61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

27
A. DEFINISI Sepsis adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. (Muscari, Mary E. 2005). Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan.(Bobak, 2005) Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah (Surasmi, Asrining. 2003). Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Doenges, Marylyn E. 2000). B. ETIOLOGI 1. Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri mampu menyebabkan sepsis. 2. Zat-zat pathogen dapat berupa bakteri, jamur, virus atau riketsia. Penyebab paling sering dari sepsis Escherichia Coli dan Streptococcus grup B (dengan angka kesakitan sekitar 50-70%. Diikuti dengan malaria, sifilis, dan toksoplasma. Streptococcus grup A, dan streptococcus viridans, patogen lainnya gonokokus, candida alibicans, virus herpes simpleks (tipe II dan organisme listeria, rubella, sitomegalo, koksaki, hepatitis, influenza, parotitis. 3. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan.

Transcript of 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

Page 1: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

A. DEFINISI

Sepsis adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama

kehidupan. (Muscari, Mary E. 2005).

Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu

pertama kehidupan.(Bobak, 2005)

Sepsis adalah infeksi berat dengan gejala sistemik dan terdapat bakteri dalam darah (Surasmi,

Asrining. 2003).

Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi

yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Doenges, Marylyn

E. 2000).

B. ETIOLOGI

1. Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunisitik dan setiap bakteri mampu

menyebabkan sepsis.

2. Zat-zat pathogen dapat berupa bakteri, jamur, virus atau riketsia. Penyebab paling sering

dari sepsis Escherichia Coli dan Streptococcus grup B (dengan angka kesakitan sekitar

50-70%. Diikuti dengan malaria, sifilis, dan toksoplasma. Streptococcus grup A, dan

streptococcus viridans, patogen lainnya gonokokus, candida alibicans, virus herpes

simpleks (tipe II dan organisme listeria, rubella, sitomegalo, koksaki, hepatitis,

influenza, parotitis.

3. Pertolongan persalinan yang tidak higiene, partus lama, partus dengan tindakan.

4. Kelahiran kurang bulan, BBLR, cacat bawaan.

Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada

neonatus antara lain :

a) Perdarahan

b) Demam yang terjadi pada ibu

c) Infeksi pada uterus atau plasenta

d) Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)

e) Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum melahirkan)

f) Proses kelahiran yang lama dan sulit.

Page 2: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

C. Pembagian Sepsis:

1. Sepsis dini

Sepsis ini terjadi 7 hari pertama kehidupan.

Karakteristik : sumber organisme pada saluran genital ibu dan atau cairan amnion,

biasanya fulminan dengan angka mortalitas tinggi.

2. Sepsis lanjutan/nosokomial

yaitu terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca lahir.

Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang

ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami komplikasi.

Page 3: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

D. PATOFISIOLOGI

Infeksi pada Ibu Penggunaan alat tidak steril

MO dari Vagina

Antenatal PosnatalIntranatal

Bakteri Masuk Ke Plasenta Dan Intervilositas

MO invasi ke janin

Masuk ke ronggga amnion setelah ketuban pecah

Bakteri melalui umbilikus

Infeksi plasenta dan amnionitis

MO invasi ke janin

MO invasi ke janin

Imunitas neonatus masih rendah, rendahnya fagosit, blm adanya IgA & IgM

Sepsis Neonatus

Pembulu darah

Kebocoran plasama (darah kehilangan plasama)

Meningkatnya permeabilitas dinding pembulu darah

Perpindahan cairan dari pembuluh darah ke intrasisial

Resti Devisit volume cairan

Reaksi inflamasi

Peningkatan sekresi cairan & elektrolit

Isi rongga usus meningkat

Gastrointestinal

Diare

Sistem imun (leukosit, makrofag & limfosit)

Melepaskan pirigen eksogen (interleukin I/ IL-I)

Merangsang hipotalamus melepaskan asam

arakhidonat (A2) dengan bantuan enzim fosfolipase

A2

Merangsang pelepasan prostaglandin (PGE2) dengan bantuan enzim

siklooksegenase (COX)

Hipotalamus menaikan patokan suhu diatas normal

Hipertermi

melepas pirogen endogen

Pelepasan histamin dan serotinin

Page 4: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

Reaksi inflamasi

Gastrointestinal

Kebocoran plasama (darah kehilangan plasama)

Meningkatnya permeabilitas dinding pembulu darah

Perpindahan cairan dari pembuluh darah ke intrasisial

Pelepasan histamin dan serotinin

Edema/pembengkakan pada gastrointestinal

Impuls di sampaikan di talamus

Vommiting center

Anoreksia

Porsi & nafsu makan menurun

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Page 5: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

E. MANIFESTASI KLINIS

Adapun manifestasi klinis pada neonatus infeksi (Arief, 2008).

1. Umum : panas, hipotermi, tampak tidak sehat, malas minum, letargi, sklerema

2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali

3. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, retraksi, napas cuping hidung, merintih,

4. sianosis.

5. Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmorata, kulit lembab, hipotensi,

6. takikardi, bradikardia.

7. Sistem saraf pusat : irritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan

8. tidak teratur, ubun-ubun menonjol, high-pitched cry

9. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, purpura, pendarahan.

Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap,

denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik. Gejala-gejala lainnya dapat berupa

gangguan pernafasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembung Gejala dari sepsis

neonatorum juga tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya:

a) Infeksi pada tali pusar (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar

b) Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang,

opistotonus (posisi tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun

c) Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lengan atau

tungkai yang terkena

d) Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan dan sendi

yang terkena teraba hangat

e) Infeksi pada selaput perut (peritonitis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare

berdarah.

F. KOMPLIKASI

1. Meningitis

2. Hipoglikemia, asidosis metabolik

3. Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intrakranial

4. ikterus/kernikterus

Page 6: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Suportif

1. Lakukan monitoring cairan elektrolit dan glukosa

2. Berikan koreksi jika terjadi hipovolemia, hipokalsemia dan hipoglikemia

3. Bila terjadi SIADH (Syndrome of Inappropriate Anti Diuretik Hormon) batasi cairan

4. Atasi syok, hipoksia, dan asidosis metabolic.

5. Awasi adanya hiperbilirubinemia

6. Lakukan transfuse tukar bila perlu

7. Pertimbangkan nurtisi parenteral bila pasien tidak dapat menerima nutrisi enteral.

2. Kausatif

Antibiotik diberikan sebelum kuman penyebab diketahui. Biasanya digunakan golongan

Penicilin seperti Ampicillin ditambah Aminoglikosida seperti Gentamicin. Pada sepsis

nasokomial, antibiotic diberikan dengan mempertimbangkan flora di ruang perawatan,

namun sebagai terapi inisial biasanya diberikan vankomisin dan aminoglikosida atau

sefalosforin generasi ketiga. Setelah didapat hasil biakan dan uji sistematis diberikan

antibiotic yang sesuai. Tetapi dilakukan selama 10-14 hari, bila terjadi Meningitis,

antibiotic diberikan selama 14-21 hari dengan dosis sesuai untuk Meningitis.

Page 7: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

ASUHAN KEPERAWATAN

A. BIODATA

Pengkajian

Identitas orang tua

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan utama

Klien datang dengan tubuh berwarna kuning, letargi, kejang, tak mau menghisap, lemah.

2. Riwayat penyakit sekarang

Pada permulaannya tidak jelas, lalu ikterik pada hari kedua, tapi kejadian ikterik ini

berlangsung lebih dari 3 minggu, disertai dengan letargi, hilangnya reflek rooting,

kekakuan pada leher, tonus otot meningkat serta asfiksia atau hipoksia.

3. Riwayat penyakit dahulu.

Ibu klien mempunyai kelainan hepar atau kerusakan hepar karena obstruksi.

4. Riwayat penyakit keluarga

Orang tua atau keluarga mempunyai riwayat penyakit yang berhubungan dengan hepar

atau dengan darah.

C. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

1. Riwayat prenatal

Anamnesis mengenai riwayat inkompatibilitas darah, riwayat transfusi tukar atau

terapisinar pada bayi sebelumnya, kehamilan dengan komplikasi, obat yang diberikanpd

ibuselama hamil / persalinan, persalinan dgntindakan / komplikasi.

2. Riwayat neonatal

Secara klinis ikterus pada neonatal dapat dilihat segera setelah lahir atau beberapa hari

kemudian. Ikterus yang tampakpun sangat tergantung kepada penyebeb ikterus itu

sendiri. Bayi menderita sindrom gawat nafas, sindrom hepatitis neonatal, stenosispilorus,

hiperparatiroidisme, infeksi pasca natal dan lain-lain.

Page 8: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum

Kesadaran

Vital sign

Antropometri

2. Kepala

Adakah trauma persalinan, adanya caput, cepat hematan, tanda ponsep

3. Mata

Apakah ada Katarak congenital, blenorhoe, ikterik pada sclera, konjungtiva perdarahan

dan anemis.

4. Sistem Gastrointestinal

Apakah palatum keras dan lunak, apakah bayi menolak untuk disusui, muntah, distensi

abdomen, stomatitis, kapan BAB pertama kali.

5. Sistem Pernapasan

Apakah ada kesulitan pernapasan, takipnea, bradipneo, teratur/tidak, bunyi napas

6. Tali Pusat

Periksa apakah ada pendarahan, tanda infeksi, keadaan dan jumlah pembuluh darah (2

arteri dan 1 vena)

7. Sistem Genitourinaria

Apakah terdapat hipospadia, epispadia, testis, BAK pertama kali.

8. Ekstremitas

Apakah ada cacat bawaan, kelainan bentuk, jumlah, bengkak, posisi/postur,

normal/abnormal.

9. Muskuloskletal

Tonus otot, kekuatan otot, apakah kaku, apakah lemah, simetris/asimetris

10. Kulit

Apakah ada pustule, abrasi, ruam dan ptekie.

Page 9: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

E. PEMERIKSAAN SPESIFIK

1. Apgar Score

2. Frekuensi kardiovaskuler

Apakah ada takikardi, bradikardi, normal

3. Sistem Neurologis

Refleks moro : tidak ada, asimetris/hiperaktif

Refleks menghisap : kuat, lemah

Refleks menjejak : baik, buruk

Koordinasi refleks menghisap dan menelan

F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Hitung darah lengkap (HDL).

Nilai HDL yang paling penting ialah hitung sel darah putih (SDP). Bayi yang mengalami

sepsis biasanya menunjukkan penurunan nilai SDP, yakni <5000 mm3.

2. Trombosit

Nilai normal 150.000 – 300.000 mm3. Pada sepsis nilai trombosit menurun.

3. Kultur darah

Dilakukan dalam 24 – 48 jam untuk menjelaskan jumlah dan jenis bakteri yang ada dan

kerentanannyaterhadap terapi antibiotika.

4. Pungsi lumbal dan sensitivitas cairan serebrospinal (CSS)

Jumlah rata-rata leukosit di dalam CSS bayi baru lahir adalah sel/mm3 dan kisaran

normal dapat mencapai 20 sel/mm3. Kadar protein CSF pada bayi cukup bulan adalah

90mg/dl dan 120 mg/dl pada bayi kurang bulan. Pungsi lumbal traumatik dapat

memberikan hasil yang tidak dapat diintepretasikan, karena penggunaan faktor koreksi

yang berdasarkan pada jumlah eritrosit di dalam CSF dan di dalam cairan perifer sering

tidak adekuat untuk menentukan jumlah leukosit dan kadar protein yang sebenarnya

didalam CSS.

Page 10: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

5. Kultur urin

Urin untuk pemeriksaan aglutinasi lateks dan kultur juga dapat dilakukan.

6. Rontgen dada dilakukan bila ada gejala respirasi.

Page 11: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

Analisa data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS

Ibu klien mengatakan

anaknya demam

DO

1. Tubuh klien teraba

panas

2. Suhu tubuh di atas

normal (36,5-37,5oC)

3. Kadar leukosid

meningkat diatas

(4400-11000/mm3).

Invasi Bakteri

MO masuk dlm tubuh

MO melepas pirogen

endogen

Sistem imun (leukosit,

makrofag & limfosit)

Melepaskan pirigen

eksogen (interleukin I/ IL-

I) (anti inflamasi)

Merangsang hipotalamus

melepaskan asam

arakhidonat (A2) dengan

bantuan enzim fosfolipase

A2

Merangsang pelepasan

prostaglandin (PGE2)

dengan bantuan enzim

siklooksegenase (COX)

Hipotalamus menaikan

patokan suhu diatas

normal

Hipertermi

Page 12: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

Hipertermi

2 DS:

Ibu klien mengatakan

anaknya BAB > 3 kali

sehari dan feacesnya

encer.

DO:

1. Klien tampak

mengais dan lemah

2. BAB > 3 kali sehari

dan feaces encer.

Imunitas neonatus masih

rendah, rendahnya fagosit,

blm adanya IgA & IgM

Sepsis Neonatus

Gastrointestinal

Reaksi inflamasi

Peningkatan sekresi cairan & elektrolit

Isi rongga usus meningkat

Diare

Diare

3 DS:

Ibu klien mengatakan

anaknya tidak mau

menyusui.

DO:

- Anak tampak sering

menagis dan lemah

- Tidak mau menyusui

atau minum susu

formula.

- Muntah.

Imunitas neonatus masih

rendah, rendahnya fagosit,

blm adanya IgA & IgM

Sepsis Neonatus

Gastrointestinal

Reaksi inflamasi

Pelepasan histamin dan serotinin

Meningkatnya permeabilitas dinding

pembulu darah

Kebocoran plasama (darah kehilangan plasama)

Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

Page 13: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

Perpindahan cairan dari pembuluh darah ke

intrasisial

Edema/pembengkakan pada gastrointestinal

Impuls di sampaikan di talamus

Vommiting center

Anoreksia

Porsi & nafsu makan menurun

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

4 DS:

Ibu klien mengatakan

anaknya sering

kehausan, namun susah

untuk minum.

DO:

- Suhu tubuh diatas

37,50C

- Sekresi keringat

berlebih

- Mulut dan bibir kering

- Turgor kulit jelek

Imunitas neonatus masih rendah, rendahnya fagosit,

blm adanya IgA & IgM

Sepsis Neonatus

Pembulu darah

Pelepasan histamin dan serotinin

Meningkatnya permeabilitas dinding

pembulu darah

Kebocoran plasama (darah kehilangan plasama)

Perpindahan cairan dari pembuluh darah ke

intrasisialResti Devisit volume cairan

Resti defisit

volume cairan

Page 14: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

Diagnosa keperwatan

1. Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus, perubahan

pada reagulasi temperatur.

2. Diare b/d iritasi usus sekunder akibat organisme yang menginfeksi.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d kondisi yang mempengaruhi masukan

nutrisi.

4. Resiko terhadap kekurangan volume cairan b/d peningkatan permeabilitas kapiler.

Page 15: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

Intervensi Keperawatan

No.Dx

Kep

Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional

1 Tupan

Setelah dilakukan intervensi

selama 3x24 jam tidak

terjadi peningkatan suhu

Tupen

Setelah dilakukan tindakan

selama 1x24 jam tidak

terjadi peningkatan suhu

dengan kriteria hasil :

Klien tidak mengeluh

panas, badan tidak teraba

panas dan suhu tubuh

kembali normal (36,5-

37,2oC).

1. Kaji saat timbul

demam

2. Beri kompres dengan

air hangat

3. Observasi TTV setiap

2 jam

4. Anjurkan klien untuk

banyak minum

2,5L/hari

1. mengidentifikasi pola

demam pasien

2. Vasodilatasi dapat

mengakibatkan

penguapan yang

mempercepat

penurunan suhu tubuh

3. TTV merupakan acuan

untuk mengetahui

keadaan umum pasien

4. Peningkatan suhu tubuh

mengakibatkan

penguapan tubuh

meningkat sehingga

perlu diimbangi dengan

asupan cairan yang

banyak.

2 Tupan

Setelah dilakukan intervensi

selama 3x24 jam diare tidak

terjadi .

Tupen

Setelah dilakukan tindakan

selama 1x24 jam diare tidak

terjadi dengan kriteria

1. Observasi frekuensi

defekasi,

karakteristik, dan

jumlah.

2. Dorong diet tinggi

serat dalam batasan

diet, dengan masukan

cairan sedang sesuai

diet yang dibuat.

1. Diare sering terjadi

akibat mikroba yang

masuk kedalam usus.

2. Meningkatkan

konsistensi feses.

Meskipun cairan perlu

untuk fungsi tubuh

optimal, kelebihan

jumlah mempengaruhi

diare.

Page 16: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

hasil :

1. Meningkatkan fungsi

usus mendekati normal.

2. Feaces tidak encer.

3. Bantu perawatan

peringeal sering,

gunakan salep sesuai

indikasi. Berikan

rendam pada pusaran

air.

4. Berikan obat sesuai

indikasi.

3. Iritasi anal, ekskoriasi

dan pruritus dapat

terjadi karena diare.

4. Untuk mengontrol

frekuensi defekasi

sampai tubuh

mengalami perubahan

yang lebih baik.

3 Tupan :

Dalam waktu 3x24 jam

nutrisi diharapkan dapat

terpenuhi.

Tupen :

Dalam 1x24 jam nutrisi

dapat terpenuhi dengan

kriteria hasil:

- Porsi diet habis

setengah/ semuanya.

- BB tidak menurun

1. Kaji status nutrisi

secara kontinu,

selama perawatan

setiap hari, perhatikan

tingkat energi, kondisi

kulit, kuku, rambut,

rongga mulut,

keinginan untuk

makan/anoreksia.

2. Timbang berat badan

setiap hari dan

bandingkan dengan

berat badan saat

penerimaan.

3. Kaji fungsi GI dan

toleransi pada

pemberian makanan

enteral, catat bising

usus, keluhan

mual/muntah,

ketidaknyamanan

abdomen, adanya

1. Memberikan

kesempatan untuk

mengobservasi

penyimpangan dari

normal/dasar pasien dan

mempengaruhi pilihan

intervensi.

2. Membuat data dasar,

membantu dalam

memantau keefektifan

aturan terapeutik.

3. Karena pergantian

protein dari mukosa GI

terjadi kira-kira setiap 3

hari, saluran GI

beresiko tinggi pada

disfungsi dini dan atrofi

dari penyakit dan

malnutrisi.

Page 17: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

diare / konstipasi,

terjadinya kelemahan

dan takikardia.

4 Tupan :

Dalam waktu 3x24 jam

cairan dan elektrolit

terpenuhi dan suhu tubuh

kembali normal.

Tupen :

Dalam 1x 24 jam

diharapkan cairan dan

elektrolit terpenuhi dan

seimbang. Dengan kriteria

hasil :

1. Mempertahankan urine

output sesuai dengan

usia dan BB, BJ urine

normal,

2. Tekanan darah, nadi,

suhu tubuh dalam batas

normal

3. Tidak ada tanda tanda

dehidrasi, elastisitas

turgor kulit baik,

membran mukosa

lembab, tidak ada rasa

haus yang berlebihan

4. Orientasi terhadap

waktu dan tempat baik

5. Jumlah dan irama

1. Observasi TTV setiap

4 jam sekali

2. Anjurkan klien untuk

banyak minum

3. Observasi intek

output setiap 24 jam.

4. Berikan cairan

intravena sesuai

program dokter.

1. Peningkatan suhu tubuh

merupakan salah satu

manifestasi klinis dari

penyakit tersebut.

2. Asupan cairan sangat

diperlukan untuk

menambah volume

cairan tubuh.

3. Intake output

merupakan cara

mengetahui

keseimbangan cairan

dalam tubuh.

4. Mempertahankan

keseimbangan cairan

dalam tubuh.

Page 18: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

pernapasan dalam batas

normal

6. Elektrolit, Hb, Hmt

dalam batas normal

7. pH urin dalam batas

normal

8. Intake oral dan

intravena adekuat

Page 19: 61783900 Laporan Asuhan Keperawatan Sepsis

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, dkk. 1999 .Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :EGC

Carpenito, LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktek Klinis, Edisi 6.Jakarta :

EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan

Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka

Wong, L. Donna, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol. 1. Jakarta: EGC, 2009

Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Media Aesculapius: FKUI, 2000.

Muscari E. Mary, Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC, 2005.