86544056 Pengawetan Pangan Dengan Fermentasi

12
1 A. PENGAWETAN PANGAN DENGAN FERMENTASI Fermentasi merupakan penguraian gula menjadi alkohol dan CO 2 oleh aktivitas mikroorganisme (khamir) terjadi tanpa suplai udara/oksigen. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan sebagai akibat pemecahan komponen-komponen bahan tersebut. Jika cara pengawetan yang lain ditujukan untuk mengurangi jumlah mikroba, maka proses fermentasi adalah sebaliknya yaitu memperbanyak jumlah mikroba dan menggiatkan metabolismenya. Tetapi jenis mikroba yang digunakan sangat terbatas yaitu disesuaikan dengan hasil akhir yang dikehendaki (Winarno et al., 1980). Fermentasi diartikan juga sebagai proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi. Manfaat fermentasi antara lain; sebagai pengawet makanan, penganeragaman pangan, menginhibisi pertumbuhan mikroorganisme patogen dan meningkatkan nilai gizi makanan. Prinsip pengawetan dari metode fermentasi didasarkan pada: 1. Menggiatkan pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme penghasil alkohol dan asam organik 2. Menekan/mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme proteolitik dan lipolitik oleh alkohol atau asam organik yang dihasilkan dan bila populasinya sudah tinggi melalui persaingan akan zat gizi yang terdapat pada substrat B. RUMUSAN MASALAH 1. Perubahan apa saja yang terjadi selama proses fermentasi dari beberapa produk hasil fermentasi? 2. Mikroba apa saja yang berperan dalam produk fermentasi yang diparaktekan?

description

pengawetan

Transcript of 86544056 Pengawetan Pangan Dengan Fermentasi

  • 1

    A. PENGAWETAN PANGAN DENGAN FERMENTASI

    Fermentasi merupakan penguraian gula menjadi alkohol dan CO2 oleh aktivitas

    mikroorganisme (khamir) terjadi tanpa suplai udara/oksigen. Fermentasi dapat terjadi

    karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada substrat organik yang

    sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan sebagai

    akibat pemecahan komponen-komponen bahan tersebut. Jika cara pengawetan yang lain

    ditujukan untuk mengurangi jumlah mikroba, maka proses fermentasi adalah sebaliknya

    yaitu memperbanyak jumlah mikroba dan menggiatkan metabolismenya. Tetapi jenis

    mikroba yang digunakan sangat terbatas yaitu disesuaikan dengan hasil akhir yang

    dikehendaki (Winarno et al., 1980).

    Fermentasi diartikan juga sebagai proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

    anaerobik (tanpa oksigen). Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa

    contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa

    komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton.

    Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk

    menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi

    anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor

    elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi. Manfaat fermentasi

    antara lain; sebagai pengawet makanan, penganeragaman pangan, menginhibisi

    pertumbuhan mikroorganisme patogen dan meningkatkan nilai gizi makanan.

    Prinsip pengawetan dari metode fermentasi didasarkan pada:

    1. Menggiatkan pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme penghasil alkohol dan

    asam organik

    2. Menekan/mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme proteolitik dan lipolitik oleh

    alkohol atau asam organik yang dihasilkan dan bila populasinya sudah tinggi melalui

    persaingan akan zat gizi yang terdapat pada substrat

    B. RUMUSAN MASALAH

    1. Perubahan apa saja yang terjadi selama proses fermentasi dari beberapa produk hasil

    fermentasi?

    2. Mikroba apa saja yang berperan dalam produk fermentasi yang diparaktekan?

  • 2

    3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mutu akhir produk fermentasi?

    C. TUJUAN

    1. Mengamati perubahan apa saja yang terjdi selama proses fermentasi dari beberapa

    produk hasil fermentasi

    2. Mengetahui dan menganalisa mikroba apa saja yang berperan dalam produk

    fermentasi yang diparaktekan

    3. Menganalisa faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mutu akhir produk

    fermentasi

    D. BAHAN dan ALAT

    1. Bagian I Sauerkraut

    a. Bahan : 1) Kubis 2) Garam dapur 3) Air matang

    b. Alat : 1) Pisau stainless steel 2) Cutting board 3) Stoples tertutup 4) Bowl/wadah 5) Pemberat (larutan garam dalam kantong plastik) 6) Sendok makan 7) Gelas ukur 8) Serbet

    2. Bagian II Sawi Asin

    a. Bahan : 1) Sawi Hijau (sawi pahit atau jabung) 2) Garam halus dan garam kasar 3) Gula pasir 4) Air matang

    b. Alat : 1) Pisau stainless steel 2) Cutting board 3) Stoples tertutup 4) Bowl/wadah 5) Pemberat (larutan garam dalam kantong plastik) 6) Tampah atau tikar 7) Tali

  • 3

    8) Serbet

    3. Bagian III Tape Ubi Kayu

    a. Bahan : 1) Ubi kayu (singkong) 2) Daun pisang 3) Ragi tape

    b. Alat : 1) Pisau stainless steel 2) Cutting board 3) Keranjang bambu 4) Bowl/wadah 5) Timbangan 6) Sendok makan 7) Risopan 8) Kompor 9) Tampah 10) Serbet

    4. Bagian IV Tape Ketan

    a. Bahan : 1) Ketan hitam 2) Daun pisang 3) Ragi tape 4) Tusuk gigi/stapler

    b. Alat : 1) Bowl/wadah 2) Timbangan 3) Sendok makan 4) Risopan 5) Kompor 6) Tampah 7) Serbet

    5. Bagian V Cocktail Buah

    a. Bahan : 1) Strawberry 2) Melon 3) Kiwi 4) Buah naga 5) Nanas 6) Gula 7) Air

  • 4

    8) Asam sitrat 9) Air kapur sirih

    b. Alat : 1) Bowl/wadah 2) Timbangan 3) Sendok makan 4) Panci 5) Kompor 6) Cutting board 7) Cup 8) Sealer 9) Saringan 10) Pisau 11) Termometer 12) Serbet

    E. METODE

    1. Bagian I Sauerkraut

    Pengawetan bahan pangan kubis dengan fermentasi dilakukan dengan metode

    sebagai berikut:

    Fermentasi pada suhu ruang

    selama 2 3 minggu dalam suhu

    ruang

    Memasukkan kubis ke dalam wadah

    kemudian menuanginya dengan larutan

    garam dengan konsentrasi 2,5 %. Di beri

    pemberat, lalu menutup wadah tersebut

    dengan rapat.

    Lembar kubis diiris sampai ukuran

    2 5 mm

    Mengupas kubis gelondongan satu persatu

    kemudian melayukannya pada suhu ruang

  • 5

    2. Bagian II Sawi Asin

    3. Bagian III Tape Singkong

    Fermentasi selama 2 3 hari dalam suhu ruang.

    Memasukkan gulungan sawi ke dalam

    stoples kemudian diberi larutan garam

    2,5 % dan larutan gula 3 %. Di beri

    pemberat kemudian menutupnya

    .dengan rapat

    Memisahkan lembar demi lembar sawi

    kemudian mencuci bersih dan

    meniriskannya.

    Melayukan daun sawi selama 2 jam di

    bawah sinar matahari atau selama 12 jam

    pada suhu ruang.

    Memberi garam lembar demi lembar

    daun sawi, kudian diremas perlahan

    sampai rata dan mengeluarkan air.

    Menggulung daun sawi dan memeras

    airnya sampai habis lalu mengikatnya

    dengan tali.

    Fermentasi selama 3 4 hari dalam suhu ruang.

    Memeramnya dalam wadah bambu yang

    sudah di alasi dengan daun pisang.

    Mengupas, memotong dan mencuci

    singkong.

    Mengukus singkong sampai matang.

    Mendinginkan singkong.

    Menginokulasi ragi tape secara merata

    sebanyak 1 % dari berat singkong yang

    sudah di kukus.

  • 6

    4. Bagian IV Tape Ketan

    5. Bagian V Cocktail Buah

    Fermentasi selama 3-4 hari dalam suhu ruang.

    Membungkusnya dengan daun pisang

    (Memeramnya)

    Mencuci ketan

    Mengukus ketan sampai matang.

    Mendinginkan ketan

    Menginokulasi ragi tape secara merata

    sebanyak 1 % dari berat ketan yang

    sudah di kukus.

    Pasteurisasi pada suhu 70 selama 60

    menit

    Memasukkan buah dan sirup gula dalam

    cup. Kemudian menutupnya dengan

    sealer

    Mengupas, memotong dan mencuci

    buah-buahan

    Menrendam buah dalam larutan air

    kapur selama 2 jam

    Memblanch buah dalam

    suhu 90 selama 3 menit.

    Membuat larutan gula 30%. Lalu merebusnya

    selama 30 menit. Larutan gula disaring

    kemudian diberi asam sitrat sampai pH 4

    Merendamnya dengan air dingin sampai

    mencapai suhu kamar Penyimpanan pada suhu kamar

    selama 2 minggu

  • 7

    F. HASIL dan PEMBAHASAN

    1. Hasil Pengamatan Sauerkraut

    a) Sifat fisik:

    Tekstur kubis renyah (jika digigit) tapi layu

    aroma asam

    rasa asin sedikit asam

    kuah keruh

    di permukaan larutan terdapat lapisan seperti selaput tipis berwarna putih

    2. Hasil Pengamatan Sawi Asin

    a) Sifat fisik:

    tekstur sawi layu dan sedikit lembut, tapi masih segar dan enak jika dimakan

    aroma asam agak basi

    rasa asin

    kuah keruh

    3. Hasil Pengamatan Tape Singkong

    a) Sifat fisik:

    tekstur singkong lembek

    aroma asam beralkohol

    rasa asam manis

    4. Hasil Pengamatan Tape Ketan Hitam

    a) Sifat fisik:

    tekstur ketan agak empuk dan pera

    aroma asam

    rasa asam

    ada jamur putih di permukaan ketan

    5. Hasil Pengamatan Cocktail Buah

    a) Sifat fisik:

    tekstur buah lembut/lembek

  • 8

    aroma asam manis

    rasa asam manis (enak)

    berwarna merah jernih

    6. Pembahasan

    Pada fermentasi tape singkong dan tape ketan hitam mikroorganisme yang terlibat

    terutama adalah khamir dari genus Saccharomyces sp. Saccharomyces yang paling

    banyak digunakan adalah S. cerevisiae dan S. carlbergensis. Khamir ini akan mengubah

    gula pada substrat menjadi alkohol pada kondisi aerob. Secara spesifikasi

    penggambarannya adalah sebagai berikut:

    Proses amilolitik Endomycopsis sakarifikasi

    Non amilolitik:

    a. Saccharomyces produksi alkohol

    b. Hansenula pembentuk dan penghasil aroma

    c. Endomycopsis pembentuk bau spesifik

    d. Candida pembentuk bau spesifik.

    Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa kami terjadinya pelunakan pada tape

    singkong dan tape ketan hitam karena adanya proses amilolitik. Mikroba (khamir)

    mengurai amilum sehingga medium (singkong dan ketan) menjadi lunak. Sedangkan

    timbulnya jamur putih yang ada pada tape ketan hitam kami menduga itu merupakan

    kelompok Candida.

    Sauerkraut adalah fermentasi kubis menggunakan bakteri asam laktat sehingga

    berasa masam. Bakteri yang memulai fermentasi adalah Enterobacter aerogenes,

    Erwinia herbicola, dilanjutkan oleh Leuconostoc mesenteroides, Lacotabacillus brevis,

    Pediococcus cerevisiae, dan pada tahap akhir Lactobacillus plantarum. Sedangkan pada

    fermentasi sawi asin mikroorganisme yang berperan adalah bakteri asam laktat

    Lactobacillus plantarum, L. pentoaceticus, L. cucumeris, Leuconostoc mesenteroides.

    Pembuatan cocktail buah dalam praktikum kali ini teknik yang digunakan berbeda

    dengan bahan-bahan di atas. Sebenarnya pembuatan cocktail buah manurut analisis

    kami masuk dalam kelompok pengawetan dengan suhu tinggi/pengawetan dengan

  • 9

    proses pengalengan. Karena dalam proses pembuatan cocktail buah tahapan yang

    pertama di lakukan adalah blanching yang tujuannya untuk:

    1) Menginaktifasi enzim

    2) Mengurangi jumlah mikroba awal (terutama mikroba pada permukaan bahan pangan,

    buah dan sayuran)

    3) Melunakkan tekstur buah dan sayuran sehingga mempermudah proses pengisian

    buah/sayuran dalam wadah, dan

    4) Mengeluarkan udara yang terperangkap pada jaringan buah/sayuran yang akan

    mengurangi kerusakan oksidasi dan membantu proses pengalengan dengan

    terbentuknya head space yang baik

    5) Menghambat reaksi browning

    6) Menghilangkan senyawa lilin pada permukaan bahan

    7) Menghilangkan senyawa flavour yang tidak diinginkan

    Kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan medium. Pembuatan medium atau

    larutan pengisi kaleng dilakukan dengan melarutkan gula glukosa dalam air lalu

    menambahkan asam sitrat. Medium diharapkan dapat mempercepat penetrasi panas.

    Dalam pengalengan buah-buahan sirup berfungsi sebagai : bahan pemanis, pemberi

    flavour, mengurangi rasa asam, membantu dalam pengawetan bahan, karena sifat

    osmotiknya, mengusir udara dan gas dari wadah dan bahan serta mengurangi tekanan

    selama pengolahan

    Setelah diproses kemasan kaleng segera didinginkan untuk mempertahankan mutu

    selain itu untuk mencegah lewat pemasakan (over cooking) dari bahan pangan,

    mencegah tumbuhnya spora-spora dari bakteri perusak bahan pangan yang belum mati,

    jika tidak maka akan menghasilkan flavour dan tekstur yang tidak disukai atau tidak

    sesuai.

    Dari hasil praktikum dan pengamatan kami, dapat kami perkirakan bahwa ada

    beberapa faktor yang mempengaruhi hasil akhir produk. Faktor-faktor tersebut adalah:

    a) Kurang lamanya proses pengukusan ketan, sehingga tape yang dihasilkan pera dan

    kurang lembut jika di makan

  • 10

    b) Proses pemeraman yang lama (5 hari) sehingga timbul jamur putih yang kami duga

    adalah Candida pada tape ketan hitam

    c) Ada mikroorganisme lain yang ada pada daun pisang yang digunakan untuk

    membungkus tape ketan hitam sehingga memungkinkan timbul jamur lain yang

    mempengaruhi hasil akhir

    d) Kualitas ragi tape yang digunakan kurang bagus

    e) Adanya mikroorganisme lain pada kubis dan sawi hijau sehingga pada akhir hasil

    fermentasi terdapat bau yanga agak basi

    f) Larutan yang menjadi keruh mungkin terjadi karena adanya aktifitas bakteri asam

    laktat pada sauerkraut dan sawi asin

    g) Pelunakan buah dalam pembuatan cocktail, mungkin dikarenakan terjadinya over

    cooking. Over cooking dapat terjadi akibat waktu blanching yang terlalu lama, atau

    sterilisasi yang terlalu lama.

    G. KESIMPULAN

    Dari hasil pengamatan dan analisa kami terhadap hasil praktek fermentasi yang

    disimpan selama 3 4 hari (tape), 1 minggu (sawi asin), 2 minggu (sauerkraut dan

    cocktail) dalam suhu ruangan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    1. Buah dan sayur mengalami berubahan fisik yang meliputi tekstur, rasa dan aroma

    2. Mikroorganisme yang berperan dalam proses:

    a. Fermentasi tape singkong dan tepe ketan:

    1) Proses amilolitik Endomycopsis sakarifikasi

    2) Non amilolitik:

    a) Saccharomyces produksi alkohol

    b) Hansenula pembentuk dan penghasil aroma

    c) Endomycopsis pembentuk bau spesifik

    d) Candida pembentuk bau spesifik.

    b. Sauerkraut dan sawi asin:

    1) Bakteri yang berperan adalah bakteri asam.

  • 11

    2) Bakteri yang memulai fermentasi adalah Enterobacter aerogenes, Erwinia herbicola,

    3) dilanjutkan oleh Leuconostoc mesenteroides, Lacotabacillus brevis, Pediococcus

    cerevisiae,

    4) dan pada tahap akhir Lactobacillus plantarum.

    c. Cocktail buah manurut analisis kami masuk dalam kelompok pengawetan dengan

    suhu tinggi/pengawetan dengan proses pengalengan

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu akhir produk pengalengan bahan pangan

    adalah sebagai berikut:

    a. Rasa asam pada fermentasi sauerkraut dan sawi asin dihasilkan dari bakteri asam

    laktat

    b. Larutan yang menjadi keruh mungkin terjadi karena adanya aktifitas bakteri asam

    laktat pada sauerkraut dan sawi asin

    c. Kurang lamanya proses pengukusan ketan, sehingga tape yang dihasilkan pera dan

    kurang lembut jika di makan

    d. Proses pemeraman yang terlalu lama sehingga timbul jamur putih yang kami duga

    adalah Candida pada tape ketan hitam

    e. Ada mikroorganisme lain yang ada pada daun pisang yang digunakan untuk

    membungkus tape ketan hitam sehingga memungkinkan timbul jamur lain yang

    mempengaruhi hasil akhir

    f. Kualitas ragi tape yang digunakan kurang bagus

    g. Adanya mikroorganisme lain pada kubis dan sawi hijau sehingga pada akhir hasil

    fermentasi terdapat bau yanga agak basi

    h. Pelunakan buah dalam pembuatan cocktail, mungkin dikarenakan terjadinya over

    cooking. Over cooking dapat terjadi akibat waktu blanching yang terlalu lama, atau

    sterilisasi yang terlalu lama.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Rahmawati Fitri, Pengantar pengawetan makanan, MP Jurusan Pendidikan

    Teknik Boga dan Busana FT UNY (pdf)

    Pengawetan dengan Suhu Tinggi, Written By sehat dan segar on 18 Februari 2011

    | 21:58

    Winarno F.G, Kimia Pangan, 2004, Jakarta: PT. Gramedia pustaka utama

    Dr. Soenar Soekopitojo, Penuntun Praktikum Pengawetan Makanan, Malang,

    1999

    Buckle, et al. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

    Dwiari, S.R. 2008. Teknologi Pangan Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan

    Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional.

    Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit Gramedia.

    Rozali , Zalniati. 2009. Pengalengan Makanan. Institut Pertanian Bogor

    Tim Dosen Teknologi Pengolahan Pangan. BKPM Teknologi Pengolahan

    Pangan. Politeknik Negeri Jember

    http://www.sehatcommunity.com/2011/02/pengawetan-dengan-suhu-

    tinggi.html#ixzz1o1WbLXrz

    http://www.gogreen.web.id/2008/04/pengawetan-dengan-penggunaan-suhu.html

    http://smile-qmal.blogspot.com/2010/04/pengalengan.html

    http://smile-qmal.blogspot.com/2010/04/pengalengan.html

    http://agrokompleksonline.blogspot.com/2009/05/pengalengan-ikan-segar.html

    http://dudulsmansa.wordpress.com/2009/05/25/pengalengan-ikan/feed/