69042309 Laporan Tetap Kimanorg i

45
LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011 1 KIMIA - FMIPA ACARA I HIDROGEN A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM Tujuan Praktikum Mempelajari cara pembuatan dan sifat hidrogen. Hari, Tanggal Praktikum Selasa, 29 Maret 2011 Tempat Praktikum Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III Fakultas MIPA, Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI Dalam jagad raya, hidrogen merupakan unsur yang paling melimpah. Analisa sinar yang dipancarkan oleh bintang menunjukkan bahwa sebagian besar bintang terdiri atas hidrogen. Misalnya 90% massa matahari adalah hidrogen. Namun, di bumi hidrogen terdapat lenih sedikit. Gaya tarik gravitasi bumi, yang jauh lebih kecil dari pada yang dimiliki bintang dan planet yang lebih besar terlalu lemah untuk menarik molekul yang sanagt ringan. Dalam kulit bumi (atmosfir, lautan dan material padat sedalam 10 mil), kelimpahan atom hidrogen menduduki peringkat ketiga, sedangkan berdasarkan berat menduduki peringkay kesembilan, atau hanya 0,88% berat kulit bumi (Abhi, 2001 :01). Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana yaitu mengandung 1 priton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas berbentuk molekul gas diatomik yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan. Hidrogen telah dipelajari dengan cara sistematis oleh Henry Covendish pada tahun 1766. Ia mengamati bahwa sejumlah gas akan dihasilkan bila asam-asam (asam klorida dana sam sulfat encer) direaksikan dengan logam-logam tertentu (seng, besi, timah). Pada tahun 1783. Lavoiser menamakan gas hidrogen (hidro = air, genes = pebentukan) (Haris, 2001 : 18-19). Hidrogen merupakan unsur yang sangat unik, atom yang paling ringan dan yang paling sederhana yaitu mengandung 1 proton dan 1 neutron. Hidrogen mempunyai rapatan yang rendah bersenyawa dengan hammpir setiap unsur lain yang relatif membentuk hidrida. Hidrogen mempunyai skala keelektronegatifitas tengahan sehingga

description

kimia anorganik laporan praktikum

Transcript of 69042309 Laporan Tetap Kimanorg i

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    1 KIMIA - FMIPA

    ACARA I

    HIDROGEN

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    Tujuan Praktikum

    Mempelajari cara pembuatan dan sifat hidrogen.

    Hari, Tanggal Praktikum

    Selasa, 29 Maret 2011

    Tempat Praktikum

    Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

    B. LANDASAN TEORI

    Dalam jagad raya, hidrogen merupakan unsur yang paling melimpah. Analisa sinar

    yang dipancarkan oleh bintang menunjukkan bahwa sebagian besar bintang terdiri atas

    hidrogen. Misalnya 90% massa matahari adalah hidrogen. Namun, di bumi hidrogen

    terdapat lenih sedikit. Gaya tarik gravitasi bumi, yang jauh lebih kecil dari pada yang

    dimiliki bintang dan planet yang lebih besar terlalu lemah untuk menarik molekul yang

    sanagt ringan. Dalam kulit bumi (atmosfir, lautan dan material padat sedalam 10 mil),

    kelimpahan atom hidrogen menduduki peringkat ketiga, sedangkan berdasarkan berat

    menduduki peringkay kesembilan, atau hanya 0,88% berat kulit bumi (Abhi, 2001 :01).

    Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana yaitu

    mengandung 1 priton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas berbentuk molekul

    gas diatomik yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan. Hidrogen telah

    dipelajari dengan cara sistematis oleh Henry Covendish pada tahun 1766. Ia mengamati

    bahwa sejumlah gas akan dihasilkan bila asam-asam (asam klorida dana sam sulfat encer)

    direaksikan dengan logam-logam tertentu (seng, besi, timah). Pada tahun 1783. Lavoiser

    menamakan gas hidrogen (hidro = air, genes = pebentukan) (Haris, 2001 : 18-19).

    Hidrogen merupakan unsur yang sangat unik, atom yang paling ringan dan yang

    paling sederhana yaitu mengandung 1 proton dan 1 neutron. Hidrogen mempunyai

    rapatan yang rendah bersenyawa dengan hammpir setiap unsur lain yang relatif

    membentuk hidrida. Hidrogen mempunyai skala keelektronegatifitas tengahan sehingga

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    2 KIMIA - FMIPA

    mempunyai sifat yang bersifat ionisasi, yaitu bersenyawa dengan unsur: (1). sangat

    elektronegatif (misalnya halogen ) membentuk senyawa polar dengan karakter fisik

    positif pada atom hidrogen, (2). Tetapi juga dengan unsur lain yang sangat elektronegatif

    ( misalnya alkali ) membentuk senyawa ionik hidrida dengan karakter negatif pada atom

    hirogen, (3). Demikian juga dengan intermediat (misalnya karbon ) membentuk senyawa

    non polar. Unsur hidrogen terdapat paling besar jumlahnya kira-kira 92%

    (Sugiyarto.2001).

    Terdapat tiga isotop hodrogen yang dikenal : 1H,

    2H dan

    3H. Dari semua atom

    hidrogen yang terdapat di alam, 99,98% adalah jenih 1H, sekitar 0,02 persen

    2H dan

    3H

    tak terhingga sedikitnya. Isotop hidrogen tidak mirip satu sama lain, tidak seperti isotop-

    isotop unsur lain, karena selisih bobotnya besar secara presentase, karena alasan ini,

    isotop hidrogen mempunyai nama-nama sendiri. Sedangkan isotop unsur-unsur lain

    cukup ditandai oleh nomer massanya. Deuterium disebut juga hidrogen berat (Keenan,

    2005 : 352).

    C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

    ALAT PRAKTIKUM

    1. Penjepit Tabung Reaksi

    2. Gelas kimia 2000 ml

    3. Sumbat berlubang

    4. Pipa U

    5. Pipa kaca

    6. Pipa karet

    7. Pipet tetes

    8. Klem

    9. Statif

    10. Tabung reaksi

    11. Bunsen

    BAHAN PRAKTIKUM

    1. Keping seng (Zn)

    2. Larutan H2SO4 1 M

    3. Larutan CuSO4 2 M

    4. Larutan NaOH 0,5 M

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    3 KIMIA - FMIPA

    5. Kepingan alumunium

    6. Korek api

    7. Tisu

    8. Aquades

    9. Kertas Label

    D. SKEMA KERJA

    A. PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN ASAM

    2 keping seng (Zn)

    Dimasukkan dalam tabung reaksi

    + beberapa tetes larutan CuSO4

    Zn + CuSO4

    Ditutup dengan sumbat berlubang dan

    corong + pipa kaca

    + 3ml larutan H2SO4

    ujung pipa dimasukkan dalam tabung

    reaksi yang penuh air

    Gas Hasil Reaksi

    Setelah terisi gas, tabung reaksi diangkat

    Dekatkan api pada tabung reaksi

    Hasil diamati

    B. PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN BASA

    2 keping Alumunium

    + 5 ml NaOH 0,5 M

    Dimasukkan dalam tabung reaksi yang

    disusun dengan pipa

    Al + NaOH

    Dibakar gas yang keluar dari pipa

    Hasil Diamati

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    4 KIMIA - FMIPA

    E. HASIL PENGAMATAN

    PROSEDUR KERJA HASIL

    PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN ASAM

    2 keping seng (Zn)

    Dimasukkan dalam tabung reaksi

    + beberapa tetes larutan CuSO4

    Zn + CuSO4

    Ditutup dengan sumbat

    berlubang dan corong + pipa kaca

    + 3ml larutan H2SO4

    ujung pipa dimasukkan dalam

    tabung reaksi yang penuh air

    Gas Hasil Reaksi

    Setelah terisi gas, tabung reaksi diangkat

    Dekatkan api pada tabung reaksi

    Hasil diamati

    Warna awal Zn : Silver

    Warna awal CuSO4 : Biru

    Setelah dicampurkan sedikit

    melarut menjadi warna hitam,

    larutan berwarna biru dan bau

    serta mengendap.

    Setelah penambahan H2SO4 Zn

    berwarna merah kecoklatan,

    terdapat gelembung larutan

    lebih bening dan tabung reaki

    panas.

    Setelah 1 menit reaksi larutan

    mendidih larutan berubah

    warna menjadi putih dan Zn

    berwarna merah dan coklat

    mengendap

    Warna nyala : orange

    Larutan putih, bergelembung

    dan panas, Zn berwarna merah

    dan coklat dan dilapisi larutan

    asam berwarna putih.

    PEMBUATAN HIDROGEN DENGAN BASA

    2 keping Alumunium

    + 5 ml NaOH 0,5 M

    Dimasukkan dalam tabung reaksi yang

    disusun dengan pipa

    Pencampuran 2 keping Al

    dengan NaOH 0,5M terjadi

    reaksi berupa munculnya

    gelembung-gelembung larutan

    bening.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    5 KIMIA - FMIPA

    Al + NaOH

    Dibakar gas yang keluar dari pipa

    Hasil Diamati

    Setelah dipanaskan, gas keluar

    melalui pipa kaca, warna

    larutan berubah menjadi putih

    berbuih, terjadi letupan bau

    dan warna nyala berwarna

    orange.

    F. ANALISA DATA

    A. Gambar Alat Pembuatan Hidrogen Dengan Asam

    Keterangan :

    a. Statif

    b. Larutan CuSO4

    c. Sumbat Berlubang

    d. Zn (seng)

    e. Pipa karet (selang)

    f. Tabung reaksi

    g. Gelas kimia besar

    a

    e i

    c b

    d

    k

    g

    f

    h

    j

    l

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    6 KIMIA - FMIPA

    h. Pipa U

    i. Klem

    j. Pipa karet

    k. Pipa kaca

    l. Bunsen

    Persamaan Reaksi Pembuatan Hidrogen dengan Asam

    Zn(s) + CuSO4(aq) Zn2+

    (aq) + Cu(s) + SO42-

    (aq)

    2Zn2+

    (aq) + Cu(s) + SO42-

    (aq) +H2SO4(aq) 2ZnSO4(aq) + Cu(s) + H2(g)

    B. Gambar Alat Pembuatan Hidrogen Dengan Basa

    Keterangan

    a. Pemanas bunsen

    b. Tabung reaksi

    c. Penjepit tabung

    d. Sumbat berlubang

    e. Pipa kaca

    f. Larutan NaOH 0,5 M

    Persamaan reaksi pembuatan Hidrogen dengan Basa

    Al(S) +NaOH(aq) [Al(OH)4]-(aq) + Na

    +(aq) + H2(g)

    a

    a

    d

    e

    c f

    b

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    7 KIMIA - FMIPA

    G. PEMBAHASAN

    Praktikum kali ini membahas tentang cara pembuatan hidrogen dan sifat-sifat yang

    dimiliki oleh hidrogen. Terdapat 2 macam percobaan yang pertama ialan pembuatan

    hidrogen dengan asam dan yang kedua ialah pembuatan hidrogen dengan basa,

    Pada percobaan pertama yaitu pembuatan hidrogen dengan asam, dimana

    ditambahkan larutan CuSO4, munculnya helembung menunjukkan terjadinya reaksi

    antara keping Zn dengan larutan CuSO4, reaksi yang terjadi tersebut merupakan reaksi

    redoks. Zn yang awalnya berwarna silver sedikit demi sedikit melarut menjadi warna

    hitam dan tercium bau serta terbentuknya endapan. Hal itu menunjukkan terjadinya reaksi

    antara Zn dan CuSO4 yang disebabkan pada deret kereaktifan logam, Zn berada di

    sebelah kiri Cu. Berdasarkan deret volta semakin terletak dikanan suatu logam menjadi

    semakin kurang reaktif atau sukar melepas elektron dan kationnya merupakan oksidator

    yang semakin kuat sehingga Cu terdesak oleh Zn clan kemudian mengalami oksidasi.

    Kemudian campuran keping Zn + CuSO4 ditambahkan dengan larutan H2SO4, terdapat

    gelembung dan tabung reaksi menjadi panas. Gelembung merupakan tanda bahwa telah

    terbentuknya/dihasilkannya gas hidrogen melalui penambahan H2SO4. Pemilihan

    H2SO4, karena asam sulfat bersifat non oksidator yang merupakan syarat untuk

    membentuknya suatu gas hidrogen. Penambahan CuSO4 diawal adalah sebagai oksidator.

    Karena terbentuknya gas hidrogen, maka gelembung udara yang muncul dari hasil

    reaksi mengalir dari tabung reaksi yang berisi campuran larutan denganZn menuju ke

    tabung reaksi yang tercelup sempurna di dalam tabung reaksi besar yang berisi air. Lama-

    kelamaan, semakin bertambahnya volume gas hidrogen yang terbentuk, maka semakin

    banyak air yang terdesak keluar dari tabung reaksi. Tabung reaksi yang penug dengan air

    menjadi penuh dengan gas hidrogen. Tabung reaksi yang penuh dengan gas hidrogen

    tampang bening dan seperti kosong. Hal ini membuktikan salah satu sifat gas hidrogen

    yaitu tidak berwarna. Sedangkan dengan adanya pendesakan air dapt diketahui pula

    bahwa hoidrogen tidka larut dalam air karena sifatnya non polar dan sifat air yang polar,

    sehingga kelarutan gas hidrogen dalam air sangatlah sedikit.

    Setelah gas yang terbentuk memenuhi tabung reaksi, gas hidrogen dialirkan melalui

    selang yang kelem penutupnya telah dibuka. Kemudian ujung ppa dibakar dan diamati,

    warna nyaka api dari ujung pipa berwarna orange, Pengujian ini untuk membuktikan

    adanya hidrogen. Selama proses tidak tercium bau dari gas hidrogen yang mengalir. Hal

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    8 KIMIA - FMIPA

    itu membuktikan sifat hidrogen tidak berbau. Warna nyala api dari bunsen sebelum dans

    esuah letupan sama yaitu orange, hal ini menunjukkan bahwa gas hidrogen tidak

    berwarna.

    Pada percobaan kedua, yaitu pembuatan gas hidrogen dengan basa. Digunakan logam

    aluminium dan larutan NaOH. Pada praktikum ini dipilih Al, sebab pada deret kereaktifan

    logam, posisi Al berada disebelah kiri hidrogen, sehingga bersifat reaktif atau semakin

    mudah melepas elektron serta merupakan reduktor yang kuat, sehingga memenui syarat

    untuk membentuk gas H2. Penambahan larutan NaOH ke dalam tabung reaksi yang berisi

    logam Al menghasilkan gelembung-gelembung larutan bening, setelah dilakukan

    pemanasan, gas keluar melalui pipa kaca dan warna larutan berubah menjadi putih dan

    berbuih. Pemanasan bertujuan untuk mempercepat pemebentukan gas hidrogen. Dari

    hasil pembakaran warna nyala bunsen, tetap berwarna orange, hal itu menunjukkan

    bahwa hidrogen/gas yang terbentuk tidak berwarna. Karena warna nyala teta sama, mak

    terbukti gas yang dihasilkan dari reaksi adalah gas hidrogen.

    Seharusnya saat logam aluminium direaksikan dengan larutan NaOH dilakukan

    pembakaran/pemanasan secara perlahan-lahan dengan tujuan untuk mempercepat

    pembentukan gas hidrogen, namun pemanasan tidak dilakukan karena kesalahan

    praktikan yang menguasai prosedur kerja dari percobaan ini.

    H. KESIMPULAN

    Dari percobaan pembuatan hidrogen dan pembahasan yang telah dikaji dapat ditarik

    beberapa kesimpulan, yaitu :

    1. Pembuatan gas hidrogen di dalam laboratorium dapat dilakukan dengan dua cara,

    yaitu : dengan larutan asam dan dengan larutan basa.

    2. Logam yang digunakan untuk membuat gas hidrogen harus berada disebelah kiri

    (H) Pada deret kereaktifan logam berdasarkan deret volta.

    3. Pada pembuatan hidrogen dengan larutan asam CuSO4 berperan sebagai katalis.

    4. Dalam parktikum ini diperoleh sifat-sifat hidrogen, antar lain : tidak memiliki

    warna, tidak berbau, tidak larut dalam dan tidak berasa.

    5. Hidrogen dalam laboratorium dapat dibuat melalui proses elektrolisisan, reaksi

    asam encer dengan logam dan natrium hidroksida.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    9 KIMIA - FMIPA

    6. Pembuatan hidrogen pada praktikum ini dilakukan dengan mereaksikan logam

    dengan asam encer serta mereaksikan logam dengan basa.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    10 KIMIA - FMIPA

    DAFTAR PUSTAKA

    Abhi, Purwoko, Agus. 2001. Kimia Unsur. Mataram : Universitas Mataram.

    Achmad, Hiskia Drs. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT. Citra Aditya

    Bakti.

    Haris, Muchtar. 2001. Buku Ajar Kimia Anorganik. Mataram : Universitas Mataram

    Press.

    Keenan, Charles W. 2005. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

    Sugiyarto, Kristian. 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Non Logam. Yogyakarta:

    UNY Press.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    11 KIMIA - FMIPA

    ACARA II

    KIMIA BELERANG

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    Tujuan Praktikum

    1. Mempelajari beberapa modifikasi belerang.

    2. Mempelajari sifat hidrogen sulfida dan sifatasam sulfat.

    Hari, Tanggal Praktikum

    Senin, 4 April 2011

    Tempat Praktikum

    Laboratorium Kimia Dasar Lantai 3, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

    B. LANDASAN TEORI

    Belerang terdapat dalam dua bentuk alotrof (poliamorf). Kedua alotrof ini adalah

    belerang rombik, berwarna kuning yang disebut belerang (titik leleh 112,8oC). Pada

    suhu 95,6oC, belerang rombik berubah menjadi belerang monoklin, yang disebut belerang

    (titik leleh 119,25oC). Unsur ini mendidih pada 444,6oC. Satuan struktur kedua bentuk

    alotrof dalam keadaan cair, mengeryt menjadi lingkar S8. Jika belerang cair dipanaskan,

    viskositasnya berubah karena perubahan struktur dalam molekul belerang. Belerang

    ditemukan sebagai unsur bebas, maupun sebagai bikih sulfida, FeS2, PbS, ZnS dan

    sebagai sulfat CaSO4.2.H2O dan MgSo4.7H2O. Belerang sebagai unsur biasanya

    terdapat dalam lapisan kurang lebih 150 m di bawah batu karang, pasir atau tanah liat.

    Oleh karena itu beleramg tidak dapat ditimbang seperti pada pertambangan yang lain

    (Achmad, 2001 : 33-35).

    Belerang adalah unsur yang ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagian dalam

    senyawa logam sulfida. Pada mulanya unsur ini disebut brimbstone yang berarti batu

    yang mudah terbakar. Belerang juga banyak terdapat dalam gas alam, minyak bumi dan

    batu bara. Atom belerang membutuhkan dua elektron agar stabil dan dalam keadaan

    bebas adalah alotrapi (mempunyai beberapa bentuk kristal) dengan struktur dan sifat yang

    kompleks dan belum sepenuhnya dipahami. Ada dua kristal yang umum yaitu

    ortorhombik dan monoklin bermolekul S8, yang berstruktur cincin. Pada suhu 250C,

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    12 KIMIA - FMIPA

    belerang membentuk ortrhombik yang berwarna kuning dan pada suhu 95,20C, berubah

    menjadi monoklin (syukri, 1999:594).

    Dalam bentuk rhombik yang satbil pada suhu kamar, atom-atom belerang terikat satu

    sama lain membentuk cincin beranggotakan 8 atom, yang posisi atom kesatu diatas dan

    atom berikutnya dibawah secara selang-seling sehingga terdapat empat atom diatas dan

    empat atom dibawah.. Diatas 96oC bentuk monoklin stabil, susunan atom S pada bentuk

    ini belum diketahui. Jika dipanaskan diatas titik lelehnya, belerang mengalami beberapa

    perubahan. Mulai dari cairan yang mobil, berwarna kuning pucat, berangsur-angsur

    mengental diatas suhu 160oC dan kemudia kekentalannya berkurang ketika mendekati

    titik didihnya (Purwoko, 2001 : 58).

    Hidrogen sulfida berupa gas yang tidak berwarna, berbau seperti telur busuk, dan

    sifatnya sangat beracun. Hidrogen sulfida diproduksi secara alamiah oleh bakteri anaerob,

    misalnya yang terjadi pada proses pembusukan dalam laboratorium gas H2S dipreparasi

    dari reaksi antara sulfida logam dengan asam encer, seperti besi (ii) sulfida dengan asam

    hidroklorsda menurut persamaan reaksi :

    FeS (S) + 2HCl (S) FeCl2 (aq) + H2S (g)

    Reaksi uji terhadap gas H2S yang ada, biasanya menggunakan kertas yang reaksi uji

    terhadap gas H2S yang ada, biasanya menggunakan kertas yang dibasahi oleh larutan

    timbel (ii) asetat yang akan menghasilkan warna coklat-hitam Pbs menurut persamaan

    reaksi :

    Pb(CH3COO)2 (aq) + H2S (g) PbS (S) + CH3COOH(aq)

    Struktur molekul H2S mengadopsi bentuk V seperti halnya air, demikian juga H2Se ;

    sudut ikatan pada molekul H2O, H2S dan H2Se secara berurutan yaitu 104,50

    : 92,50

    : dan

    900. Hal ini berkaitan dengan menurunnya sifat keelektronegativan atom pusat yang

    paralel dengan berkurangnya pemakaian orbital hibrida (SP3) daripada orbital P murninya

    (Sugiyarto, 2007 : 107).

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    13 KIMIA - FMIPA

    C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

    ALAT PRAKTIKUM

    1. Bunsen

    2. Tabung reaksi

    3. Sumbat karet

    4. Pipa plastik kecil

    5. Gelas kimia 250 ml

    6. Pipet tetes

    7. Kaca Arloji

    8. Penjepit tabung reaksi

    BAHAN PRAKTIKUM

    1. Serbuk belerang

    2. Kertas Pb asetat

    3. Padatan FeS

    4. Larutan HCl 2 M

    5. Gula pasir

    6. Larutan H2SO4 pekat

    7. Larutan CS2

    8. Kertas Saring

    D. SKEMA KERJA

    1. Modifikasi Belerang

    Serbuk Belerang

    Dilarutkan dalam 5 ml CS2

    Dituangkan larutan dalam kaca arloji ditutup dengan kertas

    saring (sebagian kecil permukaan tidak tertutup sehingga CS2

    menguap habis)

    Perhatikan kristal yang terbentuk

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    14 KIMIA - FMIPA

    1 sendok belerang

    Dimasukkan dalam cawan penguapan

    Dipanaskan dengan hati-hati jangan sampai belerang warna

    coklat

    Belerang melebur

    (warna kuning coklat)

    Hentikan pemanasan

    Biarkan hingga membeku

    Perhatikan garis-garis dan kristal yang terbentuk

    Serbuk Belerang

    Dipanaskan perlahan-lahan dalam tabung reaksi sambil

    menggoyang-goyangkan tabung

    Diameter warna sejak meleleh-mendidih

    Belerang mendidih

    Dituangkan dalam gelas kimia berisi air

    Terbentuk batang panjang dan tipis

    2. Hidrogen Sulfida (dilakukan dalam lemari asam)

    Parafin, belerang dan asbes

    Dipanaskan dalam tabung reaksi

    Gas keluar

    Diuji dengan kertas timbal asetat

    Hasil

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    15 KIMIA - FMIPA

    FeS + HCL encer

    Direaksikan dalam tabung reaksi dilengkapi dengan pipa yang

    ujungnya lancip

    Gas yang keluar

    Diuji dengan kertas timbal asetat

    Dibakar gas yang keluar dari ujung pipa

    Dikenakan cawan penguap diatas nyala api

    Hasil nyala api

    3. Sifat Asam Sulfat

    Tembaga

    + 1 ml H2SO4

    jangan sampai mendidih

    Hasil

    Diletakkan kertas saring yang di basahi dengan K2Cr2O7

    dimulut tabung reaksi

    Hasil

    Gula

    + H2SO4 pekat

    Hasil

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    16 KIMIA - FMIPA

    CH3COOH

    Dimasukkan 2 ml dalam tabung reaksi

    + 2 ml alkohol

    +2 ml H2SO4

    dalam pemanas air

    Hasil

    E. HASIL PENGAMATAN

    PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN

    1. Modifikasi Belerang

    Serbuk belerang

    + 5 ml CS2

    Dituangkan larutan dalam kaca arloji,

    ditutup dengan kertas saring

    (sebagian kecil permukaan tidak

    tertutup sehingga CS2 menguap habis)

    Perhatikan kristal yang terbentuk

    Serbuk belerang

    A dalam bentuk rx sambil di goyang-

    goyangkan

    Diamati warna dan viskasitas

    belerang dari meleleh sampai

    mendidih

    Belerang telah mendidih

    Dituangkan dalam gelas kimia yang

    berisi air hingga terbentuk batang

    yang panjang dan tipis

    Hasil

    Kristal yang terbentuk adalah kristal rhombik

    yang berwarna kunung membeku pada suhu

    kamar dan strukturnya zig-zag.

    - Sebelum mendidih

    Warna : kuning kuning kecoklatan

    Visikositas : masih cair

    - Setelah mendidih

    Warna : kuning coklat (seperti madu)

    Visikositas : sangat kental

    - Bentuk kristal (sebelum mendidih) :

    serbuk

    - Setelah kering terbentuk kristal yang

    panjang dan bulat, permukaan seperti

    marmer dengan struktur monoklin

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    17 KIMIA - FMIPA

    2. Hidrogen sulfida

    FeS + HCl encer

    Direaksikan dalam tabung reaksi

    dilengkapi dengan pipa yang

    ujungnya lancip

    Gas yang keluar

    Diuji dengan kertas Pb asetat

    Dibakar gas yang keluar dari ujung

    pipa

    Dikenakan cawan penguap diatas api

    Hasil nyala api

    3. Sifat asam sulfat

    Gula pasir putih

    + H2SO4 pekat

    CH2COOH + H2SO4 + alkohol

    Hasil

    Warna capuran putih keabuan

    Saat dipanaskan seperti ada dorongan

    udara dari dalam pipa

    Uji dengan kertas Pb asetat berwarna

    coklst

    Setelah dicampur, warna campuran

    berwarna hitam

    Diuji dengan kertas timbal asetat kertas

    berwarna kehitaman

    Berwarna coklat muda

    Setelah dipanaskan larutan berwarna

    hitam dan Cu hitam

    Ditutup dengan kertas saring berwarna

    biru kehitaman pada permukaannya dari

    awal kertas yg berwarna kuning

    Awalnya gula berwarna putih, setelah

    dicampur H2SO4 menjadi cokelat tua,

    lengket, gulanya kaku dan mengendap

    Panas

    Larutan bening

    Larutan tetap bening

    Terjadi penguapan

    Terdapat tetes-tetes air di dinding

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    18 KIMIA - FMIPA

    F. ANALISA DATA

    1. Modifikasi Belerang

    S8 (s) + CS2 S8 (aq) diuapkan S8 (rhombik)

    S8 (rhombik) S monoklin S8(l) S8

    (rhombik)

    S8 (rhombik) S monoklin S cair S uap

    S + H2O S amorf (karet)

    2. Hidrogen Sulfida

    S8 + parafin + Abses H2S(g)

    FeS (S) + 2HCl (aq) FeCl2(aq) + H2S (g)

    Pb (CH3 COO)2 (aq) + H2S (g) PbS (s) + CH3 COOH (aq)

    3. Sifat asam sulfat

    Cu(s) + 2H2SO4 Cu2+

    + SO2(g) + 2H2O(l) + SO42-

    (aq)

    3SO2(g) + Cr2O72-

    + 2H+

    2Cr3+

    + 3SO42-

    H2

    C12H22O11 (s) + H2SO4 (aq) 12C (s) + 11H2O (l) + H2SO4 (aq)

    CH3COOH + C2H5OH H2SO4

    CH3COOC2H5 + H2O

    G. PEMBAHASAN

    Praktikum kali ini mempelajari beberapa modifikasi belerang serta mempelajari sifat

    hidrogen sulfida dan sifat asam sulfat. Akan dibahas mengenai unsur belerang, baik itu

    dari bentuk kristalnya maupun dari senyawa-senyawa yang dibentuk oleh belerang itu

    sendiri.

    Pada percobaan pertama mengenai modifikasi belerang dan akan dilakukan beberapa

    kegiatan untuk mengetahui macam-macam bentuk kristal belerang. Pertama, serbuk

    belerang dilarutkan dalam larutan CS2, diperoleh campuran berwarna kuning dan

    terbentuk kristal zig-zag yang berbentuk rhombik. Belerang memang tidak larut dalam

    air, tetapi akan mudah larut dalam CS2 (karbon sulfida). Bentuk rhombik yang diperoleh

    akibat reaksi yang dilakukan tanpa pemanasan, karena pada suhu 25C atau suhu kamar,

    belerang biasanya berbentuk rhombik dan berwarna kuning. Dalam bentuk rhombik, yang

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    19 KIMIA - FMIPA

    stabil pada suhu kamar, atom-atom belerang terikat satu sama lain membentuk cairan

    beranggotakan delapan atom (Purwoko, 2001).

    Kegiatan kedua, yaitu setalah pemanasan, belerang yang pada awalnya berwarna

    kuning pucat dan viskositasnya air. Pada suhu di atas titik leleh, terbentuk cairan

    berwarna kuning muda yang mobile dan terdiri dari satuan S8. Jika suhu dinaikkan lagi,

    warna cairan menjadi gelap dan pada suhu kira-kira 160oC, berupa lingkar S8 putus

    menjadi rantai spiral panjang (belerang ) dengan beberapa S6 (belerang ). Antara

    160oC dan 180

    oC, viskositas cairan mencapai maksimum dan tidka dapat dituang

    (Achmad, 2001). Pemanasan yang dilakukan menghasilkan campuran kuning kecoklatan

    yang kental seperti madu. Setelah dikeringkan terbentuk kristal panjang dan bulat,

    permukaannya seperti marmer dengan struktur monoklin.

    Unsur belerang berupa campuran satuan S8, S6, S4 dan S2. Komposisinya bergantung

    pada suhu, jika cairan belerang (pada suhu 250oC 350oC) dituang ke dalam air dingin,

    diperoleh belerang plastis, berupa serat yang terutama berbentuk . Jika dibiarkan, lama-

    kelamaan berubah menjadi belerang rhombik (Achmad, 2001). Setelah dimasukkan ke

    dalam air dingin terbentuk kristal amorf tidak beraturan berwarna kuning seperti plastik,

    dan terbentuk batnag panjang dna bulat. Belerang palstik ini merupakan rantai molekul-

    molekul dan bersifat seperti karet pada awalnya, namun akhirnya mudha patah dan

    berubah menjadi belerang rhombik (Sugiyarto, 2007).

    Percobaan kedua mengenai Hidrogen sulfida, dicampurkan parafin, belerang dan

    asbes, warna campuran putih keabuan (tidka berwarna) saat dipanaskan seperti ada

    dorongan udara dari dalam pipa yang menandakan terbentuknya gas H2S, gasnya tidak

    berwarna dan berbau busuk yang menyengat. Gas yang dihasilkan memang sesuai dengan

    sifat H2S yaitu tidak berwarna dan berbau busuk (Sugiyarto, 2007) Pengujian dengan

    kertas Pb asetat dimana dihasilkan warna cokelat, yang berasal dari PbS (Sugiyarto,

    2007).

    Pembuatan H2S dengan mereaksikan FeS dengan HCl encer. Digunakan HCl sebab

    HCl merupakan asam kuat yang bukan pengoksidasi (Syukri, 1999). Warna campuran

    FeS dan HCl adalah berwarna hitam. Dari reaksi tersebut diperoleh gas H2S yang

    memiliki sifat tidak berwarna yang memiliki bau menyengat, gas yang dihasilkan (H2S)

    diuji dengan kertas timbal asetat dan diperoleh warna kehitaman pada kertas, warna

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    20 KIMIA - FMIPA

    kehitaman itu menunjukkan bahwa gas yang terbentuk positif (+)

    merupakan/mengandung H2S.

    Pada percobaan ketiga mengenai sifat asam sulfat. Pada kegiatan pertama, direaksikan

    keping tembaga (Cu) dengan H2SO4 pekat. Campuran berwarna cokelat muda, setelah

    dilakukan pemanasanCu menghitam dan larutan juga berwarna hitam. Tidak muncul bau

    dan warna gas saat reaksi. Reaksi ini sebenarnya menunjukkan sifat dari asam sulfat yaitu

    sebagai pengoksidator. Dimana logam tembaga menghasilkan ion tembaga (II) dan asam

    sulfat tereduksi menjadi beleranng dioksida air (Sugiyarto, 2007). Setelah ditutup dengan

    kertas sering yang telah dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 dan dapat dilihat kertas yang

    awalnya berwarna kuning menjadi berwarna biru kehitaman pada permukaannya, warna

    itu dihasilkan dari gas SO2 yang akan mereduksi Cr, sehingga nantinya akan dihasilkan

    Cr3+

    .

    Saat gula direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat, campuran berwarna coklat tua,

    lengket, gulanya kaku dan mengendap. H2SO4 (asam sulfat) mempunyai kemampuan

    melenyapkan komponen air dari struktur formula suatu senyawa (Sugiyarto, 2007).

    Percobaan terakhir yaitu mereaksikan asam asetat dengan alkohol kemudian

    ditambahkan cairan H2SO4 pekat. Larutan berwarna bening dan muncul panas. Setalah

    dipanaskan larutan tetap bening dan tercium bau yang harum. Dapat dilihat pula

    terjadinya penguapan denganesterifikasi, sebab hasil reaksinya menghasilkan etil asetat

    yang merupakan senyawa ester dan akan berbentuk monoklin (Syukri, 1999). Esterifikasi

    dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+

    dimana asam belerang sering digunakan sebagai

    suatu katalisator untuk reaksi ini. Jadi fungsi penambahan H2SO4 pekat pada reaksi ini

    ialah sebagai katalis dalam pembentukan etil asetat (Anshory, 2003).

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    21 KIMIA - FMIPA

    H. KESIMPULAN

    Dari percobaan yang telah dilakukan serta pembahasan yang sudah dikaji, dapat

    ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

    1. Belerang memiliki beberapa bentuk kristal yaitu rhombik dan monoklin.

    2. Pada suhu kamar belerang berbentuk rhombik

    3. Setalah dipanaskan viskositas belerang yang cair menjadi kental, dimaan

    viskositasnya akan bertambah seiring dengan bertambahnya suhu.

    4. Pada suhu pemanasan/ belerang dipanaskan akan berbentuk kristal monoklin

    5. Gas hidrogen dapat dihasilkan dengan reaksi antara beleranf, parafin dan asbes

    6. Selain itu gas hidrogen dapat dihasilkan pula dengan reaksi antara FeS dengan HCl

    7. Gas hidrogen sulfida memiliki sifat tidak berwarna, berbau menyengat seperti telur

    busuk dan menghitamkan kertas timbal asetat

    8. Asam sulfat memiliki sifat-sifat yaitu dapat digunakan sebagai katalis pada reaksi

    esterifikasi, merupakan agen pengoksidasi, dapat digunakan sebagai pengering

    terhadap air.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    22 KIMIA - FMIPA

    DAFTAR PUSTAKA

    Achmad, Hiskia Drs. 2001. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT. Citra Aditya

    Bakti.

    Cotton dan Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.

    Purwoko, Agus Abhi. 2001. Kimia Unsur. Mataram : Universitas Mataram Press.

    Sugiyarto, Kristian Handoyo, Ph.D. 2001. Dasar-Dasar Kimia Anorganik Non

    Logam. Yogyakarta : UNY Press.

    Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB Press.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    23 KIMIA - FMIPA

    ACARA III

    BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    Tujuan Praktikum

    1. Mempelajari reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat

    2. Mempelajari reaksi redoks nirit, reaksi redoks amonia dan ion amonia.

    Hari, Tanggal Praktikum

    Senin, 25 April 2011

    Tempat Praktikum

    Laboratorium Kimia Dasar Lantai 3, Fakultas MIPA, Universitas Mataram.

    B. LANDASAN TEORI

    Nitrogen terdapat di udara sekitar 78 % volume sebagai molekul diatom (N2) yang

    berikatan kovalen rangkap tiga.

    Energi ikatan relatif besar (946 kJmol-1

    ) sehingga sangat stabil dan sukar

    bereaksi. Karena itu, kebanyakan entalpi dan energi bebas pembentukan senyawa

    nitrogen bertanda positif. Dilaboratorium, nitrogen dibuat dengan memanaskan

    larutan yang mengandung garam amonium (seperti NH4Cl) dan faram nitrit (misalnya

    NaNO2). Bila dipanaskan terjadi reaksi:

    NH4+

    (aq) + NO2-

    (aq) N2 (g) + 2H2O (l)

    Secara komersial, nitrogen dibuat dengan mencairkan udara, kemudian didestilasi,

    akhirnya didapat nitrogen sekitar 99% yang mengandung sedikit argon dan oksigen

    (Syukri, 1999 : 579).

    Nitrogen diperoleh dengan pencairan dan fraksinasi udara. Biasanya

    mengandung sedikit argon, dan bergantung kepada kualitasnya, dalam jumlah diatas

    30 ppm dari oksigen. Secara spektroskopi, N2 murni dibuat dengan dekomposisi

    termal natrium atau barium azida

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    24 KIMIA - FMIPA

    2NaN3 2Na + 3N2

    Satu-satunya reaksi N2 pada suhu ruangan adalah logam Li menghasilkan Li3N.

    dengan kompleks logam transisi teretentu, dan dengan bakteri fiksasi-nitrogen baik

    yang hidup maupun yang bersimbiose dengan/pada tunas dan akar cengkeh, kacang

    merah dan sejenisnya. Mekanisme bakteri memfiksasi N2 tidak diketahui. Pada suhu

    tinggi, nitrogen menjadi lebih reaktif bila mana dikatalis (Cotton, 2009 : 324).

    Pada amonia dan garam amonium nitrogen berada dalam bilangan oksidasi

    rendah (-3), dan bilangan oksidasi tertingginya (+5) didapatkan pada asam nitrat dan

    garam nitrat. Asam nitrat merupakan salah satu asam penting dalam industri, dan

    dengan dmeikian diproduksi dalam jumlah yang banyak, yang pada prinsipnya dengan

    cara oksidasi katalirtik amonia. Asam nitrat murni adalah asam kuat dalam arti bahwa

    pada larutan encernya 100 persen mengalami disosisasi menjadi H+

    dan nitrat NO3-,

    seperti halnya karbonat, ion nitrat berbentuk planar, yang memiliki tiga macam

    bangun yang resonansi. Ion ini tidak berwarna dan mampu membentuk bermacam-

    macam garam nitrat, yang kebanyakan diantaranya mereka larut dalam air. Karena ion

    nitrat, yang kemampuannya lemah untuk membentuk kompleks, pratisi semua garam

    ini mengalami disosiasi sempurna dalam larutan akua (Purwoko, 2001 : 43).

    Hampir semua garam amonium larut dalam air dan larutannya bersifat asam oleh

    karena hidolisis amonium yang bertindk sebagai asam lemah Bronsted_Lowry. Oleh

    karena itu, kemampuan mengikat proton antara molekul NH3 dan H2O dapat pula

    dirasionalisaso melalui peristiwa melarutnya garam amonium, misalnya NH4+Cl

    -

    tersebut ke dalam air. Kenyataan bahwa larutan menjadi bersifat asam menyarankan

    bahwa molekul H2O justru mampu memaksa ion NH4+

    melepas H+

    untuk diikat

    menjadi H3O+

    yang memberikan sifat asam. Semua garam amonium mengalami

    dekomposisi fermal/ Garam dengan anion nonoksidator menghasilkan amonium

    dengan asam-asam induknya. Sedangkan garam-garam dengan anion yang bersifat

    oksidator mengalami dekomposisi redoks (disproporsionasi) jika dipanaskan

    (Sugiyarto, 2007:9.7-9.8).

    C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

    ALAT PRAKTIKUM

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    25 KIMIA - FMIPA

    1. Gelas kimia 250 ml

    2. Tabung reaksi

    3. Labu erlenmeyer

    4. Penjepit tabung reaksi

    5. Pipet volume 5 ml

    6. Bulb

    7. Timbangan analitik

    8. Pengaduk

    9. Bunsen

    BAHAN PRAKTIKUM

    1. Padatan tembaga

    2. Larutan HNO3 pekat

    3. Aquades

    4. Padatan KNO3

    5. Padatan Cu(NO3)2

    6. Larutan HNO3 2 M

    7. Larutan NaOH 0,1 M

    8. Larutan H2SO4 0,1 M

    9. Larutan KI 10%

    10. Larutan KMnO4

    11. Kawat tembaga

    12. Larutan amonia pekat

    13. Padatan (NH4)2Cr2O7

    14. Kertas lakmus

    15. Logam Al

    D. SKEMA KERJA

    Reaksi Redoks Asam Nitrat dan Garam Nitrat

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    26 KIMIA - FMIPA

    Eksperimen 1

    Tembaga

    Dimasukkan dalam tabung reaksi

    + beberapa tetes asam nitrat pekatt

    Hasil

    2ml asam nitrat pekat

    Diencerkan hingga menjadi 7 M

    + 3 keping tembaga

    Perhatikan gas yang terjadi

    Hasil

    Eksperimen 2

    KNO3 padat

    Diuji gas yang dihasilkan dan sisa zat padat

    dalam tabung reaksi

    Hasil

    Cu(NO)3

    Diuji gas yang dihasilkan dan sisa zat padat

    dalam tabung reaksi

    Hasil

    Eksperimen III

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    27 KIMIA - FMIPA

    2ml HNO3 2 M dan 5ml NaOH 0,1 M

    + sekeping logam Al

    Diperiksa gas yang terbentuk dengan kertas

    lakmus

    Hasil

    Reaksi Redoks Asam Nitrit

    10ml H2SO4 0,1 M

    Didinginkan dengan es selama 5 menit dalam

    tabung reaksi

    Masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi

    NaNO2 1 gr

    Hasil

    Bagian I Bagian II Bagian III

    Hasil Hasil Hasil

    Reaksi Redoks Amonia dan Ion Amonium

    Kawat tembaga

    Dililitkan hingga terbentuk spiral

    Dipanaskan

    Diperhatikan

    Gas yang

    terbentuk

    + larutan KI

    10 %

    + KMnO4 0,1 M

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    28 KIMIA - FMIPA

    Dimasukkan 10 ml amonia pekat ke dalam

    erlenmeyer

    hingga mulai menguap

    Hasil

    Dipanaskan kawat sampai membara

    Digantungkan pada mulut labu

    Hasil

    1 gr (NH4)Cr2O7

    dalam tabung reaksi

    Diperhatikan warna padatan dan gas yang

    terbentuk

    Hasil

    E. HASIL PENGAMATAN

    PERCOBAAN HASIL

    Eksperimen I

    Tembaga (Cu) + beberapa tetes

    HNO3 pekat

    Pengenceran asam nitrat pekat +

    3 keping tembaga

    Larutan berwarna biru pekat dan terdapat gas /

    asap berwarna merah bata.

    Gas berwarna putih lama kelamaan cokelat

    larutan berwarna bitu, terbentuk gas NO

    Eksperimen II

    KNO3 padat, dipanaskan

    Cu(NO3)2 padat

    Terbentuk gas berwarna putih, larutan berwarna

    bening

    Padatan Cu(NO3)2 yang semula berwarna biru

    setelah dipanaskan menghasilkan gas yang

    berwarna putih, larutan biru-hijau.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    29 KIMIA - FMIPA

    Eksperimen III

    HNO3 2M + NaOH encer + Al

    kemudian diuji dengan lakmus

    B . REAKSI REDOKS ASAM

    NITRAT

    H2SO4 encer didinginkan,

    dimasukan ke tabung + NaNO2

    o Larutan dipanaskan

    o Larutan ditambahkan KI

    o Larutan ditambahkan

    KmnO4

    HNO3 2M + NaOH encer mengendap, + Al

    mrnghasilkan gelembung udara, lakmus biru.

    Warna larutan menjadi putih, kemudian kembali

    bening, terbentuk gas berwarna coklat.

    o Gas berwarna coklat, terbentuk gelembung

    yang naik ke permukaan

    o Gas berwarna coklat dan terdapat endapan

    berwarna coklat dipermukaan

    o Gas berwarna kecoklatan dan larutan tetap

    bening

    F. ANALISA DATA

    1. Reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat

    a. Eksperimen 1

    Cu(s) + 2NO3- + 4H

    + Cu2+ + 2NO2(g) + 2H2O(l)

    Cu(s) + 4 HNO3 (aq) Cu(NO3)2 (S) + 2NO2(g) + 2H2O(l)

    Cu(s) + 2NO3- + 8H

    + 3Cu2+ + 2NO(g) + 4H2O(l)

    Logam Cu + HNO3 pekat

    Cu(s) + 4 HNO3 (aq) Cu(NO3)2 (S) + 2NO2 + 2H2O(l)

    Reaksi oksidasi : Cu(s) Cu2+

    + 2 e-

    Reaksi reduksi : 2NO3-(aq) + 4H

    +(aq) 2NO2 + 2H2O(l) + 2 e

    -

    Reaksi redoks : Cu(s) + 2NO3-(aq) Cu

    2+ + 2NO2 + 2H2O(l)

    Logam Cu + HNO3 yang diencerkan (7M)

    Reaksi oksidasi : Cu(s) Cu2+

    + 2 e-

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    30 KIMIA - FMIPA

    Reaksi reduksi : 2NO3-(aq) + 8H

    +(aq) 2NO2 + 4H2O(l) + 2 e

    -

    Reaksi redoks : Cu(s) + 2NO2-(aq) + 8H

    + Cu2+ + 2NO2 + 4H2O(l)

    b. Eksperimen 2

    KNO3(s) KNO2 + O2(g)

    Cu(NO3)2(s) CuO(s) + 2NO2(g) + O2(g)

    c. Eksperimen 3

    8Al(s) + 3NO3- + 2H2O + 5OH

    - 3NH3

    2. Reaksi redoks asam nitrit

    H2SO4(aq) + NaNO2(s) Na2SO4(s) + NO(g) + H2O(l)

    2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)

    2NaNO2(s) + 2KI + 4H2SO4 I2 + 4 KHSO4(aq) + 2NO2(g) + 2H2O(l)

    2 NaNO2(s) + KMnO4(aq) + H2SO4(aq) (dengan cara setengah reaksi)

    MnO4-(aq) +8 H+

    (aq) + 5 e Mn2+

    + 4H2O x 2

    NO2-(g) + H2O(l) NO3

    -(aq) + 2H

    + + 2e

    2 MnO4- + 16H

    + + 10e 2Mn2+ + 8 H2O

    5NO2- + 5 H2O 5NO3

    - + 10 H

    + + 10 e

    2 MnO4-(aq) +5NO2

    -(aq) + 6H

    +(aq) 2Mn

    2+ (aq) + 5NO3

    -(aq) +3 H2O(l)

    3. Perhitungan

    Diketahui : Volume asam nitrat pekat sebelum diencerkan = 2 ml

    Persen HNO3 = 65%

    = 1,41 gr/mL

    Mr = 63 gr/ mol

    Ditanya : volume HNO3 setelah pengenceran 7 M, 3M, 2M

    Jawab :

    M HNO3 pekat =

    =

    M HNO3 pekat = 14,55 M

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    31 KIMIA - FMIPA

    Untuk pengenceran hingga 7 M

    Diketahui :

    = 1,41 gr/ml

    V = 2 mL

    % berat = 65 %

    Ditanya :

    Volume ?

    Jawab :

    Dari persen massa

    Volume yang dibutuhkan

    Untuk pengenceran hingga 3 M

    Diketahui :

    = 1,41 gr/ml

    V = 2 mL

    % berat = 65 %

    Ditanya :

    Volume ?

    Jawab :

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    32 KIMIA - FMIPA

    Dari persen massa

    Volume yang dibutuhkan

    G. PEMBAHASAN

    Praktikum kali ini akan membahas tentang bilangan oksidasi nitrogen. Dimana

    praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari reaksi redoks antara asam nitrat dan

    garam nitrat. Selain itu juga untuk mempelajari reaksi redoks pada asam nitrit.

    Pada percobaan pertama, yaitu tentang reaksi asam nitrat dan garam nitrat,

    dilakukan 3 macam ekperimen. Pertama, direaksikan logam tembaga dengan HNO3

    pekat. Terbentuk gas berwarna coklat, larutan menjadi biru dan logam tembaga

    melebur. Gas yang terbentuk adalah gas NO2 . Terbentuknya gas yang berwarna

    coklat menunjukkan pada reaksi ini terbentuk gas NO2 yang berwarna coklat

    kemerahan. Pada proses ini terjadi pengurangan bilangan oksidasi nitrogen, yaitu dari

    (+5) ke (+4). Hal ini disebabkan HNO3 merupakan pengoksidasi kuat (Syukri, 1999).

    Ion nitrat merupakan oksidator yang lebih kuat daripada H+ itu sendiri, hal ini yang

    menyebabkan logam Cu dapat larut dalam HNO3.

    Selanjutnya, pada eksperimen kedua, dimana logam tembaga kembali

    direaksikan dengan HNO3, tetapi HNO3 kali ini adalah dalam bentuk encer. Jadi

    sebelum direaksikan, dilakukan pengenceran terlebih dahulu untuk HNO3. Dari reaksi

    tersebut terbentuk gas berwarna putih/tak berwarna. Larutan menjadi berwarna biru

    dan terbentuk gas NO. Bukti bahwa telah terbentuknya gas NO dapat dilihat dari gas

    berwarna putih/tak berwarna yang terbentuk. Saat baru direaksikan terlihat sedikit

    warna kecoklatan karena gas NO sangat mudah dioksidasi oleh udara menjadi NO2

    (Purwoko, 2001). Reaksi ini nitrogen juga menglami penurunan biloks, dari yang

    semula +5 menjadi +2. Perbedaan penurunan biloks ini karena perbedaan konsentrasi

    asam nitrat yang digunakan, yaitu asam nitrat pekat da asam nitrat yang telah

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    33 KIMIA - FMIPA

    diencerkan. Dimana reaksi logam Cu dengan HNO3 pekat akan menghaislkan gas

    NO. Sedangkan bila logam Cu direaksikan dengan HNO3 yang diencerkan maka akan

    menghasilkan gas NO.

    Eksperimen kedua merupaka salah satu contoh dari dekomposisi termal

    dimana digunakan KNO3 padat dan Cu(NO3)2 padat yang kemudian masing-masing

    dipanaskan. Ketikan padatan KNO3 dipanaskan terbentuk gas yang berwarna putih,

    dan larutannya berwarna bening. Pada proses ini atom nitrogen tereduksi dari +5

    menjadi +3 .Sedangkan saat Cu(NO3)2 yang dipanaskan terbentuk gas berwarna

    putih dan larutan menjadi biru kehijauan dengan padatan yang sedikit menghitam. Hal

    itu menandakan bahwa terbentuk CuO. Pada Cu(NO3)2 ini atom nitrogen juga

    tereduksi menjadi NO2, dimana terjadi penurunan biloks dari +5 menjadi +4.

    Ekperimen ketiga yaitu mereaksikan asam nitrat dengan natrium hidroksida,

    kemudian ditambahkan dengan logam aluminium dan diuji dengan kertas lakmus.

    Hasilnya kertas lakmus menjadi biru. Hal itu karena terbentuknya NH3 pada reaksi

    dan menunjukkan bahwa NH3 bersifat basa. Dari reaksi ini dapat dilihat perubahan

    biloks yaitu dari +5 menjadi -3, dimana nitrogen mengalami reduksi karena HNO3

    berekasi dengan pereduksi kuat yaitu Al.

    Percobaan selanjutnya yaitu reaksi redoks asam nitrit dimana pada awalnya

    H2SO4 didinginkan dengan es batu. Tujuannya adalah untuk menurunkan suhu

    larutan H2SO4 sebab reaksi H2SO4 berlangsung secara eksotermik, jadi suhunya

    harus dioptimalkan terlebih dahulu. Selanjutnya larutan HNO3 dimasukkan ke dalam

    3 tabung yang berisi padatan HNO3. Larutan menjadi berwarna putih kemudian

    kembali bening dan terbentuk gas berwarna coklat. Pada amsing-masing tabung

    diberikan perlakuan yang berbeda-beda. Tabung pertama di panaskan dan terbentuk

    gas berwarna coklat beserta gelembung. Gas yang berwarna coklat menunjukkan

    reaksi tersebut menghasilkan gas NO2. Walaupun menurut persamaan reaksi awalya

    terbentuk gas NO, namun reaksi dengan udara menyebabkan terbentuknya gas N)2.

    Pada reaksi ini juga terjadi perubahan biloks nitrogen dari +5 (dari HNO3) tereduksi

    menajdi +2 (NO).

    Untuk tabung kedua ditambahakan beberapa tetes larutan KI hasilnya terdapat

    gas berwarna coklat dan terbentuk endpaat coklat dipermukaan. Pada reaksi ini asam

    nitrit tereduksi dari HNO2 (+3) menjadi NO (+2). Pada tabung terakhir ditambahkan

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    34 KIMIA - FMIPA

    larutan KmnO4, terbentuk gas berwarna coklat dan larutan tetap bening. Hal itu

    karena asam nitrit mereduksi MnO4 menjadi Mn2+

    . Sementara HNO2 (+3) tereduksi

    menjadi NO3 (+5).

    H. KESIMPULAN

    Dari percobaan yang telah dilakukan serta pembahasan yang sudah dikaji, dapat

    ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

    1. Senyawa nitrogen dapat menghasilkan nilai biloks yang berbeda-beda.

    2. Logam Cu yang direaksikan dengan HNO3 pekat angkat menghasilkan gas

    NO2

    3. Logam Cu yang direaksikan dengan HNO3 encer angkat menghasilkan gas NO

    4. Dalam larutan asam, ion nitrat merupakan oksidator kuat.

    5. Gas NO2 berwarna coklat, sedangkan gas NO berwarna putih / tidak berwarna.

    6. Konsentrasi HNO3 baik pekat maupun yang sudah diencerkan mempengaruhi

    hasil reaksi.

    7. Asam nitrat encer bila bereaksi dengan pereduksi kuat dapat membentuk

    nitrogen sampai bilangan oksidasi -3.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    35 KIMIA - FMIPA

    DAFTAR PUSTAKA

    Cotton, F Albert Geoffrey Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI

    Press.

    Purwoko, Agus Abhi. 2001 : Kimia Unsur. Mataram : UNRAM Press.

    Sugiyarto, Kristian Handoyo M.Sc, Ph. D.. 2001. Dasar-dasar Kimia Anorganik Non

    Logam. Yogyakarta : UNY Press.

    Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung : ITB Press.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    36 KIMIA - FMIPA

    ACARA IV

    HALOGEN

    A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

    Tujuan Praktikum

    Mempelajari salah satu cara pembuatan klor dan beberapa sifat klor, brom dan

    iod.

    Hari, Tanggal Praktikum

    Senin, 2 Mei 2011

    Tempat Praktikum

    Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III Fakultas MIPA Universitas Mataram

    B. LANDASAN TEORI

    Golongan Halogen, F,Cl, Br, I dan At adalah kelompok unsur-unsur yang sanagt

    kontras terhadap golongan alkali (Golongan I) Alkali adalah kelompok logam yang

    sangat reaktif, elektropositif sedangkan halogen adalah kelompok non logam yang sanagt

    reaktif, elektronegatif. Paling reaktif ubtuk alkali terdapat pada unsur paling bawah

    sedangkan untuk halogen terdapat pada unsur paling atas dari golongannya dalam sistem

    periodik unsur. Titik leleh dan titik didih molekul diatomik halogen naik secara perlahan

    dan hal ini berkaitan dengan sifat polarisabilitas molekul-molekul yang bersangkutan.

    Sifat polarisabilitas molekul diatomik halogen naik secara perlahan dengan naiknya

    nomor atom, hal ini disebabkan oleh naiknya jari-jari atau volume atom dan jumlah total

    elektron sehingga posisi elektron makin mudah terdistribusi secara tak homogen di

    sepanjang waktunya ( Sugiyarto, 2007 : 11).

    Halogen mempunyai potensial ionisasi yang tinggi, sangatlah sulit untuk melepas

    sebuah elektron dari atom halogen. Diperlukan energi yang lebih besar untuk melepas

    sebuah elektron dari atom halogen daripada atom lain yang seperioda kecuali unsur gas

    mulia. Tentu saja dalam golongan ini sendiri terdapat penurunan potensial ionisasi,

    semakin besar atom halogen, semakin lemah elektron terluar terikat dan semakin sedikit

    energi yang diperlukan untuk melepas elektron tersebut dari suati atom netral. F-

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    37 KIMIA - FMIPA

    memiliki kecendrungan yang palinh rendah untuk melepas elektronnya. Ini berarti bahwa

    ion fluorida adalah reduktor yang paling lemah dan bahwa ion astatida, At- merupakan

    reduktor terbaik dari ion halida (Purwoko, 2001 : 69).

    Karena keelektronegatifan halogen relatif besar dibandingkan unsur lain. Maka

    halogen bersifat menarik elektron atau pengoksidasi. Kemampuan mengoksidasi halogen

    berkurang dari atas ke bawah. Akibatnya unsur yang di atas dapat mengoksidasi unsur

    dibawahnya, tetapi tidak dapat sebaliknya (Syukri, 1999 : 599).

    Klor terdapat sebagai NaCl, KCl, MgCl2 dan sebagainya di dalam air laut, danau

    bergaram dan sebagai deposit yang berasal dari penguapan pasejarah danau bergaram.

    Klor di peroleh melalui elektrolisis air laut dengan menggunakan anoda air raksa dimana

    natrium melarut :

    Na+

    + e Na

    Cl-

    e

    Kemudian natriumnya dihilangkan secara terpisah dengan mencuci amalgam dengan air,

    memeberikan NaOH murni. Klor adalah gas yang kehijauan, ia melarut dalam air sambil

    bereaksi (Cottom, 2001 : 72).

    Secara komersial, klor dibuat secara lebih ekonomis melalui oksidasi elektrolitik dari

    leburan atau larutan NaCl. Unsur berupa gas berwarna kuning kehijauan (bahkan

    namanya berasal dari bahasa latin Chloros, (hijau) dan memiliki bau yang menyangat.

    Secara komersial, klor digunakan sebagai pemutih untuk kertas dan pulp kayu da sebagai

    desinfektan persedian air minum publik (Purwoko, 2001 : 72).

    Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida.

    Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia

    melarut sedang dalam air, dan dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti CS2 dan

    CCl4 (Cotton, 2009 : 374).

    Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Produksi I2 menyangkut baik

    mengoksidasi I- ataupun mereduksi Iodat menjadi I

    - diikuti oleh oksidasi. Pada tekanan

    atmosfer ia menyublim tanpa meleleh. Ia segera melarut dalam pelarut non polar seperti

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    38 KIMIA - FMIPA

    CS2 dan CCl4 . Iod membentuk kompleks biru dengan pasti, dimana atom Iod terarah

    pada saluran-saluran ada polisakarida amilose (Cotton, 2009 : 374).

    C. ALAT DAN BAHAN

    1. Alat

    - Erlenmeyer

    - Tabung reaksi

    - Pipet tetes

    - Rak tabung reaksi

    - Selang + Sumbat berpipa

    - Statif

    - Sendok

    2. Bahan

    - Kembang berwarna (kembang sepatu)

    - Potongan kain berwarna (hitam)

    - Kaporit

    - HCl pekat

    - CCl4

    - Etanol

    - Larutan Amilum

    - Aquades

    - Iod

    D. SKEMA KERJA

    Sendok teh kaporit

    -masukkan tabung reaksi

    + 1 ml HCl pekat

    -tutup tabung reaksi dengan sumbat yang

    telah dilengkapi selang

    HASIL

    -alirkan gas yang tebentuk ke dalam

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    39 KIMIA - FMIPA

    erlenmeyer yang telah berisi air

    HASIL

    Larutan gas klor (dari percobaan 1)

    -masukkan tabung reaksi

    -tempel kembang berwarna pada mulut

    tabung

    Amati

    Larutan gas Klor

    -masukkan tabung reaksi

    -letakkan potongan kain berwarna pada

    mulut tabung (masing-masing 1 kain

    basah, dan 1 kain kering)

    Amati

    2 ml larutan klor

    -masukkan tabung reaksi

    + 1 ml CCl4

    -Kocok

    Amati

    1 butir Iod

    -masukkan tabung reaksi yang berisi air

    -kocok

    + 1 ml CCl4

    -Kocok

    Perhatikan lapisan CCl4

    1 butir Iod

    -larutkan dalam 2 ml alkohol

    HASIL

    -Masukkan beberapa tetes larutan ini

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    40 KIMIA - FMIPA

    dalam 2 ml larutan amilum

    Amati

    E. HASIL PENGAMATAN

    NO PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN

    1. - sendok teh kaporit + HCl

    pekat, ditutup dengan sumbat

    - Gas dialirkan ke erlenmeyer

    yang berisi air

    - Kaporit larut, larutan berwarna

    kuning keruh dan keluar asap

    - Air yang dialirkan gas

    berwarna kekuningan

    2. - Larutan gas klor di tempelkan

    kembang berwarna pada mulut

    tabung basah :

    Kering

    Basah

    Kembang yang awalnya berwarna

    merah cerah menjadi agak pucat

    Kembang yang awalnya berwarna

    merah cerah menjadi lebih pucat

    dari sebelumnya

    3. - Larutan klor + CCl4 kemudian di

    kocok

    - Terbentuk 2 fase dan warna

    larutan menjadi bening

    4. - Iod direaksikan dengan air

    - + CCl4

    - Larutan menjadi coklat bening

    kemerahan

    - Terbentuk 2 fase, fase atas

    berwarna ungu & fase bawah sisa

    Iod membentuk koloid

    5. - Iod dilarutkan dalam alkohol

    - Dimasukkan beberapa tetes

    larutan dalam amilum

    - Warna larutan berubah warna

    menjadi hitam pekat seperti kecap

    - Warna larutan menjadi ungu pekat

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    41 KIMIA - FMIPA

    1. Persamaan Reaksi

    Ca(OCl)2(s) + 4HCl(aq)pekat CaCl2(s) + 2H2O(l) + 2Cl2(g)

    Cl2(g) + H2O(l) H+

    (aq) + HClO(aq) + Cl(aq)

    HClO(aq) + H2O(l) H3O+

    (aq) + ClO(g)

    HClO(aq) + CCl4(aq) HCl(aq) + CO2(g) + Cl2(g)

    I2 + H2O(l) 2I + H2O(l)

    2I + CCl4(aq) CCl3(aq) + I2

    I2 + C2H5OH(aq) C2H5OI(aq) + HI

    Amilum + I2 HI + H2O(l) + CO2(g) (kompleks biru)

    2. Gambar Rangkaian Pembuatan Gas Klor

    Keterangan

    1. HCl pekat

    2. Kaporit

    3. Penjepit tabung

    4. Sumbat berlubang

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    42 KIMIA - FMIPA

    5. Tabung reaksi

    6. Erlenmeyer

    7. Pipa karet

    8. Aquades

    9. Gelembung klor

    G. PEMBAHASAN

    Praktikum kali ini membahas mengenai halogen. Adapun tujuan dari praktikum kali

    ini adalah untuk mempelajari salah satu cara pembuatan klor dan beberapa sifat klor dan

    Iod. Terdapat beberapa percobaan yang dilakukan untuk menunjukkan sifat dari halogen

    tersebut.

    Percobaan yang pertama yaitu membuat gas klor dengan mereaksikan kaporit dengan

    HCl pekat. Hasilnya ialah larutan berwarna kuning keruh yang mengeluarkan asap/gas

    yang berwarna agak kekuningan, hal ini membuktikan bahwa dari berubahnya warna air

    dari bening menjadi kuninh keruh. Dapat diamati gas yang dihasilkan mengeluarkan bau

    yang menyengat. Ciri-ciri tersebut merupakan ciri khas/sifat Klor tersebut, yaitu unsur

    yang berupa gas berwarna kuning kehijauan dan memiliki bau yang menyengat

    (Purwoko, 2001).

    Percobaan selanjutnya yaitu gas klor yang terbentuk dialirkan pada gelas kimia yang

    berisi air (sehingga warna air menjadi kekuningan). Disini terjadi reaksi disproporsionasi

    klor, dimana dihasilkan asam hipoklorit atau HOCl. Dimana reaksi disproporsionasi ini

    menghasilkan sekitar 30% Cl2 yang larut dalam bentuk HOCl dan Cl-

    (Syukri, 1999).

    HOCl sendiri merupakan suatu oksidator yang sangat kuat.

    Percobaan berikutnya yaitu menggunakan kembang berwarna, dimana disini

    digunakan kembang sepatu yang berwarna merah terang sebagai penunjuk adanya gas

    klorin, dengan cara meletakkan kelopak bunga pada mulut tabung reaksi yang berisi

    larutan gas klor (pengujian secara kering). Hasilnya warna kelopak bunga memudah. Hal

    ini menunjukkan bahwa gas klorin atau diklorin merupakan suatu bleaching agent

    sehingga membuat warna pada kelopak bunga menjadi agak memudar atau menjadi lebih

    pucat. Kemudian di ambil kelopak lain dan dicelupkan sebagian ke dalam larutan klor

    (pengujian secara basah). Hasilnya, bagian kelopak yang dicelupkan menjadi lebih pucat

    dibandingkan dengan kelopak yang tidak dicelupkan.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    43 KIMIA - FMIPA

    Selanjutnya dengan larutan yang sama, digunakan kain hitam baik yang kering

    maupun yang basah. Namun warna kain tidak berubah sama sekali atau tetap hitam. Hal

    itu mungkin disebabkan karena kandungan gas klornya tidak terlalu banyak, sehingga

    tidak mempengaruhi. Seharusnya kain menjadi sedikit kecoklatan, dan untuk kain yang

    basah lebih cepat berubah warna karena mengandung H2O sehingga lebih cepat bereaksi.

    Percobaan selanjutnya ialah mencampurkan lautan klor dengan larutan CCL4 .

    Hasilnya ialah terbentuk 2 fase, dimana fase air dan porganiknya sama-sama bening,

    hanya saha fase air agak kerug. Terbentuk 2 fase ini disebabkan karena kepolaran larutan

    yang berbeda-beda. CCl4 merupakan pelarut non polar, sedangkan air dan klor bersifat

    polar, sehingga keduanya tidak menyatu.

    Percobaan berikutnya digunakan Iod. Pertama-tama Iod dilarutkan dalam air, hasilnya

    larutan berubah warna menjadi coklat bening kemerahan, tetapi Iodnya tidka larut. Hal ini

    disebabkan Iodin adalah molekul non polar, oleh karena itu kelarutannya dalam air sanagt

    rendah. Selanjutnya larutan Iod+air ini ditambahkan dengan larutan CCl4. Hasilnya ialah

    Iod melarut dan terbentuk 2 fase, fase atas/fase organiknya berwarna ungu dan fase

    bawah/fase air dari sisa Iod membentuk koloid. Fase organik yang berwarna ungu ini

    merupakan Iod yang larut dalam CCl4. Sebab Iod melarut dalam pelarut non polar dan

    menghasilkan warna keunguan dan agak merah. Tidak larutnya fase air dan fase organik,

    karena perbedaan kepolarannya. Dimana air merupakan pelarut polar, sedangkan CCl4

    merupakan pelarut non polar.

    Percobaan terakhir, dimana mula-mula Iod dimasukkan ke dalam etanol, dilakukan

    pengocokan dan hasilnya larutan menjadi berwarna hitam pekat seperti kecap. Warna

    hitam pekat ini kemungkinan disebabkan karena adanya interaksi yang tidak biasa antara

    I2 dan pelarut yang digunakan. Selanjutnya larutan Iod dan etanol dimasukkan kedalam

    tabung reaksi yang berisi amilum. Hasilnya ialah larutan menjadi berwarna ungu pekat.

    Hal ini disebabkan terbentuknya kompleks pati-I2 yang terbentuk bila Iod bereaksi dengan

    pati atau amilum.

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    44 KIMIA - FMIPA

    F. KESIMPULAN

    1. Klor dapat dibuat dengan mereaksikan bubuk kaporit dengan larutan HCl

    pekat

    2. Ciri-ciri fisik klor yaitu berbau menyengat, gasnya berwarna kuning dan

    larut dalam air

    3. Apabila Cl2 bereaksi dengan air akan menghasilkan asam hipoklorit

    4. Klorin dapat digunakan sebagia bleaching agent

    5. Iod larut dalam pelarut non polar seperti CCl4 dan memiliki kelarutan yang

    sanagt sedikit dalam air

    6. Jika iod bereaksi dengan alkohol akan menghasilkan warna cokelat dan

    bila bereaksi dengan amilum akan membentuk kompleks pati yang

    berwarna keunguan / biru tua

  • LAPORAN TETAP KIMIA ANORGANIK I 2011

    45 KIMIA - FMIPA

    DAFTAR PUSTAKA

    Cotton, F Albert Geoffrey Wilkinson. 2009. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI Press.

    Purwoko, Agus Abhi. 2001 : Kimia Unsur. Mataram : UNRAM Press.

    Sugiyarto, Christian H. 2007. Kimia Anorganik t. Yogyakarta : UNY Press.

    Syukri. 1999. Kimia Dasar III. Bandung : ITB.