76582022-BAB-I

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jantung merupakan salah satu organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung mempunyai peranan yang vital sekali bagi keberlangsungan hidup manusia. Jantung mempunyai tugas khusus untuk memompa darah melalui pembuluh darah menuju ke seluruh bagian tubuh manusia. Di sini jantung juga membantu dalam sirkulasi peredaran darah, dengan cara berkontraksi berirama yang berulang .jantung terdiri atas dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang memompa darah ke paru-paru dan jantung kiri yang memompa darah ke organ-organ perifer. 1 Saraf otonom merupakan sistem persarafan campuran. Serabut aferennya membawa rangsangan dari organ viseral, salah satunya berkaitan dengan pengaturan denyut jantung. Saraf eferen motorik mempersarafi otot jantung. Sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sebagai mediator pada stimulus simpatis adalah norepinefrin dan mediator impuls parasimpatis adalah asetilkolin. Kedua zat kimia ini mempunyai pengaruh yang berlawanan 2 Jantung tersusun dari beberapa sistem, seperti otot jantung dan sistem saraf pada jantung.Sistem saraf pada jantung mempunyai peranan yang sangat penting, karena dengan adanya sistem saraf itulah jantung dapat berkerja secara normal sesuai dengan kondisi pada saat itu. Kecepatan denyut jantung dan volume darah dipengaruhi juga oleh sistem saraf 1

Transcript of 76582022-BAB-I

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Jantung merupakan salah satu organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung mempunyai peranan yang vital sekali bagi keberlangsungan hidup manusia. Jantung mempunyai tugas khusus untuk memompa darah melalui pembuluh darah menuju ke seluruh bagian tubuh manusia. Di sini jantung juga membantu dalam sirkulasi peredaran darah, dengan cara berkontraksi berirama yang berulang .jantung terdiri atas dua pompa yang terpisah, yaitu jantung kanan yang memompa darah ke paru-paru dan jantung kiri yang memompa darah ke organ-organ perifer.1Saraf otonom merupakan sistem persarafan campuran. Serabut aferennya membawa rangsangan dari organ viseral, salah satunya berkaitan dengan pengaturan denyut jantung. Saraf eferen motorik mempersarafi otot jantung. Sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sebagai mediator pada stimulus simpatis adalah norepinefrin dan mediator impuls parasimpatis adalah asetilkolin. Kedua zat kimia ini mempunyai pengaruh yang berlawanan2

Jantung tersusun dari beberapa sistem, seperti otot jantung dan sistem saraf pada jantung.Sistem saraf pada jantung mempunyai peranan yang sangat penting, karena dengan adanya sistem saraf itulah jantung dapat berkerja secara normal sesuai dengan kondisi pada saat itu. Kecepatan denyut jantung dan volume darah dipengaruhi juga oleh sistem saraf pada jantung. Oleh sebab itulah sistem saraf pada jantung dianggap sebagai otak - jantung, karena mempunyai peran dalam pengaturan kerja jantung.Melalui saraf otonom, Jantung terdiri dari saraf simpatik dan parasimpatik. Saraf simpatik pada dasarnya berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung dan dapat dikendalikan. Begitu pula sebaliknya dengan saraf parasimpatik yang mempunyai fungsi cenderung untuk memperlambat denyut jantung dan berkerja di bawah kendali kita. Untuk lebih detailnya akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.1

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui fungsi jantung dan mekanisme kerja jantung2. Mengetahui pembagian sistem saraf pada jantung3. Mengetahui peranan sistem saraf instrinsik pada regulasi fungsi jantung1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kah fungsi dan mekanisme kerja jantung?2. Saraf apa yang terdapat pada jantung?3. Peranan apa saja yang dimiliki saraf tersebut dalam regulasi fungsi jantung?

1.4 manfaat Penulisan

1. Agar dapat mengetahui fungsi jantung2. Agar dapat memahami struktur anatomi dan fisiologi jantung

3. Agar dapat mengetahui saraf apa saja yang terdapat di jantung

4. Agar mengetahui fungsi setiap saraf yang ada di jantungBAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem saraf pada manusia

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Untuk menanggapi rangsangan, berdasarkan acuan dari 2

ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu: 1. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut

2. penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.

3. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar

2.1.1 Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson. 2

1. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.2

2. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel. 2

3. Akson

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.1

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

a. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera. b. Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang. c. Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.22.1.2 Impuls

Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.12.1.3 Susunan Sistem Saraf

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. 21. Sistem saraf pusat

a. Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri.2

Masing-masing belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan. 2

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan. 2

Batang otak tersusun dari medula oblangata, pons, dan otak tengah. Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari. 2b. Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. 1

Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks. 1

2. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. 1a. Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki, tangan, dan otot lurik.

Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah pengaruh sistem ini.1b. Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. 2

Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut. 2

Mempercepat denyut jantung Memperlebar pembuluh darah Memperlebar bronkus Mempertinggi tekanan darah Memperlambat gerak peristaltis Memperlebar pupil Menghambat sekresi empedu Menurunkan sekresi ludah Meningkatkan sekresi adrenalin.Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa jaring- jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.1

Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung. 2

2.2. Jantung

Jantung merupakan organ berotot yang brongga dalam sirkulasi yang memompa darah keseluruh tubuh secera teratur. Jantung terletak didalam dada diantara paru, dibelakang sternum, diatas diafragma dengan ukuran kira-kira sekepalan tangan dan mempunyai berat kurang lebih 250-300 gram.4Gambar 1. Letak Jantung4

Jantung merupakan alat pompa dalam tubuh yang memiliki empat ruangan, yaitu atrium kanan dan atrium kiri, serta ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Atrium terletak diatas jantung sedangkan vetrikel terletak dibawah jantung. Ventrikel kiri memiliki tebal dinding jantung dua kali lipat daripada ventrikel kanan karena ventrikel kiri mempunyai tugas yang lebih berat yaitu memompa jantung keseluruh tubuh.42.2.1 Anatomi Jantung

Jantung dibagi berdasarkan anatominya, antara lain: arteri koronaria, vena kava superior, vena kava inferior, Aorta, Arteri pulmonalis, vena pulmonalis, atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri, aentrikel kiri, muskulus papilaris. chorda tendinae, katup mitral. katup pulmonalis, katup trikuspid, dan katup aorta.4

Arteri koronaria. Jantung adalah organ terdiri atas jaringan otot yang selalu kontraksi dan relaksasi dan selalu mendapat nutrisi dan oksigen. Dan saluran yang membawa nutrisi dan oksigen bagi jantung adalah arteri koronaria.Vena kava superior adalah salah satu dari dua vena kava yang membawa darah rendah oksigen dari tubuh ke jantung berakhir di atrium kanan.4

Vena kava inferior merupakan vena yang berasal dari bagian bawah tubuh yang beakhir pada atrium kanan. Aorta adalah pembuluh darah yang kaya oksigen dan memiliki diameter terbesar kira-kira sebesar ibu jari yang memompa darah dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh. Arteri pulmonalis. Arteri ini merupakan satu-satunya arteri yang tidak membawa darah kaya oksigen, melainkan membawa darah rendah oksigen dari ventrikel kanan ke paru-paru.4

Vena pulmonalis. Saluran ini membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke atrium kiri, tidak seperti kebanyakan vena yang membawa darah rendah oksigen. Atrium kanan. Atrium ini dipisah oleh katup trikuspid yang memisahkannya dengan ventrikel kanan yang apabila membuka, darah rendah oksigen yang berasal dari vena kava superior dan vena kava inferior, akan masuk kedalam ventrikel kanan.4

Ventrikel kanan. Ventrikel kanan dibatasi oleh katup pulmonalis yang memisahkannya dengan arteri pulmonalis, sehingga darahr rendah oksigen tidak masuk kedalam arteri pulmonalis. Atrium kiri. Atrium ini menerima darah kaya oksigen dari vena pulmonalis melalui katup mitral yang membuka oleh kontraksi atrium. Ventrikel kiri. Darah mengisi ventrikel ini dari atrium kiri melewari katup mitral, sedangkan katup aorta menutup, menunggu ventrikel kiri ini terisi penuh oleh darah kaya oksigen, lalu dengan tekanan yang berlebih, katup aorta membuka dan mengalirkan darah kaya oksigen ke ventrikel kanan dan memompanya keseluruh tubuh.4

Muskulus papilaris. Muskulus yang terletak pada dinding dalam ventrikel ini terhubung oleh chorda tandinae yang melekat pada katup trikuspid dan katup mitral, yang apabila berkontraksi akan menutup katup ini dan apabila sedang relaksasi akan membuka katup ini.4

Chorda tendinae. Katup yang menghubungkan muskulus papilaris pada katup trikuspid pada ventrikel kanan dan katup mitral pada ventrikel kiri. Tegangan pada chorda tendinae ini yang disebabkan aktivitas kontraksi dan relaksasi dari muskulus papilaris akan berpengaruh pada aktivitas di kedua katup tersebut. Katup mitral. Katup ini memisahkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri yang mengatur darah kaya oksigen masuk dan keluar dari atrium kiri dan ventrikel kiri.4

Katup pulmonalis. Katup ini memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis yang mengatur darah rendah oksigen masuk dan keluar dari ventrikel kanan dan jantung. Katup tricuspid. Katup ini memisahkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan yang mengatur darah rendah oksigen masuk dan keluar dari atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup aorta. Katup ini memisahkan antara ventrikel ini dengan aorta yang mengatur darah kaya oksigen keluar dan masuk dari ventrikel kiri dan jantung.4

Gambar 2. Anatomi Jantung42.2.2 Fisiologi Jantung

Memompa merupakan fungsi dari jantung. Saat darah yang berasal dari sirkulasi jaringan tubuh yang rendah oksigen dan kadar karbondioksidanya bertambah, masuk melalui vena-vena kava ke atrium kanan menuju ke dalam ventrikel kanan yang kemudian memompa keluar melalui arteri pulmonalis ke paru-paru. Sebelum darah kembali ke atrium kiri melalui vena pulmonalis, darah diolah dengan mengurangi kadar karbondioksidanya dan menambah kadar oksigennya. Lalu darah kaya oksigen masuk ke dalam atrium kiri diteruskan ke ventrikel kanan. Dan oleh ventrikel kanan darah kaya oksigen ini dipompa keseluruh tubuh kecuali paru-paru. Dapat disimpulkan bahwa jantung bagian kiri berfungsi memompa darah rendah oksigen ke paru-paru, sedangkan jantung bagian kanan berfungsi memompa darah kaya oksigen keseluruh tubuh.4

Sirkulasi sistemik memiliki rangkaian jalur-jalur paralel yang berbeda dengan sirkulasi pulmonalis. Darah kaya oksigen yang dipompakan dari ventrikel kiri, menyebar keseluruh bagian tubuh dan jaringan-jaringan tubuh menyerap oksigen dari darah untuk mengoksidasi zat-zat makanan dan menghasilkan karbondioksida sebagai produk buangan yang akan diangkut lagi oleh darah. Darah yang kehilangan oksigen secara parsial ini lalu dikirim lagi masuk kedalam ventrikel kanan.4

Jantung pada bagian kiri memiliki dinding yang lebih tebal sehingga darah yang keluar dari bagian kiri jantung memiliki tekanan lebih kuat. Tetapi memiliki jumlah volume yang sama pada jantung sisi kiri dan kanan, tetapi memiliki tekanan yang berbeda. Pada sirkulasi pulmonalis yang memiliki tekanan dan resistensi yang lebih rendah daripada sirkulasi sistemik.4

Jantung memiliki katup-katup yang selalu menjaga aliran darah tetap satu arah. Tekanan gradien inilah yang menyebabkan katup-katup ini membuka dan menutup. Apabila gradien menekan kearah depan dapat menyebabkan katup membuka, sedangkan arah tekanan gradien kearah kebelakang dapat menyebabkan katup menutup dan tidak dapat terbuka lagi. Sehingga aliran darah dalam jantung tetap terjaga satu arah.4

Katup atrioventrikel kanan dan kiri yang terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan serta atrium kiri dan ventrikel kiri yang mengijinkan menggali dari atrium ke ventrikel selama pengisian ventrikel tetapi tidak dapat kembali lagi saat pengosongan. Katup atrioventrikel kanan dapat juga disebut trikuspid karena memiliki 3 daun katup sedangkan atrioventrikel kiri disebut juga katup mitrial karena memiliki dua daun katup. Meskipun pada atrium dan vena tidak terdapat katup tidak akan menimbulkan masalah karena atrium memiliki tekanan yang tidak jauh lebih besar daripada vena, dan tempat vena kava memasuki atrium biasanya tertekan selama atrium berkontraksi. 42.2.3 Cara Kerja Jantung

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.5

Gambar 3 Aliran Darah pada Jantung5

Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.5

Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.52.3 Pembuluh Darah

Pembuluh darah merupakan keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.5

Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung.5

Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan. Pasokan darah ke jantung otot jantung (miokardium) sendiri menerima sebagian dari sejumlah volume darah yang mengalir melalui atrium dan ventrikel . Suatu sistem arteri dan vena (sirkulasi koroner) menyediakan darah yang kaya akan oksigen untuk miokardium dan kemudian mengembalikan darah yang tidak mengandung oksigen ke dalam atrium kanan. Arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri merupakan cabang dari aorta; vena kardiak mengalirkan darah ke dalam sinurskoroner, yang akan mengembalikan darah ke dalam atrium kanan. Sebagian besar darah mengalir ke dalam sirkulasi koroner pada saat jantung sedang mengendur diantara denyutnya (selama diastol ventrikuler).5Gambar 4 Pembuluh Darah5

Pembuluh darah arteri atau nadi. Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan aorta, yang tugasnya mengangkut oksigen untuk disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian tubuh menuju ke paru-paru.5

Pembuluh darah vena atau balik. Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan elastis. Pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh. Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.5

Pembuluh darah kapiler. Pembuluh darah kapiler adalah ujung yang berada di paling akhir dari pembuluh arteri. Jaringan pembuluh darah kapiler membentuk suatu anyaman rumit di mana setiap mili meter dari suatu jaringan memiliki kurang lebih sekitar 2000 kapiler darah.52.4 Sistem Saraf pada Jantung

2.4.1 Sistem Saraf Otonom : Simpatik dan Parasimpatik

Kecepatan denyut jantung dan volume darah dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf aferen dari saraf glosofaringeal dan saraf vagus membawa pesan dari reseptor sensori sinus karotikus dan arkus aorta menuju medula oblongata sebagai pusat regulasi jantung, saraf simpatis dan saraf parasimpatis keluar dari batang otak kemudian memberikan stimulus pada jantung dan melakukan fungsi regulasi saraf simpatis yang lain. Pusat kardiovaskular di otak berada di formasio retikularis dan terletak di medula oblongata bagian bawah dan pons. Impuls yang berkaitan dengan tekanan darah diintegrasikan di sini. Apabila terjadi perubahan tekanan darah, maka pusat kardiovaskular mengaktifkan sistem saraf otonom, sehingga terjadi perubahan stimulasi simpatis dan parasimpatis ke jantung dan selanjutnya akan terjadi perubahan stimulasi simpatis ke seluruh sistem pembuluh darah. Saraf simpatik dan parasimpatik mengendalikan detak jantung dan kepekaan reseptor cardiopulmonary setelah denervasi karotis dan aorta secara selektif. 3

Saraf simpatis berjalan di dalam traktus saraf spinalis torakalis menuju korteks adrenal dengan melepaskan neurotransmiter norepinefrin ke sirkulasi untuk membantu aksi regulasi jantung ke nodus SA. Norepinefrin berikatan dengan reseptor spesifik yang disebut reseptor adrenergik B1 yang terdapat di sel-sel nodus SA. Setelah berikatan, terjadi pengaktifan sistem perantara kedua menyebabkan peningkatan kecepatan lepas muatan nodus dan peningkatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung akan menurun apabila pengaktifan saraf simpatis dan pelepasan norepinefrin berkurang. Peningkatan atau penurunan kecepatan denyut jantung disebut efek kronotropik positif atau negatif. saraf simpatik, yang memiliki peran yang dominan dalam kontrol kardiovaskular karena pengaruh mereka untuk meningkatkan laju jantung dan kontraktilitas, menyebabkan penyempitan arteri dan vena, penyebab dari pelepasan katekolamin adrenal, dan mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron. 4

Saraf simpatis juga mempersarafi sel-sel di seluruh miokardium menyebabkan peningkatan gaya dari setiap kontraksi pada setiap panjang serat otot tertentu. Hal ini menyebabkan peningkatan pada SV dan disebut efek inotropik positif. Saraf parasimpatis berjalan ke nodus SA dan ke seluruh jantung melalui saraf vagus. Saraf parasimpatis melepaskan neurotransmitter asetilkolin yang memperlambat kecepatan depolarisasi nodus SA sehingga terjadi penurunan kecepatan denyut jantung yang disebut efek kronotropik negatif. Perangsangan parasimpatis ke bagian-bagian miokardium lainnya tampaknya menurunkan kontraktilitas dan volume darah, menghasilkan suatu efek inotropik negatif.4

Impuls di saraf simpatis noradrenik yang menuju jantung meningkatkan frekuensi denyut jantung (efek kronotropik) dan kekuatan kontraksi jantung (efek inotropik). Impuls-impuls ini juga menghambat efek stimuli vagus, mungkin melalui pelepasan neuropeptida Y, yakni suatu kotransmiter di ujung simpatis. Impuls dalam serabut kolinergik vagus jantung mengurangi frekuensi denyut jantung. Pada keadaan istirahat, terdapat pelepasan impuls tonik di saraf simpatis jantung dalam jumlah sedang, tetapi pada manusia dan hewan besar lainnya terdapat pelepasan impuls tonik dari vagus (tonus vagus) yang cukup besar. Bila vagus hewan percobaan dipotong, frekuensi denyut jantung akan meningkat, dan setelah obat parasimpatolitik seperti atropin diberikan, frekuensi denyut jantung manusia meningkat dari 70, yaitu nilai istirahat normal, menjadi 150-180 denyut/menit karena tidak ada yang melawan tonus simpatis. Pada manusia dengan hambatan di sistem noradrenergik dan kolinergik, frekuensi denyut jantungnya menjadi 100. 7

Sistem saraf simpatis mengontrol tekanan darah melalui mekanisme peningkatan curah jantung dan mempengaruhi tahanan embuluh perifer. Tujuan utama pengontrolan ini adalah :7

1. Mempengaruhi distribusi darah sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan bagian tubuh yang lebih spesifik akan darah. Misalnya saat melakukan olahraga maka distribusi darah ke sistem pencernaan dialihkan ke bagian tubuh yang terlibat dalam aktivitas tersebut seperti otot rangka dan kemudian panas tubuh dikeluarkan melalui dilatasi pembuluh darah kulit.

2. mempertahankan tekanan arteri rata-rata yang adekuat dengan mempengaruhi diameter pembuluh darah. Sedikit perubahan pada diameter pembuluh dara dapat menyebabkan perubahan yang bermakna pada tekanan darah. Penurunan volume darah dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah di seluruh tubuh kecuali pembuluh darah yang memperdarahi jantung dan otak. Tujuannya adalah untuk mengalirkan darah ke organ-organ vital sebanyak mungkin.

2.4.2 Sistem Vasomotor

2.4.2.1. Pengaturan Vasomotor

Umumnya kontrol sistem persarafan terhadap tekanan darah melibatkan baroreseptor dan serabut-serabut aferennya, pusat vasomotor, dan serabut vasomotor di medula oblongata dan otot polos pembuluh darah. Kemoreseptor dan pusat kntrol tertinggi di otak juga mempengaruhi mekanisme kontrol saraf.Saraf simpatis yang menyebabkan konstriksi arteriol dan vena serta meningkatkan frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup, melepaskan impuls dengan cara tonik, dan tekanan darah disesuaikan dengan variasi kecepatan pelepasan impuls tonik ini. Aktivitas refleks spinal mempengaruhi tekanan darah, tetapi kendali utama tekanan darah dilakukan oleh kelompok neuron di medula oblongata yang kadang-kadang disebut secara umum sebagai daerah vasomotor atau pusat vasomotor. Neuron yang memperantarai peningkatan pelepasan impuls simpatis ke pembuluh darah dan jantung berproyeksi langsung ke neuron praganglion simpatis dalam kolumna grisea intermediolateralis (IML) di medula spinalis. Di setiap sisi, badan sel neuron ini terletak dekat permukaan pia medula di medula ventrolateral rostal (rostral ventrolateral medulla; RVLM). Aksonnya berjalan ke dorsal dan medial dan kemudian turun dalam kolumna lateralis medula spinalis ke IML. Akson-akson ini mengandung PNMT, tetapi tampaknya transmiter eksitatorik yang disekresikannya adalah glutamat, dan bukan epinefrin.7

Impuls yang mencapai medula juga mempengaruhi frekuensi denyut jantung melalui pelepasan impuls vagus ke jantung. Neuron tempat keluarnya serabut vagus berada di nukleus motorik dorsal vagus dan nukleus ambigus.Bila pelepasan impuls vasokonstriktor meningkat, kontraksi arteriol dan tekanan darah juga meningkat. Venokonstrksi dan penurunan simpanan darah dalam cadangan vena biasanya menyertai perubahan di pembuluh kapasitans tidak selalu sejajar dengan perubahan di pembuluh tahanan. Frekuensi denyut jantung dan isi sekuncup meningkat akibat aktivitas saraf simpatis yang menuju jantung, serta curah jantung meningkat. Biasanya terdapat kaitan antara penurunan aktivitas tonik serabut vagus dan jantung. Sebaliknya, penurunan pelepasan impuls vasomotor menimbulkan vasodilatasi, penurunan tekanan darah, dan peningkatan simpanan darah dalam cadangan vena. Biasanya juga terjadi penurunan pada frekuensi denyut jantung, tetapi hal ini terutama disebabkan oleh stimulasi persarafan vagus di jantung.7

Angiotensin II memegang peranan utama dalam sistem RAA karena meningkatkan tekanan darah melalui beberapa mekanisme yaitu vasokonstriksi, retensi garam dan cairan, serta takikardia. Mekanisme ini berkerja secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem saraf simpatis, hormon antidiuretik (ADH) dan hormon aldosteron atau penghambat vagal. Aldosteron dibawa ke ginjal melalui peredaran darah dan menyebabkan sel-sel tubulus distal meningkat reabsorpsi natrium. Di bawah berbagai keadaan, reabsorpsi air mengikuti penyerapan natrium sehingga terjadi peningkatan volume plasma. Peningkatan volume plasma meningkatkan volume sekuncup dan curah jantung. Hal ini juga meningkatkan tekanan darah. Ada beberapa mekanisme umpan balik yang berinteraksi untuk mengendalikan aktifitas sistem RAA. Angiotensin II memegang peran penting pada mekanisme ini. Angiotensin II dapat menyebabkan umpan balik negatifterhadap sekresi renin, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui aktivitas peptida natriuretik atrial (PNA), peningkatan aktivitas vagal. maupun peningkatan tekanan darah. Angiotensin II juga bekerja pada mekanisme umpan balik positif untuk merangsang produksi angiotensinogen. 82.4.2.2 Serabut Aferen yang Menuju Daerah Vasomotor

Serabut aferen yang bertemu di daerah vasomotor tidak hanya mencakup serabut yang sangat penting dari baroreseptor arteri dan vena tetapi juga serabut dari bagian sistem saraf dan dari kemoreseptor di karotis dan aorta. Selain itu, beberapa rangsang langsung bekerja pada daerah vasomotor. Terdapat jaras desenden yang menuju daerah vasomotor dari korteks serebri (terutama korteks limbik) yang dipancarkan di hipotalamus. Serabut-serabut ini bertanggung jawab untuk kenaikan tekanan darah dan takikardia yang disebabkan oleh emosi seperti rangsangan seksual dan marah. Hubungan antara hipotalamus dan daerah vasomotor bersifattimbal-balik, dengan serabut aferen dari batang otak di bagian ujung sirkuit. 7

Pengembangan paru menimbulkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah. Respons ini diperantarai melalui serabut aferen vagus dari paru, yang menghambat pelepasan impusl vasomotor. Nyeri biasanya menimbulkan kenaikan tekanan darah melalui impuls aferen di formasio retikularis yang bertemu di area vasomotor. Namun nyeri berat berkepanjangan dapat menimbulkan vasodilatasi dan pingsan.7

2.4.2.3. Sistem Vasodilator Simpatis

Serabut vasodilator simpatis kolinergik dari sistem pengatur yang berasal dari korteks serebrum, memancar di hipotalamus dan mesensefalon, dan melalui medula oblongata tanpa melintasi kolumna grisea intermediolateral medula spinalis. Neuron praganglion yang merupakan bagian dari sistem ini mengaktifkan neuron pascaganglion yang menuju pembuluh darah di otot rangka yang secara anatomis bersifat simpatis namun mensekresi asetilkolin. Perangsangan sistem ini menimbulkan vasoditalasi di otot rangka, tetapi peningkatan aliran darah yang terjadi menyebabkan penurunan dan bukan peningkatan konsumsi O2 otot. Hal ini menunjukan bahwa darah dialihkan melalui pembuluh transit dan bukan melalui kapiler. Sekresi epinefrin dan nonepinefrin medula adrenal tampaknya meningkat apabila sistem ini dirangsang, dan epinefrin mungkin memperkuat dilatasi pembuluh darah otot. Perannya pada manusia tidak pasti, tetapi diduga sistem vasodilator simpatis bertanggung jawab pada terjadinya pingsan dalam situasi emosi. Selain itu, terdapat bukti langsung vasodilatasi di otot, yang diperantarai secara kolinergik pada saat atau sebelum aktivitas otot dimulai. Namun, terjadinya vasodilatasi sebelum awal aktivitas fisik bukan merupakan fenomena yang jelas atau konstan. 7

2.5 Denyut jantung

Denyut jantung normalnya berkisar 70 x/menit. Denyut jantung ini dikontrol sendiri oleh jantung melalui mekanisme regulasi nodus SA, nodus AV dan sistem purkinje. Dalam keadaan normal, regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis melalui sistem saraf otonom. Mekanisme yang terjadi adalah stimulasi saraf simpatis akan meningkatkan denyut jantung sedangkan stimulasi saraf parasimpatis akan memperlambat peningkatan denyut jantung melalui saraf vagus. Secara umum, rangsangan yang meningkatkan frekuensi denyut jantung juga meningkatkan tekanan darah, sedangkan yang mengurangi frekuensi denyut jantung menurunkan tekanan darah. Namun, terdapat pengecualian seperti terjadinya hipotensi dan takikardia akibat rangsang pada reseptor regang atrium dan terjadinya hipertensi dan bradikardia akibat peningkatan tekanan intrakranial. Empat refleks utama yang menjadi media sistem saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks baroreseptor, refleks kemoreseptor, refleks Bainbridge dan refleks pernapasan. 82.5.1 Denyut Jantung Karena Refleks baroreseptor

Baroreseptor adalah reseptor regang di dinding jantung dan pembuluh darah. Reseptor sinus karotikus dan arkus aorta memantau sirkulasi arteri. Reseptor juga terletak di dinding atrium kanan dan kiri pada tempat masuk vena cava superior dan inferior serta vena pulmonalis, juga di sirkulasi paru.Reseptor di bagian bertekanan rendah dalam sirkulasi ini seluruhnya disebut sebagai reseptor kardiopulmonal. Refleks baroreseptor mungkin merupakan refleks paling utama dalam menentukan kontrol regulasi pada denyut jantung dan tekanan darah. Baroreseptor (mekanoreseptor) sensitif terhadap perubahan tekanan dan regangan arteri. Baroreseptor menerima rangsangan dari peregangan atau tekanan yang berlokasi di arkus aorta arteri karotis. Setelah menerima rangsang, baroreseptor melepaskan impuls dengan kecepatan tinggi ketika tekanan dalam struktur ini meningkat. Serabut aferennya melintasi nervus glossofaringeus dan vagus ke medula oblongata. Kebanyakan dari serabut ini berakhir di nukleus traktus solitarius (NTS) dan neurotransmiter eksitatorik yang dikeluarkannya mungkin adalah glutamak. Proyeksi eksitatorik, mungkin bersifat glutaminergik, berjalan dari NTS ke medula ventrolateral intermedia dan kaudal, tempat proyeksi tersebut merangsang neuron onhibitorik penghasil GABA yang berproyeksike medula ventrolateral rostal. Proyeksi eksitatorik, yang mungkin bersifat polineural, juga berjalan dari NTS ke neuron motorik vagus di nukleus motorik dorsaldan nukleus ambigus. Jadi, peningkatan pelepasan impuls baroreseptor menghambat pelepasan impuls tonik saraf vasokonstriktor dan menggiatkan persarafan vagus jantung, yang mengakibatkan vasodilatasi, venodilatasi, penurunan tekanan darah, bradikardia, dan penurunan curah jantung.7

Dilatasi arteriol menurunkan tahanan perifer dan dilatasi vena menyebabkan darah menumpuk pada vena sehingga mengurangi aliran balik vena dan dengan demikian menurunkan curah jantung. Impuls aferen suatu baroreseptor yang mencapai jantung akanmerangsang aktivitas parasimpatis dan menghambat pusat simpatis (kardioaselerator) sehingga menyebabkan penurunan denyut jantung dan daya kontraksi jantung. Sebaliknya penurunan tekanan arteri rata-rata menyebabkan refleks vasokontraksi dan meningkatkan curah jantung, dengan demikian meningkatkan tekanan darah. Refleks baroreseptor merupakan mekanisme hemostasis dalam menjaga keseimbangan antara perubahan denyut jantung dan tekanan darah. 82.5.2 Denyut Jantung Karena Refleks BainbridgeSalah satu yang juga turut menyebabkan perubahan denyut jantung adalah adanya refleks Bainbridge ini. Hal ini tak lepas dari peningkatan tekanan atrium yang dapat meningkatkan pula frekuensi jantung, bahkan peningkatan ini dapat mencapai 75 persen. Sebagian kecil peningkatan ini disebabkan karena adanya efek langsung peningkatan volume atrium untuk meregangkan nodus sinus. Regangan langsung semacam ini dapat meningkatkan frekuensi jantung sebanyak 15 persen. Tambahan kenaikan frekuensi jantung sebesar 40 sampai 60 persen disebabkan oleh refleks saraf yang disebut sebagai refleks Bainbridge. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa refleks bainbridge merupakan sebuah refleks saraf yang dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Reseptor regang pada atrium yang menyebabkan refleks Bainbridge menjalarkan sinyal-sinyal aferennya melalui nervus vagus menuju ke medula otak. Kemudian, sinyal-sinyal eferennya dijalarkan kembali melalui nervus vagus dan saraf simpatis untuk meningkatkan frekuensi jantung dan memperkuat kontraksi jantung. Refleks ini pada dasarnya juga membantu mencegah terjadinya pembendungan darah dalam vena, atrium, dan sirkulasi pulmonal. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa adanya refleks Bainbridge ini juga penting bagi berlangsungnya kehidupan 12.5.3 Denyut Jantung Karena Refleks PernapasanDenyut jantung juga dipengaruhi oleh karena pernapasan. Kaitannya sangat erat nantinya dengan kemoreseptor dan juga perubahan denyut jantung oleh karena adanya refleks kemoreseptor. Maka, pengaruh pengaturan pernapasan juga berkaitan sangat erat. Kemoreseptor sendiri merupakan reseptor kimia khusus yang terletak di beberapa area di luar otak. Reseptor ini sangat penting terutama berkaitan dengan pendeteksian penurunan tingkat oksigen dalam darah, walaupun reseptor ini juga sedikir merespons terhadap perubahan konsentrasi karbon dioksida dan ion hidrogen yang dapat menunjukkan peningkatan atau penurunan suasana asam basa dalam darah. Sebagian besar kemoreseptor terletak di badan karotis. Namun, dalam jumlah yang sedikit terletak juga di badan aorta.1

Bila konsentrasi oksigen darah arteri menurun di bawah normal, kemoreseptor menjadi sangat terangsang. Penurunan konsentrasi oksigen dalam darah merupakan sebuah akibat dari adanya kegiatan dari otot ataupun organ tertentu yang melibatkan oksigen. Karena jumlah oksigen yang dibutuhkan meningkat, maka untuk menghindari terjadinya penumpukan CO2 pada darah, maka sirkulasi darah dipercepat seiring dengan percepatan proses respirasi. Percepatan sirkulasi darah ini penting karena makin banyak organ maupun bagian otot yang memerlukan oksigen. Karena terjadi percepatan sirkulasi darah, maka akan berakibat pada peningkatan frekuensi denyut jantung. Ketika kebutuhan oksigen tidak banyak, dengan kemoreseptor yang tidak terstimulasi, maka proses respirasi akan berlangsung seperti semula, dan juga aliran darah menjadi normal kembali sehingga denyut jantung juga akan kembali normal. Demikian dapat dijelaskan bahwa antara respirasi dan sirkulasi memiliki keterkaitan yang erat untuk saling menyokong 1

2.5.4 Denyut Jantung Karena Kemoreseptor

Apabila kandungan oksigen atau pH darah turun atau kadar karbon dioksida dalam darah meningkat, maka kemoreseptor yang ada di arkus aorta dan pembuluh-pembuluh darah besar di leher mengirimkan impuls ke pusat vasomotor dan terjadilah vasokontraksi. Reseptor yang paling berperan adlah reseptor yang berlokasi di karotis dan badan aorta yang lokasinya berdekatan dengan baroreseptor pada sinus karotis dan arkus aorta. Selanjutnya peningkatan tekanan darah membantu mempercepat aliran darah kembali ke jantung dan ke paru-paru. Refleks kemoreseptor sangat dipengaruhi oleh respons perubahan tekanan parsial oksigen dalam arteri dan perubahan tekanan parsial karbondioksida pada arteri. Respons jantung terhadap stimulasi kemoreseptor dapat dibagi menjadi mekanisme refleks primer dan sekunder. Bradikardi yang merupakan mekanisme refleks primer terjadi untuk merespons penurunan tekanan parsial oksigen, peningkatan tekanan parsial karbondioksida, dan penurunan pH. Selanjutnya refleks sekunder terjadi dengan meningkatkan kerja pernapasan dan juga peningkatan denyut jantung. 8

Respons ini merupakan media antara kemoreseptor pusat dan kemoreseptor perifer. Kemoreseptor merupakan kelompok sel saraf sensorik yang terletak di badan karotis yaitu pada percabangan arteri karotis dan juga terletak di badan aorta yaitu pada bagian arkus aorta. Pusat serabut eferen terdapat di pusat vasomotor yang ada dimedula oblongata. Meskipun efek utama dari refleks kemoreseptor terhadap pernapasan, aktivitas yang ditingkatkan di dalam bahan kimia sel yang peka rangsang ini bertanggung jawab untuk hipertensi yang ditimbulkan akibat hipoksia jaringan. Dalam kondisi normal, pengaruh kemoresptor digunakan terutama pada resistensi perifer, pada fungsi jantung. 8

2.6 Fungsi saraf otonom pada jantung

Saraf otonom merupakan sistem persarafan campuran. Serabut aferennya membawa rangsangan dari organ viseral, salah satunya berkaitan dengan pengaturan denyut jantung. Saraf eferen motorik mempersarafi otot jantung. Sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian yaitu sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Sebagai mediator pada stimulus simpatis adalah norepinefrin dan mediator impuls parasimpatis adalah asetilkolin. Kedua zat kimia ini mempunyai pengaruh yang berlawanan. 8Jantung mendapat persyarafan dari susunan saraf otonom, namun ini hanya bertindak untuk mengubah kerja jantung. Jantung akan tetap berdenyut bila suplai sarafnya kuat karena jantung mempunyai irama intrinsik sendiri. Irama ini dikendalikan oleh nodus sino-atrial di dinding atrium kanan, tempat impuls secara terus menerus dilepaskan. Dari nodus SA gelombang rangsangan dihantarkan melewati dinding atrium kemudian timbul kontraksi. Nodus A-V menerima gelombang rangsangan dan meneruskannya malalui serat Purkinje di berkas His dan menimbulkan rangsangan dan kontraksi dinding ventrikel. 9Secara singkat, efek dari perangsangan saraf otonom pada jantung adalah perangsangan simpatis akan meningkatkan aktivitas jantung, yaitu kecepatan dan kekuatan denyut jantung. Sedangkan perangsangan parasimpatis akan menyebabkan efek yang berlawanan yaitu menurunkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung dan, dalam batas tertentu, membuat jantung beristirahat. Efek perangsangan keduanya akan menyeimbangkan kerja jantung. 10

Gambar 7. Anatomi bagian dalam jantung

Control aktivitas jantung sendiri dibantu oleh impuls-impuls yang berasal dari pusat jantung di medula oblongata. Impuls ditransmisikan dari pusat ke nervus vagus dari sistem saraf parasimpatik yang menyebabkan pelepasan asetilkolin pada ujung saraf di nodus sino-atrial dan atrioventrikular. Impuls-impuls ini menekan aktivitas jantung dengan memperlambat frekuensi jantung dan mengurai kekuatan kontraksi. Penurunan ini tidak akan lebih besar karena serat parasimpatik didistribusikan terutama ke atrium tetapi tidak begitu banyak ke ventrikel, tempat kontaksi sebenarnya terjadi. Penurunan frekuensi denyut jantung yang besar digabungkan dengan penurunan kontraksi jantung yang kecil akan dapat menurunkan pemompaan ventrikel sekitar 50 % terutama bila jantung bekerja dalam keadaan beban kerja yang besar.9,10Pada keadaan normal, serat-serat saraf simpatik akan terus-menerus melepaskan sinyal ke jantung dengan kecepatan rendah untuk mempertahankan pemompaan kurang lebih 30% lebih tinggi bila tanpa perangsangan saraf simpatik. Impuls dari pusat jantung yang berjalan ke saraf simpatik menyebabkan pelepasan noradrenalin pada ujung saraf sehingga meningkatkan frekuensi jantung dan kekuatan kontraksi.Hal ini akan meningkatkan volume darah yang dipompa dan meningkatkan tekanan ejeksi. Jadi, perangsangan simpatis sering meningkatkan curah jantung sebanyak dua sampai tiga kali lipat. Sebaliknya, penghambatan saraf simpatik dapat digunakan untuk menurunkan pompa jantung menjadi moderat dengan cara menekan aktivitas sistem saraf simpatik sampai di bawah normal. Hal ini dapat menurunkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi ventrikel sehingga menurunkan tingkat pemompaan jantung sampai 30% di bawah normal. 1,10,11BAB 3PENUTUP3.1 Kesimpulan

Jantung merupakan organ berotot yang brongga dalam sirkulasi yang memompa darah keseluruh tubuh secera teratur. Jantung terletak didalam dada diantara paru, dibelakang sternum, diatas diafragma dengan ukuran kira-kira sekepalan tangan dan mempunyai berat kurang lebih 250-300 gram.4

Kecepatan denyut jantung dan volume darah dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis, kedua sistem saraf ini termasuk sistem saraf otonom. Pada awalnya stimulus yang diterima oleh reseptor sensori sinus karotikus dan arkus aorta diteruskan menuju medula oblongata sebagai pusat regulasi jantung, kemudian saraf simpatis dan saraf parasimpatis keluar dari batang otak kemudian memberikan stimulus pada jantung dan melakukan fungsi regulasi saraf simpatis yang lain. Umumnya kontrol sistem persarafan terhadap tekanan darah melibatkan baroreseptor dan serabut-serabut aferennya, pusat vasomotor, dan serabut vasomotor di medula oblongata dan otot polos pembuluh darah. . Empat refleks utama yang menjadi media sistem saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks baroreseptor, refleks kemoreseptor, refleks Bainbridge dan refleks pernapasanDAFTAR PUSTAKA1. Guyton and Hall . 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC hal. 47-58,108-119, 222-2232. Sherwood L. 2001. fisiologi manusia : dari sel ke sistem. Jakarta : EGC Hal: 154-1603. Fernandes TL, Piratello AC. 2010. Effect of carotid and aortic baroreceptors on cardiopulmonary reflex: the role of autonomic function. So Paulo: Faculdade de Medicina. Hal: 14. Admin. Anatomi dan Fisiologi Jantung. Avalaible from : www.dokterfoto.com. Accesced June 02nd 4, 2008

5. Effendi, Hasyim. 1983. Fisiologi Dasar. Jakarta : Hipokrates. pp. 202, 2046. Thomas GD. 2011. Neural control of the circulation. Los Angeles: Department of Medicine. Hal: 1

7. Ganong, W. F. 2005. Fisiologi Tubuh. Jakarta : EGC. Hal: 622-630

8. Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular. Jakarta : Salemba. Hal: 9-19

9. Cambridge communication limited. 1998. Anatomi Fisiologi Sistem Pernafasan dan Sistem Kardiovaskular. Edisi 2. Jakarta: EGC. Pp: 27-30, 32-34.

10. Hembing Wijayakusuma. 2008. 10 Menit Menuju Sehat dengan Terapi Tulang Kepala Belakang. Gramedia. Jakarta. Pp: 5

11. Surya Dharma. 2010. Pedoman Praktis Sistematika Interpretasi EKG. Jakarta: EGC. Pp: 1-4.23

_1368206336.unknown