9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

23
MODUL IV B BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA Sejak tahun 2002, paradigma kesehatan Indonesia berfokus pada peningkatan dan pencegahan penyakit dengan memberdayakan potensi yang ada di masyarakat secara optimal agar masyarakat lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya. Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang diaktifkan adalah membentuk dan melatih kader kesehatan agar mempunyai kemampuan tertentu, kemampuan sebagai Kader Kesehatan Jiwa (Kader Keswa). Diperkirakan satu tahun setelah terjadinya bencana di propinsi NAD dan Sumatera Utara mungkin timbul berbagai masalah psikososial dan gangguan jiwa. Hasil penelitian pasien gangguan jiwa yang cepat dirawat dapat sembuh 25 %, mandiri 25 %, butuhkan bantuan 25% dan yang berat dan butuh perawatan penuh 25%. Pasien gangguan jiwa yang telah dirawat oleh perawat Community Mental Health Nursing (CMHN) menunjukkan perbaikan dan ± 45% telah mandiri. Untuk dapat mendata keluarga sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa diperlukan bantuan kader kesehatan jiwa. Dengan cara ini diharapkan seluruh masalah kesehatan jiwa dapat diselesaikan. Strategi yang digunakan adalah Desa Siaga Sehat Jiwa dengan memberdayakan kader kesehatan jiwa. 128

description

ok

Transcript of 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

Page 1: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

MODUL IV BBUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA

Sejak tahun 2002, paradigma kesehatan Indonesia berfokus pada peningkatan dan

pencegahan penyakit dengan memberdayakan potensi yang ada di masyarakat secara

optimal agar masyarakat lebih mandiri dalam menjaga kesehatannya. Salah satu bentuk

pemberdayaan masyarakat yang diaktifkan adalah membentuk dan melatih kader

kesehatan agar mempunyai kemampuan tertentu, kemampuan sebagai Kader Kesehatan

Jiwa (Kader Keswa).

Diperkirakan satu tahun setelah terjadinya bencana di propinsi NAD dan Sumatera

Utara mungkin timbul berbagai masalah psikososial dan gangguan jiwa. Hasil

penelitian pasien gangguan jiwa yang cepat dirawat dapat sembuh 25 %, mandiri 25 %,

butuhkan bantuan 25% dan yang berat dan butuh perawatan penuh 25%. Pasien

gangguan jiwa yang telah dirawat oleh perawat Community Mental Health Nursing

(CMHN) menunjukkan perbaikan dan ± 45% telah mandiri.

Untuk dapat mendata keluarga sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan

jiwa diperlukan bantuan kader kesehatan jiwa. Dengan cara ini diharapkan seluruh

masalah kesehatan jiwa dapat diselesaikan. Strategi yang digunakan adalah Desa Siaga

Sehat Jiwa dengan memberdayakan kader kesehatan jiwa.

Kader kesehatan jiwa berperan penting di masyarakat karena kader dapat membantu

masyarakat mencapai kesehatan mental yang optimal melalui penggerakan masyarakat

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mental serta pemantauan kondisi

kesehatan mental masyarakat di wilayahnya.

A. Tujuan Pelatihan

a. Umum

Kader kesehatan berperan serta dalam meningkatkan, memelihara dan

mempertahankan kesehatan jiwa masyarakat

128

Page 2: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

b. Khusus

Setelah mengikuti pelatihan, kader mempunyai kemampuan :

1. Melaksanakan program desa siaga sehat jiwa

2. Melakukan deteksi keluarga : sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan

gangguan jiwa di masyarakat

3. Menggerakkan individu, keluarga dan kelompok sehat jiwa untuk mengikuti

penyuluhan kesehatan jiwa

4. Menggerakkan individu, keluarga dan kelompok yang berisiko mempunyai

masalah psikososial untuk mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa

5. Menggerakkan individu, keluarga dan kelompok yang mempunyai gangguan

jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa

6. Menggerakkan pasien gangguan jiwa yang mandiri untuk mengikuti

program TAK dan rehabilitasi

7. Melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang anggota keluarganya

mengalami masalah psikososial atau gangguan jiwa yang telah mandiri

8. Melakukan rujukan kasus masalah psikososial atau gangguan jiwa pada

perawat CMHN atau Puskesmas

9. Membuat dokumentasi perkembangan kondisi kesehatan jiwa pasien

B. Program Desa Siaga Sehat Jiwa

Departemen Kesehatan berupaya untuk memfasilitasi percepatan pencapaian derajat

kesehatan setinggi-tingginya bagi seluruh penduduk dengan mengembangkan

kesiap-siagaan di tingkat desa. Desa-desa yang memiliki kesiapan di bidang

kesehatan diberi nama Desa Siaga yaitu desa yang penduduknya memilki sumber

daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Desa

Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk

mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat, seperti

kurang gizi, kejadian bencana, dengan memanfaatkan potensi setempat secara

gotong royong, menuju desa sehat.

129

Page 3: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

Desa Siaga Sehat Jiwa adalah bagian terintegrasi dari Desa Siaga, yang

penduduknya memiliki sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah

kesehatan jiwa secara mandiri

1. Visi

Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah tercapainya Kecamatan

Sehat 2010. Kecamatan sehat 2010 merupakan gambaran kesehatan masyarakat

masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai

lingkungan sehat dengan penduduknya yang perilaku sehat, memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Desa Siaga Sehat Jiwa merupakan pelayanan keperawatan kesehatan jiwa

komunitas yang mempunyai visi ”gambaran masyarakat yang mandiri memelihara

kesehatan jiwa”.

2. Misi

Misi pelayanan keperawatan kesehatan jiwa di Desa Siaga Sehat Jiwa adalah

pengembangan dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai masyarakat sehat

jiwa melalui pengembangan program CMHN dan pembentukan kader kesehatan

jiwa. Melalui desa siaga sehat jiwa dapat dicapai:

a. Masyarakat yang sehat jiwa tetap sehat

b. Masyarakat yang risiko gangguan jiwa menjadi sehat

c. Masyarakat yang gangguan jiwa menjadi mandiri

3. Strategi

Untuk mencapai visi dan misi desa siaga sehat jiwa maka strategi yang disiapkan

adalah penyusunan dan pelaksanaan beberapa program/kegiatan kesehatan jiwa

(CMHN) di desa siaga sehat jiwa. Fokus utama program CMHN di desa siaga

adalah

a. Kegiatan perawat CMHN.

1) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok masyarakat yang

sehat :

Keluarga dengan bayi

130

Page 4: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

Keluarga dengan kanak-kanak

Keluarga dengan usia pra sekolah

Keluarga dengan usia sekolah

Keluarga dengan remaja

Keluarga dengan dewasa muda

Keluarga dengan dewasa

Keluarga dengan lanjut usia

2) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok pasien yang risiko

masalah psikososial :

Kehilangan bentuk, struktur, fungsí tubuh

Kehilangan/perpisahan dengan orang dicintai, pekerjaan, tempat tinggal,

sekolah, harta benda

3) Pendidikan kesehatan jiwa bagi kelompok keluarga dan pasien

yang mengalami gangguan jiwa :

Pasien dengan Perilaku kekerasan

Pasien dengan Isolasi sosial

Pasien dengan Harga diri rendah

Pasien dengan Halusinasi

Pasien dengan Kurang Perawatan Diri

4) Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) bagi pasien

gangguan jiwa mandiri

5) Kegiatan rehabilitasi bagi pasien gangguan jiwa mandiri

6) Asuhan keperawatan untuk pasien gangguan jiwa.

b. Kegiatan Kader Kesehatan Jiwa :

1) Mendeteksi keluarga di Desa Siaga Sehat Jiwa: sehat, risiko masalah

psikososial dan gangguan jiwa

2) Menggerakkan keluarga sehat untuk penyuluhan kesehatan jiwa sesuai

dengan usia

3) Menggerakkan keluarga risiko untuk penyuluhan risiko masalah

psikososial

4) Menggerakkan keluarga gangguan jiwa untuk penyuluhan cara merawat

5) Menggerakkan pasien gangguan jiwa untuk mengikuti Terapi Aktifitas

Kelompok dan Rehabilitasi

131

Page 5: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

6) Melakukan kunjungan rumah pada pasien gangguan jiwa yang telah

mandiri

7) Merujuk pasien gangguan jiwa ke perawat CMHN

8) Mendokumentasikan semua kegiatan

Kegiatan diatas dilakukan secara bergiliran dalam satu bulan.

Minggu pertama : kegiatan nomor 1, 2, 6, 7,8

Minggu kedua : kegiatan nomor 1, 4, 5, 6, 7,8

Minggu ketiga : kegiatan nomor 1, 3, 6, 7,8

Minggu keempat : kegiatan nomor 1, 4, 5, 6, 7,8

Latihan 1

C. Deteksi Keluarga Di Desa Siaga Sehat Jiwa

Salah satu peran dan fungsi kader kesehatan jiwa adalah mendeteksi seluruh

keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa.

1. Pengertian

Deteksi adalah kemampuan kader kesehatan jiwa untuk mengetahui kondisi

kesehatan jiwa keluarga yang tinggal di desa siaga sehat jiwa. Hasil deteksi

adalah sehat jiwa, risiko masalah psikososial dan gangguan jiwa.

2. Tujuan

Melalui deteksi diperoleh gambaran tentang kesehatan jiwa satu wilayah yang

ditunjukkan melalui :

a.Jumlah keluarga yang sehat jiwa

Siapa yang harus bertanggungjawab terhadap kesehatan mental masyarakat ? bagaimana cara bp/ibu meningkatkan kesehatan mental keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitar bp/ibu ?

Dapatkah bp/ibu membayangkan bila salah seorang tetangga dekat bp/ibu mengalami masalah kejiwaan ? Apa yang akan bp/ibu lakukan ?

Bila ada tetangga yang baru pulang dari rumah sakit jiwa, apa yang akan bp/ibu lakukan ?

132

Page 6: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

b. Jumlah keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial

c.Jumlah keluarga yang mempunyai pasien gangguan jiwa

3. Pelaksanaan kegiatan

a. Persiapan

1) Kader mempelajari buku pedoman deteksi keluarga

2) Kader mempelajari tanda – tanda

orang/keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial atau

orang/keluarga yang mengalami gangguan jiwa

3) Kader mengidentifikasi orang/keluarga

yang diduga mengalami risiko masalah psikososial atau gangguan

jiwa

4) Melakukan kontrak/janji untuk bertemu

dengan pasien dan keluarga

b. Pelaksanaan

1) Setiap dusun memiliki kader kesehatan jiwa dengan rasio satu kader

bertanggungjawab terhadap 15-20 keluarga yang ada disekitar

tempat tinggalnya

2) Seluruh keluarga yang ada di desa siaga sehat jiwa mempunyai kader

kesehatan jiwa (kader membagi habis jumlah keluarga di dusun

untuk di kelola bersama)

3) Kader menilai kesehatan jiwa tiap keluarga yang tinggal di

wilayahnya dengan cara wawancara dan pengamatan sesuai dengan

petunjuk pada buku pedoman deteksi keluarga

Untuk menilai perilaku yang menunjukkan adanya risiko masalah

psikososial atau gangguan jiwa maka kader kesehatan jiwa perlu

mengetahui tanda – tanda/perilaku yang menunjukkan individu

tersebut risiko masalah psikososial atau gangguan jiwa (tabel 3.1 dan

tabel 3.2)

4) Berdasarkan penilaian yang dilakukan, kader mengelompokkan

keluarga yang tinggal diwilayahnya menjadi 3 kelompok :

133

Page 7: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

a) Kelompok keluarga sehat adalah keluarga yang

tinggal di wilayah kerja kader dan tidak menunjukkan perilaku

menyimpang; baik risiko masalah psikososial (lihat tabel 1)

maupun gangguan jiwa (lihat tabel 2)

b) Kelompok keluarga yang berisiko masalah

psikososial adalah keluarga yang tinggal di wilayah kerja kader

yang mempunyai kondisi sesuai tabel 1

c) Kelompok keluarga yang anggota keluarganya

mengalami gangguan jiwa adalah keluarga yang tinggal di

wilayah kerja kader dan mempunyai anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa (perilaku seperti pada tabel 2)

c. Pelaporan

1) Kader mencatat nama seluruh keluarga

yang tinggal di wilayahnya

2) Kader mencatat data – data keluarga yang mempunyai risiko

masalah psikososial

3) Kader mencatat data – data keluarga yang mengalami gangguan

jiwa

4) Hasil penghitungan jumlah keluarga untuk masing – masing

kelompok dicatat

5) Hasil pencatatan disampaikan pada perawat CMHN yang

bertanggungjawab

4. Karakteristik keluarga yang berisiko mengalami masalah psikososial,

gangguan jiwa dan sehat jiwa

a. Risiko terjadinya masalah psikososial

Tabel 1Risiko masalah psikososial

NO FAKTOR RISIKO

12

Kehilangan anggota keluarga, atau orang yang dicintai Kehilangan pekerjaan,

134

Page 8: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

345

6

Kehilangan harta benda, Kehilangan anggota tubuh Penyakit fisik kronis : Hipertensi , TBC, DM, Jantung,

Ginjal, Rhematik, Stroke Hamil dan postpartum

b. Gangguan jiwa

Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh rusaknya

fungsi jiwa (ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi, aktivitas,

motivasi, belajar) sehingga menyebabkan adanya hambatan dalam

melakukan fungsi sosial (interaksi/bergaul). Penyebab gangguan jiwa

adalah ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan masalah.

Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Perilaku

yang menunjukkan seseorang mengalami gangguan jiwa adalah sangat

beragam (lihat table 2).

Tabel 2

Perilaku yang menunjukkan tanda gangguan jiwa

NO CIRI PERILAKU

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Sedih berkepanjangan dalam waktu lama

Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari (kebersihan, makan, minum, aktivitas) berkurang

Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)

Marah – marah tanpa sebab

Bicara atau tertawa sendiri

Mengamuk

Menyendiri

Tidak mau bergaul

Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri

Mengatakan atau mencoba bunuh diri

135

Page 9: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

Latihan 1 : Diskusikan dengan teman kelompok dan fasilitator pertanyaan

dibawah ini.

c. Sehat Jiwa

Keluarga yang sehat jiwa adalah keluarga yang anggota keluarganya

tidak ada gangguan jiwa atau risiko masalah psikososial.

Semua hasil deteksi dimasukkan dalam buku deteksi keluarga, kemudian

dimasukkan di buku penyuluhan, dimana kelompok sehat jiwa dibagi dalam

kelompok, demikian pula risiko dan gangguan jiwa.

D. Menggerakkan Kelompok Keluarga Sehat Untuk Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian

Penggerakkan kelompok keluarga sehat adalah kegiatan memobilisasi

keluarga yang sehat untuk mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan jiwa oleh

perawat CMHN yang dilakukan sesuai dengan jadwal (dua minggu sekali).

2. Tujuan

Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga

sehat agar menghadiri penyuluhan kesehatan yang akan dilaksanakan

3. Pelaksanaan kegiatan

a. Persiapan

1) Kader mengidentifikasi keluarga sehat jiwa yang akan

mengikuti penyuluhan; sesuai dengan topik penyuluhan (misalnya

keluarga dengan anak bayi)

2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran

penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan

136

1. Identifikasi apakah ada tetangga bp/ibu yang mempunyai perilaku seperti tertulis pada tabel 1 dan 2 ?

2. Bagaimana cara bp/ibu menilai perilaku seseorang yang termasuk sehat jiwa, berisiko mengalami masalah psikososial dan gangguan jiwa

3. Perlihatkan cara bp/ibu dalam mendeteksi adanya masalah psikososial atau gangguan jiwa

4. Sebagai kader apa yang dapat bp/ibu lakukan untuk menolong mereka?

Page 10: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan satu hari sebelumnya untuk

hadir penyuluhan

4) Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir satu jam sebelum

penyuluhan

5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan

6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan

b. Pelaksanaan

1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan

2) Mengumpulkan peserta penyuluhan

3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan

4) Memotivasi peserta untuk bertanya

c. Pelaporan

1) Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat

buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa)

E. Penggerakan Kelompok Keluarga Yang Berisiko Mengalami Masalah Psikososial Untuk Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian

Penggerakkan kelompok keluarga yang berisiko mengalami masalah

psikososial adalah kegiatan memobilisasi keluarga yang mengalami risiko

maslah psikososial untuk mengikuti penyuluhan kesehatan oleh perawat

CMHN yang dilakukan dua minggu sekali.

2. Tujuan

Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga

yang risiko masalah psikososial untuk menghadiri penyuluhan kesehatan yang

akan dilaksanakan

3. Pelaksanaan kegiatan

a. Persiapan

1) Kader mengidentifikasi keluarga berisiko masalah psikososial (lihat

tabel 1) untuk mengikuti penyuluhan

2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran

penyuluhan 1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan

137

Page 11: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

3) Kader mengingatkan peserta penyuluhan 1 hari sebelumnya untuk

hadir penyuluhan

4) Kader mengingatkan peserta penyuluhan untuk hadir 1 jam sebelum

penyuluhan

5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan

6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan

b. Pelaksanaan

1) Mengingatkan peserta untuk mengikuti penyuluhan

2) Mengumpulkan peserta penyuluhan

3) Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan

4) Memotivasi peserta untuk bertanya

c. Pelaporan

1) Membuat laporan topik/judul penyuluhan dan kehadiran peserta (lihat

buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa)

G. Penggerakan Kelompok Keluarga Gangguan Jiwa Untuk Penyuluhan Kesehatan tentang Gangguan Jiwa

1. Pengertian

Penggerakkan kelompok keluarga yang mempunyai gangguan jiwa adalah

kegiatan memobilisasi keluarga untuk mengikuti kegiatan penyuluhan oleh

perawat CMHN.

2. Tujuan

Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong keluarga

yang mempunyai gangguan jiwa untuk menghadiri penyuluhan kesehatan jiwa.

3. Pelaksanaan kegiatan

a. Persiapan

1) Kader mengidentifikasi keluarga yang mempunyai gangguan jiwa yang

akan mengikuti penyuluhan

2) Kader menyampaikan/mengundang keluarga yang menjadi sasaran

penyuluhan1 minggu sebelum kegiatan penyuluhan

138

Page 12: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

3) Kader satu hari sebelumnya mengingatkan keluarga yang menjadi

sasaran penyuluhan untuk hadir

4) Kader mengingatkan keluarga untuk hadir 1 jam sebelum penyuluhan

5) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta penyuluhan,

6) Kader mempersiapkan tempat penyuluhan,

b. Pelaksanaan

1. Mengingatkan keluarga untuk mengikuti penyuluhan

2. Mengumpulkan peserta penyuluhan

3. Mendampingi perawat CMHN yang memberikan penyuluhan

4. Memotivasi peserta untuk aktif mengikuti penyuluhan dan mengajukan

pertanyaan

c. Pelaporan

Membuat laporan kegiatan penyuluhan serta kehadiran peserta (lihat buku

pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa)

Latihan 2

H. Penggerakan Kelompok Pasien Gangguan Jiwa Untuk Terapi Aktifitas Kelompok (Tak) Dan Rehabilitasi

1. Pengertian

Penggerakkan kelompok pasien gangguan jiwa adalah kegiatan memobilisasi

pasien untuk mengikuti kegiatan TAK dan Rehabilitasi oleh perawat CMHN.

2. Tujuan

Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memotivasi dan mendorong pasien

gangguan jiwa untuk mengikuti TAK dan Rehabilitasi.

3. Pelaksanaan kegiatan

Peragakan bagaimana bp/ibu mengundang keluarga untuk mengikuti penyuluhan

Peragakan bagaimana bp/ibu mengingatkan peserta utnuk mengikuti penyuluhan

139

Page 13: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

a. Persiapan

1) Kader bersama perawat CMHN mengidentifikasi pasien gangguan yang

akan mengikuti TAK dan rehabilitasi

2) Kader bersama perawat CMHN menyampaikan rencana TAK dan

Rehabilitasi

3) Kader bersama keluarga menyediakan (alat dan bahan) TAK dan

rehabilitasi

4) Kader mengundang pasien dan keluarga yang akan mengikuti TAK dan

rehabilitasi untuk hadir

5) Kader mengingatkan pasien dan keluarga untuk hadir pada kegiatanTAK

dan rehabilitasi yang akan dilaksanakan

6) Kader mempersiapkan daftar hadir peserta kegiatan (TAK dan

rehabilitasi)

7) Kader mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan TAK dan

rehabilitasi

b. Pelaksanaan

1) Mengumpulka

n peserta TAK dan rehabilitasi

2) Mendampingi

perawat CMHN yang melakukan kegiatan (TAK dan rehabilitasi)

3) Kader

memotivasi peserta untuk aktif mengikuti kegiatan (TAK dan

rehabilitasi)

c. Pelaporan

Membuat laporan kegiatan TAK dan rehabilitasi serta kehadiran peserta (lihat

buku pegangan kader :TAK dan Rehabilitasi)

I. Kunjungan Rumah

1. Pengertian

Kunjungan rumah adalah kunjungan kader kesehatan jiwa ke keluarga yang

anggota keluarganya mengalami gangguan jiwa dan telah dirawat oleh

140

Page 14: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

perawat CMHN dan telah mandiri. Kunjungan dilakukan 2 minggu sekali.

Saat melakukan kunjungan rumah, kader melakukan penilaian terhadap

kemampuan pasien gangguan jiwa dan keluarga dalam perawatan pasien (lihat

buku panduan supervisi kader).

2. Tujuan

Melalui kunjungan rumah diperoleh informasi terkini tentang kemampuan

pasien mengatasi masalahnya dan keterlibatan keluarga dalam perawatan

pasien dirumah

3. Sasaran

Sasaran kunjungan rumah kader adalah pasien dan keluarga yang mempunyai

masalah harga diri rendah, menyendiri, mendengar suara-suara (halusinasi),

mengamuk dan kurang merawat diri (lihat buku panduan supervisi kader),

yang telah mandiri.

4. Pelaksanaan kegiatan

a. Persiapan

Persiapan yang harus dilakukan adalah :

1) Menyiapkan buku supervisi kader

2) Mempelajari isi buku

3) Melakukan perjanjian/kontrak dengan keluarga

b. Pelaksanaan

1) Memberikan salam terapeutik

2) Melakukan perjanjian/kontrak

3) Mengobservasi perilaku pasien dan melakukan wawancara dengan

pasien dan keluarga tentang kemampuan pasien: kegiatan sehari-hari,

kemampuan sosialisasi, kemampuan menyelesaikan masalah dan

kepatuhan makan obat dan follow up.

4) Menyampaikan pujian terhadap kemampuan pasien dan keluarga,

5) Membuat perjanjian untuk kunjungan pada minggu berikutnya dengan

tujuan tertentu atau rujukan yang diperlukan

c. Pelaporan

141

Page 15: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

Tuliskan hasil observasi bp/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan

kasus pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader)

Latihan 3

J. Rujukan Kasus

1. Pengertian

Rujukan adalah mengirimkan pasien kepada perawat CMHN yang

bertanggungjawab. Rujukan dilakukan jika saat supervisi/kunjungan

rumah/deteksi keluarga kader menemukan :

Pasien mengalami kemunduran perilaku; berdasarkan penilaian terhadap

perilaku pasien saat kunjungan rumah (lihat buku pegangan kader : supervisi

pasien)

Pasien baru yang ditemukan

2. Tujuan

Melalui rujukan, pasien gangguan jiwa mendapatkan perawatan yang lebih baik

lagi

3. Pelaksanaan kegiatan

a. Persiapan

1) Kader

menyiapkan laporan kunjungan rumah/supervisi yang menunjukkan

kemunduran perilaku pasien atau adanya masalah kesehatan baru

2) Kader mengisi

format rujukan kasus

b. Pelaksanaan

Peragakan bagaimana bp/ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang menyendiri

Peragakan bagaimana bp/ibu melakukan kunjungan rumah untuk menilai pasien yang mendengar suara – suara

Diskusikan hal – hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari saat kunjungan rumah

142

Page 16: 9. Modul IV B Buku Pegangan Kader

1) Kader menyampaikan laporan hasil kunjungan rumah pada perawat

CMHN

2) Kader memberikan surat rujukan pada perawat CMHN

c. Pelaporan

Tuliskan hasil observasi bp/ibu pada buku pegangan kader sesuai dengan kasus

pasiennya (lihat buku pegangan kader : supervisi kader)

Latihan 4

K. Pendokumentasian

1. Pengertian

Pendokumentasian adalah menuliskan seluruh tindakan yang dilakukan kader

(deteksi, penggerakkan, kunjungan rumah dan rujukan kasus) dengan

menggunakan panduan pelaporan yang tersedia (buku pegangan kader kesehatan

jiwa).

2. Tujuan

Melalui pendokumentasian yang dilakukan kader, diharapkan perkembangan

kondisi kesehatan pasien dan keluarga serta seluruh kegiatan yang telah

dilakukan di desa siaga sehat jiwa tercatat dengan baik

3. Bentuk dokumentasi

Bentuk dokumentasi laporan kader adalah :

a. Buku pegangan kader : deteksi keluarga

b. Buku pegangan kader : penyuluhan kesehatan jiwa

c. Buku pegangan kader : supervisi pasien gangguan jiwa

d. Surat rujukan

Identifikasi kasus – kasus yang membutuhkan rujukan

Peragakan bagaimana caranya bila bp/ibu melakukan rujukan kasus ke perawat CMHN

143