6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

89
MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA BAB 5 JALAN PERKOTAAN

description

bahan kuliah jalan perkotaan

Transcript of 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Page 1: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA

BAB 5 JALAN PERKOTAAN

Page 2: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

1. PENDAHULUAN

1.1. Lingkup dan Tujuan

1.1.1. Definisi segmen jalan perkotaan :

• Mempunyai pengembangan secara permanen dan menerus minimum pada salah satu sisinya, jalan di atau dekat pusat perkotaan dengan penduduk > 100.000 orang.

• Indikasi antara lain karakteristik arus lalu lintas puncak pagi dan sore (didominasi kend. Pribadi dan sepeda motor), peningkatan arus yang cukup pada jam puncak.

• Tipe jalan perkotaan adalah : 2/2 UD, 4/2 UD, 4/2 D, 6/2 D, Jalan satu arah (1-3/1)

Page 3: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

1.1.1. Penggunaan

Tipe Jalan ini tidak harus berkaitan dengan sistem klasifikasi fungsional jalan Indonesia, UU Jalan No. 13, 1980 & UU tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No. 14 tahun 1992.

Dapat digunakan pada kondisi:

• Alinyemen datar atau hampir datar• Alinyemen horisontal lurus atau hampir lurus• Mempunyai karakteristik yang hampir sama sepanjang

jalan

Page 4: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

1.1.3. Segmen Jalan :• Diantara simpang dan tidak terpengaruh oleh simpang bersinyal

atau simpang tak bersinyal utama dan• Mempunyai karakteristik yang hampir sama sepanjang jalan.

Batas segmen jalan perkotaan dapat berupa :

Perubahan karakteristik jalan yang berarti walaupun tidak ada simpang di dekatnya.

Penentuan akses segmen jalan ke jalan perkotaan bebas hambatan

• Jalur hubung dan daerah jalinan harus dipisahkan dari jalan umum.

• Analisa menggunakan prosedur jalinan dan/ atau jalan bebas hambatan.

Page 5: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

1.1.4. Jaringan jalan/koridor dibagi dalam komponen sbb :

• Segmen jalan• Simpang bersinyal• Simpang tak bersinyal • Bagian Jalinan

Analisa masing-masing kemudian digabung untuk memperoleh kapasitas dan kinerja sistem secara menyeluruh.

Page 6: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Jika analisa jaringan diperlukan prosedur perhitungan segmen jalan dapat digunakan pada dengan cara:

• Hitung waktu tempuh, dengan prosedur segmen jalan perkotaan seolah-olah tidak ada gangguan dari persimpangan untuk daerah jalinan.

• Untuk setiap simpang atau daerah jalinan utama pada jaringan, hitung tundaannya.

• Tambahkan tundaan simpang/jalinan ke waktu tempuh tak terganggu (untuk memperoleh waktu tempuh keseluruhan)

• Kecepatan rata-rata adalah jarak keseluruhan dibagi waktu tempuh keseluruhan.

Page 7: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

1.2. KARAKTERISTIK JALAN

1.2.1. Geometrik

• Tipe jalan berpengaruh terhadap kinerja jalan (seperti : UD/D/SATU ARAH

• Lebar jalur lalu lintas (lebar bertambah kecepatan arus bebas dan kapasitas bisa bertambah)

• Karakteristik bahu (sebagai batas denan trotoar berpengaruh pada hambatan samping, kapasitas dan kecepatan)

• Median (dengan adanya median dapat meningkatkan kapasitas)

• Lengkung vertikal (makin berbukit makin lambat kecepatn kendaraan)

• Lengkung horizontal (jari-jari tikungan tajam makin memaksa kendaraan bergerak makin lambat)

• Jarak pandang

Page 8: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

KOMPOSISI ARUS DAN PEMBAGIAN ARAH :

Pembagian arah lalu lintas Komposisi lalu lintas, mempengaruhi hubungan arus-

kecepatan jika kapasitas dinyatakan dalam kend. per jam

PENGENDALIAN LALU-LINTAS : Batas kecepatan (jarang diberlakukan => hanya sedikit

berpengaruh pada kecepatan arus bebas), Kinerja lalu-lintas dipengaruhi oleh : pembatas parkir,

berhenti sepanjang sisi jalan, akses tipe kendaraan tertentu, akses dari lahan samping jalan

Page 9: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

TATA GUNA LAHAN DAN AKTIVITAS SAMPING JALAN : Aktivitas samping jalan menimbulkan hambatan

samping seperti : pejalan kaki, angkutan umum dan kendaraan lain yang berhenti, kendaraan lambat, keluar masuknya kendaraan dari samping jalan.

Oleh karena itu maka MKJI mengelompokannya dalam lima kelas (sangat rendah => sangat tinggi sebagai fungsi frekuensi kejadian sepanjang segmen jalan yang diamati.

Page 10: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

PERILAKU PENGEMUDI DAN POPULASI KENDARAAN

Di Indonesia perilaku pengemudi dan tingkat perkembangan daerah perkotaan menunjukkan keanekaragaman.

Begitu pula dengan populasi kendaraan dalam umur, tenaga dan kondisi kendaraan.

Pengaruh-pengaruh ini diperhitungkan dalam UKURAN KOTA.

Page 11: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

DEFINISI DAN ISTILAH

D Kapasitas (PCU/h) Arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan sepanjang potongan jalan dalam kondisi tertentu

DS Derajat Kejenuhan Rasio arus terhadap kapasitas

Wc Lebar Jalur Lebar (m) jalur jalan yang digunakan untuk lalu lintas, tidak termasuk bahu

Ws Lebar Bahu Lebar bahu (m) di samping jalur jalan

Wk Jarak Penghalang Kereb

Jarak dari kereb ke penghalang di trotoar misal pohon, tiang lampu)

Q Traffic Flow Jumlah kendaraan bermotor yang melalui suatu titik pada jalan per satuan waktu, dinyatakan dalam kendaraan/jam (Qkend), smp/jam (Qsmp) atau AADT

Page 12: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

JUMLAH LAJUR JALAN PERKOTAAN

Lebar Jalur Efektif

Wce (m)

Jumlah lajur

5 – 10,5 2

10,5 - 16 4

Page 13: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

UKURAN KOTA UNTUK JALAN PERKOTAAN

Ukuran Kota

(juta penduduk)

Kelas Ukuran Kota

CS

< 0,1 Sangat kecil

0,1 – 0,5 Kecil

0,5 – 1,0 Sedang

1,0 – 3,0 Besar

> 3,0 Sangat besar

Page 14: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

KELAS HAMBATAN SAMPINGAN JALAN PERKOTAAN

Kelas Hambatan Samping

(SFC)

Kode Jumlah berbobot kejadian per 200 m per jam

(dua sisi)

Kondisi khusus

Sangat rendah VL < 100 Daerah pemukiman; jalan samping tersedia

Rendah L 100 – 299 Daerah pemukiman, bbrp angkt, umum tersedia

Sedang M 300 – 499 Daerah industri; bbrp toko sisi jalan

Tinggi H 500 –899 Daerah Komersial; aktivitas sisi jalan tinggi

Sangat tinggi VH 900 Daerah komersial; aktivitas pasar sisi jalan

Page 15: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2. METODOLOGI

2.1. Pendekatan umum

2.2. Variabel

2.3. Hubungan Dasar

2.4. Karakteristik Geometrik

2.5. Panduan Rekayasa Lalu Lintas

2.6. Bagan Alir Prosedur Perhitungan

Page 16: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.1. PENDEKATAN UMUM

Prosedur perhitungan dalam Bab ini secara umum, serupa dengan US Highway Capacity Manual 1994 dan 2000)

2.1. Tipe Perhitungan• Kecepatan arus bebas, • kapasitas, • derajat kejenuhan, • kecepatan pada kondisi arus sesungguhnya,• Arus lalu lintas yang dapat ditampung oleh segmen jalan

tertentu dengan mempertahankan tingkat kinerja atau derajat kejenuhan tertentu.

Page 17: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.1.2. Tingkat Analisis• Tahap analisis operasional dan perencanaan • Tahap perancangan, • Perbedaannya adalah tingkat ketelitiannya

2.1.3. Periode Analisis• Analisis kapasitas, arus dan kecepatan menggunakan periode satu

jam puncak untuk operasional dan perencanaan.• Untuk perancangan digunakan AADT yang dikonversikan ke arus

dengan tabel yang disediakan

2.1.4. Jalan terbagi dan tak terbagi• Untuk jalan tak terbagi analisanya berdasarkan gabungan kedua

arah pergerakan

• Untuk jalan terbagi perlakuannya terpisah untuk masing-masing lintasan seperti jalan satu arah.

Page 18: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.2. VARIABEL

2.2.1. Arus dan komposisi lalu lintas

Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas dalam satuan mobil penumpang (smp) Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah dalam faktor penyesuaian hambatan samping.

Page 19: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.2.2. Kecepatan Arus BebasFV = (FVO + FVW) x FFVSF x FFVcs

2.2.3. Kapasitas

C = C0 x FCw x FCSP x FCSF x FCCS

2.2.4. Derajat Kejenuhan

DS = Q/C

2.2.5. Kecepatan

V = L/TT

2.2.6. Perilaku Lalu Lintas

Berdasarkan nilai-nilai dari kecepatan, derajat kejenuhan

Page 20: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.3. HUBUNGAN DASAR

2.3.1. Hubungan Kecepatan – arus – kerapatan

V = FV x [ 1- D/Dj)(1-1)]1(1-1)

D0/Dj = [(1-m)/(1-m)]1/(1-1)

Page 21: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 22: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 23: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 24: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 25: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.4. KARAKTERISTIK GEOMETRIK

2.4.1. Jalan Dua-Lajur Dua Arah Tak Terbagi (2/2 UD) Lebar Jalur lalu-lintas lebih kecil atau sama dengan 10,5 m

Kondisi Dasar tipe jalan ini :

1. Lebar Jalur lalu lintas 7,0 m

2. Lebar bahu efektif 2 m pada masing-masing sisi

3. Tidak ada median

4. Pemisahan arah lalu lintas 50-50

5. Kelas hambatan samping rendah (L)

6. Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta

7. Tipe alinemen datar

Page 26: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.4.2. Jalan Empat-Lajur Dua Arah Tak terbagi (4/2D)

Lebar jalur lalu-lintas lebih dari 10,5 m kurang dari 16 m.

Kondisi Dasar tipe Jalan ini :

1. Lebar jalur 3,5 m (lebar jalur lalu lintas total 14,0 )

2. Kereb (tanpa bahu)

3. Jarak kereb dan penghalang terdekat pada trotoar 2 m

4. Tidak ada median

5. Pemisahan arah lalu lintas 50-50

6. Kelas hambatan samping : Rendah (L)

7. Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta

8. Tipe alinemen : datar

Page 27: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.4.3. Jalan Enam-Lajur Dua Arah Terbagi (6/2 D)

Lebar jalur lalu-lintas lebih dari 18 m kurang dari 24m.

Kondisi Dasar tipe jalan ini :

1. Lebar jalur 3,5 (lebar jalur lalu lintas total 21,0 m)

2. Kereb (tanpa bahu)

3. Jarak antar kereb dan penghalang terdekat pada trotoar 2m

4. Ada median

5. Pemisahan arah lalu lintas 50-50

6. Kelas hambatan samping : Rendah (L)

7. Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta

8. Tipe alinemen : datar

Page 28: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.4.4. Jalan satu arah

Lebar jalur lalu-lintas dari 5 m sampai dengan 10,5 m

Kondisi Dasar tipe Jalan ini :

1. Lebar jalur lalu lintas 7 m

2. Lebar bahu paling efektif paling sedikit 2 m pada setiap sisi

3. Kelas hambatan samping : Rendah (L)

4. Ukuran kota 1,0 – 3,0 juta

5. Tipe alinyemen : datar

Page 29: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.5. PANDUAN REKAYASA LALU LINTAS

2.5.1. Tujuan

Memberikan saran rentang arus lalu lintas yang layak untuk tipe dan denah standar jalan perkotaan dalam masalah perancangan, perencanaan dan operasional.

2.5.2. Tipe jalan standar dan penampang melintang :• Parameter perencanaan untuk kelas jalan yang berbeda

• Tipe penampang melintang dalam batasan tertentu berkenaan dengan lebar jalan dan bahu.

• Sejumlah standar tipe penampang melintang telah dipilih untuk penggunaan khusus seperti yg ditunjukkan pada Tabel 2.5.2:1.

• Semua penampang melintang diasumsikan mempunyai bahu berkerikil yg dapat digunakan untuk parkir dan kendaraan berhenti, tetapi bukan untuk dilalui lalu-lintas.

Page 30: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 31: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

2.5.3. Pemilihan tipe jalan dan penampang melintang

a. Dokumen standar jalan

b. Pertimbangan ekonomi

c. Kinerja lalu lintas

d. Pertimbangan keselamatan lalu lintas

e. Pertimbangan Lingkungan

2.5.4. Perencanaan Rinci

• Sesuaikan dengan dokumen standar yang ada• Standar jalan sedapat mungkin tetap sepanjang rute• Bahu jalan harus rata dan sama tinggi dengan jalur lalu

lintas• Halangan terletak jauh diluar bahu jalan

Page 32: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Jalan Perkotaan : Pembuatan Jalan baru

Kondisi Rentang ambang arus lalu lintas (kend/jam) Tahun ke1

Tipe Hambatan Tipe jalan/lebar jalur lalu lintas (m)

Alinemen Samping 2/2 UD 4/2 D 4/2 D 6/2D

4,5 6 7 10 12 14 12 14 21

Datar Rendah < 300 250-

300

300-

450

450-

550

450-

550

550-

650

650-

950

800-

1250

< 1450

Datar Rendah < 300 200-

300

250-

350

350-

500

450-

500

500-

700

700-

250

> 1450

Bukit/Gunung

Tinggi <300 250-

300

300-

400

450-

500

450-

500

500-

600

600-

650

800-

950

> 1450

Bukit/Gunung

Rendah < 250 200-

250

300-

350

350-

450

450-500

500-

700

700-

950

> 1350

Tabel 2.5.3.1 Rentang Arus Lalu Lintas (jam puncak tahun ke 1) untuk memilih tipe jalan

Page 33: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Pelebaran (Peningkatan Jalan)

Kondisi Ambang arus lalu lintas (kendaraan/jam)tahun ke 1

Tipe jalan/pelebaran lebar jalur dari … ke … (m)

Tipe Hambatan 2/2 UD 4/2 UD ½ UD

Alinyemen Samping 4,5 ke 6 4,5 ke 7 6 ke 9 7 ke 10 7 ke 12 7 ke 14

Datar Rendah 250 400 700 1050 1100 1200

Datar Tinggi 200 350 650 950 1050 1100

Bukit/Gunung

Rendah 200 350 650 950 1050 1100

Bukit/Gunung

Tinggi 150 300 550 850 950 1050

Tabel 2.5.3.2 Rentang Arus Lalu Lintas (jam puncak tahun ke 1) untuk pemilihan tipe jalan

Page 34: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 35: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 36: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 37: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Kelandaian Khusus

Definisi: Suatu bagian jalan yang curam secara menerus Khusus untuk jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi pada

alinyemen bukit dan gunung Kelandaian (> 3% rata-rata) untuk keseluruh segmen Pengaruh :Pengurangan kapasitas dan penurunan kinerja

Panduan Rekayasa Lalu Lintas Bertujuan : Saran penyelesaian saat melakukan perencanaan & analisis

operasional jalan dengan kelandaian khusus Standar tipe & penampang melintang Pemilihan tipe jalan dan penampang melintang

Page 38: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Jalan Perkotaan (?)

Tipe Jalan Kelas Jarak Lebar Lajur Lalu Lintas

Kode Pandang Tanjakan Turunan Gunung

2/2 UD A 3,5 3,5 1,0

2/2 UD

Lajur pendakian

A 6,0 3,5 1,0

Tabel 2.5.5.1 Penampang melintang yang digunakan dalam analisis kelandaian khusus

Page 39: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Panjang

Ambang Arus Lalu Lintas (Kendaraan/Jam) Tahun 1

Kelandaian

3% 5% 7%

0,5 km 500 400 300

1 km 325 300 300

Tabel 2.5.5.2 Ambang arus lalu lintas (tahun 1, jam puncak) untuk lajur pendakian pada

kelandaian khusus di jalan perkotaan dua arah (umur rencana23 tahun)

Page 40: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Jumlah Lajur

Lebar Jalur Efektif WCe (m)

Jumlah Lajur

5 - 10,5 2

10,5 - 16 4

Page 41: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

3. PROSEDUR PERHITUNGAN LANGKAH A: DATA MASUKANLANGKAH A-1: DATA UMUM

a) Penentuan Segmen

b) Data Identifikasi segmen

LANGKAH A-2 KONDISI GEOMETRIK

Rencana situasi

Penampang melintang jalan

Kondisi pengaturan lalu lintas

LANGKAH A-3 KONDISI LALU LINTAS

Page 42: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 43: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Ukuran Kota

Ukuran Kota(Juta pend.)

Kelas Ukuran KotaCS

< 0,10,1 – 0,50,5 – 1,01,0 – 3,0

>3,0

Sangat kecilKecilSedangBesarSangat besar

Page 44: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel A-3:1 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang untuk Jalan Perkotaan Tak Terbagi

Jenis Jalan:Jalan tak terbagi

Arus Lalu lintas Total Dua Arah (kend/jam)

emp

SM

KB Lebar Jalan WCe

(m)

6 >6

Dua-lajur tak terbagi (2/2 UD)

0 1800

1,31,2

0,50,35

0,400,25

Empat-lajur tak terbagi (4/2 UD)

0 3700

1,31,2

0,400,25

Page 45: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel A-3:2 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang Untuk Jalan Perkotaan Terbagi dan Satu Arah

Jenis Jalan:Jalan satu arah dan Jalan terbagi

Arus Lalu lintas Total Dua Arah (kend/jam)

emp

KB SM

Dua-lajur satu-arah (2/1) danEmpat-lajur terbagi (4/2 D)

0 1050

1,31,2

0,400,25

Tiga-lajur satu-arah (3/1) danEnam-lajur terbagi (6/2 D)

0 1100

1,31,2

0,401,25

Page 46: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel A-4:1 Kelas Hambatan Samping untuk Jalan Perkotaan

Kelas Hambatan Samping

(SFC)ada

Kode Jumlah Berbobot kejadian per 200 m per jam (dua sisi)

Kondisi Khusus

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

VLLMH

VH

< 100100 – 299300 – 499500 – 899

> 900

Daerah pemukiman; ada jalan sampingDaerah pemukiman; bbrp angkt umumDaerah industri; bbrp toko di sisi jalanDaerah komersial; akt. sisi jalan tinggiDaerah komersial; aktv. pasar di sisi jl.

Page 47: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Kecepatan arus bebas kendaraan ringan

FV = (FV0 +FVW) x FFVSF x FFVCS

Dimana:FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)

FV0 = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan

(km/jam)

FVW = FP lebar lajur lalu lintas efektif (km/jam)

FFVSF = FP hambatan samping

FFVCS = FP ukuran kota

Page 48: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel B-1:1 Kecepatan Arus Bebas Dasar FV0 untuk Jalan Perkotaan

Jenis Jalan Kendaraan Ringan

KR

Kendaraan Berat KB

Sepeda Motor

SM

Semua Kendaraan (rata-rata)

Enam lajur terbagi (6/2 D) atau

Tiga lajur satu arah (3/1)

61 52 48 57

Empat lajur terbagi (4/2 D)atauDua lajur satu arah (2/1)

57 50 47 55

Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)

53 46 43 51

Dua lajur tak terbagi(2/2/ UD)

44 40 40 42

Page 49: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel B-2:1 FP FVW untuk Pengaruh Lebar Jalur Lalu Lintas Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan

Jenis Jalan Lebar Jalur Lalu Lintas Efektif (WC)

(m)

FVW

(km/jam)

Empat lajur terbagi atau Jalan satu arah

Per lajur 3,003,253,503,754,00

-4-2024

Empat lajur tak terbagi Per lajur 3,003,253,503,754,00

-4-2024

Dua lajur tak terbagi Total 56789

1011

-9,5-303467

Page 50: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel B-3:1 FP FFVSF untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan

Ringan untuk Jalan Perkotaan Dengan BahuJenis Jalan Kelas Hambatan

Samping(SFC)

Faktor Penyesuaian untuk Hambatan Samping dan Lebar Bahu

Lebar Bahu efektif rata-rata WS (m)

≤ 0,50 1,0 1,5 ≥ 2,0

Empat lajur terbagi 4/2 D

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,020,980,940,890,84

1,031,000,970,930,88

1,031,021,000,960,92

1,041,031,020,990,96

Empat lajur terbagi 4/2 UD

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,020,980,930,870,80

1,031,000,960,910,86

1,031,020,990,940,90

1,041,031,020,980,95

Dua lajur tak terbagi 2/2 UD

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,000,960,900,820,73

1,010,980,930,860,79

1,010,990,960,900,85

1,011,000,990,950,91

Page 51: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel B-3:2 FP FFVSF untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Jarak Kerb Pada Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan untuk Jalan

Perkotaan Dengan KerbJenis Jalan Kelas Hambatan

Samping(SFC)

Faktor Penyesuaian untuk Hambatan Samping dan Jarak Kerb

Jarak Kerb WK (m)

≤ 0,50 1,0 1,5 ≥ 2,0

Empat lajur terbagi 4/2 D

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,000,970,930,870,81

1,010,980,950,900,85

1,010,990,970,930,88

1,021,000,990,960,92

Empat lajur terbagi 4/2 UD

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

1,000,960,910,840,77

1,010,980,930,870,81

1,010,990,960,900,85

1,021,000,980,940,90

Dua lajur tak terbagi 2/2 UD

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,980,930,870,780,68

0,990,950,890,810,72

0,990,960,920,840,77

1,000,980,950,880,82

Page 52: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel B-4:1 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota

Ukuran Kota(Juta pend.)

Faktor Penyesuaian untuk Ukuran Kota

< 0,10,1 – 0,50,5 – 1,01,0 – 3,0

>3,0

0,900,930,951,001,03

Page 53: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Kapasitas C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (smp/jam)

Dimana:

C = kapasitas

C0 = kapasitas dasar (smp/jam)

FCW = FP lebar jalur lalu lintas

FCSP = FP pemisahan arah

FCSF = FP hambatan samping

FCCS = FP ukuran kota

Page 54: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel C-1:1 Kapasitas Dasar C0 untuk Jalan Perkotaan

Jenis Jalan Kapasitas Dasar

(smp/jam)

Komentar

Empat-lajur terbagi atauJalan satu-arah

1650 Per lajur

Empat-lajur tak terbagi 1500 Per lajur

Dua-lajur terbagi 2900 Total dua-arah

Page 55: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Faktor Penyesuaian FCW Lebar LajurJenis Jalan Lebar Lajur Efektif (WC) (m) FCW

Empat-lajur terbagi atauJalan satu-arah

Per lajur3,03,253,503,754,00

0,920,961,001,041,08

Empat-lajur tak terbagi Per lajur3,03,253,503,754,00

0,910,951,001,051,09

Dua-lajur terbagi Total dua arah567891011

0,560,871,001,141,251,291,34

Page 56: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Faktor Penyesuaian Pemisahan Arah

Pembagian Arah %-%

50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

FCSP Dua-lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88

Empat-lajur 4/2 1,00 0,985 0,97 0,955 0,94

Page 57: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

FP FCSF untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu Pada Kapasitas untuk Jalan Perkotaan Dengan Bahu

Jenis Jalan Kelas Hambatan Samping

(SFC)

Faktor Penyesuaian untuk Hambatan Samping dan Lebar Bahu

Lebar Bahu efektif rata-rata WS (m)

≤ 0,50 1,0 1,5 ≥ 2,0

Empat lajur terbagi 4/2 D

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,960,940,920,880,84

0,980,970,950,920,88

1,011,000,980,950,92

1,031,021,000,980,96

Empat lajur terbagi 4/2 UD

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,960,940,920,870,80

0,990,970,950,910,86

1,011,000,980,940,90

1,031,021,000,980,95

Dua lajur tak terbagi 2/2 UD atauJalan satu-arah

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,940,920,890,820,73

0,960,940,920,860,79

0,990,970,950,900,85

1,011,000,980,950,91

Page 58: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

FP FCSF Pengaruh Hambatan Samping dan Jarak Kerb Pada Kapasitas untuk Jalan Perkotaan Dengan Kerb Jenis Jalan Kelas

Hambatan Samping

(FCSF)

FP untuk Hambatan Samping dan Jarak Kerb

Jarak Kerb – Penghalang WK (m)

≤ 0,50 1,0 1,5 ≥ 2,0

Empat lajur terbagi 4/2 D

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,950,940,910,860,81

0,970,950,930,890,85

0,990,980,950,920,88

1,011,000,980,950,92

Empat lajur terbagi 4/2 UD

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,950,930,900,840,77

0,970,950,920,870,81

0,990,970,950,900,85

1,011,000,970,930,90

Dua lajur tak terbagi 2/2 UD atauJalan satu-arah

Sangat rendahRendahSedangTinggiSangat tinggi

0,930,900,860,780,68

0,950,920,880,810,72

0,970,950,910,840,77

0,990,970,940,880,82

Page 59: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel C-2:1 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota FCCS

Ukuran Kota (Juta penduduk)

Faktor Penyesuaian Ukuran Kota FCCS

<0,10,1 – 0,50,5 – 1,01,0 – 3,0

>3,0

0,860,900,941,001,04

Page 60: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 61: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 62: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Contoh 1.• Geometrik: Lebar jalur efektif 6,0 m

Lebar bahu 1,0 m

• Lalu Lintas: Pemisah arah 70-30

• Lingkungan:

- Ukuran kota 700.000 penduduk

- Banyak angkutan kota

- Banyak Pejalan kaki

- Bbrp kend.menggunakan akses sisi jalan

• Pertanyaan:

- Berapa kapasitas segmen?

- Berapa arus maksimum yang dapat dilalui pada kecepatan

30 km/jam?

Page 63: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 64: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 65: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 66: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 67: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 68: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 69: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Contoh 2.

Page 70: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 71: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 72: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 73: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 74: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 75: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 76: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Contoh 3.

Page 77: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 78: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 79: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 80: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 81: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 82: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 83: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 84: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan
Page 85: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel C-2:1 FP Kapasitas untuk pengaruh Lebar Lajur (FCW)

Page 86: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel C-3:1 Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisahan Arah (FCSP)

Page 87: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel C-4:1 FP Kapasitas untuk pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu (FCSF) pada Jalan Perkotaan dengan Bahu

Page 88: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel C-4:2 FP Kapasitas untuk pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu (FCSF) pada Jalan Perkotaan dengan Kereb

Page 89: 6 Bahan Kuliah Jalan Perkotaan

Tabel C-5:1 Faktor Penyesuaian Kapasitas

untuk Ukuran Kota (FCSC)