852-1843-1-SM
-
Upload
nelsonsnlingga -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of 852-1843-1-SM
-
7/23/2019 852-1843-1-SM
1/6
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |463
Pengaruh Penambahan Abu Terbang (F ly Ash) Terhadap Kuat
Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang
Digunakan Untuk PerendamanYulizar Yusuf, Zamzibar Zuki dan Gifyul Refnita
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Andalas, Padang 25163
Abstrak. Penelitan tentang pengaruh penambahan abu terbang (fly ash) terhadap kuat tekanmortar semen tipe PCC serta analisis air laut yang digunakan untuk perendaman telahdilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan abu terbang (fly ash)terhadap mutu mortar semen tipe PCC dengan mengukur kuat tekan dan menganalisis airlaut yang digunakan untuk perendaman dengan menggunakan beberapa parameter.
Pengamatan dilakukan terhadap pH, TSS, TDS, kesadahan total, dan logam Kalsium padalarutan perendaman mortar. Penambahan fly ash dibuat dengan memvariasikanpersentasenya yaitu 0%, 2%, 4%, dan 6% dari berat total semen tipe PCCyang digunakan.Campuran mortar tersebut kemudian di rendam pada air laut dan akuades sebagaipembanding, yang masing-masingnya selama 3, 7 dan 28 hari. Dari hasil penelitian diperolehkuat tekan mortar semakin meningkat dengan semakin lamanya waktu perendaman, dan nilaikuat tekan mortar dengan persentase penambahan fly ash 2, 4, dan 6% pada umur 28 haridalam perendaman air laut berturut-turut 284, 276, dan 273 kg/cm
2 sedangkan dalam
akuades 323, 315, dan 298 kg/cm2. Nilai kuat tekan mortar dengan persentase penambahanfly ash 2% yang direndam dalam air laut masih memenuhi SNI 15-7064-2004 yaitu 280kg/cm
2, sedangkan persentase 4 dan 6% tidak memenuhi SNI. Penurunan kuat tekan tersebut
sebanding dengan kenaikan pH, kadar TSS, TDS, kesadahan total, dan kesadahan Kalsiumpada larutan perendaman mortar.
Kata kunci:PCC,fly ash, mortar, kuat tekan, TSS, TDS
PENDAHULUAN
Berbagai upaya telah dilakukan
penelitian guna memperoleh kemajuan
dalam teknologi campuran mortar semen
yakni penambahan bahan admixture yang
bertujuan mengurangi pemakaian semenagar lebih ekonomis, namun tidak
menghilangkan sifat dari karakteristik
mortar semen itu sendiri.
Keunggulan semen tipe PCC adalah
mudah pengerjaannya, suhu adukan rendah
sehingga hasilnya tidak mudah retak,
menghasilkan permukaan plesteran dan
beton yang halus, kedap air, tahan terhadap
serangan sulfat, mempunyai kuat tekan
yang tinggi, bangunan/konstruksi menjadi
tahan lama. Dari hasil penelitian diperolehperendaman dalam air laut menyebabkan
kuat tekan mortar semen tipe PCC
mengalami penurunan.
Mortar yang merupakan campuran
antara semen, pasir dan air dengan
perbandingan tertentu terbukti bisa
ditingkatkan kuat tekannya dengan
penambahanfly ash.[4] Fly ash merupakan
salah satu limbah PLTU hasil pembakaran
batubara. Fly ash mengandung SiO2 dan
CaO serta beberapa senyawa lainya.
Penggunaan fly ash pada penelitian ini
diharapkan akan mengurangi dampak yang
ditimbulkan dari limbahfly ash tersebut.[5]
Penelitian ini bertujuan untuk melihat
apakah material yang terkandung pada fly
ash dapat digunakan sebagai bahan
pengganti sebagian material semen tipePCC tanpa mempengaruhi mutu semen
-
7/23/2019 852-1843-1-SM
2/6
Yulizar Yusuf dkk: Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat
Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk
Perendaman
464|Semirata 2013 FMIPA Unila
tersebut. Dengan cara melihat pengaruh
variasi persentase penambahan fly ash
terhadap kuat tekan mortar semen tipePCC
dengan perendaman di dalam air laut. Sertamenvariasikan lama perendaman dalam air
laut yaitu selama 3, 7, dan 28 hari.
Perlakuan yang sama juga dilakukan
terhadap perendaman di dalam akuades
sebagai pembanding.
Selama perendaman diperkirakan akan
ada mineral yang berasal dari mortar yang
larut ke dalam larutan perendam yaitu air
laut. Untuk itu dilakukan pengujian
terhadap mineral yang diduga akan larut
dengan menggunakan metodakompleksometri, selain itu akan ditentukan
juga zat padat terlarut dan yang tersuspensi
beserta pH larutan perendam. Dengan
penelitian ini diharapkan limbah fly ash
dapat termanfaatkan sebagai bahan
pendukung untuk pengganti material semen
dan dapat meningkatkan kuat tekan dari
mortar semen tipe PCC yang direndam
dalam air laut.
METODA PENELITIAN
Alatcompresif strength, neraca analitik dan
teknis, alat cetakan mortar (kubus ukuran 5
cm3), cawan tempat perendaman mortar,
oven, alat pengaduk mortar (mikser), pH
meter, pompa vacum, hot plate dan
magnetik stirrer, desikator dan alat gelas
lainnya.
BahanSemen tipe PCC produksi PT Semen
Padang, abu terbang (fly ash) dari limbah
PT Bima Sepaja Abadi (BSA), air laut di
dekat pelabuhan Teluk Bayur, air yang
berasal dari jaringan air bersih PT Semen
Padang, agregat halus (pasir ottawa)
diimpor dari Kanada, larutan standar EDTA
0,02 M, buffer pH 10, larutan NaOH 1 N,
indikator mureksid, indikator EBT, larutan
AgNO3, dan akuades.
Cara Kerja
Pembuatan Semen UjiSemen uji dibuat dengan campuran
klinker, pozzolan, lime stone, gipsum dan
fly ash dengan perbandingan tertentu.
Komposisi pembuatan semen uji dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
Pembuatan Mortar
Mortar yang dibuat terdiri dari campuran
semen uji, pasir ottawa dan air.
Perbandingan komposisi masing-masing
material dengan jumlah benda uji enam
buah seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.1 Komposisi bahan semen Uji
Sampel Klinker (g) Pozzolan (g)Lime stone
(g)Gipsum (g) F ly ash (g)
Total
(g)
I 4050 250 500 200 0 5000
II 3950 250 500 200 100 5000
III 3850 250 500 200 200 5000
IV 3750 250 500 200 300 5000
Tabel 3.2 Komposisi Mortar
Material Komposisi
Semen uji 500 g
Pasir ottawa 1375 g
Air 242 mL
-
7/23/2019 852-1843-1-SM
3/6
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |465
Setelah semua material penyusun mortar
ditimbang, campuran diaduk dengan
menggunakan mesin pengaduk mekanik
selama kurang lebih lima menit. Adonanmortar yang telah homogen kemudian
dicetak dengan alat pencetak yang telah
disiapkan. Mortar bersama cetakannya
disimpan dalam lemari penyimpanan
selama 24 jam. Kemudian direndam dalam
air laut dan akuades selama 3, 7, dan 28
hari.
Pengukuran Kuat Tekan MortarPengukuran kuat tekan mortar dilakukan
pada saat perendaman mortar telah berumur3, 7, dan 28 hari dengan menggunakan alat
uji kuat tekan.
Pengukuran pHPengukuran pH larutan uji (larutan
perendaman mortar) dilakukan dengan
menggunakan alat pH meter.
Penentuan Total Suspended Solid (TSS)
Penentuan TSS dilakukan terhadap
larutan rendaman mortar (air laut dan
akuades) dengan menggunakan metoda
gravimetri.
Penentuan Total Dissolve Solid (TDS)Penentuan TDS dilakukan terhadap
larutan perendaman mortar (air laut dan
akuades) dengan menggunakan metoda
gravimetri.
Penentuan Kesadahan Total
Penentuan kesadahan total dilakukanterhadap larutan perendaman mortar (air
laut dan akuades) menggunakan metoda
kompleksometri dengan larutan standar
EDTA.
Penentuan Kesadahan Kalsium (Ca)
Penentuan kadar Kalsium (Ca)
dilakukan menggunakan metoda
kompleksometri
Kuat tekan mortar semakin naik dengan
bertambahnya umur mortar tersebut dantertinggi pada umur 28 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Kuat Tekan
Gambar 1:Hasil pengukuran kuat tekan (kg/cm2)
dengan komposisi penambahanfly ash(%). Kondisi
pengukuran: A (perendaman akuades), B(perendaman air laut), dengan umur perendaman 3
hari ( ), 7 hari ( ), dan 28 hari ( ).
Kekuatan tekan mortar semakin
menurun dengan ditingkatkannya
persentase penambahan bahan aditiffly ash.
Pada penelitian ini penambahan abu
terbang (fly ash) paling besar hanya 6% dan
itu telah menyebabkan kuat tekan mortar
menurun. Kemungkinan lain yang
menyebabkan turunnya kuat tekan mortardengan penambahan fly ash adalah karena
laju kenaikan kuat tekan dengan bahan ikat
fly ash dan semen bersifat lambat sebab
bersifat pozolan. Menurunnya kuat tekan
mortar dengan penambahan fly ash juga
disebabkan oleh pengaruh perendaman
dalam air laut, namun pengaruh ini tidak
terlalu besar karena mortar yang direndam
dalam akuades pun mengalami penurunan
kuat tekan.
Hasil kuat tekan mortar yang direndamdalam air laut selalu lebih rendah
dibandingkan dengan yang direndam dalam
akuades. Berbagai macam sulfat umumnya
dapat menyerang beton ataupun mortar.
Sulfat bereaksi dengan kalsium hidroksida
(Ca(OH)2) dan kalsium aluminat hidrat,
reaksi yang terjadi dapat menyebabkan
pengembangan volume sehingga akan
terjadi keretakan pada beton atau mortar.
Penurunan kuat tekan mortar yang
direndam dalam air laut disebabkan karena
adanya pengaruh dari ion klorida yang
0
100
200
300
400
0A 2A 4A 6A 0B 2B 4B 6BKuatTekan(kg/cm2)
Komposisi Penambahan Fly Ash (%)
-
7/23/2019 852-1843-1-SM
4/6
Yulizar Yusuf dkk: Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat
Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk
Perendaman
466|Semirata 2013 FMIPA Unila
terdapat dalam air laut. Ion klorida dapat
masuk kedalam mortar melalui pori-pori
mortar yang terbentuk akibat keluarnya
senyawa kalsium hidroksida yangmerupakan hasil reaksi hidrasi antara
semen dengan air dari dalam mortar.
Hal ini berarti penambahan fly ash
sebesar 2% sebagai bahan campuran semen
tipe PCC masih dibolehkan dan masih
layak untuk pengganti klinker pada semen.
Dan mortar semen PCC dengan
penambahan fly ash yang dibuat masih
layak dipakai untuk daerah di sekitar
pantai.
Pengukuran pH
pH larutan perendaman mortar yang
direndam dalam akuades dan air laut
mengalami peningkatan yang tampak jelas
dari hari ke-3, ke-7 dan ke-28 hari. Ini
menunjukkan larutan perendaman tersebut
semakin bersifat basa. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya Ca(OH)2 yang
dihasilkan dari reaksi panas hidrasi antara
air dan semen yang mengakibatkan naiknya
pH larutan perendaman atau kebasaannya
bertambah.
Gambar 2.Hasil pengukuran pH larutan perendam
dengan komposisi penambahanfly ash(%). Kondisi
pengukuran: A (perendaman akuades), B
(perendaman air laut), dengan umur perendaman 3
hari ( ), 7 hari ( ), dan 28 hari ( ).
Penentuan Total Suspended Solid(TSS)
Gambar 3.Hasil penentuan nilai TSS larutan
perendam dengan komposisi penambahan fly ash
(%). Kondisi penentuan: A (perendaman akuades),
B (perendaman air laut), dengan umur perendaman 3
hari ( ), 7 hari ( ), dan 28 hari ( ).
Dari Gambar 3, semakin besar
persentase komposisi fly ash yang
ditambahkan maka semakin meningkat nilai
TSS larutan perendan mortar. Begitu juga
dengan lama waktu perendamannya baik
dengan akuades dan air laut, nilai TSS-nya
semakin meningkat. Jadi dengan semakin
meningkatnya nilai TSS larutan perendamanmortar dalam air laut dan akuades
sebanding dengan semakin menurunnya
kuat tekan mortar.
Penentuan Total Di ssolve Solid(TDS)
Gambar 4.Hasil penentuan nilai TDSlarutan
perendam dengan komposisi penambahanfly ash
(%). Kondisi penentuan: A (perendaman akuades),
B (perendaman air laut), dengan umur perendaman 3
hari ( ), 7 hari ( ), dan 28 hari ( ).
0
5
10
15
0A 2A 4A 6A 0B 2B 4B 6B
pH
AirRendaman
Komposisi Penambahan Fl y Ash (%)
0
100
200
300
400
500
600
0A 2A 4A 6A 0B 2B 4B 6B
TSS
(ppm)
Komposisi PenambahanF ly Ash(%)
05000
10000
15000
20000
25000
0A 2A 4A 6A 0B 2B 4B 6B
T
DS(ppm)
Komposisi Penambahan Fly Ash (%)
-
7/23/2019 852-1843-1-SM
5/6
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013
Semirata 2013 FMIPA Unila |467
Nilai TDS dari larutan perendaman
semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya waktu perendaman mortar
dan semakin besarnya persentase komposisifly ash yang ditambahkan.
Penentuan Kesadahan TotalPada Gambar 5, menunjukkan bahwa
kadar kesadahan total (Ca & Mg) larutan
perendaman mengalami peningkatan
dengan semakin bertambahnya persentase
komposisi fly ash yang ditambahkan dan
dengan semakin lamanya waktu
perendaman.
Kadar kesadahan total (Ca & Mg)larutan perendaman dalam air laut jauh
lebih besar dibandingkan dengan
perendaman dalam akuades. Hal ini
disebabkan karena air laut mengandung
logam-logam dan matriks yang berbeda
dengan akuades, dan air laut sendiri
mengandung kesadahan total yang tinggi.
Penentuan Kesadahan Kalsium (Ca)
Gambar 6, menunjukkan bahwa kadar
logam kalsium yang terdapat pada larutan
perendaman semakin bertambah dengan
pertambahan waktu perendaman dan
pertambahan persentase komposisi
penambahanfly ash.
Kadar logam kalsium yang terdapat pada
Gambar 5.Hasil penentuan kadar kesadahan total
larutan perendam dengan komposisi penambahanfly
ash(%). Kondisi penentuan: A (perendaman
akuades), B (perendaman air laut), dengan umur
perendaman 3 hari ( ), 7 hari ( ), dan 28 hari ( ).
Gambar 4.6:Hasil penentuan kesadahan Kalsium
(Ca) larutan perendam dengan komposisi
penambahan fly ash (%). Kondisi penentuan: A
(perendaman akuades), B (perendaman air laut),
dengan umur perendaman 3 hari ( ), 7 hari ( ), dan
28 hari ( ).
1 larutan perendaman dalam air laut jauh
lebih besar dibandingkan pada akuades.
Karena semakin banyaknya padatan terlarut
yang lepas dari mortar ke lingkungan.
KESIMPULAN
Kuat tekan semen tipe PCC dengan
penambahan fly ash semakin turun dengan
semakin meningkatnya persentase
penambahan fly ash. Nilai kuat tekan
mortar dengan persentase penambahan fly
ash 2, 4, dan 6% pada umur 28 hari dalam
perendaman air laut berturut-turut 284, 276,
dan 273 kg/cm2 sedangkan dalam akuades
323, 315, dan 298 kg/cm2. Nilai kuat tekan
mortar dengan persentase penambahan fly
ash 2% yang direndam dalam air laut masih
memenuhi SNI 15-7064-2004 yaitu 280kg/cm2, sedangkan persentase 4 dan 6%
tidak memenuhi SNI. Hasil pengukuran pH
pada larutan perendaman air laut dengan
persentase penambahan fly ash 2, 4, dan
6% pada umur 28 hari berturut-turut 10.21,
10.26, dan 10.45 sedangkan dalam akuades
11.43, 11.44, dan 11.64. Hasil pengujian
TDS pada larutan perendaman perendaman
akuades 218, 310, dan 522ppm,begitu juga
dengan pengujian kesadahan total dan
logam Kalsium.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
0A 2A 4A 6A 0B 2B 4B 6BKesadahanT
otal(ppm)
Komposisi Penambahan Fly Ash (%)
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
0A 2A 4A 6A 0B 2B 4B 6B
KadarLogam
Ca(ppm)
Komposisi Penambahan Fly Ash (%)
-
7/23/2019 852-1843-1-SM
6/6
Yulizar Yusuf dkk: Pengaruh Penambahan Abu Terbang (Fly Ash) Terhadap Kuat
Tekan Mortar Semen Tipe PCC Serta Analisis Air Laut Yang Digunakan Untuk
Perendaman
468|Semirata 2013 FMIPA Unila
DAFTAR PUSTAKA
Diktat SNI PT Semen Padang, SNI 15-
2049-2004 Semen Portland, BadanStandarisasi Nasional, 2004.
E. Partana, A. Purijatmiko, Mahfud P.
Prihatini, Studi Pengaruh Penambahan
Slag dan Fly Ash Sebagai Bahan Aditif
di Finish Mill Pabrik Semen Komposi,
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember: Surabaya.
Hadi, Pengaruh Ukuran Butir dan
Komposisi Abu Terbang PLTU sebagaiPengisi dan Pozolan,Surabaya, 2000.
J. B. Hariawan, Pengaruh Perbedaan
Karakteristik Type Semen Ordinary
Portland Cement (OPC) Dan Portland
Composite Cement (PCC) Terhadap
Kuat Tekan Mortar.
K. Tjokrodimulyo, Teknologi Beton,
NAFIRI: Yogyakarta, 1996.
K.Gideon, Pedoman Pengerjaan Beton
Berdasar SK-SNI T-15-1991-03,
Erlangga: Jakarta, Hal 38-41, 1993.
L. Suharlinah, Pengaruh Penambahan Fly
Ash dan Mikrosilika Terhadap
Korosefitas Beton Jembata, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Jalan dan
Beton: Bandung, 2009.
R. Y. Kasih, Skripsi Pengaruh
Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap
Kuat Tekan Mortar Semen PCC dengan
Perendaman dalam Larutan Asam Sulfat
dan Analisis Larutan Rendaman,
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,
Universitas Andalas: Padang, 2012.
Team Pelayanan Teknis PT Semen Padang,
Teknologi Semen, PT Semen Padang:
Padang, 1998.