6 Jumat, 17 Februari 2017 -...

2
Jumat, 17 Februari 2017 6

Transcript of 6 Jumat, 17 Februari 2017 -...

Jumat, 17 Februari 20176

7Jumat, 17 Februari 2017

PENANAMAN MODAL

RI di Mata Pebisnis Singapura Pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang menjadi fokus pemerintahan Presiden

Joko Widodo mulai membuahkan hasil. Paling tidak jika ditinjau dari sudut pandang minat

investasi investor asal Singapura.

[email protected]

Survei yang dilakukan oleh Singapore Business Federation terhadap 1.100 perusahaan dari negara tetangga itu me-nyebutkan bahwa lebih

dari separuh dari mereka me-nempatkan Indonesia pada posisi pertama sebagai negara tujuan pengembangan usaha.

Posisi Indonesia melompat dari tempat ketiga pada 2015. Ketika itu, Indonesia hanya dipilih oleh 28% perusahaan yang disurvei. Namun, tahun lalu, Indonesia menggeser posisi Myanmar sebagai negara paling diminati oleh per -usa haan Singapura untuk bereks-pansi. Myanmar kini tergusur ke posisi kelima.

Selain alasan pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang gencar dikembangkan Pemerintah Indonesia, bonus demografi negara kita menjadi faktor yang dipertim-bangan oleh perusahaan-perusaha-an Singapura.

Statistik yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengonfi rmasi apa yang menjadi hasil survei Singapore Business Federation.

Pada 2016, Singapura menjadi pemodal asing terbesar yang me -realisasikan investasinya di Tanah

Air. Tidak kurang US$9,20 miliar yang ditanamkan perusahaan Si ngapura pada 5.874 proyek. Angka reali-sasi investasi tersebut setara dengan 31,70% dari total US$28,96 miliar, sedangkan total proyeknya adalah 25.321 dari 121 negara.

Kepala Eksekutif Key fi elds, perusahaan logistik Singapu-ra, Kenny Tan, mengatakan bahwa per usahaannya se-dang mempersiapkan untuk pindah ke Jakarta pada kuartal ketiga tahun ini.

“Ini [Indonesia] adalah pasar terbesar di Asia Teng gara dan kami melihat banyak peluang. Banyak perusahaan yang menuju ke sana, tapi dengan populasi 250 juta, kami merasa bahwa itu adalah cukup besar untuk banyak pemain,” ujarnya seperti dikutip dari http://www.straitstimes.com, Kamis (16/2).

Kawasan Asia Tenggara tampak-nya masih menjadi magnet yang kuat bagi perusahaan Singapura memperbesar skala usaha mereka.

Kepala Eksekutif Singapore Business Federation Ho Meng Kit me nuturkan, perusahaan di bidang manufaktur dan transportasi/penyimpanan Singapura akan memperluas usaha mereka di Asia Tenggara sebagai wilayah dengan pengembangan infrastruktur dan konektivitas yang sangat cepat.

Direktur Grup International Enterprise Singapore untuk Asia Tenggara Ivan Tan mengatakan, “Pada masa lalu, banyak perusa-haan ingin pergi ke China karena

[pasaknya] sangat besar, tapi sekarang China memiliki pertum-buhan yang lebih lambat, banyak perusahaan mencari untuk Asean untuk pertumbuhan yang tinggi.”

AIR BERSIHDi Indonesia, pembangunan

infrastruktur seperti pembangkit listrik 35.000 megawatt dan air bersih, kata Tan, menjadi peluang bagi perusahaan skala besar Singapura untuk berinvestasi. Adapun, bagi perusahaan skala menengah kecil, proyek-proyek energi terbarukan bisa menjadi peluang tersendiri.

Kepala Eksekutif Memiontec Tay Kiat Seng menjelaskan bahwa per usahaannya telah berbisnis di sektor instalasi pengolahan air ber sih di Indonesia lebih dari sa tu dekade dan berinvestasi pada ta -hun lalu.

Melalui anak usahanya, PT Me miontec Indonesia, perusahaan Si ngapura tersebut menjalin kerja sama dengan PT Jakarta Utilitas

Pro pertindo, anak usaha PT Ja kar-ta Propertindo untuk mengubah air dari kanal besar menjadi air bersih.

Pembangunan instalasi peng-olahan air di kawasan hutan kota, Pen jaringan, Jakarta Utara yang menelan investasi Rp113 miliar, res mi mulai dikerjakan pada medio September tahun lalu dan diperkirakan selesai pada 15 bulan ke depan.

Menurut Tay, tantangan pada masa lalu, seperti pengajuan permohonan perizinan, kini sudah tidak menjadi bermasalah.

Apa yang disampaikan oleh per usahaan Singapura terhadap Indonesia itu melalui hasil survei Singapore Business Federation sejalan dengan statistik yang dirilis oleh BKPM.

Sejak 2011 sampai dengan tahun lalu—bahkan mungkin tahun sebe -lumnya—peran Singapura sebagai investor nomor wahid di Indonesia belum tergoyahkan.

Bahkan, pada 2016, Singapura menggelontorkan US$9,20 miliar untuk merealisasikan investasinya pada 5.874 proyek di Tanah Air. Angka realisasi investasi tersebut setara dengan 31,70% dari total US$28,96 miliar, sedangkan jumlah proyeknya adalah 25.321 dari 121 negara.

Survei Singapore Business Federation semakin mempertegas betapa pentingnya Indonesia bagi pemodal Singapura dalam mele-barkan kepak mereka. Di sisi lain, kita pun harus menyadari bahwa sebagai tuan rumah memberikan pelayanan dan kemudahan sebaik-baiknya merupakan kata kunci sehingga apa yang menjadi persep-si mereka bisa diimplementasikan secepat mungkin. Seperti rencana Keyfi elds yang akan memindahkan kantornya ke Jakarta pada kuartal ketiga tahun ini.

KAWASAN INDUSTRI

Perkuat Kolaborasi Swasta & PemerintahDeandra Syarizka

[email protected]

"Welcome to the problem.” Kalimat itu diucapkan Chairperson Jaba-

beka Group S.D. Darmono kepada Haryanto Adikoesoemo, Presiden Di rektur PT AKR Corporindo da lam sebuah diskusi beberapa waktu lalu.

Sambutan itu seakan mewakili kegelisahan Darmono mengenai tan tangan yang dihadapinya dalam mengembangkan kawasan industri se lama puluhan tahun.

Bos properti itu memang telah makan asam garam dalam me -ngembangkan kawasan. Setelah sukses membangun kawasan in dustri Jababeka di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, saat ini peru-sahaan yang dipimpinnya tengah me ngembangkan kawasan industri baru di Kendal, Jawa Tengah, dan Ka wasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung di Banten.

Darmono membutuhkan total 25 tahun dalam mengembangkan Kota Jababeka dengan luas men-capai 5.600 hektare. Perlahan, lahan yang dulunya berupa sawah dan rawa itu berkembang menjadi kawasan industri yang dihuni ri buan perusahaan dari berbagai negara.

Meski terbilang sukses, dia me nekankan permasalahan infra-struktur masih sering menjadi soal. Pasalnya, jalan tol dalam ko ta yang menjadi satu-satunya akses menuju Kota Jababeka telah men capai titik jenuh sehingga menghambat distribusi logistik.

Menurutnya, pelaku usaha pengembang kawasan properti setidaknya membutuhkan tujuh in-frastruktur dasar, terdiri atas infra-struktur logistik seperti pelabuhan, bandar udara, jalan tol. Selain itu, dibutuhkan infrastruktur pendu-

kung seperti kelistrikan, air baku, gas, dan telekomunikasi.

“Bisa dibayangkan risiko yang ditanggung swasta untuk me-ngembangkan kawasan industri. Oleh karena itu, perlu dipikirkan in sentif seperti apa yang perlu diberikan kepada investor untuk bersedia masuk ke daerah hutan be lantara yang belum ada apa-apa-nya,” ujarnya.

Dia mengemukakan, salah satu tantangan terbesar dalam pengem-bangan kawasan industri adalah mahalnya harga tanah. Rencana pengembangan kawasan industri turut dimaanfatkan oleh spekulan-spekulan tanah untuk menaikkan harga tanah sehingga memberat-kan investor.

“Membebaskan tanah susah se-kali, baru ke Kendal sudah banyak spe kulan. Pertama datang harga tanah masih Rp30.000, datang lagi sudah Rp300,000. Gunanya kawasan industri untuk menjamin ke pada investor lahan akan ditang-gung pemerintah,” ujarnya.

Dia menyatakan, keterbatasan akses infrastruktur tak jarang membuat pelaku usaha turun langsung untuk membangun infra-struktur penunjang.

Bersama konsorsium PT Wijaya Karya Tbk. dan PT Pembangunan Perumahan Tbk., Jababeka tengah membangun jalan tol Serang—Pa -nimbang sebagai akses untuk KEK Tanjung Lesung yang akan dikembangkannya.

Presiden Direktur PT AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo me nyatakan, saat ini perseroan juga tengah menyiapkan studi ke -layakan pembangunan infrastruktur penunjang di kawasan Java In -tegrated Industrial and Port Estate (JIIPE) seluas 3.000 hektare di Ja wa Timur yang dikembangkan bersama PT Pelindo III.

Dia menyatakan, pihaknya turut di untungkan dengan rencana

pembangunan jalan tol Krian—Leg-undi—Bunder—Manyar. Jalan tol yang diprakarsai oleh PT Waskita Toll Road ini akan menjadi akses langsung ke kawasan industri JIIPE pada 2019.

Haryanto menambahkan, per -seroan juga tengah menyiapkan studi kelayakan pembangunan jalur kereta api sepanjang 11 kilometer. Jalur ini diharapkan akan membantu meringankan biaya logistik dan mengurangi beban jalan.

Selain kereta api, perseroan juga memiliki rencana untuk memba-ngun infrastruktur penunjang lain seperti pembangkit listrik tenaga gas dan uap dengan kapasitas 23 MW yang beroperasi Juli tahun ini, dan pengolahan air baku, sistem pengolahan air hujan, ja -ringan pipa gas, serat optik, hing-ga perumahan untuk pekerja.

“Kami percaya kawasan industri kami bisa menarik pelaku industri ka rena secara keseluruhan mes-kipun harga tanah tinggi, cost pro-duction bisa lebih murah dengan adanya infrastruktur,” ujarnya.

BERSINERGIPada kesempatan berbeda,

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Ha -dimoeljono juga mengapresiasi kerja keras pengembang properti dalam mengembangkan wilayah baru. Dalam hal itu dia mengaku pemerintah siap bersinergi dalam hal penyediaan akses infrastruktur.

“Saya akui perencana tata kota yang paling bagus di negeri ini adalah pengusaha, pengembang properti. Perencana tata kota pe-merintahan harus belajar banyak, jangan hanya membuat,” ujarnya.

Dia menambahkan, Kementerian PUPR melalui Badan Pengembang-an Infrastruktur Wilayah (BPIW) telah memetakan 35 wilayah pe-ngembangan strategis (WPS) dan

di dalamnya termasuk kawasan industri dan pariwisata. Peta 35 WPS ini juga menjadi alat yang memadukan rencana pembangunan infrastruktur di berbagai sektor.

Dari 35 WPS yang dipetakan, sebanyak 19 WPS berada di wila-yah Indonesia bagian timur. Untuk membangun akses infrastruktur di kawasan tersebut, Kementerian PUPR telah mengalokasikan seba-nyak Rp35,80 triliun pada 2015, se-banyak Rp42,30 triliun pada 2016, dan Rp36,50 triliun pada 2017.

Di sisi lain, Kementerian Perindustrian pun tengah me-nyiapkan insentif kepada para in vestor pengembang kawasan industri. Insentif itu rencananya akan dimuat dalam revisi PP No. 142/2015 tentang Kawasan Industri untuk mengakomodasi program pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa.

Dalam revisi ini, pemerintah akan lebih bermurah hati mem ba-gi kan insentif bagi investor.

Insentif yang diberikan dapat berupa insentif fi skal dan nonfi s-kal. Untuk insentif fi skal, alternati-nya berupa pengurangan pajak peng hasilan (PPh) penanaman modal atau PPh badan, pembebas-an pajak pertambahan nilai impor, me sin dan peralatan pabrik, hingga pembebasan bea masuk.

Sementara itu, insentif nonfi skal yang diberikan berupa kemudahan pem bangunan dan pengelolaan te -naga listrik untuk kebutuhan sen diri dan industri di dalam kawasan. Selain itu, investor juga di berikan insentif pajak daerah be rupa pengu-rangan, keringanan, atau pembebas-an pajak dan retribusi bea perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan (BPHTB), serta dan pajak penerang-an jalan untuk jalan lingkungan di dalam kawasan industri. Dengan demikian, pe ngembangan kawasan industri di ta nah air dapat semakin bergairah.

Hong Kong, China

Belanda

Lainnya

7,8%

5,1%

27,6%

5,4

2,7

2,2

1,5

8,0 $Realisasi Investasi

Berdasarkan Negara Asal Januari-Desember 2016

(US$ miliar)

Singapura

Jepang

China

31,7%

18,6%

9,2%

9,2

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia BISNIS/YAYAN INDRAYANA

Indonesia menjadi negara tujuan utama bagi perusahaan Singapura untuk melebarkan sayap.

Bisnis/Dedi GunawanSektor ketenagalistrikan berpeluang dimasuki investor Singapura

I N F R A S T R U K T U R Jumat, 17 Februari 2017 7