86180313-Benar-Laporan-Terakhir

80
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Pendidikan pada jenjang universitas adalah pendidikan dengan oritentasi menghasilkan para akademis yang mampu menguasai materi dengan baik dan mampu mengaplikasikannya. Sebuah keharusan bagi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) untuk mengikuti kerja praktek yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh setiap mahasiswa. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku di USU saat ini, yang merupakan salah satu syarat untuk meneruskan tugas/mata kuliah ke tingkat berikutnya. Kerja praktek ini merupakan salah satu kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk melihat, mengenal secara langsung segala peralatan yang digunakan dalam dunia industri. Sebagaimana yang telah diketahui selama dalam bangku perkuliahan mahasiswa telah banyak mempelajari tentang alat-alat yang digunakan dalam dunia industri, namun hal ini hanya merupakan teori dasar saja, maka dengan diadakannya kerja praktek lapangan sehingga mahasiswa dapat memahami dan mengetahui aplikasi lapangan, khususnya aplikasi mata kuliah Manajemen Teknik dan Turbin Uap. 1.2 Maksud Dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari pada kerja praktek ini adalah melihat dan mengenal secara langsung di lapangan serta menerapkan teori dasar yang telah diperoleh di bangku kuliah, mengenal dan memahami beberapa aspek tentang perusahaan seperti:aspek manajemen, aspek teknologi yang meliputi turbin pada power plant dan aspek maintenance pada turbin, memperoleh keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan, sehingga menambah pengalaman untuk terjun ke masyarakat, dan sebagai dasar untuk penyusunan laporan kerja praktek.

description

gvch

Transcript of 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Page 1: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Pendidikan pada jenjang universitas adalah pendidikan dengan oritentasi

menghasilkan para akademis yang mampu menguasai materi dengan baik dan mampu

mengaplikasikannya.

Sebuah keharusan bagi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) untuk

mengikuti kerja praktek yang merupakan salah satu mata kuliah yang harus diikuti dan

dilaksanakan oleh setiap mahasiswa. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku di USU saat ini,

yang merupakan salah satu syarat untuk meneruskan tugas/mata kuliah ke tingkat berikutnya.

Kerja praktek ini merupakan salah satu kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk melihat,

mengenal secara langsung segala peralatan yang digunakan dalam dunia industri.

Sebagaimana yang telah diketahui selama dalam bangku perkuliahan mahasiswa telah

banyak mempelajari tentang alat-alat yang digunakan dalam dunia industri, namun hal ini

hanya merupakan teori dasar saja, maka dengan diadakannya kerja praktek lapangan sehingga

mahasiswa dapat memahami dan mengetahui aplikasi lapangan, khususnya aplikasi mata

kuliah Manajemen Teknik dan Turbin Uap.

1.2 Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pada kerja praktek ini adalah melihat dan mengenal

secara langsung di lapangan serta menerapkan teori dasar yang telah diperoleh di bangku

kuliah, mengenal dan memahami beberapa aspek tentang perusahaan seperti:aspek

manajemen, aspek teknologi yang meliputi turbin pada power plant dan aspek maintenance

pada turbin, memperoleh keterampilan dalam hal penguasaan pekerjaan, sehingga menambah

pengalaman untuk terjun ke masyarakat, dan sebagai dasar untuk penyusunan laporan kerja

praktek.

Page 2: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 2

1.3 Manfaat Kerja Praktek

Manfaat yang diperoleh dari kerja praktek ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa:

a. Memperoleh kesempatan untuk melatih keterampilan dan melakukan pekerjaan atau

kegiatan lapangan.

b. Dapat mengetahui dan memahami berbagai aspek kegiatan dalam perusahaan.

c. Dapat membandingkan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan praktek

lapangan.

d. Memperoleh pengetahuan yang berguna bagi perwujudan kerja yang akan dihadapi

kelak setelah menyelesaikan studi.

e. Lebih memahami cara melakukan penelitian dan menghasilkan karya ilmiah.

2. Bagi Fakultas:

a. Memperat kerjasama perusahaan dengan Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Utara, khususnya dengan Departemen Teknik Mesin.

b. Memperluas pengenalan akan Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Perusahaan:

a. Sebagai bahan masukan atau usulan bagi perusahaan untuk memperbaharui sistem

metode kerja yang lebih baik.

b. Sebagai sarana penyaluran program perusahaan dalam rangka turut mencerdaskan

anak bangsa

c. Dapat melihat keadaan perusahaan dari sudut pandang pendidikan, khususnya

mahasiswa.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Ruang lingkup kerja praktek yang dilaksanakan adalah:

1. Setiap mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan, harus melakukan kerja praktek

pada perusahaan, badan/instansi pemerintah atau swasta.

Page 3: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 3

2. Kerja praktek di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk, yang meliputi bidang-bidang yang

berkaitan dengan disiplin ilmu Teknik mesin antara lain:

a. Organisasi dan manajemen perusahaan

b. Proses produksi

c. Sistem pembangkit tenaga (Power Island)

3. Kerja praktek ini harus bersifat:

a. Latihan kerja yang berdisplin dan bertanggung jawab sesuai dengan para pekerja

dalam lingkungan perusahaan.

b. Mengajukan usulan perbaikan seperlunya dari sistem/instansi kerja proses yang

dimuat dalam laporan.

Page 4: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Pulp dan Sistem Pembangkit Tenaga

2.1.1 Pengolahan Pulp

Proses pembuatan kertas yang akan dibahas dalam laporan ini adalah pembuatan

kertas dengan proses kimia menggunakan sodium sulfat (kraft process). Kraft pulping

menghasilkan pulp kurang dari 50% dari bahan baku kayu, sisanya menjadi sludge yang

akhirnya dibakar, disebar ke tanah atau dibuang dengan sistem landfill.

Kelebihan dari kraft pulping adalah bahan kimia yang dapat didaur ulang (recycle)

dan digunakan kembali dalam proses berikutnya. Kelebihan lainnya adalah dihasilkannya

serat yang kuat. Majalah, kertas grafis, kantong belanja dan pembungkus terbuat dari kraft

pulp. Kraft pulp biasanya berwarna gelap dan umumnya diputihkan dengan senyawa klorin.

Proses pembuatan kertas pada umumnya dibagi dalam beberapa tahapan yang akan dijelaskan

berikut ini.

a. Pemilihan Jenis Kayu

Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

Kayu lunak (softwood) adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus.

Kayu keras (hardwood) adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya

setiap tahun.

Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebuh besar digunakan untuk

memberikan kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga

menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga

warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya tersusun atas

campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang

diinginkan pembeli. (Casey JP. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Teknology)

Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain:

Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan

komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang dan kuat.

Page 5: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 5

Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih

mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dengan proses pulping.

Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat

selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan

menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selulosa secara signifikan.

Ekstraktif, meliputi hormom tumbuhan, resin, asam lemak, dan unsur lain. Komponen

ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam

limbah industri kertas.

b. Persiapan Kayu

Kertas yang sering kita gunakan itu terbuat umumnya terbuat dari kayu atau lebih

tepatnya dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat

kertas. Kayu yang digunakan di Indonesia umumnya jenis Acasia. Kayu jenis ini berserat

pendek sehingga kertas menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper machine), serat kayu

ini dicampur dengan kayu yang memiliki serat panjang contohnya adalah pohon pinus.

Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil

dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan

bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya

dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker. Setelah itu log melewati stone trap

(alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log),

setelah itu log dicuci.

Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di

sebut dengan chip. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip

yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar

disimpan ditempat penampungan (chip pile).

c. Pembuburan Kayu (Pulping)

Dalam proses pulping secara kimiawi ditambahkan panas dan zat kimia serpihan kayu

yang dimasukkan ke dalam tabung bertekanan yang disebut Digester. Pembuburan pulp

dengan proses kraft menggunakan larutan putih (white liquor), yaitu larutan campuran

sodium hidroksida dan sodium sulfida yang secara selektif akan melarutkan lignin dan

membuatnya lebih larut dalam cairan pengolah. Setelah 2-4 jam, campuran antara pulp, sisa

Page 6: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 6

zat kimia dan limbah kayu dikeluarkan dari digester. Pulp kemudian dicuci untuk

memisahkannya dengan cairan hitam (sisa zat kimia dan limbah). Larutan yang mengandung

serat kayu terlarut kemudian masuk ke digester dan dipanaskan. Larutan hasil pemanasan

yang berwarna hitam (black liquor) dipisahkan dari pulp (brownstock) setelah proses

pemanasan. Dalam batch digester, pulp (brownstock) diambil dari dasar digester tabung

untuk dilanjutkan dengan pencucian. Pada digester berkesinambungan, pencucian dilakukan

didalam digester untuk menghilangkan larutan lain dan mendinginkan pulp. Kraft pulping

adalah proses dengan hasil rendah yaitu hanya 45% dari kayu yang akan menjadi pulp yang

dapat digunakan. Pulp atau disebut brownstock pada tahap ini siap diputihkan.

d. Pencucian (Washing)

Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan

maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang

terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan. Pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat

pemutih yang lebih besar. Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk

menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor,

debu, lignin dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian

diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk

mencapai tingkat kebersihan tersebut.

e. Refining

Pulp melewati slot dalam piringan yang berputar untuk memisahkan gumpalan

selulosa menjadi serat dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatan kertas. Serat

dipotong dengan panjang yang seragam dan diberlakukan untuk memperbaiki ikatan dan

kekuatan produk akhir kertas.

f. Oksigen Delignification

Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk

menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan

mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih

ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan

dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi

jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

Page 7: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 7

g. Bleaching

Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa

merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan.

Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini.

C : tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam.

E : ekstrasi alkali, melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap

sebelumnya dengan larutan NaOH.

D : klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam.

O : oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa.

H : hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa.

P : peroksida, reaksi dengan hydrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa.

Z : ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam.

X : xylanase, biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.

Proses bleaching biasanya melibatkan 4-6 tahap. Di beberapa industri, tahap Q (Q

stage) juga digunakan yang merupakan tahap chelation untuk menghilangkan zat anorganik

sebelum pengolahan dengan peroksida. Standar industri hingga beberapa tahun lalu adalah

bleaching dengan urutan CEDED yaitu tahap klorinasi yang diikuti ekstrasi alkali,

pengolahan dengan klorin dioksida, ekstraksi alkali dan pengolahan akhir klorin dioksida.

Proses yang lebih modern telah beralih dari penggunaan klorin (C-stage) karena

menghasilkan senyawa toksik aromatic terklorinasi dalam efluen instalasi bleaching,

contohnya menerapkan urutan OXED yaitu menggunakan pemutih oksigen yang diikuti

penerapan enzim xilanase, ekstraksi alkali dan klorin dioksida.

Klorin biasanya diperoleh melalui proses elektrolisis dari NaCl yang menghasilkan

Cl2 dan NaOH. NaOH yang dihasilkan dapat digunakan pada tahap E. Reaksi kimia

elektrolisis dari NaCl diuraikan berikut ini:

2NaCl + e- 2NaOH + Cl2 + H2

Klorin dioksida diperoleh dari sodium klorat dengan katalis asam sulfit. Produk lainnya

adalah Na2SO4 yang dapat digunakan dalam proses kraft pulping. Reaksinya diuraikan

berikut ini.

NaClO3 + SO2 2ClO2 + Na2SO4

Page 8: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 8

h. Paper Making

Sebelum masuk ke areal paper machine pulp diolah dahulu pada bagian stock

preparation. Bagian ini berfungsi untuk meramu bahan baku seperti menambahkan pewarna

untuk kertas (dye), menambahkan zat retensi, menambahkan filler (untuk mengisi pori-pori

diantara serat kayu), dll. Bahan yang keluar dari bagian ini disebut stock campuran pulp,

bahan kimia dan air). Dari stock preparation sebelum masuk ke headbox dibersihkan dulu

dengan alat yang disebut cleaner. Dari cleaner stock masuk ke headbox. Headbox berfungsi

untuk membentuk lembaran kertas (membentuk formasi) diatas fourdinier table.

Fourdinier adalah alat yang berfungsi untuk membuang air yang berada dalam stock

(dewatering). Hasil yang keluar disebut dengan web (kertas basah). Kadar padatnya sekitar

20 %. Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya telah

mencapai 50%. Hasilnya masuk ke bagian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah

kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas diberi tekanan sehingga air

keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat

atau dimana kadar air telah berkurang menjadi 30% jumlahnya.

Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.

Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll).

Paper roll ini yang dipotong - potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

Page 9: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 9

Gambar 2.1 Proses Pembuatan Pulp dan Kertas 1

Energi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kertas dalam bentuk panas

dihasilkan dari pembakaran sampah padat (sisa potongan kayu) dan uap serta bahan bakar

fosil. Industri kertas membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk dapat beroperasi. Dalam

proses pembuburan kayu, sisa larutan pemasak dapat dimurnikan kembali dengan proses

pemulihan (chemical recovery). Siklus pemulihan akan melewati siklus liquor evaporator,

recovery boiler, clarifier, dan lime kiln melalui 4 tahapan yaitu:

1 (Sumber :Training and Development Center. 2002. Buku Manual Washing and Screening

Plant, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 10: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 10

Air dari pencucian dialirkan ke evaporator dimana black liquor mengandung

konsentrasi solid sebanyak 65% sampai 75% sebelum masuk ke recovery boiler. Pada

recovery boiler, dalam furnish yang didesain khusus, zat kimia sisa pakai dipisahkan

dari limbah kayu. Zat kimia dalam proses pulping membentuk lelehan menyerupai

lava diatas recovery boiler, sedangkan limbah kayu dibakar pada bagian atas recovery

boiler. Panas ini digunakan untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi yang dapat

digunakan untuk memenuhi uap yang dibutuhkan dalam penggilingan dan kebutuhan

pembangkit listrik.

Sisa larutan pemasak (black liquor) mengandung berbagai senyawa organik dan

senyawa sulfur disamping NaOH dan Na2S yang reaktif. Black liquor diuapkan dalam

furnis bersama sodium sulfat (Na2SO4) untuk mendapatkan Na2S dan sodium

karbonat (Na2CO3) dalam bentuk abu.

Abu kemudian dituangkan ke tangki besar untuk membentuk green liquor, yaitu

campuran dari sodium sulfide dan sodium karbonat. Abu ini kemudian dicampur

dengan air dan lime (CaO) yang membentuk larutan hijau (green liquor) dan

menghilangkan bahan kimia asalnya yaitu NaOH dan Na2S, kalsium karbonat

(CaCO3).

Pada langkah selanjutnya, lime (kalsium oksida) ditambahkan ke dalam green liquor

untuk mengubah sodium karbonat menjadi sodium hidroksida sehingga kembali

terbentuk white liquor yang akan digunakan kembali dalam proses pulping lainnya.

(Casey JP. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Teknology)

2.1.2 Sistem Pembangkit Tenaga

a. Turbin Uap

Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi

energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam

bentuk putaran poros turbin. Poros turbin langsung atau dengan bantuan elemen lain,

dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang

digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk

pembangkit listrik.

Page 11: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 11

Turbin uap merupakan salah satu jenis mesin yang menggunakan metode external

combustion engine (mesin pembakaran luar). Pemanasan fluida kerja (uap) dilakukan di luar

sistem. Prinsip kerja dari suatu instalasi turbin uap secara umum adalah dimulai dari

pemanasan air pada ketel uap. Uap air hasil pemanasan yang bertemperatur dan bertekanan

tinggi selanjutnya digunakan untuk menggerakkan poros turbin. Uap yang keluar dari turbin

selanjutnya dapat dipanaskan kembali atau langsung disalurkan ke kondensor untuk

didinginkan. Pada kondensor uap berubah kembali menjadi air dengan tekanan dan

temperatur yang telah menurun. Selanjutnya air tersebut dialirkan kembali ke ketal uap

dengan bantuan pompa. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa turbin uap adalah

mesin pembangkit yang bekerja dengan sistem siklus tertutup.

Gambar 2.2 Skema sederhana instalasi turbin

(Syamsir A. Pesawat-pesawat Konversi Energi II (turbin uap))

b. Komponen Utama Turbin Uap

Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah :

Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi energi

kinetik.

Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel.

Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.

Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang

sumbu.

Page 12: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 12

Bantalan, bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak

menerima beban.

Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang

digerakkan.

Gambar 2.3 Turbin Uap

Pada dasarnya turbin uap terdiri dari dua bagian utama, yaitu Stator dan rotor

ditambah komponen lain yang menjadi pendukungnya seperti bantalan, kopling dan sistem

bantu lainnya.

1. Stator

Stator turbin terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed blade).

Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam yang pendek dipasang diafragma.

Casing

Casing atau shell adalah suatu wadah berbentuk menyerupai sebuah tabung

dimana rotor ditempatkan. Casing juga berfungsi sebagai sungkup pembatas yang

memungkinkan uap mengalir melewati sudu-sudu turbin. Pada ujung casing terdapat

ruang besar mengelilingi poros turbin disebut exhaust hood, dan diluar casing

dipasang bantalan yang berfungsi untuk menyangga rotor.

Pada casing terdapat sudu-sudu diam yang dipasang melingkar dan berjajar terdiri dari

beberapa baris yang merupakan pasangan dari sudu gerak pada rotor.

Page 13: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 13

Gambar 2.4 Casing Turbin Uap

Sudu Tetap (fixed blade)

Sudu merupakan bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu

terdiri dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu. Sudu kemudian dirangkai

sehingga membentuk satu lingkaran penuh.

Sudu-sudu tetap dipasang melingkar pada dudukan berbentuk piringan yang disebut

diapragma. Pemasangan sudu-sudu tetap ini pada diafragma menggunakan akar

berbentuk T sehingga memberi posisi yang kokoh pada sudu. Diafragma terdiri dari

dua bagian (atas dan bawah) dan dipasang pada alur-alur yang ada didalam casing.

Setiap baris dari rangkaian sudu-sudu tetap ini membentuk suatu lingkaran penuh dan

ditempatkan langsung didepan setiap baris dari sudu-sudu gerak.

Gambar 2.5 Sudu Tetap (fixed blade)

Page 14: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 14

2. Rotor

Rotor adalah bagian yang berutar terdiri dari poros dan sudu-sudu gerak yang

terpasang mengelilingi rotor. Jumlah baris sudu gerak pada rotor sama dengan jumlah baris

sudu diam pada casing. Pasangan antara sudu diam dan sudu gerak disebut tingkat (stage).

Sudu gerak berfungsi untuk merubah energi kinetik uap menjadi energi mekanik.

Poros

Poros dapat berupa silinder panjang yang solid (pejal) atau berongga (hollow).

Pada umumnya poros turbin sekarang terdiri dari silinder panjang yang solid. Pada

kebanyakan turbin, didekat ujung poros sisi tekanan tinggi dibuat collar untuk

keperluan bantalan aksial (thrust bearing).

Sepanjang poros dibuat alur-alur melingkar yang biasa disebut akar (root) untuk

tempat dudukan, sudu-sudu gerak (moving blade).

Gambar 2.6 Poros

Sudu Gerak (moving blades)

Adalah sudu-sudu yang dipasang di sekeliling rotor membentuk suatu piringan.

Dalam suatu rotor turbin terdiri dari beberapa baris piringan dengan diameter yang

berbeda-beda, banyaknya baris sudu gerak biasanya disebut banyaknya tingkat.

Gambar 2.7 Sudu Gerak

Page 15: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 15

3. Bantalan (Bearing)

Bantalan berfungsi sebagai penyangga rotor sehingga membuat rotor dapat

stabil/lurus pada posisinya di dalam casing dan rotor dapat berputar dengan aman dan bebas.

Adanya bantalan yang menyangga turbin selain bermanfaat untuk menjaga rotor turbin tetap

pada posisinya juga menimbulkan kerugian mekanik karena gesekan.

Sebagai bagian yang berputar, rotor memiliki kecenderungan untuk bergerak baik

dalam arah radial maupun dalam arah aksial. Karena itu rotor harus ditumpu secara baik agar

tidak terjadi pergeseran radial maupun aksial yang berlebihan. Komponen yang dipakai untuk

keperluan ini disebut bantalan (bearing). Turbin uap umumnya dilengkapi oleh bantalan

jurnal (journal bearing) dan bantalan aksial (thrust bearing) untuk menyangga rotor maupun

untuk membatasi pergeseran rotor.

a. Bantalan Luncur (Journal Bearing)

Bantalan ini digunakan untuk menyangga poros turbin generator. Terdapat

satu bantalan pada tiap sisi turbin. Semua bantalan ini dilapisi dengan babbit pada

bagian dalamnya, dimana ini adalah material yang lebih lunak dibanding poros turbin.

Hal ini untuk mencegah poros turbin aus akibat gesekan atau vibrasi tinggi. Selain itu

babbit mempunyai kemampuan untuk menahan pelumasan pada metal sehingga

membantu mencegah gesekan antara bantalan dan jurnal pada saat poros mulai

berputar.

Gambar 2.8 Bantalan Luncur

Page 16: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 16

b. Bantalan Aksial

Sehubungan dengan toleransi arah aksial rotor turbin sangat kecil, maka

digunakan bantalan aksial untuk menyerap dan membatasi gerakan aksial poros

turbin. Kebanyakan turbin menggunakan bantalan aksial kingsbury atau tapered land.

Bantalan aksial tepered land terdiri dari dari thrust rumer yang tak lain adalah dua

collar kaku yang dipasang pada poros turbin dan ikut berputar.

Gambar 2.9 Bantalan Aksial

(Shlyakhin, P. Teori dan Rancangan Turbin Uap)

c. Klasifikasi Turbin Uap

Turbin uap dapat diklasifikasikan ke dalam kategori yang berbeda yang

tergantung pada konstruksinya, proses penurunan kalor, kondisi-kondisi awal dan

akhir uap dan pemakaiannya di bidang industri sebagai berikut:

1. Menurut jumlah tingkat tekanan:

a) Turbin satu tingkat dengan satu atau lebih tingkat kecepatan yang biasanya

berkapasitas kecil. Turbin ini kebanyakan dipakai untuk menggerakkan

kompresor sentrifugal dan mesin-mesin lain yang serupa.

b) Turbin impuls dan reaksi nekatingkat. Turbin ini dibuat dalam jangka

kapasitas yang luas mulai yang kecil hingga yang besar.

Page 17: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 17

2. Menurut arah aliran uap:

Turbin aksial, yang uapnya mengalir dalam arah yang sejajar terhadap sumbu

turbin, tegak lurus terhadap sumbu turbin satu atau lebih tingkat kecepatan rendah

pada turbin itu dibuat aksial.

a) Turbin radial, yang uapnya mengalir dalam arah tegak lurus terhadap sumbu

turbin.

3. Menurut jumlah silinder:

a) Turbin silinder tunggal

b) Turbin silinder ganda

c) Turbin tiga silinder, dan

d) Turbin empat silinder.

Turbin nekatingkat yang rotornya dipasang pada satu dan poros yang sama dan

dikopel dengan generator tunggal yang dikenal sebagai turbin poros tunggal; turbin dengan

poros rotor yang terpisah untuk masing-masing silinder yang dipasang sejajar satu dengan

yang lainnya dikenal sebagai turbin neka-aksial.

4. Menurut metode pengaturan:

a) Turbin dengan pengaturan pencekikan (throttling) yang uap segarnya masuk

melalui satu atau lebih (yang tergantung pada daya yang dihasilkan) katup

pencekik yang dioperasikan serempak.

b) Turbin dengan pengaturan nosel yang uap segarnya masuk melalui dua atau

lebih pengatur pembuka (opening regulator) yang berurutan.

c) Turbin dengan pengaturan langkah (by-pass governing) yang uap segarnya di

samping dialirkan ke tingkat pertama juga berlangsung dialirkan ke satu, dua

atau bahkan tiga tingkat menengah turbin tersebut.

5. Menurut prinsip aksi uap:

a) Turbin impuls, yang energi potensial uapnya diubah menjadi energi kinetik di

dalam nosel atau laluan yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang berdekatan

dan di dalam sudu-sudu gerak, energi kinetik uap diubah menjadi energi

mekanis, menurut praktek turbin impuls yang dilakukan sekarang ini,

pengklasifikasian ini adalah relatif, karena turbin ini beroperasi dengan derajat

Page 18: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 18

reaksi yang agak membesar pada sudu gerak tingkat-tingkat yang berikutnya

(pada turbin kondensasi).

b) Turbin reaksi aksial yang ekspansi uap di antara laluan sudu baik sudu

pengarah maupun sudu gerak tiap-tiap tingkat berlangsung hampir pada

derajat yang sama.

c) Turbin reaksi radial tanpa sudu pengarah yang diam.

d) Turbin reaksi radial dengan sudu pengarah yang diam.

(Shlyakhin. 1993. Teori dan Rancangan Turbin Uap)

2.2 Manajemen Perusahaan

Manajemen suatu perusahaan adalah nyawa dari suatu perusahaan. Manajemen yang

menentukan pertumbuhan atau kebangkrutan suatu perusahaan. Dengan adanya suatu

pengelolaan dan manajemen yang baik maka suatu perusahaan akan mampu bertahan dari

segala tekanan, kendala, dan rintangan yang ada. Bahkan akan berkembang menjadi lebih

besar dan lebih baik lagi. Dalam mengelola perusahaan maka ada prinsip dan standarisasi

dimana hal-hal tersebut akan sangat membantu perkembangan perusahaan bila diterapkan

dengan baik. Prinsip dan standar ini bukanlah nilai mutlak dalam kesuksesan suatu

perusahaan. Tidak selamanya suatu perusahaan yang telah melakukan segala sesuatunya

dengan baik akan sukses.

2.2.1 Struktur Organisasi

Sistem struktur organisasi banyak sekali macamnya, mulai dari yang bersifat

tradisional sampai profesional. Penerapannya sendiri dapat berbeda-beda dan banyak faktor

yang menentukan, antara lain: besar kecilnya perusahaan, luas sempitnya jaringan usaha,

jumlah karyawan, tujuan perusahaan dan sebagainya. Beragamnya sistem struktur organisasi

tersebut dimungkinkan bahwa suatu perusahaan A cocok menggunakan sistem struktur

organisasi B, tetapi perusahaan C atau yang lain belum tentu cocok menggunakan sistem

struktur organisasi B.

Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya selalu menggunakan struktur

organisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk penerapan sistem struktur

organisasinya tergantung dari kondisi perusahaan yang bersangkutan. Hal ini merupakan

suatu masalah bagi setiap perusahaan dalam menerapkan struktur organisasi mana yang

Page 19: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 19

cocok sehingga untuk itu setiap perusahaan membutuhkan waktu dan pengamatan (analisis)

yang khusus dalam memilih sistem struktur organisasi yang tepat dan sesuai.

2.2.2 Pengertian Manajemen

Pengertian manajemen dapat dimaksudkan sebagai kelompok atau tim fungsionaris

yang aktif memegang pimpinan. Manajemen juga berarti: keseluruhan kegiatan yang

ditujukan untuk mengemudikan organisasi ke arah perwujudan tujuan-tujuannya.

Dirumuskan dengan singkat: management gets things done through other people, atau

management gets things done through and with other people.

(Afiff, Faisal, dkk.Seluk beluk organisasi perusahaan modern, halaman 75)

Seperti telah diuraikan di atas, istilah manajer dapat diartikan sebagai pemegang

pimpinan. Tetapi, dalam literature Amerika ditekankan bahwa kepemimpinan bukanlah

sinonim untuk manajemen. Kepemimpinan memang merupakan salah satu unsur yang

terpenting bagi kecakapan manajer. Menurut M.J.Wallace, the practice of influence, yaitu

proses yang dilalui untuk mempengaruhi prestasi orang lain oleh orang yang memegang

peran pimpinan. Pengertian manajer masih tetap memberikan tekanan pada memimpin dan

kepemimpinan (leading dan leadership).

2.2.3 Fungsi Manajemen

Sesungguhnya, fungsi yang disebut terakhir merupakan referensi bagi pengurusan dan

kepemimpinan. Fungsi manajemen mencakup lima unsur, yaitu :

1. Perencanaan

Perencanaan, yaitu menyusun suatu program kegiatan; singkatnya: suatu rencana

yang memiliki ciri-ciri adanya kesatuan (rencana-rencana bagian harus

digabungkan menjadi suatu rencana induk, kontinuitas, keterkaitan dan

keserasian, fleksibilitas dan presisi)

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian, yaitu menyusun struktur personalia dengan merincikan tugas,

wewenang, pertanggungjawaban atas hak dan kewajibannya.

3. Pemberian perintah

Pemberian perintah, yaitu melakukan pemberian komando dan pengurusan.

Page 20: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 20

4. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian, yaitu tindakan yang memiliki arah horizontal sebagai

pelengkap bagi perintah yang memiliki arah vertical.

5. Pengendalian/kontrol

Pengendalian/kontrol, yaitu meneliti kembali apakah tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan itu tercapai, norma-norma yang disepakati, dan prosedur-prosedur

yang telah ditentukan diikuti atau tidak.

(Afiff, Faisal, dkk.Seluk beluk organisasi perusahaan modern, halaman 79)

2.2.4 Sarana Manajemen

Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools

merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal

dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets. 2

1. Man (Sumber Daya Manusia)

Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang

membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa

ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja.

Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk

mencapai tujuan.

2. Money (Uang)

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat

tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah

uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang

penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara

rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk

membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil

yang akan dicapai dari suatu organisasi.

2 (Sumber :Training and Develompent Center. 2002,”Handbook Effluen”, PT.Toba Pulp

Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 21: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 21

3. Materials (Bahan)

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia

usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya

juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab

materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang

dikehendaki.

4. Machines (mesin)Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan

mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar

serta menciptakan efesiensi kerja.

5. Methods (metode)

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang

baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai

penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai

pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan

penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik,

sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai

pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama

dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

6. Market (Pemasaran)

Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang

diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja

tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil

produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai

maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli

(kemampuan) konsumen.

2.2.5 Prinsip Manajemen

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu

dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.

prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:

1. Pembagian kerja secara tuntas (Division of work)

Page 22: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 22

2. Adanya wewenang (Authority)

3. Disiplin (Unity of command)

4. Kesatuan perintah (Unity of command)

5. Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

6. Kepentingan organisasi di atas kepentingan pribadi (Subordination of individual

interest to general interest)

7. Pemberian rangsangan kerja (Renumeration)

8. Sentralisasi sebagian dari kekuasaan (Centralization)

9. Garis wewenang jelas batasnya (Line of authority)

10. Tatanan yang baik (Order)

11. Stabilitas anggotany, jiwa kelompok yang tinggi harus dijaga (Stability of tenure of

personal)

(Syamsi,Ibnu. Pokok-pokok organisasi & manajemen. Halaman 60)

2.2.6 Bidang Manajemen

1. Manajemen Produksi

Produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas

faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.

Dalam melakukan kegiatan produksi ada berbagai faktor yang harus dikelola yang

sering disebut sebagai faktor – faktor produksi yaitu :

Material

Mesin

Manusia

Modal

Dengan demikian manajemen operasi berkaitan dengan pengelolaan faktor – faktor

produksi sedemikian rupa sehingga keluaran (output) yang dihasilkan sesuai dengan

permintaan konsumen baik kualitas, harga maupun waktu penyampaiannya. Sekilas telah

disebutkan dari uraian di atas bahwa manajemen produksi operasi bertanggung jawab atas

dihasilkannya keluaran (output) baik yang berupa produk maupun jasa yang sesuai dengan

permintaan dan kebutuhan konsumen dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau

serta disampaikan tepat pada waktunya. Bertitik tolak dari tanggung jawab ini maka ukuran

kinerja suatu sistem operasi dapat diukur dari :

Page 23: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 23

a. Ongkos Produksi

Bila dikaitkan dengan tujuan suatu sistem usaha, maka ukuran kinerja sering diukur

dengan keuntungan yang dapat dicapai, namun seperti diuraikan diatas bahwa sistem

produksi hanyalah salah satu dari sub sistem yang ada dalam suatu sistem usaha, sehingga

untuk mengukur seberapa besar kontribusi sistem operasi di dalam pencapaian keuntungan

bukanlah hal yang mudah. Oleh sebab itu untuk mengukur kinerja sistem produksi diambil

ukuran waktu operasi tertentu (biasanya dalam waktu satu tahun)

Ongkos produksi ini meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

produk / jasa ketangan konsumen. Dengan ongkos produksi yang murah diharapkan bahwa

produk / jasa dapat dipasarkan dengan harga yang dapat dijangkau oleh konsumen.

b. Kualitas Produk / Jasa.

Kenyataan menunjukan bahwa konsumen tidak hanya memilih produk/jasa yang

harganya murah namun juga produk/jasa yang berkualitas, oleh sebab itu baik buruknya suatu

sistem produksi juga diukur dari kualitas produk/jasa yang dihasilkan. Ukuran kualitas

produk yang dimaksudkan disini tentunya yang disesuaikan dengan selera konsumen bukan

ukuran kualitas secara teknologi semata.

c. Tingkat Pelayanan

Bagi konsumen untuk menilai baik buruknya suatu sistem produksi / operasi lebih

dinilai dari pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem produksi kepada konsumen itu

sendiri. Berbicara mengenai tingkat pelayanan (service level) merupakan ukuran yang tidak

mudah untuk diukur, sebab banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor kualitatif, walaupun

demikian beberapa ukuran obyektif yang sering digunakan antara lain :

Ketersediaan (availability) dan kemudahan untuk mendapatkan

produk / jasa.

Kecepatan pelayanan baik yang berkaitan dengan waktu pengiriman (delivery time)

maupun waktu pemrosesan (processing time)

Agar dapat dicapai kinerja sistem operasi diatas maka seorang manajer produksi / operasi

dituntut untuk mempunyai sedikitnya dua kompetensi, yaitu

Kompetensi Teknikal yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pemahaman atas

teknologi proses produksi dan pengetahuan atas jenis – jenis pekerjaan yang harus

Page 24: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 24

dikelola. Tanpa memiliki kompetensi teknikal ini maka seorang manajer produksi /

operasi tidak akan mengerti apa yang sebenarnya harus diperbuat.

Kompetensi Manajerial yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan yang

berkaitan dengan pengelolaan sumber – sumber daya (faktor – faktor produksi) serta

kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat diperlukan

mengingat penguasaan pengelolaan atas factor - faktor produksi serta menjalin

koordinasi dan kerjasama dengan fungsi – fungsi lain yang ada didalam suatu unit

usaha merupakan keharusan yang tak dapat dihindarkan.

2. Manajemen Operasional

Operasional merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada dalam suatu

organisasi. Mengelola organisasi yang berorientasi bisnis baik di sektor barang maupun jasa

harus berorientasi pada efektifitas dan efisiensi, oleh karena itu dalam hal fungsi operasional

memerlukan pengelolaan yang tepat.

Manajemen operasional dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau aktifitas yang

menciptakan nilai produk baik berupa barang maupun jasa melalui proses transformasi input

menjadi output. Aktifitas tersebut berlaku untuk berbagai macam produsen barang seperti

elektronik, otomotif, demikian pula berlaku juga bagi produsen jasa seperti media masa,

hiburan, pendidikan, konsultan.

3. Manajemen Proses

Manajemen proses adalah rangkaian aktivitas perencanaan dan pengawasan kinerja

suatu proses, terutama proses bisnis. Manajemen proses mengaplikasikan pengetahuan,

ketrampilan, peralatan, teknik, serta sistem untuk mendefinisikan, memvisualisasikan,

mengukur, mengontrol, melaporkan, dan memperbaiki proses dengan tujuan untuk

meningkatkan keuntungan atau laba.

4. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah suatu ilmu atau cara bagaimana

mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu

secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan

(goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari

Page 25: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 25

pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia bukan mesin dan bukan semata

menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti

psikologi, sosiologi, dll.

Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem

perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi

kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen sumber

daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang mempengaruhi

secara langsung sumber daya manusianya.

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas

sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi

satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia

akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan,

menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe

(kualitas) yang tepat.

5. Manajemen Strategis

Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan

pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan suatu

perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses penetapan tujuan

organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk mencapai sasaran tersebut, serta

mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan merencanakan pencapaian

tujuan organisasi. Manajemen strategis mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai

bagian fungsional suatu bisnis untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun

oleh dewan direktur dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut.

Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat

dengan bidang perilaku organisasi.

Page 26: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 26

6. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola

ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk:

Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan

menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara

lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek

negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen

risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal

(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko

keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan

instrumen-instrumen keuangan.

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang

berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat

diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh

lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan risk

manajemen melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas

manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi).

7. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer

keuangan. Tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi keputusan tentang

investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan, dengan

demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimumkan nilai

perusahaan.

Kegiatan penting lainnya yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut empat

aspek yaitu :

a. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer lainnya yang

bertanggung jawab atas perencanaan umum perusahaan.

b. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada berbagai keputusan

investasi dan pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.

c. Manajer keuangan harus bekerjasama dengan para manajer di perusahaan agar

perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin.

Page 27: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 27

d. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan pasar

keuangan, di mana perusahaan dapat memperoleh dana dan surat berharga

perusahaan dapat diperdagangkan.

Aspek penting lain dari tujuan perusahaan dan tujuan manajemen keuangan adalah

pertimbangan terhadap tanggung jawab sosial yang dapat dilihat dari empat segi yaitu :

a. Jika manajemen keuangan menuju pada maksimalisasi harga saham, maka

diperlukan manajemen yang baik dan efisien sesuai dengan permintaan

konsumen.

b. Perusahaan yang berhasil selalu menempatkan efisiensi dan inovasi sebagai

prioritas, sehingga menghasilkan produk baru, penemuan teknologi baru dan

perluasan lapangan pekerjaan.

c. Faktor-faktor luar seperti pencemaran lingkungan, jaminan keamanan produk

dan keselamatan kerja menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan. Fluktuasi

di semua tingkat kegiatan bisnis dan perubahan-perubahan yang terjadi pada

kondisi pasar keuangan merupakan aspek penting dari lingkungan luar.

d. Kerjasama antara industri dan pemerintah sangat diperlukan untuk

menciptakan peraturan yang mengatur perilaku perusahaan, dan sebaliknya

perusahaan mematuhi peraturan tersebut.

Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah memaksimumkan nilai perusahaan dengan

pertimbangan teknis sebagai berikut :

a. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas daripada memaksimumkan laba,

karena memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu

terhadap nilai uang.

b. Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap

arus pendapatan perusahaan.

c. Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang

mungkin beragam.

Page 28: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 28

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah industri terintegrasi di bidang produksi pulp untuk

bahan baku kertas dan serat viscose rayon untuk bahan baku tekstil dan penggunaan lainnya

seperti filter rokok, benang, dan lain-lain. Pabrik ini merupakan salah satu industri strategis

penghasil devisa diantara 5.935 unit pabrik sejenis yang terdapat di dunia.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman

Modal No. 07/V/1990, status perusahaan ini telah berubah dari perusahaan Penanaman

Modal Dalam Negri (PMDN) menjadi Penanaman Modal Asing (PMA). Saham ini telah di

Bursa Saham Jakarta dan Surabaya sejak 1992 dan di New York Stock Exchange (NYSE).

Kegiatan produksi pulp secara komersial dimulai 1989, dimana produksi sekitar 70%

diekspor ke mancanegara, sisanya untuk kebutuhan pasar domestic. Kapasitas produksi

terpasang pabrik adalah 240.000 ton pulp/tahun, realisasi produksi pabrik adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.1 Produksi Pulp Tahun 1989 s/d 1991 3

No. Tahun Produksi Keterangan

Pulp (Ton) Rayon (Ton)

1 Sep 88 – Mar 89 14.963 0 Percobaan

2 Apr 89 – Des 89 117.771 0 Komersil

3 1990 151.099 0 Komersil

4 1991 152.680 0 Komersil

3.1 Profil Perusahaan

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk,Tbk yang berlokasi di desa Sosor Ladang, Kecamatan

Porsea Kabupaten Toba Samosir yang berjarak kira-kira 220 Km dari sebelah Selatan kota

Medan. Merupakan salah satu Industri Pulp milik swasta yang turut mendukung program

3 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 29: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 29

Pemerintah dalam meningkatkan ekspor non migas. Berdirinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

yang dulunya bernama PT. Inti Indorayon Utama, Tbk adalah demi pemenuhan kebutuhan

akan kertas dan rayon dalam negeri yang sebelumnya masih di impor dari berbagai negara.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh FAO pada bulan Juli tahun 1954,

ditemukan dan direkomendasikan beberapa tempat strategis yang layak untuk tempat

mendirikan pabrik pulp di Indonesia, salah satunya adalah desa Sosor Ladang, Porsea, yang

hingga kini merupakan tempat berdirinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Dengan adanya

rekomendasi dari FAO tersebut untuk lokasi pabrik pulp di Indonesia yang salah satunya ada

di desa Sosor Ladang, Porsea dan dengan adanya peningkatan terhadap kebutuhan kertas dan

rayon, serta adanya keinginan pemeintah dalam meningkatkan Hutan Tanaman Industri (HTI)

dan pengefektifan hasil reboisasi di luar pulau Jawa (misalnya Hutan Pinus Sumatera Utara),

akhirnya menghasilkan rencana pendirian pabrik pulp di desa Sosor Ladang, Porsea yang

bernama PT. Inti Indorayon Utama, Tbk (PT IIU) yang merupakan salah satu anak

perusahaan Raja Garuda Emas (RGE).

Berdirinya PT. Inti Indorayon Utama, Tbk ini diawali dengan menyusun dan

membuat kelayakan pabrik pulp yang dilakukan oleh Sanwel (Kanada) dan Joko Perry

(Finlandia). Kemudian pada tanggal 21 Februari 1986 dilakukan peletakan batu pertama oleh

Menteri Perindustrian dan Menteri Tenaga Kerja, sedangkan Konstruksi dan Pembangunan

dimulai pada bulan mei 1986. Uji coba pabrik dilakukan sampai pada bulan September 1988

dan akhirnya pada tanggal 12 September 1988, pabrik mulai beroperasi. Perusahaan ini

berdiri berdasarkan akte notaris Mirsahadi/Wilartama, SH No. 329 pada tanggal 26 April

1983 di Jakarta serta berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman No. C-25130-HT 01

tahun 1993. Populasi dan Perencanaan yang dihasilkan memenuhi Surat Keputusan Bersama

Menteri Riset dan Teknologi bersama Menteri Kependudukan dan Lingkungan Hidup (KLH)

No. 43/MNKLH/II/1986 sedangkan izin usaha dari Badan Koordinasi Penanaman Modal No.

269/i/PMDN/1983 pada tanggal 22 Desember 1983 dan No. 573/III/PMDN/1987.

keseluruhan fasilitas yang dimiliki oleh PT. Inti Indorayon Utama ini adalah Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan investasi sebesar 600 Milyar Rupiah yang diperoleh

dengan penjualan saham serta pinjaman dari bank dalam negeri. Kemudian pada Bulan Mei

1990 perusahaan ini melakukan “Go Publik” dan fasilitas yang dimiliki berubah menjadi

Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Investas/Ketua Badan

Page 30: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 30

Koordinasi Penanaman Modal No. 07/V/1990. Saham Perusahaan ini telah dijual di Bursa

Saham Jakarta dan Surabaya sejak 1992 dan di New York Stock Exchange (NYSE). 4

Kegiatan produksi PT. Into Indorayon Utama, Tbk berhenti beroperasi pada tahun

1998 dan tidak beroperasi selama kurang lebih 4 tahun. Suhu politik dalam negeri yang

meningkat akibat adanya transisi kepemimpinan turut mempengaruhi situasi di dalam

maupun di sekitar perusahaan. Masalah limbah yang penanganannya belum layak dan

memadai dimanfaatkan sebagai pihak (kompetitor maupun orang-orang yang berkepentingan)

untuk menjadi isu yang disebarkan dalam masyarakat sekitar. Kemudian pada tanggal 6

Februari 2003 perusahaan ini beroperasi kembali dan berganti nama mejadi PT. Toba Pulp

Lestari, Tbk, dengan paradigma baru:

1. Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan

2. Pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan dan melakukan manajemen hutan

yang akan menjaga ekosistem alam melalui hutan tanaman industri.

3. Mempunyai tanggun jawab kepada masyarakat:

a. Mengutamakan putra daerah.

b. Melakukan kerja sama dan kemitraan bisnis dengan masyarakat lokal.

c. Menyisihkan dana kontribusi sosial untuk pengembangan masyarakat sebesar 1%

dari net sales (hasil penjualan bersih) per tahun.

4. Menerima lembaga independen untuk mengawasi paradigma baru perseroan.

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk memiliki lokasi penting dalam menjalankan operasinya,

yaitu :

1. Areal usaha PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terdiri dari dua bagian yaitu Mild Section

dan Forest Section. Pabrik pembuatan pulp (Mild Section) termasuk Chemical Plant

sebagai pusat produksi berlokasi di desa Sosorladang, Kecamatan Permaksian,

Kabupaten Tobasa, Sumatera Utara. PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dibangun di atas

tanah seluas ±200 ha, termasuk perumahan karyawan dan Tree Inprovement ±10 ha.

Sedangkan areal hutan (forest section) saat ini meliputi 8 kabupaten yaitu, kabupaten

4 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 31: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 31

Simalungun, Dairi, Karo, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah,

Samosir , dan Tobasa.

2. Kantor pemasaran berlokasi di gedung BNI Lt. 20 yang berada di Jln. Jend.

Sudirman, Kav. 1. Jakarta Selatan.

3. Kantor perwakilan berlokasi di Jln. M.T. Haryono (Uni Plaza), Medan.

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah sebuah pabrik pulp dengan proses kraft yang

terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Bahan baku serat utamanya adalah Eucalyptus yang

merupakan hasil Hutan Tanaman Industri yang membutuhkan waktu tumbuh sekitar 4-5

tahun. 5

3.2 Layout Perusahaan

3.3 Uraian Umum Proses

Secara garis besar ruang lingkup PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dibagi menjadi tiga

proses yang meliputi :

1. Produksi pulp.

2. Produksi bahan kimia yang digunakan pada proses produksi pulp di PT. Toba Pulp

Lestari, Tbk.

3. Produksi energi listrik yang akan digunakan pada setiap proses di pabrik (mill site) PT.

Toba Pulp Lestari, Tbk.

3.4 Produksi Pulp

Standar produksi merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu perusahaan atau

industri. Berangkat dari keinginan untuk bisa membuat sesuatu rancangan produk tertentu,

proses produksi membawa perusahaan untuk menemukan teknik-teknik pengerjaan maupun

pengolahan material yang efektif untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar

mutu yang telah ditetapkan. Selanjutnya dari keinginan untuk mencari cara atau teknik untuk

5 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 32: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 32

membuat produk yang efektif, kemudian sampai pada permasalahan tentang langkah-langkah

merencanakan dan mengendalikan semua langkah produksi tersebut yang lebih efisien. 6

3.4.1 Bahan Yang Digunakan

Dalam proses produksinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menggunakan bahan baku,

bahan tambahan, dan bahan penolong untuk menghasilkan pulp sebagai hasil prokduksinya.

1. Bahan Baku.

Pada dasarnya semua bahan baku (kayu) mengandung selulosa dapat digunakan

menjadi bahan baku atau bahan dasar dalam pembuatan pulp, semakin tinggi kadar

selulosanya, maka semakin baik pula mutu dari pulp yang dihasilkan. Selulosa merupakan

senyawa terbesar dalam tanaman keras (pohon) yang memiliki kandungan lebih dari 50%

jumlah selulosa yang terkandung bervariasi antar jenis tanaman dan selulosa merupakan

bahan baku yan digunakan sebagai bahan baku kertas, karton dan serat tekstil. Eucalyptus

dan Acasia Mangium merupakan jenis pohon yang mengandung selulosa dan saat ini

dimanfaatkan oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk untuk menghasilkan pulp.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari kayu Eucalyptus:

a) Merupakan kayu berserat pendek dan tergolong kayu keras.

b) Tidak mudah terbakar.

c) Memiliki pertumbuhan yang cepat dan dapat ditebang tiga kali untuk sekali penanaman

d) Cocok untuk penghijauan.

Sedangkan ciri-ciri untuk Acasia adalah sebagai berikut :

a) Merupakan kayu berserat pendek.

b) Warna penampang batang lebih merah bila dibandingkan dengan Eucalyptus dan

memiliki diameter yang lebih lebar.

c) Lebih rapuh dalam proses pengolahan tetapi memberikan warna chip yang lebih putih.

6 (Sumber :Training and Development Center. 2002. Buku Manual Washing and Screening

Plant, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 33: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 33

Kayu Eucalyptus dan Acasia yang saat ini digunakan sebagai bahan baku diperoleh

dari HTI (Hutan Tanaman Industri) yang dikelola sendiri oleh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.

HTI ditanami dengan bibit kayu yang unggul, baik dari segi benih yang terseleksi dengan

baik dari kebun sendiri, maupun perbanyakan benih dengan teknik Clone seperti yang telah

dimulai pada berbagai sektor. Umur tanaman masak tebang adalah tujuh tahun. Kebutuhan

bahan baku serpih chip setiap tahun adalah 1.100.000 ton chip/tahun.

2. Bahan Tambahan.

Bahan tambahan merupakan semua bahan yang digunakan untuk ditambahkan pada

proses produksi untuk membantu dalam menghasilkan suatu produk dimana pada produk

akhir nanti bahan tambahan ini tidak kelihatan (tidak jelas), dalam menghasilkan Pulp PT.

Toba Pulp Lestari, Tbk pada prosesnya menggunakan beberapa bahan tambahan antara lain :

Cairan Pemasak

Cairan pemasak adalah cairan yang diperlukan dalam membantu proses pemasakan

serpihan kayu menjadi bubur pulp pada bagian digester dan dapat melarutkan senyawa-

senyawa lain selain selulosa. Cairan pemasak yang digunakan terdiri dari :

a. Lindi Putih (White Liquor)

Lindi putih merupakan bahan kimia utama pada proses pemasakan dengan komposisi

bahan kimia Kaustik Soda (NaOH), Natrium Karbonat (Na2CO3) dan Natrium Sulfida

(Na2S). Dengan adanya Na2S ini sangatlah penting karena dapat mengurangi kerusakan

selulosa, mempercepat hilangnya lignin serta memperbaiki kualitas dari pulp. Lindi putih

yang dialirkan ke digester berasal dari White Liquor Tank dengan kapasitas yang ditargetkan

masuk ke dalam alat pemasak digester sebesar 64.1m3. Cairan ini diperoleh dari bagian

Recaustizing yang menghasilkan lindi putih dengan cara mereaksikan lindi hijau (Green

Liqour) dengan kapur (lime) yang berasal dari Lime Kiln.

b. Lindi Hitam (Black Liquor)

Lindi hitam merupakan cairan pemasak yang mendukung fungsi dari lindi putih yang

memiliki target kapasitas masuk sebesar 70,3m3. Lindi hitam ini digunakan sebagai make-up

dari lindi putih karena lindi hitam merupakan cairan hasil dari pencucian bubur pulp pada

bagian washing, dimana cairan bekas pencucian ini mengandung lignin (senyawa organik)

Page 34: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 34

dan soda (senyawa anorganik) yang merupakan sisa dari lindi putih yang digunakan untuk

memasak.

Bahan Kimia Pemutih

Bahan kimia ini diperlukan untuk membantu memutihkan pulp yang dilakukan pada

bagian Bleaching. Bahan-bahan yang digunakan adalah klorin Dioksida (ClO2), NaOH, H2O2,

SO2 dan oksigen (O2). Bahan-bahan kimia ini diperoleh dari bagian penghasil bahan kimia

atau Chemical Plact. Pemutihan pulp ini menggunakan Klorin Dioksida sebagai bahan

pemutih utamanya. Klorin Dioksida merupakan cairan yang mudah menguap menjadi gas

sangat beracun dan menimbulkan korosi. Penggunaan bahan kimia ini dirasakan lebih selektif

terhadap lignin dan senyawa ekstraktif. Mutu pulp yang dihasilkan lebih baik, dengan derajat

keputihan yang lebih tinggi.

Air

Air memiliki peranan penting dalam proses. Hampir semua unit dalam produksi

menggunakan air dalam prosesnya, baik untuk proses pencucian, pengenceran, penyaringan

dan proses lainnya.

3. Uap Panas (Steam).

Uap panas diperlukan dalam proses pemasakan chip menjadi bubur pulp sebagai

sumber panas. Steam dapat digunakan dengan dua cara :

a. Mengalirkan steam pada liquor heater untuk memanaskan campuran lindi putih dan

lindi hitam (cairan pemasak) sebelum masuk ke digester. Dari proses ini yang

mengalami pemanasan adalah hanya cairan pemasak.

a. Mengalirkan steam tekanan rendah ke dalam digester yang disusul dengan steam

tekanan medium dimana lindi yang masuk melalui proses sirklasi tidak mengalami

pemanasan. Pemanasan terjadi secara tidak langsung pada digester. Pemanasan ini

dilakukan apabila pemanasan tidak langsung dapat bekerja karena faktor-faktor

tertentu, seperti kerusakan Liquor Heater. 7

7 (Sumber :Training and Development Center. 2002. Buku Manual Washing and Screening

Plant, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 35: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 35

4. Bahan Pendukung.

Bahan Pendukung adalah bahan-bahan yang diperlukan guna menyelesaikan suatu

produk dimana keberadaan bahan pendukung ini tidak mengurangi nilai produk dimana

keberadaan Bahan Pendukung ini tidak mengurangi nilai dari produk yang dihasilkan

tersebut. Bahan-bahan pendukung ini digunakan pada produk akhir pulp yaitu :

a. Kawat Baja

Kawat baja ini terdapat pada Typing Machine, yang digunakan untuk mengikat pulp,

typing machine ini dari Belgia dan Kanada, dan kekuatan kawat baja ini dalam mengikat

tumpukan pulp ini sangatlah baik, untuk mengikat setiap unit pulp terdiri dari 8 bale pulp per

unitnya hanya memerlukan enam utas kawat baja. Berat untuk setiap gulungan kawat adalah

900-950 Kg dan penggantian kawat baja pada typing machine dilakukan dua hari sekali,

dengan lead time pemesanan 3 bulan.

b. Kertas Label

Digunakan untuk memberikan keterangan produksi yang ditempelkan pada pulp yang

telah dibungkus. Label diisi dengan tanda atau kode tertentu yang menunjukkan jenis kayu

bahan baku, tanggal produksi, jam kerja, nomor lot, unit dan nomor bale. 8

3.4.2 Uraian Proses

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk merupakan industri yang beroperasi menghasilkan pulp

yang akan digunakan sebagai bahan baku kertas. Kayu merupakan bahan baku yang

digunakan untuk menghasilkan pulp dan sekarang ini PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

menggunakan bahan kayu jenis Eucalyptus dan Acasia.

Dalam proses menghasilkan pulp yang dilakukan oleh bagian pabrik (mill site) ada

beberapa tahapan yang harus dilalui oleh bahan baku (kayu) sebelum menjadi pulp, yaitu :

8 (Sumber :Training and Development Center. 2002. Buku Manual Washing and Screening

Plant, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 36: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 36

1. Wood Preparation Unit

2. Fiber Line Unit yang terdiri dari 4 bagian :

a. Digester

b. Washing dan Screening

c. Bleaching

d. Pulp Machine

3. Pulp Ware House

1. Wood Preparation Unit

Unit ini adalah langkah awal dalam proses pembuatan pulp, dimana meliputi proses

penyediaan kayu yang berasal dari berbagai HTI, dan kemudian dibawa ke lokasi pabrik

dengan menggunakan truk-truk pengangkut kayu. Gelondongan kayu tersebut kemudian

ditumpukkan di Wood Storage. Dari Wood Storage, gelondongan kayu diumpankan ke Wood

Room. Gelondongan kayu yang siap diolah disebut dengan Log. Kemudian log di kupas

kulitnya dan dibersihkan kotoran-kotorannya berupa pasir ataupun batu-batu dengan alat

yang berbentuk drum yang disebut Debarking Drum. Setelah itu log dicuci.

Log yang sudah bersih ini kemudian diiris menjadi potongan-potongan kecil yang

disebut dengan Chip. Chip kemudian di kirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip

yang bisa dipakai dengan yang tidak. Kemudian chip yang standar disimpan di tempat

penampungan chip yang disebut dengan Chip Pile atau Chip Storage.

Page 37: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 37

Gambar 3.1 Wood Preparation Unit / Wood Handling 9

2. Fiber Line Unit

Unit ini merupakan inti dari proses pembuatan pulp, yang terdiri dari lima bagian

yaitu :

a. Digester Plant

Digester plant merupakan bagian pertama dari bagian / Unit Fiber Line. Digester

adalah alat yang berfungsi untuk memasak (Chip) kayu yang berasal dari Chip Pile yang akan

dijadikan menjadi bubur pulp. Proses pemasakan Chip ini menggunakan panas dan bahan

kimia, dengan memanfaatkan Lindi Putih (White Liquor) dan Lindi Hitam (Black Liquor)

sebagai cairan pemasaknya.

b. Washing and Screening

Pada bagian washing dilakukan pencucian bubur pulp agar terpisah dari kotoran-

kotoran yang dapat larut dalam air yang merupakan senyawa organik (Lignin) dan senyawa

organik (soda). Dengan penambahan air, bahan-bahan yang larut dalam air akan terbawa dan

akan didapatkan pulp yang bersih. Pencucian ini dapat dilakukan untuk memaksimalkan

pembersihan. Adapun pengaliran air untuk pembersihan pulp harus diatur agar dalam

kecepatan alir yang rendah agar terjadi distribusi air yang baik dan tanpa merusak lembaran

pulp dan mengurangi pembentukan buih. Sedangkan pada screening dilakukan penyaringan

bubur pulp untuk memisahkan bubur pulp dari kotoran-kotoran yang tidak larut dalam air,

yang tidak dapat dilakukan oleh bagian washing. Pemisahan kotoran-kotoran ini dilakukan

atas dasar perbedaan ukuran dan berat.

c. Bleaching

Merupakan lanjutan proses pemasakan yang dimaksudkan untuk memperbaiki

Brigtness (keputihan) dan kemurnian bubur pulp. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan

dan melunturkan bahan pewarna yang tersisa pada bubur pulp. Proses utama dalam bleaching

adalah penghilangan Lignin, karena lignin yang tersisa adalah zat yang paling dominan yang

mewarnai pulp. Oleh karena itu, harus ada hubungan antara kadar lignin dalam bubur

9 (Sumber:Training and Development Center. 2000. Module Chemical Plant Lanjutan, PT.

Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 38: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 38

sebelum pemutihan dengan jumlah bahan pemutih yang perlukan. Namun demikian

penentuan kadar lignin secara langsung dirasa tidak efisien karena memakan waktu. Untuk

itu dicarilah cara lain yang lebih efisien untuk menyatakan kadar lignin dalam bilangan

Kappa. Bilangan Kappa adalah jumlah larutan KMnO4 yang dikonsumsi oleh satu gram pulp

kering tanur. Dimana persen kadar lignin dapat dirumuskan 0,417 kali bilangan Kappa.

d. Pulp Machine

Pulp machine adalah bagian terpenting dari pabrik pulp ini. Bagian ini berfungsi

untuk mengolah bubur pulp menjadi lembaran-lembaran pulp dimana terjadi pengambilan air

sebanyak mungkin tanpa merusak lembaran pulp, kemudian memotong-motong lembaran

pulp tersebut berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan dan selanjutnya siap untuk dikemas

(Packing).

3. Pulp Ware House

Pada bagian ini pulp yang telah siap didistribusikan disimpan setelah melalui proses

pengemasan. Dengan pendistribusian yang terorganisir dan berjadwal, dari sini pulp siap jual

disalurkan.

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk selalu beroperasi untuk menghasilkan pulp juga

memproduksi bahan-bahan kimia sendiri yang diproduksi pada bagian ini untuk dipakai

mendukung proses pembuatan pulp. Bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk proses

pemasakan (Digester), pemutihan (Bleaching), dan proses lainnya. Bahan baku yang

digunakan dalam menghasilkan bahan kimia antara lain adalah sulfur, garam biasa (NaCl),

air, arus listrik, dan udara. Sedangkan bahan-bahan kimia yang dihasilkan pada bagian

Chemical Plant antara lain adalah Kaustik Soda, Klorin, Sodium Hipoklorit, Hidrocloryd

Acid, Klorin Dioksida, Sulfur Dioksida, Oksigen dan Nitrogen.

Page 39: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 39

Gambar 3.2 Gambaran Umum Proses 10

3.5 Sistem Manajemen PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja mulai diterapkan di Indonesia pada tahun

1970-an dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah yang melindungi hak setiap pekerja

dalam hal kesehatan dan keselamatan kerja. Setelah K3 ini diberlakukan maka keluarlah

kebijakan SMK3 (sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja) yang wajib dibuat dan

dilaksanakan oleh setiap perusahaan. Kebijakan untuk membuat dan mengelola sendiri

SMK3 diserahkan kepada masing-masing perusahaan untuk mengelolanya sendiri.

Seperti layaknya kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka perusahaan

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk juga menerapkan sistem manajemen untuk melindungi setiap

karyawannya, yaitu kebijakan K3 dan SMK3. Ada banyak kemungkinan kecelakaan yang

bisa saja terjadi pada lokasi perusahaan yang harus dicegah dengan menerapkan beberapa

peraturan yang harus diikuti oleh semua pihak mulai dari staf, karyawan pabrik, sampai

kepada tamu perusahaan wajib mengikutinya.

Ini terbukti untuk kedua kalinya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk meraih sertifikat dan

bendera emas untuk penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3).

Sertifikat dan bendera emas diterima pada tahun 2006. Sertifikat SMK3 yang masa

berlakunya tiga tahun itu merupakan wujud pengakuan dan penghargaan pemerintah kepada

perusahaan-perusahaan yang secara sungguh-sungguh dan konsisten menerapkan SMK3 dan

manajemen bangga bisa meraihnya kembali. 11

a. Kewajiban menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)

Untuk menjaga berbagai kemungkinan kecelakaan maka setiap orang yang berada

dalam lokasi perusahaan wajib menggunakan alat pelindung diri seperti :

1. Safety helmet (Helm)

10 (Sumber:Training and Development Center. 2000. Module Chemical Plant Lanjutan, PT.

Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

11 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 40: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 40

2. Safety shoes (Sepatu)

3. Ear plug (Pelindung telinga)

4. Eye Glases (Kaca mata)

5. Masker

Alat-alat pelindung diri seperti yang terdapat diatas, adalah alat pelindung diri

yang umum harus dipakai. Adakalanya pada tempat dan situasi khusus para pekerja

harus menggunakan alat pelindung diri tambahan atau khusus seperti pada saat

bekerja pada bagian Chemistry plant para pekerja harus menggunakan pakaian

khusus, pelindung kepala dan wajah khusus, sarung tangan, dll. 12

b. Manajemen peraturan dan lokasi kerja.

Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif maka

perlu dibuat beberapa peraturan yang diberlakukan pada lokasi kerja. Dalam

perusahaan PT.Toba Pulp Lestari, Tbk, terutama pada bagian Mill Site diberlakukan

beberapa peraturan yang dapat dilihat pada penempatan beberapa tanda himbauan dan

larangan yang harus diikuti seperti : Arus tegangan tinggi, jalur untuk alat-alat berat,

daerah yang dilarang untuk dimasuki, daerah wajib menggunakan masker, awas benda

jatuh dari atas, awas api, jalur pejalan kaki, titik kumpul evakuasi, serta simbol dan

tanda lainnya.

c. Pembentukan Departemen LP & C

Untuk melaksanakan tugas mengatur, mengawasi serta kebijakan lain yang

berkenaan dengan K3 dibentuklah sebuah departemen LP & C. Yang memiliki tugas

dan tanggung jawab :

1. Memberikan masukan kepada manajemen PT.Toba Pulp Lestari, Tbk.

2. Mengkoordinasikan kegiatan keselamatan.

3. Menyimpan dan menganalisa laporan keselamatan.

4. Mengkoordinasikan kegiatan pendidikan keselamatan untuk semua karyawan

dan kontraktor.

12 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 41: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 41

5. Mengulang, mengevaluasi dan menilai investigasi kecelakaan.

6. Melaporkan pada manajemen PT. Toba Pulp Lestari, Tbk dengan

menunjukkan perkembangan, kemajuan keselamatan karyawan, serta semua

bentuk kecelakaan yang terjadi.

d. Penanganan dalam Keadaan Darurat

Ada berbagai macam bentuk kecelakaan dan keadaan darurat yang terjadi.

Masing-masing memerlukan penanganan yang sesuai, cepat, tepat dan berbeda-beda.

1. Kebakaran dan bahaya asap

2. Kebocoran dan tumpahan bahan kimia

3. Ancaman bom

4. Bahaya ledakan

5. Demonstrasi atau kerusuhan

6. Penanganan pengungsian dan titik evakuasi

3.6 Struktur Organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

Organisasi merupakan sekumpulan manusia yang memiliki peran, jabatan, atau fungsi

masing-masing dan bersepakat melaksanakan aktifitas untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan. Dengan kata lain organisasi pada dasarnya adalah alat untuk mencapai tujuan

yang telah direncanakan sebaik-baiknya, maka struktur corak maupun ukuran suatu

organisasi harus bersesuaian dengan tujuan yang telah direncanakan sedemikian rupa

sehingga terciptanya suatu organisasi yang dapat digerakkan sesuai suatu kesatuan.

Struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menggunakan hubungan garis dalam

pengorganisasiannya. Berdasarkan gambar struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

B.U. Head (Managing Directory) memiliki hubungan garis dengan Departemen Mill

Operation, Commercial, Technology Envropment, Financial, HRD, Sales dan juga Forestry.

Masing-masing departemen ini memiliki tanggung jawab terhadap Managing Directory.

Demikian juga antara departemen-departemen tersebut memiliki hubungan garis dengan

departemen yang dibawahinya. Pembagian tugas dan wewenang pada perusahaan ini

dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu dan oleh karena itu disebut bersifat fungsional.

Terdapat sejumlah departemen yang dibawahi departemen Mill Operation, Technology

Envropment, Financial, HRD,dan juga Forestry, dimana masing-masing departemen memiliki

tugas dan tanggung jawabnya sendiri yang berbeda dengan antara satu departemen dengan

Page 42: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 42

departemen yang lain. Hal ini dapat dilihat pada gambar struktur organisasi, dimana terdapat

berbagai departemen yang dibagi menurut fungsinya masing-masing. 13

Struktur organisasi PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terbagi menjadi dua struktur organisasi

yaitu, Fiber Management Organization structure dan Mill Management Organization

structure (data terlampir). Dimana Fiber Management Organization structure mengatur

proses pengadaan bahan baku yaitu kayu serta menjaga kesinambungan hutan agar proses

produksi tidak berhenti. Sedangkan Mill Management Organization structure mengatur

proses produksi yang ada di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Kedua struktur organisasi ini

dipimpin oleh seorang managing director.

3.6.1 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing departemen adalah :

1. B.U. Head (Managing Director)

a. Mengelola perusahaan secara keseluruhan.

b. Mengkoordinir serta mengontrol keahlian teknis, usulan proyek, penjualan dan

pembelanjaan.

c. Memberikan wewenang dan persetujuan atas surat-surat ekstern dan intern, pesanan

pembelian, penjualan, pengeluaran keuangan serta bertanggung jawab kepada

Dewan Komiaris.

2. Deputy General Manager

a. Bertugas membantu Managing Director dalam mengkoordinir dan mengontrol

kegiatan pabrik sehari-hari seperti bagian-bagian teknisi dan juga menerima usulan-

usulan proyek

b. Bertanggung jawab pada Managing Director.

3. R & D Manager

13 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 43: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 43

a. Bertugas dalam menjaga kesinambungan hutan agar proses produksi pulp di pabrik

dapat berjalan dengan lancar.

b. Bertugas mengawasi bagian Silviculture Research Sr. Officer, Tree improvement

Manager, dan R & D Manager dalam proses pemeliharaan hutan, mulai dari

pembibitan hingga penanaman kembali.

c. Bertanggung jawab pada Managing Director.

4. Fiber Operation Coordinator

a. Bertugas menyediakan bahan baku yang dikirim ke area pabrik dari seluruh sektor.

b. Bertugas terhadap administrasi yang berkaitan dengan proses produksi.

c. Bertanggung jawab dalam mengawasi dan mengatur kegiatan penanaman, sampai

kepada penebangan kayu.

d. Bertangguing jawab membuat laporan kepada Fiber Resources Dy. GM.

Departemen ini membawahi lima departemen. Berikut ini adalah uraian dari kelima

departemen dan tugas serta tanggung jawabnya masing-masing.

a. Planning Manager

Departemen ini bertugas membuat rencana kerja dan perbaikan material kayu

sebagai bahan baku. Dalam departemen inilah dipersiapkan diatur dan direncanakan

kegiatan-kegiatan dalam Forestry Departemen, membahas setiap persoalan

Departemen dan merencanakan penanganannya.

b. Plantation Manager

Bertugas melakukan penanaman hutan kembali untuk hutan tanaman industri yang

hasilnya telah dimanfaatkan sebelumnya oleh perusahaan.

c. Wood Supply Manager

Bertugas mempersiapkan penyediaan jumlah bahan baku kayu yang akan diproses

untuk pembuatan pulp.

d. Log Transport manager

Bertugas mengatur proses pengiriman kayu ke pabrik yang dikirim dari beberapa

tempat yang telah menyediakan kayu yang akan di olah.

e. Woodyard coordinator

Page 44: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 44

Bertugas melakukan koordinasi pada seluruh sektor tanaman industri, dan bertugas

mengetahui berapa area tanaman yang kosong dan juga berapa area yang telah

ditebang.

5. Dy. Financial Controler

a. Mengorganisir dan memimpin serta mengurus semua aspek kegiatan operasi di

pabrik dan administrasi perusahaan.

b. Bertanggung jawab kepada Dy. GM terhadap kebijakan produksi.

6. Fiber Accounting Manager

a. Menyusun budget operasional Fiber Division.

b. Bertanggung jawab kepada Financial Controler.

7. Mill Operation Dy. GM

Bertugas terhadap kebijaksanaan produksi dan kelancaran produksi dimulai dari

persiapan kayu hingga menjadi lembaran pulp yang siap dipasarkan dan bertanggung

jawab terhadap General Managing Forestry.

Departemen ini juga membawahi beberapa Departemen seperti :

a. Energy Dept. Head

Bagian ini khusus bertanggung jawab dalam mengurusi pengadaan dan masalah-

masalah energy.

b. Fiberline Dept. Head

Bertanggung jawab dalam mengurusi dan mengatur kegiatan produksi pulp dari

pemasakan chip sampai pada pengemasannya.

c. Power Plant Maint. Dy. Dept. Head

Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pemeriksaan dan perbaikan peralatan

produksi dan melaporkan perbaikan mesin dan peralatan serta bertanggung jawab

pada General Manager Mill.

d. Chem/Rec/LK/Eff. Dept. Head

Page 45: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 45

Bertanggung jawab dalam penyediaan, pengolahan dan pemakaian bahan-bahan

kimia yang digunakan dalam proses produksi.

e. Fiberline Mech. Maint. Senior Engineer

f. Automation Senior Engineer

Bagian yang menangani dan mengawasi pengaturan di bidang penggunaan mesin-

mesin yang terdapat pada perusahaan.

g. Chem/Rec/LK/Eff/Coal, gas & Workshop Senior Engineer

Bertanggung jawab pada proses pembuatan bahan-bahan kimia yang dipakai pada

proses produksi.

h. Electrical Senior Engineer

Bertanggung jawab dalam penyediaan dan pengeluaran arus listrik yang

diperlukan oleh pabrik dan arus yang diperlukan oleh karyawan.

i. Combined Service Section Head

8. Commercial Dept. Head

a. Bertanggung jawab atas pengadaan barang dan jasa komersil.

b. Bertanggung jawab kepada Managing Director.

9. Tech/Env. & Q – EMS Dept. Head

a. Mengkoordinir bagian quality control dan riset pengembangan produk serta

membuat laporan-laporan hasil pengendalian proses produksi.

b. Memeriksa dan menganalisa bahan baku yang digunakan dan tahapan proses

produksi juga bertanggung jawab kepada Managing Director terhadap operasi dan

pengendalian kualitas produk.

10. Financial Controller

a. Mengorganisir dan memimpin serta mengurus semua aspek kegiatan operasi di

pabrik dan administrasi perusahaan.

b. Bertugas terhadap pengaturan, pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan.

c. Melaporkan segala jenis pengeluaran biaya-biaya perusahaan dalam prosesnya.

Page 46: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 46

d. Bertanggung jawab kepada Managing Director terhadap kebijakan produksi.

11. Sales Coordinator

a. Mengkoordinir bagian teknis penjualan dan mempersiapkan produk yang akan

dijual sesuai dengan pesanan.

b. Bertanggung jawab kepada Managing Director.

12. HRD (Human Resourse Departement) Departement Head

a. Bertugas dalam mengatur masalah personal administration yang meliputi bagian

penerimaan pegawai, pemindahan pegawai, pemutusan hubungan kerja (PHK) dan

hal lainnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, training serta penyediaan

fasilitas bagi kesejahteraan dan keselamatan karyawan.

b. Bertanggung jawab kepada Managing Director sebagai kegiatan administrasi

personil.

13. 4L Departement Head

a. Mengkoordinir kegiatan-kegiatandalam hubungan dekat dengan masyarakat.

b. Bertanggungjawab kepada Manging Director.

3.6.2 Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

1. Jumlah Tenaga Kerja

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk didukung oleh tenaga kerja dalam menjalankan seluruh

kegiatan operasionalnya dimana tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan terdiri dari

tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Keseluruhan karyawan ini dibagi dalam section masing-

masing dalam pabrik (mill) dan Hutan (forestry). Jumlah tenaga kerja tetap di pabrik

sebanyak 577 orang dan di bagian Forestry sebanyak 453 orang. Untuk karyawan tidak tetap

berjumlah 346 orang di bagian pabrik dan 532 orang di bagian hutan. Tenaga kerja yang tidak

tetap di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk berasal dari karyawan kontraktor yang memiliki jangka

Page 47: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 47

waktu kerja. Adapun PT. Ayam mas Ika Putra, CV.Mazda dan CV. Marga Persada adalah

beberapa nama kontraktor yang menjadi mitra kerja PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. 14

2.Jam Kerja

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menerapkan dua buah jam kerja yaitu:

a. Day Time

Jam kerja ini berlaku baik untuk tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja yang tak tetap

dan bekerja di kantor (karyawan general). Dimana jam kerja ini di mulai pukul 08.00 Wib

sampai pukul 17.00 Wib pada Hari Senin hingga Hari Jumat dengan jam istirahat dimulai

pada pukul 12.00 Wib dan berakhir pada pukul 13.30Wib. Khusus untuk Hari Sabtu setiap

karyawan mendapatkan libur secara bergantian setiap dua minggu sekali yang disebut dengan

”Sabtu Off” . Sedangkan jam kerja untuk hari Sabtu hanya setengah hari. Dimulai pada pukul

08.00WIB, berakhir pada pukul 12.00 WIB tanpa jam istirahat.

b. Shift Time

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk menjalankan kegiatan produksinya selama 24 jam setiap

hari (non stop) dimana jam kerja ini dibagi dalam tiga shift kerja. Ketiga shift tersebut diisi

oleh tenaga kerja tidak tetap dan tenaga kerja tetap dan terbagi lagi atas 4 kelompok kerja

yang jadwalnya diatur oleh perusahaan. Pembagian jam kerja tersebut untuk setiap shift

adalah sebagai berikut:

a. Shift I : pukul 08.00-16.00 WIB

b. Shift II : pukul 16.00-24.00 WIB

c. Shift III : pukul 24.00-08.00 WIB

Pembagian karyawan pada setiap Shift sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan diatur

oleh perusahaan berdasarkan pertimbangan kepentingan produksi dan sifat pekerjaan. 15

3.6.3 Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya

14 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

15 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 48: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 48

1.Sistem Pengupahan

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk memiliki sistem pengupahan sebagai berikut :

a. Perusahaan mengatur dan menerapkan sistem pemberian upah yang layak bagi pekerja

yang disesuaikan dengan golongan, status, jabatan, keahlian dan prestasi.

b. Besarnya upah terendah yang diberikan kepada pekerja tidak boleh melanggar

ketentuan minimum yang berlaku dan telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Upah

Minimum Propinsi.

Pembayaran gaji kepada para karyawan dilakukan sekali dalam sebulan pada akhir

bulan. Dalam pemberian gaji kepada karyawan tetapnya, PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

menganut sistem Total All in Concept, yang artinya total gaji karyawan yang diterima oleh

setiap karyawan sudah termasuk berbagai tunjangan yang ada. Adapun tunjangan-tunjangan

tersebut terdiri dari tunjangan pangkat dan jabatan, tunjangan keluarga, tunjangan

perumahan, dan bantuan khusus untuk perumahan serta lokasi kerja. Sedangkan untuk

karyawan tidak tetap, tunjangan tidak termasuk dalam gaji yang diterima.

2. Fasilitas Perusahaan

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk selalu berusaha untuk mendorong karyawan agar dapat

bekerja lebih baik. Untuk itu perusahaan berusaha menciptakan suasana kerja yang nyaman

dengan menyediakan berbagai fasilitas yang dapat mendukung efektivitas karyawan tetap

maupun tidak tetap. Fasilitas-fasilitas tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Fasilitas perumahan

b. Fasilitas pengobatan/perawatan kesehatan

c. Tempat ibadah

d. Sarana olah raga

e. Sarana pendidikan

f. Tempat rekreasi

g. Fasilitas transportasi

h. Kantin

i. Fasilitas kerja berupa penyediaan APD (Alat Pelindung Diri) selama bekerja demi

keamanan dan keselamatan kerja seperti helm safety, sarung tangan, masker, sepatu

Page 49: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 49

safety, penutup telinga, kacamata, dan alat-alat pelindung lainnya yang dipakai sesuai

dengan tingkat keamanan masing-masing pekerjaan.

Selain itu PT. Toba Pulp Lestari, Tbk juga memberikan bantuan kesejahteraan bagi

karyawan tetap berupa Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), dana suka duka dan

Tunjangan Hari Raya (THR). 16

BAB IV

TURBIN

4.1 KLASIFIKASI TURBIN

Dalam proses pembuatan bubur kertas (Pulp) sangat membutuhkan air, Uap panas

bertekanan (Steam) dan daya listrik (Electric Power) untuk mendukung dan menjalankan

alat-alat proses produksi.

Sumber utama daya listrik yang digunakan untuk proses produksi di P.T. Toba Pulp

Lestari adalah dihasilkan dari pembangkit listrik dari tenaga uap panas yang bertekanan

tersebut dihasilkan dari boiler.

Saat ini PT. Toba Pulp Lestari, Tbk memiliki dua unit steam generator, yaitu:

1. SGP Steam turbine Generator dengan kapasitas daya listrik 33 MW pada

tegangan 12 kilovolts dan frekuensi 50 HZ dengan speed 3000 rpm. Steam

turbin ini dibuat oleh Simmering – GRA2 – Pauker AG (SGP, VIENNA) dan

generatornya dari ELIN,Austria.

2. MHI Backpress Steam Turbine Generator dengan kapasitas design daya listrik

53.8 MW pada tegangan 12 kilovolts dan frekuensi 50 HZ dengan speed 3000

16 (Sumber:Training and Develompent Center. 2004,”Overview PT.Toba Pulp Lestari”,

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 50: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 50

rpm, steam turbin ini dibuat oleh MITSUBISHI, Japan termasuk dengan

generatornya.

Pada saat start up ENERGY PLANT sebelum turbin uap menghasilkan daya listrik,

maka digunakan daya listrik dari alat pembangkit listrik diesel (Diesel Generator) dan daya

listrik dari PLN. 17

1. SGP Steam Turbin Generator.

Turbin uap ini dibuat oleh Simmering – Gra2 – Pauker AG (SGP, VIENNA) dan

generatornya dibuat oleh ELIN, AUSTRIA.

Operasional perdana dilakukan pada tahun 1988. Turbin uap ini termasuk jenis turbin

bertingkat dengan dua extraksi, yaitu : double extraction backpressure type dan emergency

condensing plant.

Turbin ini dilengkapi dengan SGP-VOITH-GHH Turbolog Controller type ETS 302 (

analog controller). Alat ini yang mengontrol secara keseluruhan operasinya turbin generator.

Gambar 4.1 SGP Turbin

Tabel 4.1 Desain Data/spesifikasi data : SGP TYPE 513EG60 18

17 (Sumber:Training and Develompent Center. 2002. Buku Energy (Steam and Liquor Site), PT. Toba Pulp

Lestari, Tbk: Porsea )

Page 51: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 51

NO 1 2 3

1 Main steam pressure Kg/cm2 65 65 65

2 Main steam temp 0C 480 480 480

3 Main steamflow T/H 213 162 50

4 MP steam press Kg/cm2 13.5 13.5 13.5

5 MP steam flow T/H 61 60 0

6 LP steam press Kg/cm2 5 5 5

7 LP steam flow T/H 146 54 3.4

8 Exhaust steam pressure Kg/cm2 1.05 1.05 1.05

9 Generator terminal output MW 28.5 23.7 8.6

10 Turbine speed RPM 3000 3000 3000

a. Proses Operasional SGP Turbin Generator.

Setelah steam yang dihasilkan oleh boiler telah mencapai 380 0C sebagai

standar minimum temperatur yang diizinkan untuk memutar turbin. Maka steam

tersebut masuk ke turbin melalui Emergency stop valve yang dilengkapi dengan

saringan steam dan kemudian diteruskan ke empat set HP steam control valve yang

akan mengontrol jumlah steam yang dibutuhkan turbin yang disesuaikan dengan

beban generator.

Steam yang masuk ke bagian dalam turbin akan diarahkan oleh sudu pengarah

(FIXED NOZZLE BLADE) ke sudu penggerak rotor HP Stage. Steam yang keluar

dari HP Stage inilah yang dinamakan MP Stage ( extraction I ) melalui Fixed Nozzle

lainnya. Untuk membagi MP Steam yang dibutuhkan dan steam yang akan diteruskan

ke stage berikutnya dikontrol oleh tiga set control valve.

Steam yang keluar dari MP Stage inilah yang dinamakan LP STEAM dan

sebagian akan diteruskan ke LP Stage ( extraction II) melalui Fixed Nozzle lainnya.

Untuk membagi LP Steam yang dibutuhkan dan steam yang akan diteruskan ke stage

berikutnya dikontrol oleh dua set control valve .Steam setelah keluar dari LP Stage

akan dijadikan condensate di emergency condensing unit dan kemudian di pompakan

ke condensate tank di Demin Plant untuk dipakai kembali ke boiler.

18 (Sumber:Training and Develompent Center. 2002.Modul Energy (Steam and Liquor Site),

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 52: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 52

2. MHI Steam Turbin Generator.

Turbin uap ini dibuat oleh MITSUBISHI HEAVY INDUSTRIES,LTD Japan dan

operasional perdana dilakukan pada September 1992.

Turbin jenis ini termasuk jenis turbin bertingkat dengan tiga tingkatan extraksi (

uncontrolled tripple extraction back pressure turbine ) yang dilengkapi dengan sebuah Micro

Processer Controlled Wood Ward Governor 505 DG dimana perangkat inilah yang

mengontrol jumlah steam yang masuk ke turbin dan menjaga speed turbin agar stabil di 3000

rpm. Sebagai Back PressTurbin, daya listrik yang dihasilkannya sangat bergantung kepada

jumlah permintaan steam yang keluar dari turbin ( LP Steam dan MP Steam ). Apabila

permintaan LP dan MP steam ini berkurang dengan tiba-tiba, maka steam LP dan MP harus

dibuang ke atmosfer untuk mencegah supaya tidak terjadi pengurangan daya listrik atau

berhentinya turbin dengan tiba-tiba ( trip ).

Gambar 4.2 MHI Turbin

Tabel 4.2 Design Data : MHI MODEL NO : 10BL-11 19

NO 1 2 3

19 (Sumber:Training and Develompent Center. 2002.Modul Energy (Steam and Liquor Site),

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 53: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 53

1 Main steam pressure Kg/cm2 65 65 65

2 Main steam temp 0C 480 480 480

3 Main steam flow T/H 230 370 370

4 MP steam press Kg/cm2 11.5 11.5 11.5

5 MP steam flow T/H 55 90 90

6 LP steam press Kg/cm2 4 4 4

7 LP steam flow T/H 174 279 279

8 Generator terminal output MW 26.5 50 50

9 Turbine speed RPM 3000 3000 3000

a. Operasional MHI Turbin Generator

Setelah steam yang dihasilkan oleh boiler telah mencapai 380 0C sebagai standar

minimum temperatur yang diizinkan untuk memutar turbin. Maka steam tersebut masuk ke

turbin melalui TTV ( Trip Trottle Valve ) yang dilengkapi dengan saringan steam dan

kemudian diteruskan ke FIXED NOZZLES BLADE (sudu-sudu pengarah turbin) dan

diarahkan ke sudu penggerak rotor untuk memutar turbin. TTV ini juga berfungsi sebagai

pengaman apabila ada masalah, maka ttv ini akan menutup secara otomatis.

Pada kecepatan putaran turbin mencapai 2850 rpm maka aliran steam yang ke turbin

akan dikontrol secara otomatis oleh governor sesuai dengan kebutuhan yaitu mencapai 3000

rpm.

Setelah steam digunakan untuk memutar turbin maka tekanan dan suhunya akan turun

dan dikeluarkan sebagai LP steam ( uap tekanan rendah = 4 bar ) dan MP Steam (Uap

tekanan menengah = 11 bar) selanjutnya uap tersebut akan dipakai untuk proses produksi

lainnya.

Pada kecepatan putaran turbin pada 3000 rpm maka generator siap untuk

mengeluarkan daya listrik.

Page 54: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 54

Kemudian dengan cara mensinkronkan daya listrik dari turbin dengan PLN maka

turbin generator akan mengambil alih daya listrik dari PLN dan genset, kemudian dipakai

untuk kebutuhan proses produksi. 20

20 (Sumber:Training and Develompent Center. 2002. Buku Energy (Steam and Liquor Site),

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk: Porsea.)

Page 55: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 55

Gambar 4.3. Siklus Thermal Energy Plant

Page 56: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 56

4.2 ANALISIS EFISIENSI TURBIN

Adapun yang menjadi tugas khusus dalam kerja praktek di TPL salah satunya adalah

menganalisis efisiensi dari kedua turbin yang ada. Untuk mencari efisiensi dari turbin

tersebut diperlukan rumus seperti dibawah ini:

1. Efisiensi Turbin Uap SGP.

Rumus menghitung power actual dan ideal:

Power (WT ) Actual =

Power (WT ) Ideal =

Rumus menghitung efisiensi Turbin SGP:

(Moran. J.M, Shapiro N.H. Termodinamika teknik jilid 2)

Berikut data Turbin Uap SGP yang mempunyai data:

Flow mass ( ̇) (Ton/Jam)

Temperatur (T) (0C)

Pressure (P) (Bar) (Terlampir)

Berikut Diagram T-S untuk Turbin Uap SGP

Page 57: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 57

Gambar 4.4. Diagram T-S Turbin Uap SGP tahun 2011

Gambar 4.5. Grafik Efisiensi Turbin SGP

2. Efisiensi Turbin Uap MHI

Rumus menghitung power actual dan ideal:

Power (WT ) Actual =

Power (WT ) Ideal =

Rumus menghitung efisiensi Turbin Uap MHI:

Berikut data Turbin Uap MHI yang mempunyai data:

Flow mass ( ̇) (Ton/Jam)

Temperatur (T) (0C)

0

10

20

30

40

50

60

70

18

-Ju

n

20

-Ju

n

22

-Ju

n

24

-Ju

n

26

-Ju

n

28

-Ju

n

30

-Ju

n

2-J

ul

4-J

ul

6-J

ul

8-J

ul

10

-Ju

l

12

-Ju

l

14

-Ju

l

16

-Ju

l

18

-Ju

l

20

-Ju

l

22

-Ju

l

24

-Ju

l

26

-Ju

l

Efis

ien

si (

%)

Day

Grafik Efisiensi Turbin SGP

Page 58: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 58

Pressure (P) (Bar) (Terlampir)

Berikut Diagram T-S untuk Turbin Uap SGP

Gambar 4.6. Diagram T-S Turbin Uap MHI

(Fritz Diesel. TURBIN POMPA DAN KOMPRESSOR)

Gambar 4.7. Grafik Efisiensi Turbin MHI tahun 2011

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

18

-Ju

n

20

-Ju

n

22

-Ju

n

24

-Ju

n

26

-Ju

n

28

-Ju

n

30

-Ju

n

2-J

ul

4-J

ul

6-J

ul

8-J

ul

10

-Ju

l

12

-Ju

l

14

-Ju

l

16

-Ju

l

18

-Ju

l

20

-Ju

l

22

-Ju

l

24

-Ju

l

26

-Ju

l

Efis

ien

si

( %

)

Day

Grafik Efisiensi Turbin MHI

Page 59: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 59

BAB 5

MAINTENANCE

5.1 Pengertian Maintenance.

Suatu industri manufaktur mesin-mesin dan peralatan semakin menurunnya yang

telah tersedia dan siap pakai dibutuhkan setiap saat proses produksi akan dimulai. Fungsi

mesin/peralatan yang digunakan dalam proses tersebut akan mengalami kerusakan sejalan

dengan semakin menurunnya kemampuan mesin/peralatan tersebut, tetapi usia kegunaannya

dapat diperpanjang denagan melakukan perbaikan secara berkala melalui suatu aktivitas

pemeliharaan yang tepat. Menurunnya kemampuan mesin/peralatan ada dua jenis, yaitu:

1. Natural Deterioration yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan secara alami akibat

terjadinya pemburukan/keausan pada fisik mesin/peralatan selama waktu pemakaian

walaupun penggunaan secara benar.

2. Accelerated Deterioration yaitu menurunnya kinerja mesin/peralatan akibat kesalahan

manusia sehingga dapat mempercepat keausan mesin/peralatan karena mengakibatkan

tindakan dan perlakuan yang tidak seharusnya dilakukan terhadap mesin/peralatan.

Kerusakan yang terjadi pada mesin/peralatan dapat terjadi karena banyak sebab dan

terjadi pada waktu yang berbeda sepanjang umur mesin/peralatan tersebut digunakan. Oleh

karena itu, dalam usaha mencegah dan berusaha untuk menghilangkan kerusakan yang timbul

ketika proses produksi berjalan,dibutuhkan cara dan metode untuk mengantisipasinya dengan

melakukan kegiatan pemeliharaan mesin/peralatan.

Pemeliharaan (maintenance) adalah semua tindakan teknis dan administrative yang

dilakukan untuk menjaga agar kondisi mesin/peralatan tetap baik dan tetap dapat dilakukan

fungsinya dengan baik, efisien, dan ekonomi sesuai denga spesifikasi kemampuannya dan

dengan tingkat keamanan yang tinggi.

Pada dasarnya hasil yang diharapkan dari kegiatan pemeliharaan mesin/peralatan adalah

sebagai berikut :

Page 60: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 60

1. Condition maintenance yaitu mempertahankan kondisi mesin peralatan agar berfungsi

dengan baik sehingga komponen-komponen yang terdapat dalam mesin juga

berfungsi dengan umur ekonomisnya.

2. Replacement maintenance yaitu melakukan tindakan perbaikan dan penggantian

komponen mesin tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan

sebelum kerusakan terjadi.

5.2 TUJUAN MAINTENANCE.

Maintenance dilakukan pada mesin/peralatan dengan maksud agar tujuan komersil

perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan juga untuk mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan seperti terjadi kerusakan yang terlalu cepat dimana kerusakan tersebut bisa saja

dikarenakan keausan akibat pengoperasian yang salah.

Karena maintenance adalah kegiatan pendukung bagi kegiatan komersil, maka seperti

kegiatan lainnya, maintenance haruslah efektif, efisien, dan berbiaya rendah. Dengan adanya

kegiatan maintenance ini , maka mesin/peralatan produksi dapat digunakan sesuai rencana

dan tidak mengalami kerusakan selama jangka waktu tertentu yang telah direncanakan

tercapai.

Beberapa tujuan utama maintenance yaitu,

1. Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan

2. Menjaga agar tiap mesin/peralatan dalam kondisi baik dan dalam keadaan dapat

berfungsi dengan baik.

3. Dapat menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi.

4. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam

keadaan darurat setiap waktunya.

5. Memaksimumkan ketersediaan semua peralatan sistem produksi (mengurangi

downtime).

6. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

7. Dapat mendukung upaya memuaskan pelanggan.

Page 61: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 61

5.3 JENIS-JENIS MAINTENANCE.

PT. TOBA PULP LESTARI juga memiliki sebuah maintenance departement dan

Enginering departement yang dipimpin oleh seorang manejer yang membawahi dua orang

Deputi. Seorang Deputi ditugaskan untuk menanggungjawabi bagian engineering yang

meliputi instrument, electrical serta planning dan control, dan seorang lainnya bertanggung

jawab untuk pemeliharaan yang terdiri dari energi serta Fiber Line dan Chemical Plant.

1. Planned Maintenance ( Pemeliharaan Terencana)

Planned Maintenance adalah pemeliharaan yang terorganisir dan dilakukan dengan

pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, program Maintenance yang akan dilakukan harus

dinamis dan memerlukan pengawasan dan pengendalian secara aktif dari bagian maintenance

melalui informasi dari catatan riwayat mesin/peralatan.

Konsep planned maintenance ditujukan untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi

manajer dengan pelaksanaan kegiatan maintenance. Komunikasi dapat diperbaiki dengan

informasi yang dapat memberi data yang lengkap untuk mengambil keputusan. Adapaun data

yang penting dalam kegiatan maintenance antaa lain laporan permintaan pemeliharaan ,

laporan pemeriksaan, laporan perbaikan, dan lain-lain.

Pemeliharaan Terencana ada beberapa jenis yaitu, Preventive Maintenance, Predictive

Maintenance, Proactive Maintenance, dan Break Down Maintenance.

a. Preventive Maintenace

Adalah kegiatan pemeliharaan mesin dimana pencegahan kerusakan dilakukan dengan

meninjau secara berkala baik itu daily, weekly, montly quarterly, dan yearly. Kegiatan

maintenance seperti ini sangat sering dilakukan di PT. TOBA PULP LESTARI

ini.Manajemen pemeliharaan mesin/peralatan modern dimulai dengan apa yang disebut

preventive maintenance yang kemudian berkembang menjadi productive maintenance.

Kedua metode pemeliharaan ini umumnya disingkat dengan PM dan pertama kali

diterapkan oleh industri-industri manufaktur di Amerika Serikat dan pusat segala

kegiatannya ditempatkan satu departemen yang disebut maintenance department.

Page 62: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 62

Preventive maintenance mulai dikenal pada tahun 1950-an yang kemudian

berkembang seiring denagan perkembangan teknologi yang ada dan kemudian pada tahun

1960-an muncul apa yang disebut productive maintenance. Total productive maintenance

(TPM) mulai dikembangkan pada tahun 1970-an pada perusahaan di jepang yang

merupakan pengembangan konsep maintenance yang diterapkan pada perusahaan industry

manufaktur Amerika Serikat yang disebut Preventive Maintenance. Seperti dapat dilihat

masa periode perkembangan PM di jepang dimana periode tahun 1950-an juga bias

dikategorikan sebagai periode “breakdown maintenance”.

Melalui produser perawatan yang benar dan adanya koordinasi yang baik antara

bagian perawatan maka melalui system perawatan ini.

a. Kerugian waktu operasi/produksi dapat diperkecil

b. Biaya perbaikan yang mahal dapat dikurangi.

System perawatan ini sangat penting karena kegunaannya cukup efektif dalam

menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam critical unit “suatu fasilitas

atau peralatan termasuk dalam golongan “ critical unit apabila :

a. Kerusakan pada unit tersebut dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan

b. Kerusakan dapat mempengaruhi kwalitas produk

c. Kerusakan dapat menyebabkan proses produksi terhenti

d. Modal yang diinvestasikan pada fasilitas tersebut cukup tinggi.

Apabila perawatan pencegahan ini dilaksanakan pada fasilitas-fasilitas yang termasuk

dalam “critical unit” maka tugas-tugas perawatan dilakukan dengan suatu perencanaan

yang intensif untuk unit yang bersangkutan sehingga rencana produksi dapat dicapai

dengan jumlah lebih besar dalam waktu yang relative singkat.

Dalam prakteknya perawatan dan pencegahan dalam suatu pabrik dapat dibedakan

atas:

1. Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari.

Contohnya kegiatan routine maintenance adalah pelumasan, pengecekan bahan

bakar maupun pemanasan mesin dalam beberapa menit sebelum dioperasikan.

Page 63: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 63

2. Periode maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu.

Contoh kegiatan periodic maintenance adalah pergantian bearing.

Preventive maintenance di PT Toba Pulp Lestari dilakukan dengan beberapa tahap

antara lain:

a. Register equipment yaitu mendata seluruh equipment dan komponen yang

digunakan di pabrik.

b. Menentukan tingkat resiko atau menentukan tingkat equipment mana yang sangat

vital bagi kelangsungan kegiatan pabrik dan gampang rusak.

c. Perencanaan jadwal koreksi bagi setiap equipment berdasarkan tingkat resikonya.

d. Memeriksa kondisi setiap equipment secara berkala (daily, weekly, mounthly dan

yearly) dan mencatatnya pada formulir inspeksi preventive maintenance

(lampiran).

b. Predictive Maintenance (Perawatan Ramalan)

Untuk industri-industri besar yang berproduksi secara terus menerus akan sangat

menguntungkan menerapkan sistem perawatan ini, karena bila terjadi

kemacetan/terhentinya aliran produksi beberapa menit saja akan dapat menimbulkan

kerugian yang besar.

Contoh dari tindakan perawatan ramalan ini adalah mengganti seluruh bantalan yang

berada pada satu poros walaupun diketahui hanya satu buah saja yang mengalami

kerusakan.

Pada predictive maintenance dilakukan beberapa test mesin yang sedang beroperasi,

untuk mencegah dan menduga kerusakan dari suatu equipment antara lain:

a. Vibrication Test

Digunakan untuk mengetahui kondisi dari suatu peralatan yang berputar seperti

motor dengan menggunakan kolektor data dengan arah radial horizontal, vertical

dan aksial.

Page 64: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 64

b. Wall Thickness Test

Test ini dilakukan dengan mengukur ketebalan suatu pipa atau dinding tangki.Pada

saat melakukan test, temperature benda kerja diharuskan tidak lebih dari 60°C,

misalnya untuk pipa atau tangki dikatakan rusak apabila ketebalannya berkurang

sebanyak 20% dari ketebalan standart atau ketebalan semula.

c. Magnet Test

Test ini dilakukan untuk melihat ukuran ketebalan pipa atau dinding tangki dari sisi

luar dan sisi dalam.

d. Laser X-ray Test

Teat ini digunakan untuk mengukur ketebalan dari suatu pipa/dinding tangki dalam

jumlah besar.

c. Proactive Maintenance

Merupakan pengembangan dari predictive maintenance dengan investigasi dari

kerusakan yang dideteksi di lapangan dan langsung mengadakan perbaikan.

d. Break Down Maintenance

Merupakan pemeliharaan yang mencakup keseluruhan perawatan. Tindakan ini dilakukan

apabila kegiatan pabrik berhenti total.

2. Tugas dan Pelaksanaan Kegiatan Maintenance

Maintenance adalah untuk dapat memelihara reliabilitas sistem pengoperasian pada

tingkat yang dapat diterima dan tetap memaksimumkan laba dan meminimumkan biaya.

Maintenance yang cenderung untuk memperbaiki reliabilitas sistem, termasuk pada kategori

kebijaksanaan pokok yang dapat diperinci sebagai berikut:

a. Kebijakan yang cenderung untuk mengurangi frekuensi kerusakan peralatan produksi.

b. Kebijakan untuk kegiatan pemeliharaan dilaksanakan dengan mempertimbangkan dua

hal yaitu penggantian mesin/peralatan dan pelaksanaan reparasi serta didukung oleh

keahlian dan keterampilan teknikal.

Penggantian peralatan tersebut harus berdasarkan pada:

Page 65: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 65

a. Perhitungan terhadap factor biaya.

b. Analisa nilai ekonomis mesin/peralatan lama dan mesin/peralatan baru.

c. Cadangan mesin/peralatan yang harus segera dimanfaatkan.

Seluruh kegiatan maintenance dapat digolongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok

berikut, yaitu:

a. Inspeksi (Inspection)

Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan dan pemerikasaan secara berkala

(routine schedule check) terhadap mesin/peralatan sesuai dengan rencana yang bertujuan

untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai fasilitas mesin/peralatan yang baik

untuk menjamin kelancaran proses produksi.

b. Kegiatan Teknik (Engineering)

Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas peralatan yang baru dibeli, dan

kegiatan pengembangan komponen atau peralatan yang perlu diganti, serta melakukan

penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan komponen atau peralatan, juga

berusaha mencegah terjadinya kerusakan.

c. Kegiatan Produksi

Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya yaitu dengan

memperbaiki seluruh mesin/peralatan produksi.

d. Kegiatan administrasi

Kegiatan administrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-

pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan kegiatan pemeliharaan,

penyusunan planning dan scheduling, yaitu rencana kapan kegiatan suatu mesin/peralatan

tersebut harus diperiksa, diservice dan diperbaiki.

e. Pemeliharaan bangunan

Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan yang tidak termasuk dalam

kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.

Page 66: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 66

3. Availability

Availability merupakan rasio operation time terdapat waktu loading timenya. Sehingga

dapat menghitung availability mesin dibutuhkan nilai dari :

a. Operation time

b. Loading time

c. Down time

Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Operation time

Availability = x 100%

Loading time

Loading time-down time

Availability = x 100%

Loading time

Loading time adalah waktu yang tersedia (availability) per hari atau per bulan dikurang

dengan waktu downtime mesin direncanakan (planned downtime).

Loading time = Total availability – Planned downtime

Planned downtime adalah jumlah waktu downtime mesin untuk pemeliharaan

(scheduled maintenance) atau kegiatan manajemen lainnya.

Operation time merupakan hasil pengurangan loading time dengan waktu downtime

mesin (non-operation time), dengan kata lain operation time adalah waktu operasi tersedia

(availability time) setelah waktu downtime mesin keluarkan dari total availability time yang

direncanakan. Downtime mesin adalah waktu proses yang seharusnya digunakan mesin akan

tetapi karena adanya gangguan pada mesin/peralatan (aquepment failures) mengakibatkan

tidak ada output yang dihasilkan. Downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat

kerusakan mesin/peralatan, penggantian cetakan (dies), pelaksanaan prosedur setup dan

adjesment dan lain-lainnya.

Page 67: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 67

4. Maintenance Turbin

Setiap mesin/peralatan di dalam suatu industry haruslah ada sistem maintenancenya.

Disini akan dibahas sedikit banyaknya maintenance Turbin yang terdapat di PT.Toba Pulp

Lestari, yaitu pada Turbin MHI dan Turbin SGP.

Pemeliharaan Turbin dilakukan dengan cara melihat kondisi Oli yang dipakai, dan

juga usia Oli. Semuanya terdapat pada bagian-bagian system oil yang diperiksa.

a. Turbin MHI

Berikut beberapa Sistem Oli (oil system) yang terdapat pada Turbin MHI.

Disini terdapat Control Oil dan Lube Oil

Control Oil (oli pengontrol)

Berfungsi hanya untuk membuka/menutup actuator (tuas pengontrol) pada governor.

Lube Oil (minyak pelumas).

Seperti pada mesin berputar lainnya demikian pada turbin membutuhkan pelumasan. Sistem

pelumasan pada turbin adalah sistem yang vital. Apabila terjadi gangguan pada sistem

pelumasan ini maka turbin akan rusak dan juga kalau ada kekurangan tekanan pada sistem

pelumasan pada turbin maka akan segera stop secara otomatis.

Page 68: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 68

5.4 BAGIAN – BAGIAN DARI OIL SYSTEM

1. OIL TANK

Tank ini berfungsi sebagai penampung minyak oli yang akan digunakan ke bearing

turbin dan ke tuas pengontrol dan kembali ke tangki oli.

Gambar 4.1 Oil tank

2. MAIN OIL PUMP

Fungsi pompa ini adalah memompakan oli yang di tangki ke sistem turbin yang

membutuhkan pelumasan seperti pada bearing dan roda-roda gigi penggerak dan pada tuas

penggerak.

Gambar 4.2 Main oil pump

Page 69: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 69

3. AUXILIARY OIL PUMP

Pompa ini berfungsi sama dengan pompa utama, apabila pompa utama mengalami

gangguan maka pompa cadangan ini akan berjalan secara otomatis.

Gambar 4.3 Auxiliary oil pump

4. DC OIL PUMP

Pompa ini pun mempunyai fungsi yang sama dengan pompa utama, perbedaannya

terletak pada motor penggeraknya dengan menggunakan listrik dc yang disupply dari

baterai. Hal ini untuk menjaga kalau sewaktu-waktu tidak tersedia listrik ac.

Gambar 4.4 DC oil pump

Page 70: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 70

5. OIL FILTER

Setiap oli yang disirkulasikan ada kemungkinan mengandung kotoran dan ikut

terbawa ke dalam sistem. Hal ini yang menyebabkan gangguan pada tuas pengontrol,

maka saringan inilah yang diharapkan dapat mengumpulkotoran-kotoran tersebut. Pada

oil system ini terdapat 2 set saringan, 1 set untuk oli pelumas dan 1 set untuk oli

pengontrol.

Gambar 4.5 Oil filter

6. OIL SEPERATOR

Fungsinya untuk membersihkan oli dari kotoran air, dimana kotoran yang halus

yang lewat dari saringan oli dan kandungan air yang yang ada di dalam oli yang mana

akan mengganggu jalannya turbin.

Gambar 4.6 Oil separator

Page 71: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 71

7. OIL MIST FAN

Kipas (fan) ini terletak di atas tangki oli, fungsinya adalah untuk mengeluarkan

udara yang ada di dalam tangki yang kemungkinan mengandung uap air.

Gambar 4.7 Oil mist fan

Sesuai dengan penjelasan di atas, ke-7 bagian dari sistem oli inilah yang

melindungi/merawat turbin.

Untuk perawatan maka dilaksanakanlah survei/pemeriksaan secara rutin pada bagian-

bagian oli sistem ini, yaitu yang dilaksanakan tiap bulan dan pergantian oli sistem dilakukan

setahun sekali. Pemeliharaan ini disebut juga maintenance preventive (pencegahan).

5.5 Turbin SGP

Berikut beberapa Sistem Oli (oil system) yang terdapat pada Turbin SGP.

Oil system ini mempunyai fungsi yang sama dengan MHI turbin yaitu terdiri dari

CONTROL OIL DAN LUBE OIL. Perbedaannya terletak pada sistem pengontrolnya yaitu

untuk control oil di supply dengan pompa yang terpisah dan ada tambahan jacking oil pump.

Bagian-bagian dari oli sistem pada SGP turbin generator adalah :

Page 72: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 72

1. OIL TANK

Tank ini berfungsi sebagai penampung minyak oli yang akan dialirkan ke bearing

turbin dan ke tuasa pengontrol dan kembali ke tangki oli.

Gambar 4.8 Oil tank

2. MAIN OLI PUMP

Berfungsi intuk memompa oli yang ditangki ke sistem turbin yang membutuhkan

pelumasan pada bearing dan roda gigi penggerak.

Gambar 4.9 Main oil pump

3. AUXILIARY OIL PUMP

Pompa ini mempunyai fungsi yang sama dengan pompa utama, apabila pompa utama

mengalami kerusakan/gangguan maka pompa cadangan ini akan jelas secara otomatis

Page 73: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 73

atau kalau turbin di stop maka pompa inilah yang menggantikan fungsi dari pompa

utama. Jadi proses start up dan shut down turbin pompa inilah yang digunakan.

Gambar 4.10 Auxiliary oil pump

4. JACKING OIL PUMP

Pompa oli dengan tekanan tinggi yaitu 100 bar. Pompa ini digunakan pada saat turbin

sudah di stop dan akan menjalankan turning device. Adapun tujuannya adalah untuk

mengangkat shaft turbin agar tidak terjadi pergesekan.

Gambar 4.11 Jacking oil pump

Page 74: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 74

5. DC OIL PUMP

Pompa ini mempunyai fungsi yang sama dengan pompa utama, perbedaannya terletak

pada motor penggeraknya dengan menggunakan listrik DC yang disupply dari baterai.

Hal ini untuk menjaga kalau sewaktu-waktu tidak sedia listrik AC.

Gambar 4.12 DC oil pump

6. OIL FILTER

Setiap yang disirkulasikan ada kemungkinan mengandung kotoran dan ikut terbawa

ke dalam sistem. Hal ini yang menyebabkan gangguan pada tuas pengontrol, maka

saringan inilah yang diharapkan dapat mengumpulkan kotoran-kotoran tersebut. Pada oil

system ini terdapat 2 set saringan, 1 set untuk oli pelumas dan 1 set untuk oli pengontrol.

Gambar 4.13 Oil filter

Page 75: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 75

7. OIL SEPARATOR

Yaitu untuk membersihkan oli dari kotoran dan air, dimana kotoran halus yang lewat

dari saringan oli dan kandungan air yang ada dalam oli akan menggangu jalannya turbin.

Gambar 4.14 Oil separator

8. OIL MIST FAN

Kipas (fan) di atas tangki oli, fungsinya adalah untuk mengeluarkan udara yang ada

dalam tangki yang mengandung uap air.

Gambar 4.15 Oil mistan

Perawatan turbin SGP ini sama halnya dengan perawatan turbin MHI, yaitu dilakukan

pemeriksaan secara tiap bulan dan pergantian oli system dilakukan setahun sekali.

Pemeliharaan ini disebut juga maintenance preventive (pencegahan).

Page 76: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 76

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

PT Toba Pulp Lestari,Tbk merupakan perusahaan yang besar yang memproduksi Pulp

dengan bahan baku yang dominan dari pohon euchalyptus memiliki Hutan Tanam Industri

yang cukup luas.

PT. Toba Pulp Lestasi, Tbk adalah industri yang berintegrasi di bidang pulp untuk

bahan baku kertas dan serat viscose rayon yang dapat digunakan untuk bahan baku tekstil,

dan juga untuk bahan baku lainnya seperti benang, filter rokok dan lain-lain. Pabrik ini

merupakan salah satu industri strategis penghasil devisa diantara 5.935 unit perusahaan

serupa yang terdapat di dunia dengan kapasitas produksi terpasang 210.459.000 ton pulp per

tahun. Dari jumlah tersebut di atas 5.258 unit terdapat di Asia, dan total produksi pulp di

dunia pada tahun 1997 dilaporkan sejumlah 178.204.00 ton pulp.

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk menggunakan hubungan campuran dalam

pengorganisasiannya, yaitu hubungan garis, hubungan fungsional dan staff,dimana garis

kepemimpinan mengalir langsung dari atasan ke pimpinan di bawahnya dan berakhir ke

pekerjanya. Kekuasaan dan wewenang tertinggi yang ada pada PT.Toba Pulp Lestari, Tbk

terletak pada Dewan komisaris. Dewan Komisaris mempunyai wewenang mengawasi

kepemimpinan direksi yang merupakan badan eksekutif dalam menjalankan tugas sehari-hari,

direksi yang terdiri dari presiden direktur dan dibantu oleh dua orang direktur.

PT.Toba Pulp Lestari, Tbk menerapkan sistem manajemen untuk melindungi setiap

karyawannya, yaitu kebijakan K3 dan SMK3. Ada banyak kemungkinan kecelakaan yang

bisa saja terjadi pada lokasi perusahaan yang harus dicegah dengan menerapkan beberapa

peraturan yang harus diikuti oleh semua pihak mulai dari staf, karyawan pabrik, sampai

kepada tamu perusahaan wajib mengikutinya.

PT. Toba Pulp Lestari Mempunyai dua turbin pada Power Plant yaitu SGP dan MHI.

Dimana berdasarkan data yang diperoleh. Turbin SGP mengkonsumsi steam lebih sedikit dari

turbin MHI, pada turbin SGP mengalami masalah dalam pembacaan alat ukur steam. Dan

juga efisiensi actual turbin lebih besar dari efisiensi ideal sehingga turbin tersebut sudah

Page 77: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 77

cukup baik, sedangkan pada MHI turbin terjadi loss energy pada turbin yang akhirnya

efisienensi MHI turbin jadi kecil.

Maintenance yang diaplikasikan di PT.Toba Pulp Lestari, Tbk adalah Break Down

Maintenance, Preventive Maintenance dan Predictive Maintenance sedangkan Proactive

Maintenance belum diaplikasikan.

Pada break down maintenance pemeliharaan yang mencakup keseluruhan perawatan.

Tindakan ini dilakukan apabila kegiatan pabrik berhenti total. Biasanya dilakukan setahun

sekali dan lamanya sepuluh hari.

Pada preventive maintenance melakukan survei/pemeriksaan secara rutin pada

bagian-bagian oli sistem, yaitu yang dilaksanakan tiap bulan dan pergantian oli sistem

dilakukan setahun sekali.

Pada predictive maintenance dilakukan yaitu :

1. Pemeliharaan rotor turbin

Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah :

- Kemungkinan adanya kerak yang menempel pada sudu akhir, ambil sampel

untuk di analisa

- Kemungkinan terjadinya keretakan

- Kemungkinan terjadinya gesekan

- Kerusakan akibat benda asing

- Korosi dan erosi

2. Pemeliharaan stator turbin.

Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya adalah :

- Periksa adanya kerak-kerak yanga menempel pada sudu tetap, bersihkan dengan

sand blast apabila diperlukan

- Bersihkan kerak dan kotoran lainnya dengan menggunakan sikat kuningan dan

sand blast bila perlu

- Laksanakan pemeriksaan pada permukaan flanges upper casing dan lower

casing menggunakan batu asah paling halus

Page 78: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 78

- Bersihkan ulir-ulir pada baut dan mur

- Periksa bekas bocoran uap melalui celah pada flanges antara upper casing

dengan lower casing

- Periksa akibat korosi dan erosi pada labirin dan sudu-sudu

- Periksa dan perbaiki kerusakan pada sudu tetap (seperti pada sudu putar)

- Keretakan-keretakan disetiap bagian stator, termasuk pada baut-baut, diperiksa

dengan cara NDT menggunakan dye penetrant atau ultrasonic test.

3. Pemeliharaan bantalan

Pemeriksaan yang perlu dilakukan diantaranya :

- Pengukuran clearance

- Bekas kontak/gesekan antara journal dengan bearing

- Goresan-goresan pada permukaan babbit (White Metal).

- Babbit yang terkelupas

- Keretakan (gunakan dye penetrant) cacat katodik.

4. Pemeliharaan labirin (Gland Seal)

5. Penyetelan Clearance rotor dan stator

6. Penyebarisan Poros

Availability (alat ukur maintenance mesin) yang ada di PT Toba Pulp Lestari,Tbk

harus 0.04% ( ISO 9000).

Page 79: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 79

6.2 Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan kepada perusahaan PT. Toba Pulp

Lestari, Tbk adalah :

6.2.1 Manajemen

1. Selama Kerja Praktek berlangsung, hendaknya para Mahasiswa selalu mengindahkan

segala peraturan dan sistem keamanan (termasuk APD) sewaktu berada di lingkungan

PT. Toba Pulp Lestari, Tbk.

2. Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan,sebaiknya PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

memberikan kesempatan bagi mahasiswa kerja praktik untuk ikut serta dalam salah

satu proses operasi untuk memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa.

6.2.2 Sistem Pembangkit Tenaga (Turbin)

1. Turbin SGP yang memiliki kemampuan menghasilkan daya yang besar tetapi hanya

mengkonsumsi sedikit steam ada baiknya efisiensi turbin ini lebih dimaksimumkan.

6.2.3 Maintenance

1. Hendaknya pada saat dilapangan para mahasiswa diberitahukan bagaimana prosedur

maintenance pada Turbin tidak hanya secara teori tetapi juga pada praktek di

lapangan.

2. Sebaiknya dilakukan pengecekan ulang pada alat ukur pada turbin MHI, agar hasil

pengukurannya tetap presisi.

Demikianlah saran ini kami buat, semoga saran ini dapat bermanfaat.

Page 80: 86180313-Benar-Laporan-Terakhir

Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik – Universitas Sumatera Utara 80

DAFTAR PUSTAKA

1. Casey JP. 1980. Pulp and Paper Chemistry and Chemical Teknology, Vol I,

Jhon Wiley and Son, Inc.: New York.

2. Syamsir A. 1993. Pesawat-pesawat konversi energy II (Turbin Uap), Erlangga:

Jakarta.

3. Shlyakhin, P. 1993. Turbin Uap. Teori dan Rancangan. Erlangga: Jakarta

4. Syamsi,Ibnu.1994.POKOK-POKOK ORGANISASI & MANAJEMEN.Rineka

Cipta:Jakarta

5. P. Robbins, Stephens, Alih bahasa Jusuf Udaya, Ec. 1994. Teori Organisasi-

Struktur, Design & Aplikasi. ARCAN: Jakarta.

6. Moran J.M, Shapiro N.H. 2003. Termodinamika Teknik Jilid II, Erlangga:

Jakarta

7. Dietzel, Fritz. 1993. TURBIN, POMPA DAN KOMPRESOR. Erlangga: Jakarta