65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa
-
Upload
latika-stuff -
Category
Documents
-
view
68 -
download
0
Transcript of 65782126-Kasus-i-Cnp-3-Zulfa
REPORTING KASUS 1
PENGKAJIAN
COMMUNITY HEALTH NURSING
Disusun oleh :
N Try Yulianti (220110080019)
Emi Novita (220110080038)
Kartika Yanidrawati (220110080056)
Yovinda Edi Putri (220110080059)
Ade Lestari (220110080069)
Sri Melva Damanik (220110080079)
Silvia Junianty Siahaan (220110080097)
Dwi Siwi Ratriani P (220110080104)
Zulfa Rahmawati (220110080123)
Anisa Suangga (220110080129)
Dian Amelysafita (220110080154)
Anis Supi Tasripiyah (220110080157)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
Chair: Silvia Junianti
Scriber 1: Dian Amelysafita
Scriber 2: Zulfa Rahmawati
KASUS I (PENGKAJIAN)
Desa Jatisari terdiri dari 3 dusun dan 8 RW. Termasuk ke dalam daerah binaan
Puskesmas Tanjungsari. Puskesmas ini terletak di pinggir jalan raya. Warga Desa Jatisari dapat
menggunakan angkutan kota, sepeda motor, ataupun dengan berjalan kaki untuk datang ke
puskesmas. Desa Jatisari berupa dataran dan perbukitan atau pegunungan. Curah hujan rata-rata
3.528 mm/tahun, yang terbagi atas musim hujan dan musim kemarau.
Rumah-rumah di Desa Jatisari memiliki pekarangan, dan sebagian besar dimanfaatkan.
Jenis pemanfaatan pekarangan diantaranya untuk tanaman hias, tanaman obat keluarga, dan
dimanfaatkan untuk warung, kebun sayur dan lain-lain. Sebagian kecil rumah di Desa Jatisari
memiliki kandang hewan ternak. Hewan ternak yang terdapat di Desa Jatisari diantaranya ayam,
bebek, sapi, kambing, kelinci, dan lain-lain.
Sarana yang ada di desa ini antara lain posyandu 7 buah dengan jumlah kader 40 orang.
Posbindu berjumlah 1 buah dengan jumlah kader 2 orang. TK 3 buah, SD 3 buah, SMP 2 buah,
SMA 1 buah, industry besar 1 buah, home industry 18 buah, mesjid 14 buah, pasar 1 buah,
praktek dokter 4 buah, praktek bidan 1 buah, pangkalan ojeg 2 buah, perkantoran/instansi 3 buah.
Jumlah kepala keluarga di Desa Jatisari berdasarkan data desa sebanyak 1446 kepala
keluarga dengan total penduduk 5080 jiwa, dan hampir seluruh kepala keluarga Desa Jatisari
berstatus marital menikah. Sebagian keluarga sudah memiliki dana jaminan kesehatan dan
sebagian tidak memiliki. Untuk perilaku hidup bersih dan sehat hampir seluruh keluarga yang
ada di Desa Jatisari mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Hampir setengah keluarga
yang ada di Desa Jatisari memotong kuku 1 minggu sekali dan sebagian besar keluarga yang ada
di Desa Jatisari melakukan perilaku merokok.
Untuk sarana transportasi umum terdapat mobil angkutan umum dan ojek. Tetapi pada
umumnya masyarakat menggunakan ojek sebagai sarana transportasi. Selain itu untuk sarana
transportasi pribadi, ada sebagian warga yang sudah memiliki kendaraan pribadi.
Hampir seluruh keluarga yang ada di Desa Jatisari mengetahui mengenai gizi seimbang.
Sebagian besar keluarga yang ada di Desa Jatisari mempunyai perilaku makan aneka ragam
setiap hari. Sebagian besar keluarga yang ada di Desa Jatisari mempunyai frekuensi makan 3
kali.
Sebagian besar jenis rumah yang berada di Desa Jatisari berupa rumah permanen dan
sebagian besar rumah memiliki ventilasi yang kurang 10%. Sebagian besar jendela rumah yang
ada di Desa Jatisari dibuka. Hampir seluruh keluarga menyatakan bahwa lingkungannya aman.
Sebagian besar rumah tangga memiiki jamban dengan jarak ≥ 10 m. Sebagian besar rumah
tangga memiliki sumber air dari PDAM dan hampir setengah rumah tangga memuang sampah ke
TPS.
STEP 1
1. Marital (Anisa Suangga)
2. Posbindu (all)
Jawab:
1. Status pernikahan (all)
2. Pos Bidan Terpadu (Anis)
Pos Pembinaan Terpadu (N Try)
STEP 2
1. Apa yang bisa dilakukan perawat untuk mengatasi sebagian warga masyarakat yang
belum punya jaminan kesehatan? (Emi) à intervensi
2. Jumlah ventilasi ideal di dalam rumah? (Zulfa)
3. Jumlah posyandu sudah mencukupi untuk desa dan kadernya sudah mencukupi atau
belum? (N Try)
4. Apa perbedaan tugas posyandu dan posbindu? (Yovinda)
5. Gizi seimbang masyarakat yang baik itu seperti apa? (Kartika)
6. Jarak ideal jamban dengan rumah? (Anis)
7. Tugas pokok (umum dan khusus) puskesmas? (Sri Melfa)
8. Jumlah ideal luas daerah dengan kepala keluarga? (Silvia)
9. Tindakan efektif perawat untuk para perokok? (Dwi siwi) à intervensi
10. Kenapa data geografis harus diketahui perawat komunitas? (Anisa)
11. Perilaku PHBS yang harus dilakukan selain di kasus? (Ade)
12. Jarak ideal peternakan dengan rumah? (Dian)
13. Tahapan pengkajian? (Ade)
14. Jumlah ideal bidan/ perawat komunitas di desa? (Zulfa)
STEP 3
1. –
2. Ciri rumah sehat: (Anisa, Dian, Anis, Ade)
• Ventilasi rumah cukup sesuai dengan keadaan rumah
• Pencahayaan cukup
• Terdapat tempat pembuangan limbah rumah tangga
• Terdapat kamar mandi
• Jarak antar rumah tidak terlal dekat, sesuai antar jarak jamban ≥ 10 m
• Perbandingan luas lantai 4 m2 untuk tiap orang
3. Jumlah kader tidak mencukupi berdasarkan kasus. (Anisa)
Biasanya per-RW ada 1, kader ada perwakilan dari tiap RT. (Anis)
Karena jadwal posyandu juga beda, jadi sepertinya mencukupi. (Silvia)
4. Posyandu: Masyarakat yang datang ke tempat
Posbindu: Pembinaan masyarakat sesuai program, sasarannya kader-kader. (Melfa)
5. Gizi seimbang itu bukan hanya makanan yang mengandung 4 sehat 5 sempurna tetapi
sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu sesuai aktivitas, usia dan status
kesehatannya. Dan dipengaruhi juga oleh lingkungan keadaan sekitar dan potensi alam
yang ada di desa tersebut. Selain itu makanan tersebut mengandung komponen
karbohidrat, mineral, vitamin, protein dan lemak. (Dian, Anisa, Melfa)
6. –
7. Meningkatkan kesehatan massyarakat dengan upaya promotif dan preventif. Kegiatannya
yaitu KIA, P2M, Kesling, Promkes. (all)
8. –
9. –
10. Untuk menurunkan angka keguguran ibu hamil, mengetahui penyakit-penyakit yang akan
timbul, dan mengetahui akses ke pelayanan kesehatan. (Emi, Kartika, Yovinda)
11. 10 PHBS:
• Cuci tangan dengan sabun
• Makan makanan sehat dan bergizi
• Memiliki jamban masing-masing di tiap rumah
• Menggosok gigi yang tepat
• Persalinan ditolong dengan tenaga kesehatan
• Buang sampah pada tempatnya
• Tidak mengonsumsi obat-obatan
• Olahraga secara teratur
• Mandi dua kali sehari
• Memberantas jentik nyamuk
12. –
13. Pengkajian:
• Letak : Geografis dan demografi
• Fasilitas yang tersedia : mesjid, instansi, industry/ home industry
• Potensi alam
• Usia : produktif, balita, bayi, ibu hamil
• Mata pencaharian
• Agama
• Aspek pendidikan
• Aspek social budaya
• Perangkat desa
• Aspek ekonomi
• Aspek kesehatan
STEP 4/ MIND MAP
STEP 5
1. Rumah sehat
2. Posyandu
3. Posbindu
4. Puskesmas
5. Jumlah ideal perawat di desa
6. Teori model keperawatan Neuman
7. Pengkajian menurut Neuman
STEP 6 (DISCOVERY LEARNING)
STEP 7/ REPORTING
1. Rumah sehat
SYARAT RUMAH SEHAT:
a. Bahan bangunan
- Lantai
Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi pedesaan.
Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan, dan ini
pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah pedesaan cukuplah tanah yang
dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan
tidak basah pada musim hujan.
- Dinding
Tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok untuk
daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasi tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis
khususnya di pedesaan lebih daik terbuat dari papan. Sebab meskipun jendela tidak
cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi
dan dapat menambah penerangan alamiah.
- Atap
Genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Disamping
cocok untuk daerah tropis, harganya pun relatif murah. Atap seng atau asbes tidak
cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam
rumah.
- Lain-lain (tiang, kaso, reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Bahan-bahan
tersebut tahan lama. Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang bambu merupakan
sarang tikus yang baik. Untuk meng hindari hal ini maka cara memotongnya harus
mengikuti ruas bambu tersebut.
b. Ventilasi
Fungsi ventilasi adalah untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tetap segar
sehingga keseimbangan O2 tetap terjaga. Selain itu ventilasi juga berfungsi untuk
menjaga kelembaban udara dalam rumah. Di dalam rumah, ventilasi minimal 10% dari
luas lantai dan sekurang-kurangnya ada dua ventilasi pada dinding yang berbeda agar di
dalam rumah ada tempat masuknya udara dan tempat keluarnya udara.
c. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup tidak terlalu banyak dan terlalu
sedikit. Terlalu sedikit akan membuat penghuninya tidak nyaman dan merupakan media
yang baik untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan terlalu banyak cahaya akan
menyilaukan dan merusak kesehatan mata. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela)
sekurang-kurangnya 15% -20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah.
d. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuninya, artinya luas lantai
bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuni. Luas bangunan yang
optimum adalah 2,5 – 3 m2 untuk setiap anggota keluarga.
e. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat
- Penyediaan air bersih yang cukup
Jarak antara sumber air dengan saluran limbah/ septic tank sejauh 10 meter
- Pembuangan tinja
- Pembuangan air limbah
- Pembuangan sampah
- Fasilitas dapur
- Ruang berkumpul keluarga
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu untuk rumah
pedesaan, yakni:
- Gudang untuk tempat menyimpan hasil panen
- Kandang ternak yang terpisah dari rumah. Jarak antara rumah dengan kandang sejauh
5 – 10 meter dan jarak antar kandang sejauh 5 meter
2. Posyandu
DEFINISI POSYANDU
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan
keluarga berencana.
SASARAN POSYANDU:
a. Bayi berusia < 1 tahun
b. Balita 1- 5 tahun
c. Ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas
d. Wanita usia subur
TUGAS POSYANDU
Tugas kader pada hari buka posyandu dengan tugas pelayanan sistem 5 meja:
a. Meja I
Pendaftaran, mendaftar bayi/balita, ibu hamil, menyusui,
dan pasangan usia subur.
Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan
pasangan usia subur. Menuliskan nama balita pada KMS
dan secarik kertas yang diselipkan pada KMS serta
menuliskan nama ibu hamil pada formulir atau register ibu
hamil.
b. Meja II
Pernimbangan balita, ibu hamil dan mencatat hasil penimbangan pada
secarik kertas yang akan dipindahkan pada KMS
c. Meja III
Pengisian KMS(Kartu Menuju Sehat) kemudian memindahkan catatan
hasil penimbangan balita dari secarik kertas ke dalam KMS
d. Meja IV
Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak naik, ibu hamil dengan
resiko tinggi dan pasangan usia subur yang belum mengikuti KB.
Penyuluhan kesehatan, menjelaskan data KMS atau keadaan anak
berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik
KMS kepada ibu bayi/balita dan memberikan penyuluhan kepada setiap ibu
dengan mengacu pada data KMS anaknya atau hasil pengamatan mengenai
masalah yang di alami.
Pelayanan PMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulang dan kondom.
Memberikan rujukan ke puskesmas.
Memberikan pelayanan gizi dan kesehatan dasar oleh kader posyandu.
e. Meja V
Biasanya dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL dan lain-lain. Pelayanan yang
diberikan adalah:
Pemberian imunisasi, pemberian pil tambah darah, vitamin A.
Pemeriksaan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.
Pelayanan kontrasepsi IUD dan suntikan
3. Posbindu
DEFINISI POSBINDU
Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu
sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu,
program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para
orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia
(Depkes, 2007).
POSBINDU kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda dengan
POSYANDU, karena POSBINDU dikhususkan untuk pembinaan para orang tua baik yang
akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki masa lansia.
TUJUAN DIBENTUKNYA POSBINDU
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu
kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam kehidupan keluarga
dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya
Posbindu diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya serta
meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam mengatasi kesehatan usia
lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa beraktivitas,
namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta
melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan (Depkes, 2007).
PROSES PEMBENTUKAN POSBINDU
Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan masyarakat usia
lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembentukan posbindu
dimasyarakat sesuai dengan kondisi dan situasi masing-masing daerah, misalnya
mengambangkan kelompok-kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok
jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan Posbindu dapat pula
menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum dilaksanakan dan
merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk pembentukan Posbindu baru. Langkah-
langkahnya meliputi:
a. Pertemuan tingkat desa
b. Survey mawas diri
c. Musyawarah Masyarakat Desa
d. Pelatihan kader
e. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
f. Pembinaan dan pelestarian kegiatan
KOMPONEN POSBINDU
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan berjalan
dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen pokok, yaitu : adanya proses
kepemimpinan, terjadinya proses pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta
tersedianya pendanaan.
a. Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk pelaksanaanya
memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin penyelenggaraan kegiatan
tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin
Posbindu bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.
b. Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya pembagian tugas,
penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan sebagainya. Struktur organisasi
Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
c. Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu diperhatikan
juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam penentuan jumlah anggota,
sehingga apabila terpaksa tidak tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50
orang atau lebih dari 100 orang.
d. Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok, volume dan
jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
e. Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang tidak mengikat.
SASARAN POSBINDU
a. Orang tua yang akan maupung yang sudah memasuki lansia
b. Keluarga dari lansia
PELAYANAN KESEHATAN
Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental
emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan
yang dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan
Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut dikelompok
sebagai berikut:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living) melipui kegiatan dasar
dalam kehidupan seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman 2 menit.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT);
d. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama 1 menit;
e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli;
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus);
g. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
ginjal;
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan
kelainan;
i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan masalah kesehatan
yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia lanjut;
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok usia lanjut
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat (public
health nursing)
k. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh menu
makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta
menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut;
l. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran.
SARANA DAN PRASARANA
Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang
antara lain:
a. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
b. Meja dan kursi
c. Alat tulis
d. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)
e. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi badan,
stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana termometer.
f. Kartu Menuju Sehat (KMS) usi lanjut
MEKANISME PELAKSANAAN POSBINDU
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di kelompok,
mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan sistem 5 tahapan/5 meja sebagai
berikut:
a. Tahap pertama : Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan
b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usila, serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
c. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan
status mental
d. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium sederhana)
e. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling
REKRUITMEN DAN PELATIHAN KADER POSBINDU
Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok posbindu sendiri atau dapat saja diambil
dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader. Adapun persyaratan untuk
menjadi kader Posbindu adalah:
a. Dipilih dari masyarakat dengan
prosedur yang disesuaikan
dengan kondisi setempat;
b. Mau dan mampu bekerja secara
sukarela;
c. Bisa membaca dan menulis huruf
latin;
d. Sabar dan memahamil usia
lanjut.
Mekanisme pelaksanaan:
Setelah melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dan Musyawarah di tingkat RW, maka
panitia mengumumkan secara terbuka tentang rekrutmen kader Posbindu sesuai dengan
persyaratan di atas. Jika sampai pada waktu yang ditetapkan masih sedikit, maka panitia
bersama pengurus RW melakukan musyawarah kembali untuk menentukan kader Posbindu
berdasarkan pertimbangan tokoh masyarakat setempat.
Setelah rekrutmen kader Posbindu selesai, maka dilanjutkan dengan penyelenggaraan
pelatihan kader Posbindu dengan materi pelatihan meliputi:
a. Pengelolaan dan Pengorganisasian Posbindu
b. Surveilans hipertensi (survey mawas diri)
c. Prosedur deteksi dini hipertensi dan komplikasinya
d. Penatalaksanaan hipertensi dan komplikasinya
e. Pencegahan hipertensi
f. Pertolongan pertama kedaruratan penyakit kardiovaskuler dan
serebrovaskuler.
4. Puskesmas
DEFINISI PUSKESMAS
Yang dimaksud Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (DEPKES RI, 2007).
FUNGSI POKOK PUSKESMAS:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
di wilayah kerjanya.
PERAN PUSKESMAS
a. Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang sangat
vital. Sebagai institusi pelaksana teknis, puskesmas dituntut memiliki kemampuan
manajarial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
b. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan untuk menentukan kebijakan
daerah melalui sitem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan-kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga
dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi dan informasi terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
WILAYAH KERJA PUSKESMAS
Satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Sasaran penduduk yang dilayani satu
puskesmas adalah rata- rata 30.000 penduduk.
PROGRAM POKOK PUSKESMAS
Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan di dalam gedung atau di luar gedung, menurut
jumlah sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status Puskesmas, perawatan atau non perawatan,
bisa melaksanakan kegiatan pokok, maupun pengembangan, tergantung kemampuan sumber
daya manusia dan sumber daya materialnya. Berikut ringkasan 9 (sembilan) program pokok
Puskesmas.
a. Program Promosi Kesehatan (Promkes) :
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program Kesehatan, Survey
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penilaian Strata Posyandu
b. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu
Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi Menular Seksual (IMS),
Penyuluhan Penyakit Menular
c. Program Pengobatan :
• Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit
Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan
(Kebidanan)
• Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
d. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :
ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan, Rujukan Ibu
Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin, Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS)
e. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) :
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin),
Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB
f. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :
Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan Deteksi
Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi
g. Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan :
Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-
JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU (tempat-tempat
umum), Institusi Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)
h. Program Pelayanan Kesehatan Komunitas :
Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Kesehatan Olahraga, Perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
i. Program Pencatatan dan Pelaporan :
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem
Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
5. Jumlah ideal perawat di desa
Jumlah Perawat minimal di Puskesmas
Direktur Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik Kemenkes Yuti Suhartati
pada Jumat, 6 Mei 2011 lalu mengungkapkan bahwa dari segi proporsi, sebetulnya
diharapkan, minimal ada tujuh perawat di Puskesmas. Program penerapan satu puskesmas
tujuh perawat tersebut diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015 mendatang.
Jumlah Perawat Minimal di Pelayanan Kesehatan Desa
Dalam upaya pengentasan rakyat dari kemiskinan, pemerintah dalam hal ini Pemprov
Jawa Timur meningkatkan pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat bawah dan
perdesaan, dengan melakukan peningkatan pelayanan kesehatan di desa, untuk itu diperlukan
minimal satu bidan dan satu perawat. Hal ini agar semua pelayanan kesehatan dasar di desa
nantinya dapat diselesaikan di pelayanan kesehatan tingkat desa.
6. Teori model keperawatan Neuman
Teori Neuman yaitu health care system model. Neuman menyatakan bahwa keperawatan
memperhatikan manusia secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang
mempertahankan semua variable yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor.
Neuman(1981) juga menyatakan keperawatan dengan perspektif yng luas dapat dan
seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan
dapat dicegah. Melalui penggunaan model keperawatan dapat membantu individu, keluarga
dan kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total wellness.
7. Pengkajian menurut Neuman
PENGKAJIAN
Data Inti/ Core Observasi DataSejarah
- Siapakah orang yang
paling lama tinggal di
daerah ini dan
mengetahui sejarah
daerah ini?
- Apakah ada
perubahan terhadap
daerah ini misalnya :
perubahan industri, dll
- Riwayat timbulnya
kelompok atau
komunitas
• Tidak disebutkan
Demografi
- Orang-orang macam
apa yang tinggal
disana?anak
muda/lansia?
karakteristik umum?
jenis kelamin?
- Orang yang tidak
punya rumah /tempat
tinggal?orang yang
tinggal sendirian?
- Tipe rumah
tangga/status
pernikahan?
- Suku?
- Ras?
- Bangsa apa saja yang
ada disana?
- Jumlah kepala
keluarga di Desa
Jatisari berdasarkan
data desa sebanyak
1446 kepala keluarga
dengan total penduduk
5080 jiwa, dan hampir
seluruh kepala
keluarga Desa Jatisari
berstatus marital
menikah
- Apakah populasi
disana homogen?
Data didapat dari catatan
pemerintahan di desa/
kecamatan tersebut.Etnisitas
- Ras dan etnis apa yag
ada pada masyarakat
- Etnis apa yang paling
berpengaruhi.
Sumber informasi : observasi,
wawancara, perpustakaan.Nilai dan keyakinan
Semua kelompok etnik dan
rasial mempunyai nilai dan
keyakinan yang berinteraksi
dengan setiap sistem
komunitas untuk
memengaruhi kesehatan
warganya. Nilai adalah
sesuatu yang berharga,
bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna.
Keyakinan adalah suatu sikap
yang ditunjukkan oleh
manusia saat ia merasa cukup
tahu dan menyimpulkan
bahwa dirinya telah mencapai
kebenaran. Karena keyakinan
merupakan suatu sikap, maka
keyakinan seseorang tidak
selalu benar -- atau, keyakinan
- Disana terdapat
tanaman obat, tanaman
hias.
semata bukanlah jaminan
kebenaran.. Sumber data dapat
diperoleh melalui kontak
personal maupun observasi.
- Apakah tampak
homogen?
- Apa saja kebudayaan-
kebudayaan yang ada
disana?
- Apakah lapangan
rumput terpelihara?
- Apakah ada kebun
bunga?
- Bagaimana warisan
leluhurnya?
- Apakah ada tanda-
tanda peninggalan
sejarah?Agama
- Apakah di daerah
tersebut ada masjid,
gereja, pura?
- Bagaimana praktek
keagamaan di daerah
tersebut?
- Terdapat 14 buah
masjid di desa tersebut.
Subsistem Observasi DataLingkungan fisik
- Keadaan lingkungan
atau geografis
- Batas wilayah
- Iklim
- Kondisi perumahan
- Terdiri dari 3 dusun 8
RW
- Jatisari berupa dataran,
perbukitan atau
pegunungan
- Curah hujan kira-kira
Perumahan: rumah
sendiri, menumpang,
kontrak
Tipe rumah: permanen,
semi permanen, tidak
permanen
- Sumber air bersih
- Tempat pembuangan
air besar
- Tempat pembuangan
sampah
3528 mm/tahun terbagi
atas musim hujan dan
musim kemarau
- Rumah permanen
- Ventilasi kurang dari
10%
- Sumber air dari PDAM
- Tempat pembuangan
air besar
- Memiliki jamban
dengan jarak lebih dari
10 m
- Tempat pembuangan
sampah TPSTransportasi dan
Keamanan.
- Bagaimana warga
masyarakat melakukan
perjalanan?
- Jenis kendaraan
pribadi dan kendaraan
umum apa yang
digunakan?
- Apakah terlihat bus,
sepeda, taksi?
- Apakah ada jalur
khusus untuk pejalan
kaki, pengendara
sepeda?
- Apakah penyandang
cacat dapat berkeliling
- Warga desa Jatisari
dapat menggunakan
angkutan kota, sepeda
motor ataupun berjalan
kaki untuk datang ke
pelayanan kesehatan
- Pada umumnya
masyarakat
menggunakan ojek
sebagai sarana
transportasi
- Hampir seluruh kepala
keluarga menyatakan
bahwa lingkungan
aman
- Sarana transportasi
terdapat mobil
angkutan umum dan
ojek
- Pangkalan ojek ada 2
buah
Sebagian warga sudah memiliki kendaraan pribadi
di daerah tersebut?
- Jenis layanan
perlindungan apa yang
tersedia (misalnya
kebakaran, polisi,
sanitasi)?
- Apakah kualitas udara
dipantau?
- Jenis tindak kriminal
apa yang biasa terjadi?
- Apakah warga
masyarakat merasa
aman?Ekonomi
- Mata pencaharian
mayoritas populasi
( ) bertani
( ) beternak
( ) berkebun
- Jumlah pengangguran
di populasi.
- Penghasilan perbulan :
( ) < Rp 100.000
( ) > Rp 100.000
- Jumlah lapangan
pekerjaan yang
tersedia :
- Adakah rumah
industry dan fasilitas
perkantoran?
- Jika ya, sebutkan..
Mayoritas penduduk desa
Jatisari memiliki perkebunan
yang telah dimanfaatkan, dan
selebihnya beternak
Tidak terdefinisi
Tidak terdefinisi
Tidak terdefinisi
Ada
Ya, industry Rumah Tangga 3
buah , industry besar 1,
perkantoran 1 buahPolitik dan kebijakan
kesehatan
Kebijakan kesehatan dapat
meliputi kebijakan publik dan
swasta tentang kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui,
masyarakat desa akan sangat
tergantung kepada pemerintah,
semua kebijakan pemerintah
akan mempengaruhi masalah
kesehatan desa. Seperti
contohnya jamkesmas, dimana
pemerintah mengambil andil
besar untuk pemerataan
kesehatan masyarakat yang
kurang mampu.
Untuk pengkajian komunitas
kita harus mengaji
diantaranya:
- Apakah ada tanda-
tanda kegiatan politik?
- Adakah partai atau
ormas di desa
tersebut?
- Afiliasi partai apa
yang berpengaruh?
- Bagaimana
pemerintahan di desa
tersebut?
- Ada sebagian anggota
masyarakat yang
mempunyai jamkesmas
tetapi sebagian yang
lain belum punya.
- Bagaimana sistem
pemerintahan yang
dianut?
- Bagaimana cara
pemilihan aparat
pemerintah? Apakah
melibatkan seluruh
warga atau tidak?• Komunikasi
- Surat kabar
Apakah warga sering
membaca koran? Topik
apa yang sering dibaca
warga? Koran apa saja
yang ada pada penjual
koran di daerah tersebut?
- Radio
Apakah warga memiliki
radio? Berapa jumlahnya?
Apakah warga sering
mendengarkan radio?
Topik siaran apa yang
sering didengar warga?
apakah ada stasiun radio
di daerah tersebut? Jika
ada, apa nama dan berapa
frekuensinya? Bagaimana
pola dan isi siaran?
- Televisi
Apakah warga memiliki
tv? Berapa jumlahnya?
Acara apa yang sering
ditonton warga?
- Alat komunikasi
lainnya
Telepon genggam,
telepon rumah,
kentongan)Pendidikan
- Status pendidikan :
a. Usia lulus sekolah
b. Jumlah siswa
untuk setiap jenis
sekolah
c. Bahasa yang
digunakan
- Sumber pendidikan :
a. Intra atau
ekstrakomunitas
(kumpulkan data untuk
setiap fasilitas)
b. Sumber (staf, luas
lahan, keuangan,
sistem pencatatan)
c. Karakteristik pengguna
(distribusi geografik
dan profil demografik)
d. Keadekuatan,
keterjangkauan, dan
penerimaan pendidikan
oleh peserta didik dan
staf.
Fasilitas pendidikan yang
terdapat di Desa Jatiari
meliputi TK 3 buah, SD 3
buah, SMP 2 buah, SMA 1
buah.
- Adakah anggota
keluarga yang sedang
mengikuti pendidikan
di luar pendidikan
formal?
- Adakah anggota
keluarga yang tidak
bisa membaca?
- Adakah anggota
keluarga yang
mempunyai
keterampilan khusus?
- Bagaimana pandangan
keluarga terhadap
pendidikan anggota
keluarga?
- Berapa jumlah
lembaga pendidikan
formal dan informal di
desa tersebut?
Bagaimana
kondisinya?
- Apakah ada badan
yang mengurus
pendidikan di daerah
tersebut? Bagaimana
fungsinya?
- Bagaimana reputasi
sekolah yang ada?
- Apakah isu utama
yang muncul tentang
pendidikan di daerah
tersebut?
- Bagaimana angka
putus sekolah?
- Apakah tersedia
aktivitas
ekstrakurikuler?
Apakah dimanfaatkan
oleh peserta didik?
- Adakah pelayanan
kesehatan sekolah?
- Adakah perawat di
sekolah?Kesehatan
- Kejadian akut atau
kronis?
- Rumah singgah?
- Penyembuh
tradisional/dukun?
- Apakah ada klinik
rumah sakit,
pelayanan para
praktisi, pelayanan
kesehatan masyarakat,
lembaga kesehatan di
rumah, pusat
kedaruratan, rumah
jompo, fasilitas
pelayanan sosial,
pelayanan kesehatan
mental?
Tidak disebutkan
- Adakah sumber diluar
daerah tersebut yang
dapat dimanfaatkan
oleh Masyarakat
setempat
- Pelayanan kesehatan :
Setelah teridentifikasi,
kelompokkan ke
dalam beberapa
ketegori misalnya
rumah sakit, klinik,
home care, fasilitas
perawatan lanjut,
pelayanan kesehatan
masyarakat, pelayanan
emergensi. Untuk
fasilitas kumpulkan
data-data :
Setelah teridentifikasi,
kelompokkan ke dalam
beberapa ketegori
misalnya konseling dan
a. Berbagai pelayanan (tarif, waktu, rencana pelayanan baru, pelayanan di hentikan)
b. Sumber (tenaga, tempat, biaya, dan sistem pencatatan)
c. Karakteristik pengguna (distribusi geografik, profil demografik, dan transportasi)
d. Statistik (jumlah pengguna dilayani setiap hari, setiap minggu, dan setiap bulan)
e. Kesesuaian, keterjangkauan, dan penerimaan fasilitas menurut pengguna maupun
pemberi pelayanan.
- Pelayanan Sosial :
dukungan, pakaian,
makanan, tempat tinggal,
dan kebutuhan khusus.
Rekreasi
- Apakah tersedia
sarana?
- Kapan saja dibukanya?
- Apakah biayanya
terjangkau oleh
komunitas?
- Apakah lokasinya
aman?
- Apakah letaknya tidak
jauh dari wilayah
komunitas?
Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk
mengurangi stress.Persepsi Observasi Data
Masyarakat
- Bagaimana pendapat
masyarakat tentang
komunitasnya
- Apa yang mereka
identifikasi sebagai
kekuatan masyarakat
- Bagaimana perasaan
warga terhadap
masyarakat
- Apa yang mereka
anggap sebagai
masalah masyarakat
- Pertanyaan dapat
diajukan terhadap
kelompok warga yang
berbeda(mis: lansia,
anak muda, pekerja
lapangan, ibu rumah
tangga, buruh pabrik,
pemuka agama.
Perawat komunitas
- Pernyataan umum
tentang kesehatan
masyarakat setempat.
- Untuk perilaku hidup
bersih dan sehat
hampir seluruh
keluarga yang ada di
Desa Jatisari mencuci
tangan dengan air
mengalir dan sabun.
Hampir setengah
keluarga yang ada di
Desa Jatisari
memotong kuku 1
minggu sekali.
- Hampir seluruh
keluarga yang ada di
Desa Jatisari
mengetahui mengenai
gizi seimbang.
Sebagian besar
keluarga yang ada di
Desa Jatisari
mempunyai perilaku
makan aneka ragam
setiap hari. Sebagian
- Masalah dan potensi
masalah yang dapat
diidentifikasi.
besar keluarga yang
ada di Desa Jatisari
mempunyai frekuensi
makan 3 kali.
- sebagian besar
keluarga yang ada di
Desa Jatisari
melakukan perilaku
merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elisabet T. & McFarlane, Judith.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori
dan Praktik Edisi 3. Jakarta: EG.
http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/03/rumah-sehat/(diakses, 12 September 2011)
http://puskescilteng1.blogspot.com/2011/06/pos-pembinaan-terpadu.html (diakses, 12
September 2011)
http://www.akperppni.ac.id/askep-komunitas/konsep-model-keperawatan-betty-newman
(diakses, 12 September 2011)
http://dinkes-ende.web.id/component/content/article/38-artikel-/118-tenaga-kesehatan-di-
puskesmas-masih-minim.html ( Diakses, 13 September 2011 : 21.40)
http://www.cybertokoh.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=1587&Itemid=104 ( Diakses, 13 September 2011 : 22.01)
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka
Cipta.
Effendy, Nasrul.1998.Dasar- Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi
2.Jakarta:EGC.
Mubarak, Wahit I. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Salemba
Medika.