88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

24
BAB I PENDAHULUAN Rinitis merupakan istilah yang menggambarkan iritasi dan peradangan pada daerah bagian dalam hidung. Gejala utama dari rinitis adalah pilek, yang dapat disebabkan oleh peradangan akut atau kronis dari membran mukosa hidung baik karena bakteri, virus, ataupun iritan lain. 1 Penyakit radang hidung atau rinitis berdasarkan penyebabnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu Rinitis karena infeksi, rinitis karena alergi, dan rinitis non alergi non infeksi yang salah satunya adalah rinitis vasomotor yang etiologinya belum diketahui secara pasti. 2 Rinitis non alergi adalah penyakit umum yang mengenai sekitar 17 juta orang di Amerika. Sedangkan 22 juta orang di Amerika menderita kombinasi Rinitis alergi dan non alergi (mixed Rinitis). Rinitis non alergi dan mixed rhinitis lebih sering dijumpai pada orang dewasa dibandingkan anak-anak, lebih sering dijumpai pada wanita dan cenderung bersifat menetap. 3 Sebuah survei lain di Amerika Serikat memperkirakan terdapat 19 juta orang Amerika yang menderita rinitis non alergi. 4 Prevalensi yang cukup tinggi ini tentunya perlu mendapat perhatian karena penyakit ini dapat menyerang semua usia, sering mengganggu kualitas hidup, memberikan rasa tidak nyaman bagi penderitanya, adanya berbagai rangsangan non- spesifik yang sering mencetuskan penyakit rinitis vasomotor 1

Transcript of 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

Page 1: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

Rinitis merupakan istilah yang menggambarkan iritasi dan peradangan pada daerah

bagian dalam hidung. Gejala utama dari rinitis adalah pilek, yang dapat disebabkan oleh

peradangan akut atau kronis dari membran mukosa hidung baik karena bakteri, virus,

ataupun iritan lain.1

Penyakit radang hidung atau rinitis berdasarkan penyebabnya dapat dibagi menjadi

tiga yaitu Rinitis karena infeksi, rinitis karena alergi, dan rinitis non alergi non infeksi yang

salah satunya adalah rinitis vasomotor yang etiologinya belum diketahui secara pasti.2

Rinitis non alergi adalah penyakit umum yang mengenai sekitar 17 juta orang di

Amerika. Sedangkan 22 juta orang di Amerika menderita kombinasi Rinitis alergi dan non

alergi (mixed Rinitis). Rinitis non alergi dan mixed rhinitis lebih sering dijumpai pada

orang dewasa dibandingkan anak-anak, lebih sering dijumpai pada wanita dan cenderung

bersifat menetap.3

Sebuah survei lain di Amerika Serikat memperkirakan terdapat 19 juta orang

Amerika yang menderita rinitis non alergi.4 Prevalensi yang cukup tinggi ini tentunya perlu

mendapat perhatian karena penyakit ini dapat menyerang semua usia, sering mengganggu

kualitas hidup, memberikan rasa tidak nyaman bagi penderitanya, adanya berbagai

rangsangan non-spesifik yang sering mencetuskan penyakit rinitis vasomotor ini seperti

asap/rokok, bau yang menyengat, parfum, minuman beralkohol, makanan pedas, udara

dingin, pendingin dan pemanas ruangan, perubahan kelembaban, perubahan suhu luar,

kelelahan dan stres/emosi.5 Karena kelainan ini mempunyai gejala yang mirip dengan

rinitis alergi, maka diagnosis dilakukan dengan cara eksklusi.5,6 Diagnosis yang tepat

terutama dari anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang tentunya

sangat diperlukan dalam menegakkan diagnosis rinitis vasomotor, sehingga pada akhirnya

dapat dilakukan terapi yang tepat.

1

Page 2: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Rinitis vasomotor adalah suatu sindrom pada hidung yang bersifat kronis dengan

gejala hidung tersumbat berulang disertai pengeluaran sekret yang encer serta bersin-

bersin. Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi diduga akibat gangguan vasomotor

pada hidung yaitu adanya gangguan fisiologik pada lapisan mukosa hidung yang

disebabkan oleh meningkatnya aktivitas saraf parasimpatis terhadap saraf simpatis.5

Mekanisme vasomotor merupakan respon banyak segi terhadap berbagai stimulus

nonalergi. Ia dapat disertai dengan obstruksi saluran pernapasan hidung akibat kesadaran

pasien akan siklus hidung yang normal. Sebenarnya rinitis vasomotor merupakan diagnosis

yang dibuat dengan menyingkirkan kemungkinan lain. Pertama, singkirkan obstruksi

hidung akibat siklus hidung yang normal atau akibat posisi lebih rendah yang juga

merupakan fenomena fisiologi normal. Kedua, singkirkan kemungkinan rinitis alergi.

Ketiga singkirkan adanya infeksi, eosinofilia, perubahan hormonal (kehamilan dan

hipertiroid), serta pajanan obat (kontrasepsi oral, antihipertensi, B-bloker, aspirin,

klorpromazin dan obat topikal hidung dekongestan).5

Kelainan ini disebut juga vasomotor catarrh, vasomotor rinorhea, nasal vasomotor

instability, atau juga non-allergic perennial Rinitis.5

2.2 Etiologi

Etiologi yang pasti dari rinitis vasomotor belum diketahui, tetapi diduga sebagai

akibat gangguan keseimbangan vasomotor.5,6 Dianggap, bahwa sistem saraf outonom,

karena pengaruh dan kontrolnya atas mekanisme vaskularisasi hidung, dapat menimbulkan

gejala yang mirip rinitis alergika. Rinopati vasomotor disebabkan oleh gangguan sistem

saraf outonom dan dikenal sebagai disfungsi vasomotor. Reaksi-reaksi vasomotor ini

terutama akibat stimulasi parasimpatis atau inhibisi simpatis yang menyebabkan

vasodilatasi, peningkatan permiabilitas vaskular disertai edema dan peningkatan sekresi

kelenjar.5

Ada beberapa faktor pencetus yang diduga mempengaruhi keseimbangan aktifitas

saraf parasimpatis dan simpatis pada Rinitis vasomotor yaitu:5,7,8,9

2

Page 3: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

1. Obat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis antara lain:

ergotamine, chlorpromazine, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor

topical.

2. Faktor fisik seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang

tinggi, serta bau yang menyengat (misalnya parfum) dan makanan yang pedas,

panas, serta dingin (misalnya es krim).

3. Faktor endokrin, seperti kehamilan, masa pubertas, pemakaian kontrasepsi oral,

dan hipotiroidisme.

4. Faktor psikis, seperti rasa cemas, tegang dan stress.

2.3 Patofisiologi

Etiologi dari Rinitis vasomotor belum diketahui dengan pasti. Namun beberapa

hipotesis telah dikemukakan untuk menerangkan patofisiologi rinitis vasomotor: 5,6

1. Neurogenik (Disfungsi Sistem Otonom)

Terjadi aktifitas saraf parasimpatis yang lebih dominan dari pada

aktifitasimpatis akan menyebabkan terlepasnya asetilkolin sehingga

menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah kecil di mukosa hidung. Akibatnya

terjadi sumbatan dan peningkatan produksi mukus. Sedangkan saraf simpatis

menyebabkan vasokonstriksi yang mengakibatkan patensi hidung dan

menurunnya produksi mukus.

Mukosa hidung beserta struktur yang ada didalamnya mempunyai fungsi untuk

mempersiapkan udara yang akan masuk kedalam paru-paru antara lain

melembabkan udara, menyaring udara, dan memanaskan udara, semua ini

dikontrol oleh serat-serat saraf parasimpatis dan saraf simpatis. Dominasi serat-

serat saraf parasimpatis terhadap saraf simpatis oleh faktor-faktor dibawah ini

menimbulkan berbagai keluhan klinis sebagai suatu sindroma, yang disebut

Rinitis vasomotor.

2. Adanya trauma pada hidung (komplikasi akibat tindakan pembedahan serta non

pembedahan)

3

Page 4: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

3. Neuropeptida

Zat-zat neuropeptida ini menyebabkan:

a. Disfungsi sistem saraf otonom dan saraf-saraf sensoris

Hal ini mengakibatkan gangguan pada saraf nosiseptif tipe C, yang

disebabkan oleh peningkatan ekspresi dari p-substance dan calcitonin

gene-related peptides. Terjadi peningkatan sekresi kelenjar serta

pengeluaran cairan plasma, di mana hal ini dirangsang oleh adanya reflek

dari sistem saraf parasimpatis yang menyebabkan peningkatan sekresi

kelenjar submukosa hidung.

b. Rinitis akibat iritasi kronis dari asap rokok

Hal ini diakibatkan oleh peningkatan ekspresi dari calcitonin gene-related

peptide, p-substance, vasoactive intestinal peptide (VIP), neuropeptide

tyrosine (NPY). NPY, senyawa peptida yang terdiri dari 36 asam amino,

merupakan zat vasokonstriktor yang sering ditemukan bersamaan dengan

noradrenalin pada serabut saraf simpatis perifer. VIP, zat neurotransmiter

yang bersifat antikholinergik pada sistem traktus respiratorius, memberikan

efek bronkodilatasi dan vasodilatasi.

c. Paparan ozone yang berlebihan

Hal ini menyebabkan gangguan pada sel-sel epitel sehingga terjadi

peningkatan permeabilitas serta perangsangan terhadap sel-sel inflamasi.

Akibatnya, jika berlangsung lama akan berlangsung proses proliferasi sel-

sel epitel yang akan merangsang peningkatan sekresi kelenjar.

d. Penurunan kemampuan dari silia mukosa hidung dalam menghalau partikel-

pertikel asing.

e. Peningkatan produksi radikal bebas

f. Peningkatan sintesis DNA

4. Nitric Oxide (NO)

Zat ini menyebabkan nekrosis sehingga luas jaringan normal akan berkurang. Hal

ini diakibatkan adanya peningkatan ekspresi NO pada epitel hidung, sehingga

terjadi peningkatan kadar NO yang persisten. Peningkatan kadar NO ini membuat

sel-sel epitel mengalami gangguan secara terus menerus ( penurunan kemampuan

silia mukosa hidung dalam menghalau partikel-partikel asing, meregangnya

4

Page 5: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

epithel-junction mukosa hidung, diskontinuitas membran basalis), serta terjadi

perangsangan dari serat saraf aferen nervus trigeminus, yang menyebabkan

perangsangan reflek vaskular serta sekresi kelenjar, hal ini menyebabkan timbulnya

gejala dari rinitis vasomotor. Untuk menurunkan kadar NO, sangat dipengaruhi

oleh jumlah reseptor NPY di dalam sirkulasi darah, dapat diberikan alfa 2

adrenoreseptor agonis yang diberikan secara intranasal.

5. Protein yang disekresi oleh mukosa hidung

Jika dilakukan nasal-washes kadar total protein dan albumin akan ditemukan lebih

tinggi pada rinitis alergi daripada rinitis yang disebabkan oleh non-alergi. Jenis

protein yang ditemukan ( MW 26-kda protein ) pada rinitis non alergi jumlahnya

minimal. Jika dilakukan gel-electrophoresis dari hasil nasal washing kadar total

protein pada rinitis vasomotor akan ditemukan lebih rendah daripada rinitis

penunjang.

Ada beberapa faktor yang diduga sebagai pencetus dari sindroma ini, yaitu:

a. Pengaruh keadaan fisis lingkungan seperti kelembaban udara dan suhu

udara yang dingin.

b. Psikologis, yaitu pengaruh perubahan emosional.

c. Hormonal

d. Obat-obatan, khususnya obat-obat yang melumpuhkan saraf simpatis (obat-

obat antihipertensi).

2.4 Diagnosis

Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan anamnesa yang lengkap dan

pemeriksaan status lokalis (THT). Dari anamnesa dicari faktor pencetusnya dan

disingkirkan kemungkinan Rinitis alergi, infeksi, okupasi, hormonal, dan akibat obat.5

Anamnesis

Rinitis vasomotor menimbulkan gejala sumbatan pada hidung, rinore dan bersin.

Karena mekanisme terjadinya Rinitis vasomotor dipengaruhi oleh system saraf otonom,

maka dapat dipahami mengapa gangguan emosi sering ditemukan pada pasien rinitis

dengan gejala hidung tersumbat.7 Reaksi vasomotor selain disebabkan oleh disfungsi

5

Page 6: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

system saraf otonom, dipengaruhi juga oleh faktor iritasi, fisik dan endokrin. Penderita

rinitis vasomotor umumnya menunjukan gambaran sensitivitas yang berlebihan terhadap

iritasi, rangsangan dingin atau perubahan kelembaban udara. Keluhan yang dominan pada

Rinitis vasomotor ini adalah sumbatan pada hidung, bergantian antara kanan dan kiri, dan

rinore yang hebat. Keluhan bersin dan gatal tidak dominan. Jadi disini dapat disimpulkan

bahwa gejala Rinitis vasomotor dapat berupa: 5,7,8,9,10

1. Hidung tersumbat pada salah satu sisi dan bergantian tergantung pada posisi

penderita (gejala ini yang paling dominan).

2. Rinore yang bersifat serus atau mukus, kadang-kadang jumlahnya agak banyak.

3. Bersin-bersin lebih jarang dibandingkan rinitis alergika

4. Gejala Rinitis vasomotor ini dapat memburuk pada pagi hari saat bangun tidur

karena adanya perubahan suhu yang ekstrem, udara yang lembab, dan karena

adanya asap rokok.

Berdasarkan gejala yang menonjol, kelainan ini dibedakan dalam 2 golongan, yaitu:

1. Golongan tersumbat (blockers) dengan gejala kongesti hidung dan hambatan

aliran udara pernafasan yang dominan dengan rinore yang minimal.

2. Golongan rinore (sneezers) dengan gejala rinore yang jumlahnya banyak.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran edema mukosa hidung, konka

berwarna merah gelap atau merah tua, permukaan konka licin atau tidak rata. Pada rongga

hidung terlihat adanya sekret mukoid, biasanya jumlahnya tidak banyak. Akan tetapi pada

golongan rinore tampak sekret serosa yang jumlahnya sedikit lebih banyak dengan konka

licin atau berbenjol -benjol.5

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan Rinitis

alergi. Biasanya pada pemeriksaan sekret hidung tidak ada atau ditemukan eosinofil dalam

jumlah sedikit. Tes kulit biasanya negatif. Kadar IgE spesifik tidak meningkat.5,9

2.5 Diagnosis Banding

Diagnosa banding Rinitis vasomotor:5

1. Rinitis alergika

6

Page 7: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

2. Rinitis medikamentosa

3. Rinitis akut

2.6 Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Rinitis vasomotor seperti pada Rinitis

alergika. Pengobatan pada Rinitis vasomotor hanya simtomatis, tergantung gejala yang

menonjol. Secara garis besar, penatalaksanaannya dibagi dalam :5

1. Menghindari faktor pencetus.

2. Pengobatan simtomatis, dengan obat-obatan dekongestan oral, diatermi,

kauterisasi konka yang hipertofi dengan memakai larutan AgNO3 25% atau

trikloroasetat pekat. Dapat juga diberikan kortikosteroid topikal, misalnya

budesonid, dua kali sehari dengan dosis 100-200 mikrogram sehari. Dosis dapat

ditingkatkan sampai 400 mikrogram sehari. Hasilnya akan terlihat setelah

pemakaian paling sedikit selama 2 minggu. Saat ini terdapat kortikosteroid

topical baru dalam aqua seperti flutikason propionate dengan pemakaian cukup

satu kali sehari dengan dosis 200 mcg.

3. Operasi, dengan cara bedah beku, elektrokauter atau konkotomi inferior.

4. Neurektomi n.vidianus, yaitu dengan melakukan pemotongan pada n.vidianus,

bila dengan cara diatas tidak memberikan hasil. Operasi ini tidaklah mudah, dapat

menimbulkan komplikasi, seperti sinusitis, diplopia, buta, gangguan lakrimasi,

anesthesia infraorbita dan anesthesia palatum.

2.7 Prognosis

Prognosis pengobatan golongan obstruksi lebih baik daripada golongan rinore.

Oleh karena golongan rinore sangat mirip dengan rinitis alergi, perlu anamnesis dan

pemeriksaan yang teliti untuk memastikan diagnosisnya.5

7

Page 8: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

BAB III

LAPORAN KASUS

I. Identitas penderita

Nama : I made suba

Umur : 28 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pegawai swasta

Suku : Bali

Agama : Hindu

Alamat : Jl. Pulau salor no 5 Denpasar

Tgl pemeriksaan : 10 januari 2012

II. Anamnesis

Keluhan Utama : hidung tersumbat

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat yang hilang timbul sejak 3 tahun

yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat sejak 1 minggu yang lalu. Hidung

tersumbat terutama dirasakan pada pagi hari terutama pada waktu bangun tidur, saat cuaca

dingin, atau bila berada di dalam ruangan ber-AC. Keluhan hidung tersumbat lebih sering

terjadi pada satu sisi hidung, secara bergantian. Keluhan ini menyebabkan pasien susah

bernafas dari hidung dan biasanya membaik pada siang hari. Pasien juga mengeluh keluar

cairan bening dan encer dari hidung, terkadang disertai bersin-bersin. Namun pasien tidak

merasakan adanya keluhan gatal pada daerah sekitar hidung dan mata. Keluhan panas

badan, batuk, nyeri kepala, nyeri pada sekitar wajah dan telinga disangkal.

Riwayat Pengobatan

Sebelumnya penderita pernah memeriksakan diri di Poliklinik THT RSUP Sanglah

sekitar bulan September 2009 dan mendapat tremenza dan vitamin C. Setelah obat habis

penderita tidak melanjutkan pengobatannya.

8

Page 9: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menderita gejala penyakit yang sama kurang lebih sejak 3 tahun yang lalu

dan hilang timbul. Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit asma dan alergi. Pasien

juga menyangkal pernah mengalami trauma dan menjalani operasi sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama.

Riwayat Pribadi dan Sosial

Pasien adalah seorang pegawai swasta, dimana pasien hamper setiap hari berada di

ruangan ber-AC.

III. Pemeriksaan Fisik

Status Present

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Temp. Axila : 36,8 oC

Status General

Kepala : Normocephali

Mata : Anemis -/- ikterus -/-

THT : Sesuai status lokalis

Leher : Dalam batas normal

Thorak : Cor/pulmo dalam batas normal

Abdomen : Distensi (-) BU (+) N

Extremitas : Dalam batas normal.

9

Page 10: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

Status Lokalis THT

Telinga

Kanan Kiri

Daun telinga N N

Liang telinga Lapang Lapang

Discharge (-) (-)

Mb. Timpani intak intak

Tumor (-) (-)

Mastoid N N

Tes Pendengaran

Weber Lateralisasi (-)

Rinne (+) (+)

Schwabach Tidak dilakukan

Hidung

Kanan Kiri

Cavum Nasi Sempit Sempit

Septum Nasi deviasi tidak ada

Discharge (+) serous (+) serous

Mukosa Merah tua Merah tua

Tumor (-) (-)

Choncha Kongesti Kongesti

Sinus N N

Choana N N

Tenggorok

Dispneu : -

Sianosis : -

Stridor : -

Suara : N

Mukosa : merah muda

Tonsil : T1/T1 tenang

Laring : N10

Page 11: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

IV. Resume

Pasien laki-laki, 28 tahun, suku Bali, Hindu datang dengan keluhan hidung tersumbat

pada satu sisi bergantian kanan dan kiri, disertai hidung meler sejak 3 tahun yang lalu yang

hilang timbul, muncul terutama pagi hari, saat cuaca dingin dan ketika berada dalam

ruangan ber-AC. Keluhan memberat sejak 1 minggu yang lalu. Penderita pernah berobat di

poliklinik THT RSUP Sanglah dan mendapat obat tremenza dan vitamin C.

Status Lokalis THT

Telinga : dalam batas normal

Tenggorok : dalam batas normal

Hidung :

Kanan Kiri

Cavum Nasi Sempit Sempit

Septum Nasi deviasi tidak ada

Discharge (+) serous (+) serous

Mukosa Merah tua Merah tua

Tumor (-) (-)

Choncha Kongesti Kongesti

Sinus N N

Choana N N

V. Diagnosis Banding

1. Rinitis alergika

2. Rinitis medikamentosa

3. Rinitis akut

VI. Usulan Pemeriksaan

Pemeriksaan sekret hidung, tes kulit, dan laboratorium darah rutin.

VII. Diagnosis Kerja

Rinitis vasomotor

11

Page 12: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

VIII. Penatalaksanaan

Pseudoefedrin 3x1 tab

Becomb C 1x1 tab

KIE ( Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) :

- hindari faktor pencetus timbulnya penyakit

- hindari terlalu lama di tempat yang ber-AC

- hindari minum minuman dingin

- olahraga teratur untuk meningkatkan daya tahan tubuh

- memakai pakaian yang hangat saat udara dingin

IX. Prognosis

Jika faktor pencetusnya dapat dihindari, dan penderita menjalankan terapi medikamentosa

dengan baik dan benar maka prognosis pasien ini baik (ad bonam).

12

Page 13: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus ini didapatkan pasien laki-laki, umur 28 tahun, dengan keluhan hidung

tersumbat sejak sekitar 3 tahun yang lalu dan memberat sekitar 1 minggu yang lalu.

Keluhan ini terjadi hampir setiap hari terutama pagi hari setelah bangun tidur dan membaik

saat siang hari. Cairan tersebut dikatakan keluar dari kedua hidung, meskipun kadang-

kadang hanya keluar dari satu hidung saja secara bergantian. Cairan yang keluar berwarna

jernih, konsistensi cair dan biasanya disertai dengan keluhan hidung buntu(tersumbat).

Keluhan ini tidak pernah disertai dengan mata berair, bersin-bersin, rasa gatal di hidung,

mata maupun tenggorokan. Riwayat demam, batuk-batuk, keluar cairan dari telinga dan

sakit kepala disangkal. Riwayat asma, alergi, trauma dan operasi sebelumnya disangkal.

Adanya keluhan hidung berair dengan sekret jernih dan cair disertai hidung buntu

namun tidak disertai dengan keluhan mata berair, bersin-bersin, rasa gatal di hidung, mata

maupun tenggorokan menunjukkan rinitis yang bukan disebabkan oleh suatu reaksi alergi.

Disamping itu, tidak adanya riwayat alergi pada penderita juga dapat mendukung

diagnosis rinitis non-alergi. Keluhan yang sudah berlangsung sejak 3 tahun, tanpa disertai

riwayat demam, batuk, keluar cairan dari telinga dan sakit kepala sebelumnya dapat

mendukung diagnosis rinitis non-infektif dan menyingkirkan kemungkinan diagnosis

rinitis akut. Selain itu, penderita tidak pernah memiliki riwayat pemakaian obat-obat tetes

hidung atau obat semprot hidung dalam jangka waktu lama, sehingga kemungkinan

diagnosis rinitis medikamentosa juga dapat disingkirkan. Dengan mengeksklusi

kemungkinan diagnosis rinitis alergi, rinitis infektif maupun rinitis medikamentosa dan

adanya keluhan hidung berair yang khas hanya kumat pada pagi hari, tanpa bersin-bersin

maupun rasa gatal, maka dari anamnesis dapat ditarik kemungkinan adanya rinitis

vasomotor.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan telinga dan tenggorokan dalam batas normal.

Dari pemeriksaan hidung didapatkan adanya mukosa berwarna merah tua, kongesti konka

kiri dan kanan dan sekret serus di kavum nasi.

Mukosa yang berwarna merah tua dapat membantu menyingkirkan kemungkinan

diagnosis rinitis alergi dan mendukung diagnosis rinitis vasomotor. Adanya keluhan

hidung tersumbat yang lebih menonjol dibandingkan hidung meler menunjukkan bahwa

Rinitis vasomotor yang dialami adalah Rinitis vasomotor tipe blockers.

13

Page 14: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

Rinitis vasomotor sampai saat ini etiologinya masih belum diketahui, namun

beberapa faktor pencetusnya sudah diketahui, dan pada penderita ini faktor pencetusnya

adalah faktor lingkungan yaitu cuaca dingin, sering terpapar AC dan kurang berolahraga.

Meskipun dari anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah dapat ditarik diagnosis

rinitis vasomotor golongan blocker, tapi karena gejalanya yang sangat mirip dengan rinitis

alergi, maka disarankan untuk melakukan tes alergi agar diagnosis pasti dapat ditegakkan.

Karena etiologinya belum diketahui, maka belum ada terapi kausal untuk mengatasi

rinitis vasomotor. Pada penderita ini hanya diberikan terapi konservatif/medikamentosa

yang bertujuan untuk mengatasi gejala-gejala yang timbul. Pseudoefedrin diberikan karena

efek simpatomimetiknya dapat menyeimbangkan kerja saraf parasimpatis yang berlebihan

sehingga dapat mengakibatkan vasokonstriksi dan menghilangkan edema dan kongesti.

Pada pasien ini juga diberikan vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Karena faktor pencetus dari rinitis vasomotor pada pasien ini sudah diketahui, yaitu

udara dingin, maka prognosis dari kasus ini dapat dikatakan baik dengan syarat faktor

pencetusnya sedapat mungkin diatasi dengan modifikasi gaya hidup seperti menghindari

udara dingin saat pagi hari dengan memakai pakaian hangat, makan dan minum makanan

atau minuman hangat dan olah raga secara teratur, terutama saat pagi hari sehingga dapat

menjaga suhu tubuh tetap hangat.

14

Page 15: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

BAB V

KESIMPULAN

1. Rinitis vasomotor merupakan suatu gangguan fisiologik neurovaskular mukosa

hidung dengan gejala hidung tersumbat, rinore yang hebat dan kadang kadang

dijumpai adanya bersin bersin.

2. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga akibat gangguan keseimbangan sistem

saraf otonom yang dipicu oleh faktor-faktor tertentu.

3. Biasanya dijumpai setelah dewasa.

4. Rinitis vasomotor sering tidak terdiagnosis karena gejala klinisnya yang mirip

dengan rinitis alergi, oleh sebab itu sangat diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan

yang teliti untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis lainnya terutama rinitis alergi

dan mencari faktor pencetus yang memicu terjadinya gangguan vasomotor.

5. Penatalaksanaan dapat dilakukan secara konservatif dan apabila gagal dapat

dilakukan tindakan operatif.

6. Pasien laki-laki, 23 tahun, suku India, Hindu datang dengan keluhan hidung

tersumbat pada satu sisi bergantian kanan dan kiri, disertai hidung meler sejak 5

tahun yang lalu yang hilang timbul, muncul terutama pagi hari, saat cuaca dingin

dan ketika berada dalam ruangan ber-AC. Keluhan memberat sejak 1 minggu yang

lalu. Penderita pernah berobat di poliklinik THT RSUP Sanglah dan mendapat obat

tremenza dan vitamin C.

7. Pengobatan yang diberikan kepada pasien adalah simtomatis yaitu pseudoefedrin

oral dan vitamin C

15

Page 16: 88212938 Rhinitis Akut Tinjauan Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Rinitis. Available at: http://en.wikipedia.org/wiki/Rinitis. Accessed at:

November 11, 2012.

2. Crump VSA. Vasomotor Rinitis (VMR) or idiopathic non-allergic Rinitis.

Available at: http://www.allergyclinic.co.nz/guides/50.html. Accessed at: Januari

11, 2012.

3. Russell AS, Philip L. Update on nonallergic Rinitis. Available at: http://cat.inist.fr/?

aModele=afficheN&cpsidt=1005652. Accessed at: Januari 11, 2012.

4. Russell AS. Demographics and Epidemiology of Allergic and Nonallergic Rinitis.

Available

at:http://www.ingentaconnect.com/content/ocean/aap/2001/00000022/00000004/

art00001?crawler=true. Accessed at: Januari 10, 2012.

5. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai

Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

6. Suardana W, Oka IB, Sudipta IM, Masna PW, Puteri AAS, Tjekeg IM. Rinitis

Vasomotor. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan

Tenggorok FK UNUD/RSUP Denpasar Bali;1992.

7. Boies A, Higler. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.1997.

8. Anonim. Vasomotor (Nonallergic) Rinitis. Available at:

http://www.emedicine.regionalallergy.com/ education/ Rinitis.html. Accessed at:

Januari 12, 2008.

9. Anonim. Vasomotor (Idiopathic) Rinitis. Available at: http://www.med.umich.edu/

pteducation/ links.htm. Accessed at: Januari 12, 2012.

10. Wardani A. Rinitis Vasomotor. Available at:

http://andrianawardhani.wordpress.com/. Accessed at: januari 12, 2012.

16