jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah...

12
IKLAN POLITIK PILKADA RIAU 2018 DI MEDIA SOSIAL Fatmawati 1 , Yudi Daherman 2 , Eko Hero 3 Universitas Islam Riau Email : fatmawatikaff[email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara iklan politik di media sosial dengan minat memilih pemilih pemula. Iklan politik merupakan sebuah sarana komunikasi para peserta pemilu untuk berhubungan dengan masyarakat. Di dalam iklan politik terdapat berbagai pesan politik yang bertujuan untuk menginformasikan, membujuk dan mempengaruhi masyarakat agar mengikuti tujuan yang diinginkan. Iklan politik banyak sekali dijumpai pada saat menjelang pemilu, baik pemilihan presiden, pemilihan calon anggota legislatif ataupun kepala daerah. Muatan pesan iklan politik memiliki tujuan utama membentuk citra positif seseorang/partai politik. Saat ini media sosial dianggap sebagai media yang paling populer dalam mengomunikasikan pesan politik kepada masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana korelasi iklan politik Pilkada Riau 2018 terhadap minat memilih pada pemilih pemula di Kota Pekanbaru? 2) bagaimana minat pemilih pemula dalam memilih iklan politik di media sosial? Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, sampel yang dikumpulkan dengan teknik random sampling berjumlah 100 orang. Hasil penelitian mengatakan bahwa ada korelasi yang sedang antara variabel iklan politik Pilkada Riau 2018 dengan variabel minat memilih pemilih pemula berdasarkan pada kriteria product moment. Nilai korelasi sebesar 0.609 menunjukkan bahwa ada hubungan antara minat iklan politik pilkada Riau 2018 dengan memilih pemilih pemula di media sosial meskipun pada derajat sedang. Sedangkan iklan politik pilkada Riau 2018 cukup mempengaruhi minat memilih masyarakat. Kata kunci : Iklan Politik, Minat Memilih, dan Media Sosial 1 2 3 88

Transcript of jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah...

Page 1: jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor,

IKLAN POLITIK PILKADA RIAU 2018 DI MEDIA SOSIAL

Fatmawati1, Yudi Daherman2, Eko Hero3

Universitas Islam RiauEmail : [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara iklan politik di media sosial dengan minat memilih pemilih pemula. Iklan politik merupakan sebuah sarana komunikasi para peserta pemilu untuk berhubungan dengan masyarakat. Di dalam iklan politik terdapat berbagai pesan politik yang bertujuan untuk menginformasikan, membujuk dan mempengaruhi masyarakat agar mengikuti tujuan yang diinginkan. Iklan politik banyak sekali dijumpai pada saat menjelang pemilu, baik pemilihan presiden, pemilihan calon anggota legislatif ataupun kepala daerah. Muatan pesan iklan politik memiliki tujuan utama membentuk citra positif seseorang/partai politik. Saat ini media sosial dianggap sebagai media yang paling populer dalam mengomunikasikan pesan politik kepada masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana korelasi iklan politik Pilkada Riau 2018 terhadap minat memilih pada pemilih pemula di Kota Pekanbaru? 2) bagaimana minat pemilih pemula dalam memilih iklan politik di media sosial? Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, sampel yang dikumpulkan dengan teknik random sampling berjumlah 100 orang. Hasil penelitian mengatakan bahwa ada korelasi yang sedang antara variabel iklan politik Pilkada Riau 2018 dengan variabel minat memilih pemilih pemula berdasarkan pada kriteria product moment. Nilai korelasi sebesar 0.609 menunjukkan bahwa ada hubungan antara minat iklan politik pilkada Riau 2018 dengan memilih pemilih pemula di media sosial meskipun pada derajat sedang. Sedangkan iklan politik pilkada Riau 2018 cukup mempengaruhi minat memilih masyarakat.Kata kunci : Iklan Politik, Minat Memilih, dan Media Sosial

PENDAHULUANPemilu adalah hajat besar di setiap negara yang mampu menyedot perhatian

banyak kalangan, baik peserta pemilu, penyelenggara pemilu maupun masyarakat. Ada banyak proses tahapan didalamnya, yang selalu menarik untuk diteliti, misalnya pada saat kampanye. Kampanye politik adalah sebuah upaya pendekatan kepada masyarakat melalui visi, misi dan program yang akan dilakukan jika kandidat tersebut terpilih. sejak Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 diberlakukan, ada beberapa perubahan terkait penyelenggaraan pemilu. Salah satu yang berubah adalah pada tahapan kampanye. Di Undang-undang tersebut, kampanye politik yang dilakukan oleh kandidat tidak lagi sebebas dan seluas sebelumnya. Ada pembatasan waktu dan juga tempat yang diperbolehkan peserta pemilu untuk melakukan kampanye politik. Pembatasan tersebut menyebabkan para peserta pemilu harus lebih kreatif lagi dalam menyampaikan pesan politiknya kepada masyarakat melalui kegiatan kampanyenya.

1

2

3

88

Page 2: jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor,

Iklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor, 2011). Iklan politik disampaikan melalui berbagai media, baik media cetak, media elektronik maupun media sosial. Perkembangan media saat ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan media yang digunakan peserta pemilu dalam kampanye pemilu. Salah satu media yang populer di masyarakat adalah media sosial. Saat ini penggunaan media sosial telah memasuki fase yang cukup tinggi yakni mencapai 130 juta dengan penetrasi sebesar 49 persen (https:// tekno.kompas.com/ read/2018/03/01/10340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-medsos orang-ndonesia, diunduh tanggal 23 Agustus 2018). Karena itu media sosial menjadi salah satu incaran para peserta pemilu sebagai media kampanye untuk menyampaikan iklan politiknya.

Ada banyak pilihan media sosial sebagai sarana kampanye pemilu, diantaranya Facebook, instagram, Whatsapp, Line, Twitter, dan lainnya. Kehadiran media sosial mampu mengalihkan perhatian peserta pemilu dalam berkampanye. Jika model kampanye sebelumnya berfokus pada media cetak dan kampanye dialogis ke masyarakat secara langsung, saat ini membangun citra kandidat cukup dilakukan melalui media sosial.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang bagaimana korelasi Iklan politik di media sosial terhadap minat memilih pemilih pemula pada Pilkada Riau tahun 2018. Peneliti memilih populasi masyarakat di kelurahan Air dingin Kota Pekanbaru yang menjadi Pemilih pemula. Berdasarkan pada pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:a. Bagaimana korelasi iklan politik di media sosial terhadap minat memilih pemilih

pemula pada Pilkada Riau 2018?b. Bagaimana minat pemilih pemula di Kelurahan Air Dingin Kota Pekanbaru dalam

memilih Iklan Politik di media sosial?

TINJAUAN PUSTAKAa. Iklan Politik

Iklan politik adalah iklan yang berisi tentang hal yang bersangkutan dengan kehidupan politik, misalnya tentang partai politik, demokrasi, pemilihan pejabat pemerintahan, pemilihan anggota legislatif, pemilihan anggota DPD, kekuasaan negara dan sebagainya. Muatan pesan iklan ini terutama untuk membentuk citra, baik organisasi maupun individu serta mengajak publik untuk memilih dan mendukung organisasi politik maupun politisi yang membuat iklan.

Robert Baukus dalam Combs (1993) membagi iklan politik atas empat macam, yakni:1) Iklan Serangan, yang ditujukan untuk mendeskriditkan lawan;2) Iklan argumen, yang memperlihatkan kemampuan para kandidat untuk mengatasi

masalah-masalah yang mereka hadapi;3) Iklan ID, yang memberi pemahaman mengenai siapa sang kandidat kepada para

pemilih;4) Iklan resolusi, dimana para kandidat menyimpulkan pemikiran mereka untuk para

pemilih (Cangara, 2014).

89

Page 3: jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor,

Penelitian ini fokus pada iklan politik kandidat terpilih dalam pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Riau tahun 2018 di media sosial. Iklan politik yang dibuat oleh kandidat terpilih dan tim suksesnya tidak memiliki banyak variasi karena saat ini dibatasi oleh regulasi terkait, baik kreativitasnya, durasi, dan lokasi penempatan iklan politik kandidat. Penelitian ini fokus pada iklan politik yang dimuat dalam media sosial selama masa kampanye pemilu.

b. Media SosialSecara garis besar, media sosial atau jejaring sosial adalah sebuah platform

dan teknologi yang memungkinkan dibuatnya konten interkatif kolaborasi dan pertukaran informasi antara para penggunanya serta semua itu berbasis internet. Menurut beberapa pendapat dibawah ini : 1) Lisa Buyer (the buyer group) mendefinisikan media sosial sebagai bentuk

hubungan masyarakat (humas) yang paling transparan, menarik daninteraktif saat ini.

2) Marjorie Clayman (Clayman Advertising, Inc.) mendefinisikan media sosial adalah alat pemasaran baru yang memungkinkan anda untuk mengenal pelanggan dan calon pelanggan dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.

3) Sam Decker (Mass Relevance) menyatakan media sosial adalah konten dan interaksi digital yang dibuat oleh dan antara orang yang satu dengan yang lainnya.

4) Chris Garrett berpendapat bahwa media sosial adalah alat, jasa, dan komunikasi yang memfasilitasi hubungan antara orang satu dengan yang lain serta memiliki kepentingan atau ketertarikan yang sama. (Durianto, dkk, 2004)

c. Pemilih PemulaPemilih di Indonesia dibagi menjadi tiga kategori. Yang pertama pemilih

rasional, yakni pemilih yang benar-benar memilih partai berdasarkan penilaian dan analisis mendalam. Kedua, pemilih kritis emosional, yakni pemilih yang masih idealis dan tidak kenal kompromi. Ketiga, pemilih pemula, yakni pemilih yang baru pertama kali memilih karena usia mereka baru memasuki usia pemilih. Menurut pasal 1 ayat (22) UU No 10 tahun 2008, pemilih adalah warga negara Indonesia yang telah genap berumur 17(tujuh belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin, kemudia pasal 19 ayat(1 dan 2) UU No. 10 tahun 2008 menerangkan bahwa pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga negara Indonesia yang didaftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih dan pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17(tujuh belas ) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilih pemula adalah warga negara yang didaftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih, dan baru mengikuti pemilu (memberikan suara) pertama kali sejak pemilu yang diselenggarakan di Indonesia dengan rentang usia 17-21 tahun.

90

Page 4: jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor,

METODEPopulasi dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Pekanbaru yang terdaftar

dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) pada Pilkada tahun 2018, yakni berjumlah 472.681 jiwa. Menurut data KPU Provinsi Riau, pemilih pemula diperkirakan sebanyak 52% dari jumlah pemilih. Jadi perkiraan jumlah pemilih pemula adalah sebanyak 245.794 jiwa. Penelitian ini mengambil sampel penelitian dari kategori pemilih pemula yang aktif menggunakan media sosial. Karena itu peneliti menentukan sampel dari kalangan remaja yang memiliki potensi terbesar dalam menggunakan media sosial. Sampel diambil dari remaja yang berstatus sebagai mahasiswa yang berada di kota Pekanbaru. Karenajumlah sampelnya sangatbesar, maka peneliti menentukan jumlah sampel sebesar 100 orang secara random sampling, denganteknikpurposif.

Definisi operasional dalam penelitian ini diperlukan agar mendapatkan pemahaman yang jelas dan terukur terkait variabel yang diteliti. Ada dua variabel dalam penelitian ini yakni variabel X (iklan politik pada Pilkada Riau 2018 di media sosial) dan Variabel Y (minat memilih pemilih pemula). Iklan politik yang dimaksud adalah seluruh iklan politik yang ditayangkan di media sosial selama masa kampanye pada Pilkada Riau 2018. Sedangkan minat memilih yang dimaksud adalah kemauan untuk memilih kandidat tanpa adanya paksaan (dilihat dari aspek sosiologis, psikologis dan rasional).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua: yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang peroleh peneliti secara langsung dari subyek penelitian yakni sampel dalam penelitian ini melalui jawaban kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui dokumentasi, pengamatan, dan pencatatan tentang informasi-informasi dari media cetak, buku-buku dan referensi lain yang dapat digunakan peneliti dalam melakukan analisis dalam penelitian ini.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan mengungkapkan kondisi apa adanya di lapangan. Jenis penelitian ini mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terkait fakta dan sifat sampel yang diteliti. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan pendekatan analisis korelasi produk momen. Penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya.

Peneliti juga melakukan analisis regresi linear sederhana untuk menentukan besarnya pengaruh antar variabel. Sedangkan untuk melihat besarnya minat memilih (variabel Y), peneliti menghitung dengan menggunakan metode rata-rata (mean). Jawaban responden diukur dengan mengguakan skala interval 1 sampai 5 (rendah – tinggi).

HASIL DAN PEMBAHASANa. Analisis Korelasi Produk Momen

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel aitu variabel X (iklan politik Pilkada Riau 2018 di media sosial) dan varabel Y (minat memilih pemilih pemula), karena itu peneliti menggunakan korelasi bivariat. Korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih. Berikut adalah hasil analisis penghitungan statistiknya:

91

Page 5: jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor,

Tabel 1. Correlation

Sumber: Data Primer diolah, 2018

Hasil perhitungan korelasi pada tabel memberikan nilai korelasi yang searah dan bernilai positif sebesar 0.609. nilai korelasi sebesar 0.609 menunjukkan bahwa ada hubungan yang sedang antara variabel iklan politik kandidat terpilih dalam pilkada Riau 2018 dengan variabel minat memilih pemilih pemula di Kota Pekanbaru berdasarkan kriteria:

Dengan pedoman interpretasi produk momen adalah sebagai berikut:Tabel 2. Pedoman Interpretasi Produk momen

Besaran r product moment

Interpretasi

0.00 – 0.200 Korelasi antara variabel x dengan variabel y sangat lemah/rendah, sehingga dianggap tidak ada korelasi

0.200 – 0.400 Korelasi lemah/rendah0.400 – 0.700 Korelasi sedang/cukup0.700 – 0.900 Korelasi kuat/tinggi0.900 – 1.00 Korelasi sangat kuat/sangat tinggi

Sumber: Sugiyono, 2008

Hasil perhitungan korelasi pada tabel 1 yang menghasilkan nilai 0.609, dapat diartikan bahwa nilai korelasiyang searah dan positif. Angka 0.609 menandakan hubungan yang sedang antara variabel iklan politik dengan variabel memilih yang dilakukan oleh para pemilih pemula dalam penelitian ini berdasarkan pada pedoman interpretasi produk momen pada tabel 2 (0.400 – 0.700).

b. Analisis Koefisien DeterminanUntuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel maka dilakukan proses pengujian determinasi (uji determinasi). Hasil pengujian ini juga dapat dilihat dari nilai R Square yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 3.Koefisien Determinan

92

Page 6: jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor,

Dari Tabel diperoleh nilai koefisien determinan (R Square) sebesar 0,544. Hal tersebut berarti persentase sumbangan/ kontribusi Variabel Iklan Politik terhadap Variabel Minat memilih sebesar 54,4%, sedangkan sisanya sebesar 45,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

c. Analisis regresi linear sederhanaUntuk mengetahui besarnya pengaruh Variabel Iklan Politik terhadap Variabel Minat Memilih, peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana, yang memberikan hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Regresi Linear Sederhana

Sumber: Data Primer diolah, 2018

Dari hasil perhitungan regresi diperoleh nilai a (konstanta) sebesar 5,763, nilai b (koefisien arah regresi) sebesar 0,504, sehingga diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y 5,763 0,504X

Keterangan: a. Konstanta sebesar 5,763 menyatakan bahwa jika tidak ada Variabel iklan politik,

maka minat memilih sebesar 5,763. b. Koefisien arah regresi sebesar 0,504 menyatakan bahwa setiap tindakan

peningkatan Variabel Iklan Politik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan variabel Minat Memilih sebesar 0,504.

d. Minat memilih pemilih pemulaMinat memilih diteliti oleh peneliti dengan mengitung rata-rata jawaban

masyarakat sebagai respoden pada item Variabel Minat Memilih (Variabel Y). Untuk mengukur jawaban respoden peneliti menggunakan skala interval dengan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1 dengan banyak kelas 5 alternatif jawaban dan total jumlah responden sebanyak 100. Skala jawaban tersebut dikonversikan dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Berdasarkan hasil penghitungan maka diperoleh: I = 30.2

93

Page 7: jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor,

Setelah diperoleh interval untuk jawaban respoden, peneliti melanjutkan dengan mengelompokkan kriteria Iklan politik dan minat memilih dalam lima kategori dengan interval 30.2 maka diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 5. KriteriaNilai Interpretasi

37,00 – 66,60 Sangat tidak mempengaruhi66,60 – 96,20 Tidak mempengaruhi96,20 – 125,80 Cukup mempengaruhi125,80 – 155,40 Berpengaruh155,40 – 185 Sangat berpengaruh

Sumber: Sugiyono, 2008

Hasil pengolahan data untuk Iklan politik dan Minat memilih ditunjukkan oleh tabel berikut ini:

Tabel 6. Descriptive Statistics

Sumber: Data Primer dioleh, 2018

Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata jawaban masyarakat sebagai responden pada Variabel minat memilih sebesar 97.01 nilai ini masuk dalam rentang jawaban 96,20 – 125,80, dalam kategori “cukup mempengaruhi” dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata Iklan politikcukup mempengaruhi minat memilih masyarakat dalam pemilihan kepala daerah di Riau tahun 2018.

PENUTUPSimpulana. Hasil perhitungan korelasi memberikan nilai korelasi yang searah dan bernilai positif

sebesar 0,609. Nilai korelasi sebesar 0,609 menunjukkan bahwa ada hubungan yang sedang antara Variabel Iklan Politik dengan Variabel minat memilih berdasarkan kriteria product moment. Nilai korelasi sebesar 0,609 menunjukkan bahwa ada pada Korelasi sedang dengan interval berkisar 0,400-0,700 dari pedoman interprestasi produk Momen.

b. Hasil dari minat memilih yang diteliti oleh peneliti dengan menghitung rata-rata jawaban masyarakat sebagai respoden pada item Variabel Minat Memilih (Variabel Y). Untuk mengukur jawaban responden penelitian menggunakan skala interval dengan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1 dengan banyak kelas 5 alternatif jawaban dan total jumlah responden sebanyak 100. Dari hasil pengolahan data diperoleh rata-rata jawaban masyarakat sebagai responden pada Variabel minat memilih sebesar 97.01 nilai ini masuk dalam rentang jawaban 96,20 –125,80, dalam kategori “cukup mempengaruhi” dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata Iklan politik

94

Page 8: jikomundana.files.wordpress.com › ... › 9.88-95-FAT…  · Web viewIklan politik adalah salah satu bentuk sarana yang digunakan oleh peserta pemilu melalui kampanye pemilu (Ansor,

cukup mempengaruhi minat memilih masyarakat dalam pemilihan kepala daerah di Provinsi Riau tahun 2018.

Sarana. Iklanpolitikparapolitisiseringkalihanyaberisicitradirikandidat, danjanjipolitik yang

berlebihan, untuk itumasyarakat sebaiknya tidak memilih berdasarkan pencitraan yang dibentuk oleh media saja. Khususnya pesan politik yang disampaikan melalui media sosial yang lebih banyak berisi berita yang belum tentu kebenarannya.

b. Janjipolitik yang tertuangdalamiklanpolitikseharusnyamenjadidayatarik yang cukupbesarkepadamasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ansor. 2011. Peran Iklan Politik Pencitraan dan Dampaknya Pada Pilkada di Kabupaten Sleman. Jurnal Penelitian IPTEK-KOM As`ad, N. 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta : Liberty.

Cangara, Havied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Cangara, Havied. 2014. KomunikasiPolitik. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Citra Aditya Bakti, Bandung 2004, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung Fenyapwain, Druckman, James N dkk.2004. “The Political Psychology of Electoral Campaigns :

Introduction to the Symposium”. Political Psychology. Vol 25. No.4. Durianto, Darmadi, dan dkk, 2003. Invasi Pasar dengan iklan yang Efektif. Jakarta: PT

Gramedia, Erlangga. Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek . Bandung : Alumni ,

2003, Teori dan Filsafat Komunikasi. Cet. Ke-3, Jeffkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta : Erlangga. Kornblut, Anne E. 2009. “Lessons

We Can Believe In Six Truths From 2008” Academic Research Library. Vol. 30. No. 274. Hal. 37.

Liddle, W. 1992. Pemilu-pemilu Orde Baru. Jakarta: LP3ES. Ronny Kountur. 2005. Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis. Jakarta: Ppm Rose, R., & McAllister, I. 1990. The loyalties of voters: a lifetime learning model. London: Sage.

Sastroputro, Santoso. 1982. Komunikasi Internasional. Sarana Interaksi, antar bangsa, Alumni. Bandung.

Syofian, 2011. Statistik Deskritif untuk Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers. Subinarto, Djoko, 2008. “Kecurangan Iklan Politik”, Suara Merdeka 22 Juni.2008. Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

95