9. Indikator Kesehatan
-
Upload
ady-setiady -
Category
Documents
-
view
486 -
download
8
description
Transcript of 9. Indikator Kesehatan
INDIKATOR
KESEHATAN
pengertian, definisi operasional,
dan formula perhitungannya
Pendahuluan
• Berbagai upaya untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat telah dilakukan
• Namun, bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga,
derajat kesehatan masyarakat Indonesia relatif tertinggal
• Misalnya pada tahun 2006 di antara 10 negara-negara ASEAN:
- IPM Indonesia sebesar 0,728 (urutan ke-4), yg tertinggi
Singapura (0,922)
- AKB Indonesia sebesar 35/1.000 lh (ke-4 tertinggi),
terendah Singapura (2/1.000 lh).
- UHH Indonesia sebesar 69 tahun (urutan ke-7), yg tertinggi
Singapura (80 tahun).
- AKI (1990 – 2005) sebesar 310/100.000 lh (ke-3 tertinggi)
Pendahuluan
• IPM 2005 (BPS) : 69,6 (76,1 di DKI Jakarta, 62,1 di
Papua)
• Estimasi AKB 2007 (BPS) : 26,89 per 1.000 lahir
hidup (10,95 di DKI Jakarta, 43,51 di NTB)
• Estimasi UHH 2007 (BPS) : 69,09 tahun (74,56 di
DIY, 63,25 di NTB)
• Angka Kelahiran Kasar (CBR) 2007 (BPS) : 19,8 per
1.000 penduduk (12,4 di DIY, 26,9 di Kepri).
Pendahuluan
• Pembahasan indikator kesehatan tidak dapat
mengabaikan indikator lain yang berpengaruh
(langsung/tak langsung) seperti kependudukan,
pendidikan, lingkungan, dan sosial ekonomi.
• Dalam era desentralisasi, maka sebagian besar
tugas dan fungsi pembangunan (termasuk
kesehatan) menjadi kewenangan dan tanggung
jawab pemda (Dinkes).
• Diperlukan adanya indikator untuk memantau derajat
kesmas dan mengevaluasi kinerja bidang kesehatan.
Pengertian
• Ilmu terkait erat dengan indikator: epidemiologi,
demografi, dan statistik.
• Banyak literatur yang menyebutkan tentang definisi
indikator.
• Indikator adalah suatu petunjuk/gambaran/tanda/
keterangan/indikasi/refleksi dari keadaan tertentu di
suatu tempat dan waktu tertentu. Jadi indikator
adalah suatu ukuran yang dapat digunakan untuk
menggambarkan situasi yang ada dan untuk
mengukur perubahan atau kecenderungan pada
jangka waktu dan tempat tertentu.
Manfaat Indikator
• Identifikasi ada/tidaknya masalah, besaran masalah, dan
penyebab masalah
• Mengetahui keberhasilan atau kekurangberhasilan
penyelenggaraan upaya kesehatan (efektivitas dan efisiensi)
• Mengetahui perkembangan pencapaian hasil upaya kesehatan
dari waktu ke waktu, perbandingan/variasi antar
wilayah/kawasan/negara dan antar kelompok tertentu
• Dasar pengalokasian sumber daya kesehatan. Penentuan
prioritas menurut jenis dan jumlah sumber daya,
tempat/wilayah, dan waktu
• Masukan pengambilan keputusan/kebijakan dan manajemen
kesehatan (mulai perencanaan sampai evaluasi)
Persyaratan Indikator yg
Baik• Indikator kesehatan yang dipilih disesuaikan dengan
kebutuhan pengukuran dan yang benar-benar
representatif untuk itu.
• Syarat utama yang harus dipenuhi sebuah indikator
adalah ketepatannya dalam menggambarkan atau
mewakili (merepresentasikan) informasinya.
• Persyaratan dalam menetapkan indikator harus
SMART
– Simple - sederhana
– Measurable - dapat diukur
– Attributable - bermanfaat
– Reliable - dapat dipercaya
– Timely - tepat waktu
Persyaratan Indikator yg
Baik• Kriteria Indikator yang baik (WHO)
– Valid (sahih), dapat mengukur apa yang seharusnya diukur
– Objektif, hasil sama meski dilakukan oleh orang yang
berbeda
– Sensitif, peka atau dapat mendeteksi perubahan
– Spesifik, dapat menunjukkan perubahan keadaan tertentu itu
• Di samping itu harus memperhatikan aspek berikut:
– Kelayakan organisasi (kesiapan organisasi, SDM,
kompetensi)
– Aspek teknis (kesiapan metoda dan instrumen, kemudahan)
– Aspek finansial (dukungan dana/efisiensi)
Persyaratan Indikator yg
Baik• Pada pengukuran yang berturut-turut dan dalam
waktu yang panjang, indikator dapat memberikan
indikasi arah dan kecepatan perubahan dan dapat
dipakai untuk membandingkan antar wilayah atau
kelompok pada saat yang bersamaan
• Untuk tingkatan lokal/daerah/program tertentu dapat
dikembangkan indikator yang rinci (indikator input,
proses, output, dan outcome) dan indikator yang
spesifik untuk memenuhi kebutuhan internal dan
daerah setempat
Sumber Data untuk
Indikator Kesehatan di Daerah
• Data sarana yankes (facility based)
– SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas)/SIMPUS
– SP3 (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas)
– SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit)
– SST (Sistem Surveilans Terpadu)
– SITK (Sistem Informasi Tenaga Kesehatan)
– SIMKA (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian)
– Pencatatan dan pelaporan program pelayanan kesehatan
lainnya.
Sumber Data untuk
Indikator Kesehatan di Daerah
• Data berbasis masyarakat (community based data)
– Sensus Penduduk
– SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
– SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus)
– SKRT/Surkesnas/Riskesdas
– SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)
– Studi dan survei lainnya, termasuk data yang diperoleh dari
sumber di luar sektor kesehatan.
Data dari Sarana Pelayanan Kes.• Kekuatan:
– Format seragam secara nasional, memudahkan pengadaan
logistik, petunjuk/pedoman pelaksanaan, pelatihan,
bimbingan teknis, kompilasi dan rekapitulasi.
– Memudahkan penyediaan peralatan pengolahan data
(hardware maupun software).
– Memenuhi data minimal setiap tingkat administrasi.
– Dapat dibandingkan antar wilayah dan perkembangan/trend
– Dapat menggambarkan hasil/volume kegiatan sarana
yankes
– Dasar distribusi sumber daya
Data dari Sarana Pelayanan Kes.
• Kelemahan:
– Hanya hasil kegiatan yankes, bukan gambaran nyata di
masyarakat
– Berskala nasional, sumber daya besar
– Daerah kurang ikut memiliki (kewajiban dan beban)
– Rutin : bosan, kurang “greget” (kurang lengkap, kurang valid,
kurang tepat waktu)
– Akumulasi data (provinsi dan pusat) tidak diolah/analisis.
– Banyak RR (belum terintegrasi), duplikasi
– Kurang pengawasan yang memadai
– Umpan balik kurang
– Kemampuan/kepedulian daerah untuk mengolah/analisis
data masih kurang.
Data Hasil Sensus & Survey
• Kekuatan:
– Untuk Sensus, menggambarkan keadaan yang sebenarnya
pada populasi.
– Lebih representatif daripada data dari sarana yankes.
– Dapat melengkapi dan konfirmasi data dari yankes
– Dapat mengumpulkan data spesifik (sesuai kebutuhan)
– Dapat dianalisis
– Memperlihatkan dampak upaya kesehatan oleh masy.
– Dapat mengukur hubungan/pengaruh beberapa faktor yang
berkaitan dengan suatu masalah kesehatan.
– Dapat dijadikan bahan menentukan bentuk intervensi.
– Dapat dipakai untuk evaluasi program kesehatan.
Data Hasil Sensus & Survey
• Kelemahan:
– Hanya menggambarkan sesuatu pada saat/wilayah tertentu
sesuai rancangannya.
– Sumber daya untuk sensus dan survei nasional sangat
besar.
– Substansi data yang dikumpulkan relatif sangat terbatas.
Bentuk Indikator
(Kesehatan)• Bentuk Indikator (Kesehatan) dapat berupa:
– Angka absolut
– Rata-rata (mean, median, dan modus)
– Persentase/proporsi
– Rasio
– Rate, atau
– Angka komposit seperti indeks
Bentuk Indikator
(Kesehatan)• Angka absolut
– Contoh: Jumlah kumulatif penderita flu burung s.d.
September 2006 tercatat sebanyak 150 penderita, terdiri
atas 50 positif H5N1, 40 di antaranya meninggal dunia, 65
suspect, dan 45 probable.
• Angka rata-rata
– Mean berat badan bayi baru lahir adalah 2.900 gr
– Median TB anak SD : 110 cm (50% di bawah 110 cm dan
50% di atas 110 cm)
– Modus umur anak kelas III SD : 9 tahun, artinya jumlah anak
yang umurnya 9 tahun lebih banyak daripada umur 8 tahun,
10 tahun, atau lainnya
Bentuk Indikator
(Kesehatan) • Rasio
– Adalah angka yg menggambarkan ukuran relatif dari dua
angka
Pembagian atau perbandingan satu angka (x) dengan angka
lain (y) adalah rasio.
X
----- = rasio dari X terhadap Y
Y
– Contoh:
Sex ratio = 95, terdapat 95 orang laki-laki di antara 100
orang perempuan.
Rasio penduduk dengan puskesmas = 25.000, rata-rata
setiap puskesmas melayani 25.000 penduduk
Bentuk Indikator
(Kesehatan)• Proporsi
– Jenis perbandingan yang khas, dimana pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut.
X
------- = proporsi X terhadap X + Y
X + Y
Jika kemudian dikalikan 100%, angka ini dikenal dengan
persentase.
Contoh : Proporsi penduduk yang berpendidikan SD sebesar
25%.
Bentuk Indikator
(Kesehatan)• Rate
– Untuk melihat dinamika perubahan, rate mengarah kepada
kejadian pada waktu atau kurun waktu tertentu.
Jumlah kejadian pada interval waktu tertentu
Rate = ----------------------------------------------------------------------
Jml populasi yg berrisiko pd interval waktu yg sama
Contoh : IMR 45 per 1.000 kelahiran hidup
Bentuk Indikator
(Kesehatan)• Indeks Gabungan/Komposit
– Merupakan gabungan dari beberapa indikator tunggal/
subgabungan.
– Misal: indeks pembangunan manusia (komposit dari
indikator UHH, angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah, serta pengeluaran per kapita), mencakup indikator
kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
– Kondisi ekstrim:
· sehat walafiat, pandai, dan kaya raya.
· sakit-sakitan, bodoh, dan miskin.
– Konstanta (100, 1.000, 10.000, 100.000) sesuai
kesepakatan/kebutuhan (peluang kejadian)
Contoh aplikasi
(Angka Kematian Bayi/IMR)
• Data:
– Jumlah kelahiran hidup di Prov. “X” tahun 2006 sebesar 20.000
bayi
– Jumlah kematian bayi pada tahun yang sama sebesar 640 bayi
• Indikator:
– IMR Prov. “X” tahun 2006 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup
– IMR Prov. “X” tahun 2005 sebesar 36 per 1.000 kelahiran hidup
• Indikator Standar:
– Pada tahun 2007 ditargetkan tidak ada lagi provinsi dengan IMR di
atas 30 per 1.000 kelahiran hidup
• Informasi:
– IMR di Provinsi “X” menurun dari 36 per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2005 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2006
(turun sebesar 11%), dan diperkirakan tahun depan (2007) telah
mencapai target (di bawah 30 per 1.000 kelahiran hidup).
-- 50 INDIKATOR --
Berdasarkan hasil pertemuan yang dihadiri
para pejabat di lingkungan Depkes
dan sejumlah pejabat jajaran kesehatan daerah
serta berdasarkan rancangan SPM
DERAJAT KESEHATAN
(HASIL AKHIR)
MORTALITAS: 4 INDIKATOR
MORBIDITAS: 5 INDIKATOR
STATUS GIZI: 2 INDIKATOR
TOTAL: 11 INDIKATOR
HASIL ANTARA
KESEHATAN LINGKUNGAN: 2 INDIKATOR
PERILAKU HIDUP MASY: 2 INDIKATOR
AKSES & MUTU YANKES: 5 INDIKATOR
TOTAL: 9 INDIKATOR
PROSES & MASUKAN
PELAYANAN KESEHATAN: 8 INDIKATOR
SUMBERDAYA KESEHATAN: 13 INDIKATOR
MANAJEMEN KESEHATAN: 5 INDIKATOR
KONTRIBUSI SEKTOR TERKAIT: 4 INDIKATOR
TOTAL: 50 INDIKATOR
Indikator Indonesia Sehat 2010
Indikator Provinsi Sehat dan
Kabupaten/Kota Sehat• Setiap provinsi dan kabupaten/kota diharapkan dapat
menetapkan indikator untuk visi pembangunan
kesehatannya masing-masing
• Penetapan indikator Provinsi Sehat dan
Kabupaten/Kota Sehat mengacu pada Indikator
Indonesia Sehat 2010 (indikator minimal)
• Masing-masing daerah dapat memilih dan
menetapkan indikator sesuai kebutuhan
INDIKATOR KINERJA SPM BIDANG KES.• 47 indikator untuk semua kab/kota (16 sama dengan IIS)
• 7 indikator untuk kab/kota tertentu
SPM bidang Kesehatan• Urusan wajib : urusan yg sangat mendasar yg berkaitan dg hak
dan pelayanan dasar warga negara, termasuk kesejahteraan
masyarakat (pendidikan, kesehatan, dll).
• SPM : suatu standar dg batas-batas tertentu untuk mengukur
kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib yg berkaitan dg
pelayanan dasar kepada masyarakat yg mencakup jenis
pelayanan, indikator, dan nilai-nilai.
• Indikator kinerja : variabel yang dpt digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan
dilakukannya pengukuran thd perubahan yg terjadi dari waktu
ke waktu.
• Jenis pelayanan : pelayanan publik yg mutlak dilaksanakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar yg layak dlm kehidupan,
termasuk kesehatan.
Catatan :• Definisi operasional digunakan untuk mendapatkan pengukuran yang
obyektif dan dapat dibandingkan antar wilayah dan antar waktu
• Dalam pengukuran indikator perlu memperhatikan validitas datanya
dan kejelasan definisi operasional serta hal-hal lain:
– siapa/apa yang diukur
– alat/instrumen yang dipakai untuk mengukur
– cara mengukurnya
– siapa yang mengukurnya
– apa kriteria hasil pengukurannya (cut of point)
– frekuensi pengukurannya
– berapa besaran targetnya
– mekanisme pencatatan dan pelaporannya
– siapa yang bertanggung jawab terhadap hasil pengukuran
• Di samping itu, tenaga pengelola data/informasi harus mempunyai
kepekaan terhadap angka-angka khususnya angka yang tidak
wajar/janggal.
TERIMA KASIH