7 Bab 3

3
BAB 3 RINGKASAN 1. Kehamilan adalah masa dimulai dari hasil konsepsi salmpai lahirnya janin dengan lama kehamilan 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir. 2. Genetalia wanita terdiri dari genetalia eksterna (mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, vestibulum, kelenjar bartlholin, hymen, lubang kencing, perineum) dan genetalia interna (vagina, uterus, tuba uterina, ovarium). 3. Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada rahim, vagina, ovarium, payudara, sirkulasi darah ibu. 4. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pertumbuhan plasenta desidua, pertumbuhan dan perkembangan janin. 24

description

saad

Transcript of 7 Bab 3

BAB 3

RINGKASAN

1. Kehamilan adalah masa dimulai dari hasil konsepsi salmpai lahirnya janin dengan lama kehamilan 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir.

2. Genetalia wanita terdiri dari genetalia eksterna (mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, vestibulum, kelenjar bartlholin, hymen, lubang kencing, perineum) dan genetalia interna (vagina, uterus, tuba uterina, ovarium).

3. Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada rahim, vagina, ovarium, payudara, sirkulasi darah ibu.

4. Proses kehamilan merupakan mata rantai yangberkesinambungan dan terdiri dari ovulasi, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pertumbuhan plasenta desidua, pertumbuhan dan perkembangan janin.

5. Blighted ovum adalah kehamilan yang terjadi ketika sel telur yang dibuahi tertanam dalam rahim, namun tidak berkembang menjadi embrio. Tidak berkembang menjadi embrio ini mungkin terjadi akibat dari awal kematian embrio dengan terus berkembangnya trofoblas.

6. Pada saat terjadi pembuahan, sel-sel tetap membentuk kantung ketuban, plasenta, namun telur yang telah dibuahi (konsepsi) tidak berkembang menjadi sebuah embrio, hal ini juga disebut sebagai kehamilan anembryonic dan merupakan penyebab utama kegagalan awal kehamilan atau keguguran pada trimester pertama.

7. Sekitar 60% blighted ovum disebabkan oleh kelaian kromosom, infeksi TORCH, diabetes mellitus tidak terkontrol, rendahnya kadar beta hCG, faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin., kian tua usia istri dan suami serta semakin banyak jumlah anak yang dimiliki juga dapat memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong, kelainan geneti, kebiasaan minum alkohol dan merokok.

8. Tanda dan gejala seperti periode menstruasi terlambat, kram perut, bercak perdarahan, hampir sama dengan kehamilan normal, gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-merahan, kram perut, bertambahnya ukuran rahim yang lambat, ditemukan pada USG.

9. Diagnosis kehamilanan embrionik bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu dengan USG. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas.

10. Pencegahan yang bisa dilakukan yaitu melakukan imunisasi pada si ibu untuk menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh, sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu, melakukan pemeriksaan kromosom, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok, periksakan kehamilan secara rutin.

11. Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya.

a. Jika karena infeksi maka maka dapat diobati agar tidak terjadi kejadian berulang.

b. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.

12. Komplikasinya yaitu perforasi uterus, infeksi, cerukan pada dinding rahim, gangguan haid, dan kanker.

25