72316761 Tugas 7 Miskonsepsi Materi Kelarutan Dan Hasilkali Kelarutan

download 72316761 Tugas 7 Miskonsepsi Materi Kelarutan Dan Hasilkali Kelarutan

of 15

description

Ksp

Transcript of 72316761 Tugas 7 Miskonsepsi Materi Kelarutan Dan Hasilkali Kelarutan

  • IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN SOLUSINYA PADA

    MATERI KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN

    Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sain Sekolah Kimia

    Yang diampu Oleh Prof. Dr. Leny Yuanita, M.Kes

    Zaiful Anam Hadi Saputra

    117795021

    UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    PROGRAM PASCASARJANA

    PRODI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS

    2011

  • A. KELARUTAN DAN HASILKALI KELARUTAN

    1. KELARUTAN

    Kemampuan garam-garam larut dalam air tidaklah sama, ada garam yang

    mudah larut dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam sukar larut

    dalam air seperti perak klorida (AgCl). Apabila natrium klorida dilarutkan ke

    dalam air, mula-mula akan larut. Akan tetapi, jika natrium klorida

    ditambahkan terus-menerus ke dalam air, pada suatu saat ada natrium klorida

    yang tidak dapat larut. Semakin banyak natrium klorida ditambahkan ke

    dalam air, semakin banyak endapan yang diperoleh. Larutan yang demikian

    itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi melarutkan natrium

    klorida. Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi dari hasil percobaan

    ternyata jika perak klorida dilarutkan dalam air diperoleh kelarutan sebanyak

    1,25 x 101 mol dalam setiap liter larutan.

    Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solut) dan pelarut (solven).

    Pada contoh yang telah diberikan, zat yang dilarutkan adalah NaCl dan AgCl.

    Sedangkan yang berperan sebagai pelarut adalah air. Dari contoh di atas dapat

    diketahui bahwa selalu ada sejumlah garam yang dapat larut di dalam air.

    Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan jenuh walau hanya

    sedikit zat terlarut dimasukkan. Sebaliknya bagi garam yang mudah larut

    dalam air, larutan akan jenuh setelah banyak zat terlarut dilarutkan. Ada

    sejumlah maksimum garam sebagai zat terlarut yang selalu dapat dilarutkan

    ke dalam air. Kelarutan adalah nilai konsentrasi maksimum yang dapat

    dicapai oleh suatu zat dalam larutan. Jadi, kelarutan digunakan untuk

    menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam larutan jenuh.

    Selain bergantung pada jumlah zat yang dapat larut, kelarutan juga

    bergantung pada jenis zat pelarutnya. Natrium klorida yang mudah larut

    dalam air, ternyata sukar larut dalam pelarut benzena. Suatu zat terlarut tidak

    mungkin memiliki konsentrasi yang lebih besar daripada harga kelarutannya.

    Dalam 1 liter larutan dapat terlarut 357 gram NaCl, maka ada mol

    per liter atau 6,1 mol per liter (Mr NaCI = 58,5). AgCI hanya mampu larut

  • sejumlah 1,45 mg dalam 1 liter larutan, maka hanya atau 105

    mol per liter.

    Kelarutan NaCI sangat besar dalam air, sedangkan AgCI kelarutannya

    sangat kecil atau AgCI sukar larut dalam air. Apabila daIam elektrolit dikenal

    garam yang tidak larut, itu berarti bukan tidak larut sama sekali, melainkan

    jumlah yang larut sangat sedikit. Kelarutan AgCI = 1,25 x 105 mol per liter,

    berarti jumlah maksimum AgCl yang dapat larut hanya 1,25 x 105 mol dalam

    1 liter larutan. AgCI yang terlarut dalam air terurai menjadi ionionnya, yakni

    Ag+ dan Cl. Larutan AgCI yang mengandung AgCI padat adalah Iarutan

    jenuh, dan kesetimbangan reaksi ionnya sebagai berikut.

    Dalam larutan jenuh AgCI terdapat ion Ag+ sebanyak 1,25 x105 mol per

    liter dan ion Cl sebanyak 1,25 x 109 mol per liter.

    Besarnya kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

    a) Jenis Pelarut

    Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah, pasti

    kalian telah mengetahui bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur.

    Sebab, minyak merupakan senyawa non-polar, sedangkan air merupakan

    senyawa polar. Senyawa non-polar tidak dapat larut dalam senyawa polar,

    begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat bisa

    bercampur, asalkan keduanya memiliki jenis yang sama.

    b) Suhu

    Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air panas

    daripada dalam air dingin, bukan? Kelarutan suatu zat berwujud padat

    semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan naiknya suhu larutan,

    jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini menyebabkan

    ikatan antarzat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air,

    sehingga zat tersebut mudah larut.

    c) Pengadukan

    Dari pengalaman sehari-hari, kita sudah tau kalau gula lebih cepat larut

    dalam air jika diaduk. Dengan diaduk, tumbukan antar partikel gula

    dengan pelarut akan semakin cepat, sehingga gula mudah larut dalam air.

  • 2. HASILKALI KELARUTAN (Ksp)Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan

    jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing konsentrasi

    dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya.

    Garam-garam yang sukar larut seperti BaSO4, AgCl, dan HgF2, jika

    dimasukkan dalam air murni lalu diaduk, akan terlarut juga walaupun hanya

    sedikit sekali. Karena garamgaram ini adalah elektrolit, maka garam yang

    terlarut akan terionisasi, sehingga dalam larutan akan terbentuk suatu

    kesetimbangan ion.

    Contohnya : Jika suatu larutan jenuh elektrolit AxBy dalam air yang

    berisi AxBy padat. Dalam larutan terjadi kesetimbangan ion.

    Berdasarkan reaksi kesetimbangan ini dapat dihitung harga tetapan

    kesetimbangan:

    Di dalam larutan jenuh AxBy konsentrasi AxBy yang terlarut tidak berubah

    selama AxBy padat masih terdapat dalam larutan dan suhu percobaan tetap.

    Persamaan (1) dapat juga ditulis sebagai:

    Karena harga K tetap dan harga konsentrasi AxBy merupakan tetapan baru.

    Tetapan baru ini dinyatakan dengan notasi Ksp, maka persamaan (2) dapat

    ditulis:

    Hasil kali konsentrasi ion dalam larutan garam yang sukar larut dalam air

    setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut

  • persamaan ionisasinya tidak dapat melampaui harga Ksp-nya. Berarti, Ksp

    adalah batas maksimal hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh

    elektrolit yang sukar larut dalam air.

    Dalam perhitungan-perhitungan, jika hasil kali konsentrasi ion-ion:

    a) kurang dari Ksp : berarti larutan belum jenuh;b) sama dengan Ksp : berarti larutan tepat jenuh;c) lebih dari Ksp : berarti larutan lewat jenuh dan terjadi pengendapan

    garamnya.

    3. Hubungan antara Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)Suatu senyawa AgCrO4 dilarutkan dalam air. Untuk menghitung besar

    hasil kali kelarutan, terlebih dahulu kita menentukan besar kelarutan tiap-tiap

    zat. Misalnya, kelarutan AgCrO4 dilambangkan de ngan huruf s (mol/L),

    maka harga Kspnya sebagai berikut:

    Selanjutnya, kalian akan mempelajari harga kelarutan dan hasil kali

    kelarutan pada senyawa AxBy. Secara umum, jika larutan jenuh dari senyawa

    ion AxBy mempunyai kelarutan M, maka senyawa tersebut akan terionisasi

    dalam air. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut.:

    Jika harga kelarutan s dari senyawa AxBy sebesar s M, maka dapat

    ditentukan besar konsentrasi ion Ay+ dan ion Bx sebagai berikut.

    Dari persamaan di atas, diperoleh besar harga Ksp, yaitu:

  • Untuk mengetahui terjadinya pengendapan, belum jenuh, atau tepat jenuh

    dari pencampuran dua zat, maka harus dibandingkan dengan hasil kali

    konsentrasi ion-ion yang dicampurkan (Qc) dengan harga Ksp.

    Jika:

    a. Qc > Ksp maka terjadi pengendapan.b. Qc = Ksp maka larutan tepat jenuh.c. Qc < Ksp maka larutan belum jenuh (tidak mengendap).

    4. Pengaruh Ion Sejenis/Ion Senama

    Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk reaksi

    kesetimbangan, yaitu:

    Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi ion

    Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion Ag . Reaksi

    yang terjadi yaitu:

    Sementara itu, penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser

    kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl

    berkurang, tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika

    suhu tidak berubah. Atau penambahan ion sejenis akan menurunkan kelarutan

    (sukar larut).

    5. Hubungan Kelarutan (s) dengan pH

    Tingkat keasaman dan kebasaan larutan akan memengaruhi kelarutan suatu senyawa. Larutan yang bersifat asam akan mudah larut dalam larutan yang bersifat basa, begitu pula sebaliknya. Beberapa zat padat hanya sedikit larut dalam air, tetapi sangat larut dalam

  • larutan asam. Sebagai contoh, bijih tembaga dan nikel sulfida dapat larut

    dengan asam kuat. Hal ini sangat membantu terjadinya pemisahan dan

    pengambilan logam dari unsurnya. Pengaruh pH terhadap kelarutan

    ditunjukkan secara dramatis, misalnya kerusakan pada relief yang disebabkan

    oleh pengendapan asam.

    B. MISKONSEPSI YANG SERING TERJADI PADA SISWA DAN GURU

    DALAM MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

    1. Miskonsepsi pada tingkat definisi konsepContohnya :

    a)Larutan merupakan carnpuran suatu zat dengan air b)JikaQc < Ksp = larutan belum jenuh (banyak yang menafsirkan bahwa

    larutan belum jenuh itu akan terbentuk apabila jumlah zat terlarut

    lebih sedikit daripada jumlah pelarut.)

    c) Jika Qc = Ksp = larutan tepat jenuh. Banyak yang menafsirkan bahwa Qc itu merupakan jumlah pelarut dan Ksp itu sebagai jumlah zat

    terlarut. Contohnya jika 1000 g gula dicampurkan pada 1000 mL air

    maka akan terbentuk larutan jenuh.

    d) larutan jenuh adalah larutan dimana kedalam larutan tersebut tidak

    dapat dimasukan lagi zat terlarut.

    e) yang mengalami kesetimbangan adalah zat terlarut dengan pelarut,f) Jika Qc > Ksp = larutan lewat jenuh banyak yang beranggapan

    bahwa larutan lewat jenuh itu terbentuk ketika kedalam larutan

    jenuh dimasukkan secara terus menerus zat terlarut maka akan

    terbentuk larutan lewat jenuh

    g)Jika Kip > Ksp, larutan lewat jenuh (terjadi endapan).Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa salah satu indikasi terbentuknya

    larutan lewat jenuh adalah dengan terbentuknya endapan.

    h)Ksp larutan adalah perkalian mol reaktan 2. miskonsepsi pada tingkat ciri konsepContohnya :

    a) larutan selalu encer

  • b) kelarutan terjadi pada larutan lewat jenuh,

    3. miskonsepsi pada tingkat aplikasi konsepContohnya : `

    a) adanya ion senama tidak berpengaruh terhadap harga kelarutan,

    dan ion senama tidak berpengaruh terhadap kesetimbangan,

    b) pH tidak mempunyai hubungan dengan konsentrasi ion-ion dalam

    larutan,

    Jawaban

    1. Miskonsepsi yang sering terjadi pada siswa pada tingkat definisi konsep :

    a. Siswa banyak yang beranggapan bahwa larutan rnerupakan carnpuran suatu zat dengan air. Padahal definisi yang sebenarnya

    Larutan adalah campuran yang terdiri atas zat yang dilarutkan

    (solut) dan pelarut (solven). Contohnya CaF2 larut dalam larutan

    CaCl2, bijih tembaga dan nikel sulfida dapat larut dengan asam kuat

    b. JikaQc < Ksp = larutan belum jenuh (banyak yang menafsirkan bahwa larutan belum jenuh itu akan terbentuk apabila jumlah zat

    terlarut lebih sedikit daripada jumlah pelarut.) Mereka sering

    memberikan contoh larutan belum jenuh yaitu : ke dalam 1000 mL

    air dimasukan gula dengan jumlah berapa pun asalkan jumlahnya

    tidak sama dengan atau melebihi 1000 mL. Padahal definisi yang

    sebenarnya dari Qc < Ksp (larutan belum jenuh) adalah larutan yang

    memiliki jumlah zat terlarut lebih sedikit daripada jumlah

    maksimum zat yang dapat larut dalam suatu pelarut tertentu dan

    dalam kondisi tertentu. Larutan belum jenuh ini dapat diidentifikasi

    salah satunya dengan menambahkan zat terlarut pada larutan tersebut,

    apabila larutan itu masih dapat melarutkan seluruh zat terlarut yang

    ditambahkan, maka larutan yang diidentifikasi tersebut merupakan

    larutan belum jenuh. Bila suaatu larutan mengandung zat terlarut

    kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh, maka

    dikatakan larutan belum jenuh. Misalnya bila 20 g NaCl dalam 100

    mL air pada 00C. Suatu larutan belum jenuh masih bisa melarutkan

  • lebih banyak solut, dalam hal ini penambahan 15,7 g NaCl dapat

    dilarutkan dalam 100 mL air. (Bready, 2000:168)

    c. Jika Qc = Ksp = larutan tepat jenuh. Miskonsepsi yang sering terjadi yaitu pada pemahaman cara atau bagaimana larutan jenuh tersebut

    terbentuk, Salah satu contoh yang diberikan tentang bagaimana larutan

    jenuh terbentuk : 1000 g gula dicampurkan pada 1000 mL air

    maka akan terbentuk larutan jenuh . Pemahaman seperti ini

    memberikan gambaran bahwa pemahaman terhadap suatu ungkapan itu

    sangat penting, banyak yang menafsirkan bahwa Qc itu merupakan

    jumlah pelarut dan Ksp itu sebagai jumlah zat terlarut. Padahal

    makna yang sebenarnya (Qc) merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion

    yang dicampurkan sedangkan Ksp adalah batas maksimal hasil kali

    konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh elektrolit yang sukar larut

    dalam air

    d. Larutan jenuh adalah larutan dimana kedalam larutan tersebut tidak dapat dimasukan lagi zat terlarut. Padahal definisi dari Larutan

    jenuh adalah larutan yang memiliki zat terlarut dalam larutan sama

    dengan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam pelarut

    tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. Untuk mengidentifikasi

    larutan jenuh ini salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan

    menambahkan zat terlarut ke dalam larutan tersebut, apabila

    penambahan zat terlarut ini menyebabkan terbentuknya endapan,

    maka larutan tersebut disebut larutan jenuh. Dalam beberapa hal, ada

    batas dari jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut

    dan pada kondisi tertentu. Misalnya bila kita tambahkan natrium

    klorida pada 100 mL air pada 00C hanya 36 g yang akan larut,

    berapapun jumlah garam yang dimasukan. Kelebihan NaCl-nya akan

    mengendap pada dasar wadah. Suatu larutan yang mengandung zat

    terlarut dan mengadakan kesetimbangan dengan zat terlarut padatnya

    disebut larutan jenuh dan jumlah zat terlarut yang larut dalam larutan

    jenuh dinamakan kelarutan zat tersebut sehingga kelarutan NaCl dalam

    air pada suhu 00C adalah 36 g dalam 100 mL air.Berarti untuk

  • kelarutan harus selalu dikaitkan dengan keadaannya (temperatur).

    (Bready,2000:168)

    e. Siswa menganggap bahwa yang mengalami kesetimbangan itu adalah zat terlarut dengan pelarut, padahal yang mengalami

    kesetimbangan adalah zat terlarut yang larut dengan zat terlarut

    yang mengendap. Pada keadaan jenuh terjadi kesetimbangan dinamis

    antara zat terlarut yang larut dan zat terlarut yang mengendap, dalam

    hal ini laju antara zat terlarut yang larut dan zat terlarut yang

    mengendap lajunya adalah sama.

    f. Jika Qc > Ksp = larutan lewat jenuh banyak yang beranggapan bahwa larutan lewat jenuh itu terbentuk ketika kedalam larutan jenuh

    dimasukkan secara terus menerus zat terlarut maka akan terbentuk

    larutan lewat jenuh. Padahal definisi dari Larutan lewat jenuh

    merupakan larutan yang memiliki jumlah zat terlarut lebih banyak

    daripada jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam

    pelarut dan dalam kondisi tertentu. Larutan lewat jenuh menunjukan

    keadaan yang tidak stabil, sebab larutan mengandung zat terlarut yang

    jumlahnya melebihi konsentrasi kesetimbangannya. Larutan lewat

    jenuh umumnya terjadi jika larutan yang sudah melebihi jenuh pada

    suhu tinggi diturunkan sampai mendekati suhu awal. Misalnya natrium

    asetat, CH3COONa dapat dengan mudah membentuk larutan lewat

    jenuh. Pada suhu 200C, kelarutan Natrium asetat mencapai 45,6 gram

    per 100 gram air. Pada 600C garam asetat mencapai jenuh dalam 100

    gram air sebanyak 80 gram air.Apabila larutan jenuh natrium asetat

    pada 600C didinginkan sampai 200C tanpa diguncang atau diaduk,

    maka kelebihan natrium asetat masih berada dalam larutan. Keadaan

    lewat jenuh ini bias dipertahankan selama tidak ada inti yang dapat

    mengawali rekristalisasi. Jika sejumlah kecil Kristal natrium asetat

    ditambahkan maka rekristalisasi segera berlangsung hingga dicapai

    keadaan jenuh. (Yayan sunarya,2007:138)

    g. Jika Kip > Ksp, larutan lewat jenuh (terjadi endapan).Pernyataan ini memberikan gambaran bahwa salah satu indikasi terbentuknya

  • larutan lewat jenuh adalah dengan terbentuknya endapan. Padahal

    larutan lewat jenuh tersebut terbentuk apabila suatu larutan jenuh

    yang dipanaskan kemudian dikembalikan pada keadaan awal dan

    dalam larutan tersebut tidak terjadi endapan. Hal lain yang jarang

    diperhatikan adalah terkait kondisi, jadi pada sebagian buku

    memberikan gambaran tentang larutan tersebut tanpa menyertakan

    kondisi, sehingga dari sini akan bermunculan miskonsepsi.

    h. Siswa banyak yang beranggapan bahwa Ksp larutan adalah perkalian mol reaktan. Padahal Ksp adalah hasil kali konsentrasi

    ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah

    masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut

    persamaan ionisasinya. Harga kelarutan dan hasil kali kelarutan pada

    senyawa AxBy. Secara umum, jika larutan jenuh dari senyawa ion

    AxBy mempunyai kelarutan M, maka senyawa tersebut akan terionisasi

    dalam air. Perhatikan reaksi kesetimbangan berikut.:

    Jika harga kelarutan s dari senyawa AxBy sebesar s M, maka dapat

    ditentukan besar konsentrasi ion Ay+ dan ion Bx sebagai berikut.

    Dari persamaan di atas, diperoleh besar harga Ksp, yaitu:

    2. miskonsepsi pada tingkat ciri konsep

    Contohnya :

    a) Miskonsepsi yang sering terjadi yaitu siswa banyak yang beranggapan bahwa larutan selalu encer. Padahal ada juga larutan

    yang tidak encer. Misalnya larutan HCl 5M. Larutan dengan

    konsentrasi seperti itu disebut larutan pekat.

  • b) Miskonsepsi yang sering terjadi yaitu Siswa menganggap kelarutan terjadi pada larutan lewat jenuh Padahal kelarutan adalah nilai

    konsentrasi maksimum yang dapat dicapai oleh suatu zat dalam

    larutan. Jadi, kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah

    maksimum zat yang dapat larut dalam larutan jenuh. Selain bergantung

    pada jumlah zat yang dapat larut, kelarutan juga bergantung pada jenis

    zat pelarutnya. Natrium klorida yang mudah larut dalam air, ternyata

    sukar larut dalam pelarut benzena.

    3. miskonsepsi pada tingkat aplikasi konsep

    Contohnya : `

    a) siswa beranggapan bahwa adanya ion sejenis tidak berpengaruh terhadap harga kelarutan, dan ion sejenis tidak berpengaruh

    terhadap kesetimbangan, Padahal penambahan ion sejenis misalnya

    (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ke kiri

    menyebabkan kelarutan AgCl berkurang, tetapi tidak memengaruhi

    harga tetapan hasil kali kelarutan, jika suhu tidak berubah. Atau

    penambahan ion sejenis akan menurunkan kelarutan (sukar larut).

    Contohnya.

    Pada saat AgCl dilarutkan dalam air, akan terbentuk reaksi

    kesetimbangan, yaitu:

    Adanya penambahan larutan AgNO3 akan memperbesar konsentrasi

    ion Ag karena AgNO3 juga akan terionisasi dan menghasilkan ion

    Ag . Reaksi yang terjadi yaitu:

    penambahan ion sejenis (Ag+) akan menggeser kesetimbangan ke

    kiri. Pergeseran ke kiri menyebabkan kelarutan AgCl berkurang,

    tetapi tidak memengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan, jika

    suhu tidak berubah. Atau penambahan ion sejenis akan menurunkan

    kelarutan (sukar larut).

  • Kelarutan Ca(OH)2 dengan Penambahan CaCl2

    Gambar 1 menjelaskan level mikroskopik pada sistem

    kesetimbangan larutan jenuh Ca(OH)2 akibat pengaruh adanya

    ion senama. Ion Ca2+ digambarkan dengan warna kuning, ion OH-

    digambarkan dengan satu atom oksigen yang berwarna merah

    mengikat satu atom hidrogen yang berwarna putih. Padatan

    Ca(OH)2 digambarkan dengan tiga atom Ca mengikat enam

    molekul OH. Ion senama digambarkan dengan atom Ca yang

    diberi tanda panah. Dengan adanya ion senama ini, konsentrasi

    Ca2+ di dalam larutan menjadi bertambah sehingga akan bereakasi

    dengan ion OH- membentuk padatan Ca(OH)2. Hal ini

    menunjukkan bahwa ion senama dapat memperkecil kelarutan

    zat.

  • b) siswa beranggapan bahwa pH tidak mempunyai hubungan dengan konsentrasi ion-ion dalam larutan, Padahal Tingkat keasaman dan

    kebasaan larutan akan memengaruhi kelarutan suatu senyawa.

    Larutan yang bersifat asam akan mudah larut dalam larutan yang

    bersifat basa, begitu pula sebaliknya. Harga pH sering digunakan untuk menghitung Ksp suatu basa yang sukar larut. Sebaliknya, harga

    Ksp suatu basa dapat digunakan untuk menentukan pH larutan

    Beberapa zat padat hanya sedikit larut dalam air, tetapi sangat larut

    dalam larutan asam. Sebagai contoh, bijih tembaga dan nikel sulfida

    dapat larut dengan asam kuat. Hal ini sangat membantu terjadinya

    pemisahan dan pengambilan logam dari unsurnya. Pengaruh pH

    terhadap kelarutan ditunjukkan secara dramatis, misalnya kerusakan

    pada relief yang disebabkan oleh pengendapan asam.

    Contohnya :

    Jika ke dalam larutan garam yang mengandung anion dari asam

    lemah ditambahkan H+ dari asam kuat, maka anion dari asam

    lemah tersebut akan bereaksi dengan H+ yang ditambahkan. Hal

    ini terjadi karena anion dari asam lemah merupakan basa

    konjugasi yang kuat. Akibatnya anion dari asam lemah tersebut

    akan bereaksi dengan H+, sehingga kelarutan dari senyawa

    tersebut bertambah. Hal ini dapat diterangkan dengan azas

    LeChatelier, jika ke dalam larutan jenuh CaCO3 ditambahkan H+

    dari asam kuat, maka CO32- yang merupakan anion dari asam

    lemah akan bereaksi dengan H+ yang ditambahkan membentuk

    H2CO3. Asam karbonat, H2CO3 tersebut akan terurai menjadi H2O

    dan CO2, sehingga konsentrasi CO32- yang terdapat di dalam

    larutan berkurang, sehingga arah kesetimbangan bergeser ke arah

    pembentukan ion-ionnya. Akibatnya kelarutan CaCO3 bertambah.

    Reaksi kesetimbangan dalam larutan jenuh CaCO3 dapat

    dituliskan sebagai berikut.

  • Gambar 2 Representasi simbolik yang menjelaskan level

    mikroskopik pada sistem kesetimbangan larutan jenuh Ca(OH)2 akibat pengaruh pH dengan adanya penambahan asam. Ion Ca2+

    digambarkan dengan warna kuning, ion OH- digambarkan dengan

    satu atom oksigen yang berwarna merah mengikat satu atom

    hidrogen yang berwarna putih. Padatan Ca(OH)2 digambarkan

    dengan tiga atom Ca mengikat 6 molekul OH. Ion H+ digambarkan

    dengan atom H yang berwarna putih yang diberi tanda panah. Ion H+

    ini akan bereaksi dengan ion OH- membentuk molekul air sehingga

    memperbesar kelarutan Ca(OH)2

    .