7. Analisa Erosi Lahan

44
PT. SAKA BUANA YASA SELARAS Architecs Planners Engineers Management Consultants Kantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557 Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135 Email : [email protected] Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka 7.1 EROSI Erosi adalah suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air atau angin (Arsyad, 1983). Proses hidrologi secara langsung dan tidak langsung akan berhubungan dengan terjadinya erosi, transpor sedimen, deposisi sedimen di daerah hilir, serta mempengaruhi karakteristik fisik, biologi, dan kimia. Terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (intensitas hujan), topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah, dan tata guna lahan. 7.1.1 Proses Erosi Dua penyebab utama terjadinya erosi adalah erosi karena sebab alamiah dan erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman. Erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah, antara lain pembuatan jalan di daerah dengan kemiringan lereng besar. Proses erosi bermula dengan terjadinya penghancuran agregat tanah sebagai akibat pukulan air hujan yang mempunyai energi lebih besar daripada daya tahan tanah. Pada saat hujan mengenai kulit bumi, maka secara langsung akan menyebabkan hancurnya agregat tanah. Penghancuran dari agregat tanah dipercepat dengan adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri. Hancuran agregat tanah ini akan menyumbat pori-pori tanah, kemudian kapasitas infiltrasi tanah akan menurun dan mengakibatkan air VII - 1

Transcript of 7. Analisa Erosi Lahan

Page 1: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

7.1 EROSI

Erosi adalah suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air atau angin (Arsyad, 1983). Proses hidrologi secara langsung dan tidak langsung akan berhubungan dengan terjadinya erosi, transpor sedimen, deposisi sedimen di daerah hilir, serta mempengaruhi karakteristik fisik, biologi, dan kimia. Terjadinya erosi ditentukan oleh faktor-faktor iklim (intensitas hujan), topografi, karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah, dan tata guna lahan.

7.1.1 Proses Erosi

Dua penyebab utama terjadinya erosi adalah erosi karena sebab alamiah dan erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tanaman. Erosi karena kegiatan manusia kebanyakan disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah, antara lain pembuatan jalan di daerah dengan kemiringan lereng besar.

Proses erosi bermula dengan terjadinya penghancuran agregat tanah sebagai akibat pukulan air hujan yang mempunyai energi lebih besar daripada daya tahan tanah. Pada saat hujan mengenai kulit bumi, maka secara langsung akan menyebabkan hancurnya agregat tanah. Penghancuran dari agregat tanah dipercepat dengan adanya daya penghancuran dan daya urai dari air itu sendiri. Hancuran agregat tanah ini akan menyumbat pori-pori tanah, kemudian kapasitas infiltrasi tanah akan menurun dan mengakibatkan air mengalir dipermukaan dan disebut sebagai limpasan permukaan. Limpasan permukaan mempunyai energi untuk mengikis dan mengangkut partikel tanah yang telah hancur. Selanjutnya jika tenaga limpasan permukaan sudah tidak mampu lagi mengangkut bahan-bahan hancuran tersebut, maka bahan-bahan ini akan diendapkan. Dengan demikian 3 bagian yang berurutan, yaitu :

1. Pengelupasan (detachment);2. Pengangkutan (transportation);3. Pengendapan (sedimentation)

7.1.3 Klasifikasi Erosi

VII - 1

Page 2: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Menurut Utomo (1994), para pakar konservasi tanah pada mulanya mengklasifikasikan erosi berdasarkan bentuknya, yaitu :a) Erosi Lembar (sheet erosion);b) Erosi Alur (rill erosion);c) Erosi Selokan (gully erosion).

Erosi lembar ditandai dengan pengikisan permukaan kulit bumi secara merata, dan gejala ini sulit dikenal sehingga baru diketahui dalam waktu yang lama. Jika air yang mengalir pada permukaan terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak pada suatu tempat akan menyebabkan tanah yang tererosi dari tempat terkumpulnya air tersebut lebih besar daripada erosi tempat lain. Sehingga akhirnya membentuk selokan-selokan kecil (alur), dan gejala ini disebut erosi alur. Jika alur yang yang terbentuk semakin besar menjadi selokan, maka gejala erosinya disebut erosi selokan. Perbedaan antara erosi alur dan erosi selokan terletak pada ukuran dan keterlanjutannya. Erosi alur masih bisa diperbaiki dengan pengolahan tanah, sedangkan erosi selokan tidak mungkin lagi.

Klasifikasi tersebut diatas saat sekarang dirasa kurang sesuai, karena dalam klasifikasi tersebut tidak memperhitungkan kekurangan agregat yang terjadi karena pukulan air hujan. Pukulan air hujan merupakan fase pertama dan terpenting dari erosi (Hudson (1976) dalam Utomo, 1994 : 20). Lebih lanjut sebenarnya hampir tidak ada kenyataan yang menunjukkan bahwa limpasan permukaan mempunyai kedalaman dan kekuatan yang sama pada semua tempat sehingga mengikis permukaan bumi secara merata (sheet). Oleh karena itu Morgan (1979) dalam Utomo (1994 : 20) membedakan bentuk erosi menjadi :

a) Erosi Percikan (splash erosion)

Erosi percikan (splash erosion) adalah proses terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Tenaga kinetik tersebut ditentukan oleh dua hal, yaitu massa dan kecepatan jatuhan air. Tenaga kinetik bertambah besar dengan bertambah besarnya diameter air hujan dan jarak antara ujung daun penetes (driptips) dan permukaan tanah (pada proses erosi dibawah tegakan vegetasi). Oleh karena itu air lolos dari vegetasi dengan ujung penetes lebar memberikan tenaga kinetik yang besar dan dengan demikian, meningkatkan kecepatan air lolos sampai ke permukaan tanah. Arah dan jarak terkelupasnya partikel-partikel tanah ditentukan oleh kemiringan lereng, kecepatan, arah angin, keadaan kekasaran permukaan tanah, dan penutup tanah. Pada tanah berlereng, loncatan partikel tanah tersebut lebih banyak ke arah tempat yang lebih rendah, hal ini disebabkan karena sudut datang energi kinetik air hujan akan mendorong partikel-partikel tanah tersebut ke tempat yang lebih rendah. Apabila air hujan jatuh di atas tumbuhan bawah, energi kinetik air hujan tersebut akan tertahan oleh penutup tanah, dan dengan demikian, menurunkan jumlah pertikel tanah yang terkelupas.

b) Erosi Limpasan Permukaan (overland flow / surface run off erosion)

Erosi limpasan permukaan (overland flow / surface run off erosion) mempunyai kemampuan untuk mengikis tanah tidak sama pada semua

VII - 2

Page 3: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

tempat, karena tebal aliran air yang tidak pernah merata. Pada umumnya para pakar hidrologi mencirikan limpasan permukaan dengan bilangan Reynold (Re) dan bilangan Froude (F) (Utomo, 1994 : 22). Daya rusak limpasan permukaan terutama dipengaruhi oleh kecepatan aliran. Pada kecepatan yang rendah dan aliran tenang, limpasan permukaan tidak menyebabkan erosi. Setelah mencapai nilai kecepatan tertentu, limpasan permukaan mampu mengerosi tanah yakni apabila energi limpasan permukaan lebih besar dari ketahanan tanah. Nilai kecepatan ini disebut ambang kecepatan (threshold velocity). Nilai ambang kecepatan dipengaruhi oleh ukuran partikel tanah. Pada partikel tanah berukuran besar, nilai ambang kecepatan bertambah besar dengan meningkatnya ukuran partikel, tetapi pada partikel yang berukuran < 0,5 mm, nilai ambang kecepatan meningkat dengan makin kecilnya ukuran partikel tanah. Hal ini disebabkan karena adanya daya kohesi dari partikel tanah.

c) Erosi Alur (riil erosion)

Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Hal ini terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat, dan akhirnya terjadilah transpor sedimen. Tipe erosi alur dapat umumnya dijumpai pada lahan-lahan garapan dan dibedakan dari erosi kulit (gully erosion) dalam hal erosi alur dapat diatasi dengan cara pengerjaan atau pencangkulan tanah. Menurut Rose (1988) dalam Asdak (2002 : 341) menegaskan bahwa tipe erosi ini terbentuk oleh tanah yang kehilangan daya pertikel-partikel tanah sejalan dengan meningkatnya kelembaban tanah di tempat tersebut. Kelembaban tanah yang berlebih pada gilirannya akan menyebabkan tanah longsor. Bersamaan dengan longsornya tanah, kecepatan air larian meningkat dan terkonsentrasi di tempat tersebut. Air larian ini mengangkut sedimen hasil erosi, dan dari sini, menandai awal dari pembentukan erosi parit.

d) Erosi Selokan atau Erosi Parit (gully erosion).

Erosi parit (gully erosion) membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebar dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur. Pada kondisi tertentu, terutama oleh perubahan-perubahan geologis atau karena pengaruh aktivitas manusia, proses pembentukan erosi parit tidak pernah sampai pada tahap lanjutan.

Pengamatan di Indonesia, disamping keempat bentuk tersebut ternyata sering kali juga terjadi perpindahan massa tanah secara bersama-sama. Kejadian ini terutama terjadi pada tanah dengan lapisan atas yang sangat dangkal, atau terletak diatas lapisan tanah yang tidak tembus air, dan juga pada teras yang baru dibangun. Proses ini oleh Carson dan Utomo (1986) disebut erosi massa (mass wasting) untuk membedakan dengan tanah longsor. Disamping kelima bentuk tersebut, ada bentuk khusus erosi yaitu tanah longsor (land slide) dan erosi yang terjadi pada tebing sungai, danau atau laut (stream bank erosion).

Erosi massa (Mass Wasting) terjadi dengan cara sejumlah tanah secara bersama-sama berpindah terangkut oleh air yang terkumpul. Erosi terjadi karena adanya pengumpulan air pada lapisan tanah atas, yang berada di atas lapisan tidak tembus air. Karena lapisan tanah atas telah jenuh air, sedang lapisan di bawahnya tidak dapat menyerap air, maka gaya geser melebihi

VII - 3

Page 4: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

kekuatan geser tanah sehingga massa tanah lapisan atas tersebut secara bersama-sama bergerak. Proses erosi massa terutama terjadi pada lahan miring yang kedalaman efektifnya dangkal.

Erosi tebing sungai (streambank erosion) adalah pengikisan tanah pada tebing- tebing sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Dua proses berlangsungnya erosi tebing sungai adalah oleh adanya gerusan aliran sungai dan oleh adanya longsoran tanah pada tebing sungai. Proses yang pertama berkolerasi dengan kecepatan aliran sungai. Semakin cepat laju aliran sungai (debit puncak atau debit banjir) semakin besar kemungkinan terjadinya erosi tebing. Erosi tebing sungai dalam bentuk gerusan dapat berubah menjadi tanah longsor ketika permukaan sungai surut (meningkatkan gaya tarik ke bawah) sementara pada saat bersamaan tanah tebing sungai telah jenuh. Dengan demikian, longsoran tebing sungai terjadi setelah debit aliran besar berakhir atau surut. Erosi tebing sungai dipengaruhi, antara lain oleh kecepatan aliran, kondisi vegetasi di sepanjang tebing sungai, kegiatan bercocok tanam di pinggir sungai, kedalaman dan lebar sungai, bentuk alur sungai, dan tekstur tanah. Alur sungai yang tidak teratur dengan banyak rintangan seperti tanggul pencegah tanah longsor, dapat mempertajam kelokan sungai dan menjadi penyebab utama erosi sepanjang tebing sungai.

7.2 PENDUGAAN LAJU EROSI

Pengukuran dan pendugaan erosi sulit untuk dilakukan dengan tepat karena proses kejadian dan faktor yang mempengaruhinya sangat kompleks. Tetapi dengan beberapa asumsi dan penyederhanaan, pengukuran dan pendugaan erosi dapat dilakukan dengan tingkat pendekatan yang bisa diterima. Ada berbagai macam cara pengamatan atau pengukuran erosi yang terjadi, antara lain dengan pengamatan langsung di lapangan, interpretasi peta topografi dan foto udara serta pengukuran langsung dengan percobaan. Dalam studi ini, dalam menentukan besarnya laju erosi digunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE).

Dari beberapa metode untuk memprakirakan besarnya erosi permukaan, metode Universal Soil Loss Equation (USLE) yang dikembangkan oleh Wischmeir dan Smith (1978) adalah metode yang paling umum digunakan untuk memprakirakan besarnya erosi. USLE memungkinkan prediksi laju erosi rata-rata lahan tertentu pada suatu kemiringan dengan pola hujan tertentu untuk setiap macam jenis tanah dan penerapan pengelolaan lahan. USLE dirancang untuk memprediksi erosi jangka panjang dari erosi lembar (sheet erosion) dan erosi alur di bawah kondisi tertentu. Persamaan tersebut dapat juga untuk memprediksi erosi pada lahan-lahan non pertanian tetapi tidak dapat untuk memprediksi pengendapan dan tidak memperhitungkan hasil sedimen dari erosi parit, tebing sungai, dan dasar sungai (Suripin, 2002 : 69).

Sebelum USLE dikembangkan lebih lanjut, prakiraan besarnya erosi ditentukan berdasarkan data atau informasi kehilangan tanah di suatu tempat tertentu. Dengan demikian, prakiraan besarnya erosi tersebut dibatasi oleh faktor-faktor topografi atau geologi, vegetasi, dan meteorologi. Menyadari adanya keterbatasan dalam menentukan besarnya erosi untuk tempat-tempat di luar lokasi yang telah diketahui spesifikasi tanahnya tersebut, maka dikembangkan cara untuk memprakirakan erosi dengan menggunakan

VII - 4

Page 5: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

persamaan matematis seperti dikemukakan oleh Weschmeir dan Smith (1978) dan dikenal sebagai persamaan USLE (Asdak, 2002 : 355) :

A = R. K. LS. CP

dengan :

A = Besarnya kehilangan tanah per satuan luas lahan (ton/ha/th)

R = Faktor indeks erosivitas curah hujan dan air larian tertentu

K = Faktor indeks erodibilitas tanah, yaitu angka yang menunjukkan mudah tidaknya partkel-partikel tanah terkelupas dari agregat tanah oleh gempuran air hujan atau air larian.

L = Faktor panjang kemiringan lereng dan merupakan bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk panjang lereng 72,6 ft (petak percobaan).

S = Faktor gradien (beda) kemiringan yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah untuk tingkat kemiringan lereng tertentu dengan besarnya kehilangan tanah untuk kemiringan lereng 9%.

C = Faktor (pengelolaan) cara bercocok tanam yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi cara bercocok tanam yang diinginkan dengan besarnya kehilangan tanah pada keadaan tilled continuous fallow

P = Faktor praktek konservasi tanah (cara mekanik) yang tidak mempunyai satuan dan merupakan bilangan perbandingan antara besarnya kehilangan tanah pada kondisi usaha konservasi tanah ideal dengan besarnya kehilangan tanah pada kondisi penanaman tegak lurus terhadap garis kontur.

7.2.1 Indeks Erosivitas Hujan (R)

Erosivitas merupakan kemampuan hujan dalam mengikis lapisan permukaan tanah sehingga menimbulkan erosi. Menurut Asdak (2002), erosivitas hujan adalah tenaga pendorong yang menyebabkan terkelupasnya dan terangkutnya partikel-partikel tanah ke tempat yang lebih rendah. Erosivitas hujan sebagian terjadi karena pengaruh jatuhan butir-butir hujan langsung di atas tanah dan sebagian lagi karena aliran air di atas permukaan tanah. Kemampuan air hujan sebagai penyebab terjadinya erosi adalah bersumber dari laju dan distribusi tetesan air hujan, dimana keduanya mempengaruhi besarnya energi kinetik hujan. Sehingga dapat dikatakan bahwa erosivitas hujan sangat berkaitan dengan energi kinetis dan momentum, yaitu parameter yang berasosiasi dengan laju curah hujan atau volume hujan. Untuk menghitung indeks erosivitas membutuhkan data curah hujan yang diperoleh dari stasiun pencatatan hujan.

Indeks erosivitas untuk pendugaan besarnya laju erosi dapat dihitung dengan :

1. Metode yang dikemukakan oleh Arnoldus (1978), rumus yang digunakan :

VII - 5

Page 6: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Dengan :

R = Indeks erosivitas (mm)

Pn = Rerata curah hujan bulanan (mm)

P = Rerata curah hujan tahunan (mm)

2. Analisa indeks erosivitas menurut Bols.

Bols (1978) berdasarkan penelitiannya di Pulau Jawa dan Madura mendapatkan persamaan sebagai berikut (Suripin, 2002 : 72) :

EI30 = 6,119 Pb1,211 .N-0,474 .Pmax

0,526

dengan :

EI30 = Indeks erosi hujan bulanan (KJ/ha)

Pb = Curah hujan bulanan (cm)

N = Jumlah hari hujan perbulan (hari)

Pmax = Hujan maksimum harian 24 jam dalam bulan yang bersangkutan (cm)

3. Analisa indeks erosivitas menurut Utomo dan Mahmud.

Metode ini menggunakan data jumlah hujan. Bila diterapkan untuk curah hujan yang tidak terlalu tinggi, maka akan memberikan hasil yang tidak berbeda jauh dengan perhitungan Wischmeir. Bila diterapkan untuk curah hujan yang tinggi (≥2500 mm/thn) maka hasil yang diperoleh terlalu rendah. Utomo dan Mahmud (1984) mencoba menggunakan data jumlah hujan untuk menghitung Indeks erosivitas hujan di DAS Brantas, hasil yang diperoleh (Utomo, 1994 : 45) :

R = 10,80 + 4,15 HB …………………………………………………(2-58)

Dengan :

R = Indeks erosivitas bulanan

HB = curah hujan bulanan (cm)

7.2.2 Indeks Erodibilitas (K)

Erodibilitas tanah adalah tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Indeks erodibilitas tanah menunjukkan resistensi partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah tersebut oleh adanya energi kinetik hujan. Besarnya resistensi tergantung pada topografi, kemiringan lereng, dan besarnya gangguan oleh manusia. Besarnya erodibilitas atau resistensi tanah juga ditentukan oleh karakteristik tanah seperti tekstur tanah, stabilitas agregat tanah, kapasitas infiltrasi, serta kandungan organik dan kimia tanah. Karakteristik tanah tersebut bersifat dinamis, selalu berubah oleh karena itu karakteristik tanah dapat berubah seiring dengan perubahan waktu dan tata guna lahan atau sistem pertanaman. Perubahan erodibilitas tanah yang signifikan berlangsung ketika terjadi hujan karena pada waktu tersebut partikel-partikel tanah mengalami

VII - 6

Page 7: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

perubahan orientasi dan karakteristik bahan kimia dan fisik tanah. Peranan tekstur tanah terhadap besar-kecilnya erodibilitas tanah adalah besar. Tanah dengan partikel agregat besar resistensinya terhadap daya angkut air larian juga besar karena diperlukan energi cukup besar untuk mengangkut partikel-partikel tanah tersebut. Sedangkan tanah dengan partikel agregat halus resisten terhadap pengelupasan karena sifat kohesi tanah tersebut juga besar (Asdak, 2002 : 360).

Dalam penentuan nilai K, dapat digunakan beberapa metode, antara lain dengan menggunakan tabel hasil penelitian jenis tanah dan dengan menggunakan nomograf. Berikut ini, merupakan tabel hasil Screening Study Brantas Watersed dan beberapa hasil penelitian Pusat Penelitian Tanah (PPT) Bogor dan PSLH Unibraw :

Tabel 7.1 Nilai K Hasil Penelitian Beberapa Jenis TanahNo. Jenis Tanah Nilai K1 Latosol Dermaga (Haplartnox) 0,032 Latosol Citayam (Haplortnox) 0,093 Regosol Tanjungharjo (Tropothens) 0,144 Grumosol Jegu (Caromuderts) 0,275 Podsolik Jonggol (Tropudults) 0,166 Citaman (Troponumults) 0,107 Mediteran Putat (Tropudalis) 0,238 Mediteran Punung (Tropuqualis) 0,229 Latosol Merah (Humox) 0,1210 Regosol (Oxiedystropept) 0,1211 latosol Merah Kuning (Typic Naplortnox) 0,2612 Latosol Coklat (Typic Tropudulut) 0,23

13Lithosol pada lereng tajam (Lytic Tropotlnert/Dystropept) 0,27

14 Regosol di atas Kolovium (Oxic Dystropept) 0,1615 Regosol pada puncak bukit (Typic Entropept) 0,2916 Gley Humic (Typic Tropuguep/Aquic Entropept) 0,13 (Clay)    0,26 (Silty Clay)

17 Litosol (Litnic Eutropept/Orthen) 0,16 (Clay)    0,29 (Silty Clay)

18 Grumosol (Caromuderts) 0,2119 Regosol (typic Dytropept) 0,3120 Latosol Coklat (Epyquic Tropodults) 0,3121 Gley Numic di atas teras (Tropaguept) 0,2022 Hydromorf abu-abu (Tropolluent) 0,2023 Andosol Batu 0,08-0,1024 Andosol Pujon 0,04-0,1025 Cambisol Pujon 0,12-0,1626 Mediteran Ngantang 0,20-0,3027 Litosol Blitar Selatan 0,26-0,3028 Regosol Blitar Selatan 0,16-0,2829 Cambisol Blitar Selatan 0,17-0,3030 Maditeran Dampit 0,21-0,3031 Latosol Blitar Selatan 0,14-0,20

Sumber : BRLKT Brantas

VII - 7

Page 8: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Wischmeier mengembangkan metode penentuan besarnya indeks erodibilitas berdasarkan penelitian empiris hubungan antara karakteristik tanah dengan pengukuran langsung angka erodibilitas tanah di 13 jenis tanah di Amerika Utara. Tanah tersebut umumnya memiliki tekstur sedang dan struktur bervariasi dari sedang sampai rendah. Meskipun demikian, ada indikasi bahwa nomograf tersebut dapat juga digunakan di Indonesia karena penelitian Ambar dan Wiersum (1980) dalam Asdak (2002) menunjukkan adanya korelasi besarnya nilai erodibilitas dari hasil penelitian lapangan dan dari prakiraan dengan menggunakan nomograf K.

Prosedur untuk mendapatkan nilai K dengan menggunakan nomograf pada Gambar 7.1. adalah sebagai berikut (Asdak, 2002 : 362) :

1. Baca nomograf dari sisi kiri dari skala vertikal dengan informasi yang telah diketahui tentang persentase debu (silt) dan pasir sangat halus (very fine sand).

2. Ikuti secara horizontal sampai ketemu kurva persentase pasir (sand) yang sesuai, kemudian interpolasikan pada angka persentase yang paling dekat.

3. Ikuti secara vertikal sampai mendapatkan angka kandungan unsur organik yang sesuai.

4. Lanjutkan penelusuran secara horizontal kearah kanan.5. Untuk tanah dengan struktur fine granular atau fine crumb dan

mempunyai tingkat permeabilitas sedang, nilai K dapat dibaca secara langsung dari prakiraan nilai K yang pertama pada sisi kanan dari bagian nomograf yang pertama (hanya untuk satuan metrik).

6. Untuk jenis tanah yang lain, lanjutkan penelusuran secara horizontal sampai menemukan kurva struktur tanah yang sesuai.

7. Lanjutkan penelusuran secara vertikal sampai menemukan kurva permabilitas yang sesuai.

8. Lanjutkan penelusuran secara horizontal ke arah skala erodibilitas tanah yang berbeda di sisi kiri dari bagian nomograf yang kedua untuk mendapatkan nilai faktor K.

VII - 8

Page 9: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Sumber : United Stated Enviromental Protection Agency, 1980 dalam Asdak (2002)

Gambar 7.1 Nomograf untuk menetukan nilai erodibilitas tanah K seperti tersebut dalam persamaan USLE

7.2.3 Faktor Panjang Lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S)

Faktor panjang lereng (L) dan kemiringan lereng (S) mempengaruhi besarnya erosi yang terjadi. Sifat lereng yang mempengaruhi energi penyebab erosi adalah :1. Kemiringan lereng2. Panjang lereng3. Bentuk lereng

Kemiringan mempengaruhi kecepatan dan volume limpasan permukaan. Pada dasarnya makin curam suatu lereng, maka persentase kemiringan lereng semakin besar, sehingga semakin cepat laju limpasan permukaan. Hal ini akan menyebabkan volume limpasan yang semakin besar, karena singkatnya waktu untuk infiltrasi, dengan demikian laju erosi semakin besar.

Seringkali dalam perkiraan erosi menggunakan metode USLE komponen panjang dan kemiringan lereng (L dan S) diintegrasikan menjadi faktor LS dan dihitung dengan rumus (Asdak, 2002. 366) :

LS = L1/2 (0,00138 S2 + 0,00965 S + 0,0138)

Dengan :

L = panjang lereng (m)

S = kemiringan lereng (%)

7.2.4 Faktor Pengelolaan Tanaman (C)

Faktor pengelolaan tanaman merupakan faktor yang menggambarkan nisbah antara besarnya erosi dari lahan yang bertanaman tertentu dan dengan pengelolaan tertentu terhadap besarnya erosi tanah yang tidak ditanami dan diolah bersih (Suripin, 2002 : 79). Faktor pengelolaan tanaman menunjukkan keseluruhan vegetasi, seresah, kondisi permukaan tanah, dan pengelolaan lahan terhadap besarnya tanah yang hilang (erosi). Besarnya Faktor pengelolaan tanaman (C) tergantung dari jenis, intensitas, kombinasi, kemampatan, panen, dan rotasi tanaman. Lahan dengan jenis tanaman yang sama tetapi ditanami secara intensif tanpa istirahat akan menghasilkan nilai C yang lebih besar dari pada lahan yang diistirahatkan setelah panen sehingga dapat mengembalikan unsur hara dan kandungan organiknya.

Kerapatan tanaman berpengaruh pada tanah yang terlindungi dari pukulan butir-butir hujan. Lahan dengan jarak penanaman yang rapat lebih aman terhadap erosi jika dibandingkan dengan lahan dengan jarak

VII - 9

Page 10: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

penanaman jarang karena butiran hujan tidak terhalang oleh bagian-bagian tanaman tersebut.

Nilai faktor C untuk berbagai tanaman dan pengelolaan tanaman bersumber dari berbagai penelitian disajikan pada Tabel 7.2 berikut :

Tabel 7.2 Nilai Faktor Pengelolaan Tanaman (C)

No. Macam Penggunaan Lahan Nilai Faktor C

1 Tanah terbuka, tanpa tanaman 1

2 Hutan atau semak belukar 0,001

3 Savanah dan prairie dalam kondisi baik 0,01

4Savanah dan prairie yang rusak untuk gembalaan 0,1

5 Sawah 0,01

6 Tegalan tidak dispesifikasi 0,7

7 Ubi kayu 0,8

8 jagung 0,7

9 Kedelai 0,399

10 Kentang 0,4

11 Kacang tanah 0,2

12 Padi gogo 0,561

13 Tebu 0,2

14 Pisang 0,6

15 Akar wangi (sereh wangi) 0,4

16 Rumput bede (tahun pertama) 0,287

17 Rumput bede (tahun kedua) 0,002

18 Kopi dengan penutup tanah buruk 0,2

19 Talas 0,85

20

Kebun campuran  

- Kerapatan tinggi 0,1

- Kerapatan sedang 0,2

- Kerapatan rendah 0,5

21 Perladangan 0,4

22Hutan alam  

-Seresah banyak 0,001

-Seresah sedikit 0,005

23Hutan produksi  

-Tebang habis 0,5

-Tebang pilih 0,2

24 Semak belukar, Padang rumput 0,3

25 Ubi kayu + Kedelai 0,181

26 Ubi Kayu + kacang tanah 0,195

27 Padi-Sorgum 0,345

28 Padi-Kedelai 0,417

29 Kacang tanah-Gude 0,495

VII - 10

Page 11: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

30 Kacang tanah + kacang tunggak 0,571

31 Kacang tanah + mulsa jerami 4 t/ha 0,049

32 Padi + mulsa jerami 4 t/ha 0,096

33 Kacang tanah + mulsa jagung 4t/ha 0,128

34 Kacang tanah + mulsa clotalaria 3t/ha 0,136

35 Kacang tanah + mulsa kacang tunggak 0,256

36 kacang tanah + mulsa jerami 2t/ha 0,377

37 Padi + mulsa clotalaria 3t/ha 0,387

38 Pola tanaman tumpang gilir + mulsa jerami 0,079

39Pola tanaman berurutan + mulsa sisa tanaman 0,357

40 Alang-alang murni subur 0,001

41 Padang rumput (stepa) dan savana 0,001

42 Rumpur Brachiaria 0,002

Sumber : Suripin, 2002 :79

7.2.5 Faktor Tindakan Konservasi (P)

Faktor tindakan konservasi adalah nisbah antara besarnya erosi dari lahan dengan suatu tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi pada lahan tanpa tindakan konservasi (Suripin, 2002 : 80). Efektifitas tindakan konservasi dalam mengendalikan erosi tergantung pada panjang dan kemiringan lereng. Morgan (1988) dalam Suripin (2002) menyatakan bahwa pencangkulan dan penanaman searah kontur dapat mengurangi erosi tanah pada lahan yang miring, sampai 50% dibandingkan dengan penanaman ke arah atas-bawah. Nilai faktor P, dapat dilihat pada Tabel 7.3. berikut :

Tabel 7.3. Nilai faktor P untuk berbagai tindakan konservasi tanah

No Tindakan khusus konservasi tanah Nilai P

1 Tanpa tindakan pengendalian erosi 1

2

Tera bangku  

-Konstruksi baik 0,04

-Konstruksi sedang 0,15

-Konstruksi kurang baik 0,35

Terras tradisional 0,4

  Strip tanaman-Rumput bahia 0,4

3 -Clotararia 0,64  -Dengan kontur 0,2

4

Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur  

-Kemiringan 0-8% 0,5

-Kemiringan 8-20% 0,75

-Kemiringan >20% 0,9

Sumber : Suripin, 2002 :79

VII - 11

Page 12: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

7.3 PENDUGAAN KEKRITISAN LAHAN

Menurut Departemen Kehutanan, lahan kritis adalah lahan yang telah mengalami kerusakan, sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan. Kekritisan lahan, dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu :

1. Potensial Kritis

Lahan yang termasuk dalam kriteria potensial kritis adalah lahan bebas dari erosi (masih tertutup vegetasi), atau erosi ringan. Ciri-ciri dari lahan yang potensial kritis, antara lain :

a. Tanah masih mempunyai fungsi produksi, hidrologi, hidroorologi cukup baik, tetapi bahaya menjadi kritis sangat besar bila tanah tersebut dibuka atau tidak dikelola dengan usaha konservasi.

b. Tanah masih tertutup vegetasi, tetapi karena kondisi topografi atau keadaan lereng yang curam (> 45%), maka kondisi tanah mudah longsor dan bila vegetasi dibuka akan terjadi erosi berat.

c. Tanah karena keadaan topografi dan bahan induknya, bila terbuka atau vegetasinya rusak kan cepat menjadi rusak karena erosi atau longsor.

d. Tanah yang produktivitasnya masih baik, tetapi penggunaannya tidak sesuai dengan kemampuannya dan belum dilakukan usaha konservasi, misalnya hutan yang baru dibuka.

2. Semi Kritis

Tanah termasuk semi kritis mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Tanah telah mengalami erosi sedang, tetapi produktivitasnya rendah karena tingkat kesuburannya rendah.

b. Tebal solum sedang (60-90 cm).

c. Persentase vegetasi permanen 50-75 %, vegetasi dominan biasanya alang-alang, rumput, semak belukar, dan hutan jarang.

3. Kritis

Tanah termasuk kritis mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Tanah telah mengalami erosi berat.

b. Tebal solum sedang-dangkal (< 60 cm).

c. Vegetasi permanennya 25-50 %.

d. Kemiringan lereng 15-30 %.

e. Kesuburan tanah rendah.

4. Sangat Kritis

Tanah termasuk sangat kritis mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Tanah telah mengalami erosi sangat berat, dengan dinding longsoran sangat terjal.

b. Solum tanah sangat dangkal (< 30 cm).

VII - 12

Page 13: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

c. Vegetasi permanen sangat rendah (< 25 %) bahkan beberapa tempat tertentu gundul/tandus.

d. Kemiringan lereng umumnya > 45 %.

7.4 EROSI YANG DIPERBOLEHKAN

Penetapan batas tertinggi laju erosi yang masih dapat diperbolehkan atau ditoleransikan adalah perlu, karena tidaklah mungkin menekan laju erosi menjadi nol dari tanah-tanah yang diusahakan untuk pertanian terutama pada tanah-tanah yang berlereng. Erosi yang diperbolehkan adalah kecepatan erosi yang masih berada dibawah laju pembentukan tanah. Terjadinya erosi pada suatu lahan tidak dapat dihentikan sehingga tidak terjadi erosi sama sekali. Pengendalian erosi yang dilakukan dimaksudkan agar erosi yang terjadi tidak mengganggu keseimbangan alam. Erosi di lahan pertanian dibatasi pada tingkat dimana erosi tidak mengganggu produktivitas tanaman. Menurut Wischmeier dan Smith (1971) dalam Utomo (1994 : 16) mengemukakan bahwa dalam menentukan nilai erosi yang diperbolehkan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu :

1. Ketebalan lapisan tanah atas 2. Sifat fisik tanah3. Pencegahan terjadinya selokan (gully)4. Penurunan bahan organik5. Kehilangan zat hara tanaman6. Kecepatan pembentukan tanah

Menurut Arsyad, dengan menggunakan nisbah nilai untuk berbagai sifat dan stratum tanah, maka untuk tanah di Indonesia disarankan nilai erosi yang diperbolehkan (T), disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 7.4 Pedoman Penetapan Nilai T untuk Tanah-Tanah di Indonesia

No.

Sifat Tanah dan SubStratumNilai T(mm/th)

1 Tanah sangat dangkal di atas batuan 0,0

2 Tanah sangat dangkal di atas batuan telah melapuk (tidak terkonsolidasi)

0,4

3 Tanah dangkal di atas bahan telah melapuk 0,8

4 Tanah dengan kedalaman sedang di atas bahan telah melapuk

1,2

5 Tanah yang dalam dengan lapisan bawah yang kedap air di atas substrata yang telah melapuk

1,4

6Tanah yang dalam dengan lapisan bawah berpermeabilitas lambat, di atas substrata yang telah melapuk

1,6

7Tanah yang dalam dengan lapisan bawah berpermeabilitas sedang, di atas substrata yang telah melapuk

2,0

8 Tanah yang dalam dengan lapisan bawah yang permeabel, di atas substrata yang telah melapuk

2,5

Sumber : Arsyad, 2000 : 244

VII - 13

Page 14: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

7.5 ANALISIS EROSI DAS CIDERES DEET

Untuk mengetahui nilai laju erosi yang berasal dari lahan (DAS Cideres Deet) dengan menggunakan metode USLE, perlu disiapkan beberapa coverage (layer) peta yang terdiri dari, peta sebaran hujan bulanan untuk menghitung indeks erosivitas, peta jenis tanah untuk menentukan indeks erodibilitas tanah, peta tata guna lahan untuk menghitung nilai C dan P dan peta kemiringan lereng untuk menghitung faktor LS. Dalam melakukan analisis pendugaan nilai laju erosi, menggunakan bantuan teknologi sistim informasi geografis (SIG). Selain itu untuk lebih detail dalam melakukan analisis perlu disiapkan peta batas administrasi desa sehingga akan lebih mudah dalam mengenali peta tematik yang dihasilkan.

Gambar 7.2 Nama-nama Desa yang masuk dalam DAS Cideres Deet

Tabel 7.5 Rekapitulasi Nama Desa beserta luasannya yang masuk dalam DAS Cideres Deet

VII - 14

19,92

Page 15: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

1. Kondisi Jenis Tanah

Evaluasi Jenis Tanah dalam kaitannya menentukan nilai kepekaan tanah terhadap erosi (K), dimana tanah dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan tingkat kepekaan erosinya. Klasifikasi jenis tanah menurut SK Mentan No. 837/KPTS/UM/II/1980, di DAS Cideres Deet terhadap 3 jenis tanah yaitu Andosol, Glei dan Latosol. Secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut :

VII - 15

KABUPATEN KECAMATAN NAMA DESA LUAS (m2) LUAS (Ha)MAJALENGKA CIGASONG BATUJAYA 395,295.08 39.53 MAJALENGKA CIGASONG BARIBIS 582,495.58 58.25 MAJALENGKA CIGASONG CICENANG 1,247,055.48 124.71 MAJALENGKA CIGASONG CIGASONG 401,003.32 40.10 MAJALENGKA DAWUAN GENTENG 1,488,708.14 148.87 MAJALENGKA DAWUAN GANDU 459,577.21 45.96 MAJALENGKA DAWUAN KASOKANDEL 77,043.63 7.70 MAJALENGKA DAWUAN BOJONGCIDERES 837,588.53 83.76 MAJALENGKA DAWUAN GANDASARI 1,150,094.37 115.01 MAJALENGKA DAWUAN DAWUAN 249,232.19 24.92 MAJALENGKA DAWUAN JATIMULYA 1,834,582.44 183.46 MAJALENGKA DAWUAN GIRIMUKTI 798,422.03 79.84 MAJALENGKA DAWUAN LEUWIKIDANG 2,634,611.45 263.46 MAJALENGKA DAWUAN JATISAWIT 2,061,075.21 206.11 MAJALENGKA KADIPATEN PAGANDON 2,601,652.88 260.17 MAJALENGKA KADIPATEN CIPAKU 3,483,915.26 348.39 MAJALENGKA MAJALENGKA CIKASARUNG 749,374.53 74.94 MAJALENGKA MAJALENGKA TONJONG 1,507,286.55 150.73 MAJALENGKA MAJALENGKA TARIKOLOT 16,660.60 1.67

22,575,674.48 2,257.57

19,92

Page 16: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Gambar 7.3. Distribusi Jenis Tanah di DAS Cideres Deet

Tabel 7.6 Rekapitulasi jenis tanah beserta masing-masing luasan di DAS Cideres Deet

Jenis Tanah Luas (m2) Luas (Ha)Latosol 9,434,171.47 943.42

Glei 1,415,752.75 141.58 Andosol 11,725,750.25 1,172.58

22,575,674.48 2,257.57

Tabel 7.7 Rekapitulasi jenis tanah perdesa beserta luasannya

di DAS Cideres Deet

VII - 16

Jenis Tanah Kabupaten/Kota Kecamatan Nama Desa Luas (m2) Luas (Ha)Latosol MAJALENGKA KADIPATEN CIPAKU 1192148.353 119.215Latosol MAJALENGKA DAWUAN JATIMULYA 652280.872 65.228Latosol MAJALENGKA DAWUAN GIRIMUKTI 452926.281 45.293Latosol MAJALENGKA DAWUAN LEUWIKIDANG 2634611.451 263.461Latosol MAJALENGKA CIGASONG BATUJAYA 395295.080 39.530Latosol MAJALENGKA DAWUAN JATISAWIT 2061073.643 206.107Latosol MAJALENGKA CIGASONG BARIBIS 483724.302 48.372Latosol MAJALENGKA MAJALENGKA CIKASARUNG 749373.266 74.937Latosol MAJALENGKA CIGASONG CICENANG 145.538 0.015Latosol MAJALENGKA MAJALENGKA TONJONG 795929.712 79.593Latosol MAJALENGKA MAJALENGKA TARIKOLOT 16660.429 1.666Glei MAJALENGKA KADIPATEN PAGANDON 879839.861 87.984Glei MAJALENGKA DAWUAN GENTENG 535911.659 53.591Andosol MAJALENGKA KADIPATEN PAGANDON 1721810.326 172.181Andosol MAJALENGKA DAWUAN GENTENG 952796.340 95.280Andosol MAJALENGKA DAWUAN GANDU 459577.213 45.958Andosol MAJALENGKA DAWUAN KASOKANDEL 77043.633 7.704Andosol MAJALENGKA DAWUAN BOJONGCIDERES 837588.531 83.759Andosol MAJALENGKA DAWUAN GANDASARI 1150094.368 115.009Andosol MAJALENGKA DAWUAN DAWUAN 249231.705 24.923Andosol MAJALENGKA KADIPATEN CIPAKU 2291764.473 229.176Andosol MAJALENGKA DAWUAN JATIMULYA 1182301.569 118.230Andosol MAJALENGKA DAWUAN GIRIMUKTI 345495.750 34.550Andosol MAJALENGKA CIGASONG BARIBIS 98771.277 9.877Andosol MAJALENGKA CIGASONG CICENANG 1246909.749 124.691Andosol MAJALENGKA MAJALENGKA TONJONG 711355.588 71.136Andosol MAJALENGKA CIGASONG CIGASONG 401002.691 40.100

22,575,663.66 2,257.57 T O T A L

Page 17: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

2. Kondisi Topografi

Yaitu menyangkut data kelerengan lahan yang dinyatakan dalam prosentase kemiringan berdasarkan susut kemiringannya. Topografi sangat berperan untuk melihat kemungkinan erosi pada suatu wilayah, dimana klasifikasi kelerengan ini terbagi atas :

Kelerengan 0-8% (kelerengan tingkat 1), dapat digunakan secara intensif dengan pengelolaan yang kecil.Kelerengan 8-15% (kelerengan tingkat II/landai), dapat digunakan untuk kegiatan permukiman dan pertanian, tetapi apabila terjadi kesalahan dalam pengelolaan dapat mengakibatkan erosi.Kelerengan 15-25% (kelerengan tingkat III/agak curam), kemungkinan erosinya lebih besar dibandingkan kelerengan sebelumnyaKelerengan 25-45% (kelerengan tingakat IV/curam)Kelerengan > 45% (kelerengan tingkat V/sangat curam), sangat peka terhadap erosi dan kegiatannya harus bersifat non budidaya

Klasifikasi kelerengan di DAS Cideres Deet dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :

Gambar 7.4. Distribusi Kelas Lereng DAS Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Tabel 7.8 Rekapitulasi Kelas Kelerengan beserta luasan di DAS Cideres Deet

VII - 17

19,92

LERENG KETERANGAN LUAS (m2) LUAS (Ha)< 8 % DATAR 1,991.28 0.20 < 8 % DATAR 22,118,862.60 2,211.89

8 % - 15 % LANDAI 108,709.06 10.87 8 % - 15 % LANDAI 16,391.78 1.64 8 % - 15 % LANDAI 4,952.49 0.50 8 % - 15 % LANDAI 5,726.37 0.57 8 % - 15 % LANDAI 16,790.94 1.68 8 % - 15 % LANDAI 151,717.23 15.17 8 % - 15 % LANDAI 53,630.54 5.36

16 % - 25 % AGAK CURAM 27,750.38 2.78 16 % - 25 % AGAK CURAM 22,031.36 2.20 16 % - 25 % AGAK CURAM 33,420.47 3.34 26 % - 40 % CURAM 5,807.77 0.58 26 % - 40 % CURAM 7,892.21 0.79

22,575,674.48 2,257.57

Page 18: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

3. Iklim

Yaitu yang menyangkut curah hujan dalam kaitannya terhadap erosi. Untuk kriteria hujan dalam kaitannya dengan laju erosi dan penataan suatu kawasan, telah ditetapkan kriteria skor sebagai berikut :

Tabel 7.9 Intensitas hujan harian rata-rata

Kelas Hujan harian rata-rata Skor12345

≤ 13,6 mm/hari (sangat rendah)13,6-20,7 mm/hari (rendah)20,7-27,7 mm/hari (sedang)27,7-34,8 mm/hari (tinggi)≥ 34,8 mm/hari (sangat tinggi)

1020304050

Sumber : Lampiran SK Mentan No. 837/KPTS/UM/1980

Untuk kriteria curah hujan di DAS Cideres Deet dapat di lihat pada tabel dan gambar berikut :

VII - 18

19,92

Page 19: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Gambar 7.5 Distribusi Curah Hujan Tahunan di DAS Cideres Deet

Tabel 7.10 Rekapitulasi Curah Hujan Tahunan di DAS Cideres Deet

4. Tata guna lahan (peruntukan lahan)

Peruntukan lahan secara detail telah dibahas dalam Bab III (Kondisi umum sungai Cideres Deet). Dari data peruntukan lahan ini nantinya dapat ditentukan faktor CP (gabungan antara faktor C dan faktor P) sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

Gambar. 7.6. Peruntukan Lahan di DAS Cideres Deet.

5) Nilai Laju Erosi

Setelah dilakukan analisis perhitungan laju erosi dengan menggunakan Metode USLE di DAS Cideres Deet yang mempunyai luas DAS total (A) sebesar 2257,51 Ha didapatkan nilai laju erosi total sebesar 19.149,45 ton/tahun. Nilai itu apabila dibagi dengan berat volume tanah sedimen () sekitar 1.60 t/m3

VII - 19

KISARAN CURAH HUJAN LUAS (m2) LUAS (Ha)2500 - 3000 mm 18,202,697.04 1,820.27 3000 - 3500 mm 4,238,851.08 423.89 3500 - 4000 mm 134,126.35 13.41

22,575,674.48 2,257.57

19,92

Page 20: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

dan luas DAS maka didapatkan nilai laju erosi sebesar 0,530 mm/tahun. Untuk selengkapnya perhitungan laju erosi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7.11 Perhitungan Laju Erosi di DAS Cideres Deet

menggunakan Metode USLE

VII - 20

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 0.199 0.175Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 36.205 1274.018Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 4.290 150.961Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 7.746 272.574Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 0.084 2.956Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 1.300 1.430Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 0.119 0.105Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 2.958 3.254Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 0.181 3.981Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 1.929 42.424Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.542 1.788Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.259 4.153Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 7.211 253.748Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 2.858 9.429Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 9.123 30.097Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 3.676 3.235Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 0.527 18.545Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 1.040 36.597Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.230 4.058Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 7.912 8.703Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 0.883 31.072Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 2.614 8.624Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.386 1.273Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 8.075 8.883Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 5.458 4.803Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 105.833 3724.157Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.407 4.642Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.787 2.596Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 3.129 10.323Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 4.096 144.134Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 2.063 45.372Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 19.828 21.811Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.850 6.103Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 7.971 8.768Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 8.603 302.731Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 5.966 209.938Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 2.906 2.557Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 0.953 20.959Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 35.189 0.800 28.151Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 4.403 96.835Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 2.880 101.344Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.190 3.926Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 2.393 2.632Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 2.771 3.048Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 17.583 618.728Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 11.140 9.803Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.751 2.478Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 3.825 4.208Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 2.706 2.977Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 0.989 34.802Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 4.196 4.616Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 6.759 148.651Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 3.635 11.992Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 2.554 56.170Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 4.749 15.667Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 0.000 0.000Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 8.872 312.197Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 2.880 3.168

Page 21: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

VII - 21

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 48.603 53.463Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 0.512 0.000Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 8.425 9.268Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 0.283 0.000Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 0.784 17.243Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.800 2.639Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 2.330 2.563Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 2.289 50.342Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 0.972 21.377Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.004 3.312Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 12.534 13.787Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 5.638 6.202Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 6.102 134.201Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.931 6.370Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 2.321 2.042Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 0.256 5.630Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 3.830 84.233Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.838 6.064Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.162 3.833Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 11.243 247.267Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 3.525 3.878Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 5.355 117.773Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 7.923 278.802Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 0.707 15.549Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.401 1.323Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 18.574 20.431Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 10.220 359.632Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.313 1.033Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 3.045 66.969Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 3.299 0.121 0.399Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 0.863 18.980Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 19.556 430.095Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 3.299 0.070 0.231Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.462 1.524Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 1.125 24.742Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 1.322 1.163Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 15.351 540.186Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 2.971 9.801Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 8.536 9.390Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 7.859 8.645Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 4.221 13.925Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 2.162 2.378Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 5.012 5.513Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 1.036 36.456Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 0.472 0.415Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 4.475 157.471Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 3.963 4.359Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 1.250 1.375Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 3.299 0.099 0.327Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 3.334 3.667Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 4.670 5.137Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 1.476 1.299Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.634 5.391Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 19.352 21.287Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 2.395 7.901Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 2.753 9.082Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 16.631 18.294Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.987 6.555Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 0.335 0.295Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 0.819 0.721

Page 22: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

VII - 22

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 4.066 13.414Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 1.800 1.584Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 35.189 0.448 15.765Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 1.549 34.067Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 5.792 19.108Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 2.435 2.679Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 0.002 0.044Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.256 0.845Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 14.836 16.320Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 3.373 2.968Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.789 2.603Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 21.993 1.826 40.159Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 9.784 10.762Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 7.954 8.749Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 35.189 1.530 53.839Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 1.222 4.031Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 0.395 0.348Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 0.349 0.307Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.299 0.392 1.293Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 0.562 0.495Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.880 2.207 1.942Latosol 0.310 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.100 0.939 1.033Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 3.484 4.456Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 3.423 4.378Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 40.934 1.010 41.343Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 25.584 31.594 808.301Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 0.336 0.430Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 0.405 0.518Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 7.989 10.218Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 15.267 19.526Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 0.497 0.636Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 2.319 8.900Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 3.011 3.851Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 0.505 0.646Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 1.217 4.671Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 3.653 14.020Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 7.994 10.224Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 40.934 1.682 68.851Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 40.934 3.041 124.480Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 25.584 4.169 106.660Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 0.485 1.861Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 1.617 2.068Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 0.796 3.055Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 1.023 6.267 6.411Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 2.509 3.209Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 5.721 7.317Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 40.934 1.464 59.927Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 25.584 1.019 26.070Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 3.872 4.952Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 25.584 21.884 559.880Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 2.632 3.366Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 0.662 2.541Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 0.810 3.109Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 0.209 0.802Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 0.260 0.333Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 3.838 0.267 1.025Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 25.584 2.656 67.951Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 0.111 0.142Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 1.063 1.360Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 5.849 7.481

Page 23: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

VII - 23

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 0.414 0.530Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 25.584 10.836 277.228Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 25.584 0.000 0.000Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 3.005 3.843Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 9.797 12.530Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 25.584 1.374 35.152Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 0.714 0.913Latosol 0.310 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 1.279 5.843 7.473Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 16.174 7.062 114.221Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.809 0.064 0.052Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 16.174 0.007 0.113Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 16.174 0.679 10.982Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 22.246 0.000 0.000Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 22.246 0.350 7.786Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 13.904 1.329 18.478Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.695 2.448 1.701Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.556 12.716 7.070Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 13.904 0.008 0.111Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 13.904 2.539 35.302Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.695 0.096 0.067Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.556 2.562 1.424Latosol 0.310 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.695 0.166 0.115Latosol 0.310 16 % - 25 % 6.717 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.882 2.775 2.448Latosol 0.310 16 % - 25 % 6.717 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.882 2.203 1.943Latosol 0.310 16 % - 25 % 6.717 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 22.052 0.000 0.000Latosol 0.310 16 % - 25 % 6.717 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.882 3.342 2.948Latosol 0.310 26 % - 40 % 12.310 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 1.617 0.581 0.939Latosol 0.310 26 % - 40 % 12.310 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 1.617 0.789 1.276

Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 1.895 0.000Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 14.189 0.097 1.376Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.709 6.608 4.685Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 2.128 62.546 133.098Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.709 22.008 15.604Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 14.189 19.811 281.098Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 14.189 26.897 381.642Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.709 0.018 0.013Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 14.189 1.662 23.582Glei 0.200 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.709 0.025 0.018

Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 1.887 0.000Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 7.509 2.395Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 0.013 0.083Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 24.974 159.459Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 5.232 33.406Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 34.384 10.968Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 1.435 9.162Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 11.324 3.612Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 2.048 13.076Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 21.842 6.968Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 2.140 13.664Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 3.248 1.036Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 1.896 0.605Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 21.006 6.701Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 0.958 0.092 0.088Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 3.580 1.142Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.703 0.673Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.607 1.540Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.502 3.355Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 0.205 0.000Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.686 0.219Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 0.438 2.797

Page 24: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

VII - 24

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 2.028 0.647Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 16.331 5.210Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 4.174 3.999Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 0.281 1.794Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.128 0.041Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.657 0.210Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 6.895 2.200Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.567 1.501Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 2.999 19.149Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 0.623 0.000Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.070 1.025Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 61.274 19.546Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.252 1.199Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.647 2.536Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 1.152 0.367Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.281 1.227Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.321 0.308Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.867 3.705Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.056 1.970Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.310 1.255Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.144 0.046Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.115 1.068Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.595 0.570Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.386 2.286Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.112 2.023Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.799 0.765Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.191 2.099Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.167 3.034Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.624 1.556Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.221 3.086Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.229 2.339Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.226 2.309Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.830 2.711Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 0.378 0.000Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.128 1.081Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.519 1.455Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 20.625 6.579Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.536 1.471Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.583 1.517Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 6.476 6.204Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 13.210 84.346Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 5.826 37.199Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 1.370 8.747Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.010 0.102Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 1.506 0.000Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.006 0.061Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.091 0.930Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 5.378 5.152Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.290 2.194Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.098 1.001Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.158 1.109Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 3.079 19.659Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 5.008 1.598Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 1.819 0.580Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 2.277 0.726Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 2.144 13.689Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 7.687 7.364Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.323 0.309Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 16.091 5.133Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 5.083 1.621Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 1.068 10.911

Page 25: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

VII - 25

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.601 1.534Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 2.915 18.612Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.917 1.836Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.084 2.954Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 3.581 22.865Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 0.606 0.000Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 4.799 1.531Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 1.197 7.643Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.047 2.919Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 4.289 1.368Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.629 0.603Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.309 3.170Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 4.845 4.642Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 2.546 16.256Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 0.827 5.280Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 1.484 9.475Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.162 0.155Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.690 1.619Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.821 1.745Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 12.032 76.824Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 1.323 0.422Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 3.418 1.090Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 6.366 2.031Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.284 2.901Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 3.055 0.975Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 1.046 10.686Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.894 0.856Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.289 0.092Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 14.123 4.505Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.910 2.788Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 0.915 5.842Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 22.369 7.136Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.274 2.178Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.372 0.356Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 0.752 7.682Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 4.468 28.528Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 35.821 365.947Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 0.279 1.781Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 0.958 0.086 0.082Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 3.698 23.612Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.219 0.210Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.019 0.018Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 0.590 0.000Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.941 1.859Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.698 1.627Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 3.122 31.894Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 0.958 0.037 0.035Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 66.121 422.183Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.747 0.716Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.229 2.339Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.206 3.071Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.191 0.061Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 0.958 0.086 0.082Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 0.569 5.813Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.241 3.105Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.465 0.445Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.001 0.001Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 7.258 74.148Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.634 0.202Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 0.599 6.119

Page 26: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

VII - 26

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.574 0.550Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 0.958 0.097 0.093Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 31.722 202.545Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.965 0.924Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.150 0.144Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.595 0.570Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.740 0.236Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.481 3.335Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 7.413 7.102Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.498 1.435Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 13.391 136.802Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.296 0.284Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 0.958 0.091 0.087Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 2.014 20.575Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.530 0.508Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 3.402 3.259Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.498 0.477Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Gedung 0.150 0.100 0.015 0.958 0.050 0.048Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.490 5.006Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Rumput 0.400 0.400 0.160 10.216 0.359 3.668Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 4.494 45.911Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 2.328 23.783Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 8.146 83.220Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Air Tawar 0.000 1.000 0.000 0.000 0.375 0.000Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 19.088 195.003Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.617 0.197Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.255 4.757 1.213Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.255 3.485 0.889Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.060 0.057Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.912 0.874Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 2.030 1.945Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 3.567 22.775Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 12.006 122.653Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 35.370 361.340Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 5.777 1.843Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 17.337 177.115Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 8.811 56.258Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.555 0.532Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 2.299 23.487Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 25.052 255.931Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 3.960 1.263Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 0.635 6.487Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 2.903 0.926Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 5.772 58.967Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.733 0.702Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 1.633 10.427Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.587 0.562Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 4.143 26.453Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 2.641 16.863Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 6.532 66.731Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 3.257 33.274Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 1.628 1.560Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 9.615 3.067Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.255 2.879 0.734Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 6.068 1.936Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 6.385 1.934 12.349Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.147 0.141Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.093 0.089Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 10.216 1.436 14.670Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.248 0.238

Page 27: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

VII - 27

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 0.958 0.176 0.169Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Belukar/Semak 0.010 0.400 0.004 0.255 0.045 0.011Andosol 0.090 < 8 % 6.699 22.917 105.906 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.319 0.027 0.009Andosol 0.090 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 4.037 0.495 1.998Andosol 0.090 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 4.037 0.286 1.155Andosol 0.090 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 6.459 0.020 0.129Andosol 0.090 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 6.459 0.050 0.323Andosol 0.090 8 % - 15 % 4.235 22.917 105.906 Kebun 0.200 0.500 0.100 4.037 0.216 0.872Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.660 0.245Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.261 0.097Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.148 0.165Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.167 0.186Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.196 0.218Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 7.094 7.903Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 3.331 3.711Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.060 0.022Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.582 0.648Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.697 1.890Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.276 0.102Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.297 0.331Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 0.595 4.419Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.019 0.021Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 11.884 0.012 0.143Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.061 0.023Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 1.254 9.313Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 4.114 30.555Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 11.884 8.556 101.680Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 11.884 0.574 6.821Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 34.247 254.352Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 1.384 0.513Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 1.026 7.620Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 2.731 20.283Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 1.877 0.696Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 17.807 6.606Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 15.631 5.799Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 5.166 38.368Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 3.490 25.920Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.934 2.154Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.088 0.098Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 6.311 2.341Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 1.129 8.385Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.595 0.663Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.574 0.639Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.220 0.245Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 2.414 2.689Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 1.236 0.459Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.999 2.227Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.391 0.145Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 6.335 7.057Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 1.268 0.470Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.154 1.286Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 3.263 3.635Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 9.850 3.654Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 7.286 2.703Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 2.540 0.942Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 3.056 3.404Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.519 1.692Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.677 1.868Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Rumput 0.400 0.400 0.160 11.884 0.197 2.341Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 2.368 0.879Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.151 1.282

Page 28: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Dari tabel perhitungan di atas didapatkan nilai laju erosi 19,149.45 ton/tahun. Nilai tersebut untuk luas DAS (A) sebesar 2257,51 Ha dan nilai berat volume sedimen () = 1,6 ton/m3 didapatkan nilai laju erosi sebesar 0,530 mm/tahun.

VII - 28

JENIS NILAI LERENG NILAI HJN BULANAN NILAI PERUNTUKAN NILAI NILAI NILAI LAJU EROSI LUAS EROSI

TANAH K LS cm R LAHAN C P CP (TON/HA/TAHUN) (Ha) (TON/TAHUN)

Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 8.647 3.208Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.980 1.092Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.770 1.972Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.606 0.225Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.876 2.090Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 2.727 3.038Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.997 2.225Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.558 0.622Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 0.649 4.820Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 3.672 4.091Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 2.592 2.887Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 12.222 4.534Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 0.217 1.612Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.041 0.046Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 4.229 1.569Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 1.975 2.200Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.488 0.544Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.797 0.888Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Rumput 0.400 0.400 0.160 11.884 0.934 11.100Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 1.804 13.398Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.532 0.197Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.098 0.109Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.740 0.275Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 0.619 0.230Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.339 0.378Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.114 0.306 0.341Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 11.884 0.405 4.813Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 0.002 0.015Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.271 0.904 1.149Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.271 1.300 1.652Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.271 0.048 0.061Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.271 5.257 6.682Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Kebun 0.200 0.500 0.100 8.470 0.034 0.288Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.271 0.649 0.825Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.424 2.801 1.188Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.424 1.286 0.545Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Pemukiman 0.150 0.100 0.015 1.271 0.418 0.531Andosol 0.090 < 8 % 6.699 31.250 140.488 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.424 0.716 0.304Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 7.427 1.922 14.275Andosol 0.090 < 8 % 6.699 27.083 123.194 Sawah Irigasi 0.010 0.500 0.005 0.371 2.021 0.750Andosol 0.090 8 % - 15 % 4.235 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 4.696 3.616 16.981Andosol 0.090 8 % - 15 % 4.235 27.083 123.194 Tanah Ladang/Tegalan 0.400 0.400 0.160 7.513 0.124 0.932Andosol 0.090 8 % - 15 % 4.235 27.083 123.194 Kebun 0.200 0.500 0.100 4.696 0.953 4.475

T O T A L 2,257.51 19,149.45

Page 29: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Gambar 7.7. Distribusi Laju Erosi dengan Metode USLE di DAS Cideres Deet

7.6 SEDIMEN TERUKUR DI LAPANGAN

Sedimen mengendap di beberapa lokasi di dalam daerah tangkapan air dan hanya sebagian dari tanah yang tererosi akan masuk ke dalam aliran sungai. Bahan endapan yang terangkut dalam aliran sungaimdapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu beban melayang (suspended load) dan beban dasar (bed load).

Tidak semua sedimen yang dihasilkan erosi aktual menjadi sedimentasi di sungai, namun tergantung dari nisbah antara volume sedimen hasil erosi aktual yang mampu mencapai aliran sungai dengan volume sedimen yang diendapkan dari lahan di atasnya, faktor ini disebut nisbah pelepasan sedimen (SDR - sediment delivery ratio). Dalam perhitungan SDR rumus yang digunakan adalah (DPU Dirjen Pengairan, 1999 : 79):

SDR = S x

Di mana :

VII - 29

Page 30: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

SDR = nisbah pelepasan sedimen, nilainya 0 < SDR < 1A = luas DAS (ha)S = kemiringan lereng rataan permukaan DAS (%)n = koefisien kekasaran Manning

Sedangkan nilai SDR menurut soil conservation service USDA berdasarkan luas daerah pengalirannya sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 7.12 Nilai SDR menurut SCS USDA

LUAS DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) NILAI SDR(km2) (Ha)0.050.100.50

15

1050

1005001000

51050

10050010005000

1000050000100000

0.580.520.390.350.250.220.1530.1270.0790.059

Sumber : Morgan (1979) dalam Suharto, 1990 : 22

Perhitungan estimasi sedimen DAS Cideres Deet

Diketahui Luas DAS Cideres Deet = 2257.51 Ha = 22.58 km2

Dari tabel didapatkan nilai SDR = 0,1989

Nilai laju erosi DAS Cideres Deet = 19149.45 ton/tahun

Maka prediksi laju sedimen yang masuk ke sungai = SDR x Erosi lahan

= 0.1989 x 19149.45 ton/tahun = 3808.83 ton/tahun

7.7 USAHA KONSERVASI

Konservasi tanah adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tanah. Masalah konservasi tanah adalah masalah menjaga agar struktur tanah tidak terdispersi, dan mengatur kekuatan gerak dan jumlah aliran permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada tiga cara pendekatan dalam konservasi tanah yaitu (Arsyad, 1989 : 113) :

1. Menutup tanah dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman atau sisa-sisa tanaman atau tumbuhan agar terlindung dari daya perusak butir-butir hujan yang jatuh

VII - 30

Page 31: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

2. Memperbaiki dan menjaga keadaan tanah agar resisten terhadap penghancuran agregat dan terhadap pengangkutan, dan lebih besar dayanya untuk menyerap air di permukaan tanah

3. Mengatur air aliran permukaan agar mengalir dengan kecepatan yang tidak merusak dan memperbesar jumlah air terinfiltrasi kedalam tanah.

7.7.1 Konservasi Metode Vegetatif

Metode Vegetatif adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa-sisanya untuk mengurangi daya rusak hujan yang jatuh, mengurangi jumlah dan daya rusak aliran permukaan dan erosi. Metode vegetatif mempunyai fungsi antara lain :

a. Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh

b. Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah

c. Memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahanan air yang langsung mempengaruhi besarnya aliran permukaan.

Metode Vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu (Suripin, 2002: 104) :

1. Tanaman penutup tanah

Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang memang sengaja ditanam untuk melindungi tanah dari erosi, menambah bahan organik tanah, dan sekaligus dapat meningkatkan produktivitas tanah.

2. Pertanaman dalam strip

Pertanaman dalam strip adalah cara cocok tanam dengan beberapa jenis tanaman ditanam berselang-seling dalam strip-strip pada sebidang tanah dan disusun memotong lereng atau garis kontur. Pertanaman dalam strip cocok untuk tanah dengan drainase bagus, karena sistem ini dapat menurunkan kecepatan aliran sehingga jika diterapkan pada lahan dengan drainase jelek dan laju infiltrasi rendah akan berakibat terjadinya pengisian air tanah yang berlebihan (waterlogging).

3. Pertanaman berganda

Pertanaman berganda berguna untuk meningkatkan produktivitas lahan sambil menyediakan proteksi terhadap tanah dari erosi. Sistem ini dapat dilakukan baik dengan cara pertanaman beruntun, tumpang sari, atau tumpang gilir.

4. Penggunaan Mulsa

Mulsa adalah sisa-sisa tanaman (crop residues) yang ditebarkan di atas permukaan tanah. Dari segi konservasi tanah, penggunaan mulsa mempunyai beberapa keuntungan :a. Memberi pelindung terhadap permukaan tanah dari hantaman air

hujan sehingga mengurangi laju erosib. Mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan c. Memelihara temperatur dan kelembaban tanahd. Meningkatkan kemampatan struktur tanahe. Meningkatkan kandungan bahan organik tanah

VII - 31

Page 32: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

f. Mengendalikan tanaman pengganggu (weeds) g. Penghutanan kembali (Reboisasi)

Reboisasi merupakan cara yang cocok untuk menurunkan erosi dan aliran permukaan, terutama jika dilakukan pada bagian hulu daerah tangkapan air untuk mengatur banjir. Secara lebih luas reboisasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memulihkan dan menghutankan kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia, maupun biologi, baik secara alami maupun oleh ulah manusia. Dalam kaitannya dengan usaha konservasi, tanaman yang dipilih hendaknya mempunyai persyaratan sebagai berikut (Suripin, 2002 : 113):

5. Mempunyai sistem perakaran yang kuat, dalam, dan luas, sehingga membentuk jaringan akar yang rapat

6. Pertumbuhannya cepat, sehingga mampu menutup tanah dalam waktu singkat

7. Mempunyai nilai ekonomis, baik kayunya maupun hasil sampingnya

8. Dapat memperbaiki kualitas atau kesuburan.

7.7.2 Konservasi Metode Mekanik

Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah dan pembuatan bangunan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan lahan. Metode mekanik dalam konservasi tanah berfungsi (Suripin, 2002 : 114) :

Untuk memperlambat aliran permukaan Menampung dan mengalirkan aliran pemukaan sehingga tidak merusakMemperbesar kapasitas infiltrasi air ke dalam tanah dan memperbaiki aerasi tanahPenyediaan air bagi tanaman.

Adapun usaha konservasi tanah dan air yang termasuk dalam metode mekanis antara lain (Suripin, 2002 : 114) :

1. Pengolahan tanah menurut kontur

Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang ditujukan untuk menciptakan kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur dapat mengurangi laju erosi sampai 50 persen dibandingkan dengan pengolahan tanah dan penanaman menurut lereng. Pada pengolahan tanah menurut kontur, pembajakan tanah dilakukan memotong lereng atau mengikuti kontur, sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang sejajar atau mengikuti garis kontur. Efektifitas pengolahan tanah dan penanaman menurut kontur tergantung pada kemiringan dan panjang lereng. Keuntungan utama pengolahan tanah menurut kontur adalah terbentuknya penghambat aliran permukaan dan terjadinya penampungan air sementara sehingga memungkinkan penyerapan air sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya erosi. Oleh karena itu, di daerah kering pengolahan lahan menurut kontur sangat efektif dalam pengawetan air.

VII - 32

Page 33: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

2. Teras (Sengkedan)

Teras atau sengkedan ialah bangunan konservasi tanah yang dibuat pada permukaan tanah, dengan maksud untuk memperkecil kemiringan lereng atau memperkecil panjang lereng, pada lahan dengan kemiringan 0-50% yang diusahakan untuk tanaman semusim, setahun atau tanaman tahunan, kecuali hutan atau hutan rakyat. Pada lahan dengan kemiringan lereng lebih dari 50% pembuatan teras tidak cukup untuk mengendalikan erosi. Sedangkan pada lahan hutan yang baik, pembuatan teras tidak perlu karena erosi sudah cukup dikendalikan oleh penutupan tegakan.

a. Teras Datar

Teras datar adalah jenis teras yang dibuat pada lahan yang kemiringannya kurang dari 5%dengan maksud utama untuk membantu peresapan air ke dalam tanah. Bentuk teras datar sangat sederhana dengan bagian utama bibir teras dan bidang olah.

Gambar 7.8 Teras Datar (Sumber: Utomo, 1994: 82)

b. Teras Kredit

Teras kredit adalah jenis teras yang dibuat pada lahan yang kemiringannya kurang dari 15% dengan maksud utama membantu peresapan air ke dalam tanah. Bentuk teras sangat sederhana terdiri dari barisan tanaman yang rapat memanjang kontur dan bidang olah. Dengan cara ini, lama kelamaan akan terbentuk teras bangku.

Gambar 7.9 Teras Kredit (Sumber: Utomo, 1994: 82)

c. Teras Gulud

Teras gulud adalah jenis teras yang dibuat pada lahan kemiringan lerengnnya antara 5-15%, dengan bentuk sederhana terdiri dari bibir teras, saluran teras, dan bidang olah. Tujuannya adalah untuk

VII - 33

Page 34: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

meresapkan air ke dalam tanah dan mencegah erosi tanah. Dengan dibuat teras gulud lama kelamaan akan terbentuk teras bangku.

Gambar 7.10 Teras Gulud (Sumber: Utomo, 1994: 82)

d. Teras Bangku

Teras bangku adalah jenis teras yang dibuat pada lahan usaha tani tanaman semusim dengan kemiringan lereng 35% atau kurang, dengan bentuk teras paling sempurna terdiri dari bibir teras, talud, bidang olah, dan saluran teras. Bidang olah dibuat miring ke dalam sebesar 0,2%. Tujuannya untuk meresapkan air ke dalam tanah dan pencegahan erosi tanah. Ada berbagai macam teras bangku yang dapat ditemukan di lapangan

1. Teras Bangku Datar (Level Terrace)

Gambar 7.11 Teras Bangku Datar (Sumber: Utomo,1994:84 )

2. Teras Bangku Miring (Slope Terrace)

VII - 34

Page 35: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Gambar 7.12 Teras Bangku Miring (Sumber: Utomo, 1994:84)

3. Teras Bangku Berlawanan Lereng atau Teras Tajam (Steep Terrace)

Gambar 7.13 Teras tajam (Sumber: Utomo, 1994: 84)

e. Teras Kebun

Teras kebun ialah jenis teras yang dibuat pada lahan dengan kemiringan lereng antara 35-50% dan digunakan untuk tanaman perkebunan atau tanaman keras dengan jarak tanam teratur berbaris memanjang kontur, bentuk sederhana terdiri dari bidang olah untuk jalur tanaman selebar 1-1,5 meter taludnya berupa permukaan lahan asli. Tujuannya mencegah erosi dan meresapkan air ke dalam tanah.

f. Teras Individu

Teras individu ialah jenis teras yang dibuat pada lahan perkebunan atau tanaman keras dengan jarak tanam tidak teratur, bentuk sederhana yaitu bidang rata di sekeliling tanaman dengan diameter ± 1 meter berupa piringan di sekeliling tanaman.

1. Saluran Pembuang Air (SPA)

Untuk menghindari terkonsentrasinya aliran permukaan di sembarang tempat, yang akan membahayakan dan merusak tanah yang dilewatinya, maka perlu dibuatkan jalan khusus berupa saluran pembuang air (waterways). Tujuan utama pembangunan saluran pembuang air adalah untuk mengarahkan dan menyalurkan aliran permukaan dengan kecepatan yang tidak erosif ke lokasi pembuangan air yang sesuai. Ada tiga macam saluran pembuang air yang dapat dibuat dalam sistem konservasi tanah dan air, yaitu : saluran pengelak, saluran terras, dan saluran berumput.

VII - 35

Page 36: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

Gambar 7.14 Skema SPA tampak depan

Gambar 7.15 Skema SPA Tampak Samping

2. Bangunan stabilisasi

Bangunan stabilisasi sangat penting artinya dalam rangka reklamasi parit atau selokan dan pengendalian erosi parit. Bangunan stabilisasi yang umum berupa dam penghambat (check dam), balong, dan rorak. Bangunan stabilisasi berfungsi untuk mengurangi volume dan kecepatan aliran permukaan, selain itu untuk menambah masukan air tanah dan air bawah tanah. Terdapat beberapa bangunan stabilisasi, antara lain :

a. Dam penghambat (check dam) adalah bangunan yang dibuat melintang parit atau selokan yang berfungsi untuk menghambat kecepatan aliran dan menangkap sedimen yang dibawa aliran sehingga kedalaman dan kemiringan parit berkurang.

b. Balong adalah waduk kecil yang dibuat di daerah perbukitan dengan kemiringan lahan kurang dari 30%. Bangunan ini berfungsi untuk menampung air aliran permukaan guna memenuhi kebutuhan air tanaman, ternak dan keperluan-keperluan lainnya, menampung sedimen hasil erosi, meningkatkan jumlah air yang meresap ke dalam tanah (infiltrasi). Syarat utama balong yang efektif :

1. Kondisi topografi di tempat balong akan dibangun harus memungkinkan pembangunan yang ekonomis tenaga dan biaya

2. Cukup air yang memenuhi syarat3. Terdapat bahan tanah yang kedap air4. Semua balong harus dilengkapi dengan fasilitas pelimpah

untuk menyalurkan air pada saat terjadi banjir, secara aman

5. Balong harus dapat dikeringkan untuk keperluan perbaikan

VII - 36

Page 37: 7. Analisa Erosi Lahan

PT. SAKA BUANA YASA SELARASArchitecs Planners Engineers Management ConsultantsKantor Pusat : Jl. Puncak No.5 Malang 65152 Telp.0341-354750 Fax. 0341-357557Kantor Perwakilan : Jl. Perjuangan No. 4 RT 01 RW 06 Kel. Karya Mulya Kec. Kesambi Cirebon 65135Email : [email protected]

Pengukuran dan Detail Desain Sungai Cideres Deet Kabupaten Majalengka

c. Rorak (sil pit) adalah bangunan yang dibuat dengan menggali lubang sedalam 60 cm, lebar 50 cm, dengan panjang 4 sampai 5 meter. Rorak dibuat memanjang sejajar garis kontur atau memotong lereng. Jarak ke samping antara satu rorak dengan rorak lainnya berkisar antara 10 sampai 15 meter, sedangkan jarak ke arah lereng berkisar antara 10 meter, untuk lereng yang agak curam sampai 20 meter untuk lahan yang landai. Bangunan ini berfungsi untuk menangkap air dan tanah tererosi, sehingga terjadi pengisian air tanah dan mengurangi erosi.

VII - 37