69042309 Laporan Tetap Kimanorg i
-
Upload
linda-misnawati -
Category
Documents
-
view
134 -
download
4
description
Transcript of 69042309 Laporan Tetap Kimanorg i
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
1 KIMIA - FMIPA
ACARA I
HIDROGEN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum
Mempelajari cara pembuatan dan sifat hidrogen.
Hari, Tanggal Praktikum
Selasa, 29 Maret 2011
Tempat Praktikum
Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III Fakultas MIPA, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Dalam jagad raya, hidrogen merupakan unsur yang paling melimpah. Analisa sinar
yang dipancarkan oleh bintang menunjukkan bahwa sebagian besar bintang terdiri atas
hidrogen. Misalnya 90% massa matahari adalah hidrogen. Namun, di bumi hidrogen
terdapat lenih sedikit. Gaya tarik gravitasi bumi, yang jauh lebih kecil dari pada yang
dimiliki bintang dan planet yang lebih besar terlalu lemah untuk menarik molekul yang
sanagt ringan. Dalam kulit bumi (atmosfir, lautan dan material padat sedalam 10 mil),
kelimpahan atom hidrogen menduduki peringkat ketiga, sedangkan berdasarkan berat
menduduki peringkay kesembilan, atau hanya 0,88% berat kulit bumi (Abhi, 2001 :01).
Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana yaitu
mengandung 1 priton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas berbentuk molekul
gas diatomik yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan. Hidrogen telah
dipelajari dengan cara sistematis oleh Henry Covendish pada tahun 1766. Ia mengamati
bahwa sejumlah gas akan dihasilkan bila asam-asam (asam klorida dana sam sulfat encer)
direaksikan dengan logam-logam tertentu (seng, besi, timah). Pada tahun 1783. Lavoiser
menamakan gas hidrogen (hidro = air, genes = pebentukan) (Haris, 2001 : 18-19).
Hidrogen merupakan unsur yang sangat unik, atom yang paling ringan dan yang
paling sederhana yaitu mengandung 1 proton dan 1 neutron. Hidrogen mempunyai
rapatan yang rendah bersenyawa dengan hammpir setiap unsur lain yang relatif
membentuk hidrida. Hidrogen mempunyai skala keelektronegatifitas tengahan sehingga
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
2 KIMIA - FMIPA
mempunyai sifat yang bersifat ionisasi, yaitu bersenyawa dengan unsur: (1). sangat
elektronegatif (misalnya halogen ) membentuk senyawa polar dengan karakter fisik
positif pada atom hidrogen, (2). Tetapi juga dengan unsur lain yang sangat elektronegatif
( misalnya alkali ) membentuk senyawa ionik hidrida dengan karakter negatif pada atom
hirogen, (3). Demikian juga dengan intermediat (misalnya karbon ) membentuk senyawa
non polar. Unsur hidrogen terdapat paling besar jumlahnya kira-kira 92%
(Sugiyarto.2001).
Terdapat tiga isotop hodrogen yang dikenal : 1H,
2H dan
3H. Dari semua atom
hidrogen yang terdapat di alam, 99,98% adalah jenih 1H, sekitar 0,02 persen
2H dan
3H
tak terhingga sedikitnya. Isotop hidrogen tidak mirip satu sama lain, tidak seperti isotop-
isotop unsur lain, karena selisih bobotnya besar secara presentase, karena alasan ini,
isotop hidrogen mempunyai nama-nama sendiri. Sedangkan isotop unsur-unsur lain
cukup ditandai oleh nomer massanya. Deuterium disebut juga hidrogen berat (Keenan,
2005 : 352).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
ALAT PRAKTIKUM
1. Penjepit Tabung Reaksi
2. Gelas kimia 2000 ml
3. Sumbat berlubang
4. Pipa U
5. Pipa kaca
6. Pipa karet
7. Pipet tetes
8. Klem
9. Statif
10. Tabung reaksi
11. Bunsen
BAHAN PRAKTIKUM
1. Keping seng (Zn)
2. Larutan H2SO4 1 M
3. Larutan CuSO4 2 M
4. Larutan NaOH 0,5 M
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
3 KIMIA - FMIPA
5. Kepingan alumunium
6. Korek api
7. Tisu
8. Aquades
9. Kertas Label
D. SKEMA KERJA
A. PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN ASAM
2 keping seng (Zn)
Dimasukkan dalam tabung reaksi
+ beberapa tetes larutan CuSO4
Zn + CuSO4
Ditutup dengan sumbat berlubang dan
corong + pipa kaca
+ 3ml larutan H2SO4
ujung pipa dimasukkan dalam tabung
reaksi yang penuh air
Gas Hasil Reaksi
Setelah terisi gas, tabung reaksi diangkat
Dekatkan api pada tabung reaksi
Hasil diamati
B. PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN BASA
2 keping Alumunium
+ 5 ml NaOH 0,5 M
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang
disusun dengan pipa
Al + NaOH
Dibakar gas yang keluar dari pipa
Hasil Diamati
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
4 KIMIA - FMIPA
E. HASIL PENGAMATAN
PROSEDUR KERJA HASIL
PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN ASAM
2 keping seng (Zn)
Dimasukkan dalam tabung reaksi
+ beberapa tetes larutan CuSO4
Zn + CuSO4
Ditutup dengan sumbat
berlubang dan corong + pipa kaca
+ 3ml larutan H2SO4
ujung pipa dimasukkan dalam
tabung reaksi yang penuh air
Gas Hasil Reaksi
Setelah terisi gas, tabung reaksi diangkat
Dekatkan api pada tabung reaksi
Hasil diamati
Warna awal Zn : Silver
Warna awal CuSO4 : Biru
Setelah dicampurkan sedikit
melarut menjadi warna hitam,
larutan berwarna biru dan bau
serta mengendap.
Setelah penambahan H2SO4 Zn
berwarna merah kecoklatan,
terdapat gelembung larutan
lebih bening dan tabung reaki
panas.
Setelah 1 menit reaksi larutan
mendidih larutan berubah
warna menjadi putih dan Zn
berwarna merah dan coklat
mengendap
Warna nyala : orange
Larutan putih, bergelembung
dan panas, Zn berwarna merah
dan coklat dan dilapisi larutan
asam berwarna putih.
PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN BASA
2 keping Alumunium
+ 5 ml NaOH 0,5 M
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang
disusun dengan pipa
Pencampuran 2 keping Al
dengan NaOH 0,5M terjadi
reaksi berupa munculnya
gelembung-gelembung larutan
bening.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
5 KIMIA - FMIPA
Al + NaOH
Dibakar gas yang keluar dari pipa
Hasil Diamati
Setelah dipanaskan, gas keluar
melalui pipa kaca, warna
larutan berubah menjadi putih
berbuih, terjadi letupan bau
dan warna nyala berwarna
orange.
F. ANALISA DATA
A. Gambar Alat Pembuatan Hidrogen Dengan Asam
Keterangan :
a. Statif
b. Larutan CuSO4
c. Sumbat Berlubang
d. Zn (seng)
e. Pipa karet (selang)
f. Tabung reaksi
g. Gelas kimia besar
a
e i
c b
d
k
g
f
h
j
l
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
6 KIMIA - FMIPA
h. Pipa U
i. Klem
j. Pipa karet
k. Pipa kaca
l. Bunsen
Persamaan Reaksi Pembuatan Hidrogen dengan Asam
Zn(s) + CuSO4(aq) Zn2+
(aq) + Cu(s) + SO42-
(aq)
2Zn2+
(aq) + Cu(s) + SO42-
(aq) +H2SO4(aq) 2ZnSO4(aq) + Cu(s) + H2(g)
B. Gambar Alat Pembuatan Hidrogen Dengan Basa
Keterangan
a. Pemanas bunsen
b. Tabung reaksi
c. Penjepit tabung
d. Sumbat berlubang
e. Pipa kaca
f. Larutan NaOH 0,5 M
Persamaan reaksi pembuatan Hidrogen dengan Basa
Al(S) +NaOH(aq) [Al(OH)4]-(aq) + Na
+(aq) + H2(g)
a
a
d
e
c f
b
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
7 KIMIA - FMIPA
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang cara pembuatan hidrogen dan sifat-sifat yang
dimiliki oleh hidrogen. Terdapat 2 macam percobaan yang pertama ialan pembuatan
hidrogen dengan asam dan yang kedua ialah pembuatan hidrogen dengan basa,
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan hidrogen dengan asam, dimana
ditambahkan larutan CuSO4, munculnya helembung menunjukkan terjadinya reaksi
antara keping Zn dengan larutan CuSO4, reaksi yang terjadi tersebut merupakan reaksi
redoks. Zn yang awalnya berwarna silver sedikit demi sedikit melarut menjadi warna
hitam dan tercium bau serta terbentuknya endapan. Hal itu menunjukkan terjadinya reaksi
antara Zn dan CuSO4 yang disebabkan pada deret kereaktifan logam, Zn berada di
sebelah kiri Cu. Berdasarkan deret volta semakin terletak dikanan suatu logam menjadi
semakin kurang reaktif atau sukar melepas elektron dan kationnya merupakan oksidator
yang semakin kuat sehingga Cu terdesak oleh Zn clan kemudian mengalami oksidasi.
Kemudian campuran keping Zn + CuSO4 ditambahkan dengan larutan H2SO4, terdapat
gelembung dan tabung reaksi menjadi panas. Gelembung merupakan tanda bahwa telah
terbentuknya/dihasilkannya gas hidrogen melalui penambahan H2SO4. Pemilihan
H2SO4, karena asam sulfat bersifat non oksidator yang merupakan syarat untuk
membentuknya suatu gas hidrogen. Penambahan CuSO4 diawal adalah sebagai oksidator.
Karena terbentuknya gas hidrogen, maka gelembung udara yang muncul dari hasil
reaksi mengalir dari tabung reaksi yang berisi campuran larutan denganZn menuju ke
tabung reaksi yang tercelup sempurna di dalam tabung reaksi besar yang berisi air. Lama-
kelamaan, semakin bertambahnya volume gas hidrogen yang terbentuk, maka semakin
banyak air yang terdesak keluar dari tabung reaksi. Tabung reaksi yang penug dengan air
menjadi penuh dengan gas hidrogen. Tabung reaksi yang penuh dengan gas hidrogen
tampang bening dan seperti kosong. Hal ini membuktikan salah satu sifat gas hidrogen
yaitu tidak berwarna. Sedangkan dengan adanya pendesakan air dapt diketahui pula
bahwa hoidrogen tidka larut dalam air karena sifatnya non polar dan sifat air yang polar,
sehingga kelarutan gas hidrogen dalam air sangatlah sedikit.
Setelah gas yang terbentuk memenuhi tabung reaksi, gas hidrogen dialirkan melalui
selang yang kelem penutupnya telah dibuka. Kemudian ujung ppa dibakar dan diamati,
warna nyaka api dari ujung pipa berwarna orange, Pengujian ini untuk membuktikan
adanya hidrogen. Selama proses tidak tercium bau dari gas hidrogen yang mengalir. Hal
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
8 KIMIA - FMIPA
itu membuktikan sifat hidrogen tidak berbau. Warna nyala api dari bunsen sebelum dans
esuah letupan sama yaitu orange, hal ini menunjukkan bahwa gas hidrogen tidak
berwarna.
Pada percobaan kedua, yaitu pembuatan gas hidrogen dengan basa. Digunakan logam
aluminium dan larutan NaOH. Pada praktikum ini dipilih Al, sebab pada deret kereaktifan
logam, posisi Al berada disebelah kiri hidrogen, sehingga bersifat reaktif atau semakin
mudah melepas elektron serta merupakan reduktor yang kuat, sehingga memenui syarat
untuk membentuk gas H2. Penambahan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi yang berisi
logam Al menghasilkan gelembung-gelembung larutan bening, setelah dilakukan
pemanasan, gas keluar melalui pipa kaca dan warna larutan berubah menjadi putih dan
berbuih. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat pemebentukan gas hidrogen. Dari
hasil pembakaran warna nyala bunsen, tetap berwarna orange, hal itu menunjukkan
bahwa hidrogen/gas yang terbentuk tidak berwarna. Karena warna nyala teta sama, mak
terbukti gas yang dihasilkan dari reaksi adalah gas hidrogen.
Seharusnya saat logam aluminium direaksikan dengan larutan NaOH dilakukan
pembakaran/pemanasan secara perlahan-lahan dengan tujuan untuk mempercepat
pembentukan gas hidrogen, namun pemanasan tidak dilakukan karena kesalahan
praktikan yang menguasai prosedur kerja dari percobaan ini.
H. KESIMPULAN
Dari percobaan pembuatan hidrogen dan pembahasan yang telah dikaji dapat ditarik
beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pembuatan gas hidrogen di dalam laboratorium dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu : dengan larutan asam dan dengan larutan basa.
2. Logam yang digunakan untuk membuat gas hidrogen harus berada disebelah kiri
(H) Pada deret kereaktifan logam berdasarkan deret volta.
3. Pada pembuatan hidrogen dengan larutan asam CuSO4 berperan sebagai katalis.
4. Dalam parktikum ini diperoleh sifat-sifat hidrogen, antar lain : tidak memiliki
warna, tidak berbau, tidak larut dalam dan tidak berasa.
5. Hidrogen dalam laboratorium dapat dibuat melalui proses elektrolisisan, reaksi
asam encer dengan logam dan natrium hidroksida.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
9 KIMIA - FMIPA
6. Pembuatan hidrogen pada praktikum ini dilakukan dengan mereaksikan logam
dengan asam encer serta mereaksikan logam dengan basa.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
10 KIMIA - FMIPA
DAFTAR PUSTAKA
Abhi, Purwoko, Agus. 2001. Kimia Unsur. Mataram : Universitas Mataram.
Achmad, Hiskia Drs. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti.
Haris, Muchtar. 2001. Buku Ajar Kimia Anorganik. Mataram : Universitas Mataram
Press.
Keenan, Charles W. 2005. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Sugiyarto, Kristian. 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Non Logam. Yogyakarta:
UNY Press.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
11 KIMIA - FMIPA
ACARA II
KIMIA BELERANG
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum
1. Mempelajari beberapa modifikasi belerang.
2. Mempelajari sifat hidrogen sulfida dan sifatasam sulfat.
Hari, Tanggal Praktikum
Senin, 4 April 2011
Tempat Praktikum
Laboratorium Kimia Dasar Lantai 3, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Belerang terdapat dalam dua bentuk alotrof (poliamorf). Kedua alotrof ini adalah
belerang rombik, berwarna kuning yang disebut belerang (titik leleh 112,8oC). Pada
suhu 95,6oC, belerang rombik berubah menjadi belerang monoklin, yang disebut belerang
(titik leleh 119,25oC). Unsur ini mendidih pada 444,6oC. Satuan struktur kedua bentuk
alotrof dalam keadaan cair, mengeryt menjadi lingkar S8. Jika belerang cair dipanaskan,
viskositasnya berubah karena perubahan struktur dalam molekul belerang. Belerang
ditemukan sebagai unsur bebas, maupun sebagai bikih sulfida, FeS2, PbS, ZnS dan
sebagai sulfat CaSO4.2.H2O dan MgSo4.7H2O. Belerang sebagai unsur biasanya
terdapat dalam lapisan kurang lebih 150 m di bawah batu karang, pasir atau tanah liat.
Oleh karena itu beleramg tidak dapat ditimbang seperti pada pertambangan yang lain
(Achmad, 2001 : 33-35).
Belerang adalah unsur yang ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagian dalam
senyawa logam sulfida. Pada mulanya unsur ini disebut brimbstone yang berarti batu
yang mudah terbakar. Belerang juga banyak terdapat dalam gas alam, minyak bumi dan
batu bara. Atom belerang membutuhkan dua elektron agar stabil dan dalam keadaan
bebas adalah alotrapi (mempunyai beberapa bentuk kristal) dengan struktur dan sifat yang
kompleks dan belum sepenuhnya dipahami. Ada dua kristal yang umum yaitu
ortorhombik dan monoklin bermolekul S8, yang berstruktur cincin. Pada suhu 250C,
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
12 KIMIA - FMIPA
belerang membentuk ortrhombik yang berwarna kuning dan pada suhu 95,20C, berubah
menjadi monoklin (syukri, 1999:594).
Dalam bentuk rhombik yang satbil pada suhu kamar, atom-atom belerang terikat satu
sama lain membentuk cincin beranggotakan 8 atom, yang posisi atom kesatu diatas dan
atom berikutnya dibawah secara selang-seling sehingga terdapat empat atom diatas dan
empat atom dibawah.. Diatas 96oC bentuk monoklin stabil, susunan atom S pada bentuk
ini belum diketahui. Jika dipanaskan diatas titik lelehnya, belerang mengalami beberapa
perubahan. Mulai dari cairan yang mobil, berwarna kuning pucat, berangsur-angsur
mengental diatas suhu 160oC dan kemudia kekentalannya berkurang ketika mendekati
titik didihnya (Purwoko, 2001 : 58).
Hidrogen sulfida berupa gas yang tidak berwarna, berbau seperti telur busuk, dan
sifatnya sangat beracun. Hidrogen sulfida diproduksi secara alamiah oleh bakteri anaerob,
misalnya yang terjadi pada proses pembusukan dalam laboratorium gas H2S dipreparasi
dari reaksi antara sulfida logam dengan asam encer, seperti besi (ii) sulfida dengan asam
hidroklorsda menurut persamaan reaksi :
FeS (S) + 2HCl (S) FeCl2 (aq) + H2S (g)
Reaksi uji terhadap gas H2S yang ada, biasanya menggunakan kertas yang reaksi uji
terhadap gas H2S yang ada, biasanya menggunakan kertas yang dibasahi oleh larutan
timbel (ii) asetat yang akan menghasilkan warna coklat-hitam Pbs menurut persamaan
reaksi :
Pb(CH3COO)2 (aq) + H2S (g) PbS (S) + CH3COOH(aq)
Struktur molekul H2S mengadopsi bentuk V seperti halnya air, demikian juga H2Se ;
sudut ikatan pada molekul H2O, H2S dan H2Se secara berurutan yaitu 104,50
: 92,50
: dan
900. Hal ini berkaitan dengan menurunnya sifat keelektronegativan atom pusat yang
paralel dengan berkurangnya pemakaian orbital hibrida (SP3) daripada orbital P murninya
(Sugiyarto, 2007 : 107).
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
13 KIMIA - FMIPA
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
ALAT PRAKTIKUM
1. Bunsen
2. Tabung reaksi
3. Sumbat karet
4. Pipa plastik kecil
5. Gelas kimia 250 ml
6. Pipet tetes
7. Kaca Arloji
8. Penjepit tabung reaksi
BAHAN PRAKTIKUM
1. Serbuk belerang
2. Kertas Pb asetat
3. Padatan FeS
4. Larutan HCl 2 M
5. Gula pasir
6. Larutan H2SO4 pekat
7. Larutan CS2
8. Kertas Saring
D. SKEMA KERJA
1. Modifikasi Belerang
Serbuk Belerang
Dilarutkan dalam 5 ml CS2
Dituangkan larutan dalam kaca arloji ditutup dengan kertas
saring (sebagian kecil permukaan tidak tertutup sehingga CS2
menguap habis)
Perhatikan kristal yang terbentuk
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
14 KIMIA - FMIPA
1 sendok belerang
Dimasukkan dalam cawan penguapan
Dipanaskan dengan hati-hati jangan sampai belerang warna
coklat
Belerang melebur
(warna kuning coklat)
Hentikan pemanasan
Biarkan hingga membeku
Perhatikan garis-garis dan kristal yang terbentuk
Serbuk Belerang
Dipanaskan perlahan-lahan dalam tabung reaksi sambil
menggoyang-goyangkan tabung
Diameter warna sejak meleleh-mendidih
Belerang mendidih
Dituangkan dalam gelas kimia berisi air
Terbentuk batang panjang dan tipis
2. Hidrogen Sulfida (dilakukan dalam lemari asam)
Parafin, belerang dan asbes
Dipanaskan dalam tabung reaksi
Gas keluar
Diuji dengan kertas timbal asetat
Hasil
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
15 KIMIA - FMIPA
FeS + HCL encer
Direaksikan dalam tabung reaksi dilengkapi dengan pipa yang
ujungnya lancip
Gas yang keluar
Diuji dengan kertas timbal asetat
Dibakar gas yang keluar dari ujung pipa
Dikenakan cawan penguap diatas nyala api
Hasil nyala api
3. Sifat Asam Sulfat
Tembaga
+ 1 ml H2SO4
jangan sampai mendidih
Hasil
Diletakkan kertas saring yang di basahi dengan K2Cr2O7
dimulut tabung reaksi
Hasil
Gula
+ H2SO4 pekat
Hasil
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
16 KIMIA - FMIPA
CH3COOH
Dimasukkan 2 ml dalam tabung reaksi
+ 2 ml alkohol
+2 ml H2SO4
dalam pemanas air
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN
1. Modifikasi Belerang
Serbuk belerang
+ 5 ml CS2
Dituangkan larutan dalam kaca arloji,
ditutup dengan kertas saring
(sebagian kecil permukaan tidak
tertutup sehingga CS2 menguap habis)
Perhatikan kristal yang terbentuk
Serbuk belerang
A dalam bentuk rx sambil di goyang-
goyangkan
Diamati warna dan viskasitas
belerang dari meleleh sampai
mendidih
Belerang telah mendidih
Dituangkan dalam gelas kimia yang
berisi air hingga terbentuk batang
yang panjang dan tipis
Hasil
Kristal yang terbentuk adalah kristal rhombik
yang berwarna kunung membeku pada suhu
kamar dan strukturnya zig-zag.
- Sebelum mendidih
Warna : kuning kuning kecoklatan
Visikositas : masih cair
- Setelah mendidih
Warna : kuning coklat (seperti madu)
Visikositas : sangat kental
- Bentuk kristal (sebelum mendidih) :
serbuk
- Setelah kering terbentuk kristal yang
panjang dan bulat, permukaan seperti
marmer dengan struktur monoklin
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
17 KIMIA - FMIPA
2. Hidrogen sulfida
FeS + HCl encer
Direaksikan dalam tabung reaksi
dilengkapi dengan pipa yang
ujungnya lancip
Gas yang keluar
Diuji dengan kertas Pb asetat
Dibakar gas yang keluar dari ujung
pipa
Dikenakan cawan penguap diatas api
Hasil nyala api
3. Sifat asam sulfat
Gula pasir putih
+ H2SO4 pekat
CH2COOH + H2SO4 + alkohol
Hasil
Warna capuran putih keabuan
Saat dipanaskan seperti ada dorongan
udara dari dalam pipa
Uji dengan kertas Pb asetat berwarna
coklst
Setelah dicampur, warna campuran
berwarna hitam
Diuji dengan kertas timbal asetat kertas
berwarna kehitaman
Berwarna coklat muda
Setelah dipanaskan larutan berwarna
hitam dan Cu hitam
Ditutup dengan kertas saring berwarna
biru kehitaman pada permukaannya dari
awal kertas yg berwarna kuning
Awalnya gula berwarna putih, setelah
dicampur H2SO4 menjadi cokelat tua,
lengket, gulanya kaku dan mengendap
Panas
Larutan bening
Larutan tetap bening
Terjadi penguapan
Terdapat tetes-tetes air di dinding
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
18 KIMIA - FMIPA
F. ANALISA DATA
1. Modifikasi Belerang
S8 (s) + CS2 S8 (aq) diuapkan S8 (rhombik)
S8 (rhombik) S monoklin S8(l) S8
(rhombik)
S8 (rhombik) S monoklin S cair S uap
S + H2O S amorf (karet)
2. Hidrogen Sulfida
S8 + parafin + Abses H2S(g)
FeS (S) + 2HCl (aq) FeCl2(aq) + H2S (g)
Pb (CH3 COO)2 (aq) + H2S (g) PbS (s) + CH3 COOH (aq)
3. Sifat asam sulfat
Cu(s) + 2H2SO4 Cu2+
+ SO2(g) + 2H2O(l) + SO42-
(aq)
3SO2(g) + Cr2O72-
+ 2H+
2Cr3+
+ 3SO42-
H2
C12H22O11 (s) + H2SO4 (aq) 12C (s) + 11H2O (l) + H2SO4 (aq)
CH3COOH + C2H5OH H2SO4
CH3COOC2H5 + H2O
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mempelajari beberapa modifikasi belerang serta mempelajari sifat
hidrogen sulfida dan sifat asam sulfat. Akan dibahas mengenai unsur belerang, baik itu
dari bentuk kristalnya maupun dari senyawa-senyawa yang dibentuk oleh belerang itu
sendiri.
Pada percobaan pertama mengenai modifikasi belerang dan akan dilakukan beberapa
kegiatan untuk mengetahui macam-macam bentuk kristal belerang. Pertama, serbuk
belerang dilarutkan dalam larutan CS2, diperoleh campuran berwarna kuning dan
terbentuk kristal zig-zag yang berbentuk rhombik. Belerang memang tidak larut dalam
air, tetapi akan mudah larut dalam CS2 (karbon sulfida). Bentuk rhombik yang diperoleh
akibat reaksi yang dilakukan tanpa pemanasan, karena pada suhu 25C atau suhu kamar,
belerang biasanya berbentuk rhombik dan berwarna kuning. Dalam bentuk rhombik, yang
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
19 KIMIA - FMIPA
stabil pada suhu kamar, atom-atom belerang terikat satu sama lain membentuk cairan
beranggotakan delapan atom (Purwoko, 2001).
Kegiatan kedua, yaitu setalah pemanasan, belerang yang pada awalnya berwarna
kuning pucat dan viskositasnya air. Pada suhu di atas titik leleh, terbentuk cairan
berwarna kuning muda yang mobile dan terdiri dari satuan S8. Jika suhu dinaikkan lagi,
warna cairan menjadi gelap dan pada suhu kira-kira 160oC, berupa lingkar S8 putus
menjadi rantai spiral panjang (belerang ) dengan beberapa S6 (belerang ). Antara
160oC dan 180
oC, viskositas cairan mencapai maksimum dan tidka dapat dituang
(Achmad, 2001). Pemanasan yang dilakukan menghasilkan campuran kuning kecoklatan
yang kental seperti madu. Setelah dikeringkan terbentuk kristal panjang dan bulat,
permukaannya seperti marmer dengan struktur monoklin.
Unsur belerang berupa campuran satuan S8, S6, S4 dan S2. Komposisinya bergantung
pada suhu, jika cairan belerang (pada suhu 250oC 350oC) dituang ke dalam air dingin,
diperoleh belerang plastis, berupa serat yang terutama berbentuk . Jika dibiarkan, lama-
kelamaan berubah menjadi belerang rhombik (Achmad, 2001). Setelah dimasukkan ke
dalam air dingin terbentuk kristal amorf tidak beraturan berwarna kuning seperti plastik,
dan terbentuk batnag panjang dna bulat. Belerang palstik ini merupakan rantai molekul-
molekul dan bersifat seperti karet pada awalnya, namun akhirnya mudha patah dan
berubah menjadi belerang rhombik (Sugiyarto, 2007).
Percobaan kedua mengenai Hidrogen sulfida, dicampurkan parafin, belerang dan
asbes, warna campuran putih keabuan (tidka berwarna) saat dipanaskan seperti ada
dorongan udara dari dalam pipa yang menandakan terbentuknya gas H2S, gasnya tidak
berwarna dan berbau busuk yang menyengat. Gas yang dihasilkan memang sesuai dengan
sifat H2S yaitu tidak berwarna dan berbau busuk (Sugiyarto, 2007) Pengujian dengan
kertas Pb asetat dimana dihasilkan warna cokelat, yang berasal dari PbS (Sugiyarto,
2007).
Pembuatan H2S dengan mereaksikan FeS dengan HCl encer. Digunakan HCl sebab
HCl merupakan asam kuat yang bukan pengoksidasi (Syukri, 1999). Warna campuran
FeS dan HCl adalah berwarna hitam. Dari reaksi tersebut diperoleh gas H2S yang
memiliki sifat tidak berwarna yang memiliki bau menyengat, gas yang dihasilkan (H2S)
diuji dengan kertas timbal asetat dan diperoleh warna kehitaman pada kertas, warna
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
20 KIMIA - FMIPA
kehitaman itu menunjukkan bahwa gas yang terbentuk positif (+)
merupakan/mengandung H2S.
Pada percobaan ketiga mengenai sifat asam sulfat. Pada kegiatan pertama, direaksikan
keping tembaga (Cu) dengan H2SO4 pekat. Campuran berwarna cokelat muda, setelah
dilakukan pemanasanCu menghitam dan larutan juga berwarna hitam. Tidak muncul bau
dan warna gas saat reaksi. Reaksi ini sebenarnya menunjukkan sifat dari asam sulfat yaitu
sebagai pengoksidator. Dimana logam tembaga menghasilkan ion tembaga (II) dan asam
sulfat tereduksi menjadi beleranng dioksida air (Sugiyarto, 2007). Setelah ditutup dengan
kertas sering yang telah dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 dan dapat dilihat kertas yang
awalnya berwarna kuning menjadi berwarna biru kehitaman pada permukaannya, warna
itu dihasilkan dari gas SO2 yang akan mereduksi Cr, sehingga nantinya akan dihasilkan
Cr3+
.
Saat gula direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat, campuran berwarna coklat tua,
lengket, gulanya kaku dan mengendap. H2SO4 (asam sulfat) mempunyai kemampuan
melenyapkan komponen air dari struktur formula suatu senyawa (Sugiyarto, 2007).
Percobaan terakhir yaitu mereaksikan asam asetat dengan alkohol kemudian
ditambahkan cairan H2SO4 pekat. Larutan berwarna bening dan muncul panas. Setalah
dipanaskan larutan tetap bening dan tercium bau yang harum. Dapat dilihat pula
terjadinya penguapan denganesterifikasi, sebab hasil reaksinya menghasilkan etil asetat
yang merupakan senyawa ester dan akan berbentuk monoklin (Syukri, 1999). Esterifikasi
dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+
dimana asam belerang sering digunakan sebagai
suatu katalisator untuk reaksi ini. Jadi fungsi penambahan H2SO4 pekat pada reaksi ini
ialah sebagai katalis dalam pembentukan etil asetat (Anshory, 2003).
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
21 KIMIA - FMIPA
H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan serta pembahasan yang sudah dikaji, dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Belerang memiliki beberapa bentuk kristal yaitu rhombik dan monoklin.
2. Pada suhu kamar belerang berbentuk rhombik
3. Setalah dipanaskan viskositas belerang yang cair menjadi kental, dimaan
viskositasnya akan bertambah seiring dengan bertambahnya suhu.
4. Pada suhu pemanasan/ belerang dipanaskan akan berbentuk kristal monoklin
5. Gas hidrogen dapat dihasilkan dengan reaksi antara beleranf, parafin dan asbes
6. Selain itu gas hidrogen dapat dihasilkan pula dengan reaksi antara FeS dengan HCl
7. Gas hidrogen sulfida memiliki sifat tidak berwarna, berbau menyengat seperti telur
busuk dan menghitamkan kertas timbal asetat
8. Asam sulfat memiliki sifat-sifat yaitu dapat digunakan sebagai katalis pada reaksi
esterifikasi, merupakan agen pengoksidasi, dapat digunakan sebagai pengering
terhadap air.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
22 KIMIA - FMIPA
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia Drs. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti.
Cotton dan Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.
Purwoko, Agus Abhi. 2001. Kimia Unsur. Mataram : Universitas Mataram Press.
Sugiyarto, Kristian Handoyo, Ph.D. 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Non
Logam. Yogyakarta : UNY Press.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB Press.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
23 KIMIA - FMIPA
ACARA III
BILANGAN OKSIDASI NITROGEN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum
1. Mempelajari reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat
2. Mempelajari reaksi redoks nirit, reaksi redoks amonia dan ion amonia.
Hari, Tanggal Praktikum
Senin, 25 April 2011
Tempat Praktikum
Laboratorium Kimia Dasar Lantai 3, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.
B. LANDASAN TEORI
Nitrogen terdapat di udara sekitar 78 % volume sebagai molekul diatom (N2) yang
berikatan kovalen rangkap tiga.
Energi ikatan relatif besar (946 kJmol-1
) sehingga sangat stabil dan sukar
bereaksi. Karena itu, kebanyakan entalpi dan energi bebas pembentukan senyawa
nitrogen bertanda positif. Dilaboratorium, nitrogen dibuat dengan memanaskan
larutan yang mengandung garam amonium (seperti NH4Cl) dan faram nitrit (misalnya
NaNO2). Bila dipanaskan terjadi reaksi:
NH4+
(aq) + NO2-
(aq) N2 (g) + 2H2O (l)
Secara komersial, nitrogen dibuat dengan mencairkan udara, kemudian didestilasi,
akhirnya didapat nitrogen sekitar 99% yang mengandung sedikit argon dan oksigen
(Syukri, 1999 : 579).
Nitrogen diperoleh dengan pencairan dan fraksinasi udara. Biasanya
mengandung sedikit argon, dan bergantung kepada kualitasnya, dalam jumlah diatas
30 ppm dari oksigen. Secara spektroskopi, N2 murni dibuat dengan dekomposisi
termal natrium atau barium azida
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
24 KIMIA - FMIPA
2NaN3 2Na + 3N2
Satu-satunya reaksi N2 pada suhu ruangan adalah logam Li menghasilkan Li3N.
dengan kompleks logam transisi teretentu, dan dengan bakteri fiksasi-nitrogen baik
yang hidup maupun yang bersimbiose dengan/pada tunas dan akar cengkeh, kacang
merah dan sejenisnya. Mekanisme bakteri memfiksasi N2 tidak diketahui. Pada suhu
tinggi, nitrogen menjadi lebih reaktif bila mana dikatalis (Cotton, 2009 : 324).
Pada amonia dan garam amonium nitrogen berada dalam bilangan oksidasi
rendah (-3), dan bilangan oksidasi tertingginya (+5) didapatkan pada asam nitrat dan
garam nitrat. Asam nitrat merupakan salah satu asam penting dalam industri, dan
dengan dmeikian diproduksi dalam jumlah yang banyak, yang pada prinsipnya dengan
cara oksidasi katalirtik amonia. Asam nitrat murni adalah asam kuat dalam arti bahwa
pada larutan encernya 100 persen mengalami disosisasi menjadi H+
dan nitrat NO3-,
seperti halnya karbonat, ion nitrat berbentuk planar, yang memiliki tiga macam
bangun yang resonansi. Ion ini tidak berwarna dan mampu membentuk bermacam-
macam garam nitrat, yang kebanyakan diantaranya mereka larut dalam air. Karena ion
nitrat, yang kemampuannya lemah untuk membentuk kompleks, pratisi semua garam
ini mengalami disosiasi sempurna dalam larutan akua (Purwoko, 2001 : 43).
Hampir semua garam amonium larut dalam air dan larutannya bersifat asam oleh
karena hidolisis amonium yang bertindk sebagai asam lemah Bronsted_Lowry. Oleh
karena itu, kemampuan mengikat proton antara molekul NH3 dan H2O dapat pula
dirasionalisaso melalui peristiwa melarutnya garam amonium, misalnya NH4+Cl
-
tersebut ke dalam air. Kenyataan bahwa larutan menjadi bersifat asam menyarankan
bahwa molekul H2O justru mampu memaksa ion NH4+
melepas H+
untuk diikat
menjadi H3O+
yang memberikan sifat asam. Semua garam amonium mengalami
dekomposisi fermal/ Garam dengan anion nonoksidator menghasilkan amonium
dengan asam-asam induknya. Sedangkan garam-garam dengan anion yang bersifat
oksidator mengalami dekomposisi redoks (disproporsionasi) jika dipanaskan
(Sugiyarto, 2007:9.7-9.8).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
ALAT PRAKTIKUM
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
25 KIMIA - FMIPA
1. Gelas kimia 250 ml
2. Tabung reaksi
3. Labu erlenmeyer
4. Penjepit tabung reaksi
5. Pipet volume 5 ml
6. Bulb
7. Timbangan analitik
8. Pengaduk
9. Bunsen
BAHAN PRAKTIKUM
1. Padatan tembaga
2. Larutan HNO3 pekat
3. Aquades
4. Padatan KNO3
5. Padatan Cu(NO3)2
6. Larutan HNO3 2 M
7. Larutan NaOH 0,1 M
8. Larutan H2SO4 0,1 M
9. Larutan KI 10%
10. Larutan KMnO4
11. Kawat tembaga
12. Larutan amonia pekat
13. Padatan (NH4)2Cr2O7
14. Kertas lakmus
15. Logam Al
D. SKEMA KERJA
Reaksi Redoks Asam Nitrat dan Garam Nitrat
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
26 KIMIA - FMIPA
Eksperimen 1
Tembaga
Dimasukkan dalam tabung reaksi
+ beberapa tetes asam nitrat pekatt
Hasil
2ml asam nitrat pekat
Diencerkan hingga menjadi 7 M
+ 3 keping tembaga
Perhatikan gas yang terjadi
Hasil
Eksperimen 2
KNO3 padat
Diuji gas yang dihasilkan dan sisa zat padat
dalam tabung reaksi
Hasil
Cu(NO)3
Diuji gas yang dihasilkan dan sisa zat padat
dalam tabung reaksi
Hasil
Eksperimen III
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
27 KIMIA - FMIPA
2ml HNO3 2 M dan 5ml NaOH 0,1 M
+ sekeping logam Al
Diperiksa gas yang terbentuk dengan kertas
lakmus
Hasil
Reaksi Redoks Asam Nitrit
10ml H2SO4 0,1 M
Didinginkan dengan es selama 5 menit dalam
tabung reaksi
Masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
NaNO2 1 gr
Hasil
Bagian I Bagian II Bagian III
Hasil Hasil Hasil
Reaksi Redoks Amonia dan Ion Amonium
Kawat tembaga
Dililitkan hingga terbentuk spiral
Dipanaskan
Diperhatikan
Gas yang
terbentuk
+ larutan KI
10 %
+ KMnO4 0,1 M
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
28 KIMIA - FMIPA
Dimasukkan 10 ml amonia pekat ke dalam
erlenmeyer
hingga mulai menguap
Hasil
Dipanaskan kawat sampai membara
Digantungkan pada mulut labu
Hasil
1 gr (NH4)Cr2O7
dalam tabung reaksi
Diperhatikan warna padatan dan gas yang
terbentuk
Hasil
E. HASIL PENGAMATAN
PERCOBAAN HASIL
Eksperimen I
Tembaga (Cu) + beberapa tetes
HNO3 pekat
Pengenceran asam nitrat pekat +
3 keping tembaga
Larutan berwarna biru pekat dan terdapat gas /
asap berwarna merah bata.
Gas berwarna putih lama kelamaan cokelat
larutan berwarna bitu, terbentuk gas NO
Eksperimen II
KNO3 padat, dipanaskan
Cu(NO3)2 padat
Terbentuk gas berwarna putih, larutan berwarna
bening
Padatan Cu(NO3)2 yang semula berwarna biru
setelah dipanaskan menghasilkan gas yang
berwarna putih, larutan biru-hijau.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
29 KIMIA - FMIPA
Eksperimen III
HNO3 2M + NaOH encer + Al
kemudian diuji dengan lakmus
B . REAKSI REDOKS ASAM
NITRAT
H2SO4 encer didinginkan,
dimasukan ke tabung + NaNO2
o Larutan dipanaskan
o Larutan ditambahkan KI
o Larutan ditambahkan
KmnO4
HNO3 2M + NaOH encer mengendap, + Al
mrnghasilkan gelembung udara, lakmus biru.
Warna larutan menjadi putih, kemudian kembali
bening, terbentuk gas berwarna coklat.
o Gas berwarna coklat, terbentuk gelembung
yang naik ke permukaan
o Gas berwarna coklat dan terdapat endapan
berwarna coklat dipermukaan
o Gas berwarna kecoklatan dan larutan tetap
bening
F. ANALISA DATA
1. Reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat
a. Eksperimen 1
Cu(s) + 2NO3- + 4H
+ Cu2+ + 2NO2(g) + 2H2O(l)
Cu(s) + 4 HNO3 (aq) Cu(NO3)2 (S) + 2NO2(g) + 2H2O(l)
Cu(s) + 2NO3- + 8H
+ 3Cu2+ + 2NO(g) + 4H2O(l)
Logam Cu + HNO3 pekat
Cu(s) + 4 HNO3 (aq) Cu(NO3)2 (S) + 2NO2 + 2H2O(l)
Reaksi oksidasi : Cu(s) Cu2+
+ 2 e-
Reaksi reduksi : 2NO3-(aq) + 4H
+(aq) 2NO2 + 2H2O(l) + 2 e
-
Reaksi redoks : Cu(s) + 2NO3-(aq) Cu
2+ + 2NO2 + 2H2O(l)
Logam Cu + HNO3 yang diencerkan (7M)
Reaksi oksidasi : Cu(s) Cu2+
+ 2 e-
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
30 KIMIA - FMIPA
Reaksi reduksi : 2NO3-(aq) + 8H
+(aq) 2NO2 + 4H2O(l) + 2 e
-
Reaksi redoks : Cu(s) + 2NO2-(aq) + 8H
+ Cu2+ + 2NO2 + 4H2O(l)
b. Eksperimen 2
KNO3(s) KNO2 + O2(g)
Cu(NO3)2(s) CuO(s) + 2NO2(g) + O2(g)
c. Eksperimen 3
8Al(s) + 3NO3- + 2H2O + 5OH
- 3NH3
2. Reaksi redoks asam nitrit
H2SO4(aq) + NaNO2(s) Na2SO4(s) + NO(g) + H2O(l)
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
2NaNO2(s) + 2KI + 4H2SO4 I2 + 4 KHSO4(aq) + 2NO2(g) + 2H2O(l)
2 NaNO2(s) + KMnO4(aq) + H2SO4(aq) (dengan cara setengah reaksi)
MnO4-(aq) +8 H+
(aq) + 5 e Mn2+
+ 4H2O x 2
NO2-(g) + H2O(l) NO3
-(aq) + 2H
+ + 2e
2 MnO4- + 16H
+ + 10e 2Mn2+ + 8 H2O
5NO2- + 5 H2O 5NO3
- + 10 H
+ + 10 e
2 MnO4-(aq) +5NO2
-(aq) + 6H
+(aq) 2Mn
2+ (aq) + 5NO3
-(aq) +3 H2O(l)
3. Perhitungan
Diketahui : Volume asam nitrat pekat sebelum diencerkan = 2 ml
Persen HNO3 = 65%
= 1,41 gr/mL
Mr = 63 gr/ mol
Ditanya : volume HNO3 setelah pengenceran 7 M, 3M, 2M
Jawab :
M HNO3 pekat =
=
M HNO3 pekat = 14,55 M
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
31 KIMIA - FMIPA
Untuk pengenceran hingga 7 M
Diketahui :
= 1,41 gr/ml
V = 2 mL
% berat = 65 %
Ditanya :
Volume ?
Jawab :
Dari persen massa
Volume yang dibutuhkan
Untuk pengenceran hingga 3 M
Diketahui :
= 1,41 gr/ml
V = 2 mL
% berat = 65 %
Ditanya :
Volume ?
Jawab :
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
32 KIMIA - FMIPA
Dari persen massa
Volume yang dibutuhkan
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini akan membahas tentang bilangan oksidasi nitrogen. Dimana
praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari reaksi redoks antara asam nitrat dan
garam nitrat. Selain itu juga untuk mempelajari reaksi redoks pada asam nitrit.
Pada percobaan pertama, yaitu tentang reaksi asam nitrat dan garam nitrat,
dilakukan 3 macam ekperimen. Pertama, direaksikan logam tembaga dengan HNO3
pekat. Terbentuk gas berwarna coklat, larutan menjadi biru dan logam tembaga
melebur. Gas yang terbentuk adalah gas NO2 . Terbentuknya gas yang berwarna
coklat menunjukkan pada reaksi ini terbentuk gas NO2 yang berwarna coklat
kemerahan. Pada proses ini terjadi pengurangan bilangan oksidasi nitrogen, yaitu dari
(+5) ke (+4). Hal ini disebabkan HNO3 merupakan pengoksidasi kuat (Syukri, 1999).
Ion nitrat merupakan oksidator yang lebih kuat daripada H+ itu sendiri, hal ini yang
menyebabkan logam Cu dapat larut dalam HNO3.
Selanjutnya, pada eksperimen kedua, dimana logam tembaga kembali
direaksikan dengan HNO3, tetapi HNO3 kali ini adalah dalam bentuk encer. Jadi
sebelum direaksikan, dilakukan pengenceran terlebih dahulu untuk HNO3. Dari reaksi
tersebut terbentuk gas berwarna putih/tak berwarna. Larutan menjadi berwarna biru
dan terbentuk gas NO. Bukti bahwa telah terbentuknya gas NO dapat dilihat dari gas
berwarna putih/tak berwarna yang terbentuk. Saat baru direaksikan terlihat sedikit
warna kecoklatan karena gas NO sangat mudah dioksidasi oleh udara menjadi NO2
(Purwoko, 2001). Reaksi ini nitrogen juga menglami penurunan biloks, dari yang
semula +5 menjadi +2. Perbedaan penurunan biloks ini karena perbedaan konsentrasi
asam nitrat yang digunakan, yaitu asam nitrat pekat da asam nitrat yang telah
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
33 KIMIA - FMIPA
diencerkan. Dimana reaksi logam Cu dengan HNO3 pekat akan menghaislkan gas
NO. Sedangkan bila logam Cu direaksikan dengan HNO3 yang diencerkan maka akan
menghasilkan gas NO.
Eksperimen kedua merupaka salah satu contoh dari dekomposisi termal
dimana digunakan KNO3 padat dan Cu(NO3)2 padat yang kemudian masing-masing
dipanaskan. Ketikan padatan KNO3 dipanaskan terbentuk gas yang berwarna putih,
dan larutannya berwarna bening. Pada proses ini atom nitrogen tereduksi dari +5
menjadi +3 .Sedangkan saat Cu(NO3)2 yang dipanaskan terbentuk gas berwarna
putih dan larutan menjadi biru kehijauan dengan padatan yang sedikit menghitam. Hal
itu menandakan bahwa terbentuk CuO. Pada Cu(NO3)2 ini atom nitrogen juga
tereduksi menjadi NO2, dimana terjadi penurunan biloks dari +5 menjadi +4.
Ekperimen ketiga yaitu mereaksikan asam nitrat dengan natrium hidroksida,
kemudian ditambahkan dengan logam aluminium dan diuji dengan kertas lakmus.
Hasilnya kertas lakmus menjadi biru. Hal itu karena terbentuknya NH3 pada reaksi
dan menunjukkan bahwa NH3 bersifat basa. Dari reaksi ini dapat dilihat perubahan
biloks yaitu dari +5 menjadi -3, dimana nitrogen mengalami reduksi karena HNO3
berekasi dengan pereduksi kuat yaitu Al.
Percobaan selanjutnya yaitu reaksi redoks asam nitrit dimana pada awalnya
H2SO4 didinginkan dengan es batu. Tujuannya adalah untuk menurunkan suhu
larutan H2SO4 sebab reaksi H2SO4 berlangsung secara eksotermik, jadi suhunya
harus dioptimalkan terlebih dahulu. Selanjutnya larutan HNO3 dimasukkan ke dalam
3 tabung yang berisi padatan HNO3. Larutan menjadi berwarna putih kemudian
kembali bening dan terbentuk gas berwarna coklat. Pada amsing-masing tabung
diberikan perlakuan yang berbeda-beda. Tabung pertama di panaskan dan terbentuk
gas berwarna coklat beserta gelembung. Gas yang berwarna coklat menunjukkan
reaksi tersebut menghasilkan gas NO2. Walaupun menurut persamaan reaksi awalya
terbentuk gas NO, namun reaksi dengan udara menyebabkan terbentuknya gas N)2.
Pada reaksi ini juga terjadi perubahan biloks nitrogen dari +5 (dari HNO3) tereduksi
menajdi +2 (NO).
Untuk tabung kedua ditambahakan beberapa tetes larutan KI hasilnya terdapat
gas berwarna coklat dan terbentuk endpaat coklat dipermukaan. Pada reaksi ini asam
nitrit tereduksi dari HNO2 (+3) menjadi NO (+2). Pada tabung terakhir ditambahkan
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
34 KIMIA - FMIPA
larutan KmnO4, terbentuk gas berwarna coklat dan larutan tetap bening. Hal itu
karena asam nitrit mereduksi MnO4 menjadi Mn2+
. Sementara HNO2 (+3) tereduksi
menjadi NO3 (+5).
H. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan serta pembahasan yang sudah dikaji, dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
1. Senyawa nitrogen dapat menghasilkan nilai biloks yang berbeda-beda.
2. Logam Cu yang direaksikan dengan HNO3 pekat angkat menghasilkan gas
NO2
3. Logam Cu yang direaksikan dengan HNO3 encer angkat menghasilkan gas NO
4. Dalam larutan asam, ion nitrat merupakan oksidator kuat.
5. Gas NO2 berwarna coklat, sedangkan gas NO berwarna putih / tidak berwarna.
6. Konsentrasi HNO3 baik pekat maupun yang sudah diencerkan mempengaruhi
hasil reaksi.
7. Asam nitrat encer bila bereaksi dengan pereduksi kuat dapat membentuk
nitrogen sampai bilangan oksidasi -3.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
35 KIMIA - FMIPA
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F Albert Geoffrey Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI
Press.
Purwoko, Agus Abhi. 2001 : Kimia Unsur. Mataram : UNRAM Press.
Sugiyarto, Kristian Handoyo M.Sc, Ph. D.. 2001. Dasar-dasar Kimia Anorganik Non
Logam. Yogyakarta : UNY Press.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB Press.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
36 KIMIA - FMIPA
ACARA IV
HALOGEN
A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum
Mempelajari salah satu cara pembuatan klor dan beberapa sifat klor, brom dan
iod.
Hari, Tanggal Praktikum
Senin, 2 Mei 2011
Tempat Praktikum
Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III Fakultas MIPA Universitas Mataram
B. LANDASAN TEORI
Golongan Halogen, F,Cl, Br, I dan At adalah kelompok unsur-unsur yang sanagt
kontras terhadap golongan alkali (Golongan I) Alkali adalah kelompok logam yang
sangat reaktif, elektropositif sedangkan halogen adalah kelompok non logam yang sanagt
reaktif, elektronegatif. Paling reaktif ubtuk alkali terdapat pada unsur paling bawah
sedangkan untuk halogen terdapat pada unsur paling atas dari golongannya dalam sistem
periodik unsur. Titik leleh dan titik didih molekul diatomik halogen naik secara perlahan
dan hal ini berkaitan dengan sifat polarisabilitas molekul-molekul yang bersangkutan.
Sifat polarisabilitas molekul diatomik halogen naik secara perlahan dengan naiknya
nomor atom, hal ini disebabkan oleh naiknya jari-jari atau volume atom dan jumlah total
elektron sehingga posisi elektron makin mudah terdistribusi secara tak homogen di
sepanjang waktunya ( Sugiyarto, 2007 : 11).
Halogen mempunyai potensial ionisasi yang tinggi, sangatlah sulit untuk melepas
sebuah elektron dari atom halogen. Diperlukan energi yang lebih besar untuk melepas
sebuah elektron dari atom halogen daripada atom lain yang seperioda kecuali unsur gas
mulia. Tentu saja dalam golongan ini sendiri terdapat penurunan potensial ionisasi,
semakin besar atom halogen, semakin lemah elektron terluar terikat dan semakin sedikit
energi yang diperlukan untuk melepas elektron tersebut dari suati atom netral. F-
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
37 KIMIA - FMIPA
memiliki kecendrungan yang palinh rendah untuk melepas elektronnya. Ini berarti bahwa
ion fluorida adalah reduktor yang paling lemah dan bahwa ion astatida, At- merupakan
reduktor terbaik dari ion halida (Purwoko, 2001 : 69).
Karena keelektronegatifan halogen relatif besar dibandingkan unsur lain. Maka
halogen bersifat menarik elektron atau pengoksidasi. Kemampuan mengoksidasi halogen
berkurang dari atas ke bawah. Akibatnya unsur yang di atas dapat mengoksidasi unsur
dibawahnya, tetapi tidak dapat sebaliknya (Syukri, 1999 : 599).
Klor terdapat sebagai NaCl, KCl, MgCl2 dan sebagainya di dalam air laut, danau
bergaram dan sebagai deposit yang berasal dari penguapan pasejarah danau bergaram.
Klor di peroleh melalui elektrolisis air laut dengan menggunakan anoda air raksa dimana
natrium melarut :
Na+
+ e Na
Cl-
e
Kemudian natriumnya dihilangkan secara terpisah dengan mencuci amalgam dengan air,
memeberikan NaOH murni. Klor adalah gas yang kehijauan, ia melarut dalam air sambil
bereaksi (Cottom, 2001 : 72).
Secara komersial, klor dibuat secara lebih ekonomis melalui oksidasi elektrolitik dari
leburan atau larutan NaCl. Unsur berupa gas berwarna kuning kehijauan (bahkan
namanya berasal dari bahasa latin Chloros, (hijau) dan memiliki bau yang menyangat.
Secara komersial, klor digunakan sebagai pemutih untuk kertas dan pulp kayu da sebagai
desinfektan persedian air minum publik (Purwoko, 2001 : 72).
Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida.
Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia
melarut sedang dalam air, dan dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti CS2 dan
CCl4 (Cotton, 2009 : 374).
Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Produksi I2 menyangkut baik
mengoksidasi I- ataupun mereduksi Iodat menjadi I
- diikuti oleh oksidasi. Pada tekanan
atmosfer ia menyublim tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam pelarut non polar seperti
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
38 KIMIA - FMIPA
CS2 dan CCl4 . Iod membentuk kompleks biru dengan pasti, dimana atom Iod terarah
pada saluran-saluran ada polisakarida amilose (Cotton, 2009 : 374).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Erlenmeyer
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Rak tabung reaksi
- Selang + Sumbat berpipa
- Statif
- Sendok
2. Bahan
- Kembang berwarna (kembang sepatu)
- Potongan kain berwarna (hitam)
- Kaporit
- HCl pekat
- CCl4
- Etanol
- Larutan Amilum
- Aquades
- Iod
D. SKEMA KERJA
Sendok teh kaporit
-masukkan tabung reaksi
+ 1 ml HCl pekat
-tutup tabung reaksi dengan sumbat yang
telah dilengkapi selang
HASIL
-alirkan gas yang tebentuk ke dalam
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
39 KIMIA - FMIPA
erlenmeyer yang telah berisi air
HASIL
Larutan gas klor (dari percobaan 1)
-masukkan tabung reaksi
-tempel kembang berwarna pada mulut
tabung
Amati
Larutan gas Klor
-masukkan tabung reaksi
-letakkan potongan kain berwarna pada
mulut tabung (masing-masing 1 kain
basah, dan 1 kain kering)
Amati
2 ml larutan klor
-masukkan tabung reaksi
+ 1 ml CCl4
-Kocok
Amati
1 butir Iod
-masukkan tabung reaksi yang berisi air
-kocok
+ 1 ml CCl4
-Kocok
Perhatikan lapisan CCl4
1 butir Iod
-larutkan dalam 2 ml alkohol
HASIL
-Masukkan beberapa tetes larutan ini
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
40 KIMIA - FMIPA
dalam 2 ml larutan amilum
Amati
E. HASIL PENGAMATAN
NO PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN
1. - sendok teh kaporit + HCl
pekat, ditutup dengan sumbat
- Gas dialirkan ke erlenmeyer
yang berisi air
- Kaporit larut, larutan berwarna
kuning keruh dan keluar asap
- Air yang dialirkan gas
berwarna kekuningan
2. - Larutan gas klor di tempelkan
kembang berwarna pada mulut
tabung basah :
Kering
Basah
Kembang yang awalnya berwarna
merah cerah menjadi agak pucat
Kembang yang awalnya berwarna
merah cerah menjadi lebih pucat
dari sebelumnya
3. - Larutan klor + CCl4 kemudian di
kocok
- Terbentuk 2 fase dan warna
larutan menjadi bening
4. - Iod direaksikan dengan air
- + CCl4
- Larutan menjadi coklat bening
kemerahan
- Terbentuk 2 fase, fase atas
berwarna ungu & fase bawah sisa
Iod membentuk koloid
5. - Iod dilarutkan dalam alkohol
- Dimasukkan beberapa tetes
larutan dalam amilum
- Warna larutan berubah warna
menjadi hitam pekat seperti kecap
- Warna larutan menjadi ungu pekat
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
41 KIMIA - FMIPA
1. Persamaan Reaksi
Ca(OCl)2(s) + 4HCl(aq)pekat CaCl2(s) + 2H2O(l) + 2Cl2(g)
Cl2(g) + H2O(l) H+
(aq) + HClO(aq) + Cl(aq)
HClO(aq) + H2O(l) H3O+
(aq) + ClO(g)
HClO(aq) + CCl4(aq) HCl(aq) + CO2(g) + Cl2(g)
I2 + H2O(l) 2I + H2O(l)
2I + CCl4(aq) CCl3(aq) + I2
I2 + C2H5OH(aq) C2H5OI(aq) + HI
Amilum + I2 HI + H2O(l) + CO2(g) (kompleks biru)
2. Gambar Rangkaian Pembuatan Gas Klor
Keterangan
1. HCl pekat
2. Kaporit
3. Penjepit tabung
4. Sumbat berlubang
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
42 KIMIA - FMIPA
5. Tabung reaksi
6. Erlenmeyer
7. Pipa karet
8. Aquades
9. Gelembung klor
G. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas mengenai halogen. Adapun tujuan dari praktikum kali
ini adalah untuk mempelajari salah satu cara pembuatan klor dan beberapa sifat klor dan
Iod. Terdapat beberapa percobaan yang dilakukan untuk menunjukkan sifat dari halogen
tersebut.
Percobaan yang pertama yaitu membuat gas klor dengan mereaksikan kaporit dengan
HCl pekat. Hasilnya ialah larutan berwarna kuning keruh yang mengeluarkan asap/gas
yang berwarna agak kekuningan, hal ini membuktikan bahwa dari berubahnya warna air
dari bening menjadi kuninh keruh. Dapat diamati gas yang dihasilkan mengeluarkan bau
yang menyengat. Ciri-ciri tersebut merupakan ciri khas/sifat Klor tersebut, yaitu unsur
yang berupa gas berwarna kuning kehijauan dan memiliki bau yang menyengat
(Purwoko, 2001).
Percobaan selanjutnya yaitu gas klor yang terbentuk dialirkan pada gelas kimia yang
berisi air (sehingga warna air menjadi kekuningan). Disini terjadi reaksi disproporsionasi
klor, dimana dihasilkan asam hipoklorit atau HOCl. Dimana reaksi disproporsionasi ini
menghasilkan sekitar 30% Cl2 yang larut dalam bentuk HOCl dan Cl-
(Syukri, 1999).
HOCl sendiri merupakan suatu oksidator yang sangat kuat.
Percobaan berikutnya yaitu menggunakan kembang berwarna, dimana disini
digunakan kembang sepatu yang berwarna merah terang sebagai penunjuk adanya gas
klorin, dengan cara meletakkan kelopak bunga pada mulut tabung reaksi yang berisi
larutan gas klor (pengujian secara kering). Hasilnya warna kelopak bunga memudah. Hal
ini menunjukkan bahwa gas klorin atau diklorin merupakan suatu bleaching agent
sehingga membuat warna pada kelopak bunga menjadi agak memudar atau menjadi lebih
pucat. Kemudian di ambil kelopak lain dan dicelupkan sebagian ke dalam larutan klor
(pengujian secara basah). Hasilnya, bagian kelopak yang dicelupkan menjadi lebih pucat
dibandingkan dengan kelopak yang tidak dicelupkan.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
43 KIMIA - FMIPA
Selanjutnya dengan larutan yang sama, digunakan kain hitam baik yang kering
maupun yang basah. Namun warna kain tidak berubah sama sekali atau tetap hitam. Hal
itu mungkin disebabkan karena kandungan gas klornya tidak terlalu banyak, sehingga
tidak mempengaruhi. Seharusnya kain menjadi sedikit kecoklatan, dan untuk kain yang
basah lebih cepat berubah warna karena mengandung H2O sehingga lebih cepat bereaksi.
Percobaan selanjutnya ialah mencampurkan lautan klor dengan larutan CCL4 .
Hasilnya ialah terbentuk 2 fase, dimana fase air dan porganiknya sama-sama bening,
hanya saha fase air agak kerug. Terbentuk 2 fase ini disebabkan karena kepolaran larutan
yang berbeda-beda. CCl4 merupakan pelarut non polar, sedangkan air dan klor bersifat
polar, sehingga keduanya tidak menyatu.
Percobaan berikutnya digunakan Iod. Pertama-tama Iod dilarutkan dalam air, hasilnya
larutan berubah warna menjadi coklat bening kemerahan, tetapi Iodnya tidka larut. Hal ini
disebabkan Iodin adalah molekul non polar, oleh karena itu kelarutannya dalam air sanagt
rendah. Selanjutnya larutan Iod+air ini ditambahkan dengan larutan CCl4. Hasilnya ialah
Iod melarut dan terbentuk 2 fase, fase atas/fase organiknya berwarna ungu dan fase
bawah/fase air dari sisa Iod membentuk koloid. Fase organik yang berwarna ungu ini
merupakan Iod yang larut dalam CCl4. Sebab Iod melarut dalam pelarut non polar dan
menghasilkan warna keunguan dan agak merah. Tidak larutnya fase air dan fase organik,
karena perbedaan kepolarannya. Dimana air merupakan pelarut polar, sedangkan CCl4
merupakan pelarut non polar.
Percobaan terakhir, dimana mula-mula Iod dimasukkan ke dalam etanol, dilakukan
pengocokan dan hasilnya larutan menjadi berwarna hitam pekat seperti kecap. Warna
hitam pekat ini kemungkinan disebabkan karena adanya interaksi yang tidak biasa antara
I2 dan pelarut yang digunakan. Selanjutnya larutan Iod dan etanol dimasukkan kedalam
tabung reaksi yang berisi amilum. Hasilnya ialah larutan menjadi berwarna ungu pekat.
Hal ini disebabkan terbentuknya kompleks pati-I2 yang terbentuk bila Iod bereaksi dengan
pati atau amilum.
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
44 KIMIA - FMIPA
F. KESIMPULAN
1. Klor dapat dibuat dengan mereaksikan bubuk kaporit dengan larutan HCl
pekat
2. Ciri-ciri fisik klor yaitu berbau menyengat, gasnya berwarna kuning dan
larut dalam air
3. Apabila Cl2 bereaksi dengan air akan menghasilkan asam hipoklorit
4. Klorin dapat digunakan sebagia bleaching agent
5. Iod larut dalam pelarut non polar seperti CCl4 dan memiliki kelarutan yang
sanagt sedikit dalam air
6. Jika iod bereaksi dengan alkohol akan menghasilkan warna cokelat dan
bila bereaksi dengan amilum akan membentuk kompleks pati yang
berwarna keunguan / biru tua
-
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011
45 KIMIA - FMIPA
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F Albert Geoffrey Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.
Purwoko, Agus Abhi. 2001 : Kimia Unsur. Mataram : UNRAM Press.
Sugiyarto, Christian H. 2007. Kimia Anorganik t. Yogyakarta : UNY Press.
Syukri. 1999. Kimia Dasar III. Bandung : ITB.