7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

19
SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1 1. Pemeriksaan di tingkat Penyelidikan/Penyidikan, meliputi : Proses penyelidikan/penyidikan, petugas penyelidik/penyidik, penangkapan, penahanan, penyitaan, penggeledahan, berita acara pemeriksaan saksi, ahli, tersangka, dan penyerahan berkas perkara. 2. Pemeriksaan di tingkat Penuntutan, meliputi : Tugas dan wewenang penuntut umum, surat dakwaan, penggabungan perkara, penghentian, penyampingan, penutupan perkara dan tuntutan jaksa penuntut umum, cara pengajuan perkara oleh penuntut umum. 3. Pemeriksaan di Persidangan, meliputi : Kewenangan mengadili, praperadilan, ganti kerugian, rehabilitasi, gabungan gugatan ganti kerugian, pemeriksaan alat bukti (pembuktian), TAHAP PEMERIKSAAN DALAM HUKUM ACARA PIDANA

Transcript of 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

Page 1: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1

1. Pemeriksaan di tingkat Penyelidikan/Penyidikan, meliputi : Proses penyelidikan/penyidikan, petugas penyelidik/penyidik, penangkapan,

penahanan, penyitaan, penggeledahan, berita acara pemeriksaan saksi, ahli, tersangka, dan penyerahan berkas perkara.

2. Pemeriksaan di tingkat Penuntutan, meliputi : Tugas dan wewenang penuntut umum, surat dakwaan, penggabungan

perkara, penghentian, penyampingan, penutupan perkara dan tuntutan jaksa penuntut umum, cara pengajuan perkara oleh penuntut umum.

3. Pemeriksaan di Persidangan, meliputi : Kewenangan mengadili, praperadilan, ganti kerugian, rehabilitasi, gabungan

gugatan ganti kerugian, pemeriksaan alat bukti (pembuktian), putusan pengadilan, dan upaya hukum.

TAHAP PEMERIKSAAN DALAM HUKUM ACARA PIDANA

Page 2: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 2

Istilah Penyelidikan telah dikenal dalam UU No.11/PNPS/1963 tentang Pemberantasan Kegiatan Subversi, tetapi tidak dijelaskan mengenai artinya (UU Subversi telah dicabut oleh UU No.26 Tahun 1999 hingga tidak berlaku lagi). Sehubungan dengan itu, pengertian penyelidikan oleh KUHAP, sebagai berikut :Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan (Pasal 1 butir 5 KUHAP).

Dengan demikian fungsi dan tujuan diadakan/dilaksanakan penyelidikan :1.Untuk mengetahui suatu peristiwa tersebut merupakan suatu tindak pidana atau tidak,2.Seandainya merupakan suatu tindak pidana, maka dilanjutkan dilakukan penyidikan.

Penyelidikan dan Penyidikan

Page 3: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 3

Istilah Penyidikan, sebelumnya dipakai istilah Pengusutan yang merupakan terjemahan dari bahasa Belanda yaitu opsporing. Hal ini dapat ditemukan dalam UU No.24 Perpu Thn 1960 tentang Pengusutan, penuntutan, dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi. Sekarang UU tindak pidana korupsi mengalami perkembangan terakhir UU No.20 Thn 2001 jo. UU No.31 Tahun 1999 (tindak pidana korupsi).Istilah Penyidikan dipakai sekitar tahun 1961, tepatnya yaitu sejak dimuatnya UU No.13 Thn 1961 (kepolisian). Sekarang UU Kepolisian mengalami perkembangan terakhir UU No.2 Tahun 2002 (Kepolisian RI).Pengertian penyidikan dalam KUHAP, sebagai berikut : Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya (Pasal 1 butir 2 KUHAP).Dengan demikian dapat diketahui tujuan diadakan/dilakukan penyidikan yaitu :1.Untuk mencari serta mengumpulkan bukti-bukti,2.Membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi,3.Guna menemukan tersangka.

Page 4: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 4

Oleh karena itu, secara konkritnya dapat dikatakan bahwa penyidikan dimulai sesudah terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang :1.Tindak pidana apa yang dilakukannya,2.Kapan tindak pidana itu dilakukan,3.Di mana tindak pidana itu dilakukan,4.Dengan apa tindak pidana itu dilakukan,5.Cara bagaimana tindak pidana itu dilakukan,6.Mengapa tindak pidana itu dilakukan,7.Siapa yang melakukan tindak pidana itu.

Fungsi lain dari penyelidikan / penyidikan adalah :Untuk perlindungan dan jaminan terhadap hak asasi manusia. Sehingga adanya persyaratan dan pembatasan yang ketat dalam penggunaan alat alat pemaksa (dwangmiddlen), ketatnya pula pengawasan, dan adanya lembaga ganti rugi dan rehabilitasi (apabila terjadi penyimpangan tugas dan wewenang).

Page 5: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 5

Petugas Penyelidik dan Penyidik, sebagai berikut :1.Penyelidik adalah setiap Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia (Pasal 4 KUHAP).2.Penyidik adalah a. Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia dan b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil Tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang undang (Pasal 6 KUHAP).Pegawai negeri sipil tertentu misalnya pejabat bea dan cukai, pejabat imigrasi, pejabat kehutanan dan lain lain yang melakukan penyidikan sesuai dengan wewenang khusus yang diberikan oleh undang undang yang menjadi dasar hukumnya masing masing.

Persyaratan pengangkatan sebagai penyidik di lingkungan POLRI maupun Pegawai Negeri Sipil tertentu diatur dalam PP No.58 Thn 2010 jo. PP No.27 Thn 1983 (Pelaksanaan KUHAP), syarat kepangkatan untuk Penyidik di lingkungan POLRI adalah sekurang-kurangnya Inspektur Dua Polisi dan Strata Satu (dulu Pembantu Letnan Dua Polisi), sedangkan PPNS tertentu adalah gol IIIa / SH, atau S1 (dulu : Pengatur Muda Tingkat I / gol II.B) atau yang disamakan dengan itu.

Petugas Penyelidik dan Penyidik

Page 6: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 6

A. Pangkat Polisi Versi Baru B. Pangkat Polisi Versi Lama

=== Perwira ===- Perwira Tinggi –

Jenderal PolisiKomisaris Jenderal PolisiInspektur Jenderal PolisiBrigadir Jenderal Polisi- Perwira Menengah –Komisaris Besar Polisi

Ajun Komisaris Besar PolisiKomisaris Polisi

=== Perwira ===- Perwira Tinggi –

Jenderal PolisiLetnan Jenderal PolisiMayor Jenderal Polisi

Brigadir Jenderal Polisi- Perwira Menengah –

KolonelLetnan Kolonel

Mayor

Pangkat/Tingkatan/Jenjang Karir Jabatan Tanda Kepangkatan POLRI

Page 7: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 7

A. Pangkat Polisi Versi Baru B. Pangkat Polisi Versi Lama

- Perwira Pertama –Ajun Komisaris PolisiInspektur Polisi SatuInspektur Polisi Dua

=== Bintara ===- Bintara Tinggi –

Ajun Inspektur Polisi SatuAjun Inspektur Polisi Dua

- Perwira Pertama –Kapten

Letnan SatuLetnan Dua

=== Bintara ===- Bintara Tinggi –

Pembantu Letnan SatuPembantu Letnan Dua

Page 8: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 8

A. Pangkat Polisi Versi Baru B. Pangkat Polisi Versi Lama

- Bintara –Brigadir Polisi Kepala

Brigadir PolisiBrigadir Polisi SatuBrigadir Polisi Dua=== Tamtama ===Ajun Brigadir Polisi

Ajun Brigadir Polisi SatuAjun Brigadir Polisi Dua

Bhayangkara KepalaBhayangkara SatuBhayangkara Dua

- Bintara –Sersan MayorSersan Kepala

Sersan SatuSersan Dua

=== Tamtama ===Kopral Kepala

Kopral SatuKopral Dua

Prajurit KepalaPrajurit SatuPrajurit Dua

Page 9: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 9

Pengangkatan untuk Pejabat Penyidik di lingkungan POLRI dilakukan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri). Wewenang pengangkatan ini dilimpahkan kepada pejabat kepolisian termasuk pembebasannya.Pengangkatan untuk Pejabat Penyidik PPNS tertentu diangkat (juga pemberhentian) oleh menteri atas usul departemen yang membawahinya pegawai negeri tersebut. Tembusannya disampaikan kepada Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, yang tujuannya adalah guna kepentingan pembuatan rekomendasi.Perlu diketahui apabila dalam lingkungan kepolisian RI tidak ada pejabat penyidik yang memenuhi persyaratan kepangkatan, maka Komandan Sektor Kepolisian yang berpangkat Bintara di bawah Pembantu Letnan Dua Polisi, karena jabatan nya adalah penyidik.Di samping itu Penyidik Pembantu dalam Pasal 10 KUHAP. Mereka adalah :a.Pejabat POLRI yang diangkat oleh Kepala POLRI, dengan berpangkat sekurang kurangnya Sersan Dua Polisi, (sekarang : Brigadir Dua Pol)b.Pejabat Pegawai Negeri Sipil Tertentu dalam lingkungan Kepolisian RI yang sekurang kurangnya berpangkat Pengatur Muda (gol.II A) atau yang disamakan dengan itu. (pengangkatan berdasarkan usul dari komandan / pimpinan kesatuan masing masing).

Page 10: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

TUGAS DAN WEWENANG PENYELIDIK DAN PENYIDIKTUGAS DAN WEWENANG PENYELIDIK DAN PENYIDIK

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 10

Tugas dan Wewenang Penyelidik sebagai berikut : (Pasal 5 KUHAP)a. karena kewajibannya mempunyai wewenang :1.menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;2.mencari keterangan dan barang bukti;3.menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;4.mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.b. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa:1.penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penahanan;2.pemeriksaan dan penyitaan surat;3.mengambil sidik jari dan memotret seorang;4.membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan kepada penyidik.

Page 11: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 11

Yang dimaksud dengan "tindakan lain" adalah tindakan dari penyelidik untuk kepentingan penyelidikan dengan syarat : (Penjelasan Pasal 5 ayat (1) angka 4 KUHAP)a)tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;b)selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan dilakukannya tindakan jabatan;c)tindakan itu harus patut dan masuk akal dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;d)atas pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan memaksa;e)menghormati hak asasi manusia.

Tugas dan wewenang Penyidik, sebagai berikut : (Pasal 7 ayat (1) KUHAP)a.menerima-laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;b.melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;c.menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ;

Page 12: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 12

d.melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;e.melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;f.mengambil sidik jari dan memotret seorang;g.memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;h.mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;i.mengadakan penghentian penyidikan;j.mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

Tugas dan wewenang Penyidik Pembantu, pada dasarnya mempunyai kewenangan yang sama dengan kewenangan yang dimiliki oleh penyidik, kecuali mengenai penahanan (Pasal 11 KUHAP). Pelimpahan wewenang penahanan kepada penyidik pembantu hanya diberikan : (Penjelasan Pasal 11 KUHAP)

Apabila perintah dari penyidik tidak dimungkinkan karena hal dan dalam keadaan yang sangat diperlukan atau dimana terdapat hambatan perhubungan di daerah terpencil atau di tempat yang belum ada petugas penyidik dan atau dalam hal lain yang dapat diterima menurut kewajaran.

Page 13: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

PELAKSANAAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKANPELAKSANAAN PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 13

Pelaksanaan penyelidikan / penyidikan merupakan tindakan pertama-tama yang dapat atau harus segera dilakukan oleh penyelidik / penyidik / penyidik pembantu, jika terjadi atau timbul persangkaan (diduga) telah terjadi tindak pidana.Persangkaan / dugaan telah terjadi tindak pidana ini dapat diperoleh dari berbagai sumber yang dapat digolongkan sebagai berikut :a.Kedapatan tertangkap tangan (ontdekking op heterdaad);b.Di luar tertangkap tangan (buiten ontdekking op heterdaad).

Ad.a Kedapatan Tertangkap TanganKekuasaan penyelidikan dalam tertangkap tangan ini menjadi lebih luas, penyelidik tanpa menunggu perintah penyidik wajib segera melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka penyelidikan, tetapi tetap dalam batas penyelidikan. Dalam hal demikian maka penyidik tetap wajib membuat berita acara dan melaporkannya kepada penyidik sedaerah hukum (Pasal 102 KUHAP).

Page 14: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 14

Yang dimaksud tertangkap tangan (op heterdaad) adalah : (Pasal 1 butir 19 KUHAP)1.tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau2.dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau 3.sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau4.apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.

Kekuasaan untuk menangkap dalam hal tertangkap tangan ini bukan saja merupakan wewenang penyelidik atau penyidik atau penyidik pembantu, tetapi setiap orang berhak, sedangkan setiap orang berhak menangkap dalam tugas ketertiban, ketentraman dan keamanan umum wajib menangkap tersangka guna diserahkan beserta atau tanpa barang bukti kepada penyidik (Pasal 111 ayat (1) KUHAP).

Page 15: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 15

Ad.b di Luar Tertangkap Tangan (buiten ontdekking op heterdaad)

Dalam hal tidak tertangkap tangan, telah terjadinya tindak pidana dapat diperoleh dari :a.Laporan (aangifte)b.Pengaduan (klacht)c.Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik.

Yang dimaksud Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana (Pasal 1 butir 24 KUHAP).

Yang dimaksud Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya (Pasal 1 butir 25 KUHAP).

Page 16: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 16

Perbedaan antara LAPORAN dengan PENGADUAN sebagai berikut :1.Laporan untuk setiap tindak pidana, sedangkan Pengaduan untuk tindak pidana tertentu (delik aduan absolut / delik aduan relatif),2.Laporan dapat diajukan setiap waktu, sedangkan Pengaduan hanya dalam waktu tertentu saja,3.Laporan dapat diajukan oleh setiap orang, sedangkan Pengaduan hanya oleh orang yang berkepentingan yang disebut dalam undang undang,4.Laporan tidak dapat dicabut kembali, sedangkan Pengaduan dapat dicabut kembali.

Catatan :Delik Aduan Relatif ada pada delik harta kekayaan yang terjadi di lingkungan keluarga seperti pencurian dalam keluarga (Pasal 367 KUHP), pemerasan dan pengancaman barang dalam keluarga (Pasal 370 KUHP), penggelapan dalam keluarga (Pasal 376 KUHP), penipuan dalam keluarga (Pasal 394 KUHP), perusakan barang dalam keluarga (Pasal 411 KUHP). Sedangkan delik aduan absolute diantaranya perzinahan (Pasal 284 KUHP), penghinaan (Pasal 313 KUHP), perbuatan cabul dengan dibawah umur (Pasal 293 KUHP), dan lain lain.

Page 17: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 17

Timbul pertanyaan :Siapa yang berhak melaporkan atau mengadukan itu ? Yang berhak adalah setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana. Sedangkan pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya mengetahui tentang terjadinya tindak pidana, wajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik.

Apakah ada sanksinya bagi orang yang tidak mau melaporkan atau mengadukan hal itu ? Terhadap orang biasa tidak ada sanksinya, sebab undang undang sendiri menentukan bahwa hal itu adalah hak (bukan kewajiban) dan nampaknya hak untuk melaporkan atau mengadukan itu merupakan suatu keharusan moral saja dari setiap warganegara terhadap negara dalam rangka membina ketertiban dan keamanan umum.Namun ada pengecualian dalam beberapa hal ialah kalau ada permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana terhadap ketentraman dan keamanan umum atau terhadap jiwa atau terhadap hak milik, setiap orang wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik. Dan apabila hal ini dilalaikan maka dapat dipersalahkan melanggar Pasal 164, atau Pasal 165 KUHP.

Page 18: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 18

LAPORAN atau PENGADUANDapat diajukan secara lisan atau tertulis, apabila diajukan secara tertulis, maka harus ditanda tangani oleh pelapor atau pengadu, sedangkan diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyidik dan ditanda tangani bersama pelapor atau pengadu dan penyidik. Setelah menerima laporan atau pengaduan, penyelidik atau penyidik harus memberikan tanda penerimaannya kepada yang bersangkutan (Pasal 108 KUHAP).

Setelah menerima laporan tersebut, penyidik harus segera datang ke tempat kejadian perkara dan dapat melarang setiap orang untuk meninggalkan tempat itu selama pemeriksaan di situ belum selesai. Dan apabila ada orang yang melanggar larangan tersebut dapat dipaksa tinggal ditempat itu sampai pemeriksaannya selesai. Tindakan selanjutnya ialah harus melakukan usaha usaha mendapatkan keterangan lebih lanjut untuk membuat terang perkara tersebut.Kemudian penyidik melakukan pemeriksaan dan memanggil tersangka dan saksi yang dianggap perlu dengan surat panggilan yang sah dengan tenggang waktu yang wajar antara diterima panggilan dan hari seorang itu diharuskan memenuhi panggilan tersebut.

Page 19: 7 pemeriksaan penyelidikanpenyidikan

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 19

Orang yang dipanggil, wajib datang kepada penyidik dan jika ia tidak datang, penyidik memanggil sekali lagi dengan perintah kepada petugas untuk membawa secara paksa (Pasal 112 KUHAP). Di samping itu terhadap orang yang tidak mau memenuhi panggilan penyidik ini dapat dituntut di muka pengadilan berdasarkan Pasal 216 KUHP.Apabila seorang tersangka atau saksi yang tidak dapat memenuhi panggilan mempunyai alasan yang patut dan wajar bahwa ia tidak dapat datang kepada penyidik, maka penyidik itu datang ke rumahnya (Pasal 113 KUHAP).Dalam hal penyidik telah mulai melakukan penyidikan suatu peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum (dikenal dengan SPDP). Pemberitahuan ini bersifat imperatif. Demikian pula penyidik PPNS tertentu apabila melakukan penyidikan wajib melaporkan hal itu kepada penyidik POLRI. Hal ini diperlukan dalam rangka koordinasi dan pengawasan (Pasal 107 dan 109 KUHAP).Dalam rangka mencari kebenaran yang selengkap-lengkapnya kalau dipandang perlu penyidik dapat menggunakan alat alat pemaksa (dwangmiddelen) seperti penangkapan, penahanan, penggeledahan badan, pemasukan rumah, penyitaan dan pemeriksaan surat.