6. Kepemimpinan Hamba

28
KEPEMIMPINAN HAMBA: Mengubah dan Menggerakkan dengan Melayani Lebih Dulu Pemimpin Sepintas lalu, pemimpin-pemimpin sejati adalah orang yang menggerakkan kita. Mereka memberi inspirasi, mencipta keadaan, menjalin suasana dan struktur sehingga kita bergerak. Kita merasakan suasana yang ia ciptakan membuat impian kita berkembang dan dipertajam. Menurut seorang ahli ilmu kepemimpinan, para pemimpin memang menyebabkan potensi atau hal- hal yang baik dari diri kita jadi kentara. Contoh yang jelas terlihat dalam diri Pendeta Martin Luther King, Junior. Dari sebuah kota kecil di Alabama, ia mengubah persepsi orang tentang tatanan sosial. Persepsi ini menjadi persepsi yang mendunia. Kebencian dan prasangka digantikan dengan apresiasi dan eksplorasi antar etnis.

description

leadership

Transcript of 6. Kepemimpinan Hamba

Page 1: 6. Kepemimpinan Hamba

KEPEMIMPINAN HAMBA: Mengubah dan Menggerakkan

dengan Melayani Lebih Dulu

Pemimpin

Sepintas lalu, pemimpin-pemimpin sejati adalah orang yang

menggerakkan kita. Mereka memberi inspirasi, mencipta

keadaan, menjalin suasana dan struktur sehingga kita

bergerak. Kita merasakan suasana yang ia ciptakan membuat

impian kita berkembang dan dipertajam. Menurut seorang

ahli ilmu kepemimpinan, para pemimpin memang

menyebabkan potensi atau hal-hal yang baik dari diri kita jadi

kentara. Contoh yang jelas terlihat dalam diri Pendeta Martin

Luther King, Junior. Dari sebuah kota kecil di Alabama, ia

mengubah persepsi orang tentang tatanan sosial. Persepsi ini

menjadi persepsi yang mendunia. Kebencian dan prasangka

digantikan dengan apresiasi dan eksplorasi antar etnis.

Dalam bahasa yang lebih ilmiah, disebutkan bahwa,

pemimpin memang bertugas merumuskan visi bersama,

menggerakkan orang bersamanya dan menghasilkan

transformasi, baik pada dirinya dan orang lain atau

organisasinya. Ketiga hal itulah yang membedakan seorang

Page 2: 6. Kepemimpinan Hamba

pemimpin sejati dari pemimpin kebetulan atau seorang

pengelola alias manager dan birokrat saja.

Dari para pemimpin sejati yang kini bekerja keras didapatkan

bahwa mereka berhasil menggerakkan orang bersamanya dan

menghasilkan transformasi karena mereka menerima

kepercayaan dari banyak pihak, terutama dari mereka yang

mengikutinya. Hal inilah yang dapat kita garis bawahi.

Pekerjaan besar utama seorang pemimpin sejati adalah

mendapatkan kepercayaan dari mereka yang ada

disekitarnya.

Bagaimana cara terbaik melakukan hal itu? Bagi lingkungan

Kristiani, jawab terhadap pertanyaan itu adalah dengan

menjadi pemimpin hamba. Hamba di dalam dunia kuno

adalah jabatan yang sangat rendah statusnya, bahkan

tepatnya, tanpa status. Hamba dapat diperjual-belikan,

hamba juga tidak memiliki masa depan. Hamba juga

mendahulukan mereka yang ia layani. Hamba juga

menekankan kesetiaan tanpa pamrih. Tentunya terasa

paradox, bagaimana mungkin seorang tanpa status dan

menjadi orang yang tidak dihargai dapat menimbulkan

dampak yang menginspirasikan?

Marilah kita teliti konsep ini. Apakah ini konsep yang berasal

dari dunia Kristen semata-mata?

Kurang lebih 2500 tahun yang lalu, Lao-Tse berujar:

Alasan mengapa sungai-sungai dan laut menerima

ratusan aliran air gunung adalah karena mereka

Page 3: 6. Kepemimpinan Hamba

meletakkan diri di bawah gunung tadi. Jadi seorang bijak

meletakkan diri dibawah pengikut bila ia ingin memimpin

mereka, dan berjalan dibelakang mereka agar ia berada

dimuka. Jadi walaupun ia berada di atas mereka,

pengikut tidak merasa berat, dan mereka tidak terhina

dengan ia berada di depan

Sementara itu didunia modern, Albert Einstein

mengatakan dalam Ideas and Opinions, “’not mastery

but service’ will lead people on the right way.”

Di kalangan gereja Katolik, bunda Theresa mengatakan,

“unless life is lived for others, it is not worth while.”

(kecuali bila hidup adalah dijalani untuk orang lain, hal

tadi tidak bernilai)

Di dalam lingkungan kristiani, konsep tadi menjadi

sangat sentral karena beberapa alasan. Pertama, Kristus

sendiri menekankan, sikap mendahulukan orang lain,

“aku datang bukan untuk dilayani namun untuk

melayani.”

Kedua, di dalam sejarah, banyak orang yang

menekankan hidup sebagai pemimpin hamba. Pendeta

Dietrich Bonhoeffer, sang martyr modern di jaman Hitler,

mengatakan juga, “Sebuah gereja is gereja sejati bila ia

hadir untuk orang lain.””

Page 4: 6. Kepemimpinan Hamba

Ketiga, perlu diingat juga bahwa, memang konsep ini sangat

mendasar bagi kepemimpinan Kristiani karena sifatnya

selaras dengan sifat dasar dari persekutuan Kristiani dan

Kerajaan Allah yang diciptakan Tuhan. Persekutuan Kristiani

adalah persekutuan spiritual. Jadi bila pemimpin diikuti orang

karena kepandaiannya, gelarnya, atau pesonanya serta bukan

karena kualitas spiritualitasnya khususnya sebagai mana

tercermin dalam keseharian dan pengabdiannya sebagai

hamba maka ada sesuatu hal yang sudah keliru.

Bagaimana sosok kepemimpinan hamba

Secara teologis seorang yang dipilih melayani Tuhan adalah

seorang hamba. Inilah esensinya, namun di dalam fungsinya,

sang hamba ini bisa diminta oleh tuannya untuk menjadi

pelukis, pematung, pemasak, atau pemimpin.

A. Pemimpin Yang Melayani

Di dunia Timur orang sering beranggapan bahwa seorang

pemimpin haruslah menjadi orang dihormati dan dilayani oleh

para pengikutnya. Tanpa hak-hak serupa itu, maka seorang

pemimpin dirasakan tidak akan dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik. Semakin otoriter dan berwibawa, atau

semakin misterius seorang pemimpin, semakin orang

merasakan kepemimpinnya. Ia dapat menjadi pemimpin yang

melayani bila, memiliki hati yang melayani. Berbeda dari

pemahaman tentang seorang pemimpin serupa itu adalah

paradigma kepemimpinan yang melayani. Bila seorang

Page 5: 6. Kepemimpinan Hamba

pemimpin adalah seorang yang menggerakkan dan

mentransformasi, maka pemimpin yang melayani adalah

seorang yang menggerakkan dan mentransformasi orang

secara khas.

Seorang pemimpin hamba hanya dapat melakukan hal itu bila

ia menghayati makna peran sebagai orang yang melayani.

Seorang yang melayani tidak melakukan hal itu karena ia

ingin menebus dosa atau kesalahannya di masa lalu. Ia juga

bukan melakukan hal itu agar orang merasa iba padanya.

Pemimpin yang melayani melakukan hal itu karena ia ingin

dengan melayani orang-orang, ia terdorong untuk membuka

kesempatan agar orang-orang di sekitarnya memiliki

kebebasan lebih luas untuk berkembang atau mengalami

transformasi. Dengan bahasa sederhana ia dapat menjadi

pemimpin yang melayani bila, memiliki hati yang melayani.

Seringkali ia melakukan hal ini karena ia pernah merasakan

dilayani seseorang, mengalami pemulihan karena ditolong

seorang pemimpin, atau mampu mengembangkan visi yang

tajam karena dialog dengan seorang pemimpin dan

sebagainya. Seorang dapat menjadi pemimpin yang melayani

karena menghayati rasa berhutang atas kasih-kebaikan Tuhan

pada dirinya.

Seorang pemimpin hamba adalah seorang pemimpin yang

sangat perduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan

pengikut, dirinya dan komunitasnya dan karenanya ia

mendahulukan hal-hal tadi daripada pencapaian ambisi

pribadi atau pola dan kesukaannya saja. Ukuran kesuksesan

sang pemimpin adalah jumlah dan kualitas pemimpin baru

yang ia hasilkan dengan sengaja.

Page 6: 6. Kepemimpinan Hamba

B. Tampilan pemimpin yang melayani

1. Pemimpin yang melayani memberikan teladan-teladan untuk

perilaku dan sikap yang ia ingin hadir dan menjadi bagian

utama dari hidup pengikutnya. Jadi ia tidak memaksa orang

untuk mengambil alih suatu perilaku atau memaksa dengan

berbagai aturan hal-hal yang ia inginkan. Ia memberikan

ilham melalui demonstrasi model, pemberian teladan dan

penentuan batas-batas perilaku dengan melaksanakannya

sendiri.

2. Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka

pikir waktu yang panjang. Ia tidak mengharapkan hasil

spektakuler terlalu cepat karena ia menyadari bahwa untuk

menggerakkan dan mentransformasi orang diperlukan waktu

yang panjang dan proses yang sinambung.

3. Pemimpin yang melayani melakukan komunikasi yang

bersifat dua arah

4. Pemimpin yang melayani juga dapat hidup di tengah

kepelbagaian pendapat, bahkan ia merasa tidak nyaman bila

pendapat, paradigma, dan gaya kerja hanyalah sejenis

5. Pemimpin yang melayani memberikan kepercayaan dan

wewenang pada pengikutnya. Ia memiliki gambaran positif

dan optimis tentang mereka. Ia memberdayakan mereka

melalui sharing pengetahuan, skil dan perspektif.

Page 7: 6. Kepemimpinan Hamba

6. Pemimpin yang melayani menggunakan persuasi dan logika

untuk mempengaruhi orang selain peneladanan.

7. Pemimpin yang melayani tidak berupaya menjadi pahlawan,

namun menciptakan dan melahirkan pahlawan-pahlawan.

8. Pemimpin yang melayani mengerjakan banyak hal dan juga

menghindar dari berbagai hal yang orang lain dapat lakukan.

Hal yang perlu dicatat disini adalah bahwa pemimpin yang

melayani tidak berarti akan menghindar dari masalah atau

konflik. Ia tidak juga menjadi sosok yang dikendalikan oleh

berbagai kelompok yang kuat. Tidak juga ia harus tampil

manis dan ramah.

Dalam pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin yang

melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang

jadi terinspirasi, terdorong, belajar, dan mengambil alih

teladannya. Pendekatannya bukanlah pendekatan kuasa tapi

pendekatan hubungan atau relasional.

Prasyarat

Hanya dengan bermodal rasa syukur dan terpesona serta

merasa berhutang pada Tuhan, sang Tuannya, seorang

pemimpin hamba menmfokuskan diri pada mendahulukan

kebutuhan orang lain, pertumbuhan orang lain, dan

kesejahteraan orang lain daripada dirinya sendiri.

Hal ini hanya dapat terjadi bila secara esensial ia tidak lagi

terkungkung atau terobsesi dengan urusan dirinya sendiri.

Karena itu seorang yang ingin hidup sebagai pemimpin

Page 8: 6. Kepemimpinan Hamba

hamba adalah seorang yang berani menghadapi masalah

pemulihan hubungan antara dirimnya dengan masa lalunya,

dengan orang-orang di sekitarnya (termasuk tokoh ayah dan

ibu), dengan masyarakat dimana ia berada dan lebih dalam

lagi ialah dengan Tuhannya. Seorang pemimpin hamba

mencolok dalam kedamaian yang muncul dari dirinya, bahkan

dalam keadaan yang paling suram. Untuk mencapai titik ini ia

perlu rela terus menerus memeriksa diri untuk menemukan

luka-luka yang mungkin masih diidapnya, seperti, luka yang

diakibatkan oleh kemarahan terpendam, kepahitan, ketakutan

yang mendalam, rasa tak berdaya, kebencian, atau kesepian.

Luka-luka yang tidak pernah diselesaikannya dengan Tuhan

membuat dirinya sulit memiliki percaya diri, dan sulit juga

mempercayakan diri pada orang lain, karena pada dasarnya

kepercayaan atau kebergantungannya pada Tuhan sangat

rendah. Luka-luka tadi menghalangi dirinya untuk memeluk

Tuhan lebih erat. Bahkan tidak mustahil luka tadi

menampakkan diri kelak pada saat yang tidak tepat dalam

wujud kemarukan kuasa, kemarukan uang, penggunaan

pengaruh seksualitas secara keliru, atau tindakan self-

destruktif dalam hubungan antar manusia.

Pemulihan tercermin dalam kisah antara seorang anak wanita

Vietnam dengan seorang pilot Amerika di masa perang. Anak

itu terbakar karena bom napalm yang dijatuhkan dari kapal

terbang sang pilot. Photonya sebagai anak berusia 9 tahun

yang berlari dan terbakar memenangkan hadiah terkenal.

Bertahun-tahun sang pilot terus terganggu photo tadi dan

berupaya melacak sang anak yang kini tinggal di Amerika.

Ketika dijumpai, anak yang kini telah menjadi jururawat

kepala, hanya memeluknya dan mengatakan “sudah lama aku

Page 9: 6. Kepemimpinan Hamba

menantikan saat ini dan ingin mengatakan bahwa aku sudah

mengampuni Anda.” Sang pilot hanya dapat menangis …

Dengan paham demikian maka ia akan juga memiliki

beberapa ciri lain:

1. ia harus terus belajar di dalam hidupnya, baik mengenai

Tuhan yang memanggilnya, orang lain, dan dirinya

2. ia selalu siap bekerja sebagai bagian dari kepemimpinan yang

lebih besar, dan bukan berjalan sendirian, karena ia telah

menyadari batas daya dan ketidakberdayaan nya.

3. ia selalu menyediakan waktu untuk merenungkan makna atau

kehendakNya dan sementara itu ia mempercayakan diri dan

komunitasnya ke dalam pemeliharaan Tuhan..

Penutup

Ketika profil pemimpin hamba dipaparkan, mungkin Anda

tertawa dan mengatakan “apa mungkin hal itu muncul disini?

Pendeta saja belum tentu bisa, apalagi kami di komisi atau

majelis jemaat dan di lembaga Kristen.” Apalagi bila melihat

masyarakat. Tidakkah mereka yang dinamakan para

pemimpin seringkali adalah komplotan koruptor yang besar

dan canggih. Jawabnya begini: Hal yang terindah dalam inti

kepemimpinan hamba adalah bahwa hal itu merupakan

masalah hati. Selama Anda memiliki hati tadi, mustinya profil

dan kualitas tersebut Tuhan mungkinkan hadir dalam hidup

Anda.

Robby I Chandra

Page 10: 6. Kepemimpinan Hamba

Bacaan lebih lanjut

A. Buku

Autry, J.A. (2001). The Servant Leader. Roseville, CA: Prima

Avolio, B.J. & Bass, B.M. (1998). “Transformational Leadership:

Charisma and beyond”. In J.G. Hunt, B.R. Baliga, H.P. Dachler

& C.A. Schriesheim (Eds.), Emerging Leadership Vistas: 29-49.

Lexington, MA: D.C. Health and Company.

Badaracco, J.L. & Ellasworth, R.R (1989). Leadership and The Quest

for Integrity. Boston, MA: Harvard Business School Press

Banks, R. & Powell, K. (Eds.) (2000). Faith in Leadership. San

Francisco: Jossey Bass.

Barna, George. (1997). Leaders on Leadership. Venture, CA: Regal.

_________(2001) The Power of Team Leadership. Colorado:

Watterbrook.

Bass, B.M. (1981). Stogdill’s Handbook of Leadership. New York:

Free Press.

. (1985). Leadership and Performance Beyond

Expectations. New York: Free Press.

Page 11: 6. Kepemimpinan Hamba

Bennis, Warren et all, eds. (2001) The Future of Leadership:

Today’s Top Leadership Thinkers Speak To Tomorrow’s

Leaders. San Francisco: Jossey-Bass.

Bennis, W.G. & Nanus, B. (1985). Leaders: The Strategies for Taking

Charge. New York: Harper & Row.

Blackaby, Henry dan Richard Blackbay. (2001) Spiritual

Leadership. Nashville: Broadman and Holman.

Blanchard, K. (1997). “Servant Leadership Revisited”. In L.C. Spears

(ed.), Insight on Servant Leadership: Service, stewardship,

spirit and servant leadership: 21-28. New York: Wiley.

Bollier, D. (1996). Aiming Higher: 25 stories of how companies

prosper by combining sound management and social vision.

New York: Amacom.

Bowman, M.A. (1997). “Popular Approaches to Leadership”. In P.G.

Northouse (Ed.), Leadership: Theory and Practice. Thousand

Oaks, CA: Sage Publications.

Burns, J.M. (1978). Leadership. New York: Harper & Row.

Ciulla, J.B. (2003). Ethics of Leadership. Belmont, CA: Thomson.

Clinton, R.J. (1988). Making of a Leader. Colorado Springs, CO:

Navpress.

Conger, J.A. (1994). Spirit at Work: Discovering the spirituality in

leadership (1st ed.). San Francisco: Jossey-Bass.

Page 12: 6. Kepemimpinan Hamba

D’Souza, Anthony. (2001) Empowering Leadership, Lead with

Vision and Strategy. Hagai Institute for Advanced

Leadership Training, Atlanta, GA.

Daft, R.L. & Lengel, R.H. (2000). Fusion Leadership: Unlocking the

subtle forces that change people and organizations. San

Francisco: Berrett-Koehler.

De Pree, M. (1989). Leadership is An Art. New York: Dell Publishing.

. (1992). Leadership Jazz. New York: Dell Publishing.

Fairholm, G.W. (1997). Capturing The Heart of Leadership:

Spirituality and community in the new American work place.

Westport, CT: Praeger.

. (1998). Perspective on Leadership: From the

science of management to its spiritual heart. Westport, Conn:

Quorum.

Ford, L. (1991). Transforming Leadership: Jesus way creating vision,

shaping values and empowering change. Downers Grove, IL:

Inter Varsity Press.

Frakas, Charles M. dan De backer Philippe. (1996) Maximum

Leadership: The World’s Leading CEO’ s Share Their Five

Strategies for Success. New York: Henry Holt and

Company.

Graham, J.W. (1997). “Servant Leadership and Enterprise Strategy”.

In L.C. Spears (Ed.), Insight on Servant Leadership: Service,

Page 13: 6. Kepemimpinan Hamba

stewardship, spirit, and servant leadership: 145-156. New

York: Wiley.

Greenleaf, R.K. (1973). The Servant as a Leader ([Rev.] Ed).

[Cambridge, Mass.] Peterborough, N.H.: Center for Applied

Studies; distributed by Windy Row Press.

. (1975). Trustees as Servant ([Rev.] Ed).

[Cambridge, Mass.] Peterborough, N.H.: Center for Applied

Studies; distributed by Windy Row Press.

. (1976). The Institutions as Servant [Cambridge,

Mass.] Peterborough, N.H.: Center for Applied Studies;

distributed by Windy Row Press.

. (1977). Servant Leadership. Mahwah, NJ: Paulist

Press.

. (1980). Servant, Retrospect, & Prospect.

[Cambridge, Mass.] Peterborough, N.H.: Center for Applied

Studies; distributed by Windy Row Press.

Greenleaf, R.K., Fraker, A.T., & Spears, L.C. (1996). Seeker and

Servant: reflections on religious leadership (1st ed.). San

Francisco: Jossey-Bass.

Greenleaf, R.K. & Spears, L.C. (1998). The Power of Servant

Leadership: Essays. San Francisco, CA: Berrett-Koehler

Publishers.

Grint, K. (Ed.) (1997). Leadership: Classical, contemporary, and

critical approaches. New York: Oxford University Press.

Page 14: 6. Kepemimpinan Hamba

Hawkins, John. (2001) Leadership as a Lifestyle. Utah:

Executive Excellence.

Herrington, Jim dan Mike Bonem. (2000) Leading

Congregational Change. San Franscisco: Jossey-Bass.

Higginson, Richard. (1996) Transforming Leadership. London: SPCK.

Jaworski, J. (1997). “Destiny and the Leader”. In L.C. Spears (Ed.),

Insight on Servant Leadership: Service, stewardship, spirit,

and servant leadership: 258-268. New York: Wiley.

Koestenbaum, Peter.(2002) Leadership: The Inner Side of

Greatness, A Philosophy for Leaders. San Francisco:

Yossey-Bass.

Kouzes, James. M dan Posner. Barry Z. (2002) Leadership

Challenge. San Francisco: Jossey-Bass.

Kouzes, J.M. & Posner, B.Z. (1995). The Leadership Challenge: How

to keep getting extraordinary things done in organizations.

San Francisco: Jossey-Bass.

Lowe, J. (1998). Trust: The invaluable asset. In L.C. Spears (Ed.),

Insight on Servant Leadership: Service, stewardship, spirit,

and servant leadership: 258-268. New York: Wiley.

Marshall, T. (1991). Understanding Leadership: Fresh perspective on

the essentials of New Testament Leadership. England:

Sovereign World.

Page 15: 6. Kepemimpinan Hamba

Maxwell, J.C. (1998). The 21 Irrefutable Laws of Leadership.

Nashville. TN: Thomas Nelson.

McAlpine, A., Sun, T., & Machiavelli, N. (2000). The Ruthless Leader:

Three classics of strategy and power. New York: Wiley.

McGee-Cooper, A. & Looper, G. (2001). The Essentials of Servant

Leadership: Principles in practice, innovations in

management. Waltham, MA:

Miller, C.M. (1995). The Empowered Leader. Nashville, TN:

Broadman and Holman.

Moxley, R.S. (2000). Leadership and Spirit: Breathing new vitality

and energy into individuals and organizations. San Francisco:

Jossey-Bass.

Nair, K. (1994). A Higher Standard of Leadership: Lessons from the

life of Gandhi. San Francisco: Berrett-Koehler.

Nouwen, H.J.M. (1989). In The Name of Jesus: Reflections on

Christian leadership. New York: Crossroads.

Palmer, P.J. (1998). “Leading from Within”. In L.C. Spears (Ed.),

Insight on Servant Leadership: Service, stewardship, spirit,

and servant leadership: 197-208. New York: Wiley.

Quinn, Robert. E dan Sue R. Faerman et al. (1990) Becoming

A Master Manager. New York: John Willey and Sons.

Page 16: 6. Kepemimpinan Hamba

Quinn, Robert E. (1996) Deep Change; Discovering the Leader

Within. San Francisco: Jossey-Bass.

Roebuck, Chris. (1999) Effective Leadership. New York:

Amakom.

Schuster, J.P. (1997). “Servant, Ego, and Shoeshines: A world of

sacramental possibility”. In L.C. Spears (Ed.), Insight on

Servant Leadership: Service, stewardship, spirit, and servant

leadership: 271-278. New York: Wiley.

Senge, Peter M (1999). Dance of Change. New York: Doubble Day

------------ (1995). “Robert Greenleaf’s Legacy: A new foundation for

21st century institutions”. In L.C. Spears (Ed.), Reflections on

Leadership. New York: Wiley.

Sergiovanni, T.J. (1992). Moral Leadership: Getting to the heart of

school improvement. San Francisco: Jossey-Bass.

Sernett, G.L. (1990). The Relationship between Trends in

Educational Administration and Exemplary Lutheran

Secondary School Practice.

Spears, L.C. (1995). Servant Leadership and Greenleaf Legacy. In

Spears, L.C. (Ed.), Reflections on Leadership. New York: Wiley.

Spears, L.C. (Ed.) (1998). Insight on Servant Leadership: Service,

stewardship, spirit, and servant leadership: 197-208. New

York: Wiley.

Page 17: 6. Kepemimpinan Hamba

Spears, L.C. & Lawrence, M. (2002). Focus on Leadership: Servant-

leadership for 21st century. New York: John Wiley & Sons.

Stogdill, Ralph M. Handbook of Leadership: A Survey of

Theory and Research. New York: The Free Press, 1974.

Tichy, Noel. M dan Cardwell, Nancy. The Cycle of Leadership.

New York: Harper Business, 2002.

Vroom, Victor H. dan Jago, Arthur G. The New Leadership:

Managing Participation in Organizations. Englewood

Cliffs, New Jersey: Prentice Halls, 1988.

Wilkes, C.Gene. (1998). Jesus on Leadership: Discovering the secrets

of servant leadership from the life of Christ. Wheaton, IL:

Tyndale House.

Wright, W.C. (2000). Relational Leadership: A biblical model for

influence and service. Cumbria: Paternoster.

Young, D.S. & NetLibrary Inc. (1999). Servant Leadership for Church

Renewal Shepherds by the Living Springs. Scottsdale, PA:

Herald Press.

B. Artikel-artikel

Arnold, K.A., Barling, J., & Kelloway, E.K. (2001). “Transformational

Leadership or The Iron Cage: Which predict trust, commitment

and team efficacy?” Leadership & Organization Development

Journal, 22(7): 315-320.

Page 18: 6. Kepemimpinan Hamba

Avolio, B.J. & Locke, E.E. (2002). “Contrasting Different Philosophies

of Leader Motivation: Altruism versus Egoism”. Leadership

Quarterly, 13: 169-191.

Avolio, B.J. & Kahai, S.S. (2003). “Adding E to E-Leadership: How It

May Impact Your Leadership”. Organizational Dynamics,

31(4): 325-338.

Bain, A. & Loader, D. (1998). “Leadership and Vulnerability”.

Incorporated Association of Registered Teachers of Victoria

(IARTV) Occasional Papers, 54: 17.

Bass, B.M. (1999). “On The Taming of Charisma: A Reply to Janice

Beyer”. Leadership Quarterly, 10(4): 541-553.

. (2000). “The Future of Leadership in Learning

Organizations”. Journal of Leadership Studies, 7(3): 18-40.

Bass, B.M. & Steidlmeier, P. (1999). “Ethics, Character, and

Authentic Transformational Leadership Behavior”. Leadership

Quarterly, 10(2): 181-217.

Buchen, I.H. (1998). “Servant Leadership: A model for future faculty

and future institutions”. Journal of Leadership Studies, 5(1):

125-134.

Cardona, P. (2000). “Transcendental Leadership”. Leadership &

Organization Development Journal, 21(4): 201-206.

Chappel, D. (2000). Fortune’s “Best Companies to Work For”

Embrace Servant Leadership., The Servant Leader. Vol. Spring

Choi, Y. & Mai-Dalton, R.R. (1998). “On The Leadership Function of

Self-sacrifice”. Leadership Quarterly, 9(4): 475-501.

. (1999). “The Model Followers’

responses to Self-sacrificial Leadership: An empirical test”.

Leadership Quarterly, 10(3): 397-421.

Ciulla, J.B. (1995). “Leadership Ethics: Mapping territory”. Business

Ethics Quarterly, 5(1): 5-25.

Page 19: 6. Kepemimpinan Hamba

Collins, J. (2001). “Level 5 Leadership: The triumph of humility and

fierce resolve”. Harvard Business Review, January: 67-76.

Conger, J.A. (1993). “Max Weber’s Conceptualization of Charismatic

Authority: Its influence on organizational research”.

Leadership Quarterly, 4(3/4): 277-288.

Craig, S.B. & Gustafson, S.B. (1998). “Perceived Leader Integrity

Scale: An instrument for assessing employee perceptions of

leader integrity”. Leadership Quarterly, 9(2): 127-145.

Deluga, R.J. (1994). “Supervisor Trust Building, Leader-Member

Exchange and Organizational Citizenship Behavior”. Journal of

Occupational and Organizational Psychology, 67: 315-326.

Duignan, P.A. & Bhindi, N. (1997). “Authenticity in Leadership: An

emerging perspective”. Journal of Educational Administration,

35(3): 195-209.

Farling, M.L., Stone, A.G., & Winston, B.E. (1999). “Servant

Leadership: Setting the stage for empirical research”. Journal

of Leadership Studies, 6(1/2): 49-72.

Goleman, D., Boyatzis, R., & McKee, A. (2001). “Primal Leadership:

The hidden driver of great performance”. Harvard Business

Review, 79(11): 42-51.

Graham, J. (1991). “Servant Leadership in Organizations:

Inspirational and moral”. Leadership Quarterly, 2(2): 105-119.

Graham, J.W. (1995). “Leadership, Moral Development, and

Citizenship Behavior”. Business Ethics Quarterly, 5(1): 43-54.

Gronn, P. (1995). “Greatness Re-visited: The current obsession with

transformational leadership”. Leading & Managing, 1(1):14-

27.

Hicks, D.A. (2002). “Spiritual and Religious Diversity in the

Workplace: Implications for leadership”. Leadership Quarterly,

13(2): 379-396.

Page 20: 6. Kepemimpinan Hamba

Hollander, E.P. (1992). “Leadership, Followership, Self and Others”.

Leadership Quarterly, 3(1):43-54.

. (1995). “Ethical Challenges in The Leader-Follower

Relationship”. Business Ethics Quarterly, 5(1): 55-65.

Howell, J.M. & Avolio, B.J. (1992). “The Ethics of Charismatic

Leadership: Submission or liberation”? Academy of

Management Executive, 6(2): 43-54.

Korac-Kakabadse, N., Kouzmin, A., & Kakabadse, A. (2002). “

Spirituality and Leadership Praxis”. Journal of Managerial

Psychology, 17(3): 165-182.

Petrick, J.A. & Quinn, J.F. (2001). “The Challenge of Leadership

Accountability for Integrity Capacity as A Strategic Asset”.

Journal of Business Ethics, 34(3/4): 331-343.

Pillai, R., Schriesheim, C.A., & William, E.S. (1999). “Fairness

Perceptions and Study”. Journal of Management, 25(6): 897-

933.

Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Moorman, R.H., & Fetter, R. (1990).

“Transformational Leaders Behaviors and Their Effects on

Followers’ Trust in Leader, Satisfaction, and Organizational

Citizenship Behaviors”. Leadership Quarterly, 1(2): 107-142.

Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., Ahearne, M., & Bommer, W.H.

(1995). “Searching for A Needle in A Haystack: Trying to

identify the illusive moderators of leadership behaviors”.

Journal of Management, 21(3):423-470.

Podsakoff, P.M., MacKenzie, S.B., & Bommer, W.H. (1996).

“Transformational Leader Behaviors and Substitutes for

Leadership as Determinants of Employee Satisfaction,

Commitment, Trust, and Organizational Citizenship

Behaviors”. Journal of Management, 22(2): 259-298.

Pollard, C.W. (1997). “The Leaders Who Serves”. Strategy and

Leadership. 25(5): 49-51.

Page 21: 6. Kepemimpinan Hamba

Price, T.L. (2003). “The Ethics of Authentic Transformational

Leadership”. Leadership Quarterly, 14(1): 67-81.

Russell, R.F. (2001). “The Role of Values in Servant Leadership”.

Leadership & Organization Development Journal, 22(2): 76-83.

Sendjaya, S. & Sarros, J.C. (2002). “Servant Leadership: Its origin,

development, and applications in organizations”. Journal of

Leadership and Organizational Studies, 9(2):57-64.

Sendjaya, S. (2002). Toward a Morally Attractive Leadership Theory:

The ethical side of transformational leaders. Paper presented

at the 16th Australia and New Zealand Academy of

Management (ANZAM) Conference, Beechworth, Vic, 4-7 Dec.

2002.

Senge, P.M. (1990). “The Leaders New Work: Building learning

organizations”. Sloan Management Review, 32(1):7-24.

Sosik, J.J. & Dworakicsky, A.C. (1998). “Self-concept Based Aspect on

The Charismatic Leader: More than meets the eye”.

Leadership Quarterly, 9(4): 503-526.

Turner, N., Baling, J., Epitropaki, O., Butcher, V., & Milner, C. (2002).

“Transformational Leadership and Moral Reasoning”. Journal

of Applied Psychology, 87(2), 304-311.

Yukl, G. (1989). “Managerial Leadership: A review of theory and

research”. Journal of Management, 15(2): 251-289.

. (1999). “An Evaluation of Conceptual Weaknesses in

Transformational and Charismatic Leadership Theories”.

Leadership Quarterly, 10(2): 285-305.