, tentang Pedoman TeknisPengelolaan Barang Milik Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor23 Tahun 2007, tentang Pedoman TataCara Pengawasan Atas PenyelenggaraanPemerintahan Daerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor25 Tahun 2007, tentang PedomanPenanganan Pengaduan Masyarakat DiLingkungan Departemen Dalam NegeriDan Pemerintah Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor28 Tahun 2007, tentang NormaPengawasan Dan Kode Etik PejabatPengawas Pemerintah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor64 Tahun 2007, tentang Pedoman TeknisOrganisasi dan Tata Kerja InspektoratProvinsi dan Kabupaten/Kota.

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor02 Tahun 2008, tentang PedomanPemeriksaan Reguler di LingkunganDepartemen Dalam Negeri.

Page 5: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

5

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor70 Tahun 2012, tentang KebijkanPengawasan Di Lingkungan KementerianDalam Negeri Dan PenyelenggaraanPemerintah Daerah.

19. Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara Nomor :PER/05/M.PAN/03/2008 tentangStandar Audit Aparat Pengawasan InternPemerintah;

20. Peraturan Menteri Negara Pendaya-gunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Nomor 19 Tahun 2009 tentangPedoman Kendali Mutu AparatPengawasan Intern Pemerintah;

21. Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun2012 tentang Pedoman Telaahan SejawatHasil Audit Pengawasan InternPemerintah;

22. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6Tahun 2007, tentang Pengelolaan BarangMilik Daerah (Lembaran Daerah KotaBogor Tahun 2007 Nomor 2 Seri E);

23. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13Tahun 2007, tentang Pengelolaan UangDaerah (Lembaran Daerah Kota BogorTahun 2007 Nomor 7 Seri E);

24. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3Tahun 2008, tentang UrusanPemerintahan Kota Bogor (Lembaran

Page 6: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

6

Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 2Seri E);

25. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3Tahun 2010, tentang OrganisasiPerangkat Daerah (Lembaran DaerahKota Bogor Tahun 2010 Nomor 1 Seri D);

26. Peraturan Walikota Bogor Nomor 66Tahun 2012 tentang Kode Etik AparatPengawasan Intern Pemerintah (APIP)(Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2012Nomor 21 Seri E);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BOGOR TENTANGSTANDAR PEMERIKSAAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Bogor.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan PerangkatDaerah sebagai unsur penyelenggara PemerintahanDaerah.

3. Walikota adalah Walikota Bogor

4. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Bogor

5. Inspektur adalah Inspektur Kota Bogor

Page 7: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

7

6. Pengawasan adalah seluruh proses kegiatanpemeriksaan/audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dankegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraantugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikankeyakinan yang memadai bahwa kegiatan telahdilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telahditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentinganpimpinan dalam mewujudkan tata kelola/kepemerintahanyang baik.

7. Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerahadalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjaminagar pemerintah daerah berjalan secara efisien dan efektifsesuai dengan rencana dan ketentuan perundang-undangan.

8. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah,analisis,dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektifdan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untukmenilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas , efektif,efisien dan keandalan informasi pelaksanaan tugas danfungsi instansi Pemerintah

9. Pemeriksaan Operasional adalah segala usaha ataukegiatan yang dilakukan oleh Pemeriksa untukmengetahui atau menilai dengan cermat dan seksamakenyataan yang sebenarnya mengenai kegiatan suatuObyek Pemeriksaan apakah telah sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku ataurencana yang telah ditetapkan dengan memperhatikanprinsip efisien, efektif dan ekonomis.

10. Pemeriksaan Tertentu adalah pemeriksaankhusus/pengusutan atas kebenaran laporan mengenaiadanya indikasi terjadinya penyimpangan perundang-undangan/peraturan/ketentuan, korupsi, kolusi dannepotisme

11. Pemeriksa adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugasmelaksanakan pemeriksaan, Auditor dan Pengawas

Page 8: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

8

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah(P2UPD).

12. Auditor adalah Jabatan yang mempunyai ruang lingkup,tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukanpengawasan intern pada instansi pemerintah, lembagadan/atau pihak lain yang didalamnya terdapatkepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan , yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipildengan hak dan kewajiban yang diberikan secara penuholeh pejabat yang berwenang

13. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah(P2UPD) yang selanjutnya disebut Pengawas Pemerintahadalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yangberwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan ataspenyelenggaraan teknik urusan pemerintah didaerahsesuai dengan peraturan perundang-undangan.

14. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebutOPD adalah Organisasi Perangkat Daerah di LingkunganPemerintah Daerah.

15. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disebutBUMD adalah perusahaan Daerah di lingkunganPemerintah Daerah yang dibentuk berdasarkan PeraturanPerundang-undangan.

16. Obyek Pemeriksaan adalah OPD dan BUMD di lingkunganPemerintah Daerah.

17. Program Kerja Pemeriksaan yang selanjutnya disingkatPKP adalah langkah-langkah prosedur dan teknikpemeriksaan yang disusun secara sistematis yang harusdiikuti/dilaksanakan oleh Pemeriksa selama pelaksanaanPemeriksaan untuk mencapai tujuan Pemeriksaan.

18. Kertas Kerja Pemeriksaan yang selanjutnya disingkat KKPadalah catatan-catatan dan data-data yang dibuat dandikumpulkan Pemeriksa secara sistematis pada saatmelaksanakan pemeriksaan.

Page 9: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

9

19. Laporan Hasil Pemeriksaan yang selanjutnya disingkatLHP adalah Media yang digunakan oleh Pemeriksa untukmemberitahukan atau melaporkan hasil pemeriksaannyasehingga berfungsi sebagai alat komunikasi dariPemeriksa kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB II

SISTEMATIKA

Pasal 2

Sistematika Standar Pemeriksaan adalah sebagai berikut :

Bab I : PendahuluanBerisikan latar belakang, penerapan,akuntabilitas, jenis pemeriksaan, tanggungjawab manajemen yang diperiksa, tanggungjawab pemeriksa, tanggung jawab organisasipemeriksa dan sistimatika

Bab II : Standar UmumBerisikan latar belakang, persyaratankemampuan, keahlian, independensipenggunaan kemitraan profesional, danpengendalian mutu

Bab III : Standar Pemeriksaan OperasionalBerisikan perencanaan, supervisi, bukti dandokumentasi pemeriksaan.

Bab IV : Standar Pelaporan Pemeriksaan OperasionalBerisikan bentuk, isi laporan, unsur-unsurkualitas laporan, penerbitan danpendistribusian laporan.

Bab V : Standar Pemeriksaan Dengan Tujuan TertentuBerisikan komunikasi pemeriksa,pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan

Page 10: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

10

sebelumnya, pengendalian inter merancangpemeriksaan dan dokumentasi pemeriksaan.

Bab VI : Standar Pelaporan Pemeriksaan DenganTujuan TertentuBerisikan pernyataan kepatuhan terhadapstruktur penulisan, pelaporan tentangkelemahan pengendalian intern dengankepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, pelaporan tanggapan dari pejabatyang diperiksa, pelaporan informasi rahasia,penerbitan dan pendistribusian laporan hasilpemeriksaan.

.

BAB III

ISI DAN URAIAN STANDAR PEMERIKSAAN

Pasal 3

Isi beserta uraian Standar Pemeriksaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 2, tercantum dalam lampiran, yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Pasal 4

Dalam melakukan pemeriksaan, setiap Pemeriksa wajibberpedoman pada Standar Pemeriksaan dan Kode EtikPemeriksaan.

BAB IV

PENUTUP

Pasal 5

Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini ditetapkan lebihlanjut oleh Inspektur Kota Bogor.

Page 11: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

11

Pasal 6

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannyadalam Berita Daerah Kota Bogor.

Ditetapkan di Bogorpada tanggal 27 Desember 2013

WALIKOTA BOGOR,ttd

DIANI BUDIARTO

Diundangkan di Bogorpada tanggal

Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR,ttd

ADE SARIP HIDAYAT

BERITA DAERAH KOTA BOGORTAHUN NOMOR SERI

DISALIN SESUAI DENGAN ASLINYAKEPALA BAGIAN HUKUM

TOTO M.ULUM, S.H, MMPembina Tingkat INIP.19620308 198701 1 003

Page 12: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

12

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGORNOMOR : 46 TAHUN 2013TANGGAL : 27 DESEMBER 2013TENTANG : STANDAR PEMERIKSAAN

BAB IPENDAHULUAN

STANDAR PEMERIKSAAN

A. LATAR BELAKANGStandar Pemeriksaan di Kota Bogor selanjutnya dalam

dokumen ini disebut sebagai Standar Pemeriksaan memuatpersyaratan profesional pemeriksa, mutu pelaksanaanpemeriksaan dan persyaratan laporan pemeriksaan yangprofesional.

Pelaksanaan pemeriksaan yang didasarkan pada StandarPemeriksaan akan meningkatkan kredibilitas informasi yangdilaporkan atau diperoleh dari Obyek Pemeriksaan yangdiperiksa melalui pengumpulan dan pengujian bukti secaraobyektif. Apabila pemeriksa melakukan pemeriksa dengan caraini dan melaporkan hasilnya sesuai dengan StandarPemeriksaan, maka hasil pemeriksaan tersebut akan dapatmendukung peningkatan mutu penyelenggaraan PemerintahDaerah agar berjalan secara efisien dan efektif sesuai denganrencana dan ketentuan perundang-undangan.

Standar Pemeriksaan ini disusun sejalan denganketentuan Pasal 223 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Page 13: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

13

2004 tentang Pemerintahan Daerah yang menyebutkan bahwa“Pedoman pembinaan dan pengawasan yang meliputi standar,norma, prosedur, penghargaan, dan sanksi diatur dalamPeraturan Pemerintah”, Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman EvaluasiPenyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan ketentuan Pasal 24Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun tentang PedomanPembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah yang menyebutkan bahwa pengawasan terhadapurusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh aparatpengawasan intern pemerintah sesuai dengan fungsi dankewenangannya.

Tujuan Standar Pemeriksaan ini adalah untuk menjadiukuran mutu bagi Pemeriksan dan Organisasi Pemeriksa dalammelaksanakan pemeriksaan atas Penyelenggaraan PemerintahDaerah.

Selain Standar Pemeriksaan ini, Pemerintah Kota Bogorjuga menerbitkan Kode Etik Pemeriksa sebagai acuan perilakupemeriksa dalam menjalankan tugas pemeriksa.

B. PENERAPAN

Standar Pemeriksaan ini berlaku untuk semuapemeriksaan yang dilaksanakan terhadap Obyek Pemeriksaan,kegiatan serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan dantanggung jawab penyelenggaraan Pemerintah Kota Bogor.

Page 14: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

14

C. AKUNTABILITAS

Pengertian pelaksanaan dan tanggung jawabpenyelenggaraan urusan Pemerintah Kota Bogor mencakupakuntabilitas yang harus diterapkan semua ObyekPemeriksaan oleh pihak yang melaksanakan danmempertanggungjawabkan penyelenggaraan urusanPemerintah Daerah.

Akuntabilitas diperlukan untuk dapat mengetahuipelaksanaan penyelenggaran urusan Pemerintah Daerah,tingkat kepatuhannya terhadap ketentuan peraturanperundang-undangan, serta untuk mengetahui tingkatkehematan, efisiensi dan efektivitas dari pengelolaan urusanPemerintah Daerah tersebut.

D. JENIS PEMERIKSAAN

Pada setiap pemeriksaan, dimulai dengan penetapantujuan yang akan menentukan jenis pemeriksaan yang akandilaksanakan serta standar yang harus diikuti oleh pemeriksa.

Jenis pemeriksaan sebagaimana diuraikan dalamStandar Pemeriksaan ini adalah :

a. Pemeriksaan operasionalb. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Pemeriksaan operasional adalah segala usaha ataukegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa untuk mengetahuiatau menilai dengan cermat dan seksama kenyataan yangsebenarnya mengenai kegiatan suatu Obyek Pemeriksaanapakah telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

Page 15: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

15

undangan atau rencana yang telah ditetapkan denganmemperhatikan prinsip efisien, efektif dan ekonomis.Selanjutnya mengindentifikasi sebab dan akibat mengapakegiatan tidak dilakukan secara efisien, efektif dan ekonomisserta memberikan rekomendasi perbaikan kepada pihak yangberkepentingan.

Tujuan pemeriksaan yang menilai hasil dan efektivitassuatu program adalah mengukur sejauh mana suatu programmencapai tujuannya. Tujuan pemeriksaan yang nilai ekonomisdan efisiensi berkaitan dengan apakah suatu obyekpemeriksaan telah menggunakan sumber daya dengan carayang produktif didalam mencapai tujuan program. Sedangkanpemeriksaan ketaatan adalah pemeriksaan yang bertujuanuntuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yangberkepentingan tentang kesesuaian antara kondisi denganperaturan perundang-undangan.

Tujuan pemeriksaan ini dapat berhubungan satu samalain dan dapat dilaksanakan secara bersamaan dalam suatupemeriksaan operasional dengan metode komprehensif. Contohtujuan pemeriksaan atas hasil dan efektifitas program sertapemeriksaan atas ekonomis dan efisiensi adalah penilaian atas:

a. Sejauh mana tujuan dan peraturan perundanga-undangandan organisasi dapat dicapai.

b. Kemungkinan alternatif lain yang dapat meningkatkankinerja program atau menghilangkan faktor-faktor yangmenghambat efektifitas program.

c. Perbandingan antara biaya dan manfaat atau efektifitasbiaya suatu kegiatan.

d. Sejauhmana suatu program mencapai hasil yangdiharapkan atau menimbulkan dampak yang tidakdiharapkan.

e. Sejauhmana adanya duplikasi program, tumpang tindihatau bertentangan dengan program lain yang sejenis.

Page 16: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

16

f. Sejauhmana Obyek Pemeriksaan yang diperiksa telahmengikuti ketentuan pengadaan sesuai peraturanperundang-undang atau ketentuan yang berlaku.

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaankhusus/pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanyaindikasi terjadinya penyimpangan perundang-undangan/peraturan/ketentuan, korupsi, kolusi dannepotisme.

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu bertujuan untukmemberikan kesimpulan atas suatu hal yang diperiksa.Pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi(examination) atau reviu (review).

Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputipemeriksaan atas hal-hal lain dibidang keuangan,kepegawaian, barang daerah, pemeriksaan atas sistempengendalian intern dan pemeriksaan investigasi sertapemeriksaan lainnya yaitu antara lain pemeriksaan kasus-kasus tertentu dan pemeriksaan terpadu.

E. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN OBYEKPEMERIKSAAN YANG DIPERIKSA

Manajemen Obyek Pemeriksaan yang diperiksabertanggung jawab untuk :

a. Melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah yangmenjadi tugas pokok dan fungsinya secara tertib, ekonomis,efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab denganmemperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 17: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

17

b. Menyusun dan menyelenggarakan pengendalain internyang efektif guna menjamin1. Pencapaian tujuan sebagaimana mestinya;2. Keselamatan/keamanan kekayaan yang dikelola;3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;4. Perolehan dan pemeliharaan data/informasi yang handal

dan pengungkapan data/informasi secara wajarc. Menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan Daerah secara tepat waktu.d. Menindaklanjuti rekomendasi Aparat Pengawasan Internal

Pemerintah, serta menciptakan dan memelihara suatuproses untuk memantau status tindak lanjut atasrekomendasi yang dimaksud

F. TANGGUNG JAWAB PEMERIKSA

Pemeriksa secara profesional bertanggung jawabmerencanakan, melaksanakan dan melaporkasn hasilpemeriksaan untuk memenuhi tujuan pemeriksaan. Dalammelaksanakan tanggungjawab profesionalnya, pemeriksa harusmemahami prinsip–prinsip penyelenggaraan pemerintah daerahserta menjunjung tinggi integritas, obyektivitas danindependensi serta mempertahankan profesionalisme.Tanggung jawab ini sangat penting dalam melaksanakanpemeriksaan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Pemeriksa harus mengambil keputusan yang konsistendengan kepentingan Pemerintah Daerah dalam melakukanpemeriksaan. Dalam melaksanakan tanggungjawabprofesionalnya, pemeriksa mungkin menghadapi tekanan ataukonflik dari manajemen obyek pemeriksaan yang diperiksa,berbagai jabatan institusi pemerintah dan pihak lainnya yangdapat mempengaruhi obyektivitas dan independensi pemeriksa.Dalam menghadapi tekanan atau konflik tersebut pemeriksa

Page 18: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

18

harus menjaga integritas dan menjunjung tinggi tanggungjawab pelaksaan tugas.

Pemeriksa harus melaksanakan tanggung jawabprofesionalnya dengan tetap menjaga integritas, berdasarkanfakta dan data serta tidak berpihak. Pemeriksa harus bersikapjujur dan terbuka kepada obyek yang diperiksa dan parapengguna laporan hasil pemeriksaan dengan tetapmemperhatikan batasan kerahasiaan yang dimuat dalamketentuan perundang-undang. Pemeriksa harus berhati-hatidalam menggunakan informasi yang diperoleh selamamelaksanakan pemeriksaan.

Pelaksanaan tugas dalam pemeriksaan harus lebihdiutamakan diatas kepentingan pribadi. Integritas dapatmencegah kebohongan dan pelanggaran prinsip tetapi tidakdapat menghilangkan kecerobohan dan perbedaan pendapat.Integritas mensyaratkan pemeriksa untuk memperhatikanajenis dan nilai-nilai yang terkandung dalam standar teknis danetika. Integritas juga mensyaratkan agar pemeriksamemperhatikan prinsip-prinsip obyektivitas dan indepensi.

Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturankepentingan (conflic of interest) dalam menjalankan tanggungjawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggungjawab untukmempertahankan independensi dalam sikap mental(independent in fact) dan independensi dalam penilaian(independent in appeareance) pada saat melaksanakanpemeriksaan. Bersikap obyektif merupakan cara berpikir yangtidak memihak, jujur secara intelektual dan bebas daribenturan kepentingan. Bersikap independensi berartimenghindar hubungan yang dapat mengganggu sikap mentaldan penampilan obyektif pemeriksa. Untuk mempertahankanobyektivitas dan independensi maka diperlukan penilaian

Page 19: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

19

secara terus menerus terhadap hubungan pemeriksa denganobyek pemeriksa yang diperiksa.

Pemeriksa bertanggungjawab untuk menggunakanpertimbangan profesional dalam menetapkan lingkup danmetodologi, menentukan pengujian dan prosedur yang akandilaksanakan, melaksanakan pemeriksa dan melaporkanhasilnya. Pemeriksa harus mempertahankan integritas danobyektivitas pada saat melaksanakan pemeriksaan untukmengambil keputusan yang konsisten dengan kebijakanPemerintah Daerah.

Dalam melaporkan hasil pemeriksaannya, pemeriksabertanggungjawab untuk mengungkap semua hal yang materialatau signifikan yang diketahuinya, yang apabila tidakdiungkapkan dapat mengakibatkan kesalahpahaman parapengguna laporan hasil pemeriksa, kesalahan dalam penyajianhasilnya atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Pemeriksaan membantu manajemen dan para penggunalaporan hasil pemeriksaan lainnya untuk memahami tanggungjawab pemeriksa berdasarkan Standar Pemeriksa danmencakup pemeriksaan yang ditentukan berdasarkanketentuan peraturaan perundang-undangan.

G. TANGGUNG JAWAB ORGANISASI PEMERIKSAOrganisasi pemeriksa mempunyai tanggungjawab untuk

menyakinkan bahwa :

a. Independensi dan obyektivitas dipertahankan dalamseluruh tahap pemeriksaan.

Page 20: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

20

b. Pertimbangan profesional (professional judgement)digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaanpemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan.

c. Pemeriksaan dilakukan oleh personil yang mempunyaikompetensi profesional dan secara kolektif mempunyaikeahlian dan pengetahuan yang memadai, dan

d. Peer-review yang independen dilaksanakan secara periodikdan menghasilkan suatu pernyataan, apakah sistempengendalian mutu organisasi pemeriksa tersebutdirancang dan memberikan keyakinan yang memadaisesuai dengan Standar Pemeriksaan

H. SISTEMATIKAStandar Pemeriksaan ini disusun menurut sistematika

sebagai berikut :

1. Pendahuluan Standar Pemeriksaan

2. Standar Umum

3. Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional

4. Standar Pelaporan Pemeriksaan Operasional

5. Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu

6. Standar Pelaporan Pelaksanaan Dengan Tujuan Tertentu

Page 21: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

21

BAB IISTANDAR UMUM

A. LATAR BELAKANG

Pernyataan Standar Pemeriksaan ini mengatur standarumum untuk melaksanakan pemeriksaan operasional danpemeriksaan dengan tujuan tertentu. Standar Umum inberkaitan dengan ketentuan mendasar untuk kredibilitas danmutu hasil pemeriksaan. Kredibilitas sangat diperlukan olehsemua organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaanyang diandalkan oleh para pejabat Obyek Pemeriksaan danpengguna hasil pemeriksaan lainnya dalam mengambilkeputusan. Standar umum ini berkaitan dengan persyaratankemampuan/keahlian pemeriksa, independensi organisasipemeriksaan dan pemeriksa secara individu, pelaksanaankemahiran profesional secara cermat dan seksama dalampelaksanaan dan pelaporan hasil pemeriksaan sertapengendalian mutu hasil pemeriksaan.

Standar Umum ini memberikan kerangka dasar untukdapat menerapkan standar pelaksanaan dan standar pelaporansecara efektif yang dijelaskan pada pernyataan standarberikutnya. Dengan demikian standar umum ini harus diikutioleh semua pemeriksa dan organisasi pemeriksa yangmelakukan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan.

B. PERSYARATAN KEMAMPUAN/KEAHLIAN

Pernyataan Standar Umum pertama adalah “Pemeriksasecara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yangmemadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan “.

Page 22: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

22

Dengan pernyataan standar ini semua organisasipemeriksa bertanggungjawab untuk memastiksan bahwa setiappemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secarakolektif memiliki pengetahuan, keahlian dan pengalaman yangdibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut.

Oleh karena itu organisasi pemeriksa harus memilikiprosedur rekruitmen, pengangkatan, pengembanganberkelanjutan dan evaluasi atas pemeriksa untuk membantuorganisasi pemeriksa dan mempertahankan pemeriksa yangmemiliki kompetensi yang memadai. Sifat, luas dan formalitasdari proses tersebut akan tergantung pada berbagai faktorseperti jenis pemeriksaan, struktur dan besarnya organisasipemeriksa.

Persyaratan kemampuan tersebut berlaku bagiorganisasi pemeriksa secara keseluruhan dan tidak dengansendirinya harus berlaku bagi pemeriksa secara individu.

Suatu organisasi pemeriksa dapat menggunakanpemeriksaannya sendiri atau pihak luar yang memilikipengetahuan, keahlian atau pengalaman dibidang tertentu,seperti akutansi, statistik, hukum, teknik, desain danmetodologi pemeriksaan, teknologi informasi, administrasinegara, ilmu ekonomi, ilmu sosial atau ilmu akatuaria.

1. Persyaratan Pendidikan Berkelanjutan

Pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan menurutStandar Pemeriksaan harus memiliki kompetensinyamelalui pendidikan profesional berkelanjutan.

Page 23: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

23

Organisasi pemeriksa bertanggung jawab untukmemastikan bahwa pemeriksa memenuhi persyaratanpendidikan berkelanjutan tersebut dan menyelenggarakandokumentasi tentang pendidikan yang sudah diselesaikan.

Pendidikan profesional berkelanjutan dimaksud dapatmencakup topik seperti: perkembangan mutakhir dalammetodologi dan standar pemeriksaan, prinsip akutansi,penilaian atas pengendalian intern, prinsip manajemenatau supervisi, pemeriksaan atas sistem informasi,sampling pemeriksaan, analisis laporan keuangan,manajemen keuangan, statistik, desain evaluasi dananalisis data. Pendidikan dimaksud dapat juga mencakuptopik tentang pekerjaan pemeriksaan di lapangan, sepertiadministrasi negara, struktur dan kebijakan pemerintah,teknik industri, keuangan , ilmu ekonomi, ilmu sosial danteknologi informasi.

Tenaga ahli1 intern dan ekstern yang membantupelaksanaan tugas pemeriksaan menurut StandarPemeriksaan harus memiliki kualifikasi atau sertifikasidiperlukan dan berkewajiban untuk memeliharakompetensi profesional dalam bidang keahlian mereka,tetapi tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratanpendidikan berkelanjutan diatas. Akan tetapi pemeriksayang menggunakan hasil pekerjaan tenaga ahli intern danekstern harus yakin bahwa tenaga ahli tersebutmemenuhi kualifikas dalam bidang keahlian mereka danharus mendokumentasikan keyakinan tersebut.

2. Persyaratan Kemampuan/Keahlian Pemeriksa

Pemeriksa yang ditugasi untuk melaksanakanpemeriksaan menurut Standar Pemeriksaan harus secarakolektif memiliki :

Page 24: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

24

a. Pengetahuan tentang Standar Pemeriksaan yang dapatditerapkan terhadap jenis pemeriksaan yangditugaskan serta memiliki latar belakang pendidikan,keahlian dan pengalaman untuk menerapkanpengetahuan tersebut dalam pemeriksaan yangdilaskanakan.

b. Pengetahuan umum tentang lingkungan ObyekPemeriksaan, program dan kegiatan yang diperiksa.

c. Ketrampilan berkomunikasi secara jelas dan efektif,baik lisan maupun tulisan.

d. Ketrampilan yang memadai untuk pemeriksaan yangdilaksanakannya, misalnya :

1) Apabila pemeriksaan dimaksud memerlukansampling statistik, maka dalam tim pemeriksaharus ada pemeriksa yang mempunyai keahliandan ketrampilan di bidang sampling statistik.

2) Apabila pemeriksaan memerlukan reviu yang luasterhadap suatu sistem informasi, maka dalam timpemeriksa harus ada pemeriksa yang mempunyaikeahlian dan ketrampilan di bidang pemeriksaanatas teknologi informasi.

3) Apabila pemeriksaan meliputi reviu atas datateknik yang rumit, maka tim pemeriksa perlumelibatkan tenaga ahli di bidang tersebut.

4) Apabila pemeriksaan menggunakan metodepemeriksaan yang sangat khusus sepertipenggunaan instrument pengukuran yang sangatrumit, estimasi aktuaria atau pengujian analisisstatistik, maka pemeriksa perlu melibatkan tenagaahli dibidang tersebut.

Page 25: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

25

C. INDEPENDENSI

Pernyataan Standar Umum kedua adalah “Dalam semuahal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasipemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental danpenampilan dari gangguan pribadi, ekstern dan organisasi yangdapat mempengaruhi independensinya“.

Dengan pernyataan standar umum kedua ini, organisasipemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab untukdapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa,sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasidari hasil pemeriksaan yang dilaksanakannya tidak memihakdan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun.

Pemeriksa harus menghindar dari situasi yangmenyebabkan pihak ketiga yang mengetahui fakta dan keadaanyang relevan menyimpulkan bahwa pemeriksa tidak dapatmempertahankan independensinya sehingga tidak mampumemberikan penilaian obyektif dan tidak memihak terhadapsemua hal yang terkait dalam pelaksanaan dan pelaporan hasilpemeriksaan.

Pemeriksa perlu mempertimbangkan tiga macamgangguan terhadap independensi , yaitu gangguan pribadi,gangguan ekstern dan gangguan organisasi. Apabila satu ataulebih gangguan independensi tersebut mempengaruhikemampuan pemeriksa secara individu dalam melaksanakantugas pemeriksaan, maka pemeriksa tersebut harus menolakpenugasan pemeriksaan tersebut. Dalam keadaan pemeriksayang karena suatu hal tidak dapat menolak penugasanpemeriksaan, gangguan tersebut harus dimuat dalam bagianlingkup pada laporan hasil pemeriksaan.

Page 26: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

26

Dalam menggunakan tenaga ahli, pemeriksa harusmemperlakukan tenaga ahli tersebut sebagai anggota timpemeriksaan sehingga perlu menilai kemampuan tenaga ahlitersebut untuk melaksanakan tugas sebagian pekerjaanpemeriksaan dan melaporkan hasilnya secara tidak memihak.Dalam melakukan penilai ini, pemeriksa harus memberlakukanketentuan independensi menurut Standar Pemeriksaan kepadatenaga ahli dan memperoleh representasi dari tenaga ahlitersebut mengenai independensi tenaga ahli. Apabila tenagaahli memiliki gangguan terhadap independensi, pemeriksa tidakboleh menggunakan hasil pekerjaan tenaga ahli tersebut.

1. Gangguan Pribadi

Organisasi pemeriksa harus memiliki sistempengendalian mutu intern untuk membantu menentukanapakah pemeriksa memiliki gangguan pribadi terhadapindependensi. Organisasi pemeriksa perlu memperhatikangangguan pribadi terhadap independensi tugaspemeriksaannya. Gangguan pribadi yang disebabkan olehsuatu hubungan dan pandangan pribadi mungkinmengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaandan pengungkapan atau melemahkan temuan dalamsegala bentuknya. Pemeriksa bertanggung jawab untukmemberitahukan kepada pejabat yang berwenang dalamorganisasi pemeriksanya apabila memiliki gangguanpribadi terhadap independensi. Gangguan pribadi daripemeriksa secara individu meliputi antara lain:

a. Memiliki hubungan darah ke atas, ke bawah atau kesamping dan derajat kedua dengan jajaranmanajemen Obyek Pemeriksaan atau program yangdiperiksa atau sebagai pegawai dari ObyekPemeriksaan yang diperiksa, dalam posisi yang dapatmemberikan pengaruh langsung dan signifikan

Page 27: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

27

terhadap Obyek Pemeriksaan atau program yangdiperiksa

b. Memiliki kepentingan baik secara langsung maupuntidak langsung pada Obyek Pemeriksaan atau programyang diperiksa.

c. Pernah berkerja atau memberikan jasa pada ObyekPemeriksaan atau program yang diperiksa dalamkurun waktu dua tahun terakhir.

d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan ObyekPemeriksaan atau program yang diperiksa.

e. Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok,organisasi atau tujuan suatu program yang dapatmembuat pelaksanaan pemeriksaan menjadi beratsebelah.

f. Pada masa sebelumnya mempunyai tanggungjawabdalam pengambilan keputusan atau pengelolaansuatu Obyek Pemeriksaan yang berdampak padapelaksanaan kegiatan atau program ObyekPemeriksaan yang sedang berjalan atau sedangdiperiksa.

g. Memiliki tanggungjawab untuk mengatur ObyekPemeriksaan atau kapasitas yang dapatmempengaruhi keputusan Obyek Pemeriksaan atauprogram yang diperiksa, misalnya sebagai seorangpejabat, direktur atau posisi senior lainnya dari Obyekpemeriksaan, aktivitas atau program yang diperiksaatau sebagai anggota manajemen dalam setiappengambilan keputusan, pengawasan atau fungsimonitoring terhadap Obyek Pemeriksaan, aktivitasatau program yang diperiksa.

Page 28: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

28

h. Adanya kecenderungan yang memihak, karenakeyakinan politik atau sosial, sebagai akibathubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok,organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.

i. Pelaksanaan pemeriksaan oleh pemeriksa yangsebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujuifaktur, daftar gaji, klaim dan pembayaran yangdiusulkan oleh Obyek Pemeriksaan atau program yangdiperiksa.

j. Pelaksanaan pemeriksaan oleh pemeriksa yangsebelumnya pernah menyelenggarakan catatanakutansi resmi atau Obyek Pemeriksaan/unit kerjaatau program yang diperiksa.

k. Mencari pekerjaan pada Obyek Pemeriksaan yangdiperiksa selama pelaksanaan pemeriksaan.

Organisasi pemeriksa dan pemeriksaannya mungkinmenghadapi berbagai keadaan yang dapat menimbulkangangguan pribadi. Oleh karena itu organisasi pemeriksaharus mempunyai sistem pengendalian mutu intern yangdapat mengindentifikasi gangguan pribadi danmemastikan kepatuhannya terhadap ketentuanindependensi yang diatur dalam Standar Pemeriksaan.Untuk itu organisasi pemeriksaan antara lain harus :

a. Menetapkan kebijakan dan prosedur untukmengidentifikasi gangguan pribadi terhadapindependensi, termasuk mempertimbangkan pengaruhkegiatan non pemeriksaan terhadap hal pokokpemeriksaan dan menetapkan pengamanan untukmengurangi resiko tersebut terhadap hasilpemeriksaan.

b. Mengkomunikasikan kebijakan dan prosedurorganisasi pemeriksa kepada pemeriksanya dan

Page 29: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

29

menjamin agar ketentuan tersebut dipahami melaluipelatihan atau cara lainnya.

c. Menetapkan kebijakan atau prosedur intern untukmemonitor kepatuhan terhadap kebijakan atauprosedur organisasi pemeriksa.

d. Menetapkan suatu mekanisme disiplin untukmeningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan danprosedur organisasi pemeriksa.

e. Menekankan pentingnya independensi.

Apabila organisasi pemeriksa mengidentifikasi adanyagangguan pribadi terhadap independensi, gangguantersebut harus diselesaikan secepatnya. Dalam halgangguan pribadi tersebut hanya melibatkan seorangpemeriksa dalam suatu pemeriksaan, organisasipemeriksa dapat menghilangkan gangguan tersebutdengan meminta pemeriksa menghilangkan gangguantersebut. Misalnya, pemeriksa dapat diminta melepaskanketerkaitan dengan Obyek Pemeriksaan yang diperiksayang dapat mengakibatkan gangguan pribadi, atauorganisasi pemeriksa dapat tidak mengikutsertakanpemeriksa tersebut dari penugasan pemeriksaan yangterkait dengan Obyek Pemeriksaan tersebut. Dalam halpemeriksa tidak dapat mundur dari pemeriksaan,gangguan mereka harus dimuat dalam bagian lingkuppada laporan pemeriksaan.

Dalam hal suatu organisasi pemeriksa melakukankegiatan non pemeriksaan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan, maka organisasipemeriksa harus mempertimbangkan pengaruh kegiatantersebut terhadap gangguan pribadi, baik dalam sikapmental maupun penampilan yang dapat berdampaknegatif terhadap independensi dalam melaksanakanpemeriksaan.

Page 30: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

30

2. Gangguan Ekstern

Gangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa dapatmembatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhikemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atausimpulan hasil pemeriksaannya secara independen danobyektif. Independensi dan obyektifitas pelaksanaanpemeriksaan dapat dipengaruhi apabila terdapat :

a. Campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yangmembatasi atau mengubah lingkup pemeriksaansecara tidak semestinya.

b. Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan danpenerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihansample pemeriksaan.

c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untukpenyelesaian suatu pemeriksaan

d. Campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan,penunjukan dan promosi pemeriksaan.

e. Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakanbagi organisasi pemeriksa yang dapat berdampaknegatif terhadap kemampuan organisasi pemeriksatersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.

f. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhipertimbangan pemeriksaan terhadap isi suatulaporan hasil pemeriksaan.

g. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atasketidaksetujuan dengan isi laporan hasil pemeriksaan,simpulan pemeriksa atau penerapan suatu prinsipakutansi atau kriteria lainnya.

Page 31: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

31

h. Pengaruh yang membahayakan kelangsunganpemeriksa sebagai pegawai, selain sebab-sebab yangberkaitan dengan kecakapan pemeriksa ataukebutuhan pemeriksaan.

i. Pemeriksa harus bebas dari tekanan politik agar dapatmelaksanakan pemeriksaan dan melaporkan temuanpemeriksaan secara obyektif.

D. INDEPENDENSI ORGANISASI

Independensi organisasi pemeriksa dapat dipengaruhioleh kedudukan, fungsi, dan struktur organisasinya. Dalam halmelakukan pemeriksaan, organisasi pemeriksa harus bebasdari hambatan independensi.

Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapatdipandang bebas dari gangguan terhadap independensi secaraorganisasi, apabila melakukan pemeriksaan di luar ObyekPemeriksaan tempat ia bekerja.

E. PENGGUNAAN KEMAHIRAN PROFESIONAL SECARACERMAT DAN SEKSAMA

Pernyataan Standar Umum ketiga adalah : “Dalampelaksanaan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasilpemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiranprofesionalnya secara cermat dan seksama“.

Pernyataan standar ini mewajibkan pemeriksa untukmenggunakan kemahirannya secara profesional, cermat danseksama, serta memelihara integritas, obyektivitas danindependensi dalam menerapkan kemahiran profesional

Page 32: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

32

terhadap setiap aspek pemeriksaannya. Pernyataan standar inijuga mengharuskan tanggungjawab bagi setiap pemeriksa yangmelaksanakan pemeriksaan berdasarkan standar pemeriksaanuntuk mematuhi Standar Pemeriksaan.

Pemeriksa harus menggunakan kemahiranprofesionalnya secara cermat dan seksama dalam menentukanjenis pemeriksaan yang akan dilaksanakannya dan standaryang akan diterapkan terhadap pemeriksaan, menentukanlingkup pemeriksaan, memilih metodologi, menentukan jenisdan jumlah bukti yang akan dikumpulkan, atau dalam memilihpengujian dan prosedur untuk melaksanakan pemeriksaan.Kemahiran profesional harus diterapkan juga dalam melakukanpengujian dan prosedur, serta dalam melakukan penilaian danpelaporan hasil pemeriksaan.

Kemahiran profesional menuntut pemeriksa untukmelaksanakan sikap profesionalismenya, mencakup pemikiranyang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secarakritis terhadap bukti pemeriksaan. Pemeriksa menggunakanpengetahuan, keahlian dan pengalaman yang dituntut olehprofesinya untuk melaksanakan pengumpulan bukti danevaluasi obyektif mengenai kecukupan, kompetensi danrelevansi bukti. Karena bukti dikumpulkan dan dievaluasiselama pemeriksaan.

Pemeriksa tidak boleh menganggap bahwa manajemenObyek Pemeriksaan yang diperiksa tidak jujur, tetapi juga tidakboleh menganggap kejujuran manajemen tersebut tidakdiragukan lagi. Dalam pemeriksaan tidak boleh puas denganbukti yang kurang menyakinkan walaupun menurutanggapannya manajemen Obyek Pemeriksaan yang diperiksaadalah jujur.

Page 33: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

33

Pemeriksa harus menggunakan kemahiranprofesionalnya secara cermat dan seksama dalam menerapkanStandar Pemeriksaan yang digunakan. Keputusan pemeriksatidak menerapkan standar tertentu dalam pelaksanaanpemeriksaan harus dicatat dalam kertas kerja pemeriksaan.Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa pemeriksa tidakdapat mematuhi Standar Pemeriksaan dan juga tidak dapatmengundurkan diri dari penugasan pemeriksaan. Dalamkeadaan demikian, pemeriksa harus mengungkapkan masalahtersebut dalam lingkup pemeriksaan di dalam laporan hasilpemeriksaannya, yaitu tidak dipatuhinya Standar Pemeriksaan,alasan yang mendasarinya dan dampaknya terhadap hasilpemeriksaan akbita tidak dipatuhinya Standar Pemeriksaantersebut.

Menerapkan kemahiran secara profesional secara cermatdan seksama memungkinkan pemeriksa untuk mendapatkankeyakinan yang memadai bahwa sajian material atauketidakakuratan yang signifikan dalam data akan terdeteksi.Keyakinan mutlak tidak dapat dicapai karena sifat bukti dankarakteristik penyimpangan. Pemeriksaan yang dilaksanakanmenurut Standar Pemeriksaan mungkin tidak akan mendeteksisalah saji material atau ketidakakuratan yang signifikan, baikkarena kesalahan, kecurangan, tindakan melanggar hukumatau pelanggaran aturan. Walaupun Standar Pemeriksaan inimeletakan tanggung jawab kepada setiap pemeriksa untukmenerapkan kemahiran profesionalnya secara cermat danseksama, tidak berarti bahwa tanggungjawabnya tidak terbatasdan tidak berarti juga bahwa pemeriksa tidak melakukankekeliruan.

F. PENGENDALIAN MUTU

Pernyataan Standar Umum keempat adalah : “Setiaporganisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaanberdasarkan Standar Pemeriksaan harus memiliki sistem

Page 34: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

34

pengendalian mutu yang memadai dan sistem pengendalianmutu tersbut harus direviu oleh pihak lain yang kompeten(pengendalian mutu ekstern)“.

Sistem pengendalian mutu yang disusun oleh organisasipemeriksa harus dapat memberikan keyakinan yang memadaibahwa organisasi pemeriksa tersebut :

a. Telah menerapkan dan mematuhi Standar Pemeriksaan.

b. Telah menerapkan dan mematuhi kebijakan dan prosedurpemeriksaan yang memadai.

Sifat dan lingkup sistem pengendalian mutu organisasipemeriksa tergantung pada beberapa faktor seperti dibawah ini:

a. Ukuran dan tingkat otonomi kegiatan yang diberikankepada pemeriksa dan organisasi pemeriksa.

b. Sifat Pekerjaan

c. Struktur Organisasi

d. Pertimbangan mengenai segi biaya dan manfaatnya,

G. KEPATUHAN TERHADAP KODE ETIK

Pernyataan Standar Umum kelima adalah : “Setiappemeriksa wajib mematuhi Kode Etik“.

Untuk meningkatkan kinerja organisasi pemeriksa,profesionalisme pemeriksa perlu disyaratkan adanya aturanperilaku yang menuntut disiplin dari pemeriksa melebihituntutan peraturan perundang-undangan berupa Kode Etikyang mengatur nilai-nilai dasar dan pedoman perilaku.

Page 35: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

35

Pelanggaran terhadap Kode Etik dapat mengakibatkanpemeriksa diberi peringatan dan sanksi sesuai denganketentuan serta peraturan yang berlaku.

Maksud ditetapkannya Kode Etik adalah tersedianyapedoman perilaku bagi pemeriksa dalam menjalankanprofesinya.

Tujuan Kode Etik adalah :1. Mendorong sebuah budaya etis2. Memastikan bahwa seorang profesional akan bertingkah

laku pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan denganPNS lainnya;

3. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agarterpenuhi prinsip-prinsip kerja yang akuntabel danterlaksananya pengendalian pemeriksaan sehingga dapatterwujud pemeriksa yang kredibel dengan kinerja yangoptimal dalam pelaksanaan pemeriksaan.

------------------------------------------------------------------------------1. Tenaga ahli yang dimaksud dalam pernyataan ini meliputi tapi

tidak terbatas pada aktuaris, penilai, pengacara, insinyur,konsultan, profesi medis, ahli statistik dan geologi. Pernyataan iniberlaku bagi konsultan ekstern yang mendapat penugasanpemeriksaan dari organisasi pemeriksa.

Page 36: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

36

BAB IIISTANDAR PEMERIKSAAN OPERASIONAL

A. PERENCANAAN

Pernyataan Standar Pelaksanaan PemeriksaanOperasional pertama adalah “Pemeriksaan harus direncanakansecara memadai“.

Dalam merencanakan pemeriksaan, pemeriksa harusmengindentifikasikan tujuan pemeriksaan, lingkup danmetodologi pemeriksaan untuk mencapai tujuan pemeriksaantersebut. Tujuan, lingkup dan metodologi pemeriksaan tidakditentukan secara terpisah. Pemeriksa menentukan ketigaelemen tersebut secara bersama-sama.

Perencanaan merupakan proses yangberkesinambungan selama pemeriksaan. Oleh sebab itu,pemeriksaan harus mempertimbangkan untuk membuatpenyesuaian pada tujuan, lingkup dan metodologi pemeriksaanselama pemeriksaan dilakukan.

Tujuan pemeriksaan mengungkapkan apa yang ingindicapai dari pemeriksaan tersebut. Tujuan pemeriksaanmengidentifikasikan Obyek Pemeriksaan dan aspek kinerjayang harus dipertimbangkan, termasuk temuan pemeriksaanyang strategis dan unsur pelaporan yang diharapkan bisadikembang oleh pemerika. Tujuan pemeriksaaan dapatdianggap sebagai pertanyaan mengenai program2 yangdiperiksa dan pemeriksa harus mencari jawabannya.

Lingkup pemeriksaan adalah batas pemeriksaan danharus terkait langsung dengan tujuan pemeriksaan. Misalnya,

Page 37: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

37

tujuan pemeriksaan menetapkan parameter pemeriksaanseperti periode yang direviu, ketersediaan dokumen ataucatatan yang diperlukan dan lokasi pemeriksaan di lapanganyang akan dilakukan.

Pemeriksa harus merancang metodologi pemeriksaanuntuk memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup, kompetendan relevan dalam rangka mencapai tujuan pemeriksaan.Metodologi pemeriksaan mencakup jenis dan perluasanprosedur pemeriksaan yang digunakan untuk mencapai tujuanpemeriksaan. Prosedur pemeriksaan adalah langkah-langkahpemeriksaan dan cara-cara pengujian yang akan dilaksanakanoleh pemeriksa untuk mencapai tujuan pemeriksaan.

Dalam merencanakan suatu pemeriksaan, pemeriksaharus :

a. Mempertimbangkan signifikan3 masalah dan kebutuhanpotensisal pengguna laporan hasil pemeriksaan.

b. Memperoleh suatu pemahaman mengenai program yangdiperiksa.

c. Mempertimbangkan pengendalian intern.

d. Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinyapenyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraud)4 dan ketidakpatuhan(abuse).

e. Mengidentifikasikan kriteria yang diperlukan untukmengevaluasi hal-hal yang harus diperiksa.

f. Mengidentifikasikan temuan pemeriksaan dan rekomendasiyang signifikan dari pemeriksaan terdahulu yang dapatmempengaruhi tujuan pemeriksaan. Pemeriksa harusmenentukan apakah manajemen sudah memperbaikikondisi yang menyebabkan temuan tersebut dan sudahmelaksanakan rekomendasinya.

Page 38: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

38

g. Mempertimbangkan apakah pekerjaan pemeriksa lain danahli lainnya dapat digunakan untuk mencapai beberapatujuan pemeriksaan yang telah ditetapkan.

h. Menyediakan pegawai atau yang cukup dan sumber dayalain untuk melaksanakan pemeriksaan

i. Mengkomunikasikan informasi mengenai tujuanpemeriksaan serta informasi umum lainnya yang berkaitandengan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan tersebutkepada manajemen dan pihak-pihak lain yang terkait.

j. Mempersiapkan suatu rencana pemeriksaan secara tertulis.

1. Signifikansi Masalah Dan Kebutuhan PotensialPengguna Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)

Pemeriksa harus mempertimbangkan signifikasisuatu masalah dalam perencanaan, pelaksanaan danpelaporan atas pemeriksaan operasional. Suatumasalah dianggap signifikan apabila masalah itu relatifpenting bagi perencanaan tujuan pemeriksaan dan bagicalon pengguna laporan hasil pemeriksaan. Baik faktorkualitatif maupun kuantitatif merupakan hal yangpenting dalam menentukan signifikansi suatu masalah.

Faktor kualitatif dapat menjadi :

a) Apakah program yang diperiksa bersifat sensitif danmenjadi perhatian publik.

b) Apakah programnya masih baru atau adanyaperubahan pada kondisi program.

c) Apakah pemeriksaan yang dilaksanakan dapatberperan menyediakan informasi yang dapatmemperbaiki pertanggungjawaban ObyekPemeriksaan yang diperiksa dan pengambilankeputusan.

Page 39: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

39

d) Seberapa luasnya reviu atau bentuk lainpemeriksaan yang independen

e) Apakah program yang diperiksa mempunyaipengaruh terhadap program yang lain dan/atauterhadap pengambilan kebijakan.

Pengguna laporan hasil pemeriksaan memilikikepentingan dan pengaruh yang berbeda terhadapObyek Pemeriksaan yang diperiksa. Pengguna laporantersebut antara lain adalah :

a) Pihak yang memberi wewenang atau yang memberiperintah dilakukan pemeriksaan.

b) Obyek Pemeriksaan yang diperiksa

c) Pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadapObyek Pemeriksaan yang diperiksa sesuai dengenkewenangannya.

2. Pemahaman Program yang Diperiksa

Pemeriksa harus memahami program yangdiperiksa untuk menilai signifikansi berbagai tujuanpemeriksaan dan kemungkinan pencapaian tujuantersebut. Pemahaman pemeriksa dapat diperoleh daripengetahuan yang telah dimilikinya mengenai programtersebut maupun diperoleh dari pengumpulaninformasi serta pengamatan yang dilakukan dalamperencanaan pemeriksaan. Luas dan dalamnyapengumpulan informasi akan bervariasi tergantungpada tujuan pemeriksaan dan kebutuhan untukmemahami aspek masing-masing program, sepertiberikut :

a) Peraturan perundang-undangan: Programpemerintah biasanya ditetapkan dalam peraturan

Page 40: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

40

perundang-undangan dan terikat pada peraturanperundang-undangan yang lebih spesifik. Sebagaicontoh; peraturan perundang-undangan biasanyamenetapkan apa yang harus dikerjakan, siapa yangharus mengerjakan, bagaimana cara mengerjakan,bagaimana mencapai tujuan, kelompok masyarakatyang memperoleh manfaat dan berapa banyakbiaya yang dapat dikeluarkan serta untuk apa sajabiaya tersebut dikeluarkan. Oleh karena itupemahaman terhadap landasan hukum yangmendasari suatu program menjadi hal yang pentingdalam memahami program itu. Pemahamantersebut merupakan langkah penting dalammengidentifikasi peraturan perundang-undanganyang penting untuk mencapai tujuan pemeriksaan.

b) Maksud dan tujuan dilaksanakannya programsebagai kriteria untuk menilai kinerja suatuprogram

c) Input yang digunakan dalam suatu program dapatdiperoleh dari dalam atau dari luar ObyekPemeriksaan yang melaksanakan program tersebut.Pengukuran input dapat memiliki berbagai dimensi,seperti ; biaya, waktu dan kualitas. Contohpengukuran input adalah satuan nilai uang, jamkerja pegawai dan meter persegi ruang bangunan.

d) Operasi program yang digunakan ObyekPemeriksaan yang diperiksa dalam rangkamengubah input menjadi output.

e) Output berupa hasil/pencapaian segera setelahproses/operasi program berakhir.

Contoh ukuran output adalah tonase limbah yangtelah diolah, jumlah lulusan, yang memenuhipersyaratan prestasi tertentu.

f) Outcome sebagai efek lanjutan dari tercapainyaoutput dapat berkisar dari yang sifatnya jangka

Page 41: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

41

pendek sampai yang sifatnya jangka panjang.Sebagai contoh outcome yang segara dapat dilihatdari suatu program pelatihan tenaga kerja danindikator efektivitas program adalah jumlah lulusanpeserta program yang berhasil memperolehpekerjaan.

Outcome jangka panjang program dan pengujianefektifitas tergantung pada apakah lulusan pesertaprogram mempunyai kemungkinan yang lebih tinggiuntuk tetap dipekerjakan, dibandingkan denganyang tidak mengikuti program tersebut. Outcomedapat dipengaruhi oleh faktor budaya, ekonomi,fisik atau teknologi yang merupakan faktor dari luarprogram. Pemeriksa dapat menggunakanpendekatan yang diambil dari bidang evaluasiprogram untuk memisahkan dampak program daripengaruh lain di luar program.

g) Pengendalian Intern: Pengendalian Intern jugasering disebut pengendalian manajemen, dalampengeritan yang paling luas mencakup lingkunganpengendalian, penilaian resiko, kegiatanpengendalian, informasi dan komunikasi sertapemantauan.

Pengendalian intern melekat pada setiap prosesantara lain perencanaan, pengorganisasian maupunoperasional program. Pengendalian intern jugaberfungsi sebagai lini depan untuk menjaga aktivadan mendeteksi terjadinya kesalahan, kecurangan,penyimpangan dan ketidakpatuhan terhadapperaturan perundang-undangan.

Page 42: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

42

3. Mempertimbangkan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern yang diharapkandapat membantu pemeriksaan untuk memahamipengendalian intern secara lebih baik dan dapatmembantu pemeriksa untuk menentukan signifikasipengendalian intern terhadap tujuan pemeriksaan,yaitu ;a) Efektivitas dan efisiensi operasinal program

Pengendalian terhadap operasional programmencakup kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang diterapkan oleh Obyek Pemeriksaanyang bisa menjamin bahwa program tersebut dapatmencapai tujuannya dan tindakan-tindakan yangtidak diinginkan tidak terjadi.

b) Validitas dan keandalan data

Pengendalian terhadap validitas dan keandalandata mencakup kebijakan dan prosedur yangditerapkan oleh Obyek Pemeriksaan yang bisamenjamin bahwa data yang valid dan andal dapatdiperoleh, disimpan dan dinyatakan secara wajardalam laporan.

c) Kepatuhan terhadap ketentuan peraturanperundang-undangan

Pengendalian terhadap ketaatan pada kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang diterapkanoleh Obyek Pemeriksaan yang bisa menjaminbahwa implementasi program telah sesuai denganperaturan perundang-undangan.

d) Pengaman sumber daya

Pemahaman atas pengamanan sumber dayameliputi kebijakan dan prosedur yang telahdilaksanakan oleh manajemen untuk memastikanbahwa sumber daya telah diamankan secara

Page 43: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

43

memadai dari pemborosan, kehilangan danpenyalahgunaan.

Pemeriksa dapat memperoleh pemahaman ataspengendalian intern melalui permintaan keterangan,pengamatan, inspeksi dokumen dan catatan ataumereviu laporan pihak lain. Prosedur yang dilakukanoleh pemeriksa untuk memperoleh pemahaman ataspengendalian intern akan bervariasi, antara pemeriksayang satu dengan yang lainnya. Salah satu faktor yangmempengaruhi luasnya prosedur ini adalahpengetahuan pemeriksa mengenai pengendalian internyang diperoleh dalam pemeriksaan sebelumnya.Demikian pula, kebutuhan untuk memahamipengendalian intern, akan bergantung pada aspektertentu dari program yang ditangani oleh pemeriksadalam menetapkan tujuan dan lingkup pemeriksaanserta metodologinya. Berikut ini adalah contohbagaimana pemahaman atas pengendalian intern dapatmempengaruhi rencana pemeriksaan :

a) Tujuan Pemeriksaan

Pengendalian yang lemah terhadap aspek suatuprogram mengandung resiko kegagalan lebih tinggi,karena itu aspek tertentu mungkin lebih signifikandibandingkan dengan aspek lainnya, dalam halpemeriksa ingin memusatkan upayanya.

b) Lingkup pemeriksaan

Pengendalian yang lemah di lokasi tertentu dapatmenyebabkan pemeriksaan mengarahkan upayanyake lokasi tersebut.

c) Metodologi pemeriksaan :

Pengendalian yang kuat atas pengumpulan,pengikhtisaran dan pelaporan data, memungkinpemeriksa untuk membatasi luasnya pengujianlangsung atas validitas dan keandalan data.

Page 44: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

44

Sebaliknya pengendalian yang lemah dapatmenyebabkan pemeriksa melakukan pengujianlangsung atas data, mencari data dari luar ObyekPemeriksaan atau mengembangkannya sendiri.

Apabila pengendalian intern mempunyai pengaruhsiginifikan terhadap tujuan pemeriksaan, pemeriksaharus merencanakan untuk mendapatkan bukti-buktiyang cukup untuk mendukung pertimbanganpemeriksaan mengenai pengendalian tersebut. Berikutini contoh-contoh keadaan dimana pengendalian interndapat berpengaruh secara signifikan terhadap tujuanpemeriksaan:

a) Dalam menentukan penyebab kinerja yang tidakmemuaskan, pemeriksa bisa mempertimbangkanbahwa kinerja yang tidak memuaskan tersebut bisadisebabkan oleh kelemahan dalam pengendalianintern.

b) Pada saat menilai validitas dan keandalan ukurankinerja yang dikembangkan oleh ObyekPemeriksaan yang diperiksa, efektivitaspengendalian intern atas pengumpulan,pengikhtisaran dan pelaporan data akan membantumenyakinkan bahwa ukuran-ukuran kinerjatersebut telah valid dan dapat diandalkan.

Pengawasan Intern adalah bagian yang pentingdalam pengendalian intern. Apabila diperlukan suatupenilaian terhadap pengendalian intern, pekerjaanpengawas intern dapat dimanfaatkan untuk membantumemberikan keyakinan yang memadai bahwapengendalian intern telah dirancang secara memadaidan telah diterapkan secara efektif dan untukmencegah terjadinya tumpang tindih pekerjaaan.

Page 45: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

45

4. Merancang Pemeriksaan Untuk Mendeteksi TerjadinyaPenyimpangan Dari Peraturan Perundang-Undangan;Kecurangan (Fraud) dan Ketidakpatutuan (Abuse)

Apabila ketentuan peraturan perundang-undangaan mempunyai pengaruh yang signifikanterhadap tujuan pemeriksaan, pemeriksa harusmerancang metodologi dan prosedur pemeriksaansedemikian rupa sehingga dapat mendeteksipenyimpangan yang dapat membawa pengaruhsignifikan terhadap tujuan pemeriksaan.

Tidak praktis bagi pemeriksa untuk menetapkansuatu ketentuan peraturan perundang-undanganberpengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan.Walaupun begitu pemeriksa dapat menggunakanpendekatan berikut ini :

a) Ubah setiap tujuan pemeriksaan menjadi beberapapertanyaan tentang aspek tertentu dari programyang diperiksa (tujuan, pengendalian intern,kegiatan, operasi, output dan outcome)

b) Identifikasikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait langsung dengan aspektertentu yang menjadi bahan pertanyaan terjadi.

c) Tentukan penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang-undangan yang secara signifikan dapatmempengaruhi jawaban pemeriksa atas pertanyaantadi. Jika benar maka ketentuan peraturanperundang-undangan

Page 46: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

46

Pemeriksa dapat mengandalkan pekerjaanpenasihat hukum dalam hal:

a) Menentukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadaptujuan pemeriksaan.

b) Merancang pengujian untuk menilai kepatuhanterhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

c) Mengevaluasi hasil pengujian tersebut.

Dalam merencanakan pengujian untuk menilaikepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, pemeriksa harus menilai resikokemungkinan terjadinya penyimpangan. Resikotersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sepertirumitnya ketentuan peraturan perundang-undanganatau karena ketentuan peraturan perundang-undanganmasih baru.

Dalam merencanakan pemeriksaan, pemeriksaharus mempertimbangkan resiko terjadinya kecurangan(fraud) yang secara signifikan dapat mempengaruhitujuan pemeriksaan. Pemeriksa harus mendiskusikanresiko terjadinya kecurangan yang potensial, denganmemperhatikan faktor-faktor terjadinya kecuranganseperti keinginan atau tekanan yang dialami olehseorang untuk melakukan kecurangan, kesempatanyang memungkinkan terjadinya kecurangan dan alasanatau sifat seseorang yang dapat menyebabkandilakukan kecurangan.

Ketika pemeriksa mengidentifikasi faktor-faktoratau resiko-resioko kecurangan yang secara signifikandapat mempengaruhi tujuan atau hasil pemeriksaan,

Page 47: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

47

pemeriksa harus merespon masalah tersebut denganmerancang prosedur untuk bisa memberikan keyakinanyang memadai bahwa kecurangan tersebut dapatdideteksi.

Pemeriksa harus waspada terhadap situasi atautransaksi-transaksi yang berindikasi kecurangan.Apabila terdapat informasi yang menjadi perhatianpemeriksa (melaui prosedur pemeriksaan, pengaduanyang diterima mengenai terjadinya kecurangan ataucara-cara lain) dalam mengidentifikasikan bahwakecurangan telah terjadi, maka pemeriksa harusmempertimbangkan apakah kecurangan tersebutsecara signifikan mempengaruhi tujuanpemeriksaannya.

Pelatihan, pengalaman dan pemahamanpemeriksa terhadap program yang diperiksa dapatmemberikan suatu dasar bagi pemeriksa untuk lebihwaspada bahwa beberapa tindakan yang menjadiperhatiannya bisa merupakan indikasi adanyakecurangan. Dalam beberapa, kondisi-kondisi berikutini bisa mengidentifikasikan resiko terjadinyakecurangan:

a) Lemahnya manajemen yang tidak bisa menerapkanpengendalian intern yang ada atau tidak bisamengawasi proses pengendalian.

b) Pemisahan tugas yang tidak jelas, terutama yangberkaitan dengan tugas-tugas pengendalian danpengamanan sumberdaya.

c) Transaksi-transaksi yang tidak lazim dan tanpapenjelasan yang memuaskan.

d) Kasus dimana pegawai cenderung menolak liburanatau menolak promosi.

Page 48: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

48

e) Dokumen-dokumennya hilang atau tidak jelas ataumanajemen selalu menunda memberikan informasitanpa alasan yang jelas.

f) Informasi yang salah atau membingungkan.

g) Pengalaman pemeriksaan atau investigasi yang laludengan temuan mengenai kegiatan-kegiatan yangperlu dipertanyakan atau bersifar kriminal.

Ketidakpatutan berbeda dengan kecurangan ataupenyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan. Apabila ketidakpatutan terjadi, makamungkin saja tidak ada hukum atau ketentuanperaturan perundang-undangan yang dilanggar. Dalamhal ini ketidakpatutan adalah perbuatan yang jauhberada di luar pikiran yang masuk akal atau diluarpraktik-praktik yang lazim. Apabila indikasi terjadinyaketidakpatutan memang ada dan akan mempengaruhihasil pemeriksaan secara signifikan, pemeriksa harusmemperluas langkah dan prosedur pemeriksaan,untuk:

a) Menentukan apakah ketidakpatutan memangbenar-benar terjadi.

b) Apabila memang benar-benar terjadi, makapemeriksa harus menentukan pengaruhnyaterhadap hasil pemeriksaan.

Pemeriksa harus menggunakan pertimbanganprofesionalnya dalam menelusuri indikasi adanyakecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang-undangan atau ketidakpatutan, tanpamencampuri proses investigasi atau proses hukumselanjutnya atau kedua-duanya. Dalam kondisitertentu, ketentuan peraturan perundang-undanganmengharuskan pemeriksa melaporkan indikasi

Page 49: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

49

terjadinya kecurangan, penyimpangan dari ketentuanperaturan perundang-undangan atau ketidakpatutankepada pihak yang berwenang sebelum memperluaslangkah dan prosedur pemeriksaan.

Suatu pemeriksaan yang dilaksanakan sesuaidengan Standar Pemeriksaan ini akan memberikankeyakinan yang memadai bahwa telah dilakukandeteksi atau penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang-undangan atau kecurangan yang secarasignifikan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.

5. Kriteria

Kriteria adalah standar ukuran harapan mengenaiapa yang seharusnya terjadi, praktek terbaik danbenchmark. Kinerja dibandingkan atau dievaluasidengan kriteria ini. Kriteria sebagai salah satu unsurtemuan pemeriksaan, memberiksan suatu hubungandalam memahami hasil pemeriksaan. Rencanapemeriksaan harus menyatakan kriteria yang akandigunakan. Dalam menentukan kriteria, pemeriksaharus menggunakan kriteria yang masuk akal, dapatdicapai dan relevan dengan tujuan pemeriksaan.Pemeriksa harus mengkomunikasikan kriteria tersebutkepada Obyek Pemeriksaan yang diperiksa sebelumatau pada saat dimulainya pemeriksaan. Berikut iniada beberapa contoh kriteria :

a) Maksud dan tujuan yang ditetapkan oleh ketentuanperaturan perundang-undangan atau yangditetapkan oleh Obyek Pemeriksaan yang diperiksa

b) Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan olehObyek Pemeriksaan.

c) Pendapat ahli

Page 50: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

50

d) Target kinerja tahun berjalan

e) Kinerja tahun-tahun sebelumnya

f) Kinerja Obyek Pemeriksaan yang sejenisnya.

g) Kinerja sektor swasta di bidang yang sama

h) Praktek terbaik organisasi terkemuka

6. Pertimbangan Terhadap Hasil Pemeriksaan Sebelumnya

Pemeriksa harus mempertimbangkan hasilpemeriksaan sebelumnya, serta tindak lanjut atasrekomendasi temuan yang secara signifikanberpengaruh terhadap tujuan pemeriksaan yang sedangdilaksanakan. Pemeriksa harus memperoleh informasidari Obyek Pemeriksaan yang diperiksa untukmengidentifikasi, pemeriksaan operasional danpemeriksaan dengan tujuan tertentu atau studi lainyang sebelumnya telah dilaksanakan dan berkaitandengan tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan.

Perhatian secara terus menerus terhadap temuan-temuan signifikan berserta rekomendasinyamerupakan hal yang penting untuk menyakinkanbahwa pekerjaan pemeriksaan telah memberikanmanfaat. Pada akhirnya, manfaat yang didapat dariadanya pemeriksaan terlihat apabila Obyekpemeriksaan yang diperiksa mengambil langkahperbaikan yang berarti dan efektif sebagai responterhadap hasil pemeriksaan.

Besarnya manfaat yang diperoleh dari pekerjaanpemeriksaan tidak terletak pada temuan pemeriksaanyang dilaporkan atau rekomendasi yang dibuat, tetapi

Page 51: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

51

terletak pada efektivitas penyelesaian yang ditempuholeh Obyek Pemeriksaan yang diperiksa. ManajemenObyek Pemeriksaan yang diperiksa bertanggung jawabuntuk menindaklanjuti rekomendasi serta menciptakandan memelihara suatu proses dan sistem informasiuntuk memantau status tindak lanjut atas rekomendasipemeruksa yang dimaksud. Perhatian secara terusmenerus terhadap temuan pemeriksaan yang material3

beserta rekomendasinya dapat membantu pemeriksauntuk menjamin terwujudnya manfaat pekerjaanpemeriksaan yang dilakukan.

Pemeriksa perlu memperhatikan bahwaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan manajemen dapat memperoleh sanksi bilatidak melakukan tindak lanjut atas rekomendasipemeriksaan sebelumnya. Oleh sebab itu pemeriksaharus menilai apakah manajemen telah menyiapkansecara memadai suatu sistem pemantauan tindaklanjut pemeriksaan yang dilakukan oleh berbagaipemeriksa, baik intern maupun ekstern pada ObyekPemeriksaan tersebut. Selain itu, pemeriksa selainmemastikan bahwa seluruh lini manajemen ObyekPemeriksaan telah mengetahui dan memantau hasilpemeriksaan yang terkait dengan unit dibawahkendalinya. Pemantauan tersebut dilakukan olehmanajemen dan bukan hanya oleh pemeriksa internObyek Pemeriksaan yang bersangkutan.

7. Pertimbangan Atas Hasil Pekerjaan Pihak Lain

Pemeriksa harus menentukan apakah adapemeriksa lain yang telah atau sedang melaksanakanpemeriksaan atas Obyek Pemeriksaan yng diperiksa.Jika ada, hal ini dapat menjadi sumber informasi yang

Page 52: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

52

berguna untuk perencanaan dan pelaksanaanpemeriksaan. Jika pemeriksa lain telahmengidentifikasi bidang yang membutuhkan studi lebihlanjut, hal tersebut dapat mempengaruhi pemilihantujuan pemeriksaan. Tersedianya hasil kerja pemeriksalain dapat juga mempengaruhi pemilihan metodologi,karena pemeriksa dapat mengandalkan hasil kerjatersebut dalam rangka membatasi luas pengujian yangakan dilakukannya.

Jika pemeriksa bermaksud untuk mengandalkanhasil kerja pemeriksa lain, pemeriksa harusmelaksanakan prosedur yang memberikan dasar yangmemadai untuk mengandalkan hasil kerja pemeriksalain tersebut. Pemeriksa dapat memperoleh buktipersyaratan kualifikasi dan independensi pemeriksalain berdasarkan pengalamannya, wawancara, reviulaporan, penilaian atas hasil peer review pemeriksa lain.Pemeriksa dapat menentukan apakah bukti-bukti yangdiperoleh dari pemeriksa lain tersebut telah cukup,relevan dan kompeten dengan cara mereviu laporan,program pemeriksaan atau kertas kerja pemeriksaandan atau melakukan uji tambahan atas pekerjaannya.Sifat dan luasnya bukti yang dibutuhkan tergantungpada signifikan pekerjaan pemeriksa lain tersebut dantergantung pada apakah pemeriksa akan mengacu padahasil kerja tersebut dalam laporan hasilpemeriksaannya.

Pemeriksa harus menggunakan pertimbanganyang sama jika pemeriksa mengandalkan hasil kerjabukan pemeriksa (konsultan, tenaga ahli dansebagainya). Disamping itu pemeriksa harus memahamimetode dan asumsi signifikan yang digunakan olehyang bukan pemeriksa tersebut.

Page 53: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

53

8. Pemeriksa dan Sumber Daya Lain

Perencanaan personil yang melakukanpemeriksaan harus mencakup :a) Penugasan pemeriksa yang mempunyai keahlian

dan pengetahuan yang memadai tentang pekerjaanyang akan dilakukan.

b) Penugas pemeriksa, ketua tim, pengendali teknisdan pengendali mutu/penanggung jawab yangberpengalaman dalam jumlah yang memadai untukpemeriksaan yang bersangkutan.

c) Pemberian pelatihan pekerjaan lapangan (on the jobtraining) bagi pemeriksa

d) Melibatkan tenaga ahli apabila diperlukan

Tersedianya pemeriksa dan sumber daya lainnyamerupakan pertimbangan yang penting dalammenetapkan tujuan, lingkup dan metodologipemeriksaan. Sebagai contoh keterbatasan dana untukbiaya perjalanan dapat membatasi pemeriksa untukmengunjungi lokasi tertentu, atau kurangnya keahliandalam metodologi tertentu dapat menghalangipemeriksa dalam pencapaian tujuan pemeriksaan.Pemeriksa dapat mengatasi keterbatasan tersebutdengan menggunakan pemeriksa setempat atau denganmempekerjakan tenaga ahli yang memiliki keahlianyang diperlukan.

Apabila menggunakan tenaga ahli telahdirencanakan, pemeriksa harus memiliki pengetahuanyang memadai untuk :

a) Menjelaskan hasil yang diharapkan dari tenagaahli.

Page 54: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

54

b) Mengevaluasi apakah prosedur yang dilaksanakanoleh tenaga ahli akan memenuhi hasil yangdiinginkan oleh pemeriksa.

c) Mengevaluasi hasil prosedur yang akandilaksanakan oleh tenaga ahli dalam kaitannyadengan prosedur pemeriksaan yang telahdirencanakan.

Pemeriksa yang tidak memiliki pengetahuan yangmemadai untuk melaksanakan tugas-tugas tersebutdiatas, harus mempertimbangkan tindakan alternatifuntuk menjamin kualitas pemeriksaan yang berkaitandengan pekerjaan tenaga ahli, seperti meminta tenagaahli untuk mereviu pekerjaan tenaga ahli tersebut.

9. Komunikasi Pemeriksa

Pemeriksa harus mengkomunikasikan tujuanpemeriksaan. Pemeriksa harus mengkomunikasikan haltersebut kepada pihak terkait untuk membantu pihaktersebut memahami tujuan pemeriksaan, waktupelaksanaan dan data lainnya yang dibutuhkan. Pihak-pihak tersebut bisa meliputi :a) Manajemen/pimpinan Obyek Pemeriksaan yang

diperiksa.

b) Lembaga/badan yang memiliki fungsi pengawasanterhadap manajemen

c) Pihak yang memiliki tingkat kewenangan dantanggungjawab tertentu dalam program ataukegiatan yang diperiksa

d) Pihak yang meminta diadakannya pemeriksaan

Page 55: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

55

Pemeriksa harus menggunakan pertimbanganprofesionalnya untuk menentukan bentuk, isi danintensitas komunikasi. Bentuk komunikasi tertulisadalah bentuk yang lebih baik. Pemeriksa dapatmengkomunikasikan informasi yang dipandang perludengan memuatnya dalam program pemeriksaan.Komunikasi yang dilakukan pemeriksa harusdidokumentasikan. Apabila pemeriksa dihentikansebelum berakhir, pemeriksa harus menulis catatanyang berisikan ringkasan hasil pekerjaan pemeriksaandan menjelaskan alasan pemeriksaan dihentikan.Pemeriksa harus mengkomunikasikan secara tertulisalasan penghentiaan pemeriksaan tersebut kepadaObyek Pemeriksaan yang diperiksa, Obyek Pemeriksaanyang meminta dilakukan pemeriksaan dan pihak lainyang ditentukan dalam ketentuan peraturanperundang-undangan yang terkait. Penyampaiantersebut harus secara tertulis dan kemudiandidokumentasikan.

10. Rencana Pemeriksaan Secara Tertulis

Rencana pemeriksaan secara tertulis harusdisiapkan untuk setiap pemeriksaan. Bentuk dan isirencana pemeriksaan secara tertulis tersebut akanbervariasi antara pemeriksa yang satu dengan yanglainnya. Rencana harus meliputi suatu programpemeriksaan atau suatu memorandum ataudokumentasi keputusan penting mengenai tujuan danlingkup pemeriksaan serta metodologi lain yangmemadai dan dokumentasi mengenai dasar-dasar yangdigunakan oleh pemeriksa untuk mengambilkeputusan. Rencana tersebut harus diperbaruiseperlunya , agar dapat mencerminkan setiapperubahan segnifikan yang dibuat pada saatpemeriksaan dilaksanakan.

Page 56: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

56

Mendokumentasikan rencana pemeriksaanmerupakan suatu kesempatan bagi pemeriksa untukmereviu apakah :

a) Tujuan pemeriksaan yang diusulkan dapatmenghasilkan suatu laporan yang bermanfaat.

b) Lingkup pemeriksaan dan metodologi pemeriksaanyang diusulkan telah memadai untuk mencapaitujuan pemeriksaan.

c) Pemeriksa dan sumber daya lain cukup tersediauntuk melaksanakan pemeriksaan

Rencana pemeriksaan secara tertulis dapat meliputi :

a. Informasi mengenai landasan hukum program yangdiperiksa, tujuan program, lokasi utama dan latar belakanglain yang dapat membantu pemeriksa dalam memahamidan melaksanakan rencana pemeriksaan.

b. Program pemeriksaan yang menguraikan prosedur untukmencapai tujuan pemeriksaan dan memberikan dasar yangsistematis untuk membagi tugas kepada pemeriksa danuntuk menyusun ikhtisar pekerjaan pemeriksaan yangdilakukan.

c. Bentuk umum laporan hasil pemeriksaan dan jenisinformasi yang dimuat dapat membantu pemeriksamenitikberatkan pekerjaan lapangannya pada informasiyang akan dilaporkan

B. SUPERVISIPernyataan standar pelaksanaan kedua adalah :

“Pemeriksa harus disupervisi dengan baik “.

Supervisi mencakup pengarahan kegiatan pemeriksaandan pihak lain, seperti tenaga ahli yang terlibat dalampemeriksaan, agar tujuan pemeriksaan dapat dicapai. Unsur

Page 57: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

57

supervisi meliputi pemberian instruksi kepada pemeriksa,pemberian informasi mutakhir tentang masalah signifikan yangdihadapi, pelaksanaan reviu atas pekerjaan yang dilakukan.

Pemeriksa selaku ketua tim, pengendali teknis dan/ataupengendali mutu/penanggungjawab pemeriksaan harus yakinbahwa para pemeriksa benar-benar memahami mengenaipekerjaan pemeriksaan yang harus dilakukan, mengapapekerjaan tersebut harus dilakukan dan apa yang diharapkanakan dicapai.

Reviu atas pekerjaan pemeriksaan harusdidokumentasikan.

C. BUKTI

Pernyataan standar pelaksanaan ketiga adalah : “Buktiyang cukup, kompeten, relevan dan material harus diperolehuntuk menjadi dasar yang memadai bagi temuan danrekomendasi pemeriksa“.

Dalam mengindentifikasi sumber-sumber data potensialyang dapat digunakan sebagai bukti pemeriksaan, pemeriksaharus mempertimbangkan validitas dan keandalan datatersebut, termasuk data yang dikumpulkan oleh ObyekPemeriksaan yang diperiksa, data yang disusun oleh pemeriksaatau data yang diberikan oleh pihak ketiga. Demikian jugahalnya dengan kecukupan dan relevasi bukti-bukti tersebut.

Sebagian besar pekerjaan pemeriksa pada saatmelaksanakan pemeriksaan berkaitan dengan mendapatkandan mengevaluasi bukti-bukti yang mendukung pertimbangandan simpulan pemeriksa terkait dengan tujuan pemeriksaan.Dalam mengevaluasi bukti, pemeriksa mempertimbangkan

Page 58: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

58

apakah pemeriksa telah meperoleh bukti-bukti yang diperlukanuntuk mencapai tujuan pemeriksaan.

Bukti dapat digolongkan menjadi bukti fisik,dokumenter, kesaksian (testimonial) dan analisis. Bukti fisikdiperoleh dari inspeksi langsung atau pengamatan yangdilakukan oleh pemeriksa terhadap orang, aktiva atau kejadian.Bukti tersebut dapat didokumentasikan dalam bentukmemorandum, foto, gambar, bagan, peta atau contoh fisik.Bukti dokumenter terdiri atas informasi yang diciptakan sepertisurat, kontrak, catatan akutansi, faktur dan informasimanajemen atas kinerja. Bukti kesaksian diperoleh melaluipermintaan keterangan, wawancara atau kuesioner. Buktianalisis meliputi perhitungan, perbandingan, pemisahaninformasi menjadi unsur-unsur dan argumentasi yang masukakal.

Pemeriksa harus menilai kualitas dan kuantitas buktiyang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pemeriksaan. Dengandemikian pemeriksa harus :

1. Melakukan pengujian bukti

2. Mengembangkan temuan pemeriksaan.

1. Pengujian Bukti

Bukti yang cukup, kompeten, relevan dan materialuntuk mendukung dasar yang sehat bagi temuanpemeriksaan dan rekomendasi.

a. Bukti harus cukup mendukung temuan pemeriksaan.

Dalam menentukan cukup tidaknya suatu bukti,pemeriksa harus yakin bahwa bukti yang cukuptersebut akan bisa menyakinkan seorang bahwatemuan pemeriksaan adalah valid. Apabila mungkin,

Page 59: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

59

metode statistik bisa digunakan untuk menentukancukup tidaknya bukti pemeriksaan.

b. Bukti disebut kompeten apabila bukti tersebut valid,dapat diandalkan dan konsisten dengan fakta.

Dalam menilai kompetensi suatu bukti, pemeriksaharus mempertimbangkan beberapa faktor sepertiapakah bukti telah akurat, menyatakan tepat waktudan asli

c. Bukti disebut relevan, apabila bukti tersebutmempunyai hubungan yang logis dan arti penting bagitemuan pemeriksaan yang bersangkutan.

d. Bukti disebut material/useful adalah bukti yangmempunyai nilai yang cukup berarti dan penting bagipencapaian tujuan organisasi dalam mempengaruhitingkat pertimbangan informasi

Materiality atau keberartian tersebut dapat dilihatantara lain dari:

1) Besarnya nilai uang atau yang bernilai uang besar.

2) Pengaruhnya terhadap kegiatan.

3) Hal yang menyangkut tujuan pemeriksaan(misalnya, tujuan utama pemeriksaan adalahmenilai biaya perjalanan dinas, maka semuapenugasan perjalanan dinas adalah material untukdiuji)

Acuan berikut ini bermanfaat untuk menilai kompetenatau tidaknya suatu bukti. Akan tetapi acuan ini belummencukupi untuk dapat menentukan komptensi suatubukti. Dalam hal ini pemeriksa harus menggunakanpertimbangan profesional untuk menentukan jumlah danjenis bukti yang diperlukan untuk mendukung simpulanpemeriksa.

Page 60: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

60

a. Bukti yang diperoleh dari pihak ketiga yang dapatdipercaya adalah lebih kompeten dibandingkan denganbukti yang diperoleh dari Obyek Pemeriksaan yangdiperiksa.

b. Bukti yang dikembangkan dari sistem pengendalianintern yang efektif, lebih kompeten dibandingkandengan yang diperoleh dari pengendalian yang lemahatau yang tidak ada pengendaliannya.

c. Bukti yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik,pengamatan, perhitungan dan inspeksi secara langsungoleh pemeriksa lebih kompeten dibandingkan denganbukti yang diperoleh secara tidak langsung.

d. Dokumen asli memberikan bukti yang lebih kompetendibandingkan dengan fotocopy dan tembusannya.

e. Bukti kesaksian yang diperoleh dalam kondisi yangmemungkinkan orang berbicara dengan bebas lebihkompeten dibandingkan dengan bukti kesaksian yangdiperoleh dalam kondisi yang dapat terjadi kompromi.Misalnya kondisi dimana terdapat kemungkinan orangyang diancam ( diintimidasi)

f. Bukti kesaksian yang diperoleh dari individu yang tidakmemihak atau mempunyai pengetahuan yang lengkapmengenai bidang tersebut lebih kompeten dibandingkandengan bukti kesaksian yang diperoleh dari individuyang memihak atau yang hanya mempunyaipengetahuan sebagaian saja mengenai bidang tersebut.

Pemeriksa dapat menganggap perlu untuk memperolehpernyataan tertulis dari pejabat /obyek pemeriksaan yangdiperiksa mengenai kompetensi suatu bukti yangdiperolehnya.

Pendekatan pemeriksa dalam menentukan cukup atautidaknya kompetensi dan relevansi bukti tergantung padasumber informasi yang berkaitan dengan bukti tersebut.

Page 61: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

61

Sumber informasi mencakup data asli yang dikumpulkan,baik oleh Obyek Pemeriksaan yang diperiksa maupun pihakketiga dan juga dapat diperoleh dari sistem berbasiskomputer.

Data yang dikumpulkan oleh pemeriksa meliputipengamatan dan pengukuran yang dilakukan sendiri olehpemeriksa. Metode untuk mengumpulkan jenis data inidiantaranya adalah : kuesioner, wawancara, pengamatanlangsung dan perhitungan.

Pemeriksa dapat menggunakan data yang dikumpulkanoleh obyek pemeriksa yang diperiksa sebagian bagian daribukti. Pemeriksa dapat menentukan validitas dankeandalan data ini dengan pengujian langsung terhadapdata. Pemeriksa dapat mengurangi pengujian langsung atasdata tersebut kalau pemeriksa menguji efektivitaspengendalian obyek pemeriksaan tersebut atas validatasdan keandalan data dan pengujian ini mendukungsimpulan bahwa pengendalian Obyek Pemeriksaan tersebutefektif. Sifat dan luasnya pengujian data akan tergantungpada apakah data tersebut signifikan untuk mendukungtemuan pemeriksaan.

Apabila pengujian data oleh pemeriksa mengungkapkanadanya kesalahan data, atau apabila pemeriksa tidakmampu memperoleh bukti yang cukup, kompeten danrelevan, maka pemeriksa mungkin menganggap perluuntuk :

a. Mencari bukti dari sumber lain.

b. Menggunakan data tersebut, tetapi secara jelasmenunjukan laporan hasil pemeriksaannya mengenaiketerbatasan data dan menghindar pembuatansimpulan dan rekomendasi yang tidak kuat dasarnya.

Page 62: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

62

Bukti pemeriksaan dapat juga memasukan data yangdikumpulkan oleh pihak ketiga. Dalam beberapa keadaan,data ini mungkin telah diperiksa oleh pemeriksa lain, ataupemeriksa dapat melakukan pemeriksaan sendiri terhadapdata tersebut.

Pengaruh penggunaan data pihak ketiga terhadaplaporan hasil pemeriksaan tergantung pada signifikan datatersebut atas pencapaian tujuan pemeriksaan.

2. Temuan Pemeriksaan

Temuan pemeriksaan terdiri dari unsur: kondisi,kriteria, sebab dan akibat.

Kondisi adalah gambaran tentang situasi yang ada. Haltersebut sudah ditentukan dan didokumentasikan selamapemeriksaan berlangsung.

Kriteria adalah standar ukuran harapan mengenai apayang seharusnya terjadi, praktek terbaik dan benchmark.

Sebab mempunyai arti yang tergantung pada tujuanpemeriksaan, yaitu:

a. Apabila tujuan pemeriksaan adalah untuk menjelaskanmengapa terjadi kinerja yang buruk (atau baik) makaalasan kinerja yang buruk ini disebut dengan sebab.

Dengan mengetahui sebab suatu masalah dapatmembantu pemeriksa membuat rekomendasi yangbersifat membangun, untuk perbaikan. Oleh karenasuatu masalah dapat merupakan akibat dari sejumlahfaktor tertentu, maka rekomendasi dapat lebih mengenajika pemeriksa secara jelas dapat menunjukan danmenjelaskan dengan bukti, kaitan antara masalah danfaktor-faktor yang diidentifikasi sebagai penyebab.

Page 63: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

63

b. Apabila tujuan pemeriksaan adalah untukmemperkirakan pengaruh program terhadap perubahanfisik, sosial, atau ekonomi maka pemeriksa harusmencari bukti seberapa jauh program itu menjadi“penyebab” perubahan tersebut.

Akibat mempunyai arti yang tergantung pada tujuanpemeriksaan, yaitu:

a. Apabila tujuan pemeriksaan adalah untukmengidentifikasi konsekuensi yang telah atau akanterjadi karena adanya kondisi yang berbeda dari kriteriayang telah ditetapkan, “akibat” merupakan ukuran darikonsekuensi tersebut. Pemeriksa sering menggunakan“akibat” dalam pengertian ini untuk menekankanperlunya perbaikan.

b. Apabila tujuan pemeriksaan adalah untukmemperkirakan seberapa luas program telahmenimbulkan perubahan fisik, sosial atau ekonomi ,maka “akibat” merupakan ukuran mengenai dampakyang telah dicapai oleh program tersebut. Dalam hal ini“akibat” adalah seberapa jauh perubahan fisik, sosialatau ekonomi dapat diidentifikasi dan dikaitkan denganprogram tersebut.

D. DOKUMENTASI PEMERIKSAAN

Pernyataan standar pelaksanaan keempat adalah :“Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumenpemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumenpemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaandan pelaporan pemeriksa harus berisi informasi yang cukupuntuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapitidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapatmemastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat

Page 64: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

64

menjadi bukti yang mendukung temuan, simpulan danrekomendasi pemeriksa.”

Bentuk dan isi dokumentasi pemeriksaan harusdirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisimasing-masing pemeriksaan. Informasi yang dimasukan dalamdokumentasi pemeriksaan menggambarkan catatan pentingmengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemeriksa sesuaidengan standar dan simpulan pemeriksa. Kuantitas, jenis danisi dokumen pemeriksaan didasarkan atas pertimbanganprofesional pemeriksa.

Dokumentasi pemeriksaan memberikan tiga manfaat,yaitu :1. Memberikan dukungan utama terhadap laporan hasil

pemeriksaan.2. Membantu pemeriksa dalam melaksanakan dan mengawasi

pelaksanaan pelaksanaan pemeriksaan.3. Memungkinkan orang lain untuk mereviu kualitas

pemeriksaan. Tujuan yang ketiga ini penting karenapemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan StandarPemeriksaan ini akan direviu oleh pemeriksa lain.Dokumen pemeriksaan memungkinkan dilakukan reviuatas kualitas pemeriksaan karena merupakan dokumentertulis mengenai bukti yang mendukung temuan danrekomendasi pemeriksa.

Dokumen pemeriksa harus berisikan :

1. Tujuan, lingkup dan metodologi pemeriksaan, termasukkriteria pengambilan uji petik (sampling) yang digunakan.

2. Dokumentasi pekerjaan yang dilakukan digunakan untukmendukung pertimbangan profesional dan temuanpemeriksa.

3. Bukti tentang reviu terhadap pekerjaan yang dilakukan.4. Penjelasan pemeriksa mengenai standar yang tidak

diterapkan, apabila ada, alasan dan akibatnya.

Page 65: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

65

Penyusunan dokumen pemeriksaan harus cukup terinciuntuk memberikan pengertian yang jelas tentang tujuan,sumber dan simpulan yang dibuat oleh pemeriksa dan harusdiatur sedemikian rupa sehingga jelas hubungannya dengantemuan dan simpulan yang ada dalam laporan hasilpemeriksaan.

Organisasi pemeriksa harus menetapkan kebijakan danprosedur yang wajar mengenai pengamanan dan penyimpanandokumen pemeriksaan selama kurun waktu tertentu sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokumenpemeriksaan memungkinkan dilakukan reviu terhadap kualitaspelaksanaan pemeriksaan, yaitu dengan memberikan dokumenpemeriksaan tersebut kepada pereviu, baik dalam bentukdokumentasi tertulis maupun dalam format elektronik. Apabiladokumen pemeriksaan hanya disimpan secara elektronik,organisasi pemeriksa harus yakin bahwa dokumen elektroniktersebut dapat diakses sepanjang periode penyimpanan yangditetapkan dan akses terhadap dokumentasi ekektroniktersebut dijaga secara memadai.------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2 Standar ini adalah standar pemeriksaan atas organisasi, program dan fungsipelayanan publik. Pernyataan ini hanya menggunakan istilah “program” tetapikonsep yang disajikan dalam pernyataan ini diterapkan pada pemeriksaan atasorganisasi, program dan fungsi pelayanan publik

3 Material atau signifikan adalah istilah-istilah yang bersifat sinonim. Materialdigunakan dalam kaitannya dengan pemeriksaan laporan keuangan, sedangkansignifikan digunakan dalam kaitannya dengan jenis-jenis pemeriksaan yang lainyang diatur dalam Standar Pemeriksaan, seperti pemeriksaan operasional yangpada umumnya tidak menggunakan istilah material.

4 Fraud adalah satu jenis tindakan melawan hukum yang dilakukan secara sengajauntuk memperoleh sesuatu dengan cara menipu.

Page 66: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

66

BAB IVSTANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL

A. BENTUK

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan operasionalpertama adalah: “Pemeriksaan harus membuat laporan hasilpemeriksaan untuk mengkomunikasikan setiap hasilpemeriksaan“.

Laporan hasil pemeriksaan berfungsi untuk :

1. Mengkomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pihak yangberwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2. Membuat hasil pemeriksaan terhindar darikesalahpahaman.

3. Membuat hasil pemeriksaan sebagai bahan untukmelakukan tindakan perbaikan oleh instansi terkait dan

4. Memudahkan pemantauan tindak lanjut untukmenentukan pengaruh tindakan perbaikan yangsemestinya telah dilakukan. Kebutuhan untukmelaksanakan pertanggungjawaban atas programmenghendaki bahwa laporan hasil pemeriksaan disajikandalam bentuk yang mudah diakses.

Pernyataan standar ini tidak bermaksud untukmembatasi atau mencegah pembahasan mengenai temuan,pendapat profesional, simpulan dan rekomendasi dengan pihakyang bertanggungjawab atas program/hal yang diperiksa.Sebaliknya pembahasan seperti ini justru dianjurkan.

Page 67: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

67

B. ISI LAPORAN

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan operasionalkedua adalah : “Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup :

1. Pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan seseuai denganStandar Pemeriksaan.

2. Tujuan, lingkup dan metodologi pemeriksaan.

3. Hasil Pemeriksaan berupa temuan pemeriksaan, simpulandan rekomendasi.

4. Tanggapan Pejabat yang bertanggungjawab atas hasilpemeriksaan.

5. Pelaporan informasi rahasia apabila ada “

1. Pernyataan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai denganStandar Pemeriksaan.

Pernyataan standar ini mengacu pada standarpemeriksaan yang harus diikuti oleh pemeriksa selamamelaksanakan pemeriksaan. Jika pemeriksa tidak dapatmengikuti Standar Pemeriksaan, pemeriksa dilarang untukmenyatakan demikian. Dalam situasi demikian, pemeriksaharus mengungkapkan alasan tidak dapat diikutinyaStandar Pemeriksaan tersebut dan dampaknya terhadaphasil pemeriksaan.

2. Tujuan, Lingkup dan Metodologi Pemeriksaaan

Pemeriksa harus memuat tujuan, lingkup danmetodologi pemeriksaan dalam laporan hasil pemeriksaan.

Dalam melaporkan tujuan pemeriksaan, pemeriksaharus menjelaskan mengapa pemeriksaan tersebut

Page 68: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

68

dilakukan dan menyatakan apa yang harus dimuat dalamlaporan hasil pemeriksaan.

Untuk menghindari kesalahpahaman, dalam hal tujuanpemeriksaan, apabila interpretasi atas tujuan pemeriksaantersebut dapat diperluas, maka pemeriksa wajibmenyatakan tujuan yang tidak dicakup oleh pemeriksaantersebut.

Pemeriksa harus menguraikan lingkup pekerjaanpemeriksaan yang dilakukan untuk mencapai tujuanpemeriksaan.

Untuk melaporkan metodologi yang digunakan,pemeriksa harus secara jelas menggambarkan teknikpengumpulan dan analisis data yang digunakan.Penjelasan ini harus mengidentifikasikan.

a. Asumsi signifikan yang dibuat dalam melaksanakanpemeriksaan tersebut.

b. Teknik pembandingan yang diterapkan

c. Kriteria yang digunakan dan

d. Rancangan uji petik dan penjelasan atas alasanterpilihnya rancangan tersebut.

Pemeriksa harus berupaya untuk menghindarikankesalahpahaman pembaca mengenai pekerjaan yangdilakukan dan yang tidak dilakukan dalam rangkamencapai tujuan pemeriksaan, terutama jika pekerjaantersebut dibatasi oleh kendala waktu dan atau sumberdaya.

Page 69: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

69

3. Temuan Pemeriksaan

Pemeriksa harus melaporkan temuan pemeriksaanuntuk menjawab tujuan pemeriksaan. Dalam melaporkantemuan pemeriksaan tersebut, pemeriksa harusmengungkapkan informasi yang cukup, kompeten danrelevan sehingga dapat dipahami. Pemeriksa juga harusmelaporkan informasi mengenai latar belakang yangdibutuhkan oleh pengguna laporan hasil pemeriksaandalam memahami temuan tersebut.

Temuan pemeriksaan terdiri dari unsur kondisi,kriteria, sebab dan akibat. Namun demikian unsur yangdibutuhkan untuk sebuah temuan pemeriksaan tergantungpada tujuan pemeriksaannya.

Dalam penyajian temuan, pemeriksa harusmengembankan unsur-unsur temuan pemeriksaan untukmembantu manajemen Obyek Pemeriksaan yang diperiksaatau pihak berwenang dalam memahami perlunyamengambil tindakan perbaikan. Berikut ini adalahpedoman dalam melaporkan unsur-unsur temuan.

a. “Kondisi“ memberikan bukti mengenai hal-hal yangditemukan oleh pemeriksa di lapangan. Pelaporanlingkup atau kedalam dari kondisi dapat membantupengguna laporan dalam memperoleh perspektif yangwajar.

b. “Kriteria” memberikan informasi yang dapat digunakanoleh pengguna laporan hasil pemeriksaan untukmenentukan keadaan seperti apa yang diharapkan.Kriteria akan mudah dipahami apabila dinyatakansecara wajar, eksplisit, lengkap dan sumber darikriteria dinyatakan dalam laporan hasil pemeriksaan.

Page 70: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

70

c. “Sebab” memberikan bukti yang menyakinkanmengenai faktor yang menjadi sumber perbedaan atarakondisi dan kriteria. Dalam melaporkan sebab,pemeriksa harus mempertimbangkan apakah buktiyang ada dapat memberikan argumen yangmenyakinkan dan masuk akal bahwa sebab yangdiungkapkan merupajan faktor utama terjadinyaperbedaan. Pemeriksa juga harus mempertimbangkanapakah sebab yang diungkap dapat menjadi dasarpemberian rekomendasi. Dalam situasi temuan terkaitdengan kepatuhan terhadap ketentuan peraturanperundang-undangan dimana tidak dapat ditetapkandengan logis penyebab temuan tersebut, pemeriksatidak diharuskan untuk mengungkapkan unsur sebabini.

d. “Akibat” memberikan hubungan yang jelas dan logisuntuk menjelaskan pengaruh dari perbedaan, antaraapa yang ditemukan pemeriksa (kondisi) dan apa yangseharusnya (kriteria). Akibat lebih mudah dipahami biladinyatakan secara jelas, terinci dan apabilamemungkinkana dinyatakan dalam angka. Signifikansidari akibat yang dilaporkan ditunjukan oleh buktuyang menyakinkan.

Temuan hasil pemeriksaan harus menyakinkan jugakelemahan pengendalian intern yang signifikan,kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang-undangan.

4. Kelemahan Pengendalian Intern

Pemeriksa harus melaporkan lingkup pemeriksaannyamengenai pengendalian intern dan kelemahan yangsignifikan yang ditemukan selama pemeriksaan.

Page 71: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

71

Dalam pemeriksaan operasional dapat terjadi bahwakelemahan signifikan dalam pengendalian internmerupakan penyebab lemahnya kinerja. Untuk melaporkantemuan seperti ini, kelemahan pengendalian intern disebutsebagai unsur “ sebab”

5. Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-Undangan

Pemeriksa harus melaporkan semua kejadian mengenaiketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketidakpatuhan yang ditemukan selamaatau dalam hubungannya dengan pemeriksaan kepadaWalikota Bogor.

Apabila berdasarkan bukti-bukti yang diperolehpemeriksa menyimpulkan bahwa telah terjadi ataumungkin telah terjadi kecurangan atau penyimpangan dariketentuan peraturan perundang-undangan sertaketidakpatutan, pemeriksa harus melaporkan hal tersebut.Dalam melaporkan kecurangan atau penyimpangan dariketentuan peraturan perundang-undangan atauketidakpatutan, pemeriksa harus menempatkan temuantersebut secara lugas dan jelas dalam perspektif yangwajar.

6. Rekomendasi

Pemeriksa harus menyampaikan rekomendasi untukmelakukan tindakan perbaikan guna peningkatan kinerjaatas bidang yang bermasalah dan untuk meningkatkanpelaksanaan kegiatan Obyek Pemeriksaan yang diperiksa.

Page 72: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

72

Pemeriksa harus menyampaikan juga rekomendasiapabila terdapat potensi perbaikan signifikan dalam operasidan kinerja yang dikuatkan oleh temuan yang dilaporkan.Rekomendasi yang dapat meningkatkan kepatuhanterhadap peraturan perundang-undangan, menghilangkanketidakpatutan dan memperbaiki pengendalian intern jugaharus dibuat, apabila ditemukan hal yang signifikan yangmerupakan ketidakpatuhan pada peraturan perundangan-undangan, ketidakpatutan atau kelemahan signifikandalam pengendalian intern. Pemeriksa juga harusmelaporkan status temuan pemeriksaan yang signifikandan rekomendasi dari hasil pemeriksaan sebelumnya yangbelum ditindaklanjuti yang mempengaruhi tujuanpemeriksaan yang sedang dilakukan.

Rekomendasi yang bersifat membangun dapatmendorong perbaikan dalam pelaksanaan program ObyekPemeriksaan yang diperiksa. Suatu rekomendasi akanbersifat sangat konstruktif apabila:

a. Diarahkan untuk menyelesaikan masalah yangditemukan.

b. Berorientasi pada tindakan nyata dan spesifik

c. Ditujukan pada pihak yang mempunyai wewenanguntuk bertindak

d. Dapat dilaksanakan dan

e. Apabila dilaksanakan biayanya memadai.

7. Tanggapan Pejabat yang bertanggungjawab atas hasilpemeriksaan.

Pemeriksa meminta tanggapan/pendapat dari pejabatyang bertanggung jawab di Obyek Pemeriksaan terhadaptemuan, simpulan dan rekomendasi termasuk tindakanperbaikan yang direncanakan.

Page 73: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

73

Tanggapan pejabat yang bertanggung jawab harusdievaluasi dan dipahami secara seimbang dan obyektif sertadisajikan secara memadai dalam laporan hasilpemeriksaan.

Pemeriksa melaporkan tanggapan pejabat yangbertanggungjawab atas program yang diperiksa mengenaitemuan, simpulan dan rekomendasi pemeriksa sertaperbaikan yang direncanakan oleh pejabat yangbertanggungjawab tersebut.

Apabila tanggapan dari Obyek Pemeriksaan yangdiperiksa tersebut bertentangan dengan temuan, simpulandan rekomendasi dalam laporan hasil pemeriksaan danmenurut pemeriksa tanggapan tersebut tidak benar, makapemeriksa harus menyampaikan ketidaksetujuan atastangggapan tersebut beserta alasannya secara seimbangdan obyektif. Sebaliknya, pemeriksa harus memperbaikilaporannya, apabila pemeriksa berpendapat bahwatanggapan tersebut benar.

8. Hal yang memerlukan Penelaahan Lebih Lanjut

Pemeriksa harus mengkomunikasikan masalah-masalah signifikan yang memerlukan pemeriksaan lebihlanjut kepada penanggungjawab pemeriksaan untukperencanaan pemeriksaan di masa depan.

Jika selama pemeriksaan, pemeriksa mengindentifikasiadanya masalah signifikan yang memerlukan pemeriksaanlebih lanjut, tetapi hal tersebut tidak secara langsungberkaitan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan ataupemeriksa tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk

Page 74: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

74

memperluas pemeriksaan dalam rangka mencapai haltersebut, maka pemeriksa harus menyampaikan masalahsignifikan tersebut kepada penanggungjawab pemeriksaanuntuk merencanakan pemeriksaan yang akan datang.Apabila perlu, pemeriksa juga harus mengungkapkanmasalah signifikan tersebut dalam laporan hasilpemeriksaan dan alasan mengapa masalah tersebutmemerlukan penelaahan lebih lanjut.

9. Pelaporan Informasi Rahasia

Apabila informasi tertentu dapat dilarang untukdiungkapkan kepada umum, laporan hasil pemeriksaanharus mengungkapkan sifat informasi yang dihilangkantersebut dan ketentuan yang melarang pengungkapaninformasi tersebut.

Beberapa informasi tertentu tidak dapat diungkapkankepada umum berdasarkan ketentuan peraturanperundang-undangan atau keadaaan khusus lainnya yangberkaitan dengan keselamatan dan keamanan publik dapatjuga mengakibatkan informasi tersebut dilarang untukdiungkapan dalam laporan hasil pemeriksaan. Misalnya,temuan rinci mengenai pengamanan aktiva maupun sisteminformasi dapat dikecualikan dari laporan hasilpemeriksaan yang dapat diakses oleh publik karenaberpotensi terjadinya penyalahgunaan informasi tersebut.Dalam situasi demikian, pemeriksa dapat menerbitkanlaporan terpisah yang memuat informasi yang dimaksuddan didistribusikan kepada kalangan tertentu yang berhakmenerimanya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. Apabila memungkinkan, pemeriksadapat berkonsultasi dengan konsultan hukum mengenaiketentuan, permintaan atau keadaan yang menyebabkan

Page 75: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

75

tidak diungkapnya informasi tertentu dalam laporan hasilpemeriksaan.

Pertimbangan pemeriksa mengenai tidakdiungkapkannya informasi tertentu tersebut mengacukepada kepentingan Pemerintah Daerah. Jika situasimengharuskan penghilangan informasi tertentu, pemeriksaharus mempertimbangkan apakah penghilangan tersebutmengganggu hasil pemeriksaan atau melanggar hukum.Jika pemeriksa memutuskan untuk menghilangkaninformasi tertentu, pemeriksa harus menyatakan sifatinformasi yang dihilangkan dan alasan penghilangantersebut.

C. UNSUR-UNSUR KUALITAS LAPORAN

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan operasionalketiga adalah: “Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu,lengkap, akurat, obyektif, menyakinkan serta jelas danseringkas mungkin.”

1. Tepat waktu

Agar suatu informasi bermanfaat secara maksimal,maka laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu.Laporan yang dibuat dengan hati-hati tetapi terlambatdisampaikan, nilainya menjadi berkurang bagi penggunalaporan hasil pemeriksaan.

Selama pemeriksaan berlangsung, pemeriksa harusmempertimbangkan adanya laporan hasil pemeriksaansementara untuk hal yang signifikan kepada pejabat ObyekPemeriksaan terkait. Laporan hasil pemeriksaan sementaratersebut bukan merupakan pengganti laporan hasilpemeriksaan terakhir, tetapi mengingatkan kepada pejabat

Page 76: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

76

terkait terhadap hal yang membutuhkan perhatian segeradan memungkinkan pejabat tersebut untuk memperbaikisebelum laporan hasil pemeriksaan akhir diselesaikan.

2. Lengkap

Laporan hasil pemeriksaan harus memuat semuainformasi dari bukti yang dibutuhkan untuk memenuhitujuan pemeriksaan, memberikan pemahaman yang benardan memadai atas hal yang dilaporkan dan memenuhipersyaratan isi laporan hasil pemeriksaan. Hal ini jugaberarti laporan hasil pemeriksaan harus memasukaninformasi mengenai latar belakang permasalahan secaramemadai.

3. Akurat

Akurat berarti bukti yang disajikan benar dan temuanitu disajikan dengan tepat. Perlunya keakuratandidasarkan atas kebutuhan untuk memberikan keyakinankepada pengguna laporan hasil pemeriksaan bahwa apayang dilaporkan memiliki kredibilitas dan dapatdiandalkan.

Laporan hasil pemeriksaan harus memuat informasiyang didukung oleh bukti yang kompeten dan relevandalam kertas kerja pemeriksaan. Apabila terdapat datayang signifikan terhadap temuan pemeriksaan tetapipemeriksa tidak melakukan pengujian terhadap datatersebut, maka pemeriksa harus secara jelas menunjukandalam laporan hasil pemeriksaannya bahwa data tersebuttidak diperiksa dan tidak membuat temuan ataurekomendasi berdasarkan data tersebut.

Page 77: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

77

Bukti yang dicantumkan dalam laporan hasilpemeriksaan harus masuk akal dan mencerminkankebenaran mengenai masalah yang dilaporkan.Penggambaran yang benar berarti penjelasan secara akuratterhadap lingkup dan metodologi pemeriksaan, sertapenyajian temuan yang konsisten dengan lingkuppemeriksaan.

4. Obyektif

Obyektifitas berarti penyajian seluruh laporan harusseimbang dan proporsional. Kredibilitas suatu laporanditentukan oleh penyajian bukti yang tidak memihak,sehingga pengguna laporan hasil pemeriksaan dapatdiyakinkan oleh fakta yang disajikan.

Laporan hasil pemeriksaan harus adil dan tidakmenyesatkan. Ini berarti pemeriksa harus menyajikanlaporan hasil pemeriksaan secara netral dan menghindarikecenderungan melebih-lebihkan kekurangan yang ada.Dalam menjelaskan kekurangan suatu kinerja pemeriksaharus menyajikan penjelasan pejabat yangbertanggungjawab, termasuk pertimbangan atas kesulitanyang dihadapi oleh Obyek Pemeriksaan yang diperiksa.

Laporan harus mendorong pengambil keputusan untukbertindak atas dasar temuan dan rekomendasi pemeriksa.Meskipun temuan pemeriksa harus disajikan dengan jelasdan terbuka, pemeriksa harus ingat bahwa salah satutujuannya adalah untuk menyajikan dan cara terbaikuntuk itu adalah dengan menghindari bahasa laporan yangmenimbulkan sikap membela diri dan menentang dariObyek Pemeriksaan yang diperiksa. Meskipun kritikterhadap kinerja yang telah lalu seringkali dibutuhkan,

Page 78: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

78

laporan hasil pemeriksaan harus menekankan perbaikanyang diperlukan.

5. Meyakinkan

Agar menyakinkan, maka laporan hasil pemeriksaanharus dapat menjawab tujuan pemeriksaan, menyajikantemuan, simpulan dan rekomendasi yang logis.

Informasi yang disajikan harus cukup menyakinkanpengguna laporan untuk mengakui validitas temuantersebut dan manfaat penerapan rekomendasi. Laporanyang disusun dengan cara ini dapat membantu pejabatyang bertanggungjawab untuk memusatkan perhatian atashal yang memerlukan perhatian itu dan dapat membantuuntuk melakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasidalam laporan hasil pemeriksaan.

6. Jelas

Laporan harus mudah dibaca dan dipahami. Laporanharus dituliskan dengan bahasa yang jelas dansesederhana mungkin. Penggunaan bahasa yang lugas dantidak teknis sangat penting untuk menyederhanakanpenyajian. Jika digunakan istilah teknis, singkatan,akronim yang tidak begitu terkenal, maka hal itu harusdidefinisikan dengan jelas. Akronim agar digunakansejarang mungkin.

Apabila diperlukan, pemeriksa dapat membuatringkasan laporan untuk menyampaikan informasi yangpenting sehingga diperhatikan oleh pengguna laporan hasilpemeriksaan. Ringkasan tersebut memuat jawabanterhadap tujuan pemeriksaan, temuan-temuan yang palingsignifikan dan rekomendasi.

Page 79: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

79

Pengorganisasian laporan secara logis, keakuratan danketepatan dalam menyajian fakta, merupakan hal yangpenting untuk memberikan kejelasan dan pemahaman bagipengguna laporan hasil pemeriksaan. Penggunaan judul,sub judul dan kalimat topik (utama) akan membuat laporanlebih mudah dibaca dan dipahami. Alat bantu visual(seperti: gambar, bagan, grafik, peta) dapat digunakanuntuk menjelaskan dan memberikan resume terhadapmasalah yang rumit.

7. Ringkas

Laporan yang ringkas adalah laporan yang tidakpanjang dari yang diperlukan untuk menyampaikan danmendukung pesan. Laporan yang terlalu rinci dapatmenurunkan kualitas laporan, bahkan dapatmenyembunyikan pesan yang sesungguhnya dan dapatmembingungkan atau mengurangi minat pembaca.Pengulangan yang tidak perlu juga harus dihindari.Meskipun banyak peluang untuk mempertimbangkanlaporan, laporan yang lengkap tapi ringkas akan mencapaihasil yang lebih baik.

D. PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN LAPORAN HASILPEMERIKSAAN

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan operasionalkeempat adalah: “Laporan hasil pemeriksaan diserahkankepada Obyek Pemeriksaan, pihak yang mempunyaikewenangan untuk mengatur Obyek Pemeriksaan yangdiperiksa, pihak yang bertanggungjawab untuk melakukanlanjut hasil pemeriksaan dan kepada pihak lain yang diberi

Page 80: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

80

wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesesuaidengan peraturan perundang-undangan.”

Laporan hasil pemeriksaan harus didistribusikan tepatwaktu kepada pihak yang berkepentingan sesuai denganperaturan perundang-undangan. Namun dalam hal yangdiperiksa merupakan rahasia negara maka untuk tujuankeamanan atau dilarang disampaikan kepada pihak-pihaktertentu atas dasar peraturan perundang-undangan, pemeriksadapat membatasi pendistribusian laporan hasil pemeriksaantersebut.

Apabila suatu pemeriksaan dihentikan sebelum berakhir,namun pemeriksa tidak mengeluarkan laporan hasilpemeriksaan, maka pemeriksa harus membuat catatan yangmengikhtisarkan hasil pekerjaannya sampai tanggalpenghentian dan menjelaskan alasan penghentian pemeriksaantersebut. Pemeriksa harus juga mengkomunikasikan secaratertulis alasan penghentian pemeriksaan tersebut kepadaManajemen Obyek Pemeriksaan yang diperiksa, ObyekPemeriksaan yang meminta pemeriksaan tersebut atau pejabatlain yang berwenang.

Page 81: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

81

BAB VSTANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN

TERTENTU

A. KOMUNIKASI PEMERIKSA

Pernyataan standar pelaksanaan pemeriksaan dengantujuan tertentu pertama adalah : “Pemeriksa mengkomunikasi-kan informasi yang berkaitan dengan sifat, saat dan lingkuppengujian serta pelaporan yang direncanakan atas hal yangdilakukan pemeriksaan, kepada manajemen Obyek Pemeriksaanyang diperiksa dan atau pihak yang meminta pemeriksaan”.

Selama dalam tahap perencanaan pemeriksaan,pemeriksa harus mengkomunikasikan kepada ObyekPemeriksaan yang diperiksa dan atau pihak yang memintapemeriksaan tersebut mengenai hal-hal yang berkaitan dengansifat, saat, lingkup pengujian dan pelaporan, tingkat keyakinanyang diharapkan dan kemungkinan adanya pembatasan ataslaporan hasil pemeriksaan yang dikaitkan dengan tingkatkeyakinan untuk mengurangi resiko salah penafsiran ataslaporan hasil pemeriksaan.

Pemeriksa harus menggunakan pertimbanganprofesionalnya untuk menentukan bentuk, isi dan intensitaskomunikasi. Bentuk komunikasi tertulis adalah bentuk yanglebih baik. Pemeriksa dapat mengkomunikasikan informasiyang dipandang perlu dengan memuatnya dalam programpemeriksaan. Komunikasi yang dilakukan pemeriksa harusdidokumentasikan.

Apabila pemeriksa tersebut merupakan bagian daripemeriksaan yang lebih besar, informasi ini dapat

Page 82: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

82

dikomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab ataspemeriksaan yang lebih besar tersebut.

Dalam hal organisasi pemeriksa menugaskan pemeriksamelaksanakan pemeriksaan berdasarkan permintaan ObyekPemeriksaan yang diperiksa dan atau pihak ketiga, pemeriksajuga harus melaksanakan komunikasi dengan pihak-pihaktersebut dan dikomunikasikan secara tertulis.

Pemeriksa harus mengkomunikasikan tanggungjawabnya dalam penugasan pemeriksaan antara lain kepada :

1. Manajemen Obyek Pemeriksaan yang diperiksa.

2. Unsur pimpinan yang memiliki fungsi pengawasan dalammanajemen.

3. Pihak yang memiliki kewenangan dan tanggungjawabdalam proses pelaporan.

Apabila suatu pemeriksaan dihentikan sebelum berakhir,pemeriksa harus menulis catatan yang berisi ringkasan hasilpelaksanaan pekerjaan pemeriksaan dan menjelaskan alasanpemeriksaan dihentikan. Pemeriksa harus mengkomunikasikansecara tertulis alasan penghentian pemeriksaan tersebutkepada Obyek Pemeriksaan yang diperiksa, Obyek Pemeriksaanyang meminta pemeriksaan dan pihak lain yang ditentukanperaturan perundang-undangan.

B. PERTIMBANGAN TERHADAP HASIL PEMERIKSAANSEBELUMNYA

Pernyataan standar pelaksanaan pemeriksaan dengantujuan tertentu kedua adalah: “Pemeriksa harusmempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak

Page 83: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

83

lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan denganhal yang diperiksa”.

Pemeriksa harus memperoleh informasi dari ObyekPemeriksaan yang diperiksa untuk mengidentifikasipemeriksaan operasional, pemeriksaan dengan tujuan tertentuyang sebelumnya telah dilaksanakan yang berkaitan denganhal yang diperiksa. Pemeriksa harus menggunakanpertimbangan profesionalnya dalam menentukan :

1. Periode yang harus dipertimbangkan.

2. Lingkup pekerjaan pemeriksaan yang diperlukan untukmemahami tindak lanjut temuan signifikan yangmempengaruhi pemeriksaan.

3. Pengaruh terhadap penilaian resiko dan prosedurpemeriksaan dalam perencanaan pemeriksaan.

Besarnya manfaat yang diperoleh dari pemeriksaan tidakterletak pada temuan pemeriksaan yang dilaporkan ataurekomendasi yang dibuat, tetapi terletak pada efektivitaspenyelesaian yang ditempuh oleh Obyek Pemeriksaan yangdiperiksa. Manajemen Obyek Pemeriksaan yang diperiksabertanggungjawab untuk menindaklanjuti rekomendasi sertamenciptakan dan memelihara suatu proses dan sisteminformasi untuk memantau status tindak lanjut atasrekomendasi pemeriksaan dimaksud. Jika manajemen tidakmemiliki cara semacam itu, pemeriksa wajibmerekomendasikan agar manajemen memantau status tindaklanjut atas rekomendasi pemeriksa.

Pemeriksa perlu memperhatikan bahwa berdasarkanketentuan peraturan perundang-undangan manajemen dapatmemperoleh sanksi bila tidak melakukan tindak lanjut atasrekomendasi perbaikan sebagai hasil pemeriksaan sebelumnya.

Page 84: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

84

C. PERTIMBANGAN TERHADAP HASIL PEMERIKSAANSEBELUMNYA

Pernyataan standar pelaksanaan pemeriksaan dengantujuan tertentu ketiga adalah : “Dalam merencanakanpemeriksaan dengan tujuan tertentu dalam bentuk eskaminasidan merancang prosedur untuk mencapai tujuan pemeriksaan,pemeriksa harus memperoleh pemahaman yang memadaitentang pengendalian intern yang sifatnya material terhadap halyang diperiksa”.

Dalam merencanakan suatu pemeriksaan dengan tujuantertentu dalam bentuk eksaminasi, pemeriksa harusmemperoleh suatu pemahaman atas pengendalian intern yangberkaitan dengan hal yang diuji bersifat keuangan maupun nonkeuangan.

Pengendalian intern tersebut terkait dengan :

1. Efektivitas dan efisiensi kegiatan, termasuk penggunaansumber daya Obyek Pemeriksaan.

2. Tingkat keandalan pelaporan keuangan, termasuk laporanpelaksanaan anggaran dan laporan lain, baik internmaupun ekstern.

3. Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pengamanan aktiva.

Page 85: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

85

D. MERANCANG PEMERIKSAAN UNTUK MENDETEKSITERJADINYA PENYIMPANGAN DARI KETENTUANPERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, KECURANGAN(FRAUD) SERTA KETIDAKPATUTAN (ABUSE)

Pernyataan standar pelaksanaan pemeriksaan dengantujuan tertentu keempat adalah :

1. Dalam merencanakan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentudalam bentuk eksaminasi, pemeriksa harus merancangpemeriksaan dengan tujuan untuk memberikan keyakinanyang memadai guna mendeteksi kecurangan danpenyimpangan dari peraturan perundang-undangan yangberdampak material terhadap hal yang diperiksa.

2. Dalam merencanakan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentudalam bentuk reviu atau prosedur yang disepakati,pemeriksa harus waspada terhadap situasi atau peristiwayang mungkin merupakan indikasi kecurangan danpenyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan. Apabila ditemukan indikasi kecurangan ataupenyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang secara material mempengaruhi hal yangdiperiksa, pemeriksa harus menerapkan prosedur tambahanuntuk memastikan bahwa kecurangan dan ataupenyimpangan tersebut telah terjadi dan menentukandampaknya terhadap hal yang diperiksa.

3. Pemeriksa harus peka terhadap situasi dan atau peristiwayang mungkin merupakan indikasi kecurangan dan atauketidakpatutan dan apabila ditemukan indikasi tersebutserta berpengaruh signifikan terhadap pemeriksaan,pemeriksa harus menerapkan prosedur tambahan untukmemastikan bahwa kecurangan dan atau penyimpangantersebut telah terjadi dan menentukan dampaknya terhadaphal yang diperiksa.

Page 86: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

86

Pemeriksa harus menggunakan pertimbanganprofesionalnya dalam merencanakan pemeriksaan dengantujuan tertentu dalam bentuk eksaminasi dengan cara :

1. Memperoleh suatu pemahaman mengenai dampak yangmungkin terjadi dari kecurangan dan penyimpangan dariketentuan peraturan perundang-undangan terhadap halyang diperiksa dan

2. Mengidentifikasi dan menilai resiko yang mungkinberdampak material terhadap pemeriksaan. Pemeriksaharus mendokumentasikan penilaian resiko. Apabiladitemukan faktor-faktor resiko, maka dokumentasinyaharus mencakup:

a) Faktor-faktor resiko

b) Penilaian pemeriksaan atas faktor-faktor resikotersebut, baik secara sendiri-sendiri maupunkeseluruhan.

Selain itu, apabila selama pelaksanaan pemeriksaanditemukan faktor resiko lain yang menyebabkan pemeriksaberpendapat bahwa perlu dilakukan tindakan lebih lanjut makafaktor resiko dan setiap tindakan dimaksud harusdidokumentasikan.

Untuk pemeriksaan dengan tujuan tertentu dalambentuk reviu, pemeriksa harus peka terhadap situasi atauperistiwa yang mengindikasi kecurangan dan ataupenyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan.Apabila pemeriksa memperoleh informasi (melalui prosedurpemeriksaan, pengaduan atau cara lainnya) yangmengindikasikan telah terjadi kecurangan dan ataupenyimpangan dari peraturan perundang-undangan, pemeriksaharus mempertimbangkan apakah hal tersebut dapatberdampak material terhadap hasil pemeriksaan. Apabila

Page 87: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

87

berdampak material, pemeriksaan harus memperluas langkahdan prosedur pemeriksaan yang diperlukan untuk:

1. Menentukan kemungkinan telah terjadinya kecurangan danatau penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Apabila memang benar-benar terjadi, pemeriksa harusmenentukan dampaknya terhadap hasil pemeriksaan.Karena lingkup pemeriksaan dengan tujuan tertentu dalambentuk reviu sangat terbatas, maka pemeriksa dilarangmemberikan jaminan yang memadai (reasonable assurance)untuk mendeteksi kecurangan dan atau penyimpangan dariketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketidakpatutan berbeda dengan kecurangan ataupenyimpangan dari peraturan perundang-undangan.Ketidakpatutan terjadi tidak disebabkan oleh kecurangan danatau penyimpangan dari peraturan perundang-undangan.Namun dalam hal ini, ketidakpatutan adalah perbuatan yangjauh berada diluar pikiran yang masuk akal atau diluarpraktek-praktek sehat yang lazim.

Apabila indikasi terjadinya ketidakpatutan memang adadan secara signifikan akan mempengaruhi hasil pemeriksaan,pemeriksa harus memperluas langkah dan prosedurpemeriksaan untuk :

1. Menentukan apakah ketidakpatutan memang benar-benarterjadi,

2. Apabila memang benar-benar terjadi, pemeriksa harusmenentukan pengaruh terhadap hasil pemeriksaan.

Pemeriksa harus menggunakan pertimbanganprofesionalnya dalam menelusuri indikasi adanya kecurangan,penyimpangan dari peraturan perundang-undangan atau

Page 88: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

88

ketidakpatutan tanpa mencampuri proses investigasi atauproses hukum selanjutnya, atau kedua-duanya. Dalam kondisitertentu, ketentuan peraturan perundang-undanganmengharuskan pemeriksaan melaporkan indikasi terjadinyakecurangan, penyimpangan dari peraturan perundang-undangan atau ketidakpatutan kepada pihak yang berwenangsebelum memperluas langkah dan prosedur pemeriksaan.Pemeriksa perlu memperhatikan prosedur yang berlaku untukmelaksanakan pelaporan kepada pihak yang berwenangtersebut. Pemeriksa juga bisa diminta untuk menghentikanatau menunda prosedur pemeriksaan selanjutnya agar tidakmengganggu investigasi.

Pengembangan Unsur – unsur Temuan PemeriksaanDengan Tujuan Tertentu.

Temuan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu, sepertikelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan,penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undanganatau ketidakpatutan, pada umumnya mengandung unsurkondisi, kriteria dan akibat serta sebab dari masalah yangditemukan. Akan tetapi suatu temuan tidak harus mengandungunsur akibat dan atau sebab sepanjang temuan tersebutmemenuhi tujuan pemeriksaan. Ketika masalah ditemukan,sejauh memungkinkan, pemeriksa harus merencanakanprosedur pemeriksaan untuk mengembangkan unsur-unsursuatu temuan dalam rangka pelaporan.

E. DOKUMENTASI PEMERIKSAAN

Pernyataan standar pelaksanaan pemeriksaan dengantujuan tertentu kelima adalah: “Pemeriksa harusmempersiapkan dan memelihara dokumentasi pemeriksaandalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasipemeriksaan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan

Page 89: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

89

dan pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukupuntuk memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman tetapitidak mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut dapatmemastikan bahwa dokumentasi pemeriksaan tersebut dapatmenjadi bukti yang mendukung pertimbangan dan simpulanpemeriksa”.

Bentuk dan isi dokumentasi pemeriksaan harusdirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisimasing-masing pemeriksaan. Informasi yang dimasukan dalamdokumen pemeriksaan menggambarkan catatan pentingmengenai pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemeriksa sesuaidengan standar dan simpulan pemeriksa. Kuantitas, jenis danisi dokumentasi pemeriksaan didasarkan atas pertimbanganprofesional pemeriksa.

Dokumentasi pemeriksaan memberikan tiga manfaatyaitu :

1. Memberikan dukungan utama terhadap laporan hasilpemeriksaan.

2. Membantu pemeriksa dalam melaksanakan dan mengawasipelaksanaan pemeriksaan.

3. Memungkinkan pemeriksa untuk mereviu kualitaspemeriksaan.

Dokumentasi pemeriksaan juga harus memuat halberikut :

1. Tujuan, lingkup, dan metodologi pemeriksaan, termasukkriteria pengambilan uji petik yang digunakan.

2. Dokumentasi pekerjaan yang dilakukan untuk mendukungsimpulan dan pertimbangan profesional.

Page 90: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

90

3. Bukti tentang reviu supervisi terhadap pemeriksaan yangdilakukan.

4. Penjelasan pemeriksaan mengenai standar yang tidakditerapkan beserta alasan dan akibatnya.

Penyusunan dokumentasi pemeriksaan harus cukupterinci untuk memberikan pengertian yang jelas tentangtujuan, sumber dan simpulan yang dibuat oleh pemeriksa danharus diatur sedemikian rupa sehingga jelas hubungannyadengan temuan dan simpulan yang ada dalam laporan hasilpemeriksaan.

Dokumentasi pemeriksaan memungkinan dilakukanreviu terhadap kualitas pelaksanaan pemeriksaan, yaitudengan memberikan dokumentasi pemeriksaan tersebutkepada pereviu, baik dalam bentuk dokumentasi tertulis secaraelektronik, organisasi pemeriksa harus yakin bahwadokumentasi elektronik tersebut dapat diakses sepanjangperiode penyimpangan yang ditetapkan dan akses terhadapdokumentasi elektronik tersebut dijaga secara memadai.

Organisasi pemeriksa harus menetapkan kebijakan danprosedur yang wajar mengenai pengamanan dan penyimpangandokumentasi pemeriksaan selama waktu tertentu sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Organisasi pemeriksa harus menjaga dengan baikdokumentasi yang berkaitan dengan setiap pemeriksaan.Organisasi pemeriksa harus mengembangkan kebijakan dankriteria yang jelas guna menghadapi situasi bila adapermintaan dari pihak ekstern yang meminta akses terhadapdokumentasi, khususnya yang berhubungan dengan situasidimana pihak ekstern mencoba untuk mendapatkannya secaratidak langsung kepada pemeriksa mengenai hal-hal yang tidak

Page 91: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

91

dapat mereka peroleh secara langsung dari Obyek Pemeriksaanyang diperiksa. Kebijakan dimaksud perlu mempertimbangkanketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan bagiOrganisasi pemeriksa atau Obyek Pemeriksaan yang diperiksa

Page 92: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

92

BAB VISTANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN

TERTENTU

A. PERNYATAAN KEPATUHAN TERHADAP STANDARPEMERIKSAAN

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan dengantujuan tertentu pertama adalah: “Laporan hasil pemeriksaanharus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuaidengan standar pemeriksaan”.

Pernyataan ini mengacu kepada standar pemeriksaanyang harus diikuti oleh pemeriksa dalam melakukanpemeriksaan dengan tujuan tertentu. Jika pemeriksa tidakdapat mengikuti Standar Pemeriksaan, pemeriksa dilaranguntuk menyatakan demikian. Dalam situasi demikian,pemeriksa harus mengungkapkan alasan tidak dapat diikutinyastandar pemeriksaan tersebut dan dampaknya terhadap hasilpemeriksaan.

B. PELAPORAN TENTANG KELEMAHAN PENGENDALIANINTERN DAN KEPATUHAN TERHADAP PERATURANPERUNFANGAN-UNDANGAN SERTA KETIDAKPATUTAN

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan dengantujuan tertentu kedua adalah: “Laporan hasil pemeriksaandengan tujuan tertentu harus mengungkapkan :

1. Kelemahan pengendalian intern yang berkaitan dengan halyang diperiksa,

2. Kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan termasuk pengungkapan atas penyimpanganadministrasi, pelanggaran atas perikatan perdata maupun

Page 93: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

93

penyimpangan yang mengandung unsut tindak pidana yangterkait dengan hal yang diperiksa.

3. Ketidakpatutan yang material terhadap hal yang diperiksa.

Dalam melaporkan pengendalian intern, kepatuhanterhadap ketentuan peraturan perundang-undangan atauketidakpatutan, pemeriksa harus menempatkan temuanpemeriksaan dalam perspektif yang wajar. Untuk memberikandasar bagi pengguna laporan hasil pemeriksaan dalammempertimbangkan kejadian dan konsekuensi kondisitersebut, hal-hal yang diindentifikasi harus dihubungkandengan hasil pemeriksaan secara keseluruhan dan jikamemungkinkan dapat dinyatakan dalam satuan mata uang.

Sejauh memungkinkan dalam menyajikan temuan,pemeriksa harus mengembangkan unsur-unsur kondisi,kriteria, sebab, akibat untuk membantu manajemen ObyekPemeriksaan yang diperiksa atau pihak yang berwenang dalammemahami perlunya mengambil tindakan perbaikan. Berikutini adalah pedoman dalam melaporkan unsur-unsur temuan:

1. Kondisi:

memberikan bukti mengenai hal-hal yang ditemukanpemeriksa dilapangan. Pelaporan lingkup atau kedalamandari kondisi dapat membantu pengguna laporan dalammemperoleh perspektif yang wajar.

2. Kriteria:

memberikan informasi yang digunakan oleh penggunalaporan hasil pemeriksaan untuk menentukan keadaanseperti apa yang diharapkan. Kriteria akan mudahdipahami apabila dinyatakan secara wajar, eksplisit danlengkap dan sumber dari kriteria dinyatakan dalam laporanhasil pemeriksaan.

Page 94: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

94

3. Sebab:

memberikan bukti yang menyakinkan mengenai faktor yangmenjadi sumber perbedaan antara kondisi dengan kriteria.Dalam melaporkan sebab, pemeriksa harusmempertimbangkan apakah bukti yang ada dapatmemberikan argumen yang menyakinkan dan masuk akalbahwa sebab yang diungkapkan merupakan faktor utamaterjadinya perbedaan. Dalam situasi temuan terkait dengankepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dimana tidak dapat ditetapkan dengan logispenyebab temuan tersebut, pemeriksa tidak diharuskanuntuk mengungkapka unsur sebab ini.

4. Akibat:

memberikan hubungan yang jelas dan logis pengaruh dariperbedaan antara apa yang ditemukan pemeriksa (kondisi)dan apa yang seharusnya (kriteria). Akibat lebih mudahdipahami bila dinyatakan secara jelas, rinci dan apabikamemungkinkan dinyatakan dalam angka. Signifikan dariakibat yang dilaporkan ditunjukan oleh bukti yangmenyakinkan.

1. Kelemahan Pengendalian Intern

Pemeriksa harus melaporkan lingkup pemeriksaannyamengenai pengendalian intern dan kelemahan yangsignifikan yang ditemukan selama pemeriksaan. Apabilapemeriksa menemukan kelemahan pengendalian internyang tidak signifikan, pemeriksa harus menyampaikankelemahan tersebut dengan surat yang ditujukan kepadamanajemen Obyek Pemeriksaan yang diperiksa. Jikapemeriksa sudah menyampaikan hal tersebut, pemeriksaharus menyatakan demikian dalam laporan hasilpemeriksaan.

Page 95: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

95

Dalam pemeriksaan dengan tujuan tertentu dapatterjadi bahwa kelemahan signifikan dalam pengendalianintern merupakan faktor yang mempengaruhi temuan dansimpulan pemeriksa.

Pemeriksa harus menjelaskan lingkup pengujianpemeriksaan atas kepatuhan terhadap ketentuan peraturanperundang-undangan kepada pihak yang berkaitan denganhal yang diperiksa.

2. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan danketidakpatutan

Standar Pemeriksaan mengharuskan pemeriksamelaporkan kecurangan dan penyimpangan dari ketentuanperaturan perundang-undangan dan ketidakpatutankepada pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan.

Dalam pemeriksa menyimpulkan bahwa ketidakpatutanatau penyimpangan dari ketentuan perundang-undangantelah terjadi atau kemungkinan telah terjadi, makapemeriksa menanyakan kepada pihak yang berwenangtersebut dan atau kepada penasehat hukum apakahlaporan mengenai adanya informasi tertentu mengenaipenyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan tersebut akan mengganggu suatu prosespenyelidikan atau proses pengadilan. Apabila laporan hasilpemeriksaan akan mengganggu proses penyidikan atauperadilan tersebut, pemeriksa harus membatasilaporannya.

Page 96: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

96

C. PELAPORAN TANGGAPAN DARI PEJABAT YANGBERTANGGUNG JAWAB

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan dengantujuan tertentu ketiga adalah: “Laporan hasil pemeriksaanyang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern,kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturanperundang-undangan dan ketidakpatutan, harus dilengkapidengan tanggapan dari pimpinan atau pejabat yangbertanggungjawab pada Obyek Pemeriksaan yang diperiksamengenai temuan dan simpulan serta tindakan koreksi yangdirencanakan.”

Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatulaporan hasil pemeriksaan telah dibuat secara wajar, lengkapdan obyektif adalah dengan mendapatkan reviu dan tanggapandari pejabat yang bertanggungjawab pada Obyek Pemeriksaanyang diperiksa. Tanggapan dari pejabat yang bertanggungjawabtidak hanya mencakup temuan dan simpulan yang dibuat olehpemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan.Pemeriksa harus memuat tanggapan pejabat tersebut dalamlaporan hasil pemeriksaannya.

Pemeriksa harus meminta pejabat yangbertanggungjawab untuk memberikan tanggapan tertulis danatau lisan terhadap temuan dan simpulan, termasukmengungkapkan tindakan perbaikan yang direncanakan olehmanajemen Obyek Pemeriksaan yang diperiksa.

Tanggapan yang diperoleh harus dievaluasi secaraseimbang dan obyektif. Tanggapan yang berupa suatu janjiatau rencana untuk tindakan perbaikan tidak boleh diterimasebagai alasan untuk menghilangkan temuan yang signifikanatau simpulan yang diambil.

Page 97: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

97

Apabila tanggapan dari Obyek Pemeriksaan yangdiperiksa bertentangan dengan temuan dan simpulan dalamlaporan hasil pemeriksaan dan menurut pemeriksa, tanggapantersebut tidak benar atau apabila rencana tindakan perbaikantidak sesuai dengan temuan dan simpulan, maka pemeriksaharus menyampaikan ketidaksetujuannya atas tanggapan danrencana tindakan perbaikan tersebut beserta alasannya.Ketidaksetujuan tersebut harus disampaikan secara seimbangdan obyektif. Sebaliknya, pemeriksa harus memperbaikilaporannya apabila pemeriksa berpendapat bahwa tanggapantersebut benar.

D. PELAPORAN INFORMASI RAHASIA

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan dengantujuan tertentu keempat adalah : “Informasi rahasia yangdilarang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untukdiungkapkan kepada umum tidak diungkapkan dalam laporanhasil pemeriksaan. Namun laporan hasil pemeriksaan harusmengungkapkan sifat informasi yang tidak dilaporkan tersebutdan ketentuan peraturan perundang-undangan yangmenyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut.”

Informasi tertentu dapat dilarang diungkapkan kepadaumum oleh peraturan perundang-undangan. Informasi tersebutmungkin hanya dapat diberikan kepada pihak yangberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undanganmempunyai kewenangan untuk mengetahuinya. Situasi lainyang berkaitan dengan keamanan publik dapat jugamengakibatkan informasi tersebut dilarang untuk diungkapandalam laporan hasil pemeriksaan. Sebagai contoh, informasirinci tentang pengamanan komputer untuk suatu programdapat dikeluarkan dari laporan publik guna mencegahpenyalahgunaan informasi tersebut. Dalam situasi demikian,pemeriksa dapat menerbitkan suatu laporan resmi yang

Page 98: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

98

berisikan informasi diatas dan mendistribusikannya kepadapihak yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan. Apabila memungkinkan,pemeriksa dapat berkonsultasi dengan konsultan hukummengenai ketentuan permintaan atau keadaan yangmenyebabkan tidak diungkapkannya informasi tertentu dalamlaporan hasil pemeriksaan.

Pertimbangan pemeriksa mengenai tidakdiungkapkannya informasi tertentu tersebut harus mengacukepada kepentingan publik. Jika situasi mengharuskanpenghilangan informasi tertentu, pemeriksa harusmempertimbangkan apakah penghilangan tersebut dapatmengganggu hasil pemeriksaan atau melanggar hukum. Jikapemeriksa memutuskan untuk menghilangkan informasitertentu, pemeriksa harus menyatakan sifat informasi yangdihilangkan dan alasan penghilangan tersebut.

E. PENERBITAN DAN PENDISTRIBUSIAN LAPORAN HASILPEMERIKSAAN

Pernyataan standar pelaporan pemeriksaan dengantujuan tertentu kelima adalah : “Laporan hasil pemeriksaanObyek Pemeriksaan yang diperiksa, pihak yang mempunyaikewenangan untuk mengatur Obyek Pemeriksaan yangdiperiksa, pihak yang bertanggungjawab untuk melakukantindak lanjut hasil pemeriksaan dan kepada pihak yang diberiwewenagn menerima laporan hasil pemeriksaan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan”

Laporan hasil pemeriksaan harus didistribusikan tepatwaktu kepada pihak yang berkepentingan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan. Namun dalam halyang diperiksa merupakan rahasia negara maka untuk tujuan

Page 99: a. · Pengawasan Intern Pemerintah; 21. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2012 tentang Pedoman Telaahan Sejawat Hasil Audit

99

keamanan atau dilarang disampaikan kepada pihak-pihaktertentu atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan,pemeriksa dapat membatasi pendistribusian laporan hasilpemeriksaan tersebut.

Apabila suatu pemeriksaan dihentikan sebelum berakhir,tetapi pemeriksa tidak mengeluarkan laporan hasilpemeriksaan tersebut, maka pemeriksa harus membuatcatatan yang mengikhtisarkan hasil pekerjaannya sampaitanggal penghentian dan menjelaskan alasan penghentianpemeriksaan. Pemeriksa juga harus mengkomunikasikansecara tertulis alasan penghentian pemeriksaan tersebutkepada Obyek Pemeriksaan yang diperiksa, Obyek Pemeriksaanyang meminta pemeriksaan tersebut atau pejabat lain yangberwenang.

WALIKOTA BOGOR,ttd

DIANI BUDIARTO