6. Teori PPOK

download 6. Teori PPOK

of 12

description

srgrghr

Transcript of 6. Teori PPOK

PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS

I. Definisi

Merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya pembatasan aliran udara nafas yang tidak sepenuhnya reversible. Pembatasan aliran udara ini biasanya progresif dan berkaitan dengan terjadinya respon inflamasi paru yang abnormal terhadap partikel atau gas penyebab

II. Penyebab tersering eksarsebasi akut PPOK Paling sering adalah infeksi bakteri Infeksi virus 20-35% tidak jelasIII. Faktor risiko

i. Host

- Genetik : defisiensi 1-antitripsin

- Hiperresponsif saluran nafas : asma - Perkembangan paru saat dalam kandungan akibata ibu yang merokokii. Paparan

- Rokok : faktor terpenting

- Debu kerja dan kimiawi

- Polusi indoor dan outdoor

- Infeksi pada saat anak dan dewasaIV. Klasifikasi

COPD Assessment Tools (CAT)

Mmrc

V. Patogenesis

VI. Diagnosis ANAMNESIS

3 komponen utama PPOK adalah batuk, produksi sputum, dan exertional dyspnea. Banyak pasien baru dating ke dokter setelah beberapa tahun keluhan untuk mendapatkan terapi. Anamnesis yang tepat harus dilakukan untuk menanyakan apakah ada penyakit sebelumnya seperti infeksi yang dapat menyebabkan eksaserbasi dengan keluhan sesak, peningkatan sputum dna purulensi, peningkatan batuk, gejala non spesifik, lemas, demam. Tanyakan factor risiko merokok dan paparan asap yang sering. Tanyakan juga factor risio, riwayat pengobatan, riwayat keluarga dan factor pencetus keluhan.PEMERIKSAAN FISIK

Pada fase awal pemeriksaan fisik umumnya menunjukan hasil normal. Pada kondisi lebih berat terdapat pemanjangan fase ekspirasi dan suara mengi. Terdapat barrel chest. Karena ada pembatasan aliran udara menyebabkan penggunaan otot accessory, duduk posisi tripod untuk membantu kerja otot sternocleidomastoid, scalene, and intercostal muscles. Pasien mungkin mengalami sianosis terlihat di bibir atau kuku.penelitian terbaru menunjukan bahwa kebanyakan pasien mengalami bronchitis dan emfisema, pemeriksaan fisik tidak dapat membedakan dua penyakit tersebut.

Penyakit yang lebih parah ditunjukan dengan penurunan berat badan, dan hilangnya jaringan adipose secara general. Ini karena intake yang kurang dan peningkatan level sitokin TNF . tanda dari pemebesaran jantung kanan (cor pulmonal jarang terjadi karena saat ini pemberian oksigen tambahan sudah sering dilakukan. PEMERIKSAAN PENUNJANGi. Spirometri paru

- dilakukan pada penderita batuk kronik dan produktif sputum

- Yang diukur : FVC (forced vital capacity) dan FEV1 ( forced expiratory volume in

one second) dan rasio kedua pengukuran (FEV1/FVC). Pada PPOK FEV 1 dan FEV1/FVC umumnya menurun. PPOK : FEV1 dengan bronchodilator 8.0 kPa, 60 mmHg , atau SaO2> 90 %. Indikator dapat dilihat dari hasil AGD setiap 30-60 menit. Pada penderita SaO2 >90 % sehingga terapi oksigen dihentikan. Rehabilitasi :

Rehabilitasi paru merupakan program multidisiplin pada penderita dengan gangguan respiratori kronis bertujuan untuk mengoptimasi tingkat sosial dan fisik penderita (meningkatkan kualitas hidup). Program ini mencakupi

latihan olahraga

edukasi tentang cara-cara mengurangi gejala ( farmakologi dan non farmakologi)

konseling nutrisi (sebaiknya mengonsumsi high lipid low karbohidrat karena karbohidrat akan memproduksi banyak CO2 yang memperburuk PPOK. Edukasi : pursed lip breathing : inhalasi 2 detik lalu ekshalasi perlahan seperti meniup lilin. Pernapasan diafragma Pembedahan :

Transplantasi paru dapat dilakukan (paling sering pada kasus emfisema) terutama pada penderita stadium akhir PPOK atau FEV1 < 25% setelah diterapi maximal farmakologi dan dengan hipertensi / cor pulmonale4. Manajemen Eksaserbasi

IX. Komplikasi

Acidosis respiratori

Gagal nafas

Cor pulmonale

RVH