86549255-Saliva

26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Histologi, Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Saliva Sekresi kelenjar saliva merupakan bagian terpenting dalam pembentukan cairan rongga mulut yang mengandung sekret dari kelenjar mayor dan minor, bakteri oral, cairan sulkus gingival dan kotoran makanan (Roth and Calmes, 1981; Berkovitz, et al, 2002). Kelenjar saliva mensekresi 1 1,5 L saliva setiap 24 jam yang jumlah dan susunannya sangat menentukan bagi kesehatan rongga mulut, terutama bila ditinjau dari segi patologi sangat berkaitan dengan proses patologis sangat berkaitan dengan proses biologis yang terjadi dalam rongga mulut (Brobeck, 1981; Amerongen, 1991). 2.1.1. Histologi Kelenjar Saliva Struktur kelenjar saliva mirip dengan kelenjar eksokrin (Lavelle, 1988). Tiap kelenjar saliva dibangun dari lobus yang terdiri atas kompartemen berikut: asinus, duktus interkalata dan duktus striata. Asinus glandula submandibular dan sublingual manusia di sekitar sel asinar mukus masih memiliki sel sekresi serus yang disebut sel bulan sabit. Asinus dan sel duktus pada bagian basal dapat dikelilingi oleh sel mioepitel (Amerongen, 1991). Sel asinus pada kelenjar parotis berupa serosa, pada kelenjar sublingual berupa mukosa dan pada kelenjar submandibular berupa seromukosa (Ganong, 1999). 9 Dari berbagai lobus kelenjar, saluran saluran pembuangan berkumpul di

Transcript of 86549255-Saliva

Page 1: 86549255-Saliva

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Histologi, Anatomi dan Fisiologi Kelenjar SalivaSekresi kelenjar saliva merupakan bagian terpenting dalam pembentukan cairanrongga mulut yang mengandung sekret dari kelenjar mayor dan minor, bakteri oral,cairan sulkus gingival dan kotoran makanan (Roth and Calmes, 1981; Berkovitz, etal, 2002). Kelenjar saliva mensekresi 1 1,5 L saliva setiap 24 jam yang jumlah dansusunannya sangat menentukan bagi kesehatan rongga mulut, terutama bila ditinjaudari segi patologi sangat berkaitan dengan proses patologis sangat berkaitan denganproses biologis yang terjadi dalam rongga mulut (Brobeck, 1981; Amerongen, 1991).2.1.1. Histologi Kelenjar SalivaStruktur kelenjar saliva mirip dengan kelenjar eksokrin (Lavelle, 1988). Tiapkelenjar saliva dibangun dari lobus yang terdiri atas kompartemen berikut: asinus,duktus interkalata dan duktus striata. Asinus glandula submandibular dan sublingualmanusia di sekitar sel asinar mukus masih memiliki sel sekresi serus yang disebut selbulan sabit. Asinus dan sel duktus pada bagian basal dapat dikelilingi oleh selmioepitel (Amerongen, 1991). Sel asinus pada kelenjar parotis berupa serosa, padakelenjar sublingual berupa mukosa dan pada kelenjar submandibular berupaseromukosa (Ganong, 1999).9Dari berbagai lobus kelenjar, saluran saluran pembuangan berkumpul didalam muara pembuangan interlobular dan berakhir pada muara pembuangan besar.Muara pembuangan besar pada kelenjar parotis disebut duktus Stensen dan masukpada mukosa bukal setinggi gigi molar kedua rahang atas. Pada kelenjarsubmandibular disebut duktus Wharton yang berjalan sepanjang dasar mulut hinggake frenulum lingualis. Duktus utama pada kelenjar sublingual berhubungan denganduktus Wharton dan sekresinya tidak dapat dipisahkan (Amerongen, 1991).

Page 2: 86549255-Saliva

Gambar 2.1 Histologi Kelenjar Saliva (Copper, 1998)102.1.2. Anatomi Kelenjar SalivaKelenjar saliva diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan sifat sekresinya(Rensburg, 1995). Berdasarkan ukurannya, kelenjar saliva terdiri dari dua golongan,yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor terdiriatas kelenjar parotis, kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual yang masingmasing berjumlah sepasang, sedangkan kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar vonEbner yang duktusnya bermuara di sulkus papila valata lidah, kelenjar yang terdapatdi bawah mukosa bukal, labial dan palatal rongga mulut (Amerongen, 1991).Diperkirakan kelenjar parotis, submandibular dan sublingual menghasilkan90% dari total volume saliva (Bradley, 1995).Kelenjar saliva berdasarkan lokasinya terdiri dari:1. Kelenjar parotis adalah kelenjar terbesar dengan berat 20 30 gram pada dewasa(Brobeck, 1981). Kelenjar parotis terletak pada bagian samping wajah atau padabagian bawah dan bagian depan telinga. Duktus ekskretorinya yang disebutduktus Stensen berjalan ke depan menyilang pada otot maseter kemudianberbelok tajam melewati otot businator dan bermuara pada vestibulum di daerahmolar kedua permanen rahang atas. Kelenjar ini bersifat serosa pada orangdewasa walaupun terkadang terdapat sel asinar mukus pada kelenjar saat masihanak - anak (Rensburg, 1995).11

Page 3: 86549255-Saliva

Gambar 2.2 Anatomi Kelenjar Parotis (Putz dan Pabst, 2006)2. Kelenjar submandibular adalah kelenjar dengan berat 8 10 gram, terletak padadasar mulut di bawah korpus mandibula dan meluas ke sisi leher melalui bagiantepi bawah mandibula (Brobeck,1981; Amerongen, 1991). Duktus ekskretorinyadisebut duktus Wharton yang bermuara pada sebelah lateral frenulum lingualis.Kelenjar ini bersifat campuran dan yang paling dominan bersifat serosa(Rensburg, 1995).

Page 4: 86549255-Saliva

Gambar 2.3 Anatomi Kelenjar Submandibular (Putz dan Pabst, 2006)3. Kelenjar sublingual adalah sepasang kelenjar dengan berat 2 3 gram, terletakpada otot mylohyoid meluas ke lateral terhadap mandibula dan ke medialterhadap otot geniolosus (Brobeck, 1981; Amerongen, 1991). Kelenjar inimemiliki 10 20 duktus kecil yang menembus membran mukosa dan bermuarapada dasar mulut atau pada saluran kelenjar submandibular. Kelenjar ini bersifatcampuran dengan sifat mukus yang paling dominan (Rensburg, 1995).

Page 5: 86549255-Saliva

Gambar 2.4 Anatomi Kelenjar Sublingual (Putz dan Pabst, 2006)4. Kelenjar asesori terdiri dari:1) Kelenjar lingualis, ditemukan bilateral dan terdiri dari dua bagian, yaitukelenjar lingualis anterior yang terletak di permukaan inferior lidah dekatapeks. Kelenjar lingualis posterior bergabung dengan tonsil lidah di sepanjangpermukaan lateral lidah.2) Kelenjar bukalis dan labialis, terletak di mukosa pipi dan mukosa bibir.3) Kelenjar palatinal terletak di mukosa langit langit lunak, uvula dan bagianposterolateral dari langit langit keras.4) Kelenjar glossopalatinal, terletak di lipatan glossopalatina (Rensburg, 1995).Kelenjar saliva dipersarafi oleh sistem otonom, baik saraf simpatis maupunsaraf parasimpatis, terutama dipersarafi oleh saraf parasimpatis. Sinyal parasimpatisdihantarkan oleh saraf fasial dan saraf glosofaringeal (Amerongen, 1991). Sinyalparasimpatis bersifat sekremotor dan vasodilator (Edgar, 1992). Jalur pernafasanparasimpatis sebagai jalur sekremotor berujung pada kelenjar saliva menuju nukleussalivarius di medula. Nukleus salivarius terdiri dari nukleus salivarius superior dannukleus salivarius infeior. Nukleus salivarius superior mengatur kelenjarsubmandibular dan kelenjar sublingual, sedangkan nukleus salivarius inferiormengatur kelenjar parotis dan kelenjar von Ebner (Guyton dan Hall, 1996).Sirkulasi darah ke kelenjar saliva sangat penting dalam proses sekresi saliva.Rangsang parasimpatis pada kelenjar saliva menyebabkan peningkatan aliran darah(Ferguson, 1999). Vaskularisasi kelenjar parotis didapat dari arteri fasialis dan arteri

Page 6: 86549255-Saliva

karotis eksterna. Vaskularisasi kelenjar submandibular didapat dari arteri fasialis danarteri lingualis, sedangkan untuk kelenjar sublingual, vaskularisasi didapat dari arterisublingual dan arteri submental. Secara anatomis, distribusi vaskularisasi di duktuslebih kaya daripada vaskularisasi di asinus (Lavelle, 1988).2.1.3. Fisiologi Kelenjar SalivaKelenjar saliva mayor yang terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar sublingualdan kelenjar submandibular menghasilkan 95% total volume saliva, sedangkansebagian kecil dihasilkan oleh kelenjar saliva minor yang terdiri dari kelenjar vonEbner, dan kelenjar yang terletak di bawah mukosa bibir bawah, lidah, palatum, bukaldan faring (Lavelle, 1988; Amerongen, 1991; Ferguson, 1999).Sumbangan berbagai kelenjar saliva kepada produksi total saliva sangattergantung pada sifat dan tingkat rangsang (Roth and Calmes, 1981; Houwink dkk.,1993). Sifat rangsang dapat merupakan rangsang mekanis misalnya mengunyahmakanan; kimiawi yaitu asam, manis, pahit, asin dan pedas; neuronal yaitu sistemsaraf otonom baik simpatis maupun parasimpatis; psikis atau stress; protesa;rangsangan karena sakit (Amerongen,1991; Houwink dkk., 1993). Tingkat sekresisaliva dipengaruhi oleh posisi tubuh, sekresi terbanyak ditemuka pada posisi berdirisekitar 100%, pada posisi duduk sekitar 69%, dan pada posisi berbaring 25%. Padaperokok ditemukan sekresi saliva yang lebih banyak daripada yang tidak merokok,sedangkan di ruangan gelap sekresi kelenjar parotis menurun dibandingkan denganruang yang terang (Roth and Calmes, 1981).Tipe kelenjar, makanan, usia, dan jenis kelamin juga termasuk faktor yangmempengaruhi sekresi saliva (Roth and Calmes, 1981). Beberapa obat obatanseperti antikolinergik, analgesik, antipsikotik, antihistamin, antidepresan,antihipertensi, amfetamin, antiparkinson, dan atropin memiliki efek samping yangdapat menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran saliva (Edgar, 1996).Jumlah total saliva setiap 24 jam bekisar 500 600 ml atau sekresinya 0,350,42 ml. Pada malam hari sekresi saliva hampir terhenti (+ 10 ml/8 jam). Kelenjarparotis pada malam hari sama sekali tidak menghasilkan saliva. Sumbangan relatifkelenjar submandibular pada malam hari adalah 70%, sedangkan kelenjar sublingualdan kelenjar saliva tambahan sekitar 30% (Amerongen, 1991).Berbagai faktor dapat menyebabkan berkurangnya sekresi saliva yaitu efekradiasi, perubahan hormonal pada wanita menopause dan faktor psikologis sepertirasa takut, cemas dan stres, atau penyakit pada kelenjar saliva seperti SindromaSjorgen (Roth and Calmes, 1981).

2.1.3.1 Pengaturan Sekresi SalivaSekresi saliva sebagian besar berada di bawah kontrol sistem saraf, sebagiankecil lain berada di dalam kontrol humoral. Kecepatan aliran sekresi saliva diatur olehsistem saraf otonom (Bradley, 1995). Kelenjar saliva dipersarafi oleh sistem sarafsimpatis dan parasimpatis. Pengaturan sekresi saliva lebih banyak dilakukan olehsaraf parasimpatis, namun sebagian dilakukan oleh saraf simpatis (Rensburg, 1995).Kelenjar sublingual dan submandibular menerima impuls saraf parasimpatisyang berasal dari nukleus salivarius superior yang berada pada medulla sedangkan

Page 7: 86549255-Saliva

Kelenjar parotis menerima impuls saraf yang berasal dari nukleus salivarius inferioryang berada pada medulla. Kelenjar saliva minor dipersarafi oleh serabut sarafparasimpatis yang berasal dari saraf fasial yang mencapai kelenjar melalui cabangsaraf lingual dan palatinal (Roth dan Calmes, 1981).Rangsang saraf parasimpatis yang disertai vasodilatasi pada kelenjarmenyebabkan sekresi saliva yang banyak dan encer dengan zat zat organik yang17relatif sedikit. Rangsang saraf simpatis menyebabkan vasokonstriksi sehingga sekresisaliva yang sedikit tetapi kaya akan zat organik (Ganong, 1995).Sekresi saliva terjadi akibat respon refleks, baik refleks tidak bersyaratmaupun refleks bersyarat. Aliran saliva sebagian besar dikontrol oleh refleks tidakbersyarat dapat meningkatkan dan menurunkan. Yang dapat meningkatkan sekresisaliva misalnya rasa makanan, bau, stimulasi mekanik dari mukosa oral, iritasimekanik pada gingival, pengunyahan makanan, iritasi pada esofagus, gastritis dankehamilan. Refleks bersyarat yaitu emosi dan faktor psikis dapat meningkatkan danmenurunkan sekresi saliva pula (Rensburg, 1995).

Gambar 2.5 Pengaturan Sekresi Saliva Melalui Saraf (Guyton dan Hall, 2006)182.1.3.2 Mekanisme Sekresi SalivaSekresi saliva sebagian besar merupakan proses aktif yang menunjukan bahwa

Page 8: 86549255-Saliva

proses tersebut memerlukan energi. Proses ini dibedakan menjadi dua fase (Lavelle,1988; Amerongen, 1991):1. Sintesis dan sekresi cairan asinar oleh sel sekretori.Sifat rangsang yang menstimulasi kelenjar saliva dapat berupa rangsangadrenergik ( dan ) maupun kolinergik, karena sel diinervasi baik simpatismaupun parasimpatis. Rangsang adrenergik menghasilkan saliva yang pekat,kaya protein, kaya kandungan musin dan berbuih. Pada rangsang kolinergik,neurotransmitter asetilkolin menghasilkan sekresi cairan yang kuat dengan kadarprotein yang rendah. Akibat rangsangan, melalui eksositosis sel menghasilkancairan sekresinya kepada lumen.Rangsang tersebut menyebabkan aliran darah ke asinus meningkat sehinggamempermudah pembentukan cairan asinar. Cairan asinar ini disebut juga salivaprimer.2. Perubahan yang terjadi pada duktus striata.Saliva diangkut dari lumen melalui duktus yang melibatkan kontraksi selmioepitel. Selama pengankutan ke rongga mulut, susunan saliva diubah daricairan isotonik dengan konsentrasi ion yang hampir sama dengan plasma menjadihipotonik dengan konsentrasi ion natrium dan klorida yang rendah. Perubahaniniterjadi karena di dalam duktus, air dan elektrolit disekresi dan atau diabsorbsioleh sel epitel, terutama pada duktus striata.19Sifat rangsang menentukan kepekatan produk akhir yang bervariasi dari encersampai pekat. Kepekatan saliva ditentukan oleh sekresi air dan sekresi musinyang diatur oleh saraf kolinergik dan adrenergik. Neurotransmitter asetilkolin danparasimpatetikomimetika merangsang sekresi air, sedangkan obat seperti atropinesulfat menghambat sekresi air dan menyebabkan keringnya mulut.2.1.3.3 Komposisi SalivaKomposisi saliva bervariasi tergantung pada waktu siang dan malam hari,sifat dan besar stimulus, keadaan psikis orang yang diteliti, diet, kadar hormon, gerakbadan dan obat. Komponen saliva, yang dalam keadaan larut disekresi oleh kelenjarsaliva, dapat dibedakan dalam komponen anorganik dan (bio)organik (Amerongen,1991).Komposisi yang terkandung dalam saliva adalah:1. Komponen OrganikSaliva terdiri dari banyak komponen organik dengan fungsi berbeda, sepertireaksi enzimatis, pelapisan permukaan jaringan, perlindungan terhadap jaringangigi dan kontrol pertumbuhan jaringan (Bradley, 1995). Komponen saliva yangpaling utama adalah protein. Selain itu, terdapat komponen lain seperti asamlemak, lipid, glukosa, asam amino, ureum dan amoniak. Protein yang secarakuantitatif penting adalah amilase, protein kaya prolin, musin dan imunoglobulin(Amerongen, 1991).20Komponen organik saliva adalah:1) Amilase

Page 9: 86549255-Saliva

Amilase merupakan protein saliva konsentrasi tinggi. Amilase adalah enzimpencernaan yang terutama diproduksi oleh kelenjar parotis dansubmandibular. Amilase mengubah tepung kanji dari glikogen menjadikesatuan karbohidrat yang lebih kecil dan akibat pengaruh amilase,polisakarida dapat dicerna dengan mudah (Amerongen, 1991).2) ImmunoglobulinImmunoglobulin terlibat pada sistem penolakan fisik dan agen antibakteri.Immunoglobulin terdiri dari sebagian besar IgA sekretorik (SIgA) dansebagian kecil IgM dan IgG. Aktivitas antibakteri SIgA yang terdapat dalammukosa mulut bersifat mukus dan bersifat melekat dengan kuat, sehinggaantigen dalam bentuk bakteri dan virus akan melekat erat dalam mukosamulut yang kemudian dilumpuhkan oleh SIgA. Bakteri mulut yangdiselubungi oleh SIgA lebih mudah difagositosis oleh leukosit (Amerongen,1991; Rensburg, 1995).3) Protein Kaya ProlinProtein kaya prolin membentuk suatu kelas protein dengan berbagai fungsipenting yaitu mempertahankan konsentrasi kalsium di dalam saliva agar tetapkonstan yang menghambat demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi(Amerongen, 1991).214) Mukus GlikoproteinMukus glikoprotein merupakan lapisan pada rongga mulut yang berfungsidalam lubrikasi jaringan rongga mulut, pengatur interaksi antara epitelpermukaan dengan lingkungan luar dan perangkap bakteri.5) LisozimLisozim mempunyai fungsi proteksi terhadap bakteri yaitu berperan aktifmenghancurkan dinding sel bakteri Gram positif dan sangat efektif dalammelisiskan bakteri. Pada saliva, lisozim berasal dari kelenjar parotis, kelenjarsubmandibular dan kelenjar sublingual (Bradley.1995).6) Sistem PeroksidasePeroksida berperan sebagai sistem antibakteri yang banyak hadir padakelenjar parotis, terdiri dari hidrogen peroksida, tiosanat dan laktoproksidase(Rensburg, 1995). Sistem ini menghambat produksi asam dan pertumbuhanbakteri streptokokus dan laktobasilus yang ikut menjaga pH rongga mulutsekaligus mengurangi terjadinya karies akibat asam yang dihasilkan olehbakteri (Grant, et al., 1988).7) LaktoferinLaktoferin merupakan hasil produksi sel epitel kelenjar dan leukosit PMNyang mempunyai efek bakterisid yang merupakan salah satu fungsi proteksiterhadap infeksi mikroorganisme ke dalam tubuh manusia (Roth dan Calmes,1981). Laktoferin juga mengikat ion ion Fe³+, yang diperlukan bagipertumbuhann bakteri (Amerongen, 1991).228) Laktoperoksidase

Page 10: 86549255-Saliva

Laktoperoksidase menkatalisis oksidasi tiosanat menjadi hipotiosianat yangmampu menghambat pertumbuhan dan pertukaran zat bakteri (Amerongen,1991).9) GustinGustin berfungsi dalam proses kesadaran pegecap (Amerongen, 1991).2. Komponen AnorganikKomponen anorganik yang terdapat di dalam saliva berupa ion kalsium,magnesium, fluorida, HCO3, kalium, natrium, klorida, NH4. Selain itu terdapatgas seperti karbondioksida, nitrogen dan oksigen (Rensburg, 1995). Dari kationyang terdapat di dalam saliva, natrium dan kalium memiliki konsentrasi tertinggi.Klorida sangat penting untuk aktivitas enzimatik amilase. Kalium dan fosfat yangterkandung dalam saliva sangat penting untuk remineralisasi email. Kadarfluorida di dalam saliva dipengaruhi oleh konsentrasi fluorida di dalam air minumdan makanan. Tiosianat merupakan suatu gen antibakteri yang bekerja samadengan sistem laktoperoksidase. Bikarbonat adalah ion bufer terpenting dalamsaliva. Dalam saliva yang dirangsang, ion ini menghasilkan 85% dari kapasitasbufer dalam sistem fosfat 14%. Konsentrasi bikarbonat pada kelenjar parotis dankelenjar submandibular meningkat dengan meningkatnya aliran saliva(Amerongen, 1991).232.1.3.4 Fungsi SalivaSaliva memiliki fungsi yang penting untuk membantu efisiensi kerja tubuhdan kesehatan secara umum. Fungsi saliva terdiri dari:1. Fungsi DigestiEnzim amilase yang terdapat di dalam saliva (Ptyalin) memecah molekulglukosa menjadi molekul yang lebih kecil (Rensburg, 1995).2. Fungsi AntibakteriFungsi antibakteri yang terkandung dalam saliva, yaitu:1) IgA Sekretorik (SIgA)Sekitar 90% terdapat pada saliva yang dihasilkan oleh kelenjar parotisdan 85% dari keseluruhan saliva di dalam rongga mulut adalah SIgA.Aktivitas antibakteri SIgA yang utama adalah mencegah kolonisasibakteri dengan mengikat antigen spesifik yang adhesif. Selain itu,kolonisasi juga dapat dihindarkan dengan aglutinasi bakteri yang akandihancurkan saat melewati esofagus atau mempengaruhi enzimspesifik yang penting untuk metabolisme bakteri. Bakteri pada ronggamulut mudah difagosit setelah dilapisi SIgA (Rensburg, 1995).2) PeroksidaseSistem antibakteri peroksidase terutama didapatkan pada saliva yangdihasilkan dari kelenjar parotis. Sistem antibakteri ini menghambatproduksi asam dan pertumbuhan banyak mikroorganisme termasuk didalamnya laktobasilus, streptokokus dan fungi (Rensburg, 1995).243) Lisozim

Page 11: 86549255-Saliva

Lisozim saliva aktif menghancurkan dinding sel mikroorganisme grampositif namun aktivitas lisozim harus dikombinasikan dengan tiosianatagar efektif dalam melisiskan bakteri (Rensburg, 1995).3. LubrikasiKandungan glikoprotein dalam saliva bertanggungjawab dalam prosespengunyahan, pembentukan bolus makanan, penelanan, bicara danmelindungi permukaan mukosa dari iritasi (Rensburg, 1995).4. PengecapanSaliva memiliki komponen gustin yang berperan dalam pertumbuhan danpergantian sel tunas pengecap (Amerongen, 1991). Makanan tidak dapatdirasakan pada mulut kering tanpa saliva (Rensburg, 1995).5. Aksi BuferSaliva berperan menekan perubahan derajat asam (pH) di dalam ronggamulut, baik oleh makanan asam maupun asam yang dikeluarkan olehmikroorganisme (Amerongen, 1991). Derajat asam dan kapasitas bufersaliva sangat bergantung pada kandungan bikarbonat dan juga kandunganfosfat anorganik dalam saliva. Pada aliran saliva yang tinggi, bikarbonatmerupakan buffer yang efektif melawan asam dengan membentuk asambikarbonat yang lemah yang akan terurai menjadi air dan karbondioksida(Rensburg, 1995).256. Pembersihan MekanisAdanya aliran saliva dapat mengurangi akumulasi plak, mikroorganismetidak mempunyai kesempatan untuk berkolonisasi pada gigi karena tidakada makanan yang menempel, dan pembasahan elemen gigi akanmengurangi keausan oklusal yang disebabkan oleh daya pengunyahan(Amerongen, 1991). Koloni mikroorganisme dan sisa makanan terlepaskarena aksi pembersihan dari saliva dan kemudian tertelan (Rensburg,1995).7. Pembekuan DarahWaktu pembekuan darah akan berkurang dengan keberadaan proteinsaliva yang mirip faktor pembekuan VII, IX dan platelet. Pembekuandarah yang terjadi ketika darah bercampur dengan saliva walaupun bekuandarah yang terbentuk kurang padat bila dibandingkan dengan pembekuandarah normal. Telah dilakukan percobaan yang menunjukan bahwa saliva,khususnya saliva yang berasal dari kelenjar submandibular dapatmeningkatkan penyembuhan luka dikarenakan adanya factor pertumbuhanepidermal pada saliva (Rensburg, 1995).8. Keseimbangan AirPada keadaan dehidrasi, volume saliva menurun untuk menjagakeseimbangan air, yang akan menimbulkan rasa haus. Setelah minum,cairan tubuh akan kembali normal dan keseimbangan cairan terjagakembali sehingga volume saliva kembali seperti semula (Rensburg, 1995).26

Page 12: 86549255-Saliva

Tabel 2.1 Fungsi Saliva dan Komponen Saliva yang Mendukung (Puy, 2006)2.1.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Sekresi SalivaSekresi saliva pada keadaan tanpa rangsang dapat disebabkan oleh faktorberikut:1. Derajat HidrasiPada keadaan dehidrasi, saliva menurun hingga mencapai nol(Rensburg, 1995). Derajat hidrasi atau cairan tubuh merupakan faktoryang paling penting karena apabila cairan tubuh berkurang 8% makakecepatan aliran saliva berkurang hingga mencapai nol. Sebaliknyakecepatan aliran saliva yang meningkat akan mengakibatkanhiperhidrasi (Edgar and O Mullane, 1996).Fungsi KomponenLubrikasi Musin, glikoprotein kaya prolin, airAntimikroba Lisozim, laktoferin, laktoperoksida, musin,cistin, histatin, immunoglobulin, glikoprotrinkaya prolin, IgAMenjaga kelembaban mukosa Musin, elektrolit, airPembersihan AirKapasitas buffer danremineralisasiBikarbonat, fosfat, kalsium, staterin, prolinerichanionic protein, fluoridePencernaan Amilase, lipase, ribonuclease, protease, air,musinPengecapan Air, gustinFonasi Air, musin272.Posisi TubuhPosisi tubuh dalam keadaan berdiri merupakan posisi dengan kecepatanaliran saliva tertinggi bila dibandingkan dengan posisi duduk danberbaring. Pada posisi berdiri, kecepatan aliran saliva mencapai 100%,pada posisi duduk 69% dan pada posisi berbaring 25% (Roth danCalmes, 1981).3.Paparan CahayaDalam keadaan gelap, kecepatan aliran saliva mengalami penurunansebanyak 30 40% (Edgar and O Mullane, 1996).4.Irama Siang dan MalamKecepatan saliva memperlihatkan irama siang dan malam yang dapatmencapai puncaknya pada siang hari dan menurun saat tidur (Edgar andO Mullane, 1996).5.Irama SirkanualPada musim panas, kecepatan aliran saliva mengalami penurunan yangdisebabkan oleh dehidrasi tubuh. Pada musim dingin, kecepatan salivapada kelenjar parotis mengalami peningkatan (Edgar and O Mullane,

Page 13: 86549255-Saliva

1996).6.ObatAtropin dan obat kolinergik lainnya menurunkan sekresi saliva (Ganong,1996).287.UsiaKecepatan aliran saliva pada usia lebih tua mengalami penurunan,sedangkan pada anak dan dewasa kecepatan aliran saliva meningkat(Roth dan Calmes, 1981).8.Efek psikisEfek psikis seperti mendengar bunyi makanan disisapkan, berbicaratentang makanan dan melihat makanan dapat meningkatkan aliransaliva. Sebaliknya berfikir makanan yang tidak disukai dapatmenurunkan sekresi saliva (Rensburg, 1995).Menurut Amerongen (1991), terdapat berbagai jenis rangsangan yang dapatmempengaruhi sumbangan kelenjar saliva terhadap volume saliva yang terdiri dari:1. Rangsang KimiawiOleh berbagai rasa asam, manis, asin, pahit dan pedas.2. Rangsang MekanisSekresi saliva meningkat dengan pengunyahan makanan.3. Rangsang SakitRasa sakit pada keadaan inflamasi, gingivitis dan protesa yang salahdapat meningkatkan sekresi saliva.4. Rangsang NeuronalMelalui sistem saraf otonom baik simpatis maupun parasimpatis.295. Rangsang PsikisStres dapat menghambat sekresi saliva, tetapi kemarahan dapat bekerjasebagai stimulasi sekresi saliva.

PERBEDAAN VOLUME SALIVA SEBELUM DAN SESUDAH MEMINUMYOGURT PROBIOTIK YANG MENGANDUNG Bifidobacterium animalisPADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS PADJADJARANSKRIPSIRAHAJENG WULAN ASTITI160110060128 2010

2.1.3 Sekresi Saliva Kelenjar parotid menghasilkan saliva yang serus sedangkan kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan saliva yang bercampur yaitu mukus dan serus .2,3 Pada kondisi istirahat rata-rata aliran saliva berkisar 0,3 ml/menit, nilai dibawah 0,1 ml/menit disebut hiposalivasi sedangkan nilai diantara 0,1-0,25 ml/menit rendah, dan meningkat

Page 14: 86549255-Saliva

hingga sekitar 2,5-5 ml/menit bila ada stimulasi. Nilai normal untuk laju aliran saliva yang ditimulasi adalah 1,0-3,0 ml/menit. Nilai dibawah 0,7 ml/menit disebut hiposalivasi dan nilai 0,7-1,0 ml/menit dikatakan rendah.1,15 Kelenjar saliva terdiri dari dua kelenjar sekresi utama yaitu sel serus dan sel mukus. Sel serus dan mukus berbeda dalam struktur yang dapat dilihat secara histologi dengan menggunakan mikroskop elektron, dan tipe dari komponen makromolekular yang dihasilkan dan disekresikan. Umumnya sel serus menghasilkan protein dan glikoprotein, sejumlah enzim, anti mikoba, ikatan kalsium, dan lainnya. Produk utama dari sel mukus adalah mucin. Walaupun mucin juga merupakan glikoprotein tetapi berbeda dari glikoprotein sel serus dalam struktur proteinnya. Mucin menyebabkan saliva kental sehingga viskositasnya lebih tinggi.3 Molekular tinggi mucin (MG1) dan molekular rendah mucin (MG2) telah diisolasi dari karakteristik biokimia merupakan glikpoprotein. MG1 dan MG2 adalah mucin yang dominan di dalam saliva, memberikan perlindungan sebagai pelumas dan anti mikroba jaringan mulut. MG1 terdapat pada acini mukus kelenjar submandibular, sublingual, labial dan palatinal. Tempat sintesis MG2 kontroversial di Universitas Sumatera Utara dalam acini mukus kelenjar submandibular dan labial, dan acini serus di kelenjar submandibular, sublingual, labial, dan palatinal.1

2.2 Viskositas Saliva Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan, kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Viskositas sangat dipengaruhi oleh suhu, viskositas akan turun dengan naiknya suhu, konsentrasi dari suatu larutan juga mempengaruhi viskositas, semakin tinggi konsentrasi larutan maka viskositas semakin tinggi. Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran yang diberikan oleh suatu Universitas Sumatera Utara

Page 15: 86549255-Saliva

cairan. Kebanyakan viskometer mengukur suatu kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelas kapiler), bila cairan itu mengalir cepat, maka berarti viskositas dari cairan itu rendah (misalnya air). Dan cairan itu mengalir lambat, maka cairan itu memiliki viskositas tinggi (misalnya madu). Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui tabung berbentuk silinder 16 Aksi saliva sebagai pelumas sangat penting untuk kesehatan rongga mulut, yang memfasilitasi pergerakan lidah dan bibir selama proses menelan dan makan, dan juga penting untuk memperjelas bicara. Peran saliva sebagai pelumas yang melapisi mukosa dan membantu melindungi jaringan mulut terhadap gesekan mekanis, panas dan iritasi kimia.1,15 Effikasi saliva sebagai pelumas tergantung pada viskositas dan bagaimana perubahan-perubahan dengan laju geser.1 Nilai viskositas normal saliva manusia adalah 2,75-15,51 centipoise.4 Ada sekelompok besar bahan (seperti polimer, emulsi, dan suspensi) dan biomaterial, seperti saliva yang tidak dapat dijelaskan dengan sederhana viskositasnya. Viskositas saliva tergantung pada laju geser dan waktu alir, sehingga saliva dapat digolongkan sebagai fluida non-Newtonian. Cairan non-Newton adalah salah satu di mana viskositas adalah fungsi beberapa variabel mekanis seperti tegangan geser atau waktu alir. Cairan non-Newton merupakan cairan yang berubah seiring waktu.1 Sifat-sifat saliva manusia disebabkan oleh glikoprotein saliva, terutama mucin dengan berat molekul yang tinggi (MG1) yang disekresikan oleh kelenjar sublingual, submandibular, dan palatal. Perbedaan viskositas antara kelenjar sublingual dan submandibular tidak disebabkan oleh perbedaan konsentrasi mucin Universitas Sumatera Utara

Page 16: 86549255-Saliva

yang dihasilkan oleh masing-masing kelenjar melainkan jenis mucin yang dihasilkan. Mucin memiliki peran multifungsi didalam mulut yaitu sebagai pelumas permukaan, perlindungan jaringan keras dan lunak serta lingkungan eksternal, membantu dalam pengunyahan, bicara dan menelan. 1 Pentingnya viskositas saliva pada umumnya telah menjadi subyek dari banyak penelitian dalam odontologi. Penurunan viskositas saliva berhubungan dengan penurunan karies gigi, walaupun sulit untuk memeriksa laju aliran dan viskositas secara independen satu dari yang lain.1 Hal ini sering diasumsikan bahwa viskositas saliva terkait langsung dengan faktor-faktor seperti berat padatan kering, protein atau kandungan mucin, glikoprotein, dan komposisi protein yang kaya prolin.17 Viskositas memberikan kontribusi yang penting bagi sifat rheogical saliva. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Saliva mengandung berbagai jumlah makromolekul yang mempengaruhi sifat rheological. Pengukuran rheological telah dilakukan pada saliva, untuk menentukan viskositas dengan penggunaan viskometer kapiler sederhana. Saliva memiliki sifat rheological spesifik sebagai hasil dari karakteristik kimia, fisik dan biologis, karakteristik ini penting untuk menjaga kondisi seimbang di dalam rongga mulut. Viskositas saliva juga berperan bagi retensi gigi tiruan.1,17 Universitas Sumatera Utara Berbagai penelitian menunjukkan bahwa banyak dari orang tua telah mengalami berkurangnya sekresi saliva (xerostomia), baik karena pengaruh obat-obatan atau sebagai akibat usia yang berkaitan dengan perubahan fisiologis. Perubahan seperti itu juga bisa mengubah sifat viskositas saliva pada orang tua, karena berkurangnya kemampuan saliva sebagai pelumas merupakan karakteristik xerostomia..17 (USU)