8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

21
DESAIN PENELITIAN .

description

dr

Transcript of 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Page 1: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

DESAIN PENELITIAN

.

Page 2: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

DESAIN PENELITIAN

1. Observasional- Laporan Kasus- Seri Kasus- Studi Cross sectional / termasuk survei- Studi kasus-kontrol- Studi Kohort

2. Intervensional

Page 3: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Studi Cross Sectional

• Desain Penelitian Potong Lintang (Cross Sectional).• Mahasiswa dapat menjelaskan desain

penelitian potong lintang yang bersifat deskriptif.

• Mahasiswa dapat menjelaskan desain penelitian potong lintang yang bersifat analitik.

Page 4: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Studi Cross Sectional

• = penelitian transversal = penelitian potong lintang

• Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) diobservasi hanya sekali pada saat yang sama

Page 5: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Studi Cross Sectional

• Penelitian potong lintang, bersifat … (1) : - Deskriptif : hanya memaparkan besarnya

suatu masalah kesehatan atau penyakit pada populasi tertentu tanpa menghubungkannya dengan satu atau lebih faktor resiko.

Misalnya : - Prevalensi hiperurisemia pada anak SMA di

Manado- Persentase penggunaan air minum yang dimasak

pada suatu komunitas, dll.

Page 6: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Studi Cross Sectional

Penelitian potong lintang, bersifat … (2) :

- Analitik : mencari hubungan dengan paparan atau faktor resiko dengan efek paparan / masalah kesehatan, misalnya :- Beda prevalens hiperurisemia antara siswa

perempuan dan laki-laki- Beda kadar kolesterol antara siswa SMA Kota

dan Desa

Page 7: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Penelitian Potong Lintang (Cross Sectional Study) … Analitik

Variabel Bebas Variabel Tergantung

Pengukuran / observasi / pengamatan pada satu subyek penelitian hanya dilakukan sekali saja, walaupun penelitian tersebut berlangsung pada periode tertentu (beberapa jam, hari, bulan atau tahun).

Paparan / Faktor Resiko (exposures)

Efek Paparan / Penyakit /Masalah Kesehatan (Outcomes)

Page 8: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

.

Penelitian Potong Lintang

Mis. pengukuran / observasi thdp hubungan ASI eksklusif dan status gizi

bayi pada masing2 subjek penelitian selama periode penelitian

Selama penelitian masing-masing subjek hanya dilakukan pengambilan data / pengukuran satu kali saja, walaupun periode penelitian selama 1 bulan, 1

tahun, 2 tahun atau lebih

Page 9: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

.

Penelitian Potong Lintang hanya dapat mengukur prevalens = Studi prevalens

Page 10: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Langkah-langkah pada Studi Cross-sectional

1. Merumuskan pertanyaan penelitian beserta hipotesis yg sesuai

2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung

3. Menetapkan subyek penelitian4. Melaksanakan pengukuran5. Melakukan analisis

Page 11: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Contoh-contoh penelitian Cross-sectional study

Pertanyaan 1. Apakah tdpt hub. Antara anemia besi ibu hamil dengan BB bayi lahir (BBL) (Notoatmodjo, 2002)

•Identifikasi Variabel 1) Variabel independen (resiko): Anemia besi

2) Variabel dependen (efek): Berat badan bayi lahir

Page 12: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Contoh-contoh penelitian Cross-sectional study

• Subyek Penelitian: ibu-ibu yang baru melahirkan

- Tempat : (RSU, RSB, RB) - Waktu : 1 bulan, triwulan, semester, tahun) - Cara pengambilan sampel (random

atau non random.

Page 13: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Contoh-contoh penelitian Cross-sectional study

• Pengukuran- Mengukur variabel independen (Hb darah ibu) dan dependen (BB bayi)

dalam waktu yang sama.

• Analisis- membandingkan antara BB bayi lahir dengan Hb darah ibu. (Diperoleh bukti

ada atau tidak adanya hubungan antara anemia besi dengan BB bayi lahir.

Page 14: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

SKEMA CROSS SECTIONAL

Populasi/ sampel

F risk (+)

F risk (-)

Efek (+)

Efek (-)

Efek (+)

Efek (-)

Page 15: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Tabel

CROSS SECTIONAL

EFEK

Ya Tidak

FAKTOR RISIKO

Ya A B

Tidak C D

Page 16: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

60 pasien

• 21/30 : 11/30 = 2 : 1

CROSS SECTIONAL

EFEK

Ya Tidak

FAKTOR RISIKO

Ya 21 9

Tidak 11 19

Page 17: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Intepretasi hasilRasio Prevalens

Prevalensi pada kelompok dengan faktor risiko dibandingkan prevalensi pada kelompok tanpa faktor risiko

Rasio Prevalens :RP = A/A+B : C/(C+D)Menghitung rasio prevalens= 1 tidak berefek ( netral) > 1 variabel merupakan faktor risiko< 1 variabel merupakan faktor protektif

Page 18: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Keuntungan Cross sectional• Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat• Dapat meneliti banyak variabel

sekaligus• Kemungkinan subjek “drop out” kecil• Tidak banyak hambatan etik• Dapat sebagai dasar penelitian

selanjutnya

Page 19: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Kerugian Cross sectional• Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat• Subjek penelitian cukup besar terutama bila

variabel banyak dan faktor risk relatif jarang ditemukan

• Kurang tepat untuk mempelajari penyakit dengan kurun waktu sakit pendek

• Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding case control atau cohort

• Tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit faktor risiko, diagnosis, prognosis

Page 20: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Contoh-contoh penelitian Cross-sectional study

• Judul:- Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat (Wanita) Tentang Kanker Payudara di Kecamatan Anu

- Hubungan kebiasaan penggunaan Obat nyamuk semprot dengan batuk kronik berulang (BKB) pada anak balita

- Hubungan pemberian susu formula dini dengan peningkatan asma dini

Page 21: 8. Dr. Dra. Fatimawali, Msi, Apt. - Metlit Cross Sectional

Terima kasih