7 Biomassa i Liquid Sdk Ok

13
A. LATAR BELAKANG Sebagai penggerak laju ekonomi dan produksi Indonesia saat ini masih ditopang oleh minyak dan gas bumi. Akan tetapi, dengan menyusutnya produksi dan tiadanya penemuan cadangan baru, maka krisis saat ini barulah fase pembukaan saja. Dari setiap 10 liter minyak mentah yang dibakar, hanya ditemukan empat liter cadangan baru. Oleh karena itu, di samping pemanfaatan panas bumi, tenaga matahari, angin, maka energi terbarukan yang bersumber dari tanaman merupakan alternatif sekaligus memecahkan masalah kemiskinan, lingkungan, dan BBM. Dari 50-an tanaman, di antaranya kelapa sawit, tebu, singkong, jarak pagar, jagung, bunga matahari, dan sebagainya, jarak pagar merupakan pilihan paling layak untuk dipertimbangkan. Biomassa terutama dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian merupakan sumber daya energi dunia yang tertua. Di negara-negara yang telah maju, dengan berkembangnya industri, peranan biomassa sebagai sumber energi makin berkurang, dan diganti dengan energi komersial, mula-mula batu bara kemudian minyak bumi (energy fosil). Pada saat ini negara-negara industri secara praktis tidak lagi mempergunakan energi yang berasal dari biomassa. Pola energi negara-negara itu boleh dikatakan seluruhnya terdiri atas energi komersial. Berlainan halnya dengan negara-negara berkembang, sekalipun banyak negara-negara berkembang yang bergerak menuju kearah industrialisasi, secara umum dapat dikatakan bahwa di negara- negara tersebut biomassa masih merupakan komponen yang besar dalam pola pemakaian energi. Salah satu perkiraan mengatakan bahwa pemakaian energi yang berasal dari biomassa, terutama kayu bakar, limbah pertanian dan tinja hewan mencapai 60% dari seluruh konsumsi energi. Namun sesuai dengan perkembangan teknologi akhirnya energi komersial (minyak bumi) menggeser energi biomassa sampai terjadi ketergantungan yang sangat tinggi. Hal ini mulai terasa oleh masyarakat dengan beban ekonomi yang berat akibat kenaikan harga energi komersial (minyak bumi) yang mencapai 70 dolar per barel. Mengakibatkan daya beli masyarakat menurun cukup tajam akibat kenaikan harga minyak dunia, lebih-lebih setelah pemerintah menaikan harga minyak menjadi 100% pada tahun 2005. Karena kenaikan harga minyak dunia (energi komersial) yang sangat tajam, akhirnya masyarakat beramai-ramai mulai beralih mencari energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan yaitu salah satunya adalah energi biomassa baik biomassa padat, biomassa cair maupun biomassa gas sebagai sumber energi untuk Makalah: Anjar Surasa, M.Pd Page 1

description

;iquid biomass

Transcript of 7 Biomassa i Liquid Sdk Ok

BIOMASSA LIQUID

A. LATAR BELAKANG

Sebagai penggerak laju ekonomi dan produksi Indonesia saat ini masih ditopang oleh minyak dan gas bumi. Akan tetapi, dengan menyusutnya produksi dan tiadanya penemuan cadangan baru, maka krisis saat ini barulah fase pembukaan saja. Dari setiap 10 liter minyak mentah yang dibakar, hanya ditemukan empat liter cadangan baru. Oleh karena itu, di samping pemanfaatan panas bumi, tenaga matahari, angin, maka energi terbarukan yang bersumber dari tanaman merupakan alternatif sekaligus memecahkan masalah kemiskinan, lingkungan, dan BBM. Dari 50-an tanaman, di antaranya kelapa sawit, tebu, singkong, jarak pagar, jagung, bunga matahari, dan sebagainya, jarak pagar merupakan pilihan paling layak untuk dipertimbangkan.

Biomassa terutama dalam bentuk kayu bakar dan limbah pertanian merupakan sumber daya energi dunia yang tertua. Di negara-negara yang telah maju, dengan berkembangnya industri, peranan biomassa sebagai sumber energi makin berkurang, dan diganti dengan energi komersial, mula-mula batu bara kemudian minyak bumi (energy fosil). Pada saat ini negara-negara industri secara praktis tidak lagi mempergunakan energi yang berasal dari biomassa. Pola energi negara-negara itu boleh dikatakan seluruhnya terdiri atas energi komersial.

Berlainan halnya dengan negara-negara berkembang, sekalipun banyak negara-negara berkembang yang bergerak menuju kearah industrialisasi, secara umum dapat dikatakan bahwa di negara-negara tersebut biomassa masih merupakan komponen yang besar dalam pola pemakaian energi. Salah satu perkiraan mengatakan bahwa pemakaian energi yang berasal dari biomassa, terutama kayu bakar, limbah pertanian dan tinja hewan mencapai 60% dari seluruh konsumsi energi.

Namun sesuai dengan perkembangan teknologi akhirnya energi komersial (minyak bumi) menggeser energi biomassa sampai terjadi ketergantungan yang sangat tinggi. Hal ini mulai terasa oleh masyarakat dengan beban ekonomi yang berat akibat kenaikan harga energi komersial (minyak bumi) yang mencapai 70 dolar per barel. Mengakibatkan daya beli masyarakat menurun cukup tajam akibat kenaikan harga minyak dunia, lebih-lebih setelah pemerintah menaikan harga minyak menjadi 100% pada tahun 2005.

Karena kenaikan harga minyak dunia (energi komersial) yang sangat tajam, akhirnya masyarakat beramai-ramai mulai beralih mencari energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan yaitu salah satunya adalah energi biomassa baik biomassa padat, biomassa cair maupun biomassa gas sebagai sumber energi untuk kebutuhan sehari-hari terutama untuk memasak atau keperluan dapur.

Biomassa merupakan produk fotosintesis, yakni butir-butir hijau daun yang bekerja sebagai sel-sel surya, menyerap energi matahari dan mengkonversi dioksida karbon dengan air menjadi suatu senyawa karbon, hydrogen dan oksigen. Senyawa ini dapat dipandang sebagai suatu penyerapan energi yang dapat dikonversi menjadi suatu produk lain. Hasil konversi dari senyawa itu dapat berbentuk arang atau karbon, alkohol kayu, ter dan lain sebagainya. Energi yang tersimpan itu dapat pula dimanfaatkan dengan langsung membakar kayu itu; panas yang dihasilkan digunakan untuk memasak atau untuk keperluan lain.

Proses fotosintesis dapat dirumuskan dengan reaksi kimia sebagai berikut :

CO2 + H2O + E Cx(H2O)y + O2 klorofil

Di mana:E= energi cahaya

CO2= gas dioksida karbon

H2O= air

Cx(H2O)y= hidrokarbon yang terjadi

O2= gas oksigen Gambar 1. Proses FotosintetisKlorofil adalah bahan yang membuat hijau daun. Hidrat karbon yang terjadi dapat berbentuk gula tebu atau gula bit yang mempunyai rumus C12H22O11, ataupun misalnya berbentuk selulosa yang mempunyai rumus yang lebih komplek berupa (C6H10O5) x. Ada baiknya untuk mencoba mengetahui potensi bahan organic sebagai bahan bakar dengan menilai isi energinya. Energi total suatu molekul dianggap sama dengan jumlah energi dari masing-masing ikatan atom ke atom. Dengan demikian energi yang terdapat pada dioksida karbon CO2 (sebesar 1600 kJ/mole) dapat dianggap kurang lebih sama dengan empat ikatan C-O, karena setiap atom oksigen diikat oleh karbon dengan ikatan ganda (CO2 dapat digambarkan O = C = O). Energi interaksi antara kedua atom oksigen diabaikan dan setiap ikatan C-O dianggap sebesar 400 kJ/mole. Energi ikatan gas oksigen O2 adalah 48 kJ/mole, atau 24 kJ/mole untuk tiap ikatan O-O, oleh karena O2 mempunyai dua ikatan (O=O). Ikatan O-H mempunyai energi sebanyak 460 kJ/mole. Bila oksigen diserap dalam proses oksidasi atau respirasi, maka energi dibebaskan karena terdapatnya stabilitas yang meningkat pada ikatan O-H atau ikatan C-O. Dapat dikemukakan, bahwa terdapat suatu hubungan antara jumlah molekul oksigen yang diserap pada proses pembakaran atau respirasi suatu molekul organic dan jumlah energi pembakaran molekul itu. Rumus Rabinowitch merupakan suatu definisi dari tingkat reduksi rata-rata R dari karbon dalam suatu molekul dengan komposisi CpHqOr sebagai berikut: p + 0,25 x q - 0,5 x r

R = _____________________________

P

Pada dasarnya R merupakan jumlah molekul oksigen yang diperlukan untuk membakar suatu material organic menjadi CO2 dan H2O, dibagi jumlah atom karbon dalam molekul.

Potensi energi tarbarukan yang besar dan belum banyak dimanfaatkan adalah energi dari biomassa. Potensi energi biomassa sebesar 50 000 MW hanya 302 MW yang sudah dimanfaatkan atau hanya 0.604% dari seluruh potensi yang ada. Tabel 1. Potensi Energi Terbarukan di IndonesiaSumberPotensi (MW)Kapasitas Terpasang (MW)Pemanfaatan (%)

Large Hydro 75 000 4 200 5.600

Biomassa 50 000 302 0.604

Geothermal 20 000 812 4.060

Mini/mikro hydro 459 54 11.764

Energi Cahaya 15 6487 5 3.19 X 10 -3

Energi Angin 9 286 0.50 5.38 X 10 -3

Total 311 232 5 373.5 22.03

Sumber : Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, 2001; ZREU, 2000

B. BIOMASSA CAIR / LIQUID

Tumbuh-tumbuhan dan bahan organik lainnya dapat diubah menjadi bahan bakar cair maupun gas dengan bantuan beberapa proses biologi dan proses kimia. Proses yang cocok untuk konversi ini tergantung dari sifat bahan organik yang banyak mengandung air. Proses-proses kimia seperti pirolisa atau reduksi katalitis lebih cocok untuk bahan yang kering dan tahan terhadap biodegradasi.C. ETANOL/ETHYL ALKOHOL

1. Pembuatan Biomassa Cair dengan proses permentasi Fermentasi alkoholik merupakan suatu proses yang lama dikenal dan banyak dipakai. Ethyl alkohol atau etanol mudah dibuat dari berbagai hasil pertanian yang mengandung gula. Ragi merubah gula-gula heksose menjadi ethanol dan dioksida karbon sesuai rumus dibawah ini:C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 Gula-gula yang difermentasikan dapat berupa glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, rafinosa, dan manosa. Gula tetes, suatu hasil tambahan dari produksi gula tebu mengandung 55% gula-gula dan dapat secara mudah dan murah difermentasikan menjadi ethanol. Dalam proses demikian gula tetes diencerkan dengan air hingga mencapai kekentalan gula sebanyak 20%, kemudian dicampur dengan biakan ragi sebanyak 5% volume. Campuran ini difermentasikan selama 2-3 hari hingga mencapai nilai alkohol setinggi 9-10%. Alkohol ini kemudian diambil dengan proses destilasi. Satu liter alkohol dengan kemurnian 95% dapat diperoleh dari 2,5 liter gula tetes dengan biaya yang rendah.Tanaman yang memiliki nilai kanji (strach) yang tinggi seperti hasil biji-bijian harus mengalami proses hidrolisa dengan enzim atau asam untuk menghasilkan gula sebelum difermentasi menjadi alkohol. Biji-bijian dicampur dengan air, dan dipanaskan untuk menjadikan kanji itu menyerupai agar-agar. Konversi menjadi gula dilakukan dengan enzim dan campuran gandum gerst dan cendawan amalisa yang didapat dari suatu jenis jamur tertentu (Aspergillus niger). Kemudian dilakukan fermentasi dengan ragi. Selain alkohol, proses ini menghasilakan juga dua produk tambahan, yaitu dioksida karbon yang sangat murni (99,8%) serta biji-bijian terpakai yang dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Selulosa adalah komponen utama semua tumbuh-tumbuhan, dan merupakan sepertiga sampai seperdua bahan kering tanaman. Dengan demikian selulosa merupakan sumber daya yang terbarukan yang terbanya di bumi. Sebagaimana halnya dengan kanji, selulosa harus mengalami proses hidrolisa dulu menjadi gula sebelum dapat difermentasi menjadi alkohol. Akan tetapi selulosa lebih sukar mengalami proses degradasi dari pada kanji. Selulosa melalui proses hidrolisa dapat menjadi gula dengan bantuan asam-asam kuat seperti asam belerang dengan jumlah yang besar. Banyak penelitian masih diperlukan untuk dapat dengan cara yang praktis membuat alkohol dari selulosa.2. Proses Pirolisa

Pirolisa merupakan suatu proses destilasi destruktif daripada bahan organik. Destilasi ini dilaksanakan dalam sebuah bejana tertutup dengan atmosfer tanpa oksigen, dan dipanaskan hingga suhu dari 500 sampai 900C. Proses pirolisa telah lama dimanfaaatkan dengan mempergunakan kayu untuk memperoleh selain arang kayu, juga bahan-bahan kimia seperti metanol dan terpentin. Gas-gas yang dihasilkan porolisa dari bahan organik pada umumnya merupakan campuran metan, monoksida karbon, dioksida karbon, hidrogen dan hidrokarbon-hidrokarbon rendah. Selain itu dihasilkan cairan berupa minyak-minyak hidrokarbon dan bahan-bahan padat serupa arang kayu.

Gambar 2. Skema Proses Pirolisa

Gambar 2. memperlihatkan suatu skema dari proses pirolisa yang mempergunakan limbah kota sebagai bahan baku. Limbah kota dimasukkan di tempat A dan dipotong hingga mencapai ukuran kecil. Kemudian bahan baku dibawa ke tempat B untuk dikeringkan. Di tempat C dilakukan pemisahan: semua bahan organik seperti potongan-potongan logam dan gelas disisihkan sedangkan material lainnya yang merupakan bahan organik dibawa ke tempat D untuk digiling halus. Bejana E merupakan reaktor pirolisa. Di tempat F hasil-hasil pirolisa berupa gas, minyak dan arang dipisahkan. Jika suhu dalam reaktor dinaikkan komponen gas akan menjadi lebih besar. 3. Bahan-Bahan Ethanol

Ethanol yang mempunyai rumus kimia C2H5OH antara lain dapat dihasilkan dari bahan-bahan baku biomassa berikut:a. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk gula, seperti tebu dan nipah

b. Bahan-bahan yang mengandung hidrat arang dalam bentuk zat tepung (strach) seperti kasava, ubi jalar, kentang dan sagu.

c. Bahan-bahan selulosa yang mengandung arang dengan bentuk molekul yang lebih kompleks seperti kayu.Proses pembuatan ethanol pada asasnya terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :a. Konversi arang hidrat menjadi gula yang dapat dicairkan dalam air.

b. Fermentasi gula menjadi ethanol.

c. Pemisahan ethanol dari air dan komponen-komponen lain dengan destilasi.Keuntungan besar yang ada pada tebu adalah arang hidratnya sudah mempunyai bentuk yang seperti glukosa atau fruktosa sehingga langsung dapat difermentasi. Keuntungan kedua adalah bahwa ampas tebu yaitu sisa tebu yang tidak dapat dipakai lagi, masih dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar sehingga proses pembuatan ethanol dari tebu, tidak memerlukan bahan bakar dari luar.

Direncanakan untuk mencampur alkohol 20% dengan bensin 80%, sehingga dapat memperoleh konservasi atau penghematan dalam penggunaan minyak bumi. Direncanakan untuk berangsur-angsur meningkatkan komponen alkohol dalam campuran ini, yang sering dinamakan gasohol. D. Minyak Jarak

Seperti sedang berpacu dengan deadline, para ilmuwan energi giat mengembangkan energi terbarukan sebagai energi alternatif. Dari kalangan akademisi muncul solusi Minyak Jarak, yang dilontarkan oleh peneliti dari ITB, Robert Manurung, bekerja sama dengan kalangan swasta dan luar negri (jepang). Beliau dan tim mengklaim telah berhasil melakukan ekstrak biji jarak menjadi sumber bahan-bakar alternatif yang memiliki performa serupa dengan minyak solar. Solusi sedemikian lengkap, bahkan sampai mekanisme pengentasan kemiskinan petani dengan menanam tanaman jarak ini, mengingat harga bahan pangan yang terus menurun dan harga energi yang terus naik. Memproduksi minyak jarak menggantikan minyak bakar makin ngetren akhir-akhir ini setelah harga minyak bumi melambung jauh dan menjadi barang langka serta mahal bagi masyarakat kecil. Harga BBM yang terus meningkat menjadikan beragai pihak harus inovatif. Salah satunya, kemungkinan menggunakan biji jarak untuk pembuatan minyak jarak yang bisa menggantikan bahan bakar itu. Cadangan energi fosil semakin hari makin berkurang padahal kebutuhannya cenderung meningkat. Karena kondisi itulah para pakar energi memperkirakan bahwa energi fosil pada waktu tertentu akan habis terkonsumsi. Perkiraan yang ekstrem menyebutkan, minyak bumi akan habis jika dikonsumsi terus-menerus selama 200 tahun. Adapun batu bara akan habis terpakai dalam 400 tahun.1. Tanaman semakJatropha Curcas L dikenal sebagai jarak pagar. Jarak pagar merupakan tanaman semak yang tumbuh cepat dengan ketinggian mencapai 3-5 meter. Tanaman ini tahan kekeringan dan dapat tumbuh di tempat bercurah hujan 200 milimeter per tahun hingga 1.500 milimeter per tahun. Jarak pagar hampir tidak memiliki hama karena sebagian besar bagian tubuhnya beracun. Tanaman ini mulai berbuah setelah berusia lima bulan dan mencapai produktivitas penuh pada usia lima tahun. Buahnya elips dengan panjang satu inci, memiliki dua hingga tiga biji. Umur tanaman ini bisa mencapai 50 tahun. Biji, daging buah, dan cangkang bisa digunakan sebagai bahan bakar. Selain itu bagian-bagian tubuh jarak bisa digunakan untuk insektisida, pupuk, dan biogas. Saat panen perdana per pohon menghasilkan 1,5 hingga 2 kg biji jarak. Tapi, saat panen raya bisa mencapai 5 kg, bahkan 10 kg biji jarak per pohon.

Keampuhan minyak jarak sebenarnya sudah digunakan Jepang sejak Perang Dunia II sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi. Ketika itu, banyak kapal laut logistik Jepang yang dikaramkan armada perang Amerika Serikat sehingga minyak jarak dilirik sebagai alternatif lain. BBM tersebut digunakan untuk tank dan pesawat tempur milik Jepang. Dulu masyarakat menggunakan jarak sebagai pengganti minyak tanah atau listrik. Caranya, buah jarak ditusuk dan dibakar seperti sate.

Ada lima jenis tanaman jarak, yakni jarak gajah, jarak puyuh, jarak lalat, jarak thailand, dan jarak jepang, Karena ukuran bijinya lebih besar, hingga kandungan minyaknya pun lebih banyak. Jarak gajah kandungan minyaknya mencapai 67 persen, sedangkan jarak jenis lainnya hanya sekitar 47 hingga 48 persen.

Mengembangkan tanaman jarak sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, dikembangkannya jarak karena memiliki beragam keistimewaan dan multiguna, yakni minyak jarak digunakan sebagai bahan industri cat, logam, tekstil, serat sintetis, elektronik, dan obat-obatan.

Minyak jarak diharapkan sudah bisa diproduksi dan bertahap untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bakar. Pengembangan energi alternatif ini adalah suatu keharusan karena kita tidak bisa terus-menerus mengandalkan energi dari minyak bumi yang tidak terbarukan dan suatu saat akan habis. Diharapkan petani menjadi raja-raja minyak Indonesia. 2. Pengolahan Biji Jarak menjadi minyak jarak

Jarak yang dipilihnya adalah jarak pagar (Jatropha curcas) yang banyak ditanam secara tradisional oleh masyarakat di Sumba, Nusa Tenggara Barat, dan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Keberhasilan pengembangan biodiesel jarak pagar ini tak hanya tergantung pada aspek pertaniannya, tapi juga sistem pengolahannya menjadi minyak jarak. Dalam satu hektare dapat dihasilkan biji jarak sekitar 4-6 ton. Normalnya, masyarakat sudah dapat memetik buah jarak setelah ditaman selama lima bulan.

Institut Teknologi Bandung dan Mitsubishi Research Institute, Jepang, menciptakan bahan bakar minyak dari 100 persen minyak jarak alami. Pembuatan minyak tersebut sangat sederhana. Cukup dengan mengukus 50 kilogram buah jarak selama satu jam. Lalu daging dihancurkan dengan mesin blender. Setelah itu, daging buah dan biji yang sudah dihancurkan dimasukkan ke dalam mesin tempa minyak. Dengan penekanan dongkrak hidrolik, ampas diperas hingga menghasilkan minyak. Wujud BBM dari biji jarak ini seperti minyak goreng, kental, licin, dan baunya tidak mencolok. Pada 10 kilogram biji jarak yang sudah dihancurkan akan dihasilkan 3,5 liter minyak jarak.

Cara membuat minyak jarak cukup mudah. Biji jarak dijemur selama dua hari, setelah itu dipecahkan untuk memisahkan daging dan kulit biji jarak. Daging biji jarak digiling dan diperas. Tiga kilogram biji jarak menghasilkan satu liter minyak jarak. Setelah berusia enam bulan, jarak pagar bisa dipanen bijinya. Untuk memenuhi minyak jarak satu rumah tangga selama setahun, dibutuhkan 100 pohon jarak. Satu hektar lahan bisa ditanami 2.500 pohon jarak dan bisa memenuhi kebutuhan bahan bakar untuk 25 keluarga.

Biji jarak mengandung 35-45 persen minyak, terdiri dari berbagai trigleserida asam risinoleta, plamitat, stearat dan kurkolat.Dari asam-asam tadi, asam risinoleat menjadi bahan dasar minyak jarak yang kadarnya mencapai 90 persen. Selain sebagai bahan bakar, minyak jarak memiliki banyak fungsi seperti untuk keperluan industri farmasi, plastik, kosmetik (bahan dasar lipstik dan sabun transparasi), pelumas, tekstil, cat, vernis, dan minyak pengering (drying oil), 3. Biodesel Biodiesel adalah bahan bakar yang berasal dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai solar atau minyak diesel. Biodiesel merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang sesuai dengan komitmen Protokol Kyoto dan Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism).

Banyak jenis biodiesel berdasarkan sumber bahan bakunya. Biodiesel kelapa sawit merupakan jenis yang telah dikembangkan secara komersial. Selain itu, ada pula biodiesel dari minyak bunga matahari (Helianthus annuus) dan minyak biji jarak. Jarak yang dipilih adalah jarak pagar (Jatropha curcas) yang banyak ditanam secara tradisional oleh masyarakat Sumba (NTB) dan Kupang (NTT).

Sistem pemrosesan biji jarak menjadi biodiesel itu sederhana saja, terdiri atas mesin pengupas biji, unit pemanas, mesin tekan (pres mekanik), mesin penyaring (filter), pompa, dan perpipaan, serta dilengkapi unit pembangkit listrik berkapasitas 20-40 kilowatt. Sistem itu mampu memproses 10 ton biji jarak dengan waktu operasi 24 jam sehari.

Biodesel / Minyak jarak pagar yang dihasilkan memiliki angka octane 51. Ini lebih tinggi dibanding yang dimiliki solar yang 45. Selain itu, titik pengabutan (pour point minyak jarak berada pada suhu 8 derajat Celsius, sedangkan solar 10 derajat Celsius. Berbeda dari biodiesel lain, minyak jarak tidak perlu penambahan apa pun, tidak perlu etanol atau metanol seperti yang lain. Penggunaannya juga bisa 100 persen, tidak perlu dicampur solar lagi.

Biodisel yang beredar di pasaran saat ini masih menggunakan bahan baku "crude palm oli" (CPO) sehingga harganya masih relatif mahal. Saat ini harga biodisel di pasaran berkisar antara Rp3.500-Rp4.000 per liter dan lebih murah jika dibandingkan dengan harga minyak solar tanpa subsidi sebesar Rp7.000 per liter. Tetapi kalau nanti bahan baku biodisel menggunakan tanaman jarak pagar, tentu harganya bisa lebih murah dari biodisel yang berbahan baku CPO seperti saat ini,

Sebenarnya sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta yakni PT Energi Alternatif sudah memproduksi biodisel, namun kapasitasnya masih belum bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Selain itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTT) juga memproduksi biodisel dengan kapasitas produksi mencapai satu ton per hari. Mulai tahun 2025, pemerintah menargetkan kapasitas produksi biodisel bisa mencapai 4,7 juta kilo liter per tahun.

Penggunaan energi alternatif sebenarnya sudah lama diciptakan, tetapi karena masyarakat masih lebih banyak bergantung pada penggunaan BBM yang disubsidi pemerintah, maka energi alternatif kurang diminati.

Menurut koordinator peneliti dari ITB Dr Robert Manurung, perbedaan karakteristik antara minyak jarak dan solar sangat kecil. Pada minyak jarak, terdapat banyak oksigen sehingga pembakaran sempurna. Akibatnya, buangannya tidak berbahaya dan bersih. Namun nilai kalorinya lebih rendah dari solar. Sementara solar tidak memiliki oksigen sehingga hanya proses pembakarannya tidak sempurna. Akibatnya, buangan mengandung karbon monoksida yang berbahaya. Tetapi nilai kalorinya tinggi. Meskipun nilai kalori minyak jarak lebih rendah dari solar, namun karena proses pembakarannya lebih sempurna, maka kekuatannya sama besar.E. Produk Hasil Pengembangan Buah Jarak

Mengembangkan tanaman jarak sebagai alternatif pengganti bahan bakar minyak (BBM). Buah jarak selain diolah menjadi minyak jarak/biodesl juga telah dikembangkan menjadi produk turunan, misalnya untuk bahan kosmetik dan minyak pelumas, adalah spesies Ricinus comunis. Sehingga sangat dikembangkan saat ini ditengah kelangkaan dan melambungnya harga BBM.

Selain itu, dikembangkannya jarak karena memiliki beragam keistimewaan dan multiguna, yakni minyak jarak digunakan sebagai bahan industri cat (cat, vernis, dan minyak pengering/drying oil), logam, tekstil, serat sintetis, elektronik, obat-obatan/industri farmasi, plastik, kosmetik (bahan dasar lipstik dan sabun transparasi), pelumas.

1. Ekonomis

Berdasarkan hitungan, jika umur teknis alat adalah 10 tahun, ongkos pemrosesan minyak jarak tersebut Rp 350-600, belum termasuk harga biji jarak pagar. Analisis keekonomian ini diambil waktu produksi 312 hari per tahun dan 24 jam per hari, dengan rendemen minyak diasumsikan 30-45 persen. Jadi diperoleh minyak 2.623-3.919 liter/hari atau setara dengan 749-1.123 ton per tahun. Menekankan perlunya penetapan harga biji jarak. Menurut hitungan jika harga biji jarak Rp 500/kg, harga minyak jaraknya berkisar Rp 2.100 (pesimistis) hingga Rp 1.400 (optimistis). Bila harga biji jarak Rp 800/kg, harga net minyak jarak Rp 3.000 (pesimistis) hingga Rp 2.000 (optimistis).

Program pengembangan bioenergi di Indonesia dapat mengatasi tiga masalah besar yaitu kemiskinan yang saat ini mencapai 36,1 juta jiwa dengan memberikan lapangan kerja baru dan pendapatan bagi petani, menekan penggunaan BBM di Indonesia yang sudah sangat tinggi: 60 juta kiloliter per tahun. Ini berarti subsidi Rp 136 triliun per tahun, dan lahan kritis.

Keuntungan lain, minyak jarak dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, terutama di daerah dengan sumber alam marjinal. Jika tiap petani diberi hak mengelola tiga hektar lahan kering, dengan kerapatan tanaman 2.500 pohon per hektar dan produktivitas 10.000 kilogram biji per hektar serta harga biji Rp 500 per kilogram, per bulan satu keluarga petani bisa memperoleh penghasilan Rp 1,25 juta hanya dari biji jarak. Pendapatan ini dapat bertambah jika bagian lain tanaman juga dimanfaatkan, misalnya dengan memelihara ulat sutra serta beternak

Daunnya untuk makanan ulat sutra, antiseptik, dan antiradang, sedangkan getahnya untuk penyembuh luka dan pengobatan lain. Yang paling tinggi manfaatnya adalah buahnya. Daging buahnya bisa untuk pupuk hijau dan produksi gas, sementara bijinya untuk pakan ternak (dari varietas tak beracun) dan yang dalam pengujian sudah terbukti adalah untuk bahan bakar pengganti minyak diesel (solar) dan minyak tanah.2. Masalah lingkungan dan Lahan KritisLuas lahan kritis di Indonesia diperkirakan telah mencapai 25 juta hektare dengan tingkat penggundulan tiga juta hektare per tahun atau satu hektare per menit. Program ini juga bertujuan untuk pengembangan energi hijau dalam mengatasi krisis BBM dan menanggulangi kemiskinan.

Penanaman jarak pagar (Jatropha) di lahan kritis akan mengatasi problem lingkungan yang luas. Meluasnya deforestasi di Indonesiatahun 2000 telah mencapai 21,9 juta hektare menurut Sensus Kehutananmenimbulkan berbagai efek negatif seperti penyimpanan air tanah yang rendah, erosi, perubahan iklim mikro hingga makro, dan tingginya pencemaran gas-gas karbon.

Dari sisi lingkungan, minyak ini juga rendah kadar emisi gas sulfur (SOx), nitrogen (NOx), dan karbon, selain bisa dipakai untuk tanaman penghijauan dan reboisasi. dalam menurunkan emisi buangan bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan efek rumah kaca.

Tahun ini ada 1.000 hektare yang ditanami di Pulau Jawa, 500 hektare di Nusa Tenggara dan sisanya di daerah lainnya. Di Jawa penanaman dilakukan di lahan milik BUMN Jati Tujuh Jabar dan Pasuruan Jatim.

Sedangkan penanaman di Nusa Tenggara melibatkan kelompok perusahaan Jepang dan perusahaan swasta nasional, selain pembangunan pabriknya.3. Biomassa untuk bahan bakar transportasi

Kecuali kapal-kapal laut besar, yang dapat memakai energi nuklir sebagai tenaga penggerak, dan kereta api listrik yang dapat mempergunakan tenaga listrik, pada umumnya alat-alat pengankutan seperti truk dan mobil, sepeda motor, kapal tempel dan lain-lainnya sangat tergantung pada minyak bumi sebagai bahan bakar.

Hal ini mulai terasa oleh masyarakat dengan beban ekonomi yang berat akibat kenaikan harga energi komersial (minyak bumi) yang mencapai 70 dolar per barel. Mengakibatkan daya beli masyarakat menurun cukup tajam akibat kenaikan harga minyak dunia, lebih-lebih setelah pemerintah menaikan harga minyak menjadi 100% pada tahun 2005.

Karena kenaikan harga minyak dunia (energi komersial) yang sangat tajam, akhirnya masyarakat beramai-ramai mulai beralih mencari energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan yaitu salah satunya adalah energi biomassa baik biomassa padat, biomassa cair maupun biomassa gas sebagai sumber energi untuk kebutuhan sehari-hari terutama untuk memasak atau keperluan dapur.

Salah satu kemungkinan yang banyak menarik perhatian adalah pembuatan alkohol khususnya ethanol dari biomassa dan Biodesel yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti pohon jarak (Jatropha Curcas), Bunga matahari (Heliantus Annuus) dan CPO (dari kelapa sawit) sebagai calon energi alternatif untuk menggantikan minyak sebagai bahan bakar tranfortasi.

PAGE Makalah: Anjar Surasa, M.PdPage 9