A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan...

96
1 A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Parkir merupakan salah satu jasa atau layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan rasa aman dalam menjaga kemanan kendaraan saat di tempat umum baik di pinggir jalan tempat- tempat perbelanjaan, perkantoran dan lain- lain, merupakan hal yang mutlak dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya kebutuhan rasa aman tersebut, terbentuklah jasa parkir. Pengertian jasa parkir itu sendiri adalah jasa yang diberikan untuk menitipkan atau parkir di tempat umum dengan penjagaan dan pengawasan yang baik dari pemberi jasa. Dengan kebutuhan masyarakat yang tinggi akan keamanan kendaraannya saat di tempat umum, parkir berkembang dengan pesat dan menjadi objek retribusi. Ditetapkannya Undang- undang Nomor 12 Tahun 2011 pada Bab VII Ayat 33-46 mengenai retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum, Pemerintah Daerah Kota Salatiga mempunyai hak dan kesempatan untuk mengelola kekayaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan Peraturan Daerah Salatiga. Sesuai dengan undang-undang mengenai retribusi pelayanan parkir yang dikelola Pemerintah Daerah Kota Salatiga, retribusi parkir menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka memantapkan penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Agar sistem pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga berjalan dengan efektif, dibutuhkan partisipasi dari masyarakat dan pengelola retribusi parkir untuk menjalankan sistem yang dapat diaplikasikan dengan baik dalam pemanfaatan kekayaan daerah. Pengelolaan sistem pengendalian yang baik dalam retribusi parkir Kota Salatiga, tentunya dapat meningkatkan pendapatan parkir Kota Salatiga. Pada UPTD Parkir Kota Salatiga terdapat

Transcript of A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan...

Page 1: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

1

A. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Parkir merupakan salah satu jasa atau layanan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Kebutuhan rasa aman dalam menjaga kemanan kendaraan saat di tempat umum baik di pinggir

jalan tempat- tempat perbelanjaan, perkantoran dan lain- lain, merupakan hal yang mutlak

dibutuhkan masyarakat. Dengan adanya kebutuhan rasa aman tersebut, terbentuklah jasa parkir.

Pengertian jasa parkir itu sendiri adalah jasa yang diberikan untuk menitipkan atau parkir di

tempat umum dengan penjagaan dan pengawasan yang baik dari pemberi jasa.

Dengan kebutuhan masyarakat yang tinggi akan keamanan kendaraannya saat di tempat

umum, parkir berkembang dengan pesat dan menjadi objek retribusi. Ditetapkannya Undang-

undang Nomor 12 Tahun 2011 pada Bab VII Ayat 33-46 mengenai retribusi pelayanan parkir di

tepi jalan umum, Pemerintah Daerah Kota Salatiga mempunyai hak dan kesempatan untuk

mengelola kekayaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan Peraturan Daerah Salatiga.

Sesuai dengan undang-undang mengenai retribusi pelayanan parkir yang dikelola

Pemerintah Daerah Kota Salatiga, retribusi parkir menjadi salah satu sumber pendapatan daerah

yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka memantapkan

penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab.

Agar sistem pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga berjalan

dengan efektif, dibutuhkan partisipasi dari masyarakat dan pengelola retribusi parkir untuk

menjalankan sistem yang dapat diaplikasikan dengan baik dalam pemanfaatan kekayaan daerah.

Pengelolaan sistem pengendalian yang baik dalam retribusi parkir Kota Salatiga, tentunya dapat

meningkatkan pendapatan parkir Kota Salatiga. Pada UPTD Parkir Kota Salatiga terdapat

Page 2: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

2

masalah dalam menjalankan sistem pengendalian intern, antara lain masih banyak tindakan

toleransi yang dilakukan dalam mengelola setoran parkir yang kurang dan potensi titik parkir

yang sebenarnya. Toleransi setoran dan pengaburan potensi titik parkir tersebut tentunya tidak

sesuai dengan tujuan kegiatan pengendalian intern. Jika sistem pengendalaian intern tidak

berjalan dengan baik tentunya akan menghambat pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga.

Dalam sistem pengendalian intern pemerintah Kota Salatiga proses pencatatan,pelaporan

dan penyimpanan data merupakan hal yang sangat penting. Proses pencatatan,pelaporan dan

penyimpanan data dari juru parkir ke Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), maupun dari juru

parkir ke koordinator parkir kemudian ke UPTD parkir harus dilakukan sesuai dengan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang baik dan benar sesuai dengan Peraturan Walikota

Nomor 34 Tahun 2011 Bab II mengenai penyelenggaraan SPIP pasal 3 ayat 2.

Masalah Penelitian

Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011 Bab II mengenai

penyelenggaraan SPIP pasal 3 ayat 2, sistem pengendalian intern pemerintah yang memadai

terdiri dari lima komponen, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan

pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pengendalian intern. Pengendalian intern

merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya, berperan

penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya baik

yang berwujud maupun tidak. Pengendalian intern penting dalam pemungutan retribusi parkir

karena dapat digunakan sebagai sarana evaluasi kinerja dengan meneliti apakah sistem telah

sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan menjamin bahwa setiap penerimaan retribusi

parkir yang diperoleh telah dicatat dengan baik serta disetorkan seluruhnya ke kas daerah.

Page 3: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

3

Pendapatan asli daerah dari sektor retribusi parkir ditentukan berdasarkan potensi titik

parkir yang ada. Masalah yang terjadi pada pengelolaan retribusi di Kota Salatiga antara lain

potensi titik-titik parkir yang belum disesuaikan dengan perkembangan yang ada di wilayah

Salatiga, penyetoran retribusi parkir yang belum optimal akibat dari tidak dilaksanakannya

kebijakan oleh pihak UPTD Parkir maupun dari juru parkir selama melakukan penarikan

retribusi parkir. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan

mengukur sumber daya suatu organisasi yang mempunyai peran penting untuk mencegah dan

mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi baik asset berwujud

maupun tidak berwujud yang disebabkan pihak UPTD Parkir maupun juru parkir. Dengan

adanya masalah yang terjadi pada pengelolaan retribusi di Kota Salatiga terkait potensi titik-titik

parkir dan belum optimalnya penyetoran retribusi parkir perlu dilakukan pengendalian intern

sebagai alat bantu untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan pemungutan

retribusi parkir di Kota Salatiga. Dilakukannya pengendalian intern atas pengelolaan retribusi

parkir ini diharapkan dapat memaksimalkan pendapatan asli daerah Kota Salatiga dari sektor

retribusi parkir.

Oleh karena itu yang menjadi masalah penelitian ini adalah apakah sistem pengendalian

intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga sudah memadai sesuai dengan SPIP atau

belum.

Persoalan Penelitian

1. Bagaimana sistem retribusi parkir Kota Salatiga?

2. Bagaimana sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga?

Page 4: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

4

3. Apakah pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga sudah memadai sesuai dengan

penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui efektivitas pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota

Salatiga apakah sistem pengendalian intern atas retribusi parkir daerah Kota Salatiga

sudah berjalan sesuai SPIP.

2. Mengetahui peran pengendalian intern atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga

terhadap potensi titik-titik parkir dan penyetoran retribusi parkir terhadap pencapaian

target penerimaan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi parkir.

Manfaat Penelitian

Adapun yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat

pengetahuan bagi berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi Pemerintah Kota Salatiga dapat mengetahui dan mengevaluasi kekurangan yang ada

dalam sistem pengendalian intern atas retribusi parkir yang baik di Kota Salatiga.

2. Bagi Penulis dapat memiliki pengalaman dalam menambah wawasan, yaitu mengetahui

kondisi nyata sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga.

Page 5: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

5

Kerangka Berpikir

Bagan: Kerangka Berpikir

Dalam UPTD Parkir Kota Salatiga dapat disadari bahwa ruang lingkup pimpinan untuk mengatur

dan mengendalikan kegiatan yang terjadi setiap harinya terbatas. Bagaimanapun baiknya

organisasi UPTD Parkir maupun pimpinan, pada dasarnya semua itu tidak dapat menjamin

terhindarnya berbagai penyelewengan, kecurangan, dan inefesiensi dari operasional UPTD

Parkir.

Berbagai masalah dilapangan yang terjadi seperti kurangnya setoran retribusi parkir,

potensi titik parkir yang kabur akibat penentuan target parkir yang tidak sesuai dengan

sebenarnya dapat menambah berbagai macam penyelewengan dan kecurangan yang dapat

menganggu tujuan dari UPTD Parkir Kota Salatiga dalam penerimaan retribusi parkir.

Dengan adanya berbagai masalah yang timbul dalam UPTD Parkir terhadap penerimaan

retribusi parkir diperlukan adanya pengendalian intern di dalam UPTD Parkir. Pelaksanaan

pengendalian intern ini dapat digunakan untuk memeriksa dan mengevaluasi kelayakan dan

UPTD Parkir Kota Salatiga

Masalah Penyelewengan

(Setoran retribusi parkir yang belum optimal)

( Potensi titik parkir yang belum sesuai)

Pengendalian Intern

Memadai TidakMemadai

Tujuan PengendalianIntern Terpenuhi Tujuan Pengendalian Intern

Tidak Terpenuhi

Page 6: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

6

keefektifan aktivitas-aktivitas UPTD Parkir Kota Salatiga dalam penerimaan retribusi parkir

Kota Salatiga.

Setiap aktivitas yang ada dalam transaksi UPTD Parkir di evaluasi menggunakan

pengendalian intern sesuai dengan komponen yang ada dalam SPIP Pemerintah Kota Salatiga

yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, Informasi dan

Komunikasi, Pemantauan.

Jika pengendalian intern yang ada dalam UPTD Parkir Kota Salatiga memadai,tujuan dari

pengendalian intern dapat terwujud, yaitu kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan

keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap perundang-undangan. Dengan

dilakukannya pengendalian intern tersebut pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga dapat di

tingkatkan.

Berdasarkan uraian sebelumnya, penulis merumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: “

Pengendalian Intern yang diterapkan secara memadai, akan meningkatkan efektifitas dari

pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga”.

B. LANDASAN TEORI

1. Sistem Pengendalian Intern

Pengertian pengendalian menurut (Arens and Beasley, 2003:295) adalah sebagai

berikut :

" A process designed to provide reasonable assurance regarding the echievement

of management objective in the following categories:

1. Reliability of financial reporting;

2. Effectiveness and Efficiency of operational, and;

Page 7: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

7

3. Compliance with applicable laws and regulations.

Menurut (Hartadi, 1999 : 246), sistem pengendalian intern mempunyai dua arti,

dalam arti sempit istilah tersebut sama dengan internal check yang merupakan prosedur-

prosedur mekanik untuk memeriksa ketelitian dari data-data administrasi. Seperti

misalnya mencocokkan penjumlahan mendatar (horizontal) dengan penjumlahan

melurus. Dalam arti yang luas istilah tersebut sama dengan manajemen control yaitu

sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk

mengawasi atau mengendalikan perusahaan yang meliputi struktur organisasi, formulir-

formulir dan prosedur-prosedur, pembukuan dan laporan (administrasi, budget dan

standar pemeriksaan intern)

Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34,

2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus

menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan yang

memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,

keandalan pelaporan keuangan, pengamatan asset negara, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang-undangan.

Menurut (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (No 60/2008) Sistem

Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan

keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan

efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap

peraturan perundang- undangan.

Page 8: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

8

Menurut (Sawyer, L.B, et al (2003) hal.57) Pengendalian rencana organisasi dan

semua metode yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang diterapkan di

perusahaan untuk mengamankan aktiva, memeriksa akurasi dan keandalan data

akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong ketaatan terhadap

kebijakan manajerial yang telah diterapkan.

Menurut Hiro (2006 : 11) adalah : “ Internal auditing adalah suatu fungsi

penilaian yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi

kegiatan organisasi yang dilaksanakan”.

Sedangkan menurut Victor dan Herbert (1982: 3) adalah “Internal Auditing is an

independent appraisal function established within an organization to examine and

evaluate its activities as a service to the organization.” Audit intern merupakan elemen

monitoring dari struktur pengendalian intern dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk

memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur pengendalian intern lainnya.

Sistem pengendalian intern yang digunakan pemerintah daerah Kota Salatiga ini

sama dengan sistem pengendalian intern yang dikemukakan oleh ( Romney dan Steinbart,

2011, h. 231),lima komponen model pengendalian intern Committee of Sponsoring

Organizations (COSO) yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian

Inti dari bisnis apapun adalah orang- orangnya, ciri perorangan, termasuk

integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi, serta lingkungan tempat beroperasi.Mereka

adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak.

Page 9: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

9

2. Aktivitas Pengendalian

Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk

membantu memastikan bahwa tindakan yang di identifikasi oleh pihak manajemen untuk

mengatasi risiko pencapaian tujuan organisas, secara efektif dijalankan.

3. Penilaian Resiko

Organisasi harus sadar akan berurusan dengan risiko yang dihadapinya.

Organisasi harus menempatkan tujuan, yang terintegrasi dengan penjualan, produksi,

pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara

harmonis.Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi,

menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait.

4. Informasi dan Komunikasi

Disekitar aktifitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi.Mereka

memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi

yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.

5. Pengawasan

Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan.

2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ) menurut (Peraturan Walikota

Salatiga No 34, 2011), adalah Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) yang diselenggarakan

secara menyeluruh terhadap proses perancangan dan pelaksanaan kebijakan serta

Page 10: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

10

perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan anggaran di Lingkungan Pemerintah

Daerah. Adapun SPIP yang dimaksud pada Bab II Penyelenggaraan SPIP terdiri atas

unsur:

1. Lingkungan pengendalian

Pimpinan SKPD wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang

menimbulkan perilaku positif dan kondusif. Penerapan SPIP dalam lingkungan kerja,

melalui :

a. Penegakan integritas dan nilai etika

Penegakan integritas dan nilai etika sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya

dapat dilakukan dengan :

Menyusun dan menerapkan aturan perilaku.

Memberi keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat

pimpinan SKPD.

Menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpangan terhadap

kebijakan dan prosedur, atau pelanggaran terhadap aturan perilaku.

Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau

pengabaian pengendalian intern.

Menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak

etis.

b. Komitmen terhadap kompetensi

Komitmen terhadap kompetensi sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya

dilakukan dengan:

Page 11: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

11

Mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam SKPD.

Menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-

masing posisi dalam SKPD.

Menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai

mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya.

c. Kepemimpinan yang kondusif

Kepemimpinan yang kondusif sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya

ditunjukkan dengan :

Mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan.

Menerapkan manajemen berbasis kinerja.

Mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP.

Melindungi asset dan informasi dari akses penggunaan yang tidak sah.

Melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkatan yang lebih

rendah.

Merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan,

penganggaran, program dan kegiatan.

d. Penyusunan rancangan struktur organisasi dan perumusan uraian tugas sesuai

dengan kebutuhan organisasi

Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

dimaksud, sekurang-kurangnya dilakukan dengan:

Menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan SKPD.

Memberikan kejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam SKPD.

Page 12: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

12

Memberikan kejelasan hubungan dengan jenjang pelaporan intern dalam

SKPD.

Melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi

sehubungan dengan perubahan lingkungan yang strategis.

Menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan.

e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat

Pendelegasian wewenang yang tepat sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya

dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat

tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian SKPD.

Pegawai yang diberi wewenang sebagaimana dimaksud memahami bahwa

wewenang dan tanggung jawab yang diberikan terkait dengan pihak lain

dalam SKPD yang bersangkutan.

Pegawai yang diberi wewenang yang sebagaimana dimaksud memahami

bahwa pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait dengan penerapan

SPIP.

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya

manusia

Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya

manusia sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dengan memperhatikan sekurang-

kurangnya:

Perumusan kebijakan dan prosedur sejak rekruitmen sampai dengan

pemberhentian pegawai.

Page 13: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

13

Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekruitmen.

Supervisi periodik yang memadai terhadap karyawan.

g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif

Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif sebagaimana

dimaksud, sekurang-kurangnya harus:

Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi dan

efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko

dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan

fungsi SKPD.

h. Hubungan kerja yang baik dengan SKPD terkait

Diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar SKPD terkait.

Sinkronisasi data yang saling terkait dari dua atau lebih SKPD terkait.

2. Penilaian risiko

a. Identifikasi risiko

Identifikasi risiko sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya dilaksanakan

dengan:

Menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan SKPD dan tujuan pada

tingkatan kegiatan secara komprehensif.

Menggunakan mekanisme yang memadai untuk mengenali risiko dari faktor

eksternal dan faktor internal.

Menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

Page 14: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

14

b. Analisis Risiko

Dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi

terhadap pencapaian tujuan SKPD.

Pimpinan SKPD menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menentukan tingkat

risiko yang dapat diterima.

3. Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan

tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan. Kegiatan pengendalian

sebagaimana yang dimaksud adalah:

a. Review atas kinerja SKPD

Review atas kinerja SKPD sebagaimana dimaksud, dilaksanakan dengan

membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan.

b. Pebinaan sumber daya manusia

Dalam melaksanakan pembinaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud,

pimpinan SKPD sekurang-kurangnya harus:

Mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan strategi instansi kepada

pegawai.

Membuat strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya manusia yang

mendukung pencapaian visi dan misi.

Membuat uraian jabatan, prosedur rekruitmen, program pendidikan dan

pelatihan pegawai, sistem kompensasi , program kesejahteraan dan fasilitas

pegawai, ketentuan disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana

pengembangan karier.

Page 15: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

15

c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi

Pengendalian Umum

Pengamanan sistem informasi

Pengamanan sistem informasi sebagaimana dimaksud, sekurang-

kurangnya mencakup:

Pelaksanaan penilaian risiko secara periodik yang komprehensif.

Pengembangan rencana yang secara jelas menggambarkan program

pengamanan serta kebijakan dan prosedur yang mendukungnya.

Penetapan organisasi untuk mengimplementasikan dan mengelola

program pengamanan.

Penguraian tanggung jawab pengamanan secara jelas.

Implementasi kebijakan yang efektif atas sumber daya manusia terkait

dengan program pengamanan.

Pemantauan efektivitas program pengamanan dan melakukan

perubahan program pengamanan jika diperlukan.

Pengendalian atas akses

Pengendalian atas akses sebagaimana dimaksud,sekurang-kurangnya

mencakup :

Klasifikasi sumber dayasistem informasi berdasarkan kepentingan dan

sensitivitasnya.

Identifikasi pengguna yang berhak dan otorisasi akses ke informasi

secara informal.

Page 16: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

16

Pengendalian fisik dan pengendalian logik untuk mencegah dan

mendeteksi akses yang tidak di otorisasi

Pemantauan atas akses ke sistem informasi, investigasi atas

pelanggaran, serta tindakan perbaikan dan penegakan disiplin.

Pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi

Pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi

sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya mencakup:

Otorisasi atas fitur pemrosesan sistem informasi dan modifikasi

program.

Pengujian dan persetujuan atas seluruh perangkat lunak yang baru dan

dimutakhirkan.

Penetapan prosedur untuk memastikan terselenggaranya pengendalian

atas kepustakaan perangkat lunak.

Pengendalian atas perangkat lunak sistem

Pengendalian atas perangkat lunak sistem sebagaimana dimaksud, adalah:

Pembatasan akses ke perangkat lunak sistem berdasarkan tanggung

jawab pekerjaan dan dokumentasi atas otorisasi akses.

Pengendalian dan pemantauan atas akses dan penggunaan perangkat

lunak sistem.

Pengendalian atas perubahan yang dilakukanterhadap perangkat lunak

sistem.

Pemisahan tugas

Pemisahan tugas sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya mencakup:

Page 17: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

17

Identifikasi tugas yang tidak dapat digabungkan dan penetapan

kebijakan untuk memisahkan tugas tersebut.

Penetapan pengendalian akses untuk pelaksanaan pemisahan tugas.

Pengendalian atas kegiatan pegawai melalui penggunaan prosedur,

supervise dan review.

Kontinuitas pelayanan

Kontinuitas pelayanan sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya

mencakup:

Penilaian, pemberian prioritas, dan pengidentifikasian sumber daya

pendukung atas kegiatan komputerisasi yang kritis dan sensitif.

Langkah-langkah pencegahan dan minimalisasi potensi kerusakan dan

terhentinya operasi komputer.

Pengembangan dan pendokumentasian rencana komprehensif untuk

mengatasi kejadian tidak terduga.

Pengujian secara berkala atas rencana untuk mengatasi kejadian tidak

terduga dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Pengendalian Aplikasi

Pengendalian otorisasi

Pengendalian otorisasi sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya

mencakup:

Pengendalian terhadap dokumen sumber.

Pengesahan atas dokumen sumber.

Pembatasan akses ke terminal entri data

Page 18: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

18

Penggunaan file induk dan laporan khusus untuk memastikan bahwa

seluruh data yang diproses telah diotorisasi.

Pengendalian kelengkapan

Pengendalian kelengkapan sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya

mencakup:

Pengentrian dan pemrosesan seluruh transaksi yang telah di otorisasi

ke dalam komputer.

Pelaksanaan rekonsiliasi data untuk meverifikasi kelengkapan data.

Pengendalian akurasi

Pengendalian akurasi sebagaimana dimaksud, sekurang-kurangnya

mencakup:

Penggunaan desain entri data untuk mendukung akurasi data.

Pelaksanaan validasi data untuk mengidentifikasi data yang salah.

Pencatatan, pelaporan, investigasi dan perbaikan data yang salah

dengan segera.

review atas laporan keluaran untuk mempertahankan akurasi dan

validitas data.

Pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data

Pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data sebagaimana

dimaksud, sekurang-kurangnya mencakup:

Penggunaan prosedur yang memastikan bahwa hanya program dan file

data versi terkini digunakan selama pemrosesan.

Page 19: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

19

Penggunaan program yang memiliki prosedur untuk memverifikasi

bahwa versi file komputer sesuai digunkan selama pemrosesan.

Penggunaan program yang memiliki prosedur untuk mengecek internal

file header labels sebelum pemrosesan.

Penggunaan aplikasi yang mencegah perubahan file secara bersamaan.

d. Pengendalian fisik asset

Dalam melaksanakan pengendalian fisik atas asset sebagaimana dimaksud,

pimpinan SKPD wajib menetapkan, mengimplementasikan, dan

mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai:

Rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur pengamatan fisik.

Rencana pemulihan setelah bencana.

e. Penetapan dan review indikator dan ukuran kinerja

Dalam melaksanakan penetapan dan review indikator dan pengukuran kinerja

sebagaimana dimaksud, pimpinan harus:

Menetapkan ukuran dan indikator kinerja.

Mereview dan melakukan validasi secara periodik atas ketetapan dan

keandalan ukuran dan indikator kinerja.

Mengevaluasi faktor penilaian pengukuran kinerja.

Membandingkan secara terus menerus data capaian kinerja dengan sasaran

yang ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih lanjut.

Page 20: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

20

f. Pemisahan fungsi

Dalam melaksanakan pemisahan fungsi sebagaimana dimaksud, pimpinan SKPD

harus menjamin bahwa seluruh aspek utama transaksi atau kejadian tidak

dikendalikan oleh satu orang.

g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting

Dalam melakukan otorisasi atas transaksi dan kejadian sebgaimana dimaksud,

pimpinan SKPD wajib menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan

otorisasi kepada seluruh pegawai.

h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian

Dalam melakukan pencatatan yang akurat dan tepat waktu sebagaimana

dimaksud, pimpinan SKPD perlu mempertimbangkan:

Transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan tepat dan dicatat segera.

Klasifikasi dan pencatatan yang tepat dilaksanakan dalam seluruh siklus

transaksi atau kejadian.

i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya

Dalam melaksanakan pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatanya

sebagaimana dimaksud, pimpinan SKPD wajib memberikan akses hanya kepada

pegawai yang berwenang dan melakukan review atas pembatasan tersebut secara

berkala.

j. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya

Dalam menetapkan akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya

sebagaimana dimaksud, pimpinan SKPD wajib menugaskan pegawai yang

Page 21: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

21

bertanggung jawab terhadap penyimpanan sumber daya dan pencatatannya serta

melakukan review atas penugasan tersebut secara berkala.

k. Dokumentasi yang baik atas SPIP serta transaksi dan kejadian penting

Dalam menyelenggarakan dokumentasi yang baik sebagaimana

dimaksud,pimpinan SKPD wajib memiliki, mengelola, memelihara, dan secara

berkala memutakhirkan dokumentasi yang mencakup seluruh sistem pengendalian

intern serta transaksi dan kejadian penting.

4. Informasi dan komunikasi

a. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi.

b. Mengelola, mengembangkan dan memperbaharui sistem informasi secara terus

menerus.

5. Pemantauan

a. Pemantauan berkelanjutan.

b. Evaluasi terpisah.

c. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviuw lainnya.

3. Pengawasan Intern

Pengawasan intern menurut (Perwa Salatiga No 34, 2011) adalah seluruh proses

kegiatan audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap

penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang

memadahi bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolak ukur.

Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pengawasn Intern adalah seluruh proses kegiatan

Page 22: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

22

audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap

penyelenggaran tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang

memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah

ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata

kepemerintahan yang baik.

4. Retribusi

Retribusi menurut (Perwa Salatiga No 22, 2011) adalah pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan

oleh Pemerintah Daerah untuk keperluan pribadi atau badan. Retribusi parkir di Salatiga dibagi

menjadi dua, yaitu :

a. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum.

Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum dipungut retribusi atas pelayanan

parkir tepi jalan umum yang disediakan Pemerintah Daerah. Objek retribusi parkir

ditepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Subjek retribusi parkir di tepi jalan umum adalah

orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan jasa tempat parkir di tepi jalan

umum.

b. Retribusi tempat khusus parkir.

Retribusi tempat khusus parkir dipungut retribusi atas pelayanan parkir tempat khusus

yang disediakan Pemerintah Daerah. Objek retribusi tempat khusus parkir yang

ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Subjek retribusi tempat khusus parkir adalah orang pribadi atau badan

yang mendapatkan pelayanan jasa tempat khusus parkir.

Page 23: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

23

C. METODE PENELITIAN

Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis

Dalam Penelitian ini yang menjadi satuan pengamatan adalah sistem pengendalian intern

retribusi parkir dan bagian administrasi retribusi parkir di Pemerintah Kota Salatiga, sedangkan

satuan analisisnya adalah Pemerintah Kota Salatiga.

Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data

primer dilakukan melalui wawancara kepada Kepala UPTD Parkir Kota Salatiga, dan kepada

sekretaris UPTD Parkir Kota Salatiga guna memperoleh informasi :

a. Prosedur sistem retribusi parkir Kota Salatiga.

b. Proses yang dilakukan di lapangan.

Data Sekunder yang diperoleh berupa dokumen target dan realisasi retribusi parkir Kota

Salatiga, data pendapatan dari retribusi parkir berupa dokumen daftar parkir harian (pagi, siang,

malam), daftar lokasi yang sudah tertagih untuk setoran, jadwal piket petugas penerima retribusi

parkir UPTD Kota Salatiga, data juru parkir (jukir) dan data penyelenggaraan sistem

pengendalian intern retribusi parkir Kota Salatiga yang berkaitan dengan sistem pengendalian

intern atas retribusi parkir Kota Salatiga.

Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam menjawab persoalan penelitian yang telah

dirumuskan sebelumnya adalah teknik analisis deskriptif, yaitu teknik analisis yang hanya

mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat memberikan gambaran yang

Page 24: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

24

cukup jelas atas objek yang diteliti untuk menarik kesimpulan dan membuat saran dengan

didasarkan pada sistem pengendalian intern yang berlaku di Pemerintah Daerah Kota Salatiga

sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2011 Bab II tentang penyelenggaraan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ).

Langkah-langkah Penelitian

Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang digunakan untuk penelitian adalah :

1. Memahami struktur pengendalian intern atas retribusi parkir dengan wawancara dan

observasi.

2. Mengumpulkan dan mempelajari isi, jenis, bentuk, dokumen atau formulir yang

dihasilkan atau digunakan dalam kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data

pengelolaan retribusi parkir Pemerintah Kota Salatiga.

3. Melakukan analisis untuk menentukan apakah sistem pengendalian intern atas retribusi

parkir Pemerintah Kota Salatiga sudah memadai atau belum.

4. Menentukan kelemahan atau kekurangan dari sistem pengendalian intern atas retribusi

parkir yang sudah berjalan selama ini.

5. Menarik kesimpulan dan membuat usulan perbaikan sistem pengendalian intern atas

retribusi parkir agar sistem pengendaliannya dapat berjalan sesuai dengan standar yang

berlaku yaitu sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2011 Bab II tentang

penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ( SPIP ).

Page 25: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

25

D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sistem Retribusi Parkir Kota Salatiga

Sejak ditetapkannya Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 mengenai Pemerintah

Daerah, Pemerintah Daerah mempunyai kesempatan untuk mengelola sendiri daerahnya dan

kekayaan sumber daya yang dimilikinya dengan diatur dalam peraturan daerah dengan sedikit

intervensi pemerintah pusat tetapi tetap merujuk pada peraturan yang lebih tinggi. Pelaksanaan

otonomi daerah sumber keuangannya berasal dari Pendapatan Asli Daerah. Komponen utama

dalam pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak dan retribusi

daerah, salah satunya adalah retribusi parkir.

Pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga dikelompokkan menjadi dua yaitu retribusi

parkir di tepi jalan umum dan retribusi tempat khusus parkir. Retribusi parkir di tepi jalan umum

adalah kegiatan parkir yang dilakukan dengan memanfaatkan tepi jalan umum. Sedangkan

retribusi khusus parkir adalah retribusi yang dilakukan dengan melakukan kegiatan parkir di

tempat khusus parkir seperti di Ramayana Mall, Rumah Sakit Daerah,dll.

Retribusi parkir didapatkan dengan memberikan jasa parkir sepeda motor dan mobil di

tepi jalan umum dan tempat khusus. Juru parkir menarik retribusi dari masyarakat yang

menggunakan jasa parkir, uang retribusi tersebut disetorkan kepada staff UPTD Parkir Kota

Salatiga yang mendapatkan shift melakukan penarikan sesuai dengan jadwalnya masing-

masing. Dari penarikan yang dilakukan staff UPTD Parkir Kota Salatiga direkap setiap harinya

pagi, siang, dan malam menjadi satu, kemudian uang retribusi yang terkumpul disetorkan kepada

Bendahara Penerimaan Dinas Perhubungan Komunikasi, Kebudayaan dan Pariwisata

Page 26: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

26

(Diskombudpar) Kota Salatiga . (Lihat lampiran 2 : Alur Mekanisme Penyetoran Retribusi

Parkir di Kota Salatiga dan lampiran 14 : Flowchart Penyetoran Retribus Parkir ).

Dalam flowchart penyetoran retribusi parkir, dapat dilihat masih kurangnya pengendalian

intern dalam pengelolaan retribusi parkir. Tidak diberikannya karcis parkir kepada pengguna

jasa parkir, tidak diberikannya bukti setoran retribusi dari bagian pengelolaan retribusi parkir ke

juru parkir dan tidak adanya pelaksanaan pengawasan terhadap target setoran yang diberikan juru

parkir kepada staf UPTD yang bertugas menerima setoran retribusi , tidak disimpannya hasil

rekapan penerimaan retribusi parkir juga menambah ketidak jelasan potensi titik-titik parkir dan

kurangnya pengawasan dalam penyetoran penerimaan retribusi parkir.

Jika tidak dibenahi dikhawatirkan akan menimbulkan penyelewengan maupun kebocoran

informasi mengenai potensi titik-titik parkir yang nantinya dapat memicu keputusan dan

kebijakan terhadap retribusi parkir Kota Salatiga. Bila pengelolaan retribusi parkir tidak

dilakukan dengan professional akibat kaburnya potensi titik-titik parkir yang sebenarnya, hal

tersebut tentunya akan mempengaruhi penghasilan asli daerah Kota Salatiga dari sektor retribusi

parkir, karena penyetoran retribusi parkir tidak maksimal akibat target penerimaan yang

seharusnya bisa ditentukan lebih banyak menjadi sedikit penerimaannya karena ketidakjelasan

informasi mengenai potensi titik-titik parkir.

Faktor yang mempengaruhi penyelewengan dan ketidakjelasan potensi titik-titik parkir yang

dapat terjadi dalam mekanisme penyetoran retribusi parkir tersebut adalah:

Page 27: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

27

Tabel 1: Faktor Yang Mempengaruhi Penyelewengan dan Ketidakjelasan Potensi Titik-

Titik Parkir Akibat Juru Parkir

Masalah yang terjadi Penyebab

1. Tidak menyetorkan retribusi parkir sesuaidengan target yang ditentukan.

a. Beralasan cuaca kurang mendukung.

b. Sepi pengguna jasa parkir.

2. Mengaburkan informasi mengenai potensititik-titik parkir .

a. Karcis parkir tidak diberikan kepadapengguna jasa parkir sebagai bukti bayarretribusi parkir.

Dalam hal ini juru parkir dapat melakukan penyelewengan dan mengaburkan informasi

potensi parkir yang sebenarnya dengan tidak menyetorkan hasil penarikan retribusi parkir di

setiap titik parkir baik tidak menyetorkan sesuai dengan jumlah setoran yang ditentukan ataupun

tidak menyetorkan sama sekali hasil retribusi parkir kepada bagian pengelolaan retribusi parkir,

tidak memberikan karcis parkir kepada pengguna jasa parkir. Fenomena di lapangan yang terjadi

akibat seringnya karcis parkir tidak diberikan kepada pengguna jasa parkir ini memicu

pengaburan potensi titik parkir yang sebenarnya. Dari jumlah karcis yang sudah diberikan

kepada pengguna jasa parkir dapat diketahui potensi parkir sebenarnya yang nantinya akan

berguna dalam pengambilan kebijakan potensi setoran penerimaan retribusi parkir. Ditambah

lagi seringnya pengurangan jumlah setoran dari juru parkir dengan alasan-alasan cuaca yang

kurang mendukung sehingga tidak dapat memenuhi target retribusi parkir di setiap titik-titik

parkir, pengguna jasa parkir sepi menjadi salah satu alasan untuk tidak menyetorkan atau hanya

menyetorkan sebagian dari target yang ditentukan.

Jika alasan- alasan tersebut di gunakan sebagai alasan untuk tidak menyetorkan retribusi

parkir dari juru parkir, tentunya hal tersebut akan berdampak besar pada pendapatan dari

retribusi parkir itu sendiri. Pendapatan akan berkurang dari target realisasi retribusi parkir.

Page 28: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

28

Tabel 2: Faktor Yang Mempengaruhi Penyelewengan dan Ketidakjelasan Potensi Titik-

titik Parkir Akibat Koordinator Penerimaan Retribusi Parkir

Masalah yang terjadi Penyebab

1. Tidak menyetorkan retribusi parkir sesuaidengan target yang ditentukan.

a. Membiarkan juru parkir tidak menyetorkanretribusi sesuai dengan target yangditentukan dengan menerima alasan cuacakurang mendukung dan sepi pengguna jasaparkir.

2. Mengaburkan informasi mengenai potensititik-titik parkir .

a. Tidak memberikan sanksi kepada juru parkirjika tidak memberikan karcis parkir kepadapengguna jasa parkir.

b. Terbatas dalam pengawasan terhadap juruparkir yang hanya dilakukan saat patrolisaja.

c. Kurangnya sosialisasi terhadap masyarakatterhadap pentingnya meminta karcis parkirkepada juru parkir.

d. Kurangnya pemberian sarana dan prasaranauntuk pengaduan masyarakat jika inginmelaporkan juru parkir yang bermasalah.

3. Pencatatan penerimaan retribusi parkir dapatdimanipulasi.

a. Tidak diberikannya bukti setoran kepadajuru parkir, hanya daftar ceklist setoran yangdimiliki koordinator penarikan sebagaipencatatan.

Pada hal ini koordinator penarikan retribusi parkir juga bisa melakukan penyelewengan

maupun pengaburan potensi retribusi parkir di setiap titik-titik parkir dengan tidak menyetorkan

sebagian dari hasil penarikan retribusi parkir. Kesempatan tersebut dapat terjadi dengan adanya

sikap sikap yang membiarkan juru parkir tidak menyetorkan retribusi parkir dengan alasan-

alasan yang ada seperti cuaca tidak mendukung, pengguna jasa parkir sepi. Koordinator

penarikan retribusi parkir dapat memanipulasi pencatatan uang retribusi yang diterima dari juru

Page 29: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

29

parkir. Hal tersebut di perparah dengan tidak adanya bukti penyetoran kuitansi yang seharusnya

diberikan kepada juru parkir. Tentu tindakan- tindakan tersebut dapat mempengaruhi setoran

pendapatan retribusi parkir Kota Salatiga.

Dalam penarikan ataupun setoran retribusi parkir memang didasarkan dari potensi

retribusi parkir di setiap titik-titik parkir. Hal tersebut sudah di susun dalam ceklist potensi

retribusi parkir, besarnya potensi titik parkir berbeda- beda pagi, siang, malam. ( Bisa dilihat di

lampiran 13: tabel ceklist parkir harian Kota Salatiga).

Potensi retribusi parkir tersebut nantinya akan menjadi pendapatan Pemerintah Kota

Salatiga dari sektor retribusi parkir. Tetapi jika dilihat jumlah setoran dengan yang di

realisasikan dalam tabel daftar lokasi yang sudah tertagih (Lihat lampiran 12 :Daftar Lokasi

Yang Sudah Tertagih, ada beberapa titik parkir yang tidak terpenuhi realisasi setorannya. Jika hal

tersebut dibiarkan sedikit demi sedikit tentu akan mempengaruhi pendapatan asli daerah Kota

Salatiga dari sektor retribusi.

Sistem Pengendalian Intern Retribusi Parkir Kota Salatiga

Sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga diatur dalam Peraturan

Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah. Dalam Peraturan Walikota tersebut, penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk

pengendalian penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel. Tujuan dari penyelenggaraan SPIP atas retribusi parkir Kota Salatiga tersebut untuk

memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian

tujuan penyelenggaraan pemerintahan Kota Salatiga, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan asset daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan.

Page 30: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

30

Evaluasi Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Yang Mendukung Pengelolaan Retribusi Parkir Kota Salatiga

Pengelolaan retribusi parkir atas Kota Salatiga dilakukan berdasarkan SPIP yang terdapat dalam Peraturan Walikota Salatiga

Nomor 34 Tahun 2011. Berikut ini adalah hasil evaluasi pelaksanaan SPIP atas pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga

dibandingkan dengan SPIP menurut Peraturan Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011.

Tabel 3: Pelaksanaan SPIP di UPTD Parkir Kota Salatiga

Komponen SPIP menurutPeraturan Walikota

Salatiga Nomor 34 Tahun2011

Pelaksanaan SPIP yangdilakukan atas retribusiparkir di UPTD Parkir

Kota Salatiga

Bukti Pelaksanaan SPIPatas retribusi parkir di

UPTD Parkir KotaSalatiga

Hasil Evaluasi ataspengelolaan retribusi

parkir di UPTD ParkirKota Salatiga

I. Lingkungan Pengendalian

a. Penegakan integritas dannilai etika.

Penegakan integritas dannilai etika sebagaimanadimaksud sekurang-kurangnyadilakukan dengan:

1). menyusun danmenerapkan aturan perilaku;

1). Ada pelaksanaan. 1). Penyusunan dan penerapanaturan perilaku dituangkandalam kebijakan surat izinjuru parkir nomor:655.1/07/244/2012 . (Lihatlampiran 8: Surat Izin JuruParkir)

1). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatigasudah dilakukan memadai.

Page 31: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

31

2). memberikan keteladananpelaksanaan aturan perilakupada setiap tingkat pimpinanSKPD;

2). Ada pelaksanaan. 2). Kepala UPTD Parkirmemberikan keteladanandengan memberikanpengarahan dan contohbagaimana mengaturkendaraan, bersikap sopanterhadap pengguna jasa parkir,berbaju rapi dan berseragam.

2). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatigasudah dilakukan memadai

3). menegakkan tindakandisiplin yang tepat ataspenyimpangan terhadapkebijakan dan prosedur, ataupelanggaran terhadap aturanperilaku;

3). Tidak ada pelaksanaan. 3). Dalam surat izin parkir(Lihat lampiran 8: Surat IzinJuru Parkir) pelaksanaan dariaturan tersebut belumdilakukan. Tidak terdapatperaturan mengenai parkir liardalam UPTD, meskipunsudah dilakukan tindakanpencabutan pentil ban padaparkir liar seperti pada(lampiran 17: Berita TentangParkir Liar)

3). SPIP yang dilakukanbelum memadai.

4). menjelaskan danmempertanggung jawabkanadanya intervensi ataupengabaian pengendalianintern; dan

4). Ada pelaksanaan. 4). Jika terjadi adanyaintervensi atau pengabaianpengendalian intern sepertipemberhentian pengadaankarcis parkir seperti usulandari DPRD, karena alasantidak pernah diberikan kepadapengguna jasa parkirdijelaskan dan dipertanggungjawabkan dalam rapat internUPTD Parkir.

4). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatigasudah dilakukan memadai.

5). menghapus kebijakanatau penugasan yang dapat

5). Ada pelaksanaan. 5). Penugasan juru parkirhanya berlaku selama setahun,

5). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatiga

Page 32: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

32

mendorong perilaku tidaketis.

surat izin parkir diperpanjangdengan mengganti kebijakanpenugasan yang lama dengankebijakan penugasan yangbaru.

sudah dilakukan memadai.

b. Komitmen terhadapkompetensi.

Komitmen terhadapkompetensi sebagaimanadimaksud sekurang-kurangnyadilakukan dengan:

1). mengidentifikasi danmenetapkan kegiatan yangdibutuhkan untukmenyelesaikan tugas danfungsi pada masing-masingposisi dalam SKPD;

1). Ada pelaksanaan. 1). Tugas dan fungsi masing-masing posisi SKPD (Lihatlampiran 16: Table Tugas danFungsi Posisi Di UPTD ParkirKota Salatiga).

1). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota Salatigasudah dilakukan memadai.

2). menyusun standarkompetensi untuk setiaptugas dan fungsi padamasing-masing posisi dalamSKPD; dan

2). Tidak ada pelaksanaan. 2). Untuk Intern UPTD Parkirsendiri mengenai penyusunanstandar kompetensi terhadaptugas dan fungsi pada masing-masing posisi belum ada.

2). SPIP yang dilakukan diUPTD Parkir Kota belummemadai.

3). menyelenggarakanpelatihan danpembimbingan untukmembantu pegawaimempertahankan danmeningkatkan kompetensipekerjaannya;

3). Tidak ada pelaksanaan. 3). Bukti nyata yang adaseperti materi pelatihan,jadwal pelatihan untukmembuktikan telahdilakukannya pelatihantersebut tidak ada.

3). SPIP yang dilakukanbelum memadai.

Page 33: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

33

c. Kepemimpinan yangkondusif.

Kepemimpinan yangkondusif sebagaimanadimaksud sekurang-kurangnyaditunjukkan dengan:

1). mempertimbangkanrisiko dalam pengambilankeputusan;

1). Ada pelaksanaan. 1). Dalam pertimbanganrisiko pengambilankeputusan, (lampiran 7: tabelpenilaian risiko), dilakukandalam rapat intern UPTDParkir yang dilakukanseminggu sekali.

1). SPIP yang dilakukansudah memadai.

2). menerapkan manajemenberbasis kinerja;

2). Tidak ada pelaksanaan. 2). UPTD Parkir KotaSalatiga tidak menerapkanmanajemen berbasis kinerja.

2).. SPIP yang dilakukanUPTD Parkir Kota Salatigabelum memadai.

3). mendukung fungsitertentu dalam penerapanSPIP;

3). Ada pelaksanaan. 3). Fungsi yang didukungdalam penerapan SPIP adalahfungsi pemeriksaan. Salahsatu contohnya aturanmengenai perilaku juru parkirpoin 1, 2, dan 6. (Lihatlampiran 8: Surat Izin JuruParkir).

3). SPIP yang dilakukansudah memadai.

4). melindungi aset daninformasi dari aksespenggunaan yang tidak sah;

4). Tidak ada pelaksanaan. 4). Belum terlindungi assetdan informasi dari aksespenggunaan yang tidak sah.

4). SPIP yang dilakukanbelum memadai.

5). melakukan interaksisecara intensif denganpejabat pada tingkatan yanglebih rendah; dan

5). Ada pelaksanaan. 5). Interaksi secara intensifdilakukan Kepala UPTDParkir dengan staff-staffnyayang ada dalam rapat internyang dilakukan seminggusekali.

5).. SPIP yang dilakukansudah memadai.

Page 34: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

34

6). merespon secara positifterhadap pelaporan yangberkaitan dengan keuangan,penganggaran, program dankegiatan.

6). Ada pelaksanaan. 6). Sekurang-kurangnyaUPTD Parkir Salatiga sudahmerespon secara positif jikaterdapat laporan mengenaianggaran, program dankegiatan yang berhubungandengan penarikan retribusiparkir.

6). SPIP yang dilakukansudah memadai.

d. Pembentukan strukturorganisasi yang sesuaidengan kebutuhan.

Pembentukan strukturorganisasi yang sesuai dengankebutuhan sebagaimanadimaksud sekurang-kurangnyadilakukan dengan:

1). menyesuaikan denganukuran dan sifat kegiatanSKPD;

1). Ada pelaksanaan. 1). Struktur organisasi UPTDParkir Kota Salatiga dapatdilihat di (Lampiran 3:Struktur Organisasi UPTDParkir Kota Salatiga).

1). SPIP yang dilakukansudah memadai.

2). memberikan kejelasanwewenang dan tanggungjawab dalam SKPD;

2). Ada pelaksanaan. 2). Kejelasan wewenang dantanggung jawab bisa dilihatdalam tugas dan wewenangmasing-masing posisi jabatan.( Lampiran 16: Tabel Tugasdan Fungsi Posisi Di UPTDParkir Kota Salatiga).

2). SPIP yang dilakukansudah memadai.

3). memberikan kejelasanhubungan dan jenjangpelaporan intern dalamSKPD;

3). Ada pelaksanaan. 3). Struktur organisasi UPTDParkir Kota Salatiga dapatdilihat di (Lampiran 3:Struktur Organisasi UPTD

3). SPIP yang dilakukansudah memadai.

Page 35: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

35

Parkir Kota Salatiga danLampiran 16: Tabel Tugasdan Fungsi Posisi Di UPTDParkir Kota Salatiga).

4). melaksanakan evaluasidan penyesuaian periodikterhadap struktur organisasisehubungan denganperubahan lingkunganstrategis; dan

4). Ada pelaksanaan. 4). Penyesuaian terhadapstruktur organisasi ini tidakmenentu berapa bulan atautahun sekali, karenapenyesuaian tersebutmerupakan hak prerogatif dariWalikota.

4). SPIP yang dilakukansudah memadai.

5). menetapkan jumlahpegawai yang sesuai,terutama untuk posisipimpinan.

5). Ada pelaksanaan. 5). Dalam jumlah posisipegawai yang ada di UPTDParkir hanya dibagi menjadi 3(tiga) posisi, Kepala UPTD,Staf Tata usaha, StafPengelolaan Retribusi Parkir.(Lihat Lampiran 3: StrukturOrganisasi UPTD Parkir KotaSalatiga dan Lampiran 4:Daftar Pegawai UPTD ParkirKota Salatiga).

5). SPIP yang dilakukansudah memadai.

e. Pendelegasian wewenangdan tanggung jawab yangtepat.

Pendelegasian wewenangdan tanggung jawab yang tepatsebagaimana dimaksud sebagaiberikut:

1). Wewenang diberikankepada pegawai yang tepatsesuai dengan tingkat

1). Ada pelaksanaan. 1). Dalam struktur organisasisetiap pegawai mempunyaiwewenang dan tingkat

1). SPIP yang dilakukan olehUPTD Parkir sudah memadai.

Page 36: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

36

tanggung jawabnya dalamrangka pencapaian tujuanSKPD;

tanggung jawab. (Lihatlampiran 16: Table Tugas danFungsi Posisi Di UPTD ParkirKota Salatiga). Setiap petugasyang piket mempunyaiwewenang berbeda setiapharinya. (Lihat lampiran 5:Jadwal Piket PenerimaRetribusi Parkir).

2). pegawai yang diberiwewenang sebagaimanadimaksud memahami bahwawewenang dan tanggungjawab yang diberikan terkaitdengan pihak lain dalamSKPD yang bersangkutan;

2). Ada pelaksanaan. 2). Dalam tugas penerimaansetoran retribusi parkir setiappetugas yang piketmempunyai wewenangberbeda setiap harinya. (Lihatlampiran 5: Jadwal PiketPenerima Retribusi Parkir).

2). SPIP yang dilakukansudah memadai.

3). pegawai yang diberiwewenang sebagaimanadimaksud memahami bahwapelaksanaan wewenang dantanggung jawab terkaitdengan penerapan SPIP;

3). Ada pelaksanaan. 3). Contohnya, jadwal piketuntuk penerimaan setoranretribusi parkir dibuat untukmelihat kinerja dari para stafitu sendiri selain sebagaisarana pengecekan setoranretribusi parkir dari setiaptitik-titik parkir.

3). SPIP yang dilakukansudah memadai.

f. Penyusunan danpenerapan kebijakan yangsehat tentang pembinaansumber daya manusia.

Penyusunan dan penerapankebijakan yang sehat tentangpembinaan sumber dayamanusia sebagaimana

Page 37: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

37

dimaksud:1). perumusan kebijakandan prosedur sejakrekruitmen sampai denganpemberhentian pegawai;

1). Ada pelaksanaan. 1). Kebijakan prosedurrekruitmen sudah di atursendiri dalam UPTD ParkirKota Salatiga. (Lihat lampiran6: Prosedur Rekruitmen).Untuk pemberhentian ditulisdalam kebijakan surat izinjuru parkir. (Lihat lampiran 8:Surat Izin Juru Parkir).

1). SPIP yang dilakukansudah memadai.

2). penelusuran latarbelakang calon pegawaidalam proses rekruitmen;dan

2). Ada pelaksanaan. 2). UPTD Parkir Salatigamenelusuri latar belakangcalon pegawai dalam prosesrekruitmen (Lihat lampiran 6:Prosedur Rekruitmen).

2). SPIP yang dilakukansudah memadai.

3). supervisi periodik yangmemadai terhadap pegawai.

3). Ada pelaksanaan. 3). Supervisi periodikdilakukan setiap hari saatberpatroli piket penerimaanretribusi parkir. Jika ada juruparkir yang tidak memakaitanda pengenal (lihat lampiran11: Kartu Tanda Anggota)dan tidak sesuai aturan yangada (lihat lampiran 8: SuratIzin Juru Parkir) langsungditegur.

3). SPIP yang dilakukansudah memadai.

g. Perwujudan peran aparatpengawasan intern yangefektif.

Perwujudan peran aparatpengawasan intern pemerintahyang efektif sebagaimana

Page 38: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

38

dimaksud sekurang-kurangnyaharus:

1). memberikan keyakinanyang memadai atas ketaatan,kehematan, efisiensi danefektivitas pencapaiantujuan penyelenggaraantugas dan fungsi SKPD;

1). Ada pelaksanaan. 1). Memberikan keyakinanyang memadai untukmeningkatkan efektivitaspenyelenggaraan tugasdengan melakukan pencatatankejadian transaksi penerimaanretribusi parkir setiap hari saatpatroli dengan akurat.

1). SPIP yang dilakukansudah memadai.

2). memberikan peringatandini dan meningkatkanefektivitas manajemenrisiko dalampenyelenggaraan tugas danfungsi SKPD; dan

2). Tidak ada pelaksanaan. 2). Peringatan diberikankepada juru parkir jikamelanggar kebijakanmengenai perilaku juru parkir.Tetapi dalam kenyataannyasurat peringatan tidak pernahdilakukan karena tidak adalaporan jika ada yangmelanggar aturan.

2). SPIP yang dilakukanbelum memadai.

3). memelihara danmeningkatkan kualitas tatakelola penyelenggaraantugas dan fungsi SKPD.

3). Ada pelaksanaan. 3). Meningkatkan kualitaspenyelenggaraan pengelolaanretribusi parkir dilakukandengan mengevaluasi danmembandingkan capainkinerja yang ada dengansebelumnya. Jika kurangditingkatkan capainnya dan diputuskan dalam setiap rapatyang dilakukan setiapseminggu sekali.

3). SPIP yang dilakukansudah memadai.

Page 39: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

39

h. Hubungan kerja yang baikdengan InstansiPemerintah terkait.

1). Hubungan kerja yangbaik dengan SKPD terkaitsebagaimana dimaksuddiwujudkan dengan adanyamekanisme saling uji antarSKPD terkait. Mekanismesaling uji sebagaimanadimaksud adalah sinkronisasidata yang saling terkait dari 2(dua) atau lebih SKPD terkait.

1). Ada pelaksanaan. 1). Sinkronisasi UPTD ParkirKota Salatiga bekerjasamadengan (Dishubkombudpar),(Disperindagkop), (UMKM),Satpol PP, Satuan lalu lintasPolres dan (Discipkataru)untuk mengetahui titik- titiktempat maupun tepi jalanumum yang berpotensi untukretribusi parkir Kota Salatiga.

1). SPIP yang dilakukansudah memadai.

II. Penilaian Risiko

a. Identifikasi risiko.

Identifikasi risikosebagaimana dimaksudsekurang-kurangnyadilaksanakan dengan menilaifaktor lain yang dapatmeningkatkan risiko.

a. Ada pelaksanaan. a. UPTD Parkir Kota Salatigatelah mengidentifikasi risiko-risiko yang ada baik faktoreksternal maupun internal(Lihat lampiran 7 : PenilaianRisiko).

a. SPIP dalam identifikasirisiko sudah memadai.

b. Analisis risiko.

Analisis risiko sebagaimanadimaksud dilaksanakan untukmenentukan dampak dari risikoyang telah diidentifikasiterhadap pencapaian tujuanSKPD.

b. Ada pelaksanaan. b. Semua aspek risiko yangada dalam lingkunganpengendalian, kegiatanpengendalian, informasi dankomunikasi, dan pemantauanpengendalian intern diidentifikasi dan dianalisisrisiko yang ada. (Lihatlampiran 7: Penilaian Risiko).

b. SPIP yang dilakukanUPTD Parkir Kota Salatigadalam menganalisis risikosudah memadai.

Page 40: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

40

III. Kegiatan Pengendalian

a. Review atas kinerjaSKPD.

1). Review atas kinerjaSKPD sebagaimana dimaksuddilaksanakan denganmembandingkan kinerja dengantolok ukur kinerja yangditetapkan.

1). Ada pelaksanaan. 1). Pembandingan kinerja juruparkir dilakukan oleh KepalaUPTD Parkir dengan tolokukur yang ada seperti tingkatkedisiplinan dalam piketpenerimaan retribusi parkir.

1). SPIP yang dilakukandalam review atas kinerjaSKPD memadai.

b. Pembinaan sumber dayamanusia.

Dalam melakukanpembinaan sumber dayamanusia sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDsekurang-kurangnya harus:

1). mengkomunikasikanvisi, misi, tujuan, nilai, danstrategi instansi kepadapegawai;

1). Ada pelaksanaan. 1). Visi dan misi daripengelolaan retribusi parkirdijelaskan dalam setiap prosesawal rekruitmen terhadap juruparkir.

1). SPIP dalam pebinaansumber daya manusia yangdilakukan di UPTD Parkirsudah memadai.

2). membuat strategiperencanaan dan pembinaansumber daya manusia yangmendukung pencapaian visidan misi; dan

2). Ada pelaksanaan. 2). Dalam membuat strategiperancanaan sumber dayamanusia yang mendukungpencapaian visi dan misiUPTD Parkir, dibuat kegiatanpelatihan untuk meningkatkankinerja dari juru parkir.

2). SPIP yang dilakukansudah memadai.

3). membuat uraian jabatan,prosedur rekruitmen,

3). Ada pelaksanaan. 3). Uraian jabatan dalamUPTD Parkir ( Lihat lampiran

3). SPIP yang dilakukansudah memadai

Page 41: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

41

program pendidikan danpelatihan pegawai, sistemkompensasi, programkesejahteraan dan fasilitaspegawai, ketentuan disiplinpegawai, sistem penilaiankinerja, serta rencanapengembangan karier.

3: Struktur Organisasi UPTDParkir Kota Salatiga,Lampiran 4: Daftar PegawaiUPTD Parkir Kota Salatigadan lampiran 6: ProsedurRekruitmen).

c. Pengendalian ataspengelolaan sisteminformasi.

1). Pengendalian ataspengelolaan sistem informasisebagaimana dimaksuddilakukan untuk memastikanakurasi dan kelengkapaninformasi.

1). Tidak ada pelaksanaan.

.

1). Dalam pengelolaan sisteminformasi pencatatan transaksidilakukan setiapharinya.(Lihat lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran12: Daftar Lokasi yang SudahTertagih). Meskipun datadan informasi yang ada sudahdicatat, media penyimpanandan pengolah komputer yangada tidak dapat digunakansecara maksimal.

1). SPIP dalam pengendalianatas pengelolaan sisteminformasi di UPTD ParkirKota Salatiga belummemadai.

d. Pengendalian fisik atasasset.

Dalam melaksanakanpengendalian fisik atas assetsebagaimana dimaksud,pimpinan SKPD wajibmenetapkan,mengimplementasikan, dan

Page 42: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

42

mengkomunikasikan kepadaseluruh pegawai:

1). rencana identifikasi,kebijakan, dan prosedurpengamanan fisik asset ;

1). Tidak ada pelaksanaan. 1). Belum ada rencanaidentifikasi menyeluruhterhadap kebijakan danprosedur pengamanan fisikasset.

1). SPIP yang dilakukandalam pengendalian fisik atasasset belum memadai.

2). rencana pemulihansetelah bencana.

2). Tidak ada pelaksanaan. 2). UPTD Parkir KotaSalatiga belum pernahmengalami bencana yangmengganggu aktifitaspengelolaan retribusi parkirrencana pemulihan setelahbencana belum pernahdilakukan.

2). SPIP yang dilakukanbelum memadai.

Page 43: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

43

e. Penetapan dan review atasindikator dan ukurankinerja.

Dalam melaksanakanpenetapan dan review indikatordan pengukuran kinerjasebagaimana dimaksud,pimpinan SKPD harus:

1). menetapkan ukuran danindikator kinerja;

1). Ada pelaksanaan. 1). Dalam menetapkan ukurandan indikator kinerja juruparkir dilihat dari pencapaiantarget setoran retribusi parkirdan kepatuhan juru parkirtehadap aturan perilaku yangsudah ditetapkan (Lihatlampiran 8: Surat Izin Parkir)dan (Lihat lampiran13:Ceklist Setoran).

1). SPIP yang dilakukansudah memadai.

2). mereview danmelakukan validasi secaraperiodik atas ketetapan dankeandalan ukuran danindikator kinerja;

2). Ada pelaksanaan. 2). Untuk kinerja stafdireview secara periodikselama sebulan sekali dalamrapat intern UPTD ParkirKota Salatiga, sedangkanuntuk juru parkir di reviewmelalui capain setoranretribusi. (lihat lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran12: Daftar Lokasi yang SudahTertagih).

2). SPIP yang dilakukansudah memadai

3). mengevaluasi faktorpenilaian pengukurankinerja; dan

3). Ada pelaksanaan. 3). Mengevaluasi kinerja daristaf maupun juru parkirdibandingkan dengan tahun

3). SPIP yang dilakukansudah memadai.

Page 44: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

44

sebelumnya. Evaluasidilakukan denganmenggunakan kebijakan yangada.(Lihat lampiran 8: SuratIzin Juru Parkir, lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran12: Daftar Lokasi yang SudahTertagih).

4). membandingkan secaraterus-menerus data capaiankinerja dengan sasaran yangditetapkan dan selisihnyadianalisis lebih lanjut.

4). Ada pelaksanaan. 4). Pembandingan capaiankinerja dan analisis dilakukansetiap rapat intern UPTDParkir Kota Salatiga sebulansekali. Capaian tersebutdilihat dari table ceklistsetoran (Lihat lampiran 13:Ceklist Setoran) dibandingkandengan daftar lokasi yangsudah tertagih.( Lampiran 12:Daftar Lokasi yang SudahTertagih).

4). SPIP yang dilakukansudah memadai.

f. Pemisahan fungsi.

1). Dalam melaksanakanpemisahan fungsi sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDharus menjamin bahwa seluruhaspek utama transaksi ataukejadian tidak dikendalikan oleh1 (satu) orang.

1). Tidak ada pelaksanaan. 1). Ada staff yang mempunyaitugas ganda berupa penarikanretribusi dan pencatatanretribusi itu sendiri ( Lihatlampiran 5: Jadwal PiketPenerima Retribusi Parkir danlampiran 4: Daftar PegawaiUPTD Parkir Kota Salatiga).Dapat dilihat bagian tatausaha ikut juga dalampenarikan retribusi parkir.

1). SPIP yang dilakukanbelum memadai.

Page 45: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

45

g. Otorisasi atas transaksi dankejadian penting.

1). Dalam melakukanotorisasi atas transaksi dankejadian sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDwajib menetapkan danmengkomunikasikan syarat danketentuan otorisasi kepadaseluruh pegawai.

g. Otorisasi atas transaksi dankejadian yang penting.

1). Ada pelaksanaan.

g. Otorisasi atas transaksi dankejadian penting.

1). Dalam melaksanakanotorisasi atas transaksi dankejadian penting yang ada diUPTD Parkir Kota Salatigadilakukan oleh orang yangberwenang yaitu KepalaUPTD Parkir Kota Salatiga.

g. Otorisasi atas transaksi dankejadian penting.

1). SPIP yang dilakukansudah memadai.

h. Pencatatan yang akuratdan tepat waktu atastransaksi dan kejadian.

Dalam melakukanpencatatan yang akurat dantepat waktu sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDperlu mempertimbangkan:

1). transaksi dan kejadiandiklasifikasikan dengantepat dan dicatat segera; dan

1). Ada pelaksanaan. 1). Hasil penarikan retribusiparkir langsung di rekapsetiap harinya pagi, siang,malam (Lihat lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran12: Daftar Lokasi yangSudah Tertagih).

1). SPIP yang dilakukansudah memadai.

2). klasifikasi danpencatatan yang tepatdilaksanakan dalam seluruhsiklus transaksi ataukejadian.

2). Ada pelaksanaan. 2). Kejadian transaksi daripenerimaan uang setoranretribusi parkir dicatat setiaphari sesuai klasifikasinya baikpenerimaan kas ataupengeluaran kas.

2). SPIP yang dilakukanUPTD Parkir Kota Salatigasudah memadai.

Page 46: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

46

i. Pembatasan akses atassumber daya danpencatatannya.

1). Dalam melaksanakanpembatasan akses atas sumberdaya dan pencatatannyasebagaimana dimaksud,pimpinan SKPD wajibmemberikan akses hanyakepada pegawai yangberwenang dan melakukanreview atas pembatasan tersebutsecara berkala. Dalammenetapkan akuntabilitasterhadap sumber daya danpencatatannya sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDwajib menugaskan pegawaiyang bertanggung jawabterhadap penyimpanan sumberdaya dan pencatatannya sertamelakukan review ataspenugasan tersebut secaraberkala.

1). Ada pelaksanaan. 1). Pembatasan akses atassumber daya danpencatatannya didasarkan ataspenugasan pimpinan KepalaUPTD Parkir kepada stafyang ada. Dalam daftar shiftpenerimaan retribusi parkir.Yang termasuk dalam daftarpiket adalah yangbertanggung jawab dalampenerimaan retribusi parkir. (Lihat lampiran 5: JadwalPiket Penerima RetribusiParkir).

1).. SPIP yang dilakukanUPTD Parkir Kota Salatigasudah memadai.

j. Akuntabilitas terhadapsumber daya danpencatatannya.

1). Pimpinan SKPD wajibmembatasi akses atas sumberdaya dan pencatatannya. Dalammelaksanakan pembatasan

1). Ada pelaksanaan. 1). Pimpinan membatasi aksesterhadap sumber daya danpencatatannya dilakukandengan cara memberikan

1). SPIP tentang akuntabilitasterhadap sumber daya danpencatatannya sudahmemadai.

Page 47: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

47

akses atas sumber daya danpencatatannya sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDwajib memberikan akses hanyakepada pegawai yangberwenang dan melakukanreview atas pembatasan tersebutsecara berkala. Dalammenetapkan akuntabilitasterhadap sumber daya danpencatatannya sebagaimanadimaksud, pimpinan SKPDwajib menugaskan pegawaiyang bertanggung jawabterhadap penyimpanan sumberdaya dan pencatatannya sertamelakukan review ataspenugasan tersebut secaraberkala.

akses kepada pegawai yangberwenang melakukanpenerimaan retribusi parkirsaat patroli setiap harinyakemudian direkap dan dicatatoleh staf tata usaha jumlahkeseluruhan penerimaanretribusi parkir yang ada.(Lihat lampiran 3: StrukturOrganisasi UPTD Parkir KotaSalatiga), (lihat lampiran 12:Daftar Lokasi yang SudahTertagih) , (Lihat lampiran13: ceklist setoran).

k. Dokumentasi yang baikatas SPIP serta transaksidan kejadian penting.

1). Pimpinan SKPD wajibmenyelenggarakan dokumentasiyang baik atas SPI sertatransaksi dan kejadian penting.Dalam menyelenggarakandokumentasi yang baiksebagaimana dimaksudpimpinan SKPD wajibmemiliki, mengelola,memelihara, dan secara

1). Tidak ada pelaksanaan. 1). Data softcopy danhardcopy tidak tersimpandengan rapi sesuai dengantanggal transaksi ditambahlagi dengan tidak dipeliharadan dikelola dengan baikkomputer kantor yang adasehingga menghambat tujuanSPIP mengenai dokumentasiyang baik.

1). SPIP dalam dokumentasiyang baik atas SPIP sertatransaksi dan kejadian pentingbelum memadai.

Page 48: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

48

berkala memutakhirkandokumentasi yang mencakupseluruh Sistem PengendalianIntern serta transaksi dankejadian penting.IV. Informasi dan komunikasi

Untuk menyelenggarakankomunikasi yang efektifsebagaimana dimaksud,pimpinan SKPD sekurang-kurangnya harus:

a. Menyediakan danmemanfaatkan berbagai bentukdan sarana komunikasi;

a. Tidak ada pelaksanaan. a. Dalam meyediakan danmemanfaatkan berbagaibentuk dan saranakomunikasi belum adapelaksanaan secara optimalyang dilakukan pihak UPTDParkir Kota Salatiga.

a. SPIP mengenai penyediaandan pemanfaatan berbagaibentuk sarana komunikasibelum memadai.

b. Mengelola, mengembangkan,dan memperbarui sisteminformasi secara terus menerus.

b. Tidak ada pelaksanaan b.. Pengadaan saranainformasi dan komunikasitidak di imbangi denganpengelolaan danpengembangan sisteminformasi dengan baik,sehingga banyak hambatanjika terjadi error padasistem.

b. SPIP mengenaipengelolaan, pengembangandan pembaharuan sisteminformasi belum memadai.

Page 49: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

49

V. Pemantauan PengendalianInternal

Pemantauan SistemPengendalian Internsebagaimana dimaksuddilaksanakan melalui:a. pemantauan berkelanjutan; a. Ada pelaksanaan a. Pemantauan berkelanjutan

dilakukan saat berpatrolikeliling melakukanpenerimaan retribusi parkirdari juru parkir. ( Lihatlampiran 5: Jadwal PiketPenerima Retribusi Parkir).Juru parkir dipantau terussecara periodik sesuai dengankebijakan yang ada apakahmasih memenuhi atau tidak.(Lihat lampiran 8: Surat IzinJuru Parkir).

a. SPIP yang dilakukan sudahmemadai.

b. evaluasi terpisah; b. Ada pelaksanaan b. Evaluasi terpisah dilakukansetiap rapat sekali dalamseminggu. Evaluasi jugadigunakan untuk pengawasanstaf UPTD selamamenjalankan tugas dalampenarikan penerimaanretribusi parkir, bagaimanakinerjanya di evaluasi dalamrapat tersebut.

b. SPIP yang dilakukan sudahmemadai.

c. tindak lanjut rekomendasihasil audit dan reviewlainnya.

c. Ada pelaksanaan c. Hasil tindak lanjutrekomendasi diwujudkandengan dengan Perda Kota

c. SPIP UPTD Parkir KotaSalatiga sudah memadai.

Page 50: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

50

Salatiga No. 6 Tahun 2007(Lihat lampiran 1: TabelStruktur dan Besarnya TarifParkir Di Tepi Jalan Umumdan Tempat Khusus Parkir),di ubah tarifnya sesuai denganPerda Kota Salatiga No. 12tahun 2011 di karcis parkiryang digunakan sekarang.(Lihat lampiran 10: KarcisParkir)

Page 51: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

51

Perhitungan Memadai/Belum Memadai Dari Total Prosedur Yang Ada

Dari hasil penelitian yang ada dapat diperoleh perhitungan berapa persen yang memadai

dan tidak memadai. Perhitungan setiap komponen yang ada dalam pengendalian intern tersebut

sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian.

Memadai : 23 bagian → 79,31%

Belum Memadai : 6 bagian → 20,69%

2. Penilaian Risiko.

Memadai : 2 bagian → 100%

Belum Memadai : 0 bagian → 0%

3. Kegiatan Pengendalian.

Memadai : 13 bagian → 72,22%

Belum Memadai : 5 bagian → 27,78%

4. Informasi dan Komunikasi.

Memadai : 0 bagian → 0%

Belum Memadai : 2 bagian → 100%

5. Pemantauan Pengendalian Internal.

Memadai : 3 bagian → 100%

Belum Memadai : 0 bagian → 100%

Perhitungan total pelaksanaan SPIP di UPTD Parkir Kota Salatiga:

Memadai : 43 bagian → 79,63%

Belum Memadai : 11 bagian → 20,37%

Page 52: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

52

D. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan- temuan yang ada di lapangan dengan segala

keterbatasan yang ada dalam memperoleh data dan bukti, maka penyimpulan akhir mengenai

Sistem Pengendalian Intern Atas Pengelolaan Retribusi Parkir Kota Salatiga adalah:

1. Dalam sistem retribusi parkir Kota Salatiga, retribusi parkir dikelompokkan menjadi dua

yaitu retribusi parkir tepi jalan umum dan retribusi tempat khusus parkir. Dari retribusi parkir

tersebut pendapatan asli daerah dapat didapatkan, tetapi dalam kenyataannya masih terlihat

kurangnya pengendalian intern pada juru parkir dan bagian koordinator penerimaan retribusi

parkir dalam pengelolaan retribusi parkir sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran

penerimaan pendapatan daerah dari sektor retribusi parkir dikarenakan adanya toleransi tidak

menyetorkan retribusi parkir dan ketidakjelasan potensi titik-titik parkir yang sebenarnya.

2. Sistem pengendalian intern retribusi parkir Kota Salatiga diatur dalam Peraturan

Walikota Salatiga Nomor 34 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalaian Intern

Pemerintah (SPIP). SPIP sebagaimana dimaksud terdiri atas unsur lingkungan pengendalian,

penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan

pengendalian intern. Tujuan dari penyelenggaraan SPIP atas retribusi parkir Kota Salatiga

tersebut untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi

pencapaian tujuan penyelenggaraan Pemerintahan Kota Salatiga, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan asset daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Page 53: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

53

3. Pengelolaan retribusi parkir Kota Salatiga sudah memadai, meskipun masih terdapat

masalah dalam sistem pengendalian intern atas retribusi parkir Kota Salatiga. Masalah yang ada

seperti tidak meyetorkan retribusi parkir sesuai dengan target yang ditentukan, mengaburkan

informasi mengenai potensi titik parkir, tidak menegakkan tindakan disiplin atas penyimpangan

terhadap prosedur, tidak menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi sesuai

dengan posisi masing-masing, tidak menyelenggarakan pelatihan dan masih banyak lainnya.

Page 54: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

54

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa rekomendasi yaitu :

Tabel 4: Saran Atas Pelaksanaan SPI

I. Masalah Saran

Juru Parkir1. Tidak menyetorkan retribusi parkir sesuai

dengan target yang ditentukan.a. Beralasan cuaca kurang mendukung.

b. Beralasan sepi pengguna jasa parkir.

Tegas tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoranretribusi parkir.

2. Mengaburkan informasi mengenai potensititik-titik parkir .

a. Karcis parkir tidak diberikan kepadapengguna jasa parkir sebagai bukti bayarretribusi parkir.

Perbaikan prosedur penerimaan retribusi parkir, yaitu seperti dalam(lampiran 15: Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir (Saran)). Karcisparkir harus diberikan kepada pengguna jasa parkir. Bisa juga pihakUPTD mengadakan undian berhadian atas karcis parkir, sehinggapengguna selalu minta karcis parkir. Jika undian benar- benardilaksanakan permintaan karcis parkir oleh pengguna pasti dapatberjalan dengan baik.

Koordinator Penerimaan Retribusi Parkir1. Tidak menyetorkan retribusi parkir sesuaidengan target yang ditentukan.

a. Membiarkan juru parkir tidakmenyetorkan retribusi sesuai dengan targetyang ditentukan dengan menerima alasancuaca kurang mendukung dan sepi penggunajasa parkir.

Tegas tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoranretribusi parkir.

Page 55: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

55

2. Mengaburkan informasi mengenai potensititik-titik parkir .

a. Tidak memberikan sanksi kepada juruparkir jika tidak memberikan karcis parkirkepada pengguna jasa parkir.

Memberikan sanksi dan menyediakan sarana pengaduan.

b. Kurangnya sosialisasi terhadapmasyarakat terhadap pentingnya memintakarcis parkir kepada juru parkir.

Sosialisasi dengan menempel stiker atau spanduk di titik- titik parkir.

c. Kurangnya pemberian sarana danprasarana untuk pengaduan masyarakat jikaingin melaporkan juru parkir yangbermasalah.

Membuat sarana dan prasarana pengaduan masyarakat yang dapat diakses dengan mudah seperti layanan sms, atau jejaring social.

3. Pencatatan penerimaan retribusi parkir dapatdimanipulasi.

a. Tidak diberikannya bukti setoran kepadajuru parkir, hanya daftar ceklist setoran yangdimiliki koordinator penarikan sebagaipencatatan.

Koordinator penerimaan retribusi harus memberikan bukti setorankepada juru parkir.

II.Tidak Ada Pelaksanaan dan Tidak Ada

BuktiSaran

a. tidak menegakkan tindakan disiplin yangtepat atas penyimpangan terhadap kebijakandan prosedur, atau pelanggaran terhadapaturan perilaku;

Juru parkir yang melanggar dikenakan sanksi berupa suratperingatan pencabutan surat izin juru parkir.

b. tidak menyusun standar kompetensiuntuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam SKPD;

Membuat standar kompetensi untuk setiap posisi dan jabatan

Page 56: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

56

c. tidak menyelenggarakan pelatihan danpembimbingan untuk membantu pegawaimempertahankan dan meningkatkankompetensi pekerjaannya;

Menyelenggarakan pelatihan secara rutin.

d. tidak melindungi aset dan informasi dariakses penggunaan yang tidak sah;

Membuat kebijakan tentang wewenang penggunaan dan akses.

e. Pengendalian atas pengelolaan sisteminformasi sebagaimana dimaksud dilakukanuntuk memastikan akurasi dan kelengkapaninformasi.

Data disimpan sesuai dengan tanggal urut kejadian transaksi parkir,disimpan dalam lemari atau loker dengan akses terbatas hanya orangyang berwenang saja

f. rencana identifikasi, kebijakan, danprosedur pengamanan fisik asset ;

Membuat kebijakan dan prosedur yang ada dalam pengamananasset.

g. rencana pemulihan setelah bencana. Membuat kebijakan atau rencana pemulihan setelah bencana.

h. Dalam melaksanakan pemisahan fungsisebagaimana dimaksud, pimpinan SKPDharus menjamin bahwa seluruh aspek utamatransaksi atau kejadian tidak dikendalikanoleh 1 (satu) orang.

Pemisahan fungsi dilakukan dengan wewenang dan tanggungjawab dari posisi jabatan yang ada.

i. Pimpinan SKPD wajib menyelenggarakandokumentasi yang baik atas SPI sertatransaksi dan kejadian penting. Dalammenyelenggarakan dokumentasi yang baiksebagaimana dimaksud pimpinan SKPDwajib memiliki, mengelola, memelihara, dan

Melakukan pencatatan setiap kejadian penting mengenai retribusiparkir secara jelas dan akurat, disimpan dengan rapi di database maupundi lemari arsip urut sesuai dengan tanggal transaksi, dan dikelola denganbaik.

Page 57: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

57

secara berkala memutakhirkan dokumentasiyang mencakup seluruh SistemPengendalian Intern serta transaksi dankejadian penting.j. Menyediakan dan memanfaatkan berbagaibentuk dan sarana komunikasi;

Menyediakan sarana komunikasi untuk pengaduan masyarakatdengan memanfaatkan saran sms, email, jejaring sosial maupun blog.

k. Mengelola, mengembangkan, danmemperbarui sistem informasi secara terusmenerus.

Pencatatan informasi dilakukan secara terkomputerisasi agarpenyimpanan data dan arsip lainnya mengenai kejadian transaksipenerimaan retribusi parkir dapat di akses dengan mudah.

l. Tidak melaksanakan manajemen berbasiskinerja.

Melaksanakan manajemen berbasis kinerja dengan memberikanmotivasi untuk meningkatkan kinerja seperti bonus tambahan.

m. Tidak memberikan peringatan dini danmeningkatkan manajemen risiko dalampenyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD

Tegas memberikan surat peringatan.

Page 58: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

58

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat

mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:

1. Bukti standar kompetensi setiap tugas jabatan yang ada di UPTD Parkir Kota Salatiga.

2. Bukti diadakannya pelatihan, contoh materi- materi yang disampaikan.

3. Bukti rencana pemulihan setelah bencana.

4. Bukti pelaksanaan manajemen berbasis kinerja.

Page 59: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

59

Daftar Pustaka

Arens, J.Elder and Mark S. Beasley (2003:295). Auditing and Assurance Service. Prentice Hall

International.

Brink, Victor Z., and Witt Herbert, 1982, Modern Internal Auditing: Appraising operations

and Controls, Fourth Edition, Canada: John Wiley and Sons, Inc.

Hartadi, 1999, “ Sistem Pengendalian Intern “. BPFE- UGM.

Peraturan Daerah Kota Salatiga (No 7/2007). Perubahan Atas Peraturan Daerah Kotamadya

Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 Tentang Retribusi Tempat Khusus

Parkir. Salatiga.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (No 60/2008). Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah. Jakarta.

Peraturan Walikota (2011). Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Salatiga.

Peraturan Walikota (2011). Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Insentif Pemungutan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah. Salatiga.

Romney , Marshall. and Paul John Steinbert. (2011). Accounting Information Systems (Sistem

Informasi Akuntansi), Edisi 9, Prentice Hall International (Penerjemah: Deny Arnos

Kwary dan Dewi Fitriasari, Jakarta: Salemba Empat).

Salatiga. 2007. Peraturan Daerah Kota Salatiga Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Retribusi Parkir

Di Tepi Jalan Umum. Perda Kota Salatiga No. 6 Tahun 2007, Lembaran Daerah Kota

Salatiga No. 6.

Salatiga. 2007. Peraturan Daerah Kota Salatiga Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga Nomor 12 Tahun 1998 Tentang Retribusi

Page 60: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

60

Tempat Khusus Parkir. Perda Kota Salatiga No. 7 Tahun 2007, Lembaran Daerah Kota

Salatiga No. 7.

Sawyer, Dittenhofer, Scheiner (2003). Audit Internal Sawyer. Jakarta: Salemba Empat.

Tugiman, Hiro, 2006,Internal Auditing, Kanisius, Yogyakarta.

Page 61: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

61

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Beny Wrista Bayu Putra

NIM : 232010049

Alamat Asal : Desa Kelet RT 14/ RW 02

Kec, Keling Kab. Jepara

Jawa Tengah

Judul Skripsi : SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PENGELOLAANRETRIBUSI PARKIR KOTA SALATIGA

Riwayat Pendidikan : 1998 – 2004 SD N 1 Kelet

2004 – 2007 SMP N 1 Keling2007 – 2010 SMA N 1 Tayu

2010 – 2013 Ekonomi Akuntansi Universitas Kristen SatyaWacana·

Riwayat Seminar/ Pelatihan : 2010 – 2011 : Anggota Komisi Advokasi BadanPerwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

2011 – 2012 : Sekretaris Komisi Advokasi BadanPerwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

2012- 2013 : Ketua Komisi Advokasi Badan PerwakilanMahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Seminar Kewirausahaan “ Dari Hobi Dan Coba-Coba JadiWirausaha.

Live In The Village Ilmu Ekonomi 2010/2011

National Seminar On Accounting 2011 “ PenyususnanLaporan Keuangan Berbasis SAK 2010”.

National Seminar On Accounting 2011 “ PenyusunanLaporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP”.

Bersama Kita Hijaukan Bumi.

Page 62: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

62

Seminar “How To Trade In The Futures Market”.

Kuliah Umum BRI.

Biocare Eksternal UKSW “Tajukku Sejukan Hatiku”.

Do Care To Others (Doctor’s)

Economic Day 2010

Attex 2011 (Accounting The Explorer)

Page 63: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

63

Lampiran

Lampiran 1

Tabel Struktur dan Besarnya Tarif Parkir Di Tepi Jalan Umum dan Tempat Khusus

Parkir.

Table Struktur dan Besarnya Tarif Tepi Jalan Umum.

Tabel Indeks jumlah roda.

NO Jumlah roda Indeks

1. 2 (dua) 1

2. 3 (tiga) s/d 4 (empat) 2

3. > 4 (empat) 4Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 6 Tahun 2007

Tabel Indeks lama parkir.

NO Lama Parkir Indeks1. ≤ 3 (tiga) jam 12. 3 (tiga) jam s/d 6 (enam) jam 23. > 6 (enam) jam 3

Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 6 Tahun 2007

Tabel Tarif dasar : Rp 500,00 (lima ratus rupiah).

Besarnya retribusi parkir tepi jalan umum ditetapkan sebagai berikut:

No Jumlah Roda Lama ParkirRetribusi

(Rp)

1. 2 ≤ 3 jam 5003 s/d 6 jam 1.000

> 6 jam 1.5002. 3 dan 4 ≤ 3 jam 1.000

3 s/d 6 jam 2.000> 6 jam 3.000

3. > 4 ≤ 3 jam 2.0003 s/d 6 jam 4.000

> 6 jam 6.000Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 6 Tahun 2007

Page 64: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

64

Besarnya retribusi parkir di tepi jalan umum ditetapkan berdasarkan rumus :

Indeks Jumlah Roda x Indeks Lama Parkir x Tarif Dasar

Table Struktur dan Besarnya Tarif Tempat Khusus Parkir.

Tabel Indeks jumlah roda.

No Jumlah roda Indeks1. 2 (dua) 12. 3 (tiga) s/d 4 (empat) 23. > 4 (empat) 4

Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007

Tabel Indeks lama parkir.

NO Lama Parkir Indeks1. ≤ 3 (tiga) jam 12. 3 (tiga) jam s/d 6 (enam) jam 23. > 6 (enam) jam 3

Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007

Tabel Indeks lokasi.

No Lokasi Indeks1. Ramayana Mall 22. Rumah Sakit Umum Daerah 23. Plaza 24. Pasar Raya II 25. Shopping Center 16. Pasar Raya I 17. Pemandian Kalitaman 1

Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007

Tabel Tarif dasar : Rp 500,00 (lima ratus rupiah).

Besarnya retribusi tempat khusus parkir ditetapkan sebagai berikut:

No JumlahRoda

Lama Parkir Retribusi(Rp)

1. 2 ≤ 3 jam 1.0003 s/d 6 jam 2.000

> 6 jam 3.0002. 3 dan 4 ≤ 3 jam 2.000

3 s/d 6 jam 4.000> 6 jam 6.000

Page 65: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

65

3. > 4 ≤ 3 jam 4.0003 s/d 6 jam 8.000

> 6 jam 12.000Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007

Shopping Center, Pasar Raya I dan Pemandian Kalitaman:

No JumlahRoda

Lama Parkir Retribusi(Rp)

1. 2 ≤ 3 jam 5003 s/d 6 jam 1.000

> 6 jam 1.5002. 3 dan 4 ≤ 3 jam 1.000

3 s/d 6 jam 2.000> 6 jam 3.000

3. > 4 ≤ 3 jam 2.0003 s/d 6 jam 4.000

> 6 jam 6.000Sumber: Peraturan Daerah Kota salatiga Nomor 7 Tahun 2007

Besarnya retribusi tempat khusus parkir ditetapkan berdasarkan rumus :

Indeks Jumlah Roda x Indeks Lama Parkir x Tarif Dasar

Penetapan Tarif parkir yang sekarang mengacu pada Perda Kota Salatiga No 12 Tahun

2011 tentang Retribusi Jasa Umum Bab VII (Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum).

Penetapan tarif parkir ini digunakan untuk kebijakan pengendalian intern atas pengelolaan

retribusi parkir Kota Salatiga. Dengan penetapan tarif parkir penarikan retribusi parkir dapat

dilakukan secara baik dan benar berapa jumlah yang harus dibayarkan saat menggunakan jasa

parkir baik motor maupun kendaraan roda empat.

Page 66: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

66

Lampiran 2

Bagan : Alur Mekanisme Penyetoran Retribusi Parkir di Kota Salatiga

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Dalam penyetoran retribusi parkir Kota Salatiga, juru parkir bertugas menarik retribusi

parkir dari masyarakat yang menggunakan jasa parkir baik parkir tepi jalan umum maupun

tempat khusus parkir. Dari penarikan retribusi tersebut, juru parkir menyetorkan hasil retribusi

tersebut kepada koordinator penarikan retribusi parkir. Koordinator penarikan retribusi parkir

menerima uang setoran retribusi parkir sesuai dengan ceklist potensi parkir di setiap titik- titik

parkir yang ada. Dari semua setoran yang ada di jumlahkan semua setiap harinya, kemudian

disetorkan ke kas daerah Kota Salatiga melalui UPTD Parkir Kota Salatiga selaku SKPD yang

bertanggung jawab atas retribusi parkir di Kota Salatiga.

UPTD Parkir Kota Salatiga Kas Daerah Kota Salatiga

Koordinator PenarikanRetribusi Parkir

Juru parkir Juru parkirJuru parkir

Page 67: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

67

Lampiran 3

Bagan : Struktur Organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga, 2013.

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Lampiran 4

Tabel : Daftar Pegawai UPTD Parkir Kota Salatiga

No Nama Jabatan

1. Agus Nur Solichin, SE Kepala UPTD Parkir

2. Mifyani Staff Tata Usaha

3. Winarno Staff Pengelolaan Retribusi Parkir

4. Jarwanto Staff Pengelolaan Retribusi Parkir

5. Sugiatman Staff Pengelolaan Retribusi Parkir

6. Hariyadi Staff Pengelolaan Retribusi Parkir

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga, 2013.

Kepala UPTDParkir

Staff Tata Usaha

Staff PengelolaanRetribusi Parkir

Page 68: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

68

Lampiran 5

Tabel : Jadwal Piket Penerima Retribusi Parkir

JADWAL PIKET PETUGAS PENERIMA RETRIBUSI PARKIR UIPTD PARKIRDINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA SALATIGABULAN FEBRUARI TAHUN 2013

NO HARI TANGGAL PERSONIL

PENARIKAN

PERSONIL

PENGHITUNG

PETUGAS

YANG LIBUR

1 JUMAT 01 Februari 2013 5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

2 SABTU 02 Februari 2013 4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

3 MINGGU 03 Februari 2013 2. WINARNO

4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

4 SENIN 04 Februari 2013 3. HARIYADI

2. WINARNO

5. JARWANTO

4. MIFYANI

1. SUGIATMAN

5 SELASA 05 Februari 2013 1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

5. JARWANTO

6. RABU 06 Februari 2013 5. JARWANTO

1. SUGITAMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

7 KAMIS 07 Februari 2013 4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

8 KUMAT 08 Februari 2013 5. JARWANTO

1. SUGITAMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

9 SABTU 09 Februari 2013 4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

10 MINGGU 10 Februari 2013 2. WINARNO

4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

11 SENIN 11 Februari 2013 3. HARIYADI 5. JARWANTO 1. SUGIATMAN

Page 69: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

69

2. WINARNO 4. MIFYANI

12 SELASA 12 Februari 2013 1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

5. JARWANTO

13 RABU 13 Februari 2013 5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

14 KAMIS 14 Februari 2013 4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

15 JUMAT 15 Februari 2013 5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

16 SABTU 16 Februari 2013 4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

17 MINGGU 17 Februari 2013 2. WINARNO

4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

18 SENIN 18 Februari 2013 3. HARIYADI

2. WINARNO

5. JARWANTO

4. MIFYANI

1. SUGIATMAN

19 SELASA 19 Februari 2013 1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

5. JARWANTO

20 RABU 20 Februari 2013 5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

21 KAMIS 21 Februari 2013 4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

22 JUMAT 22 Februari 2013 5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

23 SABTU 23 Februari 2013 4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

24 MINGGU 24 Februari 2013 2. WINARNO

4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

25 SENIN 25 Februari 2013 3. HARIYADI 5. JARWANTO 1. SUGIATMAN

Page 70: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

70

2. WINARNO 4. MIFYANI

26 SELASA 26 Februari 2013 1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

5. JARWANTO

27 RABU 27 Februari 2013 5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

4. MIFYANI

28 KAMIS 28 Februari 2013 4. MIFYANI

5. JARWANTO

1. SUGIATMAN

3. HARIYADI

2. WINARNO

Catatan:Untuk nama personil diatas yang bertangung jawab.

SALATIGA, 31 Januari 2013

an. KEPALA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI

KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

KOTA SALATIGA

Cq. KEPALA UPTD PARKIR

AGUS NUR SOLICHIN, SE

Penata Tk.I

NIP. 19600809 198503 1 015

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Page 71: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

71

Lampiran 6

Bagan : Prosedur Rekruitmen

Bagian Tata Usaha

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Keterangan:Bagian tata usaha menerima pengajuan permohonan lamaran kerja dari pelamar. Pelamarmengajukan permohonan sesuai syarat yang berlaku, yaitu foto copy KTP, Kartu Keluarga, danSKCK yang sudah dilegalisir oleh RT/ RW setempat. UPTD Parkir menyeleksi pelamar sebagaijuru parkir dengan wawancara. Jika diterima, pelamar dapat mulai bekerja sebagai juru parkir.Tetapi jika tidak diterima, berkas lamaran pengaju permohonan lamaran dikembalikan.

Page 72: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

72

Lampiran 7

Tabel : Penilaian Risiko

a. Lingkungan Pengendalian

Risiko juru parkir tidak jujur dalam mengitung maupun menyetorkan jumlah uang, risikokarcis parkir tidak diberikan kepada pengguna jasa parkir. Karena tidak ada sanksi yangtegas atas pelanggaran.

Risiko juru parkir yang tidak ramah dalam menjalankan tugasnya. Tidak menggunakanseragam yang rapi, sepatu dan tidak mempunyai identitas yang resmi.

Risiko kurang disiplin dan tegas dalam mengatur kerja staff dan juru parkir sehinggaterjadi konflik.

Risiko kurang pengawasan terhadap struktur dan tugas yang ada dalam retribusi parkir.

Risiko penyalahgunaan wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam retribusi parkir.

Risiko sumber daya manusia yang tidak jujur dan kompeten dalam memenuhi kebijakandan persyaratan yang ada.

Risiko pengawasan intern yang tidak berjalan sesuai dengan aturan yang ada sehinggamembuat celah pegawai,staff, maupun juru parkir melakukan kecurangan.

Risiko tidak adanya kerjasama yang baik antar SKPD terkait retribusi parkir yang adadalam sinkronisasi data. Data yang didapat mengenai titik- titik lokasi parkir berbeda darikeadaan yang sebenarnya.

b. Kegiatan Pengendalian

Risiko kinerja juru parkir yang menyalahi aturan dengan tidak memberikan karcis parkirdengan tidak adanya patroli pengawasan atas kinerja juru parkir.

Risiko tidak diadakannya pelatihan kepada juru parkir dikarenakan tidak adanyaanggaran dari pemerintah daerah sehingga mengurangi potensi sumberdaya manusia yangada.

Risiko terjadinya salah informasi dikarenakan sarana dan prasarana yang kurangmemadai dan terbatasnya sumberdaya manusia yang dapat menggunakan sisteminformasi yang baik.

Risiko hilangnya asset- asset yang ada karena kurangnya control dalam pengendalianfisik asset.

Risiko penetapan standar indikator ukuran kinerja yang terlalu rendah sehinggamengurangi kinerja staf maupun juru parkir yang ada sehingga menghambat retribusiparkir yang ada di Kota Salatiga.

Page 73: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

73

Risiko tidak adanya tugas dan wewenang yang jelas terhadap fungsi staf yang adasehingga dimanfaatkan untuk tindak penyelewengan atau kecurangan yang dapatmerugikan pemerintah.

Risiko adanya kecurangan terhadap transaksi yang ada dikarenakan otorisasi yang tidakdilakukan dengan benar yang dilakukan oleh setiap orang yang semestinya dilakukanoleh satu atau dua orang yang bertugas mengotorisasi.

Risiko pencatatan yang tidak akurat atas transaksi dan kejadian yang sudah terjadi akibatdari informasi yang tidak dapat dikelola dengan baik.

Risiko digunakannya sumber daya, asset-asset dan segala macam data yang ada olehsembarang orang akibat tidak adanya pembatasan akses ke dokumen penting.

Risiko data dimanipulasi oleh staf yang tidak bertanggung jawab sehingga data sumberdaya dan pencatatan menjadi tidak terpercaya dan tidak akurat.

Risiko hilangnya dokumentasi atas transaksi dan kejadian penting akibat dari saranaprasarana dan sumber daya manusia yang tidak memadai.

c. Informasi dan Komunikasi

Risiko tidak tersimpannya arsip-arsip kejadian transaksi dimasa yang lalu.

Risiko rusaknya komputer yang digunakan untuk menyimpan database dan arsip-arsiptransaksi yang ada.

Risiko hilangnya data dan informasi yang ada dari komputer, terkena virus, error,kebakaran.

Risiko penyalahgunaan data informasi oleh orang-orang yang tidak berwenang.

Risiko pengelolaan data informasi yang kurang baik akibat sumber daya manusia yangkurang terampil dalam mengolahnya.

d. Pemantauan

Risiko kurangnya pengawasan kepada staf maupun juru parkir yang ada.

Risiko tidak dilakukannya patroli terhadap titik-titik parkir.

Risiko tidak dilakukan pengawasan terhadap pengelolaan data dan transaksi yang sedangterjadi.

Risiko tidak dilakukannya pengawasan terhadap pencatatan informasi yang baik terhadapstaf yang berwenang.

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Page 74: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

74

Lampiran 8

Surat Izin Juru Parkir

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Page 75: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

75

Lampiran 9: Tanda Bukti Penerimaan dari Dishubkombudpar

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Page 76: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

76

Lampiran 10 : Karcis

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Lampiran 11: Kartu Tanda Anggota (KTA)

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Page 77: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

77

Lampiran 12: Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Page 78: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

78

Lampiran 13 : Ceklist Setoran

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Page 79: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

79

Lampiran 14 : Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Pengguna jasa parkir memarkirkan kendaraannya dan membayar kepada juru parkirsesuai dengan tarif yang ditentukan. Dari uang penarikan retribusi parkir yang diterima juruparkir disetorkan kepada bagian pengelolaan retribusi parkir UPTD Parkir Kota Salatiga sesuaidengan target yang ditentukan. Dari setiap titik-titik parkir yang ada setoran penerimaan retribusidi catat dalam ceklist parkir harian dan daftar lokasi yang sudah tertagih, direkap kemudianmenyetorkan uang penerimaan retribusi kepada bendahara penerimaan dishubkombudpar.Bendahara menerima uang penerimaan retribusi parkir kemudian memberikan tanda penerimaansetoran parkir kepada UPTD Parkir Kota Salatiga.

Page 80: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

80

Lampiran 15: Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir (Saran)

Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir Kota Salatiga

Bagian Pengelolaan Retribusi ParkirUPTD Parkir Kota Salatiga

Bendahara PenerimaanDishubkombudparJuru Parkir

Penggunajasa parkir

Kendaraan

Mengaturkendaraan

parkir

Uang retribusiparkir

Karcis

PenggunaJasa Parkir Menyetor

uangretribusiparkir

A

Dari Penggunajasa parkir

A

Daftar lokasiyang sudah

tertagih

Ceklist parkirharian

Uang retribusiparkir

TargetSetoran

TerpenuhiTidak

Terpenuhi

Buktisetoran

Juru parkir

Merekapsetoranretribusi

Mencabut Surat IzinJuru Parkir

Uang retribusiparkir

Daftar RekapSetoran

B

DATABASEPenerimaan

RetribusiParkir

SK PencabutanSurat Izin Juru

Parkir

Juru parkir

B

Uang retribusi parkir

Menghitunguang setoran

retribusi

Tanda penerimaansetoran parkir

UPTD ParkirSalatiga

N

Pengguna jasa parkir memarkirkan kendaraannya kemudian membayar sesuai dengantarif retribusi parkir yang berlaku dan mendapatkan karcis dari juru parkir. Juru parkir kemudianmenyetorkan uang penerimaan retribusi kepada bagian pengelolaan retribusi parkir UPTD ParkirKota Salatiga. Uang retribusi tersebut dicocokkan dengan ceklist parkir harian dan dicatat padadaftar lokasi yang sudah tertagih. Jika uang setoran penerimaan retribusi terpenuhi maka buktisetoran diberikan kepada juru parkir, tetapi jika tidak terpenuhi surat izin juru parkir dicabut danmemberhentikan juru parkir dengan memberikan SK pencabutan izin juru parkir. Setelah semuauang retribusi terkumpul direkap menjadi satu dan dicatat kedalam daftar rekap dan dimasukkandalam database UPTD Parkir. Uang retribusi parkir yang terkumpul disetor kepada bendaharapenerimaan Dishubkombudpar , dan bendahara penerimaan Dishubkombudpar memberikantanda bukti setoran kepada UPTD Parkir, salinan tanda bukti disimpan sesuai dengan nomortransaksi.

Page 81: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

81

Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTD Parkir Kota Salatiga

Jabatan Tugas dan Fungsi

1. Kepala UPTD Parkir Kota Salatiga mempunyai fungsi sebagai perencanapelaksanaan penyelenggaraan teknisperparkiran, pelaksana administrasi kegiatanperparkiran, pelaksana pemungutan retribusiperparkiran.

2. Staff Tata Usaha mempunyai tugas untuk melaksanakanadministrasi umum, keuangan, perlengkapandan kepegawaian.

3. Staff Pengelolaan Retribusi Parkir mempunyai tugas membantu kepala UPTDdalam merencanakan dan melaksanakankegiatan pengelolaan retribusi.

Sumber : UPTD Parkir Kota Salatiga

Lampiran 17: Berita Tentang Parkir Liar

Sumber: http://www.suaramerdeka.com/v2/index.php/read/cetak/2013/10/02/238675/Pemilik-Kendaraan-Tidak-Kapok

Page 82: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

82

Sumber: http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/news/2013/10/17/176111

Page 83: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

83

Sumber: Foto di Jalan Jendral Sudirman Dekat Pasar

Lampiran 18: Keterangan

1). Tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoran retribusi parkir. Dilakukan

sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa pengecualian, dikarenakan retribusi parkir merupakan

hak dari Negara dan kewajiban dari masyarakat membayar retribusi parkir jika menggunakan jasa

parkir yang disediakan oleh pemerintah. Saat penyetoran uang retribusi parkir oleh juru parkir

kebagian pengelolaan retribusi parkir, staff UPTD Parkir bagian tersebut wajib memeriksa ceklist

parkir harian, dan mencatat daftar lokasi yang sudah tertagih, dalam pemeriksaan tersebut

dilakukan pengecekan terhadap setoran retribusi parkir. Jika target setoran terpenuhi, juru parkir

diberikan bukti setoran.

2). Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan perbaikan prosedur penerimaan retribusi

parkir, yaitu seperti dalam (lampiran 15: Flowchart Penerimaan Retribusi Parkir (Saran)). Karcis

parkir harus diberikan kepada pengguna jasa parkir, untuk menjamin karcis diberikan kepada

Page 84: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

84

pengguna jasa parkir juru parkir diberi motivasi berupa bonus bagi yang memberikan karcis

parkirnya kepada pengguna jasa parkir. Hal tersebut dicek dengan penyetoran bonggol karcis

jumlah yang diberikan kepada pengguna jasa parkir. dengan adanya karcis retribusi parkir, jika

karcis benar- benar diberikan kepada pengguna jasa parkir, dari setiap karcis parkir yang

diberikan dapat dihitung jumlahnya untuk mengetahui seberapa banyak pengguna jasa parkir yang

menggunakan jasa parkir. Dari penghitungan karcis tersebut dapat diketahui potensi parkir

sebenarnya tanpa terbatas dengan hitungan luas area parkir dan lama parkir dari setiap pengguna

jasa parkir. Dari penghitungan tersebut, titik- titik parkir yang ramai dinaikkan setoran retribusi

parkirnya. Jika pemberian karcis parkir ini diberlakukan tentunya dapat meningkatkan potensi

parkir dan tentunya akan menambah pendapatan asli daerah Kota Salatiga dari sektor retribusi

parkir.

3). Tidak menerima alasan apapun dari juru parkir saat penyetoran retribusi parkir. Dilakukan

sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa pengecualian, dikarenakan retribusi parkir merupakan

hak dari Negara dan kewajiban dari masyarakat membayar retribusi parkir jika menggunakan jasa

parkir yang disediakan oleh pemerintah. Saat penyetoran uang retribusi parkir oleh juru parkir

kebagian pengelolaan retribusi parkir, staff UPTD Parkir bagian tersebut wajib memeriksa ceklist

parkir harian, dan mencatat daftar lokasi yang sudah tertagih, dalam pemeriksaan tersebut

dilakukan pengecekan terhadap setoran retribusi parkir. Jika target setoran terpenuhi, juru parkir

diberikan bukti setoran.

4). Petugas pengelolaan retribusi parkir harus memberikan sanksi kepada juru parkir jika tidak

memberikan karcis parkir. Menyediakan sarana pengaduan kepada masyarakat jika menemukan

juru parkir yang melanggar aturan. Dengan adanya sarana pengaduan lewat sms, blog, facebook,

atau media sosial lainnya sanksi dapat diberikan dengan adanya bantuan laporan dari masyarakat.

Jika juru parkir melanggar sanksi, dilaksanakan human dengan memberikan surat peringatan agar

jera.

5). UPTD Parkir memberikan sosialisasi tehadap masyarakat bahwa karcis parkir digunakan

sebagai sarana pengawasan. Sosialisasi dapat diwujudkan dengan menempel stiker atau spanduk

di titik- titik parkir. Dapat juga diberikan undian kepada pengguna jasa parkir, dengan adanya

undian pengguna jasa parkir akan tertarik untuk meminta karcis parkir.

6). Koordinator penerimaan retribusi diberikan sosialisasi akan pentingnya bukti setoran kepada

juru parkir. Dengan adanya bukti setoran yang diberikan juru parkir, dapat digunakan sebagai

Page 85: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

85

bahan evaluasi dari kinerja bagian penerimaan retribusi parkir. Pemberian bukti setoran

dimasukkan dalam penilaian kinerja yang akan memotivasi bagian penyetoran untuk memberikan

bukti setoran jika tidak ingin kinerjanya dinilai jelek dan diberikan sanksi.

7). Tentunya dalam penegakan disiplin ini UPTD Parkir Kota Salatiga tidak bisa mengawasi

setiap waktu karena terbatas dengan jadwal patroli yang dilakukan bagian pengelolaan retribusi

parkir, butuh ke ikut sertaan masyarakat dalam mengawasi penegakan disiplin kinerja juru parkir.

Penegakan disiplin tersebut harus disosialisasikan terlebih dahulu kepada para juru parkir dan

masyarakat selaku pengguna jasa parkir agar pengendalian dapat berjalan dengan baik. Jika juru

parkir yang melanggar dikenakan sanksi berupa surat peringatan pencabutan surat izin juru parkir.

Dan Untuk mengatasi parkir liar, segera menetapkan kawasan parkir liar menjadi kawasan parkir

yang legal agar penerimaan retribusi parkir Kota Salatiga tidak bocor ke pihak yang tidak

berwenang.

8). UPTD Parkir sebaiknya membuat standar kompetensi untuk setiap posisi dan jabatan yang ada

di UPTD Parkir Kota Salatiga. Dengan adanya standar kompetensi tugas dan fungsi masing-

masing posisi dan jabatan dapat ditingkatkan.

9). Pelatihan terhadap sumber daya manusia yang ada seharusnya dilakukan secara rutin setiap

enam bulan sekali untuk memberikan pelatihan kembali mengenai bagaimana kebijakan-

kebijakan parkir yang baik untuk pencapaian setoran retribusi parkir, dan segala macam yang

berhubungan dengan kompetensi sumber daya manusia. Mengenai keterbatasan anggaran yang

tidak turun dari pemerintah untuk pelatihan tersebut, dapat disiasati dengan pelatihan sederhana

yang bisa dilakukan dengan menggunakan halaman atau ruang kosong di kantor UPTD Parkir

Kota Salatiga. Pelatihan dapat dibagi menjadi beberapa kali wilayah parkir untuk mensiasati

keterbatasan tempat. Jika hal tersebut dilakukan sekalipun anggaran yang ada dari pemerintah

turun dua tahun sekali pelatihan juru parkir dapat tetap dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja

dari para juru parkir. Pendokumentasian pelatihan terhadap juru parkir dan staf juga perlu

dilakukan sebagai bukti pengendalian intern.

10). Pemberlakuan kebijakan untuk menentukan siapa saja yang berwenang dalam penggunaan

maupun mengakses asset maupun informasi yang ada. Pembatasan akses informasi yang ada di

komputer juga diberlakukan kepada seluruh staf hanya orang- orang yang berwenang saja yang

boleh menggunakan. Aset maupun dokumen- dokumen yang ada disimpan dengan rapi dan

Page 86: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

86

dicatat keluar masuknya agar pengendalian asset dan informasi dapat berjalan sesuai dengan

pengendalian yang baik.

11). Pencatatan informasi mengenai penerimaan setoran retribusi parkir dilakukan setiap hari.

Data sebaiknya disimpan sesuai dengan tanggal urut kejadian transaksi penerimaan retribusi

parkir, disimpan dalam lemari atau loker dengan akses terbatas hanya orang yang berwenang saja

dan urut tanggal kejadian transaksi juga agar sewaktu- waktu jika data maupun catatan-catatan

kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir dibutuhkan dapat di terima ke akurasiannya.

Pencatatan informasi juga dilakukan secara terkomputerisasi agar data dan kelengkapan informasi

yang ada dapat tersimpan dengan baik di database.

12). Sebaiknya intern UPTD Parkir membuat sendiri kebijakan dan prosedur yang ada dalam

pengamanan asset agar staf pegawai yang ada dapat melakukan pengendalian terhadap

pengamanan asset yang ada di kantor UPTD Parkir Kota Salatiga. Prosedur pengamanan asset

tersebut seperti UPTD Parkir memberikan daftar asset yang diketahui oleh pimpinan yang akan

diteruskan kepada staf yang bertugas melakukan pengontrolan dan pengecekan asset secara

mendetail.

13). UPTD Parkir Kota Salatiga memang belum pernah mengalami bencana, tetapi tidak ada

salahnya jika mempunyai kebijakan atau rencana pemulihan atau tindakan yang harus dilakukan

untuk mengamankan setiap asset dan arsip transaksi kejadian penerimaan retribusi parkir yang

ada di UPTD Parkir. Rencana pemulihan digunakan untuk penunjuk langkah apa yang harus

dilakukan UPTD Parkir Kota Salatiga untuk mengamankan asset dan arsip jika terjadi bencana.

14). Pemisahan fungsi dilakukan dengan wewenang dan tanggung jawab dari jabatan yang ada.

Jika staff bertugas mencatat dan mengelola retribusi parkir, tidak merangkap tugas sebagai

penarik setoran retribusi parkir di titik- titik parkir. Untuk tugas penarikan retribusi parkir sudah

menjadi wewenang koordinator penarikan retribusi parkir. Penarik setoran dan pencatat

dipisahkan agar terjadi pengawasan yang optimal satu dengan yang lainnya dengan adanya

verifikasi dan pembandingan data setoran yang masuk dan yang dicatat.Pemisahan fungsi tersebut

sesuai dengan (Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTD Parkir Kota Salatiga).

15). Melakukan pendokumentasian yang baik atas SPIP serta transaksi dan kejadian penting yang

ada dengan melakukan pencatatan setiap kejadian penting mengenai retribusi parkir secara jelas

dan akurat, disimpan dengan rapi di database maupun di lemari arsip urut sesuai dengan tanggal

Page 87: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

87

transaksi, dikelola dengan baik, dipelihara, dan secara berkala memutakhirkan dokumentasi yang

mencakup seluruh pengendalian intern dan kejadian penting.

16). Menyediakan dan memanfaatkan informasi dan sarana komunikasi yang dibutuhkan seperti

komputer kantor, dan alat penunjang lainnya untuk mempermudah mengolah data retribusi parkir,

menyediakan sarana komunikasi untuk pengaduan masyarakat mengenai juru parkir yang

melanggar aturan dengan memanfaatkan saran sms, email, jejaring sosial maupun blog yang dapat

di akses masyarakat dengan mudah. Dengan pemanfaatan saran komunikasi tersebut tentunya

dapat membantu UPTD Parkir dalam membuat keputusan maupun kebijakan secara cepat dan

akurat jikat dibutuhkan.

17). Dalam pengelolaan dan pengembangan sistem informasi secara terus menerus dibutuhkan

staf yang mempunyai kemampuan dalam mengolah dan mengembangkan sistem informasi yang

ada, pencatatan, penyimpanan dan segala macam informasi yang ada dapat diolah oleh staf setiap

saat secara terus menerus. Pengelolaan dan pengembangan sistem informasi tersebut dapat

mendukung pengambilan keputusan mengenai kebijakan retribusi parkir yang lebih baik.

Pencatatan informasi juga dilakukan secara terkomputerisasi agar penyimpanan data dan arsip

lainnya mengenai kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir dapat di akses dengan mudah.

18). Melaksanakan manajemen berbasis kinerja dengan memberikan motivasi untuk

meningkatkan kinerja seperti bonus tambahan jika juru parkir atau staf bagus kinerjanya.

Pemberiaan bonus tersebut dapat menambah pencapain tujuan dari penerimaan retribusi parir

Kota Salatiga.

19). Jika juru parkir melanggar aturan yang ada diberikan surat peringatan. Tidak ada alasan

untuk tidak menindak lanjuti pelanggaran yang ada karena tidak ada yang melaporkan

pelanggaran aturan. Peringatan sebagai bentuk pengendalian dari risiko yang ada dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

Page 88: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

88

Lampiran 19: Keterangan Evaluasi Tabel 3

I. Lingkungan Pengendalian

a. Penegakan integritas dan nilai etika

1. SPIP yang dilakukan di UPTD Parkir Kota Salatiga sudah dilakukan memadai. sesuaidengan Peraturan Walikota Salatiga dengan sekurang – kurangnya telah melaksanakanaturan berupa menyusun dan menerapakan aturan perilaku bagi juru parkir dan tindakandisiplin yang tepat terhadap penyimpangan kebijakan dan prosedur atau pelanggaranterhadap aturan perilaku.

2. Kepala UPTD Parkir memberikan keteladanan dengan memberikan contoh pelaksanaanaturan perilaku kepada juru parkir dalam melayani jasa parkir. Diberikan pengarahan dancontoh bagaimana mengatur kendaraan, bersikap sopan terhadap pengguna jasa parkir,berbaju rapi dan berseragam. Saat penerimaan juru parkir, juru parkir diberikan surat izinjuru parkir yang berisi aturan perilaku dalam melayani jasa parkir. Pada saat awalpenerimaan juru parkir tersebut keteladan terhadap aturan perilaku diberikan.

3. Dalam pelaksanaan tindakan disiplin atas pelanggaran terhadap aturan perilaku juruparkir belum dilakukan sepenuhnya meskipun aturan yang ada sudah tertuang dalam suratizin parkir. Tidak ada pelaksanaan tindakan disiplin ini dikarenakan kurangnya laporan darimasyarakat jika para juru parkir melanggar aturan perilaku yang ada. Meskipun dari pihakUPTD Parkir saat mengetahui adanya pelanggaran yang dilakukan juru parkir hanyadiberikan teguran saja. Ditambah lagi tidak adanya peraturan mengenai parkir liar dalamUPTD.

4. SPIP yang dilakukan di UPTD Parkir Kota Salatiga sudah dilakukan memadai. Sekurang-kurangnya sudah memberikan penjelasan dan pertanggung jawaban dalam rapat internUPTD Parkir mengenai intervensi atau pengabaian pengendalian intern.

5. Untuk penghapusan kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis,UPTD Parkir menghapus kebijakan penugasan juru parkir. Penugasan juru parkir hanyaberlaku selama setahun, jika juru parkir ingin memperpanjang izin sebagai juru parkir, suratizin parkir diperpanjang dengan mengganti kebijakan penugasan yang lama dengankebijakan penugasan yang baru.

b. Komitmen terhadap kompetensi

1. Setiap staff yang ada sudah mempunyai jabatan dan fungsi masing-masing. SPIP yangdilakukan di UPTD Parkir Kota Salatiga sudah dilakukan memadai.

Page 89: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

89

2. Setiap staff yang ada sudah mempunyai jabatan dan fungsi masing-masing. Tetapi dalamfungsi setiap jabatan tersebut belum memiliki standar kompetensi dari setiap posisi jabatanyang ada.

3. Pelatihan intern UPTD Parkir memang dilaksanakan setiap bulan Desember setiaptahunnya. Dalam pelatihan intern ini istilah yang digunakan adalah “Refreshing” sementarauntuk pelatihan umum kepada juru parkir dilakukan setiap dua tahun sekali pada bulan Aprildikarenakan terbenturnya anggaran yang ada dari pemerintah. Bukti nyata yang ada sepertimateri pelatihan, jadwal pelatihan untuk membuktikan telah dilakukannya pelatihan tersebuttidak ada.

c. Kepemimpinan yang kondusif

1. Dalam pertimbangan risiko pengambilan keputusan, seperti risiko terkait sinkronisasi datamengenai lokasi titik parkir yang berbeda dari keadaan sebenarnya, risiko terkait kurangnyatarget penerimaan retribusi parkir (lampiran 7: tabel penilaian risiko), dilakukan dalam rapatintern UPTD Parkir yang dilakukan seminggu sekali. Sebagai contoh pertimbangan risikodalam pengambilan keputusan risiko terkait kurangnya target penerimaan retribusi parkir,digunakan untuk pengambilan keputusan bagaimana langkah yang diambil selanjutnyauntuk menutup kurang setoran tersebut di minggu selanjutnya.

2. UPTD Parkir Kota Salatiga tidak menerapkan manajemen berbasis kinerja. Dalammengoptimalkan potensi juru parkir, tidak ada motivasi-motivasi berupa bonus, atau jenjangkarir yang jelas untuk kinerjanya yang maksimal. Juru parkir hanya bekerja sesuai dengankemampuannya masing-masing.

3. Fungsi yang didukung dalam penerapan SPIP adalah fungsi pemeriksaan. Meliputipelaksanaan kegiatan operasional, penyelenggaraan administrasi, pengelolaan kepegawaian,pengelolaan keuangan. Salah satu contohnya aturan mengenai perilaku juru parkir poin 1, 2,dan 6. (Lihat lampiran 8: Surat Izin Juru Parkir).

4. Belum terlindungi asset dan informasi dari akses penggunaan yang tidak sah. Aset daninformasi ini berupa dokumen dan arsip-arsip yang tersimpan dengan tidak rapi, catatantransaksi penerimaan retribusi parkir, lahan parkir yang digunakan pihak illegal, danmudahnya mengakses komputer kantor yang dapat dilakukan oleh setiap pegawai di UPTDParkir. Kemudahan akses yang dapat dilakukan oleh setiap orang dikhawatirkan dapatmenimbulkan fraud maupun penyalahgunaan infomasi yang dapat menghambat pengelolaanretribusi parkir.

5. Sekurang-kurangnya UPTD Parkir Salatiga sudah melakukan interaksi terhadap pejabatmaupun staff yang ada dalam pemerintahan yang berhubungan dengan retribusi parkirseminggu sekali.

Page 90: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

90

6. Jika dalam rapat mendapatkan laporan tentang kegiatan penarikan retribusi parkir yangkurang memenuhi target,di survey faktor penyebab kurangnya target di evaluasi kemudianmembuat keputusan. Begitu juga dengan program pengadaan pakaian seragam juru parkirdianggarkan sesuai dengan juru parkir yang ada dan dibahas dalam rapat inten UPTD ParkirKota Salatiga.

d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan

1. Struktur organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga dapat dilihat di (Lampiran 3: StrukturOrganisasi UPTD Parkir Kota Salatiga). Dalam UPTD parkir struktur organisasi dibuatsesuai dengan kebutuhan dalam menjalankan pengelolaan retribusi parkir.

2. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab bisa dilihat dalam tugas dan wewenangmasing-masing posisi jabatan. ( Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTDParkir Kota Salatiga). Sekurang-kurangnya UPTD Parkir Kota Salatiga sudah memberikankejelasan wewenang dan tanggung jawab dalam struktur organisasi UPTD Parkir KotaSalatiga.

3. Sekurang-kurangnya UPTD Parkir Kota Salatiga sudah memberikan kejelasan hubungandan jenjang pelaporan intern dalam struktur organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga. Strukturorganisasi UPTD Parkir Kota Salatiga dapat dilihat di (Lampiran 3: Struktur OrganisasiUPTD Parkir Kota Salatiga dan Lampiran 16: Tabel Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTDParkir Kota Salatiga).

4. Penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi ini dilakukan dengan mengganti semuastaff dengan SKPD yang lain, Tahun 2012 kemarin dari Kepala UPTD Parkir dan staffdiganti semua. Pergantian personil tersebut didasarkan atas evaluasi kinerja sebelumnya.Penyesuaian terhadap struktur organisasi ini tidak menentu berapa bulan atau tahun sekali,karena penyesuaian tersebut merupakan hak prerogatif dari Walikota.

5. Dalam jumlah posisi pegawai yang ada di UPTD Parkir hanya dibagi menjadi 3 (tiga)posisi, Kepala UPTD, Staf Tata usaha, Staf Pengelolaan Retribusi Parkir. (Lihat Lampiran3: Struktur Organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga dan Lampiran 4: Daftar Pegawai UPTDParkir Kota Salatiga).

e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat

1. Dalam struktur organisasi setiap pegawai mempunyai wewenang dan tingkat tanggungjawab. (Lihat lampiran 16: Table Tugas dan Fungsi Posisi Di UPTD Parkir Kota Salatiga).Dalam tugas penerima setoran retribusi parkir setiap petugas yang piket mempunyai

Page 91: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

91

wewenang berbeda setiap harinya. (Lihat lampiran 5: Jadwal Piket Penerima RetribusiParkir).

2. Dalam tugas penerimaan setoran retribusi parkir setiap petugas yang piket mempunyaiwewenang berbeda setiap harinya dalam penarikan penerimaan setoran retribusi parkirterhadap juru parkir disetiap titik-titik parkir. (Lihat lampiran 5: Jadwal Piket PenerimaRetribusi Parkir).

3. Dalam pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab, staf UPTD memahami bahwa haltersebut terkait dengan penerapan SPIP. Contohnya, jadwal piket untuk penerimaan setoranretribusi parkir dibuat untuk melihat kinerja dari para staf itu sendiri selain sebagai saranapengecekan setoran retribusi parkir dari setiap titik-titik parkir.

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia

1. Kebijakan prosedur rekruitmen sudah di atur sendiri dalam UPTD Parkir Kota Salatiga.(Lihat lampiran 6: Prosedur Rekruitmen). Untuk pemberhentian dilakukan jika juru parkirmelanggar aturan maupun kebijakan yang ada. Aturan tersebut sudah ditulis dalamkebijakan surat izin juru parkir. (Lihat lampiran 8: Surat Izin Juru Parkir).

2. Penelusuran latar belakang calon juru parkir dilakukan dengan melihat kriteria dan syaratyang berlaku. Kriteria tersebut adalah asal usul yang jelas berupa KTP dan Kartu Keluargayang sudah dilegalisir RT/RW setempat dan SKCK. Untuk syarat pendidikan tidak ada dansyarat umur sesuai dengan syarat umur yang dimiliki dalam membuat KTP, jadi jika tidakpunya KTP tidak boleh bekerja sebagai juru parkir. (Lihat lampiran 6: ProsedurRekruitmen).

3. Supervisi periodik dilakukan setiap hari saat berpatroli piket penerimaan retribusi parkir.Jika ada juru parkir yang tidak memakai tanda pengenal (lihat lampiran 11: Kartu TandaAnggota) dan tidak sesuai aturan yang ada (lihat lampiran 8: Surat Izin Juru Parkir)langsung ditegur.

g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif.

1. Memberikan keyakinan yang memadai untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraantugas dengan melakukan pencatatan kejadian transaksi penerimaan retribusi parkir setiaphari saat patroli dengan akurat. Dengan pencatatan yang dilakukan setiap hari kehematan,efektivitas, dan efisiensi penghitungan setoran retribusi parkir, diharapkan dapatmemberikan keyakinan yang memadai terhadap tujuan pengelolaan retribusi parkir.

2. Peringatan diberikan kepada juru parkir jika melanggar kebijakan mengenai perilaku juruparkir. Dengan memberikan teguran lisan, surat peringatan, skorsing kepada juru parkir atau

Page 92: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

92

pencabutan surat izin juru parkir sesuai dengan ketentuan yang ada. Tetapi dalamkenyataannya surat peringatan tidak pernah dilakukan karena tidak ada laporan jika adayang melanggar aturan.

3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pengelolaan retribusi parkir dilakukan denganmengevaluasi dan membandingkan capain kinerja yang ada dengan sebelumnya. Jikakurang ditingkatkan capainnya dan di putuskan dalam setiap rapat yang dilakukan setiapseminggu sekali.

h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi pemerintah terkait.

1. Sinkronisasi UPTD Parkir Kota Salatiga bekerjasama dengan Dinas PerhubunganKomunikasi, Budaya dan Pariwisata (Dishubkombudpar), Dinas Perindustrian,Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop), Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM),Satpol PP, Satuan lalu lintas Polres dan Dinas Cipta karya dan Tata Ruang (Discipkataru)untuk mengetahui titik- titik tempat usaha maupun tepi jalan umum yang berpotensi untukretribusi parkir Kota Salatiga.

II. Penilaian Risiko

a. Identifikasi risiko

UPTD Parkir Kota Salatiga telah mengidentifikasi risiko- risiko yang ada baik faktoreksternal maupun internal yang dapat mempengaruhi tujuan tercapainya retribusi parkir dikota Salatiga. (Lihat lampiran 7 : Penilaian Risiko).

b. Analisis risiko.

Semua aspek risiko yang ada dalam lingkungan pengendalian, kegiatan pengendalian,informasi dan komunikasi, dan pemantauan pengendalian intern di identifikasi dandianalisis risiko yang ada untuk mengurangi hal- hal yang tidak di inginkan sepertipenyelewengan, perbuatan yang merugikan pemerintah Kota Salatiga lebih khususnyadalam proses pengelolaan retribusi parkir di Kota Salatiga. (Lihat lampiran 7: PenilaianRisiko).

III. Kegiatan Pengendalian

a. Review atas kinerja SKPD.

Pembandingan kinerja juru parkir dilakukan oleh Kepala UPTD Parkir dengan tolok ukuryang ada seperti tingkat kedisiplinan dalam piket penerimaan retribusi parkir, bagaimanapemenuhan penerimaan retribusi parkir disetiap titik-titik parkir terpenuhi atau tidak, setiapkali patroli yang dilakukan staf UPTD Parkir.

Page 93: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

93

b. Pembinaan sumber daya manusia.

1. SPIP dalam pebinaan sumber daya manusia yang dilakukan di UPTD Parkir sudahmemadai. Sekurang-kurangnya sudah mengkomunikasikan visi, misi dan tujuan UPTDParkir dalam pengelolaan retribusi parkir.

2. Dalam membuat strategi perancanaan sumber daya manusia yang mendukung pencapaianvisi dan misi UPTD Parkir, untuk mewujudkan pencapaian penerimaan retribusi parkirdibuat kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kinerja dari juru parkir sehingga dapatmemaksimalkan penerimaan retribusi parkir Kota Salatiga.

3. Sekurang-kurangnya UPTD Parkir Kota Salatiga sudah membuat uraian jabatan ,prosedur rekruitmen dan program pelatihan yang ada untuk pencapaian tujuan UPTD Parkir.Uraian jabatan dalam UPTD Parkir ( Lihat lampiran 3: Struktur Organisasi UPTD ParkirKota Salatiga ,Lampiran 4: Daftar Pegawai UPTD Parkir Kota Salatiga dan lampiran 6:Prosedur Rekruitmen).

c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi.

Dalam pengelolaan sistem informasi pencatatan transaksi dilakukan setiap harinya.(Lihatlampiran 13: Ceklist Setoran dan lampiran 12: Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih).Meskipun data dan informasi yang ada sudah dicatat, media penyimpanan dan pengolahkomputer yang ada tidak dapat digunakan secara maksimal, di karenakan komputer yangsering rusak, dan tidak tersimpannya dengan rapi data- data yang ada.

d. Pengendalian fisik atas asset.

1. Belum ada rencana identifikasi menyeluruh terhadap kebijakan dan prosedur pengamananfisik asset. Dalam kebijakan dan prosedur pengamanan aset hanya terdapat di kantor pusatsementara di UPTD Parkir Salatiga sendiri belum ada kebijakan intern yang mengaturprosedur pengamanan fisik aset.

2. UPTD Parkir Kota Salatiga belum pernah mengalami bencana yang mengganggu aktifitaspengelolaan retribusi parkir rencana pemulihan setelah bencana belum pernah dilakukan.

e. Penetapan dan review indikator dan ukuran kinerja.

1. Dalam menetapkan ukuran dan indikator kinerja juru parkir dilihat dari pencapaian targetsetoran retribusi parkir dan kepatuhan juru parkir tehadap aturan perilaku yang sudahditetapkan dalam surat izin juru parkir (Lihat lampiran 8: Surat Izin Parkir) dan dapat dilihatdari hasil pencapaian penerimaan retribusi parkir seperti target yang sudah ditentukan diceklist target setoran. (Lihat lampiran 13:Ceklist Setoran).

2. Untuk kinerja staf direview secara periodik selama sebulan sekali dalam rapat internUPTD Parkir Kota Salatiga melalui tugas piket dalam penerimaan retribusi parkir.Sedangkan untuk juru parkir di review melalui capain setoran retribusi dari setiap juru

Page 94: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

94

parkir, sudah memenuhi target setoran yang ditentukan apa belum. (lihat lampiran 13:Ceklist Setoran dan lampiran 12: Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih).

3. Pengendalian atas penetapan dan review indikator dan ukuran kinerja denganmengevaluasi kinerja dari staf maupun juru parkir dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kebijakan yang ada.(Lihat lampiran 8: Surat IzinJuru Parkir, lampiran 13: Ceklist Setoran dan lampiran 12: Daftar Lokasi yang SudahTertagih). Jika kinerja para staf dan juru parkir kurang akan di evaluasi kembali.

4. Pembandingan kinerja dan analisis dilakukan setiap rapat intern UPTD Parkir KotaSalatiga sebulan sekali. Capaian kinerja dilihat apakah sasaran yang ditetapkan sudahmemenuhi target apa belum. Capaian tersebut dilihat dari table ceklist setoran (Lihatlampiran 13: Ceklist Setoran) yaitu target penerimaan retribusi parkir yang sudah ditetapkandibandingkan dengan daftar lokasi yang sudah tertagih.( Lampiran 12: Daftar Lokasi yangSudah Tertagih).

f. Pemisahan fungsi

1. Pemisahan fungsi memang sudah dilakukan dalam UPTD Parkir Kota Salatiga. Tetapidalam pelaksanaan pemisahan fungsi di UPTD Parkir Kota Salatiga ada staff yangmempunyai tugas ganda berupa penarikan retribusi dan pencatatan retribusi itu sendiri (Lihat lampiran 5: Jadwal Piket Penerima Retribusi Parkir dan lampiran 4: Daftar PegawaiUPTD Parkir Kota Salatiga). Dapat dilihat bagian tata usaha ikut juga dalam penarikanretribusi parkir.

g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian penting.

1. Dalam melaksanakan otorisasi atas transaksi dan kejadian penting yang ada di UPTDParkir Kota Salatiga semua pengendalian terhadap sumber dokumen , pengesahan atasdokumen sumber yang berhubungan dengan retribusi parkir dilakukan oleh orang yangberwenang yaitu Kepala UPTD Parkir Kota Salatiga.

h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian.

1. Dalam melakukan pencatatan yang akurat dan tepat waktu UPTD sudah mencatat seluruhtransaksi dan kejadian dengan segera . Hasil penarikan retribusi parkir langsung di rekapsetiap harinya pagi, siang, malam (Lihat lampiran 13: Ceklist Setoran dan lampiran 12:Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih).

2. Semua kejadian transaksi dari penerimaan uang setoran retribusi parkir sampai denganpengeluaran dicatat setiap hari sesuai dengan klasifikasinya termasuk penerimaan kas ataupengeluaran kas.

Page 95: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

95

i. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya.

1. Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya didasarkan atas penugasanpimpinan Kepala UPTD Parkir kepada staf yang ada. Dalam daftar shift penerimaanretribusi parkir. Yang termasuk dalam daftar piket adalah yang bertanggung jawab dalampenerimaan retribusi parkir. ( Lihat lampiran 5: Jadwal Piket Penerima Retribusi Parkir).Dalam tanggung jawab penerimaan retribusi parkir sudah di bagi menurut shift yang adasetiap harinya. Dari jadwal piket tersebut dilakukan review atas penugasan secara berkalakepada staf UPTD Parkir. Hal tersebut memang sudah sesuai dengan SPIP yang baik dalampembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya.

j. Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya.

1. Pimpinan membatasi akses terhadap sumber daya dan pencatatannya dilakukan dengancara memberikan akses atau wewenang kepada pegawai untuk melakukan review secaraberkala terhadap sumber daya dan pencatatan yang ada selama kejadian transaksi.Pencatatan penerimaan retribusi dilakukan oleh staf pengelolaan retribusi parkir yangmendapat wewenang melakukan penerimaan retribusi parkir saat patroli setiap harinyakemudian direkap dan dicatat oleh staf tata usaha jumlah keseluruhan penerimaan retribusiparkir yang ada. (Lihat lampiran 3: Struktur Organisasi UPTD Parkir Kota Salatiga). Daftarlokasi yang sudah tertagih dicatat langsung setiap harinya menggunakan daftar lokasi yangsudah tertagih (lihat lampiran 12: Daftar Lokasi yang Sudah Tertagih) kemudian di kantordirekap semuanya jadi satu di daftar ceklist harian. (Lihat lampiran 13: ceklist setoran).

k. Dokumentasi yang baik atas SPIP serta transaksi dan kejadian penting.

1. Memang dalam setiap pendokumentasian pencatatan dilakukan setiap hari melalui daftarceklist setoran dan daftar lokasi yang sudah tertagih. Tetapi penyimpanan dari setiaptransaksi tersebut belum berjalan dengan baik. Banyak data softcopy yang tidak tersimpandengan rapi sesuai dengan tanggal transaksi ditambah lagi dengan tidak dipeliharannya dandikelola dengan baik komputer kantor yang ada sehingga menghambat tujuan SPIPmengenai dokumentasi yang baik. Begitu juga dengan data hardcopy, banyak arsip-arsipdan dokumen yang tidak disimpan dengan rapi, hal tersebut akan menyulitkan jika datadibutuhkan.

IV. Informasi dan Komunikasi

a. Dalam meyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi belumada pelaksanaan secara optimal yang dilakukan pihak UPTD Parkir Kota Salatiga. Masihbanyak kendala-kendala dalam pemanfaatan sarana komunikasi. Seperti komputer kantoryang tidak berfungsi secara maksimal karena terbatasnya sumber daya manusia yangmengelola dan mengoperasikan, kurangnya sarana untuk menampung pengaduanmasyarakat mengenai juru parkir yang nakal pun semakin menambah kurangnyapemanfaatan sarana komunikasi UPTD parkir Kota Salatiga.

Page 96: A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) menurut (Peraturan Walikota Salatiga No 34, 2011) adalah proses integral pada tindakan dan kegiatan yang

96

b. Dalam mengelola, mengembangkan dan memperbaharui sistem informasi, tidak adaperencanaan dalam mengumpulkan informasi sebagai penunjang tujuan UPTD Parkir KotaSalatiga, tidak ada analisis, pemecahan masalah, pelaksanaan dan perawatan sisteminformasi secara terus menerus. sistem informasi dalam mengembangkan sistem.Pengadaan sarana informasi dan komunikasi tidak di imbangi dengan pengelolaan danpengembangan sistem informasi dengan baik, sehingga banyak hambatan jika terjadi errorpada sistem.

V. Pemantauan Pengendalian Internal.

a. Pemantauan berkelanjutan dilakukan saat berpatroli keliling melakukan penerimaanretribusi parkir dari juru parkir. Patroli dilakukan sesuai dengan jadwal piket ( Lihatlampiran 5: Jadwal Piket Penerima Retribusi Parkir). Juru parir dipantau terus secaraperiodik sesuai dengan kebijakan yang ada apakah masih memenuhi atau tidak. (Lihatlampiran 8: Surat Izin Juru Parkir).

b. Evaluasi terpisah dilakukan setiap rapat sekali dalam seminggu. Evaluasi dilakukan untukmengecek seberapa besar penerimaan setoran retribusi parkir apakah sudah sesuai dengantarget yang diberikan. Evaluasi juga digunakan untuk pengawasan staf UPTD selamamenjalankan tugas dalam penarikan penerimaan retribusi parkir, bagaimana kinerjanya dievaluasi dalam rapat tersebut.

c. Untuk bukti hasil audit yang lalu ada keterbatasan dalam memperoleh data. Hasil tindaklanjut rekomendasi dari evaluasi yang ada diwujudkan dengan rekomendasi mengenaipenetapan tarif retribusi parkir diwujudkan dengan Perda Kota Salatiga No. 6 Tahun 2007(Lihat lampiran 1: Tabel Struktur dan Besarnya Tarif Parkir Di Tepi Jalan Umum danTempat Khusus Parkir), mengenai tarif parkir tepi jalan umum di ubah tarifnya sesuaidengan Perda Kota Salatiga No. 12 tahun 2011 di karcis parkir yang digunakan sekarang.(Lihat lampiran 10: Karcis Parkir).