77

111
MANAJEMEN PENGURUS DAERAH PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PENGDA PSSI) JAWA TENGAH TAHUN 2005 SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Sains Disusun oleh : Nama : Agus Hanifuddin NIM : 6104000036 Program Studi : Ilmu Keolahragaan, S1 Jurusan : Ilmu Keolahragaan Fakultas : Ilmu Keolahragaan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Transcript of 77

Page 1: 77

MANAJEMEN PENGURUS DAERAH PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PENGDA PSSI) JAWA TENGAH

TAHUN 2005

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Sains

Disusun oleh :

Nama : Agus Hanifuddin NIM : 6104000036 Program Studi : Ilmu Keolahragaan, S1 Jurusan : Ilmu Keolahragaan Fakultas : Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Page 2: 77

SARI

Agus Hanifuddin, 2005. “Manajemen pada Pengurus Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Pengda PSSI) Jawa Tengah tahun 2005” Fakultas Ilmu Keolahragaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen yang diterapkan oleh Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005. Manfaat penelitian ini adalah memberi informasi tentang manajemen Pengda PSSI Jawa Tengah sebagai bahan acuan mengembangkan dan meningkatkan manajemen organisasi.

Penelitian ini dilakukan secara kualitatif, adapun sumber data dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada pada Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005, metode yang digunakan pada penelitian ini metode deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah observasi, wawancara atau interview dan dokumen.

Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa Pengda PSSI Jawa Tengah adalah organisasi yang menangani persepakbolaan di tingkat Jawa Tengah dengan masa periode kepengurusan 5 (lima) tahun. Dalam aktivitas organisasi berdasarkan pada Pedoman Dasar PSSI dan Peraturan Organisasi PSSI sebagai dasar dalam aktivitas organisasi. Dasar, status, azas, wewenang, tujuan dan usaha organisasi tercantum dalam Pedoman Dasar PSSI.Program kerja telah disusun dengan jelas tentang tujuan dan prioritas program yang disusun dan ditetapkan dalam Rakerda dan Musda. Dalam menjalankan aktivitas organisasi, Pengda PSSI Jawa Tengah membentuk susunan pengurus berdasarkan hasil Musda dengan masa periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan organisasi melalui fungsi dan tanggung jawab pada saat menjalankan aktivitas organisasi. Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai anggota dalam melaksanakan organisasi, antara lain : Korwil, Pengurus Cabang (Pengcab), Klub Anggota PSSI, LPSB, Pelatih, Wasit, Pengawas Pertandingan (PP), Pemain. Pengda PSSI Jawa Tengah telah menunjukkan keberhasilan dalam melaksanakan pembinaan persepakbolaan di Jawa Tengah, terlihat dengan pencapaian prestasi sepakbola pada tingkat nasional baik pada kelompok usia dini, remaja dan senior.

Pengda PSSI Jawa Tengah dalam menjalankan aktivitas organisasi dilaksanakan berdasarkan fungsi manajemen sebagai dasar/fundamental dari organisasi, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Secara umum manajemen pada Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005 telah dilaksanakan dengan runtut, bertahap dan berhasil guna, bila terjadi kekurangan disana-sini merupakan suatu hal yang wajar, dari keberhasilan ini menunjang prestasi persepakbolaan Jawa Tengah pada tingkat Nasional.

Page 3: 77

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

Pada hari : Selasa Tanggal : 30 Agustus 2005

Panitia Ujian Ketua Panitia, Sekretaris, Drs. Sutardji, MS. Drs. Taufiq Hidayah, M.Kes. NIP. 130523506 NIP. 132050000

Dewan Penguji,

1. Drs. H. Soegiyanto KS, MS. (Ketua) NIP. 130937114

2. Drs. H. Soekardi, M.Pd. ( Anggota) NIP. 130340647

3. Drs. H. Djanu Ismanto, MS. (Anggota) NIP. 131571558

Page 4: 77

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

1. “Orang yang memiliki akhlak pemberani akan menimbulkan sifat-sifat mulia,

suka menolong, cerdik, dapat mengendalikan jiwanya, suka menerima,

penyantun, berhati tetap, sanggup menahan amarah, memiliki perasaan kasih dan

cinta” (Imam Al-Ghozali).

2. “Jangan berkata tidak sebelum kamu melaksanakan dan janganlah menyerah

sebelum mencapai keberhasilan” (Agus Hanifuddin).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan buat :

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Rizky Yuli Ikwanuddin, adikku

tersayang

3. Pujaan hatiku

4. Teman seperjuangan IKOR 2000

5. Teman aktivis mahasiswa FIK UNNES

6. Teman-teman dan saudara-saudaraku

7. Almamaterku

Page 5: 77

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yang berjudul “ Manajemen pada

Pengurus Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Pengda PSSI) Jawa

Tengah tahun 2005”.

Atas terselesainya skripsi ini, disampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. Sutardji, MS. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri

Semarang. Atas ijinnya dalam penelitian ini.

2. Bapak Drs. Djanu Ismanto, MS. Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Semarang dan selaku Pembimbing

Pendamping, yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam

menyusun skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Sumaryoto Ketua Pengda PSSI Jawa Tengah atas ijinya dalam

penelitian.

4. Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah yang telah memberikan bantuan dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. H. Soekardi, M.Pd. Pembimbing Utama dan Pendamping akademik

yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam penyusunan skrisi ini.

6. Drs. Said Junaidi, M.Kes. Pendamping Akademik yang telah memberikan

motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: 77

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang

atas bekal ilmunya selama pada masa pekuliahan.

8. Karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang telah memberikan bantuan

penyelesaian skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu , atas bantuannya.dalam

penyusunan skripsi ini.

Semoga atas atas segala bantuannya kepada penulis akan mendapatkan

mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca, Amin.

Penulis ,

Page 7: 77

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ……………………………………………………………………... i

Sari ………….……………………………………………………………. ii

Halaman Pengesahan …………………………………………………….. iii

Halaman Motto dan Persembahan ……………………………………….. iv

Kata Pengantar …………………………………………………………… v

Daftar Isi …………………………………………………………………. vii

Daftar Lampiran …………………………………………………………. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul ……………………………………… 1

1.2 Permasalahan ………………………………………………… 3

1.3 Fokus Permasalahan ………………………………………….. 3

1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………….. 3

1.5 Penegasan Istilah …………………………………………….. 4

1.6 Manfaat Penelitian …………………………………………… 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen ………………….………………………………… 7

2.1.1 Pengertian Manajemen ……………………………………… 7

2.1.2 Fungsi Manajemen ………………………………………….. 8

2.1.2.1 Planing atau Perencanaan …………………………………. 8

2.1.2.2 Organizing atau Pengorganisasian ……………………….... 11

2.1.2.3 Actuating atau Penggerakan ………………………………. 20

2.1.2.4 Controlling atau Pengawasan ……………………………… 23

2.1.3 Peranan Manajemen …………………………………………. 27

2.2 Pengda PSSI Jawa Tengah …………………………………….. 27

2.2.1 Sejarah PSSI………………………………………………… 27

2.2.2 Dasar, Azas, Status dan Wewenang PSSI ………………… 29

2.2.3 Tujuan dan usaha PSSI …………………………………… 29

2.2.4 Organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah ……………………... 31

Page 8: 77

2.2.5 Sumber Daya Pengda PSSI Jawa Tengah ………………….. 31

2.2.6 Program Kerja Pengda PSSI Jawa Tengah …………………. 39

2.2.7 Kepengurusan Pengda PSSI Jawa Tengah ………………….. 43

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ……………………………………………… 45

3.2 Sumber Data …………………………………………………… 46

3.3 Metode Pengumpulan Data …………………………………….. 46

3.4 Metode Analisis Data …………………………………………… 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………….. 50

4.1.1 Perencanaan (Planing) ……………………………………….. 50

4.1.2 Pengorganisasian (Organizing) ……………………………… 51

4.1.3 Penggerakan (Actuating) …………………………………….. 54

4.1.4 Pengawasan (Controlling) …………………………………… 56

4.2 Pembahasan ……………………………………………………… 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan …………………………………………………………. 63

5.2 Saran …………………………………………………………….. 64

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 65

LAMPIRAN ………………………………………………………………… 66

Page 9: 77

DAFTAR LAMPIRAN

1. Istrumen Pertanyaan Wawancara

2. Daftar Hasil Wawancara

3. Susunan Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah

4. Program Kerja Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005

5. Alamat Klub Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah

6. Daftar Klub Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah pada Kompetisi PSSI Tahun

2005 yang diikuti

7. Daftar LPSB Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah

8. Penetapan Pembimbing

9. Permohonan Ijin Penelitian

10. Surat Keterangan Penelitian

11. Gambar Pelaksanaan Penelitian

Page 10: 77

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga dalam bentuk permainan

yang sudah membudaya bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dengan

banyaknya masyarakat yang melakukan olahraga tersebut. Olahraga ini juga paling

banyak digemari mulai untuk hobi (kegemaran) sampai pada tingkat yang lebih

tinggi yaitu sepakbola prestasi baik untuk kategori amatir maupun non-amatir

(profesional).

Sepakbola sebagai olahraga yang memasyarakat di Indonesia, sepakbola

memiliki induk organisasi olahraga yang membidangi masalah persepakbolaan yaitu

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). PSSI sebagai induk organisasi

olahraga sepakbola di Indonesia yang bersekretariat di Jakarta merupakan anggota

dari Asosiasi Sepakbola Asia (AFC) dan FIFA sebagai Federasi Sepakbola

Internasional. PSSI mengatur seluruh kegiatan persepakbolaan di seluruh Indonesia,

pada tingkat daerah PSSI mempunyai Pengurus Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh

Indonesia (Pengda PSSI) sebagai induk organisasi olahraga sepakbola di tingkat

daerah (Propinsi) yang mengatur seluruh aktivitas persepakbolaan di tingkat daerah.

Pengda PSSI sebagai organisasi sepakbola di tingkat daerah mempunyai

wewenang sebagai organisasi dari PSSI yang mengatur usaha pembinaan dan

peningkatan prestasi sepakbola baik di tingkat daerah sampai pada tingkat nasional.

Page 11: 77

Salah satu cara yang ditempuh dalam usaha peningkatan prestasi sepak bola adalah

mengatur segala kegiatan persepakbolaan secara berjenjang baik di tingkat usia dini,

remaja ataupun senior. Disamping itu harus didukung dengan adanya wadah atau

organisasi yang dapat mewujudkan usaha peningkatan prestasi tersebut. Susunan

organisasi yang sistematik dan terkoordinasi sangat diperlukan untuk memajukan

prestasi persepakbolaan Indonesia

Pengorganisasian dalam kerangka manajemen berarti mempersatukan

sumber-sumber daya secara sistematis, menempatkan serta mengatur orang-orang

menurut susunan yang sedemikian rupa sehingga mereka dapat melaksanakan

aktifitas dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (KONI, 1985 : 6).

Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu Propinsi di Indonesia yang tingkat

perkembangan dan pembinaan sepakbolanya maju, hal itu dapat dilihat dari prestasi

sepakbola Jawa Tengah pada tingkat nasional. Prestasi Sepakbola Jawa Tengah pada

tingkat nasional untuk kategori kelompok umur antara lain : Juara Liga Remaja Piala

Suratin U-18, Juara Liga Remaja U-15, Juara Festival Piala Danone U-12, Juara

Ligana Campina, Juara Ligana Piala Lifeboy dan Juara Piala Extra Joss. Prestasi

Sepakbola Jawa Tengah pada tingkat nasional untuk kategori senior antara lain :

Juara Liga Indonesia Divisi Utama, Juara Liga Indonesia Divisi Satu dan Juara Liga

Indonesia Divisi Dua. Untuk mengatur, membina dan meningkatkan sepakbola di

Jawa Tengah terdapat Pengda PSSI Jawa Tengah. Pengda PSSI Jawa Tengah adalah

Pengurus Daerah PSSI yang mengatur kegiatan persepakbolaan di daerah (Propinsi)

Jawa Tengah. Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai sekretariat yang beralamatkan

Page 12: 77

di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jalan Tri Lomba Juang nomor 7 lantai 2 Kota

Semarang.

1.2 Permasalahan

Suatu penelitian tentu mempunyai suatu permasalahan yang perlu diteliti,

dianalisis dan diusakan pemecahan masalah tersebut. Pengda PSSI Jawa Tengah

sebagai organisasi induk cabang olahraga sepakbola yang mengkoordinir dan

membina persepakbolaan Jawa Tengah. Berdasarkan atas prestasi yang diraih

persepakbolaan Jawa Tengah yang besar pada tingkat nasional, maka dimungkinkan

adanya hubungan dengan manajemen pengelolaan Pengda PSSI Jawa Tengah.

Sehingga permasalahan yang diutarakan adalah bagaimana manajeman pada Pengda

PSSI Jawa Tengah tahun 2005 ?

1.3 Fokus Permasalahan

Berdasar pada permasalahan pada penelitian ini, fokus permasalahan pada

penelitian ini adalah tentang pelaksanaan fungsi manajemen pada Pengda PSSI Jawa

Tengah tahun 2005.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen yang diterapkan pada

Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005.

1.5 Penegasan Istilah

Page 13: 77

1.5.1 Manajemen

Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen

semua usaha akan sis-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Dalam literatur

manajemen, terdapat batasan yang berbeda-beda antara penulis. Manajemen

merupakan tindakan atau perbuatan seseorang di dalam suatu organisasi untuk

mempengaruhi orang lain.

Sedangkan pengertian manajemen menurut Dirham (1986 : 25) sebagai

berikut : Manajemen adalah perbuatan yang mengerahkan sekelompok orang lain

dan mengerahkan semua fasilitas dalam usaha kerjasama. Jadi bila organisasi

diumpamakan anatominya administrasi, maka manajemen itu dapat dikatakan

sebagai fisiologi dari administrasi. Manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi

dan penggunaan-penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan (Hani Handoko, 1982 : 8). Pada

penelitian ini manajemen yang dibahas adalah manajemen Pengda PSSI Jawa

Tengah pada tahun 2005.

1.5.2 Pengda PSSI Jawa Tengah

Pengda PSSI (Pengurus Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) Jawa

Tengah adalah pengurus daerah PSSI yang mengatur kegiatan persepakbolaan di

daerah (Propinsi) Jawa Tengah. Pengurus Daerah PSSI adalah badan/institusi

kepemimpinan tertinggi organisasi di tingkat daerah dengan masa jabatan 5 (lima)

tahun (PSSI, 2004 : 18). Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai sekretariat

Page 14: 77

beralamatkan di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jalan Tri Lomba Juang Nomor 7

Lantai 2 Kota Semarang.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1.6.1 Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan tentang manajemen yang diterapkan pada organisasi

olahraga khususnya Pengda PSSI Jawa Tengah sebagai organisasi olahraga yang

mengkoordinir dan membina kegiatan sepakbola, sehingga dapat menjadi bekal ilmu

pengetahuan bagi peneliti tentang manajemen yang diterapkan pada organisasi

olahraga khususnya pada cabang olahraga sepakbola.

1.6.2 Bagi Pengda PSSI Jawa Tengah

Setelah diketahui hasil penelitian ini akan memberikan gambaran tentang manajemen

yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah, yang nantinya bisa dijadikan acuan

mengembangkan dan meningkatkan manajemen organisasi untuk senantiasa lebih

baik.

1.6.3 Bagi pihak Universitas Negeri Semarang khususnya Fakultas Ilmu

Keolahragaan

Memberikan informasi ilmu pengetahuan tentang manajemen pada Pengda PSSI

Jawa Tengah, sehingga dapat menjadi bahan penunjang kegiatan akademik tentang

Page 15: 77

manajemen pada organisasi olahraga khususnya pada cabang olahraga sepakbola di

Jawa Tengah.

1.6.4 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang manajemen pada Pengda PSSI Jawa Tengah,

sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manajemen

organisasi olahraga khususnya pada cabang olahraga sepakbola.

Page 16: 77

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen

2.1.1 Pengertian Umum Manajemen

Ada beberapa definisi tentang manajemen, diantaranya berbunyi sebagai

berikut :

2.1.1.1 Manajemen adalah membuat tujuan tercapai lewat kegiatan orang lain

(Dirham, 1986 : 4).

2.1.1.2 Dalam Encyclopedia of the Social Sciense, manajemen adalah suatu proses

dengan suatu pelaksanaan untuk tujuan tertentu yang diselenggarakan dan

diawasi (Manullang, 2001 : 3).

2.1.1.3 Manajemen adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada

pencapaian mencapai sesuatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal

mungkin sumber-sumber yang ada (Soewarno Handayaningrat, 1980 : 18).

2.1.1.4 Manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan karyawan, pemberian perintah dan pengawasan terhadap “human

and natural resources” terutama human resources untuk mencapai yang telah

ditentukan terlebih dahulu (Djati Julitriarsa dan John Suprihanto, 1988 : 3).

Secara umum manajemen dapat disimpulkan sebagai berikut: manajemen

merupakan sebuah proses yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,

menggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

Page 17: 77

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber daya lainnya (KONI, 1985 : 3).

2.1.2 Fungsi Manajemen

Ada empat fungsi fundamental dari manajemen. Biasanya dikenal dengan

singkatannya “ P O A C “, artinya :

2.1.2.1 Planing ( P ) atau Perencanaan

2.1.2.1.1 Pengertian Perencanaan

Menurut Louis A. Allen bahwa planing is the determination of a course of

action to achieve a desired result atau perencanaan adalah penentuan serangkaian

tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Manullang , 2002 : 39). Sedangkan

pengertian lain, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan

selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa (Hani

Handoko, 1984 : 77). Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan

mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dan waktu pada saat rencana

dibuat, karena perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan oleh

suatu organisasi. Suatu rencana yang baik harus memberikan jawaban kepada enam

pertanyaan berikut :

1. Tindakan apa yang harus dikerjakan?

2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?

3 Di manakah tindakan itu harus dilaksanakan?

4 Kapan tindakan itu dilaksanakan?

5 Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?

6 Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?

Page 18: 77

Dari jawaban-jawaban pertanyaan tersebut di atas, sesuatu rencana harus

memuat hal-hal, yaitu :

1) Penjelasan dari perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkannya, faktor-faktor

utama yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut agar apa

yang menjadi tujuan dapat tercapai.

2) Penjelasan mengapa kegiatan-kegiatan itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan

yang ditentukan harus dicapai.

3) Penjelasan tentang lokasi fisik setiap kegiatan itu harus dikerjakan, sehingga

tersedia segala fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan.

4) Penjelasan mengenai waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya pekerjaan

dengan baik untuk tiap-tiap bagian pekerjaan itu.

5) Penjelasan tentang petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya, baik untuk

tiap-tiap pekerjaan maupun untuk seluruh pekerjaan.

6) Penjelasan tentang teknik mengerjakan pekerjaan.

Proses perencanaan dalam suatu organisasi biasanya dirumuskan dalam

perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam suatu organisasi tersebut.

Penentuan jangka pendek dan jangka panjang dari suatu perencanaan tergantung

penentuan dari organisasi tersebut

Pada Pengda PSSI Jawa Tengah perencanaan jangka pendek dirumuskan

dalam pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang dilaksankan setiap tahun

sekali. Perencanaan jangka pendek dirumuskan untuk disampaikan kepada anggota

Pengda PSSI Jawa Tengah. Hasil dari Rakerda merupakan rencana kerja dari Pengda

PSSI Jawa Tengah untuk satu tahun mendatang. Perencanaan jangka panjang

Page 19: 77

dirumuskan pada pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Pengda PSSI Jawa

Tengah yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali. Hasil dari Musda merupakan

rencana kerja Pengda PSSI Jawa Tengah untuk 5 (lima) tahun mendatang.

2.1.2.1.2 Proses Perencanaan

Dalam proses perencanaan tersebut suatu organisasi harus mempunyai visi

dan misi dalam menjalankan aktivitas keorganisasian. Perwujudan visi dan misi

organisasi dilaksanakan oleh perangkat organisasi yang dirumuskan dalam suatu

strategi organisasi dalam mencapai tujuan dari organisasi tersebut.

Proses perencanaan dalam suatu organisasi dapat dilakukan melalui beberapa

langkah :

1. Disusun bersama dan disahkan pada Musda dan Rakerda, sesuai dengan

tingkatannya.

2. Berbentuk rencana kerja, yang terdiri dari rencana kerja program-program, yaitu :

1) Bidang Organisasi

2) Bidang Pembinaan Prestasi

3) Bidang Kompetisi dan Turnamen

4) Bidang Litbang, IPTEK dan Pengembangan SDM

3. Rencana kerja tersebut berupa rencana kerja strategis dan operasional. Oleh

Pengda PSSI Jawa Tengah dengan segenap jajarannya masih harus di jabarkan

dalam bentuk rencana kerja teknis.

4. Rencana kerja strategis menjawab pertanyaan :

1) Arah mana yang dituju ?

2) Sasaran apa yang ingin dicapai ?

Page 20: 77

3) Kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan ?

4) Rencana kerja taktis menjawab pertanyaan; bagaimana caranya kita sampai

ke tujuan, bagaimana caranya mencapai sasaran, dan bagaimana caranya

melakukan kegiatan secara efektif ?.

5. Perencanaan dalam proses manajemen sebagai berikut :

1) Rencana kerja, adalah rencana kerja dari masing-masing bidang dalam suatu

organisasi.

2) Program, adalah program yang tersusun dari rencana pada bidang-bidang

dalam suatu organisasi.

3) Proyek kegiatan, adalah program dari bidang-bidang dalam suatu organisasi

yang disusun dalam sebuah proyek kegiatan.

4) Sasaran kerja.

5) Alternatif usaha, adalah kegiatan yang dilakukan dapat dilaksanakan melalui

alternatif usaha, tetapi harus tetap dalam sasaran dan tujuan yang dicapai.

6) Lingkungan yang dihadapi.

7) Kemungkinan hambatan, harus kita ketahui sehingga bila pada pelaksanaan

terjadi suatu hambatan tersebut dapat diantisipasi terlebih dahulu.

8) Kemungkinan pemecahan masalahnya.

2.1.2.2 Organizing (O) atau Pengorganisasian

2.1.2.2.1 Pengertian umum organisasi

Sebagaimana diketahui bahwa organisasi merupakan suatu wadah bagi

terlaksananya kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Manullang (2002 :

60) organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu

Page 21: 77

atau beberapa tujuan tertentu. Ada tiga ciri dari sebuah organisasi. Pertama,

organisasi terdiri dari adanya sekelompok orang. Kedua, dalam organisasi antar

hubungan terjadi dalam suatu kerjasama yang harmonis. Ketiga, kerjasama dalam

organisasi didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing orang

untuk mencapai tujuan.

Organisasi terdiri dari 2 (dua) macam; Pertama, organisasi formal adalah

suatu sistem kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan dikoordinasi

dengan sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua, organisasi informal merupakan

kumpulan hubungan antar perorangan tanpa tujuan bersama yang disadari meskipun

akhirnya hubungan-hubungan yang tidak disadari itu untuk tujuan bersama

(Manullang, 2002 : 61). Dalam organisasi formal ketiga ciri dari organisasi itu ada,

dimana hubungan-hubungan dan tujuan bersama ditetapkan secara rasional. Sedang

dalam organisasi informal ketiga ciri itu ada, tetapi hubungan-hubungan itu

dipengaruhi oleh perasaan dan tujuan bersama yang tidak jelas. Dalam suatu

organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai kedudukan, tugas dan fungsi-

fungsi yang tegas, sedang dalam organisasi informal, kedudukan, tugas serta fungsi-

fungsi itu tampaknya kabur.

2.1.2.2.2 Prinsip-prinsip Organisasi

Penerapan prinsip organisasi bertujuan agar organisasi dapat berjalan dengan

baik. Menurut Manullang (2002 : 64), dalam rangka membentuk suatu organisasi

yang baik atau dalam usaha menyusun suatu organisasi, perlu diperhatikan atau

dipedomani beberapa azas atau prinsip organisasi, yaitu :

2.1.2.2.2.1.Perumusan Tujuan dengan jelas

Page 22: 77

Bila kita melaksanakan suatu aktivitas organisasi, yang pertama harus jelas

adalah apa yang menjadi tujuan aktivitas tersebut. Demikian pula bila kita

mengorganisasi atau membuat suatu badan, maka yang pertama-tama harus jelas

adalah apa yang menjadi tujuan kita. Tujuan adalah hal-hal yang ingin dicapai atau

dipelihara baik berupa materi atau non-materi dengan melakukan satu atau lebih

kegiatan (aktivitas). Bagi suatu organisasi, tujuan itu akan berperan sebagai :

1) Pedoman ke arah mana organisasi itu akan dibawa

2) Landasan bagi organisasi yang bersangkutan

3) Menentukan program organisasi

2.1.2.2.2.2.Pembagian kerja

Dalam sebuah organisasi, pembagian kerja adalah keharusan sebab tanpa

adanya pembagian kerja kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas menjadi

sangat besar. Pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan departemen-

departemen dan job description dari masing-masing unsur sampai unit-unit terkecil

dalam organisasi.

Dengan pembagian kerja, dapat ditetapkan sekaligus susunan organisasi dan

hubungan dan serta wewenang masing-masing unit/bagian dari organisasi. Dalam

mengadakan pembagian kerja, ada beberapa dasar yang dapat digunakan sebagai

pedoman, yaitu:

1) Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial

2) Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi.

3) Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani.

4) Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian kerja).

Page 23: 77

5) Pembagian kerja atas dasar waktu.

Pembagian kerja bukan saja perlu dilihat dari manfaat yang diperoleh dari

penerapan dari spesialisasi, tetapi juga dalam rangka mewujudkan penempatan pada

orang yang tetap pada jabatan yang tepat dan dalam rangka memudahkan

pengawasan oleh atasan. Pembagian kerja dalam suatu organisasi ada baiknya

dipedomani hal-hal sebagai berikut :

1) Jumlah unit organisasi diusahakan sedikit mungkin sesuai dengan kebutuhan.

2) Suatu unit organisasi harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan satu sama lain.

3) Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bila unit-unit yang telah ada tidak

tepat lagi menampung kegiatan-kegiatan baru tersebut, baik karena beban kerja

ataupun karena hubungan kegiatan yang sangat berbeda.

Secara garis besarnya dalam suatu organisasi dibedakan sesuai dengan

aktivitas yang dilakukan berdasarkan sifat organisasi, yaitu sebagai berikut.

1) Unit yang melakukan penetapan kebijaksanaan umum bagi seluruh organisasi.

2) Unit pimpinan yang melakukan aktivitas penerapan kebijaksanaan umum bagi

berbagai kegiatan organisasi.

3) Unit operasi yang melakukan aktivitas-aktivitas pokok organisasi.

4) Unit penunjang (service unity) yang melakukan aktivitas yang membantu

memperlancar unit operasi dalam melakukan kegiatannya.

5) Unit pengawas yang melakukan aktivitas pemeriksaan dan pengawasan kegiatan-

kegiatan unit-unit operasi.

6) Unit konsultasi yang melakukan aktivitas memberi bantuan keahlian kepada

pimpinan.

Page 24: 77

2.1.2.2.2.3.Delegasi Kekuasaan (Delegation of Authority).

Salah satu prinsip pokok dalam setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan (pelimpahan wewenang). Kekuasaan atau wewenang merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsi-fungsinya dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Wewenang atau kekuasaan itu terdiri dari berbagai aspek, antara lain; wewenang mengambil keputusan, wewenang menggunakan sumber daya, wewenang memerintah, dan wewenang memakai batas waktu tertentu.

Deligasi kekuasaan atau pelimpahan wewenang merupakan keahlian pemimpin yang penting dan elementer sebab dengan delegasi kekuasaan, seseorang pemimpin dapat melipatgandakan waktu, perhatian, dan pengetahuannya yang terbatas. Bahkan dapat dikatakan delegasi kekuasaan merupakan salah satu jalan utama bagi setiap pemimpin untuk percaya akan diri sendiri. Kesanggupan untuk menerima tanggung jawab adalah tes pertama bagi seorang pemimpin, tetapi keberanian mendelegasikan kekuasaan pada bawahan, merupakan tanda nyata seorang pemimpin yang sukses.

Dalam mendelegasikan kekuasaan agar proses delegasi itu dapat efektif,

sedikitnya empat hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1) Delegasi kekuasaan adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, bila

keduanya telah ada harus pula diikuti dengan adanya pertanggungjawaban.

2) Kekuasaan yang di didelegasikan harus diberikan kepada orang yang tepat, baik

dilihat dari sudut kualifikasi maupun dari sudut fisik.

3) Mendelegasikan kekuasaan kepada seseorang harus diikuti dengan pemberian

motivasi.

4) Pejabat yang mendelegasikan kekuasaan harus membimbing dan mengawasi

orang yang menerima delegasi wewenang.

Delegasi kekuasaan mempunyai manfaat ganda yang terpenting, diantaranya yaitu: 1) Pemimpin dapat memusatkan perhatiannya pada pekerjaan pokok saja.

2) Putusan dapat dibuat lebih cepat dan pada unit yang tepat.

3) Inisiatif dan rasa tanggung jawab bawahan dapat dimotivasi sehingga bawahan

tidak selalu menunggu perintah atasan.

Page 25: 77

4) Merupakan suatu cara mendidik atau mengembangkan bawahan sehingga kelak

mampu memberi tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.

2.1.2.2.2.4.Rentangan kekuasaan.

Rentangan kekuasaan (jenjang kekuasaan) dimaksudkan berapa jumlah

bawahan seorang pemimpin sehingga itu dapat untuk memimpin, membimbing, dan

mengawasi secara berhasil guna dan berdaya guna. Dalam menetapkan berapa

jumlah bawahan yang tepat dari seorang pemimpin, harus diperhatikan beberapa

faktor sebagai berikut :

1) Jelas tidaknya tugas, wewenang dan pertanggungjawaban masing-masing orang

dalam suatu organisasi.

2) Jalinan hubungan kerja dari masing-masing bawahan satu sama lain.

3) Kemampuan orang-orang dalam suatu organisasi.

4) Corak pekerjaan.

5) Stabilitas organisasi dan stabilitas tenaga kerja.

6) Jarak dan waktu.

2.1.2.2.2.5.Tingkat pengawasan.

Menurut prinsip ini tingkat pengawasan atau pemimpin hendaknya

diusahakan sedikit mungkin untuk memudahkan komunikasi agar ada motivasi bagi

setiap orang di dalam organisasi untuk mencapai tingkat-tingkat tertinggi di dalam

struktur organisasi.

2.1.2.2.2.6. Kesatuan Perintah dan Tanggung Jawab (Unity of Command and

Responsibility).

Page 26: 77

Menurut prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan dari

siapa menerima perintah dan kepada siapa memberi pertanggungjawaban akan

pelaksanaan tugasnya. Dengan kata lain, prinsip ini berpedoman kepada an employee

should receive orders from one superior only. Salah satu motto yang terkenal dari

prinsip ini adalah no man can two bosses atau tidak seorang pun dapat memiliki dua

atasan sekaligus.

2.1.2.2.2.7.Koordinasi

Prinsip selanjutnya dalam suatu organisasi adalah prinsip koordinasi. Adanya

pembagian tugas pekerjaan dan bagian-bagian serta unit-unit terkecil dalam suatu

organisasi cenderung timbul kekuatan memisahkan diri dari tujuan organisasi secara

keseluruhan. Untuk mencegah hal tersebut harus ada usaha untuk mengembalikan

gerak yang memisahkan diri melalui kegiatan koordinasi.

Koordinasi adalah usaha untuk mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit

organisasi agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin untuk

mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Dengan adanya koordinasi akan

terdapat keselarasan aktivitas di antara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan

organisasi.

Koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Empat cara utama dalam usaha memelihara koordinasi adalah sebagai berikut : 1) Mengadakan pertemuan resmi antara unsur-unsur atau unit-unit yang harus

dikoordinasikan. Dalam pertemuan, dibahas dan diadakan pertukaran pikiran dari

pihak-pihak yang bersangkutan dengan tujuan mereka akan berjalan seiring dan

sejalan dalam mencapai suatu tujuan.

Page 27: 77

2) Mengangkat seseorang, suatu tim atau panitia koordinator yang khusus bertugas

melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi, seperti memberikan penjelasan atau

bimbingan kepada unit-unit yang akan dikoordinasikan.

3) Membuat buku pedoman yang berisi penjelasan tugas dari masing-masing unit.

Buku pedoman diberikan kepada setiap unit untuk dipedomani dalam

pelaksanaan tugas masing-masing.

4) Pimpinan atau atasan mengadakan pertemuan-pertemuan informal dengan

bawahannya dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan.

Melakukan kegiatan koordinasi sangat penting sebab dengan adanya kegiatan koordinasi dapat menghindarkan konflik, mengurangi duplikasi tugas, meniadakan pengangguran, melenyapkan kepentingan unit sendiri dan memperkukuh kerja sama. Dengan koordinasi diharapkan akan tercipta suasana kerja sama, kesatuan tindakan dan kesatuan tujuan akhir. 2.1.2.2.3 Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,

mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara

para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien (Hani

Handoko, 1984 : 168). Pengorganisasian dapat dilakukan melalui 3 (tiga) langkah

prosedur, antara lain : Pertama, pemerincian seluruh pekerjaan harus dilaksanakan

untuk mencapai tujuan organisasi. Kedua, pembagian beban pekerjaan total menjadi

kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian

kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga dapat diselesaikan, jangan diberikan

pekerjaan yang terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan

terjadi biaya yang tidak perlu. Ketiga, pengadaan dan pengembangan suatu

mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi

kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan

Page 28: 77

membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan

mengurangi ketidak-efisienan dan konflik-konflik yang merusak.

Pelaksanaan pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi

dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi yang

mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu : 1)

pembagian kerja, 2) departementalisasi, 3) bagan organisasi formal, 4) rantai perintah

dan kesatuan perintah, 5) tingkat-tingkat hirarki manajemen, 6) saluran komunikasi,

7) penggunaan komite, 8) rentang manajemen, 9) kelompok-kelompok informal yang

tidak dapat dihindarkan.

Dalam pengorganisasian, pemimpin bertanggung jawab akan pelaksanaan

tugas-tugas organisasi dengan sebaik-baiknya, bila seorang pemimpin mengalami

keterbatasan dalam melaksanakan aktivitas organisasi, maka ia dapat menunjuk

orang yang tepat untuk mengerjakannya. Orang yang ditunjuk itu boleh bawahan

biasa, boleh juga staf atau sekelompok orang yang berupa panitia. Pada Pengda PSSI

Jawa Tengah dalam pengorganisasian, aktivitas organisasi dibantu oleh staf.

Staf adalah setiap petugas yang khususnya diangkat untuk memberi layanan

dan nasehat kepada manajer di dalam organisasi pada bidang khusus yang menjadi

keahliannya (Manullang, 2002 : 87). Tugas seorang staf memberikan layanan dan

nasihat dalam bidang keahlian staf memberikan layanan dan nasehat kepada

pimpinan di dalam bidang keahlian staf yang bersangkutan. Sesuai dengan tugas-

tugasnya, staf tidak sama kedudukannya dengan seorang pimpinan, staf hanyalah

pembantu dari pimpinan dan tidak boleh mengeluarkan perintah kepada petugas lini.

2.1.2.3 Actuating (A) atau Penggerakkan

Page 29: 77

2.1.2.3.1 Pengertian Actuating (Penggerakan)

Kegiatan perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital dalam kerangka

manajemen, tetapi tidak akan mewujudkan hasil kongkrit jika tidak

diimplementasikan. Untuk itu diperlukan tindakan nyata, yaitu actuating, usaha yang

menimbulkan Action atau gerakan.

Penggerakan (actuating) adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Djati Julitriarsa dan John

Suprihanto, 1988:65). Pada dasarnya menggerakkan orang-orang bukanlah hal yang

mudah. Untuk dapat menggerakkannya, dituntut bahwa manajer/pimpinan harus

mampu atau mempunyai seni untuk menggerakkan orang lain agar dijadikan sebagai

daya penggerak. Kemampuan atau seni untuk mengggerakkkan orang lain itu disebut

sebagai kepemimpinan (leadership).

Dalam aktivitas keorganisasian dalam satu manajemen, masing-masing

anggota mempunyai tanggung jawab untuk menggerakkan setiap tanggung jawab

yang dipikulnya. Bagaimana peranan pemimpin dalam menggerakkan bawahannya

sangat dibutuhkan. Kepemimpinan sering pula diartikan sebagai kemampuan atau

seni mempengaruhi orang lain supaya mau dan dapat bekerja kemauan manajemen.

Sasaran dari penggerakan adalah untuk mendapatkan ketaatan disiplin,

kepatuhan dan kesediaan untuk mengerjakan tugas-tugas yang dilimpahkan kepada

seseorang dengan sebaik-baiknya, atau untuk membuat seseorang menjadi pengikut.

Sedang tujuan dari penggerakan ialah agar manajemen dapat berhasil secara efektif

dan efisien.

Page 30: 77

Dalam proses penggerakan suatu organisasi harus memperhatikan sarana

manajemen, karena proses aktivitas suatu organisasi membutuhkan sarana untuk

pencapai tujuan dari organisasi tersebut. Menurut Manullang (2002 : 5) bahwa dalam

pencapaian tujuan membutuhkan sarana (tools) atau alat manajemen yang biasa

disebut dengan “Enam M”, yaitu men (manusia), money (uang), materials (bahan-

bahan), machines (alat kerja), methods (cara), dan markets (pasar).

Sarana penting atau sarana utama dari proses manajemen untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah manusia (men dan women).

Berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktivitas

itu dapat ditinjau pada saat pelaksanaan memerlukan manusia, tanpa adanya manusia

tidak mungkin tujuan akan tercapai karena manajemen adalah seni mendapatkan

hasil atas dasar pekerjaan orang lain.

Money (uang) sebagai sarana manajemen yang diperlukan dalam melakukan

berbagai aktivitas suatu organisasi, karena uang sebagai alat untuk pendanaan dalam

setiap kegiatan yang dilakukan. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan

sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapai mencapai keberhasilan. Kegagalan

proses manajemen sedikit banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh perhitungan atau

ketelitian dalam menggunakan uang. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia

menggunakan bahan-bahan (materials) dalam ativitas pencapaian tujuan yang

diharapkan. Bahan-bahan tersebut sebagai sarana manajemen yang harus dipenuhi,

karena tanpa materials aktivitas yang dilakukan tidak akan mencapai hasil yang

diinginkan tidak akan sempurna. Machines atau alat kerja merupakan sarana

manajemen yang digunakan dalam rangkaian kegiatan organisasi untuk mendukung

Page 31: 77

sarana yang lainnya, sehingga tujuan yang diharapakan dapat dicapai secara efektif

dan efisien.

Untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna,

manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif (methods) atau cara melakukan

pekerjaan. Oleh karena itu, metode atau cara dianggap pula sebagai sarana

manajemen untuk mencapai tujuan. Masing-masing metode tentu berbeda daya guna

dan hasil gunanya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bagi badan yang bergerak

pada bidang industri, maka sarana manajemen penting lainnya adalah pasar

(markets), tanpa adanya pasar bagi hasil produksi jelas tujuan perusahaan industri

tidak mungkin akan tercapai.

2.1.2.3.2 Fungsi Penggerakan

Fungsi-fungsi penggerakan dalam suatu organisasi antara lain adalah :

1) Untuk mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut.

2) Melunakkan daya resistensi pada seseorang atau orang-orang.

3) Untuk membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan

sebaik-baiknya.

4) Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan, kesayangan,

kecintaan kepada pimpinan, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja.

5) Untuk menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab secara

penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap tuhannya, negara, masyarakat

serta tugas yang diembannya.

2.1.2.4 Controlling (C) atau Pengawasan

2.1.2.4.1 Pengertian

Page 32: 77

Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan

pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksinya

dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula

(Manullang, 2001 : 173).

2.1.2.4.2 Fungsi Pengawasan

Pengawasan adalah salah satu bagian dari proses manajemen yang sangat

penting, karena bila pengawasan tidak dilakukan kemungkinan kesalahan-kesalahan

akan terus berlangsung dan semakin membengkak. Sehingga tiba-tiba kesalahan

tersebut sudah sangat berat dan sulit diatasi. Menurut Djati Julitriarsa dan John

Suprihanto (1988 : 102) fungsi dari pengawasan adalah sebagai berikut :

1) Mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan.

2) Untuk memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.

3) Untuk mendinamisir organisasi serta segenap kegiatan manajemen lain.

4) Untuk mempertebal rasa tanggung jawab.

2.1.2.4.3 Prinsip-prinsip dasar pengawasan

Dengan melihat pengertian dan fungsi-fungsi pengawasan yang ada serta agar

pengawasan itu dapat berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan, perlu adanya

prinsip-prinsip dasar dalam pengawasan. Menurut Dirham (1986 : 11) suatu sistem

pengawasan mengandung prinsip sebagai berikut :

1) Dapat mereflektir sifat dan kebutuhan dari kegiatan yang harus diawasi.

2) Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan .

3) Fleksibel.

4) Dapat mereflektir pola organisasi.

Page 33: 77

5) Ekonomis.

6) Dapat dimengerti.

7) Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.

2.1.2.4.4 Proses pengawasan

Ada empat dasar dalam pengawasan suatu organisasi dikenal dengan

singkatannya “ S P E M “, artinya :

1) Supervisi (S)

Supervisi merupakan suatu tujuan yang utama dalam suatu organisasi. Dalam

pelaksanaan aktivitas suatu organisasi tujuan utama dari organisasi harus senantiasa

terdapat dalam pelaksanaannya. Aktivitas organisasi tidak bisa melakukan kegiatan

yang diluar dari tujuan utama organisasi tersebut.

2) Pelaporan (P)

Dalam setiap aktivitas organisasi pelaporan adalah hal sangat penting, karena

pelaporan merupakan rangkuman dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh suatu

organisasi.

3) Evaluasi (E)

Evaluasi dalam suatu organisasi harus dilaksanakan, evaluasi adalah proses

kelanjutan dari hasil yang di dapat dari kegiatan suatu organisasi. Setiap kegiatan

akan menghasilkan suatu hasil yang telah dilaksanakan dan hambatan pada saat

kegiatan dilaksanakan, sehingga evaluasi kegiatan sangat penting unutk pembenahan

kegiatan yang telah selesai dan sebagai bahan acuan untuk kegiatan yang akan

datang.

4) Monitoring (M) atau pemantauan

Page 34: 77

Pemantauan (Monitoring) dalam setiap aktivitas organisasi sangat penting, karena dalam aktivitas organisasi harus berlandaskan dari tujuan yang diharapkan sehingga pemantauan sangat penting agar apa yang dilakukan sesuai dengan rencana kerja.

Proses pengawasan diperlukan sebuah sistem pengawasan dalam

melaksanakan aktivitas suatu organisasi, antara lain :

1) Inspektif; adalah melakukan pemeriksaan setempat (on the spot) untuk

mengetahui sendiri keadaan yang sebenarnya.

2) Komparatif; adalah membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan rencana

yang ada.

3) Verifikatif; adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh staf, terutama dalam bidang

keuangan dan non-material.

4) Investigatif; adalah melakukan penyelidikan untuk mengetahui terjadinya

penyelewengan-penyelewengan yang tersembunyi.

Dalam proses pengawasan terdapat beberapa langkah yang perlu ditempuh

dalam prosedur pengawasan adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan rencana pengawasan, yang terdiri dari : sistem pengawasan yang

digunakan, standar pengawasan dan rencana operasional.

2) Pelaksanaan pengawasan yang menggunakan sistem pengawasan secara

maksimal bersifat represif.

3) Melakukan penilaian/evaluasi dari pelaksanaan pengawasan untuk mengetahui

apakah sistem yang telah dilaksanakan memenuhi kebutuhan pengawasan atau

belum.

Dalam pengawasan diperlukan teknik pengawasan untuk mendukung proses pengawasan dapat berjalan secara maksimal, antara lain :

Page 35: 77

1) Pengawasan yang menitikberatkan pada hal-hal yang terlihat jelas

penyimpangannya (control by exception).

2) Pengawasan yang menitik beratkan pada pengendalian di dalam bidang

pengeluaran (control through cost).

3) Pengawasan yang menitikberatkan pada orang-orang yang merupakan kunci dari

pekerjaan tertentu (control trough key person).

4) Pengawasan dengan memperhatikan penggunaan waktu dan waktu yang

disediakan (control trough time).

5) Pengawasan dengan menjalankan suatu rangkaian pemerikasaan/verifikasi/audit

secara sistematis (control trough audits).

2.1.3 Peranan Manajemen

Usaha atau tindakan suatu organisasi yang berorientasi kepada tujuan yang

diharapkan melalui tindakan/kegiatan perencanaan, pengorganisasian. penggerakkan.

dan pengawasan sudah dilakukan sejak lama, sejak abad 19 manajemen tersusun

menjadi perangkat ilmu pengetahuan (Body Of Knowleadge) dan menjadi suatu

disiplin ilmu formal untuk dipelajari (Mansoer, 1989 : 27). Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat menyebabkan kepada tumbuhnya suatu

organisasi besar yang pada gilirannya membutuhkan konsep dalam manajemen untuk

dapat menuntun usaha yang dilakukan.

Manajemen yang efektif dan efisien diharapkan pula oleh masyarakat, tidak

hanya terjadi dalam organisasi perusahaan tetapi dalam organisasi pemerintahan dan

sosial yang bersifat tidak mencari laba (Mansoer, 1985 : 5). Untuk mencapai

keefektifan dan keefisienan dalam organisasi berarti pencapaian tujuan dan

Page 36: 77

penggerakan sumber daya yang tepat, dengan kata lain bahwa manajemen sangat

penting untuk semua organisasi, baik yang berorientasi pada keuntungan maupun

yang bersifat pelayanan.

2.2 Pengda PSSI Jawa Tengah

2.2.1 Sejarah PSSI

Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang telah dimainkan oleh

masyarakat kita sejak bangsa Indonesia masih dalam masa penjajahan. Atas prakarsa

dari Ir. Soeratin, pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta terbentuk PSSI sebagai

organisasi sepakbola nasional pada waktu itu, selain itu sebagai alat perjuangan

untuk melawan penjajahan Kaum Kolonial. Pada saat awal berdiri PSSI mempunyai

kepanjangan Persatuan Sepakraga seluruh Indonesia sebelum akhirnya diubah

menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia pada tahun 1950 sampai sekarang.

Sejarah sepakbola di Indonesia dimulai pada tahun-tahun sebelumnya, aktivitas

sepakbola telah dilakukan secara teratur oleh sebagian masyarakat Indonesia, meski

waktu itu masih dalam masa penjajahan.

Kehadiran bangsa Eropa ternyata tidak hanya menyisakan kejamnya

penjajahan, tetapi juga telah menularkan hobi olahraga khususnya sepakbola. Proses

penularan tersebut terutama terjadi sekitar kegiatan rutin orang-orang Belanda.

Dalam aktivitas organisasi, PSSI mempunyai anggota organisasi yang mengatur

persepakbolaan pada tingkat daerah (propinsi) yang disebut Komisariat Daerah

(Komda) PSSI. Pada tahun 2000 istilah Komda diubah menjadi Pengurus Daerah

(Pengda) PSSI sampai sekarang, yang tugas dan kewenangannya seperti pada

Page 37: 77

awalnya, yaitu badan/institusi kepemimpinan tertinggi organisasi di tingkat daerah

(PSSI, 2004 : 18).

Pada tahun 2004, PSSI mengalami perubahan dalam pengorganisasian,

perubahan itu terletak pada dasar pelaksanaan organisasi, sebelumnya menggunakan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) berubah menggunakan

Pedoman Dasar PSSI sesuai dengan hasil Keputusan Kongres Luar Biasa PSSI tahun

2004 Nomor : 04/KP/VI/2004 tanggal 12 Juni 2004, perubahan lainnya adalah

penggantian istilah Perserikatan menjadi Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI yang

tugas dan wewenangnya pada tingkatan Kota/Kabupaten serta perubahan masa bakti

kepengurusan PSSI dari Pusat sampai tingkat Kota/Kabupaten menjadi 5 (lima)

tahun yang sebelumnya 4 (empat) tahun.

Pengda PSSI Jawa Tengah merupakan salah satu organisasi dari PSSI yang

mempunyai tugas dan wewenang terhadap pembinaan prestasi sepakbola pada

tingkat propinsi Jawa Tengah. Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai

sekretariat/kantor di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jl. Tri Lomba Juang nomor 7

lantai 2 Kota Semarang.

2.2.2 Dasar, Azas , Status dan Wewenang

Sebagai sebuah organisasi, PSSI memiliki dasar, azas, status dan wewenang

organisasi sesuai dengan Pedoman Dasar PSSI (PSSI, 2004 : 7), PSSI Berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Azas PSSI adalah berazaskan

persatuan dan kesatuan bangsa dengan dilandasi semangat pengabdian dan

berpegang teguh pada nilai-nilai sportivitas dan profesionalisme untuk menghasilkan

prestasi sepakbola nasional yang berkualitas. Status PSSI adalah berbadan hukum

Page 38: 77

sesuai ketetapan Menteri Kehakiman R.I. tanggal 2 Februari 1953, No.J.A.5/11/6,

Tambahan Berita Negara tanggal 3 Maret 1953 nomor 18. PSSI sebagai satu-satunya

organisasi sepakbola yang bersifat nasional yang berwenang mengatur, mengurus

dan menyelenggarakan semua kegiatan/kompetisi sepakbola di Indonesia

2.2.3 Tujuan dan Usaha PSSI

Sesuai dengan Pedoman Dasar PSSI (PSSI, 2004 : 7), PSSI mempunyai

tujuan dan usaha dalam rangka melaksanakan aktivitas organisasi.

2.2.3.1.1 Tujuan PSSI

PSSI bertujuan :

1) Membangun dan meningkatkan kualitas persepakbolaan nasional dengan

semangat persaudaraan, persahabatan, kejujuran, sportivitas, nasionalisme dan

profesionalisme.

2) Menyebarkan olahraga sepakbola kepada masyarakat dengan berpedoman kepada

sepakbola yang maju dan profesional.

3) Membangun kerjasama nasional dan internasional, khususnya dengan cabang-

cabang organisasi olahraga lainnya.

2.2.3.1.2 Usaha-usaha PSSI

Dalam rangka mencapai tujuan, PSSI melaksanakan usaha-usaha sebagai

berikut :

1) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan persepakbolaan untuk menjamin

dipatuhinya peraturan dan ketentuan lainnya yang diberlakukan oleh PSSI, AFF,

AFC dan FIFA.

Page 39: 77

2) Mengorganisir dan atau mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kompetisi dan

turnamen resmi, baik yang bersifat nasional, regional, internasional serta

pertandingan lainnya yang diselenggarakan di Indonesia.

3) Membentuk Tim Nasional yang berkualitas, dalam rangka berpartisipasi secara

optimal di event regional maupun internasional.

4) Mengembangkan konsep sepakbola yang maju, professional serta mencegah

segala perilaku yang dapat merusak nilai sportivitas, prinsip fair play dan sikap

profesionalitas persepakbolaan Indonesia.

5) Melakukan segala upaya untuk mencegah serta menantang penyalahgunaan

narkoba dan obat terlarang lainnya dalam persepakbolaan nasional.

6) Melakukan segala upaya untuk mencegah serta menentang perilaku dan aktivitas

yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) dalam

persepakbolaan nasional.

7) Menegakkan aturan dalam setiap penyelesaian perselisihan.

8) Mengupayakan kerjasama yang kooperatif dan konstruktif dengan AFF, AFC,

FIFA serta asosiasi nasional lainnya.

9) Mencari sumber-sumber pendanaan yang sah untuk kelancaran program-program

PSSI dan menjaga segala sesuatu yang menjadi hak milik (inventaris) PSSI.

2.2.4 Organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah

Pengda PSSI Jawa Tengah sebagai salah satu organisasi olahraga yang

menangani persepakbolaan di tingkat Jawa Tengah dengan masa periode

kepengurusan 5 (lima) tahun. Pengda PSSI Jawa Tengah sebagai kepanjangan tangan

dari Pengurus Pusat PSSI merupakan satu kesatuan kerja yang tidak terpisahkan satu

Page 40: 77

dengan yang lainnya, tetapi perbedaan pada tingkat kewenangan kerja dari organisasi

tersebut.

Pada Pengda PSSI Jawa Tengah dalam aktivitas organisasi berdasarkan pada

Pedoman Dasar PSSI. Pedoman dasar adalah dasar organisasi bagi organisasi

persepakbolaan di Indonesia dari Pengurus Pusat PSSI, Pengurus Daerah PSSI,

Pengurus Cabang PSSI serta Klub anggota PSSI.

2.2.5 Sumber Daya Pengda PSSI Jawa Tengah

Dalam aktivitas organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah memiliki sumber daya,

yang merupakan komponen organisasi. Sumber daya Pengda PSSI Jawa Tengah

terdiri dari :

2.2.5.1 Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah

Kantor/sekretariat merupakan sarana manajemen yang digunakan dalam

rangkaian kegiatan organisasi untuk mendukung sarana yang lainnya, sehingga

tujuan yang diharapakan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kantor Pengda

PSSI Jawa Tengah beralamat di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jl.Tri Lomba Juang

Nomor 7 Lantai 2 Kota Semarang. Kelengkapan kantor utama yang ada di Pengda

PSSI Jawa Tengah, antara lain : komputer, ATK, meja, kursi, almari dan lain-lain.

2.2.5.2 Korwil (Koordinator Wilayah)

Dalam pelaksanaan aktivitas organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah dibantu

oleh Koordinator Wilayah (Korwil) yang bertugas sebagai bagian dari Pengda PSSI

Jawa Tengah yang bertugas menjadi koordinator pada wilayah tertentu, dengan

anggota dari beberapa Kabupaten/Kota berdasarkan eks. Karesidenan di Jawa

Page 41: 77

Tengah. Korwil dalam aktivitas organisasi membentuk susunan pengurus sebagai

pelaksana kegiatan organisasi.

Dalam pelaksanaan aktivitas organisasi Pengda PSSI JawaTengah dibantu

oleh 6 (enam) Koordinator Wilayah (Korwil) di Jawa Tengah, yang terdiri dari :

1. Korwil I (Eks. Karesidenan Banyumas), yang meliputi : Kab. Banyumas, Kab.

Banjarnegara, Kab. Purbalingga dan Kab. Cilacap.

2. Korwil II (Eks. Karesidenan Pekalongan), yang meliputi : Kab. Brebes, Kab.

Tegal, Kota Tegal, Kab. Pekalongan, Kota Pekalongan, Kab. Pemalang dan Kab.

Batang.

3. Korwil III (Eks. Karesidenan Semarang), yang meliputi : Kab. Kendal, Kota

Semarang, Kab. Semarang, Kab. Demak, Kota Salatiga dan Kab. Grobogan.

4. Korwil IV (Eks. Karesidenan Pati), yang meliputi : Kab. Pati, Kab. Rembang,

Kab. Blora, Kab. Jepara dan Kab. Kudus.

5. Korwil V (Eks. Karesidenan Surakarta), yang meliputi : Kab. Boyolali, Kota

Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyar, Kab. Sragen, Kab. Klaten dan

Kab. Wonogiri.

6. Korwil VI (Eks. Karesidenan Kedu), yang meliputi : Kab. Temanggung, Kab.

Wonosobo, Kab. Magelang, Kota Magelang, Kab. Purworejo dan Kab.

Kebumen.

2.2.5.3 Staf Pengda PSSI Jawa Tengah

Dalam aktivitas organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah, proses pelaksanaan

aktivitas organisasi di sekretariat/kantor dibantu staf Pengda PSSI Jawa Tengah. Staf

Pengda PSSI Jawa Tengah berjumlah 6 (enam) orang dengan pembagian tugas,

Page 42: 77

antara lain : satu orang Kepala Tata Usaha, satu orang staf bagian keuangan, dua

orang staf bagian administrasi dan kesekretariatan serta dua orang staf bagian umum.

2.2.5.4 Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI

Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai anggota antara lain : Pengurus

Cabang, yang merupakan badan/institusi kepemimpinan tertinggi organisasi di

tingkat Kabupaten/Kota dengan masa jabatan 5 (lima) tahun (Pedoman Dasar PSSI,

2004 : 18). Jumlah Pengcab PSSI di Jawa Tengah sebanyak 35 Pengcab di

Kabupaten dan Kota di lingkungan Propinsi Jawa Tengah.

2.2.5.5 Klub Anggota PSSI

Klub Anggota PSSI adalah klub anggota PSSI yang berada di bawah

pengurus cabang (Pengcab) yang mempunyai hak dan kewajiban mengikuti

kompetisi resmi PSSI baik untuk kategori kelompok umur (dibawah umur 18 tahun)

dan senior. Klub Anggota PSSI di Jawa Tengah berjumlah 36 klub. yang terdiri dari

(1) PERSIBAS Banyumas, (2) PERSIBARA Banjarnegara, (3) PERSAP

Purbalingga, (4) PSCS Cilacap, (5) PERSAB Brebes, (6) PERSEKAT Kab. Tegal,

(7) PERSEGAL Kota Tegal, (8) PERSIP Kota Pekalongan, (9) PERSEKAP Kab.

Pekalongan, (10) PSIP Kab. Pemalang, (11) PERSIBAT Kab. Batang, (12) PERSIK

Kab. Kendal, (13) PSIS Kota Semarang, (14) PERSIKAS Kab. Semarang, (15)

PSISa Kota Salatiga, (16) PSD Kab. Demak, (17) PERSIPUR Purwodadi

Kab.Grobogan, (18) PERSIKU Kab. Kudus, (19) PERSIJAP Kab. Jepara, (20)

PERSIPA Kab. Pati, (21) PSIR Kab. Rembang, (22) PERSIKABA Kab. Blora, (23)

PERSEBI Kab. Boyolali, (24) PERSIS Kota Surakarta, (25) PERSIHARJO Kab.

Sukoharjo, (26) PERSIKA Kab. Karanganyar, (27) PSISra Kab. Sragen, (28) PSIK

Page 43: 77

Kab. Klaten, (29) PERSIWI Kab. Wonogiri, (30) PERSITEMA Kab. Temanggung,

(31) PSIW Kab. Wonosobo, (32) PPSM Kota Magelang, (33) PERSIKAMA Kab.

Magelang, (34) ISP Kab. Purworejo, (35) PERSAK Kab. Kebumen dan (36) PS.

APAC INTI Kab. Semarang.

2.2.5.6 Lembaga Pendidikan Sepakbola (LPSB)

Sumber daya Pengda PSSI Jawa Tengah selanjutnya Lembaga Pendidikan

Sepakbola (LPSB), LPSB merupakan suatu badan/lembaga yang memberikan

pendidikan sepakbola pada usia dini. Pada LPSB mendidik siswa berdasarkan

kelompok umur dari siswa, biasanya LPSB mendidik siswa, yaitu :

1. U-10, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 10 tahun

2. U-11, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 11 tahun.

3. U-12, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 12 tahun

4. U-13, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 13 tahun

5. U-15, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 15 tahun

Pelaksanaan pendidikan pada LPSB didasarkan pada kelompok umur dari

siswa yang dirumuskan dalam kurikulum pembinaan LPSB, yang meliputi aspek

fisik, teknik dan mental. Berdasarkan Data LPSB Jawa Tengah tahun 2005, jumlah

LPSB yang termasuk LPSB resmi anggota Pengda PSSI Jawa Tengah berjumlah

141 LPSB. Perkembangan LPSB di Jawa Tengah mengalami pasang surut, sebagian

LPSB yang mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya dikarenakan pada

hal dana, terbenturnya jadwal latihan siswa dengan jadwal sekolah formal sehingga

jumlah siswanya semakin berkurang, tetapi banyak pula bermunculan LPSB baru

karena keinginan untuk mengembangkan pembinaan sepakbola pada usia dini.

Page 44: 77

2.2.5.7 Pelatih Sepakbola

Pelatih sepakbola sebagai sumber daya Pengda PSSI Jawa Tengah berperan

penting dalam proses pembinaan sepakbola, karena dengan kemampuanya mereka

akan membina dan mendidik para pemain sepakbola untuk berkembang sampai

prestasi maksimal. Pembinanan pelatih sepakbola di Jawa Tengah dilaksankan

melalui beberapa kegiatan, antara lain : Penyegaran (refreshing) pelatih, coaching

clinic dan kursus pelatih. Pelatih sepakbola memiliki klasifasikasi (lisensi)

berdasarkan hasil pendidikan kursus pelatih sesuai dengan tingkatannnya, klasifikasi

pelatih sepakbola terdiri dari : Lisensi A, B, C, D dan Pelatih Penjaga Gawang (Goal

Keeper). Pelatih sepakbola dengan Lisensi A adalah tingkatan pelatih dengan

klasifikasi tertinggi, kecuali pelatih penjaga gawang (klasifikasi/lisensi khusus).

Berdasarkan Data Pelatih Jawa Tengah tahun 2005, jumlah Pelatih Sepakbola

berdasarkan klasifikasinya, Pelatih dengan lisensi A berjumlah 4 orang, Pelatih

dengan lisensi B 12 orang, pelatih dengan Lisensi C berjumlah 38 orang, pelatih

dengan lisensi D berjumlah 326 orang serta pelatih penjaga gawang dengan lisensi

khusus 26 orang.

2.2.5.8 Pengawas Pertandingan (PP)

Pengawas Pertandingan (PP) merupakan salah satu perangkat (petugas)

dalam suatu pertandingan yang bertugas sebagai pengawas dan pembuat laporan

yang terjadi dalam suatu pertandingan sepakbola. Pembinaan PP di Jawa Tengah

dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain : Pembekalan PP dilaksanakan

setiap 1 (satu) tahun sekali menjelang pelaksanaan putaran Kompetisi Jawa Tengah

dan Evaluasi Laporan Pertandingan yang dilaksanakan pada saat selesai

Page 45: 77

pertandingan/kompetisi. PP mempunyai klasifikasi berdasarkan hasil kursus yang

didapat sesuai dengan tingkatannya, klasifikasi PP terdiri dari PP Daerah dan PP

Nasional yang kewenangan tugasnya sesuai dengan tingkatannya. Berdasarkan Data

PP Jawa Tengah tahun 2005, jumlah PP di Jawa Tengah berjumlah 115 orang,

dengan pembagian berdasarkan klasifikasinya, PP Daerah berjumlah 77 Orang

sedangkan untuk PP Nasional berjumlah 38 orang.

2.2.5.9 Wasit

Wasit merupakan salah satu perangkat (petugas) dalam suatu pertandingan

yang bertugas sebagai pengadil di lapangan dalam suatu permainan/pertandingan

sepakbola. Pembinaan wasit di Jawa Tengah dilaksanakan melalui beberapa kegiatan

antara lain : Tes Fisik Wasit (Cooper Test) dan Psycho Test yang dilaksanakan setiap

1 (satu) tahun sekali menjelang pelaksanaan kompetisi putaran Jawa Tengah. Wasit

sepakbola mempunyai klasifikasi berdasarkan hasil kursus yang didapat sesuai

dengan tingkatannya. Klasifikasi wasit terdiri dari Wasit FIFA, Wasit C-I (Nasional),

Wasit C-II (Daerah) dan Wasit C-III (Cabang) yang kewenangan tugas sesuai dengan

klasifikasi tingkatannya. Berdasarkan Data Wasit Jawa Tengah tahun 2005, jumlah

Wasit berdasarkan klasifikasinya, terdiri dari Wasit FIFA berjumlah 1 orang, Wasit

C-I berjumlah 139 orang wasit pria dan 1 orang wasit wanita, wasit C-II berjumlah

346 orang wasit pria, dan wasit C-III berjumlah 538 orang wasit pria dan 4 orang

wasit wanita.

2.2.5.10 Pemain Sepakbola

Pemain adalah salah satu komponen dalam sumber daya sepakbola, karena

pemain subyek/pelaku dari permainan sepakbola. Pemain sepakbola memiliki

Page 46: 77

klasifikasi berdasarkan tingkatan umur dari kelompok pemain usia dini, pemain

remaja (yunior) sampai pemain senior.

Pemain usia dini adalah pemain yang memiliki umur di bawah 15 tahun (<

umur 15 tahun) yang pembinaannya pada LPSB, berhak mengikuti kompetisi

berdasarkan pada tingkatan kelompok umur tertentu. Pemain Remaja (yunior) adalah

pemain yang memiliki umur 15 sampai dengan di bawah 18 tahun yang

pembinannya pada Klub, berhak mengikuti kompetisi berdasarkan pada tingkatan

kelompok umur yunior (di bawah umur 18 tahun ). Pemain senior adalah pemain

sepakbola yang memiliki umur diatas 18 tahun yang pembinaannya pada klub.

Pemain masih dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) berdasarkan tingkatan

kompetisi yang diikuti, antara lain : pemain amatir yang tingkatan kompetisinya pada

kompetisi Divisi III, Liga Remaja, Kelompok Umur dan Non-Divisi, sedangkan

pemain non-amatir (profesional) adalah pemain sepakbola yang mengikuti kompetisi

pada tingkatan kompetisi Divisi II, Divisi I dan Divisi Utama.

2.2.5.11 Lapangan Sepakbola

Lapangan sepakbola merupakan salah satu sumber daya dalam sepakbola,

karena lapangan adalah tempat untuk melangsungkan permainan/pertandingan

sepakbola. Lapangan sepakbola dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu :

Lapangan yang memenuhi syarat kompetisi nasional, lapangan untuk kompetisi lokal

dan lapangan untuk latihan.

Lapangan yang memenuhi syarat untuk kompetisi nasional adalah memenuhi

persayaratan sebagai berikut :

1. Lapangan sesuai standar ukuran lapangan dan berumput

Page 47: 77

2. Memiliki tempat untuk penonton (tribune)

3. Memiliki tempat untuk pemain cadangan dan official (bench)

4. Memiliki ruang ganti pemain

5. Memiliki pagar pembatas antara lapangan dan tempat penonton

6. Memilki sanitasi yang baik

7. Memiliki ruang untuk wartawan (pers)

Sebagian besar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah lapangan utamanya telah

memenuhi standar aturan kompetisi nasional. Data Lapangan Sepakbola di Jawa

Tengah tahun 2005 yang memenuhi aturan kompetisi nasional berjumlah 39

Lapangan.

Lapangan yang memenuhi syarat untuk kompetisi lokal adalah lapangan

sepakbola yang telah mempunyai lapangan yang sesuai dengan standar ukuran

lapangan, tetapi sarana pendukung lain belum lengkap/sempurna. Lapangan untuk

latihan adalah lapangan yang hanya bisa untuk latihan sepakbola tetapi syarat untuk

menjadi tempat pertandingan tidak sesuai dengan aturan penyelenggaraan.

2.2.6 Program Kerja Pengda PSSI Jawa Tengah

Program pada Pengda PSSI Jawa Tengah dirumuskan dalam program kerja

jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan waktu pelaksanannya. Program

jangka pendek pelaksanannya selama 1 (satu) tahun disusun pada saat Rapat Kerja

Daerah (Rakerda), sedangkan jangka panjang waktu pelaksanaannya selama 5 tahun

disusun pada saat Musyawarah Daerah (MUSDA) yang dirumuskan pada

pembentukan program kerja. Program kerja Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005

terdiri dari :

Page 48: 77

2.2.6.1 Bidang Organisasi

Program kerja bidang organisasi menggambarkan pelaksanaan aktivitas

organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah, yang meliputi bagian-bagian dari organisasi

dari Pengda PSSI Jawa Tengah.

Program kerja bidang Organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005

adalah sebagai berikut :

1. Konsolidasi organisasi dan reorganisasi Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah yang

meliputi Korwil (Koordinator Wilayah), Pengcab dan Klub Anggota PSSI di

Jawa Tengah.

2. Inventarisasi sumber daya Pengda PSSI.

3. Pembinaan organisasi dan administrasi pada anggota Pengda PSSI Jawa Tengah,

antara lain dengan kegiatan :

1) Menghadiri rapat di tingkat korwil, Pengcab dan Klub Anggota PSSI.

2) Menghadiri Musda tingkat Cabang

3) Menghadiri pelantikan Pengurus Pencab dan Klub Anggota PSSI.

4) Kunjungan ke daerah dalam rangka Pembinaan Organisasi dan administrasi

anggota Pengda PSSI Jawa Tengah

2.2.6.2 Bidang Pembinaan Prestasi

Program kerja bidang pembinaan prestasi merupakan rencana dalam

pembinaan prestasi persepakbolaan Jawa Tengah baik dalam tingkatan usia dini,

remaja maupun dewasa/senior.

Program kerja bidang pembinaan prestasi Pengda PSSI Jawa Tengah tahun

2005 adalah sebagai berikut :

Page 49: 77

1. Inventarisasi pemain (bank pemain) untuk seluruh usia pemain baik dari

kompetisi kelompok umur, kompetisi senior, sepakbola wanita dan futsal.

2. Pembentukan tim wakil Pengda PSSI Jawa Tengah dari semua event kompetisi

yang ada untuk maju ke tingkat nasional.

3. Pemilihan pemain potensial, dilakukan dari hasil pemantauan pada pertandingan

kompetisi divisi, kompetisi antar klub, kompetisi kelompok umur, PORDA dan

turnamen-turnamen yang bertujuan untuk persiapan pembentukan tim Pra-PON

Jawa Tengah.

4. Sosialisasi program kurikulum dan administrasi LPSB, dilakukan dalam rangka

pembinaan LPSB di Jawa Tengah melalui kegiatan penyegaran pelatih LPSB dan

sosialisasi kurikulum dan adminitrasi LPSB.

5. Penyegaran unsur teknik untuk peningkatan penampilan tim peserta kompetisi

Jawa Tengah dari kelompok umur sampai senior, dengan kegiatan penyegaran

pelatih yang dilakukan setiap akan berlangsungnya kompetisi.

6. Penelitian pemain, dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan pemain

dengan pelaksanaan ilmiah serta terbentuknya laboratorium Pemain melalui

pembentukan sentra pembinaan ilmiah pemain sepakbola.

2.2.6.3 Bidang Kompetisi dan Turnamen

Program bidang kompetisi dan turnamen Pengda PSSI Jawa Tengah

merupakan rencana kegiatan kompetisi dan turnamen persepakbolaan di lingkungan

Jawa Tengah dari tingkatan kelompok umur sampai kelompok senior.

Program kerja bidang pembinaan prestasi Pengda PSSI Jawa Tengah tahun

2005 adalah sebagai berikut :

Page 50: 77

2.2.6.3.1 Pelaksanaan Kompetisi

Program kerja pelaksanaan kompetisi di lingkungan Pengda PSSI Jawa

Tengah bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas (frekuensi) kompetisi di

Jawa Tengah.

Kompetisi yang dilaksanakan oleh Pengda PSSI Jawa Tengah terdiri dari :

1. Kompetisi Senior, yang terdiri dari Kompetisi Divisi II A, Kompetisi Divisi II B

dan Kompetisi Antar perkumpulan anggota Pengcab.

2. Kompetisi Kelompok Umur, yang terdiri dari Kompetisi U-13, Kompetisi U-15,

Kompetisi Liga Remaja Piala Suratin U-18 dan Kompetisi PORDA (U-20).

3. Kompetisi Sepakbola Wanita, melalui beberapa pelaksanaan turnamen sepakbola

wanita dengan kegiatan invitasi sepakbola wanita.

4. Kompetisi Futsal, melalui kegiatan invitasi futsal antar klub di Jawa Tengah.

2.2.6.3.2 Pelaksanaan Turnamen,

Program kerja pelaksanaan turnamen pada Pengda PSSI Jawa Tengah

bertujuan untuk inventarisasi pelaksanaan turnamen yang sudah ada dan

memunculkan kembali turnamen yang pernah ada atau membuat turnamen baru di

lingkungan Pengda PSSI Jawa Tengah yang bisa dijadikan agenda rutin Pengda PSSI

Jawa Tengah.

Turnemen sepakbola di Jawa Tengah yang menjadi kalender tahunan Pengda

PSSI Jawa Tengah, antara lain :

1. Turnemen Pelajar Antar SMA Apacinti Cup

2. Turnamen Piala Walikota Semarang

3. Turnamen Sepanjang Cup Karanganyar

Page 51: 77

2.2.6.4 Bidang Litbang, IPTEK dan Pengembangan SDM

Program kerja Bidang Litbang, IPTEK dan pengembangan SDM Pengda

PSSI Jawa Tengah merupakan rencana dalam peningkatan kualitas SDM melalui

penelitian dan pengembangan organisasi yang berdasarkan pada IPTEK (ilmu

pengetahuan dan teknologi).

Program kerja bidang litbang, IPTEK dan pengembangan SDM Pengda PSSI

Jawa Tengah tahun 2005 adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan SDM perangkat pertandingan melalui beberapa kegiatan

kursus/pelatihan wasit dan Pengawas Pertandingan (PP).

2. Peningkatan SDM pelatih melalui pengadaan Kursus pelatih, baik untuk Lisensi

A, B, C, D dan Kursus Pelatih penjaga gawang.

3. Peningkatan kualitas pemain sepakbola Jawa Tengah melalui tes dan pengukuran

pemain.

2.2.7 Kepengurusan Pengda PSSI Jawa Tengah

Kepengurusan Pengda PSSI Jawa Tengah dibentuk dan disusun berdasarkan

hasil MUSDA Pengda PSSI Jawa Tengah yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun

sekali melalui Tim Formatur. Masa bakti pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah adalah

5 (lima) tahun. Susunan Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah disusun dan ditetapkan

melalui surat Keputusan Pengda PSSI Jawa Tengah yang terdiri dari Ketua,

Sekretaris Umum, Bendahara, Ketua Bidang, Komisi dibawah Ketua Bidang,

Komisi-komisi dibawah koordinasi langsung Ketua dan Komisi-komisi di bawah

koordinasi langsung Sekretaris Umum.

Page 52: 77

Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah Jawa Tengah disusun dengan

berpedoman bentuk dan susunan Pengurus Pusat PSSI. Susunan pengurus Pengda

PSSI Jawa Tengah dibentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhan organisasi

berdasarkan fungsi dan tanggung jawab yang dilakukan saat menjalankan aktivitas

organisasi.

Susunan Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengahdapat digambarkan dengan

bagan berikut :

Ketua

Bendahara

Sekretaris Umum

Bidang Organisasi

Bid. Pembinaan Prestasi

Bid. Kompetisi & Turnamen

Bid. Litbang, Iptek dan SDM

1. Komisi Pemandu

Bakat 1. Komisi Komp

Senior 1. Komisi Litbang

& Iptek

2. Komisi Pembentukan Tim

2. Komisi Komp KU

2. Komisi Diklat Pelatih

3. Komisi Pembinan LPSB

3. Komisi Pemb. Sepakbola Wanita

3. Komisi Diklat Wasit dan PP

4. Komisi Turnamen

5. Komisi Pemb. Futsal

1. Komisi Disiplin 1. Komisi Wasit

2. Komisi Banding 2. Komisi PP

3. Komisi Promosi & Marketing

3. Komisi Humas

Page 53: 77

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan, ditetapkan berdasarkan pada tujuan

penelitian yang diharapkan. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk

memecahkan masalah penelitian. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian

ini adalah penelitian kualitatif, penelitin kualitatif dapat diartikan sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 1989:3).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hadari

Nawawi dan Martin Hadari (1991:67) menyatakan bahwa : “Penelitian deskriptif

dapat diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

memaparkan obyek yang diteliti (seseoarang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)

sebagai adanya berdasarkan fakta-fakta aktual pada saat sekarang. Data yang

terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisis. Data yang pada

umumnya merupakan informasi mengenai keadaan sebagaimana adanya sumber

data, dalam hubungannya dengan masalah yang diselidiki. Oleh karena itu biasanya

pada waktu permulaan akan mengumpulkan data, masalah yang dirumuskan masih

bersifat umum. Dalam proses penelitian berlangsung masalah itu dipertajam.

3.2 Sumber Data

Sebagai sumber data dalam penelitian ini berdasarkan sumber data yang ada

pada Pengda PSSI Jawa Tengah, baik yang berupa dokumen-dokumen, wawancara

Page 54: 77

maupun sarana dan prasarana serta fasilitas yang digunakan oleh Pengda PSSI Jawa

Tengah.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk dapat mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian

terlebih dahulu mempunyai teknik pengumpulan data yang tepat. Menurut Lofland

dalam Moleong (1990 : 112) sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-

kata, dan tindakan selebihnya ialah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.3.1 Observasi

Dapat diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik unsur-unsur

yang tampak dalam suatu gejala pada obyek penelitian. Observasi merupakan salah

satu teknik pengumpulan data dan pendukung untuk mengumpulkan data yang

diharapkan. Observasi dapat dilakukan pada tempat yang berhubungan dengan aspek

manajerial Pengda PSSI Jawa Tengah, data tersebut berupa tempat yakni kantor atau

sekretariat, sarana dan prasarana Pengda PSSI Jawa Tengah.

3.3.2 Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 1989:135).

Wawancara dapat diartikan sebagai alat yang digunakan dalam komunikasi tersebut

yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data

sebagai informasi (interview) yang dijawab lisan pula oleh responden data/informasi

itu berbentuk tanggapan, pendapat, keyakinan, hasil pemikiran dan pengetahuan

seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan sehubungan dengan masalah

Page 55: 77

itu. Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (yang bertanya) dan orang yang diwawancarai (yang memberi

jawaban) atas pertanyaan yang diajukan.

Untuk melakukan wawancara dengan responden terlebih dahulu

pewawancara harus membuat pertanyaan pembimbing (interview guide) yang dapat

membuat wawancara berjalan dengan lancar dan mengarah pada tujuan penelitian.

Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan obyek wawancara (responder)

antara lain :

1) Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah

2) Pengurus Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah

3) Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

4) Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

5) Wasit Sepakbola Jawa Tengah

6) Pemain Sepakbola Jawa Tengah

7) Pengurus KONI Propinsi Jawa Tengah

3.3.3 Dokumen

Memeriksa dokumen-dokumen yang dapat memperkuat dan melengkapi data

yang telah diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Menurut Hadari Nawawi

dan Martin Hadari (1991 : 169) Dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai

berbagai kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu relatif belum terlalu lama.

Dokumentasi yang dapat digunakan sebagai alat penelitian berupa hasil raport,

majalah, buletin dan bahan-bahan-bahan informasi yang lain yang dihasilkan oleh

suatu lembaga sosial dan sebagainya. Dokumen yang berkaitan dengan Pengda PSSI

Page 56: 77

Jawa Tengah yang diperoleh dirangkum melalui arsip berupa data tertulis pada

Pengda PSSI Jawa Tengah yang dapat mendukung tujuan penelitian.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena analisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian kemudian data yang diperoleh dianalisis. Analisis data menurut Patton dalam Moleong (1989 : 103) adalah proses pengaturan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

Dari data yang dikumpulkan kemudian dipisah-pisahkan menurut jenisnya

masing-masing dan disusun untuk dianalisis dan disimpulkan. Hal ini sesuai dengan

ciri dan sifat dari metode penelitian deskriptif seperti yang dikemukakan oleh

Surachmad (1976 : 132) mengemukakan bahwa “memusatkan pada masalah-masalah

yang ada pada masa sekarang, pada masa yang aktual. Data yang terkumpul mula-

mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa”. Dengan adanya metode analisis

diatas, maka akan dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya mengenai

manajemen pada Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005.

Page 57: 77

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, hasil penelitian tentang manajemen

Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005 pada fungsi manajemen sebagai

dasar/fundamental dari organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah, adalah sebagai

berikut :

4.1.1 Perencanaan (Planing).

Proses perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah ditentukan pada

Musyawarah Daerah (Musda) yang diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali,

agenda yang diselenggarakan salah satunya untuk menetapkan program kerja Pengda

untuk 5 (lima) tahun mendatang dengan mengacu kepada rencana kerja PSSI hasil

Musyawarah Nasional (Munas), dalam Musda merencanakan rencana dalam jangka

panjang (5 tahun). Program kerja Pengda untuk setiap tahunnya (jangka pendek)

dirumuskan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang dilaksanakan setiap 1 (satu)

tahun sekali dengan mengacu pada rencana kerja yang ditetapkan pada Musda.

Rakerda menghasilkan program kerja Pengda dalam 1 (satu) tahun, program kerja

tersebut terdiri dari rencana kerja (kegiatan) Pengda PSSI Jawa Tengah pada masing-

masing bidang dalam kepengurusan.

Perencanaan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah dilakukan melalui

beberapa langkah-langkah dalam proses perencanaan pada fungsi manajemen dengan

disusun dalam Musda dan Rakerda yang dijabarkan dalam rencana kerja dalam

bentuk program kerja dari masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan fungsi

Page 58: 77

pada kepengurusan. Rencana kerja disusun berdasarkan pada rencana kerja strategis

dan operasional yang masih dijabarkan dalam bentuk rencana kerja teknis. Program

kerja pada Pengda PSSI Jawa Tengah disusun berdasarkan pada tujuan dan sasaran

dari masing-masing kegiatan sesuai bidang dalam kepengurusan, dalam program

kerja juga disampaikan waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan.

Proses perencanaan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,

antara lain :

1. Pengurus Perserikatan (Klub Anggota PSSI)

Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :

“Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan proses perencanaan-perencanaan yang dibuat bisa diikuti oleh anggota melalui Korwil atau melalui Perserikatan secara langsung dan disampaikan juga pada Rakerda sebagai rencana tahunan dalam bentuk program kerja”.

2. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :

“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan pada pelaksanaan Rakerda untuk menentukan program kerja, tetapi kadang pada pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan pada perubahan rencana yang sudah ditentukan, sehingga proses perencanaan harus disempurnakan kembali agar pelaksanaan sesuai dengan rencana”.

3. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)

:

“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan, baik melalui penentuan program kerja dalam Rakerda ataupun dalam kegiatan-kegiatan, tetapi dari rencana yang dibuat tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan, misalnya rencana yang sudah disusun tetapi pada waktunya masih belum dilaksanakan walaupun akhirnya dilaksanakan”.

Page 59: 77

4. Wasit Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :

“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah secara umum sudah tertata dan bisa dilaksanakan oleh anggota Pengda, tetapi masih ada sedikit kendala terkadang informasi dilaksanakan secara mendadak; rencana terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan khususnya pada waktu pelaksanaan tetapi tetap dilaksanakan”.

5. Pemain Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :

“Pengda PSSI Jawa Tengah telah merencanakan kegiatan, seperti pelaksanaan kompetisi di tingkat Pengda secara rutin antara lain kompetisi II A dan II B pada tingkat senior, liga remaja serta pada tingkat LPSB”.

6. Pengurus KONI JawaTengah

Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :

“Proses perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan melalui pembentukan program kerja sebagai rencana kerja melalui Musda dan Rakerda”.

4.1.2 Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,

mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara

para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Pada

Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun struktur formal organisasi dalam suatu

kepengurusan, yang disusun berdasarkan kebutuhan organisasi dalam melaksanakan

aktivitas. Kepengurusan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah disusun sesuai

kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing pengurus dalam rangka mencapai

tujuan organisasi.

Page 60: 77

Prinsip-prinsip dalam organisasi telah dilaksanakan Pengda PSSI Jawa

Tengah, hal itu terlihat dengan adanya perumusan tujuan, pembagian kerja, delegasi

kekuasaan, rentangan kekuasaan, tingkat pengawasan organisasi, kesatuan perintah

dan tanggung jawab serta adanya prinsip koordinasi dalam organisasi tersebut.

Dalam proses pengorganisasian tidak lepas dari adanya pendanaan

organisasi, Pengda PSSI Jawa Tengah mendapatkan dana untuk pelaksanaan

organisasi berasal dari uang pangkal dan iuran anggota, hasil pertandingan yang

diselenggarakan olah Pengda, sumbangan-sumbangan dan bantuan yang tidak

mengikat serta usaha-usaha lain yang sah. Dalam penggelolaan keuangan, dijalankan

secara terbuka menurut ketentuan yang berlaku dengan tahun anggaran dimulai pada

tanggal 1 Januari sampai 31 Desember.

Proses Pengorganisasian yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,

antara lain :

1. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)

Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah cukup dan bagus terlihat dengan sering adanya pertemuan-pertemuan, susunan pengurus Pengda sudah sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah tetapi ada beberapa anggota dari pengurus yang tidak aktif, hal itu bisa ditutupi dengan peran Sekretaris Umum yang senantiasa menutupi ketidak-aktifan anggota, secara umum pelaksanaan pengorganisasian dilaksanakan sesuai dengan tujuan”.

2. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun melalui pengurus. Pengurus telah dibagi menjadi bagian-bagian sesuai dengan

Page 61: 77

kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah, tetapi dalam kepengurusan masih terlihat beberapa pengurus yang tidak aktif; hubungan dengan anggota Pengda dalam pengorganisasian sudah dilaksanakan. Secara umum pengorganisasian sudah dilaksanakan oleh Pengda tetapi masih perlu pembenahan”.

3. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)

:

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan melalui terbentuknya pengurus sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah, tetapi dalam pelaksanaan kepengurusan beberapa pengurus tidak aktif atau ketidak-profesionalan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak maksimal, akan tetapi hal tersebut diatasi dengan peran Sekretaris Umum yang bekerja secara maksimal terhadap ketidak-aktifan dari beberapa pengurus”.

4. Wasit Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :

“Pengorganisasian yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah mengena, anggota bisa membaca arah Pengda, tetapi masih ada beberapa kendala pada pelaksanaan kegiatan kadang masing tumpang tindih antar kegiatan-kegiatan; struktur organisasi pada Pengda sudah cukup dalam kebutuhan persepakbolaan di Jawa Tengah, tetapi pada bidang-bidang atau pengurus tertentu masih belum optimal; pengorganisasian secara umum bisa berjalan pada bidang-bidang kepengurusan Pengda”.

5. Pemain Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI sudah tersusun pengurus yang bekerja sesuai bidang-bidang dalam sepakbola di Jawa Tengah, sehingga proses pengorganisasian dapat dijalankan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan”.

6. Pengurus KONI JawaTengah

Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah tersusun melalui Pengurus Pengda yang melaksanakan aktivitas sesuai tugas dan fungsinya dalam organisasi”.

Page 62: 77

4.1.3 Penggerakan (Actuating)

Kegiatan perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital dalam kerangka

manajemen, tetapi tidak akan mewujudkan hasil kongkrit jika tidak

diimplementasikan. Untuk itu diperlukan tindakan nyata, yaitu actuating, usaha yang

menimbulkan Action atau gerakan. Penggerakan (actuating) adalah menggerakkan

orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Pada Pengda PSSI Jawa Tengah, proses penggerakan dilaksanakan dengan

menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai

dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing. Penggerakan yang

dilakukan pada pengda PSSI Jawa Tengah dimaksudkan agar anggota menjalankan

aktivitas dengan disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban

dalam kepengurusan agar tujuan dalam organisasi dapat dijalankan sesuai harapan.

Penggunaan sarana manajemen dalam rangka proses penggerakan organisasi

terlihat pada Pengda PSSI Jawa Tengah, yaitu dengan adanya manusia (men), Uang

(money), bahan-bahan (materials), alat kerja (machines) dan metode dalam

melaksanakan aktivitas organisasi.

Proses penggerakan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,

antara lain :

1. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)

Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :

“Proses penggerakan organisasi pada pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, dari 36 perserikatan (Anggota PSSI) sebagian besar sudah mengikuti program yang dicanangkan Pengda, hanya sebagian kecil yang belum bisa

Page 63: 77

mengikutinya; penggerakan terhadap anggota Pengda biasanya dilakukan dengan seringnya koordinasi dengan anggota dalam melaksanakan kegiatan; secara umum penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik tetapi senantiasa untuk bisa ditingkatkan”.

2. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :

“Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan seperti hubungan intern pengurus sering mengadakan koordinasi untuk melaksanakan kegiatan ataupun dengan para anggota; anggota Pengda secara umum dapat mengikuti program yang dicanangkan Pengda, walaupun tidak semuanya dapat mengikuti karena sesuatu hal; secara umum Pengda dalam melaksanakan penggerakan organisasi sudah dapat berjalan”.

3. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)

:

“Penggerakan Pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu dioptimalisasi karena pada perencanaan dan pengorganisasian masih kurang sehingga proses penggerakan harus dibenahi, tetapi secara umum proses penggerakan sudah dilakukan tetapi belum maksimal”.

4. Wasit Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :

“Penggerakan pada PSSI Jawa Tengah sudah berjalan, misalkan pada pelaksanaan kompetisi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang begitu berarti dengan ada koreksi untuk yang lebih baik”.

5. Pemain Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :

“Proses Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan dalam pelaksanaan organisasi, sistem kerja yang dilaksanakan digerakkan sesuai dengan fungsi dan tugas pengurus”.

6. Pengurus KONI JawaTengah

Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :

Page 64: 77

“Penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI dinilai sudah dilaksanakan, hal itu dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan dari organisasi”.

4.1.4 Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang

sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksinya dengan maksud

supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Pengda PSSI Jawa

Tengah dalam proses pengawasan dilaksanakan sesuai dengan tujuan utama

(supervisi) dari organisasi, yaitu mengatur dan membina persepakbolaan di Jawa

Tengah.

Pelaporan merupakan salah satu dari proses pengawasan, pada Pengda PSSI

Jawa Tengah dilaksanakan pada Rakerda, sebagai laporan pertanggungjawaban kerja

selama 1 (satu) tahun dan pada pelaksanaan Musda sebagai laporan

pertanggungjawaban kerja selama 5 (lima) tahun, laporan disampaikan kepada

anggota Pengda PSSI Jawa Tengah. Laporan berisi tentang rangkuman dari hasil

kegiatan yang dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah pada periode waktu tertentu.

Evaluasi dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka proses

pengawasan organisasi, evaluasi dilaksanakan setiap selesai mengadakan kegiatan

dari organisasi yang berisi tentang hasil yang di dapat dan hambatan pada saat

pelaksanaan. Dari proses evaluasi dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan

yang akan diadakan. Pemantauan (monitoring) juga dilaksanakan Pengda PSSI Jawa

Tengah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar pelaksanaan sesuai dengan

rencana kerja. Pemberian sangsi terhadap pelanggaran aturan organisasi juga

merupakan bagain dari proses pengawasan, dengan adanya pemberian sangsi akan

Page 65: 77

menciptakan suasana disiplin dan patuh dalam melaksanakan aktivitas organisasi

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.

Proses pengawasan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah menurut

anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah, antara lain :

1. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)

Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :

“Pengawasan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, pada pelaksanaan kompetisi pengawasan dilakukan dengan memberikan peringatan kepada anggota yang tidak mengikuti untuk dapat mengikuti karena hal itu merupakan kewajiban; penegakan aturan senantiasa dilakukan dalam proses pengawasan; Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah dilaporkan secara rinci tentang rencana, organisasi, kegiatan dan keuangan secara transparan dalam Rakerda dan Musda”.

2. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :

“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan khususnya pada saat pelaksanaan kompetisi dengan adanya pemantau/pengawas, pelaporan pada pengda sudah dilaksanakan pada setiap Rakerda dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban, proses evaluasi juga sudah dilaksanakan pada kegiatan yang sudah terlaksana”.

3. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)

:

“Pengawasan pada Pengda PSSI sudah dijalankan dalam aktivitas organisasi masih kurang, kegiatan dalam sepakbola belum termonitor dengan baik dan intensif untuk kompetisi atau turnemen pada tingkat perserikatan atau cabang sehingga masih diperlukan evaluasi; proses pemantauan sudah dilaksanakan dengan baik, dengan adanya pemantau dari Korwil atau Pengda; pelaporan dan evaluasi kegiatan secara makro sudah dilaksanakan dengan baik untuk masalah pendanaan ataupun kegiatan, tetapi untuk SDM pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu ditingkatkan”.

4. Wasit Sepakbola Jawa Tengah

Page 66: 77

Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :

“Proses Pengawasan Pengda PSSI Jawa Tengah bisa berjalan, pada pelaksanaan kompetisi adanya pemantau dan petugas pertandingan yang melaksanakan tugas sesuai tugasnya; perhatian intensif kepada Perserikatan (cabang) masih kurang optimal, sebagai contoh pada pelaksanaan Musda di Perserikatan (cabang) kadang pengurus Pengda tidak ada yang hadir, sehingga pengawasan kepada daerah masing kurang”.

5. Pemain Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :

“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan, proses evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengda”.

6. Pengurus KONI JawaTengah

Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :

“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah melaksanakan, terlihat pada pelaksanaan kegiatan yang dapat terlaksana, adanya pelaporan pada kegiatan yang telah dilaksanakan serta evaluasi kegiatan untuk peningkatan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pada Rakerda atau Musda”.

4.2 Pembahasan

Pembahasan setelah melaksanakan penelitian dan analisis data yang

terkumpul, dapat diketahui bahwa Pengda PSSI Jawa Tengah telah melaksanakan

proses manajamen secara beruntut, terlihat pada aktivitas organisasi telah

menjalankan manajemen suatu organisasi, antara lain dengan adanya dasar organisasi

berdasarkan pada Pedoman Dasar PSSI dan Peraturan Organisasi PSSI. Pelaksanaan

fungsi manajemen telah dijalankan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka

melaksanakan aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.

Page 67: 77

Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah ditentukan pada Musda yang

diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun untuk menetapkan program kerja Pengda untuk

5 (lima) tahun dan program kerja Pengda untuk setiap tahunnya (jangka pendek)

dirumuskan pada Rakerda yang dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali dengan

mengacu pada rencana kerja yang ditetapkan pada Musda untuk menghasilkan

program kerja Pengda dalam 1 (satu) tahun. Program kerja Pengda PSSI terdiri dari

rencana kerja (kegiatan) Pengda PSSI Jawa Tengah pada masing-masing bidang

dalam kepengurusan. Perencanaan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah

dilakukan melalui langkah-langkah yang dijabarkan dalam rencana kerja dalam

bentuk program kerja dari masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan fungsi

pada kepengurusan. Rencana kerja disusun sesuai dengan rencana kerja strategis dan

operasional yang masih dijabarkan dalam bentuk rencana kerja teknis. Program kerja

pada Pengda PSSI Jawa Tengah disusun berdasarkan pada tujuan dan sasaran dari

masing-masing kegiatan sesuai bidang dalam kepengurusan, dalam program kerja

juga disampaikan waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan.

Pengorganisasian Pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun struktur

formal organisasi dalam suatu kepengurusan berdasarkan kebutuhan organisasi

dalam melaksanakan aktivitas dan disusun sesuai kedudukan, tugas serta fungsi dari

pengurus dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Prinsip-prinsip dalam organisasi

telah dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan aktivitas. Dalam

proses pengorganisasian tidak lepas dari adanya pendanaan organisasi, Pengda PSSI

Jawa Tengah mendapatkan dana untuk pelaksanaan organisasi berasal dari uang

pangkal dan iuran anggota, hasil pertandingan yang diselenggarakan olah Pengda,

Page 68: 77

sumbangan-sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat serta usaha-usaha lain yang

sah.

Penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan dengan

menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai

dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing. Penggerakan yang

dilakukan pada pengda PSSI Jawa Tengah dimaksudkan agar anggota menjalankan

aktivitas dengan disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban

dalam kepengurusan agar tujuan dalam organisasi dapat dijalankan sesuai harapan.

Penggunaan sarana manajemen dalam rangka proses penggerakan organisasi terlihat

pada Pengda PSSI Jawa Tengah.

Pengda PSSI Jawa Tengah dalam pengawasan dilaksanakan sesuai dengan

tujuan utama (supervisi) dari organisasi, Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah

dilaksanakan pada Rakerda, sebagai laporan pertanggungjawaban kerja selama 1

(satu) tahun dan pada pelaksanaan Musda sebagai laporan pertanggungjawaban

kerja selama 5 (lima) tahun, laporan disampaikan kepada anggota Pengda PSSI Jawa

Tengah. Laporan berisi tentang rangkuman dari hasil kegiatan yang dilaksanakan

Pengda PSSI Jawa Tengah pada periode waktu tertentu. Evaluasi dilaksanakan

Pengda PSSI Jawa Tengah setiap selesai mengadakan kegiatan dari organisasi yang

berisi tentang hasil dan hambatan pada saat pelaksanaan yang bisa dijadikan sebagai

bahan acuan untuk kegiatan yang akan diadakan. Pemantauan (monitoring) juga

dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar

pelaksanaan sesuai dengan rencana kerja. Pemberian sangsi terhadap pelanggaran

aturan organisasi dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka menciptakan

Page 69: 77

suasana kedisiplinan dan patuh terhadap aturan organisasi sehingga tujuan organisasi

dapat tercapai sesuai harapan.

Pelaksanaan fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh Pengda PSSI Jawa

Tengah berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa anggota Pengda,

pelaksanaan kegiatan Pengda PSSI Jawa Tengah masih terdapat hal-hal yang masih

perlu ditingkatkan. Pada Perencanaan masih terlihat beberapa kekurangan, rencana

yang sudah ditetapkan belum bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana awal sehingga

dampak kepada anggota sebagai bagian dari rencana tersebut menjadi dirugikan.

Pada proses pengorganisasian terlihat keaktifan kepengurusan yang sudah ada belum

maksimal sesuai dengan tugas dan fungsi dalam kepengurusan, masih perlu

pembenahan agar pengorganisasian dapat dilaksanakan secara maksimal. Pada proses

penggerakan masih perlu pembenahan khususnya dalam menggerakan anggota

Pengda terhadap program kerja, sehingga nantinya anggota dapat mengikuti program

dari Pengda secara maksimal ataupun pada pengurus masih terlihat beberapa

pengurus tidak aktif terhadap kegiatan Pengda. Pada proses pengawasan masih perlu

pembenahan khususnya dalam pengawasan kepada anggota-anggota Pengda agar

lebih intensif, sehingga hubungan dengan anggota menjadi lebih dinamis dalam

rangka meningkatkan prestasi sepakbola di Jawa Tengah.

Page 70: 77

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil Penelitian

Berdasarkan analisis data yang diperoleh, hasil penelitian tentang manajemen

Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005 pada fungsi manajemen sebagai

dasar/fundamental dari organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah, adalah sebagai

berikut :

4.3.1 Perencanaan (Planing).

Proses perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah ditentukan pada

Musyawarah Daerah (Musda) yang diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali,

agenda yang diselenggarakan salah satunya untuk menetapkan program kerja Pengda

untuk 5 (lima) tahun mendatang dengan mengacu kepada rencana kerja PSSI hasil

Musyawarah Nasional (Munas), dalam Musda merencanakan rencana dalam jangka

panjang (5 tahun). Program kerja Pengda untuk setiap tahunnya (jangka pendek)

dirumuskan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang dilaksanakan setiap 1 (satu)

tahun sekali dengan mengacu pada rencana kerja yang ditetapkan pada Musda.

Rakerda menghasilkan program kerja Pengda dalam 1 (satu) tahun, program kerja

tersebut terdiri dari rencana kerja (kegiatan) Pengda PSSI Jawa Tengah pada masing-

masing bidang dalam kepengurusan.

Perencanaan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah dilakukan melalui

beberapa langkah-langkah dalam proses perencanaan pada fungsi manajemen dengan

disusun dalam Musda dan Rakerda yang dijabarkan dalam rencana kerja dalam

bentuk program kerja dari masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan fungsi

Page 71: 77

pada kepengurusan. Rencana kerja disusun berdasarkan pada rencana kerja strategis

dan operasional yang masih dijabarkan dalam bentuk rencana kerja teknis. Program

kerja pada Pengda PSSI Jawa Tengah disusun berdasarkan pada tujuan dan sasaran

dari masing-masing kegiatan sesuai bidang dalam kepengurusan, dalam program

kerja juga disampaikan waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan.

Proses perencanaan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,

antara lain :

7. Pengurus Perserikatan (Klub Anggota PSSI)

Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :

“Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan proses perencanaan-perencanaan yang dibuat bisa diikuti oleh anggota melalui Korwil atau melalui Perserikatan secara langsung dan disampaikan juga pada Rakerda sebagai rencana tahunan dalam bentuk program kerja”.

8. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :

“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan pada pelaksanaan Rakerda untuk menentukan program kerja, tetapi kadang pada pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan pada perubahan rencana yang sudah ditentukan, sehingga proses perencanaan harus disempurnakan kembali agar pelaksanaan sesuai dengan rencana”.

9. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)

:

“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan, baik melalui penentuan program kerja dalam Rakerda ataupun dalam kegiatan-kegiatan, tetapi dari rencana yang dibuat tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan, misalnya rencana yang sudah disusun tetapi pada waktunya masih belum dilaksanakan walaupun akhirnya dilaksanakan”.

Page 72: 77

10. Wasit Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :

“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah secara umum sudah tertata dan bisa dilaksanakan oleh anggota Pengda, tetapi masih ada sedikit kendala terkadang informasi dilaksanakan secara mendadak; rencana terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan khususnya pada waktu pelaksanaan tetapi tetap dilaksanakan”.

11. Pemain Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :

“Pengda PSSI Jawa Tengah telah merencanakan kegiatan, seperti pelaksanaan kompetisi di tingkat Pengda secara rutin antara lain kompetisi II A dan II B pada tingkat senior, liga remaja serta pada tingkat LPSB”.

12. Pengurus KONI JawaTengah

Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :

“Proses perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan melalui pembentukan program kerja sebagai rencana kerja melalui Musda dan Rakerda”.

4.3.2 Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,

mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara

para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Pada

Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun struktur formal organisasi dalam suatu

kepengurusan, yang disusun berdasarkan kebutuhan organisasi dalam melaksanakan

aktivitas. Kepengurusan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah disusun sesuai

kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing pengurus dalam rangka mencapai

tujuan organisasi.

Page 73: 77

Prinsip-prinsip dalam organisasi telah dilaksanakan Pengda PSSI Jawa

Tengah, hal itu terlihat dengan adanya perumusan tujuan, pembagian kerja, delegasi

kekuasaan, rentangan kekuasaan, tingkat pengawasan organisasi, kesatuan perintah

dan tanggung jawab serta adanya prinsip koordinasi dalam organisasi tersebut.

Dalam proses pengorganisasian tidak lepas dari adanya pendanaan

organisasi, Pengda PSSI Jawa Tengah mendapatkan dana untuk pelaksanaan

organisasi berasal dari uang pangkal dan iuran anggota, hasil pertandingan yang

diselenggarakan olah Pengda, sumbangan-sumbangan dan bantuan yang tidak

mengikat serta usaha-usaha lain yang sah. Dalam penggelolaan keuangan, dijalankan

secara terbuka menurut ketentuan yang berlaku dengan tahun anggaran dimulai pada

tanggal 1 Januari sampai 31 Desember.

Proses Pengorganisasian yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,

antara lain :

7. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)

Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah cukup dan bagus terlihat dengan sering adanya pertemuan-pertemuan, susunan pengurus Pengda sudah sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah tetapi ada beberapa anggota dari pengurus yang tidak aktif, hal itu bisa ditutupi dengan peran Sekretaris Umum yang senantiasa menutupi ketidak-aktifan anggota, secara umum pelaksanaan pengorganisasian dilaksanakan sesuai dengan tujuan”.

8. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun melalui pengurus. Pengurus telah dibagi menjadi bagian-bagian sesuai dengan

Page 74: 77

kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah, tetapi dalam kepengurusan masih terlihat beberapa pengurus yang tidak aktif; hubungan dengan anggota Pengda dalam pengorganisasian sudah dilaksanakan. Secara umum pengorganisasian sudah dilaksanakan oleh Pengda tetapi masih perlu pembenahan”.

9. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)

:

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan melalui terbentuknya pengurus sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah, tetapi dalam pelaksanaan kepengurusan beberapa pengurus tidak aktif atau ketidak-profesionalan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak maksimal, akan tetapi hal tersebut diatasi dengan peran Sekretaris Umum yang bekerja secara maksimal terhadap ketidak-aktifan dari beberapa pengurus”.

10. Wasit Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :

“Pengorganisasian yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah mengena, anggota bisa membaca arah Pengda, tetapi masih ada beberapa kendala pada pelaksanaan kegiatan kadang masing tumpang tindih antar kegiatan-kegiatan; struktur organisasi pada Pengda sudah cukup dalam kebutuhan persepakbolaan di Jawa Tengah, tetapi pada bidang-bidang atau pengurus tertentu masih belum optimal; pengorganisasian secara umum bisa berjalan pada bidang-bidang kepengurusan Pengda”.

11. Pemain Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI sudah tersusun pengurus yang bekerja sesuai bidang-bidang dalam sepakbola di Jawa Tengah, sehingga proses pengorganisasian dapat dijalankan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan”.

12. Pengurus KONI JawaTengah

Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :

“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah tersusun melalui Pengurus Pengda yang melaksanakan aktivitas sesuai tugas dan fungsinya dalam organisasi”.

Page 75: 77

4.3.3 Penggerakan (Actuating)

Kegiatan perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital dalam kerangka

manajemen, tetapi tidak akan mewujudkan hasil kongkrit jika tidak

diimplementasikan. Untuk itu diperlukan tindakan nyata, yaitu actuating, usaha yang

menimbulkan Action atau gerakan. Penggerakan (actuating) adalah menggerakkan

orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Pada Pengda PSSI Jawa Tengah, proses penggerakan dilaksanakan dengan

menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai

dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing. Penggerakan yang

dilakukan pada pengda PSSI Jawa Tengah dimaksudkan agar anggota menjalankan

aktivitas dengan disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban

dalam kepengurusan agar tujuan dalam organisasi dapat dijalankan sesuai harapan.

Penggunaan sarana manajemen dalam rangka proses penggerakan organisasi

terlihat pada Pengda PSSI Jawa Tengah, yaitu dengan adanya manusia (men), Uang

(money), bahan-bahan (materials), alat kerja (machines) dan metode dalam

melaksanakan aktivitas organisasi.

Proses penggerakan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,

antara lain :

7. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)

Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :

“Proses penggerakan organisasi pada pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, dari 36 perserikatan (Anggota PSSI) sebagian besar sudah mengikuti program yang dicanangkan Pengda, hanya sebagian kecil yang belum bisa

Page 76: 77

mengikutinya; penggerakan terhadap anggota Pengda biasanya dilakukan dengan seringnya koordinasi dengan anggota dalam melaksanakan kegiatan; secara umum penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik tetapi senantiasa untuk bisa ditingkatkan”.

8. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :

“Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan seperti hubungan intern pengurus sering mengadakan koordinasi untuk melaksanakan kegiatan ataupun dengan para anggota; anggota Pengda secara umum dapat mengikuti program yang dicanangkan Pengda, walaupun tidak semuanya dapat mengikuti karena sesuatu hal; secara umum Pengda dalam melaksanakan penggerakan organisasi sudah dapat berjalan”.

9. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)

:

“Penggerakan Pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu dioptimalisasi karena pada perencanaan dan pengorganisasian masih kurang sehingga proses penggerakan harus dibenahi, tetapi secara umum proses penggerakan sudah dilakukan tetapi belum maksimal”.

10. Wasit Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :

“Penggerakan pada PSSI Jawa Tengah sudah berjalan, misalkan pada pelaksanaan kompetisi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang begitu berarti dengan ada koreksi untuk yang lebih baik”.

11. Pemain Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :

“Proses Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan dalam pelaksanaan organisasi, sistem kerja yang dilaksanakan digerakkan sesuai dengan fungsi dan tugas pengurus”.

12. Pengurus KONI JawaTengah

Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :

Page 77: 77

“Penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI dinilai sudah dilaksanakan, hal itu dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan dari organisasi”.

4.3.4 Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang

sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksinya dengan maksud

supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Pengda PSSI Jawa

Tengah dalam proses pengawasan dilaksanakan sesuai dengan tujuan utama

(supervisi) dari organisasi, yaitu mengatur dan membina persepakbolaan di Jawa

Tengah.

Pelaporan merupakan salah satu dari proses pengawasan, pada Pengda PSSI

Jawa Tengah dilaksanakan pada Rakerda, sebagai laporan pertanggungjawaban kerja

selama 1 (satu) tahun dan pada pelaksanaan Musda sebagai laporan

pertanggungjawaban kerja selama 5 (lima) tahun, laporan disampaikan kepada

anggota Pengda PSSI Jawa Tengah. Laporan berisi tentang rangkuman dari hasil

kegiatan yang dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah pada periode waktu tertentu.

Evaluasi dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka proses

pengawasan organisasi, evaluasi dilaksanakan setiap selesai mengadakan kegiatan

dari organisasi yang berisi tentang hasil yang di dapat dan hambatan pada saat

pelaksanaan. Dari proses evaluasi dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan

yang akan diadakan. Pemantauan (monitoring) juga dilaksanakan Pengda PSSI Jawa

Tengah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar pelaksanaan sesuai dengan

rencana kerja. Pemberian sangsi terhadap pelanggaran aturan organisasi juga

merupakan bagain dari proses pengawasan, dengan adanya pemberian sangsi akan

Page 78: 77

menciptakan suasana disiplin dan patuh dalam melaksanakan aktivitas organisasi

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.

Proses pengawasan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah menurut

anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah, antara lain :

7. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)

Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :

“Pengawasan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, pada pelaksanaan kompetisi pengawasan dilakukan dengan memberikan peringatan kepada anggota yang tidak mengikuti untuk dapat mengikuti karena hal itu merupakan kewajiban; penegakan aturan senantiasa dilakukan dalam proses pengawasan; Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah dilaporkan secara rinci tentang rencana, organisasi, kegiatan dan keuangan secara transparan dalam Rakerda dan Musda”.

8. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :

“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan khususnya pada saat pelaksanaan kompetisi dengan adanya pemantau/pengawas, pelaporan pada pengda sudah dilaksanakan pada setiap Rakerda dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban, proses evaluasi juga sudah dilaksanakan pada kegiatan yang sudah terlaksana”.

9. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah

Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)

:

“Pengawasan pada Pengda PSSI sudah dijalankan dalam aktivitas organisasi masih kurang, kegiatan dalam sepakbola belum termonitor dengan baik dan intensif untuk kompetisi atau turnemen pada tingkat perserikatan atau cabang sehingga masih diperlukan evaluasi; proses pemantauan sudah dilaksanakan dengan baik, dengan adanya pemantau dari Korwil atau Pengda; pelaporan dan evaluasi kegiatan secara makro sudah dilaksanakan dengan baik untuk masalah pendanaan ataupun kegiatan, tetapi untuk SDM pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu ditingkatkan”.

10. Wasit Sepakbola Jawa Tengah

Page 79: 77

Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :

“Proses Pengawasan Pengda PSSI Jawa Tengah bisa berjalan, pada pelaksanaan kompetisi adanya pemantau dan petugas pertandingan yang melaksanakan tugas sesuai tugasnya; perhatian intensif kepada Perserikatan (cabang) masih kurang optimal, sebagai contoh pada pelaksanaan Musda di Perserikatan (cabang) kadang pengurus Pengda tidak ada yang hadir, sehingga pengawasan kepada daerah masing kurang”.

11. Pemain Sepakbola Jawa Tengah

Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :

“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan, proses evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengda”.

12. Pengurus KONI JawaTengah

Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :

“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah melaksanakan, terlihat pada pelaksanaan kegiatan yang dapat terlaksana, adanya pelaporan pada kegiatan yang telah dilaksanakan serta evaluasi kegiatan untuk peningkatan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pada Rakerda atau Musda”.

4.4 Pembahasan

Pembahasan setelah melaksanakan penelitian dan analisis data yang

terkumpul, dapat diketahui bahwa Pengda PSSI Jawa Tengah telah melaksanakan

proses manajamen secara beruntut, terlihat pada aktivitas organisasi telah

menjalankan manajemen suatu organisasi, antara lain dengan adanya dasar organisasi

berdasarkan pada Pedoman Dasar PSSI dan Peraturan Organisasi PSSI. Pelaksanaan

fungsi manajemen telah dijalankan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka

melaksanakan aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.

Page 80: 77

Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah ditentukan pada Musda yang

diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun untuk menetapkan program kerja Pengda untuk

5 (lima) tahun dan program kerja Pengda untuk setiap tahunnya (jangka pendek)

dirumuskan pada Rakerda yang dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali dengan

mengacu pada rencana kerja yang ditetapkan pada Musda untuk menghasilkan

program kerja Pengda dalam 1 (satu) tahun. Program kerja Pengda PSSI terdiri dari

rencana kerja (kegiatan) Pengda PSSI Jawa Tengah pada masing-masing bidang

dalam kepengurusan. Perencanaan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah

dilakukan melalui langkah-langkah yang dijabarkan dalam rencana kerja dalam

bentuk program kerja dari masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan fungsi

pada kepengurusan. Rencana kerja disusun sesuai dengan rencana kerja strategis dan

operasional yang masih dijabarkan dalam bentuk rencana kerja teknis. Program kerja

pada Pengda PSSI Jawa Tengah disusun berdasarkan pada tujuan dan sasaran dari

masing-masing kegiatan sesuai bidang dalam kepengurusan, dalam program kerja

juga disampaikan waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan.

Pengorganisasian Pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun struktur

formal organisasi dalam suatu kepengurusan berdasarkan kebutuhan organisasi

dalam melaksanakan aktivitas dan disusun sesuai kedudukan, tugas serta fungsi dari

pengurus dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Prinsip-prinsip dalam organisasi

telah dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan aktivitas. Dalam

proses pengorganisasian tidak lepas dari adanya pendanaan organisasi, Pengda PSSI

Jawa Tengah mendapatkan dana untuk pelaksanaan organisasi berasal dari uang

pangkal dan iuran anggota, hasil pertandingan yang diselenggarakan olah Pengda,

Page 81: 77

sumbangan-sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat serta usaha-usaha lain yang

sah.

Penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan dengan

menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai

dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing. Penggerakan yang

dilakukan pada pengda PSSI Jawa Tengah dimaksudkan agar anggota menjalankan

aktivitas dengan disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban

dalam kepengurusan agar tujuan dalam organisasi dapat dijalankan sesuai harapan.

Penggunaan sarana manajemen dalam rangka proses penggerakan organisasi terlihat

pada Pengda PSSI Jawa Tengah.

Pengda PSSI Jawa Tengah dalam pengawasan dilaksanakan sesuai dengan

tujuan utama (supervisi) dari organisasi, Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah

dilaksanakan pada Rakerda, sebagai laporan pertanggungjawaban kerja selama 1

(satu) tahun dan pada pelaksanaan Musda sebagai laporan pertanggungjawaban

kerja selama 5 (lima) tahun, laporan disampaikan kepada anggota Pengda PSSI Jawa

Tengah. Laporan berisi tentang rangkuman dari hasil kegiatan yang dilaksanakan

Pengda PSSI Jawa Tengah pada periode waktu tertentu. Evaluasi dilaksanakan

Pengda PSSI Jawa Tengah setiap selesai mengadakan kegiatan dari organisasi yang

berisi tentang hasil dan hambatan pada saat pelaksanaan yang bisa dijadikan sebagai

bahan acuan untuk kegiatan yang akan diadakan. Pemantauan (monitoring) juga

dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar

pelaksanaan sesuai dengan rencana kerja. Pemberian sangsi terhadap pelanggaran

aturan organisasi dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka menciptakan

Page 82: 77

suasana kedisiplinan dan patuh terhadap aturan organisasi sehingga tujuan organisasi

dapat tercapai sesuai harapan.

Pelaksanaan fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh Pengda PSSI Jawa

Tengah berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa anggota Pengda,

pelaksanaan kegiatan Pengda PSSI Jawa Tengah masih terdapat hal-hal yang masih

perlu ditingkatkan. Pada Perencanaan masih terlihat beberapa kekurangan, rencana

yang sudah ditetapkan belum bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana awal sehingga

dampak kepada anggota sebagai bagian dari rencana tersebut menjadi dirugikan.

Pada proses pengorganisasian terlihat keaktifan kepengurusan yang sudah ada belum

maksimal sesuai dengan tugas dan fungsi dalam kepengurusan, masih perlu

pembenahan agar pengorganisasian dapat dilaksanakan secara maksimal. Pada proses

penggerakan masih perlu pembenahan khususnya dalam menggerakan anggota

Pengda terhadap program kerja, sehingga nantinya anggota dapat mengikuti program

dari Pengda secara maksimal ataupun pada pengurus masih terlihat beberapa

pengurus tidak aktif terhadap kegiatan Pengda. Pada proses pengawasan masih perlu

pembenahan khususnya dalam pengawasan kepada anggota-anggota Pengda agar

lebih intensif, sehingga hubungan dengan anggota menjadi lebih dinamis dalam

rangka meningkatkan prestasi sepakbola di Jawa Tengah.

Page 83: 77

DAFTAR PUSTAKA

Dedy Sulismanto, 2004, Manajemen Klub Olahraga Pada Lembaga Pendidikan Sepakbola Tugu Muda Semarang Tahun 2004. Skripsi. Universitas Negeri Semarang

Dirham, 1986. Kepemimpinan Organisasi dan Administrasi Olahraga. Semarang :

IKIP Semarang Djati Julitriarsa dan John Suprihanto, 1988. Manajemen Umum Sebuah Pengantar.

Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE. Hadari Nawawi dan Martin Hadari, 1991. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.

Yogyakarta : UGM Press. Hamdan Mansoer, 1989. Pengantar Manajemen. Jakarta: Depdikbud. Hani Handoko, 1984. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. KONI, 1985. Administrasi Olahraga, Semarang : KONI. Manullang, 1983. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Ghalia Indonesia. Moleong, 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Pengda PSSI Jawa Tengah, 2005. Program Kerja Pengda PSSI Jawa Tengah Tahun

2005, Semarang : Pengda PSSI Jawa Tengah PSSI, 2004. Pedoman Dasar PSSI. Jakarta : PSSI. , 2004. Peraturan Organisasi PSSI, Jakarta : PSSI. Soewarno Handayaningrat, 1982. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen. Jakarta : PT Gunung Agung. Suharsimi Arikunto, 1997. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi

Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Surachmad, 1975. Dasar dan Tekhnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah.

Bandung : CV. Tarsito.

Page 84: 77

Lampiran 1

INSTRUMEN PERTANYAAN DALAM WAWANCARA

No Komponen Indikator Daftar Pertanyaan 1 Pengurus Pengda PSSI - Organisasi - Pengertian Pengda PSSI Jawa

Tengah - Sejarah PSSI - Dasar organisasi PSSI - Sumber daya Pengda PSSI

Jawa Tengah - Pembinaan terhadap sumber

daya PSSI Jawa Tengah - Prestasi Pengda PSSI Jawa

Tengah - Perencanaan

(Planning) - Proses perencanaan pada

Pengda PSSI Jawa Tengah - Penentuan Program kerja - Program jangka panjang dan

pendek - Pengorganisasian

(Organizing) - Pengorganisasian pada

Pengda PSSI Jawa Tengah - Struktur organisasi Pengda

PSSI Jawa Tengah - Pelaksanaan prinsip-prinsip

organisasi - Kepengurusan Pengda PSSI

Jawa Tengah - Pendanaan organisasi - Actuating

(Penggerakan) - Proses penggerakan pada

Pengda PSSI Jawa Tengah - Tujuan penggerakan pada

Pengda PSSI Jawa Tengah - Penggunaan sarana

manajemen dalam penggerakan

- Pengawasan (Controlling)

- Proses pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pelaporan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Evaluasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pemberian sangsi dlama pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

Page 85: 77

2 Pengurus Anggota - Perencanaan (Planning)

- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengorganisasian (Organizing)

- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Penggerakan (Actuating)

- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengawasan (Controlling)

- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

3 Pelatih Sepakbola - Perencanaan (Planning)

- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengorganisasian (Organizing)

- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Penggerakan (Actuating)

- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengawasan (Controlling)

- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

4 Pengawas Pertandingan - Perencanaan (Planning)

- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengorganisasian (Organizing)

- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Penggerakan (Actuating)

- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengawasan (Controlling)

- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

5 Wasit Sepakbola - Perencanaan (Planning)

- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengorganisasian (Organizing)

- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Penggerakan (Actuating)

- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

Page 86: 77

- Pengawasan (Controlling)

- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

6 Pemain Sepakbola - Perencanaan (Planning)

- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengorganisasian (Organizing)

- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Penggerakan (Actuating)

- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengawasan (Controlling)

- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

7 Pengurus KONI Jateng - Perencanaan (Planning)

- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengorganisasian (Organizing)

- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Penggerakan (Actuating)

- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

- Pengawasan (Controlling)

- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

Page 87: 77

Lampiran 2

Hasil Wawancara

Narasumber : Drs. H. Djanu Ismanto, MS.

Jabatan : Sekretaris Umum Pengda PSSI Jawa Tengah

Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Selasa, 2 Agustus 2005

- Tempat : Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah

Deskripsi Hasil Wawancara :

Pengda PSSI Jawa Tengah merupakan organisasi PSSI yang mempunyai

tugas dan wewenang terhadap pembinaan prestasi sepakbola di Jawa Tengah, Kantor

Pengda PSSI Jawa Tengah di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jl. Tri Lomba Juang

nomor 7 lantai 2 Semarang. Tujuan dan fungsi Pengda PSSI Jawa Tengah merupakan

penjabaran dari Pedoman Dasar dan Peraturan Organisasiyang merupakan dasar

organisasi dalam melaksanakan aktivitas organisasi.

Dalam aktivitasnya, Pengda PSSI melakukan proses perencanaan yang

dilaksanakan melalui Rakerda untuk setiap 1 tahun dan Musda untuk setiap 5 tahun

sekali. Dalam Musda menghasilkan program kerja jangka panjang dalam 5 tahun dan

Rakerda menghasilkan program kerja dalam 1 tahun.

Proses pengorganisasian, Pengda PSSI Jawa Tengah tersusun adanya

pengurus mulai dari pengurus harian, bidang-bidang serta komisi yang merupakan

anggota bidang yang melaksanakan tugas dabn fungsi dalam kepengurusan. Pengda

PSSI Jawa Tengah mempunyai anggota, antara lain Korwil, Pengurus Cabang

Page 88: 77

(Perserikatan), Klub, LPSB, Pelatih, PP, Wasit, Pemain. Pembinaan anggota Pengda

dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam program kerja.

Pendanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah berasala dari iuran anggota, hasil

pertandingan, sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat serta usaha lain yang sah.

Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI dilaksanakan melalui kegiatan-

kegiatan yang berhubungan kepada pengurus dang anggota, kegiatan melalui

koordinasi, pengarahan dan penegakan aturan yang telah ditentukan.

Pengawasan terhadap aktivitas organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah

dilaksanakan melalui kegiatan pemantauan dan pada kegiatan- kegiatan yang

dilakukan. Proses pelaporan dilaksanakan Pengda pada Rakerda setiap 1 tahun dan

Musda setiap 5 tahun, berisi laporan kegiatan dan laporan keuangan yang

dilaksanakan pada periode waktu sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap kerja

yang dilakukan. Proses evaluasi dilaksanakan Pengda setiap pelaksanaan kegiatan

dan selesai kegiatan, dari proses evaluasi tersebut sebagai bahan acuan untuk

pelaksanaan mendatang.

Page 89: 77

Hasil Wawancara

Narasumber : Maspul Yudianto

Jabatan : Pengurus PERSEGAL Kota Tegal

Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Kamis, 11 Agustus 2005

- Tempat : Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah

Deskripsi Hasil Wawancara :

Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan proses perencanaan-

perencanaan yang berisi tentang program kerja dibuat bias diikuti oleh anggota

melalui Korwil atau melalui Perserikatan secara langsung dan disampaiakan pada

Rakerda setiap tahun dan Musda setiap 5 tahun.

Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah cukup dan bagus

terlihat dengan sering adanya pertemuan-pertemuan, susuna Pengurus Pengda sudah

sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah tetapi ada beberapa anggota dari

Pengurus yang tidak aktif, hal itu bias ditutupi dengan peran Sekretaris Umum yang

senantiasa menutupi ketidak-aktifan anggota, secara umum pelaksanaan

pengorganisasian dilaksanakan sesuai dengan tujuan.

Proses penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik,

dari 36 Perserikatan (Anggota PSSI) sebagaian besar sudah mengikuti program kerja

Pengda , hanya sebagian kecil yang belum bias mengikutinya; penggerakan terhadap

anggota biasanya dilakukan dengan seringnya koordinasi dengan anggota falam

Page 90: 77

melaksanakan kegiatan; secara umum penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah

sudah baik tapi senantiasa untuk bias ditingkatkan.

Pengawasan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, pada

pelaksanaan kompetisi pengawasan dilakukan dengan memberikan peringatan

kepada anggota yang tidak mengikuti untuk dapat mengikuti karena hal itu

merupakan kewajiban; penegakan aturan senantiasa dilakukan dalam proses

pengawasan; Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah dilaporkan secara rinci tentang

rencana, organisasi, kegiatan dan keuangan secara transparan dalam Rakerda dan

Musda.

Page 91: 77

Hasil Wawancara

Narasumber : Edi Paryono

Jabatan : Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang

Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005

- Tempat : Rumah Edi Paryono

Deskripsi Hasil Wawancara :

Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan

melalui terbentuknya pengurus sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah,

tetapi dalam pelaksanaan kepengurusan beberapa pengurus tidak aktif atau ketidak-

profesionalan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sehingga dalam pelaksanaan

kegiatan tidak maksimal, akan tetapi hal tersebut diatasi dengan peran Sekretaris

Umum yang bekerja secara maksimal terhadap ketidak-aktifan dari beberapa

pengurus.

Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan pada

pelaksanaan Rakerda untuk menetukan program kerja, tetapi kadang pada

pelaksanaan masih terdapat beberapa kekurangan pada perubahan rencana yang

sudah ditentukan, sehingga proses perencanaan harus disemprnakan kembali agar

pelaksanaan sesuai dengan rencana.

Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan

seperti hubungan intern pengurus sering mengadakan koordinasi untuk

melaksanakan kegiatan ataupun dengan para anggota; anggota Pengda secara umum

Page 92: 77

dapat mengikuti program yang dicanangkan Pengda, walaupun tidak semuanya dapat

mengikuti karena sesuatu hal; secara umum Pengda dalam melaksanakan

penggerakan organisasi sudah dapat berjalan.

Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan khususnya

pada saat pelaksanaan adanya pemantau/pengawas dan evaluasi kegiatan, proses

pengawasan terhadap aktivitas masih belum maksimal, pelaporan pada Pengda sudah

dilaksanakan pada setiap Rakerda dalam bentuk laporan pertanggungjawaban.

Page 93: 77

Hasil Wawancara

Narasumber : Ir. Akhmad Kamali, MSi.

Jabatan : Pengawas Pertandingan (PP) Nasional asal Semarang

Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005

- Tempat : Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah

Deskripsi Hasil Wawancara :

Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan, baik

melalui penentuan program kerja dalam Rakerda ataupun dalam kegiatan-kegiatan,

tetapi dari rencana yang dibuat teresebut masih terdapat beberapa kekurangan dalam

pelaksanaan, misalnya rencana yang sudah disusun tetapi pada waktunya masih

belum dilaksanakan walaupun akhirnya dilaksanakan.

Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan

melalui terbentuknya pengurus sesuai dengan kebetuhan sepakbola di Jawa Tengah,

tetapi dalam pelaksanaan kepengurusan beberapa pengurus tidak tidak aktif atau

ketidak-profesionalan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sehingga dalam

pelaksanaan kegiatan tidak maksimal, akan tetapi hal tersebut diatasi dengan peran

Sekretaris Umum yang bekerja secara maksimal terhadap ketidak-aktifan dari

beberapa pengurus.

Pengawasan pada Pengda PSSI sudah dijalankan dalam aktivitas organisasi

masih kurang, kegiatan dalam sepakbola belum termonitor dengan baik dan intensif

untuk kompetisi atau turnamen pada tingkat perserikatan atau cabang sehingga masih

Page 94: 77

diperlukan evaluasi. Proses pemantauan sudah dilaksanakan dengan baik, dengan

adanya pemantauan pemantau dari Korwil atau Pengda. Pelaporan dan evaluasi

kegiatan secara makro sudah dilaksanakan dengan baik untuk masalah pendanaan

ataupun kegiatan, tetapi untuk SDM pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu

ditingkatkan.

Page 95: 77

Hasil Wawancara

Narasumber : Slamet Kusdiono

Jabatan : Wasit C-I Nasional asal Blora

Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Jum’at, 13 Agustus 2005

- Tempat : Stadion Kridosono Blora

Deskripsi Hasil Wawancara :

Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah secara umum sudah tertata

dan bisa dilaksanakan oleh anggota Pengda, tetapi masih ada sedikit kendala

terkadang informasi dilaksanakan secara mendadak; rencana terkadang tidak

sesuai dengan pelaksanaan khususnya pada waktu pelaksanaan tetapi tetap

dilaksanakan.

Pengorganisasian yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah mengena,

anggota bias membaca arah Pengda, tetapi masih ada beberapa kendala pada

pelaksanaan kegiatan kadang masih tumpang tindih antar kegiatan-kegiatan; struktur

organisasi pada Pengda sudah cukup dalam kebutuhan persepakbolaan di Jawa

Tengah, tetapi pada bidang-bidang atau pengurus tertentu masih belum optimal;

pengorganisasian secara umum bias berjalan pada bidang-bidang kepengurusan

Pengda.

Page 96: 77

Penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah berjalan, misalkan pada

pelaksanaan kompetisi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang begitu

berarti dengan ada koreksi untuk yang lebih baik.

Proses pengawasan Pengda PSSI Jawa Tengah bias berjalan, pada

pelaksanaan kompetisi adanya pemantau dan petugas pertandingan yang

melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya; perhatian intensif kepada Perserikatan

(Cabang) masih kurang optimal, sebagai contoh pada pelaksanaan Musda di

Perserikatan (cabang) kadang pengurus pengda tidak ada yang hadir, sehingga

pengawasan kepada daerah masih kurang.

Page 97: 77

Hasil Wawancara

Narasumber : Panji Rizaq

Jabatan : Pemain PERSIHARJO Sukoharjo

Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Senin, 15 Agustus 2005

- Tempat : Kampus FIK UNNES

Deskripsi Hasil Wawancara :

Pengda PSSI Jawa Tengah telah merencanakan kegiatan, seperti pelaksanaan

kompetisi di tingkat Pengda secara rutin antara lain kompetisi II A dan II B pada

tingkat senior, liga remaja serta pada tingkat LPSB.

Pengorganisasian pada Pengda PSSI sudah tersusun pengurus yang bekerja

sesuai bidang-bidang dalam sepakbola di Jawa Tengah, sehingga proses

pengorganisasian dapat dijalankan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan.

Proses penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan

dalam pelaksanaan organisasi, sistem kerja yang dilaksanakan digerakkan sesuai

dengan fungsi dan tugas pengurus.

Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan untuk

mencapai tujuan, proses evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan

kegiatan Pengda

Page 98: 77

Hasil Wawancara

Narasumber : Drs Soenjoto

Jabatan : Wakil Ketua Umum I KONI Propinsi Jawa Tengah

Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005

- Tempat : Kantor KONI Propinsi Jawa Tengah

Deskripsi Hasil Wawancara :

Proses Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan

melalui pemebntukan program kerja sebagai rencana kerja melalui Musda dan

Rakerda. Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah tersusun melalui

Pengurus Pengda yang melaksanakan aktivitas sesuai tugas dan fungsinya dalam

organisasi.

Penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI dinilai sudah

dilaksanakan, hal itu dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan

dari organisasi. Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah melaksanakan,

terlihat pada pelaksanaan kegiatan yang dapat terlaksana, adanya pelaporan pada

kegiatan yang telah dilaksanakan serta evaluasi kegiatan untuk peningkatan

organisasi yang dirumuskan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pada

Rakerda dan Musda.

Page 99: 77

Lampiran 3 STRUKTUR PENGURUS PENGDA PSSI JAWA TENGAH

MASA BHAKTI TAHUN 2004 – 2009

1. Ketua : Drs. H. Sumaryoto 2. Sekretaris Umum : Drs. H. Djanu Ismanto, MS 3. Bendahara : Agus Supriyanto, SE, MM. 4. Ketua Bidang Organisasi : H. Soetedjo, SH. 5. Ketua Bidang Pembinaan Prestasi : Sartono Anwar

a. Komisi Pemandu Bakat Ketua : Beny Hartono Anggota : Nursahid Anggota : Kasiyadi

b. Komisi Pembentukan Tim : Edy Prayitno c. Komisi Pembinaan LPSB : Drs. Musarodin

6. Ketua Bidang Kompetisi & Turnemen : Joko Yogyanto, SH, SpN. a. Komisi Kompetisi Senior : Heri Purwanto b. Komisi Kompetisi Kelompok Umur : Budi Winarko c. Komisi Pembinaan Sepakbola Wanita

Ketua : Drs. MG. Nuniek Sriyuningsih, MS. Anggota : Dr. Setya Rahayu, MS. Anggota : Ir. Adriana Susi Yudhawati

d. Komisi Penyelenggaraan Turnamen Ketua : Kusnadi Anggota : Wasis Anggota : Drs. Suryanto

e. Komisi Pembinaan Futsal : Bambang Haryanto 7. Ketua Bidang Litbang, Iptek dan

Pengembangan SDM : Drs. Soeprijadi, M.Pd. a. Komisi Litbang dan Iptek : Drs. Taufiq Hidayah, M.Kes. b. Komisi Diklat Pelatih : Joko Daud Ganafianto c. Komisi Diklat Wasit dan PP : Drs. Sukirso

8. Komisi-komisi dibawah Koordinasi Langsung Ketua a. Komisi Disiplin

Ketua : Ucok Kuncoro, SH. Anggota : Hartono Anggota : Djarot Wijayanto, SH. M.Hum.

b. Komisi Banding Ketua : H.M. Bisri Fachrurrozi, BA. Anggota : Drs. Soetrisno Anggota : Sunarto, SH.

c. Komisi Promosi dan Marketing Ketua : Drs. Kristiyani Kirana Anggota : Agus Sofwan Hadi, SH. Anggota : Imron As’ad

9. Komisi-komisi dibawah Koordinasi Sekretaris Umum a. Komisi Wasit : H. Bambang Slameto, S.Sos. b. Komisi Pengawas Pertandingan (PP) : Ir. Akhmad Kamali, M.Si. c. Humas : 1. Darjo Suyat

2. Fredo 3. Tholik Sunarto

Page 100: 77

Lampiran 4

PROGRAM KERJA PENGDA PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2005

BIDANG : PEMBINAAN PRESTASI NO SASARAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA 1 Bank pemain

untuk seluruh usia

pemain

Memiliki pemain seluruh

kompetisi baik senior,

kelompok umur, wanita

dan futsal

Feb s/d

Des

Bid. Pembinaan

Prestasi & bidang

Kompetisi

2 Pembentukan Tim

Pra-PON ke XVII

Pemilihan pemain pada

pertandingan :

- Kompetisi Divisi

- Kompetisi antar Klub

- Kompetisi Yunior

- PORDA

- Turnamen-turnamen

Jan s/d

Des

Bid. Pembinaan

Prestasi

3 Pembianaan LPSB Sosialisasi Program,

kurikulum, administrasi, dll

Jan &

Juni

Bid. Pembinaan

Prestasi dan

Korwil

4 Peningkatan

penampilan tim

peserta kompetisi

dari senior s/d

kelompok umur

Mengadakan penyegaran

seluruh unsure teknik

Jan &

Juni

Bid. Pembinaan

Prestasi, Bid

Litbang, Iptek &

SDM

5 Pembentukan

sentra pembinaan

ilmiah

Penelitian pemain dengan

pelaksanaan ilmiah serta

terbentuknya lab. pemain

Jan s/d

Des

Bid. Pembinaan

Prestasi, Bid.

SDM, Komisi

Promosi

Page 101: 77

BIDANG : KOMPETISI DAN TURNAMEN SUB BIDANG : KOMPETISI NO SASARAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA 1 KOMPETISI

1. Divisi II A Jateng Feb – Mei Komisi Kompetisi

Senior 2. Divisi II B Jateng Juli – Okt Komisi Kompetisi

Senior 3. Liga Remaja U-13 Juli – Nov Korwil dan Pengda 4. Liga Remaja U-15 Maret –

Agst Korwil dan Pengda

5. Liga Remaja U-18 Maret – Sept

Korwil dan Pengda

6. Komp. Antar Perkumpulan anggota Perserikatan

Feb – Sept Perserikatan, Korwil dan Pengda PSSI

7. Invitasi Sepakbola wanita Juli – Des Korwil dan Pengda 8. Invitasi Futsal Juli – Des Korwil dan Pengda

SUB BIDANG : TURNAMEN NO SASARAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA 1 Inventarisasi

Turnamen

Melakukan pendataan seluruh turnamen baik yang resmi maupun yang belum resmi

POPSI dan POM

Jan – Des Perserikatan, Korwil dan Komisi Turnamen

2 Turnamen Pengda PSSI Jateng

Penyelenggaraan : 1. Turnamen Perserikatan

dan Klub Sepakbola Utama

2. Turnamen Perebutan Piala Tingkat Jawa Tengah : (Piala Gubernur untuk antar Kecamatan, turnamen Gala Karya dan Turnamen lainnya)

Jan – Des Komisi Kompetisi Senior

3 Turnamen Korwil, Perserikatan dan Lokal

1. Turnamen tingkat Kabupaten/Korwil/Perserikatan

2. Turnamen Lokal

Insidental Insidental

Klub Perserikatan dan Korwil Panitia Lokal

Page 102: 77

PROGRAM KERJA PENGDA PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2005

BIDANG : LITBANG, IPTEK DAN PENGEMBANGAN SDM

NO SASARAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA Kursus Wasit C3; C2 dan PP

Daerah

Jan, Des Komisi Diklat

Wasit dan PP

1 Peningkatan

SDM

perangkat

Pertandingan

Penyelenggaraan wasit, PP

dan Komisi Disiplin

Menyesuaikan Komisi Diklat

Wasit dan PP

Komisi

Disiplin

Penataran Pelatih Lisensi D Jan s/d Des K. Diklat Pelatih

Penataran Pelatih Lisensi C Maret & Okt K. Diklat Pelatih

Penyebaran Pelatih Tim

Peserta Kompetisi Lokal

Juni & Juli K. Diklat Pelatih

Penataran Pelatih Lisensi A/B Okt - Des K. Diklat Pelatih

2 Peningkatan

SDM Pelatih

Penataran Pelatih P. Gawang April K. Diklat Pelatih

3 Kualitas

Pemain Tim

Jateng

Tes dan Pengukuran Pemain Jan – Des Komisi Litbang

dan IPTEK

Page 103: 77

Lampiran 5 DAFTAR ALAMAT KLUB ANGGOTA PSSI

PENGDA PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2005 WILAYAH KORWIL I BANYUMAS NO NAMA KLUB ALAMAT 1

PERSAP PURBALINGGA

Bagian Bina Prasarana Wil. Setda Purbalingga Jl. Onje No. 13 Purbalingga

2

PSCS CILACAP

Jalan Jendral Sudirman NO. 32 Cilacap

3

PERSIBAS BANYUMAS

Komplek Stadion Satria Purwokerto Jalan Prof. Dr. Suharso Purwokerto

4

PERSIBARA BANJARNEGARA

Jalan Letjen S. Parman No. 28 Banjarnegara

WILAYAH KORWIL II PEKALONGAN 1

PERSAB BREBES

Jalan Diponegoro No. 141 Brebes

2

PERSIP PEKALONGAN

Jalan Raya Baros Kel. Baros Pekalongan Timur

3

PERSEGAL KOTA TEGAL

Jalan Arum Indah I Gang 2 No. 199 Tegal

4

PERSEKAT KAB. TEGAL

SMK. N 1 Adiwerna Po. BOX 24 Adiwerna Slawi

5

PERSIBAT BATANG

Jalan R.A. Kartini No. 1 Batang

6

PERSEKAP KAB. PEKALONGAN

D/a Tri Budi Hartono Dinas Pendidikan Kab. Pekalongan Jalan Wiroto No. 09 Pekalongan

7

PSIP KAB. PEMALANG

Kantor Kesos Pemalang Jalan Brigjen Katamso Pemalang

Page 104: 77

WILAYAH KORWIL III SEMARANG 1

PS. APACINTI

Jalan Raya Bawen Km 32 Kab. Semarang

2

PERSIKAS KAB. SEMARANG

GN-OTA Kab. Semarang Jalan P. Diponegoro No. 203 Ungaran

3

PSIS KOTA SEMARANG

Stadion Citarum Semarang

4

PERSIPUR PUWODADI KAB. GROBOGAN

Jalan Merbabu No. 15 Purwodadi

5

PSD KABUPATEN DEMAK

Jalan Sultan Fatah No. 67 Demak

6

PSISa SALATIGA

Jl. Letjend Sukowati No. 54 Kota Salatiga

7

PERSIK KENDAL

Jalan Laut No. 03 Kendal

WILAYAH KORWIL IV PATI 1

PERSIPA PATI

Kantor Dinas KBKS Kab. pati Jalan Ki Juru Mertani Kab. Pati

2

PSIR REMBANG

Jalan P. Diponegoro No. 90 Rembang

3

PERSIJAP JEPARA

Jalan Kartini No 1 Jepara

4

PERSIKU KUDUS

Kantor Bawasda Kab. Kudus Jalan Mejobo No. 35 Kudus

5

PERSIKABA BLORA

Jalan Arum dalu No. 2 Blora

Page 105: 77

WILAYAH KORWIL V SURAKARTA 1

PERSIHARJO SUKOHARJO

Jalan Widyapranoto No. 31 Sukoharjo

2

PERSIWI WONOGIRI

Kantor Satpol PP Jalan Kabupaten No. 4 Wonogiri

3

PSISra SRAGEN

Kantor DPU Sragen Jalan Setiabudi No. 3 Sragen

4

PERSIKA KARANGANYAR

Jalan Nusa Indah Raya III/I.A Perumnas Palur Karanganyar

5

PERSIS SOLO

Jalan Gajah Mada No. 73 Surakarta

6

PERSEBI BOYOLALI

Kantor KPU Boyolali Jl. Duren No. 10 – 11 Boyolali

7

PSIK KLATEN

Hotel Bima Jalan Pemuda Utara No. 3 Klaten

WILAYAH KORWIL VI KEDU 1

PSIW WONOSOBO

Jalan Sindoro No. 6 Wonosobo

2

PERSITEMA TEMANGGUNG

Jalan Jendral A. yani No. 32 Temanggung

3

ISP PURWOREJO

Jalan Urip Sumoharjo No. 39 Purworejo

4

PERSIKAMA KAB MAGELANG

Jalan K.H. Dalhar No. ¾ Karaharja Gunung Pring Muntilan Magelang

5

PPSM KOTA MAGELANG

Jalan Veteran No. 8 Magelang

6

PERSAK KEBUMEN

D/a Bpk. Maskur Salim Kutowinangun RT. 03 RW. 07 KEBUMEN

Page 106: 77

Lampiran 6

DAFTAR PESERTA KOMPETISI PSSI

KLUB ANGGOTA PENGDA PSSI JAWA TENGAH

TAHUN 2005

NO NAMA KLUB KOMPETISI 1 PSIS Kota Semarang Divisi Utama 2 PERSIJAP Jepara Divisi Utama 3 PERSIPUR Puwodadi Divisi I 4 PERSIBAT Batang Divisi I 5 PERSIKU Kudus Divisi II 6 PERSIS Solo Divisi II 7 PERSIBAS Banyumas Divisi III 8 PSCS WIJAYA KUSUMA Cilacap Divisi III 9 PERSIBARA Banjarnegara Divisi III 10 PERSAP Purbalingga Divisi III 11 PERSAB Brebes Divisi III 12 PERSEGAL Kota Tegal Divisi III 13 PERSEKAT Kab. Tegal Divisi III 14 PERSEKAP Kab. Pekalongan Divisi III 15 PERSIP Pekalongan Divisi III 16 PSIP Pemalang Divisi III 17 PERSIK Kendal Divisi III 18 PSD Demak Divisi III 19 PERSIKAS Kab. Semarang Divisi III 20 PS. APACINTI Kab. Semarang Divisi III 21 PSISa Salatiga Divisi III 22 PSIR Rembang Divisi III 23 PERSIPA Pati Divisi III 24 PERSIKABA Blora Divisi III 25 PERSEBI Boyolali Divisi III 26 PERSIHARJO Sukoharjo Divisi III 27 PSISra Sragen Divisi III 28 PSIK Klaten Divisi III 29 PERSIKA Karanganyar Divisi III 30 PERSIWI Wonogiri Divisi III 31 PERSITEMA Temanggung Divisi III 32 PSIW Wonosobo Divisi III 33 PPSM Kota Magelang Divisi III 34 PERSIKAMA Kab Magelang Divisi III 35 ISP Purworejo Divisi III 36 PERSAK Kebumen Divisi III

Page 107: 77

Lampiran 7 DAFTAR NAMA-NAMA LPSB

PENGDA PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2005

Korwil I (Eks. Karasidenan Banyumas) 1. Indonesia Muda (IM) Purwokerto 2. Mars Muda Purwokerto 3. UNSOED Purwokerto 4. Indonesia Muda (IM) Kroya Cilacap 5. Mitra Muda Cilacap 6. IM Purbalingga 7. Taruna Purbalingga 8. Garuda Cilacap 9. Pemda Cilacap 10. Dewa Ruci Silacap 11. Gumiwang Muda Korwil II (Eks. Karasidenan Pekalongan) 12. Tri Sanja Kab. Tegal 13. Putra Praja Brebes 14. Labatex Pekalongan 15. Dewantara Kab. Tegal 16. Sakura Tegal 17. Perisai Muda Tegal 18. Bima Sakti Tegal 19. Garuda Perkasa Pemalang 20. Batang Boys Batang 21. HW Brebes 22. Putra Batik Pekalongan Korwil III (Eks. Karasidenan Semarang) 23. S.S.S Semarang 24. HW Semarang 25. Putra Semarang I 26. Putra Semarang II 27. UNNES Semarang 28. Gelora Jatidiri Semarang 29. Atlas Binatama Semarang 30. Putra Mandiri Semarang 31. Lowo Kroto Kristal Semarang 32. Tugu Muda I Semarang 33. Tugu Muda II Semarang 34. Kroto Kristal Semarang 35. UNDIP Semarang 36. Persisac Semarang

Page 108: 77

37. SABA Semarang 38. Sambirejo Selection Semarang 39. Wibowo Putra Semarang 40. Jitu Putra Purwodadi 41. Putra Bersemi Grobogan 42. Propelat Kab. Semarang 43. Bima Utama Kab. Semarang 44. Apacinti Kab. Semarang 45. Agrika Kab. Semarang 46. “Salatiga” Kota Salatiga 47. Manunggal Pratama Salatiga 48. SKB Salatiga 49. PAS Sukorejo Kendal 50. PERSIK Putra Kendal 51. Arindo Citra Mandiri Demak 52. Ajisaka Semarang 53. Putra Kembang Arum Demak 54. Garuda Jaya Semarang 55. Semut Hitam Semarang 56. Puri Jati Semarang 57. GT One Kab. Semarang 58. Rajawali Semarang 59. Putra Angkasa Semarang 60. PUMA Semarang 61. Putra Sulanji Semarang 62. Putra Perkasa Semarang 63. Bintang Yunior Semarang 64. Persada Semarang 65. SAS Mranggen Demak 66. Gradissamba Kab. Semarang 67. Vini Vidi Vici Kendal 68. Bintang Semarang Korwil III (Eks. Karasidenan Semarang) 69. Pragola Muda Pati 70. Rajawali Pati 71. Putra Nelayan Sarono Mino Pati 72. Mustika Sakti Blora 73. Putra Mustika Blora 74. Putra Kalingga Jepara 75. Djarum Kudus 76. Porma Kudus 77. Kandasari Kudus 78. Puwogondo Jepara 79. Bina Putra Cepu Blora 80. Putra Kalinyamat Jepara

Page 109: 77

Korwil V (Eks. Karasidenan Surakarta) 81. Tersenyum Boyolali 82. IM Sragen 83. Permata Utama Sukoharjo 84. Satria Giri Wonogiri 85. Ksatria Solo 86. Putra Bengawan Solo 87. Bonansa Solo 88. Bina Taruna Kosti Solo 89. Putra Sukoharjo Kab. Sukoharjo 90. Adidas Klaten 91. New Pelita Solo 92. Asri Gemolong Sragen 93. Jatayu Sukoharjo 94. Patriot Solo 95. Batman FC. Sukoharjo 96. Harimau Bekonang Sukoharjo 97. Satrio Pandowo Klaten 98. Wahana Jati Wonogiri 99. Pelita Solo 100. UNSA ASMI Solo 101. Sumber Muda Solo 102. R-21 Solo 103. Ksatria MTA Solo 104. Putra Wijaya Klaten 105. Perkasa Solo 106. Pesat Tirta Dharma Karanganyar 107. Putra Perkasa Sukoharjo 108. RBSC Wonogiri 109. Tunas Jaya Solo Korwil VI (Eks. Karasidenan Kedu) 110. Bhumi Pala Temanggung 111. Grabag Kab. Magelang 112. Gemilang Magelang 113. Garuda Tama Magelang 114. Wajar Magelang 115. Putra Harapan Magelang 116. IM Purworejo 117. IM Kebumen 118. IM Kutowinangun Kebumen 119. Taman Agung Magelang 120. IM Parakan Temanggung 121. Asri Wonosobo 122. Bogowonto Purworejo 123. Bambu Runcing Muntilan Magelang

Page 110: 77

Lampiran 11

Gambar Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah

Gambar Pengukuhan Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah

Gambar Pelaksanaan Wawancara

Page 111: 77