7. LAPORAN

146
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di penghujung abad lalu, Indonesia mengalami perubahan besar yaitu proses reformasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik. Tidak begitu lama kemudian, tepatnya pada tahun 2000, para pimpinan dunia bertemu di New York dan menandatangani “Deklarasi Milennium” yang berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen tersebut, diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah semata-mata tugas

Transcript of 7. LAPORAN

Page 1: 7. LAPORAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di penghujung abad lalu, Indonesia mengalami perubahan besar yaitu

proses reformasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik. Tidak begitu

lama kemudian, tepatnya pada tahun 2000, para pimpinan dunia bertemu di New

York dan menandatangani “Deklarasi Milennium” yang berisi komitmen untuk

mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan.

Komitmen tersebut, diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang

dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs).

Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa

Indonesia. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah semata-mata tugas

pemerintah tetapi merupakan tugas seluruh komponen bangsa. Sehingga

pencapaian tujuan dan target MDGs harus menjadi pembahasan seluruh

masyarakat. Untuk beberapa tujuan, diantaranya kemiskinan, pendidikan,

kesehatan dan perlindungan terhadap lingkungan, Indonesia bersama negara-

negara lainnya, menetapkan target-target yang ambisius namun sangat mungkin

untuk dicapai. Kebanyakan dari target tersebut mesti dicapai pada 2015. Oleh

karena itu, Tahun 2012 menjadi penting, karena tahun ini adalah pertengahan dari

target 2015 khususnya pembangunan di bidang kesehatan.

Page 2: 7. LAPORAN

2

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan

nasional yang diselenggarakan pada semua bidang kehidupan. Pembangunan

kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Dengan demikian, pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya

utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya

mendukung percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional.

Kesehatan merupakan nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang

dianugerahkan kepada setiap insan di muka bumi ini. Bahkan, kesehatan menjadi

salah satu pilar terlaksananya pembangunan nasional di suatu negara. Akan tetapi,

bukanlah hal yang mudah untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Pada

dasarnya, kesehatan masyarakat merupakan interaksi antara faktor-faktor

lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (H.L.Blum). Oleh karena

itu, diperlukan koordinasi yang baik antara semua komponen dalam suatu negara,

baik itu pemerintah, swasta, tenaga medis dan masyarakat itu sendiri.

Upaya pendekatan masyarakat yang komprehensif merupakan suatu jalan

untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, melalui pembinaan perilaku

hidup sehat, kesehatan lingkungan, dan meningkatkan sarana pelayanan kesehatan

yang efektif dan efisien tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif tetapi

lebih ke arah peningkatan upaya promotif dan preventif.

Page 3: 7. LAPORAN

3

Sanitasi merupakan sistem pengolahan limbah domestik dan penyediaan air

bersih, sebagai modal dasar pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat.

Berbagai kegiatan dan jargon pelaksanaan terhadap gerakan mulai berkibar di

tataran nasional maupun lokal, yang diharapkan tidak hanya sebagai dasar

kebijakan sesaat tanpa tindakan yang berkelanjutan.

Pencapaian keberhasilan pemenuhan dasar sanitasi ini bukan hanya tugas

pemerintah, tetapi merupakan tugas seluruh individu sebagai khalayak sasaran.

Pokok utama pencapaian keberhasilan pada dasarnya adalah adanya kesadaran

masyarakat dan pola perilaku positif akan pentingnya sanitasi sebagai penyokong

kehidupan yang sehat. Pembangkitan semangat ini dapat dilakukan melalui

pendidikan, jadi peran sekolah sangat penting dalam menyukseskan tercapainya

tujuan gerakan ini. Peran sekolah sebagai pusat pembentukan pola perilaku adalah

fungsi sekolah yang sangat dominan dalam merekayasa budaya positif

masyarakat.

Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan Berbasis Sekolah (PKSLBS) ini

merupakan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan peran serta

masyarakat dan sekolah dalam memelihara mutu kesehatan dan lingkungan

sekitar. Pada kegiatan ini diharapkan tertanamnya rasa memelihara dan menjaga

kesinambungan tersedianya air bersih dan sistem sanitasi yang baik didasarkan

pada hubungan yang sinergis antara masyarakat sekitar dengan sekolah.

Page 4: 7. LAPORAN

4

Selain itu didasarkan adanya potensi fisik sekolah yang dapat menopang

kebutuhan masyarakat akan sumber air bersih dan sistem sanitasi yang baik, juga

adanya kemampuan sekolah sebagai agen peningkatan kesadaran akan lingkungan

yang sehat bagi siswa dan masyarakat sekitar. Program kegiatan berbasis sekolah

ini diharapkan menjadikan sekolah sebagai sentral perbaikan mutu lingkungan.

B. Tujuan dan Sasaran KKN-PK

1. Tujuan KKN-PK

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN PK) adalah

bentuk penerapan materi kuliah yang bertujuan untuk :

a. Memberikan pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan

pengalaman kerja nyata lapangan.

b. Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah

luasnya wawasan mahasiswa.

c. Memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi

kekuatan sendiri.

d. Mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat

Page 5: 7. LAPORAN

5

2. Sasaran KKN-PK

Adapun sasaran dari KKN-PK sebagai berikut :

a. Mahasiswa :

1) Memperdalam pengertian mahasiswa tentang cara berpikir dan bekerja

secara interdisipliner, sehingga dapat menghayati adanya

ketergantungan kaitan dan kerjasama antar sektor.

2) Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang

pemanfaatan ilmu, teknologi dan seni yang dipelajarinya bagi

pelaksanaan pembangunan.

3) Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap

kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan

pembangunan.

4) Melaksanakan program pengembangan dan pembangunan bersama

masyarakat yang bertumpu pada kultur kerja setempat.

5) Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya nalar dalam

melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara

pragmatis ilmiah.

6) Melatih mahasiswa sebagai dinamisator dan problem solver.

7) Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan,

merumuskan, dan memecahkan masalah secara langsung, akan

menumbuhkan sifat profesionalisme dan kepedulian sosial dalam diri

Page 6: 7. LAPORAN

6

mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian, tanggung jawab, maupun

rasa kesejawatan.

b. Masyarakat dan Pemerintah Daerah/Institusi

1) Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran serta IPTEK dalam

merencanakan dan melaksanakan pembangunan.

2) Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan,

merumuskan, dan melaksanakan pembangunan.

3) Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan

swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam

pembangunan.

4) Terbantuknya kader-kader penerus pambangunan dalam masyarakat

sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan.

5) Memperoleh manfaat dan bantuan tenaga mahasiswa dalam

melaksanakan program dan proyek pembangunan yang berada

dibawah tanggung jawabnya.

c. Perguruan Tinggi

1) Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintergrasian mahasiswa

dengan proses pembangunan ditengah masyarakat, sehingga

kurikulum, materi perkuliahan, dan pengembangan ilmu yang ada di

perguruan tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata

pembangunan .

Page 7: 7. LAPORAN

7

2) Dapat menelaah dan merumuskan keadaan/kondisi nyata masyarakat

yang berguna bagi pembangunan IPTEK, serta dapat mendiagnosa

secara tepat kebutuhan masyarakat, sehingga IPTEK yang diamalkan

dapat sesuai dengan tuntutan nyata.

3) Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama dengan

instansi serta departemen lain melalui rintisan kerjasama dari

mahasiswa yang melaksanakan KKN.

C. Visi dan Misi KKN-PK

1. Visi KKN-PK

Pusat Pengembangan Kompetensi Profesi Kesehatan (P2KPK)

2. Misi KKN-PK

Memfasilitasi mahasiswa KKN-PK untuk memiliki kompetensi melalui

komunikasi yang efektif, kemampuan manajerial, memahami sosial kultural,

memiliki sifat profesionalisme dan partnertship.

D. Program Pengembangan Sekolah Sehat

1. Pengertian

Sanitasi merupakan sistem pengolahan limbah domestik dan penyediaan air

bersih, sebagai modal dasar pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

masyarakat. Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan Berbasis Sekolah

(PKSLBS) ini merupakan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan

peran serta masyarakat dan sekolah dalam memelihara mutu kesehatan dan

lingkungan sekitar.

Page 8: 7. LAPORAN

8

2. Tujuan

Meningkatkan peran serta masyarakat dan sekolah dalam memelihara mutu

kesehatan dan lingkungan sekitar, tertanamnya rasa memelihara dan menjaga

kesinambungan tersedianya air bersih dan sistem sanitasi yang baik

didasarkan pada hubungan yang sinergis antara masyarakat sekitar dengan

sekolah, dan diharapkan sekolah sebagai sentral perbaikan mutu lingkungan.

3. Sasaran

Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan sekolah

sehat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Semua siswa dan pihak sekolah serta masyarakat pada umumnya, yang

diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat. Serta peduli dan tanggap

terhadap kesehatan lingkungan diri dan sekolahnya masing-masing,

sertapermasalahan kesehatan di wilayah desanya.

b. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku

individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif baik

perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh

agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader, serta petugas kesehatan.

c. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan

perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain seperti Kepala

Desa, Kepala Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur dan

pemangku kepentingan lainya.

Page 9: 7. LAPORAN

9

4. Cakupan Sanitasi

a. Cara pembuangan ekskreta, air buangan dan sampah

b. Penyediaan air bersih

c. Perumahan

d. Makanan

e. Individu dan masyarakat agar berperilaku sehat (personal hygiene)

f. Arthropoda, Mollusca, binatang pengerat serta pejamu lainnya.

Page 10: 7. LAPORAN

10

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografi

Kelurahan Empoang Utara merupakan salah satu kelurahan yang berada

dalam wilayah Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.

Gambar 1.Peta Kelurahan Empoang Utara Kabupaten Jeneponto

Sumber: Kelurahan Empoang Utara, 2012

Secara umum Kelurahan Empoang Utara dapat digambarkan sebagai

berikut:

1. Letak Geografis

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kayu Loe Timur

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Agang Je’ne Empoang Kota

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Empoang

Page 11: 7. LAPORAN

11

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sapanang

Kelurahan Empoang Utara memiliki enam lingkungan, yaitu:

a. Lingkungan Parappa1

b. Lingkungan Parappa 2

c. Lingkungan Mangambang

d. Lingkungan Pattalassang

e. Lingkungan Kalakkara

f. Lingkungan Karambua

2. Orbitasi, Waktu Tempuh dan Letak Desa dengan Wilayah Sekitarnya

Kelurahan Empoang Utara berjarak 4,2 km dari ibukota Kecamatan

Binamu, dengan waktu tempuh ± 20 menit, jarak ke ibukota Kabupaten

Jeneponto 4 km dengan waktu tempuh ± 15 menit, dan jarak ke ibukota

Propinsi Sulawesi Selatan sejauh 106 km, dengan waktu tempuh ± 3 jam.

3. Luas Daerah

Luas Kelurahan Empoang Utara 10,09 km2 dengan rincian luas masing-

masing lingkungan sebagai berikut:

a. Lingkungan Parappa1

b. Lingkungan Parappa 2

c. Lingkungan Mangambang

d. Lingkungan Pattalassang

e. Lingkungan Kalakkara

f. Lingkungan Karambua

Page 12: 7. LAPORAN

12

4. Keadaan Alam

Dari segi geografis Kelurahan Empoang Utara kondisi alamnya sebagian

besar terdiri dari pegunungan, ladang, dan juga terdapat daerah persawahan.

Di desa ini terdapat mata air yang berperan sebagai sumber air bersih yakni

mata air PDAM Binamu dan sumur gali yang digunakan oleh masyarakat

kelurahan untuk sumber air minum, keperluan rumah tanngga dan juga

mengairi persawahan, sehingga sebagian besar masyarakat menjadikan

pertanian sebagai mata pencaharian yang utama. Selain itu karena banyaknya

lahan-lahan kosong yang ditumbuhi rerumputan sehingga masyarakat

memanfaatkannya untuk peternakan.

B. Keadaan Demografi

Dari data sekunder yang diperoleh saat pendataan menunjukkan bahwa

masyarakat Kelurahan Empoang Utara memiliki 1120 Kepala Keluarga (KK)

terdiri dari 2156 jiwa penduduk laki-laki dan 2892 jiwa penduduk perempuan

dengan rincian sebagagai berikut:

Page 13: 7. LAPORAN

13

Tabel 1Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kelurahan

Empoang Utara Kecamatan Binamu Kabupaten JenepontoTahun 2011

No. Lingkungan Jarak KKJenis Kelamin

nL P

1 Parappa 1 2,0 km 224 663 787 1450

2 Parappa 2 4,5 km 187 363 645 1008

3 Karambua 2,5 km 149 237 320 557

4 Pattallassang 3,0 km 195 353 491 844

5 Mangambang 3,5 km 177 251 372 623

6 Kalakkara 1.5 km 178 179 277 456

Jumlah 1120 2156 2892 5048

Sumber: Kelurahan Empoang Utara, 2011

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa Kelurahan Empoang Utara memiliki 1120

Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di enam lingkungan dengan lingkungan

yang memiliki jumlah KK yang banyak terdapat di Lingkunga Parappa I sebesar

224 KK yang terdiri dari laki-laki sebesar 663 jiwa dan perempuan sebesar 787

jiwa. Sedangkan Lingkungan Kalakkara memiliki jumlah KK yang sedikit sebesar

178 KK yang terdiri dari laki-laki sebesar 179 jiwa dan perempuan sebesar 277

jiwa.

C. Keadaan Sosial Ekonomi/Budaya

1. Keadaan Sosial Ekonomi

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kelurahan Empoang Utara

adalah bertani, buruh, pedagang, dan pegawai swasta atau pegawai negeri.

Keadaan sosial ekonomi yang cukup hal ini dikarenakan jalur transportasi

Page 14: 7. LAPORAN

14

yang terbatas menuju Kelurahan Empoang Utara. Selain itu tingkat

perekonomian masyarakat Kelurahan Empoang Utara ikut dipengaruhi juga

oleh bidang pertanian.

2. Keadaan Sosial Budaya

Keadaan sosial ekonomi/budaya Kelurahan Empoang Utara secara umum

dapat ditinjau dari tingkat pendidikan dan mata pencaharian.

a. Tingkat Pendidikan Penduduk

Tabel 2Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. JenepontoTahun 2011

Tingkat Pendidikan n %

Tidak pernah sekolah 1492 28,85

SD/MI 1320 25,52

SMP/MTs 1457 28,17

SMA/MA 844 16,32

Perguruan Tinggi 59 1,14

Total 5172 100

Sumber: Kelurahan Empoang Utara, 2011

Tabel 2 di atas menunjukkan tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan

Empoang Utara masih sangat rendah dimana 28,85% masyarakatnya tidak

pernah sekolah, 28,17% yang tamat SMP/MTs, 25,52% yang tamat SD/MI,

16,32% yang tamat SMA/MA dan hanya 1,14% yang mencapai perguruan

tinggi.

Page 15: 7. LAPORAN

15

b. Tingkat Mata Pencaharian Penduduk

Tabel 3Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Mata Pencaharian

Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. JenepontoTahun 2011

Tingkat Mata Pencaharian n %

Petani 1120 77,56

Pedagang/Pengusaha 115 7,97

Wiraswasta 146 10,11

PNS/Pegawai 37 2,56

TNI/Polri 26 1,80

Total 1444 100

Sumber: Kelurahan Empoang Utara, 2011

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Empoang

Utara bermata pencaharian sebagai petani sebesar 77,56%, masyarakat

yang berprofesi wiraswasta sebesar 10,11%, pedagang/pengusaha sebesar

7,97%, yang berprofesi sebagai PNS/Pegawai sebesar 2,56%, dan

TNI/Polri sebesar 1,80%.

D. Status Kesehatan

Status Kelurahan Empoang Utara sudah mengalami kemajuan, hal ini dapat

ditunjukkan dari adanya pengetahuan masyarakat untuk berobat ke puskesmas

atau bidan desa jika mengidap atau terserang penyakit dari pada berobat ke

dukun. Pelayanan kesehatan yang baik dan adanya program Jamkesmas (Jaminan

Kesehatan Masyarakat) bagi masyarakat yang tidak mampu merupakan salah satu

faktor pendukung hal peningkatan derajat kesehatan masyarakat, jarak rumah

Page 16: 7. LAPORAN

16

dengan layanan kesehatan yang terbilang relatif dekat dengan beberapa dusun di

Kelurahan Empoang Utara, hanya saja terdapat satu pemukiman masyarakat yang

sangat sulit dijangkau oleh sarana transportasi sehingga derajat kesehatan

masyarakat di daerah tersebut masih rendah. Adapun layanan kesehatan yang

terdapat di Kelurahan Empoang Utara adalah 1 Buah Pos Pelayanan Kesehatan

Desa (POLINDES), 1 Buah Puskesmas Pembantu dan 5 buah Posyandu.

Page 17: 7. LAPORAN

17

Tabel 4Distribusi Tenaga Kesehatan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan di

Puskesmas Bontosunggu Kota Kec. Binamu Kab. JenepontoTahun 2012

Tenaga Kesehatan N (orang)

Dokter Umum 1

Dokter Gigi 1

Kesehatan Masyarakat 4

S1 Ners 1

S. Kep 1

D3 Bidan 5

D1 Bidan 1

D4 Bidan 1

D3 Perawat 5

SPK 2

D3 Farmasi 1

D1 Farmasi 1

D3 Gigi 2

D1 Gigi 1

Pekarya 1

D1 Gizi 1

Laboran 1

J u m l a h 30

Sumber: Puskesmas Bontosunggu Kota, 2012

Berdasarkan tabel 4 di atas didapatkan bahwa persebaran tenaga kesehatan di

Puskesmas Bontosunggu Kota kurang memadai karena hanya memiliki satu

dokter umum dengan membawahi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Empoang,

Kelurahan Empoang Utara, dan Kelurahan Sidenre.

Page 18: 7. LAPORAN

18

Sementara itu, ditinjau dari aspek epidemiologi, pola penyakit yang diderita

oleh masyarakat Kelurahan Empoang Utara cukup bervariasi, hal ini dapat dilihat

dari tabel dibawah ini:

Tabel 5Rekapitulasi 10 Penyakit di Puskesmas Bontosunggu Kota

Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. JenepontoTahun 2011

PenyakitJumlah Kasus

n %

Batuk 2076 17,45

Influenza 1703 14,31

D. Alergi 1434 12,05

Febris 1182 9,93

Rematik 1160 9,75

Cedalgia 1044 8,77

Diare 933 7,84

ISPA 860 7,23

Gastritis 825 6,93

Hipertensi 683 5,74

Jumlah

11.90

0 100

Sumber: Puskesmas Bontosunggu Kota, 2011

Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa kejadian penyakit yang paling sering

diderita oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bontosunggu Kota adalah

batuk sebesar 17,45%. Sedangkan kejadian penyakit yang jarang diderita

masyarakat adalah hipertensi sebesar 5,74%.

Page 19: 7. LAPORAN

19

BAB III

HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

KKN profesi kesehatan yang dilaksanakan selama delapan pekan yang dimulai

pada tanggal 18 Juni-14 Agustus di Kelurahan Empoang Utara Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto, memiliki program-program kerja yang berbasis kesehatan guna

memecahkan masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di tengah-tengah

masyarakat berdasarkan observasi lapangan dan kajian hasil pendataan sekunder.

A. Persiapan Observasi

Persiapan observasi dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke berbagai

instansi terkait seperti Kantor Kelurahan Empoang Utara, puskesmas, dan Badan

Pencatatan Sipil (BPS). Kunjungan ke kantor lurah dan puskesmas dilaksanakan

pada tanggal dengan tujuan meminta data sekunder terkait data demografi dan

geografis Kelurahan Empoang Utara termasuk data sekunder berupa profil

kelurahan untuk mengetahui gambaran umum kondisi Kelurahan Empoang Utara.

Sedangkan di Puskesmas Bontosunggu Kota kami meminta data 10 Penyakit

terbesar serta profil kesehatan penduduk di Kelurahan Empoang Utara dengan

mewawancarai petugas puskesmas. Selain itu kami juga melakukan pertemuan

dengan pihak posyandu yaitu dengan bidan dengan tujuan untuk melihat kondisi

balita dan bayi di Kelurahan Empoang Utara. Semua data tersebut merupakan

Page 20: 7. LAPORAN

20

gambaran kami dalam rangka melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan

data terkait dengan Kelurahan Empoang Utara.

B. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilaksanakan selama seminggu yaitu mulai tanggal 18-

24 Juni 2012 pada tujuh lingkungan di Kelurahan Empoang Utara. Kegiatan ini

bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di

tengah-tengah masyarakat juga untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan

berdasarkan kuesioner yang ada.

Observasi lapangan dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari

kantor kelurahan, puskesmas, pustu, sekolah, dan lain-lain. Dari hasil observasi

lapangan, ditemukan beberapa masalah kesehatan, antara lain masih rendahnya

kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat; misalnya masalah

sampah, pemanfaatan SPAL dan kepemilikan Jamban Keluarga (Jaga).

Berkaitan dengan penggunaan tempat sampah bahwa kebanyakan warga

tidak memiliki tempat sampah. Untuk Kelurahan Empoang Utara sendiri

kebanyakan bentuk rumah penduduk adalah rumah panggung yang berdekatan

dengan sungai dan sawah sehingga kecenderungan membuang sampah di sungai

dan di belakang rumah sangatlah besar. Untuk kepemilikan SPAL (Sistem

Pembuangan Air Limbah) juga kesadaran masyarakat masih kurang. Demikian

juga masalah jamban, masih terdapat beberapa warga yang belum memiliki

jamban, hal ini disebabkan adanya kendala ekonomi dan kurangnya kesadaran

Page 21: 7. LAPORAN

21

masyarakat tentang pentingnya jamban keluarga, sehingga ada warga di dusun

tertentu yang memanfaatkan sawah sebagai tempat buang air besar.

Pada kegiatan perbaikan gizi keluarga, khusus untuk pemanfaatan

pekarangan rumah, masih banyak warga yang kurang memanfaatkan

pekarangannya untuk menanam tanaman obat keluarga (Toga). Sebagian

pekarangan rumah dimanfaatkan untuk menanam bunga, buah atau memelihara

ternak.

C. Program Kerja

Berdasarkan observasi lapangan tersebut, maka ditemukan berbagai masalah

kesehatan yang menjadi acuan dalam penentuan program kerja. Bertujuan untuk

memberdayakan masyarakat serta meningkatkan indikator sekolah-sekolah di

Kelurahan Empoang Utara menjadi sekolah sehat.

Program kerja tersebut selanjutnya diseminarkan di hadapan masyarakat

pada tanggal 26 Juni 2012 yang dihadiri kurang lebih 23 orang, untuk

mendapatkan dukungan serta membangun komitmen dalam rangka mensukseskan

program kerja tersebut.

Adapun program kerjanya, antara lain :

1. Intervensi Non Fisik

a. Penyuluhan Sanitasi Lingkungan

1) Latar Belakang

Salah satu hal yang mendukung untuk terciptanya masyarakat,

khususnya pelajar yang sehat adalah adanya pengetahuan masyarakat,

Page 22: 7. LAPORAN

22

khususnya pelajar akan sanitasi lingkungan dan mampu menerapkannya.

Sanitasi lingkungan yang dimaksud adalah semacam program yang

mencakup sistem penyediaan air bersih dan sehat, SPAL, air dan

kebersihan lingkungan.

Sanitasi lingkungan merupakan program yang dilakukan untuk

menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini selain untuk

penerapan pola hidup bersih dan sehat juga untuk memberdayakan

masyarakat, khususnya pelajar. Kegiatan ini ditujukan agar masyarakat,

khususnya pelajar mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh sebab itu, akan dilakukan suatu kegiatan penyuluhan tentang

sanitasi lingkungan agar pelajar dapat memiliki pengetahuan tentang

pentingnya sanitasi lingkungan dalam tercapainya hidup yang sehat.

2) Tujuan

a) Umum:

Mengukur tingkat pengetahuan siswa mengenai sanitasi lingkungan

b) Khusus:

Memberikan edukasi tentang lingkungan yang sehat dan melakukan

pemberian pengetahuan tentang sanitasi lingkungan.

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Fausiah

Perlengkapan : Lukman Hakim dan Aditya

Dokumentasi : Sri Rati

Page 23: 7. LAPORAN

23

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Ismi Irfiyanti,

Rachmadani Hamid, Firdasari

Bustamin, Indah Mustika Sari,

Amelia Virshany Latif dan Wiyasih

W Eka P.

4) Sasaran

Seluruh siswa SD di Kelurahan Empoang Utara

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Selasa-Rabu/10-11 Juli 2012

Pukul : 08.00-Selesai

Tempat : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Kamis-Jumat/12-13 Juli 2012

Pukul : 08.00-Selesai

Tempat : SDN No. 86 Parappa

6) Sumber Dana

Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner

seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa.

7) Susunan Acara:

08.00-08.30 Pembagian Pre-Test

08.30-09.00 Penyuluhan Sanitasi Lingkungan

09.00-09.30 Pembagian Post-Test

Page 24: 7. LAPORAN

24

b. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

1) Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting

untuk dijaga dan harus diperhatikan. Kesehatan gigi dan mulut memiliki

peranan penting dalam melakukan proses kehidupan seorang manusia

yaitu proses pengunyahan (mastikasi), pengucapan (fonetik), dan estetik

(penampilan). Seseorang perlu menjaga kesehatan gigi dan mulutnya

mengingat begitu banyak penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri

rongga mulut, karena mulut merupakan pintu masuknya bakteri dan

kerusakan gigi dapat memicu terjadinya infeksi yang juga dapat

berdampak terhadap terjadinya penyakit sistemik.

Berdasarkan hasil obeservasi dan data kesehatan gigi dan mulut

yang diperoleh dari Puskesmas Bontosunggu Kota, hampir sebagian

masyarakat tidak memiliki perhatian dan kepedulian akan pentingnya

kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dibuktikan dengan tingginya persentasi

pencabutan gigi yang dilakukan oleh Puskesmas Bontosunggu Kota dan

tingginya persentasi terjadinya penyakit pulpa gigi. Hal ini dapat

disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya kurangnya pengetahuan dan

kepedulian masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut, adanya

kebiasaan-kebiasaan buruk (bad habbit), sikap dan tingkah laku

Page 25: 7. LAPORAN

25

masyarakat, tingkat pendidikan, dan juga dipengaruhi oleh keadaan sosial

ekonomi masyarakat tersebut.

Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dan

harus disosialisasikan sejak dini, dimulai dari usia dini yaitu anak-anak

(siswa SD) diberikan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan

menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga akan terbentuk individu yang

lebih memperhatikan dan mempedulikan kesehatan gigi dan mulutnya

sehingga akan terbentuk individu yang mampu melaksanakan hidup sehat

dan mempunyai kepedulian terhadap permasalahan kesehatan gigi dan

mulut.

2) Tujuan

a) Umum:

Memberikan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan gigi dan

mulut pada siswa-siswa sekolah dasar.

b) Khusus:

a. Mengetahui bagian-bagian gigi dan mulut

b. Mengetahui cara menyikat gigi yang baik dan benar

c. Mengetahui cara pencegahan penyakit gigi

d. Mengetahui cara perawatan gigi dan rongga mulut

e. Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan dari

kerusakan gigi dan mulut

Page 26: 7. LAPORAN

26

f. Untuk menurunkan gangguan kesehatan gigi dan mulut di

lingkungan sekolah dasar.

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Firdasari Bustamin

Perlengkapan : Lukman Hakim dan Aditya

Dokumentasi : Sri Rati dan Nur Ilma Hidayat

Anggota : Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid,

Fausiah, Indah Mustika Sari, Amelia

Virshany Latif dan Wiyasih W Eka P.

4) Sasaran

Seluruh siswa SD di Kelurahan Empoang Utara

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Selasa-Rabu/10-11 Juli 2012

Pukul : 09.00-Selesai

Tempat : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Kamis-Jumat/12-13 Juli 2012

Pukul : 09.00-Selesai

Tempat : SDN No. 86 Parappa

6) Sumber Dana

Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner

seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa.

Page 27: 7. LAPORAN

27

7) Susunan Acara:

09.00-09.30 Pembagian Pre-Test

09.30-10.00 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

10.00-10.30 Pembagian Post-Test

10.30-11.30 Praktik menggosok gigi yang baik dan benar

c. Penyuluhan Cuci Tangan yang Asebsis

1) Latar Belakang

Berbagai penyakit yang berasal dari kuman penyakit seperti

muntaber, cacingan dan beberapa penyakit lainnya masih merupakan

penyakit yang banyak ditemui pada anak-anak khususnya pada anak usia

sekolah dasar. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan mengingat anak

sekolah terutama sekolah dasar merupakan calon penerus cita-cita

bangsa.

Pembuatan cuci tangan massal ini dilaksanakan sebagai salah satu

bentuk pencegahan masuknya kuman penyakit dalam tubuh anak-anak

tersebut. Sehingga angka pasien dengan penyakit seperti yang disebutkan

di atas dapat diturunkan.

2) Tujuan

a) Umum:

Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sekolah

dasar tentang cara mencuci tangan yang asebsis.

b) Khusus:

Page 28: 7. LAPORAN

28

Mengajarkan kepada siswa SD tentang cara mencuci tangan bersih

yang baik dan benar dengan mempraktikkannya secara langsung.

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Amelia Virshany Latif

Perlengkapan : Lukman Hakim dan Aditya

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Ismi Irfiyanti,

Rachmadani Hamid, Firdasari

Bustamin, Indah Mustika Sari,

Fausiah dan Wiyasih W Eka P.

4) Sasaran

Seluruh siswa SD di Kelurahan Empoang Utara

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Selasa-Rabu/10-11 Juli 2012

Pukul : 08.00-Selesai

Tempat : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Kamis-Jumat/12-13 Juli 2012

Pukul : 08.00-Selesai

Tempat : SDN No. 86 Parappa

6) Sumber Dana

Page 29: 7. LAPORAN

29

Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner

seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa.

7) Susunan Acara:

08.00-08.30 Pembagian Pre-Test

08.30-09.00 Penyuluhan cuci tangan

09.00-09.30 Pembagian Post-Test

09.30-11.00 Praktik cara mencuci tangan yang asebsis

d. Penyuluhan Pemberdayaan Posyandu

1) Latar Belakang

Satu diantara kedelapan target/sasaran Pembangunan Milenium atau

Millenium Development Goals (MDGs) yang sedang diupayakan untuk

dicapai Indonesia adalah MDG ke-4 yaitu menurunkan kematian anak-

anak dibawah usia lima tahun. Dilaporkan oleh World Health

Organization (WHO) pada tahun 2004 angka kematian bayi di Indonesia

mencapai 39 per 1000 kelahiran hidup. Data World Factbook tahun

2008, angka kematian bayi Indonesia sebesar 31,04 menempati urutan ke

77 dari 222 negara di dunia.

Puskesmas adalah salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan

primer, terintegrasi antara segi kesehatan penyakit umum dan pencegahan

penyakit dalam rangka penanggulangan masalah-masalah kesehatan dan

Page 30: 7. LAPORAN

30

peningkatan status kesehatan masyarakat melalui PKM, posyandu,

maupun program KB. Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan

wahana kegiatan keterpaduan KB-kesehatan di tingkat masyarakat, yang

melakukan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, imunisasi dan

penanggulangan diare.

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa untuk

memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan

kesehatan terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga

pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan

status gizi anak balitanya.

Dalam kaitannya dengan pemantauan status gizi pada balita,

Posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit pemantau

tumbuh kembang anak, serta menyampaikan pesan kepada ibu sebagai

agen pembaharuan dan anggota keluarga yang memiliki bayi dan balita

dengan mengupayakan bagaimana memelihara anak secara baik, yang

mendukung tumbuh kembang anak sesuai potensinya.

Oleh karena itu, kami memprogramkan untuk melakukan

penyuluhan pemberdayaan posyandu di Kelurahan Empoang Utara.

2) Tujuan

a) Umum:

Meningkatkan pengetahuan mengenai pentingnya penggunaan

posyandu

Page 31: 7. LAPORAN

31

b) Khusus:

a. Menjelaskan tentang pentingnya posyandu.

b. Menjelaskan tentang pentingnya melakukan penimbangan Balita.

c. Menjelaskan tentang pentingnya KMS Balita.

d. Menjelaskan tentang pentingnya pemantau pertumbuhan Balita.

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Sri Rati

Perlengkapan : Lukman Hakim dan Aditya

Dokumentasi : Firdasari Bustamin

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Ismi Irfiyanti,

Rachmadani Hamid, Amelia Virshany

Latif, Indah Mustika Sari, Fausiah

dan Wiyasih W Eka P.

4) Sasaran

Ibu yang memiliki bayi dan balita di Kel. Empoang Utara Kec.

Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Senin/16 Juli 2012

Pukul : 10.00-selesai

Page 32: 7. LAPORAN

32

Tempat : Kantor Kelurahan Empoang Utara

6) Sumber Dana

Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner dan

konsumsi yang seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa.

7) Susunan Acara:

10.00-10.30 Pembagian Pre-Test

10.31-11.00 Penyuluhan cuci tangan

11.01-11.15 Pembagian Konsumsi Penyuluhan

11.16 -11.45 Pembagian Post-Test

2. Intervensi Fisik

a. Revitalisasi Jamban

1) Latar Belakang

Jamban adalah sarana untuk membuang tinja atau kotoran manusia.

Jamban merupakan salah satu dari sarana kesehatan lingkungan yang

penting untuk dimiliki oleh oleh suatu instansi dalam suatu

daerah/wilayah. Tersedianya jamban merupakan salah satu indikator

sekolah sehat dimana dengan adanya sarana tersebut perilaku hidup

bersih dan sehat akan dapat terlaksana karena, dengan pemilikan dari

jamban tersebut orang akan membuang tinjanya pada tempat yang

Page 33: 7. LAPORAN

33

seharusnya dan tidak pada sungai, kebun atau tempat lain yang tidak

memenuhi syarat.

2) Tujuan

a) Umum:

Untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat

hidup yang sehat

b) Khusus:

a) Kotoran tidak berserakan di sembarangan tempat sehingga tidak

akan mengotori sumber air

b) Lingkungan menjadi bersih, sehat dan bebas dari bau

c) Untuk memutuskan penularan penyakit seperti diare, kolera dan

disentri

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Nur Ilma Hidayat

Perlengkapan : Lukman Hakim dan Aditya

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Firdasari Bustamin, Ismi Irfiyanti,

Rachmadani Hamid, Amelia Virshany

Latif, Indah Mustika Sari, Fausiah dan

Wiyasih W Eka P.

Page 34: 7. LAPORAN

34

4) Sasaran

Siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Empoang Utara

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Rabu/11 Juli 2012

Pukul : 09.00-Selesai

Tempat : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Jumat/13 Juli 2012

Pukul : 09.00-Selesai

Tempat : SDN No. 86 Parappa

6) Sumber Dana

Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner seluruhnya

merupakan swadaya mahasiswa.

7) Susunan Acara:

09.00 - 10.30 Kerja Bakti Merevitalisasi Jamban Sekolah

b. Pelatihan Peningkatan Pengetahuan/Kemampuan Siswa tentang

Sanitasi Lingkungan dan Penyakit Berbasis Lingkungan

1) Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang paling penting untuk mendapatkan

perhatian yang besar karena dengan kesehatan yang dimiliki setiap

individu pastinya akan memberikan keuntungan tersendiri, berbeda

Page 35: 7. LAPORAN

35

dengan orang yang sakit tentu akan sebaliknya. Semua aktivitas yang kita

lakukan tidak akan berjalan dengan baik jika kita tidak menjadi individu

yang sehat, selain kesadaran Dan pengetahuan dari individu itu sendiri

yang ingin menjadi sehat diperlukan juga peran tenaga kesehatan dan

peserta didik baik guru maupun siswa dalam membantu masyarakat

memberikan edukasi tentang kesehatan dan membantu masyarakat dalam

masalah kesehatan.

Salah satu faktor pendukung dalam kesehatan yang paling penting

untuk kita perhatikan adalah masalah sanitasi lingkunagan untuk

mencegah penyakit yang dapat ditimbulkan akibat tercemarnya

lingkungan. Pemeliharaan dan kebersihan lingkungan merupakan salah

satu faktor utama untuk meningkatkan kesehatan. Karena lingkungan

merupakan tempat dari segala aktivitas, baik di dalam ruangan maupun

luar ruangan. Dan untuk mendukung lancarnya suatu kegiatan/aktivitas

sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu diantaranya adalah

lingkungan sekolah.

Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebaiknya kita

tanamkan sejak dini. Hal ini dilakukan untuk dapat membentuk pribadi

yang lebih peduli terhadap lingkungan. Memperkenalkan kepada siswa

tentang kesehatan lingkungan, kebersihan lingkungan dan penyakit

berbasis lingkungan akan sangat membantu untuk membentuk

pola perilaku siswa yang awalnya tidak peduli menjadi  peduli untuk

Page 36: 7. LAPORAN

36

menjaga dan memelihara lingkungan. Hingga mereka dewasa nanti

sampai mereka  menjadi kakek-nenek pun, jelas tetap akan peduli.

2) Tujuan

a) Umum:

Siswa memiliki pengetahuan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat

dengan menjaga sanitasi lingkungan

b) Khusus:

a) Siswa mengetahui tentang sanitasi lingkungan dan penyakit

berbasis lingkungan.

b) Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat

kesehatan anak didik dengan memperhatikan dan menjaga sanitasi

lingkungan.

c) Anak didik dapat berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesehatan

sekolah di rumah maupun di lingkungan masyarakat.

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Rachmadani Hamid

Perlengkapan : Lukman Hakim dan Aditya

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin,

Ismi Irfiyanti, Amelia Virshany Latif,

Page 37: 7. LAPORAN

37

Indah Mustika Sari, Fausiah dan

Wiyasih W Eka P.

4) Sasaran

Siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Empoang Utara

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Rabu/11 Juli 2012

Pukul : 09.00-Selesai

Tempat : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Jumat/13 Juli 2012

Pukul : 09.00-Selesai

Tempat : SDN No. 86 Parappa

6) Sumber Dana

Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner seluruhnya

merupakan swadaya mahasiswa.

7) Susunan Acara:

09.00-10.30 Mengidentifikasi jentik nyamuk

c. Pembuatan Papan Wicara tentang Kesehatan Lingkungan

1) Latar Belakang

Lingkungan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam

kesehatan masyarakat. Salah satu cara menentukan derajat kesehatan

masyarakat adalah dengan memperhatikan keadaan lingkungan.

Lingkungan yang bersih akan membuat masyarakat yang menempatinya

Page 38: 7. LAPORAN

38

bersih dan sehat pula. Sebaliknya, lingkungan yang kotor dan tidak

terawat akan menjadi media berbagai penyakit yang akan mengganggu

kesehatan masyarakat sekaligus aktivitas dalam masyarakat itu sendiri.

Pembuatan papan wicara mengenai kesehatan lingkungan

merupakan suatu usaha penyuluhan untuk meningkatkan kesadaraan

masyarakat bahwa kesehatan lingkungan sangat penting bagi kesehatan

mereka. Menurut hasil observasi lapangan di Kelurahan Empoang Utara,

Kecamatan Binamu, lingkungan masih berisiko untuk menjadi media

berbagai penyakit sehingga hal ini yang membuat kami mahasiswa KKN

Profesi Kesehatan (KKN-PK) melakukan kegiatan ini.

2) Tujuan

a) Umum:

Dengan diadakannya pembuatan papan wicara tentang kesehatan

lingkungan ini, diharapkan warga Kelurahan Empoang Utara dapat

meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan lingkungan.

b) Khusus:

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga

kebersihan lingkungan guna terciptanya lingkungan yang sehat.

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Aditya Tarupay

Perlengkapan : Lukman Hakim

Dokumentasi : Sri Rati

Page 39: 7. LAPORAN

39

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin,

Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid,

Amelia Virshany Latif, Indah Mustika

Sari, Fausiah dan Wiyasih W Eka P.

4) Sasaran

Target sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat dan sekolah yang

berada dalam lingkup Kelurahan Empoang Utara.

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tgl : Kamis, 5-9 Juli 2012

Pukul : 09.00 WITA- selesai

Tempat : Kelurahan Empoang Utara, Kecamatan Binamu

6) Sumber Dana

Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan papan dan cat

seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa.

7) Susunan Acara:

09.00- 10.30 Pemasangan Papan Wicara

d. Peningkatan Pemberdayaan Guru Menuju Sekolah Sehat

1) Latar Belakang

Sekarang ini banyak sekolah yang mengaku sekolah sehat, namun

belum tentu sekolah tersebut memenuhi kriteria sekolah sehat. Sekolah

sehat adalah sekolah yang berhasil membantu siswa untuk berprestasi

secara maksimal dengan mengedepankan aspek kesehatan. Definisi lain

Page 40: 7. LAPORAN

40

dari sekolah sehat adalah sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang,

peserta didiknya sehat dan bugar serta senantiasa berperilaku hidup

bersih dan sehat. Sekolah sehat selalu membangun kesehatan siswa baik

jasmani maupun rohani, melalui pemahaman, kemampuan dan tingkah

laku, sehingga siswa bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk

kesehatan mereka secara mandiri. Sekolah sehat menyadari sangat

pentingnya kesehatan siswa dalam membantu mereka mencapai prestasi

maksimal dan untuk meningkatkan standar kehidupan mereka.

Pada dasarnya sekolah sehat adalah sekolah yang menyadari

pentingnya pembangunan kesehatan di bidang promotif dan preventif,

bukan hanya di bidang kuratif. Sekolah sehat mengedepankan

pencegahan dan promosi kesehatan sehingga lebih utama mencegah sakit

daripada menunggu sakit. Sehat itu sendiri mencakup 4 aspek yaitu sehat

secara fisik, psikis, sosial, dan spiritual.

Untuk itu, disusun kriteria utama dari sekolah sehat, yaitu adanya :

1. Program pendidikan dan pelayanan kesehatan (health education and

treatment),

2. Makanan sehat (healthy eating),

3. Pendidikan olahraga (physical activity),

4. Pendidikan mental (emotional health and well being) serta

5. Program lingkungan sekolah sehat dan aman (safe and healthy

environment).

Page 41: 7. LAPORAN

41

Jika suatu sekolah telah melaksanakan 5 kriteria sekolah sehat

tersebut di atas secara integratif dan berkesinambungan maka bisa

dikatakan bahwa sekolah tersebut memenuhi standar sekolah sehat secara

internasional.

Guru kelas sebagai ujung tombak pelaksanaan sekolah sehat,

karena mereka berinteraksi langsung dengan siswa. Kantin sekolah,

psikolog, perawat sekolah, guru olahraga, TU sampai dengan cleaning

service berperan aktif secara kontinyu untuk mendapatkan hasil yang

maksimal. Intinya bahwa sekolah sehat tidak melulu pendidikan

kesehatan yang formal, namun lebih kepada suatu sistem untuk

menciptakan suatu budaya yang sehat, yang bisa diaplikasikan oleh

seluruh komponen sekolah yang nantinya akan juga bisa berimbas pada

lingkungan orang tua siswa dan masyarakat.

Di Indonesia, konsep sekolah sehat disederhanakan dan diringkas

menjadi Trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan

lingkungan sekolah sehat. Program UKS dan sekolah sehat adalah suatu

program yang saling melengkapi. Sebaiknya pembangunan kesehatan di

sekolah lebih mengedepankan aspek promotif-preventif daripada kuratif,

dan hasil dari program ini akan menjadi bekal anak-anak dalam

membangun kesehatan dirinya, keluarga, masyarakat, dan negara baik

sekarang maupun di masa depan nanti.

Page 42: 7. LAPORAN

42

Sekolah sehat di Indonesia dapat dicapai bila sekolah atau

madrasah melaksanakan:

1. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui tiga program

pokok UKS (Trias UKS); pendidikan kesehatan, pelayanan

kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat, serta

2. Melaksanakan upaya-upaya peningkatan melalui program

pendidikan jasmani.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pelatihan mengenai

sekolah sehat kepada guru sekolah penting untuk dilaksanakan sehingga

tercipta pendidik yang berkompeten mengenai sekolah sehat yang

nantinya akan membentuk peserta didik yang sehat jasmani, rohani,

bugar serta senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat. Dimana

lingkungan sekolah yang tertata baik dan bersih akan mampu

menciptakan suasana belajar yang kondusif yang nantinya akan

meningkatkan prestasi belajar.

2) Tujuan

a) Umum:

Membekali guru dengan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan

perilaku yang mencerminkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk

membuat suatu keputusan yang benar dalam menciptakan sekolah

sehat

Page 43: 7. LAPORAN

43

b) Khusus:

1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru sekolah di

masing-masing kelurahan dan kecamatan dalam mewujudkan

sekolah sehat di Kabupaten Jeneponto.

2. Memberikan pelatihan kepada guru untuk menjadi kader di sekolah

agar dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan sekolah sehat di

Kabupaten Jeneponto.

3. Memberikan motivasi kepada guru agar menjadikan sekolah

mereka menjadi sekolah sehat.

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Lukman Hakim

Perlengkapan : Aditya Tarupay

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin,

Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid,

Amelia Virshany Latif, Indah Mustika

Sari, Fausiah dan Wiyasih W Eka P.

4) Sasaran

Page 44: 7. LAPORAN

44

Perwakilan masing-masing dua guru dari tiap sekolah baik tingkat SD,

SMP, maupun SMA sederajat, yang dianggap mampu oleh sekolah di

masing-masing kelurahan dan kecamatan di Kabupaten Jeneponto.

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tanggal : Jumat/29 Juni 2012

Pukul : 13.00 WITA-selesai

Tempat : Aula Kantor Kecamatan Binamu

6) Sumber Dana

Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana

swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masing-

masing posko kelurahan di Kecamatan Binamu.

7) Susunan Acara:

13.00-13.00

e. Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMP/Sederajat

1) Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu tempat umum yang sangat penting.

Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu. Selain dari segi guru

yang berkualitas dalam memilih sekolah yang berkualitas, kualitas

sumber daya manusia masing-masing siswanya juga dibutuhkan. Oleh

karena itu, akan diadakan lomba yang melatih kecerdasan dan

ketangkasan siswa dalam hal memahami kesehatan lingkungan.

Page 45: 7. LAPORAN

45

2) Tujuan

a) Umum:

Meningkatkan dan mengasah pengetahuan siswa-siswi SMP/sederajat

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.

b) Khusus:

Melatih sportivitas dan ketangkasan siswa-siswi SMP/sederajat dalam

mengikuti lomba dan memacu semangat belajar dalam mengenal dan

memahami hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Wiyasih W Eka P

Perlengkapan : Aditya dan Lukman Hakim

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin,

Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid,

Amelia Virshany Latif, Indah Mustika

Sari, dan Fausiah

4) Sasaran

Page 46: 7. LAPORAN

46

Sekolah Menengah Pertama/sederajat yang ada di Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto.

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tanggal : Senin/16 Juli 2012

Pukul : 08.30 WITA-selesai

Tempat : Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Binamu

6) Sumber Dana

Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana

swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masing-

masing Posko kelurahan di Kecamatan Binamu.

7) Susunan Acara:

10.00- 10.10 Pembukaan oleh protokol

10.10-10.25 Laporan ketua panitia

10.25-10.40 Sambutan dari Sekda Jeneponto

13.00-15.00 Lomba Cerdas Cermat

16.00-17.00 Pengumuman pemenang lomba

17.00-17.30 Pembagian tropi

f. Lomba Poster Kesehatan Lingkungan Tingkat SMA/Sederajat

1) Latar Belakang

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang

mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia

dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia

Page 47: 7. LAPORAN

47

yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan

Indonesia).

Kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang dinamika hubungan

interaktif antara kelompok penduduk atau masayarakat dan segala macam

perubahan komponen lingkungan hidup seperti berbagai spesies

kehidupan, bahan, zat atau kekuatan di sekitar manusia, yang

menmbulkan ancaman, atau berpotensi mengganggu kesehatan

masyarakat, serta bagaimana mencari upaya-upaya pencegahannya

(UFA, 1991).

Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang kompleks

yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor

terkait. kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum

optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya

angka kejadian penyakit infeksi dan menular di masyarakat.

Permasalahan dalam kesehatan lingkungan antara lain : air bersih,

pembuangan kotoran/ tinja, kesehatan pemukiman, pembuangan sampah,

makanan dan minuman.

Salah satu strategi pembagunan kesehatan Nasional untuk

mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan Pembangunan

Nasional berwawasan kesehatan yang berarti setiap upaya program

pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya

lingkungan sehat dan prilaku yang sehat. Sebagai acuan pembangunan

Page 48: 7. LAPORAN

48

kesehatan mengacu kepada konsep “paradigma sehat” yaitu

pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas yang utama pada

pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh

terpadu dan berkesinambungan (Depkes, 2005).

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan,

kematian, kecacatan, dari penyakit menular dan penyakit tidak menular

termasuk penyakit yang dapat dicegah salah satunya dengan upaya

promotif yaitu pemberian penyuluhan dan berbagai aksi lain termasuk

pembagian poster, leaflet dan brosur yang berhubungan dengan kesehatan

dan membatasi maupun menghilangkan berbagai kegiatan seperti

merokok, menggunakan obat terlarang dan sebagainya yang dapat

berpotensi menjadi penyebab menurunnya kesehatan.

Sehingga dalam KKN-PK Unhas Angkatan 41 ini kami akan

melakukan lomba poster sekolah menengah atas, se-Kecamatan Binamu,

Kabupaten Jeneponto. Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan

tersebut dapat membantu meningkatkan pengetahuan siswa di sekolah

tersebut tentang kesehatan lingkungan.

2) Tujuan

a) Umum:

Mengukur pengetahuan dan kreatifitas siswa terhadap materi yang

telah disampaikan sehingga kita yakin bahwa isi dari materi telah

dapat dimengerti sepenuhnya oleh para peserta kelompok.

Page 49: 7. LAPORAN

49

b) Khusus:

Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan lingkungan,

meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya kesehatan

lingkungan dan meningkatkan kreativitas siswa dalam kaitannya

dengan kesehatan lingkungan

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Indah Mustikasari

Perlengkapan : Aditya dan Lukman Hakim

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Wiyasih W Eka P,

Firdasari Bustamin, Ismi Irfiyanti,

Rachmadani Hamid, Amelia Virshany

Latif, dan Fausiah

4) Sasaran

Perwakilan dari masing-masing SMA/sederajat yang berada di

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tanggal : Senin/16 Juli 2012

Pukul : 10.00 WITA-selesai

Tempat : Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto

6) Sumber Dana

Page 50: 7. LAPORAN

50

Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana

swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masing-

masing posko kelurahan di Kecamatan Binamu.

7) Susunan Acara:

10.00- 10.10 Pembukaan oleh protokol

10.10-10.25 Laporan ketua panitia

10.25-10.40 Sambutan dari Sekda Jeneponto

10.40-12.00 Lomba Poster Kesehatan Lingkungan

16.00-17.00 Pengumuman pemenang lomba

17.00-17.30 Pembagian tropi

g. Lomba Sekolah Sehat

1) Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu tempat umum yang sangat penting.

Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu. Selain dari segi guru

yang berkualitas dalam memilih sekolah yang berkualitas, kebersihan

juga menjadi salah satu hal yang penting untuk dijadikan sandaran dalam

memilih sekolah. Oleh karena itu akan diadakan lomba sekolah sehat.

Kesehatan sangat penting bagi semua kalangan. Begitupun dengan

siswa. Suasana yang bersih dan sehat akan membuat para siswa

merasakan kenyamanan dalam belajar. Unsur-unsur yang penting dalam

sebuh sekolah sehat adalah tersedianya jamban yang bersih, lingkungan

Page 51: 7. LAPORAN

51

sekolah dan ruang kelas yang bersih, terdapat sumber air yang bisa

digunakan oleh guru dan siswa di sekolah tersebut.

2) Tujuan

a) Umum:

Menilai aspek kesehatan dan lingkungan di sekolah dasar

b) Khusus:

Menilai pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pada guru dan

siswa sekolah dan memacu setiap sekolah sehat untuk selalu bersih

dan sehat

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Fausiah

Perlengkapan : Aditya dan Lukman Hakim

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Wiyasih W Eka P,

Firdasari Bustamin, Indah Mustikasari,

Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid,

dan Amelia Virshany Latif

4) Sasaran

Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Jeneponto

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Page 52: 7. LAPORAN

52

Hari/tanggal : Sabtu-Minggu/15-16 Juli 2012

Pukul : 10.00 WITA-selesai

Tempat : Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto

6) Sumber Dana

Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari

dana swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari

masing-masing Posko kelurahan di Kecamatan Binamu.

7) Susunan Acara:

10.00- 10.10 Pembukaan oleh protokol

10.10-10.25 Laporan ketua panitia

10.25-10.40 Sambutan dari Sekda Jeneponto

10.40-12.00 Lomba Sekolah Sehat

16.00-17.00 Pengumuman pemenang lomba

17.00-17.30 Pembagian tropi

h. Screening Gizi

1) Latar Belakang

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang,

baik dan lebih. Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan

kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan

Page 53: 7. LAPORAN

53

memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan

dalam tubuh.

Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, di

samping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi

seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan

belajar, dan produktivitas kerja. Hal terpenting dalam kehidupan manusia

adalah meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah

terjadinya malnutrisi dan resiko untuk menjadi kurang gizi.

Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor

resiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik

pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga

kemampuan terhadap proses pemulihan. Oleh karena itu, di Indonesia

yang sekarang sedang membangun, faktor gizi di samping faktor-faktor

lain dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang

berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia berkualitas.

Masalah gizi pada balita sendiri disebabkan karena banyak faktor,

penyebab langsung seperti tingkat asupan zat gizi serta penyakit infeksi

yang dialami oleh balita. Sedangkan faktor tidak langsung yaitu,

ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh, dan pelayanan

kesehatan. Oleh karena itu, kami memprogramkan untuk melakukan

screening gizi pada balita di Kelurahan Empoang Utara.

2) Tujuan

Page 54: 7. LAPORAN

54

a) Umum:

Mendeteksi status gizi bayi dan balita di Kelurahan Empoang Utara

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Tahun 2012.

b) Khusus:

Menilai pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pada guru dan

siswa sekolah dan memacu setiap sekolah sehat untuk selalu bersih

dan sehat

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Ismi Irfiyanti

Perlengkapan : Aditya dan Lukman Hakim

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin,

Fausiah, Wiyasih W Eka P, Indah

Mustikasari, Rachmadani Hamid, dan

Amelia Virshany Latif

4) Sasaran

Bayi dan Balita Kelurahan Empoang Utara Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto Tahun 2012.

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tanggal : Bulan Juli 2012

Page 55: 7. LAPORAN

55

Pukul : 09.00 WITA-selesai

Tempat : Seluruh posyandu di Kelurahan Empoang Utara

6) Sumber Dana

Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana

swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masing-

masing Posko kelurahan di Kecamatan Binamu.

i. Screening Katarak

1) Latar Belakang

Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia. Katarak

disebabkan karena degenarasi dari lensa. Protein yang terdapat di lensa

mengalami degenerasi disebabkan karena bertambahnya umur. Protein

menjadi lebih kental sehingga menyebabkan lensa berwarna keruh. Itu

sebabnya cahaya yang akan masuk ke retina terhalang oleh lensa yang

keruh. Dan ini yang menyebabkan paenderita katarak menjadi rabun

bahkan mengalami kebutaan.

Penderita katarak biasa dialami oleh lansia diatas 45 tahun. Berbeda

dengan di negara China, lansia yang berumur diatas 45 tahun sangat

sedikit yang mengalami katarak. Maka dari itu bisa dikatakan bahwa pola

makan berperan penting dalam degenerasi protein di lensa.

Page 56: 7. LAPORAN

56

Oleh karena itu, PERDAMI membuat tim untuk memberantas

katarak di Indonesia dengan menginput data-data warga Indonesia yang

mengalami katarak dan kemudian menyelenggarakan operasi katartak

gratis yang dibatu oleh dokter-dokter ahli mata se-Indonesia.

2) Tujuan

a) Umum:

Mendeteksi masyarakat yang berpotensi menderita katarak sejak dini

b) Khusus:

1. Membantu kegiatan PERDAMI

3. Mendata penderita katarak

4. Membantu mengurangi penderita katarak

3) Penanggung Jawab

Penanggung Jawab Kegiatan : Indah Mustikasari

Perlengkapan : Aditya dan Lukman Hakim

Dokumentasi : Sri Rati

Anggota : Nur Ilma Hidayat, Fausiah, Firdasari

Bustamin, Amelia Virshany Latif,

Wiyasih W Eka P, Ismi Irfiyanti, dan

Rachmadani Hamid

4) Sasaran

Masyarakat Kelurahan Empoang Utara yang berumur lebih dari 45 tahun

Page 57: 7. LAPORAN

57

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/tanggal : 26 Juni-26 Juli 2012

Pukul : 08.00 WITA - selesai

Tempat : Kelurahan Empoang Utara

6) Sumber Dana

Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana

swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masing-

masing Posko kelurahan di Kecamatan Binamu.

D. Pelaksanaan Program Kerja

Adapun dari program kerja yang telah dibuat, kegiatannya dilaksanakan

dengan mendapat dukungan dan partisipasi dari seluruh warga kelurahan

Empoang Utara utamanya aparat kelurahan, tokoh masyarakat/agama serta

kerjasama tim anggota mahasiswa KKN Profesi kesehatan di Kelurahan Empoang

Utara Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.

Kegiatan pendataan melalui dua cara yaitu pengambilan data sekunder di

kantor kepala desa (berupa data geografi, data demografi, dan keadaan sosial

ekonomi/budaya), Puskesmas Bontosunggu Kota (berupa data status kesehatan),

bidan di pustu dan Ketua Kader di Kelurahan Empoang Utara berupa data

screening gizi bayi dan balita, sedangkan pengambilan data primer yang

digunakan, untuk keperluan screening katarak dilakukan di masing-masing

lingkungan dengan menyurati setiap kepala lingkungan dan mengumumkannya di

Page 58: 7. LAPORAN

58

masjid. Selanjutnya dilakukan secara langsung di setiap rumah yang memiliki

kepala keluarga dengan metode wawancara berdasarkan kuesioner yang telah

disediakan oleh peserta KKN-PK dan melalui observasi. Dilaksanakan mulai

tanggal 26 Juni-26 Juli.

Adapun hasil pendataannya kemudian diinput dan dianalisis sebagai

bahan kajian untuk penilaian desa/kelurahan sehat, sebagai berikut:

1. Intervensi Non Fisik

a. Penyuluhan Sanitasi Lingkungan

1) Hasil

Tabel 6Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai

Sanitasi pada Pre-Test dan Post-Test di SDI No.172 PattallassangKel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012

Jenis TestTinggi Rendah Total

n % n % n %

Pre 24 68.6 11 31.4 35 100

Post 32 91,4 3 8,6 35 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 6 di atas, diketahui bahwa terdapat 68.6% siswa SDI

No.172 Pattallassang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi

mengenai sanitasi meningkat menjadi 91,4%, setelah dilakukan post-test.

Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 31.4% juga

mengalami penurunan menjadi 8,6% setelah dilakukan post-test. Setelah

dilakukan post-test masih didapatkan siswa berpengetahuan rendah

Page 59: 7. LAPORAN

59

karena masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan bermain-

main saat penyuluhan dilakukan sehingga pesan dan informasi yang

disampaikan tidak tersampaikan secara efektif.

Tabel 7Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai

Sanitasi pada Pre-Test dan Post-Test di SDN No.86 ParappaKel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012

Jenis TestTinggi Rendah Total

n % n % n %

Pre 20 83,3 4 16,7 24 100

Post 24 100 0 0 24 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 7 di atas, diketahui bahwa terdapat 83,3% siswa SDN

No.86 Parappa yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai

sanitasi meningkat menjadi 100%, setelah dilakukan post-test. Siswa

yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 16,7% juga mengalami

penurunan menjadi 0% setelah dilakukan post-test. Peningkatan tingkat

pengetahuan menjadi 100% karena kondisi dan suasana penyuluhan yang

kondisif sehingga penyampaian informasi dan pesan dapat diterima

secara efektif oleh siswa.

2) Evaluasi

a) SDI No.172 Pattallassang

Page 60: 7. LAPORAN

60

Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari

100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami

peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi maupun rendah

mengalami perubahan sebesar 22,8%. Pencapaian tingkat keberhasilan

ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari

pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya

para guru dan murid.

b) SDN No.86 Parappa

Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari

100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami

peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi mengalami peningkatan

menjadi 100% sedangkan tingkat pengetahuan rendah meneurun 0%.

Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami mendapatkan

dukungan dan partisipasi dari pihak pemerintah setempat, khususnya

oleh pihak sekolah utamanya para guru dan murid.

b. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

1) Hasil

Tabel 8Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai

Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pre-Test dan Post-Test di SDI No.172 Pattallassang Kel. Empoang UtaraKec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012

Jenis TestTinggi Rendah Total

n % n % n %

Page 61: 7. LAPORAN

61

Pre 4 25 12 75 16 100

Post 12 75 4 25 16 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 8 di atas, diketahui bahwa terdapat 25% siswa SDI

No.172 Pattallassang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi

mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut meningkat menjadi 75%, setelah

dilakukan post-test. Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar

75% juga mengalami penurunan menjadi 25% setelah dilakukan post-

test. Setelah dilakukan post-test masih didapatkan siswa berpengetahuan

rendah karena masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan

bermain-main saat penyuluhan dilakukan sehingga pesan dan informasi

yang disampaikan tidak tersampaikan secara efektif.

Tabel 9Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai

Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pre-Test dan Post-Test di SDN No.86 Parappa Kel. Empoang Utara Kec. Binamu

Kab. Jeneponto Tahun 2012

Jenis TestTinggi Rendah Total

n % n % n %

Pre 13 86,7 2 13,3 15 100

Post 15 100 0 0 15 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 9 di atas, diketahui bahwa terdapat 86,7% siswa SDN

No.86 Parappa yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai

sanitasi meningkat menjadi 100%, setelah dilakukan post-test. Siswa

Page 62: 7. LAPORAN

62

yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 13,3% juga mengalami

penurunan menjadi 0% setelah dilakukan post-test. Peningkatan tingkat

pengetahuan menjadi 100% karena kondisi dan suasana penyuluhan yang

kondisif sehingga penyampaian informasi dan pesan dapat diterima

secara efektif oleh siswa.

2) Evaluasi

a) SDI No.172 Pattallassang

Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari

100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami

peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi maupun rendah

mengalami perubahan sebesar 75%. Pencapaian tingkat keberhasilan

ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari

pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya

para guru dan murid.

b) SDN No.86 Parappa

Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari

100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami

peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi mengalami peningkatan

menjadi 100% sedangkan tingkat pengetahuan rendah meneurun

hingga 0%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami

mendapatkan dukungan dan partisipasi dari pihak pemerintah

Page 63: 7. LAPORAN

63

setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya para guru dan

murid.

c. Penyuluhan Cuci Tangan yang Asebsis

1) Hasil

Tabel 10Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai

Cuci Tangan Asebsis pada Pre-Test dan Post-Test di SDI No.172 Pattallassang Kel. Empoang Utara Kec. Binamu

Kab. Jeneponto Tahun 2012

Jenis TestTinggi Rendah Total

n % n % n %

Pre 12 60 8 40 20 100

Post 14 70 6 30 20 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 10 di atas, diketahui bahwa terdapat 60% siswa SDI

No.172 Pattallassang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi

mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut meningkat menjadi 70% setelah

dilakukan post-test. Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar

40% juga mengalami penurunan menjadi 30% setelah dilakukan post-

test. Setelah dilakukan post-test masih didapatkan siswa berpengetahuan

rendah karena masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan

Page 64: 7. LAPORAN

64

bermain-main saat penyuluhan dilakukan sehingga pesan dan informasi

yang disampaikan tidak tersampaikan secara efektif.

Tabel 11Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai

Cuci Tangan Asebsis pada Pre-Test dan Post-Test di SDN No.86 Parappa Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012

Jenis TestTinggi Rendah Total

n % n % n %

Pre 11 57,9 8 42,1 19 100

Post 19 100 0 0 19 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 11 di atas, diketahui bahwa terdapat 57,9% siswa SDN

No.86 Parappa yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai

sanitasi meningkat menjadi 100%, setelah dilakukan post-test. Siswa

yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 42,1% juga mengalami

penurunan menjadi 0% setelah dilakukan post-test. Peningkatan tingkat

pengetahuan menjadi 100% karena kondisi dan suasana penyuluhan yang

kondisif sehingga penyampaian informasi dan pesan dapat diterima

secara efektif oleh siswa.

2) Evaluasi

Page 65: 7. LAPORAN

65

a) SDI No.172 Pattallassang

Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari

100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami

peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi maupun rendah

mengalami perubahan sebesar 70%. Pencapaian tingkat keberhasilan

ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari

pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya

para guru dan murid.

b) SDN No.86 Parappa

Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari

100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami

peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi mengalami peningkatan

menjadi 100% sedangkan tingkat pengetahuan rendah meneurun 0%.

Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami mendapatkan

dukungan dan partisipasi dari pihak pemerintah setempat, khususnya

oleh pihak sekolah utamanya para guru dan murid.

d. Penyuluhan Pemberdayaan Posyandu

1) Hasil

Tabel 12Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai

Pentingnya Posyandu pada Pre-Test dan Post-Test Penyuluhan Pemberdayaan Posyandu di Kel. Empoang Utara

Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012Jenis Test Tinggi Rendah Total

Page 66: 7. LAPORAN

66

n % n % n %

Pre 12 75,0 4 25,0 16 100

Post 16 100,0 0 0,0 16 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 12 di atas, diketahui bahwa terdapat 75% ibu (yang

memiliki bayi atau balita) yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi

mengenai pentingnya posyandu meningkat menjadi 100%, setelah

dilakukan post-test. Ibu yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar

25% juga mengalami penurunan menjadi 0% setelah dilakukan post-test.

Setelah dilakukan post-test sudah tidak didapatkan lagi ibu yang memiliki

pengetahuan rendah sehingga penyuluhan ini kemudian dikatakan efektif

dalam memperbaiki pengetahuan ibu tentang pentingnya posyandu.

2) Evaluasi

Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari

100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan.

Tingkat pengetahuan yang tinggi maupun rendah mengalami perubahan

sebesar 25%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan ibu-ibu

yang dating sangat antusias memperhatikan materi penyuluhan yang

diberikan serta dukungan dari para kader di 5 posyandu kelurahan

Empoang Utara.

2. Intervensi Fisik

a. Revitalisasi Jamban

Page 67: 7. LAPORAN

67

1) Hasil

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Juli 2012 pada

dua sekolah di kelurahan Empoang Utara. Tanggal 11 Juli diadakan di

SDI No. 172 Pattallassang yang diikuti oleh siswa kelas 4 dan kelas 6.

Pada tanggal 13 Juli diadakan di SDN No. 86 Parappa yang juga diikuti

oleh siswa kelas 4 dan kelas 6. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk

kerja bakti dalam pemeliharaan / revitalisasi jamban. Adapun tujuan

dari kegiatan ini adalah untuk memelihara kesehatan dengan membuat

lingkungan tempat hidup yang sehat dalam hal ini penggunaan jamban.

Dan juga membiasakan siswa SD untuk menggunakan jamban yang telah

disediakan oleh pihak sekolahnya masing-masing. Dengan demikian

siswa dapat melaksanakan prinsip hidup sehat dengan menjaga sanitasi

lingkungan.

2) Evaluasi

Kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan harapan dan tanpa

kendala dalam pelaksanaannya karena mendapatkan dukungan dan

partisipasi oleh pihak dari masing-masing sekolah.

b. Pelatihan Peningkatan Pengetahuan/Kemampuan Siswa tentang

Sanitasi Lingkungan dan Penyakit Berbasis Lingkungan

1) Hasil

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Juli 2012 pada

dua sekolah di Kelurahan Empoang Utara. Tanggal 11 Juli 2012 diadakan

Page 68: 7. LAPORAN

68

di SDI No. 172 Patalassang yang diikuti oleh 35 siswa dari kelas IV dan

V. Pada tanggal 13 Juli 2012 dilaksanakan di SDN No. 86 Parappa yang

diikuti oleh 24 siswa dari kelas IV dan V.

Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk praktik identifikasi jentik

nyamuk dimana sehari sebelumnya setiap siswa diinformasikan untuk

membawa jentik nyamuk di sekitar lingkungannya. Adapun tujuan dari

kegiatan ini adalah siswa memiliki pengetahuan mengenai jenis jentik

nyamuk sehingga dapat mencegah munculnya lebih banyak jentik

nyamuk di lingkungan mereka. Dengan demikian siswa dapat

melaksanakan prinsip hidup sehat dengan menjaga sanitasi lingkungan.

2) Evaluasi

Kegiatan ini berjalan sesuai dengan harapan yaitu terlaksananya

praktik identifikasi jentik nyamuk sesuai target yang ditetapkan sebesar

50% dari siswa yang mengikuti program kerja sebelumnya yakni

penyuluhan sanitasi lingkungan, 50% siswa tersebut telah membawa

jentik nyamuk dan dapat diidentifikasi jentik nyamuk tersebut.

c. Pembuatan Papan Wicara tentang Kesehatan Lingkungan

1) Hasil

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli 2012. Kegiatan

pembuatan papan wicara tentang kesehatan lingkungan terlaksana dengan

baik. Dari dua sekolah yang ada di Kelurahan Empoang Utara, terpasang

masing-masing satu papan wicara yang bertema kesehatan lingkungan

Page 69: 7. LAPORAN

69

dengan ukuran 75x50 cm untuk setiap papan wicara. Selain di sekolah,

kami tambahkan satu papan wicara di Kantor Kelurahan Empoang Utara

dengan tema yang sama yaitu kesehatan lingkungan. Alasan penambahan

di kantor kelurahan adalah selain memperindah kantor tersebut, juga

untuk menyampaikan pesan yang ada di papan wicara tersebut kepada

masyarakat, baik itu masyarakat yang datang berkunjung ke kantor

Kelurahan Empoang Utara maupun masyarakat yang lewat di depan

kantor kelurahan.

2) Evaluasi

Kegiatan pembuatan papan wicara di sekolah dan kantor kelurahan

ini berlangsung dengan baik tidak terlepas dari sambutan yang sangat

antusias dari pimpinan instansi tempat pemasangan papan wicara

tersebut. Harapan kami untuk keberlanjutan program ini adalah

masyarakat mampu secara swadaya untuk pengadaan papan wicara di

tempat umum dengan melihat/memperhatikan contoh papan wicara yang

telah kami buat.

d. Peningkatan Pemberdayaan Guru Menuju Sekolah Sehat

1) Hasil

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 13.00-

15.30 WITA di Aula Kantor Kecamatan Binamu. Kegiatan ini diikuti

oleh masing-masing perwakilan guru dari setiap sekolah di Kecamatan

Binamu. Teknis pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan pemberian

Page 70: 7. LAPORAN

70

beberapa materi oleh pemateri dan beberapa pertanyaan. Selanjutnya

pembentukan lima kelompok untuk dapat menjawab pertanyaan tadi.

Kemudian peserta diberikan waktu untuk berdiskusi dalam kelompoknya

masing-masing mengenai pertanyaan tersebut.

Pemaparan jawaban diwakili oleh perwakilan masing-masing

kelompok yang sebelumnya menyanyi slogan kelompok mereka. Setelah

pemaparan jawaban akan kembali didiskusikan dengan seluruh kelompok

dan pemateri. Sehingga diperoleh kesimpulan dari pertanyaan tersebut.

2) Evaluasi

Pelaksanaan kegiatan pada awalnya tidak tepat pada waktu yang

telah ditentukan yang baru dapat dimulai pada pukul 14.00. Hal ini

disebabkan karena kesiapan dari panitia seksi perlengkapan dan

keterlambatan kehadiran para peserta pelatihan. Namun selanjutnya,

kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

e. Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMP/Sederajat

1) Hasil

Cerdas Cermat dilakukan di dua tingkat yaitu tingkat Kecamatan

Binamu dan tingkat Kabupaten Jeneponto. Pelaksanaan lomba cerdas

cermat di tingkat Kecamatan Binamu dilaksanakan pada tanggal 16 Juni

2012, pada pukul 10.00 -12.00 WITA di gedung MTsN Binamu. Lomba

cerdas cermat ini diikuti oleh 10 group di seluruh sekolah di Kecamatan

Binamu. Masing-masing group diwakili oleh 3 orang siswa/siswi. Teknis

Page 71: 7. LAPORAN

71

perlombaan yang dilaksanakan adalah peserta diberi pertanyaan wajib

sebanyak lima nomor dan pertanyaan rebutan sebanyak 15 nomor.

Pelaksanaan dilakukan dengan membagi tiga gelombang. Gelombang

pertama diisi oleh tiga group, gelombang kedua berisi tiga group, dan

gelombang ketiga diisi oleh empat grup. Grup pemenang ditiap-tiap

gelombang akan diperlombakan kembali dibabak final. Dari hasil babak

final didapatkan juara satu oleh SMPN 4 Binamu, juara dua oleh SMPN 6

Binamu, dan juara tiga oleh SMPN 1 Binamu. Pemenang Cerdas cermat

tingkat Kecamatan Binamu ini yaitu SMPN 4 Binamu akan di

perlombakan lagi di tingkat Kabupaten Jeneponto beserta pemenang-

pemenang dimasing-masing tingkat Kecamatan.

Pelaksanaan lomba cerdas cermat di tingkat Kabupaten Jeneponto

dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2012 di Gedung Dharma Wanita.

Perlombaan di tingkat Kabupaten ini diikuti oleh 7 grup pemenang di

tingkat Kecamatan. Pelaksanaan perlombaan ini yaitu tiap grup langsung

diperlombakan disatu gelombang. Peserta diberi 10 pertanyaan wajib dan

10 pertanyaan rebutan. Hasil perlombaan ini diambil 3 tertinggi dari

jumlah score. Tiga tertinggi ini kemudian akan diperlombakan dibabak

final. Pemenang dari tiga besar lomba cerdas cermat tingkat Kabupaten

ini dimenangkan juara satu oleh SMPN 4 Binamu, juara dua SMPN 6

Tamalatea, dan juara tiga oleh SMPN 2 Bangkala Barat.

2) Evaluasi

Page 72: 7. LAPORAN

72

Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan baik dan teratur. Namun

ada sedikit kendala pada saat perlombaan di tingkat Kecamatan Binamu

yaitu tidak tersedianya beel yang akan digunakan di babak rebutan. Hal

ini dikarenakan rusaknya beel pada saat lomba akan diadakan. Tetapi

panitia dan penanggung jawab kegiatan ini dapat mengatasinya dan

perlombaan pun dapat berjalan dengan lancar.

f. Lomba Poster Kesehatan Lingkungan Tingkat SMA Sederajat

1) Hasil

Lomba poster dilaksanakan hanya di tingkat Kabupaten Jeneponto.

Pelaksanaan Lomba Poster di Tingkat Kabupaten Jeneponto dilaksanakan

pada tanggal 17 Juli 2012 di Gedung Dharma Wanita Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto, pada pukul 14.00 WITA. Lomba poster ini diikuti

oleh 23 peserta yang terdiri dari 23 SMA sederajat se-kabupaten

Jeneponto. Adapun teknis pelaksanaannya yaitu setiap peserta atau

sekolah mengirirmkan satu lembar poster yang dibuat pada kertas manila

yang digambar tangan menggunakan alat menggambar sesuai dengan

keinginan masing-masing peserta dengan tema “Kesehatan Lingkungan”

yang bersifat umum. Pada kertas manila juga diharuskan terdapat stempel

dari kecamatan yang juga merupakan prasyarat untuk mengikuti lomba

ini.

Lomba poster ini memiliki tiga orang juri yang masing-masing

dipilih dari Kantor Dinas Kesehatan, dimana pemenangnya dipilih

Page 73: 7. LAPORAN

73

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh juri dan panitia pelaksana.

Adapun pemenangnya adalah SMAN 1 Tamalatea sebagai juara pertama,

SMKN 4 Kalimporo sebagai juara kedua, dan SMA Khusus sebagai juara

ketiga.

2) Evaluasi

Pelaksanaan lomba poster ini kurang efektif, disebabkan karena

tidak semua posko mempunyai SMA, sehingga beberapa posko harus

mengambil atau menghandle SMA yang dari posko lain. Pada hari

pelaksanaannya pun, terlihat kurang efektif, oleh karena pelaksanaan

lomba poster dilakukan bersamaan dengan lomba-lomba yang lain dan

berada dalam satu ruangan, akibatnya perhatian pengunjung dan peserta

tidak fokus pada lomba poster ini.

g. Lomba Sekolah Sehat

1) Hasil

Lomba Sekolah Sehat dilakukan di dua tingkat yaitu tingkat

Kecamatan Binamu dan tingkat Kabupaten Jeneponto. Pelaksanaan

lomba cerdas cermat di tingkat Kecamatan Binamu dilaksanakan pada

tanggal 15 Juni 2012, pada pukul 10.00 -15.00 WITA di masing-masing

sekolah perwakilan setiap kelurahan di Kecamatan Binamu. Lomba ini

diikuti oleh 13 perwakilan sekolah di Kecamatan Binamu. Teknis

Page 74: 7. LAPORAN

74

perlombaan yang dilaksanakan adalah setiap sekolah perwakilan akan

dinilai untuk dapat mewakili Kecamatan Binamu di tingkat Kabupaten

Jeneponto. Penilaian dilakukan selama satu hari oleh para juri yang

terdiri dari tiga orang mahasiswa KKN-PK Angkatan 41 Unhas.

Pemenang dari tingkat Kecamatan Binamu kemudian akan

mewakili kecamatan di tingkat kabupaten. Sekolah yang menjadi wakil

kecamatan, selanjutnya diharuskan membuat video berdurasi tujuh menit

mengenai setiap indikator sekolah sehat. Video ini yang akan dilombakan

di tingkat kabupaten.

Pelaksanaan lomba sekolah sehat di tingkat Kabupaten Jeneponto

dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2012 di Gedung Dharma Wanita.

Perlombaan di tingkat Kabupaten ini diikuti oleh 7 sekolah pemenang di

tingkat Kecamatan. Pelaksanaan perlombaan ini yaitu setiap sekolah

langsung diperlombakan disatu gelombang. Penilaian dilakukan

berdasarkan video yang dibuat oleh masing-masing sekolah. Hasil

perlombaan ini diambil 3 tertinggi dari jumlah nilai. Tiga tertinggi ini

kemudian akan dipilih video dan sekolah yang memenuhi indikator

sekolah sehat. Pemenang dari tiga besar lomba sekolah sehat tingkat

Kabupaten ini dimenangkan juara pertama oleh SDN 44 Bantaulu

Sapanang (Binamu), juara kedua oleh SDN 129 Togo-togo (Batang),

juara ketiga oleh MIN 2 Pattiro (Bangkala Barat).

2) Evaluasi

Page 75: 7. LAPORAN

75

Pelaksanaan lomba di tingkat kecamatan yang sangat sedikit untuk

sekolah di masing-masing kelurahan agar dapat mempersiapkan

sekolahnya mengikuti lomba. Jeda waktu antara perlombaan tingkat

kecamatan dan tingkat kabupaten yang tidak ada sehingga perlombaan

terkesan terburu-buru dan kurang efektif dalam penilaian di tingkat

kecamatan. Sekolah-sekolah yang diwakili setiap kelurahan terkadang

dipilih karena dilihat kesiapannya lebih baik dibandingkan dengan

sekolah lain.

h. Screening Gizi

Kegiatan screening status gizi bayi dan balita ini dilaksanakan

bersamaan dengan jadwal posyandu, di lima posyandu yang ada di

Kelurahan Empoang Utara. Pada kegiatan ini, kami bekerja sama dengan

petugas gizi puskesmas dan kader posyandu demi terkoordinasinya kegiatan

screening dengan baik.

1) Hasil

Tabel 13Screening Gizi dan Status Gizi Bayi di Lima Posyandu Kelurahan

Empoang Utara Kec. Binamu Kab. JenepontoBulan Juni-Juli Tahun 2012

No. Nama PosyanduScreening Bayi Status Gizi

n % GK GBR

1 Nuri 29 50,0 3 0

2 Ketilang 12 20,0 5 0

3 Merpati 9 16,0 3 0

Page 76: 7. LAPORAN

76

4 Kasuari 6 11,0 1 0

5 Garuda 2 3,0 2 0

Total 58 100,0 14 0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 13 hasil screening status gizi jumlah bayi yang kami

screening adalah 58 bayi yang sebagian besar besar berasal dari posyandu

nuri yaitu 29 bayi atau sama dengan 50% dari jumlah keseluruhan bayi

yang berada di Kelurahan Empoang Utara. Sedangkan jumlah bayi paling

sedikit yaitu berasal dari posyandu garuda sebanyak 2 bayi atau sama

dengan 3% dari jumlah keseluruhan bayi yang berada di Kelurahan

Empoang Utara. Adapun status gizi dari bayi di Kelurahan Empoang

Utara ini diperoleh sebanyak 14 bayi yang berada pada status gizi kurang.

Tabel 14Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan

Jenis Kelamin di Lima Posyandu Kel. Empoang UtaraKec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012No. Jenis Kelamin n %

1 Laki-Laki 31 53,4

2 Perempuan 27 46,6

Total 58 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 14 diatas dapat diketahui dari lim posyandu yang ada

di Kelurahan Empoang Utara terdapat 31 bayi laki-laki dan 27 bayi

perempuan yang berhasil kami data saat hari posyandu.

Page 77: 7. LAPORAN

77

Tabel 15Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Umur di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012No. Umur (Bulan) n %

1 0-3 4 6,9

2 4-7 25 43,1

3 8-<12 29 50,0

Total 58 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 15 diatas dapat diketahui dari lima posyandu yang ada

di Kelurahan Empoang Utara terdapat rentang umur 0-3 bulan sebanyak

4 bayi, umur 4-7 bulan sebanyak 25 bayi dan umur 8-<12 bulan sebanyak

29 bayi yang datang ke posyandu.

Page 78: 7. LAPORAN

78

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Berat

Badan di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara

Kec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012

No. Berat Badan (kg) n %

1 3 1 1,7

2 4 1 1,7

3 5 4 6,9

4 6 16 27,6

5 7 18 31,0

6 8 10 17,3

7 9 8 13,8

Total 58 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa dari lima posyandu

yang ada di Kelurahan Empoang Utara ada 18 bayi dengan berat 7 kg dan

1 bayi dengan berat badan 3 dan 4 kg.

Page 79: 7. LAPORAN

79

Tabel 17Screening Gizi dan Status Gizi Balita di Lima Posyandu

Kel Empoang Utara Kec. Binamu Kab. JenepontoBulan Juni-Juli Tahun 2012

No. Nama PosyanduScreening Balita Status Gizi

n % GK GBR

1 Nuri 57 30,8 24 0

2 Ketilang 46 24,8 30 0

3 Merpati 32 17,3 23 0

4 Kasuari 28 15,1 8 0

5 Garuda 22 11,8 5 0

Total 185 100,0 90 0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 17 diatas dapat diketahui hasil screening status gizi

jumlah balita yang kami screening adalah 185 balita yang sebagian besar

besar berasal dari posyandu nuri yaitu 57 anak balita atau sama dengan

30,8% dari jumlah keseluruhan anak balita yang berada di Kelurahan

Empoang Utara. Sedangkan jumlah balita paling sedikit yaitu berasal dari

Page 80: 7. LAPORAN

80

posyandu garuda sebanyak 12 anak balita atau sama dengan 11,8% dari

jumlah keseluruhan anak balita yang berada di Kelurahan Empoang

Utara. Adapun status gizi dari balita di Kelurahan Empoang Utara ini

diperoleh sebanyak 90 anak balita yang berada pada status gizi kurang.

Tabel 18Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Jenis

Kelamin di Lima Posyandu Kel. Empoang UtaraKec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012No. Jenis Kelamin n %

1 Laki-laki 82 44,4

2 Perempuan 103 55,6

Total 185 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 18 diatas dapat diketahui dari lima posyandu yang ada

di Kelurahan Empoang Utara terdapat 185 balita (12-59 bulan) yang

datang dan berhasil kami data saat hari posyandu dengan jumlah balita

laki-laki sebanyak 82 balita dan sebanyak 103 balita perempuan.

Tabel 19Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan

Umur di Lima Posyandu Kel Empoang UtaraKec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012No. Umur (Bulan) n %

Page 81: 7. LAPORAN

81

1 12-23 54 29,1

2 24-35 59 31,8

3 36-47 40 21,8

4 48-59 32 17,3

Total 185 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 19 diatas dapat diketahui dari 5 posyandu yang ada di

Kelurahan Empoang Utara terdapat 185 balita (12-59 bulan) yang datang

dan berhasil kami data saat hari posyandu dengan umur balita 24-35

bulan sebanyak 59 balita dan umur 48-59 bulan sebanyak 32 balita.

Tabel 20Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Berat

Badan di Lima Posyandu Kel. Empoang UtaraKec. Binamu Kab. Jeneponto

Tahun 2012No. Berat Badan (kg) n %

1 5-9 55 29,8

2 10-14 113 61,0

3 15-19 17 9,2

Total 185 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 20 diatas dapat diketahui dari 185 balita yang datang

ke posyandu untuk menimbang, sebanyak 113 balita dengan berat badan

10-14 kg dan sebanyak 17 balita dengan berat badan 15-19 kg.

2) Evaluasi

Page 82: 7. LAPORAN

82

a) Screening Gizi dan Status Gizi Bayi di Lima Posyandu Kelurahan

Empoang Utara Bulan Juni-Juli Tahun 2012

Terdapat 104 status gizi kurang bayi dan balita di Kelurahan

Empoang Utara. Untuk diketahui lebih lanjut apakah benar-benar akan

menuju ke status gizi buruk maka perlu dilakukan pemeriksaan fisik

dan klinis serta kalau perlu dilakukan uji laboratorium.

b) Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Jenis

Kelamin di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara

Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan

sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga

memudahkan kami untuk mendata bayi. Kami tidak menemukan

halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang jenis

kelamin bayi di kelurahan Empoang Utara ini.

c) Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Umur di

Lima Posyandu Kel. Empoang Utara

Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan

sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga

memudahkan kami untuk mendata bayi. Kami tidak menemukan

halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang

umur bayi di kelurahan Empoang Utara ini.

Page 83: 7. LAPORAN

83

d) Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Berat

Badan di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara

Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan

sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga

memudahkan kami untuk mendata bayi. Kami tidak menemukan

halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang berat

badan bayi di kelurahan Empoang Utara ini.

e) Screening Gizi dan Status Gizi Balita di Lima Posyandu Kel Empoang

Utara Bulan Juni-Juli Tahun 2012

Status gizi kurang yang terdapat pada Kelurahan Empoang Utara

ini sebaiknya segera ditindaklanjuti agar tidak terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan seperti kejadian kasus gizi buruk. Karena status gizi

kurang pada balita di kelurahan Empoang Utara ini hampir mencapai

50% dari total keseluruhan balita maka sangat diharapkan perhatian

khusus dari pemerintah.

f) Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Jenis

Kelamin di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara

Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan

sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga

memudahkan kami untuk mendata balita. Kami tidak menemukan

Page 84: 7. LAPORAN

84

halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang jenis

kelamin balita di kelurahan Empoang Utara ini.

g) Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Umur

di Lima Posyandu Kel Empoang Utara

Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan

sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga

memudahkan kami untuk mendata balita. Kami tidak menemukan

halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang

umur balita di kelurahan Empoang Utara ini.

h) Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Berat

Badan di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara

Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan

sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga

memudahkan kami untuk mendata balita. Kami tidak menemukan

halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang berat

badan balita di kelurahan Empoang Utara ini.

i. Screening katarak

1) Hasil

Screening katarak dilaksanakan pada tanggal 26 Juni-26 juli 2012.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan masing-

masing kepala lingkungan yang berjumlah 6 lingkungan di Kelurahan

Empoang Utara. Kemudian para kepala lingkungan tersebut

Page 85: 7. LAPORAN

85

memberitahukan kepada warganya bahwa akan dilaksanakan pemiriksaan

katarak. Warga dikumpulkan pada suatu tempat (masjid) dan kemudian

dilakukan pemeriksaan. Tingkat keberhasilan 50%. Penderita suspect

katarak sebanyak 7 pasien.

Tabel 21Distribusi Frekuensi Jumlah Penderita Katarak Berdasarkan Umur

di Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. JenepontoTahun 2012

No. Umur (Tahun) n %

1 45-59 2 14,3

2 60-74 8 57,1

3 75-89 1 7,1

4 90-104 3 21,5

Total 14 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui bahwa jumlah penderita katarak di

Kelurahan Empoang Utara yang paling banyak berumur antara 60-74

tahun sebesar 57,1% sedangkan paling sedikit yang berumur antara 75-89

tahun sebesar 7,1%.

Tabel 22Distribusi Frekuensi Jumlah Penderita Katarak Berdasarkan Jenis

Kelamin di Kel. Empoang Utara

Page 86: 7. LAPORAN

86

Kec Binamu Kab. JenepontoTahun 2012

No. Jenis Kelamin n %

1 Laki-laki 4 28,6

2 Perempuan 10 71,4

Total 14 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 22 dapat diketahui bahwa jumlah penderita katarak di

Kelurahan Empoang Utara yang paling banyak diderita oleh perempuan

sebesar 71,4% sedangkan laki-laki hanya sebesar 28,6%.

Tabel 23Distribusi Frekuensi Jumlah Penderita Katarak di Kel. Empoang

Utara Kec. Binamu Kab. JenepontoTahun 2012

No. Penderita (orang) n %

1 Positif 7 50,0

2 Negatif 7 50,0

Total 14 100,0

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 23 dapat diketahui bahwa jumlah penderita katarak di

Kelurahan Empoang Utara yang positif suspect sebesar 50,0%, begitupun

dengan yang negatif suspect sebesar 50,0%.

2) Evaluasi

Dari target yang telah ditentukan yaitu 14 orang pasien, telah

didapatkan 7 orang pasien. Bisa dikatakan kegiatan ini cukup berhasil.

Page 87: 7. LAPORAN

87

Namun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya, yaitu

kurangnya koordinasi antara kepala lingkungan dengan warganya.

E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

1. Faktor Pendukung

a. Dukungan dari kepala desa dan keluarga yang sangat besar terhadap

program-program yang kami laksanakan sehingga program kerja kami

dapat berjalan lancar.

b. Partisipasi masyarakat yang cukup tinggi terutama pada pelaksanaan

seminar-seminar dan penyuluhan-penyuluhan.

c. Partisipasi bidan desa dan kader posyandu, dukungan bidan desa,

keterlibatan kader posyandu pada setiap kegiatan sangat banyak membantu

khususnya dalam hal mengenal karakter masyarakat serta penerjemah, serta

adanya NICE Project yang masih berlangsung sangat membantu dalam hal

data screening gizi bayi dan balita.

d. Kelengkapan ATK posko, keberadaan 5 unit Komputer yang dilengkapi

dengan printer, alat scan serta kamera digital, banyak membantu

kelancaran operasional kegiatan.

e. Pembagian tugas yang jelas serta tanggungjawab peserta KKN terhadap

tugas-tugas yang diberikan, membuat hampir tidak ada masalah yang

berarti di lapangan.

f. Lokasi Posko yang dekat dengan kantor lurah sebagai pusat kegiatan

memudahkan kami dalam melakasanakan program kerja

Page 88: 7. LAPORAN

88

g. Kerja sama yang baik antar anggota posko sehingga semua program kerja

dapat terlaksana sesuai dengan harapan

2. Faktor Penghambat

a. Masih adanya masyarakat yang kurang mengerti bahasa Indonesia formal

dimana masyarakat umumnya menggunakan bahasa Makassar sehingga

pada saat pendataan dan penyamapaian materi kurang maksimal.

b. Geografis lokasi KKN yang sangat luas dan berupa dataran tinggi yang

sulit dijangkau sehingga mempersulit pendataan dan pelaksanaan berbagai

program kerja.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan KKN Profesi Kesehatan Unhas

Angkatan XLI di Kelurahan Empoang Utara Wilayah Kerja Puskesmas

Bontosunggu Kota Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang dilakukan

pada tanggal 18 Juli s/d 14 Agustus 2012, dapat disimpulkan sebagaimana

berikut:

1. Intervensi Non Fisik

a. Penyuluhan Sanitasi Lingkungan

Penyuluhan sanitasi lingkungan dilaksanakan pada tangga 10-13 Juli

2012. Tanggal 10-11 Juli diadakan di SDI No. 172 Pattallassang yang

Page 89: 7. LAPORAN

89

diikuti 35 siswa sedangkan pada tanggal 12-13 Juli diadakan di SDN. No.

86 Parappa yang diikuti 24 siswa. Dengan jumlah keseluruhan sebanyak

54 siswa.

b. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan pada tanggal 10-

13 Juli 2012. Tanggal 10-11 Juli diadakan di SDI. No. 172 Pattallassang

yang di ikuti 16 siswa sedangkan pada tanggal 12-13 Juli 2012 diadakan

di SDN No. 86 Parappa yang diikuti 15 siswa. Dengan jumlah

keseluruhan sebanyak 31 siswa.

c. Penyuluhan Cuci Tangan yang Asebsis

Penyuluhan cuci tangan yang asebsis dilaksanakan pada tanggal 10-

13 Juli 2012. Tanggal 10-11 Juli diadakan di SDI. No. 172 Pattallassang

yang diikuti 20 siswa sedangkan pada tanggal 12-13 Juli 2012 diadakan di

SDN. No. 86 Parappa yang diikuti 19 siswa. Dengan jumlah keseluruhan

sebanyak 39 siswa.

d. Penyuluhan Pemberdayaan Posyandu

Penyuluhan pemberdayaan posyandu dilaksanakan pada tanggal 16

Juli 2012 yang bertempat di kantor Kelurahan Empoang Utara. Jumlah

peserta yang mengikuti penyuluhan ini sebanyak 16 orang.

2. Intervensi Fisik

a. Revitalisasi Jamban

Page 90: 7. LAPORAN

90

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Juli 2012 didua

sekolah di Kelurahan Empoang Utara. Tanggal 11 Juli 2012 diadakan di

SDI No. 172 Patalassang yang diikuti oleh siswa kelas IV-VI. Pada

tanggal 13 Juli 2012 di laksanakan di SDN No. 86 Parappa yang diikuti

juga oleh siswa kelas IV-VI. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah

untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup

yang sehat dalam hal ini penggunaan jamban. Dan juga membiasakan

siswa SD untuk menggunakan jamban yang telah disediakan oleh pihak

sekolahnya masing-masing.

b. Pelatihan Peningkatan Pengetahuan/Kemampuan Siswa mengenai Sanitasi

Lingkungan dan Penyakit Berbasis Lingkungan

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Juli 2012 pada dua

sekolah di Kelurahan Empoang Utara. Tanggal 11 Juli 2012 diadakan di

SDI No. 172 Patalassang yang diikuti oleh 35 siswa dari kelas IV dan V.

Pada tanggal 13 Juli 2012 dilaksanakan di SDN No. 86 Parappa yang

diikuti oleh 24 siswa dari kelas IV dan V. Adapun tujuan dari kegiatan ini

adalah siswa memiliki pengetahuan mengenai jenis jentik nyamuk

sehingga dapat mencegah munculnya lebih banyak jentik nyamuk di

lingkungan mereka. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan prinsip

hidup sehat dengan menjaga sanitasi lingkungan.

c. Pembuatan Papan Wicara Kesehatan Lingkungan

Page 91: 7. LAPORAN

91

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli 2012. Kegiatan

pembuatan papan wicara tentang kesehatan lingkungan terlaksana dengan

baik. Dari dua sekolah yang ada di Kelurahan Empoang Utara, terpasang

masing-masing satu papan wicara yang bertema kesehatan lingkungan

dengan ukuran 75x50 cm untuk setiap papan wicara. Selain di sekolah,

kami tambahkan satu papan wicara di kantor Kelurahan Empoang Utara

dengan tema yang sama yaitu kesehatan lingkungan.

d. Peningkatan Pemberdayaan Guru Menuju Sekolah Sehat

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 13.00-

15.30 WITA di Aula Kantor Kecamatan Binamu. Kegiatan ini diikuti oleh

masing-masing perwakilan guru dari setiap sekolah di Kecamatan

Binamu. Teknis pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan pemberian

beberapa materi oleh pemateri dan beberapa pertanyaan. Selanjutnya

pembentukan lima kelompok untuk dapat menjawab pertanyaan tadi.

Kemudian peserta diberikan waktu untuk berdiskusi dalam kelompoknya

masing-masing mengenai pertanyaan tersebut.

Pemaparan jawaban diwakili oleh perwakilan masing-masing

kelompok yang sebelumnya menyanyi slogan kelompok mereka. Setelah

Page 92: 7. LAPORAN

92

pemaparan jawaban akan kembali didiskusikan dengan seluruh kelompok

dan pemateri. Sehingga diperoleh kesimpulan dari pertanyaan tersebut.

e. Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMP/Sederajat se-Kecamatan Binamu

Pelaksanaan lomba cerdas cermat di tingkat Kecamatan Binamu

dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2012, pada pukul 10.00-12.00 WITA di

gedung MTsN Binamu. Pelaksanaan lomba cerdas cermat di tingkat

Kabupaten Jeneponto dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2012 di gedung

Dharma Wanita.

Pemenang dari lomba cerdas cermat tingkat kabupaten ini

dimenangkan oleh SMPN 4 Binamu, SMPN 6 Tamalatea, dan SMPN 2

Bangkala Barat.

f. Lomba Poster Kesehatan Lingkungan Tingkat SMA/Sederajat

Pelaksanaan lomba poster kesehatan lingkungan dilaksanakan pada

tanggal 17 Juli 2012 bertempat di kantor Darma Wanita Kecamatan

Binamu. Lomba poster ini diikuti oleh 23 peserta yang terdiri dari 23

SMA sederajat se-kabupaten Jeneponto. Adapun pemenangnya adalah

SMAN 1 Tamalatea sebagai juara pertama, SMKN 4 Kalimporo sebagai

juara kedua, dan SMA Khusus sebagai juara ketiga.

g. Lomba Sekolah Sehat

Pelaksanaan lomba sekolah sehat dilaksanakan pada tanggal 16 Juli

2012. Pemenang dari lomba sekolah sehat yaitu:

Juara I : SDN 44 Bantaulu Sapanang, Binamu

Page 93: 7. LAPORAN

93

Juara II : SDN 129 Togo-togo, Batang

Juara III : MIN 2 Pattiro, Bangkala Barat

h. Screening Gizi

Jumlah bayi dan balita yang di screening 100% dari 243 jumlah

bayi dan balita di Kelurahan Empoang Utara. Persentase ini sesuai dengan

yang diharapkan, dikarenakan di kelurahan ini sedang berjalan program

NICE Project sehingga ibu-ibu yang kesadarannya masih kurang datang

ke posyandu, anaknya akan tetap ditimbang dan didata karena kader setiap

sehari setelah penimbangan mengadakan penimbangan lapangan

(sweeping/kunjungan rumah) yaitu kader berjalan dari rumah ke ke rumah

untuk menimbang dan mendata bayi dan balita yang ada di kelurahan

Empoang Utara.

i. Screening Katarak

Screening katarak dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2012-26 juli

2012. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan

masing-masing kepala lingkungan. Jumlah penderita suspect katarak

sebanyak 7 orang.

B. Saran

1. Untuk Pemerintah Kelurahan Empoang Utara

Sebaiknya pemerintah kelurahan mengalokasi dana khusus untuk

bidang kesehatan minimal 10% dari total pembangunan. Anggaran tersebut

dialokasikan untuk pembangunan bangunan fisik Seperti POSKESDES,

Page 94: 7. LAPORAN

94

insentif kader posyandu, bantuan kepada balita yang mengalami masalah gizi

dan lain-lain.

2. Untuk PKK

Sebaiknya PKK bisa lebih proaktif dalam setiap kegiatan di posyandu

sebagai wujud tanggung jawab serta dukungan moril bagi kader yang bekerja

dengan sukarela.

3. Untuk Puskesmas Bontosunggu Kota

Sebaiknya meningkatkan pembianaan dan perekrutan kader-kader

kesehatan terutama kader posyandu, kader dan khususnya di Kelurahan

Empoang Utara mengingat jarak ke puskesmas yang sangat jauh.

4. Untuk Pengelola KKN Profesi Kesehatan Unhas

Pada KKN PK selanjutnya diharapkan adanya pertimbangan antara

waktu pelaksanaan KKN, waktu kuliah dan puasa yang mungkin dapat

menjadi hambatan bagi terlaksananya program kerja yang direncanakan.