96112414-acara-3

13
IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI HEWAN (AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA) Oleh : Nama : Anjar Astuti Ferdhiani NIM : B1J010155 Rombongan : I Kelompok : 1 Asisten : Agus Hermawan Ramadhan LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

Transcript of 96112414-acara-3

Page 1: 96112414-acara-3

IDENTIFIKASI DAN DETERMINASI HEWAN (AVERTEBRATA DAN

VERTEBRATA)

Oleh :

Nama : Anjar Astuti FerdhianiNIM : B1J010155Rombongan : IKelompok : 1Asisten : Agus Hermawan Ramadhan

LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2012

Page 2: 96112414-acara-3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik

individu yang beraneka ragam dan memasukannya ke dalam suatu takson.

Identifikasi berhubungan dengan ciri-ciri taksonomik dalam jumlah sedikit

idealnya satu ciri dan akan membawa spesimen ke dalam kunci determinasi.

Identifikasi berdasarkan pemikiran yang bersifat deduktif. Klasifikasi adalah

penataan hewan-hewan ke dalam kelompok yang didasarkan atas kesamaan

dan hubungan mereka. Klasifikasi berbeda dengan identiikasi, klasifikasi bersifat

induktif. Klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar

ciri-ciri idealnya seluruh ciri yang dimiliki.

Identifikasi dan pengenalan kelompok dan jenis hiewan merupakan

bagian yang sangat penting dalam taksonomi. Salah satu alat bantu identifikasi

adalah kunci (identifikasi) yang dipakai untuk menentukan kedudukan hewan

dalam sistematika hayati. Ada kunci untuk menentukan Filum (Phylum), Kelas

(Class), Bangsa (Ordo), Suku (Family), Marga (Genus), dan Jenis (Species)

hewan. Ada berbagai cara untuk menyusun sebuah kunci. Susunan yang paling

praktis adalah kunci dengan deskripsi umum dan singkat yang disusun secara

berpasangan (dikotom). Kunci ini dapat digunakan untuk memilih satu diantara

dua kemungkinan yang ada. Jika spesimennya sangat unik, biasanya salah satu

diantara dua pilihan deskripsi yang diberikan kunci akan cocok. Kunci merupakan

alat bantu yang sangat penting dalam taksonomi. Kunci juga dapat bersifat

membatasi upaya identifikasi. Sebuah spesimen yang unik atau menyimpang

dari karakteristik umum akan mustahil teridentifikasi oleh kunci yang bersifat

umum. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik

individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson

(Jasin,1989).

B. Tujuan

Tujuan praktikum acara identifikasi dan determinasi hewan avertebrata

dan vertebrata adalah :

1. Mengenali ciri-ciri hewan avertebrata dan vertebrata yang dapat dilihat

dengan mata telanjang atau menggunakan alat bantu.

2. Melakukan identifikasi dan determinasi hewan avertebrata dan vertebrata

dan mendeskripsikan hewan yang telah diidentifikasi dan dideterminasi.

Page 3: 96112414-acara-3

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Materi yang diamati adalah paku dan baut yang berbeda. Alat yang

digunakan yaitu buku gambar, kamera dan alat tulis.

B. Metode

1. Preparat yang akan diamati dibawa oleh masing-masing kelompok

2. Preparat diidentifikasi dan diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri yang

diamati

3. Preparat dibuat pohon filogenetiknya, ditentukan tetua, outgroup dan

ingroupnya

4. Dibuat kunci determinasinya

5. Digambar

Page 4: 96112414-acara-3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum identifikasi dan determinasi didapatkan

tetua yaitu skrup. Tetua memiliki tanda-tanda atau ciri-ciri yang terdapat pada

semua organisme perkembangannya (Jasin,1989). Paku kayu memiliki ciri-ciri

yaitu batangnya tidak berulir, ujungnya runcing, kepalanya tidak bertanda dan

bentuknya bulat berkerabat dekat dengan paku seng karena ciri-cirinya yang

hampir sama namun ada perkembangan pada kepalanya yang berbentuk

payung. Paku asbes memiliki ciri-ciri kepala bentuk payung, batang berulir,

ujungnya lancip berkerabat dekat dengan skrup runcing, skrup runcing memiliki

tanda di kepalanya dan panjang batangnya lebih pendek. Runcing berulir

memiliki ci-ciri kepala bentuk corong, bertanda, batang berulir dan ujungnya

lancip. Skrup yang pada pohon filogeni ini adalah sebagai tetua yang ciri-cirinya

dimiliki oleh semua sekrup dan baud. Ciri-ciri skrup adalah batang berulir, kepala

bentuk corong, kepala bertanda dan ujungnya tumpul. Skrup tumpul memiliki

kepala bulat, batang berulir, ujung tumpul. Sisi segi enam perak berkerabat

dengan emas besar dan emas ramping. Emas besar dan emas ramping

berkerabat dekat karena ciri-ciri yang hampir sama yaitu batang berulir, ujung

Page 5: 96112414-acara-3

tumpul, kepala segi enam dan ujung tumpul hanya pada emas besar ukuran

batang lebih besar dari emas ramping. Semua paku dan skrup ini disebut in

group yang memiliki kekerabatan yang dekat atau satu familia, sedangkan out

group dipilih didasarkan kepada cincin segienam emas besar, cincin segienam

emas kecil dan cincin segiempat perak merupakan sister group untuk famili yang

dipilih menjadi ingroup (Hidayat,2008).

Filogenetik adalah studi yang membahas tentang hubungan kekerabatan

antar berbagai macam organisme melalui analisis molekuler dan morfologi.

Fenetik adalah suatu studi yang mengklasifikasikan berbagai macam organisme

berdasarkan kesamaan atau kemiripan morfologi dan sifat lainnya yang bisa

diobservasi tidak tergantung pada asal evolusi organisme bersangkutan

(Watson,1975).Menurut teori evolusi, spesies biologi yang ada telah dikaitkan di

masa lalu oleh nenek moyang yang sama. Setelah Darwin, ilmuwan banyak

mempresentasikan hubungan kekerabatan dengan pohon, yang disebut filogeni.

Leluhur dari kelompok tertentu spesies, seperti vertebrata, telah meninggalkan

catatan fosil tentang keberadaan mereka yang dapat digunakan untuk dijadikan

perbandingan dengan spesies yang serupa. Hal ini telah menyebabkan tingkat

kesepakatan struktur pohon kekerabatan kelompok tersebut (Foulds dan

Graham,1982).

Biologi Evolusioner, sejarah spesiasi dari keluarga terkait atau-

ganisms umumnya direpresentasikan secara grafis oleh aphylogeny, yaitu pohon

dimana daun adalah (masih ada) yang diamati spesies dan cabang-cabang di-

dicate peristiwa spesiasi. Pendekatan tradisional untuk merekonstruksi phy-

logenies dari homolog urutan molekul diekstrak dari yang diamati

spesies (Daskalakis,2009). Kekerabatan merupakan suatu gambaran hubungan

organisme yang satu dengan yang lain, baik yang sekarang ada maupun yang

hidup di masa silam selama perkembangan sejarah filogenetiknya. Dalam

sistematika, jauh dekatnya hubungan antarkesatuan taksonomi dapat ditinjau

dari dua sudut, yaitu fenetik dan filogenetik. Kekerabatan fenetik ditentukan oleh

banyaknya persamaan sifat-sifat yang tampak, sedangkan kekerabatan

filogenetik ditentukan berdasarkan asal-usul nenek moyang sesuai

perkembangan atau proses evolusi. Fenetik sering dipakai karena caranya yang

mudah karena dilihat dari ciri morfologi yang tampak (Davis dan Heywood, 1973).

Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi

individu yang beraneka ragam dan memasukkannya dalam suatu takson. Kunci

Page 6: 96112414-acara-3

identifikasi adalah bahan cetakan atau alat yang dibantu oleh komputer untuk

mengidentifikasi organisme biologi atau tipe lain. Kunci identifikasi tradisional

yang ada umumnya adalah bentuk kunci berakses tunggal, khususnya kunci

dikotom. Kunci dikotom berupa rangkaian langkah-langkah yang pasti, yang

masing-masing memiliki alternatif ganda dan pilihan itu menentukan langkah

berikutnya. Kunci berakses ganda yang memungkinkan pengguna secara bebas

memilih langkah-langkah identifikasinya. Identifikasi yang sempurna

membutuhkan perbandingan dengan spesimen atau gambar yang telah

diidentifikasi oleh pihak yang berwenang (Farris,1972).

Kunci determinasi paku-pakuan :

1.a. Paku berujung runcing..................................................................................(2)

b. Paku berujung tumpul.................................................................................. (6)

2.a. Paku yang berkepala corong....................................................(corong berulir)

b. Paku yang berkepala bulat...........................................................................(3)

3.a. Paku dengan berkepala bertanda............................................(skrup runcing)

b. Paku dengan berkepala tidak bertanda........................................................(4)

4.a. Paku yang berulir.........................................................................(paku asbes)

b. Paku yang tidak berulir.................................................................................(5)

5.a. Paku yang berkepala payung.........................................................(paku seng)

b. Paku yang tidak berkepala payung................................................(paku kayu)

6.a. Paku dengan kepala yang tidak segi enam.................................................(7)

b. Paku dengan kepala segi enam...................................................................(8)

7.a. Paku yang bertanda (+)........................................................................(skrup)

b. Paku yang bertanda (-)..............................................................(skrup tumpul)

8.a. Paku yang berwarna perak..................................................(segi enam perak)

b. Paku yang berwarna emas...........................................................................(9)

9.a. Paku besar...................................................................................(emas besar)

b. Paku kecil.................................................................................(emas ramping)

Page 7: 96112414-acara-3

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ciri-ciri paku baut yang digunakan sebagai simulasi pohon filogenetik

hewan avertebrata dan vertebrata adalah berulir, tidak berulir, ujung

lancip, ujung tumpul, kepala payug, kepala bulat, kepala bertanda, tidak

bertanda, kepala segi enam, kepala tidak segi enam , warna perak ,

warna emas.

2. Corong berulir, skrup runcing, paku asbes, paku seng, paku kayu, skrup,

skrup tumpul, segi enam perak, segi enam emas, emas besar, emas

ramping termasuk in group dan cincin segi enam emas besar, cincin segi

enam emas kecil dan cincin segi empat perak merupakan out group.

B. Saran

Memerlukan pemahaman yang lebih luas dan ketelitian, terkadang masih

sulit menentukan tetua dan kekerabatannya.

Page 8: 96112414-acara-3

DAFTAR REFERENSI

Daskalakis, C. 2009. Phylogenies without Branch Bounds: Contractingthe Short, Pruning the Deep.

Davis, PH dan Heywood, 1973. Principle of Taxonomy.Olyver and Boyd London.

Farris, J.S. 1972. Natur. 645-668

Foulds, L.R dan Graham, R.L. 1982. The Steiner Problem in Phylogeny Is NP-Complete.Advances in Applied Mathematics 3, 43 – 49.

Hidayat, T. 2008. Analisis Filogenetik Molekuler pada Phyllanthus niruri L (Euphorbiaceae) Menggunakan Urutan Basa DNA Daerah Internal Transcribed Spacer (ITS). Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendi dikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya, Surabaya.

Watson, J.D. 1975. Molecular Biology of the Gene. 3rd. Benjamin, Menlo Park, Calif.