79194659-MAKALAH-EROSI.docx

download 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

of 10

Transcript of 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    1/10

    TUGAS MAKALAH

    KAPITA SELEKTA GEOGRAFI

    OLEH :

    ARMEIDI

    13131 / 09

    PENDIDIKAN GEOGRAFI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    2012

    Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik

    untukekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui

    angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal

    sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistemhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    2/10

    Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas

    hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi

    badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya,

    kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di

    lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.

    Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi,

    frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi.

    sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang

    curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah.

    porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan

    dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah,limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan.

    Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir

    atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya

    diperhatikan

    Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan

    yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua

    lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan besertaserasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-

    hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di

    permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau

    penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang

    parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat.

    dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus

    dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.

    jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain

    menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi

    jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan

    dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan

    meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan

    erosi.

    EROSI

  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    3/10

    Erosi atau pengikisan adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara

    alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga pengangkut yang ada di permukaan

    bumi, antara lain air, angin dan gletser. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan

    (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, airatau es,

    karakteristikhujan,creeppada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh

    makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi

    tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran

    mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.

    Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan

    tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk,

    penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan

    konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah

    yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh

    lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian

    meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan

    dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna

    lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building,

    praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.

    1. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB EROSIBeberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:

    1.Iklim

    Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain

    itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus

    menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.

    2.Tanah

    http://id.wikipedia.org/wiki/Tanahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Anginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eshttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Creep&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bio-erosi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pertambanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perladangan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Jalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vegetasihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terrace&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Terrace&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Vegetasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jalanhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perladangan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Perkebunanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pertambanganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Manusiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bio-erosi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Creep&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hujanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eshttp://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Anginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tanah
  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    4/10

    Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan

    (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi

    atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi).

    3.Topografi

    Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi

    wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah

    wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah

    yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi

    penggenangan.

    4. Tanaman Penutup Tanah

    Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari

    percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain

    melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki

    susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.

    5. Manusia

    Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi.

    Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam

    pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan

    lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan

    evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal

    pertanian,dan lain-lain.

    2. JENIS-JENIS EROSI

  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    5/10

    Dilihat dari penyebabnya ada empat jenis erosi, yaitu :

    a. Erosi air sungaiAir yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah yang dilaluinya. Gesekan itu

    besar kalau kecepatan dan jumlah airnya besar. Gesekan air ini menimbulkan

    pengikisan, sebab air itu banyak mengangkut benda-benda padat. Air yang tenang

    tidak mengadakan gesekan dan tidak menimbulkan pengiksan. Jadi, syarat pengikisan

    adalah bahwa air itu harus mengalir dan mengangkut benda-benda padat.

    Akibatnya, terjadilah lembah-lembah, ngarai, dan jurang yang dalam. Misalnya

    Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan Grand Canyon dengan Sungai Colorado di

    Amerika Serikat.

    b. Erosi air laut (abrasi)Abrasi merupakan perusakan/pengikisan pantai oleh pukulan gelombang laut yang

    terus menerus terhadap dinding pantai. Contoh : Pantai Parangtritis di Yogyakarta.

    c. Erosi es (gletser)Gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gerakan lapisan es atau karena

    pencairannya menuruni pegunungan. Hasil pengikisan batuan terseret ke bawah dan

    ketika tenaga pengangkut melemah, maka material-material akan terendapkan oleh

    erosi es disebutMoraine. Contoh : Pantai Fyord di Skandinavia.

    d. Erosi angin (korasi)Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun pasir. Pasir-pasir tersebut

    diendapkan di tempat lain dan membentuk bukit pasir dan gelombang-gelombang

    pasir. Jika angin bersama pasir mengikis batu-batuan yang dilaluinya, maka akan

    membentuk batu cendawan di guru pasir. Contoh : Tanah Lss di Cina Utara setebal

    600 meter adalah hasil erosi angin dari Gurun Gobi.

    Bentuk-bentuk erosi ini merujuk pada erosi yang terjadi secara accelerated. Seperti

    pada bagian awal, erosi semacam ini banyak dipengaruhi oleh iklim dan faktor

    manusia. Kartasapoetra dalam bukunya Tekhnologi Konservasi Tanah dan Air

    menyebutkan bentuk-bentuk erosinya adalah:

    1. Sheet Erosion (erosi lembaran)

    Adalah erosi dalam bentuk lembaran-lembaran pada permukaan tanah. Tejadi

  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    6/10

    pengangkatan dan pemindahan tanah demikian merata pada bagian permukaan tanah.

    2. Rill Erosion (erosi alur)

    Daya aliran air dengan mudah terus akan melakukan pengikisan kebagian bawahnya,

    dengan demikian pengikisan terus merambat kebagian bawahnya lagi dan

    terbentuklah alur-alur pada permukaan tanah dari atas memanjang kebawah, alur ini

    adalah dangkal.

    3. Gully Erosion (erosi parit)

    Erosi parit sangat erat hubungannya dengan erosi alur, karena memang erosi parit

    melanjutkan aktivitas daya pengikisan partikel tanah pada alur-alur yang sudah

    terbentuk.

    Penggunaan intensif jalan setapak dihutan dapat menyebabkan pemadatan tanah,

    peningkatan aliran pemukaan, dan kemudian pembentukan parit-parit erosi (Laurence

    & Peter,1988:16)

    4. Stream Bank Erosion (erosi tebing sungai)

    Umumnya terjadi pada sungai sungai yang berbelok-belok tergantung dari derasnya

    arus sungai. Sungai yang lurus jarang sekali menimbulkan erosi tebing.

    Menurut Hudson dalam tulisannya, besarnya erosi maksimal yang dapat dibiarkan

    adalah berkisar antara 2,512,5 ton per hektar per tahun. Laju erosi diberbagai DAS

    saat ini relatif tinggi. Misalnya sub-DAS Ciliwung Hulu, secara kumulatif laju erosi

    yang terjadi adalah 19,3 ton/ha/th dengan indeks erosi sebesar 1,29 (>1) yang berarti

    bahwa ditinjau dari segi erosi DAS tersebut dalam kondisi jelek (Arief Guritno

    dkk,2003). Kita hanya bisa menghambat berlangsungnya erosi tetapi tidak bisa

    mencegah sama sekali terjadinya erosi tersebut. Penghambatan tersebut adalah sangat

    tergantung pada aktivitas dan kebijaksanaan kita pula (G Kartasapoetra dkk,1991:60).

  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    7/10

    3. DAMPAK EROSIDampak erosi dibagi menjadi dua, yaitu :

    a)Dampak ditempat asal terjadinya erosi (on site)Dampak erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang dapat terlihat langsung

    kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak pada

    kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah

    yang akhirnya menimbulkan terjadinya tanah kritis.

    Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan

    partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan

    penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia

    tanah menurut Goeswono Soepardi dalam bukunya Sifat dan Ciri Tanah adalah

    kehilangan unsur hara karena erosi selama rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari

    percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar,K2O

    729 kg per hektar, MgO 145 per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per

    tahun.

    Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan 15 -

    35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan,

    sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G

    Kartasapoetra,1986:45).

    Sementara itu, Jung L sekitar tahun 1953 telah melakukan penelitian yang telah

    membuktikan adanya penghanyutan bahan organik yang diakibatkan erosi, seperti

    halnya pada table berikut:

    Bagian lereng P2O5

    (mg/100g tanah) K2O

    (mg/100g tanah) Humus (%)

  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    8/10

    puncak 10,0 14,3 1,69

    tengah 4,7 9,8 1,58

    bawah 7,2 16,8 1,71

    b)Dampak pada daerah diluarnya (off site).

    Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt besar

    pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama

    sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan.

    Arsyad (1989) mengemukakan bentuk dampak off-site antara lain:

    1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan3. Memburuknya kualitas air, dan4. Kerugian ekosistem perairan

    4. UPAYA PENANGGULANGAN EROSIA. sebagai manusia harus sadar akan permasalahan erosi dan dampak yang akan

    timbul dan menyerang kita sendir.

    B.janganlah merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat yang sangatberpengaruh dalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di

    hutan segera diganti dengan pohon baru.

    5.

    lakukan segera pengolahan tanah pertanian secara bijak dengan cara membuat

    sengkedan-sengkedan ataupun terasering untuk menahan laju erosi agar tidak terlalu

    besar.

  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    9/10

    Keempat, Hijaukan kembali (reboisasi) dan lakukan konservasi hutan-hutan yang

    telah gundul akibat keserakahan kita sebagai manusia.

    a. Membuat tanah di lereng gunung atau tanah yang miring menjadi bertingkat-tingkat,yang disebut terasering.

    b. Menjalankan strip-cropping, yaitu mengadakan tanaman selang-seling yang waktupanennya tidak sama.

    c. Menanami daerah-daerah hutan yang gundul (reboisasi).d. Mengadakan contour-plowing, yaitu melakukan pembajakan yang searah dengan

    kontur.

    e. Tidak merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat yang sangat berpengaruhdalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di hutan segera diganti

    dengan pohon baru.

    Rhett A Butler mengemukakan bahwa akar-akar dari pepohonan kayu keras dan

    vegetasi hujan membantu menahan tanah. Saat pohon kita tebangi maka tak akan ada

    lagi penahan apapun yang dapat melindungi tanah dan material tanahpun akan cepat

    terbawa/hanyut oleh air hujan. Oleh sebab itu alangkah baiknya mulai dari sekarang

    kita pikirkan secara matang akan dampak dari erosi yang yang telah menimpa kita

    saat ini dan jangan sampai lagi terulang dimasa yang akan datang. Dengan kesadaran

    tinggi akan hal tersebut kita harus segera berupaya untuk melakukan kegiatan yang

    dapat mengurangi terjadinya erosi tanah.

  • 7/29/2019 79194659-MAKALAH-EROSI.docx

    10/10

    A.G Kartasapoetra. 1986.Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta:Bumi

    Aksara

    Ahmad Basyir dkk. 2006. Jurnal Ekologi Perubahan Perilaku Daerah Aliran Sungai

    Citarum Hulu dengan Pemodelan Spasial.Bandung: www.ftsl.itb.ac.id

    Arief Guritno dkk. 2003.Konsep Penerapan Teknologi Tepat Guna Sebagai Alternatif Upaya

    Mengatasi Dampak Sumberdaya Air. Bogor: IPB

    G Kartasapoetra. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: PT Rineka Cipta

    Lawrence dan Peter. 1988.Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika. Yogyakarta: Gadjah Mada

    University Press

    Diposkan oleh Alex di 09:04

    http://link-geo.blogspot.com/2009/08/erosi-dampak-serta-upaya-mengurangi.htmlhttp://link-geo.blogspot.com/2009/08/erosi-dampak-serta-upaya-mengurangi.html