Kebijakan pemerintah pusat di bidang konservasi dari perspektif ...
92695762 Kebijakan Pemerintah Bidang Pendidikan
-
Upload
akfaditadikaparira -
Category
Documents
-
view
13 -
download
4
Transcript of 92695762 Kebijakan Pemerintah Bidang Pendidikan
Kebijakan Pemerintah Bidang Pendidikan
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan.
Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman.
Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya
Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di
bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral
bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang
akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur.
Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam
pembangunan negeri ini.
Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim.
Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas
siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan
aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita
kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata
alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.
Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR
besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran
yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program
wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus
sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi
tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari
masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.
Setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia
pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya
dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan
merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari
sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.
Kebijakan Pemerintah Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama untuk dapat mencapai kemakmuran suatu
negara, sebagaimana diatur secara tegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945
(UUD 1945) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
Ayat (2) menegaskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya. Ayat (3) menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang.
Sedangkan ayat (4) menugaskan negara untuk memprioritaskan anggaran pendidikan
sekurang-kurangnya 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) serta
dari anggaran pendapatan daerah (APBD) untuk mememenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.
Aturan yang termuat dalam Ayat (4) tersebut menunjukkan betapa penting dan betapa
prioritasnya bidang pendidikan di bumi nusantara ini. Sebanyak 20 persen atau seperlima
anggaran pemerintah pusat dan seperlima anggaran pemerintah daerah harus dialokasikan
untuk menyelenggarakan pendidikan.
Dengan demikian, jelaslah bahwa negara kita menempatkan pendidikan pada prioritas
pertama dengan mengalokasikan anggaran terbesar dari semua sektor. Pendidikan merupakan
sektor yang memang perlu diprioritaskan negara karena menyentuh langsung hak masyarakat,
dan sangat terkait erat dengan pembangunan sumber daya manusia masa depan.
Dalam upaya meningkatan aksesibilitas dan mutu pendidikan nasional, sejak beberapa tahun
lalu pemerintah telah mengucurkan bantuan dana pembangunan pendidikan dalam bentuk
Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang Pendidikan.
Capaian Kinerja Depdiknas
Sebagaimana disinggung diatas bahwa pendidikan merupakan program pemerintah yang
paling prioritas. Capaian kinerja Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) selama
Kabinet Indonesia Bersatu, antara lain, dapat digambarkan dalam tabel ”Capaian Kinerja
2005 – 2008 dan Target 2009” dibawah ini.
Tabel tersebut menunjukkan bahwa realisasi dari sejumlah program mampu melebihi target.
Misalnya, Angka Partisipasi Murni untuk SD/MI/SDLB/Paket A pada tahun 2008 telah
mencapai 95,14%. Angka ini telah melampaui target yang ditetapkan untuk tahun 2009, yaitu
95,00%. Demikian juga dengan rata-rata nilai ujian nasional untuk SD dan SLTA yang
dicapai siswa pada tahun 2008, yaitu secara berturut-turut sebesar 7,03 dan 7,17. Angka ini
telah melampaui target yang ditetapkan pada tahun 2009, yaitu secara berturut-turut sebesar
5,50 dan 7,00. Guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-4 pada tahun 2009 ditargetkan
sebanyak 40,00%, namun angka ini telah terlewati pada tahun 2008 dengan capaian sebesar
47,04%.
Selain indikator yang tertera dalam tabel, Departemen Pendidikan Nasional juga melaporkan
sejumlah indikator lain yang menunjukkan hasil yang menggembiarakan juga telah dicapai.
Misalnya, pencapaian target rintisan sekolah madrasah yang bertaraf internasional yang
mencapai 1.043 sekolah pada tahun 2008. Perolehan medali emas pada berbagai olimpiade
internasional juga membanggakan karena pelajar Indonesia meraih 117 medali emas dalam
berbagai kompetisi tingkat dunia pada tahun 2008. Perguruan tinggi berkelas dunia dengan
ukuran 100 besar Asia atau 500 besar dunia selalu melampaui target dengan baik. Pada tahun
2008, Universitas Indonesia naik peringkat dari 395 pada 2007 menjadi 287, Institut Tenologi
Bandung naik ke peringkat 315 dari semula 369, sedangkan Universitas Gadjah Mada naik ke
peringkat 316 dari 360.
Untuk tahun 2010, Depdiknas telah membuat beberapa Rancangan Kegiatan Prioritas,
mencakup peningkatan kualitas Dikdas 9 tahun yang merata; peningkatan akses, kualitas dan
relevansi pendidikan menengah dan tinggi; peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan
non formal serta peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan pendidik.