BAB III 77-37.doc

download BAB III 77-37.doc

of 32

description

Askep Stroke Hemoragik

Transcript of BAB III 77-37.doc

394168

BABIIILAPORAN KASUSPada bab ini penulis akan menguraikan tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Ny.T dengan Gangguan Sistem Persyarafan: Stroke Hemoragik (SH) yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Soedarso Pontianak.A.Pengkajian

1. Identitas PasienPasien bernama Ny.T umur 58 tahun sudah menikah, pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD/Sederajat), pekerjaan pasien adalah ibu rumah tangga, pasien beragama islam, bersuku bugis, berwarganegara Indonesia, pasien masuk pada tanggal 4 Oktober 2014, dan tanggal pengkajian 7 Oktober 2014. Penanggung jawab pasien adalah Tn. T (suami) yang berusia 60 tahun. Pasien dirawat di Rumah Sakit Dr. Soedarso dengan medical record 707499 dan dengan diagnosa Stroke Hemoragik (SH). 2. Riwayat Kesehatan Pasiena. Kesehatan masa lalu

Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit, pasien biasanya hanya menderita sakit demam, batuk dan flu. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dan penyakit jantung 2 tahun yang lalu, dan pasien berobat di klinik terdekat. b. Riwayat kesehatan sekarang

1) Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit

Pasien tidak bisa menggerakkan bagian tubuh sebelah kiri sejak 6 Agustus 2014. Pasien didiagnosa terkena Stroke Non-Hemorarrgik setelah rawat jalan ke dr. Agus Darmawan pada tanggal 8 Agustus 2014. 2) Keluhan waktu didata

Pada saat dikaji tanggal 7 Oktober 2014 didapatkan data bahwa:

a) Keluarga pasien mengatakan tubuh bagian kiri pasien tidak bisa digerakkanb) ADL hanya bisa dilakukan di tempat tidur

c) Pasien tampak gelisahd) Pasien mengatakan lemah

e) Pasien mengatakan tidak nyaman saat beraktivitas

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Di keluarga pasien ada yang menderita penyakit hipertensi yaitu ibu kandung pasien.4. Struktur Keluarga / Genogram

Keterangan :

Laki-laki hidup

Perempuan hidup

Laki-laki meninggal

Perempuan meninggal

Pasien Serumah

5. Data Biologis

Pola nutrisi

Di rumah:Pasien makan 3x/hari dengan menu bervariasi: nasi, sayur mayur dan lauk pauk. Pasien tidak ada pantangan dan alergi terhadap makanan.

Di rumah sakit :Pasien makan 3x/hari, dengan porsi yang telah disediakan dari rumah sakit. Pola minum

Di rumah:Pasien minum + 1500-2000 ml/hari dengan jenis air putih dan pada saat pagi hari pasien terbiasa dengan minum teh.

Di Rumah Sakit :Pasien minum + 800-1000 ml/hari dengan jenis air putih.

Pola eliminasi

Di rumah:Pasien BAK 56 x/hari dengan warna urin kekuningan, pasien BAB 1x/hari dengan konsisten lembek, warna kuning, berbau khas tanpa keluhan.

Di Rumah Sakit :

Pasien BAK terpasang DC kateter. Karakteristik urin warna kuning. Pasien BAB 1x/hari dengan konsistensi lembek dan dan pasien menggunakan popok dewasa. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit:Pasien tidur 8 10 jam dalam sehari, dengan penerangan yang cukup dan suasana yang tenang.

Saat sakit :Pasien tidur 6 8 jam dalam sehari dengan menggunakan bantal, penerangan yang cukup. Pola kebersihan

Di rumah:Pasien mandi 2 3x/hari, gosok gigi setiap mandi, dan menggunakan sabun, cuci rambut 2x/seminggu. Memotong kuku jika terlihat panjang.

Di Rumah Sakit :Pasien hanya dilap/diseka 1x/hari dibantu oleh keluarga bahkan sering tidak mandi, kuku pendek, turgor kulit tampak kering.

Pola aktivitas

Di rumah:Pasien tidak pernah berolah raga, karena aktivitas pasien dihabiskan untuk bekerja dirumah.

Di Rumah Sakit :Pasien dapat miring kanan, miring kiri dan aktivitas pasien banyak di bantu oleh perawat dan keluarga.6. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum:Lemah

Kesadaran:Compos mentis GCS: E: 4 M: 6 V: 4 =14 TTV:TD : 150/110 mmHg, N : 96 x/menit, RR: 24 x/menit, S : 36,50 C

Kepala, Leher dan Aksila

Kepala :Bentuk simetris, brakhiocephalus, rambut panjang dominan berwarna hitam sedikit terdapat warna putih, penyebaran rambut merata.Leher :Bentuk simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid , tidak terdapat pembesaran vena jugularis dan bendungan vena jugularis.

Axilla:Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening, kebersihan kurang dan berbau khas.

Mata

Inspeksi :Bentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, reaksi pupil isokor, pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan.

Telinga

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat penumpukan serumen, fungsi pendengaran baik. Hidung

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat polip, mukosa tampak lembab, penciuman baik, tidak menggunakan alat bantu pernapasan.

Palpasi :Tidak teraba massa pada hidung. Mulut dan Faring

Inspeksi :Bentuk simetris, mukosa bibir kering dan berwarna merah muda, gigi tidak lengkap dan lidah tampak kotor, pengecapan baik. Dada

1) Rongga Toraks:Bentuk simetris, tidak terdapat retraksi rongga thorak, terdengar bunyi sonor di semua lapang paru, pernafasan 24 x/menit2) Paru - paru

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat jejas, tidak terdapat lesi, ekspansi paru simetris.

Palpasi: Ekspansi paru simetris, tidak terdapat nyeri tekan.

Perkusi: Bunyi sonor pada apeks dan basis paru

Auskultasi :Terdengar bronkovesikuler pada midklavikula, vesikuler di semua lapang paru, tidak terdengar wheezing dan ronchi

3) Jantung

Inspeksi : Bentuk simetri, tidak terlihat adanya pembesaran, tidak terlihat iktus kordis.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat retraksi intercosta, teraba denyut jantung pada midclavikula 4 dan 5

Perkusi :Terdengar suara dullnes, tidak terdapat pembesaran jantung.Auskultasi :Terdengar bunyi S1 dan S2 (lup dup) pada iktus kordis Interkosta 4 - 6, bunyi jantung reguler. Terdengar suara S1 dan S2 (lup dup) pada intercosta 5-6 tidak terdengar S3 (gallop) dan S4 (murmur).

4) Payudara

Palpasi:Bentuk simetris tidak teraba benjolan dan lesi serta pembengkakan, konsistensi lunak. Abdomen

Inspeksi:Bentuk simetris, tidak terdapat asites, tidakterdapat lesi.

Auskultasi : Bising usus 5-10 x/menit.

Palpasi:Tidak terdapat pembesaran hati, tidak terdapat nyeri tekan.

Perkusi

:Bunyi timpani pada kuadran kiri atas dan bawah Punggung

Inspeksi:Bentuk simetris, tidak terdapat kelainan pada tulang belakang, tidak terdapat lesi.

Palpasi:Tidak terdapat pembengkakan dan kebersihan kurang.

Ekstremitas

1) Atas:Tangan kiri tidak terdapat oedema, tidak bisa digerakkan, fleksi abnormal. Pergerakan tangan kanan baik dan terpasang infus RL 20 tpm. tidak ada oedema, tidak ada pembengkakan dan tidak ada luka. Refleks bisep normal.2) Bawah:Kaki kanan pergerakan baik, tidak terdapat oedema, terdapat refleks Babinski dan Chaddok. Kaki kiri tidak bisa digerakkan, tidak terdapat oedema, dan tidak terdapat refleks Babinski dan Chaddok.3) Kekuatan Otot

5 1

3 17. Pemeriksaan fisik persyarafan

Test fungsi serebral/kortikal

1) Orientasi (orang, tempat, waktu)Pasien dapat mengenal orang yang didekatnya seperti suami, dan anak. Pasien juga dapat mengenal tempat sekarang yaitu di RS Soedarso.2) Bicara

Pasien berbicara pelo dan tidak jelas Test fungsi Syaraf Kranial

1) Syaraf kranial I (Nervus olpaktorius)

Penciuman pasien baik ditandai dengan pasien bisa membedakan jenis baubauan yang diciumkannya2) Syaraf Kranial II (Nervus Optikus)

Ketajaman pandangan pasien baik ditandai pasien dapat membaca tulisan yang diberikan oleh perawat dengan jarak 60 cm.

3) Syaraf Kranial III (Nervus Okulamotoris)

Pasien dapat memutarkan bola matanya.

4) Syaraf Kranial IV (Nervus Troklearis)

Pasien dapat mengarahkan matanya ke arah atas dan bawah.

5) Syaraf Kranial V (Nervus Trigemenus)

Pasien dapat mengunyah dengan baik

6) Syaraf Kranial VI ( Nervus Abdusen)

Reflek menutup membuka mata pasien baik

7) Syaraf Kranial VII (Nervus Fasialis)Bentuk wajah pasien asimetris, pasien mengalami facial drop, pasien bisa tersenyum8) Syaraf Kranial VIII (Nervus Vestibulokoklear)

Pendengaran pasien baik ditandai dengan pasien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan bahasa verbal atau isyarat.

9) Syaraf Kranial IX (Nervus Glasovaringeus)

Kemampuan refleks menelan pasien baik ditandai pasien dapat menelan makanan dan minuman. 10) Syaraf Kranial X (Nervus Vagus)

Refleks menelan pasien baik

11) Syaraf Kranial XI (Nervus Accecorious)

Pasien mengalami kelemahan menahan bahu di sebelah kiri, kekuatan otot leher ada.12) Syaraf Kranial XII (Nervus hipoglosus)

Pergerakan lidah pasien aktif ditandai dengan pasien dapat mengeluarkan lidahc. Tes fungsi motorik dan fungsi cerebellum1) Test keseimbangan/koordinasi

Pasien mengalami gangguan koordinasi: saat didudukan pasien goyang dan hanya mampu bersandar dikarenakan pusing dan lemah.

2) Test tonus otot Tonus otot: baik.

++ -

+ -8. Data Psikologis

a. Status emosi

Pasien tampak tenang dalam menghadapi penyakitnya, emosi pasien stabil dan terkontrol.

b. Konsep diri

1). Harga diriPasien yakin masih dihargai di keluarganya2). Ideal diri

Pasien ingin pulang ke rumahnya dan ingin cepat sembuh

3). Peran diri

Pasien sebagai ibu rumah tangga bagi keluarganya.

4). Identitas diri

Pasien merasa sebagai seorang perempuan di keluarganya. Pasien merasa dirinya tidak dapat bekerja karena badannya yang lemah terutama di bagian tangan sebelah kiri dan kaki kiri.5). Gambaran diri

Pasien merasa selama sakit tidak dapat melakukan aktivitas sepenuhnya sendiri, merasa badannya lemah.c. Gaya komunikasi:

Menurut keluarga pasien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.d. Pola Interaksi :

Pasien berinteraksi baik dengan keluarga dan dengan tim kesehatan.

e. Pola Koping :

Apabila pasien dapat masalah, pasien menceritakannya dengan keluarga.

9. Data Sosial

a. Pendidikan dan pekerjaan

Pasien berpendidikan SMP dan pasien bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga.

b. Hubungan sosial

Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik.c. Faktor Sosiokultural

Pasien bersuku bugis dan menurut keluarga tidak ada tindakan keperawatan yang bertentangan dengan kebudayaan pasien.

d. Gaya hidup

Pasien mengkonsumsi makanan apapun di rumah sakit, pasien tidak merokok dan tidak pernah meminum minuman beralkohol. 10. Pengetahuan Tentang Penyakit

Pasien tidak tahu dirinya terkena penyakit SH dan tidak tidak tahu apa penyebab SH, gejala dan pencegahan atau penanganan.

11. Data Spiritual

Pasien beragama islam saat di rumah pasien rajin beribadah dan saat sakit pasien terus berdoa.

12. Data Penunjang

a. Laboratorium tanggal 7 Oktober 2014NoJenis PemeriksaanHasilBatas NormalSatuan

1.

2

3

4

5

6HemoglobinHematokritTrombosit

MCV

MCH

Urea6,82148778,125,3

99,211,0 12,0

35,0 55,0

150 35080 - 100

26 - 43

10 - 20g/ dl

%

K/uL

fL

pg

mg/dl

Pengobatan tanggal 6 Oktober 2014NoNama obatCara pemberianDosisManfaat

1PiracetamIV4 x 3 grUntuk pengobatan infark serebral, meningkatkan kecepatan metabolic serebral O2 dan glukosa regional dan menormalkan aliran darah ke daerah sistemik

2Citicolin IV2 x 250 mg Untuk membantu suplay O2 masuk dalam otak

3RanitidinIV2 x 50 mgUntuk mengatasi nyeri

4AmlodipinOral 1 x 5 mg Untuk mengatasi tekanan darah tinggi

5ValescoOral 1 x 80 mgUntuk mengatasi tekanan darah tinggi

B. Analisa Data

No.

DxDataEtiologiMasalah

1Ds:

Pasien mengatakan tubuh bagian kiri tidak bisa digerakkan Pola ADL pasien dilakukan di tempat tidur dengan bantuan perawat dan keluarga

Do:

Pasien tampak lemah

TTV: TD : 150/110 mmHg

N : 96 x/menit

RR : 22 x/menit

S : 36,5 oC Kekuatan otot 5 13 1

Gangguan neuromuskularHambatan mobilitas fisik

2

Ds: Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa berbicara dengan jelasDo:

-Bicara tampak pelo dan tidak lengkap-Facial drop ke arah kiri Kerusakan neurologisHambatan komunikasi verbal

4

Ds: Keluarga mengatakan usia pasien 58 tahun Do:

-Tempat tidur pasien tidak terpasang siderails Penurunan kekuatan ototKelemahan fisikRisiko Jatuh

C.Daftar Diagnosa Keperawatan

No

DxDiagnosa KeperawatanDitemukanTerpecahkanKet

TglParafTglParaf

1Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular7-10-14TimTimMasalah teratasi sebagian

2Hambatan komunikasi verbal b.d 7-10-14TimTimMasalah teratasi sebagian

3Resiko jatuh b.d 7-10-14TimTimMasalah teratasi sebagian

D. Rencana Keperawatan

No

DxTanggal/ WaktuDx

KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilRencana TindakanParaf

17-10-14Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskular :

Ds: Pasien mengatakan tubuh bagian kiri tidak bisa digerakkan

Pola ADL pasien dilakukan di tempat tidur dengan bantuan perawat dan keluarga

Do: Pasien tampak lemah

TTV: TD : 150/110 mmHg

N : 96 x/menit

S : 36,5 0 C

RR: 22 x/menit

Kekuatan otot

5 1

3 1

N : 88 x/menit

RR : 20 x/menSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam hambatan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil: Klien meningkat dalam aktivitas fisik

Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas

Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah

Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)

Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan

Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan

Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cedera

Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang teknik ambulasi

Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan

Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.

Berikan alat bantu jika klien memerlukan. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan Kaji dan catat kemampuan klien utk keempat ekstremitas, ukur vital sign sebelum dan sesudah latihan

Kolaborasi dengan fisioterapi

Beri reinforcement positif setiap kemajuan

TIM

TIMTIM

2Hambatan komunikasi verbal b.d. kerusakan neurologis:Ds:

Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa berbicara dengan jelasDo:

Bicara tampak pelo dan tidak lengkap

Facial drop ke arah kiriSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, kemampuan komunikasi verbal meningkat dengan kriteria hasil:

Penggunaan isyarat nonverbal

Penggunaan bahasa tulisan, gambar

Peningkatan bahasa lisan

Kemampuan interprestasi meningkat Kaji kemampuan berkomunikasi

Jelaskan tujuan interaksi

Perhatikan tanda nonverbal klien

Klarifikasi pesan bertanya dan feedback.

Hindari barrier/ halangan komunikasi

Libatkan keluarga utk memahami pesan klien

Sediakan petunjuk sederhana

Perhatikan bicara klien dg cermat

Gunakan kata sederhana dan pendek

Berdiri di depan klien saat bicara, gunakan isyarat tangan.

Beri reinforcement positif

Dorong keluarga utk selalu mengajak komunikasi denga klienTIMTIMTIM

3Resiko jatuh b.d kelemahan fisik:Ds:

Keluarga mengatakan pasien berusia 58 tahunDo:

Tempat tidur pasien tidak terpasang siderails

Penurunan kekuatan otot

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien diharapakan tidak jatuh dengan kriteria hasil: Keseimbangan; kemampuan untuk mempertahankan ekuilibrium

Gerakan terkoordinasi; kemampuan otot untuk bekerja sama secara volunteer untuk melakukan gerakan yang bertujuan

Perilaku pencegahan jatuh; tindakan individu atau pemberi asuhan untuk meminimalkan faktor risiko yang dapat memicu jatuh dilingkungan individu

Pengetahuan: pencegahan jatuh; tingkat pemahaman mengenai pencegahan jatuh Identifikasi bahaya keselamatan pasien di lingkungan (ex: fisik, biologis, kimia).

Hilangkan risiko dari lingkungan jika memungkinkan.

Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan resiko dan bahaya.

Gunakan alat pelindung (mis. Pegangan samping, pintu tertutup, gerbang) untuk keterbatasan mobilitas fisik.

Berkolaborasi dengan therapist dalam mengembangkan dan melaksanakan program latihan.

Konsultasi ke therapist fisik untuk tipe, lama dan rangkaian dari pola pergerakan wajib untuk meningkatkan keseimbangan.

Mengevaluasi fungsi sensoris.

Menyediakan lingkungan yang aman untuk melakukan latihan.

Membantu pasien untuk berpartisipasi dalam latihan stretching saat duduk atau berdiri.

Membantu pasien untuk berpindah ke posisi duduk, memantapkan tubuh dengan menempatkan lengan di samping tempat tidur atau kursi.

Menganjurkan pasien untuk berpartisipasi dalam program berjalan.

Membantu pasien untuk berpindah dalam selang waktu yang teratur

Identifikasi kebiasaan dan faktor risiko yang mempengaruhi untuk jatuh.

Cari informasi riwayat jatuh pasien dan keluarga.

Identifikasi karakteristik lingkungan yang bisa meningkatkan potensial untuk jatuh.

Tanyakan kepada pasien tentang persepsi keseimbangan, jika diindikasikan.

Latih pasien untuk beradaptasi dan memodifikasi gaya berjalan.

Kunci roda dari kursi roda, tempat tidur, saat memindahkan pasien.

Ajari pasien bagaimana cara jatuh yang aman untuk meminimalkan cedera.TIM

TIM

TIM

E. Catatan Tindakan Keperawatan

No.

DxTanggal/WaktuTingkat Keperawatan dan Evakuasi Tindakan KeperawatanParaf

11,2,31,2,31 1,2,3

1,311,2,1,2,3111,3

7.10.1413.00

13.05

13.1015.3016.0016.1516.30

17.0018.0019.0019.10

20.00

Merapikan tempat tidur pasien Hasil (H): Tempat tidur bersih dan rapi

Mengkaji keadaan umum pasien

H: Keadaan umum pasien lemah Mengukur TTV pasien H: TD : 150/100 mmHg N : 96x/m RR : 22 x/m

S : 36,5oC

Mengjarkan klien untuk melakukan ROM.

H : Klien bisa melakukannya ROM pasif. Memberikan teraphi sesuai program

H: injeksi Piracetam 3 gr, citicolin 250 mg Mengatur posisi klien semi fowler H: posisi klien semi fowler. Menganjurkan klien untuk makan H: Klien menghabiskan lebih dari setengah porsi yang disediakan Melatih pasien beradapatasi dan memodifikasi gaya

H : Pasien dapat beradaptasi Mengukur TTV klien H : TD : 150/100 mmHg

N : 98 x/m

RR: 20 x/m

S : 36,8oC

Merapikan tempat tidur klien

H : tempat tidur klien tampak rapi.

Mengatur posisi klien miring kanan

H : Posisi klien miring kanan

Menganjurkan klien untuk tidur

H : klien dengan posisi miring kanan memulai tidur

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

TIMTIM

TIM

TIM

TIM TIM

11,2,31,2,31 1,2,3

3

1,311,2,

1,2,3111,3

8.10.1413.00

13.05

13.1015.3016.0016.05

16.1516.30

17.0018.0019.00

19.10

20.00

Merapikan tempat tidur pasien H: Tempat tidur bersih dan rapi

Mengkaji keadaan umum pasien

H: Keadaan umum pasien lemah

Mengukur TTV pasien H: TD : 140/110 mmHg

N : 93x/m

RR : 21 x/m

S : 36,5oC

Menganjurkan klien untuk melakukan ROM.

H : Klien bisa melakukannya ROM pasif.

Memberikan teraphi sesuai program

H: Piracetam 3 gr dan citicolin 250 mg

Memberikan bantal di pinggir tempat tidur klien

H : klien tampak aman

Mengatur posisi klien semi fowler

H: posisi klien semi fowler.

Menganjurkan klien untuk makan H: Klien menghabiskan lebih dari setengah porsi yang disediakan

Melatih pasien beradapatasi dan memodifikasi gaya

H : Pasien dapat beradaptasi

Mengukur TTV klien H : TD : 150/100 mmHg

N : 98 x/m

RR: 20 x/m

S : 36,8oC

Merapikan tempat tidur klien

H : tempat tidur klien tampak rapi.

Mengatur posisi klien miring kanan

H : Posisi klien miring kanan

Menganjurkan klien untuk tidur

H : klien dengan posisi miring kanan memulai tidur

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

TIMTIM

TIM

TIM

TIM TIM

11,2,31,2,31 1,2,3

3

1,311,2,

1,2,3111,3

9.10.1413.00

13.05

13.1015.3016.0016.05

16.1516.30

17.0018.0019.00

19.10

20.00

Merapikan tempat tidur pasien H: Tempat tidur bersih dan rapi

Mengkaji keadaan umum pasien

H: Keadaan umum pasien lemah

Mengukur TTV pasien H: TD : 140/90 mmHg

N : 92x/m

RR : 22 x/m

S : 36,5oC

Menganjurkan klien untuk melakukan ROM.

H : Klien bisa melakukannya ROM pasif.

Memberikan terapi sesuai program

H: Piracetam 3 gr dan citicolin 250 mg

Memberikan bantal di pinggir tempat tidur klien

H : klien tampak aman

Mengatur posisi klien semi fowler

H: posisi klien semi fowler.

Menganjurkan klien untuk makan H: Klien menghabiskan lebih dari setengah porsi yang disediakan

Melatih pasien beradapatasi dan memodifikasi gaya

H : Pasien dapat beradaptasi

Mengukur TTV klien H : TD : 140/100 mmHg

N : 94 x/m

RR: 20 x/m

S : 36,8oC

Merapikan tempat tidur klien

H : tempat tidur klien tampak rapi.

Mengatur posisi klien miring kanan

H : Posisi klien miring kanan

Menganjurkan klien untuk tidur

H : klien dengan posisi miring kanan memulai tidur

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

TIMTIM

TIM

TIM

TIM TIM

TIM

F. Catatan Perkembangan

No

DxTgl dan WaktuPerkembangan (SOAP)Paraf

19-10-1421.00S:

Pasien mengatakan bisa mengangkat ekstremitas atas sebelah kiri walaupun tidak kuat Pola ADL pasien masih dilakukan di tempat tidur dengan bantuan perawat dan keluarga

O: Pasien tampak lemah Tidak tampak fleksi abnormal TD : 140/100 mmHg

N : 94 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 36,8 oC

Kekuatan otot

5 23 1A:Masalah teratasi sebagianP:Lanjutkan intervensiTIM

29-10-1421.00S: Keluarga pasien mengatakan pasien sudah bisa berbicara, walaupun masih kurang jelas, tapi bisa dimengertiO: Bicara masih kurang jelas tapi bisa dipahami

Facial drop berkurang. A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensiTIM

39-10-1421.00S:Tidak ada laporan pasien jatuh dari tempat tidur

O:

Sisi tempat tidur pasien dipasang guling dan pasien juga tampak dijaga oleh kerabat Kekuatan otot

5 23 1A:Masalah teratasi sebagian

P:Lanjutkan intervensiTIM

37

58 thn

3942