75744967-Tugas-4-Wind-Rose

5
 TUGAS LAPANGAN TERBANG 12 Kelompok 1 Muhammad Fahmi 100404024 Dwi Puspa Mora Hutabarat 100404027 Ebenezer Simanjuntak 100404028 Lamhot Trisaputra Sihotang 100404033 Eko Romyaldi 100404034 Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Transcript of 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

Page 1: 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

7/29/2019 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

http://slidepdf.com/reader/full/75744967-tugas-4-wind-rose 1/5

 TUGAS

LAPANGAN TERBANG

12

Kelompok 1

Muhammad Fahmi 100404024

Dwi Puspa Mora Hutabarat 100404027

Ebenezer Simanjuntak 100404028

Lamhot Trisaputra Sihotang 100404033

Eko Romyaldi 100404034

Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara

Page 2: 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

7/29/2019 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

http://slidepdf.com/reader/full/75744967-tugas-4-wind-rose 2/5

Diagram Angin

Wind Rose Diagram

Wind rose adalah diagram yang menyederhanakan angin pada

sebuah lokasi dengan periode tertentu. Wind rose adalah grafik yang

digunakan oleh meteorologist untuk memberikan pandangan secara

ringkas bagaimana kecepatan angin dan arahnya yang didistribusi

pada sebuah lokasi.

Wind rose digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui

delapan arah mata angin. Oleh meteorologist untuk mengetahui

persentase hembusan angin dari setiap arah mata angin selama

periode observasi. Wind rose juga biasanya digunakan untuk

menunjukkanbesarnya kecepatan angin dan persentase angin calm.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan

perancangan bandar udara adalah penentuan arah landasan pacu

 yang memungkinkan di lokasi rencana pembangunan berdasarkan

hasil analisi dan kecepatan angin. Selain itu, besar dan kecilnya

kecepatan angin dominan akan mempengaruhi penetapan jenis

pesawat yang dapat dioperasikan Data arah dan kecepatan angin

dapat diperoleh dari stasiun meteorologi terdekat dengan rencana

lokasi bandara merupakan pendekatan terbaik untuk mengetahui

karakteristik dan pola arah angin di rencana lokasi bandar udara,

karena ketersediaan data-series yang bisa mencakup rentang waktu

 yang lama. Pada umumnya dipergunakan data-series dengan cakupan

waktu 5 tahun terakhir telah mampu menunjukkan kondisi wilayah

kajian secara reliabel dan konsisten.

Analisis arah angin (windrose analysis ) merupakan hal yang

sangat esensial guna penentuan arah landas pacu. Berdasarkan

rekomendasi dari ICAO, arah landas pacu sebuah bandar udara secara

prinsip diupayakan sedapat mungkin harus searah dengan arah angin

 yang dominan. Pada saat pesawat udara mendarat atau lepas landas,

pesawat udara dapat melakukan pergerakan di atas landasan pacu

Page 3: 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

7/29/2019 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

http://slidepdf.com/reader/full/75744967-tugas-4-wind-rose 3/5

sepanjang komponen angin yang bertiup tegak lurus dengan

bergeraknya pesawat udara (cross wind ) tidak berlebihan. Beberapa

referensi ICAO dan FAA menyatakan bahwa besarnya cross wind  

maksimum yang diperbolehkan bergantung pada jenis dan ukuranpesawat yang beroperasi, susunan sayap dan kondisi permukaan

landasan pacu.

Penentuan arah landas pacu yang dipersyaratkan oleh ICAO

adalah bahwa arah landas pacu sebuah bandar udara harus

diorientasikan sehingga pesawat udara dapat mendarat dan lepas

landas paling sedikit 95% dari seluruh komponen angin yang bertiup.

Adapun besarnya batas kecepatan komponen angin silang (cross wind ) yang diijinkan adalah 10 knot untuk bandar udara dengan panjang

landas pacu kurang dari 1200 m, sebesar 13 knot untuk bandara

dengan panjang landas pacu 1200  –  1500 m, dan kecepatan angin

silang 20 knot diijinkan untuk bandara dengan panjang landas pacu

lebih dari atau sama dengan 1500 m.

Selain faktor arah dan kecepatan angin, arah landas pacu juga

harus memperhatikan faktor kondisi topografi tapak rencana bandar

udara serta relief rupa bumi yang terlingkupi dalam kawasan

keselamatan operasi penerbangan. Utamanya kawasan ancangan

pendaratan dan lepas landas harus bebas dari obstruction (penghalang)

berupa bentang alam, benda tumbuh atau bangunan fisik buatan

(tower, gedung, dsb.). Tolerasi variasi arah landas pacu yang diijinkan

adalah dengan memperhatikan usability factor tahunan menurut hasil

windrore analysis adalah sama atau lebih besar dari 95%.

Prosedur pengolahan data untuk analisis windrose adalah sebagai

berikut :

1.  Melakukan evaluasi terhadap kualitas data dan berkonsultasi

dengan institusi sumber data (di Indonesia dilakukan oleh BMKG-

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dalam hal tata cara

pencatatan atau pendataannya, untuk mengetahui perilaku dan

karakteristik data yang akan diolah.

2.  Melakukan pemilihan data yang akan dipakai untuk data terpakai.

Page 4: 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

7/29/2019 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

http://slidepdf.com/reader/full/75744967-tugas-4-wind-rose 4/5

3.  Membagi masing-masing data ke dalam beberapa kecepatan

sehingga menjadi enam kelompok sesuai ketentuan ICAO, yaitu:

  Kecepatan kurang dari 4 knot

 Kecepatan antara empat hingga 10 knot

  Kecepatan antara 10 hingga 13 knot

  Kecepatan antara 13 hingga 20 knot

  Kecepatan antara 20 hingga 40 knot, dan

  Kecepatan lebih dari 40 knot.

Langkah selanjutnya setelah pembangian data dalam kelompok

kecepatan angin tersebut adalah sebagai berikut:

1.  Membagi masing-masing data dalam setiap kelompok ke dalam arah

angin per 10 derajat untuk mengelompokkan data terhadap arah

angin.

2.  Membuat matrik arah angin terhadap kecepatan angin, sehingga

didapatkan sejumlah data untuk masing-masing arah dan

kelompok kecepatan tertentu.

Page 5: 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

7/29/2019 75744967-Tugas-4-Wind-Rose

http://slidepdf.com/reader/full/75744967-tugas-4-wind-rose 5/5

3.  Membuat windrose type-1, terkait dengan prosentase jumlah data

terhadap arah angin yang dominan

4.  Membuat windrose type-2, terkait dengan prosentase jumlah data

terhadap arah dan kecepatan angin sesuai matrik.Berdasarkan data dan metode pengolahan tersebut di atas

didapatkan besarnya prosentase arah angin yang dominan pada

kecepatan angin yang telah ditentukan serta jumlah frekuensi untuk

masing-masing kecepatan tersebut. Untuk operasi bandara selama 24

 jam, maka analisis windrose dilakukan selama pencatatan data 24 jam

dan jika operasi bandara nantinya direncanakan hanya siang hari jam

06.00 s.d 18.00 waktu setempat maka analisis windrose jugadilakukan pada rentang waktu tersebut.

Dalam hal ini dilakukan analisis untuk kondisi 24 jam tersebut

sehingga akan didapatkan gambaran kondisi arah dan kecepatan

angin maupun usability factor  yang terjadi. Persentase arah dan

kecepatan angin untuk operasi bandara selama 24 jam dari hasil

analisis windrose  pada umumnya disajikan dalam Tabel Perhitungan

usability factor dan Gambar Windrose .