61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

25
BAB I Embriologi Kepala dan Leher Mesenkim untuk pebentukan daerah kepala berasal dari mesoderm lempeng paraksial dan lateral, Krista neuralis, dan daerah ectoderm yang menebal yang dikenal sebagai plakoda ectoderm. Mesoderm paraksial (somit dan somitomer) membentuk lantai tengkorak dan sebagian kecil daerah oksipital, semua otot volunteer di daerah kraniofasial, dermis dan jaringan penyambung di daerah dorsal kepala, selaput otak di sebelah kaudal prosensefalon. Mesoderm lempeng lateral membentuk kartilago-kartilago laring (aritenoid dan krikoid) dan jaringan penyambung di daerah ini. Sel-sel Krista neuralis berasal dari neuroektoderm daerah otak depan, otak tengah, dan otak belakang dan bermigrasi kearah ventral menuju ke lengkung-lengkung faring kearah rostral menuju ke sekitar otak depan, dan piala mata masuk ke daerah wajah. Di tempat-tempat ini, mereka membentuk struktur-struktur tulang dengan wajah (midfasial) dan lengkung faring. Dan semua jaringan lain di daerah ini, termasuk kartilago, tulang dentin, tendo, dermis, pia, dan arakhnoid, neuron sensorikdan stroma kelenjar. Sel dari plakoda ectoderm bersamaan dengan Krista neuralis membentuk neuron ganglia sensorik cranial ke-5, 7, 9,10. Gambaran paing khas dalam perkembangan kepala dan leher adalah terbentuknya lengkung brakhialis atau lengkung

Transcript of 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

Page 1: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

BAB I

Embriologi Kepala dan Leher

Mesenkim untuk pebentukan daerah kepala berasal dari mesoderm lempeng

paraksial dan lateral, Krista neuralis, dan daerah ectoderm yang menebal yang dikenal

sebagai plakoda ectoderm. Mesoderm paraksial (somit dan somitomer) membentuk lantai

tengkorak dan sebagian kecil daerah oksipital, semua otot volunteer di daerah

kraniofasial, dermis dan jaringan penyambung di daerah dorsal kepala, selaput otak di

sebelah kaudal prosensefalon. Mesoderm lempeng lateral membentuk kartilago-kartilago

laring (aritenoid dan krikoid) dan jaringan penyambung di daerah ini. Sel-sel Krista

neuralis berasal dari neuroektoderm daerah otak depan, otak tengah, dan otak belakang

dan bermigrasi kearah ventral menuju ke lengkung-lengkung faring kearah rostral menuju

ke sekitar otak depan, dan piala mata masuk ke daerah wajah. Di tempat-tempat ini,

mereka membentuk struktur-struktur tulang dengan wajah (midfasial) dan lengkung

faring. Dan semua jaringan lain di daerah ini, termasuk kartilago, tulang dentin, tendo,

dermis, pia, dan arakhnoid, neuron sensorikdan stroma kelenjar. Sel dari plakoda

ectoderm bersamaan dengan Krista neuralis membentuk neuron ganglia sensorik cranial

ke-5, 7, 9,10.

Gambaran paing khas dalam perkembangan kepala dan leher adalah terbentuknya

lengkung brakhialis atau lengkung faring. Lengkung-lengkung ini tampak dalam

perkembangan minggu ke-4 dan ke-5., serta ikut menentukan tampilan luar mudigah

yang khas. Pada mulanya, lengkung-lengkung ini berupa batang jaringan mesenkim yang

dipisahkan oleh celah-celah dalam, yang dikenal sebagai celah branchial atau celah

faring. Bersamaan dengan perkembangan lengkung dan celah tersebut, sejumlah kantung

yaitu kantung faring , tampak disepanjang dinding lateral faring yang merupakan bagian

paling cranial dari usus primitive depan. Kantong-kantong ini menembus mesenkim

sekitarnya tetapi tidak membentuk hubungan langsung dengan celah-celah luar. Oleh

karena itu sekalipun perkembangannya lengkung, celah dan kantung faring mirip

pembentukannya insang pada ikan dan amfibi pada mudigah manusa insang sebenarnya

(brachia) tidak pernah terbentuk, oleh karena itu dipakai istilah lengkung, celah dan

kantung faring untuk mudigah manusia.

Page 2: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

Lengkung faring tidak ikut membentuk leher, tetapi memainkan peran penting

dalam pembentukan kepala. Pada akhir minggu ke-4, bagian pusat wajah dibentuk oleh

stomadeum, yang dikelilingi oleh pasangan pertama lengkung faring. Ketika mudigah

berusia 4 ½ minggu, dapat dikenali lima buah tonjolan mesenkim yaitu ; tonjol-tonjol

mandibula (lengkung faring I) di sebelah lateral stomodeum ; dan tonjol frontonasal,

suatu tonjolan yang agak membulat di sebelah kaudal stomatodeum. Perkembangan

wajah selanjutnya dilengkapi dengan pembentukan tonjolan hidung.

Lengkung Faring

Setiap lengkung faring terdiri atas sebuah inti jaringan mesenkim, yang di sebelah

luarnya dibungkus oleh ectoderm permukaan dan di sebelah dalamnya oleh epitel yang

berasal dari endoderm. Selain mesenkim yang berasal dari mesoderm lempeng paraksial

dan lateral, inti tiap tiap lengkung faring menerima banyak sekali sel Krista neuralis,

yang bermigrasi ke dalam lengkung faring menerima banyak sekali unsure-unsur rangka

pada wajah, mesoderm lengkung yang asli membentuk susunan otot di wajah dan leher.

dengan demikian, setiap lengkung faring mempunyai unsur ototnya sendiri. Unsur otot

pada masing-masing lengkung membawa sarafnya sendiri, dan kemampuan sel otot ini

bermigrasi, sel-sel tersebut akan membawa unsur saraf kranial bersamanya. Selain itu

setiap lengkung mempunyai unsure arterinya sendiri. (derivate lengkung faring dan

persarfannya).

Lengkung Faring Pertama

Lengkung faring pertama terdiri atas satu bagian dorsal, yang dikenal sebagai

prominensia maksilaris, yang meluas di bawah daerah mata, dan satu bagian ventral,

prominensia mandibularis atau tulang rawan Meckel. Pada perkembangan selanjutnya,

tulang rawan Meckel menghilang kecuali dua bagian kecil di ujung dorsal dan masing-

masing membentuk inkus dan malleus. Mesenkim prominensia maksilaris selanjutnya

membentuk premaksila, maksila, os zygomaticus dan bagian os temporalis melalui

penulangan membranosa. Mandibula juga terbentuk melalui penulangan membranosa

Page 3: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

jaringan mesenkim yang mengelilingi tulang rawan meckel. Selain itu lengkung pertama

ikut dalam pembentukan tulang telinga tengah.

Susunan otot dari lengkung faring pertama dibentuk oleh otot pengnyah (m.

temporalis , m. maseter, m. pterygoideus) venter anterior m. digastricus, m.

mylohyoideus, m. tensor tympani, dan m. tensor veli palatini. Persarafan ke otot-otot

lengkung pertama ini diberikan oleh cabang mandibula nervus trigeminus. Karena

mesenkim dari lengkung pertama juga ikut membentuk dermis wajah, persarafan sensorik

ke kulit wajah diberikan oleh nervus ophtalmicus, n. maxillaries dan cabang-cabang

mandibula nervus maxillaris.

Otot otot pada lengkung yang berbeda tidak selalu melekat ke unsure tulang atau

rawan pada lengkungnya sendiri, tetapi kadang-kadang bermigrasi ke daerah di

sekitarnya . Akan tetapi,asal usul otot ini selalu dapat di telusuri,karena persarafannya

dating dari lengkung asalnya.

Lengkung Faring Kedua

Tulang rawan lengkung ke-2 atau lengkung hyoid(tulang rawan Reichert)

membentuk stapes,processus styloideus ossis temporalis,ligamentum stylohyoideus, dan

di ventral, membentuk cornu minus dan bagian atas corpusos hypoid. Otot- otot lengkung

hyoid adalah m. stapedius, m stylohyoideus, venter posterior m. Digastricus, m.

auricularis, dan otot-otot ekspresi wajah. Nervus facialis, saraf dari lengkung kedua,

mempersarafi semua otot ini.

Lengkung Faring Ketiga

Tulang rawan lengkung faring ke-3 membentuk bagian bawah corpus dan cornu

majus os hyoid. Susunan ototnya terbatas pada m. stylopharyngeus. Otot-otot ini

dipersarafi oleh nervus glossopharyngeus, saraf dari lengkung ketiga.

Page 4: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

Lengkung Faring ke empat dan ke enam

Unsur rawan dari lengkung faring ke-4 dan ke-6 bersatu membentuk tulang rawan

thyroidea,cricoidea,arythenoidea,corniculata dan cuneiforme dari laring. Otot-otot

lengkung ke empat(m. Cricothyroideus,m. Levator veli palatini, dan mm. Constrictrores

pharyngei) dipersarafi oleh ramus laryngeus superior nervus vagus,saraf dari lengkung

ke-4. Akan tetapi,otot-otot instrinsik laring dipersarafi oleh ramus laryngeus recurrens

nervus vagus, saraf dari lengkung ke-6.

Kantung Faring

Mugidah manusia mempunyai lima pasang kantung faring. Pasangan yang

terakhir adalah kantung atipik dan sering dianggap sebagai bagian kantung ke-4. Karena

epitel endoderm yang melapisi kantung-kantung ini menghasilkan sejumlah organ

penting, nasib tiap-tiap kantung akan dibahas secara terpisah.

Kantong Faring Pertama

Kantong Faring pertama membentuk sebuah divertikulum yang menyerupai

sebuah tangkai, yaitu recessus tubotympanicus, yang berdampingan ddengan epitel yang

membatasi celah faring pertama, yang kelak menjadi meatus acusticus externus. Bagian

distal di ventrikulum ini melebar menjadi bangunan yang menyerupai kantung, yaitu

cavum tympani primitif atau rongga telinga tengah primitif, sedangkan bagian

proksimalnya tetap sempit, membentuk tuba auditiva(eustachi). Epitel yang melapisi

kavum timpani kelak membantu dalam pembentukan memnbrana tympani atau gendang

telinga.

Kantong Faring Kedua

Lapisan epitel kantung ini berproliferasi dan membentuk tunas-tunas yang

menembus kedalam mesenkim di sekelilingnya. Tunas-tunas ini kemudian di susupi oleh

Page 5: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

jaringan mesoderm, sehingga membentuk primordiom tonsilla platina. Selama bulan ke-3

hingga bulan ke-5,tonsil berangsur-angsur diinfiltrasi oleh jaringan getah bening.

Sebagian dari kantung ini merasa tersisa dan pada orang dewasa ditemukan sebagai fossa

tonsillaris.

Kantung Faring Ke tiga

Tanda khas kantung ke-3 dan k3-4 ialah sayap dorsal dan sayap ventral pada

ujung distalnya. Dalam minggu ke-5,epitel sayap dorsal kantung ketiga berdiferensiasi

menjadi glandula parathyroidea inferior, sedangkan sayap ventralnya membentuk timus.

Kedua primordium kelenjar ini terputus hubungannya dari dinding faring,dan timus

kemudian bermigrasi ke arah kaudal dan medial, sambil menarik glandula parathyroidea

bersamanya. Walaupun bagian utama timus bergerak dengan cepat menuju ke kedudukan

akhirnya di dalam rongga dada( untuk bersatu dengan pasangan dari sisi yang lain).

Ekornya kadang-kadang menetap atau menempel pada kelenjar tiroid atau sebagai

sarang-sarang timus yang terpisah. Pertumbuhan dan perkembangan timus berlanjut terus

setelah lahir hingga masa pubertas. Pada anak yang masih kecil, kelenjar ini menempati

banyak sekali ruang dada dan terletak dibelakang sternum dan didepan perikardium serta

pembuluh-pembuluh besar. Pada orang dewasa, kelemjar ini sulit dikenali karena

menganlami atrofi dan digantikan oleh jaringan lemak. Jaringan paratiroid dari kantung

ketiga pada akhirnya terletak di permukaan dorsal kelenjar tiroid dan membentuk

glandula parathyroidea inferior.

Kantung faring ke empat

Epitel sayap dorsal kantung ini membentuk glandula parathyroidea superior.

Ketika kelenjar paratiroid tidak lagi berhubungan dengan dinding faring, kelenjar ini

menempelkan diri ke kelenjar tiroid yang bermigrasi ke kaudal dan,akhirnya, terletak

pada permukaan dorsal kelenjar ini sebagai kelenjar paratiroid superior.

Page 6: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

Kantung Faring kelima

Kantung faringke-5 adalah kantung faring terakhir yang berkembang dan

biasanya dianggap sebagai bagian dari kantung ke 4. Kantung ini menghasilkan corpus

ultimobranchiale,yang kelak menyatu ke dalam glandula thyroidea. Pada orang dewasa,

sel-sel corpus ultimobranchiale menghasilkan sel parafollicular atau sel C dari glandula

thyroidea. Sel-sel ini mensekresi kalsitonin,yaitu suatu hormon yang terlibat dalam

pengaturan kadar kalsium darah.

Celah Faring

Mudigah yang berusia 5 minggu ditandai oleh adanya empat celah faring,

diantaranya hanya ada satu yang ikut mempengaruhi bentuk definitif mudigah. Bagian

dorsal celah pertama menembus mesenkim di bawahnya dan menghasilkan meatus

acusticus externus. Laisan epitel dasar liang ini ikut berperan dalam pembentukan

gendang telinga. Proliferasi aktif jaringan mesenkim di dalam lengkung ke 2

menyebabkan lengkung ke 2 menyebabkan lengkung ke 2 ini menutupi lengkung ke 3

dan 4. Akhirnya, lengkung ke-2 ini bersatu dengan rigi epikardium di bagian bawah leher

dan celah ke 2, ke 3 dan ke 4 terputus hubungannya dengan dunia luar. Untuk sementara,

celah-celah ini membentuk sebuah rongga yang dilapisi epitel ektoderm, sinus cervicalis,

tetapi pada perkembangan selanjutnya sinus ini menghilang.

Lidah

Lidah mulai tampak pada udigah berumur sekitar 4 minggu dalam bentuk dua

tonjolan lidah lateral dan satu tonjolan medial, yaitu tuberculum impar. Ketiga tonjolan

ini berasal dari lengkung faring pertama. Sebuah tonjolan medial kedua, yaitu copula atau

eminentia hypobrachialis, dibentuk oleh mesoderm lengkung ke 2, ke 3 dan ke 4.

akhirnya sebuah tonjolan medial ketiga, yang dibentuk oleh bagian posterior lengkung ke

4, menandakan perkembangan epiglotis. Tepat di belakang tonjolan ini adalah aditis

laryngis yang diapit oleh tonjolan tonjolan aritenoid. Karena ukuran tonjol onjol lidah

Page 7: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

lateral membesar, tonjol-tonjol ini tumbuh melampaui tuberculum impar dan keduanya

menyatu sehingga membentuk dua pertiga bagian depan lidah atau corpus linguae. Oleh

karena selaput lendir yang membungkus corpus linguae itu berasal dari lengkung faring

pertama, maka persarafan sensorisnya berasal dari lengkung faring pertama, maka

persarafannya berasal dari ramus mandibularis nervus trigeminus. Dua pertiga depan atau

badan lidah tersebut dipisahkan dari sepertiga bagian belakang lidah oleh suatu alur

berbentuk huruf v , yaitu sulcus terminalis.

Bagian belakang atau akar lidah berasal dari lengkung faring ke 2, ke 3 dan

sebagian ke 4. persarafan sensoris bagian ini dilayani oleh nervus glossopharyngeus,

yang menunjukkan bahwa pertumbuhan jaringn lengkung ke 3 melebihi pertumbuhan

jaringan lengkung ke 2. Epiglotis dan bagian paling belakang lidah dipersarafi oleh

nervus laryngeus superior, yang menandakan bahwa organ-organ ini berkembang dari

lengkung ke 4. beberapa otot lidah mungkin berdiferensiasi in situ, tetapi kebanyakan

berasal dari mioblas yang berasal dari somit-somit oksipital. Dengan demikian, susunan

otot lidah dipersarafi oleh nervus hypoglossus.

Persarafan sensoris umum lidah mudah dimengerti. Dua pertiga bagian depan

lidah dipersarafi oleh nervus trigeminus, saraf dari lengkung pertama; sepertiga bagian

belakang lidah dipersarafi oleh nervus glossopharyngeus dan nervus vagus, yang masing-

masing merupakan saraf dari lengkung ke 3 dan 4. Persarafan sensorik khusus/perasa

untuk dua pertiga bagian depan lidah dipersarafi oleh cabang chorda thympani nervus

facialis.

Glandula thyroidea

Glandula thyroidea tampak sebagai suatu proliferasi epitel di dasar faring, antara

tuberkulum impar dan copula, pada suatu titik yang kelak ditandai oleh foramoid en

cecum. Selanjutnya thyroid turun di depan usus faringeal sebagai divertikulum yang

berlobus dua. Selama migrasinya ini kelanjar tersebut tetap dihubungkan dengan lidah

oleh sebuah saluran sempit yaitu ductus thyroglossus. Saluran ini kelak menjadi padat

dan akhirnya menghilang.

Page 8: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

Pada perkembangan selanjutnya kelenjar tiroid bergerak turun depan tulang hioid

dan tulang rawan laring. Tiroid mencapai kedudukan tetapnya di depan trakea pada

minggu ke 7. Pada saat itu glandula thyroidea sudah berupa ishtmus kecil di tengah dan

dua lobus lateral. Kelenjar thyroid mulai berfungsi kurang lebih pada akhir bulan ke 3,

pada saat itu mulai tampak folikel-folikel pertama yang mengandung koloid. Sel-sel

folikuler menghasilkan koloid yang menjadi sumber tiroksin dan triidiotironin. Sel

parafolikuler atau sel C berasal dari corpus ultimobranciale yang menjadi sumber

calcitonin.

Page 9: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

BAB II

Anatomi Colli

Leher adalah bagian tubuh yang terletak diantara inferior mandibula dan linea nuchae

superior (diatas), dan incsura jugularis dan tepi superior clavicula (di bawah). Jaringan

leher dibungkus oleh 3 fasia, fasia colli superfisialis membungkus

m.sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di leher untuk bertemu dengan

fasia sisi lain. Fasia colli media membungkus otot pretrakeal dan bertemu pula dengan

fasia sisi lain di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fasia colli

superfisialis. Ke dorsal fasia colli media membungkus a.carotis communis ,

v.jugularisinterna dan n.vagus menjadi satu. Fasia colli profunda membungkus

m.prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fasia colli lateral.

Pembuluh darah arteri pada leher antara lain a.carotis communis (dilindungi oleh

vagina carotica bersama dengan v.jugularis interna dan n.vagus, setinggi cornu superior

cartilago thyroidea bercabang menjadi a.carotis interna dan a.carotis externa), a.subclavia

(bercabang menjadi a.vertebralis dan a.mammaria interna). Pembuluh darah vena antara

lain v.jugularis externa dan v.jugularis interna. Vasa lymphatica meliputi nnll.cervicalis

superficialis (berjalan sepanjang v.jugularis externa) dan nnll.cervicalis profundi

(berjalan sepanjang v.jugularis interna). Inervasi oleh plexus cervicalis, n.facialis,

n.glossopharyngeus, dan n.vagus.

Sistem aliran limfe leher penting untuk dipelajari karena hampir semua bentuk radang

atau keganasan kepala dan leher akan terlihat dan bermanifestasi ke kelenjar limfe leher.

Kelenjar limfe yang selalu terlibat dalam metastasis tumor adalah kelenjar limfe

rangkaian jugularis interna yang terbentang antara klavicula sampai dasar tengkorak,

dimana rangkaian ini terbagi menjadi kelompok superior, media dan inferior. Kelompok

kelenjar limfe yang lain adalah submental, submandibula, servicalis superficial,

retrofaring, paratrakeal, spinalis asesorius, skalenus anterior dan supraclavicula.

Page 10: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

Daerah kelenjar limfe leher, menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center

Classification dibagi dalam 5 daerah penyebaran kelompok kelenjar yaitu

daerah:

I. Kelenjar yang terletak di segitiga submental dan submandibula

II. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfe jugular

superior, kelenjar digastik dan kelenjar servikal posterior superior

III. Kelenjar limfe jugularis diantara bifurkasio karotis dan persilangan

m.omohioid dengan m.sternokleidomastoid dan batas posterior

m.sternokleidomastoid.

IV. Grup kelenjar di daerah jugularis inferior dan supraclavicula

V. Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikal

Page 11: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

BAB III

Tumor Colli

Definisi

Tumor colli adalah setiap massa baik kongenital maupun didapat yang timbul di segitiga

anterior atau posterior leher diantara klavikula pada bagian inferior dan mandibula serta

dasar tengkorak pada bagian superior. Pada 50% kasus benjolan pada leher berasal dari

tiroid, 40% benjolan pada leher disebabkan oleh keganasan, 10 % berasal dari

peradangan atau kelainan kongenital.

Patologi

Pembengkakan pada leher dapat dibagi kedalam 3 golongan:

1. Kelainan kongenital : kista dan fistel leher lateral dan median, seperti hygroma colli

cysticum, kista dermoid

2. Inflamasi atau peradangan : limfadenitis sekunder karena inflamasi banal (acne faciei,

kelainan gigi dan tonsilitis) atau proses infamasi yang lebih spesifik (tuberculosis,

tuberculosis atipik, penyakit garukan kuku, actinomikosis, toksoplasmosis). Disamping

itu di leher dijumpai perbesaran kelenjar limfe pada penyakit infeksi umum seperti

rubella dan mononukleosis infeksiosa.

3. Neoplasma : Lipoma, limfangioma, hemangioma dan paraganglioma caroticum yang

jarang terdapat (terutama carotid body; tumor glomus caroticum) yang berasal dari

paraganglion caroticum yang terletak di bifurcatio carotis,merupakan tumor benigna.

Selanjutnya tumor benigna dari kutub bawah glandula parotidea, glandula

submandibularis dan kelenjar tiroid. Tumor maligna dapat terjadi primer di dalam

kelenjar limfe (limfoma maligna), glandula parotidea, glandula submandibularis,

Page 12: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

glandula tiroidea atau lebih jarang timbul dari pembuluh darah, saraf, otot, jaringan ikat,

lemak dan tulang. Tumor maligna sekunder di leher pada umumnya adalah metastasis

kelenjar limfe suatu tumor epitelial primer disuatu tempat didaerah kepala dan leher. Jika

metastasis kelenjar leher hanya terdapat didaerah supraclavikula kemungkinan lebuh

besar bahwa tumor primernya terdapat ditempat lain di dalam tubuh.

Ada dua kelompok pembengkakan di leher yaitu di lateral maupun di midline/line

mediana :

1. Benjolan di lateral

a. Aneurisma subclavia

b. Iga servikal

c. Tumor badan karotis

d. Tumor clavikularis

e. Neurofibroma

f. Hygroma kistik

g. Limfonodi-inflamasi, karsinoma sekunder, retikulosis

h. Kista branchiogenik

i. Tumor otot

j. Tumor strnomastoideus

k. Kantung faringeal

l. Kelenjar ludah-inflamasi, tumor. Sindroma sjorgen m. Lipoma subcutan, dan

subfascia

n. Kista sebasea

o. Laringokel

2. Benjolan di Linea mediana

a. Lipoma

b. Kista sebasea

c. Limfonodi submental-inflamasi, karsinoma sekunder, retikulosis

d. Pembesaran kelenjar thyroid-diffuse, multinodular, nodular soliter

Page 13: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

e. Kista duktus thyroglossus

f. Dermoid sublingual

g. Bursa subhyoid

Pembengkakan pada tiroid dapat berupa kista, struma maupun neoplasma.

Pembengkakan akibat neoplasma misalnya Ca.metastasis, limfoma primer, tumor

kelenjar saliva, tumor sternomastoid, tumor badan carotis. Pembengkakan akibat

peradangan meliputi adenopati infektif akut, abses leher, parotitis. Sedangkan

kelainan kongenital meliputi hygroma kistik, kista ductus tiroglosus, kista dermoid, dan

tortikolis. Kelainan vascular meliputi aneurisma subclavia maupun ektasi subclavia.

Pada anak-anak, banyak disebabkan karena kelainan kongenital dan peradangan meliputi

hygroma kistik, kista dermoid, tortikolis, kista brankial, limfadenitis, adenitis

virus/bakteri, neoplasma maligna jarang pada anak (misalnya Limfoma). Pada dewasa

muda banyak disebabkan oleh karena adanya peradangan dan keganasan tiroid misalnya

adenitis/limfadenitis virus/bakteri, limfadenopati dan kanker tiroid. Pada usia diatas 40

tahun, dianggap sebagai suatu keganasan meliputi limfadenopati metastatik,

limfadenopati primer, neoplasma primer tiroid.

Page 14: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

BAB IV

Kista duktus Tyroglosus

Definisi

Duktus tiroglosus kista (TDC) hasil dari kegagalan dalam saluran embriogenik

diproduksi melenyapkan tiroid selama migrasi dan itu merupakan yang paling umum

jenis kista perkembangan ditemui di daerah leher.

Embriologis

Pada minggu ketujuh atau kedelapan pembangunan, tiroid mencapai posisi

normal, area di bawah kartilago tiroid, turun melalui tiroglosus duktus (TDC). Selama 10

minggu kehidupan janin, TDC biasanya dihapuskan. Kegagalan obliterasi dapat

mengakibatkan pengembangan dilatasi kistik di setiap saat dalam kehidupan. Tubuh

tulang hyoid kemudian berkembang di mesoderm bergabung dengan ujung ventral

lengkungan branchial kedua dan ketiga dan dapat menggabungkan saluran tiroglosus ke

dalam substansi. TDCs terlokalisasi terhadap garis tengah, antara pangkal lidah dan lobus

piramidal dari kelenjar tiroid.

Epidemiologi

TDCs hadir di sekitar 7% dari populasi umum; hingga 62% dari ini mungkin berisi

jaringan tiroid ektopik dan fungsional, sehingga memungkinkan pengembangan tiroid

terkait tumor. 70% yang didiagnosis di masa kecil dan 7% adalah didiagnosis di masa

dewasa. Neoplasma ganas jarang muncul dalam kista tiroglosus, dalam waktu kurang

dari 1% kasus . Mereka biasanya mengambil bentuk baik karsinoma papiler dari tiroid

asal (Yang timbul dari sisa-sisa thyroembrionic di saluran atau kista: 85-95% dari kasus),

karsinoma skuamosa (timbul dari sel-sel yang melapisi metaplastic kolumnar saluran:

5% dari kasus), atau anaplastik, dan karsinoma sel Hurthle.

Page 15: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

Kriteria untuk diagnosis karsinoma papiler utama yang timbul dalam TMA setelah

Widstrom adalah:

1) histologis identifikasi TDC menunjukkan bahwa kista atau saluran memiliki lapisan

epitel dengan yang normal tiroid folikel dalam dinding kista,

2) ada tiroid jaringan normal yang berdekatan dengan tumor; dan

3) pemeriksaan histopatologi dari kelenjar tiroid menunjukkan tidak ada tanda-tanda

histopatologi ujian - Karsinoma papiler di TDC (hematoxilin-eosine ob 10x.)

Onset

Sebagai TDCs yang paling sering didiagnosis pada kelompok usia anak, hanya sebagian

kecil kasus dengan TDCs, dioperasikan pada pada usia dewasa.

Gejala Klinis

Tanda klinis yang paling umum adalah tidak nyeri tekan, massa leher mobile, yang

menyakitkan menelan di garis tengah leher anterior, biasanya di dekat tulang hyoid.

Kurang sering, TDCs mungkin menunjukkan tanda-tanda dan gejala infeksi sekunder

atau menyajikan bukti fistula. Massa kistik terletak anterior terhadap garis tengah leher,

yang bergerak dengan lidah tonjolan dan bisa transilluminated. Dalam kasus yang jarang

kista terletak lateral.

Pemeriksaan Penunjang

Evaluasi pra operasi kista duktus tiroglosus meliputi: leher dan dada radiografi, USG,

skintigrafi dengan 131I dan tes fungsi tiroid. Sebuah ujian USG berguna dalam

keganasan dengan menunjukkan nodul mural, kalsifikasi metastasis kelenjar getah bening

atau. Computerized tomography juga telah digunakan dalam kasus keganasan dan kista

Page 16: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

ektopik. Konfirmasi klinis jaringan tiroid menyimpang terbukti dengan suatu scan

yodium radioaktif. USG-dipandu aspirasi jarum halus (FNA) adalah hanya cukup sensitif

untuk evaluasi preoperatif TDCs. Cytomorphologic fitur tidak selalu spesifik, tetapi

dikaitkan dengan tanda-tanda klinis dan radiologis, mereka mungkin bermanfaat untuk

diagnosis yang akurat. Epitel tiroid jarang diidentifikasi

Diagnosis diferensial

Kista dermoid, kista epidermoid, branchial sumbing kista, kelenjar getah bening,

lymphangioma, tiroid patologi.

Pemeriksaan kista duktus tiroglossus

Penderita disuruh membuka mulut terlebih dahulu,

kemudian kita fiksasi tumor tersebut dengan ibujari dan

telunjuk setelah itu penderita kita suruh menjulurkan lidah

maksimal sambil kita rasakan apakah tumor tersebut

terlepas dari fiksasi kita.

Bila terlepas maka kista tersebut adalah kista

duktustiroglossus

Page 17: 61173343 Embriologi Kepala Dan Leher

Tindakan

Operasi eksisi kista duktus tiroglossus

( Sistrunk prosedur) sayatan colar diatas tumor

diperdalam, mengikuti tract duktus tiroglossus

sampai membelah kartilago hyoid lakukan ligasi

rawat perdarahantutup lapis demi lapis pasang

redon drain