6.MSDM Strategik Modul Ke-6 by Agus Arijanto_SE_MM PKK Depok 2009

5
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto,SE,MM MSDM STRATEGIK 1 Modul ke-6 Manaj. SDM Strategik Dosen : Agus Arijanto,SE,MM Desain Sitem Kerja Merancang sebuah sistem kerja Sebuah sitem kerja yang baik harus dirancang karena supaya kita dapat bekerja dengan nyaman dan terkendali. Rancangan sistem kerja yang baik akan mempengaruhi performance dan kenyamanan operator. Dan apabila operator kerja merasa nyaman menggunakan sistem tersebut, maka dia dapat bekerja lebih optimal sehingga produktivitas operator menjadi meningkat. Dalam suatu perusahaan, untuk menciptakan suasana yang harmonis dalam lingkungan kerja diperusahaan, harus ada pembenahan segala aspek yang salah satunya adalah sistem kerja yang ada dalam lantai produksi, ini adalah salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan karena sangat berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan perusahaan. Selain melakukan perbaikan metode kerja disetiap bagian untuk meningkatkan produktivitas kerja, tujuan lain yang cukup realistis pada era sekarang adalah meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, mampu beradaptasi dengan pasar dan mempunyai kemampuan berkembang untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. Sistem kerja sebagai salah satu aspek yang perlu diperhatikan, memiliki beberapa faktor penentu, yang menjadi faktor utama adalah pekerja yang berhubungan dengan produksi menjadi faktor penentu untuk perbaikan sistem kerja. Dalam perbaikan tersebut terdapat permasalahan yang komplek sehingga perlu dilakukannya penanganan langsung dari fihak manager produksi, langkah awal adalah dengan memberikan pelatihan kepada pekerja sehingga dapat meningkatkan kualitas dari pekerja tersebut. Apa yang dirancang dalam desain kerja ? Yang perlu dirancang dari sebuah sistem kerja adalah obyek dari sistem kerja tersebut. Sebab operator tidak bisa di eksplor. Desain dari sistemiah yang akan mengikuti user atau operator. Kita dapat mendesain dengan menggunakan ilmu anthropometri sehingga produk yang dirancang menjadi ergonomic dan dapat

description

MSDM Strategik Modul Ke-6 by Agus Arijanto_SE_MM PKK Depok 2009

Transcript of 6.MSDM Strategik Modul Ke-6 by Agus Arijanto_SE_MM PKK Depok 2009

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto,SE,MM MSDM STRATEGIK 1

    Modul ke-6 Manaj. SDM Strategik Dosen : Agus Arijanto,SE,MM

    Desain Sitem Kerja

    Merancang sebuah sistem kerja

    Sebuah sitem kerja yang baik harus dirancang karena supaya kita dapat bekerja

    dengan nyaman dan terkendali. Rancangan sistem kerja yang baik akan mempengaruhi

    performance dan kenyamanan operator. Dan apabila operator kerja merasa nyaman

    menggunakan sistem tersebut, maka dia dapat bekerja lebih optimal sehingga

    produktivitas operator menjadi meningkat. Dalam suatu perusahaan, untuk menciptakan

    suasana yang harmonis dalam lingkungan kerja diperusahaan, harus ada pembenahan

    segala aspek yang salah satunya adalah sistem kerja yang ada dalam lantai produksi,

    ini adalah salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan karena sangat berpengaruh

    terhadap produksi yang dihasilkan perusahaan. Selain melakukan perbaikan metode

    kerja disetiap bagian untuk meningkatkan produktivitas kerja, tujuan lain yang cukup

    realistis pada era sekarang adalah meningkatkan fleksibilitas sistem kerja, mampu

    beradaptasi dengan pasar dan mempunyai kemampuan berkembang untuk

    meningkatkan kepuasan pelanggan. Sistem kerja sebagai salah satu aspek yang perlu

    diperhatikan, memiliki beberapa faktor penentu, yang menjadi faktor utama adalah

    pekerja yang berhubungan dengan produksi menjadi faktor penentu untuk perbaikan

    sistem kerja. Dalam perbaikan tersebut terdapat permasalahan yang komplek sehingga

    perlu dilakukannya penanganan langsung dari fihak manager produksi, langkah awal

    adalah dengan memberikan pelatihan kepada pekerja sehingga dapat meningkatkan

    kualitas dari pekerja tersebut.

    Apa yang dirancang dalam desain kerja ?

    Yang perlu dirancang dari sebuah sistem kerja adalah obyek dari sistem kerja

    tersebut. Sebab operator tidak bisa di eksplor. Desain dari sistemiah yang akan

    mengikuti user atau operator. Kita dapat mendesain dengan menggunakan ilmu

    anthropometri sehingga produk yang dirancang menjadi ergonomic dan dapat

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto,SE,MM MSDM STRATEGIK 2

    meningkatkan efisiensi dan efektivitas operator. Dalam proses produksi , perancangan

    sistem kerja bukanlah suatu hal yang mudah. Kesalahan dalam perancangan akan

    berdampak buruk terhadap proses secara keseluruhan. Evaluasi perancangan sistem

    keerja harus dilakukan secara terus menerus untuk mendapatkan metode terbaik.

    Teknik sistematis dalam merancang dan perbaikan metode kerja disebut Methods

    Engineering.

    Cara merancang sistem kerja

    Cara merancang sebuah sistem kerja yang baik yaitu dengan kita mendesain atau

    merancang obyek mengikuti bentuk , sesuai kenyamanan operator. Desain dibuat

    berdasarkan dimensi tubuh manusia karena manusia memiliki sifat dan kemampuan

    yang terbatas. Pada tahap awal dari Methods Engineering adalah menentukan estimasi

    waktu yang akan dikerjakan oleh pekerja dalam mengerjakan tugas di stasiun kerja.

    Selanjutnya ketika tenaga kerja mempelajari tugas dilakukan perbaikan-perbaikan

    metode kerja. Jika kondisi yang berpengaruh terhadap tugas telah dinyatakan stabil,

    pihak manajemen melakukan studi ulang terhadap pekerjaan dan akhirnya membuat

    dokumen standar terhadap tugas yang dilakukan.

    Langakh-langkah yang ditempuh guna mendapatkan analisis yang sebaik-baiknya

    adalah sebagai berikut:

    1. Identifikasi operasi kerja yang harus diamati.

    2. Dokumentasikan langkah, prosedur, tatacara kerja yang ada. Buat sistematika

    urutanya.

    3. Buat usulan metode kerja yang lebih efektif dan efisien.

    Pendekatan tradisional yang sering digunakan untuk menganalisis metode kerja

    adalah pete-peta kerja. Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Operation proses chart atau peta proses

    opersi telah digunakan sejak lama untuk menampilkan operasi, inspeksi, dan urutan-

    urutan kerja untuk memproduksi produk.

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto,SE,MM MSDM STRATEGIK 3

    Setelah membuat peta proses operasi langkah selanjutnya adalah melakukan

    analisis tiap-tiap komponen atau asembly dari total produk dengan lebih terperinci.

    Analisis untuk peta proses opersi dibatasi hanya untuk opersi dan inspeksi saja.

    Informasi yang diperlukan untuk analisi setiap komponen tersebut dapat diperoleh

    melalui flow proses chart atau peta aliran proses. Informasi yang lengkap sehubungan

    dengan proses operasi atau peta aliran proses tidak menunjukkan gambar dari arah

    aliran selama bekerja.

    Untuk mengetahui gambar dari arah aliran secara detail dapat ditunjukkan dengan

    flow diagram atau diagram alir. Diagram alir merupakan suatu gambaran menurut skala

    dari susunan lantai dan gedung yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang

    terjadi di dalam peta aliran proses. Dengan demikian tujuan dari diagram alir adalah

    untuk memperjelas peta aliran proses melalui penggambaran denah dan untuk

    melakukan perbaikan tata letak tempat kerja. Perbaikan sistem atau metode kerja dapat

    dilakukan dengan mencari urutan proses yang lebih sederhana, menghilangkan waktu

    tunngu, menggabungkan proses yang sejenis, memperpendek aliran marerial, dan lain-

    lain. Usaha tersebut dilakukan untuk mengurangi biaya produksi sehingga biaya

    persatuan unit lebih murah.

    Mendesain Ulang Sistem Kerja

    Reorganisasi, restrukturisasi, dan pengurangan karyawan akan menjadi

    kecenderungan yang akan terus dihadapi oleh para praktisi SDM. Kondisi tersebut

    seringkali menimbulkan dampak yang besar terhadap tenaga kerja, seperti: hilangnya

    sistim kerja sepanjang hidup (long life employment), tingginya pengangguran,

    berkurangnya keamanan kerja, berkurangnya ketrampilan kerja yang bersifat tradisional,

    pengurangan jumlah karyawan dan sebagainya. Contoh nyata yang mungkin belum

    hilang dari ingatan kita adalah penggabungan beberapa bank milik pemerintah menjadi

    Bank Mandiri beberapa waktu yang lalu. Penggabungan ini mengakibatkan banyak

    pegawai dari bank-bank pemerintah yang bersangkutan kehilangan pekerjaan

    Hal yang serupa pernah dihadapi penulis (walaupun dengan kuantitas yang lebih kecil

    dibandingkan dengan kasus penggabungan bank-bank pemerintah di atas), yaitu saat

    perusahaan harus menutup salah satu lini produksi yang ada. Penutupan ini terpaksa

    harus dilakukan perusahaan untuk menekan biaya yang muncul akibat produksi yang

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto,SE,MM MSDM STRATEGIK 4

    tidak kompetitif lagi dan untuk meningkatkan daya saing perusahaan di pasar. Dampak

    dari penutupan ini, sekitar 30 % dari karyawan di bagian produksi, yang sudah bekerja

    rata-rata di atas 15 tahun, harus kehilangan pekerjaannya. Melalui proses yang

    berlangsung kurang lebih 3 bulan, pada akhirnya pemutusan hubungan kerja dapat

    diselesaikan dengan baik oleh perusahaan.

    Perubahan-perubahan - redesign yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mendesain

    ulang sistem kerja adalah sebagai berikut :

    Strategic change: visi, misi, strategi Cultural change: nilai nilai baru perusahaan Structural change: merancang kembali struktur, koordinasi, jangkauan kendali,

    hubungan pelaporan, tugas, prosedur pembuatan keputusan

    Change in people, attitudes & skills. Technological change

    Faktor Faktor Perubahan

    Lingkungan Eksternal: adalah lingkungan di luar perusahaan yang memiliki kontribusi dalam perubahan sistem kerja di perusahaan yaitu : tingkat persaingan,

    politik, ekonomi, kekuatan global, demografik, sosial, teknologi, konsumen

    Lingkungan Internal: adalah factor di luar perusahaan dan tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan namaun memiliki pengaruh terhadap perubahan sistem kerja suatu

    perusahaan silus kehidupan produk, pergantian pimpinan, ketersediaan sumber

    daya internal, konflik

    Perusahaan dalam melakukan perubahan dimaksud memiliki dua konsep yaitu :

    First order change : berlangsung terus menerus & bukan perubahan besar bagi keseluruhan organisasi

    Second order change: perubahan radikal semua organisasi

    Terdapat dua macam pendekatan perubahan sistem kerja adalah :

    Theory E. (An Economic Approach) : adalah perubahan cepat dan dramatik meningkatkan shareholder value seperti cost cutting, downsizing, asset sales

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agus Arijanto,SE,MM MSDM STRATEGIK 5

    Theory O. (An Organizational Capabilities Approach). Adalah Penciptaan kinerja tinggi melalui kekuatan budaya dan kapabilitas karyawan, seperti tingkat

    partisipasi karyawan tinggi, struktur organisasi flat

    Tahapan-tahapan Perubahan Sistem kerja

    Menurut Raymond J. Stone seorang konsultan SDM dalam bukunya Human

    Resources Management (1998), ada sejumlah langkah-langkah yang harus

    dilakukan dalam mengelola perubahan, yaitu :

    1. Menetapkan kebutuhan untuk melakukan perubahan

    Langkah ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan yang akan

    digulirkan benarbenar sesuai dengan kebutuhan nyata yang ingin dicapai

    perusahaan. Kebutuhan akan adanya perubahan dapat muncul bila ada

    kesenjangan antara sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan

    dengan kondisi nyata di lapangan.

    Dalam kasus yang dialami perusahaan tempat penulis bekerja, kebutuhan untuk

    melakukan perubahan muncul saat terjadi perubahan strategi perusahaan yang

    berupaya untuk memusatkan semua unit produksinya di salah satu negara Asia.

    Tujuannya agar produk yang dihasilkan menjadi lebih kompetitif. Akibatnya unit-

    unit produksi yang dianggap tidak produktif di negara-negara lain di Asia harus

    ditutup.

    2. Mengenali hal-hal potensial yang dapat menghambat proses perubahan

    Seorang praktisi perubahan harus mampu mengenali hal-hal yang secara potensial

    dapat menghambat proses perubahan yang akan digulirkan oleh perusahaan. Dari

    kasus yang dialami penulis, hal-hal potensial yang saat itu diramalkan dapat

    menghambat perubahan antara lain:

    Ketidak-bersediaan karyawan untuk di PHK karena sulitnya mencari pekerjaan

    baru