EHIA(Environmental Health Impact Assesment)

ADKL(Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan)

Latar Belakang

Dalam lampiran KepMenKes RI No.872/MenKes/SK/VIII/1997 tanggal 15 Agustus 1997 disebutkan bahwa kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial disamping masalah perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan.Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat, sehingga keterkaitan antara kualitas atau karakteristik lingkungan yang bermasalah & status kesehatan perlu difahami dan dikaji secara cermat agar dapat digambarkan potensi besarnya resiko atau gangguan kesehatan.

Pengertian

ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna mengkaji, dan atau menelaah secara mendalam untuk mengenal, memahami dan memprediksi kondisi dan karakteristik lingkungan yang berpotensi terhadap timbulnya resiko kesehatan, mengembangkan tatalaksana pemecahan dan pengelolaan masalah serta upaya lain yang dilaksanakan terhadap sumber perubahan, media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan yang terjadi

• Ruang LingkupTelaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek kesehatan lingkungan meliputi :

1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan

2. Proses dan potensi terjadinya pemajanan3. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka

kesakitan dan angka kematian)4. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko5. Sumberdaya kesehatan6. Kondisi sanitasi lingkungan7. Status gizi masyarakat8. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses

penyebaran penyakit

PENCEMARAN LINGKUNGAN

LINGKUNGANMenurut Undang-undang No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat (1) LINGKUNGAN adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain

KESEHATAN LINGKUNGANAdalah ilmu yang mempelajari dinamika interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan segala macam perubahan lingkungan hidup, seperti berbagai spesies kehidupan, bahan, zat disekitar manusia yang dapat menimbulkan ancaman atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat serta upaya pencegahannya (Pudon, 1980 dan Trieff, 1981)

PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUPAdalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. (UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat (12)

TINGKATAN TAHAP PENCEMARAN MENURUT WHO (dikutip LAKSMI, 1992).

1. Pencemaran tingkat Pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemar maupun waktu kontak dengan lingkungan

2. Pencemaran tingkat Kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada panca indera dan telah menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lain

3. Pencemaran tingkat Tiga, yaitu pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis

4. Pencemaran tingkat Empat, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemarnya terlalu tinggi

LANGKAH-LANGKAH ADKL Identifikasi Dampak Potensial

Dilakukan dengan penilaian thd parameter lingkungan yg kemungkinan akan menjadi bagian isu yg berkaitan dengan masalah kesehatan, melalui:1). Telaah kegiatan proyek2). Telaah data dan informasi berdasarkan studi pustaka dan atau bahan referensi yg relevan3). Telaah data dan informasi berdasarkan pengamatan lapangan (survei, observasi, dll)4). Telaah hasil uji dan analisis laboratorium5). Telaah hasil penggunaan / uji binatang percobaan6). Studi banding terhadap hasilstudi yang pernah dilaksanakan7). Telah para ahli / profesional8). Simulasi / modelIdentifikasi dampak potensial dari kajian aspek kesehatan dlm studi AMDAL dpt disusun sebagai berikut :a). Yang berhubungan dengan cemaran, perlu diperhatikan :

(1). Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan(2). Jalur-jalur pemajanan yang mungkin terjadi (dimasa datang)(3). Telaah data dan info berdasar studi toksikologi, epidemiologi, dan

kesling(4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis

b). Yang berhubungan dengan perindukan vektor :(1). Perubahan lahan yang dapat menimbulkan genangan air(2). Perubahan vegetasi yang menunjang atau menghambat

berkembangbiaknya vektor(3). Telaah data dan info dari studi kesling survei studi

epidemio-logi tentang penyakit bersumber binatang (zoonosis)

(4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis

c). Yang berhubungan dengan Perilaku Masyarakat :(1). Kebiasaan pemanfaatan air(2). Kebiasaan penggunaan bahan / alat pelindung(3). Kebiasaan penggunaan insektisida(4). Kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi(5). Kebiasaan yang berhubungan dengan pengelolaan

makanan(6). Kebiasaan yang berhubungan dengan masalah kesehatan

(berobat, kontak penderita)

• Evaluasi Dampak PotensialBertujuan utk menghilangkan dampak potensial yg dianggap tdk relevan, sehingga diperoleh dampak penting hipotesis, yaitu prediski yg menggambarkan potensi besarnya dampak kesehatan yg kemungkinan dpt timbul akibat perubahan lingkungan

• Pemusatan Dampak Penting (Focusing)Bertujuan utk mengelompokkan dampak penting yang telah dirumuskan dari dampak potensial shg diperoleh gambaran ttg isu-isu pokok permasalahan lingkungan hidup yang terkait erat dengan kesehatan dgn memperhatikan :1). Keterkaitan antara rencana usaha / kegiatan dengan komponen

lingkungan yg mengalami perubahan mendasar (dampak penting)2). Keterkaitan antara komponen dampak penting yg telah dirumuskan

secara holistik, menurut waktu, tahapan kegiatan, maupun dampak komunikatif yang terjadi

Dalam proses pemusatan, penyusun aspek kesehatan dalam studi AMDAL harus memperhatikan prioritas kepentingan sebagai berikut :a). Sifat Dampak ; akut atau kronisb). Jumlah Pendudukc). Beban Ekonomi

• Pelingkupan Wilayah StudiPelingkupan (Scoping) adalah suatu proses berjenjang melalui penapisan (Screening) utk membatasi permasalahan yang harus ditelaah secara cermat dan mendalam. Berkaitan dengan masalah epidemiologi, maka penjabaran batas-batas pelingkupan wilayah dapat dirinci dengan memperhatikan :1). Batas Proyek2). Batas Ekologis3). Batas Sosial4). Batas Administrasi

SUMBER

Alamiah Penderita

Penyakit Infeksi

Mobil Industri

EVALUASI INFORMASI PENCEMARAN

• Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan

AMBIENTMelalui wahana

Udara Air Makanan Binatang

Penular

MANUSIA

Komponen lingk. berada dalam; darah lemak, urine, jaringan dll

DAMPAK KES

Akut Subklinik Samar Sehat

(Seimbang)

A B C DGambar : Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan yang berpotensi memberikan dampak

kesehatan (Achmadi, 1991)

• Informasi Simpul-simpul

1) Simpul APengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi pencemaran udara (mobil, industri, dll) sumber pencemaran air (rumah tangga, industri dll) sumber penyakit menular (penderita Thypus, penderita malaria dll) atau sumber perubahan alamiah, misalnya gunung berapi

2) Simpul BPengamatan, pengukuran dan pengendalian bila komponen lingkungan tersebut sudah berada disekitar manusia, (contoh : komponen konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu pestisida dalam sayur-mayur, bakteri E. Coli dalam air minum, dll)

3) Simpul CPengamatan, pengukuran kadar Pb. Dalam darah, kadar Merkuri dlm rambut, kadar COHb dalam darah, kadar DDT dalam lemak tubuh ataupun Plasmodium spp dalam darah, dll

4) Simpul DPengamatan, pengukuran dan pengendalian Prevalensi korban keracunan, prevalensi penderita kanker paru akibat asap rokok, kanker kulit akibat sinar Ultraviolet, ataupun penderita penyakit menular lainnya

• Klasifikasi Manifestasi Klinik Gangguan Kesehatan Akibat Lingkungan

1) Kelompok Penderita AkutJumlahnya relatif sedikit, memiliki gejala klinis jelas, perlu tindakan segera dan sering diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Misalnya penderita keracunan pestisida dosis besar dan penderita demam Thypus

2) Kelompok Penderita SubklinikJumlahnya relatif banyak, memiliki gejala klinis tidak jelas namun memiliki tanda (indikator) laboratorium khas, sering dihubungkan dengan penyakit yang diperoleh dari tempat pekerjaan. Contoh : Anemia pada pekerja pompa bensin, peningkatan kadar COHb darah polisi lalu lintas, dll

3) Kelompok Penderita dengan Gejala SamarJumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik maupun secara laboratorika, akibat pemaparan pada komponen lingkungan dalam intensitas rendah atau dosis kecil. Misalnya sekelompok orang yang mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan pewarna sintesis berbahaya, pestisida dalam dosis kecil. Kelompok penderita dengan gejala samar ini dapat berkembang menjadi gangguan kesehatan lain, misalnya kanker (Carcinogenic)

PENGUKURAN POTENSI DAMPAK KESEHATANPENGUKURAN POTENSI DAMPAK KESEHATAN

INFORMASI POTENSI DAMPAK DITENTUKAN ATAU DIUKUR INFORMASI POTENSI DAMPAK DITENTUKAN ATAU DIUKUR DENGAN MENGACU KEPADA INDIKATOR YANG SUDAH DENGAN MENGACU KEPADA INDIKATOR YANG SUDAH DITENTUKANDITENTUKAN

BEBERAPA INDIKATOR KESEHATAN DAPAT DIKEMUKAKAN BEBERAPA INDIKATOR KESEHATAN DAPAT DIKEMUKAKAN ANTARA LAIN :ANTARA LAIN :1. ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE, CDR)1. ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE, CDR)2. ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE, IMR)2. ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE, IMR)3. ANGKA KEMATIAN IBU (MATERNAL MORTALITY RATE, 3. ANGKA KEMATIAN IBU (MATERNAL MORTALITY RATE,

MMR)MMR)4. UMUR HARAPAN HIDUP 4. UMUR HARAPAN HIDUP 5. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)5. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)6. ANGKA PREVALENSI KURANG KALORI PROTEIN6. ANGKA PREVALENSI KURANG KALORI PROTEIN7. BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)7. BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

ANGKA KEMATIAN KASARANGKA KEMATIAN KASAR

ADALAH JUMLAH SEMUA KEMATIAN YANG DITEMUKAN PADA ADALAH JUMLAH SEMUA KEMATIAN YANG DITEMUKAN PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU (SATU TAHUN) SATU JANGKA WAKTU TERTENTU (SATU TAHUN) DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA PERTENGAHAN WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM PERTENGAHAN WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM PERSENPERSEN

RUMUS :RUMUS :JUMLAH SELURUH KEMATIANJUMLAH SELURUH KEMATIAN

AKK : ______________________________________X 100%AKK : ______________________________________X 100% JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHANJUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN

ANGKA KEMATIAN BAYIANGKA KEMATIAN BAYI

ADALAH JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI (UMUR DIBAWAH ADALAH JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI (UMUR DIBAWAH 1 TAHUN) PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI 1 TAHUN) PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH SELURUH KELAHIRAN HIDUP DALAM DENGAN JUMLAH SELURUH KELAHIRAN HIDUP DALAM PERSENPERSEN

RUMUS :RUMUS :JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYIJUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI

AKB : _________________________________________X 100%AKB : _________________________________________X 100% JUMLAH KELAHIRAN HIDUPJUMLAH KELAHIRAN HIDUP

ANGKA KEMATIAN IBUANGKA KEMATIAN IBU

ADALAH JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN, ADALAH JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS DALAM SATU TAHUN DIBAGI PERSALINAN DAN NIFAS DALAM SATU TAHUN DIBAGI DENGAN JUMLAH KELAHIRAN HIDUP PADA TAHUN YANG DENGAN JUMLAH KELAHIRAN HIDUP PADA TAHUN YANG SAMA DALAM PERSENSAMA DALAM PERSEN

RUMUS :RUMUS :JUMLAH KEMATIAN IBU KARENAJUMLAH KEMATIAN IBU KARENA

KEHAMILAN, KELAHIRAN DAN NIFASKEHAMILAN, KELAHIRAN DAN NIFASAKI : _________________________________________X 100%AKI : _________________________________________X 100%

JUMLAH KELAHIRAN HIDUPJUMLAH KELAHIRAN HIDUP

ANGKA KESAKITANANGKA KESAKITAN

INSIDEN :GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA BARU INSIDEN :GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA BARU SUATU PENYAKIT YANG DITEMUKAN PADA SUATU WAKTU SUATU PENYAKIT YANG DITEMUKAN PADA SUATU WAKTU TERTENTU DISEKELOMPOK MANUSIATERTENTU DISEKELOMPOK MANUSIA1. ANGKA INSIDEN1. ANGKA INSIDEN2. ANGKA SERANGAN2. ANGKA SERANGAN3. ANGKA SERANGAN SEKUNDER3. ANGKA SERANGAN SEKUNDER

PREVALENSI : GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA LAMA PREVALENSI : GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA LAMA DAN BARU YANG DITEMUKAN PADA JANGKA WAKTU TERTENTU DAN BARU YANG DITEMUKAN PADA JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA PERTENGAHAN JANGKA DIBAGI DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA PERTENGAHAN JANGKA WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM PERSENWAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM PERSEN1. ANGKA PREVALENSI PERIODE1. ANGKA PREVALENSI PERIODE2. ANGKA PREVALENSI POINT2. ANGKA PREVALENSI POINT

UMUR HARAPAN HIDUPUMUR HARAPAN HIDUP DENGAN ADANYA BERBAGAI PROGRAM DI BIDANG KESEHATAN, DENGAN ADANYA BERBAGAI PROGRAM DI BIDANG KESEHATAN,

ANGKA HARAPAN HIDUP ORANG INDONESIA MENUNJUKAN ANGKA HARAPAN HIDUP ORANG INDONESIA MENUNJUKAN PENINGKATANPENINGKATAN

UMUR HARAPAN HIDUP DIDAERAH-DAERAH DI INDONESIA MASIH UMUR HARAPAN HIDUP DIDAERAH-DAERAH DI INDONESIA MASIH MEMILIKI RANGE YANG LEBAR, HAL INI DIHUBUNGKAN DENGAN MEMILIKI RANGE YANG LEBAR, HAL INI DIHUBUNGKAN DENGAN FAKTOR-FAKTOR :FAKTOR-FAKTOR :1. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI 1. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI MENURUT HETEROGENITAS WILAYAHMENURUT HETEROGENITAS WILAYAH2. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN UPAYA2. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN UPAYA

KESEHATAN MENURUT HETEROGENITAS WILAYAHKESEHATAN MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH3. PERBEDAAN KONDISI LINGKUNGAN DI MASING-MASING 3. PERBEDAAN KONDISI LINGKUNGAN DI MASING-MASING WILAYAHWILAYAH4. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMBANGUNAN4. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMBANGUNAN SEKTOR-SEKTOR YANG MEMPUNYAI KAITAN BAIK SEKTOR-SEKTOR YANG MEMPUNYAI KAITAN BAIK

LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN KUALITAS LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN KUALITAS HIDUP, SEPERTI KEBERHASILAN PENDIDIKAN, PERTANIAN, HIDUP, SEPERTI KEBERHASILAN PENDIDIKAN, PERTANIAN, PERHUBUNGAN, DLLPERHUBUNGAN, DLL

DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKLDASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL((BERHUBUNGAN DENGAN AMDALBERHUBUNGAN DENGAN AMDAL))

PENDAHULUANPENDAHULUANDASAR HUKUM DIBERLAKUKANNYA ADKL UNTUK AMDAL ADALAH DASAR HUKUM DIBERLAKUKANNYA ADKL UNTUK AMDAL ADALAH PASAL 15 UNDANG-UNDANG No. 23/1997 (SEBAGAI PENGGANTI UU PASAL 15 UNDANG-UNDANG No. 23/1997 (SEBAGAI PENGGANTI UU No. 4/1982). PASAL 15 (1) UNDANG-UNDANG No. 23/1997 No. 4/1982). PASAL 15 (1) UNDANG-UNDANG No. 23/1997 MENYATAKAN :MENYATAKAN :““(1) SETIAP RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG (1) SETIAP RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG KEMUNGKINAN DAPAT MENIMBULKAN KEMUNGKINAN DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN DAMPAK BESAR DAN PENTINGPENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, WAJIB MEMILIKI WAJIB MEMILIKI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGANANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN””DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DITENTUKAN DAMPAK PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DITENTUKAN ANTARA LAIN:ANTARA LAIN:A. JUMLAH MANUSIA YANG TERKENA DAMPAKA. JUMLAH MANUSIA YANG TERKENA DAMPAKB. LUAS WILAYAH PERSEBARAN DAMPAKB. LUAS WILAYAH PERSEBARAN DAMPAKC. INTENSITAS DAN LAMANYA DAMPAK BERLANGSUNGC. INTENSITAS DAN LAMANYA DAMPAK BERLANGSUNGD. BANYAKNYA KOMPONEN LINGKUNGAN LAINNYA YANG TERKENA D. BANYAKNYA KOMPONEN LINGKUNGAN LAINNYA YANG TERKENA DAMPAKDAMPAKE. SIFAT KOMULATIF DAMPAKE. SIFAT KOMULATIF DAMPAKF. BERBALIK ATAU TIDAK BERBALIKNYA DAMPAK F. BERBALIK ATAU TIDAK BERBALIKNYA DAMPAK

PENDAHULUAN lanjutan…PENDAHULUAN lanjutan…

““(2) KETENTUAN TENTANG RENCANA USAHA DAN/ATAU (2) KETENTUAN TENTANG RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN KEGIATAN YANG MENIMBULKAN DAMPAK BESAR DAN PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, SEBAGAIMANA PENTING TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP, SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1), SERTA DIMAKSUD PADA AYAT (1), SERTA TATA CARA TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENILAIAN ANALISIS MENGENAI PENYUSUNAN DAN PENILAIAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DITETAPKAN DENGAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DITETAPKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAHPERATURAN PEMERINTAH””DENGAN DEMIKIAN MAKA SECARA JELAS TATA CARA DENGAN DEMIKIAN MAKA SECARA JELAS TATA CARA PENILAIAN SUATU DOKUMEN AMDAL AKAN DIATUR MELALUI PENILAIAN SUATU DOKUMEN AMDAL AKAN DIATUR MELALUI SUATU PERATURAN YANG KEDUDUKANNYA BERADA SUATU PERATURAN YANG KEDUDUKANNYA BERADA DIBAWAH UNDANG-UNDANG (UU). PENDELEGASIAN DIBAWAH UNDANG-UNDANG (UU). PENDELEGASIAN UNDANG-UNDANG INI SECARA TEGAS DALAM BENTUK UNDANG-UNDANG INI SECARA TEGAS DALAM BENTUK PRODUK HUKUM BERUPA PERATURAN PEMERINTAH (PP)PRODUK HUKUM BERUPA PERATURAN PEMERINTAH (PP)PADA SAAT INI PP YANG BERLAKU ADALAH PP No. 27/1999 PADA SAAT INI PP YANG BERLAKU ADALAH PP No. 27/1999 TENTANG AMDAL TENTANG AMDAL

DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKLDASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL((BERHUBUNGAN DENGAN AMDALBERHUBUNGAN DENGAN AMDAL))

DOKUMEN AMDAL UNTUK ADKL YANG DOKUMEN AMDAL UNTUK ADKL YANG DINILAIDINILAI BERDASARKAN PP No. 27/1999 HANYA BERDASARKAN PP No. 27/1999 HANYA DIISYARATKAN 4 DOKUMEN AMDAL UNTUK ADKL, DIISYARATKAN 4 DOKUMEN AMDAL UNTUK ADKL, YAITU :YAITU :A. KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAKA. KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)LINGKUNGAN (KA-ANDAL)B. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGANB. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (ANDAL)(ANDAL)C. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN C. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

(RKL)(RKL)D. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN D. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

(RPL)(RPL)

DASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKLDASAR PENILAIAN DOKUMEN ADKL((BERHUBUNGAN DENGAN AMDALBERHUBUNGAN DENGAN AMDAL))

KOMISI PENILAI ADKLKOMISI PENILAI ADKL DEFINISI KOMISI PENILAI AMDAL DIATUR DALAM PASAL 1 (11) DEFINISI KOMISI PENILAI AMDAL DIATUR DALAM PASAL 1 (11) PP No.27/1999 YANG MENYATAKAN:PP No.27/1999 YANG MENYATAKAN:““KOMISI PENILAI ADALAH KOMISI YANG BERTUGAS MENILAI KOMISI PENILAI ADALAH KOMISI YANG BERTUGAS MENILAI DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENGERTIAN DI TINGKAT PUSAT OLEH HIDUP DENGAN PENGERTIAN DI TINGKAT PUSAT OLEH KOMISI PENILAI PUSAT DAN DI TINGKAT DAERAH OLEH KOMISI PENILAI PUSAT DAN DI TINGKAT DAERAH OLEH KOMISI PENILAI DAERAH”KOMISI PENILAI DAERAH”

KOMISI PENILAI AMDAL DIBENTUK :KOMISI PENILAI AMDAL DIBENTUK :A. DITINGKAT PUSAT OLEH MENTERI NEGARA LINGKUNGAN A. DITINGKAT PUSAT OLEH MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUPHIDUPB. DITINGKAT DAERAH OLEH GUBERNURB. DITINGKAT DAERAH OLEH GUBERNUR

SEDANGKAN KEDUDUKAN KOMISI PENILAI BERADA DI SEDANGKAN KEDUDUKAN KOMISI PENILAI BERADA DI BAPEDAL (PUSAT) DAN BAPEDALDA PROVINSI (DAERAH)BAPEDAL (PUSAT) DAN BAPEDALDA PROVINSI (DAERAH)

KKOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL OMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan….Lanjutan….

KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKLKEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL (PUSAT) (PUSAT) INSTANSI YANG DITUGASI MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUPINSTANSI YANG DITUGASI MENGELOLA LINGKUNGAN HIDUP INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERIDEPARTEMEN DALAM NEGERI INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATANINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANANINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODALINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHANINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG ILMU PENGETAHUANINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG ILMU PENGETAHUAN DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN YANG DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN YANG

MEMBIDANGI USAHA/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTANMEMBIDANGI USAHA/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN YANG DEPARTEMEN DAN/ATAU LEMBAGA PEMERINTAH NON-DEPARTEMEN YANG

TERKAITTERKAIT WAKIL PROPINSI DAERAH TINGKAT I YANG BERSANGKUTANWAKIL PROPINSI DAERAH TINGKAT I YANG BERSANGKUTAN WAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YANG BERSANGKUTANWAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YANG BERSANGKUTAN AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP SESUAI DENGAN BIDANG USAHA AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP SESUAI DENGAN BIDANG USAHA

DAN/ATAU KEGIATAN YANG DIKAJIDAN/ATAU KEGIATAN YANG DIKAJI WAKIL MASYARAKAT TERKENA DAMPAKWAKIL MASYARAKAT TERKENA DAMPAK ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLUANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU

KKOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL OMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan….Lanjutan….

KEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKLKEANGGOTAAN KOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL (DAERAH) (DAERAH) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT IBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT I INSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGANINSTANSI YANG DITUGASI MENGENDALIKAN DAMPAK LINGKUNGAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANANINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL DAERAHINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PENANAMAN MODAL DAERAH INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN DIDAERAHINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG PERTANAHAN DIDAERAH INSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN DATI IINSTANSI YANG DITUGASI BIDANG KESEHATAN DATI I WAKIL INSTANSI PUSAT DAN/ATAU DAERAH YANG MEMBIDANGI WAKIL INSTANSI PUSAT DAN/ATAU DAERAH YANG MEMBIDANGI

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTANUSAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERSANGKUTAN WAKIL INSTANSI TERKAIT DI PROPINSI DATI IWAKIL INSTANSI TERKAIT DI PROPINSI DATI I WAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DATI II YANG BERSANGKUTANWAKIL KABUPATEN/KOTAMADYA DATI II YANG BERSANGKUTAN PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP PERGURUAN TINGGI DAERAH PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP PERGURUAN TINGGI DAERAH

YANG BERSANGKUTANYANG BERSANGKUTAN AHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUPAHLI DIBIDANG LINGKUNGAN HIDUP AHLI DIBIDANG YANG BERKAITANAHLI DIBIDANG YANG BERKAITAN ORGANISASI LINGKUNGAN HIDUP DIDAERAHORGANISASI LINGKUNGAN HIDUP DIDAERAH WARGA MASYARAKAT YANG TERKENA DAMPAKWARGA MASYARAKAT YANG TERKENA DAMPAK ANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLUANGGOTA LAIN YANG DIPANDANG PERLU

KKOMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL OMISI PENILAI AMDAL UNTUK ADKL Lanjutan….Lanjutan….

KOMISI PENILAI PUSAT BERWENANG MENILAI HASIL KOMISI PENILAI PUSAT BERWENANG MENILAI HASIL AMDAL BAGI JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG AMDAL BAGI JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG MEMENUHI KRITERIA:MEMENUHI KRITERIA:

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BERSIFAT STRATEGIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BERSIFAT STRATEGIS DAN/ATAU MENYANGKUT KETAHANAN DAN DAN/ATAU MENYANGKUT KETAHANAN DAN KEMANAN NEGARAKEMANAN NEGARA

USAHA DAN/ATAU KEGAIATAN YANG LOKASINYA USAHA DAN/ATAU KEGAIATAN YANG LOKASINYA MELIPUTI LEBIH DARI SATU WILAYAH PROPINSI MELIPUTI LEBIH DARI SATU WILAYAH PROPINSI DAERAH TINGKAT IDAERAH TINGKAT I

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DI WILAYAH SENGKETA DENGAN NEGARA LAINWILAYAH SENGKETA DENGAN NEGARA LAIN

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DIWILAYAH RUANG LAUTANDIWILAYAH RUANG LAUTAN

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG BERLOKASI DI LINTAS BATAS NEGARA KESATUAN REPUBLIK LINTAS BATAS NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN NEGARA LAININDONESIA DENGAN NEGARA LAIN