77
Transcript of 77
MANAJEMEN PENGURUS DAERAH PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PENGDA PSSI) JAWA TENGAH
TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Sains
Disusun oleh :
Nama : Agus Hanifuddin NIM : 6104000036 Program Studi : Ilmu Keolahragaan, S1 Jurusan : Ilmu Keolahragaan Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
SARI
Agus Hanifuddin, 2005. “Manajemen pada Pengurus Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Pengda PSSI) Jawa Tengah tahun 2005” Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen yang diterapkan oleh Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005. Manfaat penelitian ini adalah memberi informasi tentang manajemen Pengda PSSI Jawa Tengah sebagai bahan acuan mengembangkan dan meningkatkan manajemen organisasi.
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif, adapun sumber data dalam penelitian ini berdasarkan data yang ada pada Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005, metode yang digunakan pada penelitian ini metode deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penelitian adalah observasi, wawancara atau interview dan dokumen.
Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa Pengda PSSI Jawa Tengah adalah organisasi yang menangani persepakbolaan di tingkat Jawa Tengah dengan masa periode kepengurusan 5 (lima) tahun. Dalam aktivitas organisasi berdasarkan pada Pedoman Dasar PSSI dan Peraturan Organisasi PSSI sebagai dasar dalam aktivitas organisasi. Dasar, status, azas, wewenang, tujuan dan usaha organisasi tercantum dalam Pedoman Dasar PSSI.Program kerja telah disusun dengan jelas tentang tujuan dan prioritas program yang disusun dan ditetapkan dalam Rakerda dan Musda. Dalam menjalankan aktivitas organisasi, Pengda PSSI Jawa Tengah membentuk susunan pengurus berdasarkan hasil Musda dengan masa periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan organisasi melalui fungsi dan tanggung jawab pada saat menjalankan aktivitas organisasi. Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai anggota dalam melaksanakan organisasi, antara lain : Korwil, Pengurus Cabang (Pengcab), Klub Anggota PSSI, LPSB, Pelatih, Wasit, Pengawas Pertandingan (PP), Pemain. Pengda PSSI Jawa Tengah telah menunjukkan keberhasilan dalam melaksanakan pembinaan persepakbolaan di Jawa Tengah, terlihat dengan pencapaian prestasi sepakbola pada tingkat nasional baik pada kelompok usia dini, remaja dan senior.
Pengda PSSI Jawa Tengah dalam menjalankan aktivitas organisasi dilaksanakan berdasarkan fungsi manajemen sebagai dasar/fundamental dari organisasi, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Secara umum manajemen pada Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005 telah dilaksanakan dengan runtut, bertahap dan berhasil guna, bila terjadi kekurangan disana-sini merupakan suatu hal yang wajar, dari keberhasilan ini menunjang prestasi persepakbolaan Jawa Tengah pada tingkat Nasional.
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Pada hari : Selasa Tanggal : 30 Agustus 2005
Panitia Ujian Ketua Panitia, Sekretaris, Drs. Sutardji, MS. Drs. Taufiq Hidayah, M.Kes. NIP. 130523506 NIP. 132050000
Dewan Penguji,
1. Drs. H. Soegiyanto KS, MS. (Ketua) NIP. 130937114
2. Drs. H. Soekardi, M.Pd. ( Anggota) NIP. 130340647
3. Drs. H. Djanu Ismanto, MS. (Anggota) NIP. 131571558
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. “Orang yang memiliki akhlak pemberani akan menimbulkan sifat-sifat mulia,
suka menolong, cerdik, dapat mengendalikan jiwanya, suka menerima,
penyantun, berhati tetap, sanggup menahan amarah, memiliki perasaan kasih dan
cinta” (Imam Al-Ghozali).
2. “Jangan berkata tidak sebelum kamu melaksanakan dan janganlah menyerah
sebelum mencapai keberhasilan” (Agus Hanifuddin).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan buat :
1. Bapak dan Ibu tercinta
2. Rizky Yuli Ikwanuddin, adikku
tersayang
3. Pujaan hatiku
4. Teman seperjuangan IKOR 2000
5. Teman aktivis mahasiswa FIK UNNES
6. Teman-teman dan saudara-saudaraku
7. Almamaterku
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, yang berjudul “ Manajemen pada
Pengurus Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Pengda PSSI) Jawa
Tengah tahun 2005”.
Atas terselesainya skripsi ini, disampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Sutardji, MS. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang. Atas ijinnya dalam penelitian ini.
2. Bapak Drs. Djanu Ismanto, MS. Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang dan selaku Pembimbing
Pendamping, yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam
menyusun skripsi ini.
3. Bapak Drs. H. Sumaryoto Ketua Pengda PSSI Jawa Tengah atas ijinya dalam
penelitian.
4. Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah yang telah memberikan bantuan dalam
penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. H. Soekardi, M.Pd. Pembimbing Utama dan Pendamping akademik
yang telah memberikan petunjuk dan bimbingannya dalam penyusunan skrisi ini.
6. Drs. Said Junaidi, M.Kes. Pendamping Akademik yang telah memberikan
motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
atas bekal ilmunya selama pada masa pekuliahan.
8. Karyawan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES yang telah memberikan bantuan
penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu , atas bantuannya.dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga atas atas segala bantuannya kepada penulis akan mendapatkan
mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, Amin.
Penulis ,
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ……………………………………………………………………... i
Sari ………….……………………………………………………………. ii
Halaman Pengesahan …………………………………………………….. iii
Halaman Motto dan Persembahan ……………………………………….. iv
Kata Pengantar …………………………………………………………… v
Daftar Isi …………………………………………………………………. vii
Daftar Lampiran …………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul ……………………………………… 1
1.2 Permasalahan ………………………………………………… 3
1.3 Fokus Permasalahan ………………………………………….. 3
1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………….. 3
1.5 Penegasan Istilah …………………………………………….. 4
1.6 Manfaat Penelitian …………………………………………… 5
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen ………………….………………………………… 7
2.1.1 Pengertian Manajemen ……………………………………… 7
2.1.2 Fungsi Manajemen ………………………………………….. 8
2.1.2.1 Planing atau Perencanaan …………………………………. 8
2.1.2.2 Organizing atau Pengorganisasian ……………………….... 11
2.1.2.3 Actuating atau Penggerakan ………………………………. 20
2.1.2.4 Controlling atau Pengawasan ……………………………… 23
2.1.3 Peranan Manajemen …………………………………………. 27
2.2 Pengda PSSI Jawa Tengah …………………………………….. 27
2.2.1 Sejarah PSSI………………………………………………… 27
2.2.2 Dasar, Azas, Status dan Wewenang PSSI ………………… 29
2.2.3 Tujuan dan usaha PSSI …………………………………… 29
2.2.4 Organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah ……………………... 31
2.2.5 Sumber Daya Pengda PSSI Jawa Tengah ………………….. 31
2.2.6 Program Kerja Pengda PSSI Jawa Tengah …………………. 39
2.2.7 Kepengurusan Pengda PSSI Jawa Tengah ………………….. 43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ……………………………………………… 45
3.2 Sumber Data …………………………………………………… 46
3.3 Metode Pengumpulan Data …………………………………….. 46
3.4 Metode Analisis Data …………………………………………… 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ………………………………………………….. 50
4.1.1 Perencanaan (Planing) ……………………………………….. 50
4.1.2 Pengorganisasian (Organizing) ……………………………… 51
4.1.3 Penggerakan (Actuating) …………………………………….. 54
4.1.4 Pengawasan (Controlling) …………………………………… 56
4.2 Pembahasan ……………………………………………………… 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan …………………………………………………………. 63
5.2 Saran …………………………………………………………….. 64
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 65
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 66
DAFTAR LAMPIRAN
1. Istrumen Pertanyaan Wawancara
2. Daftar Hasil Wawancara
3. Susunan Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah
4. Program Kerja Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005
5. Alamat Klub Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah
6. Daftar Klub Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah pada Kompetisi PSSI Tahun
2005 yang diikuti
7. Daftar LPSB Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah
8. Penetapan Pembimbing
9. Permohonan Ijin Penelitian
10. Surat Keterangan Penelitian
11. Gambar Pelaksanaan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga dalam bentuk permainan
yang sudah membudaya bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dengan
banyaknya masyarakat yang melakukan olahraga tersebut. Olahraga ini juga paling
banyak digemari mulai untuk hobi (kegemaran) sampai pada tingkat yang lebih
tinggi yaitu sepakbola prestasi baik untuk kategori amatir maupun non-amatir
(profesional).
Sepakbola sebagai olahraga yang memasyarakat di Indonesia, sepakbola
memiliki induk organisasi olahraga yang membidangi masalah persepakbolaan yaitu
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). PSSI sebagai induk organisasi
olahraga sepakbola di Indonesia yang bersekretariat di Jakarta merupakan anggota
dari Asosiasi Sepakbola Asia (AFC) dan FIFA sebagai Federasi Sepakbola
Internasional. PSSI mengatur seluruh kegiatan persepakbolaan di seluruh Indonesia,
pada tingkat daerah PSSI mempunyai Pengurus Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia (Pengda PSSI) sebagai induk organisasi olahraga sepakbola di tingkat
daerah (Propinsi) yang mengatur seluruh aktivitas persepakbolaan di tingkat daerah.
Pengda PSSI sebagai organisasi sepakbola di tingkat daerah mempunyai
wewenang sebagai organisasi dari PSSI yang mengatur usaha pembinaan dan
peningkatan prestasi sepakbola baik di tingkat daerah sampai pada tingkat nasional.
Salah satu cara yang ditempuh dalam usaha peningkatan prestasi sepak bola adalah
mengatur segala kegiatan persepakbolaan secara berjenjang baik di tingkat usia dini,
remaja ataupun senior. Disamping itu harus didukung dengan adanya wadah atau
organisasi yang dapat mewujudkan usaha peningkatan prestasi tersebut. Susunan
organisasi yang sistematik dan terkoordinasi sangat diperlukan untuk memajukan
prestasi persepakbolaan Indonesia
Pengorganisasian dalam kerangka manajemen berarti mempersatukan
sumber-sumber daya secara sistematis, menempatkan serta mengatur orang-orang
menurut susunan yang sedemikian rupa sehingga mereka dapat melaksanakan
aktifitas dalam mencapai tujuan yang ditetapkan (KONI, 1985 : 6).
Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu Propinsi di Indonesia yang tingkat
perkembangan dan pembinaan sepakbolanya maju, hal itu dapat dilihat dari prestasi
sepakbola Jawa Tengah pada tingkat nasional. Prestasi Sepakbola Jawa Tengah pada
tingkat nasional untuk kategori kelompok umur antara lain : Juara Liga Remaja Piala
Suratin U-18, Juara Liga Remaja U-15, Juara Festival Piala Danone U-12, Juara
Ligana Campina, Juara Ligana Piala Lifeboy dan Juara Piala Extra Joss. Prestasi
Sepakbola Jawa Tengah pada tingkat nasional untuk kategori senior antara lain :
Juara Liga Indonesia Divisi Utama, Juara Liga Indonesia Divisi Satu dan Juara Liga
Indonesia Divisi Dua. Untuk mengatur, membina dan meningkatkan sepakbola di
Jawa Tengah terdapat Pengda PSSI Jawa Tengah. Pengda PSSI Jawa Tengah adalah
Pengurus Daerah PSSI yang mengatur kegiatan persepakbolaan di daerah (Propinsi)
Jawa Tengah. Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai sekretariat yang beralamatkan
di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jalan Tri Lomba Juang nomor 7 lantai 2 Kota
Semarang.
1.2 Permasalahan
Suatu penelitian tentu mempunyai suatu permasalahan yang perlu diteliti,
dianalisis dan diusakan pemecahan masalah tersebut. Pengda PSSI Jawa Tengah
sebagai organisasi induk cabang olahraga sepakbola yang mengkoordinir dan
membina persepakbolaan Jawa Tengah. Berdasarkan atas prestasi yang diraih
persepakbolaan Jawa Tengah yang besar pada tingkat nasional, maka dimungkinkan
adanya hubungan dengan manajemen pengelolaan Pengda PSSI Jawa Tengah.
Sehingga permasalahan yang diutarakan adalah bagaimana manajeman pada Pengda
PSSI Jawa Tengah tahun 2005 ?
1.3 Fokus Permasalahan
Berdasar pada permasalahan pada penelitian ini, fokus permasalahan pada
penelitian ini adalah tentang pelaksanaan fungsi manajemen pada Pengda PSSI Jawa
Tengah tahun 2005.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen yang diterapkan pada
Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005.
1.5 Penegasan Istilah
1.5.1 Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen
semua usaha akan sis-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Dalam literatur
manajemen, terdapat batasan yang berbeda-beda antara penulis. Manajemen
merupakan tindakan atau perbuatan seseorang di dalam suatu organisasi untuk
mempengaruhi orang lain.
Sedangkan pengertian manajemen menurut Dirham (1986 : 25) sebagai
berikut : Manajemen adalah perbuatan yang mengerahkan sekelompok orang lain
dan mengerahkan semua fasilitas dalam usaha kerjasama. Jadi bila organisasi
diumpamakan anatominya administrasi, maka manajemen itu dapat dikatakan
sebagai fisiologi dari administrasi. Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi
dan penggunaan-penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah di tetapkan (Hani Handoko, 1982 : 8). Pada
penelitian ini manajemen yang dibahas adalah manajemen Pengda PSSI Jawa
Tengah pada tahun 2005.
1.5.2 Pengda PSSI Jawa Tengah
Pengda PSSI (Pengurus Daerah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) Jawa
Tengah adalah pengurus daerah PSSI yang mengatur kegiatan persepakbolaan di
daerah (Propinsi) Jawa Tengah. Pengurus Daerah PSSI adalah badan/institusi
kepemimpinan tertinggi organisasi di tingkat daerah dengan masa jabatan 5 (lima)
tahun (PSSI, 2004 : 18). Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai sekretariat
beralamatkan di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jalan Tri Lomba Juang Nomor 7
Lantai 2 Kota Semarang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1.6.1 Bagi Peneliti
Memberikan pengetahuan tentang manajemen yang diterapkan pada organisasi
olahraga khususnya Pengda PSSI Jawa Tengah sebagai organisasi olahraga yang
mengkoordinir dan membina kegiatan sepakbola, sehingga dapat menjadi bekal ilmu
pengetahuan bagi peneliti tentang manajemen yang diterapkan pada organisasi
olahraga khususnya pada cabang olahraga sepakbola.
1.6.2 Bagi Pengda PSSI Jawa Tengah
Setelah diketahui hasil penelitian ini akan memberikan gambaran tentang manajemen
yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah, yang nantinya bisa dijadikan acuan
mengembangkan dan meningkatkan manajemen organisasi untuk senantiasa lebih
baik.
1.6.3 Bagi pihak Universitas Negeri Semarang khususnya Fakultas Ilmu
Keolahragaan
Memberikan informasi ilmu pengetahuan tentang manajemen pada Pengda PSSI
Jawa Tengah, sehingga dapat menjadi bahan penunjang kegiatan akademik tentang
manajemen pada organisasi olahraga khususnya pada cabang olahraga sepakbola di
Jawa Tengah.
1.6.4 Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang manajemen pada Pengda PSSI Jawa Tengah,
sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manajemen
organisasi olahraga khususnya pada cabang olahraga sepakbola.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manajemen
2.1.1 Pengertian Umum Manajemen
Ada beberapa definisi tentang manajemen, diantaranya berbunyi sebagai
berikut :
2.1.1.1 Manajemen adalah membuat tujuan tercapai lewat kegiatan orang lain
(Dirham, 1986 : 4).
2.1.1.2 Dalam Encyclopedia of the Social Sciense, manajemen adalah suatu proses
dengan suatu pelaksanaan untuk tujuan tertentu yang diselenggarakan dan
diawasi (Manullang, 2001 : 3).
2.1.1.3 Manajemen adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada
pencapaian mencapai sesuatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal
mungkin sumber-sumber yang ada (Soewarno Handayaningrat, 1980 : 18).
2.1.1.4 Manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan karyawan, pemberian perintah dan pengawasan terhadap “human
and natural resources” terutama human resources untuk mencapai yang telah
ditentukan terlebih dahulu (Djati Julitriarsa dan John Suprihanto, 1988 : 3).
Secara umum manajemen dapat disimpulkan sebagai berikut: manajemen
merupakan sebuah proses yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian,
menggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya (KONI, 1985 : 3).
2.1.2 Fungsi Manajemen
Ada empat fungsi fundamental dari manajemen. Biasanya dikenal dengan
singkatannya “ P O A C “, artinya :
2.1.2.1 Planing ( P ) atau Perencanaan
2.1.2.1.1 Pengertian Perencanaan
Menurut Louis A. Allen bahwa planing is the determination of a course of
action to achieve a desired result atau perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Manullang , 2002 : 39). Sedangkan
pengertian lain, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa (Hani
Handoko, 1984 : 77). Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan
mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dan waktu pada saat rencana
dibuat, karena perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan oleh
suatu organisasi. Suatu rencana yang baik harus memberikan jawaban kepada enam
pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan?
3 Di manakah tindakan itu harus dilaksanakan?
4 Kapan tindakan itu dilaksanakan?
5 Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu?
6 Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu?
Dari jawaban-jawaban pertanyaan tersebut di atas, sesuatu rencana harus
memuat hal-hal, yaitu :
1) Penjelasan dari perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkannya, faktor-faktor
utama yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut agar apa
yang menjadi tujuan dapat tercapai.
2) Penjelasan mengapa kegiatan-kegiatan itu harus dikerjakan dan mengapa tujuan
yang ditentukan harus dicapai.
3) Penjelasan tentang lokasi fisik setiap kegiatan itu harus dikerjakan, sehingga
tersedia segala fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan.
4) Penjelasan mengenai waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya pekerjaan
dengan baik untuk tiap-tiap bagian pekerjaan itu.
5) Penjelasan tentang petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya, baik untuk
tiap-tiap pekerjaan maupun untuk seluruh pekerjaan.
6) Penjelasan tentang teknik mengerjakan pekerjaan.
Proses perencanaan dalam suatu organisasi biasanya dirumuskan dalam
perencanaan jangka pendek dan jangka panjang dalam suatu organisasi tersebut.
Penentuan jangka pendek dan jangka panjang dari suatu perencanaan tergantung
penentuan dari organisasi tersebut
Pada Pengda PSSI Jawa Tengah perencanaan jangka pendek dirumuskan
dalam pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang dilaksankan setiap tahun
sekali. Perencanaan jangka pendek dirumuskan untuk disampaikan kepada anggota
Pengda PSSI Jawa Tengah. Hasil dari Rakerda merupakan rencana kerja dari Pengda
PSSI Jawa Tengah untuk satu tahun mendatang. Perencanaan jangka panjang
dirumuskan pada pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Pengda PSSI Jawa
Tengah yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali. Hasil dari Musda merupakan
rencana kerja Pengda PSSI Jawa Tengah untuk 5 (lima) tahun mendatang.
2.1.2.1.2 Proses Perencanaan
Dalam proses perencanaan tersebut suatu organisasi harus mempunyai visi
dan misi dalam menjalankan aktivitas keorganisasian. Perwujudan visi dan misi
organisasi dilaksanakan oleh perangkat organisasi yang dirumuskan dalam suatu
strategi organisasi dalam mencapai tujuan dari organisasi tersebut.
Proses perencanaan dalam suatu organisasi dapat dilakukan melalui beberapa
langkah :
1. Disusun bersama dan disahkan pada Musda dan Rakerda, sesuai dengan
tingkatannya.
2. Berbentuk rencana kerja, yang terdiri dari rencana kerja program-program, yaitu :
1) Bidang Organisasi
2) Bidang Pembinaan Prestasi
3) Bidang Kompetisi dan Turnamen
4) Bidang Litbang, IPTEK dan Pengembangan SDM
3. Rencana kerja tersebut berupa rencana kerja strategis dan operasional. Oleh
Pengda PSSI Jawa Tengah dengan segenap jajarannya masih harus di jabarkan
dalam bentuk rencana kerja teknis.
4. Rencana kerja strategis menjawab pertanyaan :
1) Arah mana yang dituju ?
2) Sasaran apa yang ingin dicapai ?
3) Kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan ?
4) Rencana kerja taktis menjawab pertanyaan; bagaimana caranya kita sampai
ke tujuan, bagaimana caranya mencapai sasaran, dan bagaimana caranya
melakukan kegiatan secara efektif ?.
5. Perencanaan dalam proses manajemen sebagai berikut :
1) Rencana kerja, adalah rencana kerja dari masing-masing bidang dalam suatu
organisasi.
2) Program, adalah program yang tersusun dari rencana pada bidang-bidang
dalam suatu organisasi.
3) Proyek kegiatan, adalah program dari bidang-bidang dalam suatu organisasi
yang disusun dalam sebuah proyek kegiatan.
4) Sasaran kerja.
5) Alternatif usaha, adalah kegiatan yang dilakukan dapat dilaksanakan melalui
alternatif usaha, tetapi harus tetap dalam sasaran dan tujuan yang dicapai.
6) Lingkungan yang dihadapi.
7) Kemungkinan hambatan, harus kita ketahui sehingga bila pada pelaksanaan
terjadi suatu hambatan tersebut dapat diantisipasi terlebih dahulu.
8) Kemungkinan pemecahan masalahnya.
2.1.2.2 Organizing (O) atau Pengorganisasian
2.1.2.2.1 Pengertian umum organisasi
Sebagaimana diketahui bahwa organisasi merupakan suatu wadah bagi
terlaksananya kegiatan dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Manullang (2002 :
60) organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan tertentu. Ada tiga ciri dari sebuah organisasi. Pertama,
organisasi terdiri dari adanya sekelompok orang. Kedua, dalam organisasi antar
hubungan terjadi dalam suatu kerjasama yang harmonis. Ketiga, kerjasama dalam
organisasi didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing orang
untuk mencapai tujuan.
Organisasi terdiri dari 2 (dua) macam; Pertama, organisasi formal adalah
suatu sistem kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan dikoordinasi
dengan sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua, organisasi informal merupakan
kumpulan hubungan antar perorangan tanpa tujuan bersama yang disadari meskipun
akhirnya hubungan-hubungan yang tidak disadari itu untuk tujuan bersama
(Manullang, 2002 : 61). Dalam organisasi formal ketiga ciri dari organisasi itu ada,
dimana hubungan-hubungan dan tujuan bersama ditetapkan secara rasional. Sedang
dalam organisasi informal ketiga ciri itu ada, tetapi hubungan-hubungan itu
dipengaruhi oleh perasaan dan tujuan bersama yang tidak jelas. Dalam suatu
organisasi formal, tiap unsur organisasi mempunyai kedudukan, tugas dan fungsi-
fungsi yang tegas, sedang dalam organisasi informal, kedudukan, tugas serta fungsi-
fungsi itu tampaknya kabur.
2.1.2.2.2 Prinsip-prinsip Organisasi
Penerapan prinsip organisasi bertujuan agar organisasi dapat berjalan dengan
baik. Menurut Manullang (2002 : 64), dalam rangka membentuk suatu organisasi
yang baik atau dalam usaha menyusun suatu organisasi, perlu diperhatikan atau
dipedomani beberapa azas atau prinsip organisasi, yaitu :
2.1.2.2.2.1.Perumusan Tujuan dengan jelas
Bila kita melaksanakan suatu aktivitas organisasi, yang pertama harus jelas
adalah apa yang menjadi tujuan aktivitas tersebut. Demikian pula bila kita
mengorganisasi atau membuat suatu badan, maka yang pertama-tama harus jelas
adalah apa yang menjadi tujuan kita. Tujuan adalah hal-hal yang ingin dicapai atau
dipelihara baik berupa materi atau non-materi dengan melakukan satu atau lebih
kegiatan (aktivitas). Bagi suatu organisasi, tujuan itu akan berperan sebagai :
1) Pedoman ke arah mana organisasi itu akan dibawa
2) Landasan bagi organisasi yang bersangkutan
3) Menentukan program organisasi
2.1.2.2.2.2.Pembagian kerja
Dalam sebuah organisasi, pembagian kerja adalah keharusan sebab tanpa
adanya pembagian kerja kemungkinan terjadinya tumpang tindih tugas menjadi
sangat besar. Pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan departemen-
departemen dan job description dari masing-masing unsur sampai unit-unit terkecil
dalam organisasi.
Dengan pembagian kerja, dapat ditetapkan sekaligus susunan organisasi dan
hubungan dan serta wewenang masing-masing unit/bagian dari organisasi. Dalam
mengadakan pembagian kerja, ada beberapa dasar yang dapat digunakan sebagai
pedoman, yaitu:
1) Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial
2) Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi.
3) Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani.
4) Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian kerja).
5) Pembagian kerja atas dasar waktu.
Pembagian kerja bukan saja perlu dilihat dari manfaat yang diperoleh dari
penerapan dari spesialisasi, tetapi juga dalam rangka mewujudkan penempatan pada
orang yang tetap pada jabatan yang tepat dan dalam rangka memudahkan
pengawasan oleh atasan. Pembagian kerja dalam suatu organisasi ada baiknya
dipedomani hal-hal sebagai berikut :
1) Jumlah unit organisasi diusahakan sedikit mungkin sesuai dengan kebutuhan.
2) Suatu unit organisasi harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan satu sama lain.
3) Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bila unit-unit yang telah ada tidak
tepat lagi menampung kegiatan-kegiatan baru tersebut, baik karena beban kerja
ataupun karena hubungan kegiatan yang sangat berbeda.
Secara garis besarnya dalam suatu organisasi dibedakan sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan berdasarkan sifat organisasi, yaitu sebagai berikut.
1) Unit yang melakukan penetapan kebijaksanaan umum bagi seluruh organisasi.
2) Unit pimpinan yang melakukan aktivitas penerapan kebijaksanaan umum bagi
berbagai kegiatan organisasi.
3) Unit operasi yang melakukan aktivitas-aktivitas pokok organisasi.
4) Unit penunjang (service unity) yang melakukan aktivitas yang membantu
memperlancar unit operasi dalam melakukan kegiatannya.
5) Unit pengawas yang melakukan aktivitas pemeriksaan dan pengawasan kegiatan-
kegiatan unit-unit operasi.
6) Unit konsultasi yang melakukan aktivitas memberi bantuan keahlian kepada
pimpinan.
2.1.2.2.2.3.Delegasi Kekuasaan (Delegation of Authority).
Salah satu prinsip pokok dalam setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan (pelimpahan wewenang). Kekuasaan atau wewenang merupakan hak seseorang untuk mengambil tindakan yang perlu agar tugas dan fungsi-fungsinya dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Wewenang atau kekuasaan itu terdiri dari berbagai aspek, antara lain; wewenang mengambil keputusan, wewenang menggunakan sumber daya, wewenang memerintah, dan wewenang memakai batas waktu tertentu.
Deligasi kekuasaan atau pelimpahan wewenang merupakan keahlian pemimpin yang penting dan elementer sebab dengan delegasi kekuasaan, seseorang pemimpin dapat melipatgandakan waktu, perhatian, dan pengetahuannya yang terbatas. Bahkan dapat dikatakan delegasi kekuasaan merupakan salah satu jalan utama bagi setiap pemimpin untuk percaya akan diri sendiri. Kesanggupan untuk menerima tanggung jawab adalah tes pertama bagi seorang pemimpin, tetapi keberanian mendelegasikan kekuasaan pada bawahan, merupakan tanda nyata seorang pemimpin yang sukses.
Dalam mendelegasikan kekuasaan agar proses delegasi itu dapat efektif,
sedikitnya empat hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Delegasi kekuasaan adalah anak kembar siam dengan delegasi tugas, bila
keduanya telah ada harus pula diikuti dengan adanya pertanggungjawaban.
2) Kekuasaan yang di didelegasikan harus diberikan kepada orang yang tepat, baik
dilihat dari sudut kualifikasi maupun dari sudut fisik.
3) Mendelegasikan kekuasaan kepada seseorang harus diikuti dengan pemberian
motivasi.
4) Pejabat yang mendelegasikan kekuasaan harus membimbing dan mengawasi
orang yang menerima delegasi wewenang.
Delegasi kekuasaan mempunyai manfaat ganda yang terpenting, diantaranya yaitu: 1) Pemimpin dapat memusatkan perhatiannya pada pekerjaan pokok saja.
2) Putusan dapat dibuat lebih cepat dan pada unit yang tepat.
3) Inisiatif dan rasa tanggung jawab bawahan dapat dimotivasi sehingga bawahan
tidak selalu menunggu perintah atasan.
4) Merupakan suatu cara mendidik atau mengembangkan bawahan sehingga kelak
mampu memberi tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.
2.1.2.2.2.4.Rentangan kekuasaan.
Rentangan kekuasaan (jenjang kekuasaan) dimaksudkan berapa jumlah
bawahan seorang pemimpin sehingga itu dapat untuk memimpin, membimbing, dan
mengawasi secara berhasil guna dan berdaya guna. Dalam menetapkan berapa
jumlah bawahan yang tepat dari seorang pemimpin, harus diperhatikan beberapa
faktor sebagai berikut :
1) Jelas tidaknya tugas, wewenang dan pertanggungjawaban masing-masing orang
dalam suatu organisasi.
2) Jalinan hubungan kerja dari masing-masing bawahan satu sama lain.
3) Kemampuan orang-orang dalam suatu organisasi.
4) Corak pekerjaan.
5) Stabilitas organisasi dan stabilitas tenaga kerja.
6) Jarak dan waktu.
2.1.2.2.2.5.Tingkat pengawasan.
Menurut prinsip ini tingkat pengawasan atau pemimpin hendaknya
diusahakan sedikit mungkin untuk memudahkan komunikasi agar ada motivasi bagi
setiap orang di dalam organisasi untuk mencapai tingkat-tingkat tertinggi di dalam
struktur organisasi.
2.1.2.2.2.6. Kesatuan Perintah dan Tanggung Jawab (Unity of Command and
Responsibility).
Menurut prinsip ini, seorang bawahan hanya mempunyai seorang atasan dari
siapa menerima perintah dan kepada siapa memberi pertanggungjawaban akan
pelaksanaan tugasnya. Dengan kata lain, prinsip ini berpedoman kepada an employee
should receive orders from one superior only. Salah satu motto yang terkenal dari
prinsip ini adalah no man can two bosses atau tidak seorang pun dapat memiliki dua
atasan sekaligus.
2.1.2.2.2.7.Koordinasi
Prinsip selanjutnya dalam suatu organisasi adalah prinsip koordinasi. Adanya
pembagian tugas pekerjaan dan bagian-bagian serta unit-unit terkecil dalam suatu
organisasi cenderung timbul kekuatan memisahkan diri dari tujuan organisasi secara
keseluruhan. Untuk mencegah hal tersebut harus ada usaha untuk mengembalikan
gerak yang memisahkan diri melalui kegiatan koordinasi.
Koordinasi adalah usaha untuk mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit
organisasi agar tertuju untuk memberikan sumbangan semaksimal mungkin untuk
mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Dengan adanya koordinasi akan
terdapat keselarasan aktivitas di antara unit-unit organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi.
Koordinasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Empat cara utama dalam usaha memelihara koordinasi adalah sebagai berikut : 1) Mengadakan pertemuan resmi antara unsur-unsur atau unit-unit yang harus
dikoordinasikan. Dalam pertemuan, dibahas dan diadakan pertukaran pikiran dari
pihak-pihak yang bersangkutan dengan tujuan mereka akan berjalan seiring dan
sejalan dalam mencapai suatu tujuan.
2) Mengangkat seseorang, suatu tim atau panitia koordinator yang khusus bertugas
melakukan kegiatan-kegiatan koordinasi, seperti memberikan penjelasan atau
bimbingan kepada unit-unit yang akan dikoordinasikan.
3) Membuat buku pedoman yang berisi penjelasan tugas dari masing-masing unit.
Buku pedoman diberikan kepada setiap unit untuk dipedomani dalam
pelaksanaan tugas masing-masing.
4) Pimpinan atau atasan mengadakan pertemuan-pertemuan informal dengan
bawahannya dalam rangka pemberian bimbingan, konsultasi dan pengarahan.
Melakukan kegiatan koordinasi sangat penting sebab dengan adanya kegiatan koordinasi dapat menghindarkan konflik, mengurangi duplikasi tugas, meniadakan pengangguran, melenyapkan kepentingan unit sendiri dan memperkukuh kerja sama. Dengan koordinasi diharapkan akan tercipta suasana kerja sama, kesatuan tindakan dan kesatuan tujuan akhir. 2.1.2.2.3 Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara
para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien (Hani
Handoko, 1984 : 168). Pengorganisasian dapat dilakukan melalui 3 (tiga) langkah
prosedur, antara lain : Pertama, pemerincian seluruh pekerjaan harus dilaksanakan
untuk mencapai tujuan organisasi. Kedua, pembagian beban pekerjaan total menjadi
kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian
kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga dapat diselesaikan, jangan diberikan
pekerjaan yang terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan
terjadi biaya yang tidak perlu. Ketiga, pengadaan dan pengembangan suatu
mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan
membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan
mengurangi ketidak-efisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Pelaksanaan pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi
dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi yang
mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu : 1)
pembagian kerja, 2) departementalisasi, 3) bagan organisasi formal, 4) rantai perintah
dan kesatuan perintah, 5) tingkat-tingkat hirarki manajemen, 6) saluran komunikasi,
7) penggunaan komite, 8) rentang manajemen, 9) kelompok-kelompok informal yang
tidak dapat dihindarkan.
Dalam pengorganisasian, pemimpin bertanggung jawab akan pelaksanaan
tugas-tugas organisasi dengan sebaik-baiknya, bila seorang pemimpin mengalami
keterbatasan dalam melaksanakan aktivitas organisasi, maka ia dapat menunjuk
orang yang tepat untuk mengerjakannya. Orang yang ditunjuk itu boleh bawahan
biasa, boleh juga staf atau sekelompok orang yang berupa panitia. Pada Pengda PSSI
Jawa Tengah dalam pengorganisasian, aktivitas organisasi dibantu oleh staf.
Staf adalah setiap petugas yang khususnya diangkat untuk memberi layanan
dan nasehat kepada manajer di dalam organisasi pada bidang khusus yang menjadi
keahliannya (Manullang, 2002 : 87). Tugas seorang staf memberikan layanan dan
nasihat dalam bidang keahlian staf memberikan layanan dan nasehat kepada
pimpinan di dalam bidang keahlian staf yang bersangkutan. Sesuai dengan tugas-
tugasnya, staf tidak sama kedudukannya dengan seorang pimpinan, staf hanyalah
pembantu dari pimpinan dan tidak boleh mengeluarkan perintah kepada petugas lini.
2.1.2.3 Actuating (A) atau Penggerakkan
2.1.2.3.1 Pengertian Actuating (Penggerakan)
Kegiatan perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital dalam kerangka
manajemen, tetapi tidak akan mewujudkan hasil kongkrit jika tidak
diimplementasikan. Untuk itu diperlukan tindakan nyata, yaitu actuating, usaha yang
menimbulkan Action atau gerakan.
Penggerakan (actuating) adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Djati Julitriarsa dan John
Suprihanto, 1988:65). Pada dasarnya menggerakkan orang-orang bukanlah hal yang
mudah. Untuk dapat menggerakkannya, dituntut bahwa manajer/pimpinan harus
mampu atau mempunyai seni untuk menggerakkan orang lain agar dijadikan sebagai
daya penggerak. Kemampuan atau seni untuk mengggerakkkan orang lain itu disebut
sebagai kepemimpinan (leadership).
Dalam aktivitas keorganisasian dalam satu manajemen, masing-masing
anggota mempunyai tanggung jawab untuk menggerakkan setiap tanggung jawab
yang dipikulnya. Bagaimana peranan pemimpin dalam menggerakkan bawahannya
sangat dibutuhkan. Kepemimpinan sering pula diartikan sebagai kemampuan atau
seni mempengaruhi orang lain supaya mau dan dapat bekerja kemauan manajemen.
Sasaran dari penggerakan adalah untuk mendapatkan ketaatan disiplin,
kepatuhan dan kesediaan untuk mengerjakan tugas-tugas yang dilimpahkan kepada
seseorang dengan sebaik-baiknya, atau untuk membuat seseorang menjadi pengikut.
Sedang tujuan dari penggerakan ialah agar manajemen dapat berhasil secara efektif
dan efisien.
Dalam proses penggerakan suatu organisasi harus memperhatikan sarana
manajemen, karena proses aktivitas suatu organisasi membutuhkan sarana untuk
pencapai tujuan dari organisasi tersebut. Menurut Manullang (2002 : 5) bahwa dalam
pencapaian tujuan membutuhkan sarana (tools) atau alat manajemen yang biasa
disebut dengan “Enam M”, yaitu men (manusia), money (uang), materials (bahan-
bahan), machines (alat kerja), methods (cara), dan markets (pasar).
Sarana penting atau sarana utama dari proses manajemen untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah manusia (men dan women).
Berbagai macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktivitas
itu dapat ditinjau pada saat pelaksanaan memerlukan manusia, tanpa adanya manusia
tidak mungkin tujuan akan tercapai karena manajemen adalah seni mendapatkan
hasil atas dasar pekerjaan orang lain.
Money (uang) sebagai sarana manajemen yang diperlukan dalam melakukan
berbagai aktivitas suatu organisasi, karena uang sebagai alat untuk pendanaan dalam
setiap kegiatan yang dilakukan. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan
sedemikian rupa agar tujuan yang ingin dicapai mencapai keberhasilan. Kegagalan
proses manajemen sedikit banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh perhitungan atau
ketelitian dalam menggunakan uang. Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia
menggunakan bahan-bahan (materials) dalam ativitas pencapaian tujuan yang
diharapkan. Bahan-bahan tersebut sebagai sarana manajemen yang harus dipenuhi,
karena tanpa materials aktivitas yang dilakukan tidak akan mencapai hasil yang
diinginkan tidak akan sempurna. Machines atau alat kerja merupakan sarana
manajemen yang digunakan dalam rangkaian kegiatan organisasi untuk mendukung
sarana yang lainnya, sehingga tujuan yang diharapakan dapat dicapai secara efektif
dan efisien.
Untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna,
manusia dihadapkan kepada berbagai alternatif (methods) atau cara melakukan
pekerjaan. Oleh karena itu, metode atau cara dianggap pula sebagai sarana
manajemen untuk mencapai tujuan. Masing-masing metode tentu berbeda daya guna
dan hasil gunanya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bagi badan yang bergerak
pada bidang industri, maka sarana manajemen penting lainnya adalah pasar
(markets), tanpa adanya pasar bagi hasil produksi jelas tujuan perusahaan industri
tidak mungkin akan tercapai.
2.1.2.3.2 Fungsi Penggerakan
Fungsi-fungsi penggerakan dalam suatu organisasi antara lain adalah :
1) Untuk mempengaruhi seseorang supaya bersedia menjadi pengikut.
2) Melunakkan daya resistensi pada seseorang atau orang-orang.
3) Untuk membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan
sebaik-baiknya.
4) Untuk mendapatkan serta memelihara dan memupuk kesetiaan, kesayangan,
kecintaan kepada pimpinan, tugas serta organisasi tempat mereka bekerja.
5) Untuk menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab secara
penuh pada seseorang atau orang-orang terhadap tuhannya, negara, masyarakat
serta tugas yang diembannya.
2.1.2.4 Controlling (C) atau Pengawasan
2.1.2.4.1 Pengertian
Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksinya
dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula
(Manullang, 2001 : 173).
2.1.2.4.2 Fungsi Pengawasan
Pengawasan adalah salah satu bagian dari proses manajemen yang sangat
penting, karena bila pengawasan tidak dilakukan kemungkinan kesalahan-kesalahan
akan terus berlangsung dan semakin membengkak. Sehingga tiba-tiba kesalahan
tersebut sudah sangat berat dan sulit diatasi. Menurut Djati Julitriarsa dan John
Suprihanto (1988 : 102) fungsi dari pengawasan adalah sebagai berikut :
1) Mencegah terjadinya berbagai penyimpangan atau kesalahan.
2) Untuk memperbaiki berbagai penyimpangan atau kesalahan yang terjadi.
3) Untuk mendinamisir organisasi serta segenap kegiatan manajemen lain.
4) Untuk mempertebal rasa tanggung jawab.
2.1.2.4.3 Prinsip-prinsip dasar pengawasan
Dengan melihat pengertian dan fungsi-fungsi pengawasan yang ada serta agar
pengawasan itu dapat berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan, perlu adanya
prinsip-prinsip dasar dalam pengawasan. Menurut Dirham (1986 : 11) suatu sistem
pengawasan mengandung prinsip sebagai berikut :
1) Dapat mereflektir sifat dan kebutuhan dari kegiatan yang harus diawasi.
2) Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan .
3) Fleksibel.
4) Dapat mereflektir pola organisasi.
5) Ekonomis.
6) Dapat dimengerti.
7) Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.
2.1.2.4.4 Proses pengawasan
Ada empat dasar dalam pengawasan suatu organisasi dikenal dengan
singkatannya “ S P E M “, artinya :
1) Supervisi (S)
Supervisi merupakan suatu tujuan yang utama dalam suatu organisasi. Dalam
pelaksanaan aktivitas suatu organisasi tujuan utama dari organisasi harus senantiasa
terdapat dalam pelaksanaannya. Aktivitas organisasi tidak bisa melakukan kegiatan
yang diluar dari tujuan utama organisasi tersebut.
2) Pelaporan (P)
Dalam setiap aktivitas organisasi pelaporan adalah hal sangat penting, karena
pelaporan merupakan rangkuman dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh suatu
organisasi.
3) Evaluasi (E)
Evaluasi dalam suatu organisasi harus dilaksanakan, evaluasi adalah proses
kelanjutan dari hasil yang di dapat dari kegiatan suatu organisasi. Setiap kegiatan
akan menghasilkan suatu hasil yang telah dilaksanakan dan hambatan pada saat
kegiatan dilaksanakan, sehingga evaluasi kegiatan sangat penting unutk pembenahan
kegiatan yang telah selesai dan sebagai bahan acuan untuk kegiatan yang akan
datang.
4) Monitoring (M) atau pemantauan
Pemantauan (Monitoring) dalam setiap aktivitas organisasi sangat penting, karena dalam aktivitas organisasi harus berlandaskan dari tujuan yang diharapkan sehingga pemantauan sangat penting agar apa yang dilakukan sesuai dengan rencana kerja.
Proses pengawasan diperlukan sebuah sistem pengawasan dalam
melaksanakan aktivitas suatu organisasi, antara lain :
1) Inspektif; adalah melakukan pemeriksaan setempat (on the spot) untuk
mengetahui sendiri keadaan yang sebenarnya.
2) Komparatif; adalah membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan rencana
yang ada.
3) Verifikatif; adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh staf, terutama dalam bidang
keuangan dan non-material.
4) Investigatif; adalah melakukan penyelidikan untuk mengetahui terjadinya
penyelewengan-penyelewengan yang tersembunyi.
Dalam proses pengawasan terdapat beberapa langkah yang perlu ditempuh
dalam prosedur pengawasan adalah sebagai berikut :
1) Menetapkan rencana pengawasan, yang terdiri dari : sistem pengawasan yang
digunakan, standar pengawasan dan rencana operasional.
2) Pelaksanaan pengawasan yang menggunakan sistem pengawasan secara
maksimal bersifat represif.
3) Melakukan penilaian/evaluasi dari pelaksanaan pengawasan untuk mengetahui
apakah sistem yang telah dilaksanakan memenuhi kebutuhan pengawasan atau
belum.
Dalam pengawasan diperlukan teknik pengawasan untuk mendukung proses pengawasan dapat berjalan secara maksimal, antara lain :
1) Pengawasan yang menitikberatkan pada hal-hal yang terlihat jelas
penyimpangannya (control by exception).
2) Pengawasan yang menitik beratkan pada pengendalian di dalam bidang
pengeluaran (control through cost).
3) Pengawasan yang menitikberatkan pada orang-orang yang merupakan kunci dari
pekerjaan tertentu (control trough key person).
4) Pengawasan dengan memperhatikan penggunaan waktu dan waktu yang
disediakan (control trough time).
5) Pengawasan dengan menjalankan suatu rangkaian pemerikasaan/verifikasi/audit
secara sistematis (control trough audits).
2.1.3 Peranan Manajemen
Usaha atau tindakan suatu organisasi yang berorientasi kepada tujuan yang
diharapkan melalui tindakan/kegiatan perencanaan, pengorganisasian. penggerakkan.
dan pengawasan sudah dilakukan sejak lama, sejak abad 19 manajemen tersusun
menjadi perangkat ilmu pengetahuan (Body Of Knowleadge) dan menjadi suatu
disiplin ilmu formal untuk dipelajari (Mansoer, 1989 : 27). Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat menyebabkan kepada tumbuhnya suatu
organisasi besar yang pada gilirannya membutuhkan konsep dalam manajemen untuk
dapat menuntun usaha yang dilakukan.
Manajemen yang efektif dan efisien diharapkan pula oleh masyarakat, tidak
hanya terjadi dalam organisasi perusahaan tetapi dalam organisasi pemerintahan dan
sosial yang bersifat tidak mencari laba (Mansoer, 1985 : 5). Untuk mencapai
keefektifan dan keefisienan dalam organisasi berarti pencapaian tujuan dan
penggerakan sumber daya yang tepat, dengan kata lain bahwa manajemen sangat
penting untuk semua organisasi, baik yang berorientasi pada keuntungan maupun
yang bersifat pelayanan.
2.2 Pengda PSSI Jawa Tengah
2.2.1 Sejarah PSSI
Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang telah dimainkan oleh
masyarakat kita sejak bangsa Indonesia masih dalam masa penjajahan. Atas prakarsa
dari Ir. Soeratin, pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta terbentuk PSSI sebagai
organisasi sepakbola nasional pada waktu itu, selain itu sebagai alat perjuangan
untuk melawan penjajahan Kaum Kolonial. Pada saat awal berdiri PSSI mempunyai
kepanjangan Persatuan Sepakraga seluruh Indonesia sebelum akhirnya diubah
menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia pada tahun 1950 sampai sekarang.
Sejarah sepakbola di Indonesia dimulai pada tahun-tahun sebelumnya, aktivitas
sepakbola telah dilakukan secara teratur oleh sebagian masyarakat Indonesia, meski
waktu itu masih dalam masa penjajahan.
Kehadiran bangsa Eropa ternyata tidak hanya menyisakan kejamnya
penjajahan, tetapi juga telah menularkan hobi olahraga khususnya sepakbola. Proses
penularan tersebut terutama terjadi sekitar kegiatan rutin orang-orang Belanda.
Dalam aktivitas organisasi, PSSI mempunyai anggota organisasi yang mengatur
persepakbolaan pada tingkat daerah (propinsi) yang disebut Komisariat Daerah
(Komda) PSSI. Pada tahun 2000 istilah Komda diubah menjadi Pengurus Daerah
(Pengda) PSSI sampai sekarang, yang tugas dan kewenangannya seperti pada
awalnya, yaitu badan/institusi kepemimpinan tertinggi organisasi di tingkat daerah
(PSSI, 2004 : 18).
Pada tahun 2004, PSSI mengalami perubahan dalam pengorganisasian,
perubahan itu terletak pada dasar pelaksanaan organisasi, sebelumnya menggunakan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) berubah menggunakan
Pedoman Dasar PSSI sesuai dengan hasil Keputusan Kongres Luar Biasa PSSI tahun
2004 Nomor : 04/KP/VI/2004 tanggal 12 Juni 2004, perubahan lainnya adalah
penggantian istilah Perserikatan menjadi Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI yang
tugas dan wewenangnya pada tingkatan Kota/Kabupaten serta perubahan masa bakti
kepengurusan PSSI dari Pusat sampai tingkat Kota/Kabupaten menjadi 5 (lima)
tahun yang sebelumnya 4 (empat) tahun.
Pengda PSSI Jawa Tengah merupakan salah satu organisasi dari PSSI yang
mempunyai tugas dan wewenang terhadap pembinaan prestasi sepakbola pada
tingkat propinsi Jawa Tengah. Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai
sekretariat/kantor di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jl. Tri Lomba Juang nomor 7
lantai 2 Kota Semarang.
2.2.2 Dasar, Azas , Status dan Wewenang
Sebagai sebuah organisasi, PSSI memiliki dasar, azas, status dan wewenang
organisasi sesuai dengan Pedoman Dasar PSSI (PSSI, 2004 : 7), PSSI Berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Azas PSSI adalah berazaskan
persatuan dan kesatuan bangsa dengan dilandasi semangat pengabdian dan
berpegang teguh pada nilai-nilai sportivitas dan profesionalisme untuk menghasilkan
prestasi sepakbola nasional yang berkualitas. Status PSSI adalah berbadan hukum
sesuai ketetapan Menteri Kehakiman R.I. tanggal 2 Februari 1953, No.J.A.5/11/6,
Tambahan Berita Negara tanggal 3 Maret 1953 nomor 18. PSSI sebagai satu-satunya
organisasi sepakbola yang bersifat nasional yang berwenang mengatur, mengurus
dan menyelenggarakan semua kegiatan/kompetisi sepakbola di Indonesia
2.2.3 Tujuan dan Usaha PSSI
Sesuai dengan Pedoman Dasar PSSI (PSSI, 2004 : 7), PSSI mempunyai
tujuan dan usaha dalam rangka melaksanakan aktivitas organisasi.
2.2.3.1.1 Tujuan PSSI
PSSI bertujuan :
1) Membangun dan meningkatkan kualitas persepakbolaan nasional dengan
semangat persaudaraan, persahabatan, kejujuran, sportivitas, nasionalisme dan
profesionalisme.
2) Menyebarkan olahraga sepakbola kepada masyarakat dengan berpedoman kepada
sepakbola yang maju dan profesional.
3) Membangun kerjasama nasional dan internasional, khususnya dengan cabang-
cabang organisasi olahraga lainnya.
2.2.3.1.2 Usaha-usaha PSSI
Dalam rangka mencapai tujuan, PSSI melaksanakan usaha-usaha sebagai
berikut :
1) Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan persepakbolaan untuk menjamin
dipatuhinya peraturan dan ketentuan lainnya yang diberlakukan oleh PSSI, AFF,
AFC dan FIFA.
2) Mengorganisir dan atau mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kompetisi dan
turnamen resmi, baik yang bersifat nasional, regional, internasional serta
pertandingan lainnya yang diselenggarakan di Indonesia.
3) Membentuk Tim Nasional yang berkualitas, dalam rangka berpartisipasi secara
optimal di event regional maupun internasional.
4) Mengembangkan konsep sepakbola yang maju, professional serta mencegah
segala perilaku yang dapat merusak nilai sportivitas, prinsip fair play dan sikap
profesionalitas persepakbolaan Indonesia.
5) Melakukan segala upaya untuk mencegah serta menantang penyalahgunaan
narkoba dan obat terlarang lainnya dalam persepakbolaan nasional.
6) Melakukan segala upaya untuk mencegah serta menentang perilaku dan aktivitas
yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) dalam
persepakbolaan nasional.
7) Menegakkan aturan dalam setiap penyelesaian perselisihan.
8) Mengupayakan kerjasama yang kooperatif dan konstruktif dengan AFF, AFC,
FIFA serta asosiasi nasional lainnya.
9) Mencari sumber-sumber pendanaan yang sah untuk kelancaran program-program
PSSI dan menjaga segala sesuatu yang menjadi hak milik (inventaris) PSSI.
2.2.4 Organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah
Pengda PSSI Jawa Tengah sebagai salah satu organisasi olahraga yang
menangani persepakbolaan di tingkat Jawa Tengah dengan masa periode
kepengurusan 5 (lima) tahun. Pengda PSSI Jawa Tengah sebagai kepanjangan tangan
dari Pengurus Pusat PSSI merupakan satu kesatuan kerja yang tidak terpisahkan satu
dengan yang lainnya, tetapi perbedaan pada tingkat kewenangan kerja dari organisasi
tersebut.
Pada Pengda PSSI Jawa Tengah dalam aktivitas organisasi berdasarkan pada
Pedoman Dasar PSSI. Pedoman dasar adalah dasar organisasi bagi organisasi
persepakbolaan di Indonesia dari Pengurus Pusat PSSI, Pengurus Daerah PSSI,
Pengurus Cabang PSSI serta Klub anggota PSSI.
2.2.5 Sumber Daya Pengda PSSI Jawa Tengah
Dalam aktivitas organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah memiliki sumber daya,
yang merupakan komponen organisasi. Sumber daya Pengda PSSI Jawa Tengah
terdiri dari :
2.2.5.1 Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah
Kantor/sekretariat merupakan sarana manajemen yang digunakan dalam
rangkaian kegiatan organisasi untuk mendukung sarana yang lainnya, sehingga
tujuan yang diharapakan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kantor Pengda
PSSI Jawa Tengah beralamat di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jl.Tri Lomba Juang
Nomor 7 Lantai 2 Kota Semarang. Kelengkapan kantor utama yang ada di Pengda
PSSI Jawa Tengah, antara lain : komputer, ATK, meja, kursi, almari dan lain-lain.
2.2.5.2 Korwil (Koordinator Wilayah)
Dalam pelaksanaan aktivitas organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah dibantu
oleh Koordinator Wilayah (Korwil) yang bertugas sebagai bagian dari Pengda PSSI
Jawa Tengah yang bertugas menjadi koordinator pada wilayah tertentu, dengan
anggota dari beberapa Kabupaten/Kota berdasarkan eks. Karesidenan di Jawa
Tengah. Korwil dalam aktivitas organisasi membentuk susunan pengurus sebagai
pelaksana kegiatan organisasi.
Dalam pelaksanaan aktivitas organisasi Pengda PSSI JawaTengah dibantu
oleh 6 (enam) Koordinator Wilayah (Korwil) di Jawa Tengah, yang terdiri dari :
1. Korwil I (Eks. Karesidenan Banyumas), yang meliputi : Kab. Banyumas, Kab.
Banjarnegara, Kab. Purbalingga dan Kab. Cilacap.
2. Korwil II (Eks. Karesidenan Pekalongan), yang meliputi : Kab. Brebes, Kab.
Tegal, Kota Tegal, Kab. Pekalongan, Kota Pekalongan, Kab. Pemalang dan Kab.
Batang.
3. Korwil III (Eks. Karesidenan Semarang), yang meliputi : Kab. Kendal, Kota
Semarang, Kab. Semarang, Kab. Demak, Kota Salatiga dan Kab. Grobogan.
4. Korwil IV (Eks. Karesidenan Pati), yang meliputi : Kab. Pati, Kab. Rembang,
Kab. Blora, Kab. Jepara dan Kab. Kudus.
5. Korwil V (Eks. Karesidenan Surakarta), yang meliputi : Kab. Boyolali, Kota
Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyar, Kab. Sragen, Kab. Klaten dan
Kab. Wonogiri.
6. Korwil VI (Eks. Karesidenan Kedu), yang meliputi : Kab. Temanggung, Kab.
Wonosobo, Kab. Magelang, Kota Magelang, Kab. Purworejo dan Kab.
Kebumen.
2.2.5.3 Staf Pengda PSSI Jawa Tengah
Dalam aktivitas organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah, proses pelaksanaan
aktivitas organisasi di sekretariat/kantor dibantu staf Pengda PSSI Jawa Tengah. Staf
Pengda PSSI Jawa Tengah berjumlah 6 (enam) orang dengan pembagian tugas,
antara lain : satu orang Kepala Tata Usaha, satu orang staf bagian keuangan, dua
orang staf bagian administrasi dan kesekretariatan serta dua orang staf bagian umum.
2.2.5.4 Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI
Pengda PSSI Jawa Tengah mempunyai anggota antara lain : Pengurus
Cabang, yang merupakan badan/institusi kepemimpinan tertinggi organisasi di
tingkat Kabupaten/Kota dengan masa jabatan 5 (lima) tahun (Pedoman Dasar PSSI,
2004 : 18). Jumlah Pengcab PSSI di Jawa Tengah sebanyak 35 Pengcab di
Kabupaten dan Kota di lingkungan Propinsi Jawa Tengah.
2.2.5.5 Klub Anggota PSSI
Klub Anggota PSSI adalah klub anggota PSSI yang berada di bawah
pengurus cabang (Pengcab) yang mempunyai hak dan kewajiban mengikuti
kompetisi resmi PSSI baik untuk kategori kelompok umur (dibawah umur 18 tahun)
dan senior. Klub Anggota PSSI di Jawa Tengah berjumlah 36 klub. yang terdiri dari
(1) PERSIBAS Banyumas, (2) PERSIBARA Banjarnegara, (3) PERSAP
Purbalingga, (4) PSCS Cilacap, (5) PERSAB Brebes, (6) PERSEKAT Kab. Tegal,
(7) PERSEGAL Kota Tegal, (8) PERSIP Kota Pekalongan, (9) PERSEKAP Kab.
Pekalongan, (10) PSIP Kab. Pemalang, (11) PERSIBAT Kab. Batang, (12) PERSIK
Kab. Kendal, (13) PSIS Kota Semarang, (14) PERSIKAS Kab. Semarang, (15)
PSISa Kota Salatiga, (16) PSD Kab. Demak, (17) PERSIPUR Purwodadi
Kab.Grobogan, (18) PERSIKU Kab. Kudus, (19) PERSIJAP Kab. Jepara, (20)
PERSIPA Kab. Pati, (21) PSIR Kab. Rembang, (22) PERSIKABA Kab. Blora, (23)
PERSEBI Kab. Boyolali, (24) PERSIS Kota Surakarta, (25) PERSIHARJO Kab.
Sukoharjo, (26) PERSIKA Kab. Karanganyar, (27) PSISra Kab. Sragen, (28) PSIK
Kab. Klaten, (29) PERSIWI Kab. Wonogiri, (30) PERSITEMA Kab. Temanggung,
(31) PSIW Kab. Wonosobo, (32) PPSM Kota Magelang, (33) PERSIKAMA Kab.
Magelang, (34) ISP Kab. Purworejo, (35) PERSAK Kab. Kebumen dan (36) PS.
APAC INTI Kab. Semarang.
2.2.5.6 Lembaga Pendidikan Sepakbola (LPSB)
Sumber daya Pengda PSSI Jawa Tengah selanjutnya Lembaga Pendidikan
Sepakbola (LPSB), LPSB merupakan suatu badan/lembaga yang memberikan
pendidikan sepakbola pada usia dini. Pada LPSB mendidik siswa berdasarkan
kelompok umur dari siswa, biasanya LPSB mendidik siswa, yaitu :
1. U-10, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 10 tahun
2. U-11, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 11 tahun.
3. U-12, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 12 tahun
4. U-13, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 13 tahun
5. U-15, yaitu siswa dengan kelompok umur dibawah 15 tahun
Pelaksanaan pendidikan pada LPSB didasarkan pada kelompok umur dari
siswa yang dirumuskan dalam kurikulum pembinaan LPSB, yang meliputi aspek
fisik, teknik dan mental. Berdasarkan Data LPSB Jawa Tengah tahun 2005, jumlah
LPSB yang termasuk LPSB resmi anggota Pengda PSSI Jawa Tengah berjumlah
141 LPSB. Perkembangan LPSB di Jawa Tengah mengalami pasang surut, sebagian
LPSB yang mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitasnya dikarenakan pada
hal dana, terbenturnya jadwal latihan siswa dengan jadwal sekolah formal sehingga
jumlah siswanya semakin berkurang, tetapi banyak pula bermunculan LPSB baru
karena keinginan untuk mengembangkan pembinaan sepakbola pada usia dini.
2.2.5.7 Pelatih Sepakbola
Pelatih sepakbola sebagai sumber daya Pengda PSSI Jawa Tengah berperan
penting dalam proses pembinaan sepakbola, karena dengan kemampuanya mereka
akan membina dan mendidik para pemain sepakbola untuk berkembang sampai
prestasi maksimal. Pembinanan pelatih sepakbola di Jawa Tengah dilaksankan
melalui beberapa kegiatan, antara lain : Penyegaran (refreshing) pelatih, coaching
clinic dan kursus pelatih. Pelatih sepakbola memiliki klasifasikasi (lisensi)
berdasarkan hasil pendidikan kursus pelatih sesuai dengan tingkatannnya, klasifikasi
pelatih sepakbola terdiri dari : Lisensi A, B, C, D dan Pelatih Penjaga Gawang (Goal
Keeper). Pelatih sepakbola dengan Lisensi A adalah tingkatan pelatih dengan
klasifikasi tertinggi, kecuali pelatih penjaga gawang (klasifikasi/lisensi khusus).
Berdasarkan Data Pelatih Jawa Tengah tahun 2005, jumlah Pelatih Sepakbola
berdasarkan klasifikasinya, Pelatih dengan lisensi A berjumlah 4 orang, Pelatih
dengan lisensi B 12 orang, pelatih dengan Lisensi C berjumlah 38 orang, pelatih
dengan lisensi D berjumlah 326 orang serta pelatih penjaga gawang dengan lisensi
khusus 26 orang.
2.2.5.8 Pengawas Pertandingan (PP)
Pengawas Pertandingan (PP) merupakan salah satu perangkat (petugas)
dalam suatu pertandingan yang bertugas sebagai pengawas dan pembuat laporan
yang terjadi dalam suatu pertandingan sepakbola. Pembinaan PP di Jawa Tengah
dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain : Pembekalan PP dilaksanakan
setiap 1 (satu) tahun sekali menjelang pelaksanaan putaran Kompetisi Jawa Tengah
dan Evaluasi Laporan Pertandingan yang dilaksanakan pada saat selesai
pertandingan/kompetisi. PP mempunyai klasifikasi berdasarkan hasil kursus yang
didapat sesuai dengan tingkatannya, klasifikasi PP terdiri dari PP Daerah dan PP
Nasional yang kewenangan tugasnya sesuai dengan tingkatannya. Berdasarkan Data
PP Jawa Tengah tahun 2005, jumlah PP di Jawa Tengah berjumlah 115 orang,
dengan pembagian berdasarkan klasifikasinya, PP Daerah berjumlah 77 Orang
sedangkan untuk PP Nasional berjumlah 38 orang.
2.2.5.9 Wasit
Wasit merupakan salah satu perangkat (petugas) dalam suatu pertandingan
yang bertugas sebagai pengadil di lapangan dalam suatu permainan/pertandingan
sepakbola. Pembinaan wasit di Jawa Tengah dilaksanakan melalui beberapa kegiatan
antara lain : Tes Fisik Wasit (Cooper Test) dan Psycho Test yang dilaksanakan setiap
1 (satu) tahun sekali menjelang pelaksanaan kompetisi putaran Jawa Tengah. Wasit
sepakbola mempunyai klasifikasi berdasarkan hasil kursus yang didapat sesuai
dengan tingkatannya. Klasifikasi wasit terdiri dari Wasit FIFA, Wasit C-I (Nasional),
Wasit C-II (Daerah) dan Wasit C-III (Cabang) yang kewenangan tugas sesuai dengan
klasifikasi tingkatannya. Berdasarkan Data Wasit Jawa Tengah tahun 2005, jumlah
Wasit berdasarkan klasifikasinya, terdiri dari Wasit FIFA berjumlah 1 orang, Wasit
C-I berjumlah 139 orang wasit pria dan 1 orang wasit wanita, wasit C-II berjumlah
346 orang wasit pria, dan wasit C-III berjumlah 538 orang wasit pria dan 4 orang
wasit wanita.
2.2.5.10 Pemain Sepakbola
Pemain adalah salah satu komponen dalam sumber daya sepakbola, karena
pemain subyek/pelaku dari permainan sepakbola. Pemain sepakbola memiliki
klasifikasi berdasarkan tingkatan umur dari kelompok pemain usia dini, pemain
remaja (yunior) sampai pemain senior.
Pemain usia dini adalah pemain yang memiliki umur di bawah 15 tahun (<
umur 15 tahun) yang pembinaannya pada LPSB, berhak mengikuti kompetisi
berdasarkan pada tingkatan kelompok umur tertentu. Pemain Remaja (yunior) adalah
pemain yang memiliki umur 15 sampai dengan di bawah 18 tahun yang
pembinannya pada Klub, berhak mengikuti kompetisi berdasarkan pada tingkatan
kelompok umur yunior (di bawah umur 18 tahun ). Pemain senior adalah pemain
sepakbola yang memiliki umur diatas 18 tahun yang pembinaannya pada klub.
Pemain masih dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) berdasarkan tingkatan
kompetisi yang diikuti, antara lain : pemain amatir yang tingkatan kompetisinya pada
kompetisi Divisi III, Liga Remaja, Kelompok Umur dan Non-Divisi, sedangkan
pemain non-amatir (profesional) adalah pemain sepakbola yang mengikuti kompetisi
pada tingkatan kompetisi Divisi II, Divisi I dan Divisi Utama.
2.2.5.11 Lapangan Sepakbola
Lapangan sepakbola merupakan salah satu sumber daya dalam sepakbola,
karena lapangan adalah tempat untuk melangsungkan permainan/pertandingan
sepakbola. Lapangan sepakbola dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga), yaitu :
Lapangan yang memenuhi syarat kompetisi nasional, lapangan untuk kompetisi lokal
dan lapangan untuk latihan.
Lapangan yang memenuhi syarat untuk kompetisi nasional adalah memenuhi
persayaratan sebagai berikut :
1. Lapangan sesuai standar ukuran lapangan dan berumput
2. Memiliki tempat untuk penonton (tribune)
3. Memiliki tempat untuk pemain cadangan dan official (bench)
4. Memiliki ruang ganti pemain
5. Memiliki pagar pembatas antara lapangan dan tempat penonton
6. Memilki sanitasi yang baik
7. Memiliki ruang untuk wartawan (pers)
Sebagian besar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah lapangan utamanya telah
memenuhi standar aturan kompetisi nasional. Data Lapangan Sepakbola di Jawa
Tengah tahun 2005 yang memenuhi aturan kompetisi nasional berjumlah 39
Lapangan.
Lapangan yang memenuhi syarat untuk kompetisi lokal adalah lapangan
sepakbola yang telah mempunyai lapangan yang sesuai dengan standar ukuran
lapangan, tetapi sarana pendukung lain belum lengkap/sempurna. Lapangan untuk
latihan adalah lapangan yang hanya bisa untuk latihan sepakbola tetapi syarat untuk
menjadi tempat pertandingan tidak sesuai dengan aturan penyelenggaraan.
2.2.6 Program Kerja Pengda PSSI Jawa Tengah
Program pada Pengda PSSI Jawa Tengah dirumuskan dalam program kerja
jangka pendek dan jangka panjang berdasarkan waktu pelaksanannya. Program
jangka pendek pelaksanannya selama 1 (satu) tahun disusun pada saat Rapat Kerja
Daerah (Rakerda), sedangkan jangka panjang waktu pelaksanaannya selama 5 tahun
disusun pada saat Musyawarah Daerah (MUSDA) yang dirumuskan pada
pembentukan program kerja. Program kerja Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005
terdiri dari :
2.2.6.1 Bidang Organisasi
Program kerja bidang organisasi menggambarkan pelaksanaan aktivitas
organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah, yang meliputi bagian-bagian dari organisasi
dari Pengda PSSI Jawa Tengah.
Program kerja bidang Organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005
adalah sebagai berikut :
1. Konsolidasi organisasi dan reorganisasi Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah yang
meliputi Korwil (Koordinator Wilayah), Pengcab dan Klub Anggota PSSI di
Jawa Tengah.
2. Inventarisasi sumber daya Pengda PSSI.
3. Pembinaan organisasi dan administrasi pada anggota Pengda PSSI Jawa Tengah,
antara lain dengan kegiatan :
1) Menghadiri rapat di tingkat korwil, Pengcab dan Klub Anggota PSSI.
2) Menghadiri Musda tingkat Cabang
3) Menghadiri pelantikan Pengurus Pencab dan Klub Anggota PSSI.
4) Kunjungan ke daerah dalam rangka Pembinaan Organisasi dan administrasi
anggota Pengda PSSI Jawa Tengah
2.2.6.2 Bidang Pembinaan Prestasi
Program kerja bidang pembinaan prestasi merupakan rencana dalam
pembinaan prestasi persepakbolaan Jawa Tengah baik dalam tingkatan usia dini,
remaja maupun dewasa/senior.
Program kerja bidang pembinaan prestasi Pengda PSSI Jawa Tengah tahun
2005 adalah sebagai berikut :
1. Inventarisasi pemain (bank pemain) untuk seluruh usia pemain baik dari
kompetisi kelompok umur, kompetisi senior, sepakbola wanita dan futsal.
2. Pembentukan tim wakil Pengda PSSI Jawa Tengah dari semua event kompetisi
yang ada untuk maju ke tingkat nasional.
3. Pemilihan pemain potensial, dilakukan dari hasil pemantauan pada pertandingan
kompetisi divisi, kompetisi antar klub, kompetisi kelompok umur, PORDA dan
turnamen-turnamen yang bertujuan untuk persiapan pembentukan tim Pra-PON
Jawa Tengah.
4. Sosialisasi program kurikulum dan administrasi LPSB, dilakukan dalam rangka
pembinaan LPSB di Jawa Tengah melalui kegiatan penyegaran pelatih LPSB dan
sosialisasi kurikulum dan adminitrasi LPSB.
5. Penyegaran unsur teknik untuk peningkatan penampilan tim peserta kompetisi
Jawa Tengah dari kelompok umur sampai senior, dengan kegiatan penyegaran
pelatih yang dilakukan setiap akan berlangsungnya kompetisi.
6. Penelitian pemain, dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan pemain
dengan pelaksanaan ilmiah serta terbentuknya laboratorium Pemain melalui
pembentukan sentra pembinaan ilmiah pemain sepakbola.
2.2.6.3 Bidang Kompetisi dan Turnamen
Program bidang kompetisi dan turnamen Pengda PSSI Jawa Tengah
merupakan rencana kegiatan kompetisi dan turnamen persepakbolaan di lingkungan
Jawa Tengah dari tingkatan kelompok umur sampai kelompok senior.
Program kerja bidang pembinaan prestasi Pengda PSSI Jawa Tengah tahun
2005 adalah sebagai berikut :
2.2.6.3.1 Pelaksanaan Kompetisi
Program kerja pelaksanaan kompetisi di lingkungan Pengda PSSI Jawa
Tengah bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas (frekuensi) kompetisi di
Jawa Tengah.
Kompetisi yang dilaksanakan oleh Pengda PSSI Jawa Tengah terdiri dari :
1. Kompetisi Senior, yang terdiri dari Kompetisi Divisi II A, Kompetisi Divisi II B
dan Kompetisi Antar perkumpulan anggota Pengcab.
2. Kompetisi Kelompok Umur, yang terdiri dari Kompetisi U-13, Kompetisi U-15,
Kompetisi Liga Remaja Piala Suratin U-18 dan Kompetisi PORDA (U-20).
3. Kompetisi Sepakbola Wanita, melalui beberapa pelaksanaan turnamen sepakbola
wanita dengan kegiatan invitasi sepakbola wanita.
4. Kompetisi Futsal, melalui kegiatan invitasi futsal antar klub di Jawa Tengah.
2.2.6.3.2 Pelaksanaan Turnamen,
Program kerja pelaksanaan turnamen pada Pengda PSSI Jawa Tengah
bertujuan untuk inventarisasi pelaksanaan turnamen yang sudah ada dan
memunculkan kembali turnamen yang pernah ada atau membuat turnamen baru di
lingkungan Pengda PSSI Jawa Tengah yang bisa dijadikan agenda rutin Pengda PSSI
Jawa Tengah.
Turnemen sepakbola di Jawa Tengah yang menjadi kalender tahunan Pengda
PSSI Jawa Tengah, antara lain :
1. Turnemen Pelajar Antar SMA Apacinti Cup
2. Turnamen Piala Walikota Semarang
3. Turnamen Sepanjang Cup Karanganyar
2.2.6.4 Bidang Litbang, IPTEK dan Pengembangan SDM
Program kerja Bidang Litbang, IPTEK dan pengembangan SDM Pengda
PSSI Jawa Tengah merupakan rencana dalam peningkatan kualitas SDM melalui
penelitian dan pengembangan organisasi yang berdasarkan pada IPTEK (ilmu
pengetahuan dan teknologi).
Program kerja bidang litbang, IPTEK dan pengembangan SDM Pengda PSSI
Jawa Tengah tahun 2005 adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan SDM perangkat pertandingan melalui beberapa kegiatan
kursus/pelatihan wasit dan Pengawas Pertandingan (PP).
2. Peningkatan SDM pelatih melalui pengadaan Kursus pelatih, baik untuk Lisensi
A, B, C, D dan Kursus Pelatih penjaga gawang.
3. Peningkatan kualitas pemain sepakbola Jawa Tengah melalui tes dan pengukuran
pemain.
2.2.7 Kepengurusan Pengda PSSI Jawa Tengah
Kepengurusan Pengda PSSI Jawa Tengah dibentuk dan disusun berdasarkan
hasil MUSDA Pengda PSSI Jawa Tengah yang dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun
sekali melalui Tim Formatur. Masa bakti pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah adalah
5 (lima) tahun. Susunan Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah disusun dan ditetapkan
melalui surat Keputusan Pengda PSSI Jawa Tengah yang terdiri dari Ketua,
Sekretaris Umum, Bendahara, Ketua Bidang, Komisi dibawah Ketua Bidang,
Komisi-komisi dibawah koordinasi langsung Ketua dan Komisi-komisi di bawah
koordinasi langsung Sekretaris Umum.
Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah Jawa Tengah disusun dengan
berpedoman bentuk dan susunan Pengurus Pusat PSSI. Susunan pengurus Pengda
PSSI Jawa Tengah dibentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhan organisasi
berdasarkan fungsi dan tanggung jawab yang dilakukan saat menjalankan aktivitas
organisasi.
Susunan Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengahdapat digambarkan dengan
bagan berikut :
Ketua
Bendahara
Sekretaris Umum
Bidang Organisasi
Bid. Pembinaan Prestasi
Bid. Kompetisi & Turnamen
Bid. Litbang, Iptek dan SDM
1. Komisi Pemandu
Bakat 1. Komisi Komp
Senior 1. Komisi Litbang
& Iptek
2. Komisi Pembentukan Tim
2. Komisi Komp KU
2. Komisi Diklat Pelatih
3. Komisi Pembinan LPSB
3. Komisi Pemb. Sepakbola Wanita
3. Komisi Diklat Wasit dan PP
4. Komisi Turnamen
5. Komisi Pemb. Futsal
1. Komisi Disiplin 1. Komisi Wasit
2. Komisi Banding 2. Komisi PP
3. Komisi Promosi & Marketing
3. Komisi Humas
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan, ditetapkan berdasarkan pada tujuan
penelitian yang diharapkan. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk
memecahkan masalah penelitian. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian
ini adalah penelitian kualitatif, penelitin kualitatif dapat diartikan sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 1989:3).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hadari
Nawawi dan Martin Hadari (1991:67) menyatakan bahwa : “Penelitian deskriptif
dapat diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan
memaparkan obyek yang diteliti (seseoarang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)
sebagai adanya berdasarkan fakta-fakta aktual pada saat sekarang. Data yang
terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisis. Data yang pada
umumnya merupakan informasi mengenai keadaan sebagaimana adanya sumber
data, dalam hubungannya dengan masalah yang diselidiki. Oleh karena itu biasanya
pada waktu permulaan akan mengumpulkan data, masalah yang dirumuskan masih
bersifat umum. Dalam proses penelitian berlangsung masalah itu dipertajam.
3.2 Sumber Data
Sebagai sumber data dalam penelitian ini berdasarkan sumber data yang ada
pada Pengda PSSI Jawa Tengah, baik yang berupa dokumen-dokumen, wawancara
maupun sarana dan prasarana serta fasilitas yang digunakan oleh Pengda PSSI Jawa
Tengah.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat mengumpulkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian
terlebih dahulu mempunyai teknik pengumpulan data yang tepat. Menurut Lofland
dalam Moleong (1990 : 112) sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-
kata, dan tindakan selebihnya ialah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
3.3.1 Observasi
Dapat diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik unsur-unsur
yang tampak dalam suatu gejala pada obyek penelitian. Observasi merupakan salah
satu teknik pengumpulan data dan pendukung untuk mengumpulkan data yang
diharapkan. Observasi dapat dilakukan pada tempat yang berhubungan dengan aspek
manajerial Pengda PSSI Jawa Tengah, data tersebut berupa tempat yakni kantor atau
sekretariat, sarana dan prasarana Pengda PSSI Jawa Tengah.
3.3.2 Wawancara (interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 1989:135).
Wawancara dapat diartikan sebagai alat yang digunakan dalam komunikasi tersebut
yang berbentuk sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data
sebagai informasi (interview) yang dijawab lisan pula oleh responden data/informasi
itu berbentuk tanggapan, pendapat, keyakinan, hasil pemikiran dan pengetahuan
seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan sehubungan dengan masalah
itu. Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (yang bertanya) dan orang yang diwawancarai (yang memberi
jawaban) atas pertanyaan yang diajukan.
Untuk melakukan wawancara dengan responden terlebih dahulu
pewawancara harus membuat pertanyaan pembimbing (interview guide) yang dapat
membuat wawancara berjalan dengan lancar dan mengarah pada tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan obyek wawancara (responder)
antara lain :
1) Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah
2) Pengurus Anggota Pengda PSSI Jawa Tengah
3) Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
4) Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
5) Wasit Sepakbola Jawa Tengah
6) Pemain Sepakbola Jawa Tengah
7) Pengurus KONI Propinsi Jawa Tengah
3.3.3 Dokumen
Memeriksa dokumen-dokumen yang dapat memperkuat dan melengkapi data
yang telah diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Menurut Hadari Nawawi
dan Martin Hadari (1991 : 169) Dokumentasi adalah peninggalan tertulis mengenai
berbagai kegiatan atau kejadian yang dari segi waktu relatif belum terlalu lama.
Dokumentasi yang dapat digunakan sebagai alat penelitian berupa hasil raport,
majalah, buletin dan bahan-bahan-bahan informasi yang lain yang dihasilkan oleh
suatu lembaga sosial dan sebagainya. Dokumen yang berkaitan dengan Pengda PSSI
Jawa Tengah yang diperoleh dirangkum melalui arsip berupa data tertulis pada
Pengda PSSI Jawa Tengah yang dapat mendukung tujuan penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena analisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian kemudian data yang diperoleh dianalisis. Analisis data menurut Patton dalam Moleong (1989 : 103) adalah proses pengaturan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Dari data yang dikumpulkan kemudian dipisah-pisahkan menurut jenisnya
masing-masing dan disusun untuk dianalisis dan disimpulkan. Hal ini sesuai dengan
ciri dan sifat dari metode penelitian deskriptif seperti yang dikemukakan oleh
Surachmad (1976 : 132) mengemukakan bahwa “memusatkan pada masalah-masalah
yang ada pada masa sekarang, pada masa yang aktual. Data yang terkumpul mula-
mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa”. Dengan adanya metode analisis
diatas, maka akan dapat diperoleh gambaran yang sesungguhnya mengenai
manajemen pada Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, hasil penelitian tentang manajemen
Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005 pada fungsi manajemen sebagai
dasar/fundamental dari organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah, adalah sebagai
berikut :
4.1.1 Perencanaan (Planing).
Proses perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah ditentukan pada
Musyawarah Daerah (Musda) yang diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali,
agenda yang diselenggarakan salah satunya untuk menetapkan program kerja Pengda
untuk 5 (lima) tahun mendatang dengan mengacu kepada rencana kerja PSSI hasil
Musyawarah Nasional (Munas), dalam Musda merencanakan rencana dalam jangka
panjang (5 tahun). Program kerja Pengda untuk setiap tahunnya (jangka pendek)
dirumuskan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang dilaksanakan setiap 1 (satu)
tahun sekali dengan mengacu pada rencana kerja yang ditetapkan pada Musda.
Rakerda menghasilkan program kerja Pengda dalam 1 (satu) tahun, program kerja
tersebut terdiri dari rencana kerja (kegiatan) Pengda PSSI Jawa Tengah pada masing-
masing bidang dalam kepengurusan.
Perencanaan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah dilakukan melalui
beberapa langkah-langkah dalam proses perencanaan pada fungsi manajemen dengan
disusun dalam Musda dan Rakerda yang dijabarkan dalam rencana kerja dalam
bentuk program kerja dari masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan fungsi
pada kepengurusan. Rencana kerja disusun berdasarkan pada rencana kerja strategis
dan operasional yang masih dijabarkan dalam bentuk rencana kerja teknis. Program
kerja pada Pengda PSSI Jawa Tengah disusun berdasarkan pada tujuan dan sasaran
dari masing-masing kegiatan sesuai bidang dalam kepengurusan, dalam program
kerja juga disampaikan waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan.
Proses perencanaan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,
antara lain :
1. Pengurus Perserikatan (Klub Anggota PSSI)
Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :
“Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan proses perencanaan-perencanaan yang dibuat bisa diikuti oleh anggota melalui Korwil atau melalui Perserikatan secara langsung dan disampaikan juga pada Rakerda sebagai rencana tahunan dalam bentuk program kerja”.
2. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :
“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan pada pelaksanaan Rakerda untuk menentukan program kerja, tetapi kadang pada pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan pada perubahan rencana yang sudah ditentukan, sehingga proses perencanaan harus disempurnakan kembali agar pelaksanaan sesuai dengan rencana”.
3. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)
:
“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan, baik melalui penentuan program kerja dalam Rakerda ataupun dalam kegiatan-kegiatan, tetapi dari rencana yang dibuat tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan, misalnya rencana yang sudah disusun tetapi pada waktunya masih belum dilaksanakan walaupun akhirnya dilaksanakan”.
4. Wasit Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :
“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah secara umum sudah tertata dan bisa dilaksanakan oleh anggota Pengda, tetapi masih ada sedikit kendala terkadang informasi dilaksanakan secara mendadak; rencana terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan khususnya pada waktu pelaksanaan tetapi tetap dilaksanakan”.
5. Pemain Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :
“Pengda PSSI Jawa Tengah telah merencanakan kegiatan, seperti pelaksanaan kompetisi di tingkat Pengda secara rutin antara lain kompetisi II A dan II B pada tingkat senior, liga remaja serta pada tingkat LPSB”.
6. Pengurus KONI JawaTengah
Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :
“Proses perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan melalui pembentukan program kerja sebagai rencana kerja melalui Musda dan Rakerda”.
4.1.2 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara
para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Pada
Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun struktur formal organisasi dalam suatu
kepengurusan, yang disusun berdasarkan kebutuhan organisasi dalam melaksanakan
aktivitas. Kepengurusan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah disusun sesuai
kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing pengurus dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
Prinsip-prinsip dalam organisasi telah dilaksanakan Pengda PSSI Jawa
Tengah, hal itu terlihat dengan adanya perumusan tujuan, pembagian kerja, delegasi
kekuasaan, rentangan kekuasaan, tingkat pengawasan organisasi, kesatuan perintah
dan tanggung jawab serta adanya prinsip koordinasi dalam organisasi tersebut.
Dalam proses pengorganisasian tidak lepas dari adanya pendanaan
organisasi, Pengda PSSI Jawa Tengah mendapatkan dana untuk pelaksanaan
organisasi berasal dari uang pangkal dan iuran anggota, hasil pertandingan yang
diselenggarakan olah Pengda, sumbangan-sumbangan dan bantuan yang tidak
mengikat serta usaha-usaha lain yang sah. Dalam penggelolaan keuangan, dijalankan
secara terbuka menurut ketentuan yang berlaku dengan tahun anggaran dimulai pada
tanggal 1 Januari sampai 31 Desember.
Proses Pengorganisasian yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,
antara lain :
1. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)
Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah cukup dan bagus terlihat dengan sering adanya pertemuan-pertemuan, susunan pengurus Pengda sudah sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah tetapi ada beberapa anggota dari pengurus yang tidak aktif, hal itu bisa ditutupi dengan peran Sekretaris Umum yang senantiasa menutupi ketidak-aktifan anggota, secara umum pelaksanaan pengorganisasian dilaksanakan sesuai dengan tujuan”.
2. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun melalui pengurus. Pengurus telah dibagi menjadi bagian-bagian sesuai dengan
kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah, tetapi dalam kepengurusan masih terlihat beberapa pengurus yang tidak aktif; hubungan dengan anggota Pengda dalam pengorganisasian sudah dilaksanakan. Secara umum pengorganisasian sudah dilaksanakan oleh Pengda tetapi masih perlu pembenahan”.
3. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)
:
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan melalui terbentuknya pengurus sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah, tetapi dalam pelaksanaan kepengurusan beberapa pengurus tidak aktif atau ketidak-profesionalan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak maksimal, akan tetapi hal tersebut diatasi dengan peran Sekretaris Umum yang bekerja secara maksimal terhadap ketidak-aktifan dari beberapa pengurus”.
4. Wasit Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :
“Pengorganisasian yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah mengena, anggota bisa membaca arah Pengda, tetapi masih ada beberapa kendala pada pelaksanaan kegiatan kadang masing tumpang tindih antar kegiatan-kegiatan; struktur organisasi pada Pengda sudah cukup dalam kebutuhan persepakbolaan di Jawa Tengah, tetapi pada bidang-bidang atau pengurus tertentu masih belum optimal; pengorganisasian secara umum bisa berjalan pada bidang-bidang kepengurusan Pengda”.
5. Pemain Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI sudah tersusun pengurus yang bekerja sesuai bidang-bidang dalam sepakbola di Jawa Tengah, sehingga proses pengorganisasian dapat dijalankan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan”.
6. Pengurus KONI JawaTengah
Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah tersusun melalui Pengurus Pengda yang melaksanakan aktivitas sesuai tugas dan fungsinya dalam organisasi”.
4.1.3 Penggerakan (Actuating)
Kegiatan perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital dalam kerangka
manajemen, tetapi tidak akan mewujudkan hasil kongkrit jika tidak
diimplementasikan. Untuk itu diperlukan tindakan nyata, yaitu actuating, usaha yang
menimbulkan Action atau gerakan. Penggerakan (actuating) adalah menggerakkan
orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Pada Pengda PSSI Jawa Tengah, proses penggerakan dilaksanakan dengan
menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai
dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing. Penggerakan yang
dilakukan pada pengda PSSI Jawa Tengah dimaksudkan agar anggota menjalankan
aktivitas dengan disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban
dalam kepengurusan agar tujuan dalam organisasi dapat dijalankan sesuai harapan.
Penggunaan sarana manajemen dalam rangka proses penggerakan organisasi
terlihat pada Pengda PSSI Jawa Tengah, yaitu dengan adanya manusia (men), Uang
(money), bahan-bahan (materials), alat kerja (machines) dan metode dalam
melaksanakan aktivitas organisasi.
Proses penggerakan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,
antara lain :
1. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)
Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :
“Proses penggerakan organisasi pada pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, dari 36 perserikatan (Anggota PSSI) sebagian besar sudah mengikuti program yang dicanangkan Pengda, hanya sebagian kecil yang belum bisa
mengikutinya; penggerakan terhadap anggota Pengda biasanya dilakukan dengan seringnya koordinasi dengan anggota dalam melaksanakan kegiatan; secara umum penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik tetapi senantiasa untuk bisa ditingkatkan”.
2. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :
“Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan seperti hubungan intern pengurus sering mengadakan koordinasi untuk melaksanakan kegiatan ataupun dengan para anggota; anggota Pengda secara umum dapat mengikuti program yang dicanangkan Pengda, walaupun tidak semuanya dapat mengikuti karena sesuatu hal; secara umum Pengda dalam melaksanakan penggerakan organisasi sudah dapat berjalan”.
3. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)
:
“Penggerakan Pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu dioptimalisasi karena pada perencanaan dan pengorganisasian masih kurang sehingga proses penggerakan harus dibenahi, tetapi secara umum proses penggerakan sudah dilakukan tetapi belum maksimal”.
4. Wasit Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :
“Penggerakan pada PSSI Jawa Tengah sudah berjalan, misalkan pada pelaksanaan kompetisi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang begitu berarti dengan ada koreksi untuk yang lebih baik”.
5. Pemain Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :
“Proses Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan dalam pelaksanaan organisasi, sistem kerja yang dilaksanakan digerakkan sesuai dengan fungsi dan tugas pengurus”.
6. Pengurus KONI JawaTengah
Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :
“Penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI dinilai sudah dilaksanakan, hal itu dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan dari organisasi”.
4.1.4 Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksinya dengan maksud
supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Pengda PSSI Jawa
Tengah dalam proses pengawasan dilaksanakan sesuai dengan tujuan utama
(supervisi) dari organisasi, yaitu mengatur dan membina persepakbolaan di Jawa
Tengah.
Pelaporan merupakan salah satu dari proses pengawasan, pada Pengda PSSI
Jawa Tengah dilaksanakan pada Rakerda, sebagai laporan pertanggungjawaban kerja
selama 1 (satu) tahun dan pada pelaksanaan Musda sebagai laporan
pertanggungjawaban kerja selama 5 (lima) tahun, laporan disampaikan kepada
anggota Pengda PSSI Jawa Tengah. Laporan berisi tentang rangkuman dari hasil
kegiatan yang dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah pada periode waktu tertentu.
Evaluasi dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka proses
pengawasan organisasi, evaluasi dilaksanakan setiap selesai mengadakan kegiatan
dari organisasi yang berisi tentang hasil yang di dapat dan hambatan pada saat
pelaksanaan. Dari proses evaluasi dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan
yang akan diadakan. Pemantauan (monitoring) juga dilaksanakan Pengda PSSI Jawa
Tengah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar pelaksanaan sesuai dengan
rencana kerja. Pemberian sangsi terhadap pelanggaran aturan organisasi juga
merupakan bagain dari proses pengawasan, dengan adanya pemberian sangsi akan
menciptakan suasana disiplin dan patuh dalam melaksanakan aktivitas organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.
Proses pengawasan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah menurut
anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah, antara lain :
1. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)
Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :
“Pengawasan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, pada pelaksanaan kompetisi pengawasan dilakukan dengan memberikan peringatan kepada anggota yang tidak mengikuti untuk dapat mengikuti karena hal itu merupakan kewajiban; penegakan aturan senantiasa dilakukan dalam proses pengawasan; Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah dilaporkan secara rinci tentang rencana, organisasi, kegiatan dan keuangan secara transparan dalam Rakerda dan Musda”.
2. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :
“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan khususnya pada saat pelaksanaan kompetisi dengan adanya pemantau/pengawas, pelaporan pada pengda sudah dilaksanakan pada setiap Rakerda dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban, proses evaluasi juga sudah dilaksanakan pada kegiatan yang sudah terlaksana”.
3. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)
:
“Pengawasan pada Pengda PSSI sudah dijalankan dalam aktivitas organisasi masih kurang, kegiatan dalam sepakbola belum termonitor dengan baik dan intensif untuk kompetisi atau turnemen pada tingkat perserikatan atau cabang sehingga masih diperlukan evaluasi; proses pemantauan sudah dilaksanakan dengan baik, dengan adanya pemantau dari Korwil atau Pengda; pelaporan dan evaluasi kegiatan secara makro sudah dilaksanakan dengan baik untuk masalah pendanaan ataupun kegiatan, tetapi untuk SDM pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu ditingkatkan”.
4. Wasit Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :
“Proses Pengawasan Pengda PSSI Jawa Tengah bisa berjalan, pada pelaksanaan kompetisi adanya pemantau dan petugas pertandingan yang melaksanakan tugas sesuai tugasnya; perhatian intensif kepada Perserikatan (cabang) masih kurang optimal, sebagai contoh pada pelaksanaan Musda di Perserikatan (cabang) kadang pengurus Pengda tidak ada yang hadir, sehingga pengawasan kepada daerah masing kurang”.
5. Pemain Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :
“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan, proses evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengda”.
6. Pengurus KONI JawaTengah
Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :
“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah melaksanakan, terlihat pada pelaksanaan kegiatan yang dapat terlaksana, adanya pelaporan pada kegiatan yang telah dilaksanakan serta evaluasi kegiatan untuk peningkatan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pada Rakerda atau Musda”.
4.2 Pembahasan
Pembahasan setelah melaksanakan penelitian dan analisis data yang
terkumpul, dapat diketahui bahwa Pengda PSSI Jawa Tengah telah melaksanakan
proses manajamen secara beruntut, terlihat pada aktivitas organisasi telah
menjalankan manajemen suatu organisasi, antara lain dengan adanya dasar organisasi
berdasarkan pada Pedoman Dasar PSSI dan Peraturan Organisasi PSSI. Pelaksanaan
fungsi manajemen telah dijalankan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka
melaksanakan aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah ditentukan pada Musda yang
diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun untuk menetapkan program kerja Pengda untuk
5 (lima) tahun dan program kerja Pengda untuk setiap tahunnya (jangka pendek)
dirumuskan pada Rakerda yang dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali dengan
mengacu pada rencana kerja yang ditetapkan pada Musda untuk menghasilkan
program kerja Pengda dalam 1 (satu) tahun. Program kerja Pengda PSSI terdiri dari
rencana kerja (kegiatan) Pengda PSSI Jawa Tengah pada masing-masing bidang
dalam kepengurusan. Perencanaan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah
dilakukan melalui langkah-langkah yang dijabarkan dalam rencana kerja dalam
bentuk program kerja dari masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan fungsi
pada kepengurusan. Rencana kerja disusun sesuai dengan rencana kerja strategis dan
operasional yang masih dijabarkan dalam bentuk rencana kerja teknis. Program kerja
pada Pengda PSSI Jawa Tengah disusun berdasarkan pada tujuan dan sasaran dari
masing-masing kegiatan sesuai bidang dalam kepengurusan, dalam program kerja
juga disampaikan waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan.
Pengorganisasian Pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun struktur
formal organisasi dalam suatu kepengurusan berdasarkan kebutuhan organisasi
dalam melaksanakan aktivitas dan disusun sesuai kedudukan, tugas serta fungsi dari
pengurus dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Prinsip-prinsip dalam organisasi
telah dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan aktivitas. Dalam
proses pengorganisasian tidak lepas dari adanya pendanaan organisasi, Pengda PSSI
Jawa Tengah mendapatkan dana untuk pelaksanaan organisasi berasal dari uang
pangkal dan iuran anggota, hasil pertandingan yang diselenggarakan olah Pengda,
sumbangan-sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat serta usaha-usaha lain yang
sah.
Penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan dengan
menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai
dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing. Penggerakan yang
dilakukan pada pengda PSSI Jawa Tengah dimaksudkan agar anggota menjalankan
aktivitas dengan disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban
dalam kepengurusan agar tujuan dalam organisasi dapat dijalankan sesuai harapan.
Penggunaan sarana manajemen dalam rangka proses penggerakan organisasi terlihat
pada Pengda PSSI Jawa Tengah.
Pengda PSSI Jawa Tengah dalam pengawasan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan utama (supervisi) dari organisasi, Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah
dilaksanakan pada Rakerda, sebagai laporan pertanggungjawaban kerja selama 1
(satu) tahun dan pada pelaksanaan Musda sebagai laporan pertanggungjawaban
kerja selama 5 (lima) tahun, laporan disampaikan kepada anggota Pengda PSSI Jawa
Tengah. Laporan berisi tentang rangkuman dari hasil kegiatan yang dilaksanakan
Pengda PSSI Jawa Tengah pada periode waktu tertentu. Evaluasi dilaksanakan
Pengda PSSI Jawa Tengah setiap selesai mengadakan kegiatan dari organisasi yang
berisi tentang hasil dan hambatan pada saat pelaksanaan yang bisa dijadikan sebagai
bahan acuan untuk kegiatan yang akan diadakan. Pemantauan (monitoring) juga
dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar
pelaksanaan sesuai dengan rencana kerja. Pemberian sangsi terhadap pelanggaran
aturan organisasi dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka menciptakan
suasana kedisiplinan dan patuh terhadap aturan organisasi sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai sesuai harapan.
Pelaksanaan fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh Pengda PSSI Jawa
Tengah berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa anggota Pengda,
pelaksanaan kegiatan Pengda PSSI Jawa Tengah masih terdapat hal-hal yang masih
perlu ditingkatkan. Pada Perencanaan masih terlihat beberapa kekurangan, rencana
yang sudah ditetapkan belum bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana awal sehingga
dampak kepada anggota sebagai bagian dari rencana tersebut menjadi dirugikan.
Pada proses pengorganisasian terlihat keaktifan kepengurusan yang sudah ada belum
maksimal sesuai dengan tugas dan fungsi dalam kepengurusan, masih perlu
pembenahan agar pengorganisasian dapat dilaksanakan secara maksimal. Pada proses
penggerakan masih perlu pembenahan khususnya dalam menggerakan anggota
Pengda terhadap program kerja, sehingga nantinya anggota dapat mengikuti program
dari Pengda secara maksimal ataupun pada pengurus masih terlihat beberapa
pengurus tidak aktif terhadap kegiatan Pengda. Pada proses pengawasan masih perlu
pembenahan khususnya dalam pengawasan kepada anggota-anggota Pengda agar
lebih intensif, sehingga hubungan dengan anggota menjadi lebih dinamis dalam
rangka meningkatkan prestasi sepakbola di Jawa Tengah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.3 Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, hasil penelitian tentang manajemen
Pengda PSSI Jawa Tengah tahun 2005 pada fungsi manajemen sebagai
dasar/fundamental dari organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah, adalah sebagai
berikut :
4.3.1 Perencanaan (Planing).
Proses perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah ditentukan pada
Musyawarah Daerah (Musda) yang diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun sekali,
agenda yang diselenggarakan salah satunya untuk menetapkan program kerja Pengda
untuk 5 (lima) tahun mendatang dengan mengacu kepada rencana kerja PSSI hasil
Musyawarah Nasional (Munas), dalam Musda merencanakan rencana dalam jangka
panjang (5 tahun). Program kerja Pengda untuk setiap tahunnya (jangka pendek)
dirumuskan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang dilaksanakan setiap 1 (satu)
tahun sekali dengan mengacu pada rencana kerja yang ditetapkan pada Musda.
Rakerda menghasilkan program kerja Pengda dalam 1 (satu) tahun, program kerja
tersebut terdiri dari rencana kerja (kegiatan) Pengda PSSI Jawa Tengah pada masing-
masing bidang dalam kepengurusan.
Perencanaan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah dilakukan melalui
beberapa langkah-langkah dalam proses perencanaan pada fungsi manajemen dengan
disusun dalam Musda dan Rakerda yang dijabarkan dalam rencana kerja dalam
bentuk program kerja dari masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan fungsi
pada kepengurusan. Rencana kerja disusun berdasarkan pada rencana kerja strategis
dan operasional yang masih dijabarkan dalam bentuk rencana kerja teknis. Program
kerja pada Pengda PSSI Jawa Tengah disusun berdasarkan pada tujuan dan sasaran
dari masing-masing kegiatan sesuai bidang dalam kepengurusan, dalam program
kerja juga disampaikan waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan.
Proses perencanaan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,
antara lain :
7. Pengurus Perserikatan (Klub Anggota PSSI)
Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :
“Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan proses perencanaan-perencanaan yang dibuat bisa diikuti oleh anggota melalui Korwil atau melalui Perserikatan secara langsung dan disampaikan juga pada Rakerda sebagai rencana tahunan dalam bentuk program kerja”.
8. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :
“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan pada pelaksanaan Rakerda untuk menentukan program kerja, tetapi kadang pada pelaksanaannya masih terdapat beberapa kekurangan pada perubahan rencana yang sudah ditentukan, sehingga proses perencanaan harus disempurnakan kembali agar pelaksanaan sesuai dengan rencana”.
9. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)
:
“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan, baik melalui penentuan program kerja dalam Rakerda ataupun dalam kegiatan-kegiatan, tetapi dari rencana yang dibuat tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan, misalnya rencana yang sudah disusun tetapi pada waktunya masih belum dilaksanakan walaupun akhirnya dilaksanakan”.
10. Wasit Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :
“Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah secara umum sudah tertata dan bisa dilaksanakan oleh anggota Pengda, tetapi masih ada sedikit kendala terkadang informasi dilaksanakan secara mendadak; rencana terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan khususnya pada waktu pelaksanaan tetapi tetap dilaksanakan”.
11. Pemain Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :
“Pengda PSSI Jawa Tengah telah merencanakan kegiatan, seperti pelaksanaan kompetisi di tingkat Pengda secara rutin antara lain kompetisi II A dan II B pada tingkat senior, liga remaja serta pada tingkat LPSB”.
12. Pengurus KONI JawaTengah
Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :
“Proses perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan melalui pembentukan program kerja sebagai rencana kerja melalui Musda dan Rakerda”.
4.3.2 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara
para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Pada
Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun struktur formal organisasi dalam suatu
kepengurusan, yang disusun berdasarkan kebutuhan organisasi dalam melaksanakan
aktivitas. Kepengurusan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah disusun sesuai
kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing pengurus dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
Prinsip-prinsip dalam organisasi telah dilaksanakan Pengda PSSI Jawa
Tengah, hal itu terlihat dengan adanya perumusan tujuan, pembagian kerja, delegasi
kekuasaan, rentangan kekuasaan, tingkat pengawasan organisasi, kesatuan perintah
dan tanggung jawab serta adanya prinsip koordinasi dalam organisasi tersebut.
Dalam proses pengorganisasian tidak lepas dari adanya pendanaan
organisasi, Pengda PSSI Jawa Tengah mendapatkan dana untuk pelaksanaan
organisasi berasal dari uang pangkal dan iuran anggota, hasil pertandingan yang
diselenggarakan olah Pengda, sumbangan-sumbangan dan bantuan yang tidak
mengikat serta usaha-usaha lain yang sah. Dalam penggelolaan keuangan, dijalankan
secara terbuka menurut ketentuan yang berlaku dengan tahun anggaran dimulai pada
tanggal 1 Januari sampai 31 Desember.
Proses Pengorganisasian yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,
antara lain :
7. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)
Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah cukup dan bagus terlihat dengan sering adanya pertemuan-pertemuan, susunan pengurus Pengda sudah sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah tetapi ada beberapa anggota dari pengurus yang tidak aktif, hal itu bisa ditutupi dengan peran Sekretaris Umum yang senantiasa menutupi ketidak-aktifan anggota, secara umum pelaksanaan pengorganisasian dilaksanakan sesuai dengan tujuan”.
8. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun melalui pengurus. Pengurus telah dibagi menjadi bagian-bagian sesuai dengan
kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah, tetapi dalam kepengurusan masih terlihat beberapa pengurus yang tidak aktif; hubungan dengan anggota Pengda dalam pengorganisasian sudah dilaksanakan. Secara umum pengorganisasian sudah dilaksanakan oleh Pengda tetapi masih perlu pembenahan”.
9. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)
:
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan melalui terbentuknya pengurus sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah, tetapi dalam pelaksanaan kepengurusan beberapa pengurus tidak aktif atau ketidak-profesionalan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan tidak maksimal, akan tetapi hal tersebut diatasi dengan peran Sekretaris Umum yang bekerja secara maksimal terhadap ketidak-aktifan dari beberapa pengurus”.
10. Wasit Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :
“Pengorganisasian yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah mengena, anggota bisa membaca arah Pengda, tetapi masih ada beberapa kendala pada pelaksanaan kegiatan kadang masing tumpang tindih antar kegiatan-kegiatan; struktur organisasi pada Pengda sudah cukup dalam kebutuhan persepakbolaan di Jawa Tengah, tetapi pada bidang-bidang atau pengurus tertentu masih belum optimal; pengorganisasian secara umum bisa berjalan pada bidang-bidang kepengurusan Pengda”.
11. Pemain Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI sudah tersusun pengurus yang bekerja sesuai bidang-bidang dalam sepakbola di Jawa Tengah, sehingga proses pengorganisasian dapat dijalankan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan”.
12. Pengurus KONI JawaTengah
Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :
“Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah tersusun melalui Pengurus Pengda yang melaksanakan aktivitas sesuai tugas dan fungsinya dalam organisasi”.
4.3.3 Penggerakan (Actuating)
Kegiatan perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital dalam kerangka
manajemen, tetapi tidak akan mewujudkan hasil kongkrit jika tidak
diimplementasikan. Untuk itu diperlukan tindakan nyata, yaitu actuating, usaha yang
menimbulkan Action atau gerakan. Penggerakan (actuating) adalah menggerakkan
orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Pada Pengda PSSI Jawa Tengah, proses penggerakan dilaksanakan dengan
menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai
dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing. Penggerakan yang
dilakukan pada pengda PSSI Jawa Tengah dimaksudkan agar anggota menjalankan
aktivitas dengan disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban
dalam kepengurusan agar tujuan dalam organisasi dapat dijalankan sesuai harapan.
Penggunaan sarana manajemen dalam rangka proses penggerakan organisasi
terlihat pada Pengda PSSI Jawa Tengah, yaitu dengan adanya manusia (men), Uang
(money), bahan-bahan (materials), alat kerja (machines) dan metode dalam
melaksanakan aktivitas organisasi.
Proses penggerakan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
menurut anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah,
antara lain :
7. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)
Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :
“Proses penggerakan organisasi pada pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, dari 36 perserikatan (Anggota PSSI) sebagian besar sudah mengikuti program yang dicanangkan Pengda, hanya sebagian kecil yang belum bisa
mengikutinya; penggerakan terhadap anggota Pengda biasanya dilakukan dengan seringnya koordinasi dengan anggota dalam melaksanakan kegiatan; secara umum penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik tetapi senantiasa untuk bisa ditingkatkan”.
8. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :
“Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan seperti hubungan intern pengurus sering mengadakan koordinasi untuk melaksanakan kegiatan ataupun dengan para anggota; anggota Pengda secara umum dapat mengikuti program yang dicanangkan Pengda, walaupun tidak semuanya dapat mengikuti karena sesuatu hal; secara umum Pengda dalam melaksanakan penggerakan organisasi sudah dapat berjalan”.
9. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)
:
“Penggerakan Pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu dioptimalisasi karena pada perencanaan dan pengorganisasian masih kurang sehingga proses penggerakan harus dibenahi, tetapi secara umum proses penggerakan sudah dilakukan tetapi belum maksimal”.
10. Wasit Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :
“Penggerakan pada PSSI Jawa Tengah sudah berjalan, misalkan pada pelaksanaan kompetisi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang begitu berarti dengan ada koreksi untuk yang lebih baik”.
11. Pemain Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :
“Proses Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan dalam pelaksanaan organisasi, sistem kerja yang dilaksanakan digerakkan sesuai dengan fungsi dan tugas pengurus”.
12. Pengurus KONI JawaTengah
Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :
“Penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI dinilai sudah dilaksanakan, hal itu dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan dari organisasi”.
4.3.4 Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang
sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksinya dengan maksud
supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Pengda PSSI Jawa
Tengah dalam proses pengawasan dilaksanakan sesuai dengan tujuan utama
(supervisi) dari organisasi, yaitu mengatur dan membina persepakbolaan di Jawa
Tengah.
Pelaporan merupakan salah satu dari proses pengawasan, pada Pengda PSSI
Jawa Tengah dilaksanakan pada Rakerda, sebagai laporan pertanggungjawaban kerja
selama 1 (satu) tahun dan pada pelaksanaan Musda sebagai laporan
pertanggungjawaban kerja selama 5 (lima) tahun, laporan disampaikan kepada
anggota Pengda PSSI Jawa Tengah. Laporan berisi tentang rangkuman dari hasil
kegiatan yang dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah pada periode waktu tertentu.
Evaluasi dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka proses
pengawasan organisasi, evaluasi dilaksanakan setiap selesai mengadakan kegiatan
dari organisasi yang berisi tentang hasil yang di dapat dan hambatan pada saat
pelaksanaan. Dari proses evaluasi dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan
yang akan diadakan. Pemantauan (monitoring) juga dilaksanakan Pengda PSSI Jawa
Tengah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar pelaksanaan sesuai dengan
rencana kerja. Pemberian sangsi terhadap pelanggaran aturan organisasi juga
merupakan bagain dari proses pengawasan, dengan adanya pemberian sangsi akan
menciptakan suasana disiplin dan patuh dalam melaksanakan aktivitas organisasi
sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal.
Proses pengawasan yang diterapkan pada Pengda PSSI Jawa Tengah menurut
anggota Pengda PSSI Jawa Tengah serta KONI Propinsi Jawa Tengah, antara lain :
7. Pengurus Cabang PSSI Jawa Tengah (Klub Anggota PSSI)
Menurut Maspul Yudianto (Pengurus PERSEGAL Kota Tegal) :
“Pengawasan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, pada pelaksanaan kompetisi pengawasan dilakukan dengan memberikan peringatan kepada anggota yang tidak mengikuti untuk dapat mengikuti karena hal itu merupakan kewajiban; penegakan aturan senantiasa dilakukan dalam proses pengawasan; Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah dilaporkan secara rinci tentang rencana, organisasi, kegiatan dan keuangan secara transparan dalam Rakerda dan Musda”.
8. Pelatih Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Edi Paryono (Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang) :
“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan khususnya pada saat pelaksanaan kompetisi dengan adanya pemantau/pengawas, pelaporan pada pengda sudah dilaksanakan pada setiap Rakerda dalam bentuk Laporan Pertanggungjawaban, proses evaluasi juga sudah dilaksanakan pada kegiatan yang sudah terlaksana”.
9. Pengawas Pertandingan (PP) Jawa Tengah
Menurut Akhmad Kamali (Pengawas Pertandingan Nasional asal Semarang)
:
“Pengawasan pada Pengda PSSI sudah dijalankan dalam aktivitas organisasi masih kurang, kegiatan dalam sepakbola belum termonitor dengan baik dan intensif untuk kompetisi atau turnemen pada tingkat perserikatan atau cabang sehingga masih diperlukan evaluasi; proses pemantauan sudah dilaksanakan dengan baik, dengan adanya pemantau dari Korwil atau Pengda; pelaporan dan evaluasi kegiatan secara makro sudah dilaksanakan dengan baik untuk masalah pendanaan ataupun kegiatan, tetapi untuk SDM pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu ditingkatkan”.
10. Wasit Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Slamet Kusdiyono (Wasit C-I Nasional asal Blora) :
“Proses Pengawasan Pengda PSSI Jawa Tengah bisa berjalan, pada pelaksanaan kompetisi adanya pemantau dan petugas pertandingan yang melaksanakan tugas sesuai tugasnya; perhatian intensif kepada Perserikatan (cabang) masih kurang optimal, sebagai contoh pada pelaksanaan Musda di Perserikatan (cabang) kadang pengurus Pengda tidak ada yang hadir, sehingga pengawasan kepada daerah masing kurang”.
11. Pemain Sepakbola Jawa Tengah
Menurut Panji Rizaq (Pemain PERSIHARJO Sukoharjo) :
“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan, proses evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pengda”.
12. Pengurus KONI JawaTengah
Menurut Drs. Soenjoto (Wakil Ketua Umum I) :
“Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah melaksanakan, terlihat pada pelaksanaan kegiatan yang dapat terlaksana, adanya pelaporan pada kegiatan yang telah dilaksanakan serta evaluasi kegiatan untuk peningkatan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pada Rakerda atau Musda”.
4.4 Pembahasan
Pembahasan setelah melaksanakan penelitian dan analisis data yang
terkumpul, dapat diketahui bahwa Pengda PSSI Jawa Tengah telah melaksanakan
proses manajamen secara beruntut, terlihat pada aktivitas organisasi telah
menjalankan manajemen suatu organisasi, antara lain dengan adanya dasar organisasi
berdasarkan pada Pedoman Dasar PSSI dan Peraturan Organisasi PSSI. Pelaksanaan
fungsi manajemen telah dijalankan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka
melaksanakan aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.
Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah ditentukan pada Musda yang
diselenggarakan setiap 5 (lima) tahun untuk menetapkan program kerja Pengda untuk
5 (lima) tahun dan program kerja Pengda untuk setiap tahunnya (jangka pendek)
dirumuskan pada Rakerda yang dilaksanakan setiap 1 (satu) tahun sekali dengan
mengacu pada rencana kerja yang ditetapkan pada Musda untuk menghasilkan
program kerja Pengda dalam 1 (satu) tahun. Program kerja Pengda PSSI terdiri dari
rencana kerja (kegiatan) Pengda PSSI Jawa Tengah pada masing-masing bidang
dalam kepengurusan. Perencanaan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah
dilakukan melalui langkah-langkah yang dijabarkan dalam rencana kerja dalam
bentuk program kerja dari masing-masing bidang sesuai dengan tugas dan fungsi
pada kepengurusan. Rencana kerja disusun sesuai dengan rencana kerja strategis dan
operasional yang masih dijabarkan dalam bentuk rencana kerja teknis. Program kerja
pada Pengda PSSI Jawa Tengah disusun berdasarkan pada tujuan dan sasaran dari
masing-masing kegiatan sesuai bidang dalam kepengurusan, dalam program kerja
juga disampaikan waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan.
Pengorganisasian Pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah tersusun struktur
formal organisasi dalam suatu kepengurusan berdasarkan kebutuhan organisasi
dalam melaksanakan aktivitas dan disusun sesuai kedudukan, tugas serta fungsi dari
pengurus dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Prinsip-prinsip dalam organisasi
telah dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan aktivitas. Dalam
proses pengorganisasian tidak lepas dari adanya pendanaan organisasi, Pengda PSSI
Jawa Tengah mendapatkan dana untuk pelaksanaan organisasi berasal dari uang
pangkal dan iuran anggota, hasil pertandingan yang diselenggarakan olah Pengda,
sumbangan-sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat serta usaha-usaha lain yang
sah.
Penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan dengan
menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai
dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing. Penggerakan yang
dilakukan pada pengda PSSI Jawa Tengah dimaksudkan agar anggota menjalankan
aktivitas dengan disiplin dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban
dalam kepengurusan agar tujuan dalam organisasi dapat dijalankan sesuai harapan.
Penggunaan sarana manajemen dalam rangka proses penggerakan organisasi terlihat
pada Pengda PSSI Jawa Tengah.
Pengda PSSI Jawa Tengah dalam pengawasan dilaksanakan sesuai dengan
tujuan utama (supervisi) dari organisasi, Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah
dilaksanakan pada Rakerda, sebagai laporan pertanggungjawaban kerja selama 1
(satu) tahun dan pada pelaksanaan Musda sebagai laporan pertanggungjawaban
kerja selama 5 (lima) tahun, laporan disampaikan kepada anggota Pengda PSSI Jawa
Tengah. Laporan berisi tentang rangkuman dari hasil kegiatan yang dilaksanakan
Pengda PSSI Jawa Tengah pada periode waktu tertentu. Evaluasi dilaksanakan
Pengda PSSI Jawa Tengah setiap selesai mengadakan kegiatan dari organisasi yang
berisi tentang hasil dan hambatan pada saat pelaksanaan yang bisa dijadikan sebagai
bahan acuan untuk kegiatan yang akan diadakan. Pemantauan (monitoring) juga
dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah pada setiap kegiatan yang dilaksanakan agar
pelaksanaan sesuai dengan rencana kerja. Pemberian sangsi terhadap pelanggaran
aturan organisasi dilaksanakan Pengda PSSI Jawa Tengah dalam rangka menciptakan
suasana kedisiplinan dan patuh terhadap aturan organisasi sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai sesuai harapan.
Pelaksanaan fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh Pengda PSSI Jawa
Tengah berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa anggota Pengda,
pelaksanaan kegiatan Pengda PSSI Jawa Tengah masih terdapat hal-hal yang masih
perlu ditingkatkan. Pada Perencanaan masih terlihat beberapa kekurangan, rencana
yang sudah ditetapkan belum bisa dilaksanakan sesuai dengan rencana awal sehingga
dampak kepada anggota sebagai bagian dari rencana tersebut menjadi dirugikan.
Pada proses pengorganisasian terlihat keaktifan kepengurusan yang sudah ada belum
maksimal sesuai dengan tugas dan fungsi dalam kepengurusan, masih perlu
pembenahan agar pengorganisasian dapat dilaksanakan secara maksimal. Pada proses
penggerakan masih perlu pembenahan khususnya dalam menggerakan anggota
Pengda terhadap program kerja, sehingga nantinya anggota dapat mengikuti program
dari Pengda secara maksimal ataupun pada pengurus masih terlihat beberapa
pengurus tidak aktif terhadap kegiatan Pengda. Pada proses pengawasan masih perlu
pembenahan khususnya dalam pengawasan kepada anggota-anggota Pengda agar
lebih intensif, sehingga hubungan dengan anggota menjadi lebih dinamis dalam
rangka meningkatkan prestasi sepakbola di Jawa Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
Dedy Sulismanto, 2004, Manajemen Klub Olahraga Pada Lembaga Pendidikan Sepakbola Tugu Muda Semarang Tahun 2004. Skripsi. Universitas Negeri Semarang
Dirham, 1986. Kepemimpinan Organisasi dan Administrasi Olahraga. Semarang :
IKIP Semarang Djati Julitriarsa dan John Suprihanto, 1988. Manajemen Umum Sebuah Pengantar.
Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE. Hadari Nawawi dan Martin Hadari, 1991. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.
Yogyakarta : UGM Press. Hamdan Mansoer, 1989. Pengantar Manajemen. Jakarta: Depdikbud. Hani Handoko, 1984. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE. KONI, 1985. Administrasi Olahraga, Semarang : KONI. Manullang, 1983. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Ghalia Indonesia. Moleong, 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Pengda PSSI Jawa Tengah, 2005. Program Kerja Pengda PSSI Jawa Tengah Tahun
2005, Semarang : Pengda PSSI Jawa Tengah PSSI, 2004. Pedoman Dasar PSSI. Jakarta : PSSI. , 2004. Peraturan Organisasi PSSI, Jakarta : PSSI. Soewarno Handayaningrat, 1982. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta : PT Gunung Agung. Suharsimi Arikunto, 1997. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Surachmad, 1975. Dasar dan Tekhnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah.
Bandung : CV. Tarsito.
Lampiran 1
INSTRUMEN PERTANYAAN DALAM WAWANCARA
No Komponen Indikator Daftar Pertanyaan 1 Pengurus Pengda PSSI - Organisasi - Pengertian Pengda PSSI Jawa
Tengah - Sejarah PSSI - Dasar organisasi PSSI - Sumber daya Pengda PSSI
Jawa Tengah - Pembinaan terhadap sumber
daya PSSI Jawa Tengah - Prestasi Pengda PSSI Jawa
Tengah - Perencanaan
(Planning) - Proses perencanaan pada
Pengda PSSI Jawa Tengah - Penentuan Program kerja - Program jangka panjang dan
pendek - Pengorganisasian
(Organizing) - Pengorganisasian pada
Pengda PSSI Jawa Tengah - Struktur organisasi Pengda
PSSI Jawa Tengah - Pelaksanaan prinsip-prinsip
organisasi - Kepengurusan Pengda PSSI
Jawa Tengah - Pendanaan organisasi - Actuating
(Penggerakan) - Proses penggerakan pada
Pengda PSSI Jawa Tengah - Tujuan penggerakan pada
Pengda PSSI Jawa Tengah - Penggunaan sarana
manajemen dalam penggerakan
- Pengawasan (Controlling)
- Proses pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pelaporan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Evaluasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pemberian sangsi dlama pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
2 Pengurus Anggota - Perencanaan (Planning)
- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengorganisasian (Organizing)
- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Penggerakan (Actuating)
- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengawasan (Controlling)
- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
3 Pelatih Sepakbola - Perencanaan (Planning)
- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengorganisasian (Organizing)
- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Penggerakan (Actuating)
- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengawasan (Controlling)
- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
4 Pengawas Pertandingan - Perencanaan (Planning)
- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengorganisasian (Organizing)
- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Penggerakan (Actuating)
- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengawasan (Controlling)
- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
5 Wasit Sepakbola - Perencanaan (Planning)
- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengorganisasian (Organizing)
- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Penggerakan (Actuating)
- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengawasan (Controlling)
- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
6 Pemain Sepakbola - Perencanaan (Planning)
- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengorganisasian (Organizing)
- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Penggerakan (Actuating)
- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengawasan (Controlling)
- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
7 Pengurus KONI Jateng - Perencanaan (Planning)
- Proses perencanaan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengorganisasian (Organizing)
- Proses pengorganisasian yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Penggerakan (Actuating)
- Proses penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
- Pengawasan (Controlling)
- Proses pengawasan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
Lampiran 2
Hasil Wawancara
Narasumber : Drs. H. Djanu Ismanto, MS.
Jabatan : Sekretaris Umum Pengda PSSI Jawa Tengah
Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Selasa, 2 Agustus 2005
- Tempat : Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah
Deskripsi Hasil Wawancara :
Pengda PSSI Jawa Tengah merupakan organisasi PSSI yang mempunyai
tugas dan wewenang terhadap pembinaan prestasi sepakbola di Jawa Tengah, Kantor
Pengda PSSI Jawa Tengah di Komplek GOR 17 Agustus 1945 Jl. Tri Lomba Juang
nomor 7 lantai 2 Semarang. Tujuan dan fungsi Pengda PSSI Jawa Tengah merupakan
penjabaran dari Pedoman Dasar dan Peraturan Organisasiyang merupakan dasar
organisasi dalam melaksanakan aktivitas organisasi.
Dalam aktivitasnya, Pengda PSSI melakukan proses perencanaan yang
dilaksanakan melalui Rakerda untuk setiap 1 tahun dan Musda untuk setiap 5 tahun
sekali. Dalam Musda menghasilkan program kerja jangka panjang dalam 5 tahun dan
Rakerda menghasilkan program kerja dalam 1 tahun.
Proses pengorganisasian, Pengda PSSI Jawa Tengah tersusun adanya
pengurus mulai dari pengurus harian, bidang-bidang serta komisi yang merupakan
anggota bidang yang melaksanakan tugas dabn fungsi dalam kepengurusan. Pengda
PSSI Jawa Tengah mempunyai anggota, antara lain Korwil, Pengurus Cabang
(Perserikatan), Klub, LPSB, Pelatih, PP, Wasit, Pemain. Pembinaan anggota Pengda
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan yang tertuang dalam program kerja.
Pendanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah berasala dari iuran anggota, hasil
pertandingan, sumbangan dan bantuan yang tidak mengikat serta usaha lain yang sah.
Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI dilaksanakan melalui kegiatan-
kegiatan yang berhubungan kepada pengurus dang anggota, kegiatan melalui
koordinasi, pengarahan dan penegakan aturan yang telah ditentukan.
Pengawasan terhadap aktivitas organisasi Pengda PSSI Jawa Tengah
dilaksanakan melalui kegiatan pemantauan dan pada kegiatan- kegiatan yang
dilakukan. Proses pelaporan dilaksanakan Pengda pada Rakerda setiap 1 tahun dan
Musda setiap 5 tahun, berisi laporan kegiatan dan laporan keuangan yang
dilaksanakan pada periode waktu sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap kerja
yang dilakukan. Proses evaluasi dilaksanakan Pengda setiap pelaksanaan kegiatan
dan selesai kegiatan, dari proses evaluasi tersebut sebagai bahan acuan untuk
pelaksanaan mendatang.
Hasil Wawancara
Narasumber : Maspul Yudianto
Jabatan : Pengurus PERSEGAL Kota Tegal
Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Kamis, 11 Agustus 2005
- Tempat : Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah
Deskripsi Hasil Wawancara :
Pengda PSSI Jawa Tengah dalam melaksanakan proses perencanaan-
perencanaan yang berisi tentang program kerja dibuat bias diikuti oleh anggota
melalui Korwil atau melalui Perserikatan secara langsung dan disampaiakan pada
Rakerda setiap tahun dan Musda setiap 5 tahun.
Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah cukup dan bagus
terlihat dengan sering adanya pertemuan-pertemuan, susuna Pengurus Pengda sudah
sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah tetapi ada beberapa anggota dari
Pengurus yang tidak aktif, hal itu bias ditutupi dengan peran Sekretaris Umum yang
senantiasa menutupi ketidak-aktifan anggota, secara umum pelaksanaan
pengorganisasian dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
Proses penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik,
dari 36 Perserikatan (Anggota PSSI) sebagaian besar sudah mengikuti program kerja
Pengda , hanya sebagian kecil yang belum bias mengikutinya; penggerakan terhadap
anggota biasanya dilakukan dengan seringnya koordinasi dengan anggota falam
melaksanakan kegiatan; secara umum penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah
sudah baik tapi senantiasa untuk bias ditingkatkan.
Pengawasan yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah baik, pada
pelaksanaan kompetisi pengawasan dilakukan dengan memberikan peringatan
kepada anggota yang tidak mengikuti untuk dapat mengikuti karena hal itu
merupakan kewajiban; penegakan aturan senantiasa dilakukan dalam proses
pengawasan; Pelaporan Pengda PSSI Jawa Tengah dilaporkan secara rinci tentang
rencana, organisasi, kegiatan dan keuangan secara transparan dalam Rakerda dan
Musda.
Hasil Wawancara
Narasumber : Edi Paryono
Jabatan : Pelatih Sepakbola Lisensi A asal Semarang
Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005
- Tempat : Rumah Edi Paryono
Deskripsi Hasil Wawancara :
Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan
melalui terbentuknya pengurus sesuai dengan kebutuhan sepakbola di Jawa Tengah,
tetapi dalam pelaksanaan kepengurusan beberapa pengurus tidak aktif atau ketidak-
profesionalan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sehingga dalam pelaksanaan
kegiatan tidak maksimal, akan tetapi hal tersebut diatasi dengan peran Sekretaris
Umum yang bekerja secara maksimal terhadap ketidak-aktifan dari beberapa
pengurus.
Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan pada
pelaksanaan Rakerda untuk menetukan program kerja, tetapi kadang pada
pelaksanaan masih terdapat beberapa kekurangan pada perubahan rencana yang
sudah ditentukan, sehingga proses perencanaan harus disemprnakan kembali agar
pelaksanaan sesuai dengan rencana.
Penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan
seperti hubungan intern pengurus sering mengadakan koordinasi untuk
melaksanakan kegiatan ataupun dengan para anggota; anggota Pengda secara umum
dapat mengikuti program yang dicanangkan Pengda, walaupun tidak semuanya dapat
mengikuti karena sesuatu hal; secara umum Pengda dalam melaksanakan
penggerakan organisasi sudah dapat berjalan.
Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan khususnya
pada saat pelaksanaan adanya pemantau/pengawas dan evaluasi kegiatan, proses
pengawasan terhadap aktivitas masih belum maksimal, pelaporan pada Pengda sudah
dilaksanakan pada setiap Rakerda dalam bentuk laporan pertanggungjawaban.
Hasil Wawancara
Narasumber : Ir. Akhmad Kamali, MSi.
Jabatan : Pengawas Pertandingan (PP) Nasional asal Semarang
Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005
- Tempat : Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah
Deskripsi Hasil Wawancara :
Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan, baik
melalui penentuan program kerja dalam Rakerda ataupun dalam kegiatan-kegiatan,
tetapi dari rencana yang dibuat teresebut masih terdapat beberapa kekurangan dalam
pelaksanaan, misalnya rencana yang sudah disusun tetapi pada waktunya masih
belum dilaksanakan walaupun akhirnya dilaksanakan.
Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan
melalui terbentuknya pengurus sesuai dengan kebetuhan sepakbola di Jawa Tengah,
tetapi dalam pelaksanaan kepengurusan beberapa pengurus tidak tidak aktif atau
ketidak-profesionalan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan tidak maksimal, akan tetapi hal tersebut diatasi dengan peran
Sekretaris Umum yang bekerja secara maksimal terhadap ketidak-aktifan dari
beberapa pengurus.
Pengawasan pada Pengda PSSI sudah dijalankan dalam aktivitas organisasi
masih kurang, kegiatan dalam sepakbola belum termonitor dengan baik dan intensif
untuk kompetisi atau turnamen pada tingkat perserikatan atau cabang sehingga masih
diperlukan evaluasi. Proses pemantauan sudah dilaksanakan dengan baik, dengan
adanya pemantauan pemantau dari Korwil atau Pengda. Pelaporan dan evaluasi
kegiatan secara makro sudah dilaksanakan dengan baik untuk masalah pendanaan
ataupun kegiatan, tetapi untuk SDM pada Pengda PSSI Jawa Tengah masih perlu
ditingkatkan.
Hasil Wawancara
Narasumber : Slamet Kusdiono
Jabatan : Wasit C-I Nasional asal Blora
Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Jum’at, 13 Agustus 2005
- Tempat : Stadion Kridosono Blora
Deskripsi Hasil Wawancara :
Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah secara umum sudah tertata
dan bisa dilaksanakan oleh anggota Pengda, tetapi masih ada sedikit kendala
terkadang informasi dilaksanakan secara mendadak; rencana terkadang tidak
sesuai dengan pelaksanaan khususnya pada waktu pelaksanaan tetapi tetap
dilaksanakan.
Pengorganisasian yang dilakukan Pengda PSSI Jawa Tengah sudah mengena,
anggota bias membaca arah Pengda, tetapi masih ada beberapa kendala pada
pelaksanaan kegiatan kadang masih tumpang tindih antar kegiatan-kegiatan; struktur
organisasi pada Pengda sudah cukup dalam kebutuhan persepakbolaan di Jawa
Tengah, tetapi pada bidang-bidang atau pengurus tertentu masih belum optimal;
pengorganisasian secara umum bias berjalan pada bidang-bidang kepengurusan
Pengda.
Penggerakan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah berjalan, misalkan pada
pelaksanaan kompetisi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan yang begitu
berarti dengan ada koreksi untuk yang lebih baik.
Proses pengawasan Pengda PSSI Jawa Tengah bias berjalan, pada
pelaksanaan kompetisi adanya pemantau dan petugas pertandingan yang
melaksanakan tugas sesuai dengan tugasnya; perhatian intensif kepada Perserikatan
(Cabang) masih kurang optimal, sebagai contoh pada pelaksanaan Musda di
Perserikatan (cabang) kadang pengurus pengda tidak ada yang hadir, sehingga
pengawasan kepada daerah masih kurang.
Hasil Wawancara
Narasumber : Panji Rizaq
Jabatan : Pemain PERSIHARJO Sukoharjo
Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Senin, 15 Agustus 2005
- Tempat : Kampus FIK UNNES
Deskripsi Hasil Wawancara :
Pengda PSSI Jawa Tengah telah merencanakan kegiatan, seperti pelaksanaan
kompetisi di tingkat Pengda secara rutin antara lain kompetisi II A dan II B pada
tingkat senior, liga remaja serta pada tingkat LPSB.
Pengorganisasian pada Pengda PSSI sudah tersusun pengurus yang bekerja
sesuai bidang-bidang dalam sepakbola di Jawa Tengah, sehingga proses
pengorganisasian dapat dijalankan sesuai dengan apa yang harus dikerjakan.
Proses penggerakan organisasi pada Pengda PSSI Jawa Tengah dilaksanakan
dalam pelaksanaan organisasi, sistem kerja yang dilaksanakan digerakkan sesuai
dengan fungsi dan tugas pengurus.
Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah dilaksanakan untuk
mencapai tujuan, proses evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan Pengda
Hasil Wawancara
Narasumber : Drs Soenjoto
Jabatan : Wakil Ketua Umum I KONI Propinsi Jawa Tengah
Pelaksanaan : - Hari/Tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005
- Tempat : Kantor KONI Propinsi Jawa Tengah
Deskripsi Hasil Wawancara :
Proses Perencanaan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah dilaksanakan
melalui pemebntukan program kerja sebagai rencana kerja melalui Musda dan
Rakerda. Pengorganisasian pada Pengda PSSI Jawa Tengah telah tersusun melalui
Pengurus Pengda yang melaksanakan aktivitas sesuai tugas dan fungsinya dalam
organisasi.
Penggerakan yang dilaksanakan pada Pengda PSSI dinilai sudah
dilaksanakan, hal itu dapat dilihat dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan
dari organisasi. Pengawasan pada Pengda PSSI Jawa Tengah sudah melaksanakan,
terlihat pada pelaksanaan kegiatan yang dapat terlaksana, adanya pelaporan pada
kegiatan yang telah dilaksanakan serta evaluasi kegiatan untuk peningkatan
organisasi yang dirumuskan dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pada
Rakerda dan Musda.
Lampiran 3 STRUKTUR PENGURUS PENGDA PSSI JAWA TENGAH
MASA BHAKTI TAHUN 2004 – 2009
1. Ketua : Drs. H. Sumaryoto 2. Sekretaris Umum : Drs. H. Djanu Ismanto, MS 3. Bendahara : Agus Supriyanto, SE, MM. 4. Ketua Bidang Organisasi : H. Soetedjo, SH. 5. Ketua Bidang Pembinaan Prestasi : Sartono Anwar
a. Komisi Pemandu Bakat Ketua : Beny Hartono Anggota : Nursahid Anggota : Kasiyadi
b. Komisi Pembentukan Tim : Edy Prayitno c. Komisi Pembinaan LPSB : Drs. Musarodin
6. Ketua Bidang Kompetisi & Turnemen : Joko Yogyanto, SH, SpN. a. Komisi Kompetisi Senior : Heri Purwanto b. Komisi Kompetisi Kelompok Umur : Budi Winarko c. Komisi Pembinaan Sepakbola Wanita
Ketua : Drs. MG. Nuniek Sriyuningsih, MS. Anggota : Dr. Setya Rahayu, MS. Anggota : Ir. Adriana Susi Yudhawati
d. Komisi Penyelenggaraan Turnamen Ketua : Kusnadi Anggota : Wasis Anggota : Drs. Suryanto
e. Komisi Pembinaan Futsal : Bambang Haryanto 7. Ketua Bidang Litbang, Iptek dan
Pengembangan SDM : Drs. Soeprijadi, M.Pd. a. Komisi Litbang dan Iptek : Drs. Taufiq Hidayah, M.Kes. b. Komisi Diklat Pelatih : Joko Daud Ganafianto c. Komisi Diklat Wasit dan PP : Drs. Sukirso
8. Komisi-komisi dibawah Koordinasi Langsung Ketua a. Komisi Disiplin
Ketua : Ucok Kuncoro, SH. Anggota : Hartono Anggota : Djarot Wijayanto, SH. M.Hum.
b. Komisi Banding Ketua : H.M. Bisri Fachrurrozi, BA. Anggota : Drs. Soetrisno Anggota : Sunarto, SH.
c. Komisi Promosi dan Marketing Ketua : Drs. Kristiyani Kirana Anggota : Agus Sofwan Hadi, SH. Anggota : Imron As’ad
9. Komisi-komisi dibawah Koordinasi Sekretaris Umum a. Komisi Wasit : H. Bambang Slameto, S.Sos. b. Komisi Pengawas Pertandingan (PP) : Ir. Akhmad Kamali, M.Si. c. Humas : 1. Darjo Suyat
2. Fredo 3. Tholik Sunarto
Lampiran 4
PROGRAM KERJA PENGDA PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2005
BIDANG : PEMBINAAN PRESTASI NO SASARAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA 1 Bank pemain
untuk seluruh usia
pemain
Memiliki pemain seluruh
kompetisi baik senior,
kelompok umur, wanita
dan futsal
Feb s/d
Des
Bid. Pembinaan
Prestasi & bidang
Kompetisi
2 Pembentukan Tim
Pra-PON ke XVII
Pemilihan pemain pada
pertandingan :
- Kompetisi Divisi
- Kompetisi antar Klub
- Kompetisi Yunior
- PORDA
- Turnamen-turnamen
Jan s/d
Des
Bid. Pembinaan
Prestasi
3 Pembianaan LPSB Sosialisasi Program,
kurikulum, administrasi, dll
Jan &
Juni
Bid. Pembinaan
Prestasi dan
Korwil
4 Peningkatan
penampilan tim
peserta kompetisi
dari senior s/d
kelompok umur
Mengadakan penyegaran
seluruh unsure teknik
Jan &
Juni
Bid. Pembinaan
Prestasi, Bid
Litbang, Iptek &
SDM
5 Pembentukan
sentra pembinaan
ilmiah
Penelitian pemain dengan
pelaksanaan ilmiah serta
terbentuknya lab. pemain
Jan s/d
Des
Bid. Pembinaan
Prestasi, Bid.
SDM, Komisi
Promosi
BIDANG : KOMPETISI DAN TURNAMEN SUB BIDANG : KOMPETISI NO SASARAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA 1 KOMPETISI
1. Divisi II A Jateng Feb – Mei Komisi Kompetisi
Senior 2. Divisi II B Jateng Juli – Okt Komisi Kompetisi
Senior 3. Liga Remaja U-13 Juli – Nov Korwil dan Pengda 4. Liga Remaja U-15 Maret –
Agst Korwil dan Pengda
5. Liga Remaja U-18 Maret – Sept
Korwil dan Pengda
6. Komp. Antar Perkumpulan anggota Perserikatan
Feb – Sept Perserikatan, Korwil dan Pengda PSSI
7. Invitasi Sepakbola wanita Juli – Des Korwil dan Pengda 8. Invitasi Futsal Juli – Des Korwil dan Pengda
SUB BIDANG : TURNAMEN NO SASARAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA 1 Inventarisasi
Turnamen
Melakukan pendataan seluruh turnamen baik yang resmi maupun yang belum resmi
POPSI dan POM
Jan – Des Perserikatan, Korwil dan Komisi Turnamen
2 Turnamen Pengda PSSI Jateng
Penyelenggaraan : 1. Turnamen Perserikatan
dan Klub Sepakbola Utama
2. Turnamen Perebutan Piala Tingkat Jawa Tengah : (Piala Gubernur untuk antar Kecamatan, turnamen Gala Karya dan Turnamen lainnya)
Jan – Des Komisi Kompetisi Senior
3 Turnamen Korwil, Perserikatan dan Lokal
1. Turnamen tingkat Kabupaten/Korwil/Perserikatan
2. Turnamen Lokal
Insidental Insidental
Klub Perserikatan dan Korwil Panitia Lokal
PROGRAM KERJA PENGDA PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2005
BIDANG : LITBANG, IPTEK DAN PENGEMBANGAN SDM
NO SASARAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA Kursus Wasit C3; C2 dan PP
Daerah
Jan, Des Komisi Diklat
Wasit dan PP
1 Peningkatan
SDM
perangkat
Pertandingan
Penyelenggaraan wasit, PP
dan Komisi Disiplin
Menyesuaikan Komisi Diklat
Wasit dan PP
Komisi
Disiplin
Penataran Pelatih Lisensi D Jan s/d Des K. Diklat Pelatih
Penataran Pelatih Lisensi C Maret & Okt K. Diklat Pelatih
Penyebaran Pelatih Tim
Peserta Kompetisi Lokal
Juni & Juli K. Diklat Pelatih
Penataran Pelatih Lisensi A/B Okt - Des K. Diklat Pelatih
2 Peningkatan
SDM Pelatih
Penataran Pelatih P. Gawang April K. Diklat Pelatih
3 Kualitas
Pemain Tim
Jateng
Tes dan Pengukuran Pemain Jan – Des Komisi Litbang
dan IPTEK
Lampiran 5 DAFTAR ALAMAT KLUB ANGGOTA PSSI
PENGDA PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2005 WILAYAH KORWIL I BANYUMAS NO NAMA KLUB ALAMAT 1
PERSAP PURBALINGGA
Bagian Bina Prasarana Wil. Setda Purbalingga Jl. Onje No. 13 Purbalingga
2
PSCS CILACAP
Jalan Jendral Sudirman NO. 32 Cilacap
3
PERSIBAS BANYUMAS
Komplek Stadion Satria Purwokerto Jalan Prof. Dr. Suharso Purwokerto
4
PERSIBARA BANJARNEGARA
Jalan Letjen S. Parman No. 28 Banjarnegara
WILAYAH KORWIL II PEKALONGAN 1
PERSAB BREBES
Jalan Diponegoro No. 141 Brebes
2
PERSIP PEKALONGAN
Jalan Raya Baros Kel. Baros Pekalongan Timur
3
PERSEGAL KOTA TEGAL
Jalan Arum Indah I Gang 2 No. 199 Tegal
4
PERSEKAT KAB. TEGAL
SMK. N 1 Adiwerna Po. BOX 24 Adiwerna Slawi
5
PERSIBAT BATANG
Jalan R.A. Kartini No. 1 Batang
6
PERSEKAP KAB. PEKALONGAN
D/a Tri Budi Hartono Dinas Pendidikan Kab. Pekalongan Jalan Wiroto No. 09 Pekalongan
7
PSIP KAB. PEMALANG
Kantor Kesos Pemalang Jalan Brigjen Katamso Pemalang
WILAYAH KORWIL III SEMARANG 1
PS. APACINTI
Jalan Raya Bawen Km 32 Kab. Semarang
2
PERSIKAS KAB. SEMARANG
GN-OTA Kab. Semarang Jalan P. Diponegoro No. 203 Ungaran
3
PSIS KOTA SEMARANG
Stadion Citarum Semarang
4
PERSIPUR PUWODADI KAB. GROBOGAN
Jalan Merbabu No. 15 Purwodadi
5
PSD KABUPATEN DEMAK
Jalan Sultan Fatah No. 67 Demak
6
PSISa SALATIGA
Jl. Letjend Sukowati No. 54 Kota Salatiga
7
PERSIK KENDAL
Jalan Laut No. 03 Kendal
WILAYAH KORWIL IV PATI 1
PERSIPA PATI
Kantor Dinas KBKS Kab. pati Jalan Ki Juru Mertani Kab. Pati
2
PSIR REMBANG
Jalan P. Diponegoro No. 90 Rembang
3
PERSIJAP JEPARA
Jalan Kartini No 1 Jepara
4
PERSIKU KUDUS
Kantor Bawasda Kab. Kudus Jalan Mejobo No. 35 Kudus
5
PERSIKABA BLORA
Jalan Arum dalu No. 2 Blora
WILAYAH KORWIL V SURAKARTA 1
PERSIHARJO SUKOHARJO
Jalan Widyapranoto No. 31 Sukoharjo
2
PERSIWI WONOGIRI
Kantor Satpol PP Jalan Kabupaten No. 4 Wonogiri
3
PSISra SRAGEN
Kantor DPU Sragen Jalan Setiabudi No. 3 Sragen
4
PERSIKA KARANGANYAR
Jalan Nusa Indah Raya III/I.A Perumnas Palur Karanganyar
5
PERSIS SOLO
Jalan Gajah Mada No. 73 Surakarta
6
PERSEBI BOYOLALI
Kantor KPU Boyolali Jl. Duren No. 10 – 11 Boyolali
7
PSIK KLATEN
Hotel Bima Jalan Pemuda Utara No. 3 Klaten
WILAYAH KORWIL VI KEDU 1
PSIW WONOSOBO
Jalan Sindoro No. 6 Wonosobo
2
PERSITEMA TEMANGGUNG
Jalan Jendral A. yani No. 32 Temanggung
3
ISP PURWOREJO
Jalan Urip Sumoharjo No. 39 Purworejo
4
PERSIKAMA KAB MAGELANG
Jalan K.H. Dalhar No. ¾ Karaharja Gunung Pring Muntilan Magelang
5
PPSM KOTA MAGELANG
Jalan Veteran No. 8 Magelang
6
PERSAK KEBUMEN
D/a Bpk. Maskur Salim Kutowinangun RT. 03 RW. 07 KEBUMEN
Lampiran 6
DAFTAR PESERTA KOMPETISI PSSI
KLUB ANGGOTA PENGDA PSSI JAWA TENGAH
TAHUN 2005
NO NAMA KLUB KOMPETISI 1 PSIS Kota Semarang Divisi Utama 2 PERSIJAP Jepara Divisi Utama 3 PERSIPUR Puwodadi Divisi I 4 PERSIBAT Batang Divisi I 5 PERSIKU Kudus Divisi II 6 PERSIS Solo Divisi II 7 PERSIBAS Banyumas Divisi III 8 PSCS WIJAYA KUSUMA Cilacap Divisi III 9 PERSIBARA Banjarnegara Divisi III 10 PERSAP Purbalingga Divisi III 11 PERSAB Brebes Divisi III 12 PERSEGAL Kota Tegal Divisi III 13 PERSEKAT Kab. Tegal Divisi III 14 PERSEKAP Kab. Pekalongan Divisi III 15 PERSIP Pekalongan Divisi III 16 PSIP Pemalang Divisi III 17 PERSIK Kendal Divisi III 18 PSD Demak Divisi III 19 PERSIKAS Kab. Semarang Divisi III 20 PS. APACINTI Kab. Semarang Divisi III 21 PSISa Salatiga Divisi III 22 PSIR Rembang Divisi III 23 PERSIPA Pati Divisi III 24 PERSIKABA Blora Divisi III 25 PERSEBI Boyolali Divisi III 26 PERSIHARJO Sukoharjo Divisi III 27 PSISra Sragen Divisi III 28 PSIK Klaten Divisi III 29 PERSIKA Karanganyar Divisi III 30 PERSIWI Wonogiri Divisi III 31 PERSITEMA Temanggung Divisi III 32 PSIW Wonosobo Divisi III 33 PPSM Kota Magelang Divisi III 34 PERSIKAMA Kab Magelang Divisi III 35 ISP Purworejo Divisi III 36 PERSAK Kebumen Divisi III
Lampiran 7 DAFTAR NAMA-NAMA LPSB
PENGDA PSSI JAWA TENGAH TAHUN 2005
Korwil I (Eks. Karasidenan Banyumas) 1. Indonesia Muda (IM) Purwokerto 2. Mars Muda Purwokerto 3. UNSOED Purwokerto 4. Indonesia Muda (IM) Kroya Cilacap 5. Mitra Muda Cilacap 6. IM Purbalingga 7. Taruna Purbalingga 8. Garuda Cilacap 9. Pemda Cilacap 10. Dewa Ruci Silacap 11. Gumiwang Muda Korwil II (Eks. Karasidenan Pekalongan) 12. Tri Sanja Kab. Tegal 13. Putra Praja Brebes 14. Labatex Pekalongan 15. Dewantara Kab. Tegal 16. Sakura Tegal 17. Perisai Muda Tegal 18. Bima Sakti Tegal 19. Garuda Perkasa Pemalang 20. Batang Boys Batang 21. HW Brebes 22. Putra Batik Pekalongan Korwil III (Eks. Karasidenan Semarang) 23. S.S.S Semarang 24. HW Semarang 25. Putra Semarang I 26. Putra Semarang II 27. UNNES Semarang 28. Gelora Jatidiri Semarang 29. Atlas Binatama Semarang 30. Putra Mandiri Semarang 31. Lowo Kroto Kristal Semarang 32. Tugu Muda I Semarang 33. Tugu Muda II Semarang 34. Kroto Kristal Semarang 35. UNDIP Semarang 36. Persisac Semarang
37. SABA Semarang 38. Sambirejo Selection Semarang 39. Wibowo Putra Semarang 40. Jitu Putra Purwodadi 41. Putra Bersemi Grobogan 42. Propelat Kab. Semarang 43. Bima Utama Kab. Semarang 44. Apacinti Kab. Semarang 45. Agrika Kab. Semarang 46. “Salatiga” Kota Salatiga 47. Manunggal Pratama Salatiga 48. SKB Salatiga 49. PAS Sukorejo Kendal 50. PERSIK Putra Kendal 51. Arindo Citra Mandiri Demak 52. Ajisaka Semarang 53. Putra Kembang Arum Demak 54. Garuda Jaya Semarang 55. Semut Hitam Semarang 56. Puri Jati Semarang 57. GT One Kab. Semarang 58. Rajawali Semarang 59. Putra Angkasa Semarang 60. PUMA Semarang 61. Putra Sulanji Semarang 62. Putra Perkasa Semarang 63. Bintang Yunior Semarang 64. Persada Semarang 65. SAS Mranggen Demak 66. Gradissamba Kab. Semarang 67. Vini Vidi Vici Kendal 68. Bintang Semarang Korwil III (Eks. Karasidenan Semarang) 69. Pragola Muda Pati 70. Rajawali Pati 71. Putra Nelayan Sarono Mino Pati 72. Mustika Sakti Blora 73. Putra Mustika Blora 74. Putra Kalingga Jepara 75. Djarum Kudus 76. Porma Kudus 77. Kandasari Kudus 78. Puwogondo Jepara 79. Bina Putra Cepu Blora 80. Putra Kalinyamat Jepara
Korwil V (Eks. Karasidenan Surakarta) 81. Tersenyum Boyolali 82. IM Sragen 83. Permata Utama Sukoharjo 84. Satria Giri Wonogiri 85. Ksatria Solo 86. Putra Bengawan Solo 87. Bonansa Solo 88. Bina Taruna Kosti Solo 89. Putra Sukoharjo Kab. Sukoharjo 90. Adidas Klaten 91. New Pelita Solo 92. Asri Gemolong Sragen 93. Jatayu Sukoharjo 94. Patriot Solo 95. Batman FC. Sukoharjo 96. Harimau Bekonang Sukoharjo 97. Satrio Pandowo Klaten 98. Wahana Jati Wonogiri 99. Pelita Solo 100. UNSA ASMI Solo 101. Sumber Muda Solo 102. R-21 Solo 103. Ksatria MTA Solo 104. Putra Wijaya Klaten 105. Perkasa Solo 106. Pesat Tirta Dharma Karanganyar 107. Putra Perkasa Sukoharjo 108. RBSC Wonogiri 109. Tunas Jaya Solo Korwil VI (Eks. Karasidenan Kedu) 110. Bhumi Pala Temanggung 111. Grabag Kab. Magelang 112. Gemilang Magelang 113. Garuda Tama Magelang 114. Wajar Magelang 115. Putra Harapan Magelang 116. IM Purworejo 117. IM Kebumen 118. IM Kutowinangun Kebumen 119. Taman Agung Magelang 120. IM Parakan Temanggung 121. Asri Wonosobo 122. Bogowonto Purworejo 123. Bambu Runcing Muntilan Magelang
Lampiran 11
Gambar Kantor Pengda PSSI Jawa Tengah
Gambar Pengukuhan Pengurus Pengda PSSI Jawa Tengah
Gambar Pelaksanaan Wawancara