91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF
-
Upload
echy-dhesy -
Category
Documents
-
view
41 -
download
2
Transcript of 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF
![Page 1: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anggaran merupakan unsur penting dari perencanaan keuangan untuk masa
depan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam perencanaan strategis
perusahaan penyusunan anggaran merupakan hal yang paling penting. Oleh
karena itu, bawahan sebaiknya diikutsertakan dalam proses penyusunan
anggaran tersebut. Hal ini disebut sebagai partisipasi anggaran, partisipasi
anggaran dilakukan karena bawahan lebih mengetahui kondisi langsung yang
terjadi pada bagiannya. Dengan penyusunan anggaran secara partisipatif
diharapkan dapat menciptakan anggaran yang sebaik-baiknya sesuai dengan
standar atau kondisi perusahaan yang diharaokan di masa yang akan dating.
Anggaran merupakan kata benda yakni hasil yang diperoleh setelah
menyeleseikan suatu tugas perencanaan, sedsngkan penganggaran (budgeting)
merupakan suatu proses, sejak tahap persiapan yang diperlukan sebelum
dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data informasi yang
diperlukan, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana, implementasi
rencana, sampai pada thap pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan
rencana tersebut (Adi Saputro dan Asri 2003).
![Page 2: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/2.jpg)
2
Atau dengan kata lain, penganggaran peruasahaan merupakan hasil proses
menyusun anggaran, sedangkan anggaran perusahaan merupakan haasil
penganggaran perusahaan (Nafarin, 2004:5)
Anggaran (budget) merupakan rencana terinci yang disajikan secara
kuantitatif yang menentukan bagaimana sumber daya yang akan diperoleh dan
digunakan selama periode waktu tertentu, anggaran sering kali digunakan
sebagai alat untuk perencanaan, koordinasi, alokasi sumber daya dan juga
digunakan untuk mengukur kinerja yang pada akhirnya digunakan untuk
mengontrol dan mempengaruhi prilaku pihak-pihak yang terkait dengan
penetapan dan pelaksanaan anggaran (Adi Saputro dan Asri, 2003).
Proses penyusunan anggaran terbagi menjadi dua yaitu, penyusunan anggaran
secara bottom-up (partisipatif) dan penyusunan anggaran secara top-down.
pada penyusunan anggaran partisipatif, proses penyusunan anggaran
mengijinkan manajer den gan level lebih rendah untuk berpartisifasi secara
signifikan dalam pembentukan anggaran, sementara dalam penganggaran top-
down penyusunan anggaran tidak melibatkan bawahan secara signifikan
( Alim, 2002).
Merchant (1981) serta Nasri dan Parker (1998) dalam mulyasari dan Sugiri
(2005)menyatakn bahwa apabila bawahan sebagai pelaksana anggaran
berpartisipatif dalam penyusunan anggaran, maka menghasilkan
pengungkapan informasi privat yang mereka miliki. Disamping itu, atasan
sebagai pemegang kkuasa anggaran akan menerima informasi yang belum
![Page 3: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/3.jpg)
3
diketahui sebelumnya. Penyusunan anggaaran secara partisipatif akan
meninggkatkan akurasi pemahaman dalam hubungan dengan atasan sebagai
pemegang kuasa anggarandan bawahan sebagai pelaksana anggaran.
Baiman (1982) dalam Kren(1992) engidentifikaasikan dua jenis informasi
utama dalam organisasi yaitu decision influencing dan job relevan
information(JRI), yakni informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusn
yang berhubungan dengan tugas. Job relevan information meningkatkan
kinerja melalui pemberian perkiraan yang lebih akurat mengenai lingkungan
sehinggadapat dipilih rangkaian tindakan efektif yang terbaik (Kren,1992)
Bila bawahan sebbagai pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk
memberikan masukan berupa informasi yang dimiliknya kepada atasan sebagi
pemegang kuasa anggaran, sehingga atasan akan memperoleh pemahaman
yang lebih baik tentang pengetahuan yang relevan dengan tugas
(Yusfaningrum dan Ghozali, 2005)
Peneliti melihat bila partisipasi anggaran meningkat maka job relevan
information menyebabkan berkurangnya informasi asimetri.
![Page 4: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/4.jpg)
4
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah anggaran partisipatif berpengaruh terhadap pembuatan APBD?
b. Apakah decision influencing berpengaruh terhadap pembuatan APBD?
c. Apakah job relevant information berpengaruh terhadap pembuatan
APBD?
d. Apakah informasi asimetri berpengaruh terhadapa pembuatan APBD?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dilakukan
penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris :
a. Pengaruh anggaran partisipatif terhadap pembuatan APBD
b. Pengaruh decision influencing terhadap pembuatan APBD
c. Pengaruh job relevant information terhadap pembuatan APBD
d. Pengaruh informasi asimetri terhadap pembuatan APBD
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademik merupakan salah satu syarat untuk mencapai kebulatan studi
Strata I (SI) pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
2. Secara teoritis ilmiah menjadi sarana untuk melatih diri mengaplikasikan teori
yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan di lapangan dan sebagai
![Page 5: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/5.jpg)
5
informasi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang lebih
mendalam tentang masalah yang sama.
3. Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi
atau masukan sebagai tambahan dan pertimbangan bagi Pemda dalam
pengimplementasian SIMDA sebagai sarana penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan terkait dengan beberapa variabel anteseden
yang mempengaruhinya.
![Page 6: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/6.jpg)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Yusfaningrum dan Ghozali (2005) dengan judul “Analisis Pengaruh
Partisipasi Anggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmen tujuan anggaran
dan job relevan information sebagai variabel intervening (peneltian terhadap
perusahaan manufaktur indonesia)”. Penelitian ini bertujuan untuk partisipasi
anggaranterhadap kinerja manajerial melalui komitmen pada tujuan anggaran dan job
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan
signifikan terhadapkinerja manajerial, partisipasi anggaran berpengaruh positif (tidak
signifikan) terhadap job relevant information. Serta job relevant information
berpengaruh positif (tidak signifikan) terhadap kinerja manajerial. Peneliti menduga
hasil yang tidak signifikan pada beberapa pengujian hipotesis dalam penelitian ini
karena adanya penerapan dimensi budaya organisasi power distance yang lebar pada
perusahaan manufaktur di indonesia dan otoritas atasan adalah mutlak, sehingga
tujuan yang ditetapkan cendetung subjektif serta menekan bawahan.
Ompusungo dan Bonowo (2006), dengan judul pengaruh partisipasi anggaran
dan job relevant information terhadap informasi asimetri studi pada Badan Layanan
Umum di Universitas Negeri kota Purwokerto Jawa Tengah). Penelitian ini bertujuan
![Page 7: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/7.jpg)
7
untuk meneliti pengaruh partisipasi anggaran dan job relevant information pada
organisasi sektor publik. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda
dengan penelitian terdahulu, seperti Yusfaningrum dan Ghozali dalam hal
kemampuan partisipasi anggaran mempengaruhi di dalam organisasi bisnis. Hal ini
dapat dimengerti sebagai perbedaan kondisi yang terjadi dalam organisasi
bisnisdengan organisasi sektor publik khususnya dalam hal prilaku. Partisipasi
anggaran sektor publik memang memberikan kesempatan antara atasan /pemegang
kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaranuntuk mengkomunikasikan rencana
kegiatan selama beberapa periode ke depan, namun keterbukaan bawahan/pelaksana
anggaran kepada atasan/pemegang kuasa anggaran tentang seberapa dalam informasi
yang dimiliki belum tentu menjadi proses partisipasi.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Ompusungo dan Bonowo (2006)
dengan beberapa perbedaan diantaranya dengan menambahkan pengaruh decision
influencing sehingga menjadi pengaruh partisipasi anggaran, job relevant
information, decision influencing, dan informasi asimetri terhadap pembuatan APBD
Provinsi NTB.
![Page 8: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/8.jpg)
8
2.2 Pengertian Anggaran
Menurut Mulyadi (1993, h488) pengertian anggaran adalah suatu rencana
kerja yang dinyatakan secara kuantitif yang diukur dalam satuan moneter standar dan
satuan lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Menurut Hanson (1996) dalam
Riyadi (2000, h 137) anggaran adalah: Suatu pernyataan formal yang dibuat oleh
manajemen tentang rencanarencana yang akan dilakukan pada masa yang akan
datang dalam suatu periode tertentu, dimana rencana tersebut akan digunakan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut.
Alat penting untuk perencanaan dan pengendalian dalam suatu organisasi
adalah anggaran. Anggaran juga merupakan rencana keuangan perusahaan yang
digunakan sebagai pedoman untuk menilai kinerja (Schiff dan Lewin, 1970), alat
untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi (Chow dkk, 1988), alat koordinasi
dan komunikasi antara pimpinan dengan bawahan dalam organisasi (Kenis, 1979),
dan alat untuk mendelegasikan wewenang pimpinan kepada bawahan (Hofstede,
1968). Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diperoleh makna bahwa anggaran
berisi rencana-rencana kerja, rencana keuangan yang berhubungan dengan aktivitas
perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
![Page 9: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/9.jpg)
9
2.3 Kegunaan Anggaran
Penyusunan anggaran mempunyai empat tujuan utama, yaitu: (1) untuk
menyesuaikan rencana strategis; (2) untuk membantu mengkoordinasikan aktivitas
dari beberapa bagian organisasi; (3) untuk menugaskan tanggung jawab kepada
manajer, untuk mengotorisasi jumlah yang berwenang untuk mereka gunakan, dan
untuk menginformasikan kepada mereka mengenai kinerja yang diharapkan dari
mereka, dan; (4) untuk memperoleh komitmen yang merupakan dasar untuk
mengevaluasi kinerja aktual manajer. Anggaran sebaiknya menjadi cetak biru
keuangan mengenai bagaimana perusahaan diharapkan untuk
beroperasi. Dan menurut Ikhsan dan Ishak (2005), ada beberapa fungsi anggaran :
1. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai
hasil negosiasi antara anggota organisasi yang dominan, anggaran mencerminkan
konsensus organisasional mengenai tujuan operasi untuk masa depan.
2. Anggaran merupakan cetak biru perusahaan untuk bertindak, yang mencerminkan
prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan
beragam departemen atau divisi organisasi antara yang satu dengan yang lainnya
dan dengan manajemen puncak.
4. Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap mana hasil operasi actual dapat dibandingkan.
![Page 10: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/10.jpg)
10
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen
untuk menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan
perusahaan.
6. Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dengan cara yang konsisten dengan operasi yang
efektif dan efisien serta selaras dengan tujuan organisasi. Anggaran telah menjadi
alat manajemen yang diterima untuk merencanakan dan mengendalikan aktivitas
organisasi. Anggaran diterapkan dengan berbagai tingkatan kerumitan dan
keberhasilan oleh banyak organisasi bisnis dan nirlaba.
2.4 Karakteristik Anggaran
Anggaran merupakan alat penting untuk perencanaan dan pengendalian
jangka pendek yang efektif dalam organisasi. Suatu anggaran operasi biasanya
meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan beban yang direncanakan
untuk satu tahun itu. Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), anggaran
mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut.
2. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung
dengan jumlah nonmoneter (contoh: unit yang terjual ataudiproduksi)
3. Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis-bisnis yangsangat
dipengaruhi faktor-faktor musiman, mungkin ada dua anggaran pertahun-
![Page 11: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/11.jpg)
11
misalnya, perusahaan busana biasanya memiliki anggaran musimgugur dan
anggaran musim semi.
4. Merupakan komitmen manajemen, yang berarti manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
5. Usulan anggaran disetujui dan ditinjau oleh pejabat yang lebih tinggi
wewenangnya dari pembuat anggaran.
6. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.
7. Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran,dan
varians dianalisi serta dijelaskan.
Suatu anggaran harus dapat memotivasi manajer dan karyawan untuk memenuhi
sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran sehingga meningkatkan efektifitas
anggaran. Oleh karena itu anggaran harus memperhatikan aspek perilaku manusia.
Kenis (1979) mengembangkan lima karakteristik anggaranyang memperhatikan
perilaku manusia. Karakteristik tersebut adalah:
1. Budgetary Participation (partisipasi anggaran)
Mengacu pada sejauh mana manajer berpartisipasi dalam menyusun anggaran dan
mempengaruhi sasaran anggaran untuk pencapaian prestasinya.
2. Budget ary Goal Clarity (kejelasan sasaran anggaran)
Mengacu pada sejauh mana sasaran anggaran dinyatakan secara jelas dan spesifik,
juga dimengerti oleh para manajer yang bertugas mencapai sasaran anggaran.
3. Budgetary Feedback (umpan balik anggaran)
![Page 12: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Umpan balik tentang tingkat pencapaian sasaran anggaran adalah variable motivasi
yang sangat penting.
4. Budgetary Evaluation (evaluasi anggaran)
Evaluasi anggaran mengacu pada selisih anggaran yang ditelusuri ke manajer pusat
pertanggung jawaban dan dipakai untuk mengevaluasi kinerja.
5. Budget Goal Difficulty (tingkat kesulitan sasaran anggaran)
Sasaran anggaran yang sangat mudah dicapai tidak mencerminkan tantangan dan
memiliki pengaruh motivasional yang rendah. Di lain sisi, sasaran yang sangat sulit
untuk dicapai mengakibatkan perasaan gagal, frustasi, penolakan dan aspirasi yang
rendah.
2.5 Jenis Anggaran
Terdapat beberapa jenis anggaran yang diungkapkan Anthony dan
Govindarajan (2005), meliputi:
a. Anggaran Operasi
Adalah anggaran yang berisi pendapatan dan biaya-biaya dalam satu periode.
b. Anggaran Modal
Anggaran modal menyatakan proyek-proyek modal yang telah disetujui, ditambah
jumlah sekaligus untuk proyek-proyek kecil yang tidak memerlukan persetujuan
tingkat yang lebih tinggi.
c. Anggaran Neraca
![Page 13: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/13.jpg)
13
Anggaran neraca menunjukkan implikasi neraca dari keputusan-keputusan yang
tercakup dalam anggaran opersi maupun anggaran modal.
d. Anggaran Laporan Arus Kas
Anggaran laporan arus kas menunjukkan berapa banyak uang yang dibutuhkan
selama tahun tersebut yang akan dipasok oleh laba ditahan dan berapa banyak, jika
ada, yang harus diperoleh dari pinjaman atau dari sumber-sumber luar lainnya.
2.6 Proses Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran dalam suatu organisasi biasanya dilakukan oleh
departemen anggaran dan komite anggaran. Departemen anggaran menangani arus
informasi dari sistem pengendalian anggaran. Komite anggaran yang terdiri dari
anggota-anggota manajemen senior, meninjau dan menyetujui atau menyesuaikan
masing-masing anggaran. Komite anggaran juga harus menyetujui revisi anggaran
besar yang dibuat selama satu tahun. Menurut Siegel dan Marcony dalam Asnawi
(1997), ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran, yaitu:
1. Penetapan Tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan prganisasi yang luas ke
dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus.
![Page 14: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/14.jpg)
14
2. Implementasi
Pada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk
mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang
secara positif dalam organisasi.
3. Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran tersebut berfungsi sebagai
elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolak ukur terhadap
mana kinerja aktual dibandingkan dan berfungsi sebagai suatu dasar untuk melakukan
manajemen berdasarkan pengecualian.
2.6 Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
2.6.1 Pengertian
Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran dianggap sebagian orang
sebagai obat mujarab untuk memenuhi kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi dari
para anggota organisasi. Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan
bersama oleh dua bagian atau lebih pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki
dampak masa depan terhadap mereka yang membuatnya. Dengan kata lain, pekerja
dan manajer tingkat bawah memiliki suara dalam proses manajemen. Partisipasi
secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, di mana para individual
terlibat dan mempunyai pengaruh dalam pembuatan keputusan yang mempunyai
pengaruh secara langsung terhadap para individu tersebut (Supomo dan Indriantoro,
1998). Dalam pengertian yang lebih luas, partisipasi merupakan inti dari proses
![Page 15: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/15.jpg)
15
demokratis dan oleh karena itu idaklah alamiah jika diterapkan dalam struktur
organisasi yang otoriter. Dalam konteks yang lebih spesifik, partisipasi dalam
penyusunan anggaran merupakan proses di mana para individu, yang kinerjanyya
dievaluasi dan memperoleh penghargaan berdasarkan pencapaian target anggaran,
terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran (Brownell,
1982).
2.6.2 Partisipasi dalam Proses Penyusunan Anggaran
Hampir semua studi mengenai partisipasi dalam proses manajemen
menyimpulkan bahwa partisipasi menguntungkan organisasi. Namun, Backer dan
Green menemukan bahwa ketika hal tersebut diterapkan dalam situasi yang salah,
partisipasi dapat menurunkan motivasi dan usaha karyawan untuk mencapai tujuan
organisasi. Secara garis besar, penyusunan anggaran dibagi menjadi 3 kelompok,
yaitu:
1. Top down approach (bersifat dari atas-ke-bawah)
Dalam penyusunan anggaran ini, manajemen senior menetapkan anggaran bagi
tingkat yang lebih rendah sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa saja
yang telah disusun. Tapi pendekatan ini jarang berhasil karena mengarah kepada
kurangnya komitmen dari sisi pembuat anggaran dan hal ini membahayakan
keberhasilan rencana anggaran.
2. Bottom up approach (bersifat dari bawah-ke-atas)
Pada bottom up approach, anggaran sepenuhnya disusun oleh bawahan dan
selanjutnya diserahkan atasan untuk mendapatkan pengesahan. Dalam pendekatan ini,
![Page 16: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/16.jpg)
16
manajer tingkat yang lebih rendah berpartisipasi dalam menentukan besarnya
anggaran. Pendekatan dari bawah ke atas dapat menciptakan komitmen untuk
mencapai tujuan anggaran, tetapi apabila tidak dikendalikan dengan hati-hati dapat
menghasilkan jumlah yang sangat mudah atau yang tidak sesuai dengan tujuan
keseluruhan perusahaan.
3. Kombinasi top down dan bottom up
Kombinasi antara kedua pendekatan inilah yang paking efektif. Pendekatan ini
menekankan perlunya interaksi antara atasan dan bawahan secara bersama sama
menetapkan anggaran yang terbaik bagi perusahaan. Partisipasi anggaran ini
mempunyai dampak positif terhadap motivasi manajerial karena dua alasan:
a. Mengarah pada komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai cita-cita
anggaran.
b. Hasil penyusunan anggaran partisipatif adalah pertukaran informs yang lebih
efektif. Pembuat anggaran mempunyai pemahaman yang lebih jelas mengenai
pekerjaan mereka melalui interaksi dengan atasan selama fase peninjauan dan
persetujuan.
2.6.3 Manfaat Partisipasi
Salah satu manfaat dari partisipasi yang berhasil adalah bahwa partisipasi
menjadi terlibat secara emosi dan bukan hanya secara tugas dalam pekerjaan.
Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih besar pada
semua tingkatan manajemen. Rosidi (2000) dalam Wijayanti dan Solichatun (2005)
menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki dua manfaat, yaitu :
![Page 17: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/17.jpg)
17
1. Mengurangi ketimpangan informasi dalam organisasi
2. Menimbulkan komitmen yang lebih besar kepada para manajer untuk
melaksanakan dan memenuhi anggaran.
2.6.3 Batasan dan Permasalahan dalam Partisipasi
Dalam kondisi paling ideal sekalipun, partisipasi mempunyai
keterbatasanketerbatasan sendiri. (1) Proses partisipasi memberikan kekuasaan
kepada para manajer untuk menetapkan isi dari anggaran mereka. Kekuasaan ini bisa
disalah gunakan untuk hal-hal yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. (2)
Adanya beberapa perusahaan yang mengakui menggunakan penyusunan anggaran
partisipatif tetapi pada kenyataan tidak. Hal ini disebut dengan partisipasi semu
(pseudoparticipation). Kepura-puraan ini dapat membuat karyawan memandang
proses tersebut sebagai “tipuan manajemn”. (3) Status dan pengaruh dalam suatu
organisasi juga dapat menghambat partisipasi yang efektif. Top manajer yang lebih
dominan atau memiliki status sosial yang lebih besar, akan merasa lebih mampu
menyusun anggaran dibandingkan dengan tingkatan.
2.7 Informasi Asimetri
Asimetri informasi (information asymmetry)Yaitu suatu kondisi di mana ada
ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai penyedia
informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder pada umumnya
sebagai pengguna informasi (user).
![Page 18: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/18.jpg)
18
Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya
biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan
dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi
keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan
informasinya kepada pemegang saham.
2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga
manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang
melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak
dilakukan.
Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi antara
principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk kepentingan
sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar manusia yaitu: (1)
manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki
daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)
manusia selalu menghindari resiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar
manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk
manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya
informasi yang disampaikan.
![Page 19: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/19.jpg)
19
2.7.1 Job relevant information
Literature-literatur akuntansi ( Baiman 1982, Baiman Damski 1980, Teasen
dan Waterhouse 1985 dalam Kren 1992) mngidentifikasi dua tipe informasi dalam
organisasi yaitu pengaruh keputusan (decision influencing) dan job relevant
information. Job relevant information berhubungan dengan penilaian seberapa luas
kemampuan manajer untuk menerima informasi yang dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan efektif yang juga digunakan digunakan untuk mengevaluasi
alternative-alternatif keputusan yang penting (Locke et al, 1986 dalam Mulyasari dan
Sugiri, 2005). Kemampuan manajer untuk menerima informasi adalah kemampuan
untuk mendapatkan , mengubah, dan membagikan informasi kepada orang lain.
Kren (1992) dalam penelitiannya tentang job relevant information (JRI),
memahami job relevant information sebagai informasi yang memfasilitasi pembuatan
keputusan yang berhubunga dengan tugas, Baiman (1982) dalam yusfaningrum
(2005) menambahkan bahwa job relevant information membantu bawahan/pelaksan
anggaran dalam meningkatkan pilihan tindakannya melalui informasi usaha yang
berhasil denga baik. Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada
bawahan mengenai alternative keputusan dan tindakan yang perlu dilakukandalam
mencapai tujuan.
Early dalam Sumadiyah dan Susanta (2004)bahwa perencanaan dipengaruhi
oleh informasi yang tersedia untuk individu. Tersedianya informasi yang
![Page 20: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/20.jpg)
20
berhubungan dengan tugas akan meningkatkan perencanaan untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Job relevant information akan mendorong aktifitas perencanaan dan
cara pendekatan yang digunakan terhadap tugas, serta membuat individu akan lebih
terus berusaha dan lebih bersemangat mengerjakan tugas dibandingkan individu yang
tidak memiliki job relevant information.
![Page 21: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/21.jpg)
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif. Pada penelitian asosiatif minimal terdapat dua variabel yang dihubungkan,
jadi penelitian asosiatif merupakan suatu penelitian yan gmencari hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiyono,2004)
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah DPRD Provinsi NTB, dengan alas an sebagai
berikut;
1. Kemampuan peneliti yang dikaitkan dengan bidang ilmu yang diteliti.
2. Lokasi penelitian yang mudah dijangkau oleh peneliti sehingga mudah
memperoleh data yang dibutuhkan.
![Page 22: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/22.jpg)
22
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi (population) adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu
yang mempunyai karakteristik tertentu. (Indriantono dan supomo, 2002:115).
Populasi dalam penelitian ini sejumlah 116 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel (sample) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilliki
oleh populasi (Sugiyono, 2004). Metode penellitian sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2006:78)
purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(judgement sampling). Sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang,
Keterangan Jumlah Sampel
Pimpinan dan badan
anggaran
Badan musyawarah
Badan legislasi
Badan kehormatan
26
19
15
5
5
5
5
-
![Page 23: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/23.jpg)
23
Komisi 1
Komisi 2
Komisi 3
Komisi 4
11
13
13
14
5
5
5
5
Total 116 35
Criteria pemilihan sampel
Anggota DPR yang berperan ketua dan sekertaris komisi atau bagian
Anggota DPR yang telah menjabat lebih dari dua tahun
3.4 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mail survey yaitu
melalui penyebaran kuesioner dan mendatangi langsung wilayah sampel dalam
penelitian yang dapat dijangkau (Personally Administered Questionare). Bentuk
kuesioner terdiri dari kuesioner dengan pertanyaan terkait (angket tersruktur).
![Page 24: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/24.jpg)
24
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini;
1. Data kualitatif yaitu berupa informasi penting mengenai variabel-variabel
terkait yang mempengaruhi dan dipengaruhi yang dinyatakan dalam bentuk
kata, kalimat, dan gambar
2. Data kuantitatif yaitu skor jawaban kuesioner dari responden yang dinyatakan
dalam bentuk angka dan dapat diukur dengan satuan hitung
3.5.Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber
dari jawaban responden atas beberapa jumlah pertanyaan tentang anggaran
partisipatif, decision influencing, job relevant information, informasi asimetri.
3.6 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini dapat diidentifikasi variable-variabel sebagai berikut
a. Partisipasi anggaran
b. Job relevant information
![Page 25: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/25.jpg)
25
c. Informasi asimetri
d. Decision influencing
3.7 Klasifikasi Variabel
Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan, maka variabel-variabel yang dianalisis
dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (independent variabel) merupakan variabel yang
memepengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (Sugiyono, 2010:4). Dalam penelitian ini variabel bebasnya
adalah anggaran partisipatif, decision influencing, job relevant information,
dan informasi asimetri
2. Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2010:4).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi NTB.
3.8 Definisi opresional variabel
1. Anggaran partisipatif merupakan pendekatan anggaran yang berfokus
pada upaya untuk meningkatkan motivasi karyawan untuk mencapai
tujuan organisasi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variable ini
diadopsi dari Fitri (2004) yang banyak digunakan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Instrument penelitian ini menggunakan skala likert 1-5
![Page 26: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/26.jpg)
26
dengan skor 1; sangat sedikit, 2; sedikit , 3 : netral , 4 : banyak, 5: sangat
banyak.
2. Job relevant information merupakan salah satu informasi yang membantu
atasan untuk memperbaiki pemilihan tindakannya melalui upaya yang
diinformasikan dengan baik, baik yang bersumber dari lingkungan
eksternal maupun internal perusahaan. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur variable ini diadopsi dari Kren (1992) yang banyak digunakan
oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Instrument penelitian ini menggunakan
skala likert 1-5 dengan skor 1; sangat sedikit, 2; sedikit , 3 : netral , 4 :
banyak, 5: sangat banyak.
3. Informasi asimetri adalah keadaan yang terjadi jika bawahan memiliki
informasi yang lebih banyak mengenai aktivitas organisasinya
dibandingkan dengan atasannya. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur variable ini diadopsi dari Dunk (1993) yang banyak digunakan
oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Instrument penelitian ini menggunakan
skala likert 1-5 dengan skor 1; sangat sedikit, 2; sedikit , 3 : netral , 4 :
banyak, 5: sangat banyak
3.8 PROSEDUR DAN ANALISIS DATA
Setelah kuesioner disebarkan dan terkumpul kembali, tahap selanjutnya
adalah mengolah data yang diperoleh dan dianalisis dengan menggunakan beberapa
metode berikut ini :
![Page 27: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/27.jpg)
27
i. Uji Non Response Bias
Pengujian non respon bias dilakukan dengan melihat apakah ada perbedaan
karakteristik sampel antara responden yang menjawab dan yang tidak memberikan
jawaban (Indriantoro dan Supomo, 1999). Metode yang diterapkan penelitian ini
adalah dengan mengelompokkan jawaban yang diterima ke dalam dua kelompok,
yaitu : (1) kelompok awal (early response), dan (2) kelompok akhir (last response).
Kelompok awal (early response) untuk kuesioner yang diterima kembali sejak awal
hingga satu minggu setelah batas pengembalian. Sedangkan kelompok akhir (last
response) untuk kuesioner yang diterima lebih dari satu minggu setelah batas
pengembalian. Batas waktu (cut off) pengembalian kuesioner yang ditentukan oleh
peneliti adalah satu minggu. Pengujian respon bias ini menggunakan t-test, dengan
P-value > 0.05 yang artinya sampel penelitian ini memenuhi syarat representasi
populasi.
ii. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,
2005: 45). Teknik pengujiannya menggunakan korelasi Product Moment dan
Pearson dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%, untuk mengetahui keeratan
pengaruh antara variabel bebas dengan veriabel terikat. Caranya dengan
mengkorelasikan antara skor item pertanyaan dengan skor total dengan
![Page 28: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/28.jpg)
28
menggunakan bantuan melalui program SPSS. Dengan kriteria apabila probabilitas
kurang dari 0.05 atau apabila nilai total pearson correlation > 0.6 maka item
tersebut valid.
iii. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2005: 41) reliabilitas sebenarnya adalah alat ukur untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk.
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap
pertanyaan ini dikatakan reliable jika masing-masing pertanyaan hendak mengukur
hal yang sama. Teknik pengujiannya menggunakan koefisien alpha cronbach,
dengan taraf nyata 5%, hal ini perhitungannya juga menggunakan bantuan program
SPSS. Dengan kriteria jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis atau apabila
nilai alpha cronbach > 0.6 maka item tersebut dinyatakan reliabel.
iv. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang
dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan
dilakukan adalah :
![Page 29: 91362526-ANGGARAN-PARTISIPATIF](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022051514/54867be7b4af9f730d8b51f8/html5/thumbnails/29.jpg)
29
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat, variabel bebas, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Menurut Ghozali (2005: 110), uji normalitas dapat dilakukan dengan uji
statistik Kolmogrof-Sminov. Kriteria pengujiannya adalah apabila angka signifikansi
(SIG) > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila angka signifikansi
(SIG) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005:105), analisis heteroskedastisitas memiliki tujuan
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Diagnosa adanya gejala heteroskedastisitas
secara statistik dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Gletser dengan melihat
tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolut residual sebagai variabel terikat
dengan variabel karakteristiknya. Analisis ini dilakukan melalui bantuan program
SPSS.