712013082. Anna Maria Lindri Salamena. TAS. Pengembangan Karakter Dan Kepribadian. 2014.

11
Kegiatan Pembentukan Karakter dan Kepribadian Pancasila (KP2P) Pada Naradidik Aras Sekolah Menengah Atas (SMA) Di Susun Oleh: Anna Maria Lindri Salamena 712013082 Universitas Kristen Satya Wacana Fakultas Teologi

Transcript of 712013082. Anna Maria Lindri Salamena. TAS. Pengembangan Karakter Dan Kepribadian. 2014.

Kegiatan Pembentukan Karakter dan Kepribadian Pancasila (KP2P) Pada Naradidik Aras Sekolah Menengah Atas (SMA)

Di Susun Oleh:Anna Maria Lindri Salamena712013082

Universitas Kristen Satya WacanaFakultas TeologiMata Kuliah Pengembangan Karakter dan Kepribadian (PKK)Salatiga,2014

1. DASAR PEMIKIRANDegradasi Karakter mungkin topik yang tepat jika berbicara Indonesia dalam konteks kekiniannya, miris memang akan tetapi apakah kita akan terus memaksa diri untuk berkata Indonesia adalah negara dengan karakter luhur dan mulia. Pancasila yang merupakan kristalisasi budaya dan nilai-nilai agama di Indonesia yang majemuk dianggap sebagai hapalan semata ketimbang jiwa bangsa ini yang seharusnya menjadi Karakter umum masyarakat Indonesia.Penutupan dan pengerusakan rumah ibadah, sikap koruptif, kolusi dan nepotis para pejabat dari Senayan sampai tingkat Kelurahan, sikap kebarat-baratan para pemuda-pemudi bangsa, dari trend super mini jeans sampai penyempitan makna cinta menjadi pemuasan hawa nafsu tanpa batas dan hukum yang bisa di beli merupakan bukti yang cukup kuat untuk menunjukan negara ini sedang mengalami degradasi karakter..Penyempitan makna pancasila hanya sebagai idiologi negara yang mengatur mekanisme ketatanegaraan bangsa Indonesia merupakan bentuk pendangkalan makna dari Pancasila itu sendiri. Pancasila lebih dari sebuah Idiologi Negara, Pancasila juga merupakan nilai-nilai, norma, jati diri dan karakter bangsa ini[footnoteRef:2]. [2: ]

Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan pemaknaan akan nilai-nilai religus yang berkaitan hubungan antara individu dengan Tuhan. Sila pertama juga merupakan bentuk pengakuan Bangsa Indonesia terhadap sifat-sifat Tuhan yang Esa dan universal, yaitu benar, adil dan penuh kasih. Sila persatuan berhubungan dengan aspek moral, keteraturan dan perwujudtan pranata sosial yang beradab. Sila kemanusiaan menyiratkan makna perwujudtan kesatuan dan kasih sayang segenap suku di Indonesia. Sila permusyawaratan dan perwakilan menyiratkan perlunya demokrasi secara konsensus dalam menyelesaikan berbagai persoalaan dan sila keadilan sosial menyiratkan prilaku yang adil dan trnasparan dalam mewujudkan kesejahteraan yang merata di Indonesia[footnoteRef:3]. [3: Lemhanas RI. Memperkokoh Nilai-Nilai Pancasila Di Seluruh Komponen Bangsa Untuk Memantapkan Semangat Kebgangsaan dan Jiwa Nasionalisme Ke-Indonesia-an dalam rangka Menangkal Idiologi Radikalisme Global, Edisi 14 (2012), 9-8.]

Dari pemaparan tersebut tampak jelas sebenarnya Indonesia memiliki karakter yang luhur dan mulia. Karakter yang menjungjung tinggi kebersamaan tanpa mengenyampingkan kebebasan individu, keadilan, toleransi dan penghormatan terhadap kemajemukan, tenggang rasa, cinta kasih dan prilaku serta moral yang benar.Lembaga pendidikan merupakan salah satu lembaga yang bukan hanya membentuk ranah kognitif (transfer knowledge) naradidiknya saja akan tetapi lembaga Pendidikan bertujuan membentuk dan membangun karakter naradidiknya sesuai dengan Filosofiche Granslag dan common platfrom komunitas atau negara dimana Lembaga Pendidikan itu berada, dalam konteks Negara Indonesia maka naradidik akan dibentuk sesuai dengan karakter bangsa yaitu Pancasila.Berangkat dari pemikiran tersebut maka Lembaga Pendidikan merupakan media atau instrument yang paling sesuai untuk membentuk dan mengembangkan karakter naradidik, dimana naradidik yang pada akhirnya diharapkan menjadi generasi penerus bangsa memiliki karakter-karakter Pancasila yang merupakan karakter bangsa ini.SMA (Sekolah Menengah Atas) yang merupakan salah satu bagian integral dari Lembaga Pendidikan di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dan signifikan dalam membentuk dan mengembangkan karakter-karakter Pancasila pada naradidiknya. Pemilihan SMA sebagai media atau instrument pembentukan dan pengembangan karakter Pancasila karena naradidik pada aras SMA merupakan person yang sudah bisa berpikir abstrak dan pada masa pencarian jati diri, sehingga SMA dapat memamfaatkan kesempatan tersebut untuk mengarahkan, membentuk dan mengembangkan karakter naradidiknya sesuai dengan karakter bangsa ini sehingga perlu adanya program yang dibuat dan berkelanjutan dalam mendukung pembentukan dan pengembangan karakter naradidik.2. TUJUAN 1. membentuk dan mengembangkan karkter-karakter Pancasila pada naradidik pada aras Sekolah Menengah Atas (SMA)

3. SASARANProgram Pembentukan dan Pengembangan Karakter Pancasila memiliki sasaran naradidik SMA dari kelas 10-12 SMA.

4. KERANGKA TEORISTISTahap oprasional forma adalah periode terakhir perkembangan kognitf dalam Teori piaget. Tahap ini mulai di alami anak dalam usia 11 tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik pada tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis dan nilaiia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada gradasi abu-abu diantaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas. (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya) menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitf, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepernuhnya mencapai perkembangan sampai taah ini sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan twtap menggunakan penalaran dari tahap oprasional konkret.Beranjak dari teori perkembangan kognitif Piaget, naradidik pada aras SMA sudah sampai pada tahap perkembangan oprasional Forma sehingga hal tersebut memungkinkan pembuatan sebuah program pengembangan karakter dan kepribadian yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, yaitu Pancasila dapat dilakukan.5. LINGKUP KEGIATAN PENGEMBANGAN KARAKTER DAN KEPRIBADIANKegiatan Pembentukan Karakter dan Kepribadian Pancasila (KP2P) mencakup tiga bagian yang saling terkoneksi, anataralain:1. pengenalan Pancasila sebagai karakter dan pribadi Bangsa Indonesia2. setelah naradidik mengenal Pancasila sebagai Karakter dan Pribadi Bangsa Indonesia, naradidik akan diajak untuk melakukan kritis analisis atau interpertasi terhadap nilai-nilai Pancasila yang diharapakan menjadi karkater dan pribadi naradidik.3. saat naradidik memahami Pancasila sebagai karakter dan pribadi yang akan menjadi pribadi dan karakter mereka, naradidik akan diajak untuk mengaplikasikannya dalam program-program yang berasal dari naradidik itu sendiri.6. PERSONEL PENGEMBANGAN KARAKTER DAN KEPRIBADIAN

Nara Didik *Bagan personel yang terlibat7. MEKANISME KERJAPersonel yang terlibat memegang perannya masing-masing dalam menjalankan program KP2P, anataralain:1. Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah: kepala sekolah sebagai pengatur jalannya dan penanggungjawab program KP2P sehingga program dapat berjalan sesuai dengan alurnya.2. Guru Wali, BK dan Studi: berfungsi sebagai pelaksana program terkhususnya program 1 dan 2.3. OSIS dan EKSTRAKULIKULER: berperan sebagai penjalan program 3, yaitu membuat kegiataan nyata dari program 1 dan kedua.* lihat bagian ke lima tentang lingkup kegiatan

8. JADWAL PELAKSANAANProgram akan di integrasikan di dalam setiap subjek pelajaran yang ada di SMA, terkhususnya dalam subjek kewarganegaraan, jika perlu dibuat subjek pengembangan karakter di sekolah pada setiap tingkat. Pada setiap akhir semester pihak guru dengan OSIS (termasuk ekstrakulikuler) berembuk dalam pembuatan kegiataan yang bertujuan mengaplikasikan program 1 dan 2 dari KP2P.9. BIAYASumber dana yang di pakai berasal dari APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang disesuaikan dengan pendapatan sekolah yang penggunaannya telah di atur pada RAPBS.10. ANALISIS MASALAH DAN KEGIATANJika berpacu pada kerangka teoristis, permasalahan yang akan dihadapi ialah ada beberapa naradidik yang belum mencapai taraf Formal Oprasional (Piaget) sehingga dimungkinkannya terdapat beberapa naradidik yang akan mengalami permasalahan dalam mengikuti program KP2P.11. EVALUASI KP2PEvaluasi akan dapat dilihat dari animo naradidik dalam mengikuti program ke tiga dari KP2P, semakin tinggi animo naradidik mengikuti program ke tiga dari KP2P maka semakin tinggi tingkat keberhasilan program tersebut.12. TINDAK LANJUTDari hasil evaluasi program tersebut maka dapat dilakukan tindak lanjut terhadap jalannya program KP2P. tindak lanjut yang diambil mencakup ukuran kesuksesan program, kelemahan dan kekuatan program. Harus diakui kelemahan dari program tersebut tidak dapat dihilangkan akan tetapi dapat diminimalisir melalui perbaikan berkelanjutan selama program ini berjalan atau menggunakan alternatif-alternatif lain untuk meminimalkan kelemahan tersebut.13. INSTRUMENT DAN FORMAT YANG DIGUNAKAN*Lihat lampiran 114. PENUTUPProgram Kegiatan Pembentukan Karakter dan Kepribadian Pancasila (KP2P) pada aras sekolah pada akhirnya akan membentuk generasi bangsa dengan pribadi dan karakter Pancasila. Tujuan dari KP2P dapat di lihat ketika para naradidik sudah menyelesaikan pendidikannya pada aras SMA dan memasuki realita sosial yang sebenarnya.Ketika program ini dijalankan dengan seirus dan penuh perhatian maka kita dapat berharap generasi-generasi bangsa Indonesia akan memiliki karakter dan pribadi yang luhur serta mulia. Karakter dan pribadi Pancasila yang sudah tertanam di dalam diri setiap naradidik pada akhirnya akan membentuk pribadi dan karakter pada komunitas yang lebih luas dimana mereka berada.

Lampiran I