Bab 3 Jor Bagi2 Kelompok 7 Adkl
description
Transcript of Bab 3 Jor Bagi2 Kelompok 7 Adkl
BAB III
METODA STUDI ALIF REZA RACHMADI
3.1 PENDEKATAN STUDI
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, pendekatan studi dilakukan dengan mengacu pada pertimbangan komponen rencana kegiatan pembangunan, kondisi lingkungan area sekitar kegiatan pembangunan dan pertimbangan dasar hukum yang berlaku. Data tersebut diperoleh dari data sekunder dan pengamatan lapangan.
Gambar 3.1.Metode Pendekatan Studi
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 1
Rencana KegiatanTahap Pra KonstruksiTahap KonstruksiTahap OpersaiData SekunderPengamatan Lapangan
Rona Lingkungan AwalFisik KimiaBioligiSosekbudData SekunderPengamatan Lapangan
Dasar HukumPP 27 Tahun 1999Penentuan dampak pentingData Sekunder
Identifikasi dampak……..Dampak PentingPelingkupan……….dampak potensial penting…….isu pokok
Komponen Lingkungan yang akan ditelaahKomponen Kegiatan yang akan ditelaah
Lingkup wilayah studiMetodologi Studi
Pengumpulan dan Analisis data
Prakiraan dan Penentuan DampakBesar dan Penting
Evaluasi Dampak Besar dan Penting
Alternatif Penanganan DampakBesar dan Penting
Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKL dan RPL)
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Ketiga komponen data utama tersebut dipergunakan sebagai kajian dalam proses pelingkupan untuk disesuaikan dengan isu pokok. Isu pokok yang telah ditetapkan masih bersifat sementara dan tentunya masih dapat berkembang setelah data primer dan data pengamatan lapangan secara intensif telah dilakukan. Isu pokok berguna untuk menuntun dan mengarahkan pola kajian dan penelitian, sehingga studi AMDAL dapat berfokus pada dampak besar dan penting.
Selanjutnya dilakukan pemilihan komponen kegiatan dan komponen lingkungan yang akan ditelaah, lingkup wilayah studi, serta metodologi studi. Berdasarkan keempat komponen tersebut, diharapkan objek dan metode studi lebih terarah.
Penelitian lapangan dilakukan untuk mendukung kajian dan analisis lebih cermat. Dari data tersebut dilakukan indentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak, yang berguna untuk mendapatkan masukan dampak-dampak mana yang perlu dikelola sehingga sasaran akhir berupa rencana pengelolaan dan pemantauan dampak dapat dicapai. Untuk lebih jelasnya, pendekatan studi disajikan pada Gambar 3.1.
3.2 METODE PENGUMPULAN DATA
Secara umum jenis data yang akan dibutuhkan dalam pekerjaan ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer adalah jenis data yang diperoleh dari sumbernya baik melalui wawancara, pengamatan atau observasi dan dengan pengukuran langsung di lapangan. Sedangkan data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dari hasil pengkajian terhadap sejumlah dokumen (data dan peta) yang dianggap relevan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder.
3.2.1 PENGUMPULAN DATA PRIMER.
Data primer untuk komponen fisik-kimia dan sosial mencakup kebisingan, tata guna lahan, air permukaan, data dasar (base line data) sosial ekonomi masyarakat yang akan terkena pembangunan jalan tol, adat istiadat atau tradisi dan persepsi masyarakat, serta sarana dan prasarana umum.
A. KOMPONEN GEOFISIK-KIMIA
a. Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran
Parameter kualitas udara dilakukan dengan menggunakan air sampler dan high volume sampler. Peralatan pengukuran kualitas udara berupa gas sampler dipasang di lokasi yang telah ditentukan. Parameter yang diukur adalah debu (TSP), CO, SO2, NO2, Pb dan NH3. Sebelum pelaksanaan pengukuran, peralatan terlebih dahulu dikalibrasi. Prosedur sampling kualitas udara menggunakan metode basah (wet mehods). Bahan kimia yang digunakan sebagai penyerap zat pencemar (obsurbing solution) akan diganti setiap selesai pengukuran, untuk selanjutnya larutan ini dianalisis di laboratorium.
Lokasi pengukuran kualitas udara mencakup area sekitar rencana JORR II dan Depok-Antasari, dimana terdapat aktivitas pembangunan tahap pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi. Pengamatan kualitas udara dilaksanakan di lokasi permukiman, pertokoan atau perkantoran. Sampel udara diambil pada lokasi terdekat yang dituju oleh angin (pada titik rencana on dan off ramp), atau sumber dampak dari main road jalan tol atau perkiraan lokasi kemacetan lalulintas pada persimpangan jalan akses tol dengan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 2
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
jalan lokal. Pengukuran kualitas udara (pengambilan sampel) dilakukan untuk 14 lokasi sebagaimana Tabel 3.1.
Tabel 3.1 : Lokasi-lokasi pengambilan sampel Kualitas Udara
No Ruas Lokasi SamplingKeterangan
(Daerah terbangun)
1 Cikarang-Tanjung PriokKawasan Berikat Nusantara, Jl. Raya Cacing Jl. Raya Cacing
Desa Cilincing
Kel. Marunda
Kel. Semper Timur
Bojong Taruma Jaya Desa Segara jaya
Desa Muara bakti
Desa Sukamekar
Desa Srimahi
Desa Sumberjaya
Pondok Taman Mas Cibitung Desa Wanajaya
Desa Telaga Asih
2 Cibitung-Jagorawi Jl. Setu Pertigaan Cijengkol Jl. Raya Setu
Desa Lubang Buaya
Desa Burangkeng
Desa Taman Sari
Desa Taman Rahayu
Desa Pasir Angin
Jl. Narogong Jl. Narogong
Kota wisata Estate
Raffles Hills Citra Gran Estate
Kel. Nagrak
3 Jagorawi-Cinere Raffles Hill Estate
Kompleks AD
Kompleks Pertamina
Kompleks Deppen
Jl. Margonda Raya Kel. Margonda
Pesona Kayangan Est.
Kompleks UI
Perum. Pondok Kukusan
Tanah Baru
4 Cinere-Serpong Jl. Limo Raya
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 3
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
No Ruas Lokasi SamplingKeterangan
(Daerah terbangun)
Kel.Cinangka
Jl. Pamulang Permai Barat Desa Pamulang
Desa Serua
5 Serpong-Tangerang Kel. Kunciran
Jl. Palapa, Vila Dago Tol Kel. Pondok Jagung
Sekolah Global Parigi Baru Kel. Parigi Baru
6 Tangerang-Cengkareng Jl. Husein
Jl. Peta Barat Jl. Peta barat
Desa Jurumudi
JL. Pembangunan I Desa Belendung
Jl. KH. Hasyim Ashari Jl. Daan Mogot
Jl. Garuda
Kel. Batujaya
7 Depok-AntasariJl. TB. Simatupang dekat pintu tol Fatmawati Jl. TB. Simatupang
Jl. Limo Raya Kel. Cilandak Barat
Kel. Pondok Labu
Jl. Rajawali Krukut Kel. Pangkalan Jati Baru
Jl. Brigif
Kel.Grogol
Jl. Raya Keadilan
Data kualitas udara hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara menurut Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999.
Tabel 3.2 : Parameter Kualitas Udara yang diteliti
No. Parameter Metoda Analisis Peralatan Sampling
Baku mutu Udara Ambient
Kep. /MENLH
No. 49 /1996PP 41/1999
(24 jam)
1.23456
Debu (TSP)Karbon Monoksida (CO)Nitrogen Dioksida (NO2)Sulfur Dioksida (SO2)Timah Hitam (Pb)Amonia (NH3)
SNI 19-4840-1998Cox meter ex Sibata SNI 19-4841-1996SNI 19-4174-1996SNI 19-2966-1992JIS K 0099-1995
High Vol.Sampler Gas Sampler Gas Sampler Gas Sampler Gas Sampler Gas Sampler
0,26 mg/m3
20 ppm0,05 ppm0,1 ppm0,06 mg/m3
1369 Ug/Nm3
230 Ug/Nm3 10.000 Ug/Nm3 150 Ug/Nm3 365 Ug/Nm3 2 Ug/Nm3 -
Pengukuran kebisingan dilakukan dengan peralatan sound level meter. Parameter yang diukur Laq selama periode 15 menit. Pengambilan sampel dilakukan dengan durasi 15 menit setiap jam selama 8 jam untuk setiap titik yang berjumlah 14 lokasi sebagaimana
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 4
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Tabel 3.3. Lokasi sampel yang dipilih adalah Rumah Sakit dan Sekolah terdekat dengan batas kegiatan pembangunan.
Tabel 3.3 : Lokasi-lokasi pengambilan sampel Kebisingan
No Ruas Lokasi SamplingKeterangan
(Daerah Terbangun)
1 Cikarang-Tanjung PriokKawasan Berikat Nusantara, Jl. Raya Cacing Jl. Raya Cacing
Desa Cilincing
Kel. Marunda
Kel. Semper Timur
Bojong Taruma Jaya Desa Segara jaya
Desa Muara bakti
Desa Sukamekar
Desa Srimahi
Desa Sumberjaya
Pondok Taman Mas Cibitung Desa Wanajaya
Desa Telaga Asih
2 Cibitung-Jagorawi Jl. Setu Pertigaan Cijengkol Jl. Raya Setu
Desa Lubang Buaya
Desa Burangkeng
Desa Taman Sari
Desa Taman Rahayu
Desa Pasir Angin
Jl. Narogong Jl. Narogong
Kota wisata Estate
Raffles Hills Citra Gran Estate
Kel. Nagrak
3 Jagorawi-Cinere Raffles Hill Estate
Kompleks AD
Kompleks Pertamina
Kompleks Deppen
Jl. Margonda Raya Kel. Margonda
Pesona Kayangan Est.
Kompleks UI
Perum. Pondok Kukusan
Tanah Baru
4 Cinere-Serpong Jl. Limo Raya
Kel.Cinangka
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 5
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
No Ruas Lokasi SamplingKeterangan
(Daerah Terbangun)
Jl. Pamulang Permai Barat Desa Pamulang
Desa Serua
5 Serpong-Tangerang Kel. Kunciran
Jl. Palapa, Vila Dago Tol Kel. Pondok Jagung
Sekolah Global Parigi Baru Kel. Parigi Baru
6 Tangerang-Sedyatmo Jl. Husein
Jl. Peta Barat Jl. Peta barat
Desa Jurumudi
JL. Pembangunan I Desa Belendung
Jl. KH. Hasyim Ashari Jl. Daan Mogot
Jl. Garuda
Kel. Batujaya
7 Depok-AntasariJl. TB. Simatupang dekat pintu tol Fatmawati Jl. TB. Simatupang
Jl. Limo Raya Kel. Cilandak Barat
Kel. Pondok Labu
Jl. Rajawali Krukut Kel. Pangkalan Jati Baru
Jl. Brigif
Kel.Grogol
Jl. Raya Keadilan
Data kebisingan hasil pengukuran dibandingkan dengan baku tingkat kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 48 Tahun 1996. Baku mutu setiap Parameter yang digunakan adalah seperti yang disajikan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 : Parameter Kebisingan yang diteliti
No. Parameter Metoda Analisis Peralatan SamplingBaku Tingkat bising
Kep. /MENLH No. 49 /1996
12345
Perumahan & Pemukiman Perdagangan & Jasa Perkantoran & Perdagangan Pemerintahan & fasilitas Umum
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
Sound Level Sampling Sound Level Sampling Sound Level Sampling Sound Level Sampling
5570 65 60
dBAdBAdBAdBA
Dalam pekerjaan pembangunan jalan tol penggunaan alat pancang dan vibrator tidak dapat dihindari.
Keterangan tentang frekuensi dari alat dapat dilihat pada label yang ada pada alat tersebut. Bilamana hal tersebut tidak dapat dilaksanakan, maka dapat diukur dengan alat
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 6
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
pencatat getaran yaitu accelerometer atau seismometer untuk mengukur getaran alat sejenis yang sedang dioperasikan.
Pengukuran getaran dilakukan pada periode konstruksi dengan peralatan Penangkap Getaran (Accelometer atau Seismometer) dan alat ukur / analisis getaran ( Vibration meter atau vibration Analyzer) di 14 lokasi sebagaimana Tabel 3.5.
Tabel 3.5 : Lokasi-lokasi rencana pengambilan sampel Getaran
No RuasLokasi Desa/ Kelurahan
Jml Spl
Alasan
1 Ciakarang-Tanjung Priok Segara Jaya 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
Telaga Asih 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
2 Cibitung-Jagorawi Cijengkol 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
Taman Rahayu 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
Harjamukti 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
3 Cinere-Jagorawi Mekarjaya 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
Limo 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
4 Cinere-Serpong Pamulang Barat 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
5 Serpong-Tangerang Parigi Baru 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
6 Tangerang-Cengkareng Tanah Tinggi 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
Porisplawad 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
Pegadungan 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
7 Depok-Antasari Cilandak Barat 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
Rangkapanjaya 1Terdapat bangunan berdekatan kegiatan pembangunan milik masyarakat yang terpapar oleh getaran
Alat penangkap getaran diletakkan pada lantai atau permukaan yang bergetar dan disambungkan kealat ukur getaran yang dilengkapi dengan filter. Pengukuran getaran untuk kenyamanan dan kesehatan: alat ukur dipasang pada besaran simpangan atau bila tidak maka digunakan konversi besaran. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekuensi 4 – 63 Hz atau dengan sapuan oleh alat pencatat getaran. Hasil pengukuran sebanyak 13 data digambarkan dalam grafik. Sedangkan perbedaan pengukuran getaran untuk keutuhan bangunan dilakukan hanya pada besaran kecepatan getaran puncak (Peak velocity).
Data getaran hasil pengukuran dibandingkan dengan baku tingkat getaran mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 49 Tahun 1996. Baku mutu setiap Parameter yang digunakan adalah seperti yang disajikan pada Tabel 3.6, 3.7 dan 3.8
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 7
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Tabel 3.6 : Baku Tingkat Getaran Mekanik (mm/dt)
Berdasarkan Dampak Kerusakan
No Parameter FrekuensiKategori
A B C D
1.
2.
Kecepatan
Getaran
( Mm/detik )
Frekuensi
( Hz )
4
5
6,3
8
10
12,5
16
20
25
31,5
40
50
< 2
< 5
< 7
< 6
< 5,2
< 4,8
< 4
< 3,8
< 3,2
< 3
< 2
< 1
< 2 - 27
< 7,5 – 25
< 7 – 21
< 6 – 19
< 5,2 – 16
< 4,8 – 15
< 4 – 14
< 3,8 – 12
< 3,2 – 10
< 3 – 9
< 2 – 8
< 1 – 7
> 27 - 140
> 25 – 130
> 21 – 110
> 19 – 100
> 16 – 90
> 15 – 80
> 14 – 70
> 12 – 67
> 10 – 60
> 9 – 53
> 8 – 50
> 75 - 42
> 140
> 130
> 110
> 100
> 90
> 80
> 70
> 67
> 60
> 53
> 50
> 42
Tabel 3.7 : Baku Tingkat Kecepatan Getaran Mekanik (mm/dt)
Berdasarkan Jenis Bangunan
Kelas Tipe BangunanFrequensi Pada pondasi (Hz) Pada Bidang Datar
di Lt Paling Atas
< 10 10 – 50 50 – 100*) Campuran Frq.
1. Bangunan u/. keperluan niaga, bangunan industri/ bangunan sejenis
< 10 20 - 40 40 - 50 40
2 Perumahan/ bangunan dengan rancangan/ kegunaan sejenis
5 5 – 15 15 – 20 15
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 8
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Kelas Tipe BangunanFrequensi Pada pondasi (Hz) Pada Bidang Datar
di Lt Paling Atas
< 10 10 – 50 50 – 100*) Campuran Frq.
3 Struktur yang karena sifatnya peka terhadap getaran, tidak seperti tersebut pada no.1 dan 2, dan mempunyai nilai budaya tinggi, seperti bangunan yang dilestarikan
3 3 - 8 8 - 10 8,5
*) Untuk frekuensi > 100 Hz, sekurang-kurangnya nilai yang tersebut dalam kolom harus dipakai
ANDINI LARAS PUTRI
Tabel 3.8 : Baku Tingkat Getaran Kejut
(mm/detik)
Kelas Jenis BangunanKecepatan Getaran
maksimum
1 Peruntukan dan bangunan kuno yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi
2
2 Bangunan dengan kerusakan yang sudah ada, tampak keretakan-keretakan pada tembok
5
3 Bangunan dalam kondisi teknis yang baik, ada kerusakan-kerusakan kecil seperti : plesteran yang retak
10
4 Bangunan “kuat” (misalnya : bangunan industri terbuat dari beton atau baja)
10 - 40
Pengamatan kebisingan dilaksanakan di lokasi bangunan Rumah Sakit / Puskesmas dan/atau bangunan Sekolah dalam radius kurang dari 100 meter atau rumah penduduk yang berbatasan langsung dengan kegiatan pembangunan. Dibandingkan lokasi lain, maka lokasi-lokasi tersebut memiliki persyaratan yang lebih tinggi terhadap tingkat kenyamanan kebisingan.
Metode ini diharapkan dapat mewakili kondisi sebelum ada kegiatan terutama wilayah yang diperkirakan mendapat dampak besar setelah ada kegiatan. Lokasi pengambilan sampel kualitas udara, kebisingan dan getaran sebagaimana terlihat pada gambar 3.2.1 a sampai gambar 3.2.7 c
b. Perubahan Tata Guna Lahan
Pembangunan jalan tol ini akan menyebabkan perubahan tata guna lahan baik pada tahap konstruksi yang akan terjadi perubahan lahan pada tapak kegiatan pembangunannya sendiri maupun pada pasca konstruksi, yakni dengan ditandai semakin meningkatnya jaringan infrastruktur. Jalan tol ikut merangsang pertumbuhan kawasan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 9
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
bisnis, industri, perumahan dan jasa yang akan merubah tata guna lahan di sekitar koridor jalan tol tersebut.
Untuk memperoleh data primer besarnya perubahan tata guna lahan pada kawasan sekitar koridor jalan tol pada saat pengoperasian bisa dengan metode wawancara baik terhadap pemegang otoritas kawasan, pengusaha, masyarakat maupun komunitas lainnya yang kemungkinan berkepentingan untuk mengembangkan kawasan di sekitar jalan tol.
Metode pengumpulan data sekunder perubahan tata guna lahan termasuk status tanah ini yang berupa Peta tata guna lahan antara lain didapatkan dari Bapeda/ Bapeko, sedangkan data lainnya dari BPN, Bakosurtanal dsb. Dari peta tersebut bisa diperkirakan besarnya perubahan tata guna lahan sepanjang rencana jalan tol.
c. Terganggunya aliran air permukaan
Pembangunan jalan tol ini akan menyebabkan terganggunya aliran air permukaan pada tahap konstruksi dan tahap operasi. Pengambilan data primer dilakukan, terutama di lokasi genangan (yang sering banjir), gorong-gorong, saluran air pembuangnya dan daerah tangkapan air hujan di tapak kegiatan pembangunan dan sekitarnya (catchment area)
Metode pengumpulan data terganggunya aliran air permukaan yaitu :
Dilakukan observasi langsung terhadap elevasi permukaan air dan genangan, serta debit air larian di setiap saluran air di dalam batas wilayah ekologi.
Mengumpulkan data dari masyarakat mengenai elevasi tertinggi muka air saluran. Kemudian menyusun data elevasi muka air secara periodik untuk mendapat elevasi tertinggi 25 tahun terakhir.
Penelitian aspek hidrologi ditekankan kepada parameter debit saluran drainase, pola dan fluktuasi banjir.
Pengukuran debit dilakukan dengan cara mengukur penampang saluran drainase dan kecepatan air yang mengalir. Luas penampang diperoleh dengan cara membagi lebar saluran drainase ke dalam beberapa segmen dan di setiap segmen akan dilakukan pengukuran kedalaman.
Untuk mengetahui kecepatan aliran akan digunakan metode pengukuran kecepatan dengan menggunakan current meter atau pelampung. Letak dan lokasi pengukuran debit diusahakan dapat menggambarkan kondisi perairan yang ada di areal kegiatan pembangunan. Data banjir dihimpun melalui serangkaian wawancara dengan masyarakat setempat. Secara rinci tabel pengumpulan data hidrologi dapat dilihat pada Tabel.3.9.
Tabel 3.9. Data Hidrologi
Komponen Parameter Satuan Metode
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 10
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
/Sub Komponen
Hidrologi- Sumber Air
- Debit
- Banjir Musiman
-
m3/dt
-
Data Sekunder
Data Sekunder (FS)
Wawancara & Data Sekunder
B. KOMPONEN BIOLOGI
Berkurangnya Populasi Vegetasi
Parameter yang diamati adalah keberadaan jenis dan habitat vegetasi dalam kondisi lingkungan saat ini yang merupakan daerah pemukiman, perkantoran, pergudangan, pertanian, kebun campuran, lahan terbuka dan fasilitas umum. Pengambilan sample dilakukan terhadap 7 lokasi sebagaimana Tabel 3.10.
Tabel 3.10 : Lokasi-lokasi pengambilan sampel Biologi
No Ruas LokasiJml
sampelAlasan
1 Tanjung Priok – Cibitung Desa Sri Makmur, Kecamatan Babelan
1Jenis dan jumlah tanaman yang akan banyak berubah karena kegiatan pembangunan jalan tol
2 Cibitung – Jagorawi Desa Cijengkol, Kecamatan Setu
1Jenis dan jumlah tanaman yang akan banyak berubah karena kegiatan pembangunan jalan tol
3 Jagorawi – Cinere Kelurahan Tanah Baru, Kec. Beji
1Jenis dan jumlah tanaman yang akan banyak berubah karena kegiatan pembangunan jalan tol
4 Serpong – Tangerang Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang
1Jenis dan jumlah tanaman yang akan banyak berubah karena kegiatan pembangunan jalan tol
5 Tangerang – Cengkareng Kelurahan Benda, Kecamatan Benda
1Jenis dan jumlah tanaman yang akan banyak berubah karena kegiatan pembangunan jalan tol
6Depok - Antasari Kelurahan Ciganjur,
Kecamatan Cilandak1
Jenis dan jumlah tanaman yang akan banyak berubah karena kegiatan pembangunan jalan tol
Data keberadaan jenis dikumpulkan dengan cara inventarisasi jenis yang bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis vegetasi yang berada di dalam batas wilayah ekologi. Inventarisasi dilakukan setelah melakukan pengamatan langsung di lapangan dari berbagai habitat. Kemudian disajikan dalam deskripsi / uraian berisi mengenai keberadaan jenis dan status keberadaannya.
Lokasi pengambilan sampel biologi sebagaimana terlihat pada gambar 3.2.1 a sampai gambar 3.2.7 c
Pengamatan terhadap populasi vegetasi perlu dilakukan lebih mendalam di areal sekitar ruas Tanjung Priok - Cibitung dan Tangerang – Cengkareng via Teluk Naga.
C. KOMPONEN SOSEKBUD
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 11
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Data untuk komponen sosial ekonomi budaya diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kegiatan wawancara dengan responden yang menggunakan kuesioner serta pengamatan langsung di lapangan. Responden yang dipilih adalah kepala keluarga. Lokasi survey yang akan dipilih adalah lokasi tempat responden yang diperkirakan akan terkena dampak baik secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan kegiatan pembangunan, di dalam batas wilayah sosial.
3 (tiga) kelompok penduduk yang diwawancarai sebagai responden adalah yang :
- terkena dampak langsung kegiatan kegiatan pembangunan, yaitu yang terdiri dari penduduk yang rumah dan atau lahannya terkena pembebasan lahan
- penduduk yang mendiami dan/atau berusaha di tapak kegiatan pembangunan (squatter)
- serta masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan pembangunan namun tidak terkena dampak langsung kegiatan kegiatan pembangunan.
Tabel 3.11 : Lokasi-lokasi pengambilan sampel Sosekbud
No Ruas Lokasi Desa/ Kelurahan(Masyarakat di wilayah ini banyak yang akan terkena
dampak langsung kegiatan pembangunan jl. Tol)
Jumlah Sampel
1 Cikarang-Tanjung Priok Marunda 4Pantai Marunda 3Srijaya 7Semper Timur 4Segara Makmur 5Sukamekar 4Bunibakti 2Srimahi 5Wanasari 7Telaga Asih 3Wanajaya 2Sumberjaya 6Cilincing 1
JUMLAH 532 Cibitung-Jagorawi Harjamukti 5
Cibuntu 7Lambangjaya 5Cijengkol 3Burangkeng 13Taman Rahayu 8Pasir angin 2Cimuning 3Nagrak 3Cikeasudik 3
JUMLAH 523 Jagorawi-Cinere Curug 6
Baktijaya 3Sukatani 1Mekarjaya 2Harjamukti 7
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 12
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
No Ruas Lokasi Desa/ Kelurahan(Masyarakat di wilayah ini banyak yang akan terkena
dampak langsung kegiatan pembangunan jl. Tol)
Jumlah Sampel
Kemirimuka 2Kukusan 13Sawangan 8Pondok Cina 3Tanah Baru 7Cisalak 17Krukut 8Limo 6Beji Timur 4
JUMLAH 874 Cinere-Serpong Bambu Apus 5
Pondok Cabe Udik 4Pamulang Timur 16Pamulang Barat 43
JUMLAH 685 Serpong -Tangerang Parigi 5
Parigi Baru 23Pakualam 4Kunciran 1Jelupang 1Pondok Jagung 12Serua 2Jombang 3Pakujaya 3
JUMLAH 546 Tangerang-Cengkareng Pegadungan 1
Porisplawad Indah 8Cipete 4Batujaya 7Buaran Indah 3Tanah tinggi 2Jurumudi 4Benda 2
JUMLAH 317 Depok-Antasari Rangkapan Jaya 3
Cipayung 2Mampang 2Pangkalanjati Baru 7Krukut 4Grogol 9Gandul 2Cipayungjaya 10Pondok labu 5Cilandak Barat 4Cilandak Timur 3Susukan 4Pabuaran 3
JUMLAH 58TOTAL SAMPLING 403
Responden di setiap wilayah dalam batas sosial dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu yang terkena dampak langsung dan yang tidak terkena dampak langsung kegiatan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 13
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
kegiatan pembangunan. Masing-masing kelompok dipilih secara proporsional dari masing-masing jumlah masyarakatnya. Melihat lokasi sebaran masyarakat disekitar lokasi kegiatan pembangunan, maka untuk responden yang tidak terkena dampak langsung kegiatan digunakan unit sampling RT (Rukun Tetangga).
Data dari setiap ruas jalan tol diwakili responden yang terdiri dari responden yang terkena pembebasan, squatter dan responden yang tinggal disekitar kegiatan pembangunan. Data yang diperoleh dari masing-masing ketiga kelompok responden relatif berjumlah sama. Sehingga untuk seluruh ruas jalan tol dapat tersusun tabel dengan total 400 responden.
Lokasi pengambilan sampel sosekbud berjumlah 20 lokasi sebagaimana terlihat pada Tabel 3.11 dan gambar 3.2.1 a sampai gambar 3.2.7 c.
Data sekunder dikumpulkan dari Kantor Statistik Pemerintah Kota Depok, Kota Jakarta Selatan, Kab. Bogor, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kab. dan Kota Bekasi, Kota dan Kabupaten Tangerang. serta instansi lain yang memiliki data dan informasi yang terkait dengan variabel-variabel yang hendak dikumpulkan.
Parameter ekonomi meliputi :
Perekonomian lokal Ekonomi rumah tangga
Perekonomian lokal meliputi kontribusi beberapa sektor kegiatan terhadap perekonomian daerah di masing-masing wilayah studi yang diperoleh dari data PDRB, serta perkembangan arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok dalam periode waktu tertentu.
Ekonomi rumah tangga berupa data kegiatan ekonomi masyarakat baik yang terkena dampak langsung maupun yang tidak terkena dampak langsung kegiatan kegiatan pembangunan serta tingkat pengeluaran rata-rata per bulan masyarakat yang diwakili oleh responden.
1) Meningkatnya kesempatan kerja
Data kesempatan kerja selama masa konstruksi dapat dikumpulkan dari kontraktor pelaksana, sub kontraktor, suplier, serta unit Rukun Tetangga sekitar kegiatan pembangunan. Data sekunder didapat dari bagian penerimaan tenaga kerja pada instansi tersebut. Di samping sektor formal dalam kesempatan kerja terdapat pula sektor informal.
Masyarakat yang berdiam disekitar lokasi kegiatan pembangunan terdiri dari berbagai etnis yang berasal dari berbagai daerah di Indonesai yang menggeluti berbagai jenis kegiatan di sektor informal tersebut.
2) Timbulnya spekulan tanah
Walaupun kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada masa prakonstruksi, tetapi data yang dikumpulkan meliputi proses jual-beli tanah sejak setahun sebelumnya. Data yang dikumpulkan meliputi data transaksi jual beli tanah meliputi besaran harga tanah,
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 14
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
jarak lokasi lahan terhadap kegiatan pembangunan dan waktu kejadian transaksi, yang berada dalam batas wilayah studi.
Data primer diperoleh dari wawancara dengan penduduk, petugas Kelurahan dan Kecamatan setempat. Data sekunder dapat diperoleh dari Instansi Kecamatan setempat, BPN dan Kantor Notaris terdekat.
3) Terganggunya aksesibilitas lokal dan wilayah
Diperlukan identifikasi terhadap beberapa ruas jalan yang akan terputus dalam wilayah studi. Dampaknya antara lain keterlambatan sampai di tempat bekerja atau sekolah. Sedangkan yang bertujuan untuk mengunjungi kerabat maka akan semakin mengurangi frekuensi berkunjung karena dirasakan akan memakan waktu yang lama untuk sampai ke tujuan.
4) Terputusnya hubungan kekerabatan
Parameter budaya untuk hubungan kekerabatan yang diamati adalah :
Interaksi sosial. Sarana dan prasarana sosial
Interaksi sosial berupa pengamatan di lapangan serta wawancara dengan penduduk sekitar lokasi kegiatan pembangunan. Perolehan data berupa pola hubungan sosial antar warga, kondisi kamtibmas di sekitar lokasi kegiatan pembangunan.
5) Timbulnya keresahan terhadap nilai ganti rugi
Parameter keresahan masyarakat yang diamati adalah :
Pengetahuan responden terhadap rencana kegiatan pembangunan
Pendapat responden mengenai rencana kegiatan pembangunan.
Pendapat responden mengenai rencana kegiatan pembangunan berupa pendapat responden mengenai adanya rencana kegiatan pembangunan, rencana responden untuk pindah tempat tinggal/usaha, pilihan pindah apabila adanya uang ganti rugi, pilihan pindah responden apabila hanya sebagian tanah yang terkena kegiatan pembangunan.
a. Pengetahuan Responden Terhadap Rencana Kegiatan pembangunan
Responden yang diwawancarai apakah mengetahui dan sumber informasi rencana kegiatan pembangunan pembangunan jalan tol JORR-II dan Depok-Antasari. Termasuk masyarakat squatter apakah menyadari pembangunan jalan ini mengingat bahwa mereka memanfaatkan lahan yang telah dibebaskan untuk pembangunan jalan tol ini baik untuk tempat tinggal maupun sebagai tempat usaha yang sifatnya sementara. Hasil wawancara yang diperoleh melalui kuisioner disajikan dalam tabel 3.12 sbb.
Tabel 3.12 Pengetahuan Responden Terhadap Rencana Kegiatan pembangunan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 15
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
dan Sumber Informasi Mengenai Kegiatan pembangunan
No KeteranganRuas I Ruas II dst
∑ % ∑ % ∑ %
1. Pengetahuan responden terhadap rencana kegiatan pembangunana. Tahub. Tidak tahu
2. Sumber informasia. Pejabat Pusatb. Pejabat Propinsic. Pejabat Pemerintah Kotad. Pemuka masyarakate. Tetanggaf. Koran, TV, Radio
b. Pendapat Responden Mengenai Rencana Kegiatan pembangunan
Tabel 3.13Pendapat Responden Mengenai Rencana Kegiatan pembangunan dan
Keinginan untuk Pindah
No Keterangan Ruas I Ruas II dst∑ % ∑ % ∑ %
1. Pendapat responden mengenai rencana kegiatan pembangunana. Setujub. Menolakc. Tidak ada pilihan lain
kecuali menerima2. Responden merencanakan
pindah tempat tinggal / usahaa. Yab. Tidakc. Tergantung
3. Pilihan pindah dengan uang ganti rugia. Mencari lokasi
pemukiman sendirib. Memilih pemukiman yang
diatur pemerintahc. Tergantung lokasi yang
ditentukan4. Pilihan responden apabila
hanya sebagian tanah yang terkena kegiatan pembangunana. Membangun/memperbaiki
rumah kebelakangb. Menjual sisa assetc. Tergantung luas
tanah/bangunan yang terkena kegiatan pembangunan/tidak tahu
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 16
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Data tentang pendapat responden terhadap rencana kegiatan pembangunan terkait dengan legalitas keberadaan mereka, dan setuju atau tidaknya untuk pindah. Data tentang masyarakat yang menyatakan bersedia pindah tempat tinggal atau tempat berusaha atau mencari sendiri lokasi pemukiman dan tempat berusaha.
Data tentang pendapat responden yang sebagian tanahnya terkena kegiatan pembangunan,. Tabel 3.13 adalah formulir untuk data hasil wawancara dengan responden di wilayah studi.
DITA YUNINTIKA
D. KOMPONEN KESMAS
Tabel 3.14 :Lokasi-lokasi pengambilan sampel Kesmas
No Ruas Lokasi Desa/ Kelurahan(Masyarakat di wilayah ini banyak yang akan terkena
dampak langsung kegiatan pembangunan jl. Tol)
Jumlah Sampel
1 Cikarang-Tanjung Priok Marunda 4Pantai Marunda 3Srijaya 7Semper Timur 4Segara Makmur 5Sukamekar 4Bunibakti 2Srimahi 5Wanasari 7Telaga Asih 3Wanajaya 2Sumberjaya 6Cilincing 1
JUMLAH 532 Cibitung-Jagorawi Harjamukti 5
Cibuntu 7Lambangjaya 5Cijengkol 3Burangkeng 13Taman Rahayu 8Pasir angin 2Cimuning 3Nagrak 3Cikeasudik 3
JUMLAH 523 Jagorawi-Cinere Curug 6
Baktijaya 3Sukatani 1Mekarjaya 2Harjamukti 7Kemirimuka 2Kukusan 13Sawangan 8Pondok Cina 3Tanah Baru 7
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 17
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
No Ruas Lokasi Desa/ Kelurahan(Masyarakat di wilayah ini banyak yang akan terkena
dampak langsung kegiatan pembangunan jl. Tol)
Jumlah Sampel
Cisalak 17Krukut 8Limo 6Beji Timur 4
JUMLAH 874 Cinere-Serpong Bambu Apus 5
Pondok Cabe Udik 4Pamulang Timur 16Pamulang Barat 43
JUMLAH 685 Serpong -Tangerang Parigi 5
Parigi Baru 23Pakualam 4Kunciran 1Jelupang 1Pondok Jagung 12Serua 2Jombang 3Pakujaya 3
JUMLAH 546 Tangerang-Cengkareng Pegadungan 1
Porisplawad Indah 8Cipete 4Batujaya 7Buaran Indah 3Tanah tinggi 2Jurumudi 4Benda 2
JUMLAH 317 Depok-Antasari Rangkapan Jaya 3
Cipayung 2Mampang 2Pangkalanjati Baru 7Krukut 4Grogol 9Gandul 2Cipayungjaya 10Pondok labu 5Cilandak Barat 4Cilandak Timur 3Susukan 4Pabuaran 3
JUMLAH 58TOTAL SAMPLING 403
Data untuk komponen kesehatan masyarakat diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan responden yang menggunakan kuesioner serta pengamatan langsung di lapangan. Lokasi survey yang akan dipilih adalah wilayah yang diperkirakan akan terkena dampak baik secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan kegiatan pembangunan, yaitu meliputi wilayah-wilayah administratif yang termasuk dalam lokasi kegiatan pembangunan.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 18
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Responden yang diwawancarai adalah masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi kegiatan pembangunan, baik yang terkena dampak langsung maupun yang tidak langsung. Melihat lokasi sebaran masyarakat di sekitar lokasi kegiatan pembangunan maka untuk responden yang tidak terkena dampak langsung kegiatan digunakan unit sampling RT. Masing-masing kelompok dipilih secara proporsional dari masing-masing jumlah masyarakatnya.
Total responden yang diharapkan seluruhnya berjumlah 400 orang. Lokasi pengambilan sampel kesmas berjumlah 20 lokasi sebagaimana terlihat pada gambar 3.2.1 a sampai gambar 3.2.7 c.( Tabel 3.14 )
Data sekunder dikumpulkan dari Kantor Statistik Pemerintah Kota Depok, Kota Jakarta Selatan, Kab. Bogor, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kab. dan Kota Bekasi, Kota dan Kabupaten Tangerang. serta instansi lain yang memiliki data dan informasi yang terkait dengan variabel-variabel yang hendak dikumpulkan. Data kesehatan masyarakat diperoleh juga dari Suku Dinas Kesehatan Masyarakat di masing-masing kota wilayah studi, serta beberapa Puskesmas di wilayah studi.
Data yang diperoleh harus dianalisis dengan menggunakan perhitungan matemetika sederhana dan disajikan dalam bentuk tabulasi silang dengan frekuensi. Selain itu juga disajikan analisis berupa analisis deskriptif.
Adapun parameter yang harus diamati pada sub komponen kesehatan masyarakat adalah meningkatnya penderita ISPA.
Penyakit ini tergolong penyakit yang berbasis lingkungan atau dengan kata lain penyakit yang terutama terjadinya disebabkan oleh kondisi udara yang tercemar oleh berbagai bakteri penyebab penyakit ISPA.
Parameter yang terkait dengan penyakit ISPA meliputi :
Dampak dan pengaruh terhadap kesehatan
Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan kematian)
Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko
Sumberdaya kesehatan
Kondisi sanitasi lingkungan
Status gizi masyarakat
Kondisi lingkungan yang memperburuk proses penyebaran penyakit
Indikator dari parameter kesehatan yang diamati adalah sebagai berikut:
Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap penyakit ISPA meliputi komponen udara dan tanah.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 19
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Proses dan potensi terjadinya pemajanan melihat sejauh mana dampak gangguan pada penduduk akibat kegiatan kegiatan pembangunan dihubungkan dengan kelembaban udara, arah dan kecepatan angin.
Penduduk yang beresiko adalah masyarakat yang berjarak sekitar 20 – 25 meter dari tapak kegiatan pembangunan.
Tenaga, sarana dan prasarana pelayanan kesehatan adalah ketersediaan jenis dan jumlah tenaga, sarana dan prasarana kesehatan yang ada di masing-masing wilayah studi.
DITA YUNINTIKA
E. KOMPONEN PRASARANA DAN SARANA
Tabel 3.15 :Lokasi-lokasi pengambilan sampel Lalu lintas
No Lokasi Jalan Jml Spl Alasan
1 Jl. Marunda Makmur 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol2 Jl. Imam Bonjol 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol3 Jl. Satriamekar (Tambelang) 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol4 Jl. S. Parman (Setu) 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol5 Jl. Siliwangi (Narogong) 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol6 Jl. Raya Bogor 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol7 Jl. Trans Yogi 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol8 Jl. Margonda 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol9 Jl. Ir. H. Juanda 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol
10 Jl. Limo Raya 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol11 Jl. RE. Martadinata 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol12 Jl. Jombang Raya 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol13 Jl. Tembus Graha 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol14 Jl. Hasyim Asyari 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol15 Jl. Husein Sastranegara 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol16 Jl. Kosambi (Kamal) 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol17 Jl. P. Antasari 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol18 Jl. Pondok Labu 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol19 Jl. Brigif 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol20 Jl. Sawangan 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol21 Jl. Tegar Beriman 1 Kondisi jalan yang akan terpengaruh oleh trafik jalan tol
Untuk mengetahui tingkat kepadatan arus lalu lintas di jalan sekitar JORR II dan Depok-Antasari yang telah beroperasi dan belum beroperasi, antara lain dengan memanfaatkan data dari hasil penghitungan volume lalu lintas kendaraan yang ada saat ini dari PT. Jasa Marga (persero). Data ini akan dijadikan data kondisi awal lingkungan mengenai arus lalu lintas, serta perkiraan jumlah kendaraan yang keluar masuk kegiatan pembangunan pada tahap konstruksi dan operasional, sehingga dapat diperkirakan pengaruh kegiatan kegiatan pembangunan terhadap komponen lalu lintas. Selain itu, akan memanfaatkan juga data lainnya (antrian, persimpangan) dan data kecelakaan dari laporan tahunan PT. Jasa Marga (Persero) Divisi Manajemen Lalu Lintas.
Data primer diambil dari 21 lokasi sebagaimana terlihat pada gambar 3.2.1a dan 3.2.7c. (Tabel 3.15)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 20
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
1) Timbulnya kemacetan lalulintas
Parameter transportasi meliputi :
Kinerja Lalu Lintas Jalan di Jabodetabek. Kinerja Lalu Lintas pada ruas jalan terkait Permasalahan dan isu-isu transportasi Kecelakaan pada jalan Tol JORR I yang telah beroperasi.
Indikator dari parameter transportasi yang diamati adalah sebagai berikut :
Kinerja lalu lintas jaringan jalan Jabodetabek dilihat dari kecepatan rata-rata jaringan jalan periode per sepuluh tahun dengan dua kondisi yaitu tanpa pembangunan JORR II, dan apabila dibangun JORR II.
Kinerja lalu lintas pada ruas jalan terkait ditinjau dari volume lalu lintas dan derajat kejenuhan pada ruas jalan yang terkait dengan ruas Permasalahan dan isu-isu transportasi meliputi data komuter dari Bodetabek ke DKI (1000 orang/hari), kecepatan pada jalan arteri, perbaikan jalan, dan isu-isu lain yang terkait dengan masalah transportasi.
2) Meningkatnya kecelakaan lalulintas
Data kecelakaan lalulintas merupakan data sekunder yang didapat dari instansi Kepolisian di masing-masing kab/kota setempat. Dari data kecelakaan dapat di hitung tingkat kecelakaan dan tingkat fatalitas yang terjadi untuk mendapatkan angka yang menggambarkan perubahan kondisi lalulintas.
Tingkat kecelakaan yaitu perbandingan antara :o jumlah kecelakaan per 100 juta kendaraan / km dengan (LHR x panjang jalan) x
jumlah hari.
Sedangkan tingkat fatalitas adalah perbandingan antara :o jumlah korban per 100 juta kendaraan / km dengan (LHR x panjang jalan) x jumlah
hari.
3.2.2 PENGUMPULAN DATA SEKUNDER.
a. Perolehan data skunder.
Data sekunder geo-fisik-kimia, biologi, dan sosial yang didapatkan dari : hasil penelitian, data dan informasi dari berbagai instansi terkait serta sumber lainnya sesuai kebutuhan analisis, dimaksudkan untuk melengkapi data primer yang diperoleh langsung di lapangan. Instansi-instansi yang dihubungi untuk mendapatkan data-data sekunder antara lain:
- Bapeda DKI Jakarta.
- Direktorat Prasarana Jaringan Jalan, Dirjen Bina Marga, Dep. PU.
- Bapeko, Kota Depok, Kodya Jakarta Selatan, Kodya Jakarta Barat, Kodya Jakarta Utara, Kota Bekasi, Kota Tangerang dan Bapeda Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 21
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
- Badan Meteorologi dan Geofisika Jakarta, Bogor, Kab. Dan Kota Bekasi, Depok, dan Kab. dan Kota Tangerang.
- Biro Pusat Statistik Kota Depok, Kodya Jakarta Selatan, Kodya Jakarta Utara, Kodya Jakarta Barat, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang.
- Dinas Pertanahan Kota Depok, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang.
- Kantor Kecamatan sekitar JORR II dan Depok Antasari
- Kantor Kelurahan/ Desa yang dilalui Ruas JORR II dan Depok-Antasari.
Data iklim merupakan data yang diperlukan karena terkait kegiatan geo-fisik-kimia dan kesmas. Data iklim (cuaca) diperoleh dari stasiun meteorologi terdekat yang dapat mewakili areal proyek, yaitu dari Badan Meteorologi dan Geofisika Departemen Perhubungan Jakarta, Bogor, Kab. dan Kota Bekasi, Kota Depok serta Kab. dan Kota Tangerang, untuk lokasi dalam batas wilayah ekologi atau yang terdekat. Parameter iklim yang dikumpulkan meliputi curah hujan, hari hujan, temperatur udara (max-min), kelembaban udara, kecepatan dan arah angin, serta lama penyinaran matahari. Data ini dikumpulkan secara periodik, untuk 10 tahun terakhir. Pengumpulan data iklim dapat dilihat pada Tabel. 3.16.
Tabel.3.16: Data Iklim
Sub Komponen Parameter Satuan Metode
I k l i mSuhu UdaraKelembaban UdaraCurah Hujan & Hari HujanKecepatan AnginArah AnginPenyinaran Matahari
0C%
mmkm/jam
-%
Data SekunderData SekunderData SekunderData SekunderData SekunderData Sekunder
b. Sumber Data Sekunder.
Metode pengambilan sampel dan peralatan yang dipakai, serta metode analisis di laboratorium disesuaikan dengan komponen/ parameter lingkungan yang diambil seperti terlihat pada Tabel 3-1, dan mengacu pada ketentuan dan persyaratan teknis yang baku. Hasil analisis data primer tersebut dan hasil pengambilan data sekunder akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar maupun peta.
Tabel 3-17 : Sumber Data Skunder
NoKomponen Lingkungan
Jenis DataSumber
Data PrimerSumber Data
Skunder
1. Iklim Mikro - Curah Hujan- Arah dan Kecepatan Angin
Kantor BMG dan SK
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 22
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
NoKomponen Lingkungan
Jenis DataSumber
Data PrimerSumber Data
Skunder2. Kualitas
Udara Kualitas Udara AmbienDebu, Nox, SO2, HC, Pb, CO
- Diukur Langsung
3. Fisiografi - Topografi
- Struktur Geologi- Stabilitas Lereng- Tanah
- Site survey/ Pengamatan
- Site survey/ Pengamatan
- Peta Topo: Bakosurtanal, Jantop TNI/AD, Peta Jakarta
- GTL Bandung.- Studi Kelayakan.- Data pokok pem-
bangunan daerah.4 Hidrologi - Karakteristik fisik
sungai & debit rata-rata- Pola aliran air
permukaan- Sifat fisik serapan
genangan air- Periode banjir
- Site survey/ Pengamatan
- Site survey/ Pengamatan
- Site survey/ Pengamatan
Dinas PU/Ditjen SDA.
Dinas PU/Ditjen SDA.
Dinas PU/Ditjen SDA.Dinas PU/Ditjen SDA.
5 Bising - Bising- Diukur
langsung-
6 Biologi - Flora
- Fauna
- Site survey/ Pengamatan
- Site survey/ Pengamatan
- Ditjen Kehut & Pariwisata
- Ditjen Perlindungan Hutan Pelestarian Alam (PHPA)
7 Planologi/ tata ruang/ pengembangan wilayah
- Tata guna, peruntukan pola pantauan lahan.
- RUTR- Pengembang Wilayah- Estetika bentang alam
-Penghijauan/jalur hijau
- Site survey/ pengamatan
- Site survey / pengamatan
- Site survey pengamatan
- BAPPEDA, SK
- Dinas Tata Kota & Bangunan
- Pemda Jabar, Batn, DKI
8 Lahan - Kesesuaian lahan
- Tata guna tanah- RUTRK / RDTRK
-
-
- Pemda Jabar, Batn, DKI.
P3G BandungPemda Jabar, Bnten/ BAPPEDA/BPN
9 Sosial –
Ekonomi
Budaya
- Kependudukan
- Sosial – Ekonomi
- Sosial – Budaya- Kesehatan- masyarakat
- Pembebasan Tanah- Persepsi Masyarakat
- Kuesioner
- Kuesioner- Kuesioner
- Kuesioner- Kuesioner
- Monografi Pemda Kan. Dep.Naker, SK.
- BPS/Kantor/ Statistik /Daerah dlm Angka
- Pemda- PUSKESMAS, RSU
terdekat, Dinas Kes.- Pemrakarsa Kegiat.
pembangunan/Tim Pembebasan Tanah
10 Sarana/ Kabel listrik, kabel tele- Pengamatan - Instansi pengelola
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 23
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
NoKomponen Lingkungan
Jenis DataSumber
Data PrimerSumber Data
SkunderPrasarana Umum
pon, pipa air minum lapangan terkait- BUMN terkait
11 Lalu-Lintas - Dit Lalu-lintas sekitar tapak kegiatan pembangunan skg
- Sistem lalu-lintas sebelum ada kegiatan pembangunan
- Vol. dan kepadatan la-lin
- Site survey/ pengamatan
- DLLJAR
- DLLJAR
- Studi KelayakanKeterangan: - Kantor BMG = Kantor Meteorologi dan Geofisika
- SK = Studi Kelayakan Jalan Tol - GTL = Geologi Tata Lingkungan - Jantop TNI/AD = Jawatan Topografi TNI/AD
DWIKI RIZKI F
3.3 METODE PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING
Metoda yang digunakan dalam studi Andal untuk memprakiraan besaran dampak dan penentuan tingkat kepentingan dampak adalah metoda Formal dan Non Formal.
a. Penurunan Kualitas udara
Analisis kualitas udara menggunakan metoda dari Environmental Protection Agency (EPA) edisi terbaru hasilnya dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku dari Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999.
Untuk memperkirakan besaran dampak rencana kegiatan terhadap kualitas udara digunakan model matematis untuk mengetahui besarnya konstribusi polutan yang diemisikan dari sumber-sumber pencemar terhadap kualitas udara serta pola sebaran dari polutan tersebut. Untuk menghitung besarnya laju emisi dari suatu kegiatan digunakan rumus sebagai berikut :
Laju Emisi = Faktor Emisi x Tingkat Emisi Pencemar dari Kegiatan Spesifik
Konsentrasi udara ambient sebagai akibat suatu aktivitas dari sumber garis, baik tahap konstruksi mapun tahap operasi dihitung dengan menggunakan formula berikut
Q s_
u z
Dimana : C = Konsentrasi ambien (g/m3)
Q = laju emisi (g/detik/m2)
z = tinggi pencampuran (m)
s = panjang daerah tinjauan sesuai dengan arah angina (m)
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 24
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
u = kecepatan angin (m/dtk)
sedangkan untuk memprediksi sebaran / dispersi gas pencemar udara dari suatu sumber dengan menggunakan model Dispersi Gausian.
Untuk menghitung jarak sebaran partikel debu yang terbawa angin ke daerah sekitarnya, digunakan rumus persamaan yang diambil dari buku Handbook of Enviromental Engineering Calculations, C.C. Lee, Shun Dar Lin, 1999.
Untuk menentukan jarak terjauh yang dicapai oleh partikel debu diperlukan data primer dan sekunder meliputi kecepatan arah dan angin. Diameter partikel debu jatuh, berat jenis partikel debu, densitas air, viskositas udara, berat molekul udara, percepatan gravitasi bumi dan bilangan Avogrado.
b. Meningkatnya Kebisingan
Kebisingan analisisnya menggunakan metoda dan teknik analisis kebisingan mengacu pada buku oleh Sansongko D.P tahun 2000, kemudian dibandingkan dengan baku mutu tingkat kebisingan sesuai SK. MenLH No. 40/11/1996.
Sebaran dari tingkat kebisingan dapat diprediksi dengan anggapan ada sumber kebisingan, formula (Raw & Wooten,1980) yang digunakan adalah :
a. Untuk sumber titik
b. Untuk sumber garis
Lp1 = tingkat kebisingan pada jarak r1
Lp2 = tingkat kebisingan pada jarak r2
r1 = jarak 1 dari smber kebisingan tingkat kebisingan pada jarak r1
r2= jarak 2 dari sumber kebisingan (hektar)
c.Gangguan getaran
Hasil pencatatan getaran dari alat yang digunakan dituangkan dalam grafik. Data yang digambarkan dalam grafik kemudian dibandingkan dengan batas-batas baku tingkat getaran. Getaran disebut melampaui baku tingkat getaran apabila getaran pada salah satu frekuensi sudah melampaui baku getaran yang diharapkan. Baku tingkat getaran dibagi dalam 4 kategori, yaitu A, B, C dan D, dengan masing-masing prakiraan dampak kerusakan sebagai berikut :
- Kategori A : Tidak menimbulkan kerusakan- Kategori B : Kemungkinan keretakan plesteran ( retak ) terlepas
plesteran pada dinding pemikul beban.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 25
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
- Kategori C : Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban
- Kategori D : Dinding pemikul rusak
d. Terganggunya aliran air permukaan
Analisis data hidrologi untuk menghitung debit banjir akibat dari pembangunan jalan tol dapat diperkirakan dengan Metode Rasional sbb.
Qp = 0.002778 CIA
Dimana:
Qp = debit air larian dalam kondisi puncak (m³/detik)
C = koefisien aliran air permukaan (0 ≤ C ≤ 1)
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas daerah aliran sungai (hektar)
( 1993, Suripin ,Dr., Ir., M.Eng, 2003)
Penghitungan debit air larian dilakukan sebelum ada proyek dan setelah ada proyek jalan tol. Beda hasil perhitungannya adalah sama dengan kenaikan air larian.
Untuk memperoleh elevasi banjir akibat air laut pasang surut digunakan data empiris dengan mencari data di lapangan yang bisa didapatkan dari literatur, studi sebelum-nya, wawancara dengan warga setempat atau tanda-tanda lainnya yang masih ada.
e. Perubahan Tata Guna Lahan
Analisis tata guna lahan menggunakan metode super impose (tumpang tindih) yaitu dengan teknik overlay peta dari peta tematik sesuai dengan maksud dan tujuan pemanfaatan lahan yang dapat membantu mengidentifikasi potensi dan masalah tata guna lahan secara tepat dalam pola ruang. Hasil analisis ini akan menjadi masukan penting dalam membantu memprediksi dampak penting terhadap tata guna lahan. Perangkat lunak yang mendukung metoda ini adalah Arc view versi 3.3 atau Arc Gis versi 90 yang mirip versi terbaru.
f. Berkurangnya vegetasi
Informasi mengenai kondisi vegetasi atau tumbuhan terutama di ruas Cikarang – Tanjung Priok dan Tangerang – Cengkareng via Teluk Naga diperlukan untuk pendugaan dampak lingkungan dan memantau pengelolaan lingkungan. Untuk komponen biologi ditentukan berdasarkan atas berkurangnya populasi dan keanekaragaman hayati serta berkurangnya jenis-jenis flora yang langka.
Beberapa hal yang harus diamati dalam melakukan prakiraan dampak terhadap komponen tumbuhan adalah :a.Perubahan dan kehilangan serta kerusakan komunitas tumbuhan di lokasi tersebut di
atasb. Komunitas tumbuhan yang rawan beserta satwa liar yang hidup di dalamnyac.Kerusakan tumbuhan yang bernilai ekonomis dan ekologis
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 26
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
d. Jalur hijau yang membatasi suatu zona dengan zona pembangunan yang penting untuk dipertahankan dan dipelihara
Untuk melakukan prakiraan dampak terhadap vegetasi harus mempertimbangkan beberapa faktor : tujuan penelitian, skala penelitian dan tipe habitat. Metode yang umum digunakan adalah metode Kuadrat, yaitu metode analisis vegetasi yang didasarkan pada luasan petak contoh. Petak contoh dalam metode ini dapat berbentuk persegi, persegi empat dan lingkaran.
Parameter-parameter yang umum digunakan : a). Kerapatan dan kerapatan relatifb). Frekuensi dan frekuensi relatifc). Dominasi dan dominasi relatifd). Indeks Nilai Penting (INP)e). Koefisien kesamaan dan ketidaksamaan.f). Indeks keanekaragaman jenis Shanon-Wiener
g. Sosekbud
Analisis data sosial ekonomi budaya, yang meliputi : meningkatnya kesempatan kerja, timbulnya spekulan tanah, terganggunya aksesibilitas lokal dan wilayah, terputusnya hubungan kekerabatan, timbulnya keresahan terhadap nilai ganti rugi, dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis univariat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi terhadap variabel yang ditelaah dan disajikan dalam bentuk tabulasi silang dengan frekuensi. Selain itu juga disajikan analisis berupa analisis deskriptif. Data dari tabel akan dideskripsikan sesuai dengan kontennya. Pembahasan data menggunakan standard baku yang berlaku dari berbagai ketentuan dan justifikasi para ahli.
h. Kesmas
Analisis data kesehatan masyarakat menggunakan pendekatan epidemiologi dan biostatistik yang dituangkan dalam bentuk tabel dan narasi. Berdasarkan standard dan tolok ukur yang berlaku serta justifikasi para ahli, akan ditetapkan hasil metoda analisis dampak kesehatan masyarakat / yang diperoleh dari data primer maupun sekunder.
i. Kinerja lalu lintas
Prakiraan terjadinya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas dilakukan melalui perhitungan kinerja lalu lintas. Kinerja lalu lintas yang diakibatkan oleh pembangunan jalan tol JORR II dan Depok - Antasari diperhitungkan dengan menganalisis kinerja jaringan jalan Jabodetabek secara menyeluruh. Analisis ini akan mengacu pada hasil studi FS JORR II dan Depok – Antasari, Ukuran kinerja jaringan yang dianalisis adalah besaran efifisiensi perjalanan jaringan dari aspek waktu (jumlah smp-jam), jarak (smp-km) dan kecepatan rata-rata perjalanan pada seluruh jaringan.
Dampak terhadap ruas-ruas jalan yang terkait dengan pembangunan ruas jalan-ruas jalan yang terkait dengan ruas jalan tol yang akan dibangun akan ditinjau secara parsial dengan metode analisis lalu lintas menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI, 1997) seperti diuraikan pada sub bab berikut :
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 27
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
a). Jalan Perkotaan
(1) Arus dan komposisi lalu lintas
Nilai arus lalu - lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu-lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Semua nilai arus lalu - lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (smp).
o Kendaraan ringan termasuk mobil penumpang, minibus, pick-up, truk kecil dan jeep).
o Kendaraan berat (termasuk truk dan bus) dan sepeda motor .o Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah dalam
faktor penyesuaian hambatan samping.
Ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu-lintas total yang dinyatakan dalam kend/jam.
(2) Kecepatan arus bebas
Kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan. Kecepatan arus bebas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan, dimana hubungan antara kecepatan arus bebas dengan kondisi geometrik dan lingkungan telah ditentukan dengan metode regresi. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja segmen jalan pada arus = 0. Kecepatan arus bebas untuk kendaraan berat dan sepeda motor juga diberikan sebagai referensi. Kecepatan arus bebas untuk mobil penumpang biasanya 10-15% lebih tinggi dari tipe kendaraan ringan lain. Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas mempunyai bentuk umum berikut:
FV = (FVo + FVW) X FFVSF X FFVCS
dimana:
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan (km/jam)
FVo = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati (lihat Bagian 2.4 di bawah)
FVW = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)FFVSF = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar
bahu atau jarak kerb penghalangFFVCS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota
(3) Kapasitas
Kapasitas didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua-lajur dua-arah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah), tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan/ lajur.
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 28
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
C =Co X FCW X FCSP X FCSF X FCCS
dimana:
C = Kapasitas (smp/jam)Co = Kapasitas dasar (smp/jam)FCW = Faktor penyesuaian lebar jalanFCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/ kerebFCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Jika kondisi sesungguhnya sama dengan kondisi dasar (ideal) yang ditentukan sebelumnya, maka semua faktor penyesuaian menjadi 1,0 dan kapasitas menjadi sama dengan kapasitas dasar.
(4) Derajat kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
DS = Q/C
Derajat kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan dalam smp/jam. DS digunakan untuk ANALISIS perilaku lalu-lintas berupa kecepatan.
(5) Kecepatan
Manual menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan, karena mudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan yang penting untuk biaya pemakai jalan dalam ANALISIS ekonomi. Kecepatan tempuh didefinisikan dalam manual ini sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan.
V = L/TT
dimana:
V = Kecepatan rata-rata ruang LV (km/jam)L = Panjang segmen (km)TT = Waktu tempuh rata-rata LV sepanjang segmen (jam)
Bagan alir prosedur perhitungan untuk jalan perkotaan sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
b). Jalan Bebas Hambatan
(1) Arus dan Komposisi Lalu Lintas
Seluruh nilai arus lalu lintas (per arah dan total) pada jalan bebas hambatan dikonversi menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan emp (ekivalensi mobil penumpang) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut:
- Kendaraan ringan (meliputi kendaraan penumpang, minibus, truk pik-up dan jeep).- Kendaraan berat menengah (meliputi truk dua gandar dan bus kecil).
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 29
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
- Bus besar.- Truk besar (meliputi truk tiga-gardan dan truk kombinasi).
(2) Kecepatan arus bebas
Kecepatan arus bebas (FV) didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan
Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas pada jalan bebas hambatan mempunyai bentuk umum sebagai berikut:
FV = FVo + FFVW (smp/jam)
di mana:
FV = Kecepatan arus bebas untuk kendaraan ringan pada kondisi lapanganFVo= Kecepatan arus bebas dasar bagi kendaraan ringan untuk kondisi jalan dan
tipe alinyemen yang dipelajari FVW= Penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas dan bahu jalan (km/j).
(3) Kapasitas
Nilai kapasitas telah diamati dengan pengumpulan data lapangan sejauh me-mungkinkan. Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp), seperti yang terlihat di bawah ini.
Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut
C = Co X FCW X FCSP (smp/j)
di mana:
C = kapasitas
Co = kapasitas dasar
FCW = faktor penyesuaian lebar jalan bebas hambatan
FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan bebas
hambatan tak terbagi)- Kapasitas jalur penghubung (Ramp)
Rumus di atas memberi kapasitas suatu segmen jalan bebas hambatan (CMW) dengan penampang melintang tertentu. Kapasitas suatu jalur penghubung pada segmen yang sama (CR) dapat diperkirakan seperti diuraikan di bawah:
CR = Nilai terendah dari pernyataan-pernyataan berikut:
1) Kapasitas jalur penghubung itu sendiri, sebagai fungsi penampang
melintang dan alinyemen jalur penghubung tersebut
2) Perbedaan antara kapasitas CMW,L dan arus QMW,L pada lajur kiri jalan
bebas hambatan.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 30
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
CR = CMW,L - QMW,L
Arus pada lajur kiri jalan bebas hambatan (QMW,L)biasanya bervariasi sesuai arus total dan derajat kejenuhan segmen jalan bebas hambatan.
Kapasitas lajur kiri jalan bebas hambatan (CMW,EL) dapat dihitung dengan menggunakan metode yang diuraikan pada bagian 3C di bawah.
Arus pada lajur kiri jalan bebas hambatan (QMW,L)biasanya bervariasi sesuai arus total dan derajat kejenuhan segmen jalan bebas hambatan.
(4) Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai rasio arus terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor kunci dalam penentuan tingkat kinerja suatu simpang. Ini adalah ukuran yang banyak digunakan untuk menunjukkan apakah suatu segmen jalan bebas hambatan akan mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
DS = Q/C
(5) Kecepatan
KARTIKA ARI MURTI
Dalam MKJI, kecepatan tempuh didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan sepanjang segmen jalan bebas hambatan:
V = L/TT
di mana:
V = kecepatan rata-rata ruang kend. ringan (km/jam)L = panjang segmen (km)TT = waktu tempuh rata-rata dari kend. ringan sepanjang segmen (jam).
(6) Derajat Iringan
Indikator lebih lanjut yang berguna untuk perilaku lalu lintas pada segmen jalan bebas hambatan tak terbagi adalah derajat iringan yang terjadi, yaitu rasio arus kendaraan yang bergerak dalam peleton terhadap arus total. Dalam manual ini iringan dianggap terjadi bila salah satu atau lebih kendaraan mengikuti kepala peleton dengan waktu antara (gandar depan ke gandar depan kendaraan berikutnya) lebih kecil atau sama dengan 5 detik.
(7) Perilaku lalu lintas
Di dalam US HCM kinerja jalan bebas hambatan diwakili oleh tingkat pelayanan (LOS): suatu ukuran kualitatif yang mencerminkan persepsi pengemudi tentang mutu berkendaraan. LOS dihubungkan dengan suatu ukuran pendekatan kuantitatif, seperti kerapatan atau persentase tundaan, waktu atau kecepatan tempuh. Konsep tingkat pelayanan telah dikembangkan untuk penggunaan di Amerika Serikat dan definisi LOS tidak secara langsung berlaku di Indonesia.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 31
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
c). Simpang Bersinyal
Data mengenai lalu lintas Simpang bersinyal bersumber dari JETRO 2004 (Feasibility Study JORR)
Kapasitas
Kapasitas pendekat simpang bersinyal dapat dinyatakan sebagai berikut :
C = S x g/c
dimana :
C = Kapasitas (smp/jam)S = Arus Jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian dalam pendekat selama
sinyal hijau (smp/jam hijau = smp per-jam hijau)g = Waktu hijau (det).c = Waktu siklus, yaitu selama waktu untuk urutan perubahan sinyal yang
lengkap (yaitu antara dua awal hijau yang berurutan pada fase yang sama)
Arus jenuh (S) dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar (So) yaitu arus jenuh pada keadaan standar, dengan faktor penyesuaian (F) untuk penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi (ideal) yang telah ditetapkan sebelumnya.
S = So x F1 x F2 x F3 x F4 ................. x Fn
Untuk pendekat terlindung arus jenuh dasar ditentukan sebagai fungsi dari lebih efektif pendekat (We):
So = 600 x We
Penyesuaian kemudian dilakukan untuk kondisi-kondisi berikut ini:
Ukuran kota CS, jutaan pendudukHambatan samping SF, kelas hambatan samping dari lingkungan jalan
dan kendaraan tak bermotorKelandaian G, % naik (+) atau turun (-)Parkir P, jarak garis henti – kendaraan parkir pertamaGerakan membelok RT, % belok-kanano LT, % belok-kiri
a. Penentuan waktu sinyal
Waktu Siklus
c = (1,5 x L TI + 5) / (1 – FRcrit)
dimana :
c = Waktu siklus sinyal (detik)LTI = Jumlah waktu hilang per siklus (detik)FR = Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)
FRcrit = Nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang berangkat pada suatu fase sinyal.
(FRcrit) = Rasio arus simpang =jumlah FRcrit dari semua fase pada siklus tersebut.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 32
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Waktu hijau
Gi = (c – LTI) X FRcrit / (FRcrit)
dimana :gi = Tampilan waktu hijau pada fase i (detik)
b. Kapasitas dan Derajat Kejenuhan
Kapasitas pendekat diperoleh dari perkalian arus jenuh dengan rasio hijau (g/c) pada masing-masing pendekat.
Derajat kejenuhan diperoleh sebagai berikut:
DS = Q / C = (Q X c) / (S X g)
Sedangkan untuk memprakirakan tingkat kepentingan dampak digunakan Pedoman Penentuan Dampak Besar dan Penting.(Kep-056 Tahun1994), yaitu ciri-ciri “dampak” yang “dikategorikan penting” adalah apabila terdapat kesesuaian dengan salah satu dari beberapa kriteria berikut :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak di wilayah studi tetapi tidak menikmati manfaat dari kegiatan pembangunan jalan JORR II dan Depok-Antasari jumlahnya sama dengan atau lebih besar dari jumlah manusia yang menerima manfaat di wilayah studi.
b. Luas wilayah persebaran dampaknya mengakibatkan perubahan mendasar pada suatu wilayah dari segi intensitas dampak, atau tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak.
c. Lamanya dampak berlangsung pada satu atau lebih tahapan kegiatan yang mengakibatkan perubahan mendasar dari segi intensitas dampak, atau tidak berbaliknya dampak atau segi kumulatif dampak.
d. Intensitas dampak yang terjadi mengakibatkan perubahan yang mendasar terhadap komponen lingkungan sehingga melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku ; kriteria yang diakui berdasarkan pertimbangan ilmiah ; mengakibatkan terancamnya kepunahan spesies langka dan endemic serta dilindungi; menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap kawasan lindung atau habitat spesies langka dan dilindungi yang telah ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan; dapat memusnahkan bangunan bersejarah atau kepurbakalaan yang bernilai tinggi; mengakibatkan konflik sosial atau kontrofersi baik di kalangan masyarakat, pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat, mengubah atau memodifikasikan areal yang mempunyai nilai keindahan yang tinggi.
e. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak atau menimbulkan dampak lanjutan yang jumlah komponennya sama atau lebih dengan komponen yang terkena dampak primer.
f. Dampak kumulatif karena adanya hubungan yang antagonis dan sinergitis di antara dampak-dampak yang diperkirakan timbul dan berlangsung terus menerus dan tidak dapat diasimilasi atau diperbaiki oleh lingkungan secara alami.
g. Dampak yang timbul tidak terbalikkan meskipun dengan intervensi manusia atau ada upaya - upaya mitigasinya.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 33
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Secara rinci kriteria penentuan besaran dampak dan tingkat penting dampak dapat dilihat pada Tabel 3.18 dan 3.19
Mengingat setiap jenis dampak terdapat perbedaan dalam skala pengukuran, maka dapat digunakan kriteria penentuan dampak besar dan penting. Sehingga untuk setiap jenis dampak yang terjadi dapat dibuat matrik penentuan yang diperlihatkan sebagai berikut :
Tabel 3.18Penentuan besaran dampak untuk komponen lingkungan hidup
dalam Studi ANDAL JORR II dan Depok-Antasari
NoKriteria
Tingkat Kepentingan DampakBesaran
Dampak yang timbulBesar / Kecil
Jenis Dampak yang diprakirakan1 Jumlah manusia yang terkena dampak2 Luas wilayah persebaran dampak3 Lamanya dampak berlangsung4 Intensitas dampak5 Banyaknya komponen lingkungan lainnya
yang akan terkena dampak6 Sifat kumulatif dampak7 Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Jumlah dampak Besar *)*) Bila jumlah dampak besar >/=1 , maka dampak dinyatakan besar dan penting
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 34
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Tabel 3-19
Kriteria Penentuan Dampak Penting
No Faktor Penentu Tidak Penting(Nilai = 1)
Penting(Nilai = 2)
1 Penduduk (Pd) = P1/P2
P1 = Penduduk yang terkena dampakP2 = Penduduk yang menikmati dampak
< 100% > 100%
2 Persebaran dampak (L) = L1/L2
L1 = Luas persebaran dampakL2 = Luas wilayah rencana kegiatan
< 100%Tidak ada yang mengalami
perubahan mendasar
> 100%Ada yang mengalami perubahan
mendasar
3 Berlangsungnya dampak (W) = W1/W2
W1 = Lamanya dampak berlangsungW2 = Lamanya rencana/ tahap kegiatan
< 1 tahapan kegiatan > 1 tahapan kegiatan
4 Identitas dampak RinganPopulasi terkena dampak tidak
terpengaruh
Sedang s/d beratPopulasi terkena dampak
terpengaruh
5 Komponen terkena dampak (D) = Sr/Pr
Sr = dampak sekunderPr = dampak primer
< 100% > 100%
6 Sifat komulatif dampak Tidak komulatif KomulatifTidak bias diasimilasi oleh
lingkungan
7 Berbalik atau tidak berbalik Bisa dipulihkan Tidak bias dipulihkan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 35
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
3.4 METODE EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING
Evaluasi dampak besar dan penting dilakukan secara holistis dan kausatif atas berbagai komponen lingkungan yang mengalami perubahan yang mendasar akibat kegiatan pembangunan Jalan Tol JORR II dan Depok - Antasari.
Telaahan secara holistis ini merupakan telaahan secara totalitas terhadap berbagai dampak besar dan penting yang timbul, dikaji secara satu kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga dapat diketahui perimbangan antara dampak positif dan dampak negatif.
Sedangkan telaahan secara kausatif, menguraikan secara rinci sebab akibat terjadinya dampak besar dan penting, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif, berlangsung sementara atau terus menerus, serta mempunyai hubungan timbal balik yang bersifat antagonis atau sinergis.
Kriteria evaluasi dampak besar dan penting mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang termuat pada Pasal 5 ayat (1), dimana kriteria yang menentukan adanya dampak besar dan penting dalam ayat tersebut ditetapkan berdasarkan tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Oleh karena itu, kriteria tersebut dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Metoda yang digunakan adalah metoda bagan alir. Pada dasarnya metoda ini mengupayakan penggambaran interaksi dalam suatu bagan sebab akibat dampak yang akan terjadi terhadap suatu komponen lingkungan dan bagaimana kondisinya setelah terkena dampak yang dimaksud. Dengan bagan alir ini dapat dituangkan akibat dampak baik yang bersifat primer, sekunder dan tersier. Karena menguraikan sebab dan akibat serta kondisi sebagai akibat dampak, maka dapat langsung diupayakan langkah pencegahannya.
Evaluasi dampak kesehatan
Dalam hal evaluasi dampak kesehatan masyarakat/ kesehatan lingkungan, suatu kegiatan atau proyek dianggap memiliki dampak penting terhadap kesehatan masyarakat apabila pada analisis prakiraan dampak baik secara kualitatif dan atau kuantitatif, secara menyeluruh dalam hubungan antara sumber dampak (emisi), ambient dan penderita mempunyai indikasi keterkaitan terhadap potensi bahaya penyakit baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Atau suatu dampak penting kesehatan masyarakat dapat diidentifikasi dengan menggunakan formula:
Simpul 1 simpul 2 simpul 3 simpul 4
Simpul 1 simpul 2 simpul 3
Simpul 1 simpul 2 simpul 4
Hubungan secara menyeluruh (holistic) dan keterkaitan (kausatip) dari ke empat simpul (1-4) dinyatakan penting apabila akan menimbulkan perkembangan baru – kondisi penyakit, terjadi penyakit baru, menimbulkan kelainan/cacat dan atau meningkatkan timbulnya kelainan fungsi anggota/organ tubuh.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 36
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
3.5 PERUMUSAN RKL DAN RPL.
Pada hakikatnya perumusan RKL dan RPL ini memiliki fungsi paling penting dalam proses penyusunan Dokumen AMDAL, karena di dalamnya memuat berbagai upaya penanganan dampak penting serta pemantauan terhadap tingkat keberhasilannya.
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) merupakan dokumen yang memuat pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip, pedoman atau upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak penting lingkungan yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha atau kegiatan.
Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan mencakup kelompok aktivitas:
Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak negatif lingkungan melalui pemilihan atas alternatif, tata letak (tata ruang mikro) lokasi, dan rancang bangun kegiatan pembangunan.
Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menanggulangi, meminimalisasi, atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul disaat usaha atau kegiatan beroperasi, maupun hingga saat usaha atau kegiatan berakhir.
Pengelolaan lingkungan yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun pihak lain, terutama masyarakat yang turut menikmati dampak positif tersebut.
Pengelolaan lingkungan yang bersifat memberikan pertimbangan ekonomi sebagai dasar untuk memberikan kompensasi atas sumber daya tidak dapat pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial ekonomi dan atau ekologis) sebagai akibat usaha atau kegiatan.
Sedangkan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) bersifat konsisten dan mempunyai keterkaitan langsung dengan hal-hal yang dikemukakan dalam laporan ANDAL dan RKL, baik lingkup kegiatan maupun kedalamannya.
Kegiatan Rencana Pemantauan Lingkungan dapat digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat kegiatan pembangunan (untuk memahami “perilaku” dampak yang timbul akibat usaha atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional, tergantung pada skala keacuhan terhadap masalah yang dihadapi yang harus dapat dilakukan oleh pemrakarsa, pengelola atau instansi terkait serta diuraikan dengan jelas baik keterkaitannya dengan instansi pengawas maupun instansi penerima laporan.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dirumuskan dengan memperhatikan :
Dampak yang terjadi memperhatikan isu utama. Dampak yang terjadi merupakan dampak turunan.
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 37
PT.ADHIPRAKOSO CIPTAMANDIRI
Dampak yang terjadi merupakan dampak lanjutan.
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) disusun dalam dokumen yang terpisah dari dokumen ANDAL. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) berisi ketentuan tentang:
1. Jenis dampak penting.2. Sumber dampak.3. Tolak ukur dampak.4. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan.5. Upaya pengelolaan lingkungan.6. Lokasi pengelolaan lingkungan.7. Institusi pengelolaan lingkungan.
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) berisikan ketentuan-ketentuan pokok pemantauan terhadap hasil pelaksanaan RKL yang meliputi :
1. Jenis dampak penting.2. Sumber dampak.3. Parameter lingkungan.4. Tujuan pemantauan lingkungan.5. Metode dan cara pemantauan lingkungan.6. Lokasi periode dan frekuensi pemantauan loingkungan.7. Institusi pemantauan lingkungan
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN JALAN TOL “JORR II DAN DEPOK-ANTASARI”BAB III METODA STUDI
III - 38