6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

8
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan dan Siswa Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Provinsi Banten Buletin WEWARAH PRIORITAS diterbikan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Banten, yang beralamat di Komplek Ciceri Indah Blok M No. 7 Sumur Pecung, Serang, Banten 42118 (Telepon: 0254 202777, Faksimili 0254 224725). Kunjungi laman kami, www.prioritaspendidikan.org untuk mendapatkan berbagai pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah. WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Desember 2015- Februari 2016 ISSN 2460-7096 DAFTAR ISI Pentingnya Dukungan Pemerintah Kembangkan Budaya Baca 2 Sepekan Bersama, K-13 Ternyata Lebih Mudah 3 Kakanwil Kemenag Banten: Siap Lanjutkan USAID PRIORITAS 4 Swadana Program Cuci Tangan Untuk Kemajuan Sekolah 5 Belajar Caution Tempat Publik 6 Konduktor dan Isolator Panas 6 Membedakan Larutan dan Campuran 7 Mari Bermain Layang-layang 7 Hibahkan 600 Ribu Buku Bacaan Berjenjang Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Banten tampak memberikan buku bacaan berjenjang secara simbolis kepada perwakilan guru kelas awal SD/MI di Kabupaten Serang. SERANG - USAID PRIORITAS Banten akan menghibahkan lebih dari 600 ribu buku bacaan berjenjang untuk SD/MI mitra dan nonmitra. Buku ini akan digunakan guru untuk meningkatkan minat dan keterampilan membaca siswa kelas awal. ”Kami ingin para guru memanfaatkan buku bacaan berjenjang dengan baik, agar benar-benar bermanfaat bagi siswa,” ujar Ade HM, spesialis pelatihan guru SD/MI USAID PRIORITAS di sela-sela pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran tingkat SD/MI untuk kelas awal di Kabupaten Serang (30/1-1/2 2016). Pelatihan itu dihadiri oleh puluhan guru SD/MI kelas awal, kepala sekolah, dan para fasilitator daerah yang berasal dari 16 sekolah mitra. Menurut Ade, perlu pendekatan yang berbeda untuk mengajari siswa membaca dengan baik. Ada tiga strategi membaca yang dilatihkan, yakni strategi membaca bersama dengan menggunakan big book, strategi membaca terbimbing, dan strategi membaca mandiri. Satu paket buku terdiri dari 75 judul buku, 6 buku besar dan 6 buku panduan untuk guru. Setiap buku memiliki 6 tingkatan yang disesuaikan dengan kemampuan membaca siswa. Ayi Nurmalaila, Koordinator Teknis Program Buku Bacaan Berjenjang USAID PRIORITAS Banten, menyebut para guru kelas awal penerima buku akan dilatih cara memanfaatkan buku bacaan berjenjang untuk meningkatkan keterampilan dan minat membaca siswa. Dia Hanya Ingin Dimengerti Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Aliya, siswa kelas III, SDN Campaka 3, menunjukkan hasil sablon buatannya. KABUPATEN TANGERANG – Namanya Aliya, begitu dia dipanggil para guru dan siswa lain di SDN Campaka 3. Aliya adalah siswa ABK. “Dari 46 siswa saya, Aliya yang mendapat perlakuan dan perhatian khusus dari saya,” tutur Sadang Saputra, guru kelas III sambil mengamati perilaku Aliya dari kejauhan. Saat mendapatkan kunjungan dari tim USAID PRIORITAS ke sekolah tersebut, Aliya tampak bersemangat untuk ikut serta memamerkan hasil karya keterampilan menyablon kain yang dibuatnya. Sadang mengatakan bahwa sekolah tersebut mengajari keterampilan sablon sebagai bentuk kreativitas siswa. Secara umum, dia tidak membedakan kemampuan dan perlakuan antar siswa, bahkan ia sabar dan menyesuaikan kondisi Aliya. “Sebenarnya Aliya mampu mengikuti pembelajaran dengan baik,” kata Sadang menjelaskan kondisi Aliya. “Hanya saja, sebagai guru, kita perlu mengerti bila tiba-tiba ia menangis tak terduga atau mengompol di kelas. Jika Aliya tertidur maka kami memindahkannya ke sudut kelas yang menjadi pojok baca. Di pojok baca, ada karpet sehingga membuat Aliya nyaman,” katanya. SDN Campaka 3 adalah salah satu sekolah mitra yang menerapkan pendidikan inklusif.

Transcript of 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

Page 1: 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan dan Siswa

Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Provinsi Banten

Buletin WEWARAH PRIORITAS diterbikan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Banten, yang beralamat di Komplek Ciceri Indah Blok M No. 7 Sumur Pecung, Serang, Banten 42118 (Telepon: 0254 202777, Faksimili 0254 224725). Kunjungi laman kami, www.prioritaspendidikan.org untuk mendapatkan berbagai pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah.

WEWARAH PRIORITAS

Edisi

13Desember

2015- Februari

2016

ISSN 2460-7096

DAFTAR ISI

Pentingnya Dukungan Pemerintah Kembangkan Budaya Baca 2Sepekan Bersama, K-13 Ternyata Lebih Mudah 3Kakanwil Kemenag Banten: Siap Lanjutkan USAID PRIORITAS 4Swadana Program Cuci Tangan Untuk Kemajuan Sekolah 5Belajar Caution Tempat Publik 6 Konduktor dan Isolator Panas 6Membedakan Larutan dan Campuran 7Mari Bermain Layang-layang 7

Hibahkan 600 Ribu Buku Bacaan Berjenjang

Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Banten tampak memberikan buku bacaan berjenjang secara simbolis kepada perwakilan guru kelas awal SD/MI di Kabupaten Serang.

SERANG - USAID PRIORITAS Banten akan menghibahkan lebih dari 600 ribu buku bacaan berjenjang untuk SD/MI mitra dan nonmitra. Buku ini akan digunakan guru untuk meningkatkan minat dan keterampilan membaca siswa kelas awal. ”Kami ingin para guru memanfaatkan buku bacaan berjenjang dengan baik, agar benar-benar bermanfaat bagi siswa,” ujar Ade HM, spesialis pelatihan guru SD/MI USAID PRIORITAS di sela-sela pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran tingkat SD/MI untuk kelas awal di Kabupaten Serang (30/1-1/2 2016). Pelatihan itu dihadiri oleh puluhan guru SD/MI kelas awal, kepala sekolah, dan para fasilitator daerah yang berasal dari 16 sekolah mitra.

Menurut Ade, perlu pendekatan yang berbeda untuk mengajari siswa membaca dengan baik. Ada tiga strategi membaca yang dilatihkan, yakni strategi membaca bersama dengan menggunakan big book, strategi membaca terbimbing, dan strategi membaca mandiri. Satu paket buku terdiri dari 75 judul buku, 6 buku besar dan 6 buku panduan untuk guru. Setiap buku memiliki 6 tingkatan yang disesuaikan dengan kemampuan membaca siswa. Ayi Nurmalaila, Koordinator Teknis Program Buku Bacaan Berjenjang USAID PRIORITAS Banten, menyebut para guru kelas awal penerima buku akan dilatih cara memanfaatkan buku bacaan berjenjang untuk meningkatkan keterampilan dan minat membaca siswa.

Dia Hanya Ingin Dimengerti

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Aliya, siswa kelas III, SDN Campaka 3, menunjukkan

hasil sablon buatannya.

KABUPATEN TANGERANG – Namanya Aliya, begitu dia dipanggil para guru dan siswa lain di SDN Campaka 3. Aliya adalah siswa ABK. “Dari 46 siswa saya, Aliya yang mendapat perlakuan dan perhatian khusus dari saya,” tutur Sadang Saputra, guru kelas III sambil mengamati perilaku Aliya dari kejauhan.

Saat mendapatkan kunjungan dari tim USAID PRIORITAS ke sekolah tersebut, Aliya tampak bersemangat untuk ikut serta memamerkan hasil karya keterampilan menyablon kain yang dibuatnya. Sadang mengatakan bahwa sekolah tersebut mengajari keterampilan sablon sebagai bentuk kreativitas siswa. Secara umum, dia tidak membedakan kemampuan dan perlakuan antar siswa, bahkan ia sabar dan menyesuaikan kondisi Aliya.

“Sebenarnya Aliya mampu mengikuti pembelajaran dengan baik,” kata Sadang menjelaskan kondisi Aliya. “Hanya saja, sebagai guru, kita perlu mengerti bila tiba-tiba ia menangis tak terduga atau mengompol di kelas. Jika Aliya tertidur maka kami memindahkannya ke sudut kelas yang menjadi pojok baca. Di pojok baca, ada karpet sehingga membuat Aliya nyaman,” katanya. SDN Campaka 3 adalah salah satu sekolah mitra yang menerapkan pendidikan inklusif.

Page 2: 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

Salam Wewarah

Rifki RosyadKoordinator Provinsi

WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016 2

BERITA

Memasuki tahun yang baru di 2016 dan tahun ke-4 implementasi program USAID PRIORITAS, perkenankan saya mengajak bapak-ibu untuk tetap bersemangat menerapkan hasil pelatihan yang sudah kami laksanakan, terutama budaya baca. Semoga perubahan-perubahan positif yang sudah baik di sekolah bapak-ibu diharapkan melembaga dan berkelanjutan. Mari kita tunjukkan berbagai perubahan tersebut baik dalam pembelajaran maupun manajemen sekolah untuk pendidikan Indonesia yang berkualitas. Selamat membaca!

Ayu Cipta, Wartawati Tempo sekaligus orangtua siswa tampak sedang memandu diskusi antar siswa.

Winarsih, guru IPA SMPN 6 Kota Serang sedang menjelaskan hasil diskusi kelompok IPA.

KOTA SERANG – Guru yang memiliki kompetensi baik akan menghasilkan lulusan siswa yang berkompetensi juga. Demikian pernyataan Prof. Dr. Fauzul Iman, M.A., Rektor IAIN SMH Banten (15/02) dalam pembukaan resmi, pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah tingkat SMP dan MTs untuk sekolah mitra LPTK. Beliau berkata, “Program USAID PRIORITAS sangat relevan dengan kebutuhan peningkatan mutu pendidikan karena lebih menekankan pada praktik yang baik di sekolah dan madrasah.”

Di hadapan puluhan guru, Rektor IAIN SMH tersebut menyambut baik pelatihan modul tiga yang sudah dilaksanakan untuk ketiga kalinya bagi sekolah mitra LPTK. “Materi pada modul 3 dalam pelatihan ini jika dikuasai oleh bapak-ibu di sini pasti akan memberikan perubahan positif terhadap mutu pendidikan, khususnya siswa. Misalnya, penilaian autentik yang merupakan salah satu materi inti, yakni guru perlu mendalami sehingga menggambarkan kemampuan siswa secara utuh baik aspek afektif, psikomotorik maupun kognitif,” serunya menegaskan manfaat pelatihan. Beliau berharap agar para guru dapat memanfaatkan hasil pelatihan untuk menemukan solusi pembelajaran.

Winarsih, S.Si., guru IPA SMPN 6 yang hadir sebagai peserta menyampaikan manfaat pelatihan yang selama ini sudah diikuti sejak modul satu. Dia berkata, “Sebagai guru perlu kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran agar menarik bagi siswa, misalnya gambar sebagai media belajar atau metode diskusi dalam kelas. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah menyerap pembelajaran yang disampaikan.”

Ada enam sekolah mitra yang berada di kota Serang yang turut serta menjadi peserta, yakni SMPN 3, SMPN 6, SMPN 7, MTsN 1, MTsN 2, dan MTs Padarincang. Per Januari 2016 USAID PRIORITAS di Provinsi Banten telah menjangkau 94 sekolah mitra, 2.257 guru dan 35.887 siswa.

SERANG – Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kuningan, H. Asep Taufik Rohman (17/11) mengatakan pentingnya dukungan pemerintah dalam mengembangkan budaya baca di sekolah. Hal itu disampaikannya saat menerima rombongan kunjungan belajar mitra USAID PRIORITAS Provinsi Banten di SMPN 1 Cilimus, Kabupaten Kuningan. Menurut Asep, Pemerintah Kabupaten Kuningan mengupayakan ketersediaan fasilitas dan buku-buku bacaan yang menarik dan bermanfaat bagi siswa. Selain mengapresiasi program USAID PRIORITAS, ia juga berharap kunjungan belajar bisa saling memperkuat praktik yang baik yang sudah berjalan selama ini.

Rombongan kunjungan belajar ini terdiri atas guru, kepala sekolah, komite, pengawas dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di tingkat dinas pendidikan dan kementerian agama wilayah kabupaten/kota. Mereka berkunjung ke empat sekolah di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Empat sekolah tersebut yaitu SMPN 1 Cilimus, SDN 1 Cillimus, MI Cokroaminoto dan MTsN Sangkanhurip.

“Total peserta kunjungan ada empat puluh orang. Kunjungan belajar ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah,” ujar Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi Banten USAID PRIORITAS.

H.S. Setiawan, Kepala SMPN 1 Cilimus yang mendampingi rombongan berkata, “Kami menggalakan kemitraan dengan perpusda keliling untuk memperkaya bahan bacaan siswa. Program baca dilaksanakan selama empat puluh lima menit tiap Selasa dan Kamis sebelum pembelajaran dimulai. Kami membebaskan siswa membaca di mana saja agar siswa benar-benar menikmati buku bacaannya.” Sekolah ini menyediakan kafe baca dan menambah koleksi buku bacaan di perpustakaan. Selain itu, SMPN 1 Cilimus membuat buku penghubung yang memantau perkembangan buku yang dibaca siswa sehingga dapat diketahui oleh sekolah dan orangtua siswa.

Dulhadi, Kepala SMPN 3 Tigaraksa selaku peserta kunjungan berpendapat bahwa kunjungan belajar ini bermanfaat baginya untuk memperkaya pelaksanaan manajemen sekolah terutama budaya baca yang baru saja dikembangkan.

3WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

BERITA

TANGERANG SELATAN – Guru yang berkualitas adalah cermin sekolah bermutu. Hal itu mendorong MAN Insan Cendekia Serpong untuk menyelenggarakan pelatihan para guru selama sepekan. MAN Insan Cendekia yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) mengikutsertakan 50 guru yang dimilikinya untuk ikut serta dalam pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran.

Gagasan pelatihan bermula dari bantuan operasional yang diberikan Kemenag untuk peningkatan kualitas sekolah. Agar kualitas Madrasah Aliyah (MA) semakin meningkat, para guru dituntut untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan metode mengajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Dra. Persahini Sidik, M.Si., Kepala MAN Insan Cendekia mengakui bahwa pelatihan yang selama ini masih bersifat parsial, tidak menyeluruh. “Kami menyadari pelatihan yang ada belum menjawab permasalahan pembelajaran yang selama ini ditemui di kelas. Oleh karena itu, kami bermitra dengan USAID PRIORITAS untuk memfasilitasi pelatihan ini,” katanya saat ditemui di sela-sela pelatihan (10/12).

Memasuki tahun kedua penerapan kurikulum 2013 (K-13) para guru di madrasah ini yang masih kesulitan dalam melaksanakan di kelas. “Selama ini kami kesulitan memahami kurikulum 2013. Lewat pelatihan ini, kami bisa melihat keterkaitan antara pengetahuan dan keterampilan siswa seperti membuat lembar kerja yang dianggap rumit. Kini tidak lagi, ada banyak cara dan gagasan yang diperoleh dalam mendesain lembar kerja yang mendorong siswa untuk belajar aktif dan menjadi kreatif,” kata Siti Sofiatun, guru matematika.

TB Mahmudin, ketua penyelenggara mengatakan bahwa tujuan pelatihan adalah memperkuat kapasitas para guru untuk memahami kurikulum 2013. Harapannya, peserta mampu mempraktikkan di kelas untuk kemajuan siswa dan melatih kembali para guru MA yang lain. Selama ini MAN Insan Cendekia kerap menjadi madrasah rujukan madrasah lainnya dalam peningkatan mutu guru.

Laporan kunjungan belajar ke Jawa Barat

Pentingnya Dukungan Pemerintah Kembangkan Budaya Baca

Dulhadi, Kepala SMPN 3 Tigaraksa sedang mengamati budaya baca di Kafe Baca SMPN 1 Cilimus, Kabupaten Kuningan.

MTsN 2 Tangerang

Galang Program Orangtua Mengajar

KABUPATEN TANGERANG - Peran serta masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan menjadi indikator keberhasilan manajemen sekolah yang sudah dilatihkan USAID PRIORITAS. Sejalan dengan hal tersebut, MTsN 2 Tangerang menggagas program orangtua mengajar yang diselenggarakan untuk merayakan hari guru nasional 2015. Sedikitnya ada 15 orangtua yang berasal dari berbagai profesi pekerjaan dan tampil berpartisipasi dalam acara orangtua mengajar.

Ayu Cipta yang berprofesi sebagai jurnalis mengaku senang dan bangga terlibat dalam program orangtua mengajar. Ia pun memperluas wawasan siswa tentang peran wartawan dalam menulis berita.

Beberapa orangtua tidak menyangka bahwa mereka juga terlibat untuk mengajar di kelas sebagaimana layaknya guru. Seperti yang disampaikan wakil orangtua Dadang Akhdiat, yang bekerja di Badan Pusat Statistik (BPS) Tangerang, “Saya dari dulu bercita-cita ingin jadi guru. Baru sekarang terwujud dengan diberikan kesempatan mengajar. Kami jadi ketagihan untuk mengajar kembali di sini.”

Sementara siswa mengaku senang karena mendapatkan wawasan dan pengalaman baru mengenai berbagai profesi pekerjaan. “Saya senang dan tertarik dengan program orangtua mengajar ini karena saya belajar tentang pengalaman profesi yang jadi inspirasi di kemudian hari,” cerita Maryam Adelweis, siswa kelas VII.

Pelatihan Diseminasi di MAN Insan Cendekia

K-13 Ternyata Lebih MudahSepekan Bersama,

Di hari ketiga peserta mulai mempersiapkan praktik mengajar untuk mengidentifikasi pemahaman dan ketrampilan sesuai dampak pelatihan.

Manfaatkan Praktik yang Baik,

Temukan Solusi Pembelajaran

Page 3: 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

Salam Wewarah

Rifki RosyadKoordinator Provinsi

WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016 2

BERITA

Memasuki tahun yang baru di 2016 dan tahun ke-4 implementasi program USAID PRIORITAS, perkenankan saya mengajak bapak-ibu untuk tetap bersemangat menerapkan hasil pelatihan yang sudah kami laksanakan, terutama budaya baca. Semoga perubahan-perubahan positif yang sudah baik di sekolah bapak-ibu diharapkan melembaga dan berkelanjutan. Mari kita tunjukkan berbagai perubahan tersebut baik dalam pembelajaran maupun manajemen sekolah untuk pendidikan Indonesia yang berkualitas. Selamat membaca!

Ayu Cipta, Wartawati Tempo sekaligus orangtua siswa tampak sedang memandu diskusi antar siswa.

Winarsih, guru IPA SMPN 6 Kota Serang sedang menjelaskan hasil diskusi kelompok IPA.

KOTA SERANG – Guru yang memiliki kompetensi baik akan menghasilkan lulusan siswa yang berkompetensi juga. Demikian pernyataan Prof. Dr. Fauzul Iman, M.A., Rektor IAIN SMH Banten (15/02) dalam pembukaan resmi, pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah tingkat SMP dan MTs untuk sekolah mitra LPTK. Beliau berkata, “Program USAID PRIORITAS sangat relevan dengan kebutuhan peningkatan mutu pendidikan karena lebih menekankan pada praktik yang baik di sekolah dan madrasah.”

Di hadapan puluhan guru, Rektor IAIN SMH tersebut menyambut baik pelatihan modul tiga yang sudah dilaksanakan untuk ketiga kalinya bagi sekolah mitra LPTK. “Materi pada modul 3 dalam pelatihan ini jika dikuasai oleh bapak-ibu di sini pasti akan memberikan perubahan positif terhadap mutu pendidikan, khususnya siswa. Misalnya, penilaian autentik yang merupakan salah satu materi inti, yakni guru perlu mendalami sehingga menggambarkan kemampuan siswa secara utuh baik aspek afektif, psikomotorik maupun kognitif,” serunya menegaskan manfaat pelatihan. Beliau berharap agar para guru dapat memanfaatkan hasil pelatihan untuk menemukan solusi pembelajaran.

Winarsih, S.Si., guru IPA SMPN 6 yang hadir sebagai peserta menyampaikan manfaat pelatihan yang selama ini sudah diikuti sejak modul satu. Dia berkata, “Sebagai guru perlu kreatif dan inovatif dalam melaksanakan pembelajaran agar menarik bagi siswa, misalnya gambar sebagai media belajar atau metode diskusi dalam kelas. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah menyerap pembelajaran yang disampaikan.”

Ada enam sekolah mitra yang berada di kota Serang yang turut serta menjadi peserta, yakni SMPN 3, SMPN 6, SMPN 7, MTsN 1, MTsN 2, dan MTs Padarincang. Per Januari 2016 USAID PRIORITAS di Provinsi Banten telah menjangkau 94 sekolah mitra, 2.257 guru dan 35.887 siswa.

SERANG – Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Kuningan, H. Asep Taufik Rohman (17/11) mengatakan pentingnya dukungan pemerintah dalam mengembangkan budaya baca di sekolah. Hal itu disampaikannya saat menerima rombongan kunjungan belajar mitra USAID PRIORITAS Provinsi Banten di SMPN 1 Cilimus, Kabupaten Kuningan. Menurut Asep, Pemerintah Kabupaten Kuningan mengupayakan ketersediaan fasilitas dan buku-buku bacaan yang menarik dan bermanfaat bagi siswa. Selain mengapresiasi program USAID PRIORITAS, ia juga berharap kunjungan belajar bisa saling memperkuat praktik yang baik yang sudah berjalan selama ini.

Rombongan kunjungan belajar ini terdiri atas guru, kepala sekolah, komite, pengawas dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di tingkat dinas pendidikan dan kementerian agama wilayah kabupaten/kota. Mereka berkunjung ke empat sekolah di Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Empat sekolah tersebut yaitu SMPN 1 Cilimus, SDN 1 Cillimus, MI Cokroaminoto dan MTsN Sangkanhurip.

“Total peserta kunjungan ada empat puluh orang. Kunjungan belajar ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah,” ujar Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi Banten USAID PRIORITAS.

H.S. Setiawan, Kepala SMPN 1 Cilimus yang mendampingi rombongan berkata, “Kami menggalakan kemitraan dengan perpusda keliling untuk memperkaya bahan bacaan siswa. Program baca dilaksanakan selama empat puluh lima menit tiap Selasa dan Kamis sebelum pembelajaran dimulai. Kami membebaskan siswa membaca di mana saja agar siswa benar-benar menikmati buku bacaannya.” Sekolah ini menyediakan kafe baca dan menambah koleksi buku bacaan di perpustakaan. Selain itu, SMPN 1 Cilimus membuat buku penghubung yang memantau perkembangan buku yang dibaca siswa sehingga dapat diketahui oleh sekolah dan orangtua siswa.

Dulhadi, Kepala SMPN 3 Tigaraksa selaku peserta kunjungan berpendapat bahwa kunjungan belajar ini bermanfaat baginya untuk memperkaya pelaksanaan manajemen sekolah terutama budaya baca yang baru saja dikembangkan.

3WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

BERITA

TANGERANG SELATAN – Guru yang berkualitas adalah cermin sekolah bermutu. Hal itu mendorong MAN Insan Cendekia Serpong untuk menyelenggarakan pelatihan para guru selama sepekan. MAN Insan Cendekia yang berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) mengikutsertakan 50 guru yang dimilikinya untuk ikut serta dalam pelatihan praktik yang baik dalam pembelajaran.

Gagasan pelatihan bermula dari bantuan operasional yang diberikan Kemenag untuk peningkatan kualitas sekolah. Agar kualitas Madrasah Aliyah (MA) semakin meningkat, para guru dituntut untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan metode mengajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Dra. Persahini Sidik, M.Si., Kepala MAN Insan Cendekia mengakui bahwa pelatihan yang selama ini masih bersifat parsial, tidak menyeluruh. “Kami menyadari pelatihan yang ada belum menjawab permasalahan pembelajaran yang selama ini ditemui di kelas. Oleh karena itu, kami bermitra dengan USAID PRIORITAS untuk memfasilitasi pelatihan ini,” katanya saat ditemui di sela-sela pelatihan (10/12).

Memasuki tahun kedua penerapan kurikulum 2013 (K-13) para guru di madrasah ini yang masih kesulitan dalam melaksanakan di kelas. “Selama ini kami kesulitan memahami kurikulum 2013. Lewat pelatihan ini, kami bisa melihat keterkaitan antara pengetahuan dan keterampilan siswa seperti membuat lembar kerja yang dianggap rumit. Kini tidak lagi, ada banyak cara dan gagasan yang diperoleh dalam mendesain lembar kerja yang mendorong siswa untuk belajar aktif dan menjadi kreatif,” kata Siti Sofiatun, guru matematika.

TB Mahmudin, ketua penyelenggara mengatakan bahwa tujuan pelatihan adalah memperkuat kapasitas para guru untuk memahami kurikulum 2013. Harapannya, peserta mampu mempraktikkan di kelas untuk kemajuan siswa dan melatih kembali para guru MA yang lain. Selama ini MAN Insan Cendekia kerap menjadi madrasah rujukan madrasah lainnya dalam peningkatan mutu guru.

Laporan kunjungan belajar ke Jawa Barat

Pentingnya Dukungan Pemerintah Kembangkan Budaya Baca

Dulhadi, Kepala SMPN 3 Tigaraksa sedang mengamati budaya baca di Kafe Baca SMPN 1 Cilimus, Kabupaten Kuningan.

MTsN 2 Tangerang

Galang Program Orangtua Mengajar

KABUPATEN TANGERANG - Peran serta masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan menjadi indikator keberhasilan manajemen sekolah yang sudah dilatihkan USAID PRIORITAS. Sejalan dengan hal tersebut, MTsN 2 Tangerang menggagas program orangtua mengajar yang diselenggarakan untuk merayakan hari guru nasional 2015. Sedikitnya ada 15 orangtua yang berasal dari berbagai profesi pekerjaan dan tampil berpartisipasi dalam acara orangtua mengajar.

Ayu Cipta yang berprofesi sebagai jurnalis mengaku senang dan bangga terlibat dalam program orangtua mengajar. Ia pun memperluas wawasan siswa tentang peran wartawan dalam menulis berita.

Beberapa orangtua tidak menyangka bahwa mereka juga terlibat untuk mengajar di kelas sebagaimana layaknya guru. Seperti yang disampaikan wakil orangtua Dadang Akhdiat, yang bekerja di Badan Pusat Statistik (BPS) Tangerang, “Saya dari dulu bercita-cita ingin jadi guru. Baru sekarang terwujud dengan diberikan kesempatan mengajar. Kami jadi ketagihan untuk mengajar kembali di sini.”

Sementara siswa mengaku senang karena mendapatkan wawasan dan pengalaman baru mengenai berbagai profesi pekerjaan. “Saya senang dan tertarik dengan program orangtua mengajar ini karena saya belajar tentang pengalaman profesi yang jadi inspirasi di kemudian hari,” cerita Maryam Adelweis, siswa kelas VII.

Pelatihan Diseminasi di MAN Insan Cendekia

K-13 Ternyata Lebih MudahSepekan Bersama,

Di hari ketiga peserta mulai mempersiapkan praktik mengajar untuk mengidentifikasi pemahaman dan ketrampilan sesuai dampak pelatihan.

Manfaatkan Praktik yang Baik,

Temukan Solusi Pembelajaran

Page 4: 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016 4

BERITA

5WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

PRAKTIK YANG BAIK

Lintas Berita

SERANG - Menyambut baik rencana keberlanjutan program USAID PRIORITAS, Kakanwil Kemenag Provinsi Banten, Drs.

H. Moh. Agus Salim, M.Pd., berpendapat program USAID PRIORITAS perlu ditindaklanjuti

dengan strategi integrasi yang sesuai dengan program pendidikan di madrasah. “Keberhasilan USAID PRIORITAS dalam meningkatkan mutu pendidikan patut ditanggapi secara positif dan responsif. Strategi ini semoga bisa diintegerasikan dengan agenda pendidikan madrasah,” katanya di sela-sela kunjungan USAID PRIORITAS Banten ke kantor Kemenag Banten (1/5).

Sampai saat ini koordinasi untuk melakukan implementasi dan diseminasi program USAID PRIORITAS sudah berjalan baik untuk madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsnawiyah. Per Januari 2016, sudah sekitar dua ratus madrasah di Banten telah mendapatkan manfaat program USAID PRIORITAS. “Kami

telah menjangkau 40 madrasah mitra dan mendiseminasikan program kami di 153 madrasah. Pada Desember 2015, kami melaksanakan ToT bagi guru-guru MAN Insan Cendekia Serpong dalam pembelajaran praktik yang baik. Artinya pelatihan kami juga menjangkau guru-guru di madrasah aliyah,” kata Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi Banten USAID PRIORITAS.

Kabid Pendidikan Madrasah, H. Machdum Bachtiar, yang juga hadir menyambut baik sinergi peningkatan mutu pendidikan lewat praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen madrasah. Beliau berkata, “Guru-guru madrasah sudah seharusnya lebih menerapkan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa berpikir tingkat tinggi. Bukan ceramah lagi.” Hal itu disampaikan saat penyampaian dampak dan perkembangan program USAID PRIORITAS yang sudah berjalan di Banten sejak 2012.

Selain menyampaikan kemajuan madrasah, USAID PRIORITAS meminta dukungan Kemenag Banten dalam pelaksanaan program buku bacaan berjenjang yang baru saja diluncurkan. “Melalui program buku bacaan berjenjang, siswa kelas awal di madrasah ibtidaiyah (MI) akan dilatih untuk terampil membaca sebagai tonggak pelaksanaan budaya baca. Bagaimana pun kemampuan membaca diperlukan sebagai ketrampilan dasar pengetahuan,” ujar Rifki sekali lagi.

USAID PRIORITAS Kembangkan Modul Pendidikan Profesi Guru

Dr. H. Naf'an Tarihoran, Dosen IAIN SMH Banten sekaligus Spesialis Pengembangan LPTK Banten USAID PRIORITAS (kedua dari kanan) tampak berdiskusi menyusun modul.

JAKARTA – “Tidak ada pendidikan yang baik tanpa guru yang baik,” kata Prof Muchlas Samani (26/1) mantan Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang kini menjadi konsultan pengembangan LPTK USAID PRIORITAS di sela-sela acara lokakarya nasional finalisasi materi pendidikan profesi guru (PPG), di Jakarta, (26-28/1). “Kita harus melatih dosen untuk melakukan praktik pembelajaran yang baik di perguruan tinggi temasuk di dalam pelaksanaan PPG,” tambahnya.

Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada sebagai ujung tombak reformasi pendidikan yang mengarah pada perubahan kualitas. Hal yang demikian dapat dipahami, karena sampai saat ini, masih ada suatu keyakinan bahwa guru merupakan variabel penting penentu kualitas pendidikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, USAID PRIORITAS mengem-bangkan modul pelatihan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan profesi guru (PPG) di LPTK. Kegiatan ini diikuti para pengelola program PPG di LPTK mitra USAID PRIORITAS di tujuh provinsi. Hasil dari kegiatan ini diharapkan berupa modul yang dapat dipergunakan oleh LPTK dalam melaksanakan program PPG untuk calon guru.

Dr. H. Naf'an Tarihoran, Spesialis Pengembangan LPTK Banten USAID PRIORITAS yang juga Dosen IAIN SMH Banten berkata, “Baik dan buruknya kinerja guru sangat ditentukan oleh kualitas proses penyiapan pada masa pendidikan pra jabatan di LPTK.” Dia menambahkan, “Apabila LPTK memberikan proses pendidikan secara baik maka ada lulusannya atau calon gurunya juga bermutu baik.” Sementara itu, kualitas proses persiapan perlu mendapatkan dukungan dari variabel lain seperti penyelenggaraan perku-liahannya.

Dalam kesempatan itu, Lynne Hill, Penasehat Pembelajaran USAID PRIORITAS, mengapresiasi pertemuan tersebut karena tokoh kunci dalam pelaksanaan program PPG di LPTK dapat saling berbagi pengalaman dalam pengelolaan PPG. Pengembangan modul lokakarya PPG ini akan turut serta membangun sosok calon guru yang berkualitas.

Kakanwil Kemenag Banten:Siap Lanjutkan USAID PRIORITAS

KABUPATEN TANGERANG - MTsN Tigaraksa yang kini berubah nama menjadi MTsN 2 Tangerang berhasil meraih juara I Nasional Robotik Madrasah 2015. Kepala MTsN 2 Tangerang, Mulyadi (25/11) mengatakan bahwa prestasi nasional yang sudah dicapai MTsN Tigaraksa tidak terlepas dari peran berbagai pihak dalam mendukung dan membina siswa. Sebagai salah satu mitra USAID PRIORITAS, MTsN 2 Tangerang telah menunjukkan keberhasilan manajemen sekolah melalui kemitraan orangtua dan sekolah dalam memajukan sekolah.

TANGERANG SELATAN – Sebagai upaya memperluas publikasi praktik yang baik tentang pembelajaran dan manajemen sekolah, USAID PRIORITAS menghadirkan dua jurnalis senior untuk pelatihan jurnalistik kepada guru dan tenaga kependidikan (15/12). Sejumlah peserta yang merupakan fasilitator daerah di Tangerang Selatan diundang untuk memperkuat kapasitas menulis dan mendapatkan akses terjun langsung ke media radio. Dalam kesempatan ini, peserta mempraktikkan live report ke RRI sebagai bagian dari jurnalisme warga.

JAKARTA - Pemberian sekolah berintegritas diberikan secara langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan pada akhir Desember 2015 kepada SMPN 8 Tangerang Selatan. Penghargaan ini berdasarkan nilai integritas kejujuran yang tinggi dalam menyelenggarakan ujian nasional selama lima tahun terakhir yang linear dengan capaian nilai UN yang tinggi. Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Jokowi yang juga mengapresiasi keberhasilan kepala sekolah dalam menyelenggarakan UN yang jujur.

LEBAK - “Mengapa dosen perlu dilatih?” tanya Drs. Moh. Sholeh, M.Pd.I., (1/14) wakil ketua bagian akademik STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, dalam diseminasi pelatihan praktik yang baik SD/MI dan SMP/MTs yang digelar selama tiga hari di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. “Dosen adalah kunci untuk mencetak guru-guru berkualitas. Melalui diseminasi pelatihan USAID PRIORITAS ini, kita akan meningkatkan kualitas proses perkuliahan mahasiswa calon guru,” seru Sholeh pada pembukaan resmi pelatihan.

Dosen STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dari kelompok PAUD tampak asyik berdiskusi sebelum praktik mengajar.

KABUPATEN TANGERANG – Endah Nurani, kepala SMPN 4 Tangerang menuturkan pentingnya kebersihan sekolah sebagai bagian dari kemajuan sekolah. Dia berpikir untuk menempatkan wastafel di beberapa titik di seluruh sekolah sehingga siswa dan guru dengan mudah dapat cuci tangan. “Selama ini jika kita ingin mencuci tangan, kita pergi ke toilet yang jaraknya agak jauh dari kelas,” kata Endah menuturkan alasan program cuci tangan di sekolahnya.

Bersama komite sekolah, Endah mengajak peran serta masyarakat untuk ikut mewujudkan program cuci tangan tersebut. Mereka pun mengajukan proposal ke Perusahaan Surya TOTO Indonesia yang dikenal telah memproduksi berbagai sarana perlengkapan kamar mandi, termasuk wastafel. Melalui peran serta masyarakat, Endah ingin mewujudkan program cuci tangan di sekolahnya berhasil dengan baik.

Selang beberapa waktu, permohonan tersebut dikabulkan, TOTO mengirimkan 17 unit wastafel ke sekolahnya. Berkat

SwadanaProgram Cuci Tanganuntuk Kemajuan Sekolah

Seorang siswa SMPN 4 Tangerang sedang cuci tangan

di sela-sela

Drs. H. Moh. Agus Salim, M.Pd.

kontribusi dari komite dan warga sekolah, Endah menghimpun operasional pemba-ngunan cuci tangan di setiap titik lokasi yang terjangkau. Kini wastafel tersebut sudah terbangun secara swadana. “Menurut saya, bersih itu sehat. Tentunya jika semua sehat, suasana pembelajaran pun akan menyenangkan. Kebersihan dan kesehatan juga menjadi indikator kemajuan sekolah,” kata Endah menjelaskan program cuci tangan yang sudah dilaksanakan.

Endah Nuraeni

Page 5: 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016 4

BERITA

5WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

PRAKTIK YANG BAIK

Lintas Berita

SERANG - Menyambut baik rencana keberlanjutan program USAID PRIORITAS, Kakanwil Kemenag Provinsi Banten, Drs.

H. Moh. Agus Salim, M.Pd., berpendapat program USAID PRIORITAS perlu ditindaklanjuti

dengan strategi integrasi yang sesuai dengan program pendidikan di madrasah. “Keberhasilan USAID PRIORITAS dalam meningkatkan mutu pendidikan patut ditanggapi secara positif dan responsif. Strategi ini semoga bisa diintegerasikan dengan agenda pendidikan madrasah,” katanya di sela-sela kunjungan USAID PRIORITAS Banten ke kantor Kemenag Banten (1/5).

Sampai saat ini koordinasi untuk melakukan implementasi dan diseminasi program USAID PRIORITAS sudah berjalan baik untuk madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsnawiyah. Per Januari 2016, sudah sekitar dua ratus madrasah di Banten telah mendapatkan manfaat program USAID PRIORITAS. “Kami

telah menjangkau 40 madrasah mitra dan mendiseminasikan program kami di 153 madrasah. Pada Desember 2015, kami melaksanakan ToT bagi guru-guru MAN Insan Cendekia Serpong dalam pembelajaran praktik yang baik. Artinya pelatihan kami juga menjangkau guru-guru di madrasah aliyah,” kata Rifki Rosyad, Koordinator Provinsi Banten USAID PRIORITAS.

Kabid Pendidikan Madrasah, H. Machdum Bachtiar, yang juga hadir menyambut baik sinergi peningkatan mutu pendidikan lewat praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen madrasah. Beliau berkata, “Guru-guru madrasah sudah seharusnya lebih menerapkan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa berpikir tingkat tinggi. Bukan ceramah lagi.” Hal itu disampaikan saat penyampaian dampak dan perkembangan program USAID PRIORITAS yang sudah berjalan di Banten sejak 2012.

Selain menyampaikan kemajuan madrasah, USAID PRIORITAS meminta dukungan Kemenag Banten dalam pelaksanaan program buku bacaan berjenjang yang baru saja diluncurkan. “Melalui program buku bacaan berjenjang, siswa kelas awal di madrasah ibtidaiyah (MI) akan dilatih untuk terampil membaca sebagai tonggak pelaksanaan budaya baca. Bagaimana pun kemampuan membaca diperlukan sebagai ketrampilan dasar pengetahuan,” ujar Rifki sekali lagi.

USAID PRIORITAS Kembangkan Modul Pendidikan Profesi Guru

Dr. H. Naf'an Tarihoran, Dosen IAIN SMH Banten sekaligus Spesialis Pengembangan LPTK Banten USAID PRIORITAS (kedua dari kanan) tampak berdiskusi menyusun modul.

JAKARTA – “Tidak ada pendidikan yang baik tanpa guru yang baik,” kata Prof Muchlas Samani (26/1) mantan Rektor Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang kini menjadi konsultan pengembangan LPTK USAID PRIORITAS di sela-sela acara lokakarya nasional finalisasi materi pendidikan profesi guru (PPG), di Jakarta, (26-28/1). “Kita harus melatih dosen untuk melakukan praktik pembelajaran yang baik di perguruan tinggi temasuk di dalam pelaksanaan PPG,” tambahnya.

Guru merupakan kunci dalam peningkatan mutu pendidikan dan mereka berada sebagai ujung tombak reformasi pendidikan yang mengarah pada perubahan kualitas. Hal yang demikian dapat dipahami, karena sampai saat ini, masih ada suatu keyakinan bahwa guru merupakan variabel penting penentu kualitas pendidikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, USAID PRIORITAS mengem-bangkan modul pelatihan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan profesi guru (PPG) di LPTK. Kegiatan ini diikuti para pengelola program PPG di LPTK mitra USAID PRIORITAS di tujuh provinsi. Hasil dari kegiatan ini diharapkan berupa modul yang dapat dipergunakan oleh LPTK dalam melaksanakan program PPG untuk calon guru.

Dr. H. Naf'an Tarihoran, Spesialis Pengembangan LPTK Banten USAID PRIORITAS yang juga Dosen IAIN SMH Banten berkata, “Baik dan buruknya kinerja guru sangat ditentukan oleh kualitas proses penyiapan pada masa pendidikan pra jabatan di LPTK.” Dia menambahkan, “Apabila LPTK memberikan proses pendidikan secara baik maka ada lulusannya atau calon gurunya juga bermutu baik.” Sementara itu, kualitas proses persiapan perlu mendapatkan dukungan dari variabel lain seperti penyelenggaraan perku-liahannya.

Dalam kesempatan itu, Lynne Hill, Penasehat Pembelajaran USAID PRIORITAS, mengapresiasi pertemuan tersebut karena tokoh kunci dalam pelaksanaan program PPG di LPTK dapat saling berbagi pengalaman dalam pengelolaan PPG. Pengembangan modul lokakarya PPG ini akan turut serta membangun sosok calon guru yang berkualitas.

Kakanwil Kemenag Banten:Siap Lanjutkan USAID PRIORITAS

KABUPATEN TANGERANG - MTsN Tigaraksa yang kini berubah nama menjadi MTsN 2 Tangerang berhasil meraih juara I Nasional Robotik Madrasah 2015. Kepala MTsN 2 Tangerang, Mulyadi (25/11) mengatakan bahwa prestasi nasional yang sudah dicapai MTsN Tigaraksa tidak terlepas dari peran berbagai pihak dalam mendukung dan membina siswa. Sebagai salah satu mitra USAID PRIORITAS, MTsN 2 Tangerang telah menunjukkan keberhasilan manajemen sekolah melalui kemitraan orangtua dan sekolah dalam memajukan sekolah.

TANGERANG SELATAN – Sebagai upaya memperluas publikasi praktik yang baik tentang pembelajaran dan manajemen sekolah, USAID PRIORITAS menghadirkan dua jurnalis senior untuk pelatihan jurnalistik kepada guru dan tenaga kependidikan (15/12). Sejumlah peserta yang merupakan fasilitator daerah di Tangerang Selatan diundang untuk memperkuat kapasitas menulis dan mendapatkan akses terjun langsung ke media radio. Dalam kesempatan ini, peserta mempraktikkan live report ke RRI sebagai bagian dari jurnalisme warga.

JAKARTA - Pemberian sekolah berintegritas diberikan secara langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan pada akhir Desember 2015 kepada SMPN 8 Tangerang Selatan. Penghargaan ini berdasarkan nilai integritas kejujuran yang tinggi dalam menyelenggarakan ujian nasional selama lima tahun terakhir yang linear dengan capaian nilai UN yang tinggi. Acara tersebut dihadiri oleh Presiden Jokowi yang juga mengapresiasi keberhasilan kepala sekolah dalam menyelenggarakan UN yang jujur.

LEBAK - “Mengapa dosen perlu dilatih?” tanya Drs. Moh. Sholeh, M.Pd.I., (1/14) wakil ketua bagian akademik STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, dalam diseminasi pelatihan praktik yang baik SD/MI dan SMP/MTs yang digelar selama tiga hari di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. “Dosen adalah kunci untuk mencetak guru-guru berkualitas. Melalui diseminasi pelatihan USAID PRIORITAS ini, kita akan meningkatkan kualitas proses perkuliahan mahasiswa calon guru,” seru Sholeh pada pembukaan resmi pelatihan.

Dosen STKIP Setia Budhi Rangkasbitung dari kelompok PAUD tampak asyik berdiskusi sebelum praktik mengajar.

KABUPATEN TANGERANG – Endah Nurani, kepala SMPN 4 Tangerang menuturkan pentingnya kebersihan sekolah sebagai bagian dari kemajuan sekolah. Dia berpikir untuk menempatkan wastafel di beberapa titik di seluruh sekolah sehingga siswa dan guru dengan mudah dapat cuci tangan. “Selama ini jika kita ingin mencuci tangan, kita pergi ke toilet yang jaraknya agak jauh dari kelas,” kata Endah menuturkan alasan program cuci tangan di sekolahnya.

Bersama komite sekolah, Endah mengajak peran serta masyarakat untuk ikut mewujudkan program cuci tangan tersebut. Mereka pun mengajukan proposal ke Perusahaan Surya TOTO Indonesia yang dikenal telah memproduksi berbagai sarana perlengkapan kamar mandi, termasuk wastafel. Melalui peran serta masyarakat, Endah ingin mewujudkan program cuci tangan di sekolahnya berhasil dengan baik.

Selang beberapa waktu, permohonan tersebut dikabulkan, TOTO mengirimkan 17 unit wastafel ke sekolahnya. Berkat

SwadanaProgram Cuci Tanganuntuk Kemajuan Sekolah

Seorang siswa SMPN 4 Tangerang sedang cuci tangan

di sela-sela

Drs. H. Moh. Agus Salim, M.Pd.

kontribusi dari komite dan warga sekolah, Endah menghimpun operasional pemba-ngunan cuci tangan di setiap titik lokasi yang terjangkau. Kini wastafel tersebut sudah terbangun secara swadana. “Menurut saya, bersih itu sehat. Tentunya jika semua sehat, suasana pembelajaran pun akan menyenangkan. Kebersihan dan kesehatan juga menjadi indikator kemajuan sekolah,” kata Endah menjelaskan program cuci tangan yang sudah dilaksanakan.

Endah Nuraeni

Page 6: 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

PRAKTIK YANG BAIK

WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016 7

PRAKTIK YANG BAIK

Belajar Caution Tempat Publik

KABUPATEN SERANG - Kali ini Arif Fahrudin, guru bahasa Inggris di MTs Ciruas membahas materi pokok Notice, Caution, Warning. Notice adalah suatu tulisan/tanda untuk memberi informasi, instruksi, atau

peringatan kepada publik. Caution atau Warning adalah peringatan atau saran yang ditujukan untuk publik/khalayak umum tentang sebuah bahaya atau resiko yang mungkin terjadi. Tujuan dari pembelajaran adalah siswa memahami dan mengerti notice, caution/warning pada tempat-tempat tertentu.

Kegiatan pertama adalah mengamati grammar dan menanya. Arif menunjukkan contoh-contoh tanda/peringatan yang biasa ditemui di tempat umum. “What is this, Class?” tanya Arif saat menunjuk di layar papan tulis berupa tanda gambar rokok dicoret. Seluruh kelas serempak menjawab, “No Smoking!”. Kemudian dia menunjuk

Secara berkelompok, siswa mendiskusikan guntingan kertas yang berisi kata acak caution/notice. Mereka menyusun kata-kata acak tersebut hingga menjadi benar.

Membedakan Larutan dan Campuran

Siswa memasukkan bahan-bahan yang tersedia ke setiap gelas dan melarutkannya ke dalam air.

seorang siswa laki-laki yang duduk di depan kelas, “Ari, could you explain the meaning of this sign?” Ari pun menjawab, “We can not smoke around this area, Sir.”

Kedua adalah kegiatan mengumpulkan informasi, Arif meminta siswa secara berpasangan mendiskusikan soal teks caution/notice yang diberikannya. Siswa secara berpasangan diminta berdiskusi hal-hal yang menjadi ciri-ciri notice atau caution. Setelah lima menit berdiskusi, Arif meminta beberapa pasang siswa untuk menjelaskan hasil diskusi.

Ketiga adalah kegiatan mengolah informasi, Arif memberikan tiga amplop untuk setiap kelompok. Amplop tersebut berisi guntingan kertas yang berisi kata acak dari caution/notice. Secara berkelompok siswa menyusun kata-kata acak menjadi teks caution/notice yang benar. Kelompok mencocokkan kata-kata yang telah disusun dengan menempelkan pada gambar yang sesuai.

Terakhir adalah kegiatan mengkomunikasikan dalam pleno. Arif meminta perwakilan siswa menjelaskan secara pleno teks caution/notice yang diperoleh setiap kelompok. Pembelajaran ditutup dengan pembagian lembar soal untuk setiap siswa yang dikerjakan secara individu. Sambil menjawab soal, seorang siswa berkata, “Sekarang, saya jadi ngerti!”

Konduktor dan Isolator PanasSERANG – Anis Fuad, S.Ag., guru kelas VI SDN Kadikaran mengajak siswa membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda melalui percobaan. Tujuannya, siswa mampu membedakan sifat benda konduktor dan isolator panas. Alat dan bahan yang disiapkan antara lain, lampu spirtus atau lilin, korek api, lidi/kayu, besi, kuningan, tembaga, sendok logam, pensil dan kain.

Kegiatan inti pertama yakni eksplorasi, Anis menunjukkan dua model percobaan. Model satu, seorang siswa membakar ujung besi. Lalu, siswa lain memegang ujung lain dari besi yang dibakar. Anis bertanya kepada siswa tersebut, apa yang dirasakannya? Siswa yang menjadi model pun menjawab, “Panas.” Lalu Anis bertanya kepada siswa lain, “Mengapa dia merasa kepanasan saat memegang ujung besi? Silahkan kalian diskusikan dalam kelompok!” sahut Anis.

Model kedua, seorang siswa membakar ujung besi. Lalu, siswa lain memegang ujung besi tersebut dengan penyeka kain. Pertanyaan, apa yang terjadi? Mengapa siswa tidak merasa panas saat memegangnya? Secara berkelompok, siswa mendiskusikan dan menjawabnya di kertas plano.

Kegiatan inti kedua adalah elaborasi, Anis meminta siswa melakukan percobaan secara berkelompok dengan alat dan bahan yang tersedia mengikuti petunjuk dalam lembar kerja berikut:

1. Bakarlah besi di atas api! Apabila sudah terasa panas, lapisilah besi dengan kertas pada bagian yang kalian pegang! Apakah kalian merasakan panas? Mengapa demikian?

2. Bakarlah tembaga di atas api! Apabila sudah terasa panas, lapisilah besi dengan kain pada bagian yang kalian pegang! Apakah kalian merasakan panas? Mengapa?

3. Lakukan kegiatan seperti nomor 1 pada benda-benda yang disediakan!4. Apakah yang menjadi Konduktor panas pada kegiatan di atas? Apakah yang menjadi Isolator panas pada kegiatan di atas?5. Tulislah kesimpulan dari kegiatan di atas!

Siswa kembali mendiskusikan dan mencatat hasil percobaan di kertas plano. Anis menyediakan struktur laporan yang harus dilengkapi setiap kelompok, mulai judul, tujuan percobaan, alat dan bahan, langkah kerja, hasil percobaan, dan simpulan. “Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor seperti misalnya sendok logam, yang ketika dipanaskan menghantarkan panas dengan baik. Sedangkan benda-benda yang kurang baik dalam menghantarkan panas disebut isolator, seperti kayu dan kain,” demikian simpulan salah satu kelompok dalam presentasinya. Selanjutnya setiap kelompok diminta memajangkan hasil karyanya di dinding kelas dan melakukan kunjung karya. Wakil dari kelompok bertugas menjadi presenter saat kunjung karya, sementara siswa lain berkeliling untuk mendapatkan informasi hasil karya kelompok lainnya.

Siswa secara berkelompok menguji alat dan bahan sesuai petunjuk lembar kerja.

CILEGON – Dede Juariah, guru kelas VI SDN Simpang Tiga mengajak siswa belajar IPA tentang “Lingkungan Sehat, Masyarakat Sehat”. Tujuan pembelajarannya adalah siswa mampu membedakan larutan dan campuran melalui percobaan. Kemudian guru membagi kelas menjadi enam kelompok dengan jumlah siswa laki-laki dan perempuan sama banyaknya. Di setiap kelompok, mereka mendapatkan gelas plastik, sendok kecil, air mineral, gula, garam, kopi dan terigu.

Siswa melakukan percobaan berdasarkan lembar kerja yang diberikan. Mereka menyiapkan empat gelas plastik yang sudah berisi air. Di setiap gelas, siswa memasukkan masing-masing bahan yang tersedia, yakni gula, garam, kopi, dan terigu. Kini ada empat gelas yang siap diaduk dengan sendok kecil. Setelah diaduk, didiamkan selama 15 menit. Untuk mengetahui perbedaan larutan dan campuran, siswa mengamati percobaan tersebut. “Gula dan garam termasuk larutan karena tidak merubah warna air dan larut dalam air. Sedangkan tepung dan kopi termasuk campuran karena mengubah warna air dan menghasilkan endapan,” tulis hasil kerja salah satu kelompok di kertas plano.

Kemudian setiap kelompok menempelkan hasil karyanya di dinding kelas. Sebagai penilaian, Dede meminta seluruh siswa melakukan kunjung karya. Ada seorang siswa dari setiap kelompok bertugas menjelaskan hasil kelompok kepada mereka yang berkunjung. Sebagai pengunjung, siswa boleh bertanya, berkomentar atau menanggapi hasil diskusi kelompok.

A

B

C

D

o

Mari Bermain Layang-layang

Gambar layang-layang 1

D/A

B/A

C/Do

o

oGambar Layang-layang 2

KOTA SERANG - Ida Siti Nuraida, S.Pd., guru Matematika SMPN 3 Serang, mengajarkan siswa untuk mengidentifikasikan sifat layang-layang dan menghitung keliling juga luas layang-layang. Setiap kelompok sudah menyiapkan alat dan bahan antara lain, kertas berpetak, bamboo/lidi,lem, kertas minyak warna kuning, penggaris/meteran, cutter dan gunting. Ida berharap siswa dapat menghitung keliling dan luas layang-layang dari produk layang-layang yang dihasilkan.

Ida membagikan lembar kerja yang dikerjakan oleh setiap kelompok. Pertama, siswa diminta membuat layang-layang dengan panjang

diagonal AC= 24 cm dan diagonal BD = 9 + 16 = 25 cm. Panjang AD sama dengan DC dan AB sama dengan BC. Siswa diminta menghitung keliling layang-layang (lihat gambar 1).

Kedua, siswa diminta untuk menghitung luas layang-layang. Tampak bahwa luas layang-layang sama dengan luas persegi panjang (lihat gambar 2).

Ketiga, setelah siswa menemukan rumus luas layang-layang, setiap kelompok mendapatkan tugas membuat layang-layang dengan ukuran yang berbeda-beda. Setelah selesai perwakilan kelompok diminta untuk menjelaskan cara menghitung luas, keliling, dan cara membuat layang-layang.

Untuk penugasan individu, guru memberikan beberapa soal tentang penghitungan layang-layang. Di akhir pembelajaran, guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan mengenai sifat, keliling, dan luas layang-layang.

Guru sedang mendampingi kelompok siswa dalam menjawab lembar kerja dan membuat layang-layang.

Produk kelompok siswa membuat layang-layang.

Page 7: 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

PRAKTIK YANG BAIK

WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016 7

PRAKTIK YANG BAIK

Belajar Caution Tempat Publik

KABUPATEN SERANG - Kali ini Arif Fahrudin, guru bahasa Inggris di MTs Ciruas membahas materi pokok Notice, Caution, Warning. Notice adalah suatu tulisan/tanda untuk memberi informasi, instruksi, atau

peringatan kepada publik. Caution atau Warning adalah peringatan atau saran yang ditujukan untuk publik/khalayak umum tentang sebuah bahaya atau resiko yang mungkin terjadi. Tujuan dari pembelajaran adalah siswa memahami dan mengerti notice, caution/warning pada tempat-tempat tertentu.

Kegiatan pertama adalah mengamati grammar dan menanya. Arif menunjukkan contoh-contoh tanda/peringatan yang biasa ditemui di tempat umum. “What is this, Class?” tanya Arif saat menunjuk di layar papan tulis berupa tanda gambar rokok dicoret. Seluruh kelas serempak menjawab, “No Smoking!”. Kemudian dia menunjuk

Secara berkelompok, siswa mendiskusikan guntingan kertas yang berisi kata acak caution/notice. Mereka menyusun kata-kata acak tersebut hingga menjadi benar.

Membedakan Larutan dan Campuran

Siswa memasukkan bahan-bahan yang tersedia ke setiap gelas dan melarutkannya ke dalam air.

seorang siswa laki-laki yang duduk di depan kelas, “Ari, could you explain the meaning of this sign?” Ari pun menjawab, “We can not smoke around this area, Sir.”

Kedua adalah kegiatan mengumpulkan informasi, Arif meminta siswa secara berpasangan mendiskusikan soal teks caution/notice yang diberikannya. Siswa secara berpasangan diminta berdiskusi hal-hal yang menjadi ciri-ciri notice atau caution. Setelah lima menit berdiskusi, Arif meminta beberapa pasang siswa untuk menjelaskan hasil diskusi.

Ketiga adalah kegiatan mengolah informasi, Arif memberikan tiga amplop untuk setiap kelompok. Amplop tersebut berisi guntingan kertas yang berisi kata acak dari caution/notice. Secara berkelompok siswa menyusun kata-kata acak menjadi teks caution/notice yang benar. Kelompok mencocokkan kata-kata yang telah disusun dengan menempelkan pada gambar yang sesuai.

Terakhir adalah kegiatan mengkomunikasikan dalam pleno. Arif meminta perwakilan siswa menjelaskan secara pleno teks caution/notice yang diperoleh setiap kelompok. Pembelajaran ditutup dengan pembagian lembar soal untuk setiap siswa yang dikerjakan secara individu. Sambil menjawab soal, seorang siswa berkata, “Sekarang, saya jadi ngerti!”

Konduktor dan Isolator PanasSERANG – Anis Fuad, S.Ag., guru kelas VI SDN Kadikaran mengajak siswa membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda melalui percobaan. Tujuannya, siswa mampu membedakan sifat benda konduktor dan isolator panas. Alat dan bahan yang disiapkan antara lain, lampu spirtus atau lilin, korek api, lidi/kayu, besi, kuningan, tembaga, sendok logam, pensil dan kain.

Kegiatan inti pertama yakni eksplorasi, Anis menunjukkan dua model percobaan. Model satu, seorang siswa membakar ujung besi. Lalu, siswa lain memegang ujung lain dari besi yang dibakar. Anis bertanya kepada siswa tersebut, apa yang dirasakannya? Siswa yang menjadi model pun menjawab, “Panas.” Lalu Anis bertanya kepada siswa lain, “Mengapa dia merasa kepanasan saat memegang ujung besi? Silahkan kalian diskusikan dalam kelompok!” sahut Anis.

Model kedua, seorang siswa membakar ujung besi. Lalu, siswa lain memegang ujung besi tersebut dengan penyeka kain. Pertanyaan, apa yang terjadi? Mengapa siswa tidak merasa panas saat memegangnya? Secara berkelompok, siswa mendiskusikan dan menjawabnya di kertas plano.

Kegiatan inti kedua adalah elaborasi, Anis meminta siswa melakukan percobaan secara berkelompok dengan alat dan bahan yang tersedia mengikuti petunjuk dalam lembar kerja berikut:

1. Bakarlah besi di atas api! Apabila sudah terasa panas, lapisilah besi dengan kertas pada bagian yang kalian pegang! Apakah kalian merasakan panas? Mengapa demikian?

2. Bakarlah tembaga di atas api! Apabila sudah terasa panas, lapisilah besi dengan kain pada bagian yang kalian pegang! Apakah kalian merasakan panas? Mengapa?

3. Lakukan kegiatan seperti nomor 1 pada benda-benda yang disediakan!4. Apakah yang menjadi Konduktor panas pada kegiatan di atas? Apakah yang menjadi Isolator panas pada kegiatan di atas?5. Tulislah kesimpulan dari kegiatan di atas!

Siswa kembali mendiskusikan dan mencatat hasil percobaan di kertas plano. Anis menyediakan struktur laporan yang harus dilengkapi setiap kelompok, mulai judul, tujuan percobaan, alat dan bahan, langkah kerja, hasil percobaan, dan simpulan. “Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor seperti misalnya sendok logam, yang ketika dipanaskan menghantarkan panas dengan baik. Sedangkan benda-benda yang kurang baik dalam menghantarkan panas disebut isolator, seperti kayu dan kain,” demikian simpulan salah satu kelompok dalam presentasinya. Selanjutnya setiap kelompok diminta memajangkan hasil karyanya di dinding kelas dan melakukan kunjung karya. Wakil dari kelompok bertugas menjadi presenter saat kunjung karya, sementara siswa lain berkeliling untuk mendapatkan informasi hasil karya kelompok lainnya.

Siswa secara berkelompok menguji alat dan bahan sesuai petunjuk lembar kerja.

CILEGON – Dede Juariah, guru kelas VI SDN Simpang Tiga mengajak siswa belajar IPA tentang “Lingkungan Sehat, Masyarakat Sehat”. Tujuan pembelajarannya adalah siswa mampu membedakan larutan dan campuran melalui percobaan. Kemudian guru membagi kelas menjadi enam kelompok dengan jumlah siswa laki-laki dan perempuan sama banyaknya. Di setiap kelompok, mereka mendapatkan gelas plastik, sendok kecil, air mineral, gula, garam, kopi dan terigu.

Siswa melakukan percobaan berdasarkan lembar kerja yang diberikan. Mereka menyiapkan empat gelas plastik yang sudah berisi air. Di setiap gelas, siswa memasukkan masing-masing bahan yang tersedia, yakni gula, garam, kopi, dan terigu. Kini ada empat gelas yang siap diaduk dengan sendok kecil. Setelah diaduk, didiamkan selama 15 menit. Untuk mengetahui perbedaan larutan dan campuran, siswa mengamati percobaan tersebut. “Gula dan garam termasuk larutan karena tidak merubah warna air dan larut dalam air. Sedangkan tepung dan kopi termasuk campuran karena mengubah warna air dan menghasilkan endapan,” tulis hasil kerja salah satu kelompok di kertas plano.

Kemudian setiap kelompok menempelkan hasil karyanya di dinding kelas. Sebagai penilaian, Dede meminta seluruh siswa melakukan kunjung karya. Ada seorang siswa dari setiap kelompok bertugas menjelaskan hasil kelompok kepada mereka yang berkunjung. Sebagai pengunjung, siswa boleh bertanya, berkomentar atau menanggapi hasil diskusi kelompok.

A

B

C

D

o

Mari Bermain Layang-layang

Gambar layang-layang 1

D/A

B/A

C/Do

o

oGambar Layang-layang 2

KOTA SERANG - Ida Siti Nuraida, S.Pd., guru Matematika SMPN 3 Serang, mengajarkan siswa untuk mengidentifikasikan sifat layang-layang dan menghitung keliling juga luas layang-layang. Setiap kelompok sudah menyiapkan alat dan bahan antara lain, kertas berpetak, bamboo/lidi,lem, kertas minyak warna kuning, penggaris/meteran, cutter dan gunting. Ida berharap siswa dapat menghitung keliling dan luas layang-layang dari produk layang-layang yang dihasilkan.

Ida membagikan lembar kerja yang dikerjakan oleh setiap kelompok. Pertama, siswa diminta membuat layang-layang dengan panjang

diagonal AC= 24 cm dan diagonal BD = 9 + 16 = 25 cm. Panjang AD sama dengan DC dan AB sama dengan BC. Siswa diminta menghitung keliling layang-layang (lihat gambar 1).

Kedua, siswa diminta untuk menghitung luas layang-layang. Tampak bahwa luas layang-layang sama dengan luas persegi panjang (lihat gambar 2).

Ketiga, setelah siswa menemukan rumus luas layang-layang, setiap kelompok mendapatkan tugas membuat layang-layang dengan ukuran yang berbeda-beda. Setelah selesai perwakilan kelompok diminta untuk menjelaskan cara menghitung luas, keliling, dan cara membuat layang-layang.

Untuk penugasan individu, guru memberikan beberapa soal tentang penghitungan layang-layang. Di akhir pembelajaran, guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan mengenai sifat, keliling, dan luas layang-layang.

Guru sedang mendampingi kelompok siswa dalam menjawab lembar kerja dan membuat layang-layang.

Produk kelompok siswa membuat layang-layang.

Page 8: 6 WEWARAH PRIORITAS Edisi 13 Februari 2016

USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/ pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari buletin ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.

Silahkan kirimkan berbagai praktik yang baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah berikut RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), foto kegiatan

dan foto produk pembelajaran via email ke [email protected] atau pos ke Komplek Ciceri Indah Blok M No. 7, Sumur Pecung, Serang 42118,

ditujukan ke Anna Rosita.

FOTO DAN PERISTIWA

Uyu M, Dosen IAIN SMH sedang mempraktikkan big book di SD Islam Khairunas dalam pelatihan penyegaran untuk fasilitator LPTK

(05/02/2016).

Deslina, guru SMPN 8 Tangerang Selatan berlatih jadi reporter untuk live report di siaran RRI dalam acara pelatihan jurnalistik

untuk fasilitator daerah USAID PRIORITAS (15/122015).

Wawancara dan seleksi fasilitator daerah untuk program buku bacaan berjenjang yang dilakukan di Kabupaten Lebak(04/01/2016).

Mulyadi, Kepala MTsN 2 Tangerang sedang berbagi cerita pengalaman praktik yang baik dalam pertemuan reviu sekolah praktik yang baik di Kabupaten Tangerang (11/12/2015).

Diseminasi pelatihan PAKEM yang diikuti oleh

12 SD di Kecamatan

Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan

(01/02/2016).

Ida Rohayati, guru kelas 2 SDN Cileunsir Kecamatan Petir sedang praktik menggunakan big book dalam pelatihan PAKEM modul III untuk kelas awal di Kabupaten Serang (30/01/2016).