.$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9...

42

Transcript of .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9...

Page 1: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln
Page 2: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

i | P a g e

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat (Renstra BP-PAUD dan Dikmas) NTB tahun 2015-2019 disusun mengacu pada

(a) Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Renstra Kemendikbud)

2015-2019 dan (b) Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat (Renstra Ditjen PAUD dan Dikmas) 2015-2019.

Renstra BP-PAUD dan Dikmas NTB harus menjadi dasar dan pedoman bagi Unit kerja di

lingkungan BP-PAUD dan Dikmas NTB dalam menyusun: (1) Rencana Kerja Tahunan (RKT);

(2) Program dan kegiatan pembangunan bidang PAUD dan Dikmas secara terukur dan

terarah; (3) Koordinasi perencanaan dan pengendalian Program Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat; (4) Laporan Tahunan; dan (5) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP).

Selain itu, Renstra ini menyajikan sasaran dan target serta strategi pencapaiannya yang

dilakukan melalui peningkatan mutu dan akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat yang didukung dengan kerangka implementasi dan perkiraan

kebutuhan biaya penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat dalam kurun waktu 2015-2019, mekanisme pemantauan dan evaluasi, serta

pengendalian program untuk penjaminan mutu dan memastikan bahwa penyelenggaran

program dan kegiatan berjalan sesuai rencana dengan mendayagunakan sumber daya

yang tersedia secara efektif dan efisien.

Mataram, 31 Januari 2017 Kepala Balai, Drs. H. Eko Sumardi, M.Pd NIP196703091993031001

Page 3: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

2 | P a g e

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. LatarBelakang ................................................................................................ 1

B. Landasan Hukum ........................................................................................... 2

C. Landasan Filosofis ......................................................................................... 4

D. Paradigma Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

........................................................................................................................ 5

E. Pilar-Pilar Strategis ........................................................................................ 7

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS ........................... 9

A. Visi dan Misi ................................................................................................. 9

B. Tujuan dan Sasaran Strategis Prasarana ......................................................... 11

C. Sasaran Strategis PAUD Dan Pendidikan Masyarakat ................................ 13

D. Tata Nilai ....................................................................................................... 14

BAB III GAMBARAN UMUM BP PAUD DAN DIKMAS

NUSA TENGGARA BARAT.................................................................................. 16

A. Kelembagaan .................................................................................................. 16

B. SDM (Kompetensi dan Kualifikasi) .............................................................. 16

C. Kerjasama/Kemitraan ..................................................................................... 20

D. Kelembagaan .................................................................................................. 20

Page 4: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

3 | P a g e

E. Manajemen ..................................................................................................... 22

BAB IV ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI, KERANGKA

PENDANAAN DAN KELEMBAGAAN BPPAUD DAN DIKMAS NUSA TENGGARA

BARAT ..................................................................................................................... 24

A. Arah Kebijakan dan Strategi .......................................................................... 24

B. Kerangka Regulasi ......................................................................................... 27

C. Kerangka Pendanaan ...................................................................................... 29

D. Kelembagaan BP-PAUD dan Dikmas NTB .................................................. 31

BAB V KERANGKA IMPLEMENTASI ............................................................. 32

A. Pengembangan Program ................................................................................ 32

B. Strategi Pendanaan BP-PAUD dan Dikmas NTB ........................................ 33

C. Koordinasi, Tata Kelola, dan Pengawasan .................................................. 33

BAB VI PENUTUP .................................................................................................. 38

Page 5: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

1 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas dan fungsi BP-PAUDNI Regional V Mataram (sebelum revisi) didasarkan pada

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan anak Usia Dini,

Nonformal, dan Informal bahwa BP-PAUDNI mempunyai tugas melaksanakan pemetaan

mutu pendidikan, pengembangan program, supervisi, fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan

program, dan pengembangan sumber daya serta pelaksanaan kemitraan di bidang pendidikan

anak usia dini, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Dalam melaksanakan tugas

di atas diterbitkan Permendikbud Nomor 17 Tahun 2012.

Pada tahun 2016 terjadi perubahan nomenklatur dari Balai Pengembangan Pendidikan Anak

Usia Dini, Nonformal, dan Informal (BP-PAUDNI) menjadi Balai Pengembangan

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) sesuai

dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun

2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat. Perubahan nomenklatur ini disertai dengan perubahan tugas menjadi

melaksanakan pengembangan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat.

Sejalan dengan ketentuan tersebut, BP-PAUD dan Dikmas Nusa Tenggara Barat yang

memiliki wilayah kerja propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki peran dan fungsi

strategis dalam meningkatkan indeks pembangunan masyarakat (IPM). Pada tahun 2017,

wilayah kerja BP-PAUD dan Dikmas hanya meliputi wilayah NTB saja. Sampai saat ini,

terdapat beberapa permasalahan mendasar yang dihadapi oleh provinsi NTB dan Bali

sebagaimana tertuang dalam RPJMD tahun 2013-2018 antara lain:

1) Sistem pendidikan yang sedang dilaksanakan belum mengarah pada pembentukan

manusia yang berkarakter.

2) Peran perempuan di desa yang belum optimal.

3) Pengangguran lulusan lembaga perguruan tinggi kependidikan yang masih tinggi dan

lemahnya sumberdaya manusia.

4) Sarana prasarana pendidikan kurang berkualitas dan tidak sesuai rasio

5) Banyak berdiri lembaga pendidikan nonformal yang tidak diiringi dengan mutu

pelayanan.

Page 6: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

2 | P a g e

6) Kualifikasi PTK PAUD dan Dikmas masih rendah.

7) Sebagian besar lembaga pendidikan nonformal yang belum terakreditasi.

8) Kualifikasi pendidik PAUD dan Dikmas tidak linear dengan kompetensi yang

dibutuhkan.

9) Partisipasi masyarakat sebagai pelaku pendidikan masih kurang.

10) Metode pembelajaran belum memenuhi prinsip pembelajaran pendidikan luar sekolah.

11) Angka niraksara dan putus sekolah relatif tinggi.

12) Kualitas daya saing SDM yang belum optimal.

13) Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi belum maksimal.

14) Mekanisme intermediasi antara akademisi, badan usaha dan pemerintah atau goverment

belum bersinergi.

Dalam rangka memberikan arah pelaksananan program pendidikan pada jalur nonformal dan

informal, perlu disusun Rencana Strategis BP-PAUD dan Dikmas NTB Tahun 2015-2019

(Revisi 1), dengan menggunakan data dasar perkembangan pembangunan pendidikan anak

usia dini, nonformal dan informal tahun 2014. Dengan demikian, diharapkan mampu

memberikan arah kebijakan dan pembangunan pendidikan anak usia dini dan pendidikan

masyarakat yang memadai bagi para penentu kebijakan dan para penyelenggara pendidikan

anak usia dini dan pendidikan masyarakat baik di tingkat pusat maupun daerah. Renstra ini

menguraikan kondisi saat ini dan analisis situasi, tantangan, peluang dan hambatan;

kebijakan, strategi, program dan kegiatan, serta anggaran yang diperlukan dalam kurun waktu

2015-2019.

B. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra BP PAUD-Dikmas NTB Tahun 2015-2019 adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional.

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN) 2005-2025.

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Page 7: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

3 | P a g e

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota.

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan

Anak Usia Dini Holistik dan Integratif.

10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.

11. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

12. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan

Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Percepatan dan

Pemberantasan Buta Aksara.

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 27 Tahun 2012 tentang Bantuan

Kepada Satuan PAUD, Nonformal, dan Lembaga Kemasyarakatan di Bidang PAUD,

Pendidikan Nonformal, dan Pendidikan Informal.

14. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman

penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (Renstra K/L)

2015-2019.

15. Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

16. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019.

17. Permendikbud Nomor 69 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan masyarakat.

18. Permendikbud Nomor 49 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas Balai Pengembangan

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan masyarakat.

19. Deklarasi Incheon di Korea Selatan Tahun 2015.

20. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB Tahun 2013-

2018.

Page 8: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

4 | P a g e

21. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bali Tahun 2013-

2018.

C. Landasan Filosofis

Pendidikan nonformal dan informal sebelum terbitnya Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional lebih dikenal dengan nama Pendidikan Luar

Sekolah dan/atau Pendidikan Masyarakat. Pada awal kemerdekaan RI dengan dibentuknya

Kabinet Pertama, Jawatan Pendidikan Masyarakat masuk dalam Struktur Organisasi

Kementerian Pendidikan dan Pengajaran, yang mempunyai tugas pokok menyeleggarakan

pendidikan keaksaraan atau pemberantasan buta huruf, pendidikan kader pembangunan desa,

pendidikan wanita dan kursus keterampilan untuk orang dewasa. Perkembangan kesejarahan

Pendidikan Luar Sekolah telah menunjukkan eksistensinya sebagai jalur pendidikan yang

berperan untuk membelajarkan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya serta penyambung

pendidikan formal dalam mewujudkan pendidikan sepanjang hayat atau life long learning.

Seiring dengan berjalannya RPJMN Tahap II dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu Jilid

I dan II, nomenklatur tersebut diubah menjadi Ditjen PAUD DAN DIKMAS. Sedangkan,

pada perjalanan RPJMN Tahap III dalam jajaran Kabinet Kerja nomenklatur tersebut diubah

menjadi Ditjen PAUD-Dikmas. Namun demikian, tugas dan fungsi tetap sama dengan

nomenklatur sebelumnya yaitu pendidikan anak usia dini dan pendidikan sepanjang hayat.

Berdasarkan perubahan nomenklatur yang terjadi pada jajaran Kabinet Kerja sebagaimana

telah disebutkan sebelumnya, Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan Dikmas) Nusa Tenggara Barat yang merupakan Unit

Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen PAUD-Dikmas juga terjadi perubahan

nomenklatur. Dari semula yang bernama BP-PAUD dan Dikmas menjadi Balai

Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP-PAUD dan

Dikmas).

Prinsip pendidikan masyarakat sebagai perwujudan dari pendidikan sepanjang hayat ialah

bahwa belajar berlangsung mulai lahir sampai dengan meninggal, sehingga tidak ada kata

berhenti belajar. Itulah prinsip pendidikan nonformal yang dicetuskan para penggagas

pendidikan nonformal seperti Ivan Illich dan Poulo Freire.Prinsip itu semakin relevan jika

diimplementasikan pada abad 21 ini, dimana masyarakat banyak yang karena sesuatu hal

tidak memiliki kesempatan mengikuti pendidikan formal dan kesempatan untuk memperoleh

Page 9: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

5 | P a g e

layanan pendidikan yang berkualitas. Pada kondisi seperti itu maka peran pendidikan

nonformal dan informal sangat strategis.

Belajar sepanjang hayat merupakan prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan anak usia dini,

pendidikan nonformal dan informal. Belajar sepanjanag hayat berasumsi bahwa proses

belajar terjadi seumur hidup walaupun dengan cara yang berbeda dan proses yang berbeda.

Tujuan layanan pendidikan nonformal adalah untuk mendapatkan layanan pendidikan yang

tidak diperoleh dari pendidikan formal, mengatasi dari kemunduran pendidikan sebelumnya,

untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, meningkatkan keahlian,

mengembangkan kepribadian atau untuk beberapa tujuan lainnya. Dengan pemaknaan seperti

itu maka keberadaan pendidikan nonformal dan informal dapat memainkan peran sebagai

pengganti (substitute), pelengkap (complement), dan/atau penambah (suplement) dari

pendidikan formal. Sehingga, filosofi tersebut telah menempatkan pendidikan nonformal dan

informal pada posisi Strategis dalam keseluruhan sistem pendidikan nasional. Filosofi

tersebut juga menjadikan pendidikan nonformal dan informal memiliki karakteristik

tersendiri yang unik dan spesifik, sehingga sangat berbeda dengan karakteristik pendidikan

formal.

D. Paradigma Pembangunan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Penyelenggaraan pendidikan didasarkan pada beberapa paradigma universal yang perlu

diperhatikan sebagai berikut:

1. Pemberdayaan Manusia Seutuhnya

Memperlakukan peserta didik sebagai subjek yang memiliki hak untuk

mengaktualisasikan dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasan intelektual, spiritual,

emosional, sosial, dan kinestetik. Paradigma ini merupakan fondasi dari pendidikan yang

menyiapkan peserta didik untuk berhasil sebagai pribadi yang mandiri (makhluk

individu), sebagai elemen dari sistem sosial yang saling berinteraksi dan mendukung satu

sama lain (makhluk sosial) dan sebagai pemimpin bagi terwujudnya kehidupan yang lebih

baik di muka bumi (makhluk Tuhan).

Dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), salah satu faktor yang sangat

menunjang keberhasilan dalam persaingan itu adalah faktor sumberdaya manusia. Oleh

karena itu, untuk provinsi NTB dan Bali perlu meningkatkan sumberdaya manusia yang

berdaya saing dalam persaingan bebas tersebut.

2. Pembelajaran Sepanjang Hayat Berpusat pada Masyarakat

Page 10: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

6 | P a g e

Pembelajaran merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu pembelajaran

sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka dan multi makna.

Pembelajaran sepanjang hayat berlangsung secara terbuka melalui jalur formal,

nonformal, dan informal yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat setiap saat tidak

dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pembelajaran dengan sistem terbuka

diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas

satuan dan jalur pendidikan (multi entry-multi exit system).

Pendidikan multi makna diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan,

pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi perkerti luhur, dan watak, kepribadian,

atau karakter unggul, serta berbagai kecakapan hidup (life skills). Paradigma ini

memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong masyarakat menjadi subjek pembelajar

mandiri yang bertanggung jawab, kreatif, inovatif, sportif, dan berkewirausahaan.

3. Pendidikan untuk Semua

Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,

berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan

tehnologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi

kesejahteraan umat manusia adalah amanat konstitusi. Hak untuk mendapatkan

pendidikan sebagai pemenuhan hak asasi manusia telah menjadi komitmen global. Oleh

karena itu, program pendidikan untuk semua yang inklusif diselenggarakan pada jalur

pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan sistem pendidikan terbuka dan

demokratis serta bertindak gender agar dapat menjangkau mereka yang berdomisili di

tempat terpencil serta mereka yang mempunyai kendala ekonomi dan sosial.

Paradigma ini menjamin keberpihakan kepada masyarakat yang memiliki hambatan fisik,

mental, ekonomi dan sosial, ataupun kendala geografis, yaitu melalui layanan pendidikan

untuk menjangkau mereka yang tidak terjangkau. Keberpihakan diwujudkan dalam

bentuk optimalisasi peran serta masyarakat, pemberdayaan organisasi mitra dan program

pemberdayaan masyarakat, sehingga menjamin terselenggaranya pendidikan yang

demokratis, merata, dan berkeadilan serta berkeadilan gender.

4. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan

Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang sebaik-

baiknya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat memberi kontribusi dalam

penyelenggaraan pendidikan agar hasilnya optimal. Penyelenggaraan pendidikan harus

Page 11: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

7 | P a g e

disikapi sebagai suatu gerakan, yang mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran

aktif seluruh masyarakat.

5. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar

Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong

peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif dan

inovatif. Pendidikan diupayakan menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki

kemampuan belajar yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu menyesuaikan diri dan

merespons tantangan baru dengan baik.

6. Pendidikan Membentuk Karakter

Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan

kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul antara lain, bercirikan kejujuran,

berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam menjalani hidup.

7. Sekolah yang Menyenangkan

Sekolah sebagai satuan pendidikan yang utama merupakan suatu ekosistem. Suatu tempat

yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan

lingkungannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang

berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang tua siswa.

E. Pilar-Pilar Strategis

Dalam penyelenggaraan PAUD-Dikmas, kerangka dasar yang menjadi rujukan dalam

implementasi landasan filosofis pendidikan masyarakat mengacu pada strategi pembangunan

pendidikan nasional. Strategi pembangunan PAUD-Dikmas tersebut akan menjadi acuan

dalam penyusunan kebijakan pokok dan kerangka implementasi program dan kegiatan

pembaruan pendidikan yang akan dilaksanakan oleh Ditjen PAUD-Dikmas beserta seluruh

jajarannya dan para pemangku kepentingan baik di pusat maupun di daerah, meliputi:

1. Pendidikan agama, akhlak mulia dan pembentukan karakter/kepribadian masyarakat yang

mandiri serta memiliki daya saing.

2. Proses pembelajaran yang mendidik, dialogis serta pembelajaran berpusat pada peserta

didik dan kontektual.

3. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi yang selaras dengan

dunia kerja.

4. Peningkatan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan.

5. Penyediaan sarana belajar.

Page 12: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

8 | P a g e

6. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan.

7. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka, merata, dan berkelanjutan.

8. Pemberdayaan masyarakat, organisasi masyarakat, dan asosiasi profesi.

9. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan.

10. Sistem pendidikan yang mengarah pada pembentukan manusia yang berkarakter.

11. Mengoptimalkan peran perempuan di pedesaan.

12. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan.

13. Meningkatkan kualitas daya saing SDM dalam menyambut MEA.

14. Mensinergikan pembangunan IPTEK yang dilaksanakan oleh akademisi, badan usaha,

dan pemerintah.

Page 13: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

9 | P a g e

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

A.Visi dan Misi

Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan sejalan dengan

Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) 2005—2025

menyatakan bahwa visi 2025 adalah Menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif

(Insan Kamil/Insan Paripurna). Visi ini masih amat relevan untuk dipertahankan, dengan

tetap mempertimbangkan integrasi pendidikan dan kebudayaan ke dalam satu kementerian.

Makna insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual,

cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis.

Dengan mangecu kepada Nawacita dan memperhatikan visi 2025, serta integrasi

pembangunan pendidikan dan kebudayaan, ditetapkan Visi Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan 2019 adalah “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan

Kebudayan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”.

Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai

terwujudnya tujuh elemen ekosistem. Meskipun pengertian insan sudah tercakup dalam

istilah ekosistem, insan tetap disebut tersendiri. Penyebutan secara demikian dimaksudkan

untuk memberi tekanan lebih besar pada arti sangat penting dari peran pelaku dalam suatu

ekosistem.

Tujuh elemen ekosistem pendidikan tersebut yaitu: 1) sekolah yang kondusif; 2) guru

sebagai penyemangat, 3) orangtua yang terlibat aktif; 4) masyarakat yang sangat peduli; 5)

industri yang berperan penting; 6) organisasi profesi yang berkontribusi besar; 7) pemerintah

yang berperan optimal.

Dalam rangka mecapai visi dan misi kemdikbud sebagaimana tersebut diatas maka

BP-PAUD dan Dikmas NTB menetapkan visi dan misi. Visi BP-PAUD dan Dikmas NTB :

“Bersama Mewujudkan Lembaga PAUD dan Dikmas yang Mandiri, Berdaya saing

dan Berbudaya Mutu Tahun 2024”

Page 14: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

10 | P a g e

Untuk mempertegas apa yang dimaksud bermutu dan berdaya saing dapat dijelaskan sebagai

berikut.

Tabel 2.1

Makna Bermutu dan Berdaya Saing

Makna Bermutu Makna Berdaya Saing

Program

Bermutu dalam program yaitu: 1) program tepat sasaran; 2) mudah dilaksanakan; 3) didukung dengan anggaran; 4) tersedia SDM yang terstandar dan profesional; 5) ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Berdaya saing artinya: 1) memiliki daya tarik; 2) memiliki manfaat; 3) memiliki keunggulan; 4) mudah diakses dan dilaksanakan; 5) Jelas hasil pelaksanaanya.

Proses

Bermutu dalam proses yaitu: 1) Penyusunan dan penetapan program dilaksanakan secara bersama menyertakan semua unsur terkait secara internal dan eksternal; 2) Sosialisasi dilaksanakan secara konfrehensip sehigga semua pemangku kepentingan dapat memahami program secara utuh; 3) program memiliki indikator mutu; 4) Penyelenggaraan program dapat dievaluasi secara sistematis; 5) SDM pelaksana program memiliki integritas dan komitmen untuk pencapaian tujuan program.

Produk

Bermutu dalam produk yaitu: 1) Sasaran program dapat memanfaatkan hasil program; 2) produk dapat diakses oleh masyarakat secara lebih luas; 3) produk yang dihasilkan memiliki kualitas.

Untuk pencapaian visi BP-PAUD Dan Dikmas NTB, maka ditentukan misi meliputi:

a. Melakukan pengembangan program PAUD Dan Pendidikan Masyarakat bermutu

b. Melakukan pemetaan mutu PAUD dan pendidikan Masyarakat

c. Melakukan Supervisi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

d. Memberikan fasilitasi dalam bentuk pendampingan dan bimbingan penyusunan dan

pelaksanaan program

e. Melakukan pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya PAUD dan Pendidikan

Masyarakat.

f. Melaksanakan kemitraan program PAUD dan Pendidikan Masyarakat

g. Melaksanakan tatakelola administrasi yang akuntabel dan berbasis elektronik.

Page 15: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

11 | P a g e

B.Tujuan dan Sasaran Strategis

Dalam upaya merealisasikan visi dan misi BP-PAUD dan Dikmas NTB 2015-2019,

dirumuskan tujuan dan sasaran-sasaran strategis yang menggambarkan ukuran-ukuran

terlaksananya misi dan tercapainya visi.

Tujuan strategis BP-PAUD dan Dikmas NTB 2015-2019 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tujuan Strategis 1 (T1): pengembangan program PAUD Dan Pendidikan Masyarakat

bermutu.

Pengembangan model dilakukan untuk mendukung pelaksanaan program PAUD dan

Pendidikan Masyarakat yang mutahir sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

dan tekhnologi berorientasi pada keterlaksanaan pembelajaran di bidang PAUD dan

Pendidikan Masyarakat. Hasil pengembangan model harus dapat menjadi solusi dalam

rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap layanan program PAUD dan

Pendidikan Masyarakat yang bermutu.

2. Tujuan Strategis 2 (T2): pemetaan mutu PAUD dan pendidikan Masyarakat .

Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dalam 8 standar yaitu: 1) Standar

Kompetensi Lulusan; 2) Standar Isi; 3) Standar Proses; 4) Standar Pendidik dan

Tenaga Kependidikan; 5) Standar Sarana dan Prasarana; 6) Standar Pengelolaan; 7)

Standar Pembiayaan; 8) Standar Penilaian. Akumulasi dari pencapaian 8 SNP

direfresentasikan dalam pelaksanaan pemetaan mutu. Oleh karena itu hasil pemetaan

mutu harus dapat mencerminkan ketercapaian mutu kelembagaan, sehingga

masyarakat sebagai sasaran layanan memiliki keyakinan dan komitmen serta kepastian

dalam peningkatan partisipasi terhadap PAUD dan Pendidikan Masyarakat.

3. Tujuan Strategis 3 (T3): Supervisi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat.

Pengendalian seluruh proses pembelajaran dan pengelolaan PAUD dan Pendidikan

Masyarakat harus dapat terlaksana secara berkelanjutan dan sistematis pada seluruh

satuan pendidikan Dikmas. Pelaksanaan pengendalian dilakukan dalam bentuk

supervisi menggunakan instrumen yang valid dan reliabel, sehingga hasil yang dicapai

dalam pelaksanaan supervisi dapat dijadikan rujukan dalam pembinaan dan

pengembangan program PAUD dan Pendidikan Masyarakat.

Page 16: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

12 | P a g e

4. Tujuan Strategis 4 (T4): Fasilitasi dalam bentuk pendampingan dan bimbingan

penyusunan dan pelaksanaan program.

Demokratisasi penyelenggaan pendidikan nonformal dilaksanakan untuk memberikan

Ketersediaan layanan pendidikan, Keterjangkauan layanan pendidikan, meningkatkan

kualitas mutu layanan pendidikan, mewujudkan kesetaraan untuk pendidikan dan

menjamin kepastian layanan pendidikan. Agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang

demokratis, maka proses pengelolaan pendidikan dengan melakukan pendampingan

dan bimbingan terhadap lembaga dan pengelola pendidikan nonformal, secara terpadu

dengan menyertakan seluruh komponen yang bertanggungjawab terhadap lembaga

pendidikan.

5. Tujuan Strategis 5 (T5): Pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya PAUD

dan Pendidikan Masyarakat.

Mutu sumber daya PAUD dan Pendidikan Masyarakat dalam seluruh proses

penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh ketersediaan tenaga pendidik dan

tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi dan kualifikasi sesuai standar menurut

jenis layanan satuan pendidikan. Dalam rangka mencapai kuantitas dan kualitas mutu

sumber daya PAUD dan Pendidikan Masyarakat, dilaksanakan pendidikan dan

pelatihan tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan sesuai dengan kebutuhan.

Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan tenaga Pendidik dan

Tenaga Kependidikan yang berorientasi pada persaingan di era tekhnologi informasi

dan wawasan yang memadai baik nasional dan internasional dilaksanakan magang di

dalam negeri dan luar negeri bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang

memiliki kelayakan.

6. Tujuan Strategis 6 (T6): Kemitraan program PAUD dan Pendidikan Masyarakat.

Penyelenggaraan program PAUD dan Pendidikan Masyarakat akan bisa terlaksana

dengan baik dan sistematis harus dapat melibatkan seluruh komponen dan pemangku

kepentingan pendidikan. Dalam rangka menyertakan seluruh komponen dan

pemangku kepentingan secara aktif, maka diperlukan adanya kemitraan.

Page 17: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

13 | P a g e

7. Tujuan Strategis 7 (T7): Tatakelola administrasi yang akuntabel dan berbasis

elektronik.

Pengelolaan tatakelola administrasi yang akuntabel dan berbasis elektronik harus dapat

mencerminkan prinsip pemerintahan yang baik dan bersih. Dalam rangka mewujudkan

tatakelola tersebut di atas, maka dilaksanakan pembinaan tekhnis bagi tenaga

administrasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga

dapat meminimalisir adanya penyimpangan yang dapat menurunkan citra

kelembagaan dan kepercayaan publik.

C. Sasaran Strategis PAUD Dan Pendidikan Masyarakat

Dalam mengukur tingkat ketercapaian tujuan strategis pembangunan pendidikan anak usia

dini dan pendidikan masyarakat, diperlukan sejumlah Sasaran Strategis (SS) yang

menggambarkan kondisi yang dicapai pada tahun 2019. Selanjutnya ditetapkan Indikator

Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) untuk mengukur apakah sasaran strategis untuk

mengkonfirmasi tujuan strategis tersebut dicapai pada tahun 2019. Sasaran strategis adalah

sebagai berikut.

No Sasaran Strategis (SS) IKK

1 Tersedianya hasil pengkajian dan pengembangan Model/Program, PAUD-Dikmas yang bermutu, berwawasan Gender, Pendidikan untuk pembangunan bekelanjutan (ESD) dan kewarganegaraan global serta replikabel diseluruh regional/wilayah

1) Model/Program PAUD-Dikmas yang Dikembangkan

2) Lembaga/Satuan PAUD-Dikmas yang Menerapkan Model/Program hasil kajian/pengembangan

3) Jumlah peralatan dan failitas perkatoran

4) Kendaraan operasional perkantoran

5) Jumlah Dokuem perencanan dan Evaluasi pelaksanaan rencana

6) Dokumen keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, dan BMN

7) Bangunan Gedung

Page 18: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

14 | P a g e

Pengukuran keberhasilan penerapan strategi ini dilakukan dengan merumuskan indikator

dan target pencapaian yang dijabarkan sebagai berikut :

No. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Target

2015 2016 2017 2018 2019

IKK.3.4074.1.1 Model/Program PAUD-Dikmas yang Dikembangkan 7 8 8 8 8

IKK.3.4074.1.2 Lembaga/Satuan PAUD-Dikmas yang Menerapkan Model/Program hasil kajian/pengembangan

22 100 170 457 457

IKK.3.4074.1.4 Jumlah peralatan dan failitas perkatoran 261 24 1 2 2 IKK.3.4074.1.5 Kendaraan operasional perkantoran - - - 1 1

IKK.3.4074.1.6 Jumlah Dokuem perencanan dan Evaluasi pelaksanaan rencana

3 3 3 3 3

IKK.3.4074.1.7 Dokumen keuangan, kepewaian, ketatausahaan, dan BMN

4 4 4 4 4

IKK.3.4074.1.9 Bangunan Gedung - 1392 1392 2784 2784

D. Tata Nilai

Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan

mendukungnya. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh

pegawai dalam menjalankan tugas. Tata nilai yang di utamakan pada Renstra PAUD dan

Pendidikan Masyarakat NTB 2015—2019 ini adalah sebagai berikut.

1. Memiliki Integritas

Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama

dalam hal kejujuran dan kebenaran dalam tindakan, memiliki integritas, bersikap jujur,

dan mampu mengemban kepercayaan.

2. Kreatif dan Inovatif

Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap

permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru.

3. Inisiatif

Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari

pekerjaan, melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk

Page 19: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

15 | P a g e

memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau

untuk menghindari timbulnya masalah.

4. Pembelajar

Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan,

pengetahuan dan pengalaman serta mampu mengambil hikmah dan mejadikan pelajaran

atas setiap kejadian.

5. Menjunjung Meritokrasi

Memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan

kelayakan dan kecakapannya.

6. Terlibat Aktif

Suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan agar pihak lain

tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya.

Page 20: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

16 | P a g e

BAB III

GAMBARAN UMUM BP-PAUD DAN DIKMAS

NUSA TENGGARA BARAT

A. Kelembagaan

1. Profil

BP-PAUD dan Dikmas NTB adalah UPT Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan

Informal (Permendikbud Nomor 02 Tahun 2017). Secara operasional BP-PAUD dan

Dikmas NTB melaksanakan tugas sejak 17 Maret 2008. Tahun 2009 kantor di Jalan Gajah

Mada Nomor 173 Jempong Baru Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tugas

pokok dan fungsi BP-PAUD dan Dikmas NTB sesuai Permendikbud Nomor 02 Tahun

2017 adalah mempunyai tugas melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan

program, supervisi, fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program, dan pengembangan

sumber daya serta pelaksanan kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan

nonformal, dan pendidikan informal. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi telah

menghasilkan beberapa produk pengembangan baik pengembangan program pendidikan

anak usia dini, keaksaraan, maupun pendidikan kecakapan hidup. Produk-produk tersebut

diharapkan dapat di implementasikan untuk mengisi berbagai program percontohan di 2

provinsi yakni Nusa Tenggara Barat sebanyak 12 Satuan Pendidikan daerah yakni 1

Satuan Pendidikan BPKBM dan 11 SKB di Kabupaten dan Kota, dan Provinsi Bali 1

Satuan Pendidikan BPKB dan 9 SKB di Kabupaten dan Kota.

Page 21: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

17 | P a g e

2. Struktur Organisasi

Gambar 1: Struktur Organisasi BP-PAUD dan Dikmas NTB

3. Wilayah Kerja

Pada tahun 2015 s.d 2016 Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Dikmas (BP-PAUD dan Dikmas) NTB adalah salah satu dari 29 Unit Pelaksana Teknis

(UPT) baru, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Kementerian Pendidikan

Nasional Nomor 02 Tahun 2017, dengan wilayah kerja meliputi Provinsi NTB.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 69 Tahun 2015, terjadi perubahan

nomenkelatur Satker Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, dan (BP-PAUD

dan Dikmas) NTB menjadi Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan

Pendidikan Masyarakat NTB disertai dengan kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas tentang

perubahan wilayah kerja dan koordinasi yaitu terdiri dari 1 (satu) propinsi yaitu Nusa

Tenggara Barat yang terdiri dari 10 kabupaten/kota.

4. Visi, Misi, Tugas, dan Fungsi Lembaga

1) Visi

Visi lembaga adalah “Bersama Mewujudkan Lembaga PAUD dan Dikmas yang

Mandiri, Berdaya saing dan Berbudaya Mutu Tahun 2024”.

2) Misi

Untuk pencapaian visi BP-PAUD Dan Dikmas NTB, maka ditentukan misi meliputi:

a. Melakukan pengembangan program PAUD Dan Pendidikan Masyarakat

bermutu;

KEPALA BPPAUD DAN DIKMAS NTB DRS. EKO SUMARDI, M.Pd.

SUBBAGIAN UMUM

SUHARMAN, S.H.

SEKSI PENGEMBANGAN SUMBERDAYA

H. AHMAD BAWAZIR, S.H

SEKSI PENGEMBANGAN

PROGRAM

HARYANTO, M.Pd.

SEKSI INFORMASI &

KEMITRAAN

HIZBUL MAUDUDI, S.S.

Kelompok Jabatan Fungsional

Page 22: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

18 | P a g e

b. Melakukan Pemetaan mutu PAUD dan pendidikan Masyarakat;

c. Melakukan Supervisi Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat;

d. Memberikan fasilitasi dalam bentuk pendampingan dan bimbingan penyusunan

dan pelaksanaan program;

e. Melakukan pengembangan dan peningkatan mutu Sumber Daya PAUD dan

Pendidikan Masyarakat;

f. Melaksanakan kemitraan program PAUD dan Pendidikan Masyarakat

g. Melaksanakan tatakelola administrasi yang akuntabel dan berbasis elektronik.

3) Tugas

Melaksanakan pengembangan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan

masyarakat.

4) Fungsi

Dalam melaksanakan tugas BP-PAUD dan Dikmas memiliki fungsi lembaga,

meliputi:

a. Pengembangan program pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;

b. Pemetaan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;

c. Supervisi satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat;

d. Fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan anak usia dini dan

pendidikan masyarakat;

e. Pengembangan sumber daya pendidikan anak usia dini dan pendidikan

masyarakat;

f. Pengelolaan sistem informasi pendidikan anak usia dini dan pendidikan

masyarakat;

g. Pelaksanaan kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini dan pendidikan

masyarakat; dan

h. Pelaksanaan urusan administrasi BP-PAUD dan Dikmas.

Page 23: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

19 | P a g e

5. Fasilitas kelembagaan

a. Pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana prasarana

Infrastruktur yang dimiliki BPPAUD dan Dikmas NTB adalah 4 gedung yang terdiri dari:

(a) Gedung Perkantoran (b) Guest House (c) Labsite PAUD dan (d) Aula (Ruang Micro

Teaching), Laboratorium Bahasa dan Ruang-ruang Kelas Pembelajaran (rincian pada

lampiran).

b. Kesesuaian dan Kecukupan Sarana dan Prasarana

Infrastruktur (sarpras) pendukung pada BP-PAUD Dan Dikmas NTB akan terus

dikembangkan sesuai dengan masterplan, yang jika dikaji dengan kebutuhan dan kondisi

kekinian, maka sarpras saat ini dibanding jumlah ketenagaan cukup memadai untuk

melaksanakan layanan dan mengembangkan program/kegiatan secara optimal. Namun

jika memenuhi tuntutan ideal sebuah unit BP-PAUD dan Dikmas NTB, maka kedepan

kondisi infrastruktur pada Balai sudah tidak dapat memenuhi prasyarat layanan dan

pengembangan yang optimal, sehingga dibutuhkan segala bentuk fasilitas penambahan

dari kekurangan/ataupun kerusakan yang ada.

c. Keberlanjutan Pengadaan, Pemeliharaan dan Pemanfaatannya

BP-PAUD Dan Dikmas NTB, secara berkesinambungan memerlukan

pemenuhan/kecukupan fasilitas untuk menunjang proses layanan kepada masyarakat

secara baik dan optimal. Pengadaan dan Pemanfaatan sarpras harus terus diupayakan

seoptimal mungkin, disamping upaya-upaya pemeliharaan (maintenance), yang harus

dilakukan secara rutin dan berkesinambungan.

6. Strategi Pelaksanaan Program Kegiatan

Untuk mencapai tujuan, sasaran, dan keluaran/output yang telah ditetapkan, maka

pelaksanaan program kerja BP-PAUD Dan Dikmas NTB, didasarkan pada strategi:

a. Penjabaran tugas pokok dan fungsi pada masing-masing Subbag/Seksi ke dalam

program-program kerja di lingkungan BPPAUD dan Dikmas NTB. Penjabaran ini

sangat penting karena memungkinkan masing-masing Subbag/Seksi untuk dapat

melaksanakan program yang sesuai dengan rincian tugasnya masing-masing.

b. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka menciptakan sinkronisasi program dan sinergi

sumber daya sehingga pelaksanaan program kegiatan semakin efektif dan efisien.

Koordinasi dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Koordinasi menjadi

semakin penting karena pada dasarnya pelaksanaan program tidak dapat dilakukan

secara parsial atau terpisah antara program kegiatan yang satu dengan yang lainnya.

Page 24: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

20 | P a g e

c. Pelaksanaan program mengacu pada mekanisme sesuai organisasi dan tata kerja balai

serta ketentuan perundangan yang berlaku.

d. Optimalisasi pelaksanaan koordinasi di wilayah kerja BP-PAUD dan Dikmas NTB

terhadap Satuan Pendidikan dan Lembaga Mitra, BP-PAUD dan Dikmas NTB

membentuk Tim Raih Budaya Mutu, yang terbagi menjadi 10 Kabupaten/Kota, yang

mempunyai tugas melaksanakan komunikasi dan koordinasi dengan Satuan Pendidikan

dan Lembaga Mitra penyelenggara program PAUD dan Dikmas untuk mencapai

Standar Nasional Pendidikan.

e. Menindak lanjuti petunjuk teknis peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan

tentang Satuan Pengawasan Internal (SPI) maka dipandang perlu untuk membentuk Tim

SPI pada BP-PAUD dan Dikmas NTB dalam melaksanakan tugas pengawasan yang

mencakup kelembagaan lingkup tugas kompetensi sumber daya manusia, kode etik,

standar audit, laporan dan telaahan sejawat.

B. SDM (Kompetensi dan Kualifikasi)

Pembinaan sumber daya manusia pada BP-PAUD dan Dikmas NTB menjadi

prioritas utama dalam menunjang implementasi visi, misi tujuan dan sistem penyelenggaraan

pengembangan sistem pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Seluruh unit

kerja (seksi) supaya dikembangkan secara bersamaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tenaga analis di masing-masing unit (seksi) diberi kesempatan penuh untuk

mengembangkan gagasannya demi pengembangan BP-PAUD dan Dikmas NTB yang

berkualitas dan diberikan penghargaan bagi yang berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar

aturan-aturan yang telah ditentukan. Ketenagaan yang dimiliki BP-PAUD dan Dikmas NTB

secara keseluruhan adalah 68 orang yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil 35 orang dan

Pramubhakti 33 orang (rincian pada lampiran).

C. Kerjasama/Kemitraan

Menindaklanjuti pengembangan dan pelaksanaan program BP-PAUD dan Dikmas NTB,

dan memperkuat kemitraan dengan berbagai stakeholder dan komponen masyarakat lainnya

merupakan suatu keharusan. Membangun kemitraan dan jejaring kerja (networking) dengan

instansi dan Universitas/Akademik, Satuan Pendidikan dan Lembaga Mitra baik secara

internal maupun eksternal, maka BP-PAUD dan Dikmas NTB harus mempersiapkan kualitas

secara menyeluruh baik yang berkaitan dengan sarana dan prasarana, proses, maupun

Page 25: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

21 | P a g e

ketenagaan yang ada. Secara organisasi BP-PAUD dan Dikmas NTB merupakan UPT pusat

yang menyelenggarakan koordinasi dan fasilitasi berbagai program PAUD dan Dikmas di

Provinsi NTB. BP-PAUD dan Dikmas NTB juga telah melaksanakan berbagai bentuk

Kerjasama/MoU dengan lembaga mitra baik pemerintah maupun swasta, sebagai langkah

strategis pemberdayaan masyarakat (rincian pada lampiran).

D. Manajemen

1. Kepemimpinan Organisasi

Efisiensi dan efektifitas kepemimpinan di dalam pengelolaan program sangat

menentukan keberhasilan dari setiap program yang dilaksanakan. Dalam kepemimpinan

diperlukan dukungan dari semua elemen yang terkait dan manajemen yang handal serta

profesional. Efektifitas dan efisiensi kepemimpinan harus dimulai dari analisis dan

perencanaan yang tepat sehingga di dalam pengelolaan program selanjutnya dapat dilakukan

secara maksimal. Seorang pemimpin harus mampu memberikan pelayanan yang dapat

memberikan kepuasan kepada para bawahannya. Dedikasi seorang pemimpin akan terangkat

jika kepuasan bawahannya tercipta dengan baik. Pemanfaatan kebutuhan BP-PAUD dan

Dikmas NTB bagi bawahannya tetap menjadi prioritas utama yang tidak dapat

dikesampingkan dan semua itu dilakukan dengan efektif dan efisien.

2. Perencanaan dan Pengembangan Program

Perencanaan ini didasarkan atas 6 (enam) bidang pembahasan yaitu: (1) Perencanaan:

tujuan perencanaan, faktor perencanaan, strategi perencanaan, dan tahap perencanaan. (2)

Melakukan organisasi baik dari jajaran pimpinan sampai bawahan. (3) Melakukan

komunikasi sebagai bentuk sistem interaksi sosial antar lembaga dalam mencapai tujuan

yang diinginkan. (4) Melakukan koordinasi sebagai wujud kerjasama dan saling mendukung

atas program yang ingin dijalankan. (5) Melakukan pengawasan terhadap proses kegiatan

yang telah berjalan, sehingga dapat diketahui titik positif dan negatif dan terahir (6) setelah

mendapatkan hasil dari pengawasan, dilanjutkan dengan melakukan penilaian program

sebagai bentuk pengawasan.

Tujuan Perencanaan diarahkan untuk penyempurnaan dan pemantapan lembaga dan

pengembangan program. Adapun faktor perencanaan mengacu pada potensi yang dimiliki

oleh BP-PAUD dan Dikmas NTB yaitu pegawai/staf (negeri maupun pramubhakti), masing-

masing unit atau seksi, sistem organisasi dan administrasi, perpustakaan, sarana dan

prasarana, alat perlengkapan penunjang keberhasilan program dan keuangan. Sedangkan

Page 26: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

22 | P a g e

strategi perencanaan merujuk pada penetapan sasaran-sasaran pendirian dan usaha yang akan

dilaksanakan yang tersusun dalam bentuk rencana pengembangan yang diterapkan dalam 2

(dua) tahap perencanaan yakni perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.

3. Dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu hasil pengembangan

Hasil evaluasi yang dilakukan secara bertahap dari pengembangan program selama ini maka

BP-PAUD dan Dikmas NTB masih memerlukan kerja keras dan pembenahan secara terus

menerus baik secara internal yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan persiapan

konsep bagi kelanjutan dan keberhasilan pegawai/staf kedepannya. Selanjutnya dampak

secara eksternal, penjabaran informasi masih belum merata di tengah-tengah masyarakat.

Kendati demikaian pengenalan informasi tentang BP-PAUD dan Dikmas NTB ini terus

dilakukan secara maksimal dan terus-menerus. Hasil evaluasi yang didapat selama ini bahwa

terdapat masih lemahnya koordinasi yang dilakukan kepada berbagai instansi yang

membutuhkan sehingga adanya beberapa program yang disalurkan sampai saat ini belum

menciptakan hasil maksimal.

Page 27: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

23 | P a g e

BAB IV

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI, KERANGKA REGULASI,

KERANGKA PENDANAAN DAN KELEMBAGAAN

BP-PAUD DAN DIKMAS NUSA TENGGARA BARAT

A. Arah Kebijakan dan Strategi

Arah kebijakan dan strategi BP-PAUD dan Dikmas NTB mengacu pada arah kebijakan dan

strategi yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta arah kebijakan

dan strategi yang ada pada Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas tahun 2015—2019.

Sebagaimana diketahui bahwa saat ini kita memasuki tahap ketiga (2015-2019) dari

Tahapan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

2005-2025. Pada tahapan ketiga dari RPJPN ini bertema memantapkan pembangunan

secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif,

perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumber daya manusia

yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK.

Arah kebijakan BPP-AUD dan Dikmas NTB tahun 2015—2019 memuat langkah-

langkah yang berupa program dan kegiatan untuk memecahkan permasalahan yang

penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan, serta memiliki dampak yang besar

terhadap pencapaian Rencana Strategis Ditjen PAUD dan Dikmas tahun 2015-2019. Oleh

karena itu, arah kebijakan dan strategi yang ada dalam Renstra BP-PAUD dan Dikmas ini

selalu mempertimbangkan agenda-agenda dan komitmen di semua level, mulai di level

internasional, nasional, hingga komitmen dan agenda di level regional.

Di level internasional, ada komitmen seperti konvensi internasional mengenai pendidikan,

khususnya Konvensi Dakar tentang Pendidikan untuk Semua (Education for All)

termasuk agenda EFA setelah tahun 2015, Konvensi Hak Anak (Convention on the

Right of Child), Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community- AEC)

pada tahun 2015, dan beberapa komitmen lainnya. Di level nasional ada komitmen

pemerintah terhadap pengembangan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development

Index-HDI), dan beberapa komitmen di level regional seperti visi-misi Provinsi NTB.

Kualitas sumber daya manusia (SDM) tercermin dari tingkat pendidikan, kesehatan, dan

pendapatan penduduk, yang menjadi komponen inti Indeks Pembangunan Manusia

Page 28: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

24 | P a g e

(IPM). IPM Indonesia terus mengalami peningkatan dari 71,8 pada tahun 2009 menjadi

73,8 pada tahun 2013. IPM tersebut menggambarkan rata-rata lama sekolah penduduk

usia 15 tahun ke atas selama 8,14 tahun dan angka melek aksara penduduk usia 15 tahun

ke atas sebesar 94,1%. Sementara itu, usia harapan hidup saat lahir mencapai 69,9 tahun

dan produk domestik bruto (PDB) per kapita sebesar Rp33,3 juta. Jumlah penduduk

miskin juga menunjukkan penurunan, dari 12,4% atau 29,9 juta orang pada tahun 2011

menjadi 11,5% atau 28,6 juta orang pada tahun 2013. NTB yang menjadi salah satu

wilayah kerja BP-PAUD dan Dikmas Nusa Tenggara Barat menempati urutan IPM 30 dari

34 provinsi yang ada di Indonesia. Artinya, posisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi

BP-PAUD dan Dikmas NTB untuk merumuskan arah kebijakan yang tepat untuk

membantu peningkatan IPM di wilayah kerjanya.

Problem pembangunan SDM di NTB menjadi agenda penting untuk terus meningkatkan

kualitas hidup masyarakat. Dalam konteks inilah pentingnya gerakan revolusi mental

untuk mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku semua orang, yang

berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa besar

dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, dan provinsi NTB menjadi

provinsi yang bisa berdaya saing. Revolusi mental mengandung nilai-nilai esensial yang

harus diinternalisasi baik pada setiap individu maupun bangsa, yaitu: etos kemajuan, etika

kerja, motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan aturan, berpandangan optimistis,

produktif-inovatif-adaptif, kerja sama dan gotong royong, dan berorientasi pada kebajikan

publik dan kemaslahatan umum.

Melalui revolusi mental, pembangunan manusia diharapkan akan melahirkan insan-insan

bekualitas dan unggul, yang menjunjung tinggi nilai, norma, dan identitas budaya bangsa;

memiliki kesa-daran dalam mengelola kekayaan alam secara efisien dan berkelanjutan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat; berpartisipasi dalam politik kenegaraan

dengan memberi kontribusi pada penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih

(anti korupsi), sejalan dengan proses penegakan hukum yang tegas untuk mewujudkan

keadilan, serta memperkuat pertahanan dan keamanan negara-bangsa dengan memberi

jaminan dan perlindungan hak-hak dasar warga negara; dan berkomitmen untuk

meningkatkan produktivitas melalui berbagai macam kegiatan ekonomi yang berorientasi

untuk mengentaskan kemiskinan dan didukung oleh infrastruktur yang memadai, sehingga

dapat memacu percepatan pembangunan nasional. Dengan demikian, revolusi mental

Page 29: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

25 | P a g e

merupakan faktor yang sangat penting untuk mendorong transformasi kehidupan

berbangsa dan bernegara yang dilakukan melalui pembangunan inklusif untuk mencapai

kemajuan dan mewujudkan kemakmuran.

Arah kebijakan BP-PAUD dan Dikmas NTB merupakan strategi penjabaran program

dan/atau prioritas pembangunan sesuai dengan visi dan misi kementerian pendidikan dan

kebudayaan dan Renstra Ditjen PAUD dan Dikmas. Arah kebijakan tersebut dituangkan

dalam strategi yang merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif

untuk mewujudkan visi dan misi Kemendikbud dan Renstra Ditjen PAUD dan Dikmas

DIKMAS. Arah kebijakan BP-PAUD dan Dikmas NTB selanjutnya dilaksanakan melalui

program dan kegiatan tahun 2015-2019 dengan menggunakan struktur perencanaan dan

anggaran yang terbaru. Penyesuaian dan penyempurnaan dilakukan pada struktur

kinerja yang mencakup sasaran strategis (SS) dan indicator kinerja kegiatan (IKK).

Pelaksanaan kebijakan dijabarkan menurut Sasaran Strategis (SS) dan indikator kinerja

kegiatan (IKK) BP-PAUD dan Dikmas NTB. Program BP-PAUD dan Dikmas NTB

bertujuan untuk menghasilkan pengkajian dan pengembangan Model/Program, PAUD-

Dikmas yang bermutu, berwawasan Gender, pendidikan untuk pembangunan

bekelanjutan (ESD) dan kewarganegaraan global serta direplikasi diseluruh regional/

wilayah.

No. Sasaran Strategis (SS) IKK

1 Tersedianya hasil pengkajian dan

pengembangan Model/Program,

PAUD-Dikmas yang bermutu,

Berwawasan Gender, Pendidikan

untuk pembangunan bekelanjutan

(ESD) dan kewarganegaraan global

serta replikabel diseluruh

regional/wilayah

a. Model/Program PAUD-Dikmas yang Dikembangkan

b. Lembaga/Satuan PAUD-Dikmas yang Menerapkan Model/Program hasil kajian/pengembangan

c. Jumlah peralatan dan failitas perkatoran

d. Kendaraan operasional perkantoran

e. Jumlah Dokuem perencanan dan Evaluasi pelaksanaan rencana

f. Dokumen keuangan, kepegawaian, ketatausahaan, dan BMN

g. Bangunan Gedung

Tabel 4.1 Sasaran Strategis dan IKK BPPAUD dan Dikmas NTB

Page 30: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

26 | P a g e

Pengukuran keberhasilan penerapan strategi ini dilakukan dengan merumuskan indikator

dan target pencapaian yang dijabarkan sebagai berikut.

No. Indikator Kinerja Kegiatan

(IKK)

Target

2015 2016 2017 2018 2019

IKK.3.4074.1.1 Model/Program PAUD-Dikmas yang

Dikembangkan 7 8 8 8 8

IKK.3.4074.1.2 Lembaga/Satuan PAUD-Dikmas yang

Menerapkan Model/Program hasil

kajian/pengembangan

22 100 170 457 457

IKK.3.4074.1.4 Jumlah peralatan dan failitas 261 24 1 2 2 IKK.3.4074.1.5 Kendaraan operasional perkantoran - - - 1 1

IKK.3.4074.1.6 Jumlah Dokuem perencanan

dan Evaluasi pelaksanaan 3 3 3 3 3

IKK.3.4074.1.7 Dokumen keuangan, kepewaian,

ketatausahaan, dan BMN

4 4 4 4 4

IKK.3.4074.1.9 Bangunan Gedung - 1392 1392 2784 2784

Tabel 4.2 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

B. Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi yang mendukung dan melandasi pelaksanaan program BP-PAUD dan

Dikmas NTB tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian dan pengembangan Model/Program

Dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu hasil pengkajian dan pengembangan

Model/program Paud-Dikmas diperlukan aturan atau ketentuan dengan menyiapkan

antara lain: (i) penyusunan proposal atau Term of refrence (TOR)

pengkajian/pengembangan model; (ii) penyusunan desain pengkajian/pengembangan

model/program; (iii) melaksanakan tahapan-tahapan pengkajian dan pengembangan

model/progam sebagaimana tertuang dalam desain, (iv) penyusunan pedoman

kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam rangka asistensi pengkajian dan

pengembangan model/program.

2. Penyelenggaraan program BP-PAUD dan Dikmas yang bermutu

Dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan program BP-PAUD dan Dikmas yang

bermutu, diperlukan aturan atau ketentuan dengan menyiapkan antara lain: (i)

Penyusunan pedoman penyelenggaraan program sesuai dengan model/program hasil

Page 31: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

27 | P a g e

pengembangan, (ii) penyusunan Pedoman peningkatan kompetensi PTK satuan

pendidikan BP-PAUD dan Dikmas, (iii) Pengembangan kurikulum dan bahan ajar,

(iv) Petunjuk Pelaksanaan Pemetaan Mutu dan Supervisi yang berpedoman pada

Perdirjen Nomor 2 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pemetaan Mutu

Program/Satuan PAUD dan Dikmas dan Perdirjen Nomor 3 Tahun 2016 tentang

Petunjuk Teknis Supervisi pada PAUd dan Dikmas.

3. Program PAUD dan Dikmas berwawasan Gender

Dalam upaya mewujudkan program BP-PAUD dan Dikmas yang berwawasan

gender di wilayah BP-PAUD dan Dikmas NTB, perlu memberikan bahan masukan

untuk: (i) penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Kesetaraan

Gender, atau pengarusutamaan gender, atau istilah yang sejenis lainnya; (ii)

penyusunan regulasi atau kebijakan terkait pelaksanaan PUG termasuk PPRG di

berbagai bidang pembangunan; (iii) penyusunan regulasi terkait pencegahan dan

penanganan berbagai tindak kekerasan. Selain itu diupayakan juga untuk: (i)

penguatan lembaga yang menangani kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

termasuk perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan; (ii) penguatan

lembaga pelayanan perempuan korban kekerasan termasuk TPPO; (iii) penguatan

lembaga dan jejaring PUG di tingkat regional NTB ; (iv) peningkatan kapasitas SDM

dalam penerapan PUG dan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan termasuk

TPPO; (v) prioritas penyelenggaraan program PAUD dan Dikmas untuk komunitas

perempuan; dan (v) menfasilitasi penyelenggaraan koordinasi antara pemerintah,

lembaga layanan, masyarakat, dan dunia usaha dalam penerapan PUG.

4. Pendidikan untuk pembangunan bekelanjutan (ESD) dan kewarganegaraan global.

Guna mengimplementasikan komitmen bagi terwujudnya Pendidikan untuk

pembangunan bekelanjutan (ESD), BP-PAUD dan Dikmas NTB akan terlibat dan

mengambil bagian dalam program yang mendukung terwujudnya ESD, seperti

memaksimalkan program PAUD, Kesetaraan, kursus dan pelatihan, Keaksaraan,

Pendidikan Keluarga dan program Dikmas lainnya. BP-PAUD dan Dikmas NTB

juga akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, penguasaha, dan

masyarakat pada umumnya untuk mewujudkan ESD.

Page 32: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

28 | P a g e

5. Replikasi Model/Program di seluruh regional/wilayah.

Untuk menjamin terlaksananya program replikasi model di wilayah NTB, maka BP-

PAUD dan Dikmas NTB akan mengambil beberapa kebijakan/regulasi, yakni;

pertama, memastikan model yang didesain dan dikembangkan dijamin proses dan

prosedur teruji. Di samping itu, karena yang akan dilakukan adalah replikasi model,

maka BP-PAUD dan Dikmas NTB akan berkoordinasi dengan Direktorat Teknis

Ditjen PAUD dan Dikmas, pemerintah daerah, satuan pendidikan BPKB dan SKB,

serta lembaga penyelenggara program BP-PAUD dan Dikmas. Untuk menjamin

pelaksanaan replikasi model berlangsung dengan baik, maka harus dipastikan

adanya Standar Operating Prosedure (SOP) Replikasi Model.

C. Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan pendidikan terdiri dari: (1) membagi beban dan tanggung jawab

pembia-yaan pembangunan pendidikan (pemerintah pusat, provinsi, kab/kota,

masyarakat); (2) memper-baiki Norma Standar Prosedur dan Kriteria (NSPK); (3)

memperbaiki mekanisme dan cakupan penggunaan dana bantuan; (4) memperbaiki

petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan. Selain itu pendanaan pembangunan BP-PAUD

dan Dikmas dalam kurun waktu 2015-2019 mengacu pada amanat UUD RI 1945 dan

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, serta melanjutkan fungsi dan tujuan

pendidikan dan kebudayaan sebagaimana telah ditetapkan pemerintah untuk jangka

waktu 2005-2025, yaitu (1) memperjelas pemihakan kepada masyarakat miskin; (2)

penguatan desntralisasi dan otonomi pendidikan; (3) insentif dan disinsentif bagi

peningkatan akses, mutu dan tata kelola pendidikan dan kebudayaan. Pelaksanaan

ketiga fungsi pendidikan dan kebudayaan tersebut bertujuan untuk mewujudkan

pelayanan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan standard nasional pendidikan dan

standard pelayanan minimal BP-PAUD dan Dikmas, yang dicerminkan dalam

kerangka pendanaan dan anggaran serta pembagian tanggungjawab pendanaan antara

pemerintah dengan pemerintah daerah sebagaimana tercantum dalam Peraturan

Pemerintah No. 38 Tahun 2007 Pasal 13 tentang tata cara pengelolaan bersama.

Meskipun penyediaan anggaran pendidikan menjadi kewajiban pemerintah (sesuai

dengan amanat UUD 1945 dan UU Sisdiknas (sesuai Keputusan MK RI Nomor 13

Tahun 2008), namun partisipasi masyarakat dalam mensupport penyelenggaraan

PAUD dan Dikmas masih sangat diharapkan, apalagi anggaran untuk bidang PAUD

Page 33: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

29 | P a g e

dan Dikmas sangat terbatas (termasuk alokasi yang disediakan oleh pemerintah

daerah). Hal ini terlihat dari anggaran yang diperoleh satuan pendidikan setiap

tahunnnya yang relatif kecil, padahal jumlah sasaran yang harus dilayani sangat besar.

Oleh karena itu, partisipasi pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah provinsi,

pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha/industri serta lembaga mitra, dan masyarakat

pada umumnya sangat diperlukan.

Ada beberapa prinsip pendanaan yang menjadi rujukan dalam mengimplementasikan

program yang diselenggarakan oleh BP-PAUD dan Dikmas NTB, yaitu;

1. Prinsip keadilan, yang berarti bahwa besarnya pendanaan pendidikan oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat disesuaikan dengan

kamampuan masing-masing, dan pembagian kewenangan anggarannya secara

proporsional.

2. Prinsip kecukupan, yang berarti bahwa pendanaan pendidikan cukup untuk

membiayai penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi sandar nasional

pendidikan.

3. Prinsip keberlanjutan, dengan maksud bahwa pendanaan pendidikan dapat

digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang

memenuhi standard nasional pendidikan.

4. Prinsip efisiensi, yaitu dengan mengefektifkan dan mengoptimalkan sumber daya

yang ada, dan menggunakan anggaran yang terbatas untuk mendapatkan hasil yang

maksimal, termasuk dalam menjamin terwujudnya capaian akses, mutu, relevansi

dan daya saing lapayanan pendidikan.

5. Prinsip transparansi, yakni dilakukan dengan memenuhi asas kepatutan dan tata

kelola yang baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, penyelenggara

pendidikan yang didirikan oleh masyarakat, dan satuan pendidikan sehingga dapat

diaudit atas dasar standard audit yang berlaku, dan menghasilkan opini audit wajar

tanpa perkecualian, serta dapat dipertanggungjawabkan secara transparan kepada

pemangku kepentingan pendidikan.

6. Prinsip akuntabilitas publik, yakni diwujudkan dengan memberikan

pertanggung-jawaban atas kegiatan yang dijalankan oleh penyelenggara atau

Page 34: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

30 | P a g e

satuan pendidikan kepada pemangku kepentingan pendidikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

D. Kelembagaan BP-PAUD dan Dikmas NTB

Pelaksanaan pengembangan dan pelayanan pandidikan anak usia dini, Pendidikan

Masyarakat, seperti yang tertuang dalam renstra BP-PAUD dan Dikmas harus dapat

dilaksanakan secara terstruktur mulai dari tingkat regional sampai tingkat paling

bawah yaitu lembaga masyarakat. Proses pelaksanaan pengembangan

disesuaikan dengan tupoksi dan kedudukan lembaga BP-PAUD dan Dikmas itu

sendiri.Kedudukan BP-PAUD dan Dikmas dalam organisasi adalah Unit Pelaksana

Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang secara struktur berada dibawah

koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dan Pendidikan Masyarakat

(Permendikbud No. 17 Tahun 2012). Tugas dan fungsi BP-PAUD dan Dikmas Nusa

Tenggara Barat adalah Melaksanakan pemetaan mutu pendidikan, pengembangan

program, supervisi, fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program, dan pengembangan

sumber daya serta pelaksanaan kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan

masyarakat.

Sesuai dengan fungsi pengembangan, diketahui bahwa pada tingkat regional,

pengembangan program BP-PAUD dan Dikmas dilaksanakan oleh BP-PAUD dan Dikmas

provinsi Nusa Tenggara Barat, sedangkan hasil pengembangan yang telah dilaksanakan,

selanjutnya diimplementasikan oleh satuan pendidikan yang ada di masing-masing

kabupaten/kota yang ada di wilayah kerja BP-PAUD dan Dikmas NTB. Perlu diketahui

bahwa BP-PAUD dan Dikmas NTB yang berlokasi di Kota mataram mempunyai wilayah

layanan: provinsi NTB terdiri dari 10 SKB sebagai satuan pendidikan.

Ditingkat kabupaten/kota, pengelolaan dan penyelenggaraan program BP-PAUD dan

Dikmas dilaksanakan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota, khususnya bidang Paud-

Dikmas dan satuan pendidikan Paud dan Dikmas SKB kabupaten/kota. Dinas pendidikan

kabupaten/kota bersama datuan pendidikan Kab/kota merupakan instansi/kelembagaan

sebagai pelaksana program pendidikan, karena pemerintah kabupaten/kota sebagai

pembina secara langsung terhadap lembaga penyelenggara satuan pendidikan dan

pelayanan BP-PAUD dan Dikmas kepada masyarakat, seperti lembaga PAUD, LKP,

PKBM, dan lembaga sejenis lainnya.

Page 35: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

31 | P a g e

BAB V

KERANGKA IMPLEMENTASI

Kerangka implementasi Renstra BP-PAUD dan Dikmas NTB 2015–2019 mencakup: (a)

pengembangan program; (b) strategi pendanaan; (c) koordinasi, tata kelola dan pengawasan

yang menjamin terlaksananya tugas dan fungsi serta tercapainya visi, misi serta tujuan

BP-PAUD dan Dikmas NTB.

A. Pengembangan Program

BP-PAUD dan Dikmas NTB melaksanakan reformasi perencanaan dan penganggaran

berpedoman pada Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Permendikbud Nomor 9 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

di Lingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Sehubungan dengan hal

tersebut, penyusunan Renstra menjadi keharusan bagi setiap UPT di Lingkungan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan

jaminan keberlanjutan program selama lima tahun ke depan. Renstra juga merupakan

persyaratan utama bagi upaya mewujudkan akuntabilitas dan transparansi serta

peningkatan mutu keluaran (output) dan hasil (outcome) dalam pemanfaatan APBN.

Renstra akan menjadi acuan (guidance) pelaksanaan program dan kegiatan bagi setiap

satuan kerja agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya semakin akuntabel.

Sejalan dengan itu juga tetap dilakukan reformasi bidang perencanaan yang

dimaksudkan agar di dalam penyusunan Renstra tergambar secara jelas keterkaitan

antara Sasaran strategis dengan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK). Hal ini dimaksudkan

untuk lebih memantapkan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja/performance

based budgeting.

Selanjutnya melalui reformasi perencanaan dan penganggaran diharapkan diperoleh

gambaran pembiayaan selama lima tahun mendatang. Renstra BP-PAUD dan Dikmas

NTB 2015—2019 ini disusun dengan pendekatan bottom up dan top down dengan

keterlibatan seluruh Seksi/Subbag. Pendekatan top down mengandung makna bahwa

perencanaan ini memperhatikan pula ketersediaan anggaran sesuai anggaran yang

dialokasikan oleh Ditjen PAUD dan Dikmas. Dari sisi pelaksanaan, pendekatan bottom

up dilakukan untuk memperoleh gambaran kebutuhan pendanaan berdasarkan data

kebutuhan riil guna mewujudkan kondisi pendanaan ideal.

Page 36: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

32 | P a g e

B. Strategi Pendanaan BP-PAUD dan Dikmas

1. Perkiraan Kebutuhan Anggaran Paud-Dikmas

Besarnya pembiayaan program dan kegiatan BP-PAUD dan Dikmas NTB selama

lima tahun (2015-2019) dihitung berdasarkan kebutuhan anggaran untuk mencapai

target jumlah satuan pendidikan yang memenuhi standar nasional pendidikan.

Perkiraan kebutuhan anggaran BP-PAUD dan Dikmas sebagai berikut :

Program/

Kegiatan

Sasaran Strategis/ Sasaran Kegiatan (Output)

Alokasi (dalam ribuan rupiah)

TOTAL 2015 2016 2017 2018 2019

4074

SK.3.4074.1

Layanan Pengkajian, Pengembangan Model/Program, dan Pemetaan Mutu PAUD Dikmas

15.881.805 29.806.944 20.552.418 42.407.300 44.351.130 152.999.597

Tersedianya hasil pengkajian dan pengembangan model/program PAUD-Dikmas yang bermutu, berwawasan gender pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (ESD). dan kewarganegaraan global, serta replikabel diseluruh regional/wilayah

Table Perkiraan Kebutuhan Anggaran Program BP-PAUD-Dikmas NTB Tahun 2015–2019

C. Koordinasi, Tata Kelola, dan Pengawasan

Keberhasilan dalam mengimplementasikan Renstra sangat tergantung pada komitmen

dalam proses penyusunan dan penjabarannya jika dilakukan koordinasi dan pengawasan

yang baik. Untuk mencapai tujuan yang dituangkan dalam Renstra perlu dilakukan

koordinasi, penataan sistem tata kelola, dan pengawasan dalam perencanan dan

implementasi Renstra.

1. Koordinasi Perencanaan Paud-Dikmas Koordinasi penyusunan Renstra PAUD-Dikmas dilakukan melalui workshop

penyusunan renstra yang melibatkan semua unit kerja di lingkungan BPPAUD dan

Dikmas NTB. Pokok pembahasan adalah implementasi kebijakan, sasaran program

dan kegiatan, serta monitoring dan evaluasi tahunan Renstra BPPAUD dan Dikmas.

2. Sistem Tata Kelola

Implementasi Renstra BP-PAUD dan Dikmas NTB 2015–2019 secara umum

digambarkan pada Bagan Bisnis Proses BP-PAUD dan Dikmas NTB.

Page 37: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

33 | P a g e

3. Pengendalian dan Pengawasan

Pengendalian terhadap implementasi Renstra dilakukan melalui pengawasan internal

dan pengendalian yang merupakan tanggungjawab Kepala BPPAUD dan Dikmas

yang dalam pelaksanaan pengendalian internalnya dilakukan oleh SPI.

Mekanisme Pelaksanaan Program dan Anggaran BP-PAUD dan Dikmas NTB

3. Pemantauan dan Evaluasi

a. Tujuan Pemantauan dan Evaluasi

Sistem pemantauan dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

implementsi Renstra. Pemantauan dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat

pencapaian dan kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra BP-

PAUD dan Dikmas NTB 2015–2019 dengan hasil yang dicapai berdasarkan

kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan/atau program PAUD-Dikmas.

DIREKTORAT TERKAIT

TEKNOLOGI INFORMASI

Pemetaan Mutu Mengembangkan Model Pengembangan Sumber Daya Supervisi

Peta Mutu Satuan Model PAUD Kompetensi SDM Satuan Pendidik

Memenuhi 8 SNP

Kemitraan

SDM Sarana Prasarana Sistem Kerja (SOP &

Instruksi Kerja) Anggaran Peraturan

Perundangan

Dasar Perencanaan dan Pelaksanaan Program

Diaplikasikan pada satuan Pendidikan

SDM dapat bekerja profesional

Satuan pendidik berkualitas/terakreditasi/bermutu

Bisnis Proses BPPAUD dan Dikmas NTB

Page 38: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

34 | P a g e

b. Prinsip-Prinsip Pemantauan dan Evaluasi

Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip yaitu:

(1) kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari pemantauan dan evaluasi; (2)

pelaksanaan dilakukan secara objektif; (3) dilakukan oleh petugas yang memahami

konsep, teori dan proses serta berpengalaman dalam melaksanakan pemantauan

dan evaluasi agar hasilnya sahih dan handal; (4) pelaksanaan dilakukan secara

terbuka (transparan), sehingga pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan

hasilnya dapat dilaporkan kepada stakeholders melalui berbagai cara; (5)

melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan secara

proaktif (partisipatif); (6) pelaksanaannya dapat dipertanggungjawabkan secara

internal dan eksternal (akuntabel); (7) mencakup seluruh objek agar dapat

menggambarkan secara utuh kondisi dan situasi sasaran pemantauan dan evaluasi

(komprehensif); (8) pelaksanaan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan dan pada saat yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang

terjadi; (9) dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan; (10) berbasis indikator

kinerja, yaitu kriteria/indikator yang dikembangkan berdasarkan kebijakan

Kemendikbud; dan (11) efektif dan efisien, artinya target pemantauan dan evaluasi

dicapai dengan menggunakan sumber daya yang ketersediaannya terbatas dan

sesuai dengan yang direncanakan.

c. Ruang Lingkup Pemantauan dan Evaluasi

Impelementasi pemantauan dan evaluasi yang sudah bejalan pada Seksi dan Subbag

di Lingkungan BP-PAUD dan Dikmas NTB meliputi:(a) pemantauan dan

pengendalian program bulanan dan triwulanan, (b) evaluasi kinerja tahunan , (c)

evaluasi kinerja tengah periode Renstra melalui Pencapaian Kinerja BP-PAUD dan

Dikmas NTB, (d) evaluasi akhir masa Renstra.

1) Pemantauan dan Pengendalian Program

Sistem pemantauan dan pengendalian program di lingkungan BP-PAUD dan

Dikmas NTB dilakukan secara bulanan dan triwulanan.

Perkembangan/kemajuan bulanan pelaksanaan program/kegiatan di masing-

masing Seksi dan Subbag dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Balai

dengan sistem pelaporan sebagai berikut :

Page 39: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

35 | P a g e

Desain, SK, Surat Tugas

DIPA

PelaksanaanKegiatan

Koordinasi Penyusunan

Laporan BulananUPT

Draft Laporan

Analisis dan EvaluasiKepala Balai

Laporan Bulanan

Masalah Selesai

Tindak Lanjut

Ya

tidakLaporan Pelaksanaan

Kegiatan

Penyusunan LaporanPertanggungjawaban

kegiatanLaporan

PertanggungjawabanKeuangan

Penyusunan LaporanPertanggungjawaban

keuangan

Desain, SK, Surat Tugas

DIPA

Bagan Alur Pemantauan dan Pengendalian Berjenjang

3) Evaluasi Kinerja Tahunan

Evaluasi tahunan dilakukan terhadap keseluruhan program yang ditetapkan

pada Rencana Kerja (Renja) tahun t-1, Sumber informasi yang digunakan dalam

evaluasi tahunan meliputi: hasil pengendalian dan pemantauan dan evaluasi

Lakip. Tujuan evaluasi tahunan adalah untuk mengetahui capaian indikator

kinerja yang ditetapkan pada Rencana Kerja Tahun ke t-1 secara keseluruhan

serta memberikan rekomendasi perbaikan terhadap Rencana Kerja Tahun t+1.

4) Evaluasi Tengah Masa Renstra

Evaluasi tengah masa (mid terms) dilakukan terhadap keseluruhan program

yang ditetapkan pada Rencana Kerja (Renja) tahun t-2 dan t-1, dan evaluasi

tengah tahun ke t (tahun berjalan). Sumber informasi yang digunakan dalam

Evaluasi Tengah Masa adalah Evaluasi Tahunan t-2, t-1, dan t. Evaluasi Tengah

Masa bertujuan untuk mengetahui perkembangan (trend) pencapaian indikator

kinerja sampai dengan tengah masa periode renstra dan berguna untuk

memprediksi keberhasilan/ketercapain sasaran di akhir masa periode Renstra.

Dengan adanya perkiraan ketercapaian sasaran Renstra, jika teridentifikasi

sasaran tidak akan tercapai pada masa periode Renstra, maka BPPAUD dan

Dikmas NTB dapat mengeluarkan kebijakan dalam percepatan pencapaian

sasaran Renstra.

Page 40: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

36 | P a g e

5) Evaluasi Akhir Periode Renstra

Evaluasi akhir periode renstra merupakan evaluasi yang dapat

menggambarkan tingkat keberhasilan tujuan Renstra BP-PAUD dan Dikmas

NTB 2015–2019 secara keseluruhan periode renstra. Selain dari itu, tujuan

evaluasi akhir masa periode renstra adalah untuk mengukur dampak berbagai

program terhadap pencapain misi yang telah dirumuskan pada Renstra. Hasil

evaluasi akhir periode Renstra bermanfaat untuk input terhadap penyusunan

Renstra periode berikutnya (Renstra Balai 2020–2024). Hal ini penting untuk

menjamin adanya kesinambungan pelaksanaan program PAUD-Dikmas dalam

jangka panjang. Kebijakan dan program yang memiliki nilai good practices

pada pencapaian tujuan Renstra perlu dipertahankan dan terdokumentasikan

agar dapat dipelajari untuk penyusunan kebijakan dan program pada Renstra

periode berikutnya.

Implementasi monitoring dan evaluasi dapat dilihat pada bagan berikut.

Bagan 5.3 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi Renstra BPPAUD dan Dikmas NTB

Page 41: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

37 | P a g e

BAB VI

PENUTUP

Seperti dikemukakan di awal bahwa Rencana Strategis Balai Pengembangan Pendidikan Anak

Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Tahun 2015-2019 ini disusun berdasarkan pemikiran

bahwa pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat harus diperlakukan sebagai proses

pendidikan yang tidak statis (menetap), melainkan sesuatu yang dinamis (tidak menetap),

mengingat proses belajar dan membelajarkan dalam jalur pendidikan nonformal, yang tidak

selalu dibatasi oleh ruang dan waktu, yang berbeda dengan sistem persekolahan pada pendidikan

formal. Berdasarkan perbedaan karakteristik inilah maka perlu memperkenalkan, menjelaskan,

membahas, menganalisis dengan tetap mempertimbangkan kondisi objektif peserta didik, aspek

kependudukan dan geografi, kondisi soal-ekonomi, faktor sosial-budaya yang melaterbelakangi

minat dan ekpektasi peserta didik ketika memasuki program dan kegiatan pendidikan anak usia

dini, nonformal dan informal dan kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai.

Karena sifatnya yang tidak statis melainkan dinamis inilah maka baik peserta didik dan tenaga

pendidik nonformal haruslah diperlakukan sebagai agen pendidikan yang berperan aktif dalam

proses belajar dan membelajarkan di jalur pendidikan ini. Tanpa pengenalan dan pemahaman

yang akrab akan sifatnya yang dinamis itu agak sulit kita mengukur indikator, output, outcome

dan komponenkomponen pendukung lainnya ketika harus menyusun Renstra ini. Belum lagi

kalau kita harus berbicara tentang sistem penjaminan mutu pendidikan pada jalur pendidikan

nonformal, dengan memahami fakta bahwa pendidikan nonformal berbeda dengan pendidikan

formal, akan sangat membantu kita untuk memahami dan mengapresiasi poin-poin penting yang

hendak disampaikan dalam Renstra ini.

Fakta bahwa untuk mengukur indikator, output, outcome dan seterusnya dalam pendidikan

masyarakat demikian kompleks, luas, dan beragam, terkadang tuntutan di lapangan masih

bergantung pula pada situasi dan kondisi yang kerap berubah dan bisa jadi dapat berubah lagi

setiap saat. Namun, terlepas dari sifat pendidikan masyarakat yang dinamis bahkan cenderung

mobile, kiranya Renstra ini sudah cukup memadai untuk menampung hasrat, minat dan aspirasi

masyarakat untuk mendapat layanan pendidikan nonformal, lebih khusus lagi bagi mereka yang

belum beruntung, baik karena faktor ekonomi maupun karena kendala geografis, untuk

mendapatkan layanan pendidikan yang sudah semestinya menjadi haknya sebagai warga Negara

Indonesia.

Penjabaran lebih lanjut dari Renstra ini tidak mungkin hanya bertumpu pada pengenalan dan

pemahaman kita tentang karakteristik pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat

setelah mempertimbangkan keadaan, kemampuan, dan kebutuhan masyarakat setempat,

tetapi yang tidak kurang pentingnya adalah sumber pendanan yang tersedia di Pusat (APBN)

Page 42: .$7$ 3(1*$17$5 · s %$% , 3(1'$+8/8$1 $ /dwdu %hodndqj 7xjdv gdq ixqjvl %3 3$8'1, 5hjlrqdo 9 0dwdudp vhehoxp uhylvl glgdvdundq sdgd 3hudwxudq 0hqwhul 3hqglglndq gdq .hexgd\ddq 5hsxeoln

38 | P a g e

maupun di Daerah (APBD). Betapapun, ketersediaan dan keseimbangan pendanaan pusat

dan daerah menjadi faktor pendukung lainnya, yang harus menjadi bahan pertimbangan kita

dalam kerangka pengelolaan pendanaan yang efektif dan efisien, untuk pemenuhan

kebutuhan layanan pendidikan dalam jalur pendidikan nonformal, sebagai upaya konkret

demi mewujudkan cita-cita kita bersama yaitu menuju masyarakat pembelajar sepanjang

hayat.

Rencana Strategis Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Masyarakat Tahun 2015 - 2019 telah disusun berdasarkan pada peraturan

perundangundangan yang berlaku. Penyusunan Renstra sudah dilakukan melalui berbagai

tahapan, termasuk interaksi dengan para pemangku kepentingan dan organisasi mitra kerja

pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat dengan mempertimbangkan capaian

kinerja pembangunan dan kondisi saat ini. Dengan demikian, Renstra BPPAUD dan Dikmas

NTB telah mengakomodasikan semua tugas dan fungsi yang menjadi tanggungjawab

BPPAUD dan Dikmas NTB, memelihara kesinambungan dan keberlanjutan program,

memenuhi aspirasi pemangku kepentingan dan masyarakat, serta mengantisipasi masa

depan.

Berdasarkan Permendikbud No. 35 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di

Lingkungan Kemendikbud pasal 4 ayat (4) menyatakan unit kerjaeselon I menyusun dan

menetapkan Renstra untuk masa 5 (lima) tahun dengan mengacu pada Renstra Kementerian,

sedangkan ayat (5) menyatakan unit kerja eselon II dan UPT menyusun dan menetapkan

Renstra untuk masa 5 tahun dengan mengacu pada Renstra Eselon I.

Selain yang diuraikan di atas, Renstra BP-PAUD dan Dikmas NTB diharapkan bisa dipahami

serta dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, khusus para pemangku kepentingan. Dengan

demikian, banyak pihak dapat terlibat aktif secara efektif dan konstruktif dalam kegiatan

pembangunan PAUD dan Dikmas. Termasuk memberi kritik, evaluasi dan rekomendasi.

Pelibatan publik secara lebih aktif dan terintegrasi diharapkan mampu meningkatkan hasil

pembangunan Paud-Dikmas selama lima tahun mendatang.