7. Unit 7 Pewaktu 555

download 7. Unit 7 Pewaktu 555

of 7

description

opopo

Transcript of 7. Unit 7 Pewaktu 555

  • Politeknik Negeri Malang Page 62

    UNIT 7

    PEWAKTU 555

    7.1 TUJUAN

    Menghubungkan pewaktu 555 sebagai multivibrator astabil

    Mengukur frekuensi dan duty ctcle dari rangkaian multivibtrator astabil

    Menghubungkan pewaktu 555 sebagai multivibrator monostabil

    Mengetahui penggunaan lain dari pewaktu 555

    7.2 ALAT DAN BAHAN

    Oscilloscope :1 buah

    Multimeter :1 buah

    Power supply :1 buah

    Protoboard :1 buah

    Test probe adabter :2 buah

    R1 1 K :2 buah

    R1 10 K :2 buah

    R1 4,7 K :1 buah

    R1 6,8 K :1 buah

    R1 100 K :1 buah

    VR 100 K :1 buah

    C1 0,01 F :4 buah

    7.3 TEORI DASAR

    TEORI TIMER 555

    IC timer 555 atau sering disebut dengan IC 555 adalah salah satu IC yang sangat populer.

    IC ini pertama kali diperkenalkan oleh signetics corporation sebagai SE555/NE555 dan disebut

    The IC Time Machine yang merupakan mesin timer pertama dan dikomersialkan. Ada yang

    membuat versi CMOS nya, contohnya dari Motorola MC1455 yang cukup populer juga karena

    sering digunakan. Selain NE555, saat ini banyak dipasaran adalah dari National yaitu LM555.

    Adapun 556 yang merupakan versi dual dari 555. Kalau pada 555 terdapat 8-pin dalam

    packagenya, 556 tampil dengan 14-pin. Akan tetapi IC556 ini tidak mudah untuk didapatkan.

  • Politeknik Negeri Malang Page 63

    Timer 555 merupakan sebuah IC timer yang bekerja berdasar rangkaian RC dan

    komparator yang dirangkai dengan komponen digital (R-Sflip-flop). 555 yang pertama diproduksi

    oleh Signetics yaitu tipe SE-555 yang bekerja pada -55C s.d. 125C dan NE-555 yang bekerja

    pada 0C-70C. Kemudian 555 diproduksi dengan desain yang berbeda meliputi LM555,

    556(versi dual), dan LMC-555(versi CMOS). Timer 555 beroperasi pada power supply dc +5v

    s.d. +18V dengan stabilitas temperatur 50ppm/C(0,005%/C). Output 555 dapat berupa arus

    sink/source hingga 200mA. IC 555 kompatibel dengan komponen-komponen TTL, CMOS, op-

    amp, transistor dan jenis IC linear lain.

    Timer 555 dapat beroperasi baik sebagai monostabil maupun astabil. Keluaran

    gelombang kotak yang dihasilkan dapat memiliki variasi duty cycle mulai dari 50%-99.9% dan

    frekuensi kurang dari 0,1Hz sampai dengan lebih dari 100KHz. Rangkaian 555 terdiri atas dua

    buah komparator tegangan (COMP1 dan COMP2), sebuah flip-flop kontrol R-S(reset/set) yang

    dapat direset dari luar melalui pin 4, sebuah penguat pembalik output (A1), dan sebuah transistor

    discharge (Q1). Level bias kedua kompartor ditentukan oleh resistor-resistor pembagi tegangan

    (Ra, Rb, dan Rc) yang terdapat antara Vcc dan ground. Input inverting komparator1 diberi

    masukan 2/3Vcc dan input noninverting dari komparator2 diberi masukan 1/3Vcc. Operasi

    monostabil membutuhkan masukan pulsa trigger pada pin2 dari IC 555. Masukan trigger berupa

    drop level tegangan lebih dari+2/3Vcc menuju tegangan kurang dari +Vcc/ 3.

    Fungsi kaki IC 555 tersebut antara lain sebagai berikut :

    1. Pin 1(Ground). Adalah titik referensi untuk seluruh sinyal dan tegangan pada rangkaian

    555, baik rangkaian intenal maupun rangkaian eksternalnya.

  • Politeknik Negeri Malang Page 64

    2. Pin 2(Trigger). Untuk membuat output high, ini terjadi pada saat level tegangan pin

    trigger dari High menuju < 1/3 Vcc

    3. Pin 3(Output). Output mempunyai 2 keadaan, High dan Low 0002

    4. Pin 4(Reset). Saat low, pin 4 akan reset. Pada saat reset, output akan Low. Supaya bisa

    bekerja, pin 4 harus diberi High.

    5. Pin 5(Voltage Control). Jika diberi tegangan, maka level tegangan threshold akan

    berubah dari 2/3 Vcc menjadi V5. Level tegangan trigger akan berubah dari 2/3 Vcc

    menjadi V5

    6. Pin 6(Threshold). Untuk membuat output Low, terjadi pada saat tegangan pin 6 dari Low

    menuju > 1/3 Vcc

    7. Pin 7(Discharge). Output Low, pin 7 akan Low Impedance. Output High, pin 8 akan High

    Impedance.

    8. Pin 8 (Vcc). Pin ini untuk menerima supply DC voltage yang diberikan. Biasanya akan

    bekerja jika diberi tegangan 5 12V(maksimum 18 V)

    OPERASI MONOSTABIL TIMER 555

    Monostable Multivibrator (MMV) juga disebut one shot, menghasilkan output sebuah

    pulsa dengan periode tertentu ketika dipicu dengan sebuah pulsa masukan. Output dari oneshot

    akan seketika menuju high mengikuti pulsa pemicunya (trigger) dan akan tetap high sesuai

    dengan periodenya. Ketika periodenya telah habis maka outputnya akan kembali low. Outpt

    oneshot akan tetap low sampai ada trigger lainnya. IC 555 dapat dioperasikan sebagai MMV

    dengan menambahkan rangkaian eksternal yang sesuai.

    Kedua komparator internal diberi tegangan prasikap dengan level tegangan tertentu oleh

    pembagi tegangan yang dirangkai seri (Ra,Rb,Rc). Input inverting komparator1 diberi tegangan

    hingga 2/3Vcc, dan input noninverting komparator2 diberi tegangan Vcc/3. Tegangan tersebutlah

    yang mengakibatkan beroperasinya 555 baik sebagai monostabil maupun astabil. Rangkaian

    timing eksternal (R1C1) dihubungkan antara Vcc dan input noninverting komparator1 melalui

    pin6. Pin7 juga dihubungkan dengan pin6 yang mengakibatkan terhubungnya transistor ke

    kapasitor C1. Ketika transistor on, resistansi kapasitor sangat rendah sehingga terhubung (short)

    melalui hubungan CE transistor.

    Ketika 555 dihubungkan dengan sumber tegangan, input inverting komparator1 akan

    mendapat tegangan sebesar 2/3Vcc dan input noninverting komparator2 akan mendapat tegangan

    sebesar Vcc/3. Hal tersebut menyebabkan R-S flip-flop dalam kondisi reset, sehingga output

  • Politeknik Negeri Malang Page 65

    Qnot-nya high. Oleh karena flip-flop terhubung pada output pin3 melalui sebuah penguat

    pembalik (A1) maka keluaran 555 low. Pada kondisi tersebut kapasitor mengisi (charging).Qnot

    dalam kondisi high menyebabkan transistor Q1 jenuh yang berarti terhubung ke ground melalui

    kapasitor C1. Maka pada kondisi ini kapasitor melepas muatan (discharge) sehingga Vc=0.

    RANGKAIAN ASTABLE

    Rangkaian Astable agak berbeda dari rangkaian monostable. Rangkaian astable akan

    menghasilkan sinyal kotak yang terus berdetak dengan duty cycle tertentu selama catu tegangan

    tidak dilepaskan. Prinsip kerjanya, jika pada rangkaian monostable dipicu dengan tegangan

    berlogika high ke low (kurang dari 1/3 Vcc) pada pin-2, rangkaian astable ini dibuat untuk

    memicu dirinya sendiri. Rangkaian ini memanfaatkan osilasi tegangan pada kapasitor disekitar

    1/3 Vcc sampai 2/3 Vcc. Komponen eksternal yang diperlukan adalah sebuah kapasitor (C1) dan

    dua buah resistor (RA dan RB). Adapun untuk kestabilan tegangan referensi komparator-A,

    digunakan sebuah kapasitor lagi (C2) pada pin-5 sebesar 10nF ke ground. Sedikit terkait dengan

    deskripsi pin yang telah dibahasi diatas, saat transistor Q1 ON maka resistansi menuju ground

    pada emitternya sangat kecil, sehingga ground seakan-akan tersambung diantara kedua resistor.

    Namun ketika transistor Q1 off, resistansi antara collector dan emitternya sangat besar dan sulit

    dilewati arus, seakan terjadi open circuit. Pada akhirnya output yang terjadi berupa sinyal kotak

    akan mendetak secara kontinu dengan frekuensi tertentu seiring dengan berosilasinya tegangan

    pada kapasitor di 1/3 Vcc sampai 2/3 Vcc. Osilasi yang dimaksud disini dapat dijelaskan yaitu,

    sesaat tegangan kapasitor melebihi 2/3 Vcc komparator-A mengeluarkan output high yang akan

    me-reset RS flip-flop dan tegangan pada kapasitor akan turun(discharging) secara transient.

    Sesaat tegangan pada kapasitor C1 berkurang dari 1/3 Vcc, output komparator-B akan berlogika

    high dan men-set RS flip-flop, selanjutnya tegangan kapasitor akan naik secara transient

    (charging) dan begitu seterusnya berosilasi menghasilkan pulsa. Jadi, saat berosilasi tegangan

    kapasitor tidak akan kurang dari 1/3 Vcc dan melebihi 2/3 Vcc.

    7.4 PROSEDUR PERCOBAAN

    A. PEWAKTU 555

    1. Hitung frekuensi dan duty cycle untuk rangkaian pada gambar dibawah untuk setiap

    kombinasi Ra dan Rb pada tabel1. Catat dan lengkapi table 1 serta gambar rangkaian

    bentuk gelombang yang terjadi.

  • Politeknik Negeri Malang Page 66

    Gambar 7.10 Rangkaian pewaktu 555 astabil

    2. Amati beda fasa yang terjadi pada langkah 1.

    3. Amati bentuk gelombang pada pin 3 dan 6 untuk Ra=10 K dan Rb= 100 K.

    gambar bentuk sinyal keduanya serta lengkapi table7- 2.

    Table 7-1 pengukuran pewaktu astabil

    Ra(K) Rb(K) Fcale Dcale Dukur keterangan

    1k 4,7k

    10k 100k

    6,8k 10k

    Table 7-2 hubungan capasitor astabil dengan gelombang output

    Vmax=

    Vmin=

    Vmax=

    Vmin=

    Bentuk gelombang C (pin 6)

    Gelombang keluaran (pin 3)

  • Politeknik Negeri Malang Page 67

    B. VOLTAGE CONTROLLER OSCILLATOR

    1. Hubungkan rangkaian seperti di bawah ini:

    Gambar 7.11 Rangkaian VCO Pewaktu 555

    2. Ubah besaranhambatan pada potensiometer 100K. amati apa yang terjadi?

    Berapa besar output frekuensi minimum yang terjadi, F1= Hz

    Berapa besar output frekuensi miaximum yang terjadi, F2= Hz

    Amati bentuk gelombang yang terjadi!

    C. PEWAKTU 555 MONOSTABIL

    1. Hubungkan rangkaian seperti di bawah ini:

  • Politeknik Negeri Malang Page 68

    Gambar 7.12 Rangkaian pewaktu 555 monostabil

    2. Hitung lebar pulsa output untuk setiap resistansi yang ditunjukkan pada table 7- 3.

    Catat pada tabel untuk kolom Wukur.

    3. Amati output pulsa astabil dan monostabil untuk setiap resistor pada tabel 7-3.

    Gunakan dual trace oscilloscope. Gambar bentuk sinyal yang terjadi pada tabel 7-3.

    Tabel 7- 3. Pengukuran pewaktu 555

    R (k) (W)ukur Output Bentuk Gelombang

    1 Output Astabil

    Output Monostabil

    4.7 Output Astabil

    Output Monostabil

    6.8 Output Astabil

    Output Monostabil