84896682-Hidrocefalus-Ppt
-
Upload
albert-santoso -
Category
Documents
-
view
36 -
download
1
Transcript of 84896682-Hidrocefalus-Ppt
Disusun oleh :Ridhona FS Hutabarat110.2006.223
Pembimbing:dr. Anton Sirait, Sp.BS
BAGIAN ILMU BEDAHKEPANITERAAN KLINIK RSUD SERANG
DEFINISIHIDROSEFALUS
• Hidrosefalus dalam Kamus Kedokteran Dorland :
“Keadaan yang ditandai dengan dilatasi ventrikel serebral, paling sering akibat obstruksi jalur cairan serebrospinal, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinal di dalam kranium.”
• Hidrosefalus adalah gangguan hidrodinamik cairan likuor sehingga menimbulkan peningkatan volume intraventrikel (ventrikulomegali) dan subarachnoid.
LIQUOR SEREBROSPINAL• Dalam Kamus Kedokteran Dorland :“cairan yang terdapat di dalam ventrikel otak, ruang subarakhnoid, dan kanalis sentralis sumsum tulang belakang, dibentuk oleh pleksus khoroideus, ini beredar melalui ventrikel ke rongga subarakhnoid dan diserap ke dalam sistem vena.”
• Cairan yang jernih tak berwarna, yang merupakan hasil ultrafiltrasi dari darah
• Likuor serebrospinal di bentuk di pleksus khoroideus.
• Pembentukannya berlangsung secara kontinyu di ventrikel lateralis, ventrikel III dan ventriel IV melalui mekanisme kombinasi difuse dan filtrasi.
• Volumenya sekitar 150 cc/jam, setiap menitnya di produksi sebanyak kurang lebih 0,3 cc. Setiap harinya diproduksi 500 cc/24 jam.
• Likuor serebrospinal mengandung komponen : • protein (10-40 mg%), • glukosa (45-80%)• sel yang kebanyakan terdiri dari sel
mononukleus.
• Pemeriksaan Likuor serebrospinal:• Halo Test• Uji Glukosa
LIQUOR SEREBROSPINAL
SIRKULASI LIQUOR SEREBROSPINAL
• Hidrosefalus interna → adanya dilatasi ventrikel
• Hidrosefalus eksternal → pelebaran rongga subarakhnoid di atas permukaan korteks
• Hidroefalus komunikans → ada hubunganantara system ventrikel dengan rongga subarachnoid otak dan spinal.
• Hidrosefalus non komunikans → bila ada blok di dalam sistem ventrikel atau salurannya ke rongga subarachnoid.
• Hidrosefalus ex-vacuo adalah sebutan bagi kasus ventrikulomegali yang diakibatkan oleh atrofi otak primer yang biasanya terdapat pada orang tua.
JENIS – JENIS HIDROCEPHALUS
Hidrosefalus non komunikans
Hidrosefalus komunikans
Lesi congenital- Stenosis akuaduktus-Atresia for. Luska dan magendi-kista dandy walkerLesi massa- Kista intracranial jinak- Malformasi vaskuler- TumorLesi acguired- Glikosis akuaduktus- Inflamasi dan skar ventrikuler- Trauma - PerdarahanLesi massaTumorMassa non noeplastia
Lesi congenital- Malformasi Arnold chiari- Ensefalokel- Inflamasi leptomeningeal- Lisensefalus-Tidak adanya granulasi araknoidLesi acquired- Inflamasi leptomeningea;Lesi massa- Tumor- Massa non-neoplasma- Papiloma pleksus khoroid
PATOFISIOLOGI
Tiga mekanisme yaitu :
1. Produksi likuor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Prenatal
• Stenosis akuoduktus silvius akibat malformasi.
• Malforfasi Dandy Walker
• Malformasi Arnold Chiari
• Lesi massa• Perdarahan • Meningitis• Gangguan aliran
vena
ETIOLOGI
Post natal
Gejala dan Tanda¤ Umur 0-2 tahun : makrokrania disertai
gejala hipertensi intracranial :
Fontanel anterior yang sangat tegang
Sutura cranium tampak atau teraba melebar Venektasi Cracked pot sign Sunset phenomenon
¤ Umur >2 tahun : Nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran Gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler
(bradikardi, aritmia respirasi) Spastisitas ekstremitas inferior dan berlanjut
sebagai gangguan berjalan Gangguan endokrin
ASPEK KLINIS DAN DIAGNOSA
• Gejala klinis
• Pemeriksaan fisik• Lingkar kepala
• Pemeriksaan penunjang• USG• CT Scan• MRI
DIAGNOSA
Penanganan Sementara
Terapi konservatif medikamentosa:- mengurangi sekresi cairan dari pleksus
khoroid (asetazolamid 100mg/kgBB/hari)- meningkatkan resorpsinya (isorbid)
Drainase likuor eksternal
Penanganan Selain Shunting Terapi etiologic
- reseksi radikal lesi massa yang mengganggu
aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi
Penetrasi membrans. Penetrasi dasar ventrikel III → - memulihkan sirkulasi secara pseuso fisiologis
aliran likuor- menciptakan tekanan hidrostatik yang uniform
pada seluruh system susunan saraf pusat sehingga mencegah terjadinya perbedaan tekanan pada struktur-struktur garis tengah yang rentan
Operasi Pemasangan ‘Pintas’ (Shunting)Ada 2 macam: Eksternal
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara
Internal a. CSS dialirkan dari ventrikel ke
dalam anggota tubuh lain.Misalnya :ventrikulo-atrial, ventrikulo-bronkhial, ventrikulo-mediastinal,ventrikulo-peritoneal
b. “Lumbo Peritoneal Shunt”CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
TEKNIK SHUNTING
Kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau kornu frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe
Reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan analisis
Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atrium kanan jantung melalui v. jugularis interna.
Ventriculo-Peritneal Shunta. Slang ditanam dalam lapisan
subkutanb. Ujung distal kateter ditempatkan
dalam ruang peritoneum.
Komplikasi “Shunting”
Infeksi
Kegagalan mekanisme: oklusi aliran di dalam shunt, diskoneksi atau putusnya shunt, migrasi dari tempat semula, tempat pemasangan yang tidak tepat
Kegagalan fungsional : drainase kurang lancar, drainase yang berlebihan
Hidrancephaly
Efusi subdural kronik
Pelebaran ventrikel akibat atrofi serebral
DIFERENSIAL DIAGNOSA
adalah kasus dilatasi ventrikel namun tekanan likuor serebrospinalisnya normal
sebagian besar hidrosefalus normotensif tidak diketahui sebabnya (disebut Hidrosefalus Normotensif Idiopatik).
bukan merupakan suatu masalah bila dijumpai pada kasus-kasus pasca perdarahan subarachnoid
bila tanpa diketahui factor penyebab pendahulunya, sulit dibedakan dengan penyakit Alzheimer atau keadaan lain dimana ada pembesaran ventrikel namun tekanannya normal
Kriteria diagnostik klinis
Gangguan berjalan Demensia (melambatnya daya pikir dan bereaksi) Inkontinensia urin.
Kontroversi : tindakan operasi pintas (shunting) serta prognosisnya
Data kepustakaan melaporkan 60-74% kasus hidrosefalus normotensif idiopatik menunjukkan perbaikan setelah dilakukan tindakan operasi (50% perbaikan yang bermakna)
Terima kasih