6._SUTRISNA

8

Click here to load reader

Transcript of 6._SUTRISNA

Page 1: 6._SUTRISNA

76 Pengaruh Konsentrasi Larutan Al2(SO4)3-0,1% NaOCl terhadap KetahananKorosi Baja Galvanis pada Pipa Air Minum oleh Sutrisna

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN Al2(SO4)3 - 0,1% NaOClTERHADAP KETAHANAN KOROSI BAJA GALVANIS

PADA PIPA AIR MINUM

SutrisnaJurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Jl. Babarsari, CT Depok Sleman Yogyakarta 55281E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Pipa baja galvanis merupakan baja karbon rendah dengan lapisan galvanisnyamengandung unsur seng (Zn) 99,7% dan biasanya diaplikasikan sebagai pipa padaair minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju korosi dari pengaruhkonsentrasi larutan Al2(SO4)3 (Aluminium Sulfat) ditambah 0,1 % NaOCl (SodiumHypoclorit) terhadap baja galvanis.

Penelitian ini menggunakan bahan pipa baja galvanis, untuk mengetahui lajukorosi dari pengaruh konsentrasi larutan Al2(SO4)3 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 mlditambah 0,1 % NaOCl digunakan teknik polarisasi dengan metode sel tiga elektroda.Pengujian lain yang dilakukan yaitu pengujian mekanis (tarik, kekerasan) danpengujian struktur mikro.

Hasil pengujian komposisi menunjukkan pipa baja galvanis mengandung unsurkarbon sebesar 0,091% sehingga tergolong dalam baja karbon rendah sedangkanlapisan galvanis mengandung unsur seng sebesar 99,691%. Struktur mikro pipabaja galvanis adalah ferit dan perlit sedangkan struktur lapisan galvanis adalahbaja digalvanisasi yang unsur utamanya adalah seng (Zn). Pada uji tarik, pipa bajagalvanis bersifat ulet, dari pengujian kekerasan pipa baja galvanis mempunyai sifatyang lunak sedangkan dari uji korosi, laju korosi terendah pada larutan 10 mlAl2(SO4)3 ditambah 0,1 % NaOCl sebesar 1,27 mm/tahun, sedangkan laju korositertinggi yaitu pada larutan 40 ml Al2(SO4)3 ditambah 0,1 NaOCl sebesar 2,58 mm/tahun. Semakin tinggi rentang konsentrasi larutan Al2(SO4)3 ditambah larutan NaOClmaka laju korosi yang terjadi adalah aktif.

Kata Kunci: pipa baja galvanisl laju korosi, polarisasi, Al2(SO4)3 - NaOCl.

PENDAHULUANKorosi adalah proses rusaknya logam ka-

rena terjadinya reaksi kimia dan elektrokimiaakibat kontak material dengan lingkungan. Korosimerupakan suatu peristiwa yang pasti akan terjadidan tidak dapat dihindari tetapi dapat dikendali-kan. Faktor penting dalam pengendalian korosiadalah pemilihan bahan secara tepat serta jadwalperawatan secara teratur (berkala).

Sistem proteksi dapat dilihat dari berbagaiaspek antara lain: dari aspek ekonomi diusahakanuntuk mengurangi kerugian-kerugian biayaperbaikan akibat rusaknya material, dari aspekkeselamatan bertujuan untuk mempertinggi angkakeselamatan terutama untuk alat-alat yang rawanterhadap serangan korosi seperti pesawatterbang, kapal laut dan konstruksi bangunan, dariaspek pelestarian korosi dapat memboroskan

Page 2: 6._SUTRISNA

77MEDIA MESIN, Vol. 9, No. 2, Juli 2008, 76 - 83ISSN 1411-4348

sumber-sumber material (sumber daya alam).Metode pencegahan korosi dapat dilaku-

kan dengan cara melindungi permukaan logamdengan bahan pelindung seperti dengan pela-pisan cat dan dapat juga dilakukan denganpelapisan logam seng (Zn) yang sering disebutdengan galvanisasi.

Baja merupakan logam yang banyakdigunakan dalam teknik dan meliputi 95 % dariseluruh produksi logam dunia (Amstead, 1989).Baja karbon adalah salah satu jenis dari beberapaklasifikasi baja. Baja karbon itu masih dapat di-bagi lagi ke dalam beberapa jenis yaitu baja kar-bon rendah, baja karbon sedang dan baja karbontinggi (Wiryosumarto, 2000). Baja galvanisadalah termasuk baja karbon rendah yang dila-pisi logam seng (Zn) dengan tingkat kemurniantinggi (99,7%) ditambah sejumlah timah hitam,aluminium dalam jumlah tertentu dan diproses de-ngan kondisi bebas oksidasi sehingga menghasil-kan baja lapis seng yang handal (Priyotomo, 2008).Baja galvanis banyak diaplikasikan untuk pem-buatan pipa, konstruksi jembatan dan atap rumah.

Cepat atau lambat terjadinya korosi padabaja galvanis dipicu oleh faktor larutan pada air(H2O) yang melewati saluran pipa tersebut.Larutan yang terkandung pada air minum itusendiri diantaranya dapat berupa kaporit dantawas. Tawas (Al2(SO4)3) merupakan bahanuntuk penjernihan air yang paling banyak diguna-kan, bahan ini selain murah dan mudah didapat-kan dipasaran juga mudah penyimpanannya.Selain itu tawas juga cukup efektif untuk menu-runkan kadar flour. Pemakaian tawas yang banyakmaka pH air makin turun karena hasilnya adalahH2SO4 (asam sulfat). Pemakaian tawas palingefektif antara pH 5,8 - 7,4 atau 5,9 - 7 (Degre-mont, 1987). Kaporit (NaOCl) adalah senyawakimia yang pada kadar tinggi bersifat korosif.Pada persentase rendah bisa digunakan sebagaipenjernih air, pemutih pakaian (Rukmana, 2008).

TINJAUAN PUSTAKAJuwita (2006) meneliti tentang ketahanan

korosi baja galvanis celup panas dalam mediaHCl dan NaOH, pada baja karbon rendah yangtelah digalvanisasi celup panas dengan metode

polarisasi, laju korosi dalam media HCl lebihtinggi dari pada media NaOH.

Arshyad (2006) meneliti tentang pening-katan ketahanan korosi pelat baja karbon rendahyang digalvanisasi dengan pelat baja karbonrendah yang tidak digalvanisasi dalam mediapengkorosi asam sulfat 0,05 ml, asam klorida0,03 ml dan asam nitrat 0,01 ml. Pelat bajakarbon rendah yang digalvanisasi dengan sengmenggunakan teknik RF Sputtering variasiwaktu (15, 20, 30 dan 40 menit), jarak elektroda(10, 12, 14, dan 16 mm), dan daya (170, 180,190 dan 200 watt). Uji korosi menggunakanmetode teknik polarisasi dengan alat Poten-siostat PGS 201 T. Hasil penelitian menunjukkanpelat baja karbon rendah yang tidak digalvanisasisangat cepat terjadi korosi sedangkan pelat bajakarbon rendah yang digalvanisasi pada variasiwaktu diperoleh waktu optimum 30 menitdengan peningkatan ketahanan korosi sebesar2,5 kali dari pada pelat baja yang tidak digalva-nisasi. Kondisi ini terjadi pada daya tetap 200watt dan jarak tetap 14 mm. Pada variasi jarakelektroda diperoleh jarak yang paling baik pada16 mm dengan peningkatan ketahanan korosipelat baja sebanyak 4,5 kali, kondisi ini terjadipada daya tetap 200 watt dan waktu tetap 30menit. Pada variasi daya diperoleh daya optimum200 watt pada kondisi waktu tetap 30 menit danjarak tetap 14 mm dengan peningkatan keta-hanan korosi sebanyak 2,5 kali. Secara kese-luruhan pelat baja karbon rendah yang digalva-nisasi dengan proses RF Sputtering mampumeningkatkan ketahanan korosi dari pada pelatbaja yang tidak digalvanisasi.

BajaBaja merupakan paduan dari besi (Fe)

dan karbon (C) serta sejumlah unsur seperti: Mn,Si, S, P dan N. Baja paduan, di samping mengan-dung unsur-unsur seperti yang terdapat dalambaja karbon, juga mengandung unsur-unsur lainyaitu Ni, Cr, Mo, Mn, Si, V, Co, Cu dan Pb.Baja merupakan logam yang paling banyakdigunakan dalam teknik yaitu dalam bentuk pelat,batang dan lembaran pipa, baja dapat dibentukmelalui pengecoran dan penempaan sedangkan

Page 3: 6._SUTRISNA

78 Pengaruh Konsentrasi Larutan Al2(SO4)3-0,1% NaOCl terhadap KetahananKorosi Baja Galvanis pada Pipa Air Minum oleh Sutrisna

karbon merupakan salah satu unsur terpentingkarena dapat meningkatkan kekerasan dankekuatan baja (Amstead, 1989). Baja karbondapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu bajakarbon rendah, baja karbon ini mengandungkarbon <0,30 %. Baja karbon sedang, bajakarbon ini mengandung karbon 0,30 %-0,70 %.Baja karbon tinggi, baja karbon ini mengandungkarbon 0,70%-1,40% (Amstead,1989).

Baja GalvanisBaja galvanis adalah baja lapis seng (Zn)

yang mengandung bahan seng dengan tingkatkemurnian tinggi (99,7%) ditambah dengansejumlah timah hitam dan aluminium dalam jumlahtertentu diproses dengan kondisi bebas oksidasisehingga menghasilkan baja lapis seng dengankualitas yang handal (Priyotomo, 2008).

Lapisan galvanis dibentuk oleh reaksi an-tara baja dengan seng pada temperatur galvanis,metalurgi baja dan kondisi permukaan akanmempengaruhi ketebalan hasil galvanis. Bajagalvanis memiliki sifat yang dapat memperbaikigoresan kecil, baja terekspos ke udara luar akanditutup kembali oleh seng. Hal ini terjadi karenaseng di sekitarnya akan terserap dan mengendappada baja tersebut mengganti apa yang sebelum-nya hilang karena goresan (Gusriandra, 2008).

KorosiKorosi dapat didefinisikan sebagai penu-

runan mutu logam akibat reaksi elektrokimiadengan lingkungannya (Trethewey, 1991). Korosijuga didefinisikan sebagai proses degradasimaterial (perusakan dan penurunan kualitas) akibatinteraksi dengan lingkungan melalui reaksi kimiadan proses elektrokimia. Definisi lain, ko-rosiadalah proses kebalikan dari ekstraksi meta-llurgi(Fontana, 1978). Proses korosi yang biasa disebutdengan karat dapat juga dipandang sebagai prosespembusukan suatu bahan dan proses perubahansifat suatu bahan akibat pengaruh reaksi denganlingkungan sekitarnya (Trethewey, 1991)

PolarisasiLogam tidak berada dalam kesetimbangan

dengan larutan yang mengandung ion-ionnya,

potensial elektrodanya berbeda dari potensialkorosi bebas dan selisih antara keduanya biasadisebut polarisasi (Trethewey,1991), simbol yangdigunakan untuk polarisasi adalah µ. Potensialelektroda akan berubah selama berlangsungnyaproses korosi, potensial anoda cenderung naikdan potensial katoda cenderung turun, dengandemikian perbedaan antara anoda dan katodamenjadi lebih kecil. Potensial yang terukur darisuatu logam yang terkorosi adalah potensialgabungan dari anoda dan katoda yangterpolarisasi, disebut potensial korosi (Ecorr).Besarnya arus pada potensial korosi disebut aruskorosi (Icorr). Menurut hukum Faraday lajukorosi dari suatu anoda adalah sebanding denganarus korosi. Laju korosi biasanya dinyatakandengan laju pengurangan berat luas dan lajupenipisan, satuan yang biasa digunakan adalahmpy (mils per year). Hubungan antara rapat arusdengan laju korosi dapat dihitung dengan rumus:(Fontana, 1978)

R = ρ)(129,0 EwIcorr ...........................[1]

Keterangan :R = laju korosi (mpy)I corr= rapat arus korosi (µA/cm2) Ew = berat ekivalen (gram/ekivalen) ρ = berat jenis (gram/cm3)

Ew = .............[2]

Metode Sel Tiga Elektroda

Gambar 1. Sel Tiga Elektroda

E / v

Elektroda kerja

Elektroda pembantu

Elektrolit

Elektroda acuan kalomel jenuh

Sumber GGL Galvanometer Voltmeter

Page 4: 6._SUTRISNA

79MEDIA MESIN, Vol. 9, No. 2, Juli 2008, 76 - 83ISSN 1411-4348

Sel tiga elektroda adalah perangkat labo-ratorium baku untuk penelitian kuantitatif terha-dap sifat-sifat korosi bahan yang merupakankesempurnaan dari sel korosi basah (Trethewey,1991), sel tiga elektroda itu antara lain :

a. Elektoda kerja (working electrode)Elektroda kerja (working electrode)

adalah istilah yang dipakai untuk menggantikanelektroda yang sedang diteliti. Elektroda kerjadapat disiapkan dengan cara memasang sebuahspesimen kecil dalam resin pendingin tetapi spe-simen harus mempunyai hubungan listrik yangdapat disiapkan sebelum pemasangan.

b. Elektroda pembantu (counter electrode)Elektroda pembantu berfungsi untuk

mengangkut arus dalam rangkaian yang terbentukdalam penelitian tetapi elektroda pembantu tidak

dapat digunakan untuk pengukuran potensial.Bahan dari elektroda pembantu ini biasanya meng-gunakan batang karbon, selain batang karbon bisajuga menggunakan platina dan emas.

c. Elektroda acuanElektroda ini adalah sebagai titik dasar untuk

mengacu pengukuran elektroda kerja. Arus yangmengalir melalui elektroda ini harus kecil bilatidak elektroda ini akan ikut dalam reaksi sel,sehingga potensialnya tidak lagi konstan.

METODE PENELITIAN

BahanBahan yang digunakan adalah pipa baja

galvanis diameter 75 mm dan Al2(S04)3 (aluminiumsulfat) dan NaOCl (sodium hypochlorit) sebagaibahan larutannya dalam pengujian korosi.

Mulai

Persiapan baja galvanis

Persipan benda uji komposisi

Uji komposisi

Persipan benda uji (uji kekerasan, uji tarik, uji struktur mikro, uji korosi

Uji tarik Uji korosi

Variasi larutan

Analisa data

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Al2(SO4)3=10 mlNaOCl= 0,1%

Al2(SO4)3=20 ml NaOCl= 0,1%

Al2(SO4)3=30 ml NaOCl= 0,1%

Al2(SO4)3=40 ml NaOCl= 0,1%

Air bersih

Uji struktur mikro Uji kekerasan

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

Page 5: 6._SUTRISNA

80 Pengaruh Konsentrasi Larutan Al2(SO4)3-0,1% NaOCl terhadap KetahananKorosi Baja Galvanis pada Pipa Air Minum oleh Sutrisna

PengujianPengujian polarisasi merupakan proses

pengujian korosi, untuk mengetahui rapat aruskorosi. Uji polarisasi dilakukan di laboratoriummilik Badan Teknologi Nuklir (BATAN) Yogya-karta. Sebelum pengujian korosi dilakukan,didahului pengujian komposisi kimia, strukturmikro, tarik dan kekerasan.

Diagram alir penelitian ditunjukkan padagambar 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian KomposisiBerdasarkan hasil pengujian komposisi

dengan menggunakan mesin Spectrometer milikPT. Itokoh Ceperindo Klaten, terdapat unsur-unsur yang ada pada pipa baja galvanis adalahFe 99.41%, S 0.008%, C 0.091%, Ni 0.033%,Si 0.009%, Cr 0.030%, Mn 0.254%, Mo0.010%, P 0.028%, Cu 0.027% dan Al0.033%. Adapun dengan menggunakan mesinX-Ray Fluorescense milik Badan TeknologiNuklir (BATAN) Yogyakarta, unsur yang adapada lapisan pipa baja galvanis adalah Zn99.691%.

Menurut klasifikasi baja karbon, kadarkarbon 0,08% - 0,12% adalah termasuk bajakarbon rendah yang bersifat sangat lunak(Wiryosumarto, 2000). Data hasil uji komposisimemiliki karbon (C) 0,091%, sehingga pipa bajagalvanis termasuk dalam kategori baja karbonrendah yang bersifat sangat lunak.

Baja galvanis adalah baja lapis seng (Zn)yang mengandung sebesar 99,7% (www.cahayabentengmas.co.id). Data hasil uji komposisilapisan galvanis pada data tersebut maka lapisantersebut termasuk dalam standarisasi galvanisdengan persentase seng (Zn) 99,691%.

Hasil Pengujian Struktur MikroPengujian struktur mikro dilakukan dengan

pengamatan pada benda uji, daerah yang diamatidan diambil (difoto) yaitu daerah sisi permukaandan sisi lapisan dalam pipa baja galvanis denganperbesaran 500x.

Gambar 3. Struktur Mikro PermukaanPipa Baja Galvanis

Hasil dari pengujian foto struktur mikrostruktur yang terlihat adalah ferit dan perlit,struktur yang terlihat mendominasi adalah ferityang menyebabkan pipa baja galvanis bersifatlunak sehingga tergolong dalam kategori bajakarbon rendah dengan kadar karbon (C)0,091%.

Gambar 4. Struktur Mikro LapisanGalvanis Bagian dalam Pipa

Hasil dari pengujian foto struktur mikrolapisan galvanis dapat dilihat pada (gambar 4),menunjukkan bahwa lapisan galvanis denganunsur utamanya adalah seng (Zn) dengan tingkatkemurnian yang tinggi yaitu sebesar 99,691%.Lapisan galvanis tersebut mampu memperlambatlaju korosi karena seng memiliki sifat yang dapatmenutup goresan, sehingga udara lembab tidakdapat masuk ke dalam pipa (Beumer, 1978).

Ferit

Perlit

Struktur mikro

Lap. galvanis

Resin

Page 6: 6._SUTRISNA

81MEDIA MESIN, Vol. 9, No. 2, Juli 2008, 76 - 83ISSN 1411-4348

Hasil Pengujian TarikPada pengujian tarik didapatkan besarnya

tegangan maksimum dan regangan Adapun hasilperhitungan uji tarik pada pipa baja galvanisditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengujian Tarik

Baja karbon rendah dengan sifat baja yangsangat lunak mempunyai kekuatan tarik antara36-42 kg/mm2 dengan regangan antara 40-30%(Wiryosumarto, 2000). Dari data hasil pengujiantarik pada (tabel 1) pipa baja galvanis mem-punyai kekuatan tarik rata-rata sebesar 36,20kg/mm2 dan mempunyai regangan rata-rata sebe-sar 36,83%, sehingga dapat dikatakan bahwapipa baja galvanis mempunyai sifat yang ulet dandapat dibuktikan dari hasil struktur mikro pipabaja galvanis struktur ferit lebih banyak mendo-minasi dari pada struktur perlit.

Hasil Pengujian KekerasanPada pengujian kekerasan, harga keke-

rasan dilakukan di tiga titik yaitu mulai dari titiktepi bagian dalam pipa, titik bagian tengah pipadan titik bagian luar pipa.

Gambar 5. Grafik Hasil Uji Kekerasan

Hasil pengujian kekerasan pada (gambar5) diperoleh nilai kekerasan tertinggi diperolehpada posisi titik bagian tengah yaitu sebesar120,4 kg/mm2, pengaruh perbedaan kekerasanini disebabkan oleh proses pengerolan pipa bajagalvanis sehingga struktur kristal di dalam pipabaja galvanis distribusi tegangan tidak merata kesemua ikatan struktur kristal yang bersangkutansehingga sebagian ikatan struktur kristal akanmengalami tekanan lebih besar dibanding ikatanstruktur kristal yang lain (Trethewey, 1991).

Hasil Pengujian KorosiPengujian korosi dilakukan dengan meng-

amati laju korosi pada baja galvanis mengguna-kan teknik polarisasi dengan metode sel tigaelektroda. Media yang digunakan adalah air ber-sih, serta divariasikan dengan larutan Al2(SO4)3(Aluminium Sulfat) 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 mlditambah larutan 0,1 % NaOCl (SodiumHypochlorit). Uji korosi dilakukan pada per-mukaan sisi bagian dalam pipa baja galvaniskarena bagian tersebut dialiri oleh air bersih yangmengandung Al2(SO4)3 (Aluminium Sulfat) danNaOCl (Sodium Hypochlorit).

Untuk mengetahui nilai kuantitatif darilogam yang mengalami korosi dapat dihitung lajukorosi dari persamaan 1 dan 2.

Gambar 6. Grafik Laju Korosi

Spesimen Pmaks (kg)

Kekuatan tarik

(kg/mm2)

Regangan (%)

1 1414 34,81 40,7

2 1493 36,75 37,2

3 1505 37,05 32,6

Rata-rata 36,20 36,83

105.1

120.4

107.7

0

30

60

90

120

150

Tepi bagian dalam Bagian tengah Tepi bagian luar

Posisi titik

Kek

eras

an (k

g/m

m2 )

Grafik kekerasan

2.58

1.271.32

1.89

0.030.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

1 2 3 4 5

Media

Laju

kor

osi (

mm

/tahu

n)

10ml Al2(SO

4)3 + 0,1% NaOCl

20ml Al2(SO

4)3 +0,1% NaOCl

30ml Al2(SO

4)3 + 0,1% NaOCl

40ml Al2(SO

4)3 + 0,1% NaOCl

Air bersih

Page 7: 6._SUTRISNA

82 Pengaruh Konsentrasi Larutan Al2(SO4)3-0,1% NaOCl terhadap KetahananKorosi Baja Galvanis pada Pipa Air Minum oleh Sutrisna

Hasil dari data perhitungan laju korosipada gambar 6 dapat dilihat laju korosi pipa bajagalvanis di dalam media air bersih sebesar 0.03mm/tahun, berdasarkan tingkat ketahanan korosidikategorikan sangat baik. Berbeda denganpenambahan konsentrasi larutan 10 ml Al2(SO4)3ditambah 0,1 % NaOCl laju korosi yang terjadiyaitu 1,27 mm/tahun, jika dibandingkan denganmedia air bersih laju korosi naik sebesar 97,63%.Penambahan konsentrasi larutan 20 ml Al2(SO4)3ditambah 0,1 % NaOCl laju korosi yang terjadi1,32 mm/tahun jika dibandingkan dengan mediaair bersih laju korosi naik sebesar 97,72 %.Penambahan konsentrasi larutan 30 ml Al2(SO4)3ditambah 0,1 % NaOCl laju korosi yang terjadi1,89 mm/tahun apabila dibandingkan denganmedia air bersih laju korosi naik sebesar 98,41%. Begitu juga dengan penambahan larutan 40ml Al2(SO4)3 ditambah 0,1 % NaOCl laju korosiyang terjadi 2,58 mm/tahun dibandingkandengan media air bersih laju korosi baja galvanisjuga mengalami kenaikan sebesar 98,83 %.Maka dapat disimpulkan bahwa pipa bajagalvanis pada rentang konsentrasi larutan semakintinggil kadar Al2(SO4)3 adalah aktif sehingga lajukorosi berlansung cepat.

Berdasarkan tingkat ketahanan korosibahwa ketahanan korosi pipa baja galvanis da-lam larutan tersebut termasuk dalam katagorikurang baik.

KESIMPULAN1. Hasil pengujian komposisi pipa baja galvanis

menunjukkkan unsur karbon (C) sebesar0,091 % merupakan baja karbon rendah,

dan pengujian lapisan dengan unsur utamanyaadalah seng (Zn) yang mengandung 99,691% merupakan lapisan yang digalvanisasidengan tingkat kemurnian yang tinggi.

2. Struktur mikro dari lapisan galvanis meru-pakan pipa baja yang digalvanisasi seng (Zn)adalah ferit dan perlit, struktur ferit mendo-minasi dan penyebarannya lebih merata yangmenyebabkan bersifat sangat lunak.

3. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwapipa baja galvanis mempunyai kekuatan tarikrata-rata sebesar 36,20 kg/mm2 dengan re-gangan rata-rata 36,83 % masuk dalamkatagori baja karbon rendah yang bersifatsangat lunak.

4. Hasil pengujian kekerasan pipa baja galvanisnilai kekerasan tertinggi yaitu pada posisi titikbagian tengah sebesar 120,4 kg/mm2 se-dangkan kekerasan terendah yaitu pada posisititik tepi bagian luar sebesar 105,1 kg/mm2,perbedaan kekerasan ini disebabkan olehkarena proses pengerolan dari pipa bajagalvanis.

5. Hasil pengujian korosi dalam media air bersihsebesar 0,03 mm/tahun, berdasarkantingkat ketahanan korosi digolongkan sangatbaik sedangkan laju korosi dalam medialarutan Al2(SO4)3 dengan rentang konsen-trasi 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml ditambah0,1 % NaOCl adalah aktif sehingga lajukorosi berlansung cepat. Berdasarkan ting-kat ketahanan korosi laju korosi yang terjadipada pipa baja galvanis akibat pengaruhkonsentrasi larutan Al2(SO4)3 ditambah 0,1% NaOCl adalah kurang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Amstead, B.H., terj. Sriati Djaprie, 1989, Teknologi Mekanik, Erlangga, Edisi Ketujuh, Jilid I,Jakarta.

Beumer, BJM.,1978, Ilmu Bahan Logam , jilid I, PT. Bharatara Karya Aksara, Jakarta.

Degremont, 1987, Teknologi Pengolahan Flour Dengan Sistem Koagulasi Flokulasi Dan Tawas,CV. Yrama Widya, Bandung.

Page 8: 6._SUTRISNA

83MEDIA MESIN, Vol. 9, No. 2, Juli 2008, 76 - 83ISSN 1411-4348

Fontana, Mars G., 1978, Corrosion Engineering, McGraw-Hill, Second Edition, United Stateof America.

Gadang Priyotomo dan Soeroso Hartati, 2008, Karakterisasi Perbandingan Material Baja KarbonRendah Dan Baja Nirkarat Di Lingkungan 5% Klorida Dengan Uji Kabut Garam,www.Bentengmas.co.id, 20/3/08

Harsono Wiryosumarto, 2000, Teknik Pengelasan Logam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Leni Juwita, 2006, Study Ketahanan Korosi Baja Galvanis Celup Panas, Skripsi, TidakDipublikasikan, STTN, Yogyakarta.

Setyadi Arshyad, 2006, Pengaruh perbedaan laju korosi baja karbon rendah dengan bajayang digalvanisasi dengan RF Sputtering, Skripsi, Tidak Dipublikasikan, STTN,Yogyakarta.

Tata Surdia, Saito S.,1984, Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, Cetakan Kelima,Jakarta.

Tika Rukmana, 2008, Penggunaan Larutan kaporit, www.Answeryahoo.com, 20/3/08.

Trethewey, K.R. terj. Widharto, 1991, Korosi untuk Mahasiswa dan Rekayasawan, PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta.

Van Vlack, L.H., terj. Sriati Djaprie, 1981, Ilmu danTeknologi Bahan, Erlangga, Cetakan Keempat,Jakarta.

Yandra Gusriandra, 2008 , Terminologi Baja Galvanis, www.Wikipedia.co.id 5/4/08