65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

32
REPORTING KASUS 1 PENGKAJIAN COMMUNITY HEALTH NURSING Disusun oleh : N Try Yulianti (220110080019) Emi Novita (220110080038) Kartika Yanidrawati (220110080056) Yovinda Edi Putri (220110080059) Ade Lestari (220110080069) Sri Melva Damanik (220110080079) Silvia Junianty Siahaan (220110080097) Dwi Siwi Ratriani P (220110080104) Zulfa Rahmawati (220110080123) Anisa Suangga (220110080129) Dian Amelysafita (220110080154) Anis Supi Tasripiyah (220110080157) FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011

Transcript of 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

Page 1: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

REPORTING KASUS 1

PENGKAJIAN

COMMUNITY HEALTH NURSING

Disusun oleh :

N Try Yulianti (220110080019)

Emi Novita (220110080038)

Kartika Yanidrawati (220110080056)

Yovinda Edi Putri (220110080059)

Ade Lestari (220110080069)

Sri Melva Damanik (220110080079)

Silvia Junianty Siahaan (220110080097)

Dwi Siwi Ratriani P (220110080104)

Zulfa Rahmawati (220110080123)

Anisa Suangga (220110080129)

Dian Amelysafita (220110080154)

Anis Supi Tasripiyah (220110080157)

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2011

Page 2: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

Chair: Silvia Junianti

Scriber 1: Dian Amelysafita

Scriber 2: Zulfa Rahmawati

KASUS I (PENGKAJIAN)

Desa Jatisari terdiri dari 3 dusun dan 8 RW. Termasuk ke dalam daerah binaan

Puskesmas Tanjungsari. Puskesmas ini terletak di pinggir jalan raya. Warga Desa Jatisari dapat

menggunakan angkutan kota, sepeda motor, ataupun dengan berjalan kaki untuk datang ke

puskesmas. Desa Jatisari berupa dataran dan perbukitan atau pegunungan. Curah hujan rata-rata

3.528 mm/tahun, yang terbagi atas musim hujan dan musim kemarau.

Rumah-rumah di Desa Jatisari memiliki pekarangan, dan sebagian besar dimanfaatkan.

Jenis pemanfaatan pekarangan diantaranya untuk tanaman hias, tanaman obat keluarga, dan

dimanfaatkan untuk warung, kebun sayur dan lain-lain. Sebagian kecil rumah di Desa Jatisari

memiliki kandang hewan ternak. Hewan ternak yang terdapat di Desa Jatisari diantaranya ayam,

bebek, sapi, kambing, kelinci, dan lain-lain.

Sarana yang ada di desa ini antara lain posyandu 7 buah dengan jumlah kader 40 orang.

Posbindu berjumlah 1 buah dengan jumlah kader 2 orang. TK 3 buah, SD 3 buah, SMP 2 buah,

SMA 1 buah, industry besar 1 buah, home industry 18 buah, mesjid 14 buah, pasar 1 buah,

praktek dokter 4 buah, praktek bidan 1 buah, pangkalan ojeg 2 buah, perkantoran/instansi 3 buah.

Jumlah kepala keluarga di Desa Jatisari berdasarkan data desa sebanyak 1446 kepala

keluarga dengan total penduduk 5080 jiwa, dan hampir seluruh kepala keluarga Desa Jatisari

berstatus marital menikah. Sebagian keluarga sudah memiliki dana jaminan kesehatan dan

sebagian tidak memiliki. Untuk perilaku hidup bersih dan sehat hampir seluruh keluarga yang

ada di Desa Jatisari mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Hampir setengah keluarga

yang ada di Desa Jatisari memotong kuku 1 minggu sekali dan sebagian besar keluarga yang ada

di Desa Jatisari melakukan perilaku merokok.

Untuk sarana transportasi umum terdapat mobil angkutan umum dan ojek. Tetapi pada

umumnya masyarakat menggunakan ojek sebagai sarana transportasi. Selain itu untuk sarana

transportasi pribadi, ada sebagian warga yang sudah memiliki kendaraan pribadi.

Hampir seluruh keluarga yang ada di Desa Jatisari mengetahui mengenai gizi seimbang.

Sebagian besar keluarga yang ada di Desa Jatisari mempunyai perilaku makan aneka ragam

Page 3: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

setiap hari. Sebagian besar keluarga yang ada di Desa Jatisari mempunyai frekuensi makan 3

kali.

Sebagian besar jenis rumah yang berada di Desa Jatisari berupa rumah permanen dan

sebagian besar rumah memiliki ventilasi yang kurang 10%. Sebagian besar jendela rumah yang

ada di Desa Jatisari dibuka. Hampir seluruh keluarga menyatakan bahwa lingkungannya aman.

Sebagian besar rumah tangga memiiki jamban dengan jarak ≥ 10 m. Sebagian besar rumah

tangga memiliki sumber air dari PDAM dan hampir setengah rumah tangga memuang sampah ke

TPS.

STEP 1

1. Marital (Anisa Suangga)

2. Posbindu (all)

Jawab:

1. Status pernikahan (all)

2. Pos Bidan Terpadu (Anis)

Pos Pembinaan Terpadu (N Try)

STEP 2

1. Apa yang bisa dilakukan perawat untuk mengatasi sebagian warga masyarakat yang

belum punya jaminan kesehatan? (Emi) à intervensi

2. Jumlah ventilasi ideal di dalam rumah? (Zulfa)

3. Jumlah posyandu sudah mencukupi untuk desa dan kadernya sudah mencukupi atau

belum? (N Try)

4. Apa perbedaan tugas posyandu dan posbindu? (Yovinda)

5. Gizi seimbang masyarakat yang baik itu seperti apa? (Kartika)

6. Jarak ideal jamban dengan rumah? (Anis)

7. Tugas pokok (umum dan khusus) puskesmas? (Sri Melfa)

8. Jumlah ideal luas daerah dengan kepala keluarga? (Silvia)

9. Tindakan efektif perawat untuk para perokok? (Dwi siwi) à intervensi

10. Kenapa data geografis harus diketahui perawat komunitas? (Anisa)

11. Perilaku PHBS yang harus dilakukan selain di kasus? (Ade)

Page 4: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

12. Jarak ideal peternakan dengan rumah? (Dian)

13. Tahapan pengkajian? (Ade)

14. Jumlah ideal bidan/ perawat komunitas di desa? (Zulfa)

STEP 3

1. –

2. Ciri rumah sehat: (Anisa, Dian, Anis, Ade)

• Ventilasi rumah cukup sesuai dengan keadaan rumah

• Pencahayaan cukup

• Terdapat tempat pembuangan limbah rumah tangga

• Terdapat kamar mandi

• Jarak antar rumah tidak terlal dekat, sesuai antar jarak jamban ≥ 10 m

• Perbandingan luas lantai 4 m2 untuk tiap orang

3. Jumlah kader tidak mencukupi berdasarkan kasus. (Anisa)

Biasanya per-RW ada 1, kader ada perwakilan dari tiap RT. (Anis)

Karena jadwal posyandu juga beda, jadi sepertinya mencukupi. (Silvia)

4. Posyandu: Masyarakat yang datang ke tempat

Posbindu: Pembinaan masyarakat sesuai program, sasarannya kader-kader. (Melfa)

5. Gizi seimbang itu bukan hanya makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna tetapi

sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu sesuai aktivitas, usia dan status

kesehatannya. Dan dipengaruhi juga oleh lingkungan keadaan sekitar dan potensi alam

yang ada di desa tersebut. Selain itu makanan tersebut mengandung komponen

karbohidrat, mineral, vitamin, protein dan lemak. (Dian, Anisa, Melfa)

6. –

7. Meningkatkan kesehatan massyarakat dengan upaya promotif dan preventif. Kegiatannya

yaitu KIA, P2M, Kesling, Promkes. (all)

8. –

9. –

10. Untuk menurunkan angka keguguran ibu hamil, mengetahui penyakit-penyakit yang akan

timbul, dan mengetahui akses ke pelayanan kesehatan. (Emi, Kartika, Yovinda)

Page 5: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

11. 10 PHBS:

• Cuci tangan dengan sabun

• Makan makanan sehat dan bergizi

• Memiliki jamban masing-masing di tiap rumah

• Menggosok gigi yang tepat

• Persalinan ditolong dengan tenaga kesehatan

• Buang sampah pada tempatnya

• Tidak mengonsumsi obat-obatan

• Olahraga secara teratur

• Mandi dua kali sehari

• Memberantas jentik nyamuk

12. –

13. Pengkajian:

• Letak : Geografis dan demografi

• Fasilitas yang tersedia : mesjid, instansi, industry/ home industry

• Potensi alam

• Usia : produktif, balita, bayi, ibu hamil

• Mata pencaharian

• Agama

• Aspek pendidikan

• Aspek social budaya

• Perangkat desa

• Aspek ekonomi

• Aspek kesehatan

Page 6: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

STEP 4/ MIND MAP

STEP 5

1. Rumah sehat

2. Posyandu

3. Posbindu

4. Puskesmas

5. Jumlah ideal perawat di desa

6. Teori model keperawatan Neuman

7. Pengkajian menurut Neuman

STEP 6 (DISCOVERY LEARNING)

Page 7: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

STEP 7/ REPORTING

1. Rumah sehat

SYARAT RUMAH SEHAT:

a. Bahan bangunan

- Lantai

Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan.

Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan ini

pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah yang

dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan

tidak basah pada musim hujan.

- Dinding

Tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk

daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis

khususnya di pedesaan lebih daik terbuat dari papan. Sebab meskipun jendela tidak

cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi

dan dapat menambah penerangan alamiah.

- Atap

Genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Disamping

cocok untuk daerah tropis, harganya pun relatif murah. Atap seng atau asbes tidak

cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam

rumah.

- Lain-lain (tiang, kaso, reng)

Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Bahan-bahan

tersebut tahan lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan

sarang tikus yang baik. Untuk meng hindari hal ini maka cara memotongnya harus

mengikuti ruas bambu tersebut.

b. Ventilasi

Fungsi ventilasi adalah untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tetap segar

sehingga keseimbangan O2 tetap terjaga. Selain itu ventilasi juga berfungsi untuk

menjaga kelembaban udara dalam rumah. Di dalam rumah, ventilasi minimal 10% dari

Page 8: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

luas lantai dan sekurang-kurangnya ada dua ventilasi pada dinding yang berbeda agar di

dalam rumah ada tempat masuknya udara dan tempat keluarnya udara.

c. Cahaya

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup tidak terlalu banyak dan terlalu

sedikit. Terlalu sedikit akan membuat penghuninya tidak nyaman dan merupakan media

yang baik untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan terlalu banyak cahaya akan

menyilaukan dan merusak kesehatan mata. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela)

sekurang-kurangnya 15% -20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah.

d. Luas bangunan rumah

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuninya, artinya luas lantai

bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuni. Luas bangunan yang

optimum adalah 2,5 – 3 m2 untuk setiap anggota keluarga.

e. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat

- Penyediaan air bersih yang cukup

Jarak antara sumber air dengan saluran limbah/ septic tank sejauh 10 meter

- Pembuangan tinja

- Pembuangan air limbah

- Pembuangan sampah

- Fasilitas dapur

- Ruang berkumpul keluarga

Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu untuk rumah

pedesaan, yakni:

- Gudang untuk tempat menyimpan hasil panen

- Kandang ternak yang terpisah dari rumah. Jarak antara rumah dengan kandang sejauh

5 – 10 meter dan jarak antar kandang sejauh 5 meter

2. Posyandu

DEFINISI POSYANDU

Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan

Page 9: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

keluarga berencana.

SASARAN POSYANDU:

a. Bayi berusia < 1 tahun

b. Balita 1- 5 tahun

c. Ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas

d. Wanita usia subur

TUGAS POSYANDU

Tugas kader pada hari buka posyandu dengan tugas pelayanan sistem 5 meja:

a. Meja I

Pendaftaran, mendaftar bayi/balita, ibu hamil, menyusui,

dan pasangan usia subur.

Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan

pasangan usia subur. Menuliskan nama balita pada KMS

dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS serta

menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau register ibu

hamil.

b. Meja II

Pernimbangan balita, ibu hamil dan mencatat hasil penimbangan pada

secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS

c. Meja III

Pengisian KMS(Kartu Menuju Sehat) kemudian memindahkan catatan

hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS

d. Meja IV

Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak naik, ibu hamil dengan

resiko tinggi dan pasangan usia subur yang belum mengikuti KB.

Penyuluhan kesehatan, menjelaskan data KMS atau keadaan anak

berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik

KMS kepada ibu bayi/balita dan memberikan penyuluhan kepada setiap ibu

dengan mengacu pada data KMS anaknya atau hasil pengamatan mengenai

masalah yang di alami.

Pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulang dan kondom.

Page 10: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

Memberikan rujukan ke puskesmas.

Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu.

e. Meja V

Biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL dan lain-lain. Pelayanan yang

diberikan adalah:

Pemberian imunisasi, pemberian pil tambah darah, vitamin A.

Pemeriksaan kehamilan.

Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.

Pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan

3. Posbindu

DEFINISI POSBINDU

Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat

(UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu

sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu,

program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para

orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia

(Depkes, 2007).

POSBINDU kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan

POSYANDU, karena POSBINDU dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang

akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki masa lansia.

TUJUAN DIBENTUKNYA POSBINDU

Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu

kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga

dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya

Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya serta

meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi kesehatan usia

lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa beraktivitas,

namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta

melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan (Depkes, 2007).

PROSES PEMBENTUKAN POSBINDU

Page 11: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan masyarakat usia

lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembentukan posbindu

dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing daerah, misalnya

mengambangkan kelompok-kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok

jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu dapat pula

menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum dilaksanakan dan

merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk pembentukan Posbindu baru. Langkah-

langkahnya meliputi:

a. Pertemuan tingkat desa

b. Survey mawas diri

c. Musyawarah Masyarakat Desa

d. Pelatihan kader

e. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat

f. Pembinaan dan pelestarian kegiatan

KOMPONEN POSBINDU

Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan

dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen pokok, yaitu : adanya proses

kepemimpinan, terjadinya proses pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta

tersedianya pendanaan.

a. Kepemimpinan

Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk pelaksanaanya

memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin penyelenggaraan kegiatan

tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin

Posbindu bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.

b. Pengorganisasian

Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya pembagian tugas,

penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya. Struktur organisasi

Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.

c. Anggota Kelompok

Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu diperhatikan

Page 12: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam penentuan jumlah anggota,

sehingga apabila terpaksa tidak tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50

orang atau lebih dari 100 orang.

d. Kader

Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok, volume dan

jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.

e. Pendanaan

Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau

sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak mengikat.

SASARAN POSBINDU

a. Orang tua yang akan maupung yang sudah memasuki lansia

b. Keluarga dari lansia

PELAYANAN KESEHATAN

Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental

emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk

mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan

yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan

Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di

Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut dikelompok

sebagai berikut:

a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui kegiatan dasar

dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat

tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.

b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional

dengan menggunakan pedoman 2 menit.

c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT);

d. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan

denyut nadi selama 1 menit;

e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli;

f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula

Page 13: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

(diabetes mellitus);

g. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit

ginjal;

h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan

kelainan;

i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka

kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan

yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut;

j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia lanjut

yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (public

health nursing)

k. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh menu

makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta

menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut;

l. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk

meningkatkan kebugaran.

SARANA DAN PRASARANA

Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang

antara lain:

a. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)

b. Meja dan kursi

c. Alat tulis

d. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)

e. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan,

stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer.

f. Kartu Menuju Sehat (KMS) usi lanjut

MEKANISME PELAKSANAAN POSBINDU

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di kelompok,

mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5 tahapan/5 meja sebagai

berikut:

a. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan

Page 14: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta

penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

c. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan

status mental

d. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)

e. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling

REKRUITMEN DAN PELATIHAN KADER POSBINDU

Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok posbindu sendiri atau dapat saja diambil

dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Adapun persyaratan untuk

menjadi kader Posbindu adalah:

a. Dipilih dari masyarakat dengan

prosedur yang disesuaikan

dengan kondisi setempat;

b. Mau dan mampu bekerja secara

sukarela;

c. Bisa membaca dan menulis huruf

latin;

d. Sabar dan memahamil usia

lanjut.

Mekanisme pelaksanaan:

Setelah melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dan Musyawarah di tingkat RW, maka

panitia mengumumkan secara terbuka tentang rekrutmen kader Posbindu sesuai dengan

persyaratan di atas. Jika sampai pada waktu yang ditetapkan masih sedikit, maka panitia

bersama pengurus RW melakukan musyawarah kembali untuk menentukan kader Posbindu

berdasarkan pertimbangan tokoh masyarakat setempat.

Setelah rekrutmen kader Posbindu selesai, maka dilanjutkan dengan penyelenggaraan

pelatihan kader Posbindu dengan materi pelatihan meliputi:

a. Pengelolaan dan Pengorganisasian Posbindu

b. Surveilans hipertensi (survey mawas diri)

c. Prosedur deteksi dini hipertensi dan komplikasinya

d. Penatalaksanaan hipertensi dan komplikasinya

Page 15: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

e. Pencegahan hipertensi

f. Pertolongan pertama kedaruratan penyakit kardiovaskuler dan

serebrovaskuler.

4. Puskesmas

DEFINISI PUSKESMAS

Yang dimaksud Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksana

teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (DEPKES RI, 2007).

FUNGSI POKOK PUSKESMAS:

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan

kemampuan untuk hidup sehat

c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

di wilayah kerjanya.

PERAN PUSKESMAS

a. Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat

vital. Sebagai institusi pelaksana teknis, puskesmas dituntut memiliki kemampuan

manajarial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan.

b. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan untuk menentukan kebijakan

daerah melalui sitem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan-kegiatan yang

tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga

dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi dan informasi terkait upaya

peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.

WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Sasaran penduduk yang dilayani satu

puskesmas adalah rata- rata 30.000 penduduk.

PROGRAM POKOK PUSKESMAS

Page 16: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan di dalam gedung atau di luar gedung, menurut

jumlah sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status Puskesmas, perawatan atau non perawatan,

bisa melaksanakan kegiatan pokok, maupun pengembangan, tergantung kemampuan sumber

daya manusia dan sumber daya materialnya. Berikut ringkasan 9 (sembilan) program pokok

Puskesmas.

a. Program Promosi Kesehatan (Promkes) :

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program Kesehatan, Survey

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penilaian Strata Posyandu

b. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :

Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu

Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi Menular Seksual (IMS),

Penyuluhan Penyakit Menular

c. Program Pengobatan :

• Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit

Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan

(Kebidanan)

• Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)

d. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :

ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan, Rujukan Ibu

Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin, Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS)

e. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) :

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin),

Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB

f. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :

Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan Deteksi

Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi

g. Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan :

Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-

JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU (tempat-tempat

umum), Institusi Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)

Page 17: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

h. Program Pelayanan Kesehatan Komunitas :

Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Kesehatan Olahraga, Perawatan

Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

i. Program Pencatatan dan Pelaporan :

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem

Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS)

5. Jumlah ideal perawat di desa

Jumlah Perawat minimal di Puskesmas

Direktur Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik Kemenkes Yuti Suhartati

pada Jumat, 6 Mei 2011 lalu mengungkapkan bahwa dari segi proporsi, sebetulnya

diharapkan, minimal ada tujuh perawat di Puskesmas. Program penerapan satu puskesmas

tujuh perawat tersebut diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 mendatang.

Jumlah Perawat Minimal di Pelayanan Kesehatan Desa

Dalam upaya pengentasan rakyat dari kemiskinan, pemerintah dalam hal ini Pemprov

Jawa Timur meningkatkan pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat bawah dan

perdesaan, dengan melakukan peningkatan pelayanan kesehatan di desa, untuk itu diperlukan

minimal satu bidan dan satu perawat. Hal ini agar semua pelayanan kesehatan dasar di desa

nantinya dapat diselesaikan di pelayanan kesehatan tingkat desa.

6. Teori model keperawatan Neuman

Teori Neuman yaitu health care system model. Neuman menyatakan bahwa keperawatan

memperhatikan manusia secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang

mempertahankan semua variable yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor.

Neuman(1981) juga menyatakan keperawatan dengan perspektif yng luas dapat dan

seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan

dapat dicegah. Melalui penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga

dan kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness.

7. Pengkajian menurut Neuman

PENGKAJIAN

Page 18: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

Data Inti/ Core Observasi DataSejarah

- Siapakah orang yang

paling lama tinggal di

daerah ini dan

mengetahui sejarah

daerah ini?

- Apakah ada

perubahan terhadap

daerah ini misalnya :

perubahan industri, dll

- Riwayat timbulnya

kelompok atau

komunitas

• Tidak disebutkan

Demografi

- Orang-orang macam

apa yang tinggal

disana?anak

muda/lansia?

karakteristik umum?

jenis kelamin?

- Orang yang tidak

punya rumah /tempat

tinggal?orang yang

tinggal sendirian?

- Tipe rumah

tangga/status

pernikahan?

- Suku?

- Ras?

- Bangsa apa saja yang

ada disana?

- Jumlah kepala

keluarga di Desa

Jatisari berdasarkan

data desa sebanyak

1446 kepala keluarga

dengan total penduduk

5080 jiwa, dan hampir

seluruh kepala

keluarga Desa Jatisari

berstatus marital

menikah

Page 19: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

- Apakah populasi

disana homogen?

Data didapat dari catatan

pemerintahan di desa/

kecamatan tersebut.Etnisitas

- Ras dan etnis apa yag

ada pada masyarakat

- Etnis apa yang paling

berpengaruhi.

Sumber informasi : observasi,

wawancara, perpustakaan.Nilai dan keyakinan

Semua kelompok etnik dan

rasial mempunyai nilai dan

keyakinan yang berinteraksi

dengan setiap sistem

komunitas untuk

memengaruhi kesehatan

warganya. Nilai adalah

sesuatu yang berharga,

bermutu, menunjukkan

kualitas, dan berguna.

Keyakinan adalah suatu sikap

yang ditunjukkan oleh

manusia saat ia merasa cukup

tahu dan menyimpulkan

bahwa dirinya telah mencapai

kebenaran. Karena keyakinan

merupakan suatu sikap, maka

keyakinan seseorang tidak

selalu benar -- atau, keyakinan

- Disana terdapat

tanaman obat, tanaman

hias.

Page 20: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

semata bukanlah jaminan

kebenaran.. Sumber data dapat

diperoleh melalui kontak

personal maupun observasi.

- Apakah tampak

homogen?

- Apa saja kebudayaan-

kebudayaan yang ada

disana?

- Apakah lapangan

rumput terpelihara?

- Apakah ada kebun

bunga?

- Bagaimana warisan

leluhurnya?

- Apakah ada tanda-

tanda peninggalan

sejarah?Agama

- Apakah di daerah

tersebut ada masjid,

gereja, pura?

- Bagaimana praktek

keagamaan di daerah

tersebut?

- Terdapat 14 buah

masjid di desa tersebut.

Subsistem Observasi DataLingkungan fisik

- Keadaan lingkungan

atau geografis

- Batas wilayah

- Iklim

- Kondisi perumahan

- Terdiri dari 3 dusun 8

RW

- Jatisari berupa dataran,

perbukitan atau

pegunungan

- Curah hujan kira-kira

Page 21: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

Perumahan: rumah

sendiri, menumpang,

kontrak

Tipe rumah: permanen,

semi permanen, tidak

permanen

- Sumber air bersih

- Tempat pembuangan

air besar

- Tempat pembuangan

sampah

3528 mm/tahun terbagi

atas musim hujan dan

musim kemarau

- Rumah permanen

- Ventilasi kurang dari

10%

- Sumber air dari PDAM

- Tempat pembuangan

air besar

- Memiliki jamban

dengan jarak lebih dari

10 m

- Tempat pembuangan

sampah TPSTransportasi dan

Keamanan.

- Bagaimana warga

masyarakat melakukan

perjalanan?

- Jenis kendaraan

pribadi dan kendaraan

umum apa yang

digunakan?

- Apakah terlihat bus,

sepeda, taksi?

- Apakah ada jalur

khusus untuk pejalan

kaki, pengendara

sepeda?

- Apakah penyandang

cacat dapat berkeliling

- Warga desa Jatisari

dapat menggunakan

angkutan kota, sepeda

motor ataupun berjalan

kaki untuk datang ke

pelayanan kesehatan

- Pada umumnya

masyarakat

menggunakan ojek

sebagai sarana

transportasi

- Hampir seluruh kepala

keluarga menyatakan

bahwa lingkungan

aman

- Sarana transportasi

terdapat mobil

angkutan umum dan

ojek

- Pangkalan ojek ada 2

buah

Sebagian warga sudah memiliki kendaraan pribadi

Page 22: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

di daerah tersebut?

- Jenis layanan

perlindungan apa yang

tersedia (misalnya

kebakaran, polisi,

sanitasi)?

- Apakah kualitas udara

dipantau?

- Jenis tindak kriminal

apa yang biasa terjadi?

- Apakah warga

masyarakat merasa

aman?Ekonomi

- Mata pencaharian

mayoritas populasi

( ) bertani

( ) beternak

( ) berkebun

- Jumlah pengangguran

di populasi.

- Penghasilan perbulan :

( ) < Rp 100.000

( ) > Rp 100.000

- Jumlah lapangan

pekerjaan yang

tersedia :

- Adakah rumah

industry dan fasilitas

perkantoran?

- Jika ya, sebutkan..

Mayoritas penduduk desa

Jatisari memiliki perkebunan

yang telah dimanfaatkan, dan

selebihnya beternak

Tidak terdefinisi

Tidak terdefinisi

Tidak terdefinisi

Ada

Ya, industry Rumah Tangga 3

Page 23: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

buah , industry besar 1,

perkantoran 1 buahPolitik dan kebijakan

kesehatan

Kebijakan kesehatan dapat

meliputi kebijakan publik dan

swasta tentang kesehatan.

Sebagaimana kita ketahui,

masyarakat desa akan sangat

tergantung kepada pemerintah,

semua kebijakan pemerintah

akan mempengaruhi masalah

kesehatan desa. Seperti

contohnya jamkesmas, dimana

pemerintah mengambil andil

besar untuk pemerataan

kesehatan masyarakat yang

kurang mampu.

Untuk pengkajian komunitas

kita harus mengaji

diantaranya:

- Apakah ada tanda-

tanda kegiatan politik?

- Adakah partai atau

ormas di desa

tersebut?

- Afiliasi partai apa

yang berpengaruh?

- Bagaimana

pemerintahan di desa

tersebut?

- Ada sebagian anggota

masyarakat yang

mempunyai jamkesmas

tetapi sebagian yang

lain belum punya.

Page 24: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

- Bagaimana sistem

pemerintahan yang

dianut?

- Bagaimana cara

pemilihan aparat

pemerintah? Apakah

melibatkan seluruh

warga atau tidak?• Komunikasi

- Surat kabar

Apakah warga sering

membaca koran? Topik

apa yang sering dibaca

warga? Koran apa saja

yang ada pada penjual

koran di daerah tersebut?

- Radio

Apakah warga memiliki

radio? Berapa jumlahnya?

Apakah warga sering

mendengarkan radio?

Topik siaran apa yang

sering didengar warga?

apakah ada stasiun radio

di daerah tersebut? Jika

ada, apa nama dan berapa

frekuensinya? Bagaimana

pola dan isi siaran?

- Televisi

Apakah warga memiliki

tv? Berapa jumlahnya?

Page 25: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

Acara apa yang sering

ditonton warga?

- Alat komunikasi

lainnya

Telepon genggam,

telepon rumah,

kentongan)Pendidikan

- Status pendidikan :

a. Usia lulus sekolah

b. Jumlah siswa

untuk setiap jenis

sekolah

c. Bahasa yang

digunakan

- Sumber pendidikan :

a. Intra atau

ekstrakomunitas

(kumpulkan data untuk

setiap fasilitas)

b. Sumber (staf, luas

lahan, keuangan,

sistem pencatatan)

c. Karakteristik pengguna

(distribusi geografik

dan profil demografik)

d. Keadekuatan,

keterjangkauan, dan

penerimaan pendidikan

oleh peserta didik dan

staf.

Fasilitas pendidikan yang

terdapat di Desa Jatiari

meliputi TK 3 buah, SD 3

buah, SMP 2 buah, SMA 1

buah.

Page 26: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

- Adakah anggota

keluarga yang sedang

mengikuti pendidikan

di luar pendidikan

formal?

- Adakah anggota

keluarga yang tidak

bisa membaca?

- Adakah anggota

keluarga yang

mempunyai

keterampilan khusus?

- Bagaimana pandangan

keluarga terhadap

pendidikan anggota

keluarga?

- Berapa jumlah

lembaga pendidikan

formal dan informal di

desa tersebut?

Bagaimana

kondisinya?

- Apakah ada badan

yang mengurus

pendidikan di daerah

tersebut? Bagaimana

fungsinya?

- Bagaimana reputasi

sekolah yang ada?

- Apakah isu utama

yang muncul tentang

Page 27: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

pendidikan di daerah

tersebut?

- Bagaimana angka

putus sekolah?

- Apakah tersedia

aktivitas

ekstrakurikuler?

Apakah dimanfaatkan

oleh peserta didik?

- Adakah pelayanan

kesehatan sekolah?

- Adakah perawat di

sekolah?Kesehatan

- Kejadian akut atau

kronis?

- Rumah singgah?

- Penyembuh

tradisional/dukun?

- Apakah ada klinik

rumah sakit,

pelayanan para

praktisi, pelayanan

kesehatan masyarakat,

lembaga kesehatan di

rumah, pusat

kedaruratan, rumah

jompo, fasilitas

pelayanan sosial,

pelayanan kesehatan

mental?

Tidak disebutkan

Page 28: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

- Adakah sumber diluar

daerah tersebut yang

dapat dimanfaatkan

oleh Masyarakat

setempat

- Pelayanan kesehatan :

Setelah teridentifikasi,

kelompokkan ke

dalam beberapa

ketegori misalnya

rumah sakit, klinik,

home care, fasilitas

perawatan lanjut,

pelayanan kesehatan

masyarakat, pelayanan

emergensi. Untuk

fasilitas kumpulkan

data-data :

Setelah teridentifikasi,

kelompokkan ke dalam

beberapa ketegori

misalnya konseling dan

a. Berbagai pelayanan (tarif, waktu, rencana pelayanan baru, pelayanan di hentikan)

b. Sumber (tenaga, tempat, biaya, dan sistem pencatatan)

c. Karakteristik pengguna (distribusi geografik, profil demografik, dan transportasi)

d. Statistik (jumlah pengguna dilayani setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan)

e. Kesesuaian, keterjangkauan, dan penerimaan fasilitas menurut pengguna maupun

pemberi pelayanan.

- Pelayanan Sosial :

Page 29: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

dukungan, pakaian,

makanan, tempat tinggal,

dan kebutuhan khusus.

Rekreasi

- Apakah tersedia

sarana?

- Kapan saja dibukanya?

- Apakah biayanya

terjangkau oleh

komunitas?

- Apakah lokasinya

aman?

- Apakah letaknya tidak

jauh dari wilayah

komunitas?

Rekreasi ini hendaknya dapat

digunakan komunitas untuk

mengurangi stress.Persepsi Observasi Data

Masyarakat

- Bagaimana pendapat

masyarakat tentang

komunitasnya

- Apa yang mereka

identifikasi sebagai

kekuatan masyarakat

- Bagaimana perasaan

warga terhadap

masyarakat

- Apa yang mereka

anggap sebagai

masalah masyarakat

Page 30: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

- Pertanyaan dapat

diajukan terhadap

kelompok warga yang

berbeda(mis: lansia,

anak muda, pekerja

lapangan, ibu rumah

tangga, buruh pabrik,

pemuka agama.

Perawat komunitas

- Pernyataan umum

tentang kesehatan

masyarakat setempat.

- Untuk perilaku hidup

bersih dan sehat

hampir seluruh

keluarga yang ada di

Desa Jatisari mencuci

tangan dengan air

mengalir dan sabun.

Hampir setengah

keluarga yang ada di

Desa Jatisari

memotong kuku 1

minggu sekali.

- Hampir seluruh

keluarga yang ada di

Desa Jatisari

mengetahui mengenai

gizi seimbang.

Sebagian besar

keluarga yang ada di

Desa Jatisari

mempunyai perilaku

makan aneka ragam

setiap hari. Sebagian

Page 31: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

- Masalah dan potensi

masalah yang dapat

diidentifikasi.

besar keluarga yang

ada di Desa Jatisari

mempunyai frekuensi

makan 3 kali.

- sebagian besar

keluarga yang ada di

Desa Jatisari

melakukan perilaku

merokok.

Page 32: 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elisabet T. & McFarlane, Judith.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori

dan Praktik Edisi 3. Jakarta: EG.

http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/(diakses, 12 September 2011)

http://puskescilteng1.blogspot.com/2011/06/pos-pembinaan-terpadu.html (diakses, 12

September 2011)

http://www.akperppni.ac.id/askep-komunitas/konsep-model-keperawatan-betty-newman

(diakses, 12 September 2011)

http://dinkes-ende.web.id/component/content/article/38-artikel-/118-tenaga-kesehatan-di-

puskesmas-masih-minim.html ( Diakses, 13 September 2011 : 21.40)

http://www.cybertokoh.com/index.php?

option=com_content&task=view&id=1587&Itemid=104 ( Diakses, 13 September 2011 : 22.01)

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Effendy, Nasrul.1998.Dasar- Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi

2.Jakarta:EGC.

Mubarak, Wahit I. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba

Medika.