7 hipertensi dalam kehamilan
-
Upload
vrilisda-sitepu -
Category
Documents
-
view
7.097 -
download
5
Transcript of 7 hipertensi dalam kehamilan
Salah satu dari Tiga sebab Kematian Maternal :Perdarahan InfeksiHDK
Defenisi HDK adalah komplikasi kehamilan setelah kehamilan > 20 mg. dengan timbulnya hipertensi,
dan Protenurin atau hipertensi yang terjadi tanpa ada hubungan dengan kehamilan (hipertensi kronis).
KRITERIA :1) HIPERTENSI
Sistolis > 140mm Hg dan atau Diastolis >
90mm Hg.
2) PROTENURIA bila :
a. Melebihi 0,3gr/L dalam 24 jam
b. Melebihi 1gr / L dalam dua kali pengambilan
urine selama 6 jam secara acak atau
c. Pemeriksaan kuantitatip – positif dua atau
lebih.
KLASIFIKASI Oleh The Committee On Terminologi of the American college of obstetri & ginekologi (1973)
Dibagi atas : A) HDK sebagai penyakit yang berhubungan langsung
dengan kehamilan :1) Preklamsia : - ringan
- berat2) Eklamsia
B) HDK sebagai penyakit yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi KronikC) Pre Eklamsia / Eklamsia pada hipertensi kronis
( SUPER IMPOSED)
D) Transient Hipertension (Hipertensi
Gestasionalis)
E) HDK yang tidak dapat diklasifikasikan
PRE EKLAMPSIA
Timbulnya gejala hipertensi dan protenuria setelah
kehamilan > 20mg.
( kecuali pada penyakit TROPOBLAST)
EKLAMPSIATimbulnya kejang pada pre-eklampsia yang disusul dengan koma.
HIPERTENSI KHRONIKHipertensi menetap oleh sebab apapun yang ditemukan pada umur kehamilan < 20mg atau hipertensi menetap setelah 6 mg pasca persalinan.
SUPER IMPOSED PREKLAMPSIA
Timbulnya pre-eklampsia dan eklampsia pada hipertensia khronis.
TRANSIENT HIPERTENSION (HIPERTENSI GESTASIONAL)
Hipertensi dalam kehamilan pada wanita dimana
tekanan darahnya normal sebelum hamil dan tidak mempunyai gejala : - Hipertensi Kronis
- Pre – eklampsia dan Eklampsia
dan gejala ini hilang 10 hr pasca persalinan.
ETIOLOGI :
Tidak diketahui dengan pasti.
PE,The Disease of Theories.
Teori-teori yang sampai sekarang dianut adalah : Kelainan Vasculasi plasenta Iskemik plasenta, radical bebas dan disfungsi endotel. Intolerensi immunologik antara ibu dan janin. Adaptasi kardiovaskuler genetik. Defisiensi gizi. Inflamasi.
FAKTOR PREDISPOSISI :
1) Primigravida,primipaternitas.
2) Hiperplasentosis, misalnya: mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar
3) Umur yang ekstrim
4) Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
5) Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
6) Obesitas.
PATOFISIOLOGIS :
Belum diketahui dengan pasti Proses iskemik uteroplasenter yang menyebabkan
“vaso spasmus” arteriole / kappiler secara umum sehingga menimbulkan kelainan patologis pada organ-organ vital.
Juga disertai :
- Retensio Na + Air
- Hemokonsentrasi (pergeseran air intra vaskulair ke interstitial).
FREKUENSI :3% - 10%
Frekuensi berbeda untuk setiap negara oleh faktor : Jumlah primigravida Sosial ekonomi dan Kriteria diagnosa.
GAMBARAN KLINIK:Timbul tanda-tanda dalam urutan :
- Hipertensi dan- Protenuria
D.D : 1) Pre eklampsia2) Hipertensi khronis
PENCEGAHAN
Walaupun hasilnya masih di pertanyaan, dapat
Dilakukan : Istrahat Cukup dengan
Diet : - Suplemet minyak ikan yang kaya akan asam lemak tidak
jenuh
- Anti oksidan, mis: Vitamin C, Vitamin E, B karoten dll.
- Elemen logam berat Z,Mg, K Hati- hati dengan faktor resiko. Belum ada obat-obatan yan terbukti mencegah
PE.
PENANGANAN
Tujuan utama penanganan PE ialah : Mencegah PE ringan PE berat
PE berat Eklampsia Melahirkan janin hidup Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.
PE RINGAN
Diagnose : - Tensi > 140/90 mmHg atau < 160/110
- Protenuria
- Pada kehamilan > 20mg
Pencegahan• Antenatal teratur• Istirahat yang cukup• Diet yang sesuai
PENGOBATAN
Bila mungkin semua PE rawat inap.
A) RAWAT JALAN Istirahat banyak : - baring / tidur miring Obat penenang : - Luminal 3 x 30mg
- Diazepam 3 x 2mg Diet : yang sempurna Roborantia Anti Hypertensi / Diureticum
tidak boleh diberikan Periksa : Lab, darah, urine, fungsi hati dan ginjal. Periksa ulang 1 x / mg
B) RAWAT INAP Bila :
Dua Minggu pengobatan tak ada perbaikan
BB bertambah > 1kg/Mg selama dua minggu
berturut. Dalam satu minggu rawat inap tak ada perubahan
bahkan makin berat dianggap menjadi PE berat Normotensi aterm partus spontan
PE BERATBila di jumpai satu atau lebih tanda-tanda berikut :a) Tensi > 160/110 mmHgb) Protenuria 5gr / 24 jam atau kuantitatip 3 + / 4 +c) Oligouria < 500cc /24jam.d) Nyeri kepala frontal atau ada gangguan visus.e) Nyeri epigastrium / muntahf) Edema paru / cianoseg) Pertumbuhan janin intra uterima terlambath) Hellp sindrome : H = Hemolisis
EL = Elevated Liver Enzymes
LP = Low Platelet counts.
PENANGANAN
Kehamilan > 37Mg
Pengobatan Medisinalis :
1) Rawat Inap Istirahat total (isolasi)
2) M9SO4 diberikan :
a) Loading dose SM 4gr (10cc) I.V. pelan-pelan (15’)
8gr SM I.M. Ki & Ka.
maintenen 4gr/4jam
b) Loading dose SM 4gr (10cc) I.V. pelan-pelan (15’) dan
SM 6gr (15cc)/500cc RL --- 24 tetes / menit.
c) Loading dose SM 4gr (10cc) I.V. pelan-pelan (1.5’)
Bila dikombinasi dengan oksitosin drip ditangan yang satu,
maka ditangan yang lain : SM 40% 12gr (30cc) / 500cc RL
12 tetes/menit (12jam).
3) Infuse Dextrose / RL : 2 : 1
4) Kateter menetap
5) 4 jam setelah pengobatan Tensi > 180/120
diberikan anti hipertensi.
- Di Indonesia sebagai pegangan > 180mg Hg sistole
- Nifedipine 10-20mg Po
- Sodium nitroprusside 0,25mg/kg I.V. permenit
6) Diuretikum bila ada indikasi : Edem paru Gagal jantung kongestip Edema anasarka
SYARAT PEMBERIAN MgSO4
1) Anti dotum – calcicus gluconas 10% I.V. pelan-pelan bila dibutuhkan.
2) Reflex patella +
3) Pernafasan > 16/menit
4) Produksi urine > 100cc / 1 jam.
Pengobatan Obstetri
Kehamilan diterminasi 4jam setelah stabilisasi :
a) Oxitocin drip + Amniotomi (pervic score > 5). Kala II dipercepat dengan forcep / vacum ekstraksi.
b) Langsung SC.MgSO4 dapat diberikan 24 jam post partum bila tak ada kontra indikasi.
II. PE BERAT
Kehamilan < 37 mg
a) Pengobatan medisinalis (sama dengan terdahulu)
b) Betametason maturasi paru-paru
c) Pengobatan obst.
- 24 jam tak ada perubahaan terminasi.
IMPENDING EKLAMPSIA PE Berat disertai : Nyeri kepala hebat Gangguan visus Nyeri Epigastric Mual / muntah Kenaikan progresif tekanan darah ( sistolis > 200mmHg)
SC
Berarti “HALILINTAR” (Yunani)
Timbul tiba-tiba seperti halilintar tanpa di ketahui tanda-tanda
lain.
“PE Berat + Kejang-kejang diikuti koma”.
Menurut Kejadiannya :
Eklampsia Ante Partum Eklampsia Intra Partum Eklampsia Post Partum
FREKUENSI Negara baru berkembang 0,3% - 0,7% Negara maju 0,05 -0,1%
GEJALA :1. Dimulai dengan tanda impending eklampsia.2. Terjadi kejang dalam 4(empat) tingkatan.
Tingkat aura Tingkat kejang Tonik Tingkat kejang klonik Tingkat coma
Penderita pelan-pelan berangsur sadar,tapi dapat timbul serangan baru.
Selama Serangan : Tekanan darah naik Nadi cepat Suhu meningkat 40c Komplikasi : - lidah tergigit - Sol Plasenta
- gangguan pernafasan - perdarahan otak
DIAGNOSE PE + kejang / koma
DD : - Epilepsi- Kejang karena obat anestesia- Kejang / coma oleh sebab lain.
* DM* Meninggitis* Encefalitis
KOMPLIKASI :1) Solutio plasenta 6) Edema paru2) Hypofibrinogenemia 7) Nekrose hati3) Hemolysis 8) Hellp syndome4) Perdarahan otak 9) Kelainan ginjal5) Kelainan mata (ablatio retina) 10) Komplikasi lain : - lidah tergigit - fractura
- aspirasi pneumonia
- D.I.C
Prognosis :
Kematian maternal 9,8% - 25,5%kematian janin 42,2% - 48,9%
Dinegara maju menurun.
Sebab Utama Kematian : Perdarahan otak Decompensasi cordis (edema paru) Payah ginjal Aspirasi broncho peneumonia.
Sebab Kematian Janin :
- hipoxia intrauterina
- prematuritas
- dismaturitas.
PENCEGAHAN
Mencegah PE.Ringan PE. Berat
PE.Berat PE. Eklampsia
k/p mengakhiri kehamilan pada PE Berat.
Penanganan :
Tujuan utama : 1) menghentikan kejang
2) mengurangi vasospasmlis
3) meningkatkan diurese.
1) Obat-Obatan Anti Kejang
sama dengan PE berat
2) Infuse Dextrose / Ringer Lactat
( 2 : 1 ) 2000cc / 24 jam
3) Pertolongan yang diperlukan : Jalan pernapasan bebas (resursitasi) Menghindari lidah tergigit (ganjal) Pemberian O2 Menghindari trauma
4) Memasang kateter menetap (diurese)
5) Antibiotika secukupnya
6) Diuretika
Anthipertensi bila ada indikasi7) Pengobatan obstetri
termiasi kehamilan bila sudah terjadi stabilisasi (4-8jam) sesudah pengobatan :
Drip + AmniotomiSC.
Pada PE berat dan Eklampsia dapat timbulnya :
Hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar
dan trombositopenia.
H : Hemolysis
EL : Elevated Liver Enzyme
LP : Low Platelets Count
Diagnose : Adanya tanda PE berat Lemah, nyeri kepala, mual dan muntah Tanda-tanda hemalisis intravaskular yaitu
kenaikan LDH, AST dan bilirubin indirek. Kerusakan / disfungsi sel hepar, kelainan LDH,
AST dan LDH. Trombositopenia < 150.000/ml
Klasifikasi Sindroma HELLP menurut klasifikasi
Mississippi: Kelas I kadar trombosit < 50.000/ml.
LDH > 600 IU/ml AST atau ALT > 40 IU/ml.
Kelas II kadar trombosit > 50.000 -- < 100.000/ml
LDH > 600 IU/ml, AST atau ALT > 40 IU/ml.
Kelas III kadar trombosit > 100.000/ml - < 150.000/ml
LDH > 600 IU/ml, AST dan / ALT > 40 IU/ml
DD :
1) Trombotik Angiopati
2) Kelainan konsumtip fibrinogen
- acute fatty liver of pregnancy
- perdarahan berat
- sepsis.
3) SLE
4) Penyakit ginjal
PENANGANAN1. Obstetrik pada HELLP Sindrom segera terminasi
kehamilan tanpa mempertimbangkan umur kehamilan.
2. Konsultasi dengan patologi klinik untuk proses trombositopeni.
Biasanya segera diberikan Dexamethasone bila perlu double dose.
Dapat dipertimbangkan tranfusi trombosit bila kadar trombosit < 50.000/ml dan tranfusi darah.
PROGNOSE
Angka kematian ibu tinggi (24%) disebabkan : Decompensasi kronis Gangguan pembekuan darah Perdarahan otak Ruptur Hepar Kegagalan organ multiple.