8. BAB V,sar new

3
BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan Gagal nafas merupakan tahapan terakhir yang dialami seseorang apabila kondisi-kondisi sebelumnya tidak diatasi dengan baik. Penyakit penyerta seperti gagal jantung dan hipertensi, dapat memperberat kondisi dimana adanya masalah pada metabolisme yang memiliki efek terhadap fungsi jantung (terjadi serangan jantung) dan paru (penurunan ventilasi paru) sehingga mengganggu hemodinamika dan sirkulasi sistemik. Edema paru merupakan penimbunan cairan serosa atau serosangiunosa secara berlebihan dalam ruang interstitial dan alveolus paru, yang mengakibatkan ketidakadekuatan pertukaran gas dari system pernafasan sehingga kadar oksigen atau karbondioksida dalam darah tidak bisa dalam batas normal yaitu penurunan oksigen dalam darah yang disebut hipoksia dan peningkatan kadar CO dalam darah yang disebut hipercapnea. Penyebab gagal nafas dapat dikategorikan dalam dua tipe yaitu tipe I dimana gagal nafas mengakibatkan hipoksia tanpa hipercapnea, ini terjadi karena V/Q missmatch menyebabkan PaO2 menurun ( < 60 mmHg ). Dan tipe II dimana PaO2 dan pH menurun dan PaCO2 meningkat yang terjadi karena ventilasi yang tidak adekuat. Edema paru secara anatomi dapat dibagi menjadi dua, 1

description

jjj

Transcript of 8. BAB V,sar new

BAB IVPENUTUP5.1KesimpulanGagal nafas merupakan tahapan terakhir yang dialami seseorang apabila kondisi-kondisi sebelumnyatidakdiatasi denganbaik. Penyakit penyertaseperti gagaljantung dan hipertensi, dapat memperberat kondisi dimana adanya masalah padametabolisme yang memiliki efek terhadap fungsi jantung (terjadi seranganjantung) dan paru (penurunan ventilasi paru) sehingga menggangguhemodinamika dan sirkulasi sistemik. Edemaparumerupakanpenimbunancairanserosaatauserosangiunosasecaraberlebihan dalamruang interstitial dan alveolus paru, yang mengakibatkanketidakadekuatan pertukaran gas dari system pernafasan sehingga kadar oksigenatau karbondioksida dalam darah tidak bisa dalam batas normal yaitu penurunanoksigendalamdarahyangdisebut hipoksiadanpeningkatankadar !dalamdarah yang disebut hipercapnea.Penyebabgagal nafasdapat dikategorikandalamduatipeyaitutipe"dimanagagal nafasmengakibatkanhipoksiatanpahipercapnea, ini terjadi karena#$%missmatchmenyebabkanPa!&menurun('()mm*g). +antipe""dimanaPa!& dan p* menurun dan Pa!& meningkat yang terjadi karena ventilasi yangtidak adekuat. Edema paru secara anatomi dapat dibagi menjadi dua, yaitu udema interstisial danudema alveolar. ,ormalnya, jaringan interstisial paru dapat mengakomodasicairansebanyak -)) ml sebelumnya timbul keluhan atau disfungsi fisiologi. .anda/ gerakan cuping hidung, tachypnoe, 00 bisa &(-1(2$m, tachikardi, batuk denganfruity sputum,berkeringat banyak, auskultasi paru terdengar crackles (gemercik),garglingdan3hee4ing, bunyi jantungabnormal (murmur, e2traheart sound),pucat dan sianosis, radiology gambaran 5erley 6 7ines, 7ab ditunjukkanadanyaasidosis respiratorik.Edema paru dapat terjadi karena penyakit jantung maupun penyakit di luarjantung (edema paru kardiogenik dan edema paru non kardiogenik). Penangananpadagagal napasdenganudemaparusebagianbesarefektifdengandiberikan1metode ventilator mekanik atau dengan P8P.Pemberian asuhan kepera3atan yang komprehensif dapat terlaksana denganadanya sarana danprasarana yangmemadai danpengetahuanpera3at dalammemenuhi kebutuhan klien serta pemahaman pera3at dalam memahami kondisipatologis yang dialami klien dan melakukan tindakan kepera3atan sesuai denganguideline yang ada.5.2Saran6erkenaandenganperbaikandanpeningkatankualitas pelayanankepera3atanpada pasiendengangagal nafas, maka penulis mengharapkansetiappera3atmampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas dalam asuhan kepera3atanpada semua pasien di 0umah 9akit :antung dan Pembuluh +arah *arapan 5ita.9elain itu, demi menunjang kualitas pelayanan maka penyuluhan kesehatan yangberkesinambungan baik melalui diskusi maupun pembagian brosur-brosur tentangkesehatan selama pasien dira3at dipertahankan kualitasnya agar mencegahmorbiditas, rehospitalisasi bahkan mortalitas dari gagal nafas.2