8. Pemahaman Interkoneksi -...
Transcript of 8. Pemahaman Interkoneksi -...
Pemahaman Interkoneksi
Agus Priyanto
DefinisiDefinisiInterkoneksi antar jaringan adalah keterhubungan langsung antara dua jaringanInterkoneksi antar jaringan adalah keterhubungan langsung antara dua jaringanyang dikelola oleh penyelenggara yang berbeda.yang dikelola oleh penyelenggara yang berbeda.
Hal – hal yang menyangkut dengan interkoneksi jaringan :y g y g g j g
• Pada awal kompetisi, peran regulator sangat kritis untuk interkoneksi;• New entrance sangat membutuhkan interkoneksi untuk dapat
k b i b l di iliki l h i b mengakses sebagian besar pelanggan, yang dimiliki oleh incumbent. Dilain pihak incumbent tidak butuh interkoneksi , dan sekaligus tidakingin disaingi.
l b k k b h l d l k • Pengalaman membuktikan bahwa peran Regulator tetap diperlukan, terutama terkait dengan layanan interkoneksi terminasi.
• Keberhasilan kompetisi dan liberalisasi, tergantung kepada adanyaperaturan/pengaturan dari Regulator yang memadai termasukpenegakan hukum.
DefinisiDefinisiInterkoneksi sebelum 2006 masih menggunakan formula b i h ilbagi hasil
Semenjak tahun 2006 diberlakukan berdasarkan biaya(berbayar berdasarkan trafik yang dikirim)( y y g )
Interkoneksi pada dasarnya bukan bisnis penyelenggara
Interkoneksi merupakan kewajiban yang harusdipenuhi oleh penyelenggara untuk menjaminketerhubungan antar 1 pelanggan dengan pelangganlainnya.lainnya.
Peran RegulatorPeran Regulator
Regulator menentukan hal-hal berikut : • Prinsip-prinsip untuk mencapai persyaratan yang adil &
wajar untuk menggunakan/meng-akses bottleneck.• Infrastruktur apa saja yang masuk kategori bottleneck
• Prinsip-prinsip untuk mencapai persyaratan yang adil & wajar untuk menggunakan/meng-akses bottleneck.
• Infrastruktur apa saja yang masuk kategori bottleneckInfrastruktur apa saja yang masuk kategori bottleneck.• Menjadi mediator bila diperlukan.• Menentukan jadwal negosiasi.
Infrastruktur apa saja yang masuk kategori bottleneck.• Menjadi mediator bila diperlukan.• Menentukan jadwal negosiasi.j g• Punya kewenangan untuk menentukan siapa Dominan
Operator
j g• Punya kewenangan untuk menentukan siapa Dominan
Operator
Dasar Hukum InterkoneksiDasar Hukum Interkoneksi• Pasal 10 : Larangan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat
antara PenyelenggaraTelekomunikasi mengacu pada UU no 5 tahuny gg g p1999
• Pasal 25 : Setiap Penyelenggara jaringan wajib memberi interkoneksidan berhak mendapatkan interkoneksi dari penyelenggaralainnya, berdasarkan :Efisiensi, KeserasianTeknis, Peningkatan Mutupelayanan, Persaingan sehat
UU 36 / 1999
• Pasal 20 : Wajib menjamin tersedianya interkoneksi; Dilaksanakanpada titik Interkoneksi ( POI ).
• Pasal 21 : Dilarang melakukan diskriminasi.PP 52 / 2000 • Pasal 22 : Berdasarkan kesepakatan dan dituangkan dalam perjanjiantertulis ; Apabila tidak terjadi kesepakatan, para pihak dapat memintapenyelesaian Menteri atau mencari upaya hukum.
PP 52 / 2000
• Peraturan menteriTentang InterkoneksiPM 8 /2006 g
Layanan InterkoneksiLayanan Interkoneksi
Terdapat 3 Layanan dari interkoneksi• Originasi : Pembangkitan panggilan interkoneksiOriginasi : Pembangkitan panggilan interkoneksi
dari jaringan penyelenggara asal• Terminating : Pengakhiran panggilan interkoneksig g p gg
di penyelenggara tujuan• Transit : Penyaluran panggilan interkoneksi dari
l l k d lpenyelenggara asal kepada penyelenggara tujuanmelalui penyelenggara jaringan lainnya
Dasar InterkoneksiDasar InterkoneksiPencari AksesPenyelenggara jaringan / jasa telekomunikasi yang meminta layanan interkoneksi danPenyelenggara jaringan / jasa telekomunikasi yang meminta layanan interkoneksi danakses terhadap fasilitas penting untuk interkoneksi kepada penyelenggara lainnya
Penyedia AksesPenyelenggara jaringan / jasa telekomunikasi yang memiliki layanan interkoneksi danakses terhadap fasilitas penting interkoneksi yang diminta oleh penyelenggaratelekomunikasi lainnya
Titik Interkoneksi (Point Of Interconnection)Titik atau lokasi dimana terjadi interkoneksi secara fisik, dan merupakan batas bagianyang menjadi milik penyelenggara jaringan yang satu dari bagian yang menjadi miliky g j p y gg j g y g g y g jpenyelenggara jaringan dan atau penyelenggara jasa yang lain, yang merupakan titikbatas wewenang dan tanggung jawab mengenai penyediaan, pengelolaan, danpemeliharaan jaringan.
Dasar InterkoneksiDasar InterkoneksiTitik Pembebanan (Point Of Charge)Titik referensi yang merupakan lokasi geografis untuk menetepakan besaran biayainterkoneksi dan tanggung jawab terhadap panggilan interkoneksi
Sentral Gerbang (Gateway) InterkoneksiSentral Gerbang (Gateway) InterkoneksiPerangkat dalam suatu jaringan yang merupakan gerbang ke jaringan lain, dan langsungberhubungan dengan sentral gerbang jaringan melalui titik interkoneksi.
Link InterkoneksiSistem transmisi yang dipergunakan untuk keperluan interkoneksi
RouteJalur dalam jaringan yang diikuti atau harus diikuti untuk menyalurkan pesan atau untukmembangun hubungan antara titk asal dan titik tujuan.
Konfigurasi Dasar Interkoneksi( l l )(seluler)
TERMINASIORIGINASI
BTSPOI
B#
BTS
ON NET
A#
Si A (A#) menelpon Si B (B#)
POC 2
BTS
POI
FF ETERMINATION CHARGE/
POC 1
B#OFF NETINTERCONNECTION CHARGE
POC 3
K fig i D I t k k i (fi d)Konfigurasi Dasar Interkoneksi (fixed)
Skema Interkoneksi (originasi dant i i)terminasi)
Skema Interkoneksi (Transit)Skema Interkoneksi (Transit)
Bisnis InterkoneksiBisnis InterkoneksiTrafik interkoneksi masih menjadi bisnis yang memberikan porsi pendapatan yang besarterutama bagi penyelenggara net-receiver (mendapatkan terminasi lebih besar daripadaterutama bagi penyelenggara net receiver (mendapatkan terminasi lebih besar daripadaoriginasi).
Perkembangan Trafik Voice di Indonesia
180 00
Trafik Total140.00
160.00
180.00
)
Trafik Total
Trafik Interkoneksi
80.00
100.00
120.00
fik (M
ilyar
Men
it)
Trafik Interkoneksi
20.00
40.00
60.00Traf
-2005 2006 2007 2008
Pengaturan POI dan POC eksistingPengaturan POI dan POC eksistingKetentuan tentang penetapan titik pembebanan atau zonapembebanan serta jumlah titik interkoneksi sesuai yang terdapatpembebanan serta jumlah titik interkoneksi sesuai yang terdapatdalam FTP (Fundamental Technical Plan) nasional yang berlakuadalah sebagai berikut :
b b d l k l d kZona Pembebanan (POC) dari Jaringan tetap lokal ditetapkansesuai dengan penetapan area lokal danal penomoran jaringan tetaplokal, yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan geografisZona Pembebanan (POC) dari Jaringan bergerak selulerdidefinisikan dan ditetapkan sendiri oleh penyelenggara jaringanbergerak selulargLokasi titik interkoneksi ditetapkan sepanjang teknismemungkinkan untuk melakukan fungsi dari titik interkoneksi.
Arah Regulasi InterkoneksiArah Regulasi Interkoneksi
Regulasi Eksisting Arah Regulasi Kedepanegu as s s g• POI dan POC Fixed diatur sesuai
FTP Nasional sedangkan mobile tidak
• Jumlah POI ≠ jumlah POC
• Perlu pengaturan POI dan POC yg regulated• AdanyaKeseimbangan Jumlah POI dan POC• Arah perkembanganTeknologi Ke depan
(NGN) yang tidak memerlukan banyakPOIj• Penetapan zone pembebanan
diatur oleh masing-masing operator sesuai strategi bisnisnya masing-masing
• AdanyaFair bisnis interkoneksi dan tidakmerugikan salah satu pihak
• Efisiensi penyelenggaraan industri• Memberikanbenefit pada semua pihak
• Sering Terjadi dispute di lapangan • Cross Subsidi dapat dihilangkan
Regulasi Masa Transisi• Penyesuaian jumlah POI dan POC terutama pada area
layanan yang sering menimbulkan dispute• Penetapan POI dan POC yang akan diatur secara bertahap• Penetapanmodel untukpengaturan POI dan POC denganPenetapan model untuk pengaturan POI dan POC dengan
melibatkan masukan dari Stakeholder• Revisi regulasi yang ada yang sudah tidak sesuai lagi
Trend interkoneksi di masa depanTrend interkoneksi di masa depan
Dengan adanya perubahan jaringan dari yang semula berbasisTDM menjadi jaringan berbasis IP Dengan adanya perubahan jaringan dari yang semula berbasisTDM menjadi jaringan berbasis IP yang lebih convergence, maka secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya perubahanstruktur telekomunikasi dari penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi dari yang dulunya bersifat vertikal menuju ke horizontal integrasi
Interkoneksi pada NGNInterkoneksi pada NGN
Gambaran Umum NGNGambaran Umum NGNJaringan paket data (packet-based network) ang mem ngkinkan men ediakan la ananyang memungkinkan menyediakan layanan
termasuk layanan telekomunikasi dan dapatmenggunakan broadband, teknologi transport yang didukung Quality of Sevice (QoS enabled) yang mana layanannya (service) independendari teknologi layer transport-nya.da e o og aye a spo ya
NGN ini memungkinkan pengguna (user) dapatmengakses penyedia layanan yang berbeda-beda, serta mendukung mobilitas standar yang konsisten dari layanan ke pengguna.y p gg
Gambaran Umum NGNGambaran Umum NGN
NGN melibatkan perubahan pada arsitektur utama, yakni: pada core network, NGN menyiratkan konsolidasi dari beberapa jaringan transport yang dibangun untuk berbagailayanan ke dalam satu jaringan transport berbasis IP. Pada jaringan akses, terjadi migrasidari circuit switch (voice) menjadi infrastruktur berbasis packet switch (VoIP). Denganbersatunya beberapa platform ke dalam platform berbasis IP membuat struktur NGN bersatunya beberapa platform ke dalam platform berbasis IP, membuat struktur NGN menjadi flat.
Gambaran Interkoneksi NGNGambaran Interkoneksi NGN• Tergantung kesiapan
I f t kt POIInfrastruktur POI• Masih dibedakan
interkoneksi pada POI berbasis IP
• TDM & NGN • TDM & TDM• NGN & NGN
Masa Transisi
dengan TDM
InterkoneksiInterkoneksiNGN
• NGN & NGN Fully NGN
• POI sudah didesain full network NGN
• Interkoneksi sudah berbasis IPberbasis IP
I t k k i NGN d t i iInterkoneksi NGN pada masa transisi
Media TDM
IP Based I t t
Gateway
Border Gateway
Link
IP Link
Operator-1
Interconnect Exchange
y
Media Gateway
TDM Link
IP Li k
Operator-2
Border Gateway
IP Link
Pola Interkoneksi Titik InterkoneksiPola Interkoneksi Titik Interkoneksi
Interkoneksi dengan penyelenggara jaringanberbasis TDM (sirkit switch based)
Media Gateway (MGW)
Interkoneksi dengan penyelenggara jaringan berbasis NGN (IP based)
Border gateway atauSession Border Controller
I t k k i NGN d t i iInterkoneksi NGN pada masa transisi
J i I t k k i d l NGNJenis Interkoneksi pada layanan NGN
Contoh implementasi IP network Contoh implementasi IP network architecture
A typical IP network architectureA typical IP network architecture
Nodes
CoreRouter
Core Router
Core ringNodes deployed in redundant pairs
Edge Router
Edge Router
Edge rings
Three-tier ring
Aggregation rings
Aggregation Router
Aggregation Router
ring topology
MSANMSANMSAN
Router Router
MSAN rings
19 MSANsMSANMSAN
Network Architecture
Hi hi l N kHierarchical Network
3 tier infrastructure of Networks
Access Network (all customers
MetroENetwork
Access
PSTN (Voice) IPTV
connect here)
Metro E Network (IP & regional
based transport)
IP MPLS Network (service creation &
IP/MPLSNetwork
Internet
PSTN (Voice)
Mobile (Voice)
IPTVthe backbone)
Data
( )Benefit:
Facilitate the behavior differences
Easier to deploy, easier to manage
Isolate the problem
Manageable operational resources
Cost effective (centralized vs
distributed service creation)
- Redundancy (links, PE-Service, IP Backbone)
- Coverage purpose (ring topology at Metro-E)
26Hierarchical IP Network Implementation
Main PoP National TopologyTopologi IP PoP Nasional dibangun oleh 3 kota aggregasi utama dengan
6 M i P P 31 P i P P d 6 S d P P
p g g gg g g
mengedepankan Non-Stop Services Availability & Reliability di IP Backbone
6 Main PoP, 31 Primary PoP, dan 6 Secondary PoP
Connectivity antar PoP:
• Dibangun dengan topologi ring (fisik dan logic)g g g g g
• Setiap path memiliki proteksi DWDM untuk
efisiensi routing logik di sisi IP
27
Metro Ethernet Regional ArchitectureRegional MetroE dibangun dengan 3 layer Hirarki dan memanfaatkan
1. Implementasi model hirarki dan aggregasi pada Network
Metro-E
g g g y
OTN/WDM untuk reliability, efisiensi biaya, dan kemudahan operasi
Metro E
2. Terdapat tiga layer hirarki / 3 Tier:
• Tier 1 merupakan aggregasiTier 2.
• Tier 2 merupakan aggregasiTier 3.
• SekumpulanTier 3 yang membentuk ring menujuTier 2 SekumpulanTier 3 yang membentuk ring menujuTier 2
yang sama disebut Cluster.
• Komunikasi antar Cluster dilakukan dengan aggregasi
melaluiTier 1, tidak terdapat direct communication antar
Cluster.C uste .
3. Tier 1:
• Perangkat Metro Tier 1 terletak pada titik IP PoP
• Sebagai S-PE layanan Metro-E antar region
• Tidak ada direct terminasi akses (OLT/MSAN/DSLAM)Tidak ada direct terminasi akses (OLT/MSAN/DSLAM)
4. Transport dan proteksi antarTier menggunakan
WDM/OTN
5. Untuk lokasi Akses remote/terpencil dibawa menggunakan transport ke Node Metro-E terdekat
28
6. Tidak terdapat direct terminasi node pelanggan / Node-B ke perangkat Metro tetapi melalui terminasi node akses
(OLT/MSAN/DSLAM)
Hirarki Integrasi Network Element
CONTOH SESSION CALL FLOW CALL SESSION TELKOM
S i C ll S i C ll MSAN IMS PG to OLO PG
MSAN SS PG to MSAN IMS PG
HSS
ASDNS IMSScenario Call :Scenario Call :
MSAN IMS MD to OLO PGCORE
AGCFMGCF
COREKOTA B
KOTA A
DIAMETER
SIP
Protocol :Protocol :
MGCF
AGCFAGCF
MSANMSAN
SIP
H.248
DIAMETER ALTERNATIFSIP ALTERNATIF
H 248 STANDBY
SS
MSAN MSANSS
TGWTGW
H.248 STANDBY
SIP MSAN
SIGNALLING CCS #7
TGW
LELE OLOTD/Combine
RSURSU
RSURSU
OLO
LE
RSURSU
LERSU
RSU
TDMTDM
Thank youy