Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

22
ANALISIS KARAKTERISTIK SALIVA Disusun Oleh : FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2010

description

n

Transcript of Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Page 1: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

ANALISIS KARAKTERISTIK SALIVA

Disusun Oleh :

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER

2010

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ANALISIS KARAKTERISTIK SALIVA

Page 2: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

I. Tujuan

Mempelajari karakteristik kimiawi dan enzimatis saliva manusia melalui serangkaian

pengujian dan secara spektrofotometri.

II. Tinjauan Pustaka

Saliva terdiri dari sekitar 99,5% air. Bagian padatnya terdiri dari ptialin,

beberapa protein (mucin yang merupakan bahan yang paling penting) dan sedikit

substansi yang ditemukan di daerah darah dan urin seperti ammonia, asam amino,

urea, asam urik, kolesterol, kalsium, Na+, K+, Mg2+, P, Cl-, dan bikarbonat. Ph rata-

rata saliva sangat bervariasi, tetapi biasanya sekitar 6,8 (www.m-w.com)

Saliva merupakan cairan hipotonik. Kelenjar saliva mempertahankan

konsentrasi garam dalam saliva. Tiga kelenjar saliva utama yaitu kelenjar paratiroid,

kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Mucin merupakan kelas dari

glikoprotein yang ditemukan dalam saliva, cairan lambung, dan lain-lain yang

membentuk larutan kental dan bertindak sebagai lubrikan atau protein pada

permukaan eksternal dan internal tubuh, dan merupakan sekresi dari membran.

Menurut Robert R. Barefoot, pH normal darah, cairan spinal, dan saliva adalah 7,4

(www.alkalizeforhealth.com).

Dalam saliva terdapat lebih dari 20 jenis protein yang berbeda yang dapat

diidentifikasi. Yang paling dikenal adalah enzim amylase yang memecah pati menjadi

maltose, maltotriase, dan limit dextrin (www.arbl.cdostate.edu).

Dari semua elemen mineral, fosfat mempunyai pengaruh yang besar pada

system regulasi pH tubuh. Untuk mengetahui sensitivitas fosfat dapat menggunakan

test saliva yang cukup sederhana, yaitu dengan kertas lakmus (www.phosadd.com).

Konsentrasi kalsium dan fosfat dalam saliva bermacam-macam, tetapi rata-

ratanya adalah 1,5 mmole/liter dan tidak semua fosfat dalam bentuk unprotonasi.

Namun jumlah ini dapat dikalkulasi dan pada keadaan pH netral terdapat sejumlah 5

nm/liter. Menurut Robert R. Barefoot, kebutuhan kalsium dapat ditentukan melalui

pH saliva. Makin asam (<7) pH saliva tubuh makin kekurangan kalsium

(www.vreb.com/coral-calcium/dose.htm).

Page 3: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Phenolphthalein merupakan sensitif pH indikator dengan rumus C2OH14O4

sering digunakan dalam titrasi, yang mengubah warna larutan asam menjadi warna

pink. Jika konsentrasi indikator kuat, dapat berubah menjadi warna ungu.

Phenolphthalein tidak larut dalam air, tetapi biasanya larut dalam alcohol. Warna

molekul phenolphthalein tidak berwarna akan tetapi warna ion phenolphthalein

adalah pink (www.wikipedia.org)

Phenolphthalein pada larutan asam-basa: jika larutan asam ( >10 ) maka

larutan akan berwarna pink, jika larutan bersifat basa ( pH <8.2) maka larutan tidak

berwarna (www.chemcool.com).

Methyl merah merupakan indikator warna yang merubah larutan asam

menjadi berwarna merah. Rumusnya: C15H15N3O2.

Methyl orange merupakan indikator pH yang umumnya digunakan untuk titrasi.

Methyl orange ini beracun. Penggunaan indikator ini yaitu:

- semakin asam suatu larutan, jika ditambah methyl orange warna larutan akan

semakin kuning ( pH>4,4 )

- semakin basa suatu larutan ( pH<3,1 ), maka warnanya akan semakin merah dan

jika normal akan berwarna orange

Methyl biru merupakan komponen kimia untuk pewarnaan dalam histologi.

Pewarnaan methyl biru atau methyl blue merupakan kolagen biru dalam jaringan.

Rumus: C37H27N3O9S3Na2 (www.wikipedia.org).

Pada pH normal saliva, terjadi supersaturasi kalsium fosfat dengan fosfat lebih

banyak dalam bentuk mono- atau di-hidrogen fosfat. Dengan pH yang semakin asam,

tingkat supersaturasi menurun hingga suatu titik dimana saliva tersaturasi dengan

adanya mineral gigi. Keadaan ini disebut “kritikal pH” dengan pH 5,2-5,5. Jika pH

semakin basa, tingkat saturasi dengan mineral gigi meningkat dan kalsium fosfat

dalam larutan menjadi tidak stabil dan terpresipitasi, tidak sebagai hidroksiapatit

tetapi membentuk mineral yang disebut brushite dan ini akan menjadi kalkulus

(www.ncl.ac.uk/dental/oralbio/oralenu/calciumphosphate.com).

III. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Page 4: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Alat-alat yang digunakan meliputi tabung reaksi/test tube + rak, pipet

tetes/Pasteur, pipet ukur/ Mohrl, pipet volume + ball pipet, beaker glass,

pengaduk gelas, pengatur waktu, erlenmeyer, spektrofotometer visible + kuvet,

water bath, dan botol semprot.

Bahan/reagent yang digunakan meliputi sample saliva, sodium hidroksida

NaOH 5% dan 10%, tembaga(II) sulfat CuSO4, asam asetat CH3COOH 5%, asam

nitrat HNO3 5%, perak nitrat AgNO3, asam klorida HCl 5% dan 0,05 N, mercuri

klorida HgCl2 2%, kalium iodide-kalium iodat Kl-KlO3, kalium iodide Kl,

amilum 1%, barium klorida BaCl, ammonium molibdat (NH4)6Mo7O24, asam

sulfat H2SO4 5%, ferri klorida FeCl3 2%, aquades, indikator-indikator

(phenolphthalein PP, methyl orange MO, methyl red MM, dan methyl blue MB),

kapas steril. Label kertas, dan tissue.

3.2 Skema Kerja

A. Preparasi Sampel Saliva

- diharuskan berkumur terlebih dahulu untuk membuang sisa

makanan

- kapas steril dikunyah untuk menstimulasi sekresi saliva

- dikumpulkan saliva dalam breaker glass hingga mencapai ± 20

ml

1. Pengukuran Sifat Keasaman atau pH Saliva

Diambil saliva non-patologis

Hasil

1 ml saliva dalam 4 tabung reaksi

Page 5: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

- ditambahkan 5 tetes PP, MO, MM, dan MB

- dicatat perubahan warna

2. Sifat Saliva Sebagai Protein- Uji Biuret

- ditambahkan 5 tetes NaOH 5% kemudian 3

tetes CuSO4

- dicatat perubahan warna yang terjadi

3. Pengujian Kandungan Mucin

- ditambah 1 tetes CH3COOH 5% pada tabung 1

- ditambah 5 tetes aquades pada tabung 2

- ditambah 2 tetes NaOH 10% pada tabung 1 dan 2

- dicatat perubahan yang terjadi

4. Pengujian Kandungan Klorida

- ditambahkan 3 tetes HNO3 5% kemudian 2 tetes AgNO3

- dicatat perubahan kekeruhan saliva

5. Pengujian Kandungan Sulfat

Hasil

Diisi 1 ml aquades pada tabung 1 dan tabung 2 diisi 1 ml saliva

Hasil

Diisi 2 ml saliva pada tabung 1 dan 2

Hasil

1 ml saliva

Hasil

1 ml saliva

Page 6: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

- ditambahkan 3 tetes HNO3 5% kemudian 2 tetes BaCl2

- dicatat perubahan kekeruhan saliva

6. Pengujian Kandungan Fosfat

- ditambahkan 3 tetes HNO3 5% kemudian 2 tetes BaCl2

- dicatat perubahan kekeruhan saliva

7. Pengujian Kandungan kalsium

- ditambahkan 1 tetes CH3COOH

- dicatat perubahan kekeruhan saliva

8. Pengujian kandungan nitrat

- ditambahkan 3 tetes H2SO4 5%

- ditambahkan 2 tetes KI dan 1 tetes amilum

- dicatat perubahan kekeruhan saliva

9. Pengujian kandungan thiosianat

Hasil

Hasil

1 ml saliva

1 ml saliva

hasil

1 ml saliva

hasil

1 ml saliva

Page 7: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

- ditambahkan 1 tetes FeCl3 2% kemudian 3 tetes HCl 5%

- dicatat perubahan warna yang terjadi

- ditambahkan 1 ml HgCl2 2%

- dicatat warna yang timbul karena terbentuknya merkuri rhodamina

B. Pengujian karakteristik enzimatis – aktivitas amilase dalam air liur

- ditambah 1 ml substrat amilum 1%

- dikocok dengan shaker agar semua larutan tercampur

- disiapkan 2 tabung reaksi dan diberi tanda 0’ dan 20’

- tabung reaksi diisi 10 ml HCl 0,05 N

- dimasukkan ke dalam tabung reasksi bertanda 0’ sebanyak 1 ml saliva

dan dikocok

- dimasukkan 1 ml saliva ke dalam cairan sisa dan dicampur dengan

cepat dan dicatat waktunya

- diinkubasi dan sekali waktu digoyang agar tercampur

- dimasukkan 1 ml larutan dari erlenmeyer ke dalam tabung reaksi

bertanda 20’ tepat saat penunjuk waktu menunjukkan 20 menit

- dikocok sebentar

- ditambahkan 1 ml larutan KI-KIO3 ke dalam tiap tabung

- dicampur hingga merata dan ditunggu sampai 5-10 menit

- ditentukan intensitas warna yang timbul dengan spektrofoto meter

- ditentukan prosentase substrat yang dicerna oleh amilase saliva

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Pengujian Karkateristik Kimiawi

hasil

5 ml aquades

hasil

Page 8: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

1. Pengukuran Sifat Keasaman atau pH Saliva

a. Tabung I : Saliva + 2 tetes PP= Tetap Putih

b. Tabung II : Saliva + 2 tetes MO= Orange

c. Tabung III : Saliva + 2 tetesMM= Kuning

d. Tabung IV : Saliva + 2 tetes MB= Biru

2. Sifat Saliva Sebagai Protein-Uji Biuret

- Tabung reaksi berisi saliva 0,5 ml + 0,5 ml aquades + 5 tetes Biuret = warna

menjadi ungu (Ini berarti saliva orang coba mengandung protein)

3. Pengujian Kandungan Klorida

Tabung reaksi berisi 0,5 ml saliva + 0,5 ml aquades + 3 tetes HNO3 + AgNO3

= terdapat endapan putih ( Berarti Saliva Mengandung Klorida)

Page 9: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

4. Pengujian Kandungan Sulfat

- Tabung reaksi 0,5 ml saliva + 0,5 ml aquades + 3 tetes HNO3 + BaCl2 =

Terdapat endapan keruh berwarna putih ( Berarti saliva mengandung Sulfat)

5. Pengujian Kandungan Fosfat

Page 10: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Tabung reaksi berisi 0,5 ml saliva + 0,5 ml aquades + 3 tetes HNO3 +

(NH4)6Mo7O24 kemudian di panaskan 65 ‘ = Larutan menjadi kuning dan

keruh (Menunjukan bahwa Larutan mengandung Fosfat)

6. Pengujian Kandungan Kalsium

- Tabung reaksi berisi 0,5 ml saliva + 0,5 ml aquades + 3 tetes CH3COOH

= terdapat endapan putih ( Berarti saliva mengandung Kalsium)

7. Pengujian Kandungan Nitrat

Tabung reaksi berisi 1 ml saliva + 0,5 ml aquades + 3 tetes CH3COOH + KI +

1 tetes Amilum = Larutan menjadi warna hitam dengan endapan warna

kuning ( Berarti larutan mengandung Nitrat)

Page 11: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

8. Pengujian Kandungan Thiosanat

Tabung reaksi berisi 1 ml Saliva + 0,5 ml aquades + 3 tetes FeCl3 + 3 tetes

HCl = terdapat endapan kuning keruh pada larutan coba ( Ini berarti larutan

mengandung Thiosianat)

Pengujian Saliva sebagai Enzim Amilase

Page 12: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Percobaan Iodine

Hasil t=0 Biru Keunguan

CONTOH WARNA

Page 13: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Hasil t=10 menit Putih jernih agak kebiruan

Hasil t=20 menit Putih

INDIKATOR

4.2 PEMBAHASAN

CONTOH WARNA

CONTOH WARNA

Page 14: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian saliva yang bertujuan untuk

mempelajari karakteristik saliva secara kimiawi dan enzimatis melalui

serangkaian pengujian dan secara spektrofometer. Dalam praktikum ini,

pengujian karakteristik kimiawi saliva meliputi pengukuran keasaman atau

PH saliva, sifat saliva sebagai protein dengan menggunakan uji biuret,

pengujian kandungan klorida, pengujian kandungan sulfat, pengujian

kandungan fosfat, pengujian kandungan kalsium, pengujian kandungan

nitrat, dan pengujian kandungan thiosianat. Sedangkan pengujian

karakteristik enzimatis digunakan untuk mengetahui aktivitas amylase

dalam air liur yang kemudian dari intensitas warnanya dapat diketahui

prosentase substrat yang dicerna oleh amylase saliva.

Uji karakteristik kimiawi yang pertama adalah pengukuran sifat

asam atau pH saliva. Pengujian sifat keasaman atau pH saliva ini diukur

dengan menggunakan indikator-indikator yaitu Phenolphthalein (PP),

Methyl Orange (MO), Methyl Red (MM), dan Methyl Blue (MB).

Berdasarkan dari hasil data yang tercantum di dalam lampiran hasil,

indikator-indikator menunjukkan sifat pH yang asam yang lebih dominant.

Warna biru yang dihasilkan dari indikator MB tidak begitu akurat,

sehingga dapat dipastikan bahwa saliva yang diukur mempunyai pH yang

bersifat asam. Hal ini sesuai dengan PH normal saliva yaitu 6. Namun

pada beberapa literature menyebutkan bahwa PH normal saliva adalah 7,4.

Pada uji karakteristik kimiawi yang kedua yaitu uji saliva sebagai

protein. Pada analisis sifat saliva sebagai protein dengan mengguanakan

uji biuret. Setelah dilakukan dengan uji biuret, sampel menunjukkan

warna ungu. Adanya perubahan warna menjadi ungu mengindikasikan

adanya protein dalam saliva. Kemudian juga dikarenakan adanya

pembentukan kompleks Cu dengan gugus CO dan NH dari rantai peptide

dalam susuna basa.

Page 15: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Dari percobaan yang telah dilakukan pada pengujian kandungan

klorida didapatkan hasil yaitu saliva berubah menjadi putih keruh dan

terdapat gumpalan yang berwana putih juga. Adanya endapan tersebut

menandakan bahwa sampel saliva tersebut mengandung klorida.

Pada pengujian kandungan sulfat, digunakan larutan HNO3 5% dan

BaCl2 sebagai larutan untuk menguji kandungan sulfat pada sampel saliva

tersebut. Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu saliva

berubah warnanya menjadi putih keruh dan terdapat endapan. Kekeruhan

yang dihasilkan ini menunjukkan bahwa dalam sampel saliva yang diuji,

terdapat kandungan sulfat didalamnya.

Kandungan fosfat dalam sampel saliva diuji dengan menambahkan

HNO3 5% dan (NH4)6Mo7O24. Setelah dilakukan pengujian, diperoleh

hasil bahwa saliva berubah warna menjadi kuning bening dan terdapat

endapan. Adanya endapan disini menunjukkan bahwa di dalam sampel

saliva yang diuji terdapat kandungan fosfat.

Untuk uji kandungan kalsium pada saliva menggunakan

CH3COOH dan dari hasil menunjukkan bahwa setelah saliva ditambahkan

dengan CH3COOH berubah warna menjadi putih keruh. Nah, kekeruhan

inilah yang membuktikan bahwa dalam saliva tersebut mengandung

kasium.

Dalam menguji kandungan nitrat dalam saliva, saliva ditambah 3

tetes H2SO4 5% kemudian ditambahkan dengan 2 tetes KI dan 1 tetes

amilum. Dalam reaksi ini, saliva berubah warna menjadi keruh ungu

kehitaman dan terdapat endapan kuning. Hal ini menunjukkan terdapat

kandungan nitrat di dalam sampel saliva.

Page 16: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

Pada pengujian kimiawi yang terakhir yaitu pengujian ada atau

tidaknya kandungan thiosianat dalam saliva. Dalam percobaan kali ini,

saliva ditambah dengan 1 tetes FeCl3 2% kemudian ditambahkan lagi

dengan HCl 5% dan yang terakhir ditambahkan dengan 1 ml HgCl2 2%.

Dala reaksi ini, saliva menunjukkan tanda-tanda terbentuknya warna

kuning dan terdapat endapan putih pada larutan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa saliva pada sampel mengandung thiosianat.

Pengujian karakteristik enzimatis – aktivitas amilase dalam saliva

ini dilakukan dengan menggunakan alat yaitu spektrofotometer. Alat ini

digunakan untuk mengukur intensitas warnanya sehingga dapat digunakan

untuk menentukan jumlah substrat yang tersisa. Aktivitas enzim amilase

dinyatakan sebagai jumlah substrat yang dicerna persatuan waktu. Dan

berdasarkan hasil praktikum, dalam substrat yang dicerna oleh amilase

saliva setelah melakukan perhitungan, didapatkan hasil 83,05% yang

menunjukkan bahwa prosentase amilase dalam saliva cukup tinggi yang

menandakan bahwa aktivitas amilasenya juga cukup tinggi.

V. KESIMPULAN

- Sampel saliva yang digunakan dala praktiku kali ini mengandung protein, mucin,

klorida, sulfat, fosfat, nitrat, dan tidak mengandung kalsium dan thiosianat.

- Saliva manusia memiliki PH yang bersifat asam yaitu sekitar 6-7,4

- Aktivitas anzim amilase saliva dapat dinyatakan sebagai jumlah substrat yang

dicerna persatuan waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Analisis Karakteristik Saliva(Ka2k)

www.m-w.com

www.alkalizeforhealth.com

www.arbl.cdostate.edu

Poedjiati. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press