7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

17
MANAJEMEN SUMBERDAYA DOSEN DI PERGURUAN TINGGI Disajikan oleh MARGONO SLAMET Institut Pertanian Bogor KECERDASAN EMOSIONAL KECERDASAN EMOSIONAL DI TEMPAT KERJA DI TEMPAT KERJA

Transcript of 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

Page 1: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

MANAJEMEN SUMBERDAYA DOSENDI PERGURUAN TINGGI

Disajikan oleh

MARGONO SLAMETInstitut Pertanian Bogor

KECERDASAN EMOSIONALKECERDASAN EMOSIONAL

DI TEMPAT KERJADI TEMPAT KERJA

Page 2: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

Kecerdasan emosional di Kecerdasan emosional di tempat kerjatempat kerja

Dipetik dari buku berjudul EQ IN THE

WORKPLACE Karya Dr. Patricia Patton

Diadaptasi oleh Margono Slamet

Page 3: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

3

KECERDASAN INTELEKTUAL & KECERDASAN INTELEKTUAL & KECERDASAN EMOSIONALKECERDASAN EMOSIONAL

• Setiap orang memiliki KI dan KE (IQ dan EQ)• KI adalah sifat bawaan, tidak dapat dikembangkan.• KE dapat berkembang dan dikembangkan.• Sekolah kebanyakan hanya mengembangkan

pengetahuan; kurang mengembangkan emosi/perasaan.• Penggunaan/pengamalan pengetahuan dalam

masyarakat memerlukan KI dan KE.• Keberhasilan seseorang dalam hidupnya hanya 20%

ditentukan oleh KI-nya, dan 80% oleh KE dan lainnya.• Dalam setiap organisasi kerja keberhasilan kerja setiap

orang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya berkomunikasi dan berinteraksi dengan rekan-rekan dan relasinya. Dan kemampuan ini tergantung pada KE-nya.

• Keberhasilan memerlukan keseimbangan KI dan KE.

Page 4: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

4

Jika dosen dapat mencapai keselarasan KI dan KE, manfaatnya ialah :

Dosen dapat bekerja lebih baik dari sebelumnya; Menjadi anggota kelompok dosen yang lebih baik; Merasa percaya diri dan diberdayakan untuk

mencapai tujuan; Menangani masalah dengan lebih efektif; Memberi pelayanan lebih efektif; Berkomunikasi lebih efektif; Memimpin dan mengelola staf dan mahasiswa

dengan falsafah hati dan kepala; Menciptakan perguruan tinggi yang memiliki inte-

gritas, nilai dan standar perilaku yang tinggi.

Page 5: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

5

Masalah umum Dalam Masalah umum Dalam Pengelolaan DosenPengelolaan Dosen

1. Orang tidak merasa senang terhadap dirinya atau tempat kerjanya.

2. Orang tidak bertanggung jawab secara pribadi atas apa yang ia kerjakan.

3. Orang mengalami masalah kesehatan karena ketidakmampuan mereka menyesuaikan diri dengan yang dibutuhkan di tempat kerja.

4. Orang merasa tertekan dan kurang berminat pada pekerjaan.

5. Orang kehilangan gairah, semangat dan motivasi kerja.

6. Pegawai tertentu mengakibatkan suasana tidak menyenangkan kepada kawan kerjanya akibat perilaku dan sikapnya.

Page 6: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

6

7. Para pimpinan memberi umpan balik yang tidak efektif kepada para dosen dan pegawainya.

8. Para pimpinan merasa sukar membentuk kelompok yang sinergis.

9. Pelanggan tidak merasa puas dengan pelayanan dan berusaha mencari yang lain.

10. Keluarga dosen mendertita akibat tekanan pekerjaan.

11. Perguruan tinggi merasakan masalah ketahanan dan moral para dosen dan pegawainya.

12. Perguruan tinggi menghadapi masalah produk-tivitas dan rendahnya mutu kerja.

(Patricia Patton, EQ in the Workplace, 1998

Dengan adaptasi oleh Margono Slamet))

Page 7: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

7

Pertanyaan untuk evaluasi diriPertanyaan untuk evaluasi diri

1. Berapa banyak dari masalah yang disebutkan di atas yang Anda hadapi?

2. Berapa banyak lagi yang Anda dapat tambahkan pada daftar masalah di atas?

3. Berapa banyak dari masalah di atas yang ber- hubungan dengan pengetahuan teknis atau keterampilan?

4. Berapa banyak masalah yang berhubungan dengan kemampuan pribadi atau kemampuan antar pribadi (interpersonal)?

5. Berapa banyak dosen yang gagal karena mereka tidak memahami diri mereka atau orang lain?

6. Berapa banyak perguruan tinggi yang menderita karena mereka tidak memahami atau menghargai dosen, pegawai atau pelanggan mereka?

(Patricia Patton / Margono Slamet)

Page 8: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

8

Ada orang berkata bahwa: “. . .untuk berhasil dalam hidup Anda tidak perlu menjadi populer atau bahkan efektif dalam berhadapan dengan

orang lain. Itu benar bila Anda maksudkan keberhasilan itu dengan

merugikan orang lain atau dengan mengorbankan kebaha-giaan pribadi Anda sendiri.

Itu benar bila Anda hanya menyamakan keberhasilan dengan uang, kekuasaan dan kepemilikan harta.

Itu benar bila Anda menyakiti orang lain, hanya sedikit memperhatikan, karena Anda yakin setiap orang hendaknya memperhatikan diri mereka sendiri.

Itu benar bila Anda tidak berminat pada integritas Anda, enggan mengasihi orang lain, dan tidak tertarik membangun kehidupan yang bahagia bagi diri Anda atau orang lain.

Itu benar bila Anda tidak berminat untuk menciptakan atau meninggalkan suatu kesan sehingga orang merasa bangga mengenal Anda.

Page 9: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

9

TANTANGAN TANTANGAN KEKE DI PERGURUAN DI PERGURUAN TINGGITINGGI

1. Kebutuhan untuk merekrut, mengembangkan dan mempertahankan dosen yang positif, mampu, kreatif dan produktif yang mampu memenuhi dan melebihi harapan pelanggan.

2. Kebutuhan untuk menciptakan organisasi yang mengutamakan pelayanan, memusatkan pada mutu dan mampu menghadapi tantangan dari lingkungan kerja yang berubah cepat.

Page 10: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

10

Menghadapi tantangan organisasi itu dan kebutuhan khusus lainnya

mengharuskan para dosen memiliki : Kemampuan intelektual untuk menjalankan

berbagai tingkatan tanggung jawab.

Kemampuan bekerja dengan orang lain untuk men-capai tujuan perguruan tinggi.

Kematangan emosional untuk menghadapi tantangan, perubahan, ketidakpastian dan konflik.

Beberapa pimpinan dalam menghadapi tantangan tersebut beranggapan bahwa untuk mengatasinya para dosen perlu ditambah pengetahuan tehnik dan pengalaman magang. Itu baru separuh benar.

Separuh lainnya yang sering terlupakan adalah kawasan KE.

Page 11: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

11

Agar PT dapat mencapai tujuannya perlu dipastikan bahwa para dosen

dapat :

Mengelola emosi mereka dan emosi orang lain; Mengenali apakah masalahnya berkaitan

dengan emosi atau bersifat rasional; Memaksimalkan penggunaan emosi positif

seperti rasa optimisme, ketabahan, dan harapan dalam mencapai tujuan;

Mempertahankan motivasi diri dan disiplin diri untuk menjaga mutu dan produktivitas;

Merasa empati dan memperhatikan pada orang lain;

Menunjukkan integritas dan kesetiaan.Itu semua bukan keterampilan teknik

tetapi kemampuan kemanusiaan.

Page 12: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

12

“Karakter menentukan apakah seseorang dapat berhasil dalam hidup atau tidak. IQ yang tinggi saja tidaklah cukup ….. Kepemimpinan bukan yang utama selain sebagai seni membujuk orang untuk bekerja mencapai suatu tujuan bersama. Ini semua membutuhkan keterampilan antar pribadi (interpersonal) dan kecerdasan sosial yang tinggi …. Aku memahami banyak tentang kecerdasan emosional di Lembaga Raffles. Hal ini membentuk karakterku. Ia memberiku kemampuan emosional untuk memimpin.”

Goh Chok Tong

Perdana Menteri Singapura

Page 13: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

13

Seorang pimpinan perlu memiliki keseimbangan antara apa yang diketahui dan apa yang dilakukan; dan itu memerlukan keselarasan antara KI dan KE.

Tanpa keseimbangan itu tindakan pimpinan akan menjadikan orang-orang yang dipimpin menjadi korban. Misalnya tindakan pimpinan yang :

1. Mengambil keputusan tidak berperasaan;

2. Menghambat pertumbuhan karir orang;

3. Melukai orang yang disayangi dan mitra kerjanya;

4. Mengurangi keefektifan kita dengan orang lain;

5. Membatasi kekuatan pribadi untuk bekerja keras menghadapi tantangan lebih besar dan mendapatkan imbalan yang lebih baik;

6. Bertindak menurut cara yang dapat mengurangi potensi orang dan menekan perasaan orang.

Page 14: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

14

Untuk mengembangkan KE di perguruan tinggi perlu diciptakan

lebih dulu kerangka organisasi berupa :

1. Visi, misi, tujuan, target dan sasaran keuangan yang menunjang arah perguruan tinggi.

2. Nilai dan perilaku yang akan memberikan dasar untuk menjaga agar perguruan tinggi tetap kuat.

3. Kebijaksanaan dan prosedur yang akan menjadi batu dan semen dalam membangun struktur yang tepat.

4. Peluang pemberian wewenang dan strategi memo-tivasi tim yang akan memberikan rincian penting untuk meningkatkan kelas dan membuat sebuah perguruan tinggi berbeda.

5. Suatu atmosfir budaya yang akan menerangi dan memperkuat estetika tinggi.

Page 15: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

15

Bagaimana membangun KE dalam lingkungan PT?.

1.1. MEMBANGUN KESADARAN :MEMBANGUN KESADARAN : siapa diri kita ini, untuk apa kita di PT, apa yang harus dicapai, ba-gaimana kemampuan kita, bagaimana komitmen ki-ta, apa yang sudah tercapai, bagaimana kondisi PT kita, bagaimana mutu kinerja, dll.

2.2. MENERIMA TANGGUNG JAWAB :MENERIMA TANGGUNG JAWAB : hasilnya ada-lah tumbuhnya usaha sebaik mungkin dengan sikap dan kemampuan positif yang kita miliki.

3.3. KESUNGGUHAN :KESUNGGUHAN : dengan kesungguhan itu kita akan sanggup mengubah cara kerja kita agar lebih efektif dan mencapai kepuasan kerja pribadi, mes-ki harus bersusah payah.

4.4. MELAKUKAN TINDAKAN :MELAKUKAN TINDAKAN : mulailah melakukan tindakan pertama yang diperlukan berupa membuat rencana strategis, mengorganisasi sumberdaya, dan memulai proses “produksi” (jasa dan barang) yang lebih bermutu.

Page 16: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

16

MEMBANGUN KE DENGAN LIMA MEMBANGUN KE DENGAN LIMA ALATALAT

1. MENUNJUKKAN : menunjukkan bahwa peran dosen sangat penting dan buktikan kebenarannya. Buktikan bahwa Anda benar-benar menghargai mereka. Responsif terhadap kebutuhan dan keluhan mereka. Pelajari emosi Anda sendiri dengan cara : (1) menganalisa emosi yang Anda rasakan; (2) Mengenali emosi, apa yang sebenarnya

terjadi?; (3) Mengelola emosi (mengusai atau diperbudak emosi sendiri).

2. MENJELASKAN : dengan jalan : (1) mencontohkan perilaku KE; (2) Memudahkan perubahan.

Page 17: 7.Kecerdasan Emosional Di Tempat Kerja

17

3. MEMOHON : merendah meminta bantuan dan mele-paskan rasa bangga diri yang menghalangi kita men-jangkau orang lain. Melalui (1) belajar bertanya; (2) membalas perbuatan baik; (3) keterbukaan : mau menerima dan memberikan bantuan.

4. MENYELIDIKI : usaha mengetahui emosi orang lain, yang kemudian akan menumbuhkan empati dan mem-perbaiki hubungan.

5. MEMOTIVASI : perlu memotivasi diri sendiri dan orang lain. (1) Bersikap proaktif, tumbuhkan emosi positif; (2) Memiliki visi; (3) Mengembangkan rencana khas mengubah suasana negatif menjadi positif.